askep jiwa

86
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny W DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI DI RUANG SUMBOD RORSJD SURAKARTA LAPORAN KASUS Laporan ini diajukan untuk melengkapi tugas praktek keperawatan jiwa DISUSUN OLEH SITI ROFINGAH NIM. 04.027

Upload: adekh

Post on 15-Sep-2015

59 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

keperawatan

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn R

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny WDENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASIDI RUANG SUMBOD RORSJD SURAKARTA

LAPORAN KASUSLaporan ini diajukan untuk melengkapi tugas praktek

keperawatan jiwa

DISUSUN OLEH

SITI ROFINGAHNIM. 04.027

AKADEMI KEPERAWATAN AL HIKMAH 2

BENDA SIRAMPOG BREBES

2006

PENGESAHANLaporan praktek keperawatan klinik jiwa dengan judul Asuhan Keperawatan pada Ny W dengan Gangguan ppersepsi sensori : Halusinasi di Ruang Sumbodro RSJD Surakarta, telah disetujui dan disahkan pada :

Hari

: Selasa

Tanggal : 08 Agustus 2006

Ruang

: Sumbodro

Mengetahui,

Pembimbing klinik

Kepala Ruang

SITI TASLIMAH, AMK

ANIK SUNDARI, AMK

Pembimbing Akademik

AHMAD ZAKIUDDIN, SKM

SLAMET WIJAYA, S Kep

KATA PENGANTARDengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelessaikan loporan ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny W DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI BANGSAL SUMBBODRO RSJD SURAKARTA .

Dalam penyusunan laporan ini penulis mendapat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak baik moril, materil maupun spiritual, maka perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr Siti Nur Aini A, SPKJ, selaku direktur RSJD Surakarta

2. dr. H. Ahmad Ridlo, selaku Direktur Akper Al Hikmah

3. KH. Masruri Abdul Mughni, selaku pengasuh P P Al Hikmah

4. Ibu Anik Sundari, AMK, selaku Kepala Ruangan Sumbodro

5. Ibu Siti Taslimah, AMK, selaku pembimbing klinik di ruang Sumbodro

6. Bapak Ahmad Zakiuddin, SKM, selaku dosen pembimbing akademik

7. Bapak Slamet Wijaya, S Kep, selaku Dosen pembimbing Akademik

8. Ibu dan Ayahanda serta keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan dan mendoakan kesuksesan Ananda

9. Bang Dedee yang telah membantu dalam pembuatan laporan dan dorongan

10. Semua teman-teman yang telah banyak memberikan dorongan dan motivasi dan pihak yang tidak bisa disebutkan

Dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi laporan selanjutnya.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi mahasiswa Akper Al Hikmah pada khususnya.

Surakarta, 08Agustus 2006

Penulis

DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

HALAMAN PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

B. TUJUAN

C. METODE PENULISAN

BAB II TINAJUAN TEORITIK

A. PENGERITAN

B. RENTANG RESPON

C. ETIOLOGI

D. TANDA DAN GEJALA

E. MASALAH KEPERAWATAN

F. POHON MASALAH

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN

H. TUJUAN

I. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

J. EVALUASI

BAB III TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN

B. DAFTAR MASALAH

C. MASALAH KEPERAWATAN

D. POHON MASALAH

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN

F. ANALISA DATA

G. RENCANA TINDAKAN

H. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAPORAN PENDAHULUAN

STRATEGI PELAKSANAAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penyusunan ini didasarkan oleh rasa ingin Tahu untuk menerapkan asuhan keperawatan jiwa yang telah diterima selama perkuliyahan.

Penyusun melihat dan merasakan bahwa dalam kehidupan ini penuh dengan dinamika kehidupan yang akan mengakibatkan gangguan jiwa, salah satu dinamika kehidupan yang paling sering menjadi penyebab adalah sosial ekonomi.B. TUJUAN

1. Tujuan umum

Agar mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan jiwa pada Kliendengan masalah menarik diri

2. Tujuan khusus

a. Mahasiswa mampu meningkatkan pengetahuan mengenai masalah halusinasi, baik disebabkan maupun akibatnya.

b. Mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan pada Klien dengan masalah halusinasic. Mahasiswa mampu menerapkan teori pada praktek keperawatan jiwa, khususnya pada Klien dengan gangguan Persepsi sensori : Halusinasid. Mahasiswa mampu mengkaji Klien Ny W dengan gangguan Persepsi sensori : Halusinasie. Mahasiswa mampu membuat analisa data pada Klien Ny W dengan gangguan persepsi sensori : Halusinasif. Mahasiswa mampu membuat intervensi keperawatan pada Klien Ny W dengan gangguan Persepsi sensori : Halusinasig. Mahasiswa mampu mengaplikasikan intervensi keperawatan pada Klien Ny W dengan gangguan Persepsi sensori : Halusinasih. Mahasiswa mampu membuat evaluasi keperawatan pada Klien Ny W dengan gangguan persepsi sensori : Halusinasi

C. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN

1. Tinjauan teori 2. Tinjauan kasus

D. METODE PENULISAN

Dalam penulisan laporan ini penulis menggunakan metode destruktifyaitu menyajikan laporan dengan menggunakan suatu pengamatan langsung keobyek yang menjadi sasaran tersebut. Sedangkan metode untuk mengumpulkan data adalah :

1. Wawancara langsung

Mengajak Klien untuk membina hubungan saling percaya dan mendorong Klien untuk mengungkapkan perasaannya.

2. Observasi

Melakukan pengamatan secara langsungselama memberikkan asuhan keperawatan.

Status Klien, informasi dari tim medis dan perawat lain

3. Catatan keperawatan ruang

4. Study literatur atau study perpustakaan

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Dalam penulisan laporan study kasus ini terdiri dari 4 BAB yaitu :

BAB I PENDAHULUAN : yang terdiri dari latar belakang, tujuan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIK : dalam hal ini penulis menuliskan mulai dari pengertian, proses terjadinya masalah, pohon masalah, diagnosa keperawatan dan fokus intervensi.

BAB III TINJAUAN KASUS : pada BAB ini penulis memaparkan kasus yang ditemui mulai dari pengkajian, analisa data, masalah keperawatan, pohon masalah, diagnosa keperawatan, rencana tindakan ddan implementasi sesuai yang ada pada klien.

BAB IV PENUTUP : Pada penutup ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari kasus tersebut dan memberi saran.BAB IITINJAUAN TEORI

HALUSINASI DENGAR

A. Pengertian

Halusinasi merupakan suatu persepsi sensorik dari berbagai modalitas yang timbul tanpa adanya rangsangan eksternal yang sesuai selain terjadi dalam modalitas sensorik. Halusinasi juga dapat dibagi menurut intensitas, kapasitas . penjelasan persepsi dan derajat proyeksinya terhadap lingkungan eksternal.

Halusinasi dapat terjadi pada individu normal dalam keadaan setengah tidur atau setengah bangun. Sebagai fenomena mordid. Halusinasi bisa merupakan gejala penyakit serebral, psikosis, dan efekfosik obat-obatan.

Masing-masing fenomena tersebut memiliki gambaran khusus ( WHO 2003 )

Halusinasi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami pertambahan dalam jumlah ada pola dari Stimulus yang mendekat ( yang berlebihan secara eksternal dan internal ) disertai dengan pengurangan, berlebih-lebihan, disforsi terhadap stimulus ( Town send 1995 ) B. Rentang Respon

R. Adaptif

R. Mal adaptif

Pikiran logis, persepsi akurat emosi konsisten dengan pengalaman prilaku sesuai hubungan sosial Pikiran kadang menyimpang, ilusi, reaksi emosional atau berkurang prilaku ganjil atau tak lazim, menarik diri Kelainan pikiran /delusi halusinasi ketidakmampuan untuk menggali emosi, ketidakteraturan isolasi sosial

C. Faktor Preolisposisi

1. Teori Biologis

Penelitian-penelitian ( Heston 1977 : Goffesman 1978 ) telah mengidentifikasikan bahwa faktor genetik yang pasti mungkin terlibat perkembangan suatu kelainan psikosis. Secara relatif ada penelitian baru yang mengatakan bahwa kelainan skizofrenia mungkin pada kenyataannya merupakan suatu kecacatan sejak lahir. Terjadi pada bagian hipotalemus otak. Pengamatan menunjukan suatu kecacatan dari orang-orang yang menderita skizofrenia ( scheibel 1991)

2. Teori Psikososial

Teori sistem keluarga

Perkembangan skizofrenia sebagai suatu perkembangan, disfungsi keluarga konflik diantara suami istri mempengaruhi anak ( Bowen 1978 )

Teori Psikodinamis

Psikosis adalah hasil dan suatu ego yang lemah, perkembangan yang dihambat oleh suatu hubungan slaing mempengaruhi antara orang tua dan anak. Karena ego menjadi lemah pengunaan mekanisme pertahanan ego pada waktu ansietas yang ekstern menjadi suatu yang maladaptif ( Diagnosa keppsikiatri ed : 3 1998)

D. Faktor Presipitasi

Faktor presipitasi dapat bersumber internal dan eksternal Stressor Sosial Budaya

Stress dan kecemasan akan meningkatkan bila terjadi penurunan stabilitas keluarga. Perpisahan dengan orang yang penting atau diasingkan dari keluarga.

Faktor Biokimia

Faktor Psikologis

E. Fase Halusinasi

Ada 4 fase

1. Fase pertama ( Menyenangkan )

Individu akan mengalami masa cemas, stress, penasaran terpisah dan kesepian. Klien mungkin melamun dan memfokuskan pada hal-hal yang menyenangkan untuk menghilangkan kecemasan dan stress. Cara ini menolong untuk sementara. Klien masih mengontrol kesadarannya dan mengenal pemikiran ini sebagai dirinya meskipun intensitas persepsi meningkat.

2. Fase kedua ( Menyalahkan )Anxietas meningkat berhubungan dengan pengalaman eksternal dan internal klien berada dalam tingkat mendengar halusinasinya ( listening ). Pikiran eksternal jadi lebih menonjol.

Gambaran halusinasi berupa suara dan sensori yang berupa bisikan yang tidak jelas, akan tetapi klien takut apabila ada orang lain yang mendengar atau memperhatikannya peranan klien tidak efektif untuk mengontrol pikiran tersebut. Klien berusa membuat jarak antara dirinya dengan halusinasi tersebut baik yang datang dari orang lain atau tempat lain

3. Fase katiga ( Mengendalkan )

Halusinasi lebih menonjol menguasai dan mengontrol pikiran klien. Klien lebih terbiasa dengan halusinasinya dan tidak berdaya atas halusinasinya baik yang datang dari orang lain atau tempat lain.

4. Fase keempat ( Menaklukan ( Fase ini klien merasa tidak berdaya melepaskan diri dari kontrol halusinasinya. Halusinasi yang tadinya menyenangkan berubah menjadi mengancam. Memerintah, memarahi, dan menyerang.

Klien tidak mampu berhubungan dengan orang lain karena sibuk dengan khayalannya, klien mungkin berada pada dunia yang menakutkan dalam waktu yamg singkat, beberapa jam atau selamanya.

Fase ini akan menjadi kronikjika tidak dilakukan interfensi secepatnya ( Haber dan Gail W ) F. Manifetasi Klinik Bicara, senyum, tertawa sendiri

Mengatakan mendengar suara, melihat, mengecap, menghidup dan merasakan sesuatu yang tidak nyata

Nerusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Tidak mendapat konsentrasi

Pembicaraan kacau kadang tidak masuk akal

Sikap curiga dan bermusuhan

Menarik diri, mengindar dari orang lain

Sulit membuat keputusan

Ketakutan

Tidak mampu melaksanakan asuhan sendiri : mandi, sikat gigi, ganti pakaian, berhias dengan rapi

Mudah, tersinggung jengkel, marah

Menyalahkan diri sendiri atau orang lain

Muka merah kadang pucat

Tekanan darah meningkat

Ekspresi wajah tegang

Nafas terengah-engah

Nadi cepat Banyak keringat

( Tim Komite Kep RSJD Surakarta 1998 )

G. Perilaku yang berhubungan dengan halusinasi Inddra Karakteristik Perilaku pasien yang teramati

Auditari Mendengar suara, paling sering suara orang, suara dapat berkisar dari suara yang sederhana sampe suara orang berbicara mengenai pasien untuk menyelesaikan percakapan antara 2 orang atau lebih tentang orang yang sedang berhalusinasi Melirikan mata kekiri dan kekanan Terlibat percakapan dengan benda yang mati

Menggerak-gerakan mulut seperti berbicara

Mendengarkan dengan penuh perhatian yang sedang tidak berbicara

Olfaktori Bau busuk, amisdan bau yang menjijikan seperti darah, urin atau fases, kadang-kadang terhidu bau harum Hidung yang dikerutkan seperti menghidu bau yang sangat tidak enak

Menghidu bau tubuh

Menghidu bau udara ketika berjalan kearah orang lain

Berespon dengan panik terhadap bau

Agustatori Merasakan sesuatu yang busuk, amis, menjijikan seperti rasa darah, urin atau faces Meludahkan makanan dan minuman Menolak untuk makan minum atau minum obat

Takfil Mengalami rasa atau tidak enak tanpa stimulus yang terlihat merasakan sensasi listrik datang dari tanah, benda mati atau orang lain Tiba-tiba meninggalkan meja makan Menampar diri sendiri seakan memadamkan api

Melompat-lompat dilantai

Sinestetik Merasakan fungsi tubuh seperti darah mengalir melalui veno dari arteri, makan dicerna atau pembentuk urin Obsesi terhadap proses tubuh Menolak untuk menyelesaikan tugas yang memerlukan bagian tubuh pasiean yang diyakini pasien tidak berfungsi ( Kep Jiwa Ed : 3 1998 )

H. Mekanisme Koping

Mekanisme koping yang digunakan adalah

a. pengkajian

b. represi

yaitu tidak sabar menimbulkan ingatan pengakiman impuls yang menyakitkan dari alam sadarnya.

c. regresi

yaitu kemunduran yang disebabkan oleh kekasaran karakteristik tingkah laku pada tingkat permukaan perkembangan.

d. proyeksi memindahkan fisik atau dorongan atau impuls emosional atau keinginan yang dapat diterima oleh orang lain.

I. Pohon Masalah

Akibat : resiko menciderai diri, orang lain, lingkungan

Core problem :

perubahan persepsi sensori halusinasi

Penyebab :

isolasi sosial : MD

J. Diagnosa Keperawatan

1. Resiko menciderai diri sendiri, orang lain, lingkungangan b/d Halusinasi

2. Halusinasi b/d isolasi sosial : MD

BAB III

TINJAUAN KASUS

1. Identitas

a. Identitas klien

Nama : Ny. W

Umur : 53 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Alamat : Wonogiri

Tanggal masuk : 21 Juli 2006

Nomor : 27867

b. Identitas penanggung jawab

Nama : Tn. S

Umur : 60 tahun

Pekerjaan : Tani

Alamat : Wonogiri

Hubungan dengan Klien : Suami dari Klien

2. Alasan Masuk

Sebelum dirawat di RSJ Surakarta tanggal 21 juli 2006 di rumah kurang lebih 1 minggu klien sudah mulai bingung, marah-marah, mondar-mandir, bicara sendiri tersenyum sendiri, tertawa, tidak bisa tidur kemudian keluarga mengantarkan klien ke RSJ di Surakarta.

3. faktor Predis posisiKlien sebelumnya sudah mengalamu gangguan jiwa dan sudah pernah dirawat di RSJ Surakarta 1x dengan pengobatan kurang berhasil dan ada riwayat keluarganya yang mengalami gangguan jiwa yaitu Nenek dari klien.

4. faktor presipitasi

klien mengatakan dirinya sangat kecewa, karena sawahnya tidak membuahkan hasil yang selama ini ditunggu-tunggu hasil panennya, karena sawahnya yang biasa digarap sendiri hasil yang banyak, sekarang digarap orang lain tidak membuahkan hasil.

PEMERIKSAAN FISIK 1. Tanda-tanda Vital

TD : 110/70 mmHg

RR : 24 x/menit Nadi :84 x/menit

BB : 50 Kg

Suhu : 36 C

TB : 150 Cm

2. Keadaan Umum ( pemeriksaan fisik Head to foe )a. Kesadaran : Composmetis

b. Kepala : bentuk simetris, rembut ikal panjang hitam, agak kotor.

c. Mata : penglihatan baik, konjungtiva anemis

d. Hidung : bersih tidak ada polip

e. Mulut : kurang bersih

f. Telinga : pendengaran kurang baik sedikit ada serumen.

g. Dada : simetris, tidak ada nyeri tekan

h. Abdomen : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran kelenjar Tyroid.

i. Ekstermitas

Superior : gerak bebas, tak ada lei tidak ada edema Inferior : gerak bebas : gerak bebas tidak ada lesi tidak ada edema

Kulit : turgor kulit kurang baik, tidak ada lesi

PSIKOSOSIAL

1. Genogram

2. Konsep Diria. Citra tubuh

Tidak ada gangguan ( cacat ) tubuh dan klien menerima apa adanya

b. Identitas

Perempuan, 53 tahun, klien adalah seorang istri dan mempunyai tiga anak

c. Peran

Didalam keluarga klien sebagai seorang Ibu

Dalam kelompok pekerja, klien sebagai kelompok petani yang rajin yang setiap hari pergi kesawah dan kebunnya.

Dalam masyarakat, klien sebagai masyarakat biasa, tidak ada jabatan dalam masyarakat ( warga masyarakat )

d. Ideal diri

Klien berharap cepat sembuh dari penyakit yang dialaminya, dan berharap segera pulang supaya bisa bercocok tanam kembali seperti biasanya sebelum sakit dan klien menyadari bahwa Ia sekarang ada di RSJ

e. Harga diri

Klien merasa kecewa dan sedih karena merasa dibohongi oleh orang lain karena sawah yang dianggap tidak membuahkan hasil.

3. Hubungan Sosial a. Orang yang berarti : Suami

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat klien kurang aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.

c. Dambatan dalam hubungan dengan orang lain tidak ada hambatan dalam berkomunikasi dengan orang lain.

4. Spirituala. Nilai dan Keyakinan

b. Klien beragama islam, dan taat menjalankan ibadah

c. Kegiatan Ibadah

Klien dalam menjalankan ibadahnya rajin, tapi setelah sakit jarang/berkurang.

5. Status Mental1. PenampilanKlien berpakaian kurang rapi, kuku pendek, rambut rapi disisir sendiri walaupun agak kotor

2. Pembicaraan

Saat berbincang-bincang klien dapt menjawab dalam baik, tapi dalam mengungkapkan perasaan klien kurang kooperatif 3. Aktifitas Motorik

Klien terkadang membantu aktifitas yang ada diruangan, dan terkadang diajak oleh perawat dulu.

4. Alam perasaan

Klien sedih karena sudah pernah dirawat diRSJ Surakarta, kawatir bila sudah sembuh dan pulang kerumah penyakitnya akan kambuh lagi.5. Afek

Klien mudah marah tetapi didalam batas setabil, masih bisa dikendalikan.

6. Interaksi Selama Wawancara

Klien mau bicara/ngobrol dengan perawat walaupun kurang kooperati, kontak mata baik klien dapat menjawab pertanyaan perawat.

7. Persepsi

Klien merasa mendengar suara-suara yang selalu memanggil-manggil namanya dan memojokan dirinya. 8. Isi Pikir

Obsesi suatu keinginan yang kuat, klien berkeinginan membeli sawah dan kebun yang banyak setelah kelaur dari RSJ Surakarta.

9. Proses Pikir

Perseversi : pembicaraan yang diulang berkali-kali10. Tingkat KesadaranKlien bingung tapi tidak terdapat disorientasi

11. Memori Klien dapat mengingat semua keluarganya yang mengantar ke RSJ Surakarta.

12. Tingkat Konsentrasi Berhitung

Pasien dapat menjawab pertanyaan dalam berhitung yang sederhana.

13. Kemampuan Penilaian

Klien mampu mengambil keputusan tanpa bantuan orang lain, klien memilih makan sesudah mandi daripada makan sebelum mandi.

14. Daya Tilik Diri

Klien tidak mengetahui akan penyakitnya.

6. Kebutuhan Perencanaan Pulang

1. kemampuan klien mengenai kebutuhan

a. klien mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari

b. pakaiannya diganti setiap mandi pagi

2. kegiatan hidup sehari-hari

a. Makan

Klien setiap hari makan 3x, habis satu porsi ambil sendiri, makan sambil duduk dikursi dan sambil membersihkan alat makan sendiri

b. Mandi

Klien mandi 2x sehari, pagi dan sore dan sudah bisa keramas

c. BAB dan BAK

Klien BAB dan BAK sendiri tanpa bantuan d. Berpakaian

Kien ganti baju 1x sehari dan dapat memakai pakaian sendiri

e. Istirahat/ tidur

Klien sudah bisa tidur nyenyak, kadang terbangun ditengah malam

f. Penggunaan obat

Klien dapat minum obat sendiri dengan teratur 3x sehari

g. Penelitian Kesadaran

Klien merasa sudah sadar 7. Mekanisme Koping Klien bila mempunyai masalah tidak mau cerita dengan orang lain, selain pendiam sendiri 8. Masalah Psikologis dan Lingkungan

1. pendidikan : SD

2. dirumah : - klien tidak aktif dalam kegiatan kemasyarakatan

- klien aktif berinteraksi dan bergabung dengan temen 3. ekonomi : klien tergolong menengah 9. Aspek Medis Data Fokus Terapi obat Stalazine : 3x5 mg Oral untuk halusinasi

Heximer : 3x2 mg Oral untuk tenang

Persidal : 2x2 mg

Oral untuk Efek obat 10. Data FokusDs : Klien mengeluh sring marah-marah dan gelisah apabila halusinasinya muncul

Do: klien tampak cemas dan gelisah

Ds : klien mengatakan saya mendengar suara-suara yang memojokkan saya

Do : klien tampak bingung, suka bicara sendiri, dan tertawa sendiri

Ds : klien mengatakan saya lebih senangdiam jika punya masalah Do : klien tampak sering diam, menyendiri dan jarang bergaul

Hari tanggal Data fokus Problem

30/07/ 06

31/07/06

01/07/06 Ds : klien mengatakan jika suara-suara itu muncul, maka klien marah-marah

Do : Ekspresi wajah klien tampak cemas, gelisah, ada kontak mata tetapi tidak tahan lama, gelisah saat tidur, ekspresi wajah klien kadang-kadang tegang

Ds : klien mendengar suara-suara yang isinya memojokkan saya

Do : Ekspresi wajah klien tampak bingung ada kontak mata tapi tidak tahan lama, klien sering menghindar dari orang lain

Ds : klien lebih senang menyendiri, bila mempunyai masalah, lebih memilih diam

Do : klien tampak sedih dan bingung klien sering menyendiri, klien hanya bicara seperlunya Resiko menciderai diri, dan orang lain, MasyarakatGangguan persepsi sensori, halusinasi

Isolasi sosial : Menarik diri

II. ANALISA DATA

III. DAFTAR MASALAH

1. gangguang persepsi sensori

2. resiko mencederai, orang lain, lingkungan

3. isolasi sosial

IV. POHON MASALAH pohon masalahAkibat

Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan

Masalah utama gangguan persepsi sensori : halusinasi dengar

Penyebab isolasi sosial : menari diri

V. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko menciderai diri, oarang lain dan lingkungan berdasarkan gangguan persepsi sensori : halusinasi dengar

2. gangguan persepsi sensori : halusinasi dengar berdasarkan isolasi sosial : MD

Tanggal/ Jam Diagnosa keperawatan TUKImplementasi Evaluasi

Rabu 26 juli 2006Jam 13.00-13.30 Wib

Kamis 27 juli 2006

09.00-09.30Wib Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan

TUK I

Klien dapat membina hubungan saling percaya

TUK 2 Klien dapat mengenali halusinasinya

TUK 3

Klien dapat mengontrol halusinasinya

JG

Membina hubungan saling percaya

Menyapa baik klien dengan verbal

Maupun non verbal

Memperkenalkan diri dengan sopan

Menanyakan nama klien dengan lengkap dan nama panggilan klien Menjelaskan petemuan dengan klien

Membantu klien ntuk mengenali halusinasinya

Meminta klien untuk mengungkapkan saat halusinasinya muncul

Menanyakan pada klien situasi yang mencetus terjadinya suara itu

Menyatakan isi dan frekuensi waktu halusinasi itu muncul Mendiskusikan cara baru untuk memutuskan bila aterjadi halusinasi dengan cara:

1. menghardik

2. berbincang-bincang

3. kgiatan terarah

4. meminum obat sesuai dengan dosis

S : klien menyatakan selamat pagi

Klien memperkenalkan diri dngan baik

Klien merasakan senang ada perawat yang membantunya

Klien mengatakan ada suara-suara yang selalu memanggil namanya

Suara itu muncul pada saat situasinya hening, yang isinya selalu memojokkan saya

Suara tersebut sering muncul pada waktu habis shalat dzuhur asyar, maghrib frekuensinya suara itu 1 hari 4x

O:Espresi wajah klien tampak lesu dan bingung

Klien mau menceritakan masalahnya pada perawat.

A:hubungan saling percaya klien dengan perawat dan mampu molai terbina.

Kien mampu mengenali halusininasi dengar.

P:

PK: klien dapat mempertahankan hubungan yang terusmenerus dengan perawat dan mampu mengontrol halusinasinya.Pr: lanjutkan TUK 3

Ttd:S: Klien mengatakan setelah diajari cara baru saya akan mencobanya

O: - Klien mampu mencoba cara baru yang diajarkan perawat Klien tampak senang saat mencoba cara baru tersebut.

CATATAN KEPERAWATAN

Nama klien : Nyonya W.

No. CM: 27867

Ruang : Sembodro

Tanggal / JamDiagnosa keperawatanImplementasiEvaluasi

Jumat 28 Juli 2006

11.00- 11.30 WIBTUK 4Klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol halusinasinya mengajarkan cara-cara baru pada keluarga tentang mengontrol halusinasi klien

memberikan motifasi pda keluarga dalam mengontrol halusinasi klien

mendiskusikan dengan keluarga tentang bagaimana cara-cara baru bagaiamana mengontrol halusinasinya A: Klien dapat mengontrol halusinasinya dan sudah mamu mencoba untuk menentukan halusinasinyaP:

PK: Klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol halusinanainya.

Pr: Lanjutkan TUK 4

S: Keluarga mengatakansenang setelah diajari bagaimana mengontrol halusianasinya.

- Keluarga telah mempraktekkan cara-cara memakai halusinasi langsiung dengan klien

CATATAN KEPERAWATAN

Nama Klien : Ny. W

No. CM: 27867

Ruang : Sembodro

Tanggal / jamDiagnosa Keperawatan ImplementasiEvaluasi

Sabtu, 29 Juli 2006

09.00 09.30 WIBTUK 5

Klien dapat memanfaatkan obat yang lain- Menjelkan pada keluarga tentang tanda-tanda dan gejala halusinasi dan bagaimana memutus halusianasi tersebut.

- memberikan penjelasan pada klien akibatnya tidak mau minum obat- menjelaskan nama obatnya

- menjelaskan manfaat minum obat yang benar - Keluaraga mengatakan telah paham tentang tanda dan gejala halusinasiO: Keluarga klien telah mencoba mempraktekan cara mengontrol halusianasinya dengan berhasil

A: Keluarga dan klien sudah menconba mempraktejan cara memutus halusianasi

P:

Pk: Klien dapat mengetahui manfaat obat dan efek sampingnya

Pr: Lnjutkan TUK 5

TTD:

S: Klien mengatakan sudah minum obat, sehari muinum obat 3x Klien sudah paham tentang masalah obat dan manfaatnya

CATATAN KEPERAWATAN

Nama Klien: Ny. W

NO. CM: 27867

Ruang: Sembodro

Tanggal/JamDiagnosa KeperawatanImplementasi Evaluasi

Secara teratur. mendikusikan dengan klien akibat minum obat-obatan tanpa knsultasi

menjelaskan tentang 5 prinsip minum obat yang benar O: Klien tampak senang ketika minum obatA: Klien mampu mengetahui tentang manfaat obat dan kerugiannya tidak minum obat

P:

Pk: tingkatkan pengetahuan klien tantang obat dan motivasi supaya terus berobat

Pr: Lanjutkan rencan selanjutnya

TTd:

CATATAN KEPERAWATAN Nama kliean : Ny. W

No CM : 27867

Ruang : Sembodro

Tanggal Jam Diagnosa keperawatan Implementasi Evaluasi

Senin. 31 juli 2006

10.00-10.30 Wib Perubahan persepsi sensori : halusinasi bidang menarik diri TUK I

Klien dapt membina hubungan saling percaya

TUK 2

Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri

TUK 3

Klien dapat menyebutkan keuntungan dan kerugian berhubungan dengan orang lain mengkaji penetahuan klien tentang perilaku perilaku menarik diri dan tanda-tandanya

memberi kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya tidak mau bergaul dengan orang lain

mendiskusikan bersama klien tentang tanda-tanda yang muncul menarik diri

mengkaji pengetahuan klien tentang manfaat hubungan dengan orang lain

memberi kesempatan pada klien untuk mengungkapkan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain

mendiskusikan dengan klien tentang manfaat hubungan dengan orang lain S : klien mengatakan supaya masih ingat sama Mba.

Klien merasa trauma berhubungan dengan orang lain O : Klien mau mengungkapkan perasaannya kepada peawat tentang menarik diri A : Pengethaun klien menarik dirinya sudah tergadi

BHSP masih terbina dngan baik

P :

PK : Klien mampu mengetahui keuntungan dan kerugian tidak mau bergaul

Pr : lanjutkan TUK 3

S : klien mengatakan tanda-tanda orang yang tidak mau bergaul adalah sering menyendiri lebih banyak tidur dan jarang bicara Keuntungannya adalah punya temen banyak Kerugiannya tidak punya temen

O : klien Koopertif kontak mata cukup

A : klien mampu mengungkapkan keuntungan dan kerugian yang tidak mau berhubungan dengan orang lain

P :

PK : klien mampu berhubungan dengan orang lain secara bertahap

Pr : lanjutkan TUK 4

TTD :

CATATAN KEPERAWATAN

Nama Klien : N y. W

No CM : 27867

Ruang : Sembodro

Tanggal/ Jam Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi

TUK 4

Klien dapat melakukan hubungan sosial secara bertahapTUK 5

Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain

TUK 6

Keluarga mampu mengembangkan kemampuan klien berhubungan dengan orang lain Mengkaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain Mendorong klien untuk gerhubungan demham orang lain

Memberikan pujian terhadap keberhasilan yang telah dicapai

Membantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan

Motivasi klien untuk selalu mengikuti kegiatan ruang

Mendorong klien untuk mengungkapkan perasaan setelah berdasarkan orang lain

Mendiskusikan tentang manfaat berdasarkan orang lain

Memberikan pujian positif atas kemampuan

Mendorong anggota keluarga untuk memberikan dukungan kepada klien untuk berkomunikasi dengan orang lain

Menganjurkan anggota keluarga rutin dan berganti menjenguk klien

Mendiskusikan dengan keluarga tentang perilaku menarik dirinya dan penyebab S : saya kenal dengan beberapa perawat di bangsal ini Saya dapat kenal dengan semua yang ada disini tetapi tidak hafal nama-namanya satu persatu

Saya senang bisa berkenalan dan punya banyak temen O : klien diajak berkenalan

Klien tersenyum ketika diajak berkenalan

Klien mengenal beberapa pasien disini

A : klien mampu berkenalan dengan teman-temannya dan mau mengungkapkan perasaannya setelah berkenalan

P :

PK : setelah berkenalan klien mau berceritaS : klien sendiri dapat berhubungan dengan orang lain

Klien merasa senang mempunyai temen banyak Keluarga merasa senang karena klien sudah mau berhubungan dengan orang lain

O: klien dapat mengenali teman-teman nya dan anggota keluarganya

A. klien mampu berkenalan dngan orang lain dan bercerita tentang masalahnya.

P:

Pk: setelah ibu berkenalan jangan bosan-bosan atau malas untuk berhubungan dengan orang lain.

Pr: TUK 5,6 Tercapai

Ttd:

RENCANA KEPERAWATAN

Nama klien; Ny. W

No. CM: 27867

Ruang: Ssembodro

NoTanggal/ jamDiagnosa keperawatantujuanKriteria hasilIntervensi Rasional

126-07-2006Resiko menciderai dari sendiri dan orang lain lingkungan berdasarkan halusinasi dengarTUM : klien tidak mencedirai diri , orang lain dan lingkungan

TUK 1

Klien dapat membina hubungan saling percaya1.1 ekspresi wajah bersahabat, menunjukan rasa senang ada kontak mata, mau mau berjabat tangan, mau mau menyebutkan nama, mau menjawab salam klien mau duduk berdampingan dengan klien dan mau mengutarakan masalah yang dihadapai1.1.1 bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan konsep komunikasi tero peutik

a. sapa klien dengan ramah, baik verbal maupun non verbal

b. perkenalkan diri dengan sopan

c. tanyakan nama lengkap klien dengan nam panggilan yang disukainya

d. jelaskan tujuan pertemuan e. juur dan menepati janji

f. beri perhatian pada klien

g. tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanyaKlien mampu memperkenalkan diri dengan baik kepada perawat, mau menyebutkan nama dan sebagainya.

RENCANA PERAWATAN

NOTanggal/ jamDiagnosa keperawatanTujuanKriteria hasilIntervensiRasional

2.3.

4.

5. 27-07-200628-07-06 29-07-06

30-07-06 Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, lingkungan berdasarkan halusinasi dengarTuk 2 Klien dapat mengenal halusinasinya

TUK 3

Klien dapat mengontrol halusinasinya

TUK 4

Klien dapat dukungan dari keluarga dalan mengontrol halusinasinya

TUK 5

Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik

Klien dapat menyebutkan waktu, isi, frekuensi timbulnya halusinasi

3.1 Klien dapat menyebutkan tindakan yang biasa dilakukan untuk mengendalikan halusinasinya

3.3 Kien dapat memilih cara mengatasinya halusinasinya seperti yang telah didiskusikan klien

3.4 Klien dapat melaksanakan cara yang telah dipilihuntuk mengenal halusinasinya

3.5 Klien dapat mengikuti aktivitas kelompok

4.1 Keluarga dapat membina hubungan saling perdcaya dengan perawat

4.2 Keluarga dapat menyebut5kan pengertian, tanda dan tindakan intuk mengendalikan halusinasinya 5.1 Klien dan keluarga dapat menyebutkan manfaat, dosisdan efek samping obat

5.2 Klien dapat mendemontrasikan obat dengan baik

5.3 Klien dapat informasi tentang manfaat dan efek samping obat

5.4 klien memahami akibat berhentinya obat tanpa konsultasi

5.5 Klien dapat menyebutkan prinsip 5 benar penggunaan obat

2.1.1 adakan kontak sering dan singkat secara bertahap

2.1.2 observasi tingkah laku klien terkait dengan halsinasina

2.1.3 bantu klien mengenal halusinasinya

a. jika menemukan klien yang halusinasi, tanyakan apakah ada suara yang didengar

b. jika klien menjawab ada, lanjutkan apa yang dikatakan

c. katakan bahwa perawat percaya klien mendengar suara itu

d. katakan bahwa perawat akan membantu klien

3.1.1 Identifikasi dengan klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi ( tidur, marah, menyibukan diri dan lain-lani.)3.1.2 Diskusikan manfaat dan cara yang digunakan, jika bermanfaat beri pujian

3.3.1 Bantu kita untuk memilih dan melatih cara memutus halusinasi secara bertahap

3.4.1 Beri kesempatan untuk melaksanakan cara tang telah dilatih evaluasi hasilnya dan beri pujian jika berhasil

3.5.1 Anjurkan klien mengikuti aktifitas kelompok, Orintasi relita, stimulus persepsi

4.1.1 Anjurkan klien untuk memberitahukan keluarga jika mengalami halusinasi

4.2.1 Diskusi dengan keluarga ( saat berkunjung )

- Gejala halusinasi yang dialami cara merawat halusinasinya

- Cara merawat anggota keluarga 5.1.1 Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis, frekuensi dan manfaat obat

5.2.1 Anjurkan klien minta obat sendiri pada perawat dan merasakan manfaatnya 5.3.1 Anjurkan klien bicara dengan doktor tentang manfaat dan efek samping obat

5.4.1 Diskusi akibat berhenti obat-obatan tanpa konsultasi

5.5.1 Bantuklien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar Klien mampu mengenal halusinasinya dan dapat menyebutkan waktu, isi, frekuensi timbulnya halusinasi

Klien mampu mengontrol halusinasinya dan dapat menyebutkan tindakan yang biasa dilakukan klien pada saat halusinasinya muncul

Keluarga klien sudah mengetahui tentang pengertian halusinasi, tanda, gejala dan cara mengatasinya

Klien mengetahui manfaat obat dengan baik

LAPORAN PENDAHULUAN

1. Masalah Utama

Perubahan persepsi sensori : Halusinasi dengar

2. Mekanisme Terjadinya Masalah

a. Halusinasi

Adalah gangguan pencerapan ( persepsi) panca indra tanpa adanya rangsangan dari luar, yang dapat meliputi semua sistem pengindraan, dimana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh atau baik.

b. Tanda dan gejala halusinasi secara umum yang dapat diamati yaitu :Menarik diri dan menghindari orang lain :

a. Duduk sendiri

b. Tersenyum sendiri c. Bicara sendiri

d. Tidak bisa membedakan nyata dan tidak nyata

e. Tidak bisa memusatkan pikiran dan konsentrasi

f. Memandang searah

g. Menyerang

h. Tiba-tiba marah dan gelisah

i. Takut

c. Akibat terjadinya masalah

Resiko menciderai diri orang lain dan lingkungan mekanisme : klien dengan halusinasi terjadi gangguan realita sehingga dapat melakukan tindakan yang mal adaptif/menciderai diri, orang lain dan lingkungan d. Penyebab terjadinya masalah

Isolasi sosial : menrik diri

Meknisme : klien menarik diri akan berdiam diri dan tidak mau berdiam diri dan tidak mau berhubungan dengan orang lain sehingga dapat merangsang stimulasi internal yang dipersepsikan dengan halusinasi 3. Pohon Masalah

Akibat

Resiko menciderai diri orang lain dan lingkungan

Core problem

perubahan persepsi sensori : halusinasi

Penyebab

Isolasi sosial : menarik diri

4. Masalah keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji

1. Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan

Data Subjektif

Klien tidak mampu menggungkapkan perasaan dengan verbal

Keluarga mengatakan ada riwayat perlakuan diri dari orang lain

Data Objektif

Ada tidaknya sifat bermusuhan

Ada tidaknya kontrol setiap hari

Postur yang kaku

Melangkah yang bolak-balik

2. Perubahan persepsi sensori : Halusinasi

Data Subjektif

klien tidak membedakan nyata dan tidak nyata klien mengatakan tidak dapat berkomunikasi

Data Objektif

klien duduk sendiri

klien tersenyum sendiri

klien melakukan tindakan yang berulang-ulang dan tidak bermakna 5. Diagnosa Keperawatan

1. Resiko menciderai diri, oarang lai dan lingkungan berdasarkan halusinasi dengar

2. perubahan persepsi sensori berdasarkan bidang menarik diri

Strategi Pelaksanaan Tindak KeperawatanMasalah : Halusinasi

Pertemuan : Ke satu

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi klien

Klien mendengar suara yang memanggil-manggil namanya, sehingga klien berbicara sendiri dan senyum-senyum

2. Diagnosa keperawatanResiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan halusinasi dengar

3. Tujuan khusus /TUK

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya

2. Klien dapat mengenai halusinasinya

4. Intervensi

a. Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip Komunikasi Terapautik

a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal

b. Perkenalkan diri denga sopan

c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan

d. Jelaskan tujuan pertemuan

e. Jujur dan menepati janji

f. Tujukan sifat simpati dan menerima klien apa adanya

b. Beri perhatian pada klien pada saat klien mengungkapkan perasaannyac. Observasi tingkah laku klien yang terkait dengan halusinasi, bicara dan tertawa tanpa stimulus, memandang kekanan dan kekiri, kedepan seolah olah ada orang yang bicara.

d. Bantu mengenalkan halusinasi klien

a. Jika menemukan klien yang sedang halusinasi tanyakan apakah ada suara yang diengar

b. Tanyakan seperti apa suara yang didengar oleh klien

c. Katakan bahwa perawat percaya klien, mendengar suara itu, namun perawat sendiri tidak mendengarnya (dengan bersahabat tanpa menuduh/menghakimi).

d. Katakan bahwa klien lain juga ada yang seperti klien

e. Katakan bahwa perawat akan membantu klien

e. Diskusikan dengan klien

a. situasi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan halusinasi

b. waktu dan frekuensi terjadi halusinasi (pagi, sore, pagi, atau jika jengkel atau sedih)

f. Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi (marah, takut senang, sedih)g. Berikan kesempatan untuk menggungkapkan perasaannya.

B. Strategi pelaksanaan Tindakan Keperawatan 1. Orientasi

a. Salam Terapautik

selamat pagi Bu, perkenalkan nam saya Siti Rofingah saya sering dipanggil suster Rofi atau Siti, saya akan merawat Ibu dari pagi-pagi hingga siang nama Ibu siapa ? senang dipanggil apa biasanya Bu ?

b. Evaluasi dan Validasi

saya sering melihat ibu bicara sendiri, senyum-senyum ada apa ya Bu ?c. Kontrak

Topik : Bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang suara-suara yang Ibu dengar

Tempat : Bu maunya kita ngoblo dimana ? bagaimana kalau kita ketaman ?

2. Kerja Sekarang, coba Ibu ceritakan suara-suara yang sering Ibu dengar. Apakah Ibu bisa mengenali suara itu ?

Kalau kenal suara siapa ya Bu ?

Situasi yang bagaimana yang menurut Ibu sebagai pencetus munculnya suara tersebut?

Berapa lama suara itu Ibu dengar dalam sehari ?

Apa Ibu mengikuti suara-suara yang didengar ?

Apa yang Ibu lakukan jika suara-suara itu muncul ?

3. Terminasi

1. Evaluasi SubjektifSaya seneng Ibu sudah menceritakan suara-suara yang Ibu dengar selama ini

Bagaimana perasaan Ibu stelah kita berbincang-bincang ? 2. Evaluasi Objektif Jadi yang seperti Ibu katakan, tadi suara yang Ibu dengar suara ...., suara itu muncul pada sat .....dalam sehari suara tersebut sebanyak .....

Kemudian yang Ibu rasakan dan lakukan setelah mendengar suara tersebut adalah....

3. Perencanaan tidak lanjut

Beritahu keluarga, teman dan perawat untuk untuk memutuskan suara-suara tersebut

4. Kontrak

Sampai disini dulu pertemuan kita hari ini, bagaimana kalau besok kita ketemu lagi, untuk membicarakan tentang cara mengontrol halusinasi yang Ibu hadapi, dimana kita akan berbincang-bincang Bu ? bagaimana kalau ditempat ini lagi ? berapa lama kita akan berbincang-bincang ? mulai jam berapa ? bagaimana kalau jam 08.30 Wib.Stategi Pelaksanaan Tindak KeperawatanMasalah : Halusinasi

Pertemuan : Ke dua

A. Proses keperawatan

1.kondisi klien

Klen masih mendengar suara-suara yang memanggil-manggil namanya, klen juga masih berbicara sendiri dan senyum-senyum

2.kiagnosa keperawatan sesiko mencerai diri , orang lain dan lingkungan b/d halusinasi dengar

3.Tujuan khusus / Tuk

3.klien dapat mengontrol halusinasinya

4.Intervensi

a. Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi

b. Diskusikan manfaat dan cara yang dilakukan klien pada saat terjadi halusinasi

c. Diskusikan cara baru untuk mengontrol timbulnya halusinasi

- katakan saya tidak mau mendengar kamu ( pada saat halusinasi terjadi ) menemui orang lain ( perawat / teman )untuk bercakap- cakap

- membuat jadwal kegiatan sehari-hari

d. Bantu klien memilih dan melatih dan memilih cara memutus halusinasi secara bertahap

e. Anjurkan klien mengikuti tetapi aktifitas kelompok

B. Starategi pelaksanaan tindakan keperawatan 1.Orientasi a. Salam terapentik

selamat pagi Bu, masih ingat dengan saya khan ? bagus

b. Evaluasi dan validasi

bagaimana perasaan ibu hari ini ? Apakah ibu masih mendengar suara-suara yang seperti kemarin ?

c. Kontrak

Topik : bagaiman kalau sekarang berbincang bincang tentang suara-suara yang ibu dengar Tempat : dimana tempat yang menurut ibu cocok untuk berbincang Bu ?

Waktku : berapa lama Bu kita akan berbincang ? bagaimana kalau 30 menit Bu ?

2.Kerja

Kalau ibu mendengar suara-suara yang kata ibu kemarin sangat mengganggu , apa yang ibu lakukan ? bagaimana perasaan ibu saat itu ? apa yang ibu fikirkan ? apakah dengan cara seperti itu , suara yang ibu dengar berkurang ? berapa cara yang ibu sebutkan sudah bagus , kalau ibu mulai mendengar suara ibu langsung ibu katakan dalam hati saya tidak mau dengar ? pergi....pergi ,

3.Terminasi

1. Evaluasi subjektif

Saya senang sekali ibu sudah mau menceritaka suara-suara yang ibu dengar , sudah bisa menulis , membaca, dll

Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang ?

2. Evaluasi objektif

coba ibu ceritakan apa saja yang bisa ibu lakukan ketika ibu mendengar suara-suara tersebut

3. Rencana tindak lanjut

bagaimana kalau mengingat- ingat kembali kegiatan apa saja yang dapat dilakukan selama ibu belum sakit.

d. kontrak

topik : baiklah Bu waktu kita sudah habis besok kita akan mencoba menbuat rencana kegiatan sesuai dengaan kemampuan yang dimiliki

tempat : mau dimana kita akan bercakap- cakap ? baiklah

waktu : mau jam berapa Bu ? berapa lama ? baiklah Bu ? kalau begitu sampai jumpa besok ya Bu ?

Strategi Pelaksanaan Tindakan keperawatan

Pertemuan : keempatA. Proses keperawatan

1. Kondisi klien

Klien masih berbicara sendiri dan senyum-senyum sendiri

2. diagnosa Kepeprawatan

resiko menciderai diri orang lain dan lingkungan berdasarkan halusinasi

3. TUK

5 klien dapat memanfaatkan obat dengan baik

4. interverensi

a. Anjurkan klien meminta sendiri obat pada perawat dan merasakan manfaatnya

b. Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar

c. Diskusikan akibat berhenti obat-obatan tanpa konsultasi

d. Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis, frekuensi dan manfaat obat

B. Strategi Komunikasi

Orientasi

a. Salam Teropentik

Selamat siang Bu ?

b. Evaluasi ? Validasi Ibu tanpa segar hari ini, bagaimana perasaan Ibu ? bagaimana waktu suara-suara itu terdengar dan Ibu mencoba cara-cara kemarin yang kita bicarakan berhasil ? baguskan begitu c. Kontrak Topik : seperti janji kemarin, hari ini saya akan menjelaskan pada Ibu tentang obat-obatan

Tempt : bagaimana kalau kita berbincang-bincang ditaman?

Waktu : mau berapa lama Bu ? bagaimana kalau 10 menit. Kerja

Inilah Bu obat-obatan yang diminum Ibu ? CTM obat tidur, yang oranye ini namanya CPZ, yang putih kecil Haloperida, dua obat ini untuk mengendalikan suara-suara yang sering Ibu dengar, obat ini diminum tiga kali sehari, masing-masing 1 tablet tidak kurang tidak lebih.

Ada 5 hal yang harus diingat saat Ibu meminum obat

1. benar obat

2. benar unutk Ibu

3. benar cara

4. benar waktu

5. benar frekunsi (dosis)

Inggat ya Bu ?

Evaluasi

Subjektif : bagaimana perasan Ibu setelah kita berbincang-bincang

Objektif : coba Ibu sebutkan obat yang diminum, bagus ?

Rencana tidak lanjut

Karena Ibu sudah paham dengan obat-obatan yang diminum, Ibu dapat langsung minta obat jika waktu pemberian obat sudah tiba ? Kontak

Topik : besok kita ketemu lagi ya Bu ? kita akan bahas dengan keluarga

Stategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

Masalah : Halusinasi Dengar

Pertemuan : Ketiga

A. Proses keperawatan

1. Kondisi klien

Klien masih seperti biasanya, bicara sendiri dan senyum-senyum

2. Diagnosa keperawatan

Resiko menciderai diri orang lain dan lingkungan berdasarkan halusinasi

3. Tujuan khusus

4 klien mendapat dukungan dari keluarga untuk mengatasi halusinasinya

4. Interverensi

anjurkan klien untuk memberitahukan keluarga jika klien mengalami halusinasinya

diskusikan dengan keluarga

gejala halusinasi

cara yang dilakukan klien dan keluarga untuk memutus halusinasinya beri informasi waktu follow up atau kapan perlu mendapat bantuan

beri kegiatan jangan dibiarkan sendiri

B. Trategi komunikasi1. Fase Orientasi

a. Salam terapoutik

Selamat pagi Bu ? masih ingat saya khan ? coba nama saya siapa ? katanya masih ingat ?

b. Evaluasi / Validasi

bagaimana perasan Ibu dengan dirawanya Ibu disini, apakah Ibu dirumah juga suka bicara dan tertawa sendiri ? juga seperti disini Bu ?

c. Kontrak

Topik : sekarang saya akan menjelaskan masalah yang dialami oleh Ibu dan bagaimana cara menanganinya Tempat : bagaimana kalau kita bicara ditaman, biar lebih enak berbincang-bincangnya

Waktu : Cuma sepuluh menit ko Bu ?

2. Fase Kerja Ibu mengalami halusinasi jiwa yaitu halusinasi, halusinasi adalah gangguan yang dialami oleh seorang dimana orang tersebut mendengar atau melihat sesuatu yang sebelutnya tidak ada suara.

Nah untuk mengatasinya, bila Ibu kelihatan sedang tersenyum dan bicara sendiri langsung tanyakan sedang tersenyum dan bicara dengan siapa ?

Ajak Ibu berbincang-bincang, jangan biarkan Ibu melamun

Bagaimana Bu ? sudah jelas ? baiklah

3. Terminasi

Evaluasi Subjektif : bagaimana Ibu perasaan setelah kita berbincang-bincang ?

Objektif : jadi bila Ibu halusinasinya mncul, Ibu bisa melakuakan kegiatan yang disukainya Kontrak

Topik : besok Ibu ketemu lagi dengan saya, saya akan jelaskan masalah lain yang juga Ibu alami

Tempat : disi juga ya Bu ?

Waktu : Cuma 10 menit ?

Rencana tidak lanjut : jika Ibu butuh informasi lebih lanjut ? bisa panggil saya Bu ? LAPORANG PENDAHULUAN

1. Masalah Utama : Menarik Diri

2. Akibat Terjadinya Masalah

a. Definisi : kondisi kesepian yang diekspresika oleh individu dan dirasakan sebagai yang menimbulkan oleh orang lai dan sebagai suatu keadaan yang negatif atau mengancam (Tousend M.C 1998)

b. Tanda dan gejala

Kurang spontan

Apatis

Ekspresi wajah kurang berseri (Ekspresi sedih)

Afek tumpul

Tidak merawat dan memperhatikan kebersihan diri

Komunikasi verbal menurun atau tidak ada

Mengisoalsi diri (menyendiri), klien memisah diri dari orang lain

Tidak atau kurang sadar dengan lingkungan sekitar

Aktifitas menurun

Kurang energi harga diri rendah

Posisi janin pada saat tidur

c. Penyebab terjadinya masalahGangguan konsep diri : harga diri rendah

Mekanisme : perasaan malu terhadap diri sendiri dan perasaan bersalah terhadap diri, serta percaya diri kurang sehingga menimbulkan harga diri rendah

d. Akibat terjadinya

Perubahan perseosi sensori : Halusinasi

Mekanisme : sikap yang memisahkan diri dari lingkungan, orang lain, serta apatis akan menimbulkan suatu perasaan yang mendalam sehingga akan menciptakan halusinasi

3. Pohon Masalah

Resiko perubahan persepsi sensori : Halusinasi

Isolasi sosial : Menarik Diri

Gangguan konsep diri : HDR

4. Masalah Keperawatan dan Data yang perlu dikaji a. Resiko perubahan persepsi sensori : Halusinasi

Ds : - klien mengatakan tidak dapat konsentrasi

klien mengatakan takut

klien tidak dapat membedakan nyata dan tidak nyata

Do : - klien tampak bicara, tersenyum dan tertawa sendiri

klien menarik diri dan menghindar dari orang lain

ekspresi wajah tenang, mudah tersinggung

Disorentasi

Kekacauan alur pikir

Curiga, bermusuhan, merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan

b. Isolasi sosial : Menarik Diri

Data

kurang sopan

apatis

afek tumpul

tidak merawat dan memperhatikan kebersihan diri

komunikasi verbal menurun atau tidak ada

mengisolasi diri (menyendiri) klien tampak memisahkan diri dari orang lain

tidak atau kurang sadar dengan lingkungan sekitar

aktifitas menurun

kurang energi harga diri rendah

posisi janin pada saat tidur

c. Gangguan konsep diri : HDR

Ds. Klien mengatakan malu pada diri sendiri

Kien mengatakan bersalah pada diri sendiri

Klien mengatakan percaya diri kurang

Do. Klien tampak merendahkan martabat

Klien mengalami gangguan hubungen sosial : MD

Menciderai diri sendiri akibat harga dir rendah dasertai harapan diri yang suram

5. Diagnosa

a. Resiko perubahan persepsi sensori : Halusinasi bedasrkan menarik diri

b. Isolasi sosial : menarik diri berdasarkan HDR (harga diri rendah)Strategi Pealaksanaan Tindakan Keperawatan

Masalah Menarik DiriPeremuan : Pertama

A. Proses Keperawatan Diri

1. Kondisi klien

Klien senang menyendiri, bingung, kontak dengan klien lian kurang.

2. Diagnosa keperawatan

Perubahan persepsi sensori : Halusinasi berdasarkan menarik diri

3. Tujuan khusus

TUK I : klien dapat membina hubungan saling percaya

TUK 2 : klien dapat menyebutkan menarik diri

4. Tindakan keperawatan

TUK I : klien dapat membina hubungan saling percaya bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan komunikasi terapauitk

a. sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal

b. perkenalkan diri dengan sopan c. Tanyakan nama klien dan nama panggilan klien yang disukai

d. Jelaskan tujuan pertemuan

e. Tunjukan sifat empati dan menerima klien apa adanya

f. Jujur dan menepati janji

g. Beri perhatian pada klien dan pehatikan kebutuhan dasar klien

TUK 2 : klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri a. kaji pengetahuan klien tentang pengertian menarik diri dan tanda-tandanya

b. beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang penyebab menarik diri

c. diskusikan dengan klien tentang pengertian menarik diri, tanda-tandaserta akibatnya d. beri pujian terhadap kemampuan klien dalam mengungkapkan perasaannya

B. Strategi Komunikasi

1. Fase Orientasi

a. Salam Terapautik

Selamat pagi Bu, perkenalkanlah nama saya Siti Rofingah, saya mahasiswa akper AL hikmah Brebes, saya biasa dipanggil Rofi, kalau boleh saya tahu Ibu namanya siapa ? suka dipanggil apa ?

b. Evaluasi

Subjektif : bagaimana perasaan Ibu hari ini ?

Objektif : coba Ibu ingat siapa nama saya ?

c. Kontrak

Topik : bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang yang menyebabkan Ibu disini tidak mau berhubungan dengan orang lain ?

Tempat : Ibu mau ngobrol dimana ? bagaimana kalau ditaman ?

Waktu : Ibu mau berapa lama ? bagaimana kalau 10 menit ?

2. Fase Kerja

Mengapa Ibu duduk disini terus ? kenapa tidak bergabung dengan teman-teman deket dirumah ? Ibu tau nggak bagaimana ciri-ciri orang yang tidak mau bergaul ?

saya lihat Ibu sering sendiri, apa yang menyebabkan Ibu seperti itu ?

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi subjektif

bagaimana perasaan Ibu setelah berbincang-bincang dengan saya ?

b. Evaluasi Objektif

apa Ibu masih ingat apa yang kita bicarakan tadi, sekarang coba Ibu ceritakan lagi apa yang menyebabka Ibu tidak mau bergaul, dengan orang lain?

c. Perencanaan tidak lanjut

Nah, sekarang Ibu sudah tau apa ynag menyebabkan Ibu tidak mau bergaul dengan orang lain ?

d. Kontrak

Topik : berhubung waktu yang telah kita tentukan tadi sudah habis, bagaimana kalau kita sambung lagi nanti? Untuk pertemuan nanti bamana kalau kita belajar cara latihan berkenalan dengan orang lain?

Tempat : Ibu maunya ngobrol dimana? Bagaimana kalau di taman lagi?

Waktu : kita ketemu jam berapa? Baiklah sampai ketemu besok pagi?Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

Pertemuan : keduaA. proses keperawatan

1. kondisi klien

klien bingung dan diam

klien mengatakan mendengar suara-suara yang memanggil-manggil namanya

2. diagnosa keperawatan

perubahan persepsi sensori : halusinasi b/d menarik diri

3. tujuan khusus

TUK3: klien dapat menyebutkan keuntungan dan kerugian b/d orang lain

1. klien dapat menyebutkan keuntungan b/d orang lain

2. Kaji pengetahuan tentang manfaat dan euntungan b/d orang lain

3. beri kesempatan klien untuk menyebutkan dan mengungkapakan perasaan tentang keuntungan b/d orang lain

4. diskusikan bersama klien tenteng manfaat berhubungan dengan orang lain

B. Strategi Komunikasi

Fase Orientasi a. Salam Terapeutik Selmat pagi ibu? Masih ingat nama saya nggak?Bagus

b. Evaluasi

Subyektif: Ibu masih ingat apayang kita bicrakan kemarin?

Objektif: coba ingat-igat lagi apa ada penyebab lainyang membuat ibu tidak bergaul ?

c. KontrakTopik : bagimana kalau sekarang kita berbincang bincang tentang keuntungan dan kerugian akibat b/d ornag lain

Tempat : mau di mana tempatnya , bu?

Waktu : mau berapa menit bu?

Fase kerja

Di rumah ibu punya teman nggak? Ibu tahumanffat nya kita bergaul dengan orang lain ? conba sebutkan ! ya , bagus.

Kalau begitu ibu sudah tahu?

Fase terminasi

a. evaluasi subjektif

bagaimana persaan ibu setelah kita berbincang binsang tadi?b. Evaluasi objektif

coba ceritakan kembali apa yang sudah kita bicarakan tadi?

c. perncanaan tindakan keperawatanCoba ibu ingat-ingat kembali keuntungan dn kerugian tidak b/d orang lain

d. Kontrak

Topik : Bagaiman kalau nanti kita belajar berkenalan dengan teman-teman di sini?

Tempat: bagaiman kalau di tempat ini aja?

Waktu : cuma 15 menit kok, bu!

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

Pertemuan ke tiga

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi klien

klien duduk bersama klien lain , diam, memberi salam pada perawat, tampak berseri

klien menyatakan ada suara-suara

2. Diagnosakeperawatan

perubahan persepsi sensori : halusinasi b/d menarik diri

3. Tujuan khusus Tuk 4: klien dapat melaksanakan hubunga sosial secara bertahap

(K-P, K-P-K, K-LP, K-KLG)

4. Tindakan keperawatan

Tuk 4: klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap

a. kaji kemampuan klien membinma hubungan denga oranglain

b. Dorong klien untuk b/d orang lain

c. Beri pujin terhadap keberhasilan yang telah dicapai

d. Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan

e. Diskusikan jadwal haria yang dapat dilaakukan bersam klien dalam mengisi waktu

f. Motivasi klien untuk selalu mengikuti kegiatan ruangan

B. Strategi Komunikasi

Fase orientasi

a. salam terapeutik

selamat siang, bu! Bagaiman kabarnya hari ini?

b. evaluasi

subjektif : bagaimana ibu setelah berhubungan sengan orang lain?

Objektif : Coba ibu ceritakan setelah berhubungn dengan orang lain / c. Kontrak Topik : sesuai denga janji kamaren kita akan belajar berkenalan denagan yang lain dan perawat disini

Tempat : ibu kita mau ngobrol di mana ? bagaimana kalau di situ

Waktu : ibu kita mau ngobrol berapa menit ? bagaimana kalau 10 menit?

Fase kerja

ibu kalau berkenalan apa saja yang ib tanyakan ? bagus ibu, sekarang praktekan aya mau lihat?

Coba ibu ceritakan bagaimana persaan ibu setelah berhubunga dengan orang lain ?

Iya bagus, jadi dengan berhubungan dengan orang lain ibu jadi banyak temen dan ibu bisa ceritakan masalah ibu kan?

Nah, sekarang ibu sudah bisa berhubungan dan berkenalan dengan teman-teman sendiri.

Fase terminasi

a. evaluasi subjektif

bagaiman aperasaan ib setelah mencoba berkenalan dengan orang lain ?

b. Evaluasi subjektif

Coba ibu ingat lagi bagaimana berkelan dengan orang lain ?

c. Rencana tindak lanjut

Sekarang ibu sudah mengetahui caranya jika berkenalan dan sudah mencoba

Tolong nanti ibu mencobanya lagi, mau kan?

d. KontrakTopik :Besok kita akan bicarakan persiapkan ibu pulang dan apa yang harus dilakukan dirumah.

Tempat:Mau dimana ibu? Bagaimana kalau di taman?

Waktu :Ibu mau ketemu jam berapa? Bagaimana kalau jam 10:00.Strategi Pelaksanaan Tindakan KeperawatanPertemuan ke empat

B. Proses Keperawatan

1. Kondisi klien

Klien bingung dan diam

Klien masih mendengar suara suara

2. Diagnosa keperawatan

Perubahan persepsi sensori : Halusinasi berdasarkan menarik diri 3. Tujuan khusus

Klien dapat mengungkapkan perasaan perasaan setelah berhubungan dengan orang lain.

Klien dapat mendengarkan sistem pendukung / Keluarga mampu mengembangkan kemampuan klien berdasarkan orang lain

4. Tindakan keperawatan

a. Klien dapat mengungkapkan perasaan setelah berdasarkan orang lain..b. Dorong klien utuk mengungkapkan perasaanya setelah bidang orang lain

c. Diskusikan dengan klien untuk mengungkapkan perasaanya tentang manfaat kita bidangt orang lain.

e. Klien dapat memperdayakan sistem pendukung atau keluarga mampu mengembangkan kemampuan klien bidang orang lain.

a. Bina hubungan saling pecaya dengan keluarga.

1. Salam, perkenalandiri.

2. Sampaikan tujuan

3. Buat kontak

4. Exploitasi {perasaan keluarga}

b. Diskusikan dengan anggota keluarga tentang 1. Perilaku menarik diri

2. Penyebab manarik diri

3. Akibat yang terjadi ila peril;aku menarik diri

Tidak di tangani.

4.Cara keluarga menghadpi klien MD

c. Dorong anggaota keluarga untuk memberikan dukungan kepada klien untuk berkomunikasi dengan orang lain.

d. Anjurkan anggaota keluarga rutin dan bergantian menjeenguk klien minimal 1 minggu seklali.STRATEGI KOMUNIKASI

Fase Orientasi

a. Salam terapentik

Selamat siang bu? Bagaimana perasaan harti ini?

b. Evaluasi

Subjektif: Bagaimana saudara ibi setelah di jenguk keluarga?c. Kontrak

Topik : sesuai yang telah kita sepakati sekarang coba ibi berkenalan dengan ibu kita?

Waktu : Bagaimana kalau ngobrolnya cu,a 10 menit

Tempat: Ibu ngobrolnya disini aja?

Fase kerja.

Sekarang ibi ceritakan bagaimana perasaanya bila berhubunganya dengan orang lain

Bagaimana perasaan ibu setelah tahu manfaatberhubungan orang lain.selanjutnya saya akan menjelaskan tentang prilaku menarik dari, penyebab dan akibatnya.

bagaimana keluarga menghadapinya, keluarga harus memberi dukungan kepada ibu untuk berkomunikasi dengan orang lain.Fase terminasia. Evaluasi

subyektif : bagaimana perasaan ibu setelah kita berbinjang-bincang tadi?

b. Obyektif : apakah ibu ingat apa yaang kita bicarakan tadi, coba Ibu ulang tadi?

c. Rencana tindak lanjut

Ibu kalau sedang menghadapi masalah sebaiknya di ungkapkan agar tidak menjadi beban.d. Kontrak

topik : baiklah Ibu pertemuan kali ini sampai disini dulu, kita lajutkan besok, kita akan membahas tentang masalah yang lain yang sedang dihadapi ibu.

Tempat : bagaman kalau ditaman bu?

Waktu : bagaimana kalau jam 09.00 wib

JADWAL KEGIATAN

SEHARI-HARI

Jam Kegiatan

05.30-07.30

07.30-08.00

08.00-09.30

09.30-11.30

11.30-12.30

12.30-15.00

15.00-16.00

16.00-17.30

18.00-18.30

18.30-20.00

20.00-05.00- bangun tidur,mandi,sholat shubuh + bersih-bersih- sarapan pagi, minum obat

- mengobrol dengan teman-teman, perawat menonton TV

- istirahat

- makan siang, minum obat, sholat dhuhur

- istirahat

- mandi, shalat ashar, bersih-bersih

- menonton TV, ngobrol dengan teman, makan sore, minum

obat, sholat maghrib- menonton TV, ngobrol dengan teman

- tidur malam

Kegiatan harian dirumah

Membersihkan lantai

Mengepel

Membersihkan tempat tidur

Mandiin anak, masak

Kegiatan harian di rumah sakit

Mengepel

Menyapu

Merapikan tempat tidur Mencuci piring bekas makan

Membersihkan halaman

_1206539341.unknown