presentation1 sejarah

11
Kebudayaan Prasejarah Zaman batu Zaman Batu tua Budaya Pacitan Budaya ngandong Zaman Batu Tengah Kjokkemoddinger Abris Sous Rouche Zaman Batu Muda Kapak Persegi Kapak Lonjong Zaman logam Zaman Tembaga Zaman Perunggu Zaman Besi

Upload: fanny-arumsari

Post on 20-Jun-2015

332 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Presentation1 sejarah

Kebudayaan Prasejarah

Zaman batu

Zaman Batu tua

Budaya Pacitan

Budaya ngandong

Zaman Batu Tengah

Kjokkemoddinger

Abris Sous Rouche

Zaman Batu Muda

Kapak Persegi

Kapak Lonjong

Zaman logam

Zaman Tembaga

Zaman Perunggu

Zaman Besi

Page 2: Presentation1 sejarah

ZAMAN BATU1. ZAMAN BATU TUA (PALAEOLITHIKUM)

Kebudayaan manusia pada zaman palaeolithikum masih sangat rendah sekali tingkat peradabannya. Mereka hidup sebagai pengembara, pemburu, pencari ikan, dan pengumpul bahan makanan seperti buah-buahan, ubi, keladi dan bahan makanan lainnya. Zaman palaeolithikum berlangsung dengan sangat lama. Usaha untuk mempertahankan hidup manusia pada saat itu sangat berat lagi harus ulet dan berani menghadapi tantangan alamyang ada disekitarnya.

Ciri kebudayaan Zaman ini adalah alat-alat terbuat dari batu yang dikerjakan masih kasar, tidak diasah atau dihaluskan, manusianya belum berempat tinggal tetap, masih tergantung pada alam dan masih mengembara. Zaman ini berlangsung cukup lama yaitu 600.000 tahun. Hasil budaya zaman batu tua dibagi menjadi dua, yaitu :

Page 3: Presentation1 sejarah

A. Budaya PacitanTahun 1935 Von Koeningswald telah menemukan beberapa alat dari batu

disekitar Pacitan yang disebut kapak genggam yaitu sejenis kapak tapi tidak bertangkai. Penggunaannya dengan cara digenggam Pacitan dalam ilmu Prasejarah disebut Chopper (alat penetak). Para ahli meragukan dari lapisan mana Chopper ini ditemukan. Demikian pula berbagaimacam alat yang ditemukan pada situs Sangiran ini apakah berasal dari satu tingkat kebudayaan atau berbagai tingkat kebudayaan. Setelah melalui berbagai penelitian yang mendalam akhirnya disimpulkan bahwa asalnya dari lapisan Trinil/plestosin Tengah. Pemilik atau pendukung kebudayaan pacitan adalah Pithecantropus Erectus. Selain di pacitan, alat-alat Palaeolithikum ditemukan di daerah seperti Parigi dan Gombong-Jawa Tengah, Sukabumi Jawa Barat dan Lahat Sumatra.

B. Budaya NgandongSitus Ngandong-Ngawi Jawa Timur ditemukan alat-alat dari tulang, kapak

genggam, ujung tombak lengkap dan gigi-giginya. Alat tulang berfungsi sebagai alat untuk mengorek ubi dan tombak sebagai alat untuk mencari ikan.

Hasil budaya ngandong lainnya adalah flakes (bentuknya seperti kapak tapi lebih kecil). Pemilik atau pendukung kebudayaan Ngandong adalah Homosoloensis dan Homowajakensisi.

Dari temuan alat-alat yang ada di ngandong dapat kita simpulkan bahwa kehidupan manusia pada saat itu merupakan masyarakat yang mengembara dari satu tempat ke tempat lain.

Page 4: Presentation1 sejarah

2. ZAMAN BATU TENGAH (MESOLITHIKUM)

Kebudayaan mesolithikum itu di dapt dari bekas-bekasnya di Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan baru-baru ini di Flores. Dari peninggalan-peninggalan dapat diketahui bahwa manusia Zaman itu terutama masih hidup dengan jalan berburu dan menangkap ikan(food gathering), seperti juga Zaman Palaeolithikum . Tetapi sebagian sudah mempunyai tempat tinggal tetap, sehingga tidak mustahil bahwa bercocok tanam secara kecil-kecilan dan sangat sederhana sudah dikenal pula.

Bekas-bekas tempat tinggal mereka ditemukan dipinggir pantai (Kyokkenmoddinger) dan didalam gua-gua (abris Sous roche). Terutama disitulah di dapatkan banyak bekas-bekas kebudayaannya, disamping penemuan-penemuan lepas lainnya diberbagai tempat.Lebih rinci mengenai bekas-bekas tempat tinggal :

Page 5: Presentation1 sejarah

A. Kjokkenmoddinger

Suatu corak istimewa dari mesolithikum ialah adanya peninggalan yang disebut dalam Bahsa Denmark Kjokkomoddinger (kjokken=dapur, modding=sampah) artinya sampah dapur. Sampah dapur atau kjokkomoddinger banyak ditemukan disepanjang pantai Sumatra Timur Laut, diantara Langsa di Aceh dan Medan. Beberapa puluh kilometer dari laut sekarang, tetapi dahulunya ditepi pantai (garis pantai berubah-ubah).

Sisa-sisa itu menunjukan adanya kehidupan masyarakat di dekat pantai dengan mendiami rumah panggung. Mereka hidup dari mencari siput dan kerang yang ada di laut. Kerang dan siput yang telah diambil isinya lalu kulitnya dibuang dipinggir rumah menumpuk sampai beratus-ratus tahun, akibatnya jadilah bukit kerang/kjokkenmoddinger. Waktu bukit-bukit itu pertama kali ditemukan, para ahli geologi mengira bahwa itu terdiri dari karang-karang semata-mata tidak bercampur dengan pasir atau tanah. Kaki bukit itu lebih rendah dari tanah sekelilingnya. Kerang-kerangnya sebagian telah menjadi fosil dan mereka bersatu merupakan satu kelompok yang padat.

Penyelidikan benda-benda prasejarah terutama dilakukan oleh Dr. P.V. Van Stein Callenfels (thn 1925) yang sebagai pelop[or dan pembuka jalan dalam ilmu prasejarah di negeri kita biasa dinamakan bapak Prasejarah Indonesia. Dari dalam bukit-bukit kerang didapatkan banyak kapak-kapak genggam yang ternyata berbeda dari chopper (kapak genggam Palaeolithikum). Kapak genggam mesolithikum itu dinamakan pebble atau juga menurut tempat penemuannya kapak Sumatra. Terbuatnya dari batu kali yang dipecah atau dibelah. Sisi luarnya yang memang sudah halus tidak diapa-apakan sedangkan sisi dalamnya (tempat belah) dikerjakan lebih lanjut sesuai dengan keperluan. Hasil kebudayaan lainnya yang merupakan ciri dari Zaman Mesolithikum adalah hache courte atau kapak pendek yang bentuknya hanya setengah lingkaran.

Page 6: Presentation1 sejarah

B. ABRIS SOUS ROCHE

Abris sous Roche adalah gua tempat tinggal yang berupa ceruk-ceruk yang aa pada batu karang. Tempat ini dulu biasa dipakai sebagai tempat tinggal manusia prasejarah. Di dalam dasar gua itu terdapat banyak peninggalan kebudayaan dari Zaman batu Palaeolithikum sampai Zaman Neolithikum awal. Tetapi sebagian besar Zaman mesolithikum.

Orang yang melakukan penelitian pertama tentang Abris sous Roche adalah Van Stein Callenfels di Gua lawa dekat Sampung-Ponorogo. Alat-alat yang ditemukan antara lain alat-alat batu seperti flakes, ujung panah, batu penggilingan, kapak yang telah diasah, alat dari tulang, tanduk rusa, alat dari perunggu dan besi.

Hampir sebagian besar alat yang ditemukan di Gua Lawa berupa alat tulang sehingga timbul istilah “Sampung bone-culture”. Yang lebih aneh adalah tidak diketemukannya kapak Sumatra yang menjadi ciri khas dari mesolithikum. Hali ini terjadi pula di Abris sous Roche lainnya yang ada di daerah lain seperti di Bojonegoro dan Sulawesi.

Page 7: Presentation1 sejarah

3. ZAMAN BATU BARU ( NEOLITHIKUM)

Masa neolithikum disebut masa revolusi dalam kebudayaan batu karena pada masa ini telah terjadi perubahan bentuk hasil budaya batu yang sangat indah. Alat-alat terbuat dari batu telah diasah dan dibentuk dengan indah. Kehidupan food gathering telah berubah menjadi food producing. Kehidupan mengembara telah mereka tinggalkan dan mulai menetap dan bertempat tingal dengan kepandaian membuat rumah, kepandaian bercocok tanam dan berternak. Mereka telah hidup berkumpul yang berarti telah mengenal gotong royong, bermasyarakat, dan mengenal pembagian kerja. Mereka juga telah mengembangkan kerajinan tanagn seperti menenun, membantik, membuat periuk dsb. Sehingga Zaman Neolithikum manusia telah mengenal akan jatidirinya sebagai manusia seperti sekarang ini. Hasil budaya manusia purba dibedakan menjadi dua, yaitu kapak persegi dan kapak lonjong.

A. Kapak persegiyang memberikan nama kapak persegi adalah Von Heine Geldern yang didasarkan atas penampang alang dari alat-alatnya yang bentuknya persegi panjang atau trapesium. Sebutan kapak persegi tidak hanya untuk kapak saja melainkan benda lainnya yang berbentuk persegi seperti beliung, tatah, (untuk mengerjakan kayu). Kapak persegi banyak ditemukan di daerah Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, Malaysia, Hindia Barat. Sehingga disimpulkan bahwa kapak persegi berasal dari asia masuk indonesia lewat jalan Barat.Bahan untuk membuat kapak persegi kebanyakan dari batu api dan sebagian chalsedon. Pembuatan kapak persegi kelihatannya dipusatkan di pabrik lalu diperjualbelikan ke daerah lain. Hal ini terbukti daerah yang tidak menghasilkan batu kali ternyata ada ditemukan kapak persegi.

Page 8: Presentation1 sejarah

B. KAPAK LONJONG

Disebut kapak lonjog karena didasarkan atas penampang alangnya yang bentuknya lonjong. Kebudayaan kapak lonjonh disebut neolithikum Papua karena temuannya kebanyakan di daerah Papua. Kapak lonjong mempunyai berbagai macam ukuran yang besar biasanya dinamakan “walzeenbeil” dan yang kecil dinamakan “Kleinbeil”.

Disatu sisi kapak lonjong digunakan sebagai alat perkakas, tetapi ada yang digunaka sebagai alat upacara saja. Daerah pusat penemuan kapak lonjong di negeri kita ada di Irian, Sera, Gorong, Tanimbar, leti, minahasa, dan serawak. Daerah-daerah temuan tersebut memberikan indikasi kepada kita bahwa kapak lonjong masuk ke Indonesia melalui jalan Timur yaitu daratan Jepang, Formosa, Filliphina, Minahasa, terus ke timur.

sebenarnya perkembangan Zaman megalithikum terdapat diseluruh nusantara, akantetapi sebagai peninggalan Prasejarah yang telah diselidiki betul-betul ada di daerah Sumatra dan Jawa. Di daratan tinggi Pasemah-Sumatra terdapat sekumpulan arca,menhir, dolmen, dan hasil kebudayaan megalithikum lainnya. Penyelidikan dilakukan oleh Dr. Van der Hoop dan Von Heine Geldern.Di jawa, perkembangan budaya megalithikum ada di daerah ujung timur seperti di Besuki,. Wujud peninggalan berupa “Padhusa” yang sebenarnya dolmen berisi kubur batu di bawahnya. Di dalam kubur batu itu ditemukan porselin buatan Tiongkok dari abad 9. hal ini menunjukan bahwa kebudayaan tersebut terus berlangsung sampai zaman sejarah.

Di daerah Wonosari-Yogya, Cepu-Jawa Tengah, Cirebon-Jawa Barat ditemukan kubur bau yang berisikan rangka yang telah rusak, alat dari perunggu, besi dan manik-manik. Jadi kebudayaan megalithikum berkembang verkait denga n pemujaan roh nenek moyang.

Page 9: Presentation1 sejarah

ZAMAN KEBUDAYAAN LOGAM

a. Zaman TembagaDinamakan Zaman tembaga, karena manusia pada zaman itu sama membuat alat rumah tangga terbuat dari tembaga. Anehnya alat ini tidak banyak ditemukan di Asia Tenggara maupun di daerah Indonesia. Setelah Zaman Neolithikum kita langsung memasuki zaman Perunggu.

b. Zaman PerungguDisebut zaman perunggu karen aalat-alat kebutuhan rumag tangga terbuat

dari perunggu, yaitu campuran tembaga dan timah. Alat-alat perungggu banyak kita jumpai seperti :

1. NekaraNekara adalah sebuah bejana yang bentuknya berumbung yang berpinggang. Nekara terbesar disimpan di Pura Penataran Sasih-Bali yang berdiameter 160cm. Untuk memperindah nekara biasanya dihias dengan hiasan seperti ikan, kijang, pola geometrik dsb. Daerah temuannya ada diMaluku, Selayar, Bali, Nusa Tenggara.

2. Bejana Perungguadalah bejana yang bentuknya seperti gitar spanyol tetapi tidak bertangkai. Saat ini bejana perunggu hanya ada dua di Indonesia. Satu ditemukan di Madura, dan satu ditemukan di Sumatra.

Page 10: Presentation1 sejarah

3. Mokoadalah benda perunggu yang bentuknya seperti nekara tetapi agak langsing. Sebagian moko ada yan dikeramatkan serta disucikan serta sebagai benda upacara. Moko ditemukan di Nusa Tenggara.

4. Kapak PerungguKapak perungu terdiri atas kapak sepatu atau kapak corong dan candrasa. Kedua benda ini bentuknya sangat indah sehingga kemungkinan benda ini sebagai alat upacara.

5. Arca perungguarca perunggu bentuknya sekilas agak lucu. Biasanya menggambarkan manusia dan binatang. Ditemukan di daerah Jawa Timur, Bogor dan Palembang.

6. Perhiasan Perungguperhiasan yang terbuat dari perunggu bentuknya seperti gelang, cincin, kalung, anting-anting, serta bandul. Ditemukan di daerah Malang, Bogor, bali.

Page 11: Presentation1 sejarah

C. ZAMAN BESIBenda-benda terbuat dari besi tidak banyak yang sampai pada kita.

Barangkali besi tidak bertahan lama alias mudah berkarat. Benda-benda besi yang sampai pada kita, antara lain : mata tombak, tongkat, mata kapak, mata pisau, mata tembilang, gerabah, cangkul, dll.

D. Tingkat Pembuatan Benda Perunggu

Benda-benda perunggu dibuat dengan menggunakan tekhnik bivolve dan a cire perdue

1. Tekhnik Bivolveyaitu membuat benda perunggu denganmenggunakan dua cetakan dari batu yang bisa dibuka dan ditutup. Cara ini lebih efisien karena dapat digunakan berulang-ulang kali.

2. A cire perdueyaitu tekhnik pembuatan benda perunggu dengan membuat cetakan dari benda tiruan yang terbuat dari lilin atau sejenisnya. Benda tiruan kemudian dibalut dengan tanah liat lalu dibakar, maka lilin akan segera keluar mencair. Tempat yang kosong di dalam tanah lalu diganti dengan cairan perunggu.