presentasi ushul fiqh (hukum taklifi & wadh'i)

19
Presentasi Ke- Presentasi Ke- 2 2 Oleh: Hj. Marhamah Saleh, Lc. Oleh: Hj. Marhamah Saleh, Lc. MA MA Membahas definisi Membahas definisi ahkam, pengertian dan ahkam, pengertian dan pembagian hukum pembagian hukum taklifi, serta taklifi, serta pengertian dan pengertian dan pembagian hukum pembagian hukum wadh’i yang berkaitan wadh’i yang berkaitan dengan perbuatan dengan perbuatan mukallaf. mukallaf. H H UKUM UKUM S S YARA’: YARA’: T T A’RIF, A’RIF, H H UKUM UKUM T T AKLIFI, AKLIFI, H H UKUM UKUM W W ADH’I ADH’I DAN DAN J J ENIS- ENIS- J J ENISNYA ENISNYA

Upload: marhamah-saleh

Post on 26-Jun-2015

46.337 views

Category:

Documents


40 download

TRANSCRIPT

Page 1: Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)

Presentasi Ke-2Presentasi Ke-2

Oleh: Hj. Marhamah Saleh, Lc. MAOleh: Hj. Marhamah Saleh, Lc. MA

Membahas definisi ahkam, Membahas definisi ahkam, pengertian dan pembagian pengertian dan pembagian

hukum taklifi, serta hukum taklifi, serta pengertian dan pembagian pengertian dan pembagian

hukum wadh’i yang berkaitan hukum wadh’i yang berkaitan dengan perbuatan mukallaf.dengan perbuatan mukallaf.

HHUKUM UKUM SSYARA’:YARA’:

TTA’RIF,A’RIF,

HHUKUM UKUM TTAKLIFI, AKLIFI,

HHUKUM UKUM WWADH’IADH’I

DAN DAN JJENIS-ENIS-JJENISNYAENISNYA

Page 2: Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)

Ta’rif ushul fiqh, Ta’rif ushul fiqh, objek, manfaat, objek, manfaat,

sejarah, kitab/ sejarah, kitab/ karya ulamakarya ulama

UJIAN UJIAN TENGAH TENGAH

SEMESTERSEMESTER

‘‘Urf, Sadd al-Urf, Sadd al-dzari’ah, syar’u dzari’ah, syar’u

man qablana, man qablana, mazhab shahabimazhab shahabi

Hukum Syara’: Hukum Syara’: Ta’rif ahkam,Ta’rif ahkam,

Hukum Taklifi, Hukum Taklifi, Hukum Wadh’i Hukum Wadh’i

Metode Istinbat Metode Istinbat (segi bahasa): (segi bahasa):

Amar, nahi, Amar, nahi, takhyir, ‘am, Khastakhyir, ‘am, Khas

Hukum Syara’: Hukum Syara’: Hakim,Hakim,

Mahkum Fih, Mahkum Fih, Mahkum ‘AlaihMahkum ‘Alaih

Sumber dan Dalil Sumber dan Dalil Hukum Yang Hukum Yang

Disepakati: Ijma’ Disepakati: Ijma’ dan Qiyasdan Qiyas

Metode Istinbat Metode Istinbat (bahasa): Ta’wil,(bahasa): Ta’wil,

Mutlaq-muqayad, Mutlaq-muqayad, Mantuq-mafhumMantuq-mafhum

‘‘Azimah dan Azimah dan Rukhshah: Ta’rif Rukhshah: Ta’rif

dan macam-dan macam-macamnyamacamnya

Sumber dan Dalil Sumber dan Dalil Hukum Yg Hukum Yg

Disepakati: Al-Disepakati: Al-Quran & SunnahQuran & Sunnah

ALUR MATERI KAJIAN MATA KULIAHALUR MATERI KAJIAN MATA KULIAH

USHUL FIQHUSHUL FIQH

Ijtihad: Ta’rif, Ijtihad: Ta’rif, fungsi, macam, fungsi, macam,

syarat, tingkatan syarat, tingkatan mujtahidmujtahid

UJIANUJIANAKHIR AKHIR

SEMESTERSEMESTER

Istihsan, Istihsan, Istishhab, Istishhab,

MashlahahMashlahah-- Mursalah Mursalah

Metode Istinbat: Metode Istinbat: Maqashid Maqashid Syari’ah, Syari’ah,

Ta’arudh-TarjihTa’arudh-Tarjih

Page 3: Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)

DEFINISI HUKUM SYARA’DEFINISI HUKUM SYARA’

والقضاء والفصل المنع لغة والقضاء الحكم والفصل المنع لغة الحكمخطاب هو األصوليين اصطالح فى الشرعي خطاب الحكم هو األصوليين اصطالح فى الشرعي الحكمالتخيير او باإلقتضاء المكلفين بأفعال المتعلق التخيير الله او باإلقتضاء المكلفين بأفعال المتعلق الله

الوضع الوضع او او

HUKUM HUKUM (al-hukm) (al-hukm) secara bahasa (etimologi) berarti secara bahasa (etimologi) berarti mencegah, memutuskan. mencegah, memutuskan. Menurut terminologi ushul fiqh, hukum syar’i adalah Menurut terminologi ushul fiqh, hukum syar’i adalah khitab (kalam) Allahkhitab (kalam) Allah Swt yang berkaitan dengan semua Swt yang berkaitan dengan semua perbuatan mukallafperbuatan mukallaf, baik berupa , baik berupa iqtidha`iqtidha` (perintah, (perintah, larangan, anjuran untuk melakukan atau meninggalkan), larangan, anjuran untuk melakukan atau meninggalkan), takhyirtakhyir (memilih antara melakukan dan tidak melakukan), (memilih antara melakukan dan tidak melakukan), atau atau wadh’iwadh’i (ketentuan yang menetapkan sesuatu (ketentuan yang menetapkan sesuatu sebagai sebab, syarat, atau penghalang/msebagai sebab, syarat, atau penghalang/māāni’).ni’).

Page 4: Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)

Penjelasan Definisi al-Hukm• Yang dimaksud Khithabullah adalah semua bentuk dalil-

dalil hukum, baik Quran, Sunnah, maupun Ijma’ dan Qiyas. Namun Abdul Wahab Khalaf berpendapat bahwa yang dimaksud dengan dalil hanya Quran dan Sunnah, adapun ijma’ dan qiyas sebagai metode menyingkapkan hukum dari Quran dan sunnah. Al-Quran dianggap sebagai kalam Allah secara langsung, dan sunnah sebagai kalam Allah secara tidak langsung karena Rasulullah Saw tidak mengucapkan sesuatu dibidang hukum kecuali berdasarkan wahyu, sesuai firman Allah:

النجم ( : يوحى وحي اال هو ان الهوى عن ينطق النجم ( : وما يوحى وحي اال هو ان الهوى عن ينطق ))33 - - 22وماDemikian pula dengan ijma’ harus mempunyai sandaran kepada al-Quran dan sunnah.

• Yang dimaksud perbuatan mukallaf adalah perbuatan yang dilakukan oleh manusia dewasa, berakal sehat, termasuk perbuatan hati (seperti niat), dan perbuatan ucapan (seperti ghibah).

Page 5: Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
Page 6: Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)

Pembagian Hukum Syara’

Page 7: Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)

Hukum Taklifi dan Wadh’i• HUKUM TAKLIFI adalah hukum yang mengandung perintah,

larangan, atau memberi pilihan terhadap seorang mukallaf untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat.الفعل بين تخييره او فعل عن كفه او المكلف من فعل طلب اقتضى الفعل ما بين تخييره او فعل عن كفه او المكلف من فعل طلب اقتضى ما

عنه عنه والكف والكفMisalnya, hukum taklifi menjelaskan bahwa shalat 5 waktu wajib, khamar haram, riba haram, makan-minum mubah.

واشربو ... /// ... وكلوا الزكاة وآتوا الصالة وأقيموا• HUKUM WADH’I adalah ketentuan-ketentuan hukum yang

mengatur tentang sebab, syarat, dan māni’ (sesuatu yang menjadi penghalang kecakapan untuk melakukan hukum taklifi).

منه مانعا او له شرطا او لشيئ سببا شيء وضع اقتضى منه ما مانعا او له شرطا او لشيئ سببا شيء وضع اقتضى ماMisalnya, hukum wadh’i menjelaskan bahwa waktu matahari tergelincir di tengah hari menjadi sebab tanda bagi wajibnya mukallaf menunaikan shalat zuhur. Wudhu’ menjadi syarat sahnya shalat. Atau, kedatangan haid menjadi penghalang/māni’ seorang wanita melakukan kewajiban shalat dan puasa.

Page 8: Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)

Bentuk-bentuk Hukum Taklifi• WAJIB. Secara etimologi berarti tetap atau pasti. Secara terminologi,

sesuatu yang diperintahkan Allah dan RasulNya untuk dilaksanakan oleh mukallaf, jika dilaksanakan mendapat pahala, sebaliknya jika tidak dilaksanakan diancam dengan dosa.

• MANDUB. secara bahasa berarti sesuatu yang dianjurkan. Secara istilah, suatu perbuatan yang dianjurkan oleh Allah dan RasulNya dimana akan diberi pahala orang yang melaksanakannya, namun tidak dicela orang yang tidak melaksanakannya. Mandub atau nadb disebut juga sunnah, nafilah, mustahab, tathawwu’, ihsan, dan fadhilah.

• HARAM. Secara bahasa berarti sesuatu yang dilarang mengerjakannya. Secara istilah, sesuatu yang dilarang oleh Allah dan Rasulnya, dimana orang yang melanggarnya diancam dengan dosa, dan orang yang meninggalkannyakarena menaati Allah akan diberi pahala. Misal: larangan zina.

• MAKRUH. Secara bahasa berarti sesuatu yang dibenci. Secara istilah, sesuatu yang dianjurkan syariat untuk meninggalkannya, dimana jika ditinggalkan akan mendapat pujian dan pahala, dan jika dilanggar tidak berdosa. Misal, dalam mazhab Hanbali makruh berkumur-kumur dan memasukkan air ke hidung ( واإلستنشاق .secara berlebihan ketika wudhu di siang hari Ramadhan (المضمضة

• MUBAH. Secara bahasa berarti sesuatu yang dibolehkan atau diizinkan.Secara istilah, sesuatu yang diberi pilihan oleh syariat kepada mukallaf untuk melakukan atau tidak, dan tidak ada hubungannya dengan dosa sertapahala. Misal: jika terjadi puncak cekcok suami-istri, maka boleh(mubah) bagi istri membayar sejumlah uang kepada suami danmeminta suami menceraikannya (QS. Al-Baqarah: 229).

Page 9: Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)

Pembagian WAJIB (1)

Dari segi Orang Yang dibebani

kewajiban

WAJIB ‘AINIKewajiban yg dibebankan

kepada setiap mukallaf (sudah baligh dan berakal), tanpa

terkecuali. Misal: shalat wajib.

WAJIB KIFĀ`IKewajiban yg dibebankan kepada seluruh mukallaf, namun jika telah dilaksanakan oleh sebagian umat Islam, maka kewajiban itu sudah

dianggap terpenuhi. (Shalat jenazah)

Page 10: Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)

Pembagian WAJIB (2)

Dari segi Kandungan

Perintah

WAJIB MU’AYYANKewajiban dimana yg menjadi objeknya adalah tertentu tanpa ada pilihan. Misal: kewajiban puasa di bulan Ramadhan.

WAJIB MUKHAYYARKewajiban dimana yang menjadi

objeknya boleh dipilih antara beberapa alternatif. (kaffarat sumpah)

من مساكين عشرة إطعام من فكفارته مساكين عشرة إطعام فكفارتهكسوتهم او أهليكم تطعمون ما كسوتهم أوسط او أهليكم تطعمون ما أوسطثالثة فصيام يجد لم فمن رقبة ثالثة اوتحرير فصيام يجد لم فمن رقبة اوتحرير

ايامايام

Page 11: Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)

Pembagian WAJIB (3)

Dari segi Waktu Pelaksanaannya

WAJIB MUTHLAQKewajiban yg pelaksanaannya tidak dibatasi dg waktu tertentu.

Misal: kewajiban membayar puasa Ramadhan yg tertinggal.

WAJIB MUAQQATKewajiban yg pelaksanaannya dibatasi dengan waktu tertentu.

MUWASSA’. Waktu yg tersedia lebih lapang

daripada waktu pelaksanaan kewajiban itu sendiri. Misal:

Shalat 5 waktu.

MUDHAYYAQ. Waktu yg tersedia hanya mencukupi

untuk melaksanakan kewajiban itu. Misal: Puasa

bulan Ramadhan, haji.

Page 12: Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)

Pembagian MANDUB

MANDUB / NADB / SUNNAH

MUAKKADAHSunnah sangat

dianjurkan, dibiasakan oleh Rasul Saw dan

jarang ditinggalkannya. Misal: Shalat sunnah 2 rakaat sebelum fajar.

GHAIR MUAKKADAH

Sunnah biasa, sesuatu yg dilakukan Rasul,

namun bukan menjadi kebiasaannya. (Shalat sunnah 2x dua rakaat sebelum shalat zuhur).

ZAWĀIDSunnah mengikuti

kebiasaan sehari-hari Rasulullah Saw

sebagai manusia. Misal: cara makan

rasul, tidur, dll.

Page 13: Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)

Pembagian HARAM

HARAM

AL-MUHARRAMLI DZATIHI

Diharamkan krn esensinya mengandung kemudharatan bagi

kehidupan manusia. Misal: Larangan zina, makan bangkai, darah, babi.

AL-MUHARRAM LI GHAIRIHI

Dilarang bukan krn esensinya, tapi pada kondisi tertentu dilarang krn ada

pertimbangan eksternal. Misal: larangan jual beli saat azan jumat.

Page 14: Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)

Pembagian MAKRUH

MAKRUH

MAKRUH TAHRIMDilarang oleh syari’at, tapi dalilnya bersifat dhanni al-wurud (dugaan

keras, seperti hadis ahad yg diriwayatkan perorangan). Misal: Larangan meminang wanita yg

sedang dalam pinangan orang lain.

MAKRUH TANZIHDianjurkan oleh syariat untuk

meninggalkannya. Misal: memakan daging kuda pada waktu sangat butuh di waktu perang, menurut

sebagian Hanafiah.

Page 15: Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)

Pembagian MUBAH

Abu Ishaq al-Syatibi dalam kitab Muwafaqat membagi Abu Ishaq al-Syatibi dalam kitab Muwafaqat membagi mubah menjadi 3 macam:mubah menjadi 3 macam:

1.1. Mubah yg berfungsi untuk mengantarkan seseorang kepada Mubah yg berfungsi untuk mengantarkan seseorang kepada sesuatu hal yg wajib dilakukan. Misal: makan dan minum sesuatu hal yg wajib dilakukan. Misal: makan dan minum adalah sesuatu yg mubah, namun berfungsi untuk adalah sesuatu yg mubah, namun berfungsi untuk menggerakkan seseorang mengerjakan kewajiban shalat menggerakkan seseorang mengerjakan kewajiban shalat dsb.dsb.

2.2. Sesuatu dianggap mubah hukumnya jika dilakukan sekali-Sesuatu dianggap mubah hukumnya jika dilakukan sekali-sekali, tetapi haram hukumnya jika dilakukan setiap waktu. sekali, tetapi haram hukumnya jika dilakukan setiap waktu. Misal: bermain dan mendengar musik, jika menghabiskan Misal: bermain dan mendengar musik, jika menghabiskan waktu hanya untuk bermain dan bermusik maka menjadi waktu hanya untuk bermain dan bermusik maka menjadi haram.haram.

3.3. Sesuatu yg mubah yg berfungsi sebagai sarana mencapai Sesuatu yg mubah yg berfungsi sebagai sarana mencapai sesuatu yg mubah pula. Misal: membeli perabot rumah sesuatu yg mubah pula. Misal: membeli perabot rumah untuk kepentingan kesenangan.untuk kepentingan kesenangan.

Page 16: Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)

Pembagian SEBAB

1. Sebab yg bukan merupakan perbuatan mukallaf, dan berada di luar kemampuannya. Namun, sebab itu mempunyai hubungan dengan hukum taklifi, karena syariat telah

menjadikannya sebagai alasan bagi adanya suatu kewajiban yg harus dilaksanakan oleh mukallaf. Misal, tergelincir

matahari menjadi sebab (alasan) bagi datangnya waktu shalat dhuhur, masuknya awal bulan ramadhan menjadi

sebab bagi kewajiban puasa ramadhan.

2. Sebab yg merupakan perbuatan mukallaf dan dalam batasan kemampuannya. Misal: perjalanan (safar) menjadi sebab

bagi bolehnya berbuka puasa di siang ramadhan, akad jual beli menjadi sebab bagi perpindahan hak milik dari penjual

kepada pembeli.

Page 17: Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)

Pembagian Hukum WADH’I• SEBAB. Secara bahasa berarti sesuatu yg bisa

menyampaikan seseorang kepada sesuatu yg lain. Secara istilah, sebab yaitu sesuatu yg dijadikan oleh syariat sebagai tanda bagi adanya hukum, dan tidak adanya sebab sebagai tanda bagi tidak adanya hukum.

• SYARAT. Secara bahasa berarti sesuatu yang menghendaki adanya sesuatu yg lain, atau sebagai tanda. Secara istilah, syarat yaitu sesuatu yg tergantung kepadanya ada sesuatu yg lain, dan berada di luar hakikat sesuatu itu.

• MĀNI’. Secara bahasa berarti penghalang dari sesuatu. Secara istilah, maksudnya adalah sesuatu yg ditetapkan syariat sebagai penghalang bagi adanya hukum, atau penghalang bagi berfungsinya suatu sebab.

Page 18: Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)

Pembagian SYARAT

SYARAT

SYARAT SYAR’ISyarat yang datang langsung dari syari’at itu sendiri. Misal: keadaan

rusyd (kemampuan mengelola pembelanjaan sehingga tidak

menjadi mubazir) bagi anak yatim.اليهم فادفعوا رشدا منهم ءانستم اليهم فإن فادفعوا رشدا منهم ءانستم فإن

اموالهماموالهم

SYARAT JA’LYSyarat yang datang dari kemauan orang mukallaf itu sendiri. Misal:

seorang suami berkata kpd istri, jika engkau memasuki rumah si fulan

maka jatuhlah talakmu satu.

Page 19: Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)

Pembagian MĀNI’

MĀNI’

MĀNI’ AL-HUKMSesuatu yg ditetapkan syariat

sebagai penghalang bagi adanya hukum. Misal: haid wanita sebagai

penghalang shalat.

MĀNI’ AL-SABAB Sesuatu yg ditetapkan syariat

sebagai penghalang bagi berfungsinya suatu sebab, sehingga

sebab itu tidak lagi mempunyai akibat hukum. (Batas nishab menjadi sebab wajib zakat)