proposal seminar keperawatan jiwa

Upload: jeffrypardede

Post on 11-Oct-2015

310 views

Category:

Documents


50 download

TRANSCRIPT

55

PROPOSAL SEMINAR KEPERAWATAN JIWA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. I DI RUANGAN PUSUK BUHIT DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASANDISUSUN OLEH : Citra Anggraini Epfik Fantanty Jawak Irma Maulida Pesta Sitorus Ragil SyahrialPEMBIMBING:1. Lince Herawaty, S. Pd, S. Kep, Ns2. Ns. M. Dasril Samura, S.Kep, M.Kes3. Friska Handayani Ginting, S.Kep, Ns

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN2

DELI HUSADA DELITUA 2014

HALAMAN PENGESAHAN

Asuhan Keperawatan Dengan Perilaku Kekerasan Di Ruangan Pusuk Buhit Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Medan Tahun 2014

Diseminarkan Dan Dipertahankan Dihadapan Peserta Seminar Tanggal 8 Agustus 2014 DAN di Nyatakan Telah Memenuhi Syarat

Diketahui Oleh :

Dosen Pembimbing(Ns. M. Dasril Samura, S.Kep, M.Kes))Pembimbing/CI(Lince Herawaty, S. Pd, S. Kep)

Diketahui Oleh :Ka. Prodi Profesi Ners STIKes DELI HUSADA Delitua

i

Ns. Herri Novita Tarigan M.KepKATA PENGANTARPuji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena rahmat dan karunianya yang selalu menyertai penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Asuhan Keperawatan Tn.I Dengan Masalah Perilaku Kekerasan Di Ruangan Pusuk Buhit Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Medan Tahun 2014.Banyak pihak yang telah memberi dukungan kepada penulis dalam pembuatan makalah ini, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada :1. Dr. Chandra Syafei, SPOG, selaku direktur rumah sakit jiwa daerah provinsi sumatera utara2. Ibu Ns. Herri Novita Tarigan, M.Kep, selaku ketua jurusan program studi profesi ners3. Bapak Ns. M. Dasril Samura, S.Kep, M.Kes, dan Ibu Friska Ginting, S.Kep, Ns selaku dosen pembimbing departemen keperawatan jiwa4. Ibu Lince Herawaty, S. Pd, S. Kep selaku ketua pendidikan keperawatan rumah sakit jiwa Pemprovsu / pembimbing yang telah memberikan waktu, ilmu dan saran kepada penuliAkhir kata penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja selama ini dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dalam bidang keperawatan.

Medan, 8 Agustus 2014Penulisii

ii

DAFTAR ISIHal:KATA PENGANTARiDAFTAR ISIiiBAB I PENDAHULUAN11.1. Latar Belakang11.2. Tujuan Penulisan21.3. Ruang Lingkup31.4. Manfaat Penulisan31.5. Metode Penulisan31.6. Sistematika Penulisan4BAB II TINJAUAN TEORITIS52.1. Definisi Perilaku52.2. Etiologi62.3. Tanda dan Gejala72.4. Rentang Respon72.5. Penatalaksanaan82.6. Tindakan Keperawatan Untuk Pasien92.7. Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga112.8. Evaluasi13BAB III TINJAUAN KASUS133.1. Pengkajian Keperawatan Jiwa133.2. Rencana Keperawatan223.3. Implementasi Keperawatan32BAB IV PEMBAHASAN504.1. Pengkajian504.2. Diagnosa Keperawatan504.3. Intervensi504.4. Implementasi514.5. Evaluasi52BAB V PENUTUP535.1. Kesimpulan 535.2. Saran53DAFTAR PUSTAKAiii

ii

BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar BelakangPsikososial merupakan suatu perilaku dimana seseorang dapat menemukan identitas dirinya dan bersosialisasi sesuai dengan tahap perkembangannya, psikososial juga dapat memicu terjadinya kekerasan, jika seseorang itu tidak bisa menemukan identitas dirinya dan tidak bisa memenuhi kebutuhannya.Perilaku kekerasan biasanya disebut juga dengan perilaku yang bersifat agresif yang menimbulkan suatu perilaku kasar atau kata-kata yang menggambarkan perilaku permusuhan, mengamuk dan potensi untuk merusak secara fisik yang dapat menimbulkan suatu perilaku kaasar atau kata-kata yang menggambarkan perilaku permusuhan, mengamuk dan potensi untuk merusak dan membahayakan baik bagi diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.Masalah yang ditimbulkan dari perilaku kekerasan ini selain merusak dirinya sendiri, juga merusak orang lain dan lingkungan , contoh dari merusak orang lain, misalnya memukuli orang lain, menciderai orang lain dan memandang tajam orang tersebut seperti memandang orang tersebut sebagai musuh terbesarnya, kemudian contoh dari lingkungan tersebut juga termasuk dalam perilaku kekerasan.Klien yang biasanya datang ke unit psikiatri, biasnya datang dalam mekanisme koping yang tidak adekuat. Selama masaa-masa stress klien, sering terjadi perilaku agresif dan melukai. Ole karna itu, peran perawat sangatlah penting dalam melakukan pencegahan dan penanganan perilaku kekerasan, dikarenakan perawat lebih banyak menghabiskan waktunya bersama klien disbanding dengan profesi lain. Namun hal ini lebih beresiko pula pada perawat untuk menjadi korban dari perilaku klien.Karena alasan tersebut, maka kita sebagai calon perawat harus dapat mengkaji klien dengan beresiko perilaku kekerasan dan mengintervensinya secara efektif.Perawat perlu menjalin hubungan terapiotik kepada klien agar terjadi hubungan saling percaya antara klien dan perawat. Sehingga memudahkan perawat untuk mendapatkan data tentang apa yang dirasakan klien sehingga membuat klien marah. Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa marah merupakan salah satu respon memicu terjadinya perilaku kekerasan.Maka karena hal tersebut penulis tertarik untuk menulis makalah dengan mengangkat judul Asuhan Keperawatan Klien Tn. I Dengan Perilaku Kekerasan di Ruang Pusuk Buhit RSJD Provinsi Sumatera Medan Tahun 2014.

1.2. Tujuan1.2.1. Tujuan UmumUntuk megetahui gambaran secara nyata dan lebih mendalam tentang pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan masalah utama perilaku kekerasan.1.2.2. Tujuan Khususa. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan perilaku kekerasanb. Mampu menentukan masalah keperawatan pada klien dengan perilaku kekerasan c. Mampu membuat diagnosa keperawatan pada klien dengan perilaku kekerasan d. Mampu membuat rencana keperawatan pada klien dengan perilaku kekerasan e. Mampu membuat implementasi keperawat pada klien dengan perilaku kekerasan f. Mampu mengevaluasi asuhan keperawatan pada klien dengan perilaku kekerasan

1.3. Ruang Lingkup PenulisanDalam penulisan laporan studi kasus ini penulis hanya membatasi satu kasus yaitu : Asuhan KeperawatanDengan Perilaku Kekerasan di Ruang Pusuk Buhit RSJD Provinsi Sumatera Medan dengan menggunakan proses keperawatan.

1.4. Manfaat Penulisan1. Mahasiswa KeperawatanManfaat makalah ini terhadap mahasiswa adalah sebagai panduan dalam melakukan pengkajian, intervensi, implementasi yang benar dan tepat terhadap pasien yang menderita gangguan jiwa.2. Institusi Pendidikan Manfaan bagi institusi pendidikan adalah untuk meningkatkan kompetensi lulusan dan secara langsung memberikan masukan metode pemberian asuhan keperawatan jiwa melalui pengaplikasian konsep dan teori keperawatan jiwa kedalam praktek langsung sehingga dapat digunakan untuk peningkatan pengelolaan asuhan keperawatan yang bermanfaat bagi instansi pendidikan.3. Rumah Sakit Jiwa Daerah ProvSU MedanManfaat bagi RSJD ProvSU Medan adalah memberikan masukan untuk peningkatan pengelolaan asuhan keperawatan dan pengaplikasiannya kepada pasien penderita ganggua jiwa.

1.5. Metode PenelitianDalam penulisan studi laporan kasus ini, penulis menggunakan metode ilmiah yang menggambarkan apa yang terjadi menggunakan teknik :1. Wawancara dan melakukan pengamatan langsung dengan pasien. 2. Studi kepustakaan yaitu membaca buku yang berhubungan dengan perilaku kekerasan3. Membaca status klien.

1.6. Sistematika PenulisanPenulisan makalah ini dimulai dari bab yang tersusun secara sistematika yaitu :BAB I: PendahuluanBAB II : Tinjauan TeoritisBAB III: Tinjauan KasusBAB IV: PembahasanBAB V: Penutup : Kesimpulan dan Saran2

Daftar Pustak1

BAB IITINJAUAN TEORITIS

2.1.Definisi Perilaku KekerasanPerilaku kekerasan dianggap sebagai suatu akibat yang ekstrim dari marah atau ketakutan (panic). Perilaku agresif dan perilaku kekerasan itu sendiri sering dipandang sebagai suatu rentang, dimana agresif verbal disuatu sisi dan perilaku kekerasan (violence) disis yang lain (Yosep, 2008 : 146).Perilaku kekerasan merupakan respon terhadap stressor yang dihadapi oleh seseorang, yang ditujukan dengan perilaku actual melakukan kekerasan, baik pada diri sendiri, orang lain maupun lingkungan, secara verbal maupun nonverbal, bertujuan untuk melukai orang lain secara fisik maupun psikologis (Berkowitz 2000, dikutip oleh Yosep 2008 : 245).Menurut Patricia D. Barry (1998, dikutip oleh Yosep 2008 : 145), perilaku kekerasan adalah suatu keadaan emosi yang merupakan campuran perasaan frustasi dant benci atau marah. Hal ini didasari keadaan emosi secara mendalam dari setiap orang sebagai bagian penting dari keadaan emosional kita yang dapat diproyeksikan kelingkingan, kedalam diri atau secara destruktif.Perilaku kekerasan merupakan suatu perilaku yang identik yang biasanya ditujukan ke orang lain dengan karakteristik bertindak marah, kebencian dan permusuhan yang membawa ancaman yang bahaya bagi orang lain dalam konteks yang tidak dapat diterima oleh orang lain (Martin, 1998 hal : 26).Jadi, berdasarkan definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku kekerasan adalah suatu perilaku yang menggambarkan keadaan marah, agresif verbal maupun nonverbal, serta perasaan benci yang dapat menimbulkan bahaya pada diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.2.2.Etiologi1. Faktor PredisposisiFaktor predisposisi yang dialami tiap orang merupakan factor predisposisi, artinya mungkin terjadi / mungkin tidak terjadi perilaku kekerasan jika factor berrikut dialami oleh individu :a. Psikologis, kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang kemudian dapat timbul agresif atau amuk. Masa kanak-kanak yang tidak menyenangkan yaitu perasaan ditolak, dihina, dianiaya atau sanksi penganiayaan.b. Perilaku, reinforcement yang diterima pada saat melakukan kekerasan, sering mengobservasi kekerasan di rumah atau diluar rumah, semua aspek ini menstimulasi individu mengadopsi perilaku kekerasan.c. Sosial budaya, budaya tertutup dan membalas secara diam (pasif agresif) dan control sosial yang tidal pasti terhadap pelaku kekerasan akan menciptakan seolah-olah perilaku kekerasan yang diterima (permissive).d. Bioneurologis, banyak bahwa kerusakan sistim limbik, lobus frontal, lobus temporal, dan ketidakseimbangan neurotransmitter turut berperan dalam terjadinyan perilaku kekerasan.2. Faktor PrespitasiFactor prespitasi dapat bersumber dari klien, lingkungan atau interaksi dengan orang lain. Kondisi klien seperti kelemahan fisik (penyakit fisik), keputusan, ketidakberdayan, percaya diri yang kurang dapat menjadi penyebab perilaku kekerasan. Demikian pula dengan situasi lingkungan yang rebut, padat, kritikan yang mengarah pada penghinaan, kehilangan orang yang dicintai / pekerjaan dan kekerasan merupakan factor penyebab yang lain. Interaksi social yang provokatif an konflik dapat pula memicu perilaku kekerasan.2.3. Tanda dan Gejala

Pada pengkajian awal dapat diketahui alas an utama klien dibawa ke rumah sakit adalah periaku kekerasan, klien dengan perilaku kekerasan sering menunjukkan adanya tanda dan gejala sebagai berikut :

1. Data Obyektifa. Muka merahb. Pandangan tajamc. Otot tegangd. Nada suara tinggie. Berdebatf. Sering pula tampak klien memaksakan kehendakg. Merampas makanan, memukul jika tidak senang2. Data Subyektifa. Mengeluh perasaan terancamb. Mengungkapkan perasaan tidak berguna c. Mengungkapkan perasaan jengkeld. Mengungkapkan adanya keluhan fisik, berdear-debar, merasa tercekik, dada sesak, bingung.

2.4. Rentang Respon

Rentang respon marah adalah sebagai berikut :

Adaptif Maladaptif

AsertifFrustasiPasif Agresif Kekerasan

1. AsertifKlien mampu mengungkapkan marah tanpa menyalahkan orang lain dan memberikan kelegaan.2. FrustasiKlien gagal mencapai tujuan dan kepuasan / saat marah dan tidak dapat menemukan alternative.3. PasifKlien merasa tidak dapat mengungkapkan perasaannya, tidak berbahaya dan menyerah.4. AgresifKlien mengekspresikan secara fisik, tapi masih terkontrol, mendorong orang lain dengan ancaman.5. KekerasanPerasaan marah dan bermusuhan yang kuat dan hilang control, disertai amuk dan merusak lingkungan.

2.5. Penatalaksaan

1. Farmakoterapia. Obat anti psikotis, phenotizin (CPZ / HLP)b. Obat anti depresi, amitriptylinec. Obat anti ansietas, diazepam, bromozepam, clobozamd. Obat anti insomnia, phenobarbital.2. Terapi modalitasa. Terapi keluargaBerfokus pada keluarga dimana keluarga membantu mengatasi masalah klien dengan memberikan perhatian :1) Jangan memncing emosi klien 2) Libatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan dengan keluarga 3) Memberikan kesempatan pada klien dalam mengemukakan pendapat4) Anjurkan pada klien untuk mengemukakan masalah yang di alami 5) Mendengarkan keluhan klien6) Membantu memecahkan masalah yang dialami oleh klien 7) Hindari penggunaan kata-kata yang menyinggung perasaan klien8) Jika klien melakukan kesalahan jangan langsung memfonis9) Jika terjadi PK yang dilakukan adalah :a) Bawa klien ketempat yang tenang dan amanb) Hindari benda tajamc) Lakukan fiksasi sementarad) Rujuk kepelayanan kesehatanb. Terapi kelompokBerfokus pada dukungan dan perkembangan, ketrampilan social dan aktivitas lain dengan berdiskusi dan bermain untuk mengembalikan kesAdaran klien karena masalah sebagian orang merupakan perasaan dan tingkah laku pada orang lain.c. Terapi musicDengan music klien terhibur, rileks dan bermain untuk mengembalikan kesadaran klien.

2.6. Tindakan Kperewatan Untuk Pasien

1. Tujuana. Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasanb. Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasanc. Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukannyad. Pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukannyae. Pasien dapat menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasannyaf. Pasien dapat mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik, spiritual, social dan dengan terapi psikofarmaka.

2. Tindakana. Bina hubungan saling percayaDalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan perawat. Tindakan yang harus perawat lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya adalah :1) Mengucapkan salam teraupetik2) Berjabat tangan3) Menjelaskan tujuan interaksi4) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu dengan klienb. Diskusikan bersama pasien penyebab perilaku kekerasan saat ini dan yang laluc. Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan.1) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara fisik2) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara psikologis3) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekereasan secara sisial4) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekereasan secara spiritual5) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekereasan secara intelektuald. Diskusikan bersama pasien perilaku kekerasan yang biasa dilakukan pada saat marah secara :1) Social / verbal2) Terhadap orang lain 3) Terhadap diri sendiri4) Terhadap lingkungane. Diskusikan bersama pasien akibat perilakunyaf. Diskusikan bersama pasien cara mngontrol perilaku kekerasan secara :1) Fisik : pukul kasur dan bantal, tarik nafas dalam2) Obat3) Social / verbal : menyatakan secara asertif rasa marahnya4) Spiritual : sholat / berdoa sesuai keyakinan pasieng. Latihan control perilaku kekerasan secara fisik :1) Latihan napas dalam dan pukul kasur / bantal2) Susun jadwal latihan napas dalam dan pukul kasur / bantalh. Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara social / verbal :1) Diskusikan hasil latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik2) Latihan mengungkapkan rasa marah secara verbal : menolak dengan baik, meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik3) Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verb al/i. Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual :1) Diskusikan hasil latihan perilaku kekerasan secara fisik dan sosia; atau verbal2) Minum Latihan sholat atau berdoa3) Buat jadwal latihan sholat / berdoaj. Latihan mengontrol perilaku kekerasan dengan patuh minum obat1) Latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip 5 benar2) Susun jadwal minum obat secara teratur

2.7. Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga

1. TujuanKeluarga dapat merawat pasien dirumah2. Tindakana. Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku kekerasan (penyebab, tanda dan gejala, perilaku yang muncul dan akibat dari perilaku yang muncul dan akibat perilaku tersebutb. Latih keluarga merawat pasien dengan perilaku kekerasan1) Anjurkan keluarga untuk memotifasi pasien melakukan tindakan yang telah diajarkan oleh perawat2) Ajarkan keluarga untuk memberikan pujian kepada pasien bila pasien dapat melakukan pekerjaan tersebut secara tepat3) Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus dilakukan bila pasien menunjukkan gejala-gejala perilaku kekesama keluarga tindakan yang harus dilakukan bila pasien menunjukkan gejala-gejala perilaku kekerasan.c. Diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi pasien yang perlu segera dilaporkan kepada keluarga, seperti melempar atau memukul benda / orang lain.

2.8. Evaluasi 1. Pada pasien :a. Pasien mampu menyebutkan penyebab, tanda dan gejala perilaku, perilaku kekerasan yang biasa dilakukan, dan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukanb. Pasien mampu menggunakan cara mengontrol perilakku kekerasan secara teratur sesuai jadwal :1) Secara fisik2) Secara social/verbal 3) Secara spiritual4) Dengan terapi psikofarmaka2. Pada keluarga :a. Keluarga mampu mencegah terjadinya perilaku kekerasanb. Keluarga mampu menunjukkan sikap yang mendukung dan menghargai pasienc. Keluarga mampu memotivasi pasien dalam melakukan cara mengontrol perilaku kekerasand. Keluarga mampu mengidentifikasi perilaku pasien yang harus dilaporkan pada perawat6

5BAB IIITINJAUAN KASUS

3.1.Pengkajian KeperawatanRuang rawat: Pusuk BuhitTanggal Rawat: 03 Mei 2014A. Identitas KlienNama: Tn. IJenis Kelamin: Laki-lakiUmur: 24 TahunRM: 03-14-15Informent: Status klien dan komunikasi dengan klien

B. Alasan MasukMarah-marah, memukul orang lain, menghancurkan barang-barang, memecahkan kaca.

C. Factor Predisposisi1. Klien pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu2. Klien sebelumnya pernah menjalani pengobatan dan berhasil3. Klien merasa kecewa karena keluarga tidak memenuhi permintaannya4. Klien marah-marah, memukul orang lain serta menghancurkan barang-barang di rumah5. Klien pernah melakukan aniaya fisik dengan memukul orang lain6. Klien tidak pernah mengalami aniaya seksual, kekerasan dalam rumah tangga dan tindakan criminalPenjelasan 1,2,3,4,5 : Klien pernah mengalami gangguan jiwa 10 tahun yang lalu tepatnya pada tahun 2004 dan pulang dalam keadaan tenang. Di rumah klien tidak rutin minum obat, tidak mau control ke RSJ sehingga timbul gejala-gejala seperti diatas. Kemudian klien kambuh lagi pada saat klien meminta uang kepada ibunya dan ibunya tidak memberikan uang, klien marah-marah dan memecahkan kaca yang beresiko mencederai dirinya dan orang lain hingga akhirnya keluarga membawa klien kembali ke RSJ pada tanggal 14 Mei 2014 di opname.Masalah Keperawatan :Regiment Teraupetik InefektifKoping Keluarga InefektifPerilaku Kekerasan7. Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa8. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan :Pemdidikan klien terakhir sampai SMP dan tidak melanjutkan ke jenjang lebih tinggi SMA karena klien sakit.Masalah Keperawatan : Koping individu in efektif

D. Fsik1. Tanda Vital:TD : 120/70 mmHgN: 80 x/menitS: 37 CP: 20 x/menit2. Ukur: TB: 158 cm BB: 50 Kg3. Tidak terdapat keluhan fisik4. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

E. Psikososial1. Genogram

Keterangan :: Laki-laki: Perempuan: Klien: Tinggal dalam satu rumahPenjelasan : Klien anak ke 5 dari 5 bersaudara, dan tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. 2. Konsep diria. Gambaran diri: Klien merasa dirinya biasa saja dan tidak ada Istimewanyab. Identitas: Klien tamat SM, belum menikahc. Peran diri: klien tamat SMP dan masih tinggal bersama keluarga dan belum bekerjad. Ideal diri: Klien ingin cepat pulang dan bertemu dengan keluargae. Harga diri: Klien merasa tidak berarti lagi baik di dalam keluarga maupun masyarakat setelah mengalami gangguan jiwaMasalah Keperawatan : Gangguan Konsep diri Harga diri rendah3. Hubungan Sosial a. Orang yang berarti bagi klien adalah ibunya karena ibunya yang sering datang untuk menjengukb. Selama di rumah sakit klien tidak pernah aktif dalam mengikuti kegiatan yang dilaksanakan di rumah sakitc. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : klien tidak mau berkomunikasi dan bekerja sama dengan teman-temannya sehingga klien suka menyendiri.Masalah Keperawatan : Isolasi sosial : Menarik diri4. Spirituala. Nilai dan keyakinan : Klien beragama islam dan klien yakin dengan agamanyab. Kegiatan ibadah: Klien jarang melakukan ibadah selama di rawatMasalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

F. Status Mental1. PenampilanPenjelasan: Klien berpenampilan tidak rapi, kurang bersih , badan tampak kotor dan rambut tampak berminyak dan tidak di sisir.Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan diri2. PembicaraanPenjelasan: Klien mampu menjawab pertanyaan perawat dengan baikMasalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan3. Aktivitas MotorikPenjelasan : Klien terlihat gelisah, mondar-mandir di dalam ruangan sehingga tidak dapat melakukan aktivitas dan kegiatan klien harus di rahkan oleh perawatMasalah Keperawatan : Intoleransi aktivitas 4. Suasana Perasaan Penjelasan: Klien terlihat sedih karena tinggal di rumah sakit jiwa, dan dia merasa diasingkan dari keluarga terlebih karena dalam keadaan lebaran.Masalah Keperawatan : Gangguan konsep diri : Harga diri rendah5. AfekPenjelasan: Afek klien labil, mudah emosi, pandangan tajam dan mudah marah jika di tanya.Masalah Keperawatan : Resiko mencederai orang lain6. Interaksi selama wawancaraPenjelasan: Klien kurang kooperatif, jika berbicara klien kadang-kadang memalingkan wajah, kurang kontak mata pada lawan bicara, mudah tersinggung dalam setiap interaksi.Masalah Keperawatan : Gangguan interaksi social : menarik diri7. PersepsiPenjelasan: Klien tidak mengalami gangguan persepsi.Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan8. Proses PikirPenjelasan: Klien mampu menjawab pertanyaan dengan baik.Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan9. Isi PikirPenjelasan: Klien dapat mengontrol isi pikirnya, klien tidak mengalami fobia, obsesi ataupun depersonalisasi.Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan10. Tingkat KesadaranPenjelasan: Klien tidak mengalami gangguan orintasi, klien mengenali waktu, orang dan tempat.Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan11. MemoriPenjelasan: Klien mampu mengingat kejadian di masa lalu dan yang baru terjadiMasalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan 12. Tingkat Konsentrasi BerhitungPenjelasan: Klien mampu berkonsentrasi dalam perhitungan sederhana tanpa bantuan orang lain.Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

13. Kemampuan PenilaianPenjelasan: Klien dapat membedakan hal yang baik dan yang buruk.Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan14. Daya Tilik DiriPenjelasan: Klien tidak mengingkari pengakit yang di deritanya , klien mengetahui bahwa dia sedang sakit dan di rawat di rumah sakit jiwa.Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

G. Daftar Masalah Keperawatan1. Regiment teraupetik inefektif2. Koping keluarga inefektif3. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah4. Isolasi sosial : Menarik diri5. Perilaku Kekerasan6. Defisit perawatan diri7. Resiko mencederai orang lain

H. Pohon Masalah

Resiko mencederai diri sendiri dan orang lain

Intoleransi aktivitasDefisit Perawatan DiriKoping Keluarga InefektikRegiment Teraupetik InfektifHarga Diri RendahPerilaku kekerasanMenarik Diri

I. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah (HDR)2. Isolasi Sosial : Menarik Diri3. Perilaku Kekerasan4. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan deficit perawatan diri5. Resiko mencederai orang lain

ANALISA DATANODATAMASALAH

1DS : Klien mengatakan sudah pernah di rawat sebelumnya Keluarga klien mengatakan klien pernah dirawat di RSJU

Do : -

Regimen teraupetik inefektif

2DS : Klien mengatakan apabila ada masalah klien memecahkan masalah tersebut dengan cara memecahkan barang-barangDO : -Koping individu inefektif

3DS : Klien mengatakan tidak mau bergaul dan lebid suka menyendiri karena penyakitnyaDO : Klien tampak sedih karena penyakitnya Klien tidak aktif dalam kegiatan yang dilaksanakan di rumah sakitGangguan interaksi sosial : Menarik diri

4DS : Klien mengatakan klien malu karena tidak melanjut sekolah Klien mengatakan dia tidak bergunaDO : Klien tampak sedihGangguan konsep diri : Harga diri rendah

5DS : Klien mengatakan suka memukul orang lain tanpa sebab Keluarga klien mengatakan klien suka marah marah dan menghancurkan barang-barangDO : Klien tampak biasa-biasa saja ketika memukul orang lainPerilaku Kekerasan

6DS : -DO : klien labil, mudah emosi, pandangan tajam, muka merah dan mudah marah jika di tanya.Resiko mencederai diri dan orang lain

7DS : Klien tidak mau mandi, dan tidak mau sikat gigi

DO : Klien berpenampilan tidak rapi, kurang bersih , badan tampak kotor dan rambut tampak berminyak dan tidak di sisir.

Defisit perawatan diri

14

1314

RENCANA KEPERAWATANNODiagnosa KeperawatanTUJUANKRITERIAINTERVENSI

1Perilaku Kekerasan SP 1 :1. Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan2. Pasien dapat mengontrol perilaku kekerasan dengan cara latihan fisik dengan cara tarik nafas dalam-dalam

SP 2:1. Pasien dapat mengontrol perilaku kekerasan dengan cara sosial/verbal

SP 3 :1. Pasien dapat mengontrol perilaku kekerasan dengan cara spiritual

SP 4 :1. Pasien dapat mengontrol perilaku kekerasan dengan cara minum obatSetelah 2 kali pertemuan pasien menyebutkan: Penyebab perilaku kekerasan Tanda tanda perilaku kekerasan Akibat perilaku kekerasan Jenis perilaku kekerasan

Menyebutkan dan mempraktekkan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan latihan fik 2 II : memukul bantal

Menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan latihan fisik 1 : tarik nafas dalam

Mengevaluasi cara mengontrol perilaku kekerasan dengan latihan tarik nafas dalam dan memukul bantal

SP 1 :1. Tanyakan perasaan pasien dan masalah yang dihadapi pasien 2. Dengarkan dengan penuh ekspresi perasaan pasien 3. Diskusikan dengan pasien penyebab melakukan perilaku kekerasan : Tanda tanda perilaku kekerasan Akibat perilaku kekerasan Jenis perilaku kekerasan1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien 2. Melatih pasien mengontrol perilaku kekerasan dengan cara verbal3. Beri kesempatan kepada pasien untuk mempraktekkan cara kedua untuk mengontrol perilaku kekerasan4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

1. Diskusikan dengan pasien cara mengontrol perilaku kekerasan yaitu : Spiritual2. Melakukan aktivitas terjadwal1. Diskusikan dengan pasien cara mengontrol perilaku kekerasan yaitu : Secara fisik Terapi farmakologi1. Melakukan aktivitas terjadwal2. Minum obat secara teratur

2Isolasi Sosial : Menarik DiriSP 1 :1. Pasien menyadari penyebab isolasi sosial2. Pasien mengetahui keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain3. Mengajarkan pasien berkenalan dengan orang lain

SP 2 :1. Pasien mampu mempraktekkan cara berkenalan dengan orang lain

SP 3 :1. Pasien mampu berkenalan dengan orang atau lebih

Menyadari penyebab isolasi sosial Pasien mampu mempraktekkan cara-cara berkenalan dengan satu orang atau lebih Pasien mampu bercakap-cakap dengan orang lain

Pasien mampu berkenalan dengna satu orang atau lebih

Pasien mampu berkenalan dengan satu orang atau lebihSP 1 :1. Tanyakan kepada pasien tentang kebiasaan berinteraksi dengan orang lain2. Tanyakan kepada pasien penyebab pasien tidak mau berinteraksi dengan orang lain3. Jelaskan kepada pasien keuntungan berinteraksi dengan orang lain4. Ajarkan pasien cara berkenalan dengan orang lain5. Menganjurkan pasien memasukkan latihan berbincang-bincang dengan orang lain kedalam jadwal kegiatan harian pasien

SP 3 : 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien 2. Bantu pasien berinteraksi dengan satu atau lebih3. Memberikan kesempatan kepada klien untuk berinteraksi/berkenalan dengan orang lain4. Memberikan pujian setiap kemajuan yang dimiliki oleh klien dalam berinteraksi dengan orang lain5. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

3Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah (HDR)SP 1 :1. Pasien dapat mengindentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimilikinya2. Pasien dapat memilih, melatih dan menyusn kegiatan harian pasien yang sesuai kemampuan yang dimiliki pasien

SP 2 :1. Pasien dapat melatih kemampuan kedua yang dimilikinya dan memasukkan dalam jadwal kegiatan harian pasien Setelah satu kali interaksi pasien dapat menyebutkan kemampuan dan aspek positif yang dimilikinya

Setelah dua kali interaksi, pasien dapat : Menetapkan dan memilih kegiatan yang sesuai kemampuan pasien Menyusun rencana kegiatan yang sesuai dengan kemampuan pasien

Setelah dua kali interaksi pasien mampu : Melatih kemampuan kedua yang dimilikinya Memasukkan dalam jadwal kegiatan harian pasienSP 1 :1. Diskusikan dengan pasien tentang kemampuan dan aspek positif yang dimilikinya2. Beri pujian yang realistik/nyata atas kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien3. Hindarkan setiap kali bertemu pasien penilaian negative4. Diskusikan dengan pasien aktivitas harian yang biasanya dilakukannya sesuai kemampuan pasien 5. Perhatikan respon kondusif dan menjadi penddengar yang aktif

1. Bantu pasien memilih aktifitas yang dapat dilatihnya2. Beri contoh aktivitas pelaksanaan yang dapat dilakukan pasien3. Susun bersama pasien dan buat daftar aktivitas atau kegiatan sehari hari pasien4. Beri kesempatan kepada pasien mengungkapkan perasaannya5. Yakinkan dan motivasi pasien bahwa keluarga sangat mendukung aktivitas yang dilakukan pasienSP 2 :1. Diskusikan dengan pasien kemampuan kedua yang dimilikinya2. Beri kesemptan kepada pasien untuk memperagakan dan mempraktekkkan kegiatan uang telah dilatihnya3. Beri pujian atas keberhasilan pasien dalam mempraktekkan kegiatan yang telah dilatihnya 4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian pasien

4Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan defisit perawatan diriSP 1 : 1. Pasien memahami pentingnya kebersihan diri2. Pasien mengetahui cara kebersihan diri3. Membantu pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri

SP 2 :1. Menjelaskan kepada pasien cara makan yang baik2. Membantu pasien mempraktekkan cara makan yang baik

SP 3 :1. Menjelaskan kepada pasien cara eliminasi yang baik 2. Membantu pasien mempraktekkan cara eliminasi yang baikPasien mampu menjaga kebersihan diri secara mandiri

Pasien mampu melakukan makan yang baik

Pasien mampu melakukan eliminsi BAB/BAK yang baik secara mandiriSP 1 :1. Jelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri2. Jelaskan alat alat untuk menjaga kebersihan diri3. Jelaskan cara melakukan kebersihan diri4. Latih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri

SP 2 :1. Jelaskan cara mempersiapkan makanan2. Jelaskan cara makan yang tertib3. Jelaskan cara merapikan peralatan makan setelah makan

SP 3 :1. Jelaskan tempat BAB/BAK2. Jelaskan cara membersihkan diri setelan BAB dan BAK 3. Jelaskan cara membersihkan tempat BAB/BAK

5Resiko mencederai orang lainSP 1 :1. Pasien mampu mengidentifikasi cara kontruktif dalam merespon terhadap kemarahan2. Membantu pasien mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan 3. 1. Pasien mampu mengkontruksi respon terhadap kemarahan2. Pasien mampu mengontrol perilaku kekerasan

SP 1 :1. Tanyakan kepada klien apa dia ingin mempelajari cara baru yang sehat2. Beri pujian jika klien mengetahui cara lain yang sehat3. Diskusikan dengan pasien cara lain yang sehat4. Ajarkan pasien cara mengontrol perilaku

50

22IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

NOTanggalDiagnosa KeperawatanImplementasiEvaluasi

1Selasa 22 Juli 2014Pukul 10.00 WIB

(Perilaku Kekerasan) Membina hubungan saling percaya

SP 1 : Mengenali Resiko Tinggi Perilaku Kekerasan yang dialaminya

SP 2 : Pasien dapat mengontrol perilaku kekerasan dengan verbal yaitu cara latihan fisik I dengan cara tarik nafas dalam

SP 3 : Pasien mengontrol perilaku kekerasan dengan spiritual

SP 4 :Pasien mengontrol perilaku kekerasan dengan cara minum obat

1. Menyapa pasien dan memperkenalkan diri selamat pagi pak, perkenalkan nama saya perawat A saya berasal dari Profesi Ners Deli Husada Delitua, saya akan dinas disini selama 2 minggu dan saya akan membantu merawat bapak.2. Menanyakan nama pasien dan nama panggilan pasien?3. Membuat kontrak interaksi yang jelas dengan pasien 4. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan perasaannya mengenai hal yang dirasakan selam ini.

1. mengidentifikasi perasaan pasien hari ini.Pagi ini kita akan berbincang bincang tentang resiko perilaku kekerasan yang bapak alami ya pak?2. Membantu pasien untuk mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan, penyebab, tanda dan gejala dan akibat dari perilaku kekerasan 3. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan perasaannya (beri pujian jika pasien dapat mengungkapkan perilaku kekerasannya)

1. Mendiskusikan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik 1 : tarik nafas dalam, caranya sebagai berikut jika bapak sudah mulai emosi dan mendengar suara-suara yang menyuruh bapak untuk memukul orang lain maka bapak harus pelan-pelan menarik nafas dalam, dilakukan secara berulang-ulang sampai rasa emosi bapak itu mulai stabil 2. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk memperagakan (Beri pujian jika pasien berhasil melakukannya)

1. bagaimana keadaannya hari ini? Apakah emosi bapak mulai stabil? Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien 2. Melatih dan mengajarkan pasien untuk berdoa sesuai kepercayaan pasien dalam mengontrol perilaku kekerasan3. Memberi kesempatan kepada pasien untuk memeperagakan (beri pujian jika pasien berhasil melakukannya)4. Menanyakan perasaan pasien setelah melakukan kesempatan cara mengontrol, anjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

1. bagaimana keadaannya hari ini? Apakah emosi bapak mulai stabil? Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien 2. Melatih dan mengajarkan pasien untuk minum obat dengan prinsip yang benar dalam mengontrol perilaku kekerasan3. Memberi kesempatan kepada pasien untuk memperagakan (beri pujian jika pasien berhasil melakukannya)4. Menanyakan pasien kapan saja waktu minum obat, anjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

S : Pasien mengatakan mau berkenalan dengan perawat Nama saya Tn. I saya senang dipanggil Tn. IO : Pasien bicara sopan, suara pelan, berjabat tangan dengan ekspresi tenang, pasien terlihat mengangguk memperlihatkan penjelasan perawat dan pasien bersifat terbuka A : Masalah teratasi/hubungan saling percaya sudah terbina setelah dua kali pertemuanP : Intervensi dilanjutkan.

S : Pasien mengatakan mendengar suara-suara yang menyuruhnya memukul orang lainO : Pasien menjawab dengan suara pelan, kontak mata lama dan ekspresi tenangA: Pasien mengungkapkan mengapa dirinya mau memukul orang lainP : Intervensi dilanjuikan

S : Pasien mengatakan mampu mempraktekkan latihan tarik nafas dalamO : Pasien menjawab dengan lancar, ekspresi tenang dan sekali kali mengamukA : Pasien mampu mengontrol perilaku kekerasan dengan cara tarik nafas yang terlatih oleh perawatP : Intervensi dilanjutkan dan dipertahankan

S : Pasien mengatakan mau berdoa dan akan lebih sering lagi berdoa setiap harinyaO : Pasien tampak sedang berdoa dengan mata tertutupA : Pasien dapat melakukan cara ke 4 mengontrol perilaku kekerasan Pasien dapat menyebutkan dan mempraktekkan ke 4 cara mengontrol perilaku kekerasanP : Intervensi dipertahankan

S : Pasien mengatakan mau minum obat dan akan menaati peraturan untuk minum obatO :Pasien tampak sedang minum obatA : Pasien dapat melakukan cara ke 4 mengontrol perilaku kekerasan Pasien dapat menyebutkan dan mempraktekkan ke 4 cara mengontrol perilaku kekerasanP : Intervensi dipertahankan

2Rabu 23 juli 2014 Pukul 10.00 WIB

( Isolasi Sosial)SP 1 :1. Pasien menyadari penyebab isolasi sosial

2. Pasien mengetahui keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain

3. Mengajarkan pasien berkenalan dengan orang lain

SP 1 :1. Mengucapkan salam teraupetik selamat pagi pak, bagaimana keadaan dan perasaan bapak hari ini? Apakah keadaan bapak sudah membaik dari keadaan sebelum-sebelumnya?2. Menanyakan kepada pasien tentang keberhasilan berinteraksi dengan orang lain sebelum pasien dirawat di rumah sakit atau selam pasien sehat. Apakah aktif dalam kegiatan/ kelompok yang ada disekitarnya?3. Menanyakan kepada pasien hal-hal yang mengakibatkan pasien tidak mau berinteraksi dengan orang lain? Atau lebih sering menyendiri daripada bergabung dengan orang lain?

1. Diskusikan tentang penyebab bapak tidak mau bergaul dengan orang lain2. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk mempraktekkan cara berkenalan dengan orang lain ( beri pujian jika pasien berhasil melakukannya)3. Tanyakkan kepada pasien bagaimana perasaannya setelah berkenalan dengan perawat?

1. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk mempraktekkan cara berkenalan dengan orang lain ( beri pujian jika pasien berhasil melakukannya)2. Memotivasi pasien untuk tetap melakukan cara tersebut dan memasukkan dalam jadwal kegiatan hariannya

S : Pasien mengatakan malu bergaul dengan orang lainO : Pasien tampak sedih dan menyendiriA : Pasien dapat mengungkapkan perasaan menarik diri tampak dibantu orang lainP : Intervensi dilanjutkan

S : Pasien mampu mengatakan keuntungan dan kerugian O : Pasien tampak lebih memahami cara bergaul dengan orang lain A : Pasien mau berinteraksi dengan orang lainP : Intervensi dilanjutkan

S : Pasien mengatakan sudah bisa berkenalan dengan orang lainO : Pasien tampak berkenalan dengan orang lainA : Pasien mau berkenalan dengan orang lain yang belum pasien kenalP : Intervensi dipertahankan dan dilanjutkan kamis pagi di tempat yang sama pada pukul 10.00 WIB

3Kamis , 24 Juli 2014Pukul 10.00WIB

Harga Diri RendahSP 1 :1. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimilikinya

2. Pasien dapat memilih, melatih dan menyusun kegiatan harian pasien yang sesuai kemampuan yang dimiliki pasien

1. Mengucapkan salam teraupetik selamat pagi pak, bagaimana kabarnya hari ini?2. Mengidentifikasi kemempuan dan aspek positif yang dimiliki oleh pasien seperti menyapu ruangan dan menyuci piring3. Memberi kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang dimilikinya4. Memberikan pujian atas kemampuan dan aspek positif yang dimiliki oleh pasien

1. Membantu pasien memilih aktivitas yang dapat dilatihnya2. Memberi contoh aktivitas pelaksanaan yang dapat dilakukan pasien3. Menyusun bersama pasien dan buat daftar aktivitas atau kegiatan sehari-hari pasien 4. Memberi kesempatan kepada pasien mengungkapkan perasaannya 5. Meyakinkan dan motivasi pasien bahwa keluarga sangat mendukung aktivitas yang dilakukan pasien

S : Pasien mengatakan mampu melakukan kegiatan kebersihan ruangan dan merapikan tempat tidurO : Pasien sedang menyapu lantaiA : Pasien melakukan aspek positifnya sebagai salah satu aktivitas rutinP : Intervensi dipertahankan Motivasi terus pasien untuk tetap melakukan aspek positifnya

S : Pasien mengatakan mampu melakukan kegiatan kebersihan ruangan dan merapikan tempat tidurO : Pasien sedang menyapu lantaiA : Pasien melakukan aspek positifnya sebagai salah satu aktivitas rutinP : Intervensi dipertahankan Motivasi terus pasien untuk tetap melakukan aspek positifnya

4Defisit Perawatan DiriSP 1 : Pasien memahami pentingnya kebersihan diri

SP 2 :1. Menjelaskan kepada pasien cara makan yang baik

SP 3 :1. Menjelaskan kepada pasien cara eliminasi yang baik

SP 1 :1. Menjelaskan kepada pasien pentingnya menjaga kebersihan diri2. Menjelaskan alat alat untuk menjaga kebersihan diri3. Menjelaskan cara melakukan kebersihan diri4. Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri

SP 2 :1. Menjelaskan cara mempersiapkan makanan2. Menjelaskan cara makan yang tertib3. Menjelaskan cara merapikan peralatan makan setelah makan

SP 3 :1. Menjelaskan tempat BAB/BAK2. Menjelaskan cara membersihkan diri setelan BAB dan BAK 3. Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB/BAKS : Pasien mamapu memahami defisit perawatan diri pada pasien defisit perawatan diriO : Pasien tampak dapat mempraktekkan cara membersihkan diriA : Masalah terasi P : Intervensi dipertahankan

S : Pasien mampu menjelaskan cara makan yang baik O : Pasien tampak dapat mempraktekkan cara makan yang baikA : Masalah teratasi

P : Intervensi dipertahankan

S : Pasien mampu menjelaskan cara eliminasi yang baik O : Pasien tampak dapat mempraktekkan cara eliminasi yang baikA : Masalah teratasi

P :Intervensi dipertahankan

BAB IVPEMBAHASAN

Setelah penulis menerapkan hasil keperwatan pada Tn. I dengan perilaku kekerasan di ruang Pusuk Buhit, maka penulis membahas beberapa kesenjangan antara tinjauan teoritis dan tinjauan kasus yang nyata dalam proses keperawatan yang dimulai dari tahap pengkajian, perencanaan, diagnosa keperawatan dan evaluasi keperawatan.4.1 PengkajianDalam tahap pengkajian penulis menemukan kesenjangan pada saat melakukan pengkajian setelah dirawat di Rumah Sakit Jiwa Medan yang mana pada tahap ini penulis sedikit kendala dalam memperoleh data dan riwayat keluarga karena selama penulis melakukan pengkajian pada klien, keluarga tidak pernah datang untuk berkunjung ke RSJ Medan. Maka upaya yang dilakukan penulis adalah :1. Melakukan pendekatan dan membina hubungan saling percaya pada klien agar lebih dekat dan lebih percaya dengna menggunakan perasaannya.2. Mengadakan pengkajian kepada klien dengan wawancara.3. Mengadakan pengkajian dengan cara membaca status klien, melihat buku rawatan dan bertanya dengan pegawai ruangan Pusuk Buhit tentang keadaan klien

4.2.Diagnosa KeperawatanDiagnosa keperawatan pada teoritis adalah :1. Perilaku kekerasan2. Menarik diri : isolasi sosial3. Harga diri rendahDiagnosa keperawatan pada kasus adalah :1. Gangguan konsep diri: Harga diri rendah2. Gangguan hubungan sosial: Menarik diri3. Defisit perawatan diri4. Resiko Mencederai Orang Lain5. Perilaku kekerasanDalam bagian diagnosa ini, penulis menemukan kesenjangan diagnosa antara teorotis dengan kasus yaitu tidak adanya defisit perawatan diri dan resiko mencederai orang lain pada teoritis sedangkan penulis menekan hal tersebut pada saat pengkajian.4.3. IntervensiPenulis melakukan rencana tindakan askep sesuai dengan diagnosa dan disesuaikan dengan teori, sehingga tidak ada kesenjangan antara intervensi yang ada dikasus dan teori.4.4. ImplementasiPada teori maupun kasus tidak ditemukan kesenjangan karena setiap implementasi selalu berdasarkan pada diagnosa keperawatan4.5 Evaluasi Evaluasi merupakan tahap akhir dalam proses keperawatan untuk mencapai keberhasilan asuhan keperawatan. Penulis selalu mengamati langsung perubahan yang terjadi pada klien serta respon klien tentang tindakan yang diberikan.Hasil dari evaluasi yang dilakukan penulis berdasarkan antar teori dan praktek dilapangan adalah:1. Diagnosa I : Harga Diri Rendah2. Diagnosa II : Gangguan Hubungan Sosial : Menarik diri3. Diagnosa III : Perilaku Kekerasan4. Diagnosa IV : Defisit Perawatan Diri

Diagnosa I : Perilaku Kekerasan Masalah Teratasi : klien mampu mengalihkan amarahnya dengan latihan fisik I dan II, verbal dan spiritual yang dilakukan klien sebanyak 2 kali, namun jika amarah klien tiba-tiba muncul, klien masih belum bisa mengontrol amarahnya dengan melakukan latihan fisik I dan II yang sudah diajarkan sebelumnya.Diagnosa II : Isolasi Sosial Masalah Teratasi : klien sudah terlihat bercakap-cakap dengan orang lain. Namun klien masih suka menyendiriDiagnosa III : Harga Diri RendahMasalah Teratasi : klien sudah mau beraktivitas kembali dengan baik. Namun klien masih suka menyendiriDiagnosa IV : Defisit Perawatan DiriMasalah Teratasi : klien terlihat bersih dan rapi dan rajin mandi serta sikat gigi.

51

50

BAB VPENUTUP

5.1 KesimpulanSetelah penulis menggunakan landasan teoritis dan melaksanakan asuhan keperawatan pada Tn. I di ruang Pusuk Buhit Rumah Sakit Jiwa Medan dengan mengambil kesimpulan :1. Perilaku kekerasan merupakan respon terhadap stressor yang dihadapi oleh seseorang, yang ditunjukkan dengan perilaku actual melakukan kekerasan, baik pada diri sendiri, orang lain maupun lingkungan, secara verbal maupun nonverbal, bertujuan untuk melukai orang lain secara fisik mapupun secara psikologis.2. Dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan perilaku kekerasan perlu adanya kerja sama antara perawat, klien, serta keluarga dan tim kesehatan lainnya agar asuhan keperawatan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.3. Klien dengan perilaku kekerasan perlu adanya pendekatan perawat dengan klien untuk membina hubungan saling percaya dan memotivasi serta menggali kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh klien.

5.2 Saran1. Diharapkan kepada keluarga agar lebih sering datang berkunjung ke Rumah Sakit Jiwa Medan untuk memberikan semangat dan dukungan serta menghindari hal-hal yang memicu stressor kepada klien dan melakukan kerja sama yang baik dengan tim kesehatan agar asuhan keperawatan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan dan bisa menerima kondisi pasien di dalam keluarga. Keluarga rajin megontrol pasien rawat jalan.2. Diharapkan dengan memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan perilaku kekerasan agar bekerja sama antara perawat, klien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya agar asuhan keperawatan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.3. Diharapkan dengan memberikan asuhan keperawatan dengan klien perilaku kekerasan dilakukan suatu pendekatan yaitu membina hubungan saling percaya dan memotivasi serta menggali kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh klien.54

53DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Kes. Wa, 1998, Standar Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Direktorat Kesehatan Jiwa RSJP, BandungKeliat B.A, 1998, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, (Terjemahan). Penerbit Buku Kedokteran, EGC, JakartaMaramis, WF. 1998. Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga University Press. Surabaya.Stuart G. W, Sundeen. S. J. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. (Terjemahan) Edisi 3, Alih Bahasa Yasmin Asih, Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta.Stuart G. W, dan Laria M. T, 2001, Erinciple and Practise of Phychitric Nursing. (Terjemahan) (7 th ed), St. Lois : MosbyTownsend M. C, 1998, Buku Saku Diagnosa Keperawatan Psikiatri, (Terjemahan), Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran.EGC. Jakarta.

55