proposal ptk mursid

38
Tugas Mata Kuliah Pendidikan Tindakan Kelas PROPOSAL PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA VISUAL DALAM BENTUK MICROSOFT POWERPOINT PADA PESERTA DIDIK KELAS XI IPA 6 SMA NEGERI 19 MAKASSAR MURSYIDUL AWWAM 1312442008 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Upload: mursid

Post on 09-Jul-2016

238 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Tugas Mata KuliahPendidikan Tindakan Kelas

PROPOSAL

PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA VISUAL DALAM BENTUK

MICROSOFT POWERPOINT PADA PESERTA DIDIK KELAS XI IPA6 SMA NEGERI 19 MAKASSAR

MURSYIDUL AWWAM

1312442008

JURUSAN FISIKAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR2015

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seirama dengan perkembangan peradaban manusia maka

perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) melaju dengan begitu

pesat, sehingga mempengaruhi pola kehidupan manusia itu sendiri. Untuk

mempermudah pekerjaan sehari-hari, manusia pun berlomba-lomba untuk

mengembangkan IPTEK yang dijadikan sebagai sarana dalam memenuhi

kebutuhan hidup diberbagai bidang kehidupan tak terkecuali dalam bidang

pendidikan.

Berkaitan dengan hal ini dalam undang-undang RI nomor 20 Tahun 2003,

tentang system pendidikan Nasional Bab I Pasal I (1) Pendidikan didefinisikan

sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan Negara.

Media pengajaran dalam bentuk model dapat membantu Peserta didik

untuk lebih memahami materi pelajaran dengan objek pengamatan yang terlalu

kecil untuk dilihat dengan mata telanjang atau terlalu besar sehingga tidak dapat

dihadirkan di ruang kelas. Dengan kata lain media model dapat mengatasi

keterbatasan indera, ruang dan waktu serta memperjelas gambar atau objek

pengamatan sehingga terlihat lebih nyata. Media pengajaran dalam bentuk

microsoft power point 2013 dapat digunakan oleh guru agar dapat merancang

presentasi secara cepat, mudah, prkatis dengan berbagai bentuk format dan desain

dengan hasil slide presentasi yang menarik dan profesional. Sehingga isi

presentasi yang disampaikan menjadi terlihat lebih hidup, enak dilihat, tidak

membosankan serta nyaman untuk diikuti higga akhir.

Dari hasil observasi di SMA Negeri 19 Makassar, memperlihatkan bahwa

guru Fisika cenderung menerapkan metode ceramah dengan bantuan papan tulis

dan buku ajar saja. Sehingga proses pembelajaran berpusat pada guru yang aktif

menjelaskan sedangkan Peserta didik bersifat pasif yang hanya mendengarkan dan

mencatat saja. Hal ini tentu saja sangat membosankan bagi Peserta didik itu

sendiri sehingga mereka akan sulit untuk berkonsentrasi. Akibatnya hanya sedikit

materi yang tersimpan dalam ingatan dan memori Peserta didik. Jika hal ini

berlangsung terus-menerus dalam waktu yang lama maka minat, motivasi,

aktivitas, dan hasil belajar Peserta didik juga akan menurun. Hal ini terlihat dari

data yang diperoleh dari guru Fisika bahwa hanya 60,47% Peserta didik kelas XI

yang tuntas (nilai Peserta didik ≤ 65) setelah diadakan ulangan harian dan

selebihnya harus remedial karena nilai yang diperoleh tidak mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65.

Oleh karena itu, untuk dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar

Peserta didik kelas XI IPA6 di SMA Negeri 19 Makassar, adalah dengan

menggunakan media pengajaran visual yaitu media pembelajaran dalam bentuk

microsoft powerpoint yang berbasis komputer dengan model pembelajaran

langsung.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti melakukan penelitian tentang

“Peningkatan hasil belajar fisika melalui penggunaan media visual dalam bentuk

microsoft power point pada Peserta didik kelas XI IPA6 SMA Negeri 19

Makassar”.

B. Rumusan Masalah Tindakan

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan oleh penulis.

Maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Apakah hasil belajar fisika Peserta didik kelas XI IPA6 SMAN 19

Makassar dapat ditingkatkan melalui penggunaan media visual dalam

bentuk microsoft power point ?

2. Seberapa besar aktifitas belajar fisika Peserta didik kelas XI IPA6

SMAN Makassar dapat ditingkatkan melalui penggunaan media visual

dalam bentuk microsoft power point ?

C. Tujuan Penelitian Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas maka

tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mempelajari hasil belajar fisika Peserta didik kelas XI IPA6 SMAN

19 Makassar melalui penggunaan media visual dalam bentuk microsoft

power point.

2. Untuk mempelajari aktifitas belajar fisika Peserta didik kelas XI IPA6

SMAN 19 Makassar melalui penggunaan media visual dalam bentuk

microsoft power point.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :

1. Bagi peserta didik,

Memberikan pengalaman langsung peserta didik dalam

mengembangkan metode belajarnya secara lebih optimal.

2. Bagi guru,

Hasil penetian ini akan menjadi masukan bagi guru sebagai metode

atau pendekatan yang sesuai dengan kondisi kelas yang mereka

tangani.

3. Bagi sekolah,

Sebagai bahan pertimbangan dan meningkatkan hasil belajar peserta

didik yang dapat pula diterapkan pada mata pelajaran lain.

4. Bagi peneliti

Sebagai pengalaman langsung kepada peneliti untuk meningkatkan

profesionalitas sebagai pendidik.

BAB II

KAJIAN TEORETIK

A. Deskripsi Teori

1. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Dalam kegiatan belajar mengajar, anak adalah sebagai subjek dan

sebagai objek dari kegiatan pembelajaran. Karena itu, inti proses

pembelajaran tidak lain adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai

suatu tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran tentu saja akan dapat

tercapai jika anak didik berusaha secara aktif untuk mencapainya.

Keaktifan anak didik tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapi juga dari

segi kejiwaan. Bila hanya fisik anak yang aktif, tetapi pikiran dan

mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran

tidak tercapai.

Proses pembelajaran secara aktif akan menyebabkan munculnya

perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku ini dapat diamati dan

berlangsung dalam tenggang waktu tertentu, apakah jangka pendek atau

jangka panjang. Bentuk perubahan tingkah laku ini , misalnya karena

seorang anak yang karena usahanya dari tidak tahu menjadi tahu atau dari

tidak mampu menjadi mampu mengerjakannya. Dengan pengertian seperti

ini, seorang anak dikatakan telah melakukan proses pembelajaran.

Menurut Sadiman (2005), belajar adalah suatu proses yang

kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup,

sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti. Salah satu pertanda

bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku

dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik

perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan

(psikomotorik) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif).

Hudoyo (1990), menyatakan bahwa belajar merupakan kegiatan

bagi setiap orang. Pengetahuan, keterampilan, kegemaran, dan sikap

seseorang terbentuk, dimodifikasi dan berkembang disebabkan belajar.

Dengan demikian dapat diartikan bahwa seseorang dikatakan telah belajar

apabila dia telah mengalami suatu proses kegiatan tertentu sehingga dalam

dirinya terjadi suatu perubahan tingkah laku yang kelihatan atau nampak.

Dari beberapa pendapat para ahli tersebut dapat diambil suatu

kesimpulan bahwa seseorang dapat dikatakan belajar apabila dalam diri

orang itu telah terjadi perubahan tingkah laku yaitu penambahan

pengetahuan berkat adanya proses kegiatan berupa pengalaman dan

latihan-latihan.

b. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Dimyati dan Modjiono (2002), mengemukakan bahwa hasil

belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak

mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi

hasil belajar. Dari sisi Peserta didik, hasil belajar merupakan berakhirnya

penggal dan puncak proses belajar.

Sudjana (1989), mengungkapkan bahwa hasil belajar merupakan

suatu tindakan atau kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan-tujuan

instruksional telah dapat dicapai atau dikuasai oleh Peserta didik dalam

bentuk hasil-hasil belajar yang diperlihatkannya setelah mereka menempuh

pengalaman belajarnya (proses belajar mengajar). Hasil belajar Peserta didik

pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang-

bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Dari beberapa kutipan di atas, disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki sebagai hasil pembelajaran

yang diamati melalui penampilan Peserta didik di mana untuk mengetahui

hasil belajar yang dicapai diadakan penilaian, dan salah satu alat ukur yang

digunakan adalah tes. Jadi hasil belajar fisika Peserta didik adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki Peserta didik sebagai hasil

pembelajaran fisika yang dapat diamati melalui penampilan Peserta didik

dengan menggunakan tes sebagai alat ukur hasil belajar fisika.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Belajar merupakan suatu proses, maka baik proses maupun hasil

belajar itu dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut digolongkan

menjadi dua golongan besar, yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri

Peserta didik dan faktor-faktor yang berasal dari luar diri Peserta didik.

Faktor-faktor dari diri Peserta didik seperti latar belakang diri Peserta didik

di antaranya aktivitas belajar, umur, jenis kelamin, motivasi, status Peserta

didik, fasilitas belajar dan tingkat sosial ekonomi.

Djamarah dan Zain (1996) mengemukakan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar adalah sebagai

berikut:

1) Tujuan.

Tujuan merupakan pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan

dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Kepastian dari perjalanan

proses belajar mengajar berpangkal tolak dari jelas tidaknya perumusan

tujuan pengajaran. Tercapainya tujuan sama halnya keberhasilan

pengajaran.

2) Guru

Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu

pengetahuan kepada anak didik di sekolah. Guru adalah orang yang

berpengalaman dalam bidang profesinya. Dengan keilmuan yang

dimilikinya, dia dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas.

3) Anak didik

Anak didik adalah orang yang dengan sengaja datang ke sekolah.

Anak yang menyenangi pelajaran tertentu dan kurang menyenangi

pelajaran yang lain adalah perilaku anak yang bermula dari sikap mereka

karena minat yang berlainan. Hal ini akan mempengaruhi kegiatan

belajar anak.

4) Kegiatan pengajaran

Pola umum kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi antara

guru dengan anak didik dengan bahan sebagai perantaranya. Guru yang

mengajar dan anak didik yang belajar, maka guru adalah orang yang

menciptakan lingkungan belajar bagi kepentingan belajar anak didik.

Gaya mengajar guru berusaha mempengaruhi gaya belajar anak didik.

5) Bahan dan Alat Evaluasi

Bahan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat di dalam

kurikulum yang sudah dipelajari oleh anak didik guna kepentingan

ulangan. Biasanya bahan pelajaran itu sudah dikemas dalam bentuk buku

paket untuk dikonsumsi oleh anak didik. Bila tiba masa ulangan, semua

bahan yang telah diprogramkan dan harus selesai dalam jangka waktu

tertentu dijadikan sebaga bahan untuk pembuatan item-item soal

evaluasi.

6) Suasana Evaluasi

Pelaksanaan evaluasi biasanya dilkasanakan di dalam kelas.

Besar kecilnya jumlah anak didik yang dikumpulkan di dala kelas akan

memepengaruhi suasana kelas. Sekaligus mempengaruhi suasana

evaluasi yang dilaksanakan. Karena sikap mental anak didik belum

semuanya siap untuk berlaku jujur, maka dihadirkanlah satu atau dua

orang pengawas atau guru yang ditugaskan untuk mengawasinya. Selama

pelaksanaan evaluasi, selama itu pula juga seorang pengawas mengamati

semua sikap, gerak gerik yang dilakukan oleh anak didik.

2. Media

Kata “Media” berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk

jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.

Sehingga dapat dipahami bahwa media adalah alat bantu yang dapat dijadikan

sebagai penyalur pesan atau informasi belajar guna mencapai tujuan

pembelajaran.

Berbicara tentang media, kita dapat melihatnya dalam pengertian yang

luas maupun terbatas. Berbagai sudut pandang, maksud atau tujuan tertentu

menyebabkan timbulnya berbagai macam definisi (Rahardjo, 1991: 2),

misalnya :

a) Wilbur berpendapat bahwa media adalah teknologi pembawa

informasi/pesan instruksional.

b) Gagne (1970) berpendapat bahwa media adalah berbagai jenis komponen

dalam lingkungan Peserta didik yang dapat merangsangnya untuk belajar.

c) Briggs (1970) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisika yang

dapat menyajikan pesan serta merangsang Peserta didik untuk belajar.

Buku, film, kaset, film bingkai, dan contoh lainnya.

d) Yusufhadi Miarso berpendapat bahwa media adalah segala sesuatu yang

dapat merangsang terjadinya proses belajar pada diri Peserta didik.

Dalam proses belajar mengajar, kehadiran media mempunyai arti yang

cukup penting. Walaupun media pengajaran suatu alat bantu yang tidak

bernyawa, alat ini bersifat netral. Peranannya akan terlihat jika guru pandai

memanfaatkannya dalam proses pembelajaran. Secara umum media

pembelajaran mempunyai manfaat sebagai berikut:

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik.

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.

c. Mengatasi sikap pasif anak didik.

d. Membantu guru untuk mengatasi sifat unik dari Peserta didik sehingga

memiliki pengalaman dan persepsi yang sama.

Membuat media pembelajaran yang baik sangat membantu guru dalam

menyajikan bahan ajar dan lebih mengaktifkan Peserta didik untuk belajar.

Media pembelajaran yang baik adalah media yang mampu mengaktifkan

semua panca indra Peserta didik. Sehingga Peserta didik menjadi lebih aktif

dalam mengikuti proses belajar mengajar.

Sudjana (1989) merumuskan fungsi media pembelajaran menjadi

enam kategori, sebagai berikut:

a) Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan,

tetapi sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang

efektif.

b) Penggunaan media pembelajaran merupakan salah satu unsur yang harus

dikembangkan guru.

c) Penggunaan/pemanfaatan media harus melihat kepada tujuan dan bahan

pelajaran.

d) Penggunaan media dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan

yang sekedar melengkapi proses pembelajaran supaya lebih menarik

perhatian Peserta didik.

e) Penggunaan media lebih diutamakan untuk mempercepat proses

pembelajaran dan membantu Peserta didik dalam menangkap pengertian

yang diberikan guru.

f) Penggunaan media dalam pembelajaran diutamakan untuk mempertinggi

mutu belajar mengajar, dengan kata lain hasil belajar yang dicapai Peserta

didik akan tahan lama diingat Peserta didik, sehingga mempunyai nilai

tinggi.

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka

salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan adalah multimedia

berbasis komputer yang dilengkapi program-program. Salah satu program

yang mudah didisain dan cukup efektif digunakan sebagai media pembelajaran

adalah microsoft power point. Kelebihan program power point ini adalah

selain lebih mudah didisain, program tersebut juga dapat menampilkan

gambar yang berwarna serta suara sehingga indera penglihatan dan

pendengaran Peserta didik dapat diaktifkan.

a. Multimedia berbasis komputer

Teknologi baru yakni multimedia mempunyai peranan yang semakin

penting dalam pembelajaran. Banyak orang percaya bahwa multimedia akan

dapat membawa kita kepada situasi belajar di mana "learning with effort"

akan dapat digantikan dengan "learning with fun". Meskipun definisi

multimedia masih belum jelas, secara sederhana dapat diartikan sebagai lebih

dari satu media. Ia bisa berupa kombinasi antara teks, grafik, animasi, suara

dan video. Perpaduan dan kombinasi dua atau lebih jenis media ini ditekankan

kepada kendali komputer sebagai penggerak keseluruhan gabungan media itu.

Dengan demikian, arti multimedia yang umumnya dikenal dewasa ini

adalah berbagai macam kombinasi grafik, teks, suara, video, dan animasi.

Penggabungan ini merupakan suatu kesatuan yang secara bersama-bersama

menampilkan informasi, pesan, atau isi pelajaran. (Azhar Arsyad, 2006: 171)

Informasi yang disajikan melalui multimedia ini berbentuk dokumen

yang hidup, dapat dilihat di layar monitor atau ketika diproyeksikan ke layar

lebar melalui overhead projector, dan dapat didengar suaranya, dilihat

gerakannya (video atau animasi). Multimedia bertujuan untuk menyajikan

informasi dalam bentuk yang menyenangkan, menarik, mudah dimengerti,

dan jelas. Informasi akan mudah dimengerti karena sebanyak mungkin indera,

terutama telinga dan mata, digunakan untuk menyerap informasi itu.

b. Microsoft Power Point

Microsoft Power Point merupakan sebuah program aplikasi yang

terintegrasi dalam Microsoft Office yang digunakan untuk menyusun sebuah

presentasi dengan menggunakan komputer. Aplikasi ini sangat populer dan

banyak digunakan karena sangat membantu sistem kerja yang berhubungan

dengan presentasi.

Power point adalah sebuah program aplikasi komputer yang dirancang

untuk membantu membuat sebuah media penyampaian suatu makalah atau

naskah yang disajikan lewat presentasi digital. Power point memiliki media

kerja worksheet yang terhubung dari halaman satu ke halaman berikutnya.

Tampilan area kerja Microsoft Power Point

Keterangan :

i. Title Bar (Baris Judul), title bar berisi nama program dan nama

dokumen, icon control menu dan tombol Maximize, Minimize, Restore,

dan Close. Title bar ini juga bisa untuk berpindah dari jendela yang

sedang aktif ke jendela yang sedang tidak aktif atau di belakang jendela

yang sedang diaktifkan.

ii. Menu Bar (Baris Menu), menu bar ini berisi menu special yang

mengandung perintah-perintah yang saling berhubungan dan memiliki

submenu, seperti File, Edit, View, Insert, Format, Tool, Table, Window,

dan Help.

iii. Toolbar Standard, yang berisi tombol-tombol khusus yang lebih

mudah, singkat, dan cepat dalam penggunaannya dibandingkan dengan

melalui menu bar, seperti New Blank Document, Open, Save,

Permission, E-Mail, Print, Print Preview, Copy, Paste, Undo, dan

sebagainya.

iv. Toolbar Formatting, toolbar formatting berisi tombol-tombol yang

berhubungan untuk perintah pengeditan, seperti Font, Font Size, Style,

peralatan teks normal teks, Font Color, Fill Color, dan sebagainya.

v. Area Slide, adalah lembar kerja putih sebagai media untuk menuangkan

hasil kerja.

vi. Area Outline, sebuah jendela yang berada di sebelah kiri area slide

yang berfungsi sebagai tempat untuk menampilkan kerangka presentasi

yang terdiri dari judul dan isi presentasi secara keseluruhan.

vii. Task Pane, adalah jendela yang ditampilkan di sebelah kanan area slide

yang berfungsi sebagai area bantuan dalam menyunting presentasi dan

tampilan ini akan secara otomatis muncul disertai penyesuaian isinya.

viii. Area Catatan, adalah jendela yang ditampilkan di sebelah bawah area

slide yang berfungsi untuk memberi tempat catatan (notes) pada slide

yang sedang dipilih.

ix. Scroll Bar, adalah sarana yang terpasang secara horizontal dan vertikal

di sebelah area slide yang berfungsi untuk menggulung lembar kerja

slide.

c. Teknik pembuatan media power point

Adapun teknik pembuatan media pembelajaran power point berdasarkan

materi yang diajarkan sebagai berikut :

a) Menentukan materi yang diajarkan

Dalam penelitian ini dipilih materi Kinematika Gerak lurus , karena

banyak konsep yang bisa disajikan melalui animasi yang dapat

menarik perhatian Peserta didik.

b) Pembuatan animasi melalui program power point

Setelah memilih konsep maka dibuatlah animasi tentang konsep-

konsep yang dianggap penting untuk diketahui Peserta didik.

Adapun cara pembuatan animasi dalam program power point adalah

sebagai berikut :

Klik start lalu all program kemudian klik Microsoft power

point.

Pilih salah satu model sesuai yang akan dibuat.

Untuk pemilihan latar, klik format pada toolbar kemudian

pilih background lalu fill effect. Pilih picture untuk

memasukkan gambar sebagai background

Untuk pemberian animasi pilih menu slide show lalu pilih

custom animation.

Klik slide show lalu view show atau tekan tombol F5 untuk

menampilkan hasil disain animasi.

Untuk menggerakkan tekan anak panah atau key enter.

c) Menampilkan materi melalui pemanfaatan program power point

dengan menggunakan LCD.

Pemilihan media elektronik LCD adalah untuk

memproyeksikan hasil animasi ke layar yang tampilannya lebih

besar dari pada tampilan monitor, sehingga Peserta didik dapat

melihat animasi yang ditampilkan dengan baik. Hal ini sangat

membantu dalam proses belajar mengajar di kelas.

3. Aktivitas Peserta Didik

Pada proses pembelajaran, keaktifan peserta didik merupakan hal

yang sangat penting dan perlu diperhatikan oleh guru sehingga proses

pembelajaran yang ditempuh benar-benar memperoleh hasil yang

optimal. Dengan bekerja Peserta didik memperoleh pengetahuan,

pemahaman, dan keterampilan serta pe rilaku lainnya, termasuk sikap

dan nilai. Proses pembelajaran yang berlangsung di kelas, sebetulnya

sudah banyak melibatkan akademik aktivitas Peserta didik di dalam

kelas. Peserta didik sudah banyak dituntut aktivitasnya untuk

mendengarkan, memperhatikan dan mencerna pelajaran yang diberikan

oleh guru. Serta dimungkinkan Peserta didik aktif bertanya kepada guru

tentang hal-hal yang belum jelas.

Pengertian aktivitas yang dikemukakan oleh Nita yaitu

“Keterlibatan intelektual dan emosional Peserta didik dalam kegiatan

belajar mengajar, asimilasi (menyerap) dan akomodasi (menyesuaikan)

kognitif dalam pencapaian pengetahuan, perbuatan, serta pengalaman

langsung dalam pembentukan sikap dan nilai” (Nita, 2008). Kadar

keaktifan dalam belajar secara efektif menurut Tabrani Rusyan (1994)

dapat dinyatakan dalam bentuk:

a) Hasil belajar peserta didik pada umum nya hanya sampai tingkat peng

gunaan. Peserta didik biasanya belajar dengan meng hafal saja,

apabila telah hafal Peserta didik merasa cukup.

Padahal dalam belajar, hasil belajar tidak hanya dinyatakan dalam

penguasaan saja tetapi juga perlu adanya penggunaan dan penilaian.

b) Sumber belajar yang digunakan umum nya terbatas pada guru dan

satu dua buku bacaan.

Hal ini perlu dipertanyakan apakah Peserta didik mencatat penjelasan

dari guru dengan efektif dan apa kah satu-dua buku itu dikuasainya

dengan baik. Jika tidak, aktivitas belajar Peserta didik kurang optimal

karena miskinnya sumber belajar.

c) Guru dalam belajar kurang merangsang aktivitas belajar Peserta didik

secara optimal. Sebagai contoh pada umumnya guru mengajar dengan

menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.

B. Kerangka Pikir

Pendidik

Pembelajaran Menggunakan Media Visual

(Microsoft PowerPoint)

Peserta Didik

Proses Pembelajaran

Hasil Belajar Fisika dapat meningkat

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka hipotesis

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penggunaan media visual dalam bentuk microsoft power point dapat

meningkatkan hasil belajar fisika Peserta didik kelas XI IPA6 SMAN 19

Makassar.

2. Penggunaan media visual dalam bentuk microsoft power point dapat

meningkatkan Aktivitas belajar fisika Peserta didik kelas XI IPA6

SMAN 19 Makassar.

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Action Research

Classroom). Subjek penelitian adalah Peserta didik kelas XI IPA6 SMA

Negeri 19 Makassar dan berlokasi pada Kecamatan Manggala Kota Makassar

yang berjumlah 39 orang terdiri atas 29 perempuan dan 10 laki-laki.

Penelitian ini akan berlangsung selama 3 bulan dari bulan Januari hingga

bulan April yang mencakup dua siklus.

B. Sasaran Penelitian

Sasaran penelitian adalah peserta didik kelas XI IPA6 SMA Negeri 19

Makassar yang berjumlah 39 orang terdiri atas 29 perempuan dan 10 laki-laki

tentang penggunaan Media Visual dalam bentuk Microsoft PowerPoint untuk

meningkatkan hasil belajar fisika.

C. Variabel Penelitian Tindakan

1. Variabel Masalah

Variabel Masalah pada penelitian ini adalah Hasil belajar fisika peserta

didik

2. Variabel Tindakan

Variabel tindakan pada penelitian ini adalah penggunaan Media Visual

dalam bentuk Microsoft PowerPoint dalam pembelajaran Fisika

C. Desain Penelitian

Prosedur penelitian ini direncanakan dua siklus Model Kurt Lewin

untuk mengetahui peningkatan hasil belajar fisika menggunakan Media

Visual dalam bentuk Microsoft PowerPoint di kelas yang digambarkan

sebagai berikut:

Siklus I

Siklus II

Gambaran umum desain penelitian

1. Tahap Persiapan

a. Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran untuk materi

b. Menyusun instrument non tes berupa angket dengan 35 butir

pernyataan.

c. Menyusun instrument tes berupa tes formatif setiap KD sebanyak 10

butir soal

2. Skenario Tindakan

Siklus I

a. Perencanaan

1) Penerapan media visual dalam bentuk Microsoft PowerPoint

dalam pembelajaran fisika di kelas

2) Pengamatan aktivitas peserta didik dalam menerima pelajaran

Tindakan

Observasi

Refleksi

Revisi Perencanaan

Tindakan

Observasi

Refleksi

Hasil

b. Tindakan

1) Menerapkan media visual dalam bentuk Microsoft PowerPoint

dalam pembelajaran fisika di kelas

2) Mengamati aktivitas peserta didik dalam menerima pelajaran

c. Pengamatan

1) Aktivitas peserta didik cenderung ribut di kelas pada saat

pendidik memberikan penjelasan materi.

2) Rata-rata peserta didik kurang memperhatikan materi yang

diajarkan

d. Refleksi

1) Bagaimana membuat peserta didik membuat kelas menjadi

kondusif dan peserta didik lebih memahami materi yang

diajarkan.

Siklus II

a. Revisi Perencanaan

1) Pembagian kelompok belajar peserta didik menjadi 8 kelompok

dengan rata – rata jumlah tiap kelompok 5 orang

2) Penerapan penggunaan Aplikasi Microsoft PowerPoint dalam

pembelajaran Fisika di kelas yang diawali dengan memberikan

contoh pengaplikasian Microsoft Powerpoint dalam

menjelaskan konsep fisika

3) Pengamatan aktivitas peserta didik dalam pengajaran Fisika di

kelas.

b. Tindakan

1) Membagi kelompok belajar peserta didik menjadi 8 kelompok

dengan rata – rata jumlah tiap kelompok 5 orang.

2) Menerapkan penggunaan Aplikasi Microsoft PowerPoint

dalam pembelajaran Fisika di kelas yang diawali dengan

memberikan contoh pengaplikasian Microsoft Powerpoint

dalam menjelaskan konsep fisika dalam hal ini Kinematika

Gerak Lurus.

3) Mengamati aktivitas peserta didik dalam pengajaran Fisika di

kelas.

c. Pengamatan

1) Pembelajaran dengan Media Visual yang dilakukan dengan

memberikan contoh pengaplikasian Microsoft Powerpoint

dalam menjelaskan konsep fisika ternyata lebih baik

2) Jika diberi pertanyaan sebagian besar peserta didik sudah dapat

menjawab dengan jawaban yang tepat.

d. Refleksi

1) Mengupayakan kelas yang lebih kondusif dan semua peserta

didik paham dengan materi yang diajarkan.

D. Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Data penelitian

a. Tes hasil belajar Fisika untuk yang berupa tes formatif setiap selesai

satu KD

b. Aktivitas peserta didik berupa hasil observasi dengan menggunakan

angket aktivitas belajar peserta didik

c. Keaktifan peserta didik yang diamati oleh guru melalui lembar

observasi keaktifan belajar peserta didik

2. Instrumen

a. Lembar observasi keaktifan belajar peserta didik. Peneliti

melakukan pengamatan peserta didik Kelas XI IPA6 SMA Negeri 1

Pangsid yang dituangkan pada lembar observasi.

b. Tes hasil belajar berupa tes formatif di akhir siklus yaitu 10 butir

soal essai.

c. Angket aktivitas belajar peserta didik untuk data kualitatif dengan

35 butir pernyataan

E. Metode Analisis Data

1. Prosedur Analisis

a. Adapun analisis data untuk pedoman observasi keaktifan belajar

peserta didik dan angket aktivitas belajar peserta didik dalam proses

belajar mengajar adalah dengan persentase. Hasil persentase ini

dinyatakan dalam kategori (kualitatif).

b. Data hasil belajar yang dikumpulkan kemudian yang dianalisis

menggunakan analisis deskristif secara kualitatif yang didukung oleh

data kuantitatif.

2. Pemaknaan Analisis

Kriteria keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah terjadinya

peningkatan hasil belajar fisika, baik dari segi hasil tes setiap akhir siklus

maupun dari segi keaktifan peserta didik dalam mengikuti pelajaran.

Selain itu juga, dilihat dari ketuntasan belajar fisika yakni menjadi

keberhasilan penelitian ini adalah 87% peserta didik memperoleh skor 75

ke atas.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 1997. Media Pembelajaran. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Asnawir dan B. Usman. 2002. Media Pembelajaran. Ciputat press. Jakarta. Danim, Sudarwan. 1995. Media komunikasi pendidikan: pelayanan professional

pembelajaran dan mutu hasil belajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Dimyati dan Moedjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri dan A. Zain. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Hasibuan dan Moedjiono. 1999. Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Hudoyo, Herman. 1990. Belajar Mengajar. Depdikbud. Jakarta.

Nita Andara dan Gugus S. 2008. Jurnal Wawasan Pendidikan dan Pembelajaran: Peningkatan Aktivitas Peserta didik Belajar Fisika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Tutor Sebaya. Sumatera Barat: Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) volume 3, No. 2 bulan Juli 2008 halaman 133-146.

Rahadi, A. 2003. Media Pembelajaran. Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jenderal dan Menengah Tenaga Pendidikan.

Sadiman, Arief. S., dkk. 2005. Media Pendidikan: Pengertian, pengembangan, dan pemanfaatannya. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sahabuddin. 2003. Mengajar dan Belajar: Dua Aspek Dari Suatu Proses Yang Disebut Pendidikan. Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar. Makassar.

Sudjana, Nana.1989. Penelitian proses belajar-mengajar. Remaja Rosda Karya. Bandung.

Tabrani Rusyan. 1989. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya