proposal ptk mursid
TRANSCRIPT
Tugas Mata KuliahPendidikan Tindakan Kelas
PROPOSAL
PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA VISUAL DALAM BENTUK
MICROSOFT POWERPOINT PADA PESERTA DIDIK KELAS XI IPA6 SMA NEGERI 19 MAKASSAR
MURSYIDUL AWWAM
1312442008
JURUSAN FISIKAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seirama dengan perkembangan peradaban manusia maka
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) melaju dengan begitu
pesat, sehingga mempengaruhi pola kehidupan manusia itu sendiri. Untuk
mempermudah pekerjaan sehari-hari, manusia pun berlomba-lomba untuk
mengembangkan IPTEK yang dijadikan sebagai sarana dalam memenuhi
kebutuhan hidup diberbagai bidang kehidupan tak terkecuali dalam bidang
pendidikan.
Berkaitan dengan hal ini dalam undang-undang RI nomor 20 Tahun 2003,
tentang system pendidikan Nasional Bab I Pasal I (1) Pendidikan didefinisikan
sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara.
Media pengajaran dalam bentuk model dapat membantu Peserta didik
untuk lebih memahami materi pelajaran dengan objek pengamatan yang terlalu
kecil untuk dilihat dengan mata telanjang atau terlalu besar sehingga tidak dapat
dihadirkan di ruang kelas. Dengan kata lain media model dapat mengatasi
keterbatasan indera, ruang dan waktu serta memperjelas gambar atau objek
pengamatan sehingga terlihat lebih nyata. Media pengajaran dalam bentuk
microsoft power point 2013 dapat digunakan oleh guru agar dapat merancang
presentasi secara cepat, mudah, prkatis dengan berbagai bentuk format dan desain
dengan hasil slide presentasi yang menarik dan profesional. Sehingga isi
presentasi yang disampaikan menjadi terlihat lebih hidup, enak dilihat, tidak
membosankan serta nyaman untuk diikuti higga akhir.
Dari hasil observasi di SMA Negeri 19 Makassar, memperlihatkan bahwa
guru Fisika cenderung menerapkan metode ceramah dengan bantuan papan tulis
dan buku ajar saja. Sehingga proses pembelajaran berpusat pada guru yang aktif
menjelaskan sedangkan Peserta didik bersifat pasif yang hanya mendengarkan dan
mencatat saja. Hal ini tentu saja sangat membosankan bagi Peserta didik itu
sendiri sehingga mereka akan sulit untuk berkonsentrasi. Akibatnya hanya sedikit
materi yang tersimpan dalam ingatan dan memori Peserta didik. Jika hal ini
berlangsung terus-menerus dalam waktu yang lama maka minat, motivasi,
aktivitas, dan hasil belajar Peserta didik juga akan menurun. Hal ini terlihat dari
data yang diperoleh dari guru Fisika bahwa hanya 60,47% Peserta didik kelas XI
yang tuntas (nilai Peserta didik ≤ 65) setelah diadakan ulangan harian dan
selebihnya harus remedial karena nilai yang diperoleh tidak mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65.
Oleh karena itu, untuk dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
Peserta didik kelas XI IPA6 di SMA Negeri 19 Makassar, adalah dengan
menggunakan media pengajaran visual yaitu media pembelajaran dalam bentuk
microsoft powerpoint yang berbasis komputer dengan model pembelajaran
langsung.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti melakukan penelitian tentang
“Peningkatan hasil belajar fisika melalui penggunaan media visual dalam bentuk
microsoft power point pada Peserta didik kelas XI IPA6 SMA Negeri 19
Makassar”.
B. Rumusan Masalah Tindakan
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan oleh penulis.
Maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Apakah hasil belajar fisika Peserta didik kelas XI IPA6 SMAN 19
Makassar dapat ditingkatkan melalui penggunaan media visual dalam
bentuk microsoft power point ?
2. Seberapa besar aktifitas belajar fisika Peserta didik kelas XI IPA6
SMAN Makassar dapat ditingkatkan melalui penggunaan media visual
dalam bentuk microsoft power point ?
C. Tujuan Penelitian Tindakan
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas maka
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mempelajari hasil belajar fisika Peserta didik kelas XI IPA6 SMAN
19 Makassar melalui penggunaan media visual dalam bentuk microsoft
power point.
2. Untuk mempelajari aktifitas belajar fisika Peserta didik kelas XI IPA6
SMAN 19 Makassar melalui penggunaan media visual dalam bentuk
microsoft power point.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :
1. Bagi peserta didik,
Memberikan pengalaman langsung peserta didik dalam
mengembangkan metode belajarnya secara lebih optimal.
2. Bagi guru,
Hasil penetian ini akan menjadi masukan bagi guru sebagai metode
atau pendekatan yang sesuai dengan kondisi kelas yang mereka
tangani.
3. Bagi sekolah,
Sebagai bahan pertimbangan dan meningkatkan hasil belajar peserta
didik yang dapat pula diterapkan pada mata pelajaran lain.
4. Bagi peneliti
Sebagai pengalaman langsung kepada peneliti untuk meningkatkan
profesionalitas sebagai pendidik.
BAB II
KAJIAN TEORETIK
A. Deskripsi Teori
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, anak adalah sebagai subjek dan
sebagai objek dari kegiatan pembelajaran. Karena itu, inti proses
pembelajaran tidak lain adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai
suatu tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran tentu saja akan dapat
tercapai jika anak didik berusaha secara aktif untuk mencapainya.
Keaktifan anak didik tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapi juga dari
segi kejiwaan. Bila hanya fisik anak yang aktif, tetapi pikiran dan
mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran
tidak tercapai.
Proses pembelajaran secara aktif akan menyebabkan munculnya
perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku ini dapat diamati dan
berlangsung dalam tenggang waktu tertentu, apakah jangka pendek atau
jangka panjang. Bentuk perubahan tingkah laku ini , misalnya karena
seorang anak yang karena usahanya dari tidak tahu menjadi tahu atau dari
tidak mampu menjadi mampu mengerjakannya. Dengan pengertian seperti
ini, seorang anak dikatakan telah melakukan proses pembelajaran.
Menurut Sadiman (2005), belajar adalah suatu proses yang
kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup,
sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti. Salah satu pertanda
bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku
dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik
perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan
(psikomotorik) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif).
Hudoyo (1990), menyatakan bahwa belajar merupakan kegiatan
bagi setiap orang. Pengetahuan, keterampilan, kegemaran, dan sikap
seseorang terbentuk, dimodifikasi dan berkembang disebabkan belajar.
Dengan demikian dapat diartikan bahwa seseorang dikatakan telah belajar
apabila dia telah mengalami suatu proses kegiatan tertentu sehingga dalam
dirinya terjadi suatu perubahan tingkah laku yang kelihatan atau nampak.
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa seseorang dapat dikatakan belajar apabila dalam diri
orang itu telah terjadi perubahan tingkah laku yaitu penambahan
pengetahuan berkat adanya proses kegiatan berupa pengalaman dan
latihan-latihan.
b. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Dimyati dan Modjiono (2002), mengemukakan bahwa hasil
belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi
hasil belajar. Dari sisi Peserta didik, hasil belajar merupakan berakhirnya
penggal dan puncak proses belajar.
Sudjana (1989), mengungkapkan bahwa hasil belajar merupakan
suatu tindakan atau kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan-tujuan
instruksional telah dapat dicapai atau dikuasai oleh Peserta didik dalam
bentuk hasil-hasil belajar yang diperlihatkannya setelah mereka menempuh
pengalaman belajarnya (proses belajar mengajar). Hasil belajar Peserta didik
pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang-
bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Dari beberapa kutipan di atas, disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki sebagai hasil pembelajaran
yang diamati melalui penampilan Peserta didik di mana untuk mengetahui
hasil belajar yang dicapai diadakan penilaian, dan salah satu alat ukur yang
digunakan adalah tes. Jadi hasil belajar fisika Peserta didik adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki Peserta didik sebagai hasil
pembelajaran fisika yang dapat diamati melalui penampilan Peserta didik
dengan menggunakan tes sebagai alat ukur hasil belajar fisika.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Belajar merupakan suatu proses, maka baik proses maupun hasil
belajar itu dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut digolongkan
menjadi dua golongan besar, yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri
Peserta didik dan faktor-faktor yang berasal dari luar diri Peserta didik.
Faktor-faktor dari diri Peserta didik seperti latar belakang diri Peserta didik
di antaranya aktivitas belajar, umur, jenis kelamin, motivasi, status Peserta
didik, fasilitas belajar dan tingkat sosial ekonomi.
Djamarah dan Zain (1996) mengemukakan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar adalah sebagai
berikut:
1) Tujuan.
Tujuan merupakan pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan
dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Kepastian dari perjalanan
proses belajar mengajar berpangkal tolak dari jelas tidaknya perumusan
tujuan pengajaran. Tercapainya tujuan sama halnya keberhasilan
pengajaran.
2) Guru
Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu
pengetahuan kepada anak didik di sekolah. Guru adalah orang yang
berpengalaman dalam bidang profesinya. Dengan keilmuan yang
dimilikinya, dia dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas.
3) Anak didik
Anak didik adalah orang yang dengan sengaja datang ke sekolah.
Anak yang menyenangi pelajaran tertentu dan kurang menyenangi
pelajaran yang lain adalah perilaku anak yang bermula dari sikap mereka
karena minat yang berlainan. Hal ini akan mempengaruhi kegiatan
belajar anak.
4) Kegiatan pengajaran
Pola umum kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi antara
guru dengan anak didik dengan bahan sebagai perantaranya. Guru yang
mengajar dan anak didik yang belajar, maka guru adalah orang yang
menciptakan lingkungan belajar bagi kepentingan belajar anak didik.
Gaya mengajar guru berusaha mempengaruhi gaya belajar anak didik.
5) Bahan dan Alat Evaluasi
Bahan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat di dalam
kurikulum yang sudah dipelajari oleh anak didik guna kepentingan
ulangan. Biasanya bahan pelajaran itu sudah dikemas dalam bentuk buku
paket untuk dikonsumsi oleh anak didik. Bila tiba masa ulangan, semua
bahan yang telah diprogramkan dan harus selesai dalam jangka waktu
tertentu dijadikan sebaga bahan untuk pembuatan item-item soal
evaluasi.
6) Suasana Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi biasanya dilkasanakan di dalam kelas.
Besar kecilnya jumlah anak didik yang dikumpulkan di dala kelas akan
memepengaruhi suasana kelas. Sekaligus mempengaruhi suasana
evaluasi yang dilaksanakan. Karena sikap mental anak didik belum
semuanya siap untuk berlaku jujur, maka dihadirkanlah satu atau dua
orang pengawas atau guru yang ditugaskan untuk mengawasinya. Selama
pelaksanaan evaluasi, selama itu pula juga seorang pengawas mengamati
semua sikap, gerak gerik yang dilakukan oleh anak didik.
2. Media
Kata “Media” berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk
jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.
Sehingga dapat dipahami bahwa media adalah alat bantu yang dapat dijadikan
sebagai penyalur pesan atau informasi belajar guna mencapai tujuan
pembelajaran.
