plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk filekitab suci dan ajaran-ajaran gereja. untuk...

166
MAKNA PENGAMPUNAN DALAM HIDUP BERKOMUNITAS SUSTER-SUSTER CINTAKASIH SANTO CAROLUS BORROMEUS S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Oleh: Fransiska Tanesib Bifel NIM: 091124016 PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: vudien

Post on 14-Jul-2019

244 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

MAKNA PENGAMPUNAN DALAM HIDUP BERKOMUNITASSUSTER-SUSTER CINTAKASIH SANTO CAROLUS BORROMEUS

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Fransiska Tanesib Bifel

NIM: 091124016

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada Kongregasi Suster-suster

Cintakasih Santo Carolus Borromeus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

v

MOTTO

“Memang jika Allah berbicara dalam hati, pasti terdengar bahasa cinta”

(EG.91)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

viii

ABSTRAK

Judul skripsi ini adalah “MAKNA PENGAMPUNAN DALAM HIDUPBERKOMUNITAS SUSTER-SUSTER CINTAKASIH SANTOCAROLUS BORROMEUS” penulis memilih judul tersebut berdasarkanrealitas yang dialami dalam membangun hidup berkomunitas suster-susterCintakasih Santo Carolus Borromeus. Maka yang menjadi persoalan mendasardalam skripsi ini adalah bagaimana para suster CB mampu menerima kelebihandan kekurangan sesama suster sebagai sarana untuk saling mengampuni dalammembangun hidup berkomunitas.

Para suster CB dipanggil untuk menjadi pembawa damai bagi sesamaterlebih dalam membangun hidup bersama menjadi komunitas yangpengampun. Dalam kongregasi CB memiliki anggota dari berbagai macam latarbelakang, budaya, suku, dan pendidikan yang berbeda-beda, sehingga kadangdalam hidup bersama belum mampu mewujudkan budaya rekonsiliatif sebagaisarana untuk menyatukan satu sama lain dalam membangun hidupberkomunitas. Hal ini yang sering kali menimbulkan perbedaan dan konflikdalam hidup bersama sebagai komunitas.

Sebagai murid Yesus Kristus para suster CB diajak untuk belajar dariYesus dengan menjadikan pola pilir, pola pilihan, pola sikap dan pola tindakyang menjadikan pola hidup suster CB. Seperti Bunda Elisabeth pengalamanpribadi dengan Yesus yang tersalib menjadi penggerak seluruh pola pikir,pilihan dan tindakannya yang tampak dalam kerelaannya untuk mengampuniorang-orang yang memfitnahnya, merendahkannya, dan mengusirnya, bahkanBunda Elisabeth memohonkan pengampunan bagi mereka. Model katekeseShared Christian Praxis (SCP) merupakan salah satu usaha untuk membantupara suster CB dalam meningkatkan semangat pengampunan dalammembangun hidup berkomunitas. Model katekese ini bersifat dialogalpartisipatif yang bermaksud mendorong para peserta untuk mengkonfrontasikanpengalaman hidupnya dengan pengalaman tradisi Kristiani yang terdapat dalamKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja.

Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatandeskriptif berdasarkan studi kepustakaan dengan mempelajari dari dokumen-dokumen Gerejawi dan dokumen-dokumen Kongregasi Suster-susterCintakasih Santo Carolus Borromeus perlu meningkatkan semangatpengampunan dalam membangun hidup menjadi komunitas yang rekonsiliatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

ix

ABSTRACT

The title the this small thesis is “THE MEANING OFRECONCILIATION IN COMMUNITY LIFE OF SISTER’S OF CHARLESBORROMEO”. The writer chose this theme based on the reality in building upthe spirit of community life in the community of Charles Borromeo sister’s.The main problem in this writing is how the sister of Charles Borromeo is ableto accept the strength and weakness of others as the way to reconcile oneanother in building up community life.

The Charles Borromeo sister’s are called to bring peace for others,expecially in building up togetherness as one community. Congregation ofCharles Borromeo has members who come from different background, culture,race, and education. Therefort sometimes in living together as community, theycould not live out the spirit of reconciliation as the tools to unite another inbuilding up the community life. Many times, it creates the conflict and differentideas in living together in religious community.

As the disciples of Jesus, the CB sister’s are invited to learn from Jesusthe thought become the pilar, example, the attitude and action in their life as theCB sister. CB sister are following the life example of Mother Elisabeth who byher personal experience with Jesus became the foundation spirit in her way ofthinking, chosing, and action that are seen in her readiness to reconcile thosewho backbited, look down and expeled her. Mother Elisabeth asked theforgiveness for them. The model of cathechism Shared Christian Praxis (SCP)is one way to help CB sister’s to improve the spirit of forgiveness in buildingup community life. The model of this chatechsm uses the dialog participativemethod that able to motivate each member to share their personal experiencewith the is chatolic tradition in Bible and church teaching.

In ordher to explain it, the writer uses the descriptive approach based onthe library study by learning the Church document’s and the document of thesister’s CB congregation. The sisters of CB sould improve their spirit offorgiveness in building up the community that is able to reconcile one another.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah yang Maha kasih atas kelimpahan berkat

dan kasih-Nya yang telah menuntun, dan membimbing serta menguatkan

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi

Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik di Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Judul skripsi ini adalah MAKNA PENGAMPUNAN DALAM

HIDUP BERKOMUNITAS SUSTER-SUSTER CINTAKASIH SANTO

CAROLUS BORROMEUS.

Dalam proses penulisan dan penyelesaian penulisan skripsi ini, penulis

menyadari akan kehadiran semua pihak yang telah membantu, mendukung

dengan caranya masing-masing. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

menghaturkan terima kasih sepenuh hati kepada:

1. Dr. J. Darminta, SJ., selaku dosen pembimbing utama, yang bersedia

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan mebantu

dengan ketulusan hati, penuh pengertian, kesabaran, dari awal sampai

selesainya penulisan skripsi ini.

2. Y. H. Bintang Nusantara, SFK., M.Hum, selaku penguji II sekaligus dosen

pembimbing akademik, yang telah membimbing dan mendukung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

xi

3. penulis dengan perhatian selama masa perkuliahan hingga selesainya

penulisan skripsi ini.

4. Dr. Bernadinus Agus Rukiyanto, SJ., selaku penguji III, yang telah

mendukung penulis selama penulisan skripsi ini hingga selesai.

5. Drs. F.X. Heryatno Wono Wulung, SJ., selaku Kaprodi IPPAK yang dengan

penuh keramahan menyapa dan mendukung penulis selama penulisan skripsi

ini.

6. Para Staf Dosen IPPAk yang telah membimbing, medampingi, memberikan

pengetahuan spiritual yang berharga kepada penulis selam belajar di IPPAk.

7. Para staf karyawan IPPAK dan Puskat yang telah memberikan perhatian,

dorongan dan bantuan yang berguna bagi penulis.

8. Sr. Carolina CB., sebagai Pimpinan Provinsi Kongregasi Suster-suster Cinta

Kasih Santo Carolus Borromeus beserta para Suster Dewan Pimpinan

Provinsi yang telah memberikan kepercayaan kepada penulis untuk

mengembangkan diri di IPPAK-USD Yogyakarta hingga selesai.

9. Sr. Marie Yose, CB., selaku kepala kantor Yayasan Tarakanita Pusat yang

telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengembangkan diri di

IPPAK-USD Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.......................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................... iv

MOTTO ............................................................................................ v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................. vii

ABSTRAK ........................................................................................ viii

ABSTRACT ........................................................................................ ix

KATA PENGANTAR ...................................................................... x

DAFTAR ISI ..................................................................................... xiii

DAFTAR SINGKATAN .................................................................. xviii

BAB I. PENDAHULUAN .......................................................... 1

A. LATAR BELAKANG .................................................... 1

B. RUMUSAN MASALAH ............................................... 4

C. TUJUAN PENULISAN ................................................. 4

D. MANFAAT PENULISAN ............................................. 5

E. METODE PENULISAN ................................................ 5

F. PEMBATASAN MASALAH ........................................ 5

G. SISTEMATIKA PENULISAN ...................................... 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

xiv

BAB II. PENGAMPUNAN DALAM KONGREGASI SANTO

CAROLUS BORROMEUS…………………………. 8

A. PENGAMPUNAN DAN REKONSILISASI ................. 8

1. Arti Pengampunan .................................................... 8

2. Arti Rekonsiliasi ....................................................... 12

B. YESUS SANG PENGAMPUN ..................................... 13

1. Ajaran Yesus dalam Doa Bapa Kami ....................... 13

2. Yesus sebagai Pengampun dalam Salib-Nya ........... 15

3. Hidup Berkomunitas menurut Matius 18:1-20 ......... 18

C. PENGAMPUNAN YANG DIHAYATI BUNDA

ELISABETH ................................................................. 21

1. Pengampunan dari Allah .......................................... 21

2. Keteladanan Pengampunan dari Bunda Elisabeth .... 24

3. Perlunya Pertobatan Terus Menerus ........................ 29

BAB III. KONGREGASI SANTO CAROLUS BORROMEUS

MEMBANGUN KOMUNITAS REKONSILIATIF ...... 32

A. UNDANGAN GEREJA MASA SEKARANG .............. 32

1. Komunitas Sekolah Cinta ......................................... 32

2. Komunitas yang Menghayati HidupTritunggal Mahakudus .............................................. 34

3. Komunitas yang mampu Menjawab Kebutuhan ....... 38

a. Komunitas Tradisional ....................................... 40

b. Komunitas Sosial-Psikologis .............................. 40

c. Komunitas Pelayanan.......................................... 41

d. Komunitas Kesaksian Hidup .............................. 42

e. Komunitas Kesaksian Sabda ............................... 42

f. Komunitas Rohaniah .......................................... 43

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

xv

g. Komunitas Pneumatis ......................................... 44

4. Komunitas sebagai Misio ......................................... 44

B. PENGERTIAN HIDUP BERKOMUNITAS ................. 47

1. Pengertian Komunitas Menurut Kitab Suci ............. 47

2. Gereja sebagai Communio......................................... 50

3. Komunitas Religius .................................................. 56

C. KONGREGASI SANTO CAROLUS BORROMEUSMEMBANGUN KOMUNITAS REKONSILIATIF ...... 59

1. Tantangan Hidup Berkomunitasdalam Kongregasi CB ............................................... 59

2. Pengarahan dalam menghayati Konstitusi CB.......... 63

a. Komunitas rekonsiliatif sebagai pilihan.............. 64

b. Dinamika Komunitas Rekonsiliatif .................... 67

c. Kesaksian Komunitas Rekonsiliatif .................... 71

BAB IV. SUMBANGAN KATEKESE DALAM UPAYA

MEMBANGUN KOMUNITAS REKONSILIATIF

SUSTER-SUSTER CINTAKASIH

SANTO CAROLUS BORROMEUS.............................. 77

A. Gambaran Umum Katekese ........................................... 78

1. Pengertian Katekese ................................................. 79

2. Tujuan Katekese ....................................................... 83

3. Isi Katekese .............................................................. 85

4. Tugas Katekese ........................................................ 85

a. Menyuburkan dan MembangkitkanPertobatan ........................................................... 86

b. Membimbing Umat Beriman untuk MemahamiMisteri Kristus .................................................... 86

c. Mendorong Umat Beriman Bertindak Aktifdalam Gereja dan Masyarakat ............................ 86

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

xvi

5. Unsur-unsur Katekese .............................................. 89

xv

a. Unsur Pengalaman dan Praktek Hidup ............... 89

b. Unsur Komunikasi Pengalaman Iman ................ 89

c. Unsur Komunikasi dan Tradisi Kristiani ........... 90

d. Unsur Arah Keterlibatan Baru ............................ 90

B. Relevansi Katekese dalam Hidup BerkomunitasSuster-suster Cintakasih Santo Carolus Borromeus........ 91

C. Shared Christian Praxis (SCP) sebagai Model KatekesePengampunan bagi Suster-suster CintakasihSanto Carolus Borromeus................................................ 95

1. Pengertian Shared Christian Praxis (SCP) .............. 95

a. Praxis ................................................................. 96

1) Aktivitas ....................................................... 96

2) Refleksi ......................................................... 96

3) Kreativitas .................................................... 97

b. Christian ............................................................. 97

c. Shared ................................................................. 98

2. Langkah-langkah Shared Christian Praxis .............. 98

a. Langkah I: Pengungkapan PengalamanHidup Faktual (Mengungkap PengalamanHidup Peserta) .................................................... 98

b. Langkah II: Refleksi Kritis atas PengalamanHidup Peserta ( Mendalami PengalamanHidup Peserta) .................................................... 99

c. Langkah III: Mengusahakan supayaTradisi dan Visi Kristiani Terjangkau(Menggali Pengalaman Iman Kristiani) ............. 100

d. Langkah IV: Interpretasi/Tafsir Dialektisantara Tradisi dan Visi Peserta(Menerapkan Iman Kristiani dalamSituasi Peserta Konkret) ………………………. 101

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

xvii

e. Langkah IV: Keterlibatan Baru demi makinTerwujudnya Kerajaan Allah di Dunia ini(Mengusahakan suatu Aksi Konkret) ................. 102

D. Usulan Program Katekese sebagai Upaya MembangunKomunitas Suster-suster Cintakasih Santo CarolusBorromeus ...................................................................... 102

1. Pengertian Program .................................................. 103

2. Tujuan Program ........................................................ 103

3. Latar Belakang Pemilihan Tema .............................. 104

4. Rumusan Tema dan Tujuan ...................................... 107

5. Penjabaran Katekese ModelShared Christian Praxis (SCP) ................................ 109

6. Contoh Persiapan Katekese ...................................... 113

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................... 136

B. Saran ............................................................................... 139

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 142

LAMPIRAN ...................................................................................... 145

Lampiran 1: Pengampunan Menyembuhkan ............................ (1)

Lampiran 2: Perumpamaan tentang Pengampunan ................. (2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

xviii

DAFTAR SINGKATAN

A. Daftar Singkatan Kitab Suci

Seluruh singkatan Kitab Suci dalam Skripsi ini diambil dari Alkitab

terbitan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) bekerja sama dengan Lembaga

Biblika Indonesia (LBI; 2000).

B. Singkatan Dokumen Gereja

CT : Catchesi Trandende, Anjuran Apostolik Sri Paus Yohanes

Paulus II kepada para Uskup, klerus, dan segenap umat

beriman tentang Katekese Masa Kini, 16 Oktober 1997

GS : Gaudium et Spes, Konstitusi Pastoral tentang Tugas Gereja

dalam dunia Dewasa ini, tanggal 7 Desember 1965

KGK : Katekismus Gereja Katolik

LG : Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatik Konsili Vatikan II

tentang Gereja, tanggal 21 November 1964

NMI : Novo Millennio Ineunte, Surat Apostolik Sri Paus Yohanes

Paulus II, seruan dan ajakan untuk mengenang masa lampau

dengan penuh syukur, menghayati masa sekarang penuh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

xix

antusiasme dan menatap masa depan penuh kepercayaan,

tanggal 6 Januari 2001

VC : Vita Consecrata, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II

tentang Hidup Bakti bagi Para Religius, 25 Maret 1996

C. Daftar Singkatan Lain

Art : Artikel

Ardas : Arah Dasar

Bdk : Bandingkan

CB : Carolus Borromeus

Ed : Editor

EG : Elisabeth Gruyters

Hal : Halaman

IPPAK : Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Konst : Konstitusi, Pedoman hidup bagi para Suster Kongregasi St.

Carolus Borromeus

KS : Kitab Suci

KV II : Konsili Vatikan II

KWI : Konferensi Waligereja Indonesia

PKKI : Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia

Ps : Pasal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

xx

SCP : Shared Christian Praxis

Sr : Suster

St : Santo/santa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengampunan merupakan hal yang seringkali sulit untuk

diwujudkan dalam kebersamaan hidup dengan yang lain. Namun demikian

pengampunan merupakan dasar yang kuat, dan perlu dibangun oleh setiap

pribadi, agar upaya untuk hidup damai, tenteram, dan penuh kebahagiaan

senantiasa terwujud dalam suatu kebersamaan. Hidup dalam kebersamaan

dengan orang lain merupakan hal yang biasa dijalani oleh setiap pribadi.

Dalam kebersamaan dengan orang lain, tentu mereka berjuang untuk

mencapai suatu cita-cita, misalnya dalam membangun keluarga yang

sejahtera, yang didasari oleh cinta kasih dan pengampunan.

Darminta (1993:33) mengungkapkan bahwa bertindak berdasarkan

kelembutan hati, yang penuh dengan “compassion” adil serta bersifat

pendamai (rekonsiliatif) memerlukan keberanian seseorang untuk kembali

pada hati. Tindakan rekonsiliatif tanpa kekerasan penuh belas kasih

merupakan seruan untuk kembali kepada realitas manusia, yang sama-sama

citra Allah, sama-sama ditebus oleh darah Yesus. Kata-kata ini seharusnya

disadari dan dihayati oleh para religius termasuk Suster CB, seperti yang

diteladankan oleh Bunda Elisabeth pendiri Kongregasi suster-suster cinta

kasih Santo Carolus Borromeus mengungkapkan bahwa dalam

ketersentuhan dengan keterlukaannya sendiri dan menyatukannya dengan

penderitaan orang lain dan dunia, membuat Bunda Elisabeth merasa lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

2

ringan dalam menanggung penderitaannya. Dengan demikian terjadinya

saling berekonsiliasi antar pribadi bersamaan itu terjadi pula penyembuhan

dalam diri sendiri dan orang lain.

Sebagai wanita Yesus Kristus yang diutus menjadi pengemban

rekonsiliasi dan penyembuh dalam dunia yang terluka di zaman ini,

pertama-tama para suster CB dituntut untuk memulai mengampuni dari diri

sendiri, didalam komunitas sebagai sesama yang dipanggil serta mampu

memberikan kesaksian ditengah perutusan dan dimasyarakat yang menjadi

gerak profetik dalam persekutuan Gereja. Dengan demikian suatu

pertobatan radikal menuju kepada kasih Allah yang berbelarasa tanpa batas

adalah sangat penting. Para suster-suster CB juga menyadari diri sebagai

orang-orang yang terluka yang memerlukan penyembuhan dan rekonsiliasi

dengan diri sendiri, dengan orang lain, dan dengan seluruh ciptaan. Hanya

kasih Allah yang tak bersyaratlah yang dapat mengubah kita menjadi

pengemban rekonsiliasi dan penyembuh yang autentik dan dengan penuh

belarasa mampu menjangkau mereka yang mencari kebebasan sebagai citra

dan gambar Allah (bdk. Yoh:1-10). (Kapitel Umum dan Kapitel Provinsi

2005:22-29).

Bunda Elisabeth juga seorang pengemban rekonsiliasi dan

penyembuh bagi pribadi manusia secara utuh, dengan mempertimbangkan

seluruh segi kehidupan mereka. Kepedulian Bunda Elisabeth terhadap

orang-orang miskin berdasarkan pada pandangannya yang holistik tentang

pribadi manusia, keterpaduan dari segi-segi spiritual dan manusia sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

3

pribadi (EG. 108, 112, 117, 149). Zaman yang semakin penuh dengan

kekerasan ini menuntut setiap orang untuk menjadi pengemban rekonsiliasi

dalam dunia yang terluka ini. Hal ini seharusnya menjadi bagian dari suster

CB seperti yang sudah diteladankan oleh Yesus dan Bunda Elisabeth untuk

menjadi seorang pengemban rekonsiliatif. Membawa damai kepada

pelayanan kerasulan seharusnya menjadi identitas religius CB yang diutus di

tengah-tengah masyarakat yang penuh dengan kekerasan dan korupsi.

Namun karena kelemahan manusiawi maka perutusan Suster CB di tengah

dunia semakin hari nilai pengampunan ini semakin terkikis dalam hidup

berkomunitas maupun kehadirannya dalam perutusan karya Kongregasi.

Dalam kehidupan para suster CB, kadang mengabaikan nilai pengampunan

ini. Hal ini nampak ketika hidup bersama dengan suster yang lain dalam

hidup berkomunitas atau pun dalam karya perutusan Kongregasi yaitu

ketika berhadapan dengan rekan kerja. Bunda Elisabeth pendiri Kongregasi

tersentuh dengan penderitaan manusia, dengan demikian juga bahwa

sebagai suster CB diutus di “tengah dunia yang terluka” dipanggil untuk

mengambil bagian dalam perutusan penyelamatan-Nya dalam semangat

pendiri yakni menampakkan kasih Kristus yang berbelarasa terutama bagi

yang miskin, lemah, menderita, dan berkesesakan hidup. Jika nilai ini

dihayati dan dihidupi oleh Suster CB, maka wajah Allah semakin nampak

dalam hidup para suster CB yang menjadi alat penyalur kasih Tuhan bagi

sesama melalui kehadirannya yang membawa harapan dan pendamaian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

4

Bertolak dari situasi di atas penulis terdorong untuk semakin

mendalami makna pengampunan yang dimiliki oleh Bunda Elisabeth dalam

menanggapi panggilan Allah sebagai seorang religius CB. Dengan demikian

penulis mengajukan proposal skripsi dengan tema “MAKNA

PENGAMPUNAN DALAM HIDUP BERKOMUNITAS SUSTER-

SUSTER CINTAKASIH SANTO CAROLUS BORROMEUS (CB)”

B. Rumusan Masalah

Dari uraian diatas ada beberapa hal ingin dicermati lebih lanjut dan

pada akhirnya menjadi titik awal dari penulisan ini. Adapun masalah dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Apa makna pengampunan bagi para Suster CB.

2. Bagaimana para Suster CB mampu meningkatkan pengampunan dalam

hidup berkomunitas.

3. Usaha apa yang perlu dilakukan untuk menumbuhkan budaya

pengampunan bagi para Suster CB.

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk lebih memahami peran komunitas CB dalam gerak persekutuan

hidup Gereja

2. Mengembangkan suasana komunitas sebagai tanda kehadiran

pengampunan Allah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

5

3. Mengenal secara mendalam peran pendiri dalam mengembangkan

pengampunan dalam hidup berkomunitas

D. Manfaat Penulisan

1. Membantu para anggota Suster CB, untuk mengerti dan memaknai

pengampunan dalam hidup berkomunitas.

2. Memberi bahan permenungan kepada para anggota komunitas Suster

CB tentang pentingnya pengampunan dalam hidup berkomunitas

3. Membantu para Suster CB untuk mengembangkan pengampunan

dalam hidup berkomunitas

E. Metode Penulisan

Dalam menyusun karya tulis ini, penulis menggunakan metode penulisan

deskriptif yakni dengan menyerap dan membaca buku-buku dari berbagai

sumber. Selain itu, penulis juga memperkaya karya tulis ini melalui

pengalaman dan penghayatan pribadi yang dialami oleh penulis sendiri

pada setiap perjumpaan dan kebersamaan dengan Suster CB dalam hidup

komunitas.

F. Pembatasan Masalah

Selain judul di atas, maka penulis membatasi permasalahan yang

demikian luas. Pembahasan dalam karya tulis ini akan lebih difokuskan

pada pengampunan Bunda Elisabeth Gruyters dalam Kongregasi CB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

6

G. SITEMATIKA PENULISAN

Skripsi ini mengambil judul “Makna Pengampunan dalam Hidup

Berkomunitas Suster-suster Santo Carolus Borromeus (CB). Dari judul ini

penulis mengembangkannya menjadi lima bab, yakni:

BAB I meliputi (pendahuluan) penulis memberikan gambaran

secara umum penulisan skripsi ini. Rumusan permasalahan, Tujuan

penulisan, Manfaat penulisan, Metode penulisan dan Sistematika Penulisan.

BAB II, penulis berbicara atau menguraikan tentang Kongregasi

CB membangun komunitas rekonsiliatif yang dibagi menjadi tiga bagian

yaitu,

a. Undangan untuk hidup berkomunitas zaman sekarang (communio)

b. Pengertian hidup berkomunitas

c. Kongregasi CB membangun komunitas rekonsiliatif

BAB III menguraikan tentang pengampunan Yesus sebagai kekautan dalam

membangun komunitas rekonsiliatif yang terdiri dari empat bagian:

pengampunan dan rekonsiliasi, Yesus sebagai pengampun, pengarahan

dalam menghayati konstitusi melalui kapitel dan pentingnya menjadi

pengampun.

Usulan program pembinaan Suster CB dengan menawarkan katekese

sebagai salah satu bentuk pembinaan kearah perwujudan pengampunan

dalam hidup berkomunitas BAB IV ini akan terdiri dari tiga bagian. Bagian

yang pertama memaparkan secara singkat gambaran umum katekese, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

7

unsur-unsur katekese. Kemudian yang kedua membahas tentang relevansi

dalam hidup berkomunitas dan bagian yang ketiga adalah contoh katekese

yang merupakan acuan pembinaan yang dapat dilaksanakan di kongregasi

CB.

BAB V. Penutup. Bab ini penulis memberikan kesimpulan dan saran

secara keseluruhan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

8

BAB II

PENGAMPUNAN DALAM KONGREGASISANTO CAROLUS BORROMEUS

A. PENGAMPUNAN DAN REKONSILIASI

1. Arti Pengampunan

Pengampunnan berarti sebuah proses mempersatukan yang

menggerakan manusia dari perpisahan kepada persekutuan, dari curiga dan

konfrontasi kepada kepercayaan dan saling berbagi. Pengampunan berarti

menciptakan ruang bagi pelaku tindak kejahatan dan para korban untuk

menemukan kemanusiaan bersama mereka, dan untuk saling mengikrar

demi suatu masa depan lebih aman dan kurang diwarnai tindak kekerasan

(Muller,1999:56). Setiap manusia merindukan suatu kedamaian,

kebahagiaan, yang sungguh membuat seseorang merasa nyaman,

membuatnya merasa terbuka baik dengan keadaan dirinya maupun

pengalaman yang dialami secara pribadi. Dengan demikian bahwa

pengampunan membuat seseorang keluar dari dirinya dan merasa

terbebaskan dari tekanan batin yang tersiksa.

Pengampunan adalah dasar agar setiap orang dapat berkembang.

Manusia saling mengampuni karena ingin berkembang dan menjadi seperti

Yesus (Vanier, 1998:30).

Dengan mengampuni seseorang akan berkembang dalam hidup

rohani, karena pengampunan merupakan hal yang mendasar bagi setiap

orang untuk membangun relasi dengan orang lain. Bila seseorang mampu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

9

menghayati pengampunan dalam hidupnya, maka hari demi hari ia akan

semakin berkembang menyerupai Yesus karena ia mampu menghayati nilai-

nilai keutamaan salah satunya adalah nilai pengampunan.

Mengampuni berarti memulihkan hubungan bila terputus.

Mengampuni secara sungguh-sungguh ini sukar, karena berarti pula berani

mengubah sikap, pandangan dan tingkah laku pula terhadap orang yang

diampuni. Mengampuni berarti memperbaharui hubungan hidup (Darminta,

1981:79).

Untuk mengampuni dengan sungguh orang membutuhkan waktu

yang cukup lama untuk berproses dengan melakukan refleksi, kontemplasi,

dan pengolahan diri yang terus-menerus sehingga dimampukannya untuk

menemukan kasih Allah dalam seluruh peristiwa hidupnya sehingga dengan

demikian Allah sendiri yang mampu mengubah pandangannya, pola pikir,

untuk mampu mengampuni orang lain dengan tulus dan tanpa syarat.

Pengampunan dapat dimengerti sebagai suatu tindakan untuk

berani meninggalkan rasa sakit. Keputusan untuk mengampuni rasa sakit

tidak serta merta berarti bahwa seseorang telah memaafkan. Pengampunan

bukan merupakan masalah perasaan saja, pengampunan juga menyangkut

suatu niat atau kemauan. Keputusan untuk mengampuni, seperti halnya

keputusan untuk mencintai, harus dinyatakan berulang-ulang agar semakin

mendasari keberadaan seseorang (Riyanto, 2004:13).

Mengampuni adalah ungkapan hati seseorang yang menyadari

bahwa dirinya tidak berhak menghukum orang lain. Kesadaran ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

10

menunjukan posisi tepat diri pribadi dihadapan sesama namun sekaligus

juga mengakui bahwa ada kuasa yang berhak menghukum secara adil.

Dengan kata lain, pengampunan adalah kepasrahan pada yang berwewenang

(Suwito, 2000:4-5).

Pengampunan adalah kemungkinan baru yang menyingsing dalam

cakrawala hidup umat manusia. Manusia berbela rasa yang menunjukan

kemungkinan pengampunan membantu orang lain untuk membebaskan diri

mereka dari belenggu rasa malu yang menghambat, memungkinkan mereka

mengalami kesalahan mereka dan mengembalikan harapan mereka akan

masa depan (Nouwen, 1989:44).

Pengampunan pada hakikatnya perlu bagi manusia. Pengampunan

bukan hanya ilahi tetapi juga manusiawi; dengan pengampunan manusia

menjadi lebih mulia daripada manusia biasa. Pengampunan adalah

kebutuhan manusia dan ada banyak alasan yang dapat dikemukan untuk hal

tersebut. Dengan demikian bahwa mengampuni tidak sama dengan

melupakan. Mengampuni berarti memikirkan sungguh-sungguh menyadari

apa yang telah terjadi dan artinya yang sejati bagi kehidupan manusia.

Kadang-kadang manusia tidak mau mengampuni karena berpikir

mengampuni berarti mengubur pengalaman pahit di masa lampau atau

sekurang-kurangnya berpura-pura hal itu tidak pernah terjadi (Meninger,

1999:30).

Demikian juga bahwa dengan mengampuni berarti ikut ambil

bagian dalam kasih Allah tanpa syarat yang datang dari Allah-hanya Allah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

11

yang dapat melepaskan orang dari tanggungg jawab atas dosanya, dan hanya

pendosa dapat memohon pelepasan itu. Seseorang mengampuni tidak untuk

kepentingan orang-orang yang menyakitinya, tetapi untuk kepentingan diri

sendiri (Meninger, 1999:31).

Pengampunan merupakan landasan yang kokoh kuat, perlu

dibangun dalam diri masing-masing pribadi agar cita-cita untuk hidup

damai, tenteram dan penuh persaudaraan terwujud dalam kebersamaan.

Pengampunnan merupakan suatu proses. Dalam proses pengolahan

pengampunnan perlu mengenali kelemahan dan kekuatan untuk menemukan

keadaan luka di mana penyembuhan dapat dilakukan. Pengampunan

membuat orang mampu melihat keadaan dirinya, orang lain dan peristiwa

yang terjadi dalam hidupnya sebagaimana adanya.

Mengampuni berarti sadar bahwa hal-hal yang dilakukan terhadap dirisendiri tidak ada akibatnya bagi orang-orang yang bersalah kepada kita,bahkan dengan demikian ia terus menyakiti diri sendiri (Meninger,1999:37).

Dengan demikian bahwa pengampunan berarti suatu kebebasan

yang muncul dalam batin seseorang untuk melepaskan segala enegri negatif

dan membiarkan diri dikuasai oleh Allah dengan hal-hal positif serta

membangun diri melalaui keterbukaan dan pengolahan pengalaman-

pengalaman masa lalu.

Meninger juga menjelaskan bahwa pengampunan adalah

kemerdekaan sejati. Pengampunan membebaskan diri dari jerat peristiwa

masa lampau yang menghentikan perkembangan hidup dan membuat hidup

menjadi pahit dan menyesal. Seseorang menjadi bebas untuk menempuh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

12

jalan yang memungkinkan perkembangan yang sejati menuju kematangan-

mengembangkan diri sebagaimana seharusnya dan tidak menjadi pribadi

pribadi yang kerdil sebagai anak kecil yang ketakutan karena tidak dapat

melepaskan diri dari pengalaman terhina di masa lampau yang tetap

menghantui (Meninger, 1999:37).

Pengampunan dan tindak pendamaian berkaitan erat dengan sikap

saling mencintai. Oleh karena itu, adanya kesadaran diri bahwa setiap orang

pantas dicintai dan mencintai, bahwa Tuhan adalah maha cinta dan sesama

juga memiliki hak untuk mecintai dan dicintai merupakan modal dasar yang

sangat berharga bagi setiap orang untuk mengampuni dirinya dan orang lain

(Riyanto, 2004:97).

2. Arti Rekonsiliasi

Rekonsiliasi dipahami sebagai suatu proses pembangunan relasi.

Jadi rekonsiliasi tidak secara eksklusif diperuntukan bagi periode

pemugaran pasca-konflik. Rekonslisiasi menyediakan suatu fokus dan lotus

yang cocok untuk setiap segi dalam proses penegakan kedamaian dan

bersifat mendasar terhadap kesinambungan perdamaian tersebut (Muller,

1999:79).

Tindakan rekonsiliasi dan penuh rasa belas kasih selayaknya

ditujukan untuk menghapus kegelapan hidup manusia. Tindakan

rekonsiliatif dan penuh belas kasih bukanlah tindakan yang mengadili dan

menghukum kemanusiaan. Tetapi lebih dimaksudkan untuk pembangunan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

13

dan penataan kemanusiaan berdasarkan rasa kemanusiaan terdalam.

Tindakan rekonsiliatif serta penuh belas kasih merupakan seruan kembali

kepada kemanusiaan, menghidupkan rasa perikemanusiaan dan keadilan.

Dengan demikian tujuan tindakan rekonsiliatif dan penuh rasa belas kasih

bukanlah mengalahkan atau menghina tetapi untuk pertobatan, menghapus

permusuhan bukan musuh (Darminta 1993:58).

B. YESUS SANG PENGAMPUN

1. Ajaran Yesus Dalam Doa Bapa Kami

Seperti ini bukanlah satu-satunya dalam ajaran Yesus: “Haruslah

kamu sempurna, seperti Bapamu, seperti Bapamu yang ada disurga adalah

sempurna” (Mat 5:48). “Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu

adalah murah hati” (Luk 6:36). “Aku memberikan perintah baru kepada

kamu yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah

mengasihi kamu” (Yoh 13:34). Tidaklah mungkin mengikuti perintah

Tuhan, andaikata itu berarti mengikuti contoh ilahi secara lahiriah. Tetapi

disini dimaksudkan satu keikutsertaan yang hidup “keluar dari kedalaman

hati”, pada kekudusan, kerahiman dan cinta Allah kita. Hanya Roh, yang

dariNya kita “hidup” (Gal 5:25), dapat membuat sikap Yesus menjadi sikap

“kita”. Kesatuan pengampunan menjadi mungkin, apabila kita saling

mengampuni, “sebagaimana Allah didalam Kristus telah mengampuni

kamu” (Ef 4:32). Dengan demikian kata-kata Tuhan mengenai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

14

pengampunan, artinya cinta yang mencintai sampai kesudahnnya, menjadi

hidup (KGK, 1995:711).

“Ampunilah kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada

kami”. Melalui doa Bapa Kami ini mau menyadarkan manusia bahwa

sebenarnya hidup tergantung sepenuhnya pada Allah, tetapi setiap kali

manusia bertindak seolah-olah berkuasa sendiri atas segala-galanya. Atas

dasar kesadaran itu manusia memohon agar Allah membebaskan utang

kepada-Nya. Ini adalah rahmat yang amat besar, karena manusia tidak

mampu membebaskan dirinya sendiri dari dosa-dosa. Dalam doa ini Yesus

secara mendasar menghubungkan kesalahan-kesalahan manusia terhadap

sesama. Agar dapat menerima pengampunan dari Allah, manusia dituntut

saling mengampuni (bdk. Mat 5:7; 6; 14-15; Mrk 11:25). Meskipun

demikian pengampunan yang berikan kepada sesama tidak boleh dipandang

sebagai syarat atau membuat seseorang mempunyai hak atas pengampunan

Allah. Pengampunan kepada sesama, pertama-tama, merupakan tanda

ketulusan dan kesungguhan untuk mohon ampun kepada Allah.

Pengampunan Allah sendiri adalah rahmat yang diberikan atas dasar kasih

dan kesetiaan-Nya bdk. Yes 55:6-7 ; Dan 9:18-19 (Iman Katolik, 206-207).

Hubungan awal antara manusia dan Allah oleh para Bapa Gereja

digambarkan sebagai dalam suasana “berbicara merdeka”. Suatu

komunikasi dengan Allah tanpa takut, penuh keakraban, tanpa ada pura-

puaraan, tanpa topeng dan permainan. Manusia mampu berkomuniksi murni

dan intim dengan Allah. Dengan menyebut Allah Bapa, Yesus menawarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

15

suatu proses penyembuhan dari segala luka karena berbagai sebab, seperti

kurang kasih, kurang kelembutan, kurang persaudaraan, kurang aman dan

lain sebagainya. Bapa memberi jawaban atas segala kekurangan yang

dimiliki manusia dalam hidup ini. Tetapi hal ini memang tidak mudah,

terutama bagi mereka yang tak mengalami figur Bapa yang cukup sehat dan

mengesan (Mat 23:37). Tetapi yang jelas tantangan pula bagi mereka yang

tidak memiliki atau mengalami figur Bapa dan ibu yang baik.

Bagaimanapun juga sulitnya, ajakan Yesus menyebut Allah Bapa

menjanjikan banyak hal bagi manusia yang terluka, meski untuk itu orang

sering harus melalui proses panjang dan menyakitkan. Dengan sebutan ini

manusia dikembalikan pula dalam persaudaraan, karena diajak untuk

berseru bersama Bapa Kami (Darminta, 1992:16-17).

Doa Bapa Kami merupakan doa tahun iubileum. Doa yang menuju

untuk terealisasinya pemebebasan dari keadaan yang tidak manusiawi,

ketidakadilan dan penindasan, hidup dalam zaman rekonsiliasi dan

pemulihan martabat hidup manusia. Itulah yang dilakukan oleh Yesus

seperti makan bersama dengan orang pendosa, tidak menghukum pelacur,

menyembuhkan penyakit, memanggil orang berdosa (Darminta, 1992:41).

2. Yesus Sebagai Pengampun dalam Salib-Nya

Dengan cinta kasih-Nya yang tak berkesudahan, Yesus bersabda,

“Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan

nyawanya untuk sahabat-sahabatnya” (Yoh 15:13). Penderitaan dan wafat-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

16

Nya di kayu salib merupakan wujud cinta kasih-Nya yang tiada batas.

Dengan tulus hati Yesus mengorbankan diri-Nya demi keselamatan seluruh

umat yang di kasihi-Nya. Cinta sejati tidak mengenal alasan, tidak memiliki

ukuran, tidak menciptakan batas-batas, tidak menghitung-hitung, tidak

mengingat kesalahan, dan tidak memaksakan aneka, macam persyaratan.

Yesus selalu bertindak atas dasar cinta. Dari kediaman Allah Tritunggal,

Yesus membawa kepada manusia cinta yang besar dan tidak terbatas, yaitu

cinta ilahi yang merangkul segalanya. Cintakasih kasih Yesus mendorong

manusia untuk mensyukuri, menanggapi, dan selanjutnya membagikannya

kepada orang-orang yang dicintainya. Sebagai murid-murid-Nya manusia

sekalian diundang dan sekaligus dimampukan oleh-Nya untuk mengasihi

saudara-saudari dengan tulus seperti Yesus. Cinta sejati yang rela berkorban

sekaligus merupakan cinta yang tulus, yaitu cinta yang mengalir dari hati

yang jujur, bersih dari pamrih-pamrih pribadi. Cinta semacam ini bebas dari

rasa senang atau tidak dan bebas dari keinginan untuk memaksakan syarat-

syarat tertentu. Cinta yang tulus membuat orang bertobat dari perbuatannya

yang jahat. Cinta yang tulus, kecuali membuat orang yang dicintainya

bersukacita, juga membuat diri sendiri merasa bahagia. Untuk itu, perlu

belajar mencintai dengan tulus, belajar membuka hati, belajar untuk

berkorban, dan belajar untuk lebih mencintai dengan tulus seperti Yesus

mencintai manusia (Heryatno, 2014:21).

Yesus memberikan kepenuhan arti baru kepada seluruh umat

manusia dengan menjadikan tubuh-Nya yang hancur menjadi jalan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

17

penyembuhan, pembebasan, dan kehidupan baru. Dengan demikian seperti

halnya Yesus, orang yang memaklumkan pembebasan dipanggil tidak hanya

untuk merawat luka-lukanya sendiri dan luka-luka orang lain, akan tetapi

menjadikan luka-luka-Nya sendiri sumber kekuatan penyembuhannya

(Nouwen, 1989:80).

Kalau seseorang tidak takut untuk masuk ke dalam diri batin

sendiri dan memusatkan perhatian pada gerak jiwa sendiri, orang akan

mengetahui bahwa hidup berarti dicintai. Pengalaman ini mengatakan

kepada setiap orang bahwa manusia hanya dapat mencintai karena

dilahirkan oleh kasih; bahwa orang hanya dapat memberi karena hidup

seseorang adalah anugerah; dan bahwa seseorang hanya dapat membuat

orang lain bebas karena sudah dibebaskan oleh Dia, yang hati-Nya jauh

lebih besar daripada hati manusia (Nouwen, 1989: 87).

Persahabatan yang kuat terjadi bila saling mengasihi secara tulus,

karena percaya bahwa Allah telah mengasihi manusia (bdk 1 Yoh 4:10).

Mengasihi saudara terutama yang paling hina adalah perintah Allah (bdk

Yoh15:9; Mat 25:31-46). Perintah Allah bukanlah sekedar himbauan yang

dapat ditanggapi secara sukarela. Karena itu, sikap paling tepat sebagai

pengikut Kristus adalah menuruti perintah-Nya. “Barang siapa menuruti

segala perintah-Nya, ia diam dalam Allah dan Allah diam didalam Dia” (1

Yoh 3:24; bdk. Yoh 15:9-17). Kasih yang tulus merupakan karunia Allah

yang menyelamatkan semua orang (bdk. Tit 2:11). Maka terhadap kekerasan

yang terjadi dalam hidup bersama hendaknya berjuang untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

18

menyingkirkannya secara aktif tanpa kekerasan. Dengan kasih yang tulus,

seseorang berkehendak memutus lingkaran balas dendam (Ardas, 2001-

2005:20).

Kedamaian merasuki hati dan jiwa saat cinta Tuhan yang penuh

pengampunan, belas kasihan, dan kemurahan hati membersihkan dosa-dosa

manusia. Ia selalu mengulurkan tangan-Nya untuk merangkul manusia.

Tuhan selalu mengulurkan tangan-Nya untuk menuntun dan membimbing

manusia. Tuhan selalu menerima dengan penuh cinta, apa pun dan

bagaimana pun keadaan manusia. Tuhan Yesus meyakinkan bahwa Ia akan

mengampuni siapa pun yang datang kepada-Nya. Pengampunan-Nya akan

mendatangkan kedamaian yang tak dapat diberikan oleh dunia (Riyanto,

2004:92-93).

3. Hidup Berkomunitas Menurut Mateus 18:1-20

Para murid diajak untuk membangun komunitas beriman secara

benar (Mat 18:1-5), tidak saling memberi batu sandungan (Mat 18:6-11),

bahkan justru mencari dan menemukan yang hilang dan menjauh (Mat

18:12-14), memberi sumbangan demi kebaikan sesama (Mat 18:15-20). Hal

ini yang dikehendaki oleh Yesus dalam membangun komunitas para murid.

Dengan demikian para murid juga ditantang oleh Yesus untuk mengenakan

kebijaksanaan dan tanggung jawab yaitu seorang yang dekat dengan Allah,

karena kedekatan dengan Allah itulah yang memberikan kemerdekaan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

19

keterbukaan, dan kepedulian terhadap sesama dalam membangun komunitas

(Darminta,1997:55).

Kemampuan mencintai merupakan kualitas tertinggi yang dapat

dimiliki sebagai pribadi manusia, bahkan tidak hanya secara manusiawi

belaka namun sampai pada tingkat rohani manusia. Sebab dengan cinta,

Tuhan telah menciptakan manusia dan makhluk lainnya serta bumi dan

segala isinya. Mencintai Tuhan seperti mencintai diri sendiri dan sesama

harus menjadi persembahan yang terbesar dalam kehidupan manusia.

Membenci Tuhan atau seseorang merupakan tindakan yang melawan cinta

dan menghancurkan kemampuan manusia untuk mencinta. Tuhan adalah

kasih dan penuh cinta, maka kebencian berlawanan dengan eksistensi

Tuhan. Kebencian merupakan sumber dosa karena kebencian adalah akar

dan tindakan-tindakan jahat. Kesabaran itu menetralkan kebencian,

pengampunan menyembuhkan kebencian, dan belas kasih serta kemurahan

hati mengangkat sikap dan tindakan orang yang penuh kasih dan

pengampunan ke tingkat pertama cinta.

Apabila seseorang sampai pada tingkat pertama cinta akan

memiliki sikap menghargai, menerima, dan melibatkan peranan Tuhan

dalam kehidupannya. Pengampunan dan kasih meningkatkan kemampuan

manusia untuk mencintai sesama seperti diri sendiri, sebagaimana Tuhan

mencintainya dan sesama. Belaskasihan berarti menaruh kasih, ikut

menderita bersama yang lain, berdukacita bersama dan tertimpa kemalangan

dengan niat untuk menolong. Sikap belas kasih demikian seperti yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

20

disabdakan Yesus, “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni

saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali….?”

“Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan

sampai tujuh puluh kali tujuh kali” (Mat 18:21-22). Kekuatan dan

kemampuan mencinta datangnya dari Tuhan, yakni cinta Tuhan yang tertuju

kepada manusia dan sebaliknya, cinta manusia yang diarahkan kepada

Tuhan. Cinta merupakan suatu tindakan timbal balik. Kekuatan dan

kemampuan mencinta semakin bertambah dan meningkat sejalan dengan

bertambahnya cinta Tuhan yang dialami manusia. Semakin seseorang

mencintai Tuhan dan sesama, ia akan semakin menerima cinta dan sekaligus

menambah kemampuan untuk mencintai (Riyanto, 2004:16-17).

Ungkapan Yesus, saat ditanya oleh Petrus, “Tuhan, sampai berapa

kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia bersalah kepadaku? Sampai

tujuh kali?” Yesus menjawab,”Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai

tujuh puluh kali tujuh kali.” Ini menunjukan bahwa pengampunan itu tiada

batasnya (Suwito, 2000:6). Dengan ungkapan Yesus semakin jelas bahwa

mengampuni tanpa batas merupakan panggilan ilahi yang mana setiap orang

berjuang untuk mengampuni walaupun itu kadang tidak mudah untuk

dilakukan oleh manusia.

Kristus tidak membuat macam-macam syarat seperti, “Aku mau

mengampuni jika kamu berubah atau jika kamu minta maaf”. Maka

seandainya orang itupun tidak berubah atau berjanji mau memperbaiki diri,

dan wajib mengampuni. Bukan hanya mengampuni sebanyak tujuh kali,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

21

tetapi tujuh puluh kali tujuh (Mat 18:22). Kristus sedemikian mengasihi

bukan karena orang tersebut sedemikan berharga atau berjasa, tetapi karena

kasih pengampunan-Nya yang berlimpah ruah. Bahkan Ia akan lebih banyak

mengampuni orang yang banyak melakukan dosa (Dennis, 198138-39).

C. PENGAMPUNAN YANG DIHAYATI BUNDA ELISABETH

1. Pengampunan Dari Allah

“Hati-ku sangat sedih seperti mau mati rasanya. Tinggalah di sini

dan berjaga-jagalah” (Mrk 14:34-36). Dan ketika maut mengerikan itu

datang, Yesus berteriak nyaring, “Allah-ku, mengapa engkau meninggalkan

Aku?” (Mrk15:34). Yesus Kristus tidak takut atau merasa malu

mengungkapkan perasaan-perasaan hati-Nya pada Bapa. Setiap orang perlu

mengenal perasaan-perasaan agar mampu mempunyai “tenggang rasa”

terhadap orang lain dan dapat mengampuni mereka dengan sepenuh hati.

Sebagai orang kristiani tidak hanya dipanggil untuk berbagi rasa dengan

Kristus tentang perasaan, kenangan pahit atau luka-luka batin, tetapi juga

untuk mengampni orang lain sebagaimana Ia telah mengampuni. Bahkan

seandainya harus mengampuni musuh sekalipun. Perlu menyadari bahwa

bagaimana Kristus telah mengampuni diriku dan juga sesamaku. Kristus

melakukan penyembuhan itu dalam kehadiran, sentuhan, tatapan dan kata-

kata-Nya. Namun lebih dari itu Kristus membimbing setiap orang untuk

sungguh-sungguh terbuka dan mau menerima banyak orang serta mencintai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

22

mereka sebagaimana halnya Ia telah mengasihi mereka (Dennis, 1981:34-

35).

Setiap orang ingin mendalami kasih pengampunan Allah sehingga

dapat mencintai dengan kasih tersebut. Allah telah mencurahkan kasih-Nya

ke dalam hati setiap orang melalui Roh-Nya (Rm 5:5). Dengan meminta

Roh Kudus mencabut akar-akar luka batin dan menggantinya dengan cinta,

secara sadar memilih untuk meninggalkan hidup sebagai budak-budak dosa

dan menjadi orang-orang merdeka. Setiap orang menunjukan kesediaannya

untuk menyerahkan segala luka yang telah menguasai hidupnya selama ini

dan membuka hati bagi kasih Allah yang menyembuhkan dan membebaskan

(Dennis, 1981:37).

Kadang berpikir bahwa mengampuni seperti dilakukan oleh Kristus

itu mudah. Cukuplah berkata, “Aku mengampuni kamu” atau “tinggalkan

kebencian”. Semua orang dapat melakukannya. Tetapi apakah sering kali

siap sedia mengampuni luka batin itu secara total dan tanpa syarat seperti

dilaukan oleh Kristus? Kristus senatiasa siap sedia mengampuni tanpa

syarat. Ia mengampuni dosa-dosa tanpa diminta, bahkan bila tindakan

pengampunan itu berakibat. Dia dituduh menghujat Allah dan dengan

demikian dapat diseret untuk dirajam dengan batu sekali pun (Luk 5:17-26).

Ia tidak peduli dengan kemarahan banyak orang yang hendak merajam-Nya

ataupun dari para murid yang tidak rela melihat Yesus berbicara seorang diri

dengan wanita samaria yang sesat dibenci itu. Keterbukaan hati Yesus

membuat Dia siap sedia mengampuni tanpa syarat (Dennis, 1981:38).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

23

Agar seseorang dapat mengampuni sebagaimana Allah telah

mengampuni, ia harus berani masuk dan terlibat dalam peristiwa–peristiwa

yang menyakitkan itu bersama dengan Kristus dan memperhatikan

bagaimana Ia bekerja menyembuhkan diri dengan sabda dan karya-Nya.

Jika masih mengalami kesukaran untuk mengampuni seperti Kristus, harus

belajar meneladan semangat pengampunnan itu dengan berdoa dan

memohon pada-Nya. Kemampuan untuk mengampuni sedikit banyak

tergantung pada macam manakah orang-orang yang diperbolehkan masuk

dalam kehidupan seseorang. Lebih mudah menularkan kasih pengampunnan

Kristus bersama dengan orang-orang yang siap sedia mengampuni dan

saling menghargai. Kehidupan doa juga sangat mempengaruhi kemampuan

untuk mengampuni di samping cara menanggapi dan berhubungan dengan

sesama (Dennis, 1981:42).

Bela rasa lahir kalau seseorang menemukan di dalam pusat

eksistensi diri sendiri bukan hanya bahwa Allah adalah Allah dan manusia

adalah manusia, akan tetapi juga bahwa tetangga juga adalah sungguh-

sungguh sesama. Melalui bela rasa dapat dilihat bahwa kerinduan orang

akan kasih juga ada di dalam hati sendiri, bahwa kebengisan yang dikenal

oleh dunia ini sebenarnya berakar juga dalam kecenderungan-

kecenderungan dari hati sendiri. Melalui bela rasa juga seseorang merasakan

kerinduan untuk diampuni dalam mata kawan-kawannya. Bagi orang yang

bela rasa, tidak ada satu pengalaman manusiawi pun yang asing, baik

kegembiraan maupun kesusahan, baik cara hidup maupun cara mati. Dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

24

dunia luas itu setiap wajah manusia tampak sebagai wajah sesama. Dengan

demikian kewibawaan bela rasa adalah kemampuan manusia untuk

mengampuni saudaranya, karena pengampunan hanya menjadi nyata bila

orang yang sudah menemukan kelemahan kawan-kawannya dan dosa

musuh-musuhnya di dalam hatinya sendiri, dan bersedia menerima semua

orang sebagai sebagai saudaranya sendiri (Nouwen, 1989:43-44).

2. Keteladanan Pengampunan Yang Dihayati Bunda Elisabeth

Meneladan kehidupan Bunda Elisabeth sebagai acuan dalam

menentukan tanggapan yang relevan dan efektif terhadap situasi, para suster

CB perlu bertemu kembali dengan Bunda Elisabeth bagaimana beliau

menanggapi keterlukaan pada zamannya. Setelah revolusi Perancis,

Maastricht hancur lebur. Setiap perang membawa penderitaan bagi manusia

dan kerusakan terhadap lingkungan. Keterlukaan dan kehancuran seperti

itulah yang ditanggapi Bunda Elisabeth. Ia melihat, tergerak dan bertindak

secara nyata untuk meringankan penderitaan manusia. Dengan sikap itu

Bunda Elisabeth menjadi alat dalam mendirikan Kongregasi; Bunda

Elisabeth dibentuk untuk menanggapi situasi keterlukaan dalam dunia.

Bunda Elisabeth mampu menangkap dengan tajam gerakan Roh dalam

hidupnya karena relasi yang akrab dengan Yesus Kristus (EG. 39-41).

Pengalaman dikasihi Allah membuat Bunda Elisabeth Gruyters mampu

melihat realitas dengan mata Allah, digerakan oleh belarasa dengan hati

Allah, dan bertindak dengan tangan Allah. Bunda Elisabeth tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

25

meragukan kasih Allah yang dialaminya, oleh karena itu Bunda Elisabeth

juga tidak ragu-ragu akan kasih dan kehadiran Allah didalam sesama.

Keterpusatan Allah dalam Yesus Kristus di dalam hidupnya adalah sumber

segala inspirasi, kekuatan dan kebijaksanaan dalam menghadapi kesulitan

hidup pelayanan kepada orang-orang tempat Bunda Elisabeth dan para

suster yang pertama menghayati perutusannya (EG. 91,106). Dalam

masyarakat yang terluka, apabila Allah tidak diallahkan lagi dalam

kehidupan apabila mereka, maka pemulihan relasi yang benar dengan Allah

merupakan tindakan nyata rekonsiliasi (Kapitel Umum dan Kapitel Provinsi

2005:27-28).

Bunda Elisabeth menjadi alat rekonsiliasi dan penyembuhan yang

mengantar orang-orang kembali kepada relasi dengan Allah dengan satu

sama lain, dalam perhatian dan kepedulian (EG.110-112,29,30-37).

Rekonsiliasi juga tampak dalam sikap Bunda Elisabeth terhadap keterlukaan

dan keterbatasan manusia. Dalam kerendahan hati ia terbuka

mengungkapkan kelemahannya sendiri dengan perhatian serta belarasa yang

besar Bunda Elisabeth menerima dan sabar terhadap sesama sebagaimana

adanya mereka (EG. 96, 76, 94, 98). Bunda Elisabeth mampu

menghubungkan dirinya dengan mereka yang menderita. Mereka terus

menerus hadir memenuhi pikirannya, perasaan, aspirasi, dan doa-doanya.

Kehidupan yang terluka dan keterpecahan dalam orang miskinlah yang

memenuhi hidup kesehariannya. Ia bersetiakawan dalam penderitaan

mereka, karena Bunda Elisabeth tahu bahwa Allah juga menderita di dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

26

dan bersama mereka (EG. 109,113,117). Bagi Bunda Elisabeth dalam

ketersentuhan denan keterlukaannya dengan keterlukaan orang lain dan

dunia, membuat Bunda Elisabeth merasa lebih ringan dalam menanggung

penderitaannya. Dengan demikiam terjadinya saling rekonsiliasi antar

kebersamaan itu terjadi pula penyembuhan dalam diri sendiri dan orang lain

(Kapitel Umum dan Kapitel Provinsi 2005:28-29).

Bunda Elisabeth adalah seorang pengemban rekonsiliasi dan

penyembuh bagi pribadi manusia secara utuh, dengan mempertimbangkan

seluruh segi kehidupan manusia. Bagi Bunda Elisabeth orang-orang miskin

yang dilayaninya di Maastricht adalah baik miskin secara materi maupun

rohani. Memperhatikan kebutuhan-kebutahan orang-orang yang dilayaninya

demi kesejahteraan karena memperhatikan semua dimensi yang saling

terkait dari eksistensi kehidupan. Kepedulian Bunda Elisabeth terhadap

orang-orang miskin berdasarkan pada pandangannya yang holistik tentang

pribadi manusia, keterpaduan dari segi-segi spiritual dan manusiawi

seseorang sebagai pribadi (EG. 108, 112, 117, 149). Ia tidak hanya

mengajarkan katekese kepada mereka, tetapi juga mengajar jahit-menjahit,

menanamkan dasar hidup yang baik pada anak-anak miskin (EG.51). Rasa

hormat dan pemberdayaan orang-orang miskin dan bagi para suster

didasarkan pada martabat manusia, kebebasan dan paham kemanusiaan

yang utuh, merupakan tindakan rekonsiliasi yang konkret dalam seluruh

hidup Bunda Elisabeth (EG. 76, 78).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

27

Beriman akan Allah, harga diri yang sehat, dan sikap yang sehat

terhadap orang lain berdasar pada kasih merupakan kekuatan dari tanda

yang kuat akan adanya harapan dalam situasi yang penuh dengan

keterlukaan. Kehadiran Bunda Elisabeth di Maastricht pada waktu itu

merupakan kehadiran yang membawa rekonsiliasi Yesus Kristus bagi umat

Allah. Ada harapan dalam dan bagi mereka, karena Allah senantiasa setia

pada mereka. Dalam pengharapan seperti itu, Bunda Elisabeth adalah

pengemban rekonsiliasi dengan membawa orang-orang yang terluka

“kembali” ke jati diri sendiri. Dengan demikian, pengalaman-pengalaman

rekonsiliasi ini merupakan perjumpaan dengan Tuhan yang bangkit, Tuhan

atas kehidupan baru. Kebangkitan dan rekonsiliasi merupakan jalinan dari

dua realitas yang saling berkaitan dalam hidup kita sehari-hari (Kapitel

Umum dan Kapitel Provinsi 2005:28-30).

Sebagai murid Yesus Kristus suster CB perlu meneladan dari

Yesus dengan menjadikan seluruh pola kehidupan Yesus menjadi pola

hidup para suster CB. Seperti Bunda Elisabeth pengalaman pribadi dengan

Yesus yang tersalib menjadi penggerak seluruh pola pikir, pilihan dan

tindakannya. Demikian pula yang diperjuangkannya, yang didalamnya

terkandung segala konsekuensi yang mesti ditanggungnya. Kontemplasi

Bunda Elisabeth kepada yang tersalib sebagai pembawa rekonsiliasi tampak

dalam kerelaannya untuk mengampuni. Kepada orang-orang yang

memfitnahnya, merendahkannya, dan mengusirnya, Bunda Elisabeth tidak

hanya mengampuninya tetapi memohonkan pengampunan bagi mereka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

28

(bdk. EG. 96). Bunda Elisabeth belajar mengampuni dari Yesus yang

tersalib. Di atas salib Yesus mendoakan mereka yang memfitnah, menghina,

merendahkan, memukuli dan menyalibkan. Di atas salib Yesus

memohonkan pengampunan bagi mereka kepada Bapa-Nya di surga (bdk.

Luk 23:34). Dengan kontemplasi kepada Yesus yang tersalib Bunda

Elisabeth memilih untuk tidak membalas dendam dan bertindak tanpa

kekerasan.

“Untuk mengembalikan orang yang licik dan licin kepada Allah, hendaknyamemperlakukan mereka secara jujur sekali, sebab para pemimpin yang inginmelakukan kewajibannya dengan baik, memang harus banyak menderita”(EG. 69).

Bunda Elisabeth senantiasa membawanya kembali kepada doa

kepada Yesus yang tersalib. Ada pergulatan dalam diri Bunda Elisabeth

antara rasa prihatin yang besar dan kecenderungan sakit hati dari

kemanusiaan Bunda Elisabeth. Namun bersama Yesus yang tersalib, Bunda

Elisabeth mampu melampauinya dan menanggung derita seperti Yesus (bdk.

EG.117). Kontemplasi kepada Yesus yang tersalib membawa Bunda

Elisabeth untuk senatiasa mementingkan keselamatan jiwa (EG. 40). Hal ini

sungguh tampak dalam pengalaman Bunda Elisabeth bersama keluarga

Nijpels (Kapitel Umum dan Kapitel Provinsi 2005:75-76).

Kontemplasi kepada Yesus yang tersalib membawa Bunda

Elisabeth pada kualitas puncak membalas kasih-Nya dengan kasihnya

meminta bagian dalam duka Yesus (bdk. EG.39). Bagi Bunda Elisabeth

menderita sedikit demi cinta kepada Yesus Kristus adalah merupakan

kebahagiaan dan ucapan syukur yang mendalam kepada Allah (bdk.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

29

EG.100). Maka Bunda Elisabeth senantiasa mengarahkan seluruh tenaga,

pikiran dan hati untuk berjuang dan membela supaya jiwa malang dalam

penderita sakit di Rumah Sakit Calvarieberg dapat dilayani oleh para suster

cintakasih. Kontemplasi kepada Yesus yang tersalib menumbuhkan

kekuatan Duka Ilahi di dalam hati Bunda Elisabeth. Namun Bunda Elisabeth

tidak hanya terus menerus berdoa memohon untuk dipersatukan dengan

Duka Ilahi (EG. 39-41) dan bersyukur bila boleh menderita sedikit demi

Yesus (EG.100) tetapi juga mampu menempatkan dirinya bersama Bunda

Maria dan mempersatukan air matanya dengan air mata Maria sewaktu

berdiri di bawah kayu salib (EG. 54). Mempersatukan air matanya dengan

air mata Maria di bawah salib berarti mau mengikuti Maria yang

membiarkan diri terus menerus dibentuk dan diubah oleh kehadiran Hati

Yesus yang tergantung pada salib yang memandang dirinya. Pandangan

kontemplatif hati ini berarti bahwa menerima dengan penuh penyerahan diri

kepada pandangan Kristus tergantung di salib yang memberikan

pengampunan dan harapan akan “firdaus” hidup baru. Pengampunan

dianugerahkan didalam Yesus Kristus bagi orang yang mau bertobat dan

mengarahkan diri kembali kepada Allah Bapa di surga yang penuh belas

kasih dan maharahim (Kapitel Umum dan Kapitel Provinsi 2005:77-78).

3. Perlunya Pertobatan Terus-Menerus

Bagi Bunda Elisabeth “Pertobatan” merupakan anugerah istimewa.

Bunda Elisabeth bersyukur atas anugerah rasa sesal hati yang mendalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

30

akan kelakuan-kelakuan yang tidak setia dimasa lalu (bdk. EG. 98) Allah

mengampuninya dan melupakannya. Allah dialami sebagai Allah yang

mencintainya yang tanpa batas dan membuat Bunda Elisabeth mau

membalas kasih-Nya dengan kasihnya. Maka tidak ada pertobatan yang

terlalu sukar bagi Bunda Elisabeth (bdk. EG. 95).

Tidak mengherankan bahwa Bunda Elisabeth begitu sangat

mencintai dan hormat terhadap St. Pertus dan St. Paulus karena pertobatan-

pertobatan besar. Bagi Bunda Elisabeth tidak ada dosa yang sebesar apa pun

yang tidak dapat diampuni oleh Yesus. Sebab hati yang sudah membatu pun

masih akan tergerak kalau merenungkan cintakasih Yesus Kristus (bdk. EG.

95). Bagi Bunda Elisabeth pengakuan dosa, penyegaran rohani, dan

ceramah-ceramah yang menggerakan hati lebih berharga dari harta yang

paling berharga yang ada di dunia. Bunda Elisabeth menggambarkan

kemajuan hidup rohani merupakan suatu kebahagiaan yang tak pernah dapat

diimbangi dengan ucapan syukur dan terima kasih kepada Allah. Pertobatan

lebih berharga dari pada segala kekayaan yang ada diseluruh Maasticht

(bdk. EG. 139) (Kapitel Umum dan Kapitel Provinsi 2005:74-75).

Sering dalam angan-anganku, aku tinggal bersama kedua rasul tersebut,lebih-lebih apabila api cinta Ilahi mulai berkobar dalam hatiku, maka padasaat seperti itu timbulah hasrat untuk membalas cinta-Nya dengan cintaku(EG95).

Pengalaman Bunda Elisabeth akan kasih Allah yang mendalam

membawanya kepada solidaritas yang mendalam dengan St. Petrus dan St.

Paulus. Ia mengagumi kedua rasul agung ini, sebagaimana halnya ia

mengalami betapa besar kasih Yesus namun betapa sempit dan lamban

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

31

pikirannya untuk memahami cinta-Nya. Disposisi batin seperti ini

menciptakan ruang yang lebih luas dalam hatinya untuk menerima secara

terbuka rahmat Allah yang menyentuh hatinya yang penuh Roh Kudus dan

untuk membalas kasih Allah dengan cintanya (Kapitel Umum 2011:10).

Pengalaman dicintai Allah secara mendalam mampu mengubah

hidup Bunda Elisabeth menjadi seorang pelaku kasih Allah yang dinyatakan

dalam hidup doa dan perutusannya. Ia tidak peduli kata orang, sebaliknya

Bunda Elisabeth justru menaruh kepercayaan pada penyelenggaraan dan

tuntunan Ilahi serta melaksanakan apapun yang dapat ia lakukan untuk

menolong banyak orang. Ia bahkan memohonkan pengampunan bagi

mereka yang menantangnya, bagi mereka yang menolaknya, bahkan lebih

dari itu bagi mereka yang menganiaya dan mengoloknya (Kapitel Umum

2011:11).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

32

BAB III

KONGREGASI SANTO CAROLUS BORROMEUSMEMBANGUN KOMUNITAS REKONSILIATIF

A. Undangan Gereja Masa Sekarang

1. Komunitas Sekolah Cinta

Semua anggota religius dipanggil kepada kekudusan dengan

membaktikan seluruh hidup dalam komunitas. Agar komunitas-komunitas

religius menjadi sekolah komunio dan sekolah doa dalam hidup

keperawanan yang menunjukkan dengan jelas martabat manusia yang

diciptakan untuk tujuan ilahi dan abadi. Dunia yang menawarkan

kenikmatan dan keamanan dalam hal-hal material sudah melupakan tujuan

transendental dan perlu saksi-saksi yang mengingatkannya (Novo Millennio

Ineunte, art. 34). Demikian pula dikatakan bahwa “Menjadikan Gereja

home sekaligus persekutuan” ini merupakan tantangan besar yang dihadapi

dalam millenium sekarang ini dan sedang yang berlangsung (NMI, art. 43).

Yesus mengundang para pengikut-Nya untuk mengalami kesatuan

dalam cinta kasih Bapa yang telah dihayati di dunia dalam persekutuan Roh

Kudus yang dicurahkan kepada kita dalam Gereja. Kesatuan dalam kasih,

koinonia dan komunio adalah keselamatan dari egoisme perpecahan dan

perselisihan. Pewartaan Kristiani menegaskan bahwa kesatuan itu mungkin

di antara semua orang dari bangsa, suku, kelompok, etnis, tingkat sosial-

ekonomis apapun. Setiap orang dituntut untuk mampu membangun

paguyuban yang bersatu dalam kebenaran, di mana semua mencari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

33

kepentingan bersama. Hanya sekelompok murid Kristus yang bersatu dalam

kasih, dalam pengampunan timbal balik, yang hidup sehati dan sejiwa dapat

memberi pewartaan yang meyakinkan dan mengundang orang lain untuk

masuk ke dalam hidup Kristus yang membahagiakan dan menyelamatkan.

Mereka membentuk sekolah komunio di mana semua dapat belajar

mengikuti Yesus bersama (Driscoll, 2003: 221).

Spiritualitas persekutuan berarti juga kecakapan untuk memikirkan

saudara-saudara dan saudari-saudari dalam pangkuan kesatuan mendalam

Tubuh Mistik dan karenanya juga sebagai “mereka yang merupakan

sebagian saya. Ini memampukan menanggung bagian pokok kegembiraan

dan penderitaan sesama, ikut ambil bagian dalam memperhatikan, serta

menawarkan persahabatan yang mendalam dan sejati. Spiritualitas

persekutuan mencakup kecakapan juga memandang apapun positif pada

sesama, menyambutnya baik dan menghargainya sebagai karunia dari Allah:

tidak melulu sebagai anugerah saudara atau saudari yang telah langsung

menerimanya, tetapi juga sebagai “kurnia bagi saya. Spiritualitas berarti

meluangkan tempat bagi saudara-saudara dan saudari-saudari, sambil

“saling menanggung beban-beban sesama: (Gal 6:2) dan menolak

pencobaan cinta diri, yang terus-menerus merundungi kita dan mengundang

persaingan, karierisme, sikap curiga dan iri hati (NMI, art.43).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

34

2. Komunitas Yang Menghayati Hidup Tritunggal Mahakudus

Yesus selama hidup-Nya di dunia, Ia memanggil mereka yang

dikehendaki-Nya, supaya mereka menyertai Dia, dan Ia mendidik mereka

hidup menurut teladan-Nya bagi Bapa dan bagi perutusan yang telah

diterima-Nya dari Bapa (bdk. Mrk 3:13-15). Begitulah Ia memulai keluarga

baru, yang dari abad ke abad akan mencakup mereka yang siap

“menjalankan kehendak Allah” (bdk. Mrk 3:32-35). Sesudah kenaikan

Tuhan ke surga, sebagai buah karunia Roh Kudus, terbentuklah rukun hidup

persaudaraan di sekitar para rasul, berhimpun dalam puji syukur kepada

Allah dan dalam pengalaman konkret persekutuan (bdk. Kis 2:42-47; 4:32-

35). Hidup jemaat itu, bahkan lebih dari pengalaman hidup dalam

persekutuan penuh dengan Kristus yang dihayati oleh Dua Belas Rasul,

selalu dijadikan pola yang menjadi acuan Gereja, bila Gereja berusaha

kembali kepada semangat aslinya, dan dengan kekuatan Injil yang segar

meneruskan lagi perjalanannya di sepanjang sejarah.

Yang mengenakan bentuk jemaat manusiawi sebagai kediaman

Tritunggal Mahakudus, untuk menyalurkan ke dalam sejarah kurnia-kurnia

persekutuan yang khas bagi ketiga Pribadi ilahi. Banyak situasi dan cara-

cara persekutuan persaudaraan diungkapkan dalam Gereja. Hidup bakti pasti

dapat dianggap berjasa karena secara efektif membantu untuk tetap

menghidupkan dalam Gereja kewajiban persaudaraan sebagai bentuk

kesaksian akan Tritunggal. Dengan tiada hentinya mengembangkan

cintakasih persaudaraan, juga dalam wahana hidup bersama, hidup bakti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

35

telah menunjukan, bahwa ikut serta dalam persekutuan Tritunggal dapat

mengubah hubungan manusiawi dan menciptakan corak baru solidaritas.

Hidup bakti mengamanatkan kepada umat baik keindahan persekutuan

persaudaraan maupun cara-cara hidup yang dalam kenyataan mengantar

kepadanya. Para anggota hidup bakti hidup “bagi” Allah dan “dari” Allah,

dan justru karena itu mereka mampu memberi kesaskian akan kuasa rahmat

untuk mendamaikan, serta mengatasi kecenderungan-kecenderungan yang

terdapat dalam hati manusia dan pada masyarakat (VC, art . 41).

Hidup bersaudara dalam arti hidup dalam cintakasih merupakan

lambang yang jelas bagi persekutuan gerejawi. Corak hidup itu dipraktekan

secara khas, dalam tarekat-tarekat Religius dan Serikat-serikat Apostolis;

Hidup berkomunitas beroleh relevansi khusus. Dimensi persekutuan

persaudaraan juga tidak asing bagi institut-institut sekular, atau bahkan bagi

bentuk-bentuk hidup bakti yang dihayati secara perorangan. Dengan hidup

sebagai murid Kristus menurut Injil, mereka semua menyanggupkan diri

untuk melaksanakan “perintah baru” Tuhan, yakni saling mengasihi seperti

Ia mengasihi kita (bdk. Yoh 13:34). Cintakasih mendorong Kristus untuk

menyerahkan Diri, bahkan sampai korban termulia di salib. Begitupula

dikalangan para murid-Nya tidak mungkin ada kesatuan yang sejati tanpa

cintakasih timbal-balik yang tanpa syarat, yang meminta kesediaan untuk

dengan murah hati melayani sesama, kesiagaan untuk menampung mereka

seperti adanya, tanpa menilai mereka (bdk. Mat 7: 1-2). Para anggota hidup

bakti, menjadi “sehati sejiwa” (Kis. 4:32) melalui cintakasih yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

36

dicurahkan ke dalam hati mereka oleh Roh Kudus (bdk. Rom 5:5),

mengalami panggilan batin untuk berbagi bersama segala sesuatu: barang-

barang materiil dan pengalaman-pengalaman rohani, bakat-kemampuan dan

inspirasi-inspirasi, cita-cita kerasulan dan pelayanan kasih: “dalam hidup

berkomunitas kuasa Roh Kudus yang berkarya dalam seorang individu

sekaligus tersalurkan kepada semua anggota.

Maka dalam hidup berkomunitas dalam cara tertentu perlu menjadi

jelas, bahwa lebih dari sekedar upaya untuk menunaikan perutusan khusus,

persekutuan persaudaraan yang merupakan ruang yang disinari oleh Allah,

untuk mengalami kehadiran tersembunyai Tuhan yang bangkit mulia (bdk.

Mat 18:20). Untuk terwujudkan berkat cintakasih antar anggota komunitas,

dan ditopang oleh doa untuk kesatuan, anugerah khusus Roh bagi mereka

yang dengan patuh mendengarkan Injil. Roh Kudus sendirilah yang

membimbing jiwa untuk mengalami persekutuan dengan Bapa dan dengan

Putera-Nya Yesus Kristus (bdk. 1 Yoh 1:3), dan persekutuan adalah sumber

hidup bersaudara. Rohlah yang membimbing komunitas-komunitas hidup

bakti dalam menunaikan misi pelayanan mereka kepada Gereja dan kepada

segenap umat manusia, menurut inspirasi mereka (VC, art. 42).

Membangun komunitas religius bersumber dari Komunitas Agung

Tritunggal Mahakudus. “Bapa dan Roh Kudus adalah satu komunitas

Agung. Pola interaksi dan relasi komunitas agung itu adalah kasih, sebab

Allah adalah kasih (1Yoh 4:8). Jadi dalam komunitas agung itu hanya satu

acara tunggal dan pokok, yaitu kasih. Inilah inti pokok kasih ialah saling

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

37

menyerahkan diri seutuhnya. Demikianlah dalam komunitas kasih trinitas,

yakni Bapa, Putra, dan Roh Kudus terjadi tindakan saling menyerahkan diri

satu sama lain. Tantangan dalam komunitas Kristiani ialah menghadirkan

komunitas Tritunggal Mahakudus dalam lingkungan hidup kita dengan

mengupayakan hubungan yang saling menyerahkan diri satu sama lain.

Relasi dalam komunitas murid ialah pola relasi yang mendapat hidup dan

maknanya dari relasi satu sama lain dengan Yesus Kristus. Berkat relasi

kita dengan Yesus dan berkat Roh Kudus, kita dimasukan ke dalam relasi

Allah Tritunggal. Komunitas murid Yesus tentu mengikuti gerak kasih

Kristus kepada Bapa-Nya (Martasudjita, 2001:44-48).

Semua anggota komunitas biara akan menjadi pribadi yang utuh,

bila mereka senantiasa bertumpu di atas landasan cintakasih Allah

Tirtunggal. Bahtera hidup komunitas biara haruslah merupakan

pengejawantahan dari komunitas Allah Tritunggal. Allah Tritunggal adalah

asal dan citra asli serta penyempurnaan persekutuan hidup kita. Hubungan

antar pribadi yang dalam dasar cintaksaih Allah Tritunggal, memainkan

suatu peranan yang bersifat membentuk. Pribadi Allah Tritunggal haruslah

dipandang dalam daya gerak cinta yang saling berelasi, yang dinamis-cinta

Bapa kepada Dirinya terpancar keluar kepada cinta yang saling memberi

dan menerima (cinta Bapa kepada Putera tercinta dan dan cinta Putera

kepada Bapa), akhirnya kepada bersama membagi cinta dalam Roh Kudus.

Setiap anggota komunitas hendaknya selalu berusaha untuk

menimba air kehidupan dari sumber dan kekuatan yakni Allah Tritunggal;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

38

sebab di dalam satu Roh, dipermandikan dan diberi minum dari satu Roh

(bdk. 1 Kor 12:13), maka segala peselisihan harus kita jauhkan.

Membangun komunitas yang betumpu di atas basis Allah Tritunggal, akan

membuat setiap anggota komunitas merasa berada “di rumah”, dimana

spontanitas serta kreativitas dapat berkembang dengan baik. Membina cinta

persaudaraan atas dasar cinta Allah Tritunggal akan membuat semakin

yakin akan diri sendiri bahwa kini berada pada jalur yang benar dan tepat

sasar (Peter, 1986:323-324).

3. Komunitas Yang Mampu Menjawab Kebutuhan

Untuk memperoleh gambaran yang memadai tentang penghayatan

hidup berkomunitas, maka orang perlu mempunyai gambaran yang jelas

tentang bentuk atau model hidup berkomunitas di mana ia berada. Beberapa

model hidup komunitas religius berdasarkan segi penghayatan, sikap

maupun pendekatan terhadap hidup komunitas meliputi; komunitas rasuli

atau zaman para rasul (Kis 2:41-47; 4:32-37), dan komunitas rasul yang

berjalan mengikuti Yesus merasul (Luk 9:1-6; 10:12). Komunitas rasuli atau

zaman para rasul (Kis 2:42-47; 4:32-37), komunitas umat kristen di

Yerusalem; bersifat komunitas koinonia di mana setiap anggota menghayati

hidup bersama, memecahkan roti bersama, membagi milik, sehingga tidak

ada orang yang merasa berkekurangan. Komunitas ini merelakan milik dan

harta pribadi demi kepentingan bersama. Komunitas kesatuan, satu hati satu

jiwa, sebagai pujian kepada Allah. Komunitas inilah yang menjadi inspirasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

39

dasar bagi kongregasi religius monastik. Komunitas merupakan sarana

penghayatan kemiskinan dalam persaudaraan. Komunitas rasul yang

berjalan mengikuti Yesus merasul (Luk 9:1-6; 10:1-12). Komunitas ini

merupakan kelompok murid yang dipanggil untuk hidup bersama dengan

Yesus dalam perjalanan Yesus mewartakan Kerajaan Allah. Kelompok ini

hidup dalam kemiskinan sebagai orang yang selalu berjalan dalam merasul,

dan tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap, selalu pergi dari tempat

yang satu ke tempat yang lain (Mrk 1:13-39) kebersamaan lebih tertuju

untuk merasul. Cara hidup mereka ialah hidup yang selalu siap untuk diutus

dan pergi. Kerasulan mereka diikat dan dipersatukan oleh Yesus dan kuasa

Yesus yang diberikan kepada mereka.

Komunitas merupakan inspirasi dasar bagi para religius yang

muncul pada abad XII dan XIII dan dipertajam oleh kelompok religius yang

mucul pada abad XV dan XVI dan abad-abad sesudahnya (Darminta,

1983:90).

Ciri-ciri komunitas yang disebutkan diatas ini memberikan bantuan

untuk menemukan model penghayatan konkret yang sesuai dengan tuntutan

hidup Kristiani. Adapun ciri komunitas kristiani antara lain: doa bersama

dan persaudaraan (kis 2:56; 4:32; 14:22), pewartaan sabda melalui kotbah

(Kis 2:14; 3:12), milik demi kepentingan bersama digerakan oleh Roh

Kudus (Kis 4:32-35), mengadakan keputusan bersama, mujizat dan

penyembuhan (Kis 2:4; 5:16). Berdasarkan kesaksian komunitas para rasul,

dapat dilihat beberapa model hidup komunitas dengan ciri-ciri hidup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

40

berkomunitas di mana orang itu berada dan hidup meliputi; komunitas

tradisional, komunitas sosial-psikologis, komunitas pelayanan, komunitas

kesaksian hidup, komunitas kesaksian sabda, komunitas rohaniah, dan

komunitas pneumatis (Darminta, 1981:11-20).

a. Komunitas Tradisional

Komunitas ini tempat tinggal sebagai pusat dari komunitas,

kehadiran secara fisik merupakan tuntutan bagi setiap anggota. Komunitas

menyediakan setiap kebutuhan anggota. Komunitas menekankan penting

hidupnya hidup bersama yakni sebagai sarana untuk memupuk rasa

kebersamaan dalam komunitas. Komunitas cenderung untuk mempunyai

karya apostolat yang satu dan sama. Keanekaragaman karya dialami

gangguan hidup bersama keyakinan dasar hidup bersama berarti hidup

dalam komunitas. Tujunannya adalah untuk mempermudah pelaksanaan

hidup komunitas supaya dapat berdoa, bekerja dan hidup bersama dalam

damai dan melaksanakan karya Kerajaan Allah (Darminta, 1981: 14-15).

b. Komunitas Sosial-Psikologis

Dalam komunitas ini yang menjadi perhatian utama adalah

perkembangan dan pertumbuhan masing-masing pribadi. Doa bersama

dirasakan sebagai suatu tantangan dalam membantu pribadi masing-masing

untuk tumbuh dan berkembang. Doa bersama dihayati sebagai suatu

bantuan bagi pribadi masing-masing demi pertumbuhan dalam mengikuti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

41

visi dan anugerah-anugerahnya serta bertahan hidup pada saat-saat sukar.

Faktor penentu untuk mengadakan keputusan adalah bagaimana komunitas

dapat membantu anggota untuk merealisasikan potensi hidupnya sebagai

seorang religius. Perubahan diterima sebagai proses pertumbuhan yang

normal. Pembinaan diarahkan untuk membantu masing-masing pribadi agar

dapat menemukan, memperkembangkan dan mengarahkan bakat-bakat yang

dimiliki. Keyakinan dasar ini ialah melayani kebutuhan masing-masing

anggota (Darminta, 1981:15).

c. Komunitas Pelayanan

Dalam komunitas ini tempat tidaklah menjadi penting bagi

mereka. Perjumpaan dan kebersamaan dalam hidup bersama juga kurang

dipentingkan. Pelayanan kepada masyarakat luas sangat diutamakan

sehingga pelayanan keluar sangat diharapkan karena ini merupakan tugas

pelayanan. Doa bersama jarang dilakukan hanya pada kesempatan-

kesempatan tertentu saja banyak waktu untuk doa pribadi. Keanekaragaman

dalam kerasulan dapat diterima namun ada pembatasannya. Faktor yang

cukup untuk mengambil keputusan ialah bagaimana keputusan ini akan

memberikan kesiapsiagaan dan efisiensi dalam pelayanan bagi orang lain.

Perubahan dipengaruhi oleh perubahan kebutuhan masyarakat yang

dilayani. Yang menjadi keyakinan dasar bahwa komunitas merupakan

bagian dari anggota untuk melayani anggota masyarakat yang lebih luas.

Komitmen kepada pelayanan kerasulan merupakan kriterium untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

42

mengadakan evaluasi dan refleksi pribadi. Didasarkan pula atas harapan

untuk membangun dunia yang lebih baik, di mana manusia dapat hidup

dengan lebih merdeka, adil dan manusiawi (Darminta, 1981: 16-17).

d. Komunitas Kesaksian Hidup

Komunitas ini merupakan cara dan penghayatan hidup sebagai

kesaksian dalam hidup berkomunitas kepada masyarakat. Komunitas

dihayati sebagai sarana untuk mencapai tujuan. Doa bersama merupakan

tempat untuk sharing pengalaman iman. Mengundang orang luar untuk

berdoa bersama, pelayanan dipilih sejauh tidak merugikan kesaksian hidup

komunitas karena hidup komunitas itu merupakan kerasulan. Maka dapat

dipahami jikalau terjadi ketegangan antara komunitas sebagai tujuan dan

komunitas sebagai sarana untuk mencapai tujuan. Masa pembinaan

merupakan masa mempersiapkan orang untuk menghayati hidup komunitas

sebagai yang bernilai dan komunitas sebagai kesaksian secara keseluruhan.

Keyakinan dasar dari komunitas kesaskian adalah komunitas kristiani secara

keseluruhan saksi hidup bersama dalam masyarakat manusia yang lebih luas

yang mengalami tindakan Allah (Darminta, 1981: 17-18).

e. Komunitas Kesaksian Sabda

Komunitas ini menekankan kesaksian sabda. Yang menjadi

komitmen pelayanan adalah menyampaikan sabda kepada masyarakat luas.

Keputusan bersama dibuat dalam terang pelayanan sabda. Pembinaan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

43

pembentukan anggota ialah memperoleh ketrampilan untuk menyampaikan

dan memberikan kesaksian dengan efektif. Karya pelayanan lebih

diutamakan yang lebih berpautan dengan pewartaan sabda. Kesaksian dasar

ialah bahwa komunitas membantu anggota-anggotanya untuk memberikan

kesaksian sabda dan ketekunan penyelamatan sabda dalam dunia masa kini.

Keputusan bersama dibuat dalam terang pelayanan sabda. Harapan dari

komunitas ini ialah bahwa dengan memberi kesaksian sabda anggota

komunitas membuat sabda hadir dan mempengaruhi masyarakat luas

(Darminta, 1981:18)

f. Komunitas Rohaniah

Dalam komunitas ini tempat merupakan hal yang penting karena

tempat merupakan pusat hidup komunitas dan tempat untuk menemukan

kekuatan. Komunitas ini mengingatkan akan para murid yang dahulu

bersama dan berkumpul di ruang perjamuan, bertekun dengan sehati berdoa

bersama-sama. Namun yang lebih penting adalah ibadat sendiri, karena

setiap orang dan juga komunitas secara keseluruhan dipanggil ke kesucian,

ke komitmen kepada doa, ke hidup cinta yang kaya bersama Allah.

Pelayanan kerasulan lebih tergantung pada bagaimana masing-masing

maupun komunitas telah mengintegrasikan kerohaniannya dengan

kebutuhan hidup dan perhatian dunia. Doa menjadi pilihan yang utama.

Faktor utama untuk mengadakan keputusan maupun perubahan ialah

“bagaimana keputusan akan mempengaruhi hidup doa masing-masing

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

44

maupun komunitas. Pembinaan dan pendidikan anggota lebih menekankan

perkembangan, Pemupukan dan pertumbuhan hidup doa (Darminta,

1981:18-19).

g. Komunitas Pneumatis

Komunitas merupakan kesatuan hidup untuk mendengarkan Roh.

Doa merupakan penantian dan pencaharian akan bimbingan Roh dari hari ke

hari. Roh terus-menerus dirasakan memanggil komunitas dalam waktu dan

tempat yang berbeda-beda. Roh menjadi faktor penentu dalam membuat

keputusan dan melaksanakannya. Dasar komunitas ini ialah keyakinan

bahwa Roh meresapi seluruh hidup, dan dengan demikian komunitas berada

di mana-mana. Tuntutannya adalah masing-masing anggota menyerahkan

diri kepada bimbingan Roh (Darminta, 1981:20).

4. Komunitas sebagai Misio

Komunitas para murid Yesus bukan hanya komunitas dari orang-

orang yang sama-sama dipanggil oleh Yesus, tetapi juga orang-orang yang

diutus. Injil Markus menceritakan: “Yesus memanggil orang-orang yang

dikehendakinya dan mereka pun datang kepada-Nya. Ia menetapkan dua

belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil”

(Mrk 3:13-14). Panggilan orang-orang dalam kelompok murid bersifat

misioner. Artinya, mereka dipanggil untuk diutus, yakni memberitakan Injil.

Dalam komunitas biara, para warga datang dan berada di situ juga karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

45

tugas perutusan dari pimpinan. Masing-masing warga mempunyai tugas

perutusan yang barangkali berbeda. Dengan demikian bahwa kebaikan dan

kebahagiaan komunitas akhirnya ditentukan bukan hanya apakah mereka

dapat hidup rukun dan bersaudara, tetapi juga sejauh mana mereka dapat

melaksanakan tugas perutusan mereka dengan maksimal dan baik

(Martasudjita, 1999: 96-98).

Komunitas religius tidaklah Injili bila tidak universal. Seorang

religius semestinya menjadi orang yang mampu menemukan pengalaman

hidupnya sebagai sarana untuk memperkembangkan relasi yang penuh

persaudaraan dengan semua umat manusia. Seorang religius dipanggil untuk

memperkembangkan kemampuannya, menerima, solider dengan siapaun;

untuk melayani semua yang tak diuntungkan dalam hidup ini dengan

kebesaran jiwa dan kesediaan, kegembiraan dan cinta; untuk merasakan

bahwa kemanapun dirinya pergi, dia harus menciptakan ikatan-ikatan

persaudaraan, persahabatan, dan saling penghargaan, dengan menjadi

saudara di antara saudara-saudara, terutama bagi mereka yang kurang

diperhitungkan dalam masyarakat (Darminta, 2003: 28-29).

Karena disatukan dalam komunitas, yang tak dapat ditawar dan

merupakan tempat konkret bagi pembaktian dan misinya, seorang religius

menjadi tanda bahwa Kerajaan persaudaraan sudah hadir. Karakter khas

komunitas adalah persaudaraan Injili. Para religius, sebagai komunitas,

mengenakan misi khusus untuk melanjutkan keselamatan yang dibawa oleh

Yesus (Darminta, 2003: 49).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

46

Seorang religius melaksanakan pelayanannya, dalam konteks “misi

gerejawi” yang khas dan khusus, sesuai dengan karisma yang mendasarinya.

Digerakkan oleh “panggilan dan pembaktian: seorang religius melaksanakan

pelayanan melalui dua model kegiatan yakni:

1. Menjawab kebutuhan manusia yang paling dasar dan karya-karya yang

secara eksplisit diperuntukan bagi evangelisasi.

2. Kaum religius tidak ikut ambil bagian dalam pelayanan “tertahbis”, tetapi

dia bertindak dalam pelayanan gereja yang dipercayakan kepada tarekatnya

dan ditegaskan oleh konstitusi yang disetujui oleh gereja. Melalui cara khas

untuk ikut serta dalam pelayanan-pelayanan gerejawi, para religius

memberikan jaminan yang berkesinambungan, baik pada lingkup pribadi

maupun pada kelembagaan (Darminta, 2003:76).

Kaum religius dipanggil secara khusus untuk mengikuti lebih dekat

dan menjadikan Dia segala-galanya bagi hidup mereka (VC 72). Panggilan

ini mengandung misi menghadirkan Kristus bagi dunia melalui kesaksian

pribadi sesuai cita-cita Tarekat masing-masing. Lebih khusus religius aktif

diutus menghadirkan Kristus melalui hidup dan karya pelayanan mereka di

tengah-tengah dunia. Oleh karena itu, bagi merekaa hidup persaudaraan

dalam komunitas diarahkan demi perutusan tersebar agar semakin bisa

memberikan diri secara utuh demi kerasulan. Demikian juga jika relasi

dengan Tuhan semakin personal, hidup berkomunitas semakin besrifat

persaudaraan, dan kesadaran untuk terlibat ke dalam misi Tarekat pun

semakin kuat (Darminta dkk, 2008:23).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

47

B. PENGERTIAN HIDUP BERKOMUNITAS

1. Pengertian Komunitas Menurut Kitab Suci

Menurut teladan Gereja perdana, ketika golongan kaum beriman

hidup sehati dan sejiwa (lih. Kis 4:32), bertekun dalam ajaran Injil, dalam

liturgi suci dan terutama dalam perayaan Ekaristi, dalam doa serta

persekutuan semangat yang sama (lih. Kis 2: 42). Sebagai sesama anggota

Kristus para religius hendaknya dalam pergaulan persaudaraan bersaing

dalam saling menghormati, saling menanggung beban mereka. Sebab berkat

cinta kasih Allah, yang karena Roh Kudus telah dicurahkan ke dalam hati

mereka. Komunitas sebagai keluarga yang sejati, dihimpun dalam nama

Tuhan, menikmati kehadiran-Nya (Konsli Vatikan II, Dekrit tentang

pembaharuan dan penyesuaian HidupReligius, art. 15)

Model komunitas yang sering digunakan untuk hidup bersama

adalah gereja perdana (Kis 2:41-47, 4:32-37). Dalam hidup mereka saling

membantu penuh persaudaraan. Mereka saling sehati, saling berbagi

pengalaman; bahkan milik mereka menjadi milik bersama. Dalam hidup itu

mereka rela berbagi, baik berbagi hal rohani maupun jasmani; hidup

spiritual dan hidup sehari-hari. Mereka dengan gembira saling berbagi hidup

rohani sehingga saling diperkuat; saling berbagi hidup sehari-hari seperti

membantu secara ekonomi. Kerelaan berbagi itulah kiranyan yang membuat

persaudaraan mereka sungguh erat dan hidup masing-masing dikuatkan.

Tidak mustahil bahwa hidup mereka itu menarik bagi orang-orang disekitar

mereka (Suparno, 2002:32-33).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

48

Komunitas Kristiani adalah komunitas yang disatukan dan dihidupi

oleh iman akan Yesus Kristus berkat pencurahan Roh Kudus. Apa yang

dilakukan ialah bertekun dalam pengajaran para rasul (pendalaman

iman/pewartaan), giat dalam persekutuan, bersemangat dalam pelayanan

satu sama lain dan sesama, serta berdoa yang puncaknya ada dalam

perayaan Ekaristi (Kis 2:41-47). Kebersamaan para murid dengan kata yang

amat menyentuh hati, yakni “mereka sehati dan sejiwa” (cor unum et

anima). Ketekunan dalam pola interaksi dan relasi yang sehati dan sejiwa.

Komunitas kristiani tentu harus berkembang ke dalam suatu pola interaksi

yang sehati dan sejiwa. Kualitas kehidupan bersama para murid mendapat

ciri khasnya dalam relasi yang sampai pada tingkat sehati dan sejiwa.

Tingkatan sehati dan sejiwa bukan mendapat perwujudannya dalam sekadar

kesamaan acara bersama, seperti makan bersama, doa bersama, rekreasi

bersama, namun tingkatan sehati dan sejiwa itu pertama-tama soal batin atau

roh yang entah bagaimana membuat satu sama lain sudah saling “terpaut”

jiwanya. Hanya dengan keterpautan hati dan jiwa itulah suatu komunitas

sungguh-sungguh menjadi komunitas yang hidup (Martasudjita, 2001: 40-

42).

Hidup bersama yang dibangun atas teladan komunitas gereja purba,

yaitu semua anggota sehati dan sejiwa untuk mewartakan Allah sesuai

dengan teladan-Nya melalui doa-Nya, amanat-Nya dan terutama wafat-Nya,

sebagai sumber perdamaian (Kis 4:32). Sebagai anggota dalam hidup

bersama dalam Kristus sebagai saudara, kaum religius hendaknya saling

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

49

menghargai dan dan saling menanggung hidup bersama. Sebagai komunitas

keluarga sejati yang dikumpulkan atas nama Tuhan oleh cinta Allah yang

meliputi anggota-anggotanya melalui Roh Kudus hendaknya bergembira

karena Dia hadir di tengah-tengah mereka. Dengan demikian hidup

berkomunitas memberikan kemungkinan konkret untuk penghayatan hidup

berkaul dengan lebih jelas dan lebih menantang, bila hidup berkomunitas

dihayati dalam komunio rohaniah maupun lahiriah eksternal dengan sesama

anggota maupun dihayati dalam ketergantungan kepada orang yang

memimpin komunitas.

Yesus membentuk komunitas para murid, dengan tujuan agar

mereka dalam kelompok menjalankan misi Yesus (Mat 10:1-8). Dalam

kebersamaan pula para murid diutus untuk mewartakan oleh Yesus dalam

pesan akhir-Nya. Maka tujuan kesatuan dan persekutuan para murid ialah

untuk merasakan kekuatan dalam membangun komunitas umat manusia

tanpa membedakan kaya dan miskin (Luk 14:16-24). Yesus pun

menanamkan jiwa pengabdian dalam komunitas para murid. Dari jiwa

pengabdian dan pelayanan itulah para murid akan menimba kekuatan untuk

mengajar, mewartakan, menyembuhkan, dan menghadapi kejahatan dan

dosa dunia. Dalam kebersamaan dan solidaritas terhadap siapapun juga, para

murid diharapkan menjadi bukan pribadi dengan kuasa yang mau menguasai

orang lain, melainkan pribadi yang sungguh merdeka agar mampu melayani,

terutama melayani yang miskin, yang memerlukan, tersingkir dari

masyarakat, dan siap untuk memberikan hidup untuk mereka. Demikian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

50

juga bahwa membangun komunitas religius diharapkan untuk memberikan

kesaksian dalam melayani tanpa memilih siapapun seperti yang ditanamkan

oleh Yesus kepada para murid-Nya (Darminta, 1981: 30-31).

Hidup bersama yang dibangun atas teladan komunitas Gereja

purba, yaitu semua anggota sehati dan sejiwa (Kis 4: 32) dengan kekuatan

ajaran-ajaran Injil, liturgi dan terutama ekaristi, hendaknya dihayati dalam

doa dan komunio semangat yang sama. Sebagai anggota dalam hidup

bersama dalam Kristus sebagai saudara, kaum religius hendaknya saling

menghargai (Rom 12:10) dan saling menanggung hidup bersama. Sebab

keluarga komunitas, keluarga sejati yang dikumpulkan atas nama Tuhan

oleh cinta Allah yang meliputi hati anggota-anggotanya melalui Roh Kudus

(Rom 5:5) hendaknya bergembira karena Dia hadir ditengah-tengah mereka

(Darminta, 1981: 31-32).

Hidup akan semakin religius, sejauh hidup itu lebih evangelis.

Tarekat-tarekat religius dan anggota-anggotanya haruslah mencari daya

upaya dan sarana untuk kembali ke Injil, agar dapat dipahami dan dihayati

dalam kondisi jaman sekarang dibawah pimpinan Roh Kudus. Pembaharuan

religius dapat diukur dan dilihat dari keterbukaannya terhadap Injil

(Darminta, 1981: 50-51).

2. Gereja sebagai Communio

Yesus telah memberi Gereja sebagai lingkungan hidup manusia

(paguyuban) tempat Ia hadir dan mengajar manusia menjadi putera-puteri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

51

dan saudara-saudari. Yesus menjadikan Gereja sumber hidup-Nya, Tubuh-

Nya, sakramnen keselamatan, Ibu dan Guru. Gereja melahirkan manusia

sebagai putera-puteri Allah yang hidup hanya untuk mengasihi dan dan

dikasihi karena belaskasihan Allah yang mau menyelamatkan manusia dari

dosa. Gereja adalah Sakramen Kesatuan persaudaraan dalam Kristus. Di

dalam Gereja manusia belajar menjadi yakin bahwa dicintai oleh Bapa

dalam Kristus. Diri manusia yang terdalam adalah Kristus yang hadir dan

bersatu dengan Bapa (Driscoll, 2002 : 38).

Pembaktian religius yang dihayati akan mencapai perkembangan

penuh dalam komunitas. Dengan pembaktiannya, seorang religius sekaligus

dan menyanggupkan diri kepada Allah dan menjadi anggota tarekat religius.

Dengan berbuat demikian dan dengan hidup di sebuah komunitas, seorang

religius memberi kesaksian akan kehadiran Kerajaan Allah, mewartakannya,

dan berjuang untuk kedatangannya. Dengan hidup di sebuah komunitas

tentu dipersatukan dalam sabda Allah dan Ekaristi, para religius menyambut

misi khas bersama untuk mengubah dunia dengan kerja sama dalam misi

penyelamatan Kristus. Dalam Gereja aspek komunitas religius merupakan

ungkapan yang menunjukan kesamaan martabat masing-masing anggotanya,

kesamaan fundamental sebagai anak-anak Allah, sebagai pribadi yang

dipanggil dan dibaktikan. Komunitas religius berdasarkan Sabda Allah,

yang memanggil anggota-anggotanya untuk mengikuti Yesus dengan

meninggalkan gaya hidupnya dan dengan mengenakan gaya hidup religius

yang dimasuki: “hidup dalam kebersamaan”. Komunitas religius dibangun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

52

atas dasar panggilan yang diterima oleh anggota-anggotanya untuk

mengikuti Kristus. Ukuran dari suatu komunitas religius bukanlah demi

kegunaan atau keuntungannya, melainkan terutama demi kenabian.

Dalam Gereja, komunitas persaudaraan religius mengungkapkan

tanggung jawab bersama dari semua anggotanya, sebagaimana mereka

berbagi dalam organisasi internal dalam pelayanan-pelayanan, yang

diemban oleh tarekat untuk mewujudkan misinya. Hidup berkomunitas juga

memberi kesaksian terhadap luasnya keanekaragaman anugerah dan

karisma, kebutuhan dan panggilan, peranan dan pelayanan. Hal itu

menunjukan bahwa tidak ada komunitas Kristiani yang dari dirinya sendiri

merupakan sebuah “sel” Gereja. Oleh karena itu, komunitas harus masuk

dalam totalitas Gereja dan menimba hidup dari totalitas Gereja. Ini berarti

bahwa komunitas religius hidup dalam kebersamaan dengan semua unsur

Gereja baik pelayan-pelayan terthabis maupun awam (Darminta, 2003:23-

27).

Setiap anggota Gereja dipanggil Allah untuk mencapai kesucian

hidupnya. Mereka dipanggil Allah bukan berdasarkan perbuatan mereka

melainkan karenanya, supaya dengan kesucian tersebut cara hidup di dunia

ini menjadi lebih manusiawi (Lih. Konsili Vatikan II, Konstitusi Dogmatis

tentang Gereja, art. 40).

Kesucian Gereja tersebut harus tampak dalam buah rahmat yang dihasilkan

oleh Roh dalam hidup kaum beriman. Masing-masing anggota Gereja dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

53

mencapai kekudusan/kesempurnaan hidup melalui berbagai bentuk pilihan

hidup dan karya.

Ikatan persaudaraan antar anggota menjadi lebih erat, hendaknya

mereka yang disebut para bruder, para rekan sekerja, atau dengan nama lain,

melibatkan diri secara lebih erat dengan perihidup serta karya-karya

komunitas (Konsili Vatikan II, Dekrit tentang Pembaharuan Hidup Religius

art. 15).

Hidup bersaudara dalam arti hidup bersama dalam cintakasih

merupakan lambang yang jelas bagi perekutuan gerejawi. Corak hidup itu

dipraktekan secara khas dalam Tarekat-tarekat Religius dan serikat-serikat

Apostolis. Di situ hidup komunitas beroleh relevansi khusus. Dimensi

persekutuan persaudaraan juga tidak asing bagi institut-institut Sekular, atau

bahkan bagi bentuk-bentuk hidup bakti yang dihayati secara perseorangan.

Dengan hidup sebagai murid Kristus menurut Injil, mereka semua

menyanggupkan diri untuk melaksanakan “perintah baru” Tuhan, yakni

saling mengasihi seperti Ia mengasihi kita (bdk. Yoh 13:34). Para anggota

hidup bakti, yang menjadi “sehati sejiwa” (Kis 4:32) melalui cintakasih

yang dicurahkan ke dalam hati mereka oleh Roh Kudus (bdk. Rom 5:5),

mengalami panggilan batin untuk berbagi bersama segala sesuatu: barang-

barang materiil dan pengalaman-pengalaman rohani, bakat-kemampuan dan

inspirasi-inspirasi, cita-cita kerasulan dan pelayanan kasih: dalam hidup

berkomunitas kuasa Roh Kudus yang berkarya dalam seorang indivudu

sekaligus tersalurkan kepada semua anggota. Dengan demikian dalam hidup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

54

berkomunitas dalam cara tertentu perlu menjadi jelas, bahwa lebih dari

sekedar upaya untuk menunaikan perutusan khusus persekutuan

persaudaraan itu ruang yang disinari oleh Allah, untuk mengalami kehadiran

tersembunyi Tuhan yang bangkit mulia (bdk. Mat 18:20). Berkat cintakasih

timbal-balik antara semua anggota komunitas cintakasih yang dipupuk

melalui sabda dan Ekaristi, dimurnikan dalam sakramen perdamaian, dan

ditopang oleh doa untuk kesatuan, anugerah khusus Roh bagi mereka yang

dengan patuh mendengarkan Injil. Roh Kudus sendirilah yang membimbing

jiwa untuk mengalami persekutuan dengan Bapa dengan Putera-Nya Yesus

Kristus (bdk. 1 Yoh 1:3), dan persekutuan itu sumber hidup bersaudara.

Rohlah yang membimbing komunitas-komunitas hidup bakti dalam

menunaikan misi pelayanan mereka kepada Gereja dan kepada segenap

umat manusia, menurut inspirasi asli mereka (VC, 62-64).

Membangun komunitas adalah sebuah proses untuk membentuk

setiap pribadi. Setiap anggota wajib membangun diri dari dalam, saling

membangun dalam kerja sama, pembicaraan, dan pergaulan, dan atas dasar

itu semua anggota bersama membentuk kesatuan di bawah pembinaan

seorang pemimpin.

Cinta persaudaraan merupakan inspirasi yang mengatur hidup dan

hubungan antara komunitas. Tak jarang mendengar ungkapan yang

mengatakan bahwa harus ada semangat “sehati dan sejiwa”. Maka untuk

mencapai itu segala macam hal yang menyebabkan perbedaan harus

dihindari, karena perpecahan inilah merupakan hambatan adanya semangat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

55

sehati dan sejiwa. Bila ada perbedaan watak, dan karenanya terjadi

perbedaan-perbedaan yang mungkin mencekam, hendaknya kesatuan, damai

dan cinta dipulihkan kembali dengan mengingat kembali bahwa tiap-tiap

religius adalah saudara satu sama lain dan sama-sama anak-anak Bapa yang

satu. Dengan demikian adapun kecenderungan-kecenderungan tertentu

dalam hidup yang perlu diperhatikan yang kadang menghambat tumbuh dan

berkembangnya kesatuan hati dan jiwa.

Hubungan-hubungan rohani dan kerja sama timbal-balik penuh

persaudaraan antara berbagai Tarekat Hidup Bakti dan Serikat-serikat Hidup

Apostolis ditopang dan dimantapkan oleh kesadaran akan persatuan

Gerejawi. Mereka dipersatukan oleh komitmen bersama untuk mengikuti

Kristus, dan yang diilhami oleh Roh yang sama niscaya akan menampilkan

secara kelihatan, ibarat ranting-ranting pada suatu pokok anggur, kepenuhan

Injil cinta kasih (Darminta dkk, 2008:78).

Dunia telah memasuki millenium baru yang dibebani pertentangan-

pertentangan dalam kemajuan ekonomi budaya dan teknologi, yang

menjanjikan kemungkinan amat luas bagi kelompok kecil yang serba

beruntung, sedangkan itu meninggalkan jutaaan rakyat lain bukan sekedar

pada pinggiran-pinggiran kemajuan tetapi dalam kondisi hidup yang jauh di

bawah minimum menurut tuntutan martabat manusia. Skenario kemelaratan

melebar luas tanpa batas, selain bentuk-bentuk tradisionalnya juga pula yang

lebih baru sering menyangkut sektor dan kelompok kaya-raya finansial,

yang diancam oleh keputusasaan akibat tiadanya makna dalam hidup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

56

mereka, akibat kecanduan narkoba, rasa takut ditinggalkan dalam keadaan

lanjut usia atau banyak penyakit, akibat marginalisasi dan diskriminasi

sosial. Mereka yang mengalami penggusuran secara tidak adil oleh

penguasa-penguasa yang memiliki modal, pengangguran, anak-anak

jalanan, yang tidak memiliki tempat tinggal (NMI, art 50).

Untuk menjembatani berbagai persoalan kehidupan menggereja,

Gereja menyadari kembali salah satu aspek jati dirinya sebagai persekutuan

hidup beriman (communio). Hidup pesekutuan ini merupakan tantangan

dalam hidup menggereja, yang ditandai ileh berbagai panggilan dan fungsi.

Unsur baru hidup persekutuan menggereja untuk dewasa ini ialah

persekutuan dengan dunia berbagai dinamika hidupnya sebagaimana

ditegaskan di dalam Gaudium et Spes. Persekutuan hidup menggereja

maupun persekutuan di dalam masyarakat kiranya tidak cukup hanya

dilandasi oleh kesamaan nasib, tetapi dilandasi oleh yang laing hakiki dari

jati diri manusia, sebagaimana di wahyukan oleh Allah, ialah bahwa semua

manusia adalah citra Allah dan seluruh alam semesta alam merupakan

anugerah Allah untuk menjadi sarana membangun hidup dalam kecitraan

Allah (Darminta, 1993:44-46).

3. Komunitas Religius

Komunitas religius pada dasarnya merupakan komunitas rohaniah.

Orang-orang yang ada di dalamnya diikat oleh panggilan Allah. Allah

sendirilah yang telah mempertemukan untuk hidup bersama dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

57

komunitas. Yesus Kristus menjadi saudara sulung, dan Roh Kudus menjadi

jiwa komunitas. Komunitas religius disebut komunitas hidup bakti. Di

dalam komunitas hidup bakti para anggota membangun persekutuan religius

dengan maksud ingin membaktikan seluruh hidupnya kepada Tuhan dan

sesama. Setiap komunitas hidup bakti dibangun atas dasar semangat,

kharisma dan latar belakang sosial budaya yang berbeda namun disatukan

oleh cita-cita atau tujuan yang sama. Komunitas religius muncul dari

inisiatif orang-orang yang bermaksud membaktikan diri secara penuh

kepada Allah dan sesama (VC, art. 72).

Komunitas religius merupakan pertemuan hidup, dimana usaha

perorangan untuk melaksanakan panggilan seturut kharisma khusus

dihadapkan dengan tugas pengabdian sehari-hari yang ditunaikan terhadap

sesama. Komunitas religius sebagai kesatuan di tengah-tengah umat Allah

dapat menjadi pusat samadi, pusat liturgi atau pusat pemeliharaan dan

bimbingan rohani. Komunitas dapat menjadi sumber ilmu kebudayaan dan

pendidikan sumber cintakasih dan pengorbanan basis operasi bagi kesatuan

gerak cepat dibidang sosial, komunikasi, evangelisasi dan pembangunan.

Komunitas dapat juga hidup sebagai kesatuan yang memikirkan, memimpin

dan merencanakan serta mengatur kehidupan kongregasi ataupun Gereja.

Dalam semuanya itu komunitas religius hanya dapat berfungsi bila ia

menempatkan diri pada tingkatan rohani, di mana ia bersatu dengan Kristus,

bekerja digerakan oleh Roh Kudus (Soenarjo, 1971:8).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

58

Komunitas adalah sebuah kehidupan bersama. Kehidupan bersama

adalah suatu anugerah dan karunia Allah. Ciri Khas dari satu karunia Allah

adalah diberikan, dihadiahkan. Komunitas sebagai karunia berarti bahwa

komunitas yang dimiliki, bukanlah hasil jerih payah sendiri (Martasudjita,

1999:89).

Dalam komunitas biara orang mempunyai kamar sendiri-sendiri, di

rumah tidak. Komunitas religius “bukan kelompok teman akrab”, sehingga

hubungan dalam komunitas tidak buat-buat. Persahabatan dengan 30 atau 40

orang tidak mungkin terjadi karena hubungan dalam komunitas tidak seperti

kawan atau sahabat karib. Komunitas religus bukan “perusahaan”, dimana

orang berhubungan hanya untuk bekerja saja, selain itu masing-masing

mempunyai tugasnya sendiri-sendiri. Komunitas religius juga bukan

“tentara”, yang ditentukan dari atas menurut kebutuhan Negara. Biarpun

anggota religius harus taat kepada pimpinan. Namun ketaatan anggota

komunitas tidak sama dengan ketaatan tentara (Jacobs, 1985: 112-113).

Hidup setiap anggota komunitas harus dinyatakan dalam

kebersamaan. Komunitas berarti membangun dunia sendiri sambil

membangun dunia orang lain (Jacobs, 1985 :114).

Dalam komunitas, seseorang dipanggil untuk mencintai orang lain

sebagaimana adanya, dengan luka-luka, kekurangan, dan kelebihannya,

bukan sebagaimana yang kita kehendaki. Komunitas berarti saling

memberikan kemerdekaan, kepercayaan dan peneguhan. Dalam komunitas

juga diharapkan untuk saling menghormati dengan cara saling

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

59

mendengarkan, dalam semangat saling percaya, dan dengan mati terhadap

diri sendiri sehingga orang lain dapat hidup, berkembang, dan menjadi

anugerah (Nouwen, 1998:25).

C. KONGREGASI SANTO CAROLUS BORROMEUS

MEMBANGUN KOMUNITAS REKONSILIATIF

1. Tantangan Hidup Berkomunitas dalam Kongregasi CB

Para suster saat ini menghadapi suatu tantangan besar dalam

konteks sekarang ini. Sebagai religius dalam Gereja yang hidup dalam

masyarakat global sekarang ini, kehidupan dalam komunitas merupakan

tanda iman dan harapan bagi sesama. Bagi para suster CB untuk menjadi

pembawa damai bagi orang lain adalah harus mulai dari komunitas sendiri.

Apabila pengalaman setiap suster dalam komunitas sungguh autentik,

komunitas akan menjadi komunitas yang memberikan kesaksian yang

efektif akan Kasih Allah. Langkah pertama ialah memulai dimana berada

sejak saat ini (Kapitel Umum dan Kapitel Provinsi 2005:35).

Membawa damai kepada komunitas dan pelayanan kerasulan

seharusnya menjadi identitas religius CB yang diutus di tengah-tengah

masyarakat yang penuh dengan kekerasan dan korup. Damai dalam

komunitas berarti bahagia dalam menjalani hidup, dalam berkarya dan

dalam melakukan peziarahan hidup bersama dalam komunitas dan

pelayanan kita sebagai suster-suster CB. Damai yang dimaksud adalah

kedamaian spiritual dalam arti ‘compassion’ (belarasa), saling mengasihi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

60

dan saling memperhatikan. Damai seharusnya menjadi misi dalam

pelayanan kerasulan dimanapun para suster CB berada dan apapun bentuk

pelayanannya. Para suster CB dipanggil untuk membawa damai melawan

roh-roh jahat seperti: suasana antipasti, rasa benci, iri hati dan saling

menyalahkan di antara oarng-orang tersebut, dan dalam keadaan seperti itu

mereka meninggal satu persatu (EG. 112). Bahkan dalam masyarakat,

komunitas, keluarga-keluarga dan dalam Gereja pun tidak bebas dari roh-

roh jahat semacam itu (Kapitel Provinsi 2011:14-15).

Kongregasi CB menekankan nilai pentingnya komunitas dalam

kehidupan sebagai religius. Dalam keberagaman sifat dan pandangan, Tuhan

telah mengumpulkan para suster CB bersama untuk berbagi kehidupan dan

misi atau perutusan. Kehadiran Roh Kuduslah yang mengikat dan

memungkinkan para suster CB bersatu hati dan pikiran. Komunitas adalah

suatu anugerah sekaligus tugas kewajiban. Kesulitan-kesulitan yang muncul

dalam menghayati cita-cita persatuan (“communio”) tidak dapat dihindari.

Akan tetapi, justru dalam menghadapi tantangan ini komunitas menjadi

ruang istimewa tempat tempat pembinaan nilai-nilai kristiani yang otentik

seperti kerendahan hati, cinta dan pelayanan yang tidak berpusat pada diri

sendiri, kesabaran dan pengorbanan dapat terlaksana. Tidak perlu dikatakan,

dukungan diberikan, saling mendengarkan dan menemani, perubahan hati

dan pengampunan yang muncul sesudah saat-saat konflik dan kesalah-

pahaman, semua itu memberikan kesempatan bagi perkembangan menuju

kematangan dan kekayaan cinta serta iman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

61

Pengalaman “communio” harus meluas sampai kepada banyak

orang yang dengan mereka para suster CB dapat berbagi persahabatan dan

pelayanan. Oleh karena itu, para suster CB diajak untuk menciptakan

suasana “welcome” kesediaan menerima tamu, dirumah-rumah sehingga

saudara-saudari dapat merasakan kehadiran Roh Kudus yang memberi

inspirasi dan memanggil setiap orang kepada kepenuhan hidup. Sebagai

suatu pengejwantahan atas pengalaman spiritualitas, para suster CB terus

mencari cara-cara untuk mewujudkan kebersamaan yang memberikan

kesaksian warta gembira “communio” dalam dunia yang ditandai oleh

kemiskinan, ketidaadilan, pengucilan dan kerusakan ekologis; namun yang

sesungguhnya merindukan pengalaman mendalam akan kesatuan dan

harmoni (Kapitel Umum 2011:39)

Kesatuan hidup sebagai komunitas dibangun dengan doa, baik

bersama maupun pribadi, dan dipupuk dengan Ekaristi (Konst. Ps. 36).

Bersama-sama membangun dan mengembangkan komunitas sebagai fokus

dan lokus. Yesus Kristus yang tersalib menjadi sumber kekuatan dan tujuan

pelayanan suster CB. Panggilan kenabian tarekat religius untuk

berpartisipasi dalam peranan kenabian Kristus amat ditekankan oleh para

Bapa Sinode (Bdk. VC. 84). Dimensi kenabian yang menjadi jati diri hidup

bakti bersumber pada sifat radikal mengikuti Kristus. Oleh karena itu

sebagai pribadi dan komunitas dipanggil dan diutus untuk menghidupi

dimensi kenabian yang terwujud dalam ‘komunitas kontras’ sebagai

kesaksian mistik dan gerak profetik (Kapitel Provinsi 2011:42-43).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

62

Membangun hidup berkomunitas dalam communio tidaklah

mudah. Perlu suatu komitmen bersama untuk mau menghayati suatu bentuk

pertobatan konkret dalam hidup sehari-hari melalui tugas dan pelayanan

yang dipercayakan kepada setiap anggota komunitas. Semua anggota diajak

untuk berusaha menghayati hidup dalam communio kasih persaudaraan

sejati yang diterima dari Allah sendiri. Namun, banyak kesulitan dan

tantangan yang dialami oleh setiap pribadi untuk sungguh menghayatinya

karena terbentur oleh egoisme dan kepentingan diri sendiri yang justru

menghalangi pertumbuhan dan perkembangan setiap anggota komunitas

sebagai seorang pribadi yang dikehendaki Allah (Darminta dkk, 2008:35-

36).

Hidup bersama bukanlah soal yang gampang. Kadangkala setiap

pribadi betul-betul ditantang untuk berkorban demi sesama. Sebagai religius

dipanggil untuk hidup bersama dengan pribadi yang sudah direncanakan

sebelumnya, atau dengan pribadi-pribadi yang cocok, dan juga sering tidak

kenal dengan pribadi yang akan hidup bersama. Setiap orang sering

berhadapan dengan pribadi yang berbeda karakter, latar belakang asal,

perbedaan watak, perpedaan tingkat pendidikan semuanya itu menjadi

masalah dalam hidup bersama (Mujiran, 1996:267)

Menjadi anggota komunitas menuntut suatu pemahaman yang

bebas atas anggota atau pribadi lain dalam komunitas, termasuk pemahaman

atas kecenderungan-kecenderungan afektif yang ada dalam dirinya maupun

pada diri anggota-anggota lain. Dengan begitu tumbuhlah suatu hubungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

63

pribadi terjalin dengan adanya aksi dan reaksi dalam hubungan afektif satu

sama lain, dengan siapa ikatan-ikatan itu dibangun untuk hidup bersama.

Taraf kesadaran yang dicapai ialah bahwa orang lain mempunyai nilai bagi

dirinya. Dan kesadaran itu dijelmakan dalam sikap, perbuatan, tingkah laku

yang mengatur hubungan itu. Dengan begitu kesadaran itu sendiri dapat

berkembang dan dapat menumbuhkan sikap yang lebih dalam, tingkah laku

dan perbuatan yang tepat, maupun pemahaman yang semakin penuh satu

sama lain (Darminta, 1981: 23).

Realitas hidup bersama sering menimbulkan ketegangan.

Mengusahakan kesatuan dan kebersamaan dalam komunitas sering tidak

gampang, karena disebabkan oleh kemajemukan para anggota komunitas itu

sendiri, dan mungkin disebabkan pula oleh kemajemukan tugas atau bidang

pekerjaan. Kemajemukan pribadi-pribadi yang bervariasi dari suku, bahasa,

kaum dan bangsa; di tambah lagi dengan perbedaan usia, tingkat

perndidikan, bakat-bakat dan lain sebagainya iotu yang jelas sangat

membutuhkan saling pengertian dan penerimaan yang tulus ikhlas.

Sementara kemajemukan dibidang pekerjaan membutuhkan kebijaksanaan

untuk menyeimbangkan kepentingan pribadi dan kebutuhan komunitas

(Sujoko, 1986:303).

2. Pengarahan dalam menghayati Konstitusi CB

Konstitusi merupakan sarana nyata dan konkret untuk menghayati

hidup menurut Injil dan menurut kharisma kongregasi. Dengan menghayati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

64

konstitusi, sebagai religius dibantu dan diarahkan dalam menghayati hidup

mengikuti Kristus. Konstitusi memberi bentuk dan pegangan konkret untuk

menghayati dan mengembangkan spiritualitas Kongregasi. Konstitusi

merupakan cara hidup Kongregasi yang memberi warna, wajah dan identitas

konkret sebuah Kongergasi. Dengan memahami dan menghayati Konstitusi,

kita mendapatkan kekuatan untuk menanggung kelemahan manusiawi

dalam menghayati hidup religius (Kapitel Provinsi 2011:45).

Allah mengundang para suster CB untuk hidup dalam kesatuan

religius yang ditandai oleh Kharisma Bunda Elisabeth Gruyters pendiri

kongregasi CB (Konst. Ps. 29) masing-masing yang terpanggil merupakan

anugerah. Bersama-sama membangun komunitas religius dan ini menjadi

tanggung jawab bersama yang menuntut setiap orang untuk senantiasa

bertobat (Konst. Ps. 32). Dengan saling mengampuni, saling membantu dan

berunding, serta mengembangkan budaya kesetaraan, setiap orang mencari

kehendak Allah melalui penegasan bersama serta dialog sehingga seluruh

hidup dan perutusan sebagai suster CB menghadirkan Allah dan Kerajaan-

Nya (bdk. Konst. Ps. 31-32).

a. Komunitas Rekonsiliatif sebagai Pilihan

Kapitel Umum 2011 menganjurkan untuk menggiatkan hidup

berkomunitas agar menjadi komunitas kontras atau yang menampilkan

“budaya tandingan”yang memberikan kesaksian kasih, keadilan, dan

perdamaian di dunia (Kapitel Umum 2011:44).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

65

Berkembangnya “komunitas kontras” sebagai sebagai fokus dan

lotus serta memfasilitasi berkembangnya budaya diskresi, refleksi, meditasi,

dan kontemplasi dalam hidup berkomunitas. Dengan demikian seluruh

anggota dapat mengembangkan budaya pengampunan dan kesetaraan

sebagai orang yang terpanggil dalam membangun komunitas religius CB

(Kapitel Provinsi 2011:43).

Sebagai suster CB dipanggil untuk menjadi pembawa kedamaian

dalam dunia terluka yang terluka sekarang ini. Kekuatan yang menjadi pusat

gerakan rekonsiliatif adalah cinta yang bernyala-nyala kepada Yesus yang

tersalib. Pengalaman mistik selalu berdimensi sosial, artinya pengalaman

cinta yang bernyala-nyala dengan Yesus yang tersalib dan cinta yang

bernyala-nyala kepada sesama, dan mendorong suster-suster CB untuk

melakukan gerakan rekonsiliatif, demi terjadinya keselamatan sesama

(Kapitel Umum dan Kapitel Provinsi 2005:70).

Suster-suster CB dipanggil untuk menjadi wanita-wanita yang

penuh syukur. Kehadiran dan sumbangan dalam hidup komunitas menjadi

ungkapan dan perwujudan cinta dan kebahagiaan yang keluar dari dalam

batin. Oleh karena itu, cara untuk menghayati identitas sebagai murid

perempuan Yesus Kristus juga akan menjadi pancaran kasih Allah yang

meneguhkan sesama untuk mendekatkan diri kepada Dia dan memberikan

kepada masing-masing kehidupan baru setiap saat (Kapitel Umum 2011:13).

Hidup bersama dalam suatu tarekat diperlukan sikap pengampunan

dan penerimaan agar sesama saudara dapat berkembang dalam hidup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

66

panggilannya. Sebagai suster CB perlu melihat kembali kepada dasar

persatuan komunitas. Hidup dalam komunitas tarekat adalah berdasarkan

panggilan Tuhan sendiri dan bukan karena setiap pribadi mempunyai

kecocokan, kesukaan dan hobi yang sama. Oleh karena itu dapat terjadi

bahwa Tuhan memilih orang-orang berbeda karakter, watak, sifat, yang

dalam hidup bersama dapat mengalami konflik, pertentangan, dan

ketidakcocokan. Tetapi karena Tuhan yang mengumpulkan, maka setiap

pribadi harus rela hidup bersama. Bila masih sulit perlu mencoba terus-

menerus. Disinilah perjuangan hidup bersama dalam panggilan.

Perlu sadar bahwa karena setiap orang tidak memilih teman dalam

tarekat, dapat terjadi memang tidak cocok dengan teman sekomunitas.

Tetapi itu bukan alasan untuk tidak mau bekerja sama, karena Tuhan sendiri

yang telah mempersatukan maka diperlukan sikap penerimaan meski

berbeda atau bahkan bertentangan. Bila dari setiap orang hanya menerima

saudarinya sendiri dimana keunggulan sebagai seorang religius? Tentu bila

teman itu tidak cocok, hidup menjadi lebih muda dan mungkin enak. Tetapi

dengan yang tidak cocokpun bila dicoba akan menyenangkan pula. Kecauali

peneriamaan juga dibutuhkan sikap pengampunan dari anggota dan

komunitas untuk memecahkan persoalan tersebut (Suparno, 2000 : 16).

Orang dapat masuk dalam sebuah komunitas yang dihidupi oleh

Injili dengan membawa semua kelemahan yang dimiliki. Setiap pribadi

diterima sebagai anugerah Allah persis seperti adanya. Dalam Yesus Kristus

kelemahan manusia merupakan hadiah bagi komunitas, karena semua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

67

kelemahan yang dimiliki setiap orang memperlihatkan sesuatu dari kekuatan

dan cinta Allah (Louf, 24:25).

b. Dinamika Komunitas Rekonsiliatif

Kehidupan bersama dalam komunitas kadang tidak mudah. Tanpa

dikehendaki, kadang dipertemukan dengan orang-orang yang tidak cocok

dengan kita. Perbedaan latar belakang keluarga, pendidikan, pengalaman

hidup, pergaulan, dan luka batin sering menjadi sebab ketidakcocokan dan

kesalahpahaman. Mungkin komunitas Yesus dan para murid tidak jauh

berbeda. Para murid Yesus terdiri dari orang-orang yang kurang

berpendidikan, latar belakang mereka bermacam-macam. Hal ini tentu tidak

mudah bagi mereka untuk hidup bersama. Namun, pribadi Yesus menjadi

teladan, sumber cinta, dan damai yang mempersatukan mereka dalam

melaksanakan karya kerasulan demi kerajaan Allah. Pengalaman yang

mendalam akan melalui doa, keterpesonaan akan Allah dalam peristiwa, dan

bermacam-macam kejadian sehari-hari, dalam refleksi, menumbuhkan rasa

cinta mendalam akan Allah yang menjadi manusia dalam pribadi Yesus,

yang memampukan dan memberi daya untuk mencinta, memperhatikan,

memaafkan, menghargai, belas kasih, bermurah hati, mengampuni, memberi

kekuatan, melindungi. Hidup dan teladan Yesus yang diintegrasikann dalam

hidup sehari-hari dan yang meresap dalam sanubari, memampukan setiap

orang menerima dan mencintai orang lain sebagai saudara. Hal ini juga

membuat seseorang mampu menghadapi dan mengatasi masalah dan konflik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

68

yang terjadi dalam hidup bersama komunitas. Pengalaman akan Allah

memampukan seseorang untuk menjaga persatuan hidup berkomunitas.

Walaupun konflik serta perbedaan tidak akan pernah selesai (Darminta dkk,

2008:17-18)

Dasar dalam hidup membiara jelas bukanlah kesamaan hobi, sifat,

atau suku, melainkan panggilan Tuhan (Mrk 3:13-19). Seperti para murid,

dipanggil oleh Tuhan sendiri dan diutus-Nya. Setiap orang berbeda-beda

disatukan oleh Yesus dalam satu panggilan dan perutusan. Masing-masing

tetap pribadi yang berbeda dengan segala kekhasan masing-masing. Karena

dasarnya adalah panggilan Tuhan, hubungan pribadi masing-masing dengan

Tuhan menjadi dasar yang kuat untuk hidup berkomunitas, hidup dalam

persaudaraan. Akulah pokok anggur dan kamu ranting-rantingnya (Yoh

15:1-8). Semua sama-sama disatukan pokok hidup sendiri, yaitu Yesus.

Sama-sama dihidupkan dan disemangati oleh sumber yang sama: Yesus.

(Suparno, 2002:32-33).

Bila meniru hidup para jemaat perdana, jelas bahwa hidup dalam

biara, disatukan oleh Kristus sendiri dari berbagai tempat, keadaaan dan

latar belakang. Oleh karena itu, untuk membangun persaudaraan diperlukan

beberapa sikap antara lain: Kerelaan untuk saling melayani, berkorban bagi

yang lain, saling memperhatikan, mengembangkan, meneguhkan,

menghargai pribadi masing-masing, kesatuan dengan Tuhan secara pribadi,

menghargai perbedaan dan rela hidup dalam perbedaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

69

Konflik yang terjadi didalam hidup membiara dapat dibagi dua

Konflik yang besar adalah konflik yang prinsipil, yang menyangkut hal-hal

pokok dalam hidup bertarekat seperti tentang visi dan misi serta pilihan

karya besar. Dalam pendekatan untuk memecahkan persoalan konflik ini

perlu digunakan pegangan konstitusi dan keputusan pokok tarekat seperti

hasil kapitel provinsi dan umum. Konflik kecil adalah konflik dalam hidup

hidup sehari-hari tentang hal-hal kecil yang didasarkan pada rasa,

kesenangan, kebiasaan, budaya yang berbeda seperti soal makan,

kebersihan, sopan santun. Dalam praktik kehidupan justru konflik ini yang

sering terjadi karena memang dialami sehari-hari. Dalam konflik kecil ini

pemecahannya memang harus dilakukan secara terbuka dalam pembicaraan

bersama dan diperlukan perubahan sikap kedua belah pihak (Suparno,

2002:33)

Dengan demikian bahwa konflik yang terjadi didalam hidup

membiara adalah karena adanya perbedaan budaya, perbedaan karakter,

sifat, dan watak pribadi, perbedan ide dan pemikiran, dan perbedaan

generasi. Untuk mengatasi semua ini dibutuhkan suatu keterbukaan dan

komunikasi dan pada akhirnya lebih nampak pada pendalaman kasih dan

pengampunan (Suparno, 2002:36).

Dalam suatu komunitas yang hidup, pengaturan hidup harus timbul

sendirinya dari kontak antara para anggota. Untuk suatu komunitas aktif

membentuk komunitas adalah pelaksanaan dari cita-cita religius sendiri.

Oleh karena itu para anggota komunitas harus berani saling menanyai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

70

mengenai pandangan tentang hidup membiara, mengenai cita-cita religius

dan juga mengenai komunitas sendiri. Karena komunitas tidak boleh

diandaikan tetapi senantiasa harus diwujudkan kembali, maka juga

pandangan para anggota mengenai komunitas tidak boleh diandaikan begitu

saja (Jacobs, 1987:135).

Hidup bersama dalam suatu komunitas merupakan salah satu ciri

hidup religius. Penghayatan konkret religius sehari-hari terlaksana dalam

suatu komunitas. Dalam komunitas itu hidup bersama mendapatkan bentuk

konkret dan pengaturan yang menunjang tumbuh dan perkembangan hidup

rohani maupun terlaksananya tugas perutusan. Hidup bersama dalam suatu

komunitas merupakan tuntutan mutlak bagi seorang religius. Dengan

demikian bahwa hidup bersama merupakan hidup dalam persekutuan,

dimana orang sanggup dan rela untuk saling membantu, menopang,

menghibur dan memberi semangat maupun saling memberi koreksi. Dasar

dari semua itu adalah cinta, sebab manusia dipanggil untuk hidup cinta.

Hidup bersama religius merupakan hasil unsur-unsur ilahi dan

manusiawi, internal dan eksternal. Semua unsur itu membentuk komunitas.

Pada akar dari hidup komunitas itu terdapat realitas teologis dan

antropologis, psikologis, rohani dan afektif. Atas dasar itu dibangunlah

persaudaraan, yang dipupuk oleh Roh Kudus, persaudaraan yang bersumber

pada persatuan dari Allah Tritunggal. Maka komunitas religius itu

dipersatukan oleh iman yang sama, harapan yang sama, cinta kasih yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

71

sama. Hidup bersama dalam komunitas religius tidaklah sederhana begitu

saja.

c. Kesaksian Komunitas Rekonsiliatif

Dunia yang terluka karena ketidakadilan dan kekerasan yang

terstruktur membawa para suster CB pada suatu kerinduan untuk

membangun komunitas rekonsiliatif. Dengan menawarkan nilai-nilai

tersebut, kongregasi CB berharap dapat melakukan suatu gerakan kontras

yang signifikan, suatu gerakan menuju habitus baru. Dengan demikian

setiap bentuk ketidakadilan, marginalisasi, dan relasi-relasi hierarkis akan

diperbaharui oleh komunitas kontras yang memperjuangkan nilai-nilai

keadilan, perdamaian, cintakasih, pengampunan dan pembebasan. Dalam

perjuangan untuk mengembalikan dunia yang terluka, yang didasari oleh

relasi mistik dengan Tuhan akan memunculkan gerakan profetik

penyembuhan, keadilan dan keindahan sehingga Allah dapat bangkit lagi

dan dialami diantara suster CB (Kapitel Provinsi 2011:23).

Kongregasi CB menghadapi suatu tantangan besar dalam konteks

sekarang ini. Sebagai religius dalam Gereja yang hidup dalam masyarakat

global sekarang ini, kehidupan dalam komunitas merupakan tanda iman dan

harapan bagi sesama. Bagi para suster CB untuk menjadi pengemban

rekonsiliasi dan alat penyembuh, harus mulai dari komunitas sendiri.

Apabila pengalaman setiap suster dalam komunitas sungguh autentik,

komunitas akan menjadi komunitas yang memberikan kesaksian yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

72

efektif akan Kasih Allah. Langkah pertama ialah memulai dimana suster CB

berada sejak saat ini (Kapitel Umum dan Kapitel Provinsi 2005:35).

Sebagai suster CB dipanggil untuk menjadi alat penyembuh dalam

dunia yang terluka; untuk membawa harapan dan kehidupan dalam

komunitas-komunitas dan masyarakat (Kapitel Umum dan Kapitel Provinsi

2005:41-43).

Membangun hidup berkomunitas sebagai tugas yang sangat

penting. Komunitas setempat akan menjadi tempat dan pusat pembaruan

selanjutnya. Semua dipanggil untuk membentuk dan membangun komunitas

kesaksian dan komunitas profetik/kenabian yang terdiri dari pribadi-pribadi

yang bersama-sama menghayati visi-misi yang sama, dikuatkan dan saling

mendukung dalam visi-misi yang sama, serta diberi wewenang dalam

kerasulan untuk mengungkapkan penghayatan spiritualitas sebagai

kongregasi secara konkret Konst. Ps.122. Oleh karena itu, kesanggupan dan

kesediaan mereka yang memimpin untuk menciptakan dan membangun

suasana dialog timbal balik, kesetiakawanan, dan penegasan roh adalah

sangat penting dalam membina dan membangun komunitas (Kapitel umum

dan Kapitel Provinsi 2005:41)

Di tengah arus globalisasi yang melindas cepat, dunia tampak

keterpecahan dan keterlukaan dunia yang semakin tajam. Sebagai pribadi

dan sebagai kongregasi, diajak turut serta menyebabkan keterlukaan dunia

ini. Kesadaran ini mendorong suster CB untuk terus-menerus bertobat dan

mengembangkan budaya rekonsiliasi. Budaya rekonsiliasi ini akan tampak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

73

dalam gerakan yang membela kehidupan, menghargai orang kecil,

mengembangkan pengampunan, menjaga kutuhan yang dimulai dari diri

sendiri, dalam komunitas dan meluas ke tempat kerasulan (Kapitel Umum

dan Kapitel Provinsi 2005:11).

Gerakan komunitas rekonsiliatif dapat bertumbuh, bila suster CB

mampu menggali dan meneladan semangat Bunda Elisabeth Gruyters

pendiri kongregasi CB, yang cintanya membara kepada Yesus Yang

Tersalib dan membakar hatinya dengan kasih yang bernyala-nyala kepada

sesamanya yang menderita. Kekuatan cinta Allah yang tanpa syarat inilah

juga yang menjadi kekuatan suster CB dalam menghidupkan semangat

rekonsliliatif (Kapitel Umum dan Kapitel Provinsi 2005:12).

Sebagai religius wanita di panggil untuk menjadi alat dan pembawa

pengampunan bagi sesama. Inilah merupakan tugas besar tetapi sekaligus

anugerah panggilan bagi suster CB sebagai wanita pemberi kehidupan yang

maknanya berkaitan erat dengan siapakah dan apakah suster CB. Anugerah

sifat-sifat alami sebagai wanita, kewanitaan dan keibuan tampak dalam

kemampuan memberi, memlihara, dan menopang hidup merupakan sifat

yang diperlukan untuk mengembalikan suatu lingkungan yang berpihak

pada kehidupan (Kapitel Umum dan Kapitel Provinsi 2005 :17)

Dalam keadaan dunia yang semakin terpecah dapat memunculkan

suatu kerinduan untuk membangun budaya baru, budaya rekonsiliasi yang

bertitik tolak dari spiritualitas Bunda Elisabeth. Kekhasan semangat

Kongergasi tampak dalam kontemplasi Bunda Elisabeth pada Yesus yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

74

Tersalib. Kontemplasi tersebut menampakkan Bunda Elisabeth dengan

Yesus Tersalib. Kerinduan untuk dipersatukan memunculkan keinginan

untuk mengambil bagian “Duka Ilahi” dalam keterlukaan dunia (bdk.

EG.39) dan keterpecahan dalam masyarakat yang ditimbulkan sebagai

akibat dari globalisasi dan modernisasi (Kapitel Umum dan Kapitel Provinsi

2005:60-61).

Tanda-tanda zaman mengundang bagaimana suster CB mempunyai

daya, apakah hidup sebagai suster CB dapat merespon kebutuhan manusia

zaman ini yang ditandai rasa cemas, apatis menghadapi keadaan, dan kurang

percaya diri sehingga sulit berkomitmen. Suster CB yang hidup pada zaman

kini juga ditantang untuk menjawab kebutuhan, dengan hidup pelayanan

yang berfokus pada pelayanan bagi yang miskin, yang tertindas, dan yang

menderita agar dibebaskan dalam keutuhan Kerajaan Allah. Dengan

demikian untuk mewujudkan semangat Kongregasi tersebut merupakan

perjuangan yang tak kunjung henti. Dampak globalisasi tersebut mendesak

suster CB untuk mengembangkan budaya rekonsiliatif melalui berbagai

macam kemungkinan. Dalam bidang pendidikan, bagaimana menjadi

pendidik dalam karya kerasulan pendidikan, bagaimana menjadi penyembuh

dalam karya kesehatan, karya sosial-pastoral dan menjadi Pembina. Dengan

demikian tetap memiliki harapan menjadi suster CB yang membawa

rekonsiliasi dengan berbagai model kehadiran yang ditandai oleh karya-

karya yang dilakukan. Karya yang dilakukan ikut membentuk model

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

75

kehadiran yang menumbuhkan harapan (Kapitel Umum dan Kapitel

Provinsi 2005:61).

Jika melihat zamannya yang semakin berkembang dan tantangan

juga semakin meningkat, maka para religius diundang untuk menghadirkan

kerajaan Allah sebagai tanda di tengah-tengah masyarakat. Di tengah

pertikaian masyarakat saat ini kaum religius tampil sebagai pribadi yang

penuh pengampunan. Di tengah arus materialisme dan konsumerisme, kaum

religius dapat hidup sederhana. Di tengah kebencian dan balas dendam,

kaum religius dapat memberi contoh hidup bersaudara satu sama lain. Di

tengah orang mengejar jabatan, kedudukan dan kekayaan, kaum religius

menempatkan dirinya sebagai orang miskin, dengan terjun dan dengan

sehati sejiwa berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka

memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan

brsama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati. Dan mereka disukai

semua orang dan setiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang

yang diselamatkan (Mujiran, 2002: 22).

Kaum religius dipanggil untuk menjadi nabi yang menegakan

keadilan lewat kata dan perbuatan. Hidup seorang religius akan selalu

menarik hanya sejauh ia menyerahkan diri seutuhnya kepada Tuhan dan

sesama secara adil dan bertanggungjawab. Ia dipanggil Tuhan untuk

menjadi panutan bagi sesama dalam sikap dan tindak keadilan (Peter,

1986:114).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

76

Bertindak secara rekonsiliatif dan penuh belas kasih merupakan

tuntutan dari rasa kemanusiaan yang mendalam. Rasa kemanusiaan yang

mendalam inilah yang mempertemukan semua orang pada kasih yang penuh

kelembutan hati. Untuk betindak seperti itu, diperlukan bahwa setiap atau

sekurang-kurangnya yang beriman berani kembali hadir pada inti serta pusat,

yang menyatukan umat manusia. Membangun hati yang damai, hening dan

jernih lewat doa dan hadir pada Allah merupakan kondisi yang perlu, agar

tidak terjebak pada perangkap tindak kekerasan. Bertindak tanpa kekerasan

itulah yang sepantasnya diwujudkan ditengah-tengah masyarakat yang

menderita karena berbagai macam tindak kekerasan. Manusia ditantang untuk

menghapus segala macam tindak kekerasan tanpa menggunakan kekerasan.

Hal ini merupakan tindakan iman yang mengandaikan bahwa manusia

mampu mengolah diri (Darminta, 1993:55-56).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

77

BAB IV

SUMBANGAN KATEKESE DALAM UPAYAMEMBANGUN KOMUNITAS REKONSILIATIF

SUSTER-SUSTER CB

Pada bab III penulis telah memaparkan gagasan tentang

pengampunan dan rekonsiliasi dalam membangun hidup berkomunitas

merupakan kebutuhan bagi setiap orang dalam membangun relasi dengan

sesama. Terbentuknya komunitas rekonsiliatif diandaikan sehati sejiwa yang

sungguh menampakan perwujudan pembaktian diri secara total kepada

Tuhan dan sesama. Dengan demikian tujuan tindakan rekonsiliatif dan

penuh rasa belas kasih bukanlah mengalahkan atau menghina tetapi untuk

pertobatan, menghapus permusuhan bukan musuh. Untuk itu untuk

membangun komunitas rekonsiliatif membutuhkan suatu proses yang terus-

menerus untuk memperbaharui diri dari setiap pribadi, yang bertumbuh dan

berkembang untuk mengembangkan komunitas rekonsiliatif yang sehati dan

sejiwa.

Pada bab IV, penulis akan memaparkan sumbangan katekese

sebagai salah satu model pembinaan untuk membangun hidup berkomunitas

rekonsiliatif Suster-suster Cintakasih Santo Carolus Borromeus sesuai cita-

cita dari konstitusi dan spiritualitas kongregasi. Dengan saling berbagi harta

jasmani dan rohani serta saling melayani, kita saling meneguhkan dan

menguatkan dalam menempuh jalan menuju kepada Allah (Konst. Art.

33:24).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

78

Katekese sebagai pembinaan ke arah pendewasaan iman. Pada

hakekatnya merupakan komunikasi iman atau kesaksian akan karya

penyelamatan Allah yang terlaksana dalam diri Yesus Kristus. Isi

komunikasi berupa penafsiran Kitab Suci atau tradisi Gereja maupun

pengalaman/kesaksian pergulatan/pertobatan hidup umat Kristen. Maka

melalui katekese ini diharapkan para suster CB semakin menemukan cara

untuk semakin mengembangkan komunitas yang rekonsiliatif melalui

pengalaman iman dalam kehidupan sehari-hari.

Bab IV ini, penulis memaparkan bagian pertama, Gambaran Umum

katekese dan pemilihan model katekese meliputi; pengertian katekese,

tujuan katekese, isi katekese, dan unsur katekese. Bagian kedua, penulis

memilih bentuk katekese Shared Chistian Praxis (SCP) sebagai salah satu

model katekese yang meliputi: langkah-langkah model SCP, penjabaran

program katekese sebagai bentuk konkret dalam usaha membangun hidup

berkomunitas yang mengampuni dalam bentuk matriks beserta contoh

persiapan katekese.

A. Gambaran Umum Katekese

Katekese sebagai salah satu usaha membantu mengembangkan dan

mendewasakan iman umat selalu mengalamai perkembangan sesuai dengan

kebutuhan, situasi dan kondisi umat. Proses katekese tidak dapat dipisahkan

dari subyek atau pelaku katekese dan lingkungannya. Dengan kata lain

katekese memiliki arti yang luas dan dalam sejarah Gereja pengertian ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

79

selalu berkembang sesuai dengan situasi, tuntutan dan perkembangan

zaman.

Perkembangan katekese yang disebabkan karena tuntutan

perkembangan zaman tersebut, menjadikan pemahaman para ahli mengenai

katekese sangat beragam sesuai dengan tuntutan keadaan Gereja tempat

mereka mengabdikan diri. Karena pengertian dan maksud katekese begitu

luas dan beragam, maka pemaparan penulis mengenai arti, tujuan, dan

unsur-unsur katekese terbatas sebagai usaha pendewasaan iman untuk

memungkinkan semakin berkembangnya sikap pengampunan dalam

membangun komunitas yang rekonsiliatif suster-suster CB.

1. Pengertian Katekese

Mengenai tujuan katekese. Paus Yohanes Paulus II dalam dokumen

Cathecesi Trandendae menjelaskan tujuan katekese sebagai berikut:

Berkat bantuan Allah mengembangkan iman yang baru mulai tumbuh dandari hari ke hari memekarkan menuju kepenuhannya serta semakinmemantapkan peri hidup Kristen umat beriman, muda maupun tua.Kenyataanya itu berarti: merangsang pada taraf pengetahuan maupunpenghayatan, pertumbuhan benih iman yang ditaburkan oleh Roh Kudusmelalui pewartaan awal, dan yang dikurniakan secara efektif melalui baptis(CT, art. 20a).

Katekese sebagai pendidikan iman dan penyampaian ajaran yang

diberikan oleh para pemimpin Gereja secara sistematis dan organis

didukung dengan studi refleksi yang mendalam tentang misteri pribadi

Kristus, sesuai dengan situasi dan kebutuhan umat. Maksudnya adalah

menghantar orang beriman masuk ke dalam kepenuhan hidup Kristen yakni,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

80

makin percaya pada Yesus Kristus dan hidup semakin serupa dengan-Nya.

Dalam konteks ini katekese juga dimengerti sebagai proses sosialisasi dan

integrasi umat beriman di dalam kehidupan Gereja. Katekese adalah bentuk

pelayanan dan pembinaan yang diselenggarakan oleh Gereja supaya iman

seluruh umat dapat berkembang matang dan dewasa. Sedangkan dari pihak

umat beriman katekese adalah proses pempribadian dan pengakaran nilai-

nilai kristiani di dalam hidupnya sehari-hari.

Katekese atau pendidikan dalam iman merupakan proses

internalisasi kristiani dan sosialisasi ke dalam hidup jemaat serta masyarakat

yang didalamnya merangkum penyampaian informasi, pembentukan

identitas kristiani, dan komitmen untuk mengusahakan hidup bersama baik

komunitas kristiani maupun komunitas manusia yang lebih “baik” secara

berkelanjutan supaya nilai-nilai kerajaan Allah makin terwujud di dalam

hidup bersama (Heryatno W.W. 1998:1).

Melalui katekese sebagai pendidikan iman diharapkan komunitas

rekonsiliatif mampu menghayati nilai-nilai pengampunan dalam hidup

bersama sebagai bentuk kesaksian hidup yang menghadirkan Kristus

ditengah-tengah masyarakat.

Dalam keseluruhan tugas perutusan Gereja berusaha membantu

manusia menjadi murid Kristus (agar semakin percaya) dengan mendidik

dan mengajar tentang nilai-nilai Injili dengan cara itu Gereja membangun

diri serta mengaktualisasi panggilannya. Katekese dipandang sebagai proses

sosialisasi hidup di dalam kehidupan dan pengutusan Gereja. Dalam konteks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

81

ini katekese dipahami sebagai pendidikan dan pembinaan dalam iman.

Sebagai pendidikan dalam iman katekese membantu umat untuk semakin

memahami dan mengikuti Yesus Kristus dengan jalan menghayati dan

mewujudkan imannya menuju iman yang dewasa. Pembinaan dan

pendidikan iman dimaksudkan agar umat Kristen semakin dewasa. Dengan

demikian mampu menjadi saksi Kristus di tengah masyarakat. Setiap

anggota Kristus tidak dapat dibebaskan dari kewajiban “menerima”

katekese, sebab dengan menerima katekese umat dibantu untuk semakin

mendalami arti dan kata-kata perbuatan Yesus Kristus Putera Allah

sehingga mereka dimampukan untuk mempribadikan-Nya di dalam seluruh

tindakan dalam kehidupan sehari-hari (Setyakarjana, 1997:71).

PKKI II yang diselenggarakan di Klender pada tahun 1997

mengartikan katekese sebagai komunikasi iman atau tukar-menukar

pengalaman penghayatan iman antar anggota jemaat atau kelompok.

Melalui kesaksian para peserta saling membantu sedemikian rupa, sehingga

iman masing-masing diteguhkan dan dihayati secara semakin sempurna.

Dalam katekese umat tekanan terutama diletakan pada penghayatan iman,

meskipun pengetahuan tidak dilupakan. Katekese umat mengandaikan ada

perencanaan (Setyakarjana, 1997:68).

Katekese dimengerti sebagai komunikasi iman. Dalam komunikasi

iman masing-masing peserta diharapkan secara bebas, jujur dan terbuka

mengungkapkan pengalaman iman masing-masing dan terbuka pula untuk

menerima pengalaman orang lain sehingga masing-masing anggota saling

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

82

membantu, mengembangkan, memperkaya dan mendewasakan iman.

Maksud saling membantu untuk semakin peka dan tanggap terhadap

gerakan Roh Kudus yang selalu hadir dalam kehidupan manusia dan dunia.

Dengan demikian mereka semakin dikuatkan dalam mengambil keputusan

untuk menanggapi panggilan dan karya Allah yang dinyatakan dalam

kehidupan sehari-hari. Pengembangan dan pendewasaan iman ini

merupakan suatu proses karena katekese dilaksanakan secara teratur dan

terencana (Heryatno, 1997:19).

Dalam komunikasi iman yang ditekankan tidak hanya pembimbing

dan peserta tetapi terlebih peserta dengan peserta. Sebab arah katekese

menuntut agar peserta semakin mampu mengungkapkan diri demi

pembangunan jemaat. Yang berkatekese adalah umat artinya semua orang

beriman, yang secara pribadi memilih Kristus secara bebas berkumpul untuk

memahami Kristus. Kristus menjadi pola pribadi pun pola kehidupan

kelompok. Komunikasi iman dalam berkatekese memandang peserta

sebagai subjek, sesama dalam iman yang sederajat, yang saling bersaksi

tentang iman, berdialog dalam suasana terbuka yang ditandai sikap saling

menghargai, saling mendengarkan satu dengan yang lain. Sedangkan

pemimpin katekese bertindak sebagai pengarah dan pemudah (fasilitator).

Pemimpin katekese bertindak sebagai pelayan yang siap menciptakan

suasana komunikatif agar proses katekese dapat berjalan dengan lancar

(Lalu, 2007:12).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

83

2. Tujuan Katekese

Pada hakekatnya katekese bertujuan untuk mengembangkan hidup

beriman orang Kristen. Dalam konteks itu Paus Yohanes II menjelaskan

tujuan katekese sebagai berikut:

Berkat bantuan Allah mengembangkan iman yang baru mulaitumbuh dan dari hari ke hari memekarkan menuju kepenuhannyaserta semakin memantapkan peri hidup Kristen umat beriman,muda maupun tua. Kenyataanya itu berarti: merangsang pada tarafpengetahuan maupun penghayatan, pertumbuhan benih iman yangditaburkan oleh Roh Kudus melalui pewartaan awal, dan yangdikurniakan secara efektif melalui baptis (CT, art. 20a).

Tujuan katekese menurut Yohanes Paulus II adalah mendewasakan

iman yang masih ada dalam tahap awal dengan memelihara, merawat dan

mempertumbuhkan iman, pengetahuan dalam hidup Kristen pada umumnya.

Katekese bertujuan mengembangkan pemahaman tentang misteri Kristus,

mengembangkan rasa cinta dan kebanggaan sebagai umat Kristen serta

mendorong umat Kristen menghayati iman dalam kehidupan setiap hari.

Dengan demikian umat semakin hidup dari iman yang diresapi oleh sabda

Allah dan mengikuti Kristus secara total (Sequila Christi) kemudian

menjadi Kristus yang lain (Alter Christi) (CT, art.5). .

Melalui katekese umat beriman menerima pengajaran dan

pendewasaan semakin mengenal dan mantap menerima pribadi Kristus

sebagai Tuhan serta semakin berani menyerahkan diri seutuhnya kepada

Yesus yang diimani dan diyakini sebagai tumpuan hidup. Katekese

membantu membuka hati untuk terus-menerus mengusahakan pertobatan

hati yang jujur dan mengenal Yesus lebih dekat dengan seluruh misteri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

84

hidup-Nya dalam Injil. Paus Yohanes Paulus II lebih lanjut meneruskan

tujuan katekese sebagai berikut:

Tujuan katekese adalah menjadi tahap pengajaran danpendewasaan, artinya: masa orang Kristen sesudah dalam imanmenerima pribadi Yesus Kristus sebagai satu-satunya Tuhan, dansesudah menyerahkan diri seutuh-utuhnya kepada-Nya melaluipertobatan hati yang jujur, berusaha mengenal Yesus, yang menjaditumpuan kepercayaannya: mengerti “misteri-Nya”, Kerajaan Allahyang diwartakan oleh-Nya, tuntutan-tuntutan maupun janji-janjiyang tercantum dalam amanat Injil-Nya, dan jalan yang telahdigariskan-Nya bagi siapa pun yang ingin mengikuti-Nya (CT, art.20b).

Dalam hubungan dengan tujuan katekese umat, dokumen hasil pertemuan

kateketik antar Keuskupan se-Indonesia II (PKKI II) memahami katekese

sebagai komunikasi iman atau tukar pengalaman iman yang memiliki tujuan

sebagai berikut:

a. Supaya dalam terang Injil kita semakin meresapi arti pengalaman-pengalaman kita sehari-hari.

b. Dan kita bertobat (metanoia) kepada Allah dan semakin menyadarikehadiran-Nya dalam kenyataan hidup sehari-hari.

c. Dengan demikian kita semakin sempurna beriman, berharap,mengamalkan cinta kasih dan makin dikukuhkan hidup kristiani kita.

d. Kita makin bersatu dalam Kristus, makin menjemaat, makin tegasmewujudkan tugas Gereja setempat dan mengokohkan Gereja semesta.

e. Kita semakin sanggup memberikan kesaksian tentang Kristus dalamhidup kita di tengah masyarakat (Lalu, 2007:97).

Dari dokumen anjuran apostolik Catechesi Trandendae maupun

hasil pertemuan PKKI II, keduanya memiliki kesamaan tujuan yaitu

membantu umat atau jemaat untuk mencapai kedewasaan iman atau

memperoleh kepenuhan hidup dalam Kristus. Pada intinya katekese

sungguh perlu baik bagi pendewasaan iman maupun kesaksian umat Kristen

di tengah masyarakat. Tujuannya adalah mendampingi umat Kristen, untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

85

“meraih kesatuan iman serta pengertian akan Putera Allah, kedewasaan

pribadi manusia, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan

Kristus” (CT, art.25).

3. Isi Katekese

Isi katekese pada hakekatnya adalah kebenaran yang diwartakan

sesuai dengan ajaran Yesus Kristus. Kebenaran yang tak lain adalah Yesus

sendiri yang menjadi pusat katekese melalui segala kesaksianya-Nya. Hal

ini ditegaskan dalam dokumen (CT 1997, art. 6 Dikatakan; Katekese harus

bersifat Kristosentris, artinya dalam katekese Krsituslah sabda yang

menjelma dan Putera Allah yang diajarkan. “Misteri hidup Yesus sebagai

pesan pokok katekese harus disampaikan secara utuh. Hidup Yesus adalah

pemakluman jalan, kebenaran dan kehidupan (Yoh14:6). Maka tugas pokok

Yesus adalah mewartakan kebenaran dan kehidupan. Kristus diimani

sebagai satu-satunya Guru sejati/Guru utama (CT, art.7,8). Sifat katekese

dalam hal ini adalah membantu orang beriman menghormati Kristus, mau

mengambil bagian dan bersatu dengan hidup-Nya.

4. Tugas Katekese

Tugas katekese membantu perkembangan Gereja sebagai salah satu

bentuk untuk pembinaan iman. Tugas-tugas katekese meliputi:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

86

a. Menyuburkan dan membangkitkan pertobatan

Pertobatan sebagai momen fundamental dan pemersatu dinamisme

iman termasuk bidang katekese sekalipun pertobatan itu pada dirinya adalah

sasaran evangelisasi dalam arti sempit. Akan tetapi kenyataan menunjukkan

terutama dalam gereja yang telah bertradisi kristiani-bahwa penyerahan diri

secara menyeluruh pada awal satu katekese tidak mungkin terjadi.

Hal ini sebagian disebabkan oleh kebiasaan pembabtisan pada usia

kanak-kanak dan sebagian lagi oleh kekurangan pelayanan pastoral yang

berakibat terhambatnya perkembangan iman secara teratur dan tidak

tercapainya pertobatan (bdk CT 19).

b. Membimbing umat beriman untuk memahami misteri Kristus

Katekese yang berfungsi sebagai media pendidikan iman tidak

boleh melupakan aspek pengetahuan iman dan juga sikap iman. Tugasnya

adalah mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam dan lengkap

perihal Misteri Kristus sebagai objek sentrak iman.

c. Mendorong umat beriman bertindak aktif dalam Gereja dan masyarakat

Dalam proses pendidikan iman yang terarah pada kedewasaan

harus dikembangkan pula komponen operatif, yakni berbuat sesuatu bagi

Gereja dan masyarakat sesuai dengan situasi dan pola hiduo. Dalam konteks

ini dapat dikatakan bahwa katekese berupa inisiasi ke dalam suatu proses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

87

yang mengubah manusia secara intern. Dasar teologi perubahan ini adalah

kebersamaan dalam kematian dan kebangkitan Kristus.

Dalam seluruh proses evangelisasi tujuan katekese adalah: menjadi

tahap pengajaran dan pendewasaan, artinya masa orang Kristen sesudah

dalam iman menerima pribadi Yesus Kristus sebagai satu-satunga Tuhan,

dan sesudah menyerahkan diri utuh-utuh kepadaNya melalui hati yang jujur,

berusaha makin mengenal Yesus, yang menjadi tumpuan kepercayaannya:

mengerti “misteri-misteriNya”, kerajaan Allah yang diwartakan olehNya,

tuntutan-tuntutan maupun janji-janji yang tercantum dalam amanat InjilNya,

dan jalan yang telah digariskanNya bagi siapapun yang ingin mengikutiNya

(CT art 20).

Secara singkat tugas-tugas katekese dapat dipadukan dalam fungsi

dan aktivitas gereja.

1) Katekese berupa inisiasi untuk tugas diakonia

Bentuknya: memberikan kesaksian di dunia, mendidik melakukan karya

kasih dan melayani kaum tersingkir dari masyarakat, berjuang demi

keadilan dan kedamaian.

2) Katekese berupa inisasi untuk tugas Koinonia

Katekese berkaitan dengan persekutuan gerejawi hendaknya diusahakan

semangat persaudaraan dan setia kawan, kemampuan berkomunikasi,

berdialog, dan berpartisipasi dalam hidup menggereja, sikap taat yang

wajar dan dewasa terhadap pemerintah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

88

3) Katekese berupa inisiasi untuk mendengar dan mewartakan sabda

(kerygma).

Katekese bertugas membangkitkan semangat umat untuk ikut aktif dalam

fungsi profetis Gereja termasuk mengusahakan: pembacaan Kitab Suci,

pendidikan dalam mendengar sabda Allah, penyiapan orang-orang untuk

merasul dan aktif dalam karya misioner.

4) Katekese berupa inisiasi kedalam liturgi

Katekese mempersiapkan umat untuk menerima sakramen-sakramen

dengan layak dan bermafaat, untuk mencintai dan dan meditasi, untuk

menghayati kebaktian-kebaktian liturgi lainnya.

5) Katekese berupa inisiasi untuk panggilan hidup menggereja

Termasuk dalam kegiatan ini mengungkapkan pelayanan dan peranan

pribadi-pribadi dalam hidup menggereja, memberitakan pengarahan dan

pembinaan panggilan imamat dan hidup membiara.

6) Menumbuhkan dan mendewasakan sikap

Pendidikan sikap harus juga menjadi sasaran katekese, bahkan tugas ini

jauh lebih menentukan. Pengetahuan agama dan perilaku kristiani tidak

menjamin pertumbuhan iman, jika tidak padu dengan pendewasaan sikap

iman. Pendewasaan sikap iman dijadikan tujuan sentral dari kegiatan

katekese. Untuk memahami tujuan sentral perlu dipahami konsep biblis

dan tradisi yang menempatkan pada pusat hidup seorang Kristen sikap

dasariah ini, iman pengharapan dan cinta kasih, dalam proses pendidikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

89

iman ketiganya tidak terpisahkan, sebab pada dasarnya pengharapan dan

cinta adalah dimensi yang tidak terpisahkan dari sikap iman.

5. Unsur-unsur Katekese

Unsur-unsur katekese dapat membantu menumbuhkan dan

mengembangkan iman umat. Maka unsur-unsur katekese tersebut meliputi:

a. Unsur Pengalaman atau Praktek Hidup

Katekese umat sebagai komunikasi merupakan kesaksian yang

berpangkal pada apa yang sungguh dialami. Maka proses ini sebaikanya

bertolak dari pengalaman konkret peserta. Pengalaman adalah apa yang

terjadi pada hidup anggota atau kelompok umat. Termasuk pengalaman ini

adalah situasi umat beriman aktual dalam masyarakat dan lingkungannya.

Pengalaman ini menyangkut keseluruhan fungsi dan kegiatan umat dengan

macam-macam pandangan dan sikap hidup (Setyakarjana, 1997:74).

b. Unsur Komunikasi Pengalaman Iman

Pengalaman konkret dalam hidup nyata sehari-hari baik

pengalaman kegembiraan maupun keprihatinan dikomunikasikan dan diolah

oleh peserta katekese umat. Unsur penting yang perlu dikomunikasikan

adalah keterlibatan Allah dalam setiap pengalaman, manusiawi. Dalam

komunikasi ini diungkapkan keprihatinan maupun kegembiraan iman yang

merupakan keadaan dan sikap umat pada saat itu (Setyakarjana, 1997:75).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

90

c. Unsur Komunikasi dengan Tradisi Kristiani

Iman umat Kristiani didasari oleh pribadi Kristus dan iman para

rasul yang mengimani Allah sebagai sumber keselamatan. Katekese tidak

dapat terlepas dari kesaksian para rasul yang pertama-tama terungkap dalam

Kita Suci dan dihayati oleh Gereja sepanjang masa hingga saat ini, maka

dari itu komunikasi iman juga menyangkut ajaran Gereja yang secara resmi

diteruskan oleh hierarki. Ajaran Kristiani perlu dimengerti secara luas

menyangkut tradisi, spiritualitas, liturgi dan segala praktek hidup Gereja

yang menampakan Kristus (Setyakarjana, 1997:75).

d. Unsur Arah Keterlibatan Baru

Kelompok murid Kristus adalah kelompok yang dipanggil dan

diutus. Maka katekese umat sebagai komunikasi iman harus menolong para

peserta umat mengalami panggilan mereka itu dan menjalankan pengutusan

mereka. Untuk itu komunikasi iman terarah kepada pembaharuan hidup dan

keterlibatan kelompok umat dalam pengembangan masyarakat. Dengan

demikian panggilan dan perutusan sebagai murid semakin nyata di dunia

yakni banyak orang mengalami karya keselamatan Allah (Setyakarjana,

1997:7).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

91

B. Relevansi Katekese Dalam Hidup Berkomunitas Suster-suster CB

Para suster CB juga berupaya untuk membangun komunitas

pengampunan melalui salah satu model katekese yang menekankan

pengalaman iman dalam terang Injil. Dengan demikian bahwa dalam

membangun komunitas pengampunan semakin sempurna dalam beriman,

berharap, mengamalkan cinta kasih dan semakin dikukuhkan hidup

Kristiani.

Melalui katekese para suster CB diajak untuk menemukan kasih

dan pengampunan dalam hidup berkomunitas sehingga sanggup memberi

kesaksian tentang Kristus dalam hidup sehari-hari di tengah masyarakat. Hal

ini yang sangat ditekankan oleh Bunda Elisabeth pendiri kongregasi CB

yang merupakan kekhasan spiritualitas kongregasi yang tampak dalam

kontemplasi Bunda Elisabeth pada Yesus yang tersalib, sehingga

memampukannya untuk bertindak sebagai pengemban rekonsiliasi pada

zamannya dengan cara memberikan kesaksian Kristus yang dialaminya

dalam kehidupannya sehari-hari. Sebagai suster CB misteri salib menjadi

daya dalam melaksanakan perutusan sebagai pengemban rekonsiliasi dalam

dunia yang terluka. Para suster CB dimampukan oleh Allah untuk menjadi

pengemban rekonsiliasi, karena Allah sudah terlebih dahulu berbelarasa

dengan manusia yang berdosa. Pengalaman akan kasih Allah yang telah

menyelamatkan inilah yang terus-menerus akan dikembangkan dan

disebarluaskan dalam hidup sehari-hari, agar menjadi daya bagi para suster

CB dalam menghayati perutusan sebagai pengemban rekonsiliasi dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

92

dunia yang terluka baik dalam hidup bersama sebagai komunitas maupun di

tempat perutusan masing-masing. Dengan demikian penulis menawarkan

katekese sebagai bentuk pembinaan dalam usaha semakin menumbuhkan

sikap pertobatan terus-menerus dalam membangun komunitas rekonsiliatif.

Sesuai dengan sasaran katekese sebagai pembinaan ke arah kedewasaan

iman, maka diharapkan iman setiap anggota komunitas semakin dewasa

sehingga sikap pengampunan dapat berkembang didalam berkomunitas.

Dengan demikian terwujudlah cita-cita komunitas yang sehati dan sejiwa.

Dalam (Kis 2;41-47, 4:32-37) Menekankan model hidup bersama

dalam Gereja perdana yang di tandai dengan saling membantu penuh

persaudaraan, saling sehati, saling berbagi pengalaman, bahkan milik

mereka menjadi milik bersama. Dalam hidup mereka rela berbagi, baik

berbagi hal rohani maupun jasmani; hidup spiritual dan hidup sehari-hari.

Mereka dengan gembira saling saling berbagi hidup rohani sehingga saling

diperkuat; saling berbagi hidup sehari-hari seperti membantu secara

ekonomi. Kerelaan berbagi itulah kiranya yang membuat persaudaraan

mereka sungguh erat dan hidup masing-masing dikuatkan.

Dalam Konstitusi Suster-suster CB juga terungkap bahwa pada

dasarnya Cintakasih Tuhanlah yang menyatukan kita bersama di dalam

persekutuan Gereja. Tuhan yang mengundang kita untuk hidup dalam

persekutuan religius yang ditandai oleh Kharisma Bunda Elisabeth. Hidup

bersama bukanlah karya manusia melainkan ada sebuah misteri Allah yang

terilhami yang tidak dapat dipahami oleh akal manusia. Disinilah setiap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

93

suster yang disatukan mulai berupaya secara terus-menerus untuk menjaga

api Roh kebersamaan dalam hidup bersama.

Menyadari akan keterbatasan setiap pribadi, sebagai komunitas

setiap saat berupaya untuk melakukan bina diri bersama antara lain melalui

refleksi, pengolahan hidup, meditasi kontemplasi dan juga dicernment.

Upaya ini diarahkan agar setiap suster tetap mengingat bahwa membangun

komunitas religius adalah tanggungjawab bersama.

Alangkah bahagia suasana biara, bila terdapat kesatuan antara para

anggota ialah jika mereka saling membantu dan berunding, agar karyanya

menghasilkan buah demi Allah (EG. 39). Ada dialog, kerja sama,

keterbukaan untuk mengupayakan agar komunitas dapat berekembang

sesuai yang dikehendaki oleh Allah.

Meneladan kehidupan Bunda Elisabeth sebagai acuan dalam

menentukan tanggapan yang relevan dan efektif terhadap situasi, kita perlu

bertemu dengan Bunda Elisabeth bagaimana beliau menanggapi keterlukaan

pada zamannya.

Setelah revolusi Perancis, Maastricth hancur lebur. Setiap perang

membawa penderitaan bagi manusia dan kerusakan terhadap lingkungan.

Keterlukaan dan kehancuran seperti itulah yang ditanggapi Bunda Elisabeth.

Ia melihat, tergerak dan bertindak secara nyata untuk meringankan

penderitaan manusia. Dengan sikap itu Bunda Elisabeth menjadi alat dalam

mendirikan kongergasi; Bunda Elisabeth dibentuk untuk menanggapi situasi

keterlukaan dalam dunia. Bunda Elisabeth mampu menangkap dengan tajam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

94

gerakan Roh dalam hidupnya karena relasi yang akrab dengan Yesus Kristus

(EG. 39-41). Pengalaman dikasihi Allah membuat ia mampu melihat realitas

dengan mata Allah, digerakan oleh belarasa dengan hati Allah, dan

bertindak dengan tangan Allah. Bunda Elisabeth tidak meragukan kasih

Allah yang dialaminya, oleh karena itu Bunda Elisabeth juga tidak ragu-

ragu akan kasih dan kehadiran Allah didalam sesama. Bunda Elisabeth

dalam ketersentuhan dengan keterlukaannya sendiri dan menyatukannnya

dengan keterlukaan orang lain dan dunia, membuat Bunda Elisabeth merasa

lebih ringan dalam menanggung penderitaannya dengan demikian terjadilah

saling berekonsiliasi antar kita kebersaman itu terjadi pula penyembuhan

dalam diri kita sendiri dan orang lain (Kapitel Umum dan Kapitel Provinsi

2005: 29).

Bunda Elisabeth mampu tergerak untuk mengambil bagian dalam

keterlukaan dunia, karena tidak terlepas dari relasinya yang akrab dengan

Yesus yang tersalib. Beriman akan Allah, harga diri yang sehat, dan sikap

yang sehat terhadap orang lain berdasar pada kasih merupakan kekuatan dari

tanda kuat akan adanya harapan dalam situasi yang penuh dengan

keterlukaan (Kapitel Umum dan Kapitel Provinsi 2005:30). Bunda Elisabeth

sangat menghargai setiap pribadi, karena melalui pribadi-pribadi tersebut ia

menemukan Allah yang berbelarasa, Allah yang mencintai tanpa syarat bagi

mereka yang terluka. Oleh karena itu kehadiran suster CB merupakan

kesaksian sebagai nabi dengan mencintai mereka yang lemah, miskin dan

tersingkir sebagai wujud dari penyembuh bagi mereka yang terluka pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

95

zaman ini sesuai dengan situasi. Dengan harapan bahwa hal ini paling

terutama adalah bagaimana setiap anggota kongregasi berusaha untuk

menghayati kasih itu dalam komunitas maupun dalam karya perutusannya

sebagai suster CB.

C. Shared Christian Praxis (SCP) Sebagai Model Katekese

Pengampunan bagi Suster-suster CB

Para religius CB merupakan pribadi-pribadi yang secara serius

berusaha menemukan kehendak Allah dalam peristiwa-peristiwa hidup yang

setiap hari dialaminya. Pengalaman perjumpaan dengan Allah itulah yang

menjadi dasar untuk membangun hidup doa, karya maupun hidup

berkomunitas.

Katekese model SCP adalah salah satu alternatif katekese model

pengalaman hidup. Katekese model SCP menekankan proses berkatekese

yang bersifat dialogal dan partisipatif yang bermaksud mendorong peserta

berdasarkan konfrontasi antar “tradisi” dan “visi” hidup peserta dengan

“tradisi” dan “visi” kristiani agar baik secara pribadi maupun bersama,

mampu mengadakan penegasan dan mengambil keuputusan demi

terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah di dalam kehidupan manusia yang

terlibat dalam dunia.

Model katekese SCP bermula dari pengalaman hidup umat, yang

direfleksikan secara kritis dan dikonfrontasikan dengan pengalaman iman

supaya muncul sikap dan kesadaran baru yang memberi motivasi pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

96

keterlibatan baru. Maka sejak awal orientasi pendekatan ini pada “praxis”

peserta.

1. Pengertian Shared Christian Praxis

a. Praxis

Praxis artinya“Praktek” (lawan dari teori), yang bukan hanya dipraktek saja

tetapi suatu tindakan yang sudah direfleksikan, praxis mengacu pada

tindakan manusia yang mempunyai tujuan untuk perubahan hidup yang

meliputi kesatuan antara praktek dan teori. Praxis mempunyai tiga unsur

pembentuk yang saling berkaitan (Sumarno, 2013:15).

1) Aktivitas

Aktivitas meliputi kegiatan mental dan fisik, kesadaran, tindakan personal

dan sosial, hidup pribadi dan kegiatan publik bersama yang semuanya

merupakan medan masa kini untuk perwujudan diri manusia (Sumarno,

2013:15).

2) Refleksi

Kegiatan atau tindakan yang telah dilakukan direfleksikan terhadap pribadi

dan juga kehidupan bersama, serta terhadap Tradisi dan Visi iman Kristiani

(Sumarno, 2013:15).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

97

3) Kreativitas

Merupakan perpaduan antara aktivitas dan refleksi yang menekankan sifat

transenden manusia dalam dinamika menuju masa depan untuk praxis baru

(Sumarno, 2013: 15).

b. Christian

Tradisi dan visi Kristiani dapat ditekankan agar iman umat semakin

mendalam dan diperkaya sehingga situasi umat di zaman sekarang dapat

terjangkau.

Tradisi Kristiani mengungkapkan realitas iman jemaat yang hidup yang

merupakan jawaban atas wahyu Allah yang terlaksana dalam kehidupan

manusia. Tradisi Kristiani merupakan sabda yang harus dihayati yang

bertujuan untuk memupuk identitas Kristiani dan memberikan inpirasi

seturut nilai-nilai Kristiani. Ada berbagai macam kekayaan iman Kristiani

seperti: Kitab Suci, sakramen, liturgi, reflkesi telogis dan spiritualitas

Kristiani.

Visi Kristiani menekankan tuntutan dan tanggung jawab perutusan

seorang Kristiani demi terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah di dunia. Visi

ini menunjukkan proses kehidupan umat Kristiani yang berkesinambungan

dan bersifat dinamis yang mengundang penilaian, penegasan dan keputusan.

Visi Kristiani dapat menjadi sarana untuk berkomunikasi dan

menumbuhkan kesatuan hati sebagai jemaat beriman. Dalam komunikasi

iman, pengalaman hidup nyata perlu diintagrasikan ke dalam Tradisi dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

98

visi Kristiani agar dapat memahami dan memaknai hidup menurut nilai-nilai

Kristiani (Groome, 1997:2-3).

c. Shared

Di dalam katekese model SCP adaShared atau sharing atau dialog

yang berarti berbagi pengalaman iman yang dialami. Maka sikap yang

dibutuhkan di dalam sharing pengalaman ini adalah mendengarkan,

menghargai, rendah hati, terbuka agar pengalaman yang dibagikan tersebut

dapat meneguhkan orang yang mendengar dan juga pengalaman yang

didengar dari orang lain dapat meneguhkan dan menguatkan hati untuk

semakin beriman kepada Yesus Kristus. Seperti yang dikatakan oleh Romo

M. Sumarno SJ bahwa Sharing berarti berbagi rasa, pengalaman,

pengetahuan serta saling mendengarkan pengalaman orang lain (Sumarno,

2013: 16).

2. Langkah-Langkah Shared Christian Praxis (SCP)

Thomas H. Groome mengemukakan 5 (lima) langkah pokok katekese model

Shared Christian Praxis yang disadur oleh Romo M. Sumarno SJ (Sumarno,

2013: 19-22). Berikut langkah-langkahnya:

a. Langkah I: Pengungkapan Pengalaman Hidup Faktual (Mengungkap

Pengalaman Hidup Peserta)

Kekhasan di dalam langkah pertama ini adalah sharing pengalaman

dari peserta katekese. Pengalaman yang sungguh-sungguh dialami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

99

diungkapkan oleh peserta dan peserta yang lain dapat mendengarkan. Hal

ini bukan merupakan suatu laporan, oleh karena itu tidak boleh ditanggapi

oleh pemandu katekese. Tetapi pemandu hanya berperan sebagai fasilitator

untuk menciptakan suasana pertemuan menjadi hangat dan mendukung

peserta untuk membagikan praxis hidupnya agar pengungkapan pengalaman

terarah pada tema dan tujuan katekese. Sikap yang harus disadari oleh

pemandu katekese dalam langkah ini adalah ramah, sabar, hormat, peka

pada latar belakang keadaan dan permasalahan peserta; katakan pada peserta

bahwa mereka boleh memilih pertanyaan yang cocok (Sumarno, 2013:19).

b. Langkah II: Refleksi Kritis Atas Sharing Pengalaman Hidup Peserta

(Mendalami Pengalaman Hidup Peserta)

Pengalaman iman yang telah diungkapkan di dalam langkah

pertama, direfleksikan di dalam langkah ini, maka peserta diberi dukungan

atau motiasi untuk lebih kritis, analitis dan kreatif untuk merefleksikan

pengalaman yang telah dialami tersebut.

Tanggungjawab pemandu katekese adalah yang pertama,

menciptakan suasana pertemuan yang menghormati dan mendukung setiap

gagasan serta sumbang saran peserta; kedua, mengundang refleksi kristis

setiap peserta; ketiga, mendorong peserta supaya mengadakan dialog dan

penegasan bersama yang bertujuan memperdalam, menguji pemahaman,

kenangan dan imajinasi peserta; keempat, mengajak setiap setiap peserta

untuk berbicara tapi tidak memaksa; kelima, menggunakan pertanyaan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

100

menggali tidak menginterogasi dan mengganggu harga diri dan apa yang

dirahasiakan peserta; keenam, menyadari kondisi peserta, lebih-lebih

mereka yang tidak bisa melakukan refleksi kritis terhadap pengalaman

hidupnya (Sumarno, 2013:20).

c. Langkah III: Mengusahakan Supaya Tradisi dan Visi Kristiani

Terjangkau (Menggali Pengalaman Iman Kristiani)

Pemandu katekese dapat menyampaikan tafsiran Kitab Suci sesuai

dengan tema, tetapi tidak menutup kemungkinan bagi peserta untuk

mengungkapkan pemahamannya tentang ayat-ayat Kitab Suci tesebut. Inti

tafsiran Kitab Suci juga harus berkaitan dengan kehidupan peserta yang

konteks dan latar belakang kebudayaan yang berlainan. Peranan pemandu

katekese ini perlu: pertama, menghormati Tradisi dan visi Kristiani yang

otentik dan normatif; Kedua, cara dan isi tafsiran bertujuan memberi

informasi dan membantu peserta agar nilai-nilai Tradisi dan visi Kristiani

menjadi miliknya; Ketiga, menggunakan metode yang tepat. Pembimbing

atau pemandu bisa menggunakan metode diskusi kelompok, memanfaatkan

produk-produk audio-visual atau media murah; Keempat, bersikap tidak

mendikte tetapi mengantar peserta ke tingkat kesadaran, tidak mengulang-

ulang rumusan, tidak bersikap sebagai “guru”, adakalanya bersikap sebagai

“murid” yang siap belajar; Kelima, tafsiran dari pemandu mengikutsertakan

kesaksian iman, harapan, dan hidupnya sendiri; Keenam, harus membuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

101

persiapan yang matang dengan studi pribadi (Sumarno, 2013: 21; bdk.

Groome, 1997:45-47).

d. Langkah IV: Interpretasi/Tafsir Dialektis Antara Tradisi dan Visi

Kristiani Dengan Tradisi dan Visi Peserta (Menerapkan Iman Kristiani

dalam Situasi Peserta Konkret)

Pemandu katekese berperan sebagai fasilitator mengarahkan

peserta agar dapat mengungkapkan hasil pengolahan atau refleksi

berdasarkan nilai Tradisi dan visi Kristiani, Menemukan bagi dirinya sendiri

nilai hidup yang hendak digarisbawahi, sikap-sikap pribadi yang picik yang

hendak dihilangkan, dan nilai-nilai baru yang hendak diperkembangkan.

Selain itu peserta dibantu untuk mengintegrasikan nilai-nilai hidup mereka

ke dalam Tradisi dan visi Krisiani demi terwujudnya Kerajaan Allah.

Peserta juga bisa mengungkapkan pengolahan refleksinya melalui tulisan,

simbol, atau ekpresi lainnya.

Peranan pembimbing atau pemandu katekese di dalam langkah ini:

pertama; menghormati kebebasan dan hasil penegasan peserta, termasuk

peserta yang menolak tafsiran pembimbing; Kedua, meyakinkan peserta

bahwa mereka mampu mempertemukan nilai pengalaman hidup dan visi

mereka dengan nilai Tradisi dan visi Kristiani; Ketiga, mendorong peserta

untuk merubah sikap dari pendengar pasif menjadi pihak yang aktif;

Keempat, menyadari bahwa tafsiran pembimbing bukan kata mati; Kelima,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

102

mendengar dengan hati tanggapan, pendapat dan pemikiran peserta

(Sumarno, 2013: 21-22).

e. Langkah V: Keterlibatan Baru Demi Makin Terwujudnya Kerajaan Allah

di Dunia Ini (Mengusahakan Suatu Aksi Konkret)

Peserta katekese diajak untuk mengusahakan suatu aksi konkrit

sebagai tanggapan terhadap pewahyuan Allah yang terus berlangsung di

dalam sejarah kehidupan manusia dalam kontinuitasnya dengan Tradisi

Gereja sepanjang sejarah dan visi Kristiani, yaitu mendorong keterlibatan

baru dengan jalan mengusahakan metanoia: pertobatan pribadi dan sosial

kontinyu. Maka tanggungjawan pemandu yaitu: Pertama, menyadari

hakikat praktis, inovatif, dan transformatif dari langkah ini; Kedua,

merumuskan pertanyaan operasional yang terarah; Ketiga, menekankan

sikap optimis yang realistis pada peserta; Keempat, pemandu dapat

merangkum hasil langkah pertama sampai keempat, supaya peserta lebih

terbantu; Kelima, mengushakan supaya peserta sampai pada keputusan

pribadi dan bersama; Keenam, sebagai penutup peserta diajak merayakan

liturgi sederhana untuk mendoakan keputusan (Sumarno, 2013:22).

D. Usulan Program Katekese sebagai Upaya Membangun komunitas

Suster-suster CB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

103

1. Pengertian Program

Program dalam arti pembinaan yaitu prosedur yang dijadikan

landasan untuk menentukan sistem urutan acara-acara pembinaan yang akan

dilaksanakan (Suhardiyanto, 2009:3)

Program komunitas adalah suatu perencanaan sistematis dengan

tujuan yang jelas yang dibuat oleh para suster CB dengan beracuan dari

hasil keputusan kapitel yang kemudian direalisasikan oleh komunitas-

komunitas para suster CB dalam jangka waktu lima tahun ke depan.

Program tersebut bertujuan membantu para suster CB untuk mencapai

tujuan yang jelas yaitu menemukan kehendak Allah.

2. Tujuan Program

Setiap kegiatan yang hendak dilaksanakan secara pribadi atau

kelompok memerlukan suatu rancangan perencanaan yang matang dan

sistematis demi tercapainya tujuan yang ditetapkan. Pelaksanaan setiap

program memiliki tujuan yakni demi kemantapan dan kelancaran suatu

tugas karena program sangat mendukung keberhasilan suatu kegiatan

(Suhardiyanto, 2009:3). Apabila suatu kegiatan tidak terprogram secara baik

maka kemungkinan besar akan mengalami kegagalan karena kegiatan yang

akan dilaksanakan tidak mempunyai arah dan tujuan yang jelas. Pada

dasarnya katekese merupakan kegiatan yang pelaksanaannya bersifat

bertahap dan berkelanjutan yang didalamnya mengajak peserta untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

104

menemukan kehendak Allah. Oleh karena itu katekese mengandaikan

adanya urutan tema yang berkesinambungan.

Tujuan pembuatan program katekese dalam skripsi ini akan

memperjelas arah dan tujuan pembinaan, mempermudah pelaksanaan

pembinaan, membantu setiap anggota komunitas Suster-suster Cintakasih

Santo Carolus Borromeus dalam memaknai pengampunan.

3. Latar Belakang Pemilihan Program Katekese serta Rumusan Tema dan

Tujuan

Hidup bersama dalam kongregasi perlu dihayati secara nyata

dalam hidup bersama dalam komunitas. Agar komunitas terpelihara

hendaknya dari setiap pribadi mengusahakan untuk membangun komunikasi

yang terbuka dengan sikap saling mengampuni antar anggota komunitas

sehingga komunitas menjadi tempat kesaksian sebagaimana yang

diteladankan oleh komunitas Gereja perdana yaitu sehati dan sejiwa.

Namun dalam kehidupan para suster CB kadang masih

mengabaikan nilai pengampunan ini sehingga banyak yang mengalami

keterlukaan yang masih dibawa dan akhirnya itu sangat nampak ketika

hidup bersama dengan para suster yang lain dalam hidup berkomunitas.

Dengan demikian maka penulis memilih salah satu model katekese untuk

membantu para suster bagaimana mampu membangun komunitas yang

rekonsiliatif melalui katekese model Sharing Christian Praxis (SCP).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

105

Membangun sebuah komunitas rekonsiliatif tidaklah mudah.

Seringkali dalam hidup bersama terjadi berbagai pro dan kontra antara satu

pribadi dengan pribadi lain yang mengakibatkan keterlukaan. Tentu dapat

diakui bahwa setiap pribadi disatukan dalam komunitas bukanlah saudara

sekandung melainkan pribadi-pribadi yang datang dari berbagai macam latar

belakang, budaya, pendidikan, keluarga dan sebagainya. Hal ini yang

memungkinkan kongregasi CB belum mampu membangun komunitas

rekonsiliatif dikarenakan setiap pribadi yang mengalami keterlukaan dengan

sesama suster belum mampu mengampuni bahkan menyimpan rasa

keterlukaan yang menyebabkan munculnya perbedaan-perbedaan dalam

komunitas.

Dengan alasan tersebut diatas, maka penulis memilih katekese

sebagai salah satu usaha untuk membantu meningkatkan semangat

pengampunan dalan hidup berkomunitas Suster-suster Cintakasih Santo

Carolus Borromeus penting direncanakan secara matang melalui

penyususnan program yang baik. Dengan adanya penyusunan program yang

baik diharapkan dapat membantu kegiatan sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai.

Dalam membangun hidup berkomunitas semangat saling

mengampuni menjadi salah satu kekuatan yang harus disadari dan

ditumbuh-kembangkan dalam komunitas. Maka pertama-tama para suster

CB di panggil untuk menjadi pengemban rekonsiliasi bagi dunia yang

terluka yang tentu terlebih dahulu memulai dari komunitas masing-masing.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

106

Komunitas adalah suatu anugerah sekaligus tugas kewajiban. Kesulitan-

kesulitan yang muncul dalam menghayati cita-cita persatuan (“communio”)

tidak dapat dihindari. Akan tetapi, justru dalam menghadapi tantangan ini

komunitas menjadi ruang istimewa tempat pembinaan nilai-nilai kristiani

yang otentik seperti kerendahan hati, cinta dan pelayanan yang tidak

berpusat pada diri sendiri, kesabaran dan pengorbanan dapat terlaksana.

Tidak perlu dikatakan, dukungan yang saling kita berikan, saling

mendengarkan dan menemani, perubahan hati dan pengampunan yang

muncul sesudah saat-saat konflik dan kesalahpahaman, semua itu

memberikan kesempatan bagi perkembangan menuju kematangan dan

kekayaan cinta serta iman (Kapitel Umum 2011:39). Komunitas merupakan

tempat untuk menimba kekuatan serta menghayati nilai-nilai kerajaan Allah

misalnya pengampunan dan cinta kasih, pengorbanan sehingga komunitas

dapat bertumbuh dan berkembang menjadi komunitas yang rekonsiliatif

karena terdapat pribadi-pribadi yang mampu menghayati nilai-nilai kerajaan

Allah yang ditawarkan oleh Yesus kepada setiap pribadi.

Dalam tulisan ini penulis menawarkan beberapa tema katekese

yang dapat dimanfaatkan untuk pembinaan komunitas. Tema yang dipilih

diangkat berdasarkan gagasan dan pemikiran penulis serta pengalaman

dalam hidup berkomunitas dengan harapan dapat membantu

mengembangkan pemahaman dan penghayatan hidup berkomunitas Suster-

suster Cintakasih Santo Carolus Borromeus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

107

4. Rumusan Tema dan Tujuan

Pada bagian ini penulis mengusulkan tema Umum dan tema-tema

khusus katekese dengan tujuannya masing-masing sebagai berikut:

Tema Umum : Pengampunan dalam Hidup Berkomunitas

Tujuan Umum : Bersama-sama pendamping, peserta semakin

menyadari pentingnya menumbuhkan sikap

keterbukaan hati untuk saling mengampuni dalam

hidup berkomunitas, sehingga setiap anggota

semakin mampu mewujudkan komunitas sehati

dan sejiwa sebagaimana yang telah dicita-citakan

dalam hidup bersama

Tema I : Spiritualitas pengampunan Bunda Elisabeth

Tujuan I : Bersama-sama pendamping, peserta semakin

mendalami spiritualitas pengampunan

khususnya dalam hidup bersama sehingga

semakin terdorong untuk menghayati serta

mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari

baik dalam hidup berkomunitas maupun hidup

karya dalam semangat pengampunan Bunda

Elisabeth

Tema II : Relevansi pengampunan Bunda Elisabeth masa

sekarang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

108

Tujuan II : Bersama-sama pendamping, peserta semakin

dimampukan untuk mewujudkan semangat

pengampunan dalam hidup sehari-hari

Tema III : Membangun Komunitas Rekonsiliatif

Tujuan III : Bersama-sama pendamping, peserta semakin

menyadari pentingnya menumbuhkan sikap

keterbukaan hati untuk saling mengampuni dalam

hidup berkomunitas, sehingga setiap anggota

dimampukan untuk membangun komunitas sehati

dan sejiwa sebagaimana yang telah dicita-citakan

dalam hidup bersama

.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

109

5. Penjabaran Program Katekese Model Shared Christian Praxis

Tema Umum : Pengampunan dalam hidup berkomunitas

Tujuan Umum : Bersama-sama pendamping, peserta semakin menyadari pentingnya menumbuhkan sikap keterbukaan hati

untuk saling mengampuni dalam hidup berkomunitas, sehingga setiap anggota semakin mampu

mewujudkan komunitas sehati dan sejiwa sebagaimana yang telah dicita-citakan dalam hidup bersama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

110

No Tema Tujuan Uraian Materi Metode Sarana Sumber Bahan

1 2 3 4 5 6 7

a MembangunKomunitasRekonsiliatif

Bersama-samapendamping,peserta semakinmenyadaripentingnyamenumbuhkansikap keterbukaanhati untuk salingmengampunidalam hidupberkomunitas,sehingga setiapanggotadimampukanuntukmembangunkomunitas sehatidan sejiwasebagaimana yangtelah dicita-citakan dalamhidup bersama

- Artipengampunan dalamKitab SuciMat18:21-35

- Semangatapa yangperlu kitamiliki untukmengampunidalam hidupberkomunitas

- Sikap-sikapapa yangperludikembangkan dalammengampuni

- Sharingkelompok

- Refleksipribadi

- Informasi

- Kitab Suci-Buku

NyanyianBermadahbagiKemuliaan

- Konstitusidan DirekCB

- EG- Tape- CD- Salib- Lilin-Teks Kitab

Suci-Teks

pertanyaanpendalaman

-Yoh 8:1-11-Konst, art.

32-33 danDirek, art.23-24

-KapitelProvinsi2011, no. 5hal 38

-EG 155-156

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

111

1 2 3 4 5 6 7

b MendalamiSpiritualitaspengampunan BundaElisabeth

Bersama-samapendamping,peserta semakinmendalamispiritualitaspengampunankhususnya dalamhidup bersamasehingga semakinterdorong untukmenghayati sertamewujudkannyadalam kehidupansehari-hari baikdalam hidupberkomunitasmaupun hidupkarya dalamsemangatpengampunanBunda Elisabeth

- Ekaristisebagai pusathidup

- Penghayatanpengampunan dalamkehidupmharian

- Menghidupidoa.Refleksi,meditasi,kontemplasisertapengolahanhidup dalamkehidupansehari-hari

- Sharingpribadi

- Informasi- Diskusi

kelompok

- Kitab Suci- Lilin- Konstitusi

dan Direk- EG- Buku

Kapitel2005,KapitelProvinsi2011

- BukuNyanyianBermadahBagiKemuliaan

- Kitab SuciMat 18:15-20

- Buku KapitelUmum danKapitelProvinsi2005, hal 26-30

- Buku KapitelProvinsi201142-43

- Konstitusidan Direk,art.32-

- EG 91-95

c. Relevansipengampunan masasekarang

Bersama-samapendamping,peserta semakindimampukan

-Menghayatisemangatpengampunan dalam

-Refleksipribadi

-Sharingkelompok

- Kitab Suci- Buku

KapitelUmum dan

- Kitab SuciMat 18:15-20

- Buku Kapitel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

112

untukmewujudkansemanatpengampunandalam hidupsehari-hari

hidupberkomunitassesuaidenganajaran Yesus

- Menerimasesama apaadanya baikkekurangannya maupunkelebihannya

- Informasi- Bernyanyi

KapitelProvinsi2005,KapitelProvinsi2011

- Buku EG- Buku

NyanyianBermadahBagiKemuliaan

Umum danKapitelProvinsi2005, hal 26-30KapitelProvinsii2011, hal 42-43

- Buku EG156

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

113

6. Contoh Persiapan Katekese

a. Indentitas

1) Pelakasana : Fransiska Tanesib Bifel

2) No. Mhs : 091124016

3) Tema : Pengampunan dalam hidup berkomunitas

4) Tujuan : Bersama-sama pendamping, peserta semakin

menyadari pentingnya menumbuhkan sikap

keterbukaan hati untuk saling mengampuni dalam

hidup berkomunitas, sehingga setiap pribadi

dimampukan untuk membangun komunitas yang

sehati dan sejiwa.

5) Peserta : Suster-suster Komunitas CB Pakuningratan

6) Tempat : Kapel Susteran CB Pakuningratan

7) Hari/Tgl : Selasa 19 Agustus 2014

8) Waktu : 90 menit

9) Model : Shared Christian Praxis

10) Metode : - Sharing Kelompok

- Diskusi kelompok

- Refleksi pribadi

- Informasi

11) Sarana : - Kitab Suci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

114

- Buku Bermadah Bagi Kemuliaan

- Konstitusi CB

- Buku EG

- Buku Kapitel

- Tape dan CD

- Salib

- Lilin

- Teks Kitab Suci Perjanjian Baru

- Teks pertanyaan pendalaman

b. Pemikiran Dasar

Dalam realitas kehidupan sekarang ini mengampuni merupakan hal

yang sulit untuk diwujudkan dalam kebersamaan baik didalam hidup

bermasyarakat maupun dalam hidup berkomunitas. Hal ini ditandai dengan

berbagai macam latarbelakang konflik, marah, kesalahpahaman, mendiamkan

orang lain, dan bahkan mementingkan diri sendiri sehingga dengan demikian

sangat mempengaruhi hidup berkomunitas menjadi tidak damai.

Komunitas suster-suster CB terdiri dari berbagai macam latarbelakang

suku, budaya, maupun dalam tingkat pendidikan yang berbeda-beda. Perbedaan

ini yang sering terjadi sehingga relasi antara sesama suster menjadi renggang.

Panggilan seseorang untuk membaktikan diri kepada Tuhan dan sesama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

115

menjadi hilang, lantaran ia tidak menemukan kebahagiaan di komunitas. Tetapi

orang dapat berkembang sebagai pribadi yang utuh karena didukung oleh

suasana komunitas yang membahagiakan. Kebahagiaan dalam kehidupan

berkomunitas tidak tergantung pada fasilitas yang tersedia tetapi hubungan

antar pribadi anggota komunitas.

Hubungan antar pribadi inilah menjadi unsur penting dalam kehidupan

berkomunitas. Mengingat komunitas dibangun oleh pribadi-pribadi dengan latar

belakang dan kematangan berbeda, maka relasi antar pribadi perlu

dikembangkan dan diupayakan, sebab perbedaan-perbedaan tersebut berpotensi

memunculkan konflik dan ketegangan.

Perbedaan-perbedaan di dalam diri anggota komunitas tersebut

menandakan bahwa mereka adalah pribadi yang tidak sempurna.

Ketidaksempurnaan inilah yang memungkinkan mereka secara tidak sadar telah

berbuat dosa. Indikasi bahwa mereka telah berbuat dosa adalah retaknya

hubungan antar sesama. Sebab dosa berakibat retaknya hubungan manusia

dengan Allah maupun dengan sesamanya. Oleh sebab itu komunitas akan

menjadi tempat yang membahagiakan dan mengembangkan sikap

pengampunan. Sebab dengan pengampunan memungkinkan setiap anggota

komunitas diterima sebagai pribadi dengan segala kelebihan dan

kekurangannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

116

Untuk menyadari bahwa masing-masing anggota komunitas

mempunyai kelemahan dalan saling menyakiti, sekaligus melihat hal-hal yang

baik, sebagai usaha semakin menumbuhkan semangat pengampunan terus-

menerus diperlukan serta penyadaran diri terus-menerus pula. Maka

pendalaman konstitusi dalam bentuk katekese ini diharap memberi bekal

permenungan untuk membentuk komunitas yang dibangun atas dasar

pengampunan dan cinta kasih. Dengan demikian bahwa harapannya setelah

katekese berakhir semangat pengampunan juga semakin berkembang dalam

komunitas.

Injil Matius 18:21-35 merupakan sebuah perumpamaan tentang

pengampunan yang mengajak kita untuk menyadari pengampunan dosa adalah

misi utama Tuhan kita Yesus Kristus. Ia telah mengajar kita untuk senantiasa

mengampuni kesalahan sesama kita. Petrus pernah bertanya kepada Yesus,

berapa kali sebaiknya pengampunan itu dilakukan? Tuhan Yesus berulang-

ulang menekankan kepada para murid-murid-Nya perulnya seseorang untuk

mengampuni orang-orang yang menyakiti mereka. ‘Ya’, tetapi sampai berapa

kali? Petrus bertanya ‘Sampai tujuh kali? Dan mungkin ia berpikir bahwa itulah

batas kesabaran yang masuk akal. ‘Bukan sampai tujuh kali’ kata Tuhan Yesus,

‘melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali’ (Matius 18:21-22). Mungkin

saat seorang berhasil mengampuni sampai tujuh puluh kali tujuh kali,

pengampunan telah mendarah daging dalam dirinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

117

Dalam pertemuan ini kita berharap akan semakin mampu menyadari

pentingnya pengampunan tanpa batas dan tanpa syarat, sehingga semakin

mampu meneladan sikap Yesus sebagai pengampun yang menyembuhkan hati

yang terluka agar sikap dan tindakan dalam hidup bersama dikomunitas

merupakan wujud tanggapan atas panggilan-Nya.

c. Pengembangan langkah-langkah

1) Pembukaan

a) Pengantar

Para suster yang terkasih dalam Yesus Kristus, pada sore ini kita

berkumpul di tempat ini karena adanya satu panggilan yang sama untuk

menanggapi kesetiaan Allah dalam diri kita. Banyak cara yang telah disediakan

oleh Allah melalui Kongregasi kita untuk mengembangkan hidup kita supaya

selaras dengan apa yang dikehendaki Allah dalam diri kita yang terpanggil

secara khusus ini. Salah satu cara Allah mengembangkan hidup panggilan kita

adalah bagaimana kita dalam hidup bersama di tempa untuk semakin memiliki

kedewasaan pribadi, lebih-lebih kedewasaan dalam mengolah emosi untuk

pengampunan kepada sesama yang tanpa batas dan tanpa syarat. Tidak sedikit

orang diantara kita yang memiliki pengalaman ini. Bahkan yang sering

merenung, berdoa dan berefleksi serta berkotbah tentang mengampuni sampai

tujuh puluh kali tujuh kali pun mengalami kesulitan hanya untuk mengampuni

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

118

satu kali saja. Kata orang, justru para imam dan religiuslah yang sulit untuk

mengampuni dengan tulus hati. Mengapa demikian? pada kesempatan ini kita

akan menggali bersama pengalaman iman kita akan pengampunan Allah yang

tanpa batas dan tanpa syarat dalam hidup kita.

b). Lagu Pembuka: Teks (Kasih Pasti Lemah-Lembut)

Kasih pasti lemah lembut

Kasih pasti memaafkan

Kasih pasti murah hati

KasihMu kasihMu Tuhan

Reef: Ajarilah kami ini saling mengasihi

Ajarilah kami ini saling mengampuni

Ajarilah kami ini kasih-Mu ya Tuhan

Kasih-Mu kudus tiada batasnya Reff 2x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

119

c). Doa Pembuka

Bapa yang penuh kasih, kami bersyukur dan berterima kasih atas

rahmat kesetiaan dalam panggilan yang telah Engkau berikan kepada kami

sampai saat ini. Secara khusus, kami juga mengucapakan banyak terimakasih

karena pada kesempatan ini kami juga Kau kumpulkan dalam satu ikatan

persaudaraan sebagai komunitas. Saat ini kami akan bersama-sama menggali,

merefleksikan sejauh mana kami sungguh menghayati sikap pengampunan

yang tanpa batas dan tanpa syarat. Bimbinglah dan hantarlah kami agar

semakin mampu terus memperbaiki dan memperkembangkan diri demi

perkembangan benih panggilan yang telah Engaku tanamkan dalam diri kami

seturut kehendak-Mu. Bantulah kami agar dalam hidup bersama senantiasa

meneladani sikap Yesus yang penuh pengampunan sehingga menjadi sumber

hidup kami untuk mengembangkan pengampunan yang menyembuhkan hati

yang terluka. Berilah keterbukaan hati agar hari demi hari kami semakin bersatu

untuk membangun komunitas rekonsiliatif sebagaimana Engkau sendiri

kehendaki. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin.

2). Langkah I: Pengungkapan Pengalaman Faktual

a). Membagikan teks cerita “ Pengampunan Menyembuhkan” kepada peserta

dan memberi kesempatan untuk membaca dan mendalami terlebih dahulu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

120

Artikel”. Dokter memanggil gadis itu dan menanyakan kepadanya,” adakah

sesuatu yang luar biasa terjadi dalam hidupmu semenjak pemeriksaanmu yang

terakhir?”

Ya,” katanya. “Sekonyong-konyong saya dapat mengampuni

seseorang yang membuat saya sangat menderita suatu dendam yang membara

sepanjang hidup kepadanya. Pada saat itu, saya merasa ada perubahan

menyeluruh dalam diriku”. (1500 Ceritera Bermakna Penerbit Obor 1999

Hal.111. No 1191 Frank Mihalic, SVD).

b). pendamping meminta salah satu peserta untuk mencoba menceritakan

kembali isi pokok artikel ini dengan bahasanya sendiri.

c). Seorang gadis itu mengalami penderitaan bukan hanya secara fisik saja

tetapi dia mengalami penderitaan batin. Karena mengalami penderitaan batin

yang membuat dia merasa tidak bebas dengan dirinya sendiri. Dan akhirnya itu

membuat dia menderita sendiri. Namun ketika gadis itu mulai membuka diri

untuk mengampuni orang yang telah melukai hatinya, iapun mengalami

kesembuhan yang tidak hanya secara fisik tetapi juga secara batin yang dapat

membebaskannya.

d). Pengungkapan Pengalaman: peserta diajak untuk mendalami cerita tersebut

dengan tuntunan beberapa pertanyaan.

1) Ceritakanlah pengalaman para suster dalam memberikan pengampunan

dalam hidup berkomunitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

121

2) Kesulitan-kesulitan apa yang dialami oleh si gadis itu dalam mengampuni?

dan mengapa?

e). Contoh arah rangkuman

Dalam cerita tersebut mengisahkan seorang gadis dimana saat ia belum

bisa mengampuni orang yang melukai hatinya,ia tidak mengalami kebebasan

batin dan hal itu membuat dia menjadi suatu penderitaan. Maka ketika si gadis

itu membuka hatinya untuk mau mengampuni orang yang telah melukainya,

diapun dapat sembuh dari penyakitnya dan tidak hanya sembuh secara fisik,

tetapi dia juga mengalami sikap batin yang dapat merubah hidupnya. Begitupun

demikian dengan kita, tentu kita juga menemui pengalaman yang sama seperti

si gadis tadi. Kadang dalam hidup berkomunitas, kita juga sulit untuk

mengampuni sesama yang pernah melukai kita. Dan yang terjadi adalah kita

sendiri yang menderita karena rasa dendam yang akhirnya menjadi suatu

penyakit yang terus berkembang dalam diri kita. Namun sebaliknya bila kita

mau berusaha untuk mengampuni sesama, tentu kita akan semakin nyaman

dengan diri sendiri maupun ketika kita membangun relasi dengan orang lain.

3). Langkah II: Refleksi Kritis atas Pengalaman Hidup Faktual

a) Peserta diajak untuk merefleksikan Sharing pengalaman atau cerita diatas

dengan dibantu pertanyaan sebagai berikut:

1) Cara apa yang dipakai oleh para suster untuk mengampuni?

2) Mengapa mengampuni dan mengapa cara itu dipilih?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

122

b) Dari jawaban yang telah diungkapkan oleh peserta, pendamping memberikan

arahan rangkuman singkat, misalnya:

Para suster yang terkasih, dalam perjalanan hidup kita sebagai pribadi dan

komunitas tentu sajabanyak cara yang kita gunakan untuk mengampuni sesama

yaitu melalui teguran, sapaan, dialog bersama, sehingga kita diharapkan untuk

mampu mengampuni sesama kita, memberi kenyamanan, dimanapun kita

berada. Maka untuk berani mengampuni sesama sangat membutuhkan suatu

kerendahan hati serta keterbukaan untuk menerima sesama kita yang didasari

oleh nilai cinta kasih seperti yang telah diteladankan oleh Yesus kepada kita.

4). Langkah III: Mengusahakan supaya Tradisi dan Visi Kristiani Terjangkau

a). salah satu peserta diminta untuk membacakan dari Injil Matius 18:21-35

b). Peserta diberi waktu untuk hening sejenak sambil merenungkan secara

pribadi dan menanggapi pembacaan Kitab Suci dengan tuntunan pertanyaan

sebagai berikut:

1) Ayat-ayat mana yang menunujukkan adanya sikap pengampunan?

2) Makna apa yang dapat kita petik dari perikope tersebut?

c) Pendamping memberikan tafsiran dari Matius 18:21-35 dan

menghubungkannya dengan tanggapan peserta dalam hubungan dengan tema

dan tujuan:

Ayat 22, Tetapi jawaban Yesus,” Aku berkata kepadamu: bukan

sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.” Yesus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

123

memberikan konsep tentang ketidakterbatasan. Belaskasihan Allah begitu besar

sehingga tidak dapat diukur; demikian juga kamu, Petrus, kamu harus

menunjukan belas kasihan yang seperti itu kepada sesamamu. Yesus

mengangkat permasalahan itu melampaui perhitungan praktis dengan

mengatakan “tujuh puluh kali tujuh kali”. Ia mengkoreksi apa yang dikatakan

oleh Petrus. Namun jumlah ini sebaiknya tidak diartikan secara harafiah = 490

kali. Maksud Yesus adalah, bahwa murid Tuhan tidak mempunyai hak untuk

menentukan batas untuk mengampuni. Dengan demikian dalam tata perjanjian

baru, patokan mengenai balas dendam telah diubah menjadi hukum

pengampunan, artinya pengampunan tanpa batas dan tanpa syarat. Ayat 27

memberi gambaran sikap raja belas kasihan kepada hambanya, menghapuskan

hutangnya dan membiarkan dia pergi. Luar biasa! Betapa murah hatinya!

Ternyata hati raja lebih mulia daripada yang diduga oleh hambanya. Ia tergerak

hatinya. Ungkapan ini sering diterapkan pada Yesus yang “tidak tahan”

menyaksikan penderitaan hebat sejumlah orang. Sebab begitulah sikap Allah

terhadap manusia. Raja itu kasihan secara mendalam, sehingga bukan hanya

mengabulkan hambanya, melainkan juga membebaskan dari penjara dan

menghapus hutangnya, artinya menganggap hambanya sebagai orang yang

tidak berhutang lagi.

Perikope ini memaparkan seorang raja memanggil semua pegawai-

pegawainya (hamba-hambanya) pada hari yang sudah ditentukan untuk

mengadakan perhitungan. Salah satu dari mempunyai hutang kepada raja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

124

dengan jumlah yang mengejutkan yaitu sepuluh ribu talenta, suatu jumah yang

mengandung arti jutaan. Sebenarnya, kata sepuluh ribu mempunyai arti dasar

yang pokok yaitu tidak terhingga, tidak terhitung, tidak terbatas. Hamba

tersebut jelas sekali berhutang dalam jumlah yang banyak kepada tuannya. Kita

tidak diberitahu dia menggunakan uang tersebut untuk apa, hal ini tidak

penting. Dia mempunyai hutang sepuluh ribu talenta, dan dia harus

membayarnya. Dia tahu bahwa tidak akan pernah mengumpulkan uang

sejumlah itu pada hari yang sudah dijanjikannya. Ketika dia berdiri di hadapan

tuannya dia mendengar keputusan bahwa dia, istrinya, anaknya, dan semua

miliknya akan dijual untuk membayar hutangnya. Dia bersujud di kaki tuannya,

meminta belas kasihan dan memohon, “sabarlah dahulu segala hutangku akan

ku lunaskan.” Dia memohon belas kasihan, bukan pengampunan. Tuannya

belas kasihan kepadanya, menghapuskan hutangnya dan membiarkan dia pergi.

Luar biasa! Betapa sukacitanya! Betapa murah hatinya! Semua ini hanya

merupakan babak pertama dari sebuah drama. Babak kedua berhubugan dengan

babak pertama: hamba itu bertemu dengan pegawai raja yang lain. Ketika

menuruni tanggga istana raja. Hamba yang dibebaskan hutangnya oleh raja

bertemu dengan sesama hamba yang berhutang seratus dinar kepadanya.

Sebenarnya jumlah tersebut tidak berarti apa-apa, karena dengan bekerja

beberapa hari saja dia bisa mendapatkan uang sebanyak itu. Tetapi pegawai raja

tersebut mencekik orang itu dan menuntut pembayaran dengan segera,

“bayarlah hutangmu kepadaku” orang itu sujud di kaki menteri keuangan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

125

memohon, “Bersabarlah, aku akan membayar kembali.” Tetapi hamba itu

menolaknya dan memasukan orang itu ke dalam penjara. Ia mengharapkan

seseorang memberi jaminan dan membayar hutangnya. Babak ketiga

memperkenalkan saksi yang menyaksikan babak kedua; ada orang lain yang

melihat apa yang telah terjadi dan tidak bisa menyembunyikannya. Mereka

harus menceritakan peristiwa ini kepada raja. Ketika mendengar cerita itu, raja

sangat marah. Dia memanggil pegawai tersebut dan memarahinya. “Hai hamba

yang jahat, seluruh hutangmu telah ku hapuskan karena engkau

memohonkannya kepadaku. Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu

seperti aku telah mengasihani engkau?” kemudian raja itu menyerahkan dia

kepda algojo-algojo sampai hutang dibayar.

Sikap-sikap yang nampak dari perikope ini menggambarkan Yesus

yang memiliki pengampunan yang tanpa batas dan tanpa syarat, yaitu

pengampunan yang memiliki 2 sisi, memberi dan menerima. Baik memberi

maupun menerima pengampunan bersifat tanpa batas dan tanpa syarat, seperti:

setiap orang yang pernah diampuni harus siap memberikan pengampunan

dengan sepenuh hati, belas kasih kepada sesama yang melakukan kesalahan dan

murah hati dalam memberi pengampunan.

Sebagai suster CB diajak untuk menimba semangat baru dalam pribadi

Bunda Elisabeth dalam menjaga agar fokus pembaruan terus menerus dalam

membangun hidup berkomunitas dalam semangat rekonsiliasi (Kapitel Umum

dan Kapitel Provinsi 2005:37).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

126

Sebagai suster CB dipanggil untuk membentuk dan membangun

komunitas kesaksian dan komunitas profetik/kenabian yang terdiri dari pribadi-

pribadi yang bersama-sama menghayati visi dan misi. Para anggota

dipersatukan, dikuatkan dan saling mendukung dalam visi dan misi yang sama,

serta diberi wewenang dalam kerasulan untuk mengungkapkan penghayatan

Spiritualitas CB sebagai Kongregasi secara konkret (Konst. Ps. 22). Oleh

karena itu, kesanggupan dan kesediaan mereka yang memimpin untuk

menciptakan dan membangun suasana dialog timbal balik, kesetiakawanan, dan

penegasan roh adalah sangat penting dalam menimba dan membangun

komunitas rekonsilatif (Kapitel Umum dan Kapitel Provinsi 2005:41).

Menerima pengampunan dari oarng lain sama penting dan nilainya

memberi pengampunan kepda orang lain: sampai tujuh puluh kali tujuh kali “.

Yesus menghendaki bahwa setiap orang yang pernah diampuni harus siap

memberikan pengampunan kepada orang lain yang melukai hatinya dan harus

melakukan pengampunan dengan sepenuh hati. Yesus menunjukan bahwa

manusia yang telah menerima pengampunan harus merefklesikan belas kasihan

Allah. Allah mengampuni kesalahan orang yang berdosa dan Allah tidak

mengingat dosanya. Allah mengharapkan yang telah diampuni berbuat

demikian juga kepada sesama yang telah melukai hatinya. Pengampunan adalah

jalan menuju penyembuhan batin sehinnga sikap mengampuni itu

menyembuhkan hati yang terluka. Pengampunan yang kita berikan harus asli,

sejati, penuh, sebab pengampunan macam itu hanya dapat muncul dari dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

127

hati. Demikianpun dalam hidup bersama dalam komunitas, yang tentu kita

disatukan oleh Allah untuk menghayati nilai-nilai Kerajaan yang ditawarkan

kepada kita. Salah satu nilai yang perlu dihayati dalam hidup berkomunitas

adalah nilai pengampunan yang tanpa syarat kepada sesama. Hal ini yang perlu

dikembangkan dalam membangun komunitas rekonsiliatif yang ditandai dengan

sikap pengampunan kepada sesama dengan menerima pribadi lain sebagai

anugerah Allah.

5). Langkah IV: Interpertasi Dialektis antara Tradisi dan Visi Kristiani dengan

Tradisi dan Visi peserta

a). Pengantar

para suster yang terkasih dalam Yesus Kristus. Dalam pembicaraan tadi, kita

sudah menemukan sikap-sikap yang dibuat Yesus dalam memberikan

pengampunan yang tanpa batas dan tanpa syarat sebagai jalan menuju

penyembuhan batin seperti: setiap orang yang pernah diampuni harus siap

memberikan pengampunan kepada orang lain yang melukai hatinya dan harus

melakukan pengampunan dengan sepenuh hati, berbelaskasih kepada sesama

yang melakukan kesalahan dan murah hati dalam memberi pengampunan,

seperti: mengampuni orang yang telah mendiamkan kita selama 2 bulan,

mengampuni orang yang telah membocorkan rahasia hidup kita kepada orang

lain, mengampuni orang yang telah berkata kasar tehadap kita, mengampuni

orang yang telah memfitnah kita dan mengampuni orang yang membuat kita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

128

sakit hati karena melukai kesetiaan kita. Sebagai seorang yang terpanggil secara

khusus, kita juga diapnggil untuk meneladan sikap-sikap yang diperjuangkan

Kristus. Meskipun dalam perjalanan hidup panggilan, kita sering kali tak

mampu mengampuni dosa atau kesalahan sesama. Atau kalau kita

mengampnui, kita setengah-setengah memberi ampun. Padahal kita semua

adalah orang berdosa. Namun dalam pertemuan kali ini yang merupakan saat

berahmat, Allah menyadarkan kita kembali sebagai seorang terpanggil yang

seharusnya hidup dalam pengampunan tanpa batas dan tanpa syarat yang sudah

diteladankan Yesus.

b) Sebagai bahan refleksi agar kita dapat semakin menghayati sikap

pengampunan tanpa batas dan tanpa syarat dan menyadarkan diri pada Allah

satu-satunya pedoman dalam bersikap penuh pengampunan tanpa batas dan

tanpa syarat bagi langkah hidup kita dalam menapaki panggilan untuk semakin

hidup sesuai dengan rencananya, maka kita akan mencoba merenungkan

pertanyaaan-pertanyaan ini sebagai berikut:

1) Sejauhmana pesan teks Matius 18:21-35 menyadarkan, menantang,

meneguhkan para suster dalam membangun hidup berkomunitas.

2) Sikap-sikap mana yang perlu kita perjuangkan agar dapat semakin

menghayati semangat pengampunan dalam membangun komunitas

rekonsiliatif?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

129

c). Suatu contoh arah rangkuman penerapan pada situasi peserta

Para suster yang terkasih, Yesus telah banyak menwarkan sikap-sikap baik

seperti: setiap orang yang pernah diampuni harus siap memberikan

pengampunan kepada orang lain yang melukai hatinya dan harus melakukan

pengampunan kepada orang lain yang melukai hatinya dan harus melakukan

pengampunan dengan sepenuh hati, belaskasih kepada sesama yang melakukan

kesalahan dan murah hati dalam memberi pengampunan. Dalam kaitannya

dengan pengampunan yang tanpa batas dan tanpa syarat bagi kita sebagai orang

yang terpanggil secara khusus dalam hidup membiara di komunitas kita.

Marilah kita kembali menyadari sikap kita dalam mengampuni sesama yang

bersama kita dalam satu komunitas khususnya komunitas pakuningratan ini.

Sebagai seorang pengikut Kristus yang baik menandai dirinya dengan kerelaan

saling mengampuni, sabar terhadap kekurangan orang lain, dan tidak menaruh

dendam terhadap orang lain. Oleh karena itu, sebaikanya kita berani

menanggalkan hal-hal yang menghambat sikap pengampunan yang tanpa batas

dan tanpa syarat sebagai orang yang terpanggil dengan menyingkirkan rasah

marah, rasa benci, dan nafsu untuk membalas dendam sehingga pengampunan

yang kita berikan kepada sesama mengembalikan martabat kemanusiaan kita.

6). Langkah V: Keterlibatan Baru demi Makin Terwujudnya Kerjaan Allah di

Dunia ini

a). Pengantar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

130

Para suster yang terkasih dalam Yesus Kristus, setelah kita bersama-sama

menggali pengalaman kita sebagai seorang suster yang belajar menghidupi

pengampunan yang tanpa batas dan tanpa syarat cerita lewat seorang gadis yang

mampu mengampuni orang yang ia dendam selama ini dan akhirnya iapun

mengalami kesembuhan tidak hanya secara fisik tetapi juga secara batin.

Demikainpun pengalaman kita dalam hidup bersama di komunitas, seringkali

kita kecewa, marah dan dendam terhadap tindakan seorang suster yang tinggal

bersama kita. Dari pengalaman iman Matius dalam Injilnya Tuhan Yesus

berulang-ulang menekankan kepada murid-murid-Nya perlunya seseorang

untuk mengampuni: mereka tidak boleh menyimpan dendam, tetapi dengan

lapang dada mereka harus mengampuni orang-orang yang menyakiti mereka.

‘Bukan sampai tujuh kali; kata Tuhan Yesus, ‘melainkan sampai tujuh puluh

kali tujuh kali’. Mungkin saat seorang berhasil mengampuni samapai tujuh

puluh kali tujuh kali, pengampunan telah mendarah daging dalam dirinya.dalam

seluruh perjalanan panggilan hidup kita, kita senantiasa perlu menyadari bahwa

Allah yang maharahim sungguh menyertai, melindungi meneguhkan dan

membimbing langkah hidup kita, bahkan dalam kesulitan permasalahan yang

kita hadapi dalam hidup bersama dalam komunitas ini. marilah sekarang kita

memikirkan niat dan tindakan apa yang kita perbuat untuk meningkatkan

keharmonisan dalam hidup bersama yang penuh dengan pengampunan yang

tanpa batas dan tanpa syarat sebagai bentuk pembaharuan keterlibatan kita

dalam komunitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

131

b). Memikirkan nita-niat dengan bantuan pertanyaan, Apa yang apat kita

lakukan untuk mengampuni seperti dalam teks Kitab Suci Mat 18:21-35?

Peserta diberi kesempatan untuk memikirkani niat secara peribadi dan

bersama yang akan dilaksanakan. selanjutnya diberi kesempatan untuk

mengungkapkan niat-niat pribadi dan bersama. Kemudian niat kelompok

sebagai komunitas bila ada, didiskusikan bersama guna menentukan niat

bersama agar semakin memperbaharui sikap kelompok sebagai pendidik iman

baik di komunitas maupun di tempat perutusan masing-masing.

7). Penutup

a). Setelah merumuskan niat pribadi dan bersama, kemudian kesempatan

hening sejenak diringi musik instrumen.

b). Sementara itu lilin dan salib diletakan ditengah untuk kemudian dinyalakan.

c). Kesempatan doa umat spontan yang diawali oleh pendamping dengan

menghubungkan dengan kebutuhan dan situasi hidup berkomunitas yang

mengampuni. Setelah itu doa umat disusul secara spontan oleh para suster yang

lain.

d). Doa Penutup

Allah Bapa yang penuh kasih, kami mengucap syukur atas berkat-Mu yang

boleh kami terima didalam hidup kami, kami juga berterima kasih atas teladan-

Mu yang boleh kami terima melalui perumpamaan tentang pengampunan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

132

dapat memberi inspirasi kepada kami bagaimana untuk membanun sikap

pengampunan yang sejati. Semoga Engkau memampukan kami agar bisa

mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam keseharian kami, terlebih ketika kami

mengalami konflik dalam hidup berkomunitas ataupun tempat dimana Engkau

mengutus kami. Ya Bapa, bukalah hati kami agar kami sungguh-sungguh

menghayati makna pengampunan serta semakin menyadari akan kasih-Mu yang

begitu besar kepada kami. Kami bersyukur bahwa walaupun kami sering jatuh

dalam kelemahan kami, namun Engkau tidak pernah menghitung kesalahan

yang pernah kami perbuat, tetapi Engkau berani menerima kami dan

mengampuni kami apa adanya diri kami. Kami juga masih mohon berkat-Mu

bagi kami yang masih berjuang untuk mewujudkan sikap pengampunan yang

kadang membawa kami untuk semakin jauh dari pada-Mu. Ajarilah kami agar

kami juga berani membuka diri untuk mengampuni sesama kami, sehingga

dalam menjalani kehidupan kami sehari-hari, kami mampu menjadi saksi-Mu

ditengah-tengah dunia ini yang semakin hari semakin terlihat kebencian,

dendam dan kekerasan yang semakin marak. Semoga dengan nilai-nilai

kristiani yang telah kami peroleh pada saat ini dapat membantu kami untuk

semakin mencintai, dan menerima pribadi orang lain dengan apa adanya

sehingga komunitas kami dapat berkembang menjadi komunitas yang

rekonsiliatif seperti yang Engkau teladankan kepada kami sehingga dengan

demikian nama-Mu semakin ditinggikan. Demi Yesus Kristus Tuhan dan

Pengantara kami kini dan sepanjang segala masa” Amin”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

133

e). Lagu penutup “Cintailah Sesamamu” MB No.775.

1. Hidup kita dalam dunia satu dengan sesama

Marilah kita saling cinta dalam persaudaraan

Amalkan cinta Tuhan, buanglah kebencian

Hidup dalam damai-Nya

Agar hidup di dunia berkenan kepada Tuhan

2. Satu di dalam perjuangan memperoleh anugerah

Jadi saksi pembawa damai melayani sesama

Jauhkan cinta diri kembangkan dengan giat sikap rela berkurban

Yang setia sampai kahir akan hidup selamanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

134

PENGAMPUNAN MENYEMBUHKAN

1500 Ceritera Bermakna Penerbit Obor (1999) Hal.111. No 1191

(Frank Mihalic, SVD)

Seorang gadis dirawat selama beberapa bulan karena menderita

anemia, namun tidak ada kemajuan berarti. Dokter yang merawatnya

memutuskan untuk mengirimnya ke sebuah sanatorium yang jauh letaknya.

Hal pertama yang dialaminya di sana, ialah pemeriksaan fisikyang

lengkap. Dokter pemeriksa fisiknya menemukan bahwa kondisi darahnya

terhitung sangat normal. Dokter tersebut melakukan ulang dan ia tidak yakin

pada apa yang dilihatnya. Maka ia memanggil gadis itu dan menanyakan

kepadanya,” adakah sesuatu yang luar biasa terjadi dalam hidupmu semenjak

pemeriksaanmu yang terakhir?”

Ya,” katanya. “Sekonyong-konyong saya dapat mengampuni

seseorang yang membuat saya sangat menderita suatu dendam yang membara

sepanjang hidup kepadanya. Pada saat itu, saya merasa ada perubahan

menyeluruh dalam diriku”.

Maka sekarang dokter memahami persoalannya. Sikap batin gadis itu telah

berubah, dan kondisi darahnya pun dengan sendirinya berubah.

Marah terhadap seseorang dapat menjadi kebodohan, karena orang lain

mungkin tidak menyadari sama sekali kebencianmu itu. maka, satu-satunya

yang paling disakiti adalah diri kita sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

135

Matius 18:21-35 Perumpamaan tentang Pengampunan

18:21 Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: “Tuhan, sampaiberapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosaterhadap aku? sampai tujuh kali?”

18:22 Yesus berkata kepadanya: “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukanamapai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali

18:23 Sebab hal kerajaan surga seumpama seorang raja yang hendakmengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya

18:24 Setelah ia mulai dengan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanyaseorang yang berhutang sepuluh ribu talenta

18:25 Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itumemerintahkan suapaya ia dijual beserta anak istrinya dan segalamiliknya untuk pembayar hutangnya

18:26 Maka sujudlah hamba itu menyambah dia, katanya: Sabarlah dahulu,segala hutangku akan kulunaskan

18:27 Lalu tergerakalah hati raja oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga iamembebaskannya dan mengahapuskan hutangnya

18:28 Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lainyang berhuitang seratus dinar kepaanya. Ia menangkap dan mencekikkawannya itu, katanya: Bayar hutangmu

18:29 Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu,hutangku itu akan kulunaskan

18:30 Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penajrasamapai dilaunaskannya hutangnya

18:31 Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikansegala yang terjadi kepada tuan mereka

18:32 Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Haihamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkaumemohonkannya kepadaku

18:33 Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telahmengasihani engkau?

18:34 Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo,sampai ia melunaskan seluruh hutangnya

18:35 Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu,apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengansegenap hati.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

136

BAB V

PENUTUP

Pada akhir skripsi ini, penulis mengemukakan beberapa hal yang perlu

diperhatikan dan ditegaskan lebih lanjut oleh setiap anggota komunitas dengan

usaha untuk menjadikan semangat saling mengampuni sebagai kekuatan dalam

membangun hidup berkomunitas Suster-suster Cintakasih Santo Carolus

Borromeus. Maka dalam bab ini, secara garis besar dibagi menjadi dua bagian

yaitu kesimpulan dan saran.

A. Kesimpulan

Komunitas religius pada dasarnya merupakan komunitas rohaniah

yakni orang-orang yang ingin membaktikan seluruh hidupnya kepada Tuhan

dan sesama. Komunitas hidup bakti dibangun atas dasar semangat, kharisma

dan latar belakang sosial budaya yang berbeda namun disatukan oleh satu cita-

cita yang sama. Dengan demikian berdasarkan kenyataan ini menyadari akan

panggilan yang sama dari setiap anggota, kongregasi CB mempunyai cara

untuk berjuang dalam membangun persaudaraan yang sehati dan sejiwa dalam

komunitas dengan keterbukaan untuk saling mengampuni dalam mewujudkan

visi misi komunitas yaitu demi terwjudnya Kerajaan Allah. Kongregasi CB

menanggapi undangan Gereja dengan membangun hidup berkomunitas sebagai

sekolah cinta, berdasarkan kharisma, visi dan misi Kongregasi sebagai saksi

cinta bagi dunia dengan karya-karya yang dipercayakan oleh Gereja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

137

Pengampunan untuk membangun hidup berkomunitas merupakan

kebutuhan mendasar bagi setiap orang dalam membangun relasi dengan

sesama. Hal ini merupakan landasan yang kokoh kuat, yang perlu dibangun

dalam diri masing-masing pribadi agar cita-cita untuk hidup damai, tenteram

dan penuh persaudaraan terwujud dalam kebersamaan. Dengan mengampuni

orang menjadi bebas untuk menempuh jalan yang memungkinkan

perkembangan yang sejati menuju kematangan pribadi yang dewasa.

Mengampuni dan tindak pendamaian berkaitan erat dengan sikap saling

mencintai dan dicintai. Oleh karena itu, dengan mengampuni orang akan

memiliki kesadaran diri bahwa setiap orang pantas dicintai dan mencintai,

bahwa Tuhan adalah maha cinta dan sesama juga memiliki hak untuk mencintai

dan dicintai merupakan modal dasar yang sangat berharga bagi setiap orang

untuk mengampuni dirinya dan orang lain. Kesulitan untuk mengampuni

merupakan nilai bersama yang harus dapat diterima dan ditanggung bersama

serta diperjuangkan dalam panggilan mengikuti Dia.

Ungkapan Yesus, saat ditanya oleh Petrus (Mat: 21-22) “Tuhan,

sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia bersalah

kepadaku? Sampai tujuh kali?” Yesus menjawab, “Bukan sampai tujuh kali,

melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh. ”Ini menunjukan bahwa

pengampunan itu tiada batasnya. Kristus sedemikian mengasihi bukan karena

orang tersebut sedemikian berharga atau berjasa, tetapi karena kasih

pengampunan-Nya yang berlimpah ruah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

138

Komunitas Suster-suster Cintakasih Santo Carolus Borromeus

menanggapi panggilan Allah dengan rela dan mau bersatu untuk hidup bersama

dengan para suster yang lain mengupayakan untuk membangun komunitas yang

rekonsiliatif. Selanjutnya kesaksian kasih yang diwujudkan dengan sesama

suster dalam komunitas dapat diwujudkan kerelaan hidup bersama, saling

membantu, saling memperhatikan, saling menerima kelebihan dan kekurangan

yang akhirnya mengambil pada sikap saling mengampuni satu sama lain seperti

yang diteladankan oleh Yesus (Mat 18:22).

Katekese merupakan salah satu usaha untuk membantu meningkatkan

semangat pengampunan dalam membangun hidup berkomunitas Suster-suster

Cintakasih Santo Carolus Borromeus.

Melalui katekese umat beriman menerima pengajaran dan

pendewasaan untuk semakin mengenal dan mantap menerima pribadi Kristus

sebagai Tuhan serta semakin berani menyerahkan diri sutuhnya kepada Yesus

yang diimani dan diyakini sebagai tumpuan hidup. Katekese membantu

membuka hati untuk terus-menerus mengusahakan pertobatan hati yang jujur

dan mengenal Yesus lebih dekat dengan seluruh misteri hidup-Nya dalam Injil

Dengan demikian bahwa setiap suster diharapkan semakin mengalami

pertumbuhan dan perkembangan iman yang dewasa serta tumbuh kesadaran

untuk mengembangkan nilai-nilai Kristiani antara lain dengan saling

mengampuni dalam hidup berkomunitas sebagai Suster-suster Cintakasih Santo

Carolus Borromeus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

139

Di dalam Gereja terdapat berbagai macam model katekese yang dapat

digunakan untuk mendewasakan iman umat. Dari berbagai model katekese

yang ada, penulis memilih salah satu model yaitu katekese Shared Cristian

Praxis (SCP) sebagai upaya yang ditempuh untuk membantu para suster CB

dalam membangun hidup berkomunitas yang rekonsiliatif. Model katekese

Shared Christian Praxis (SCP) ini lebih pada menekankan pengalaman konkret

yang menjadi keprihatinan sekelompok orang. Model katekese ini bersifat

dialogal partisipatif yang bermaksud mendorong para peserta untuk

mengkonfrontasikan pengalaman hidupnya dengan pengalaman tradisi Kristiani

yang terdapat dalam Kitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja.

B. Saran

Hidup bersama dibangun atas dasar teladan komunitas Gereja purba

yaitu semua anggota sehati sejiwa untuk mewartakan Allah sesuai dengan

teladan-Nya melalui doa-Nya, amanat-Nya dan terutama wafat-Nya sebagai

sumber perdamaian. Dengan demikian bahwa komunitas merupakan suatu

anugerah sekaligus tugas kewajiban. Kesulitan-kesulitan yang muncul dalam

menghayati cita-cita persatuan sebagai (“communio”) tidak dapat dihindari,

akan tetapi justru dalam menghadapi tantangan komunitas menjadi ruang

istimewa tempat pembinaan nilai-nilai Kristiani yang otentik seperti

kerendahan hati, cinta dan pelayanan yang tidak berpusat pada diri sendiri,

kesabaran dan pengorbanan dapat terlaksana. Tidak perlu dikatakan, dukungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

140

yang saling diberikan, saling mendengarkan dan menemani, perubahan dan

pengampunan yang muncul setelah saat-saat konflik dan kesalah-pahaman,

semua itu memberikan kesempatan bagi perkembangan menuju kematangan

dan kekayaan cinta serta iman. Untuk itu penulis menawarkan beberapa saran

berkaitan dengan skripsi ini dengan tujuan membantu pemahaman akan hidup

berkomunitas Suster-suster Cintakasih Santo Carolus Borromeus secara utuh

dan dapat diwujudkan dalam hidup dan karya perutusan masing-masing.

1. Menjadikan Allah sebagai pusat hidup berkomunitas dengan membina relasi

personal dengan Yesus yang tersalib melalui kontemplasi, refleksi, dan

diskresi sehingga mampu mengembangkan budaya pengampunan dan

kesetaraan sebagai orang yang terpanggil untuk membangun komunitas

religius dalam situasi dunia yang terus berkembang.

2. Sebagai anggota religius CB dipanggil dan diundang oleh Allah melalui

Gereja untuk mengembangkan komunitas dengan berbelarasa sesuai dengan

spiritualitas kongregasi untuk mencintai mereka yang kecil, lemah, miskin

dan tersingkir sebagai tanda kehadiran Kerajaan Allah.

3. Membangun hidup berkomunitas tidaklah mudah. Oleh karena itu perlu

memiliki semangat pengampunan untuk membangun budaya rekonsiliasi

sehingga menjadi komunitas yang pengampun.

4. Ekaristi sebagai pusat hidup dan sumber kekuatan dalam seluruh perjalanan

hidup panggilan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

141

5. Setiap anggota perlu mendalami Konstitusi sebagai pedoman hidup dalam

menghayati spiritualitas kongregasi yang dapat memberi kekuatan untuk

menanggung kelemahan manusiawi dalam hidup bersama sebagai

komunitas.

6. Perlunya pertobatan yang terus-menerus dalam membangun hidup bersama

sehingga mendorong setiap pribadi untuk mampu menerima sesama dengan

seluruh kelemahan dan kekurangannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

142

DAFTAR PUSTAKA

Ardas, (2001-2005). Arah Dasar Keuskupan Agung Semarang

CB. (2005). Kapitel Umum dan dan Kapitel Provinsi____. (2011). Kapitel Umum. Maastricht.____. (2004). Konstitusi beserta Direktorium Kongregasi Suster-suster

Cinta Kasih St. Carolus Borromeus.Darminta, J (1982). Berbagai Segi Penghayatan Hidup Religius Sehari-

hari. Cetakan ke-1,Yogyakarta: Kanisius_____. (1981). Persembahanku Cintaku. Seri Ikhrar 10, Yogyakarta:

Kanisius_____. (1993). Tumbuh dalam Roh Panduan Pemeriksaan Batin Dari Hari

ke Hari. Seri Spiritualitas Kristen. Yogyakarta: Kanisius_____. (2003). Mencitrakan Hidup Religius.Komisi Pemimpin Umum

Tarekat Religius Awam. Yogyakarta: Kanisius._____. (1997). Sabda di Bukit.Konstitusi Hidup Kerajaan Allah.

Yogyakarta: Kanisius._____. (1993). Mengubah tanpa Kekerasan. Yogyakarta: Kanisius._____. (2010). Diktat Perspektif Hati dalam Pendidikan Etika. Pusat

Spiritualitas Girisonta_____. (2008).Membangun Komunitas Formatif. Yogkarta: Kanisius._____. (2008). Bentuk-Bentuk Komunitas. Yogyakarta: Kanisius._____. (2008). Landasan Hidup Berkomunitas. Yogyakarta: Kansius._____. (2008). Komunitas dan Karya. Yogyakarta: Kanisius._____. (2008). Menyongsong Hidup Baru. Yogyakarta: Kanisius_____. (2000). Yesus Sang Pendoa. Rohani, hal 37.Driscol (2002). Sekolah Cinta. Rohani, hal 38.Dewanto, (2006) Berdamai dengan Allah. Rohani, hal 145.Dennis, (1981). Penyembuhan luka-luka batin. Yogyakrta: Kanisius.Harjawiyata, Frans. (1983). Bentuk-bentuk Hidup Religius. Seri Hidup

Dalam Roh 6. Cetakan ke-2, Yogyakarta: Kanisius______. (2014). Belajar Mencintai dengan Tulus. Utusan, hal. 21Jacobs, Tom. (1985). Buah Renungan. Yogyakarta: Kansius.__________. (1985). Sikap Dasar Kristiani. Yogyakarta: Kanisius.Joyce. (1987). Kaul Harta Melimpah dalam Bejana Tanah Liat.

Yogyakarta: Kanisius.KWI, (1996) Iman Katolik, Buku Informasi dan Referensi. Yogyakarta:

Kanisius.KGK, (1995). Katekismus Gereja Katolik, hal. 711Louf, Andre. Hidup di dalam Komunitas. Seri Gedono no.1Lalu, Yosef. (2005). Katekese Umat. Jakarta. Komisi Kateketik KWI.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

143

Moi dkk. (2012) Meraih Kelimpahan Hidup. Bajawa Press, YogyakartaMartasudjita.E. (1999) Komunitas Peziarah.. Yogyakarta: Kanisius_________. (2001). Komunitas Transformatif . Yogyakarta: KanisiusMuller. Geiko (1999). Pengampunan Membebaskan. Ende, ArnoldusMeninger, (1999). Pribadi Menjadi Utuh. Yogyakarta: Kanisius.Mujiran, (1996). Hidup Berkomunitas dan Kedekatan Manusia kepada

Nafsu. Rohani, hal. 267Nouwen, J.M. Henri. (1995). Kembalinya Si Anak Hilang. Membangun

Sikap Kebapaan, Persaudaraan dan Keputraan.Yogyakarta: Kanisius.

______. (1998). Yang Terluka Yang Menyembuhkan.Pelayanan dalamMasyarakat Modern. Yogyakarta: Kanisius.

Ola Tukan. (1995). Hidup Religius, Simbol Pemihakan Allah. Rohani, hal.196-201).

Prasetyo, M. (1982). Ciri Khas Komunitas Hidup Kristiani.Seri PastoralNo.77.Pusat Pastoral Yogyakarta.

Paul, Birt Mary. (1979). Hidup Dalam Pengampunan Setiap Saat. Jakarta:Yayasan Pekabaran Injil. “Immauel”.

Riyanto, (2004). Mukjizat Pengampunan untuk Hidup Damai danSejahtera. Yogyakarta: Kanisius.

Richard. (2000). Ekaristi dan Pengampunan. Rohani, hal. 24-25.Smedes, B. (1991). Memaafkan Kekuatan Yang Membebaskan. Cetakan

ke-1, Yogyakarta: Kanisius.Suharyo, I. Mgr., (Ed.). (1998). Komunitas Alternatif Hidup Bersama

Menebar Kasih. Cetakan ke-1,Yogyakarta: Kanisius.Sumarno, (2013). Diktat Mata Kuliah semester VI Prodi IPPAK,

Universitas Sanata Dharma. Program PengalamanPendidikan Agama Katolik.

Suparno, (2002). Dasar Hidup Bersama. Rohani, hal. 32-33.Setyakarjana, (1997). Arah Katekese Di Indonesia. Pusat Kateketik

Yogyakarta.Soenarjo, (1984). Kepemimpinan Biara. Yogyakarta: Kanisius.Suhardiyanto. HJ. (2008). Sejarah Pendidikan Agama kuliah semester IV,

Prodi IPPAK, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.Sujoko, (1986). Kebersamaan dan Kesatuan. Rohani, hal. 302-303Suwito, (2006). Pengampunan sebagai proses memiliki kemerdekaan sejati

dalam Roh. Rohani 2000, hal 4-5.Tukan Peter, (1986). Hidup Komunitas dan Merasul. Rohani, hal. 323.__________. (1986). Hidup Berkomunitas Merasul: Bagai Mendayung di

Tengah Gelombang. Rohani, hal 318Yohanes Paulus II, Paus. (1996). Vita Consecrata. (Hidup Bakti): Anjuran

Apostolik tentang Hidup Bakti bagi Para Religius. (R.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

144

Hardawiryana, Penerjemah). Jakarta: Dokpen. KWI. (SeriDokumen Gerejawi No.51).

Yohanes Paulus II, Paus. (1979). Catechesi Trandendae. AnjuranApostolik kepada para Uskup, Klerus dan segenap umat beriman,tentang katekese masa kini. (R. Hardawiryana, Penerjemah).

Yohanes Paulus II, Paus. (2001). Novo Mellennio Ineunte. Surat Apostolikkepada para Uskup, para Imam dan para Diakon, para Religius priamaupun Wanita dan segenap umat beriman awam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

145

PENGAMPUNAN MENYEMBUHKAN

1500 Ceritera Bermakna Penerbit Obor (1999) Hal.111. No 1191

(Frank Mihalic, SVD)

Seorang gadis dirawat selama beberapa bulan karena menderita

anemia, namun tidak ada kemajuan berarti. Dokter yang merawatnya

memutuskan untuk mengirimnya ke sebuah sanatorium yang jauh letaknya.

Hal pertama yang dialaminya di sana, ialah pemeriksaan fisikyang

lengkap. Dokter pemeriksa fisiknya menemukan bahwa kondisi darahnya

terhitung sangat normal. Dokter tersebut melakukan ulang dan ia tidak yakin

pada apa yang dilihatnya. Maka ia memanggil gadis itu dan menanyakan

kepadanya,” adakah sesuatu yang luar biasa terjadi dalam hidupmu semenjak

pemeriksaanmu yang terakhir?”

Ya,” katanya. “Sekonyong-konyong saya dapat mengampuni

seseorang yang membuat saya sangat menderita suatu dendam yang membara

sepanjang hidup kepadanya. Pada saat itu, saya merasa ada perubahan

menyeluruh dalam diriku”.

Maka sekarang dokter memahami persoalannya. Sikap batin gadis itu telah

berubah, dan kondisi darahnya pun dengan sendirinya berubah.

Marah terhadap seseorang dapat menjadi kebodohan, karena orang lain

mungkin tidak menyadari sama sekali kebencianmu itu. maka, satu-satunya

yang paling disakiti adalah diri kita sendiri.

(1)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileKitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Untuk menegaskan pemikiran di atas, penulis menggunakan pendekatan deskriptif berdasarkan

146

Matius 18:21-35 Perumpamaan tentang Pengampunan

18:21 Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: “Tuhan, sampaiberapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosaterhadap aku? sampai tujuh kali?”

18:22 Yesus berkata kepadanya: “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukanamapai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali

18:23 Sebab hal kerajaan surga seumpama seorang raja yang hendakmengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya

18:24 Setelah ia mulai dengan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanyaseorang yang berhutang sepuluh ribu talenta

18:25 Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itumemerintahkan suapaya ia dijual beserta anak istrinya dan segalamiliknya untuk pembayar hutangnya

18:26 Maka sujudlah hamba itu menyambah dia, katanya: Sabarlah dahulu,segala hutangku akan kulunaskan

18:27 Lalu tergerakalah hati raja oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga iamembebaskannya dan mengahapuskan hutangnya

18:28 Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lainyang berhuitang seratus dinar kepaanya. Ia menangkap dan mencekikkawannya itu, katanya: Bayar hutangmu

18:29 Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu,hutangku itu akan kulunaskan

18:30 Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penajrasamapai dilaunaskannya hutangnya

18:31 Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikansegala yang terjadi kepada tuan mereka

18:32 Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Haihamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkaumemohonkannya kepadaku

18:33 Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telahmengasihani engkau?

18:34 Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo,sampai ia melunaskan seluruh hutangnya

18:35 Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu,apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengansegenap hati.

(2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI