intervensi jiwa

65
PEDOMAN PROSES KEPERAWATAN UNTUK DX. KEPERAWATAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI RENCANA KEPERAWATAN Nama Klien : No.Register : Ruang : TGL NO DIAGNOSA P E R E N C A N A A N I N T E R V E N S I DX KEPERAWATAN T U J U A N KRITERIA EVALUASI 1 2 3 4 5 6 Gangguan persepsi sensori: halusinasi ............. ............. ... TUM: Klien tidak mengalami halusinasi TUK 1: Klien dapat membina hubungan saling percaya. Ekspresi wajah bersahabat, menunjuk rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, klien mau duduk berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan 1.1.1 Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi terapeutik: Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal. Perkenalkan diri dengan sopan Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien Jelaskan tujuan pertemuan Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya. Beri perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien.

Upload: amviebie17

Post on 19-Jan-2016

78 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

By Pevi Primasnia

TRANSCRIPT

Page 1: INTERVENSI JIWA

PEDOMAN PROSES KEPERAWATAN UNTUK DX. KEPERAWATANGANGGUAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI

RENCANA KEPERAWATANNama Klien :No.Register :Ruang :

TGL NO DIAGNOSA P E R E N C A N A A N I N T E R V E N S IDX KEPERAWATAN T U J U A N KRITERIA

EVALUASI1 2 3 4 5 6

Gangguan persepsi sensori: halusinasi.............................

TUM:Klien tidak mengalami halusinasiTUK 1:Klien dapat membina hubungan saling percaya.

1.1. Ekspresi wajah bersahabat, menunjuk rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, klien mau duduk berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi.

1.1.1 Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi terapeutik: Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non

verbal. Perkenalkan diri dengan sopan Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan

yang disukai klien Jelaskan tujuan pertemuan Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa

adanya. Beri perhatian kepada klien dan perhatian

kebutuhan dasar klien.

TUK 2:Klien dapat mengenal halusinasinya

2.1 Klien dapat menyebutkan waktu, isi, frekuensi timbulnya halusinasi.

2.1.1 Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap.2.1.2 Observasi tingkah laku klien terkait dengan

halusinasinya: bicara dan tertawa tanpa stimulus, memandang ke kiri / ke kanan / ke depan seolah-olah ada teman bicara.

Page 2: INTERVENSI JIWA

2.2 Klien dapat mengungkapkan bagaimana perasaannya terhadap halusinasi tersebut

2.1.3 Bantu klien mengenal halusinasinya: Jika menemukan klien yang sedang halusinasi,

tanyakan apakah ada suara yang didengarnya. Jika klien menjawab ada, lanjutkan apa yang

dikatakan suara itu. Katakan bahwa perawat percaya klien

mendengar suara itu, namun perawat sendiri tidak mendengarnya (dengan nada bersahabat tanpa menuduh atau menghakimi).

Katakan bahwa klien lain juga ada seperti klien. Katakan bahwa perawat akan membantu klien.

2.1.4 Diskusikan dengan klien : Situasi yang menimbulkan/ti-dak menimbul-kan

halusinasi (jika sendiri, jengkel/sedih). Waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi (pagi,

siang, sore dan malam ; terus menerus atau sewaktu – waktu

2.2.1. Diskusikan dengan klien tentang apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi (marah/takut, sedih, dan senang), beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaannya

TUK 3:Klien dapat mengontrol halusinasinya

3.1 Klien dapat menyebutkan tindakan yang biasanya dilakukan untuk mengendalikan halusinasinya.

3.2 Klien dapat menyebutkan cara baru.

3.1.1 Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi (tidur, marah, menyibukkan diri dan lain-lain)

3.2.1 Diskusikan cara baru untuk memutuskan/ mengontrol timbulnya halusinasi : Menghardik/ mengusir/ tidak memedulikan

halusinasinya Bercakap – cakap dengan orang lain jika

halusinasinya muncul Melakukan kegiatan sehari – hari.

Page 3: INTERVENSI JIWA

3.3 Klien dapat mendemonstrasi-kan cara menghardik / mengusir/ tidak memedulikan halusinasinya

3.4 Klien dapat mendemonstrasi-kan bercakap – cakap dengan orang lain

3.3.1 Beri contoh cara menghardik halusinasi : “ Pergi! Saya tidak mau mendengar kamu, saya mau mencuci piring/ bercakap-cakap dengan suster

3.3.2 Minta klien mengikuti contoh yang diberikan dan minta klien mengulanginya

3.3.3 Beri pujian atas keberhasilan klien3.3.4 Susun jadwal latihan klien dan minta klien untuk

mengisi jadwal kegiatan ( self – evaluation )3.3.5 Tanyakan kepada klien :” Bagaimana perasaan Tini

setelah menghardik? Apakah halusinasinya berkurang?” Berikan pujian

3.4.1 Beri contoh percakapan dengan orang lain :” Suster, saya dengar suara – suara, temani saya bercakap – cakap”

3.4.2 Minta klien mengikuti contoh percakapan dan mengulanginya

3.4.3 Beri pujian atas keberhasilan klien3.4.4 Susun jadwal klien untuk melatih diri, mengisi

kegiatan dengan bercakap – cakap dan mengisi jadwal kegiatan ( self – evaluation )

3.4.5 Tanyakan kepada klien :” Bagaimana perasaan Tini setelah latihan bercakap – cakap? Apakah halusinasinya berkurang?” Berikan pujian

3.5.1 Diskusikan dengan klien tentang kegiatan harian yang dapat dilakukan di rumah dan di rumah sakit ( untuk klien halusinasi dengan perilaku kekerasan sesuaikan dengan kontrol perilaku kekerasan )

3.5.2. Latih klien untuk melakukan kegiatan yang disepakati dan masukkan ke dalam jadwal kegiatan. Minta klien mengisi jadwal kegiatan (self – evaluation)

Page 4: INTERVENSI JIWA

3.5 Klien dapat mendemonstrasi-kan pelaksanaan kegiatan sehari – hari

3.6 Klien dapat mengikuti terapi aktivitas kelompok

3.7 Klien dapat mendemonstrasi-kan kepatuhan minum obat untuk mencegah halusinasi

3.5.3 Tanyakan kepada klien: “Bagaimana perasaan Tini setelah melakukan kegiatan harian? Apakah halusinasinya berkurang ?” Berikan pujian.

3.6.1 Anjurkan klien untuk mengikuti terapi aktivitas kelompok, orientasi realita, stimulasi persepsi (pedoman sendiri)

3.7.1 Klien dapat me-nyebutkan jenis, dosis, waktu minum obat serta manfaat obat tersebut (prinsip 5 benar : benar orang, obat, dosis, waktu dan cara )

3.7.1.1 Diskusikan dengan klien tentang jenis obat yang diminum Diskusikan dengan tentang jenis obat yang diminum (nama, warna dan besarnya); waktu minum obat (jika 3 kali : pukul 07.00, 13.00 dan 19.00); dosis dan cara.

3.7.1.2 Diskusikan dengan klien manfaat minum obat secara teratur : Beda perasaan sebelum dan sesudah minum obat Jelaskan bahwa dosis hanya boleh diubah oleh

dokter Jelaskan tentang akibat minum obat tidak teratur

misalnya : penyakit kambuh3.7.2. Klien mendemon-strasikan minum obat sesuai jadual

yang ditetapkan3.7.2.1 Diskusikan proses minum obat:

Klien dapat meminta obat kepada perawat (jika di rumah sakit), kepada keluarga (jika di rumah)

Klien memeriksa obat sesuai dosisnya Klien meminum obat pada waktu yang tepat

3.7.2.2 Susun jadwal minum obat bersama klien

3.7.3. Klien mengevaluasi kemampunannya dalam

Page 5: INTERVENSI JIWA

mematuhi minum obat :3.7.3.1 Klien mengevaluasi pelaksanaan minum obat dengan

mengisi jadual kegiatan harian (self - evaluation)3.7.3.2 Validasi pelaksana-an minum obat klien3.7.3.3 Beri pujian atas keberhasilan klien3.7.3.4 Tanyakan kepada klien bagaimana perasaannya

dengan minum obat secara teratur? Apakah keinginan marahnya berkurang?

TUK 4:Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya.

4.1 Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda dan tindakan untuk mengendalikan halusinasi.

4.1.1 Diskusikan dengan keluarga (pada saat keluarga berkunjung/pada saat kunjungan rumah):

Gejala halusinasi yang dialami klien Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk

memutus halusinasi (sama seperti yang diajarkan kepada klien )

Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi di rumah : beri kegiatan, jangan biarkan sendiri, makan bersama, bepergian bersama. Jika klien sedang sendirian di rumah, lakukan kontak dengan sering

Beri informasi ten-tang waktu tindak lanjut (follow up) atau kapan perlu men-dapat bantuan: halusinasi tidak terkontrol, dan resiko men-cederai orang lain.

Keluarga dapat menyebutkan jenis, dosis, waktu pemberian, manfaat serta efek samping obat.

4.2.1. Diskusikan keluarga tentang jenis, dosis, waktu pemberian, manfaat dan efek samping obat

4.2.2. Anjurkan keluarga untuk berdiskusi dengan dokter tentang manfaat dan efek samping obat

4.2.3. Diskusikan akibat berhenti obat-obat tanpa konsultasi terlebih dahulu

Page 6: INTERVENSI JIWA

PEDOMAN PROSES KEPERAWATAN UNTUK DX. KEPERAWATAN ISOLASI SOSIAL

RENCANA KEPERAWATANNama Klien :No.Register :Ruang :

TGL NO DIAGNOSA P E R E N C A N A A N I N T E R V E N S IDX KEPERAWATAN T U J U A N KRITERIA EVALUASI

1 2 3 4 5 6

Isolasi sosial TUM:Klien mampu berinteraksi secara bertahapTUK : IKlien dapat mengenal perasaan yang menyebabkan perilaku menarik diri

1.1 Klien dapat mengetahui tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya

1.1.1 Kaji pengetahuan klien tentang menarik diri dan tanda-tandanya

1.1.2 Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab klien tidak mau bergaul / menarik diri

TUK 2:Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri

2.1 Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri yang berasal dari: Diri sendiri Orang lain Lingkungan.

2.1.1 Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya.

2.1.2 Berikan kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri atau tidak mau bergaul.

2.1.3 Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta penyebab yang muncul.

2.1.4 Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasannya.

Page 7: INTERVENSI JIWA

TUK 3:Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.

3.1 Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain

3.1.1 Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan.

3.1.2 Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain.

3.1.3 Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain.

3.1.4 Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain.

3.2 Klien dapat menyebutkan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.

3.2.1 Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain.

3.2.2 Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.

TUK 4 :Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap

4.1 Klien dapat mendemonstrasikan hubungan sosial secara bertahap antara K. PK- P – KK- P – KelK- P – Klp

4.1.1 Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain.

4.1.2 Dorong dan bantu klien untuk berhubungan dengan orang lain melalui tahap:K. PK. P – P lainK P – P lain – K lainK.Kel/Klp/Masy.

4.1.3 Beri reinforcement terhadap keberhasilan yang telah dicapai.

4.1.4 Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan.4.1.5 Diskusikan jadual harian yang dapat dilakukan bersama

klien dalam mengisi waktu.4.1.6 Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan.4.1.7 Beri reinforcement atas kegiatan klien dalam kegiatan

ruangan.

Page 8: INTERVENSI JIWA

TUK 5:Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain.

5.1 Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain untuk: Diri

sendiri Oran

g lain

5.1.1 Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang lain.

5.1.2 Diskusikan dengan klien tentang perasaan manfaat berhubungan dengan orang lain.

5.1.3 Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan manfaat berhubungan dengan orang lain.

TUK 6 :Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga mampu mengembangkan kemampuan klien untuk berhubungan dengan orang lain.

6.1. Keluarga dapat : Menj

elaskan perasaannya Menj

elaskan cara merawat klien menarik diri

Mendemonstrasikan cara perawatan klien menarik diri.

Berpartisipasi dalam perawatan klien menarik diri.

6.1.1 Bina hubungan saling percaya dengan keluarga Salam perkenalan diri Sampaikan tujuan Buat kontrak Ekslorasi perasaan keluarga.

6.1.2 Diskusikan dengan anggota keluarga tentang : Perilaku menarik diri Penyebab perilaku menarik diri Akibat yang akan terjadi jika

perilaku menarik diri tidak ditanggapi Cara keluarga menghadapi klien

menarik diri.6.1.3 Dorong anggota keluarga secara rutin dan bergantian

menjeguk klien minimal satu kali seminggu.6.1.4 Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian

menjenguk klien minimal satu kali seminggu.6.1.5 Beri reinforcement atas hal-hal yang telah dicapai oleh

keluarga

Page 9: INTERVENSI JIWA

PEDOMAN PROSES KEPERAWATAN UNTUK DX. KEPERAWATANHARGA DIRI RENDAH

RENCANA KEPERAWATANNama Klien : No.Register : Ruang :

TGL NO DIAGNOSA P E R E N C A N A A N I N T E R V E N S IDX KEPERAWATAN T U J U A N KRITERIA EVALUASI

1 2 3 4 5 6

Gangguan konsep diri: Harga diri rendah

TUM:Klien dapat meningkatkan harga dirinyaTUK 1:Klien dapat membina hubungan saling percaya

1.1. Ekspresi wajah bersahabat, menunjuk rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, klien mau duduk berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi.

Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi terapeutik:a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal.b. Perkenalkan diri dengan sopanc. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang

disukai kliend. Jelaskan tujuan pertemuane. Jujur dan menepati janjif. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya.g. Beri perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan

dasar klien.

TUK 2:Klien dapat mengindentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

2.1 Klien mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki : Kemampuan yang

dimiliki klien Aspek positif

keluarga

2.1.1 Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.

2.1.2 Setiap bertemu klien dihindarkan dari memberi penilaian negatif.

2.1.3 Utamakan memberi pujian yang realistik.

Page 10: INTERVENSI JIWA

Aspek positif lingkungan yang dimiliki klien.

TUK 3:Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.

3.1 Klien menilai kemampuan yang dapat digunakan.

3.1.1 Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit.

3.1.2 Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaan

TUK 4:Klien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki

4.1 Klien membuat rencana kegiatan harian.

4.1.1 Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan: Kegiatan mandiri Kegiatan dengan bantuan sebagian Kegiatan yang membutuhkan bantuan total.

4.1.2 Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.4.1.3 Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien

lakukan

TUK 5:Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.

5.1 Klien melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.

5.1.1 Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.

5.1.2 Beri pujian atas keberhasilan klien5.1.3 Diskusikan kemungkinan pelaksanaan dirumah.

TUK 6 :Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang

6.1 Klien memanfaatkan sistem pendukung yang ada di keluarga.

6.1.1 Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah.

6.1.2 Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat.

6.1.3 Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.

Page 11: INTERVENSI JIWA

ada

PEDOMAN PROSES KEPERAWATAN UNTUK DX. KEPERAWATANPERILAKU KEKERASAN

RENCANA KEPERAWATANNama Klien : No.Register : Ruang :

TGL NO DIAGNOSA P E R E N C A N A A N I N T E R V E N S I

DX KEPERAWATAN T U J U A N KRITERIA EVALUASI

1 2 3 4 5 6

Perilaku kekerasan. TUM:Klien tidak melakukan tindakan perilaku kekerasanTUK 1:Klien dapat membina hubungan saling percaya.

1.1 Klien mau membalas salam

1.2 Klien mau menjabat tangan

1.3 Klien mau menyebutkan nama

1.4 Klien mau tersenyum

1.5 Klien mau kontak mata

1.6 Klien mau mengetahui nama perawat

1.1.1 Beri salam/panggil nama

1.2.1 Sebutkan nama perawat sambil jabat tangan

1.3.1 Jelaskan maksud hubungan interaksi

1.4.1 Jelaskan tentang kontrak yang akan dibuat

1.5.1 Beri rasa aman dan sikap empati

1.6.1 Lakukan kontak singkat tapi sering.

TUK 2:Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku

2.1 Klien mengung kapkan perasaan-nya.

2.2 Klien dapat mengungkap-kan penyebab perasaan

2.1.1 Beri kesempatan untuk mengungkap-kan perasaannya .

2.2.1 Bantu klien untuk mengungkapkan penyebab perasaan jengkel /kesal.

Page 12: INTERVENSI JIWA

kekerasan. jengkel / kesal (dari diri sendiri, dari lingkungan / orang lain).

TUK 3:Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan.

3.1 Klien dapat mengungkapkan perasaan saat marah / jengkel

3.2 Klien dapat menyimpulkan tanda dan gejala jengkel / kesal yang dialaminya

3.1.1.Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami dan dirasakan saat jengkel / marah

3.1.2.Observasi tanda dan gejala perilaku kekerasan pada klien

3.2.1.Simpulkan bersama klien tanda-tanda jengkel / kesal yang dialami klien.

TUK 4 : Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan

4.1Klien dapat mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan

4.2 Klien dapat bermain peran dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan

4.2 Klien dapat mengetahui cara yang dapat menyelesaikan masalah

4.1.1 Anjurkan klien untuk mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan klien

( verbal, pada orang lain, pada lingkungan, dan pada diri sendiri )

4.2.1 Bantu klien bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan

4.3.1 Bicarakan dengan klien, apakah dengan cara yang klien lakukan masalahnya bisa selesai

Page 13: INTERVENSI JIWA

TUK 5:Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.

5.1 Klien dapat menjelaskan akibat dari cara yang digunakan klien : Akibat pada klien

sendiri Akibat pada orang

lain Akibat pada

lingkungan

5.1.1 Bicarakan akibat/kerugian dari cara yang dilakukan klien.

5.1.2 Bersama klien menyimpulkan akibat cara yang digunakan oleh klien.

5.1.3 Tanyakan pada klien “apakah ia ingin mempelajari cara baru yang sehat”.

TUK 6 :Klien dapat mendemonstrasi-kan cara fisik untuk mencegah perilaku kekerasan

6.1 Klien dapat menyebutkan contoh pencegahan perilaku kekerasan secara fisik:

Tarik nafas dalam Pukul kasur dan

bantal Dll: Kegiatan fisik

6.2 Klien dapat mendemonstrasi-kan cara fisik untuk mencegah perilaku kekerasan

6.3 Klien mempunyai jadwal untuk melatih

6.1.1 Diskusikan kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien6.1.2 Berikan pujian atas kegiatan fisik yang biasa

dilakukan6.1.3 Diskusikan dua cara fisik yang paling mudah

dilakukan untuk mencegah perilaku kekerasan, yaitu : tarik nafas dalam dan pukul kasur serta bantal

6.2.1 Diskusikan cara melakukan tarik nafas dalam dengan klien

6.2.2 Beri contoh kepada klien tentang cara menarik nafas dalam

6.2.3 Minta klien untuk mengikuti contoh yang diberikan sebanyak 5 (lima) kali

6.2.4 Berikan pujian positif atas kemampuan klien mendemonstrasi-kan cara menarik nafas dalam

6.2.5 Tanyakan perasaan klien setelah selesai6.2.6 Anjurkan klien untuk menggunakan cara yang telah

dipelajari saat marah / jengkel6.2.7 Lakukan hal yang sama dengan 6.2. 1 sampai 6.2.6

untuk cara fisik lain di pertemuan yang lain

Page 14: INTERVENSI JIWA

TUK 7 :Klien dapat mendemonstrasi-kan cara sosial untuk mencegah perilaku kekerasan

cara pencegahan fisik yang telah dipelajari sebelumnya

6.4 Klien mengevaluasi kemampuannya dalam melakukan cara fisik sesuai jadwal yang telah disusun

7.1.Klien dapat menyebutkan cara bicara (verbal) yang baik dalam mencegah perilaku kekerasan : Meminta dengan

baik Menolak dengan

baik Mengungkap-kan

perasaan dengan baik

7.2.Klien dapat mendemonstrasikan cara verbal yang baik

7.3 Klien mempunyai jadwal untuk melatih

6.3.1 Diskusikan dengan klien mengenai frekuensi latihan yang akan dilakukan sendiri oleh klien

6.3.2 Susun jadwal kegiatan untuk melatih cara yang telah dipelajari

6.4.1 Klien mengevaluasi pelaksanaan latihan,cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah dilakukan dengan mengisi jadwal kegiatan harian

( self – evaluation )6.4.2 Validasi kemampuan klien dalam melaksanakan

latihan6.4.3 Berikan pujian atas keberhasilan klien6.4.4 Tanyakan kepada klien :”Apakah kegiatan cara

pencegahan perilaku kekerasan dapat ,mengurangi perasaan marah “

7.1.1 Diskusikan cara bicara yang baik dengan klien7.1.2 Beri contoh cara bicara yang baik :

Meminta dengan baik Menolak dengan baik Mengungkapkan perasaan dengan baik

7.2.1 Minta klien mengikuti contoh cara bicara yang baik :Meminta dengan baik : “ Saya minta uang untuk beli

makanan “Menolak dengan baik : “ Maaf, saya tidak dapat

melakukannya karena ada kegiatan yang lain”Mengungkapkan perasaan dengan baik :” Saya kesal

karena permintaan saya tidak dikabulkan “ disertai nada suara yang rendah

7.2.2.Minta klien mengulang sendiri7.2.3.Beri pujian atas keberhasilan klien7.3.1.Diskusikan dengan klien tentang waktu dan kondisi

cara bicara yang dapat dilatih di ruangan, misalnya : meminta obat, baju, dll; menolak ajakan merokok, tidur tidak pada waktunya; menceritakan kekesalan

Page 15: INTERVENSI JIWA

TUK 8 :Klien dapat mendemonstrasi-kan cara spiritual untuk mencegah perilaku kekerasan

cara bicara yang baik

7.4 Klien melakukan evaluasi terhadap kemampuan cara bicara yang sesuai dengan jadwal yang telah disusun

8.1.Klien dapat menyebutkan kegiatan ibadah yang biasa dilakukan

8.2.Klien dapat mendemonstrasikan cara ibadah yang dipilih

8.3.Klien mempunyai jadwal untuk melatih kegiatan ibadah

8.4.Klien melakukan evaluasi terhadap kemampuan melakukan kegiatan ibadah

kepada perawat.7.3.2.Susun jadwal kegiatan untuk melatih cara yang telah

dipelajari7.4.1.Klien mengevaluasi pelaksanaan latihan cara bicara

yang baik dengan mengisi jadwal kegiatan (self-evaluation)

7.4.2.Validasi kemampuan klien dalam melaksanakan latihan7.4.3.Berikan pujian atas keberhasilan klien7.4.4.Tanyakan kepada klien : “ Bagaimana perasaan Budi

setelah latihan bicara yang baik ? Apakah keinginan marah berkurang ?”

8.1.1.Diskusikan dengan klien ibadah yang pernah dilakukan

8.2.1.Bantu klien menilai kegiatan ibadah yang dapat dilakukan di ruang rawat

8.2.2.Bantu klien menilai kegiatan ibadah yang akan dilakukan

8.2.3.Minta klien mendemonstrasikan kegiatan ibadah yang dipilih

8.2.4.Berikan pujian atas keberhasilan klien8.3.1.Diskusikan dengan klien tentang waktu pelaksanaan

kegiatan ibadah8.3.2.Susun jadwal kegiatan untuk melatih kegiatan ibadah8.4.1.Klien mengevaluasi pelaksanaan kegiatan ibadah

dengan mengisi jadwal kegiatan harian (self-evaluati-on )

8.4.2.Validasi kemampuan klien melaksanakan latihan8.4.3.Berikan pujian atas keberhasilan klien8.4.4.Tanyakan kepada klien: “ Bagaimana perasaan Budi

setelah teratur melakukan ibadah ? Apakah keinginan marah berkurang ?”

Page 16: INTERVENSI JIWA

TUK 9 :Klien dapat mendemonstrasi-kan kepatuhan minum obat untuk mencegah perilaku kekerasan.

9.1 Klien dapat menyebutkan jenis, dosis, dan waktu minum obat serta manfaat dari obat itu ( prinsip 5 benar : benar orang, obat, dosis, waktu dan cara pemberian )

9.2 .Klien mende-monstrasikan kepatuhan minum obat sesuai jadwal yang ditetapkan

9.3 .Klien mengevaluasi kemampuannya dalam mematuhi minum obat

9.3.1 Diskusikan dengan klien tentang jenis obat yang diminumnya ( nama,warna dan besarnya); waktu minum obat ( jika 3 kali pkl.07.00, 13.00,19.00 ); cara minum obat.

9.3.2 Diskusikan dengan klien tentang manfaat minum obat secara teratur:

Beda perasaan sebelum minum obat dan sesudah minuj obat

Jelaskan bahwa dosis hanya boleh diubah oleh dokterJelaskan mengenai akibat minum obat yang tidak

teratur, misalnya; penyakitnya kambuhDiskusikan tentang proses minum obat: Klien minta obat kepada perawat (jika di rumah

sakit), kepada keluarga ( jika di rumah )Klien memeriksa obat sesuai dosisnyaKlien meminum obat pada waktu yang tepat

9.2.1 Susun jadwal minum obat bersama klien. 9.3.1 Klien mengevaluasi

pelaksanaan minum obat dengan mengisi jadwal kegiatan harian (self-evaluation)

9.3.2 Validasi pelaksanaan minum obat klien9.3.3 Beri pujian atas keberhasilan klien9.3.4 Tanyakan kepada klien :” Bagaimana perasaan Budi

dengan minum obat secara teratur? Apakah keinginan marah berkurang ?

Page 17: INTERVENSI JIWA
Page 18: INTERVENSI JIWA

TUK 10 :Klien dapat mengikuti TAK: Stimulasi Persepsi pencegahan perilaku kekerasan.

TUK 11 :Klien mendapat-kan dukungan kerluarga dalam melakukan cara pencegahan perilaku kekerasan

10.1 Klien mengikuti TAK: Stimulasi Persepsi pencegahan perilaku kekerasan

10.2 Klien mempunyai jadwal TAK: Stimulasi Persepsi pencegahan perilaku kekerasan

10.3 Klien melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan TAK

11.1.Keluarga dapat mendemonstrasikan cara merawat klien

10.1.1 Anjurkan klien untuk ikut TAK: Stimulasi Persepsi pencegahan perilaku kekerasan

10.1.2 Klien mengikuti TAK: Stimulasi Persepsi pencegahan perilaku kekerasan ( kegiatan sendiri )

10.1.3 Diskusikan dengan klien tentang kegiatan selama TAK

10.1.4 Fasilitasi klien untuk mempraktekkan hasil kegiatan TAK dan beri pujian atas keberhasilannya

10.2.1 Diskusikan dengan klien tentang jadwal TAK10.2.2 Masukkan Jadwal TAK ke dalam jadwal kegiatan

harian klien10.3.1 Klien mengevaluasi Pelaksanaan TAK dengan

mengisi jadwal kegiatan harian ( self-evalu-ation )10.3.2 Validasi kemampu-an klien dalam mengikuti TAK10.3.3 Beri pujian atas kemampuan mengikuti TAK10.3.4 Tanyakan kepada klien:” Bagaimana perasaan Budi

setelah ikut TAK?”

11.1.1.Identifikasi kemampuan keluarga dalam merawat klien sesuai dengan yang telah dilakukan keluarga terhadap klien selama ini.

11.1.2.Jelaskan keuntung-an peran serta keluarga dalam merawat klien.

11.1.3. Jelaskan cara – cara merawat klien: Terkait dengan cara mengontrol perilaku marah

secara konstruktif Sikap dan cara bicara Membantu klien mengenal penyebab marah dan

pelaksanaan cara pencegahan perilaku kekerasan11.1.4.Bantu keluarga mendemonstrasi-kan cara merawat

klien

11.1.5.Bantu keluarga mengungkapkan perasaan setelah

Page 19: INTERVENSI JIWA

PEDOMAN PROSES KEPERAWATAN UNTUK DX. KEPERAWATANBERDUKA DISFUNGSIONAL

RENCANA KEPERAWATANNama Klien : No.Register : Ruang :

Page 20: INTERVENSI JIWA

TGL NO DIAGNOSA P E R E N C A N A A N I N T E R V E N S I

DX KEPERAWATAN T U J U A N KRITERIA EVALUASI

1 2 3 4 5 6

Berduka Disfungsional

TUM:Pasien mampu berperan aktif dalam proses fase berduka secara tuntas.TUK 1:Klien dapat membina hubungan saling percaya

1.1. Ekspresi wajah bersahabat, menunjuk rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, klien mau duduk berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi.

Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi terapeutik:a. Sapa klien dengan ramah baik verbal

maupun non verbal.b. Perkenalkan diri dengan sopanc. Tanyakan nama lengkap klien dan nama

panggilan yang disukai kliend. Jelaskan tujuan pertemuane. Jujur dan menepati janjif. Tunjukkan sikap empati dan menerima

klien apa adanya.g. Beri perhatian kepada klien dan perhatian

kebutuhan dasar klien.

TUK 2:Klien dapat mengidentifikasi penyebab berduka

2.1 Klien mengungkapkan perasaanya

2.2 Klien dapat mengungkapkan penyebab berduka

2.1.1 Memberi kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya

2.1.2 Bantu klien untuk mengungkapkan penyebab berduka dan tentukan pada tahap mana klien terfiksasi

TUK 3Klien dapat mengidentifikasi kesalahan distorsi persepsi perkenaan dengan konsep berduka /

3.1 Klien mengungkapkan perasaanya

3.1.1 Memberi kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya

3.1.2 Koreksi persepsi yang tidak akurat dalam kenyataannya dengan cara yang tidak mengancam

3.1.3 Komunikasikan pada klien bahwa menangis merupakan hal yang dapat diterima

3.1.4 Beri reinforcement untuk kemampuan klien

Page 21: INTERVENSI JIWA

kehilangan yang dialami

mengungkapkan perasaannya3.1.5 Bantu klien untuk mengungkapkan penyebab berduka

secara terbuka

TUK 4Klien dapat memilih untuk dapat keluar dari masalah yang dihadapi

4.1 Klien dapat meilih cara untuk dapat keluar dari masalah yang dihadapi

4.1.1 Bantu klien dalam memecahkan masalah sebagai usaha menentukan metode koping yang lebih adaptif

4.1.2 Dorong klien untuk memilih cara yang sesuai bagi klien.

TUK 5Klien dapat menyalurkan perasaannya pada kemampuan positif yang dimiliki

5.1Klien dapat menyalurkan perasaannya pada kemampuan positif yang dimiliki

5.1.1 Bantu klien menyalurkan perasaannya melalui kemampuan positif yang masih ia miliki selama sakit

5.1.2 Beri pujian atas keberhasilan klien5.1.3 Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah..

RENCANA KEPERAWATANWAHAM

NO TGL DIAGNOSA KEPERAWATAN RENCANA TINDAKAN KEPERAWATANTUJUAN (UMUM DAN KHUSUS) TINDAKAN KEPERAWATAN

1 2 3 4 5TUM :

Page 22: INTERVENSI JIWA

Waham.............. Klien dapat melakukan komunikasiTUK :1. Klien dapat

membina hubungan saling percaya.

2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki.

1.1 Bina hubungan saling percaya dengan klien : beri salam terapeutik (panggil nama klien), sebutkan nama perawat, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas (topik yang akan dibicarakan, waktu dan tempat).

1.2 Jangan membantah dan mendukung waham klien : Katakan perawat menerima keyakinan klien :

“saya menerima keyakinan anda” disertai ekspresi menerima.

Katakan perawat tidak mendukung : “sukar bagi saya untuk mempercayainya” disertai ekspresi ragu tapi empati.

Tidak membicarakan isi waham klien.1.3 Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan

terlindung : Anda berada di tempat aman, kami akan

menemani anda. Gunakan keterbukaan dan kejujuran. Jangan tinggalkan klien sendirian.

1.4 Observasi apakah waham klien menganggu aktifitas sehari-hari dan perawatan diri.

1.1 Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis.

2.1 Diskusikan dengan klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan saat ini yang realistis (hati-hati terlibat diskusi tentang waham).

Page 23: INTERVENSI JIWA

3.1 Tanyakan apa yang biasa dilakukan (kaitkan dengan aktifitas sehari-hari dan perawatan diri) kemudian anjurkan untuk melakukannya saat ini.

4.1 Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan waham tidak ada. Perawat perlu memperlihatkan bahwa klien penting.

3. Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi

3.1 Observasi kebutuhan klien sehari-hari3.2 Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi

baik selama di rumah maupun di rumah sakit (rasa takut, ansietas, marah).

3.3 Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya waham.

3.4 Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan memerlukan waktu dan tenaga (aktivitas dapat dipilih bersama klien, jika mungkin buat jadual).

3.5 Atur situasi agar klien mempunyai waktu untuk menggunakan wahamnya.

4. Klien dapat berhubungan dengan realistis

8.1 Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (realitas diri, realitas orang lain, realitas tempat dan realitas waktu).

8.2 Sertakan klien dalam terapi aktifitas kelompok : orientasi realitas.

8.3 Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien.

5. Klien dapat dukungan keluarga

5.1 Diskusikan dengan keluarga tentang : Gejala waham Cara merawatnya Lingkungan keluarga Follow-up dan obat

Page 24: INTERVENSI JIWA

Anjurkan keluarga melaksanakan 5.1. dengan bantuan perawat.

6. Klien dapat menggunakan obat dengan benar.

6.1 Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang obat, dosis, frekuensi, efek dan efek samping, akibat penghentian.

6.2 Diskusikan perasaan klien setelah makan obat.6.3 Berikan obat dengan prinsip 5 (lima) benar.

Page 25: INTERVENSI JIWA

RENCANA KEPERAWATANANSIETAS SEDANG

NO TGL DIAGNOSA KEPERAWATAN RENCANA TINDAKAN KEPERAWATANTUJUAN (UMUM DAN KHUSUS) TINDAKAN KEPERAWATAN

1 2 3 4 5

Ansietas SedangTUM :-

TUK :1. Klien dapat menjalin dan

mempertahankan hubungan saling percaya.

2. Klien dapat mengenal ansietasnya

3. Klien dapat memperluas kesadarannya terhadap perkembnagan ansietas.

1.1 Jadilah pendengar yang hangat dan responsif.1.2 Beri waktu yang cukup pada klien untuk berespons.1.3 Beri dukungan pada klien untuk mengekspresikan

perasannya.1.4 Identifikasi pola perilaku klien atau pendekatan yang

dapat menimbulkan perasaan negatif.1.5 Bersama klien menggali perilaku dan respons

sehingga dapat belajar dan berkembang.

2.1 Bantu klien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya.

2.2 Hubungkan perlaku klien dengan perasaannya.2.3 Validasi kesimpulan dan asumsi terhadap klien.2.4 Gunakan pertanyaan terbuka untuk mengalihkan

dari topik yang mengancam ke hal yang berkaitan dengan konflik.

2.5 Gunakan konfrontasi positif.

3.1 Bantu klien menjelaskan situasi dan interaksi yang dapat segera menimbulkan ansietas.

3.2 Bersama klien meninjau kembali penilaian klien terhadap stressor yang dirasakan mengancam dan menimbulkan konflik.

3.3 Kaitkan pengalaman yang baru terjadi dengan pengalaman masa lalu klien yang relevan.

Page 26: INTERVENSI JIWA
Page 27: INTERVENSI JIWA

4. Klien dapat menggunakan mekanisme koping yang adaptif.

5. Klien dapat menggunakan teknik relaksasi.

Gali cara klien mengurangi ansietas dimasa lalu.Tunjukkan akibat mal adaptif dan destruktif dari respons koping yang digunakan.Dorong klien untuk menggunakan respons koping adaptif yang dimilikinya.Bantu klien untuk menyusun kembali tujuan hidup, memodifikasi tujuan, menggunakan sumber dan mencoba koping yang baru.Latih klien dengan menghadapi ansietas ringan.Beri aktifitas fisik untuk menyalurkan energinya.Libatkan pihak yang berkepentingan sebagai sumber dan dukungan.

5.1 Ajarkan klien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa percaya diri.

5.2 Dorong klien untuk menggunakan relaksasi dalam menurunkan tingkat ansietas.

Page 28: INTERVENSI JIWA

6. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki.

6.1 Tanyakan apa yang biasa dilakukan (kaitkan dengan aktifitas sehari-hari dan perawatan diri) kemudian anjurkan untuk melakukannya saat ini.

6.2 Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan waham tidak ada. Perawat perlu memperlihatkan bahwa klien penting.

7. Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi

7.1 Observasi kebutuhan klien sehari-hari7.2 Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi

baik selama di rumah maupun di rumah sakit (rasa takut, ansietas, marah).

7.3 Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya waham.

7.4 Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan memerlukan waktu dan tenaga (aktivitas dapat dipilih bersama klien, jika mungkin buat jadual).

7.5 Atur situasi agar klien mempunyai waktu untuk menggunakan wahamnya.

8. Klien dapat berhubungan dengan realistis

8.1 Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (realitas diri, realitas orang lain, realitas tempat dan realitas waktu).

8.2 Sertakan klien dalam terapi aktifitas kelompok : orientasi realitas.

8.3 Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien.

9. Klien dapat dukungan keluarga 9.1 Diskusikan dengan keluarga tentang : Gejala waham Cara merawatnya Lingkungan keluarga Follow-up dan obat

Page 29: INTERVENSI JIWA

9.2 Anjurkan keluarga melaksanakan 5.1. dengan bantuan perawat.

10. Klien dapat menggunakan obat dengan benar.

10.1 Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang obat, dosis, frekuensi, efek dan efek samping, akibat penghentian.

10.2 Diskusikan perasaan klien setelah makan obat.10.3 Berikan obat dengan prinsip 5 (lima) benar.

RENCANA KEPERAWATANANSIETAS BERAT ATAU PANIK

Page 30: INTERVENSI JIWA

NO TGL DIAGNOSA KEPERAWATAN RENCANA TINDAKAN KEPERAWATANTUJUAN (UMUM DAN KHUSUS) TINDAKAN KEPERAWATAN

1 2 3 4 5

Ansietas Berat atau PanikTUM :TUK :1. Klien dapat membina

hubungan saling percaya dan terhindar dari bahaya.

2. Klien dapat meningkatkan kesehatan fisik dan psikologis

3. Klien dapat mengidentifikasi dan berusaha menurunkan situasi yang dapat menimbulkan ansietas.

1.1 Temani klien.1.2 Perkenalkan diri perawat1.3 Dorong dan dengarkan klien mengungkapkan

perasaannya.1.4 Bersikap terbuka1.5 Selalu siap menerima klien1.6 Langsung jawab pertanyaan klien1.7 Terima perasaan positif maupun negatif termasuk

perkembangan ansietasnya.

2.1 Beri klien obat yang membantu menurunkan ansietas (kolaborasi dengan dokter).

2.2 Amati efek samping obat dan berikan penyuluhan kesehatan yang relevan.

Tunjukkan sikap yang tenangCiptakan situasi lingkungan yang tenangBatasi interaksi klien dengan lingkungan untuk mengurangi rangsangan yang dapat menimbulkan ansietas.Identifikasi dan modifikasi situasi yang menyebabkan ansietas klien.Berikan bantuan terapi fisik seperti mandi hangat dan pijat.

Page 31: INTERVENSI JIWA

4. Klien dapat meyakini tentang manfaat mekanisme koping.

5. Klien dapat melakukan kegiatan yang menarik dan aktifitas yang terjadual.

4.1 Terima klien apa adanya dan jangat menentang keyakinannya.

4.2 Kenalkan realitas nyeri yang berhubungan dengan mekanisme koping klien, dengan tidak memfokuskan pada rasa cemas, takut atau keluhan fisik lainnya.

4.3 Beri klien umpan balik tentang perilaku, stressor, penilaian stressor, dan sumber koping.

4.4 Kuatkan ide-ide bahwa kesehatan fisik berhubungan dengan kesehatan emosional.

4.5 Pada saat yang tepat beri batasan perilaku yang maladaptif dengan cara yang mendukung.

Beri klien aktifitas yang bersifat mendukung dan menguatkan perilaku sosial yang produktif.

Beri klien latihan fisik yang sesuai dengan bakatnyaBersama klien buat jadual aktifitas yang dapat dilakukan

sehari-hari.Libatkan anggota keluarga dan sistem pendukung lainnya.

Page 32: INTERVENSI JIWA

RENCANA KEPERAWATANRISIKO MENCEDERAI DIRI : BUNUH DIRI

NO TGL DIAGNOSA KEPERAWATAN RENCANA TINDAKAN KEPERAWATANTUJUAN (UMUM DAN KHUSUS) TINDAKAN KEPERAWATAN

1 2 3 4 5Risiko Mencederai Diri :

Bunuh Diri.

Data Penunjang :Fisiologis : Anoreksia Penurunan berat badan Kurang berenergi Lebih banyak tidur.Emosional : Inkompeten Terjebak Tidak berdaya Tidak ada kemujuran,

keberuntungan atau kemurahan hati dari Tuhan.

Perasaan kosong atau hampa

Perasaan kehilangan Kurang mempunyai

arti dan tujuan dalam hidup

Tidak bersemangat dengan diri dan orang lain

Tegang, merasa tidak karuan

TUM :Klien tidak mencederai diri : bunuh diri

TUK :1. Klien dapat membina

hubungan saling percayaKriteria evaluasi : Menjawab salam Kontak mata Menerima perawat Berjabatan tangan.

2. Klien dapat mengekspresikan perasaannya :Kriteria evaluasi : Menceritakan penderitaan

secara terbuka dan konstruktif dengan orang lain.

1.1 Kenalkan diri pada klien.1.2 Tanggapi pembicaraan klien dengan sabar dan tidak

menyangkal.1.3 Bicara dengan tegas, jelas dan jujur.1.4 Bersifat hangat dan bersahabat1.5 Temani klien saat keinginan mencederai diri

meningkat1.6 Jauhkan klien dari benda-benda yang membahayakan

(seperti : pisau, silet, gunting, tali, kaca, dan lain-lain)

2.1 Dengarkan keluhan yang klien rasakan.2.2 Bersikap empati untuk meningkatkan ungkapan

keraguan, ketakutan dan keprihatinan.2.3 Beri dorongan pada klien untuk mengungkapkan

mengapa dan bagaimana harapan, karena harapan adalah hal yang penting dalam kehidupannya.

2.4 Beri klien waktu dan kesempatan untuk menceritakan arti penderitaan, kematian dan sekarat.

2.5 Beri dorongan pada klien untuk mengekspresikan tentang mengapa harapan tidak pasti dan dalam hal-hal diman harapan mempunyai kegagalan.

Page 33: INTERVENSI JIWA

Kehilangan penghargaan dari peran dan hubungan sesama.

Kognitif : Kehilangan persepsi

masa lalu, sekarang dan masa akan datang.

Penyimpangan persepsi dan asosiasi pikir.

Bingung bunuh diri. Tidak mampu

membuat rencana, mengorganisasi atau membuat keputusan.

Penurunan kemampuan memecahkan masalah dan kemampuan pengambilan keputusan.

Berpikiran kaku (ya atau tidak sama sekali).

Penurunan kemampuan untuk mengingat masa lalu.

Penampilan individu : Pasif, kurang

mempunyai keterlibatan dalam perawatan.

Penurunan afek Kurang mempunyai

ambisi, inisiatif dan minat. Penurunan

pengungkapan Kontak mata buruk;

memalingkan wajah dari pembicara.

3. Klien dapat meningkatkan harga diri Kriteria evaluasi : Mengenang dan meninjau

kembali kehidupan secara positif.

Mempertimbangkan nilai-nilai dan arti kehidupan.

Mengekspresikan perasaan-perasaan yang optimis tentang yang ada.

4. Klien dapat menggunakan koping yang konstruktif.Kriteria evaluasi : Mengekspresikan perasaan

tentang hubungan yang positif dengan orang terdekat.

Mengekspresikan percaya diri dengan hasil yang diinginkan.

Mengekspresikan percaya diri dengan diri dan orang lain.

Menetapkan tujuan-tujuan yang realistis.

3.1 Bantu klien untuk memahami bahwa ia dapat mengatasi aspek-aspek keputusan dan memisahkannya dari aspek-aspek harapan.

3.2 Kaji dan kerahkan sumber-sumber internal individu (autonomi, mandiri, rasional, pemikiran kognitif, fleksibilitas, spiritualitas)

3.3 Bantu klien mengidentifikasi sumber-sumber harapan (misal: hubungan antar sesama, keyakinan, hal-hal untuk diselesaikan).

3.4 Bantu klien mengembangkan tujuan-tujuan realistis jangka panjang dan jangka pendek (beralih dari yang sederhana ke yang lebih kompleks; dapat menggunakan suatu “poster tujuan” untuk menandakan jenis dan waktu untuk pencapaian tujuan-tujuan spesifik)

4.1 Ajarkan klien untuk mengantisipasi pengalaman-pengalaman yang dia senang melakukannya setiap hari (misal: berjalan, membaca buku favorit, menulis surat)

4.2 Bantu klien untuk mengenali hal-hal yang dicintai, yang ia sayang, dan pentingnya terhadap kehidupan orang lain mengesampingkan tentang kegagalan dalam kesehatan.

4.3 Beri dorongan pada klien untuk berbagai keprihatinan pada orang lain yang mempunyai suatu masalah dan/atau penyakit yang sama dan yang telah mempunyai pengalaman positif dalam mengatasi masalah tersebut dengan koping yang efektif.

Page 34: INTERVENSI JIWA

Apatis Patah semangat Menghela nafas Menarik diri dari

lingkungan sosial

5. Klien dapat menggunakan dukungan sosial.Kriteria evaluasi : Sumber tersedia (keluarga,

lingkungan dan masyarakat) Keyakinan makin meningkat.

Kaji dan kerahkan sumber-sumber eksternal individu (orang-orang terdekat, tim pelayanan kesehatan, kelompok pendukung, agama yang dianutnya).

Kaji sistem pendukung keyakinan (nilai, pengalaman masa lalu, aktivitas keagamaan, kepercayaan agama)

Lakukan rujukan sesuai indikasi (misal: konseling, pemuka agama).

Page 35: INTERVENSI JIWA

6. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki.

Tanyakan apa yang biasa dilakukan (kaitkan dengan aktifitas sehari-hari dan perawatan diri) kemudian anjurkan untuk melakukannya saat ini.

Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan waham tidak ada. Perawat perlu memperlihatkan bahwa klien penting.

7. Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi

Observasi kebutuhan klien sehari-hariDiskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama di rumah maupun di rumah sakit (rasa takut, ansietas, marah).Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya waham.Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan memerlukan waktu dan tenaga (aktivitas dapat dipilih bersama klien, jika mungkin buat jadual).Atur situasi agar klien mempunyai waktu untuk menggunakan wahamnya.

8. Klien dapat berhubungan dengan realistis

Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (realitas diri, realitas orang lain, realitas tempat dan realitas waktu).Sertakan klien dalam terapi aktifitas kelompok : orientasi realitas.Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien.

9. Klien dapat dukungan keluarga

Diskusikan dengan keluarga tentang : Gejala waham Cara merawatnya Lingkungan keluarga Follow-up dan obat

Anjurkan keluarga melaksanakan 5.1. dengan bantuan perawat.

10. Klien dapat menggunakan obat dengan benar.

Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang obat, dosis, frekuensi, efek dan efek samping, akibat

Page 36: INTERVENSI JIWA

penghentian.Diskusikan perasaan klien setelah makan obat.Berikan obat dengan prinsip 5 (lima) benar.

PENINGKATAN MOBILITAS FISIK

Page 37: INTERVENSI JIWA

NO TGL DIAGNOSA KEPERAWATAN RENCANA TINDAKAN KEPERAWATANTUJUAN (UMUM DAN KHUSUS) TINDAKAN KEPERAWATAN

1 2 3 4 5

Peningkatan Mobilitas

Ffisik.

TUM :Klien tidak akan mengalami cidera fisik selama dirawat

TUK :1. Klien dapat membina hubungan

saling percaya.

2. Klien dapat mengendalikan aktifitas motorik.

1.1 Kenalkan diri pada klien1.2 Tanggapi pembicaraan klien dengan sabar dan tidak

menyangkal.1.3 Bicara dengan tegas, jelas dan simpati1.4 Bersifat hangat dan bersahabat.1.5 Temani klien saat agitasi muncul dan

hiperaktifitasnya meningkat.

2.1 Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat yang dapat menurunkan aktifitas motorik.

2.2 Diskusikan dengan klien manfaat pemberian obat.2.3 Ciptakan ruangan tenang dan tidak banyak

rangsangan, seperti musik yang lembut, penataan ruangan tidak banyak peralatan.

2.4 Beri kegiatan yang dapat diselesaikan oleh klien, misalnya mandi, makan, dan lain-lain.

2.5 Beri “reinforcement positif” bila pekerjaan/kegiatan tersebut dapat diselesaikan.

2.6 Bersama klien membuat jadual kegiatan/aktifitas fisik untuk menyalurkan energinya, seperti menyapu, mengepel, olah raga.

Page 38: INTERVENSI JIWA

3. Klien dapat mengungkapkan perasaannya.

4. Klien dapat menentukan cara penyelesaian masalah (koping) yang konstruktif.

5. Klien mendapat dukungan keluarga.

2.7 Beri “reinforcement positif” bila klien dapat melakukan kegiatan tersebut.

2.8 Tetapkan batasan yang konstruktif terhadap tingkah laku yang negatif.

2.9 Lakukan pendektan yang konsisten oleh seluruh anggota tim kesehatan

2.10 Pertahankan komunikasi terbuka dan membagi persepsi diantara anggota tim kesehatan.

2.11 Kuatkan perilaku pendendalian diri dan perilaku positif lainnya.

3.1 Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya yang menyakitkan.

3.2 Beri kesempatan pada klien untuk mengutarakan keinginannya, perasaan dan pikiran dengan menggunakan teknik komunikasi “fokusing”.

3.3 Berikan respons empati dan menerima klien.3.4 Bantu klien menurunkan tingkat kecemasannya.

4.1 Identifikasi bersama klien cara yang biasa digunakan untuk mengatasi perasaan kesal, marah atau sesuatu yang tidak menyenangkan.

4.2 Diskusikan manfaat dari cara yang telah digunakan.4.3 Diskusikan tentang alternatif cara untuk mengatasi

perasaan yang tidak menyenangkan.4.4 Beri motivasi klien agar memilih cara penyelesaian

masalah yang tepat serta diskusikan konsekuensi dari cara yang dipilih.

4.5 Anjurkan klien untuk mencoba cara tersebut.5.1 Diskusikan dengan keluarga tentang keadaan klien.5.2 Bantu keluarga untuk memberikan asuhan yang tepat.5.3 Bantu keluarga untuk merencanakan kegiatan yang

sesuai dengan keadaan klien.

Page 39: INTERVENSI JIWA

6. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki.

6.1 Tanyakan apa yang biasa dilakukan (kaitkan dengan aktifitas sehari-hari dan perawatan diri) kemudian anjurkan untuk melakukannya saat ini.

6.2 Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan waham tidak ada. Perawat perlu memperlihatkan bahwa klien penting.

7. Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi.

7.1 Observasi kebutuhan klien sehari-hari7.2 Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik

selama di rumah maupun di rumah sakit (rasa takut, ansietas, marah).

7.3 Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya waham.

7.4 Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan memerlukan waktu dan tenaga (aktivitas dapat dipilih bersama klien, jika mungkin buat jadual).

7.5 Atur situasi agar klien mempunyai waktu untuk menggunakan wahamnya.

8. Klien dapat berhubungan dengan realistis.

8.1 Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (realitas diri, realitas orang lain, realitas tempat dan realitas waktu).

8.2 Sertakan klien dalam terapi aktifitas kelompok : orientasi realitas.

8.3 Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien.

9. Klien dapat dukungan keluarga. 9.1 Diskusikan dengan keluarga tentang : Gejala waham Cara merawatnya Lingkungan keluarga Follow-up dan obat

9.2 Anjurkan keluarga melaksanakan 5.1. dengan bantuan perawat.

Page 40: INTERVENSI JIWA

10. Klien dapat menggunakan obat dengan benar.

Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang obat, dosis, frekuensi, efek dan efek samping, akibat penghentian.Diskusikan perasaan klien setelah makan obat.Berikan obat dengan prinsip 5 (lima) benar.

Page 41: INTERVENSI JIWA

PEDOMAN PROSES KEPERAWATAN UNTUK DX. KEPERAWATANDEFISIT PERAWATAN DIRI : KEBERSIHAN DIRI DAN PAKAIAN/BERHIAS

RENCANA KEPERAWATANNama Klien : No.Register : Ruang :

TGL NO DIAGNOSA P E R E N C A N A A N I N T E R V E N S IDX KEPERAWATAN T U J U A N KRITERIA EVALUASI

1 2 3 4 5 6Defisit perawat diri: berpakaian/ berhias; kebersihan diri; makan; aktifitas sehari-hari; toileting

TUM:Klien dapat meningkatkan minat atau motivasinya dan mempertahankan kebersihan diriTUK 1:Klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri.

1.1 Klien dapat menyebutkan kebersihan diri dalam waktu 2 kali pertemuan. Tanda-tanda bersih Badan tidak bau Rambut rapi, bersih dan tidak bau Gigi bersih dan tidak bau mulut Baju rapi dan tidak bau.

1.2 Klien mampu menyebutkan kembali kebersihan untuk kesehatan, yaitu : Mencegah penyakit Memberi perasaan segar dan nyaman,

mencegah kerusakan gigi dan menjaga kebersihan mulut.

1.3 Klien dapat menjelaskan cara merawat diri antara lain : Mandi 2 kali sehari dengan sabun Menggosok gigi minimal 2 kali sehari

setelah makan dan akan tidur. Mencuci rambut 2-3 kali seminggu dan

memotong kuku bila panjang Mencuci tangan sebelum dan sesudah

makan

1.1.1.Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara menjelaskan pengertian tentang arti bersih dan tanda-tanda bersih.

1.1.2.Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5 tanda kebersihan diri.

1.2.1.Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali pengetahuan klien terhadap hal yang berhubungan dengan kebersihan diri.

1.2.2.Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dan tujuan memelihara kebersihan diri.

1.3.1.Beri reinforcement positif setelah klien mampu mengungkapkan arti kebersihan diri.

1.3.2.ngatkan klien untuk memelihara kebersihan diri seperti :

Mandi 2 kali pagi dan sore Sikat gigi minimal dua kali sehari (sesudah

makan dan akan tidur) Keramas dan menyisir rambut Gunting kuku bila panjang.

Page 42: INTERVENSI JIWA

TUK 2:Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat.

2.1 Klien berusaha untuk memelihara kebersihan diri, yaitu : Mandi pakai sabun dan disiram dengan

air sampai bersih. Mengganti pakaian bersih sehari sekali

dan merapikan penampilan.

2.1.1.Motivasi klien untuk mandi : Ingatkan caranya, evaluasi hasilnya dan beri

umpan balik. Bimbing klien dengan bantuan minimal Jika hasilnya kurang, kaji hambatan yang ada.

2.1.2.Bimbing klien untuk mandi. Beri kesempatan klien untuk mendemonstrasikan cara memelihara kebersihan diri yang benar.

Ingatkan dan anjurkan untuk mandi 2 kali sehari dengan menggunakan sabun.

Anjurkan klien untuk meningkatkan cara mandi yang benar.

2.1.3.Anjurkan klien untuk mengganti baju setiap hari:

Anjurkan klien untuk mempertahankan dan meningkatkan penampilan diri setiap hari.

Dorong klien untuk mencuci pakaiannya sendiri. Demonstrasikan cara mencuci pakaian yang

benar dengan sabun dan dibilas.

2.1.4.Kaji keinginan klien untuk memotong kuku dan merapikan rambut:

Beri kesempatan pada klien untuk melakukan sendiri.

Ingatkan potong kuku dan keramas.

2.1.5.Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk pengelolaan fasilitas perawatan kebersihan diri, seperti mandi dan kebersihan kamar mandi.

2.1.6.Bekerjasama dengan keluarga untuk mengadakan fasilitas kebersihan diri seperti odol, sikat gigi, shampo, pakaian ganti, handuk dan sandal.

Page 43: INTERVENSI JIWA

TUK 3:Klien dapat melakukan kebersihan perawatan diri secara mandiri

3.1 Setelah satu minggu klien dapat melakukan perawatan kebersihan diri secara rutin dan teratur tanpa anjuran :

Mandi pagi dan sore Ganti baju setiap hari Penampilan bersih dan rapi

3.1.1.Monitor klien dalam melaksanakan kebersihan diri secara teratur. Ingatkan untuk mencuci rambut, menyisir, gosok gigi, ganti baju, dan pakai sandal.

TUK 4 :Klien dapat mempertahankan kebersihan diri secara mandiri

4.1 Klien selalu tampak bersih dan rapi 4.1.1.Beri informasi positif jika klien berhasil melakukan kebersihan diri.

TUK 5:Klien mendapat dukungan keluarga dalam meningkatkan kebersihan diri.

5.1 Keluarga selalu mengingat hal-hal yang berhubungan dengan kebersihan diri.

5.2 Keluarga menyiapkan sarana untuk membantu klien dalam menjaga kebersihan diri.

5.3 Keluarga membantu dan membimbing klien dalam menjaga kebersihan diri.

5.1.2.Jelaskan pada keluarga tentang penyebab kurang minatnya klien menjaga kebersihan diri.

5.1.3.Diskusikan bersama keluarga tentang tindakan yang telah dilakukan klien selama di RS. dalam menjaga kebersihan dan kemajuan yang telah dialami di RS.

5.1.4.Anjurkan keluarga untuk memutuskan memberi stimulasi terhadap kemajuan yang telah dialami di RS.

5.2.1.Jelaskan pada keluarga tentang manfaat sarana yang lengkap dalam menjaga kebersihan diri klien.

5.2.2.Anjurkan keluarga untuk menyiapkan sarana dalam menjaga kebersihan diri.

5.2.3.Diskusikan bersama keluarga cara membantu klien dalam menjaga kebersihan diri.

5.3.1.Diskusikan dengan keluarga mengenai hal-hal yang dilakukan misalnya :

Mengingatkan klien pada waktu mandi Sikat gigi, keramas, ganti baju dll Membantu klien apabila mengalami hambatan.

Memberi pujian atas keberhasilan klien.