Berbicara tentang media, kita dapat melihatnya dalam pengertian yang
luas maupun terbatas. Berbagai sudut pandang, maksud atau tujuan tertentu
menyebabkan timbulnya berbagai macam definisi (Rahardjo, 1991: 2),
misalnya :
a) Wilbur berpendapat bahwa media adalah teknologi pembawa
informasi/pesan instruksional.
b) Gagne (1970) berpendapat bahwa media adalah berbagai jenis komponen
dalam lingkungan Peserta didik yang dapat merangsangnya untuk belajar.
c) Briggs (1970) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisika yang
dapat menyajikan pesan serta merangsang Peserta didik untuk belajar.
Buku, film, kaset, film bingkai, dan contoh lainnya.
d) Yusufhadi Miarso berpendapat bahwa media adalah segala sesuatu yang
dapat merangsang terjadinya proses belajar pada diri Peserta didik.
Dalam proses belajar mengajar, kehadiran media mempunyai arti yang
cukup penting. Walaupun media pengajaran suatu alat bantu yang tidak
bernyawa, alat ini bersifat netral. Peranannya akan terlihat jika guru pandai
memanfaatkannya dalam proses pembelajaran. Secara umum media
pembelajaran mempunyai manfaat sebagai berikut:
a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik.
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
c. Mengatasi sikap pasif anak didik.
d. Membantu guru untuk mengatasi sifat unik dari Peserta didik sehingga
memiliki pengalaman dan persepsi yang sama.
Membuat media pembelajaran yang baik sangat membantu guru dalam
menyajikan bahan ajar dan lebih mengaktifkan Peserta didik untuk belajar.
Media pembelajaran yang baik adalah media yang mampu mengaktifkan
semua panca indra Peserta didik. Sehingga Peserta didik menjadi lebih aktif
dalam mengikuti proses belajar mengajar.
Sudjana (1989) merumuskan fungsi media pembelajaran menjadi
enam kategori, sebagai berikut:
a) Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan,
tetapi sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang
efektif.
b) Penggunaan media pembelajaran merupakan salah satu unsur yang harus
dikembangkan guru.
c) Penggunaan/pemanfaatan media harus melihat kepada tujuan dan bahan
pelajaran.
d) Penggunaan media dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan
yang sekedar melengkapi proses pembelajaran supaya lebih menarik
perhatian Peserta didik.
e) Penggunaan media lebih diutamakan untuk mempercepat proses
pembelajaran dan membantu Peserta didik dalam menangkap pengertian
yang diberikan guru.
f) Penggunaan media dalam pembelajaran diutamakan untuk mempertinggi
mutu belajar mengajar, dengan kata lain hasil belajar yang dicapai Peserta
didik akan tahan lama diingat Peserta didik, sehingga mempunyai nilai
tinggi.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka
salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan adalah multimedia
berbasis komputer yang dilengkapi program-program. Salah satu program
yang mudah didisain dan cukup efektif digunakan sebagai media pembelajaran
adalah microsoft power point. Kelebihan program power point ini adalah
selain lebih mudah didisain, program tersebut juga dapat menampilkan
gambar yang berwarna serta suara sehingga indera penglihatan dan
pendengaran Peserta didik dapat diaktifkan.
a. Multimedia berbasis komputer
Teknologi baru yakni multimedia mempunyai peranan yang semakin
penting dalam pembelajaran. Banyak orang percaya bahwa multimedia akan
dapat membawa kita kepada situasi belajar di mana "learning with effort"
akan dapat digantikan dengan "learning with fun". Meskipun definisi
multimedia masih belum jelas, secara sederhana dapat diartikan sebagai lebih
dari satu media. Ia bisa berupa kombinasi antara teks, grafik, animasi, suara
dan video. Perpaduan dan kombinasi dua atau lebih jenis media ini ditekankan
kepada kendali komputer sebagai penggerak keseluruhan gabungan media itu.
Dengan demikian, arti multimedia yang umumnya dikenal dewasa ini
adalah berbagai macam kombinasi grafik, teks, suara, video, dan animasi.
Penggabungan ini merupakan suatu kesatuan yang secara bersama-bersama
menampilkan informasi, pesan, atau isi pelajaran. (Azhar Arsyad, 2006: 171)
Informasi yang disajikan melalui multimedia ini berbentuk dokumen
yang hidup, dapat dilihat di layar monitor atau ketika diproyeksikan ke layar
lebar melalui overhead projector, dan dapat didengar suaranya, dilihat
gerakannya (video atau animasi). Multimedia bertujuan untuk menyajikan
informasi dalam bentuk yang menyenangkan, menarik, mudah dimengerti,
dan jelas. Informasi akan mudah dimengerti karena sebanyak mungkin indera,
terutama telinga dan mata, digunakan untuk menyerap informasi itu.
b. Microsoft Power Point
Microsoft Power Point merupakan sebuah program aplikasi yang
terintegrasi dalam Microsoft Office yang digunakan untuk menyusun sebuah
presentasi dengan menggunakan komputer. Aplikasi ini sangat populer dan
banyak digunakan karena sangat membantu sistem kerja yang berhubungan
dengan presentasi.
Power point adalah sebuah program aplikasi komputer yang dirancang
untuk membantu membuat sebuah media penyampaian suatu makalah atau
naskah yang disajikan lewat presentasi digital. Power point memiliki media
kerja worksheet yang terhubung dari halaman satu ke halaman berikutnya.
Tampilan area kerja Microsoft Power Point
Keterangan :
i. Title Bar (Baris Judul), title bar berisi nama program dan nama
dokumen, icon control menu dan tombol Maximize, Minimize, Restore,
dan Close. Title bar ini juga bisa untuk berpindah dari jendela yang
sedang aktif ke jendela yang sedang tidak aktif atau di belakang jendela
yang sedang diaktifkan.
ii. Menu Bar (Baris Menu), menu bar ini berisi menu special yang
mengandung perintah-perintah yang saling berhubungan dan memiliki
submenu, seperti File, Edit, View, Insert, Format, Tool, Table, Window,
dan Help.
iii. Toolbar Standard, yang berisi tombol-tombol khusus yang lebih
mudah, singkat, dan cepat dalam penggunaannya dibandingkan dengan
melalui menu bar, seperti New Blank Document, Open, Save,
Permission, E-Mail, Print, Print Preview, Copy, Paste, Undo, dan
sebagainya.
iv. Toolbar Formatting, toolbar formatting berisi tombol-tombol yang
berhubungan untuk perintah pengeditan, seperti Font, Font Size, Style,
peralatan teks normal teks, Font Color, Fill Color, dan sebagainya.
v. Area Slide, adalah lembar kerja putih sebagai media untuk menuangkan
hasil kerja.
vi. Area Outline, sebuah jendela yang berada di sebelah kiri area slide
yang berfungsi sebagai tempat untuk menampilkan kerangka presentasi
yang terdiri dari judul dan isi presentasi secara keseluruhan.
vii. Task Pane, adalah jendela yang ditampilkan di sebelah kanan area slide
yang berfungsi sebagai area bantuan dalam menyunting presentasi dan
tampilan ini akan secara otomatis muncul disertai penyesuaian isinya.
viii. Area Catatan, adalah jendela yang ditampilkan di sebelah bawah area
slide yang berfungsi untuk memberi tempat catatan (notes) pada slide
yang sedang dipilih.
ix. Scroll Bar, adalah sarana yang terpasang secara horizontal dan vertikal
di sebelah area slide yang berfungsi untuk menggulung lembar kerja
slide.
c. Teknik pembuatan media power point
Adapun teknik pembuatan media pembelajaran power point berdasarkan
materi yang diajarkan sebagai berikut :
a) Menentukan materi yang diajarkan
Dalam penelitian ini dipilih materi Kinematika Gerak lurus , karena
banyak konsep yang bisa disajikan melalui animasi yang dapat
menarik perhatian Peserta didik.
b) Pembuatan animasi melalui program power point
Setelah memilih konsep maka dibuatlah animasi tentang konsep-
konsep yang dianggap penting untuk diketahui Peserta didik.
Adapun cara pembuatan animasi dalam program power point adalah
sebagai berikut :
Klik start lalu all program kemudian klik Microsoft power
point.
Pilih salah satu model sesuai yang akan dibuat.
Untuk pemilihan latar, klik format pada toolbar kemudian
pilih background lalu fill effect. Pilih picture untuk
memasukkan gambar sebagai background
Untuk pemberian animasi pilih menu slide show lalu pilih
custom animation.
Klik slide show lalu view show atau tekan tombol F5 untuk
menampilkan hasil disain animasi.
Untuk menggerakkan tekan anak panah atau key enter.
c) Menampilkan materi melalui pemanfaatan program power point
dengan menggunakan LCD.
Pemilihan media elektronik LCD adalah untuk
memproyeksikan hasil animasi ke layar yang tampilannya lebih
besar dari pada tampilan monitor, sehingga Peserta didik dapat
melihat animasi yang ditampilkan dengan baik. Hal ini sangat
membantu dalam proses belajar mengajar di kelas.
3. Aktivitas Peserta Didik
Pada proses pembelajaran, keaktifan peserta didik merupakan hal
yang sangat penting dan perlu diperhatikan oleh guru sehingga proses
pembelajaran yang ditempuh benar-benar memperoleh hasil yang
optimal. Dengan bekerja Peserta didik memperoleh pengetahuan,
pemahaman, dan keterampilan serta pe rilaku lainnya, termasuk sikap
dan nilai. Proses pembelajaran yang berlangsung di kelas, sebetulnya
sudah banyak melibatkan akademik aktivitas Peserta didik di dalam
kelas. Peserta didik sudah banyak dituntut aktivitasnya untuk
mendengarkan, memperhatikan dan mencerna pelajaran yang diberikan
oleh guru. Serta dimungkinkan Peserta didik aktif bertanya kepada guru
tentang hal-hal yang belum jelas.
Pengertian aktivitas yang dikemukakan oleh Nita yaitu
“Keterlibatan intelektual dan emosional Peserta didik dalam kegiatan
belajar mengajar, asimilasi (menyerap) dan akomodasi (menyesuaikan)
kognitif dalam pencapaian pengetahuan, perbuatan, serta pengalaman
langsung dalam pembentukan sikap dan nilai” (Nita, 2008). Kadar
keaktifan dalam belajar secara efektif menurut Tabrani Rusyan (1994)
dapat dinyatakan dalam bentuk:
a) Hasil belajar peserta didik pada umum nya hanya sampai tingkat peng
gunaan. Peserta didik biasanya belajar dengan meng hafal saja,
apabila telah hafal Peserta didik merasa cukup.
Padahal dalam belajar, hasil belajar tidak hanya dinyatakan dalam
penguasaan saja tetapi juga perlu adanya penggunaan dan penilaian.
b) Sumber belajar yang digunakan umum nya terbatas pada guru dan
satu dua buku bacaan.
Hal ini perlu dipertanyakan apakah Peserta didik mencatat penjelasan
dari guru dengan efektif dan apa kah satu-dua buku itu dikuasainya
dengan baik. Jika tidak, aktivitas belajar Peserta didik kurang optimal
karena miskinnya sumber belajar.
c) Guru dalam belajar kurang merangsang aktivitas belajar Peserta didik
secara optimal. Sebagai contoh pada umumnya guru mengajar dengan
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.
B. Kerangka Pikir
Pendidik
Pembelajaran Menggunakan Media Visual
(Microsoft PowerPoint)
Peserta Didik
Proses Pembelajaran
Hasil Belajar Fisika dapat meningkat
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka hipotesis
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penggunaan media visual dalam bentuk microsoft power point dapat
meningkatkan hasil belajar fisika Peserta didik kelas XI IPA6 SMAN 19
Makassar.
2. Penggunaan media visual dalam bentuk microsoft power point dapat
meningkatkan Aktivitas belajar fisika Peserta didik kelas XI IPA6
SMAN 19 Makassar.
BAB IIIMETODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Action Research
Classroom). Subjek penelitian adalah Peserta didik kelas XI IPA6 SMA
Negeri 19 Makassar dan berlokasi pada Kecamatan Manggala Kota Makassar
yang berjumlah 39 orang terdiri atas 29 perempuan dan 10 laki-laki.
Penelitian ini akan berlangsung selama 3 bulan dari bulan Januari hingga
bulan April yang mencakup dua siklus.
B. Sasaran Penelitian
Sasaran penelitian adalah peserta didik kelas XI IPA6 SMA Negeri 19
Makassar yang berjumlah 39 orang terdiri atas 29 perempuan dan 10 laki-laki
tentang penggunaan Media Visual dalam bentuk Microsoft PowerPoint untuk
meningkatkan hasil belajar fisika.
C. Variabel Penelitian Tindakan
1. Variabel Masalah
Variabel Masalah pada penelitian ini adalah Hasil belajar fisika peserta
didik
2. Variabel Tindakan
Variabel tindakan pada penelitian ini adalah penggunaan Media Visual
dalam bentuk Microsoft PowerPoint dalam pembelajaran Fisika
C. Desain Penelitian
Prosedur penelitian ini direncanakan dua siklus Model Kurt Lewin
untuk mengetahui peningkatan hasil belajar fisika menggunakan Media
Visual dalam bentuk Microsoft PowerPoint di kelas yang digambarkan
sebagai berikut:
Siklus I
Siklus II
Gambaran umum desain penelitian
1. Tahap Persiapan
a. Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran untuk materi
b. Menyusun instrument non tes berupa angket dengan 35 butir
pernyataan.
c. Menyusun instrument tes berupa tes formatif setiap KD sebanyak 10
butir soal
2. Skenario Tindakan
Siklus I
a. Perencanaan
1) Penerapan media visual dalam bentuk Microsoft PowerPoint
dalam pembelajaran fisika di kelas
2) Pengamatan aktivitas peserta didik dalam menerima pelajaran
Tindakan
Observasi
Refleksi
Revisi Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
Hasil
b. Tindakan
1) Menerapkan media visual dalam bentuk Microsoft PowerPoint
dalam pembelajaran fisika di kelas
2) Mengamati aktivitas peserta didik dalam menerima pelajaran
c. Pengamatan
1) Aktivitas peserta didik cenderung ribut di kelas pada saat
pendidik memberikan penjelasan materi.
2) Rata-rata peserta didik kurang memperhatikan materi yang
diajarkan
d. Refleksi
1) Bagaimana membuat peserta didik membuat kelas menjadi
kondusif dan peserta didik lebih memahami materi yang
diajarkan.
Siklus II
a. Revisi Perencanaan
1) Pembagian kelompok belajar peserta didik menjadi 8 kelompok
dengan rata – rata jumlah tiap kelompok 5 orang
2) Penerapan penggunaan Aplikasi Microsoft PowerPoint dalam
pembelajaran Fisika di kelas yang diawali dengan memberikan
contoh pengaplikasian Microsoft Powerpoint dalam
menjelaskan konsep fisika
3) Pengamatan aktivitas peserta didik dalam pengajaran Fisika di
kelas.
b. Tindakan
1) Membagi kelompok belajar peserta didik menjadi 8 kelompok
dengan rata – rata jumlah tiap kelompok 5 orang.
2) Menerapkan penggunaan Aplikasi Microsoft PowerPoint
dalam pembelajaran Fisika di kelas yang diawali dengan
memberikan contoh pengaplikasian Microsoft Powerpoint
dalam menjelaskan konsep fisika dalam hal ini Kinematika
Gerak Lurus.
3) Mengamati aktivitas peserta didik dalam pengajaran Fisika di
kelas.
c. Pengamatan
1) Pembelajaran dengan Media Visual yang dilakukan dengan
memberikan contoh pengaplikasian Microsoft Powerpoint
dalam menjelaskan konsep fisika ternyata lebih baik
2) Jika diberi pertanyaan sebagian besar peserta didik sudah dapat
menjawab dengan jawaban yang tepat.
d. Refleksi
1) Mengupayakan kelas yang lebih kondusif dan semua peserta
didik paham dengan materi yang diajarkan.
D. Metode Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Data penelitian
a. Tes hasil belajar Fisika untuk yang berupa tes formatif setiap selesai
satu KD
b. Aktivitas peserta didik berupa hasil observasi dengan menggunakan
angket aktivitas belajar peserta didik
c. Keaktifan peserta didik yang diamati oleh guru melalui lembar
observasi keaktifan belajar peserta didik
2. Instrumen
a. Lembar observasi keaktifan belajar peserta didik. Peneliti
melakukan pengamatan peserta didik Kelas XI IPA6 SMA Negeri 1
Pangsid yang dituangkan pada lembar observasi.
b. Tes hasil belajar berupa tes formatif di akhir siklus yaitu 10 butir
soal essai.
c. Angket aktivitas belajar peserta didik untuk data kualitatif dengan
35 butir pernyataan
E. Metode Analisis Data
1. Prosedur Analisis
a. Adapun analisis data untuk pedoman observasi keaktifan belajar
peserta didik dan angket aktivitas belajar peserta didik dalam proses
belajar mengajar adalah dengan persentase. Hasil persentase ini
dinyatakan dalam kategori (kualitatif).
b. Data hasil belajar yang dikumpulkan kemudian yang dianalisis
menggunakan analisis deskristif secara kualitatif yang didukung oleh
data kuantitatif.
2. Pemaknaan Analisis
Kriteria keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah terjadinya
peningkatan hasil belajar fisika, baik dari segi hasil tes setiap akhir siklus
maupun dari segi keaktifan peserta didik dalam mengikuti pelajaran.
Selain itu juga, dilihat dari ketuntasan belajar fisika yakni menjadi
keberhasilan penelitian ini adalah 87% peserta didik memperoleh skor 75
ke atas.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 1997. Media Pembelajaran. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Asnawir dan B. Usman. 2002. Media Pembelajaran. Ciputat press. Jakarta. Danim, Sudarwan. 1995. Media komunikasi pendidikan: pelayanan professional
pembelajaran dan mutu hasil belajar. Bumi Aksara. Jakarta.
Dimyati dan Moedjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.
Djamarah, Syaiful Bahri dan A. Zain. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.
Hasibuan dan Moedjiono. 1999. Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Hudoyo, Herman. 1990. Belajar Mengajar. Depdikbud. Jakarta.
Nita Andara dan Gugus S. 2008. Jurnal Wawasan Pendidikan dan Pembelajaran: Peningkatan Aktivitas Peserta didik Belajar Fisika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Tutor Sebaya. Sumatera Barat: Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) volume 3, No. 2 bulan Juli 2008 halaman 133-146.
Rahadi, A. 2003. Media Pembelajaran. Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jenderal dan Menengah Tenaga Pendidikan.
Sadiman, Arief. S., dkk. 2005. Media Pendidikan: Pengertian, pengembangan, dan pemanfaatannya. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sahabuddin. 2003. Mengajar dan Belajar: Dua Aspek Dari Suatu Proses Yang Disebut Pendidikan. Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar. Makassar.
Sudjana, Nana.1989. Penelitian proses belajar-mengajar. Remaja Rosda Karya. Bandung.
Tabrani Rusyan. 1989. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya