proposal ptk wwi posangi

29
PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK MENGGUNTING KERTAS DI TK KUNTUM SERUNI MOGOLAING DI SUSUN O L E H WIWI POSANGI NIM : 10315461 UNIVERSITAS NEGERI MANADO TAHUN 2012 KATA PENGANTAR

Upload: kiddrock-amedh

Post on 24-Jul-2015

1.733 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Ptk Wwi Posangi

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN

KEMAMPUAN ANAK MENGGUNTING KERTAS DI TK KUNTUM SERUNI

MOGOLAING

DI SUSUN

O

L

E

H

WIWI POSANGI

NIM : 10315461

UNIVERSITAS NEGERI MANADOTAHUN 2012

KATA PENGANTAR

Page 2: Proposal Ptk Wwi Posangi

Puji dan Syukur penulis Panjatkan Kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa

karena atas Anugerahnya sehingga penulis mampu merampungkan Proposal

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini.

Proposal Penelitian Tindakan Kelas ini berjudul “PENGGUNAAN

METODE DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN

ANAK MENGGUNTING KERTAS DI TK KUNTUM SERUNI

MOGOLAING”. Disusun dalam rangka memenuhi persyaratan dalam

menempuh Ujian Sarjana Pendidikan Jurusan PAUD Program Sarjana

Kependidikan Guru dalam Jabatan (PSKGDJ) Pada Universitas Manado

(UNIMA).

Rampungnya pelaksanaan Proposal Penelitian Tindakan Kelas ini tidak

lepas dari bantuan berupa saran, motivasi maupun materi serta bantuan lainnya

dari semua pihak. Oleh karena itu dengan tulus hati penulis menyampaikan

banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. DR. Ph. E. A Tuerah. M.S.i. DEA, selaku Rektor Universitas

Negeri Manado.

2. Bapak DR. H.R LUMAPOW, M.Pd, sebagai Pembantu Rektor 1

Universitas Negeri Manado.

3. Ibu Dra. D. A. Katuuk, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Manado.

4. Ibu Dra. T. Tiwa. M.Pd, Ibu Dra M. E. Tumbel, M.Si, dan Bapak Drs. D.M.

Saroinsong, S.Pd, M.Si, masing-masing sebagai Pembantu Dekan I,

Pembantu Dekan II dan Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Manado.

5. Ibu Prof. DR. J. A. M. Rawis, S.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Dasar

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Manado di Tondano.

6. Bapak Drs. S. Pusung, M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Dasar

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Manado di Tondano.

Page 3: Proposal Ptk Wwi Posangi

7. Ibu Dra. M. E. Rindengan, S.Pd, M.Pd Selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Manado.

8. Ibu Brianne E. J. Komedien, S Pi, M.Pd selaku penanggung jawab kelas

PSKDJ Kotamobagu.

9. Robinson Manery selaku koordinator PSKDJ Kotamobagu.

10. Teman-Teman PSKDJ Kotamobagu

11. Kepala TK KUNTUM SERUNI beserta guru-guru

12. Mama, Suami, serta Ketiga Anak-Anakku Tercinta

Saya menyadari bahwa Proposal Penelitian Tindakan Kelas ini, masih

jauh dari Sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran

yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Penelitian ini

di Masa Mendatang.

Akhir kata semoga Allah SWT Senantiasa meridhoi segala usaha kita

bersama. Amin

Kotamobagu, Februari 2012

Penulis

WIWI POSANGI

Page 4: Proposal Ptk Wwi Posangi

DAFTAR ISI

Halaman judul ……………………………………………………………………

Daftar Isi …………………………………………………………………...

Kata Pengantar…………………………………………………………………...

Bab. I PENDAHULUAN

a. Latar belakang……………………………………………………………….

b. Rumusan Masaalah…………………………………………………………..

c. Tujuan Penelitian…………………………………………………………….

d. Manfaat Penelitian……………………………………………………….......

Bab. II KAJIAN PUSTAKA

a. Metode Demonstrasi…………………………………………………………

b. Kemampuan Anak Menggunting Kertas…………………………………….

c. Hasil Belajar………………………………………………………………….

Bab. III Metodolegi Penelitian

1. Setting Penelitian…………………………………………………………….

2. Sasaran Penelitian……………………………………………………………

3. Perencanaan Tindakan……………………………………………………….

4. Pelaksanaan…………………………………………………………………..

Bab. IV HASIL PEMBAHASAN………………………………………………

Bab. V PENUTUP………………………………………………………………

Page 5: Proposal Ptk Wwi Posangi

BAB. I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1990 bahwa Pendidikan Taman

Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang terdapat di

jalur pendidikan sekolah yang menyediakan program pendidikan dini bagi anak usia

4-6 tahun memasuki pendidikan dasar.

Sebagai guru taman kanak-kanak penting memperhatikan bahwa bagi anak-

anak TK bukan hasil karya yang di utamakan namun pengalaman belajar yang

menyenangkan dan karya eksplorasi yang di butuhkan anak didik. Untuk itu bidang

pengembangan seni/motorik halus sangat penting bagi anak didik sehingga

meninggalkan kesan mendalam dan memberika kesenangan, kepuasan dan

kenyamanan. Kemampuan seni di persiapan guru untuk meningkatkan kemampuan

dan kreatifitas anak sesuai dengan tahap pengembangannya melalui kemampuan

menggunting kertas.

Berdasarkan kenyataan dan pengalaman di sekolah bahwa sebagian besar

anak-anak belum mampu menggunting kertas dengan rapi. Yaitu dari jumlah anak 30

orang yang terdaftar masih ada 20 orang anak yang belum mampu menggunakan

gunting yang tepat dan menggunting kertas dengan rapi.

Hal ini bisa dilihat dari beberapa faktor yaitu :

- Kemampuan anak memegang gunting dengan tepat hanya 5 orang dari 30 orang

anak.

- Kemampuan anak menggunting kertas dengan rapi hanya 3 orang dari 30 anak.

- Menggunting kertas dengan berbagai macam pola yang ditentukan hanya 2 orang

anak didik yang masuk kategori baik.

Page 6: Proposal Ptk Wwi Posangi

Salah satu faktor yang sangat dominan dalam hal ini adalah kurangnya sarana dan

prasarana atau alat peraga yang dimiliki oleh sekolah sehingga harus bekerja sama

dengan orang tua murid dan komite sekolah.

Dengan di temui ada anak yang belum mampu menggunting kertas dengan

rapi, maka di tuntut guru untuk lebih kreatif dan berinofasi dalam melaksanakan

kegiatan pembelajaran. Guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang

menarik dan menyenangkan dalam kegiatan pembelajaran menggunting kertas

pada anak yang di sesuaikan dengan metode yang tepat.

Berdasarkan masaalah di atas penelitian ini saya beri judul “PENGGUNAAN

METODE DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN

ANAK MENGGUNTING KERTAS DI TK. KUNTUM SERUNI

MOGOLAING”.

B. RUMUSAN MASAALAH

Bagaimana penerapan metode Demonstrasi dalam meningkatkan anak

menggunting kertas di taman kanak-kanak Kuntum Seruni Mogolaing?

C. TUJUAN PENELITIAN

Meningkatkan kemampuan menggunting kertas melalui metode Demonstrasi

pada anak di TK Kuntum Seruni Mogolaing.

D. MANFAAT PENELITIAN

Yang diharapkan dalam Proposal ini adalah :

1. Untuk siswa : mempermudah pemahaman anak tentang penggunaan gunting dan

Meningkatkan kemampuan tentanng cara menggunting kertas dengan baik.

2. Untuk guru : mengembangkan dan menambah wawasan kemampuan dengan

menggunakan metode demonstrasi dan sebagai balikan bagi sekolah dan guru TK

pada umumnya dan khususnya TK yang dijadikan tempat penelitian.

BAB. II

Page 7: Proposal Ptk Wwi Posangi

KAJIAN PUSTAKA

A. METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI

Metode demonstrasi adalah metode penyajian pengajaran dengan

memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau

benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Keuntungan dan

kelemahan metode demonstrasi Sebagai suatu metode pembelajaran demonstrasi

memiliki beberapa kelebihan, di antaranya:

1. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi

juga melihat peristiwa yang terjadi

2. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk

membandingkan antara teori dan kenyataan.Dengan demikian siswa akan lebih

menyakini kebenaran materi pembelajaran.

Di samping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa

kelemahan, di antaranya Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan

guru yang khusus,sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Di samping

itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk

keberhasilan proses pembelajaran siswa.

Adapun langkah-langkah Metode Demonstrasi yaitu :

1. Guru menyampaikan kompotensi yang ingin dicapai.

2. Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan.

3. Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan.

4. Menunjuk salah seorang siswa untuk mendemonstrasikan sesuai skenario

yang telah disiapkan.

5. Seluruh siswa memperhatikan Demonstrasi dan menganalisanya.

6. Tiap siswa mengemukakan hasil analisanya dan juga pengalaman siswa di

demonstrasikan.

7. Guru membuat kesimpulan.

Page 8: Proposal Ptk Wwi Posangi

Menurut MARTINIS YAMIN (2012 : 65) penggunaan metode demonstrasi

dapat diterapkan dengan syarat memiliki keahlian untuk mendemonstrasikan

penggunaan alat atau melaksanakan kegiatan tertentu seperti kegiatan sebelumnya.

Keahlian mendemonstrasikan tersebut harus dimiliki oleh guru untuk

kemudian siswa di beri kesempatan untuk melakukan latihan/keterampilan seperti

yang diperagakan oleh guru.

Kesimpulan yang dimaksud dengan metode pembelajaran demonstrasi

dalam proses belajar mengajar adalah metode yang digunakan oleh seorang guru atau

orang luar yang sengaja didatangkan atau murid sekalipun untuk mempertunjukan

gerakan-gerakan atau suatu proses dengan prosedur yang benar disertai keterangan-

keterangan kepada seluruh siswa.

B. KEMAMPUAN ANAK MENGGUNTING KERTAS

Salah satu yang menjadi karakteristik perkembangan anak

usia taman kanak-kanak adalah perkembangan motorik yang dapat

diartikan sebagai berikut :

Adapun perkembangan motorik dapat berarti perkembangan

pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat

syaraf dan otot yang terkoordinasi. Perkembangan motorik terbagi

menjadi 2 (dua) yaitu motorik halus dan motorik kasar. Motorik

kasar merupakan gerakan yang terjadi karena adanya koordinasi

otot-otot besar, seperti : berjalan, meolmpat, berlari, melempar dan

menaiki. Motorik halus berkaitan dengan gerakan yang

menggunakan otot halus, seperti : menggambar,

menggunting,melipat kertas, dan lain sebagainya.

Ciri khas perkembangan motorik yang bersifat kompleks, yaitu

mampu mengkombinasikan gerakan motorik dengan seimbang.

Salah satu perkembangan motorik halus yaitu kemampuan

menggunting kertas seperti pendapat yang dikemukakan Kimberly

Wiggins dalam The Importance Teaching Your Child How to Use

Page 9: Proposal Ptk Wwi Posangi

Scissors, beberapa manfaat yang diperoleh bila anak diberi

kesempatan belajar menggunting :

1. Menguatkan otot-otot telapak tangan anak karena melakukan

gerakan membuka dan menutup tangan.

2. Meningkatkan kordinasi mata dengan tangan karena saat

menggunting pandangan harus selalu mengikuti gerakan tangan

yang memegang gunting.

3. mendorong anak untuk menggunakan kordinasi bilateral pada

waktu yang bersamaan. Misalnya pada saat anak menggunting

lingkaran maka satu tangan akan memegang kertas sementara

yang tangan satunya membuka dan menutup gunting dan mulai

memotong. Kordinasi bilateral adalah menggunakan dua tangan

dimana masing-masing tangan melakukan pekerjaan yang berbeda.

Dilakukan anak setiap hari, seperti mencuci piring, membuka

amplop, dan mengemudikan sepeda.

Ada beberapa hal yang harus diketahui agar anak aman

mempergunakan gunting :

1. Berikan sesuai dengan usia. Menurut Tara Colder OTR/L dalam

Developong Coordination for Scissors Skills, perkembangan

kemampuan menggunting dimulai dari usia 1,5 tahun.

2. Ajarkan cara memegang gunting yang benar.

3. Berikan teknik menggunting dari yang paling dasar.

4. Ajarkan sikap yang benar saat memegang gunting.

5. Sampaikan bahwa dia hanya diinginkan menggunting kertas,

bukan uang, rambut, taplak, maupun sprai.

6. Tunjukkan resikonya.

7. Berikan pujian pada setiap kemajuan yang dialami anak.

C. Hasil belajar

MUDJIONO dan DIMYATI merupakan hasil dari suatu interaksi tindak

belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tidak mengajar diakhiri dengan proses

Page 10: Proposal Ptk Wwi Posangi

evakuasi hasil belajar. Dari sisi siswa hasil belajar merupakan berakhirnya penggal

dan puncak proses belajar.

Dengan menggunakan metode demonstrasi guru lebih mudah menyajikan

materi pelajaran karena dapat memperlihatkan langsung kepada anak-anak bahan

yang sebenarnya yaitu gunting dan dapat memperagakan cara memegang gunting

yang benar dan cara menggunting kertas yang baik serta mengingatkan kepada anak-

anak tentang bahaya dari pada gunting itu sendiri.

Berdasarkan uraian di atas Anak-anak TK Kuntum seruni akan dapat

meningkatkan kemampuannya mempergunakan gunting untuk menggunting kertas

dengan beberapa pola yang ditentukan dan telah memahami kertas apa saja yang

boleh atau tidak bisa digunting serta penggunaan gunting yang sebenarnya.

Page 11: Proposal Ptk Wwi Posangi

BAB. III

METODOLEGI PENELITIAN

Metode penelitian menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang

mengacu pada desain penelitian yang dikemukakan KEMMIS dan TAGGART (1988)

dalam Zaina Aqib (2006 : 31) dengan tahap-tahap yaitu (1) Tahap persiapan/

perencanaan, (2) Tahap pelaksanaan/Tindakan, (3) Tahap Observasi/Pengamatan, (4)

Refleksi.

1. Setting penelitian : setting penelitian di lakukan di TK KUNTUM SERUNI Mogolaing

2. sasaran penelitian : kelompok B TK KUNTUM SERUNI Mogolaing.

3. Rencana tindakan : rencana tindakan apa yang di lakukan untuk di perbaiki

meningkatkan, atau perubahan perilaku dan sikap sebagai

solusi.

Pelaksanaan : apa yang di lakukan oleh guru atau peneliti sebagai perbaikan

peningkatan

Observasi : mengamati atas hasil dan dampak tindakan yang dilaksanakan

oleh anak

Refleksi : melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan teman sejawat.

Pada tahap ini guru melakukan penafsiran, pemaknaan, dan

evaluasi atas segala yang telah dilakukan dan hasil-hasilnya

maupun atas tindakan yang belum dilaksanakan berikut hambatan-

hambatannya sambil memikirkan kembali upaya perbaikan yang

akan dilakukan pada tahap siklus penelitian berikutnya. Dan jika

Page 12: Proposal Ptk Wwi Posangi

setidaknya dari tahap refleksi ini sudah bisa disimpulkan bahwa

tindakan perbaikan yang dilaksanakan sudah cukup memenuhi

tujuan pembelajaran yang ditetapkan, maka siklus penelitian

berikutnya bias dihentikan dan tidak perlu dilaksanakan.

Sebaliknya jika tujuan pembelajaran belum tercapai dan masih dirasa perlu untuk

melakukan refisi atau langkah-langkah perbaikan tindaka lebih lanjut, maka peneltian

berlanjut ke siklus berikutnya

Berdasarkan keempat tahapan PTK tersebut, maka dapat dijabarkan melalui gambaran

berikut :

Observasi Awal Perencanaan

Tindakan Siklus I

Refleksi

Observasi

Perencanaan

Tindakan Siklus II

Refleksi

Observasi

HASIL

Page 13: Proposal Ptk Wwi Posangi

Gambar 3.2

Alur PTK menurut

Kemmis dan Mc Taggart

Dari hasil table diatas, maka prosedur yang ditempuh pada penelitian tersebut

dapat dideskripsikan sebagai berikut.

1. Tahap Perencanaan

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus. Tiap siklus dilaksanakan

dengan satu tindakan sesuai dengan perbaikan yang ingin di capai selama

pembelajaran. Pada tahap perencanaan dipersiapkan, RKH, Media, Instrumen

penelitian, dan gambar.

2. Tahpa pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada setiap tindakan adalah dengan intervensi

terhadap pelaksanaan kegiatan yang menjadi tuga guru sehari-hari. Pada tahap ini

merupakan pelaksanaan tindakan dari persiapan pembelajaran yang telah

direncanakan sebelumnya. Biasanya pembuatan rencana belum sepenuhnya dapat

menggunakan dan memberikan gambaran tentang pelaksanaan tindakan, mungkin

saja pada tahap pelaksanaan ada hal-hal yeng belum terfikirkan dan akan berbeda

dengan rencana. Oleh karena itu pada tahap pelaksanaan, guru dapat

menggunakan intervensi atau memberikan tindakan yang belum atau tidak

tercantum dalam perencanaan sebelumnya. Selanjutnya dalam upaya

meningkatkan dan melihat keberhasilan dalam setiap siklus, maka selama kegiatan

tindakan dilakukan pengamatan dan evaluasi.

3. Observasi

Pada tahapan ini secara operasional adalah untuk mengenal, merekan dan

mendokumentasikan segala hal yang berkaitan dengan hasil dari proses

Page 14: Proposal Ptk Wwi Posangi

pelaksanaan tindakan ataupun dampak dari pelaksanaan tindakan tersebut. Fungsi

dari observasi ini adalah untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan sudah

mengarah pada terjadinya tindakan perubahan kearah positif dalam kegiatan

belajar mengajar.

4. Analisis dan Refleksi

Data yang diperoleh lalu analisis untuk kemudian selanjutnya di refleksikan

sebagai alat evaluasi untuk memperbaiki siklus berikutnya. Dan juga untuk

menentukan kesimpulan atau hasil dan penelitian. Pada tahap refleksi, peneliti

bersama observer mendiskusikan hasil tindakan pada setiap akhir pelaksanaan

tindakan. Hasil kemudian di refleksi, dan bila perlu merevisi kegiatan

sebelumnya, apakah kegiatan yang telah dilakukan mengenai sasaran atau belum.

Temuan yang diperoleh kemudian dijadikan acuan bagi perumusan rencana

pembelajaran untuk dilaksanakan pada kegiatan selanjutnya.

Kemmis dan Taggart (1988:14) menyatakan bahwa model penelitian tindakan

adalah berbentuk spiral. Tahapan penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi

empat tahapan, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan tahap

refleksi. Siklus ini berlanjut dan akan dihentikan jika dirasa sudah cukup

memenuhi kebutuhan dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan.

Sesuai dengan jenis rancangan penelitian yang dipilih, yaitu penelitian

tindakan kelas, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari

Kemmis dan Taggart (dalam Arikunto, Suharsimi, 2002:83), yaitu berbentuk

spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi

planning (rencana), action (tindakan), observasi (pengamatan) dan reflection

(refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah

direvisi, tindakan, pengamatan dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus I

dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan.

Menurut DR.Sulipan,M.Pd, dalam tulisannya yang disusun untuk Program

Bimbingan Karya Tulis Ilmiah Online (http://www.ktiguru.org) berjudul

”Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research)”, pertama kali

penelitian tindakan kelas diperkenalkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1946, yang

selanjutnya dikembangkan oleh Stephen Kemmis, Robin Mc Taggart, John Elliot,

Dave Ebbutt dan lainnya. Pada awalnya penelitian tindakan menjadi salah satu

model penelitian yang dilakukan pada bidang pekerjaan tertentu di mana peneliti

Page 15: Proposal Ptk Wwi Posangi

melakukan pekerjaannya, baik di bidang pendidikan, kesehatan maupun

pengelolaan sumber daya manusia. Salah satu contoh pekerjaan utama dalam

bidang pendidikan adalah mengajar di kelas, menangani bimbingan dan konseling,

dan mengelola sekolah. Dengan demikian para guru atau kepala sekolah dapat

melakukan kegiatan penelitiannya tanpa harus pergi ke tempat lain seperti para

peneliti konvensional pada umumnya. Adapun tujuan penelitian tindakan kelas itu

tidak lain adalah untuk memecahkan masalah, memperbaiki kondisi,

mengembangkan dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:82), penelitian tindakan adalah

penelitian tentang hal-hal yang terjadi di masyarakat atau sekelompok sasaran dan

hasilnya langsung dapat dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan. Ciri atau

karakteristik utama dalam penelitian tindakan adalah adanya partisipasi dan

kolaborasi antara peneliti dengan anggota kelompok sasaran. Penelitian tindakan

adalah salah satu strategi pemecahana masalah yang memanfaatkan tindakan

nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang dicoba sambil jalan

dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Dalam prosesnya, pihak-pihak

yang terlibat dalam kegiatan tersebut dapat saling mendukung satu sama lain.

Tekhnik pengumpulan dan analisis data.

Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes buatan guru yang fungsinya

adalah :

1. Untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai bahan pelajaran yang

diberikan pada waktu tertentu.

2. Untuk melakukan apakah suatu tujuan telah tercapai.

3. Untuk memperoleh suatu nilai. (Arikunto, Suharsimi, 2002:149)

Data hasil penelitian penelitian tindakan bersumber pada data hasil pengamatan

dari hasil menggunting kertas.

Data hasil pengamatan sikap anak-anak selama kegiatan dianalisis pada setiap

aspek untuk mencari besaran prosentasin

Page 16: Proposal Ptk Wwi Posangi

BAB. IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan pengamatan awal di TK Kuntum Seruni sebagian besar anak-anak

belum paham tentang cara menggunting kertas. Hal ini disebabkan kurangya

informasi yang mereka dapatkan. Sementara ini semua anak-anak menggunakan

gunting kertas hanya sekedar bermain sehingga dapat membahayakan anak itu sendiri.

Kegiatan diawali dengan mendiskusikan permasalahan yang dihadapi,

penyampaian informasi serta memberikan contoh menggunting kertas. Data yang

diperoleh dari hasil observasi dari siklus 1 setiap anak-anak menggunting kertas rata-

rata nilai di atas 65sehingga anak dinyatakan berhasil. Anak-anak sangat antusias

melaksanakan menggunting kertas, hambatan yang ditemui pada siklus I seperti

efektifitas penyampaian informasi tentang cara menggunting kertas yang bersifat

umum dan kelengkapan fasilitas serta jumlah anak-anak yang lebih tidak sesuai

dengan jumlah guru.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa melalui metode demonstrasi

anak-anak TK Kuntum Seruni mampu menggunakan dan menggunting kertas yang

sesuai dengan kriteria dan tekhnik yang ditentukan. Yang awalnya belum

mempergunakan metode pembelajaran yang tepat dan tidak memiliki perencanaan.

Jadi, setelah melalui bimbingan menghasilkan anak-anak yang sesuai dengan

kemampuan mereka masing-masing, walaupun belum mencapai optimal namun sudah

ada peningkatan.

Page 17: Proposal Ptk Wwi Posangi

Dalam pelaksanaan penelitian ini kepala sekolah, guru-guru dan anak-anak

berlangsung dengan suasana kekeluargaan, kebersamaan, dan keteladanan sehingga

pada dasarnya penelitian ini adalah suatu proses untuk meningkatkan pengetahuan,

sikap dan keterampilan baik untuk guru maupun anak-anak khusunya anak-anak TK

Kuntum Seruni Kotamobagu.

Siklus I

1. Perencanaan penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan mulai bulan Oktober 2011 di TK Kuntum

Seruni Mogolaing dari jam 08.00-10.00 setiap pertemuan.

Perencanaan penelitian meliputi :

a. Rapat antara kepala sekolah, pengawas dan guru-guru TK Kuntum Seruni

Mogolaing.

b. Menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk menggunting kertas.

c. Menentukan format observasi serta instrumen format penilaian.

2. Pelaksanaan penelitian

- Memberikan contoh cara memegang gunting yang benar.

- Memberikan contoh menggunting kertas yang baik.

- Anak didik memperbaiki hasil guntingan kertas yang belum baik.

- Tersusun hasil guntingan kertas sesuai dengan kemampuan anak masing-masing

- Dihasilkan guntingan kertas yang optimal.

Target yang diharapkan pada pelaksanaan ini adalah :

a. Tersusunnya hasil guntingan kertas yang sesuai dengan kemampuan anak

masing-masing

b. Dihasilkan anak didik yang dapat memegang gunting dengan benar dan

menggunting kertas dengan baik.

3. Observasi

Observasi dilakukan oleh peneliti pada saat anak-anak menggunting kertas di

setiap pertemuan baik secara individu maupun kelompok. Pengamatan dilakukan

Page 18: Proposal Ptk Wwi Posangi

terhadap anak-anak tentang kerjasama, aktivitas dalam menggunting kertas dengan

menggunakan format observasi.

4. Refleksi

Hasil refleksi dijadikan acuan untuk merencanakan penyempurnaan dan

perbaikan pada siklus 2. Bila anak-anak memperoleh skor dalam penilaian

menggunting kertas final sama/lebih besar dari 65 maka anak tersebut dinyatakan

berhasil atau layak, jika kurang dari 65 maka anak-anak tersebut dinyatakan gagal.

Siklus II

1. Tahap perencanaan meliputi kegiatan :

- Menyusun rencana pembelajaran sebagai perbaikan dari rencana pembelajaran

pada siklus terdahulu.

- Menetapkan tindakan perbaikan yang diperlukan.

- Menyusun instrumen penelitian.

- Menyusun alat evaluasi

2. Tahap pelaksanaan tindakan

Tahap ini adalah pelaksanaan dari skenario atau rencana pelaksanaan

pembelajaran dengan tindakan-tindakan perbaikan yang telah ditetapkan pada

tahap sebelumnya. Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan pada tahap ini

secara garis besar sama dengan tahpa pelaksanaan tindakan pada siklus I.

3. Tahap Pengamatan

Langkah-langkah kegiatan pada tahap ini juga boleh dikata sama dengan yang

dilakukan pada siklus I.

4. Tahap Refleksi

Pada tahap ini guru melakukan refleksi atas tindakan-tindakan yang telah

dilakukan pada siklus I, berikut hasil-hasil yang telah dicapainya. Selain itu

guru juga memikikan kekurangan-kekurangan serta hambatan-hambatan yang

masih dihadapi pada siklus II dan selanjutnya mencarikan alternatif tindakan

perbaikannya untuk dilakukan pada siklus berikutnya.

Siklus III (bila diperlukan)

Page 19: Proposal Ptk Wwi Posangi

BAB. V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dengan menggunakan metode demonsrasi penyajian pengajaran dapat

diperagakan dan mempertunjukan kepada anak-anak tentang suatu proses

situasi benda baik sebenarnya maupun tiruan atau bahan pelajaran yang

kongkrit sehingga anak lebih mampu memahami dan dapat

mendemonstrasikan sendiri seperti menggunakan gunting untuk menggunting

kertas.

Peningkatan hasil belajar kemampuan anak pada pembelajaran

khususnya materi menggunting kertas melalui metode pembelajaran

demonstrasi sangant bermanfaat bagi anak-anak TK Kuntum Seruni

Mogolaing.

Untuk meningkatkan kemampuan anak tentunya sebagai seorang guru

dalam menggunakan metode mengajar harus diperhatikan dan disesuaikan

dengan bahan ajar atau materi yang diajarkan. Karena tidak semua metode itu

cocok untuk semua materi.

B. SARAN

Perkembangan kemampuan menggunting dimulai dari usia 1,5 tahun untuk

tahap awal berikan gunting plastik yang tidak tajam namun bisa memotong

kertas. Tapi seiring dengan usia gunting plastic menjadi tidak menarik oleh

Page 20: Proposal Ptk Wwi Posangi

sebab itu, berikan gunting tajam yang ujungnya tumpul dan tetap berikan

pengawasan saat memakainya

Dengan menggunakan metode demonstrasi guru harus mampu dan mempunyai

keterampilan khusus sehingga guru dituntut bekerja lebih professional

mempunyai kemauan dan motivasi yang bagus untuk keberhasilan proses

pembelajaran anak didik

DAFTAR PUSTAKA

- UNIMA, 2011, Materi Pendidikan dan Latihan Guru Rayon 27

- KIMBERLY WIGGINS, dalam The Importance Teaching Your Child How To Use

Scissors (Pentingnya Mengajar Anak Bagaimana Menggunakan Gunting)

- TARA COLDER OTR/L dalam Developing Coordination For Scissors Skills

(Mengembangkan kordinasi untuk keterampilan menggunting)

- KEMMIS dan TAGGART (1988:14), dalam model penelitian tindakan kelas.

- SUKIDIN, dkk (2002:54), dalam bentuk penelitian tindakan kelas.

- DR. SULIPAN, M.Pd, dalam penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research)

- SUHARSIMI ARIKUNTO (2002:82), dalam penelitian tindakan kelas.

- MARTINIS YAMIN (2012:65), dalam penggunaan metode demonstrasi

- MUDJIONO dan DIMYATI, dalam hasil belajar

Page 21: Proposal Ptk Wwi Posangi