penyakit otot jantung
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Penyakit Otot Jantung
1/48
BAB 8
PENYAKIT OTOT JANTUNG
Klasifikasi
Penyakit otot jantung terdiri darikardiomiopati dan miokarditis.Kardiomiopati
sebelumnya telah diklasifikasikan sebagai penyakit dengan penyebab yang tidak
diketahui dan karena itu, berbeda dari penyakit otot jantung dengan penyebab yang
lebih spesifik seperti iskemia, hipertensi, dan penyakit katup jantung.Namun,
pemahaman yang lebih tentang etiologi dan patofisiologinya telah membuat perbedaan
ini menjadi mutlak.
Definisi
Kardiomiopati dapat didefinisikan sebagai sekelompok penyakit miokardium yang
heterogen, yang ditandai oleh disfungsi mekanis dan/atau elektrik yang umumnya
(walaupun tidak selalu) menimbulkan hipertrofi atau dilatasi ventrikel yang tidak tepat
dan diakibatkan oleh sejumlah penyebab yang sering bersifat genetik. Kardiomiopati
dapat terbatas hanya pada jantung atau merupakan bagian dari gangguan sistemik
umum, yang sering mengakibatkan kematian dan keaatan fisik terkait!gagal jantungprogresif ("ambar.#.$).
Kardiomiopati dapat diklasifikasikan menurut keterlibatan organ
utama.Kardiomiopati primer merupakan kardiomiopati yang terbatas pada otot jantung
dan dapat dibagi lebih lanjut ke dalam bentuk genetik dan bentuk yang
didapat.Kardiomiopati sekunder terjadi sebagai bagian dari sejumlah penyakit sistemik
umum, sering disertai keterlibatan berbagai organ, yang juga mengakibatkan patologi
miokardial.
389
-
7/25/2019 Penyakit Otot Jantung
2/48
Kardiomiopati primer
Kardiomiopati primer terutama terbatas hanya pada jantung."angguan ini dapat
diklasifikasikan menjadi bentuk genetik dan bentuk didapat, walaupun dapat saling
tumpang tindih dengan bentuk kardiomiopati tertentu, terutama kardiomiopati dilatasi.
Kardiomiopati sekunder
Kardiomiopati sekunder umumnya merupakan bagian dari penyakit multisistem.
%anifestasi jantung dapat menjadi gambaran lokal, walaupun keterlibatan berbagai
organ lebih sering terlihat. &ebaliknya, jika tidak ditemukan bukti penyakit miokardial,
pengamatan seara rutin terhadap keterlibatan jantung dari hasil anamnesis,
pemeriksaan umum dan non!invasif penting dilakukan. "ambar #.' berisi ontoh
gangguan!gangguan yang terkait dengan kardiomiopati sekunder namun tidak seara
mendalam.
390
-
7/25/2019 Penyakit Otot Jantung
3/48
"ambar #.$ Kardiomiopati primer dapat dibedakan pada penyebab seara genetis dan didapat pada
penyakit otot jantung$(% * dilated cardiomiopathy/ kardiomiopatidilatasi + % * hipertropic
cardiomiopathy / kardiomiopati hipertrofi + - * arrhytmogenic right ventricular myopathy/ + 0N *
left ventricular non-compaction/ ).%aron 12, 3owbin 2-, 3hiene " et al('445). efinisi dan Klasifikasi KontemporerKardiomiopati.Pernyataan -sosiasi 2antung -merika dari Komite Konsil KardiologiKlinis, "agal 2antung dan Kelompok Kerja -ntar
abang 6lmu Pengetahuan1iologi 3ranslasi dan Konsil pada 7pidemiologi dan Penegahan. &irkulasi !8 $#49!$5
391
Kardiomiopati
Primer
Genetik
%
%
-
0N
Penyakit
penumpukanglikogen danlisosom
%iopati
mitokondria
"ampuran
%
estriksi
amiloidosis,sarkoidosis
Didapat
6nflamasi!
miokarditis
6nduksi stress!
takutsubo
Peripartum
6nduksi
takikardia
efisiensi gi:i
3oksik!
alkohol,kemoterapi
istrofi
muskular
-
7/25/2019 Penyakit Otot Jantung
4/48
"ambar #.' Kardiomiopati sekunder dapat menjadi sebuah bagian dari beberapa penyakit umum
sistemik
392
6N;603-&6
-miloidosis
Penyakit "auher dan urler
7N
-
7/25/2019 Penyakit Otot Jantung
5/48
Kardiomiopati dilatasi
Kardiomiopati dilatasi ditandai oleh pembesaran ruang jantung dan disfungsi sistolik,
walaupun disfungsi diastolik juga hampir selalu terjadi. Prevalensinya sekitar ?!# per
$44 444 dan @ kali lebih sering terjadi pada pria dan orang berkulit hitam dibandingkan
pada wanita dan orang berkulit putih.
Ge#ala$%e#ala
"ejala klinis dapat terjadi seara mendadak, disertai edema paru akut, emboli paru atau
sistemik, atau bahkan kematian mendadak, namun lebih sering pasien datang dengan
gejala!gejala gagal jantung kongestif yang progresif, meliputi dispnea saat beraktifitas
berat, ortopnea, paroksismal nokturnal dispnea, dan fatigue. Nyeri pada abdomen
kuadran kanan atas, mual dan anoreksia dapat dikaitkan dengan kongesti hepar.
&inkop merupakan gejala yang berbahaya dan harus dianggap mewakili kemungkinan
terjadinya aritmia yang fatal keuali pemeriksaan lebih lanjut mengindikasikan
sebaliknya.
Dia%nosis
iagnosis dilakukan berdasarkan pemeriksaan fisik, elektrokardiografi, foto sinar A
toraks, dan ekokardiografi.
Peningkatan tekanan vena jugularis (2P), disposisi apeks jantung, dan bunyi
jantung tambahan merupakan penanda klinis gagal jantung. 1unyi retakan pada
paru dan pembengkakan pergelangan kaki merupakan tanda klinis yang seara
relatif non!spesifik, terutama pada populasi oktogenerain.
7lektrokardiografi (7K") dapat menunjukkan bukti adanya sinus takikardia,
fibrilasi atrial (;-) atau ekstra!sistole ventrikel yang sering timbul. Kriteria voltase
untuk pembesaran ruang jantung, blok berkas abang, perubahan gelombang!3
non!spesifik, dan progresi gelombang! yang buruk pada lead anterior toraks
sering didapatkan.
393
-
7/25/2019 Penyakit Otot Jantung
6/48
;oto sinar A toraksdapat menunjukkan adanya pembesaran ukuran jantung dan
edema paru (diversi vena lobus bagian atas, edema interstisial, efusi pleura dan
garis!garis 1 Kerley).
7kokardiografi (7
-
7/25/2019 Penyakit Otot Jantung
7/48
ini tidak bersifat mendalam dan dapat saling tumpang tindih dengan kardiomiopati
tertentu.
Keturunan (dapat berperan pada C'?D kasus)
%iokarditis (infeksi, autoimun, toksin) %etabolik (hemokromatosis, tirotoksikosis)
Nutrisional (defisiensi vitaminEtiamin (beri!beri))
3akikardia persisten (takimiopati)
Kardiomiopati dilatasi pada dasarnya merupakan diagnosis eksklusi, dan penyebab!
penyebab reversibel yang meliputi penyakit arteri koroner, penyakit katup jantung, dan
penyakit jantung kongestif pada orang dewasa harus dipertimbangkan. Perhatian
khusus ditujukan pada riwayat diet dan konsumsi alkohol, karena reversibilitas dapat
dilakukan dengan modifikasi faktor!faktor tersebut.
Pemeriksaan kardiomiopatidilatasi tam&a'an(skrinin% kardiomiopati
;ungsi ginjal
Liver function tests/ tes fungsi ginjal (0;3s)
Kadar feritin, besi, transferin, 1$', dan folat serum
;ungsi tiroid
&erologi virus
Pemeriksaan infeksi (6, hepatitis , enterovirus)
-utoantibodi
Kardiomiopati dilatasi) penan%anan
Penanganan kardiomiopati dilatasi terfokus pada penyembuhan gejala dan
memperbaiki prognosis dan kualitas hidup. Kongesti paru dan perifer dapat ditangani
seara efektif menggunakan diuretik. 3erapi!terapi farmasi yang penting seara
prognostik menghambat proses neurohormonal yang maladaptif yang melibatkan
sistem saraf simpatis dan aksis renin!angiotensin!aldosteron.
Diuretik
395
-
7/25/2019 Penyakit Otot Jantung
8/48
0oop diuretik, berguna untuk meredakan gejala akibat kongesti paru dan perifer.
Pengawasan elektrolit dengan hati!hati penting dilakukan, karena deplesi intravaskular
dapat mengakibatkan peningkatan urea, dan hipokalemia sering ditemukan.
ipokalemia dapat diatasi melalui pemberian diuretik hemat!kalium seperti amilorid atau
spironolakton. &pironolakton adalah antagonis aldosteron.>ji oba -07&
(Randomized Aldactone Evaluation Study) akhir!akhir ini menunjukkan bahwa
penggunaan spironolakton dosis!rendah dapat menurunkan mortalitas pada pasien
dengan gagal jantung kongestif berat.
In'i&itor en*im +an% men%kon,ersi an%iotensin
3erdapat berbagai maam bukti ilmiah mengenai angiotensin-converting enzyme
inhibitors/ en:im penghambat perubahan angiotensin (-7!6s) yang dapat memperbaiki
gejala dan hasil penanganan pada pasien gagal jantung, tanpa memperhatikan
gejalanya. ipotensi pada pemberian obat dosis!pertama biasanya mengkhawatirkan
namun hal ini jarang ditemukan dengan pemberian -7!6yang lebih baru dan biasanya
hanya pada pasien dengan deplesi intravaskular yang relatif akibat penggunaan diuretik
dosis!tinggi seara bersamaan. 7fek samping dari obat!obat ini meliputi batuk kering,
yang dapat mempengaruhi '4D pasien dan merupakan akibat peningkatan kadar
bradikinin. -ngioedema adalah komplikasi pemberian -7!6 yang jarang terjadi namun
dapat membahayakan jiwa.Angiotensin receptor antagonists / reseptor antagonis
angiotensin (-1s) dapat digunakan sebagai obat alternatif pada pasien yang
menderita batuk kering.
Kontraindikasi terhadap -7!6yaitu penyakit renovaskular bilateral, stenosis
aorta berat, kehamilan, dan kadar kalium basal C5 mmol/0. -7!6 harus diberikan
dengan hati!hati pada individu!individu dengan tekanan darah sistolik saat istirahat FG4
mmg atau kadar kreatinin basal C'44 Hmol/0.
Beta$&lo-ker
396
-
7/25/2019 Penyakit Otot Jantung
9/48
!eta-bloc"er/ penyekat beta juga memberikan manfaat simptomatik dan prognostik dan
direkomendasikan pada semua pasien dengan kardiomiopati dilatasi keuali terdapat
kontraindikasi!kontraindikasi tertentu. 1eta!bloker bekerja efektif melalui beberapa
mekanisme, yang meliputi penurunan konsumsi oksigen miokardial, meningkatkan
pengisian 0, inhibisi efek apoptosis katekolamin pada miosit jantung, penanganan
aritmia jantung, dan peningkatan reseptor beta!$. Karena efek inotropika yang negatif,
obat!obat ini diberikan awalnya dalam dosis rendah, yang selanjutnya dititrasi sehingga
dapat meningkat seara bertahap.
-
7/25/2019 Penyakit Otot Jantung
10/48
Pasien!pasien dengan kardiomiopati dilatasi rentan terhadap komplikasi tromboemboli
dan harus dilakukan antikoagulasi dengan pemberian warfarin tanpa memperhatikan
ritme yang mendasarinya.
Terapi men%%unakan peralatan
ardiac resynchronization therapy / terapi resin"ronisasi antung (3)
menggunakan pau jantung biventrikular untuk mengatasi dis!sinkron
intraventrikular dan interventrikular yang terkait dengan defek konduksi
ventrikular. 3 telah terbukti terkait dengan peningkatan yang besar pada
kapasitas fungsional dan tingkat re!hospitalisasi pasien akibat gagal jantung
(lihat hal.J4J). 3 umumnya diadangkan bagi individu dengan kompleks &
yang lebar (khususnya left bundle branch bloc"/ blok abang berkas kiri (0111))
yang mengalami fra"si ee"si (7;) F@?D dan berada pada NI- kelas 666
walaupun dengan terapi medis yang optimal.
*mplantable cardioverter defibrillators (6s) efektif dalam menegah &
aritmogenik dan direkomendasikan pada semua pasien yang tidak menjalani
& dan mereka dengan 3 yang terjadi seara terus!menerus. 6 dapat
diimplantasikan untuk alasan profilaktik pada semua individu dengan 7; F@?D
yang berada pada NI- kelas 66 atau 666.
Transplantasi #antun%
3ransplantasi jantung orthotopik menggunakan allograft dapat dipertimbangkan pada
pasien yang menderita simptomatik berat walaupun dengan terapi medis yang
maksimal. Ketersediaan organ donor yang terbatas masih membatasi peranan metode
ini. -kibatknya, terdapat ketertarikan yang ukup besar dalam menggunakan organ dari
spesies lain (Lenograft). Namun, hambatan teknis tetap terjadi sebelum hal ini dapatdijadikan pilihan yang memungkinkan. 2antung buatan merupakan bidang lain yang
juga mendapatkan minat dan publisitas yang ukup besar, dan studi klinisnya akan
segera dilakukan.
Kardiomiopati 'ipertrofi
398
-
7/25/2019 Penyakit Otot Jantung
11/48
Kardiomiopati hipetrofi ditandai oleh 0 yang tidak dapat dijelaskan dan memiliki
prevalensi $ dari ?44 orang.merupakan gangguan yang heterogen dalam hal
manifestasi klinis, morfologi jantung, dan riwayat penyakit. Balaupun sebagian besar
dari pasien ini memiliki rentang hidup yang relatif normal, kardiomiopati hipertrofi paling
banyak diketahui sebagai penyebab utama & terkait!latihan fisik pada orang!orang
berusia muda di bawah @? tahun.
Genetik
Kardiomiopati hipertrofi memperlihatkan heterogenitas alel dan non!alel yang menolok,
dengan mutasi yang multipel pada setidaknya $' gen yang mengkode protein kontraktil
sarkomer. &ebagian besar dari mutasi ini (C94D) merupakan rantai berat M!miosin,
troponin 3 dan gen!gen protein pengikat!miosin (lihat 3abel #.$)
3abel #.$ frekuensi mutasi gen sarkomer pada kardiomiopati hipetrofi
.utasi /rekuensi 012
antai berat M!miosin J4
protein pengikat!miosin '?
3roponin 6 F$4
3roponin 3 F?
!tropomiosin F?
%iosin rantai ringan F$
!miosin rantai berat F$3itin F4.?
-tin F4.?
Patofisiolo%i
0andasan makroskopik kardiomiopati hipertrofi yaitu 0 (0 * left ventricular
hypertrophy / hipertrofi ventrikel kiri), yang biasanya mempengaruhi septum
interventrikular seara asimetris+ namun, hampir semua pola 0 dapat terjadi,
termasuk 0 konsentrik seperti yang terlihat pada individu dengan hipertensi, dan
hipertrofi yang terlokalisir hanya pada $ atau ' segmen miokardial. 1esarnya 0 juga
bervariasi dan berkisar dari 0 ( yang sangat berat (C@4 mm) sampai 0 yang
399
-
7/25/2019 Penyakit Otot Jantung
12/48
sangat ringan ($@!$? mm). 2uga terdapat kasus!kasus familial dimana satu!satunya
manifestasi dari gangguan ini yaitu 7K" yang abnormal.6ndividu!individu dengan sering
memperlihatkan pemanjangan berkas katup mitral. &eara histologis, terdapat bukti
ketidakaturan miosit, edera miokardial, dan arteriol intramiokardial yang abnormal.
3erjadi seara bersamaan, gangguan ini bermanifestasi sebagai8
;ungsi sistolik yang hiperdinamik, yang dapat dikaitkan dengan
+bstru"si Left ventricular outflo$ tract/ obstruksi aliran keluar traktus ventrikel
kiri(0
-
7/25/2019 Penyakit Otot Jantung
13/48
;atigue dan sesak nafas akibat gangguan pengisian diastolik dan penurunan
urah jantung. 3ransport atrial sangat penting untuk mempertahankan urah
jantung, dan gejalanya biasanya menghilang seiring terjadinya -;
Nyeri dada (angina) dapat diakibatkan karena peningkatan kerja jantung yang
sekunder terhadap 0, ketidakookan antara suplai dan kebutuhan darah
yang relatif, dan penyempitan arteriol intramural. 3ekanan diastolik yang tinggi
meningkatkan stres dinding diastolik dan mengganggu aliran darah diastolik
oronaria.
Palpitasi, pre!sinkope, dan sinkope dapat terjadi akibat aritmia atrial dan
ventrikular atau mekanisme obstruksi urah jantung pada pasien!pasien dengan
gradien tekanan yang keluar ventrikel kiri.
Kematian mendadak dapat menjadi presentasi awal
&ekitar ?D dari pasien pada nantinya dapat menderita dilatasi dan gagal
ventrikel kiri yang progresif, akibat berlangsungnya fibrosis miokardial dan
iskemia kronis pembuluh darah yang berukuran keil.
Pemeriksaan fisik
3entukan adanya 0 impuls apikal yang kuat dan bunyi jantung &J).
-
7/25/2019 Penyakit Otot Jantung
14/48
Penurunan o&struksi 34OT 0murmur +an%
terden%ar le&i' pelan dan pendek2
Penin%katan o&struksi 34OT 0murmur +an%
terden%ar le&i' keras dan lama2
5,olume 34 6,olume 341erjongkok 1erdiri tiba!tiba
%engepalkan tangan alsalva (sementara dilakukan)7levasi kaki seara pasif "lyeryl trinitrate ("3N) sublingual
alsalva (setelah dilepaskan) ipovolemia
%anuver %ueller (inspirasi dalam dengan
glottis yang tertutup)
ehidrasi
6kontraktilitas 5kontraktilitas
1eta!bloker (akut 6) 1eta!agonis (misalnya, isoprenalin)
5afterload 6kontraktilitasPhenylephrine !blokade
%engepalkan tangan
Kardiomiopati 'ipertrofi) pemeriksaan
EKG
7K" ditemukan abnormal pada CG?D kasus.Kriteria &okolow!0yon yang terisolasi
untuk 0 teridentifikasi hanya pada 'D kasus. "ambaran!gambarannya meliputi8
"angguan gelombang!&3 dan 3
0 dengan skor Romhilt-EstesC?
"elombang patologis pada lead inferior dan lateral (hipertrofi septal)
6nversi gelombang 3 yang dalam (terutama pada lead anterior dan inferior pada
bentuk apikal kardiomiopati hipertrofi
Pre!eksitasi dan sindroma ,olff-ar"inson-,hite(BPB)
7ktopik ventrikular
;ibrilasi atrial
E-'okardio%rafi
7hokardiografi tetap menjadi pemeriksaan standar emas karena ketersediaannya yangluas.Pemeriksaan ini biasanya dilakukan untuk mendeteksi adanya, besarnya, dan
distribusi 0, serta mengidentifikasi pasien dengan obstruksi 0
-
7/25/2019 Penyakit Otot Jantung
15/48
Asymmetric septal hypertrophy(-&)8 penebalan septum dibandingkan dengan
dinding 0 posterior, dengan penurunan gerakan septal+ namun, hampir semua
pola 0 memungkinkan
Kavitas 0 yang keil
&-%8 pergerakan anterior sistolik dari aparatus katup mitral Penutupan katup aorta mid!sistolik atau fluttering ujung berkas katup aorta
"angguan fungsi diastolik dan pembesaran atrium kiri
Magnetic resonance imaging0.7I2 #antun%
%6 jantung sangat membantu dalam mengidentifikasi kardiomiopati hipertrofi apikal,
mengevaluasi dinding bebas anterolateral, dan menunjukkan bukti edera miokardial
dan fibrosis.
Pemeriksaan lainn+a
Pemeriksaan lainnya dapat membantu dalam penggolongan resiko, walaupun tidak ada
pemeriksaan yang seara akurat dapat memprediksi mereka dengan resiko &, dan
pemeriksaan yang negatif tidak sepenuhnya menyingkirkan resiko &8
Pengamatan 7K" ambulatorisE-; dan aritmia takikardia ventrikular. 3 yang
tidak terus!menerus merupakan faktor resiko & 3es latihan fisikEkapasitas fungsional dan respon tekanan darah terhadap
latihan fisik. espon tekanan darah yang mendatar setelah latihan fisik
(kegagalan dalam meningkatkan tekanan darah sistolik sebesar '? mmg dari
saat istirahat sampai punak latihan fisik, atau penurunan paradoks pada
tekanan darah sistolik selama latihan fisik) merupakan penanda resiko yang
diketahui untuk &.
3idak terdapat peranan untuk kateterisasi jantung pada diagnosis kardiomiopati
hipertrofi, walaupun angiografi koronaria dapat dilakukan pada pasien!pasienorang dewasa dengan angina untuk menyingkirkan kemungkinanpenyakit arteri
koroner (P2K) yang terjadi bersamaan.
3idak terdapat peranan untuk studi!studi elektrofisiologi pada diagnosis
kardiomiopati hipertrofi. &tudi!studi stimulasi ventrikel memiliki akurasi prediktif
yang buruk untuk identifikasi pasien beresiko!tinggi+ namun, ablasi radiofrekuensi
403
-
7/25/2019 Penyakit Otot Jantung
16/48
dari jalur aksesorius dan rangkaian flutter atrial mungkin penting seara
terapeutik.
Pemeriksaan genetik semakin ditingkatkan pengunaannya+ namun, diagnosis
genetik saat ini hanya memungkinkan pada 54!94D kasus. Pemeriksaan genetik
seara khusus berguna untuk skrining anggota keluarga jika gen penyebab
dalam proband dapat teridentifikasi.
Kardiomiopati 'ipertrofi) penan%anan
&ekitar setengah dari kematian mendadak pada kardiomiopati hipertrofi terjadi selama
atau segera setelah latihan fisik berat, sehingga pasien harus disarankan untuk tidak
melakukan olahraga dengan dinamika dan intensitas yang tinggi. Penanganan
kardiomiopati hipertrofi meliputi ($) ameliorasi gejala!gejala termasuk penanganan
obstruksi 0
-
7/25/2019 Penyakit Otot Jantung
17/48
Penan%anan aritmia
1eta!bloker dan amiodaron merupakan agen!agen anti!aritmia pilihan pada
penanganan aritmia supraventrikular.3idak ada agen obat yang telah terbukti
menurunkan resiko &.3akikardia - re!entrant dan atrial flutter biasanya dapat
digunakan pada ablasi radiofrekuensi. 3 yang terjadi seara terus!menerus ditangani
dengan menggunakan amiodaron namun pasien!pasien ini merupakan kandidat 6+
amiodaron menurunkan frekuensi non-sustained ventri"ular tachycardia (N&3) dan
kebutuhan penggunaan pau jantung anti!takikardia rekuren.Pasien!pasien -; harus
dilakukan antikoagulasi dengan pemberian warfarin.
Penan%anan o&struksi aliran keluar ,entrikel kiri
-
7/25/2019 Penyakit Otot Jantung
18/48
untuk waktu yang singkat sehingga prosedur ini hanya diadangkan bagi pasien
dengan obstruksi simptomatik berat yang tidak sesuai untuk dilakukan
pembedahan atau ablasi septum transkoronaria.
Kematian #antun% mendadak
&atu!satunya terapi yang efektif untuk menegah & yaitu 6.6ndikasi!indikasi
definitif (sekunder) untuk 6 meliputi pembatalan &sebelumnya atau yang tidak
stabil seara hemodinamik.
Penggolongan resiko pada pasien yang seara relatif asimptomatik dan tidak
masuk ke dalam kategori ini tidak dapat dilakukan seara langsung.&aat ini terdapat
beberapa faktor!faktor resiko yang diketahui+ namun, semuanya memiliki sensitifitas
atau spesifisitas yang relatif rendah untuk memprediksi & pada lingkungan yang
terisolasi.
3abel di bawah ini berisikan faktor!faktor resiko untuk &. &etiap faktor resiko
memiliki akurasi prediktif yang positif sebesar '4!'?D+ namun, akurasi prediktif yang
negatif dari faktor!faktor resiko ini melebihi G4D sehingga tanpa ditemukannya faktor!
faktor resiko tersebut memungkinkan timbulnya rasa aman bagi sebagian besar pasien.
-kibat akurasi prediktif positif yang relatif rendah dari salah satu faktor tersebut seara
tunggal, praktek klinis yang dilakukan saat ini mengindikasikan bahwa setidaknya dua
atau lebih dari faktor!faktor resiko ini harus ada untuk dapat mengindikasikan implantasi
6 dengan tujuan penegahan primer.
Penanda$penanda resiko untuk "D pada kardiomiopati 'ipertrofi
Penanda!penanda resiko untuk & pada kardiomiopati hiperftrofi
&inkope yang tidak dapat dijelaskan
iwayat keluarga & akibat kardiomiopati hipertrofi (0 (0 . left ventricular
hypertrophy/ hipertrofi ventrikel kiri ) berat (C@4 mm)
406
-
7/25/2019 Penyakit Otot Jantung
19/48
0
-
7/25/2019 Penyakit Otot Jantung
20/48
Pemeriksaan
7K" dapat menunjukkan P mitral atau P pulmonal, penurunan voltase &
prekordial, dan aritmia atrial.
7hokardiografi dapat menunjukkan hasil yang normal, atau setidaknyamenunjukkan fungsi sistolik yang normal. -tau, fungsi sistolik mungkin menurun
pada kasus!kasus berat. 6nfiltrasi dapat ditemukan dengan jelas melalui hipertrofi
ventrikel, dan penebalan septum intra!atrial, dan miokardium dapat tampak
berorak. Pembesaran bi!atrial juga dapat terjadi. Pola aliran masuk mitral
restriktif terlihat pada pemeriksaan oppler.
Pemeriksaan laboratorium ditujukan untuk menentukan penyebab infiltrasi.
Kateterisasi jantung kiri dan kanan mungkin diperlukan untuk membantu
menyingkirkan kemungkinan perikarditis konstriktif (perbedaan pada left
(LE0) dan right (RE0) end-diastolic pressures C9 mmg pada akhir!
ekspirasi membuat konstriksi jarang ditemukan)
omputed tomography (3) dan %6 berguna untuk menentukan adanya
penyakit perikardial.
Penan%anan
Penanganan ditujukan untuk mengatasi gejala gagal jantung kongestif dan gangguan
yang menyebabkannya. Kontrol denyut jantung pada -; penting dilakukan, karena
penurunan waktu pengisian ventrikel akan memiliki dampak yang bermakna. Pasien!
pasien dengan amiloid sangat sensitif terhadap digoksin.
Pen+e&a&$pen+e&a& kardiomiopati restriktif
.iokardial
Non!infiltratif
6diopatik
&kleroderma
6nfiltratif
-miloid
&arkoid
Penyakit proses penadangan
408
-
7/25/2019 Penyakit Otot Jantung
21/48
Penyakit penadangan lisosomal ("auher, urler, ;abry)
Penyakit penadangan glikogen
emokromatosis
Endomiokardial
;ibrosis endomiokardial
&indroma hipereosinofilik
%etastasis keganasan
Karsinoid
6atrogenik (radiasi antrasiklin)
Amiloidosis #antun%
-miloidosis adalah gangguan klinis yang ditandai oleh deposisi ekstraseluler dari
protein fibril yang tidak larut. eposisi amiloid dapat terjadi pada jaringan penghubung
atau pembuluh darah, dan pada berbagai organ termasuk jantung, ginjal, hati, dan
sistem saraf. -miloidosis jantung didefinisikan seara klinis melalui tanda!tanda
disfungsi miokardial atau sistem konduksi, akibat keterlibatan jantung oleh deposisi
amiloid baik sebagai bagian dari amiloidosis sistemik atau sebagai proses yang
terlokalisir.
Klasifikasi
Amiloidosis A3 sistemikmerupakan bentuk paling sering dari penyakit amiloid seara
klinis.;ibril!fibril -0 terdiri dari imunoglobulin monoklonal rantai ringan dan dapat berasal
dari diskrasia sel!1 apapun (misalnya, mieloma, limfoma), walaupun gammopati
monoklonal benign merupakan bentuk yang paling sering ditemukan. "angguan ini
terjadi dengan distribusi yang sama pada pria dan wanita di atas usia ?4 tahun, dan
biasanya menginfiltrasi beberapa organ. Keterlibatan jantung terjadi pada sekitar G4D
pasien dengan amiloidosis -0, dengan sekitar ?4D pasien menderita gagal jantung
diastolik.
409
-
7/25/2019 Penyakit Otot Jantung
22/48
Amiloidosis AA sistemik merupakan komplikasi dari gangguan inflamasi kronis
apapun yang menggambarkan respon fase akut seara terus!menerus sehingga
mengakibatkan peningkatan produksi protein - amiloid serum. Keterlibatan jantung
jarang terjadi, namun penyakit renal merupakan temuan yang paling menonjol, dengan
proteinuria dan gagal ginjal.
Amiloidosis #antun% ATT7merupakan bentuk amiloidosis sistemik herediter dengan
sifat keturunan autosomal dominan akibat mutasi pada mole"ul transthyretin
(-33).Kardiomiopati amiloid -33 yang paling sering diakibatkan oleh mutasi
al$$'lle (substitusi isoleusin dengan valine pada posisi $'') dan lebih prevalen pada
orang!orang -frika!Karibia, yang mengakibatkan kardiomiopati onset!lambat dan gagal
jantung berat yang progresif.
Amiloidosis sistemik pada lansia merupakan kardiomiopati infiltratif yang
berkembang lambat.3erdapat keenderungan terhadap pasien pria, dengan prevalensi
sebesar '?!@5D pada pria berusia di atas #4 tahun."angguan ini jarang terjadi pada
orang!orang berusia di bawah 54 tahun, dan memiliki progresi yang lebih lambat
dibandingkan amiloidosis -0, walaupun dengan infiltrasi jantung yang lebih besar.
Patofisiolo%i
6nfiltrasi miokardium ventrikel dengan fibril amiloid terkait dengan penurunan
pemenuhan dan gangguan relaksasi miokardial. 3ekanan atrial kiri dan kanan
meningkat seara progresif, mengakibatkan edema paru dan volume perifer yangberlebihan. Keterlibatan endokardial mengakibatkan regurgitasi mitral dan trikuspid,
sehingga meningkatkan tekanan atrial.;ibril amiloid dalam miokardium memiu
inflamasi dan fibrosis, dan meningkatkan keenderungan terjadinya aritmia re!entrant
yang fatal. ilatasi atrial merupakan predisposisi terhadap -;. Keterlibatan jaringan
konduksi jantung seara langsung terkait dengan blok jantung dan kematian mendadak.
410
-
7/25/2019 Penyakit Otot Jantung
23/48
itemukan deposisi amiloid pada arteri koronaria, dan dapat terkait dengan angina atau
kematian mendadak.Keterlibatan perikardial ditandai oleh efusi!efusi keil, yang
biasanya memiliki kepentingan klinis yang sedikit.
Gam&aran klinis
Keterlibatan jantung terlihat pada FJD individu!individu dengan amiloidosis. Presentasi
klinisnya didominasi oleh gagal jantung sisi!kanan, dengan gagal jantung sisi!kiri yang
semakin nyata pada stadium lanjut penyakit.-ngina jarang terjadi, dan merupakan
akibat deposisi amiloid pada arteri koronaria intramiokardial. asa pusing dan sinkope
diakibatkan oleh beberapa faktor, yang meliputi hipotensi postural yang sekunder
terhadap neuropati autonom, over!diuresis, serta taki! dan bradi!aritmia.
Tanda$tanda klinis8 peningkatan 2P, hepatomegali, edema tungkai bawah, dan
asites sering ditemukan. Pada kasus!kasus berat, keterlibatan 0dikaitkan dengan
hipotensi dan edema paru. Pemeriksaan prekordial seara khas menunjukkan bunyi
jantung @ yang jelas terdengar, akibat pengisian yang epat dan mendadak dari
ventrikel pada fase dini diastolik.
Dia%nosis
-miloidosis jantung harus diurigai pada pasien apapun dengan gagal jantung yang
tidak dapat dijelaskan, terutama jika terdapat bukti ehokardiografi dari 0 dengan
dimensi kavitas yang normal.
EKG8 bersifat non!spesifik+ namun, hilangnya voltase (& F4.? m pada lead tungkai
dan F$ m pada lead prekordial) dan pola pseudoinfark dengan inversi gelombang
dan gelombang 3 yang patologis ditemukan pada ?4D kasus. ;ibrilasi atrial dan atrial
flutter merupakan bentuk aritmia yang paling sering ditemukan, disertai blok jantung
dengan berbagai tingkatan.
E-'okardio%rafi8 penebalan dinding 0 dengan dimensi kavitas yang normal dan
disfungsi diastolik merupakan gambaran yang ditemukan seara dini. %iokardium
menunjukkan tampilan Oberorak yang khas.Penebalan permukaan endokardial,
regurgitasi katup -, pembesaran bi!atrial, septum interatrial berwarna terang, dan efusi
411
-
7/25/2019 Penyakit Otot Jantung
24/48
perikardial berukuran keil juga dapat ditemukan. Pada stadium lanjut dari proses
penyakit, terdapat perburukan pemenuhan ventrikel, yang mengakibatkan terbatasnya
pengisian jantung dan peningkatan pada tekanan atrium kiri dan kanan. isfungsi
sistolik lebih prevalen pada stadium lanjut dari proses penyakit.
.7I #antun%8 merupakan pemeriksaan yang banyak digunakan saat ini, yang
menunjukkan gambaran peningkatan subendokardial global yang khas dengan
peningkatan gadolinium seara lambat.
Pen-itraan nuklir8 penggunaan radio!labelled tehnetium dapat mendeteksi distribusi
protein amiloid serum namun jarang digunakan dalam praktek klinis, karena kesulitan
teknis yang dihadapi pada organ!organ yang berongga dan bergerak.
Biopsi #arin%an8 biopsi endomiokardium merupakan pemeriksaan standar emas dan
bersifat diagnostik jika jaringan biopsi diwarnai dengan merah ongo. 2aringan biopsi
menunjukkan gambaran pewarnaan Qhijau!apelR saat dilihat dengan ahaya
berpolarisasi.iagnosis jaringan jarang diperlukan pada kondisi adanya tampilan
miokardium yang khas pada pemeriksaan ekokardiogram dan %6 jantung.
Biokimia8 penanda biokimia jantung troponin 6, troponin 3 dan #-terminal pro-!-type
natriuretic hormone (N3!pro1NP) ditemukan meningkat pada amiloidosis jantung.
Peningkatan troponin akibat deposisi amiloid menyebabkan nekrosis miosit dan iskemia
pembuluh darah keil. Kadar 1NP meningkat seara sekunder terhadap disfungsi
diastolik dan sering mendahului onset gagal jantung klinis.
Imunolo%i8 serum imunoelektroforesis dan urinalisis terhadap rantai ringan penting
dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan paraproteinemia yang mendasarinya.
Amiloidosis #antun%) penan%anan
Penanganan pada amiloidosis jantung umumnya bersifat suportif, walaupun terdapat
penanganan kemoterapi dan anti!inflamasi yang bertujuan untuk mensupresi ekspresi
protein - amiloid serum dan imunoglobulin serum. Penanganan gagal jantung
412
-
7/25/2019 Penyakit Otot Jantung
25/48
simptomatik dengan diuretik dan antagonis aldosteron merupakan landasan
penanganan.3idak terdapat bukti yang menunjukkan bahwa -7!6 berguna untuk
amiloidosis jantung.%emang, venodilatasi yang terkait dengan -7!6dapat menurunkan
pengisian ventrikel dan mengurangi urah jantung.1eta!bloker juga dapat menjadi
penghambat pada individu!individu yang memerlukan respon honotropik yang adekuat
untuk mempertahankan urah jantung dengan adanya gangguan relaksasi miokardial
yang berat.
igoksin dan penghambat kanal!kalsium dikontraindikasikan pada amiloidosis
jantung, karena mereka seara selektif terikat pada fibril!fibril amiloid yang
mengakibatkan toksisitas jantung.-ntikoagulasi harus dipertimbangkan, karena
peningkatan resiko trombus intrakardial dan juga karena -;dan disfungsi sistolik 0.
Pau jantung diperlukan pada pasien!pasien dengan blok jantung. Peranan
6masih diperdebatkan dengan mempertimbangkan bahwa sebagian besar pasien
dengan amiloidosis jantung yang simptomatik hanya dapat bertahan hidup kurang dari
$ tahun.Peranan pau jantung biventrikular tidak dapat dijelaskan. asil transplantasi
jantung yang disertai kemoterapi dosis tinggi atau transplantasi stem sel autolog masih
dinantikan.
Pen+akit fa&ri
Penyakit ;abri merupakan gangguan penyimpanan lisosom terkait!kromosom A resesif
yang jarang terjadi dan diakibatkan oleh mutasi pada gen yang mengkode en:im !galaktosidase -. efek en:im ini mengakibatkan akumulasi globotriaosilseramid pada
beberapa organ termasuk kulit, sistem saraf, ginjal, mata, dan jantung. "angguan ini
memiliki prevalensi $ pada J4 444.Balaupun dengan pola keturunan terkait!kromosom
A wanita juga dapat menderita fenotipe penyakit ;abri, walaupun ringan.
413
-
7/25/2019 Penyakit Otot Jantung
26/48
.anifestasi$manifestasi ekstra$kardial
Penyakit ;abri merupakan gangguan multisistemik dengan perjalanan klinis yang
progresif. %anifestasi klinis biasanya terlihat pada usia $4 tahun, dengan
angiokeratomata kutaneus (mempengaruhi daerah panggul, selangkangan, dan
umbilikalis) dan neuropati yang disertai nyeri pada tangan dan kaki (a"roparaestesia)
menjadi gambaran yang menonjol. ipohidrosis, intoleransi suhu panas, dan gangguan
gastro!intestinal juga dapat terjadi. Pada dekade kedua, proteinuria, opasitas kornea,
retinopati, dan gangguan vestibular dan pendengaran dapat terjadi. Pada dekade
ketiga, gagal ginjal, penyakit serebrovaskular, dan kardiomiopati mungkin ditemukan,
sehingga menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang besar pada pasien yang
terkena.
.anifestasi #antun%
Keterlibatan jantung pada penyakit ;abri dapat terjadi dalam dua bentuk. apat terjadi
penyakit multi!organ, dimana keterlibatan jantung merupakan gambaran klinis, namun
juga dapat terjadi variasi atipikal dimana manifestasi jantung terjadi seara isolasi.
ipertensi, 0,defek konduksi, penyakit arteri koronaria, inkompetensi aorta dan
mitral, dan dilatasi root aorta juga dapat terjadi. Karena itu, individu!individu yang
terkena dapat menderita angina, dispnea, dan palpitasi.
Pemeriksaan
EKG8 temuan!temuan 7K" meliputi 0yang paling sering terjadi, interval P yang
pendek dan gangguan konduksi nodus -, berkas is, atau perabangannya dapatditemukan.
E-'okardio%rafi8 abnormalitas yang ditemukan meliputi adanya 0, yang dapat
ditemukan seara dini dan menjadi satu!satunya temuan. Pembesaran atrial, dilatasi
root aorta, dan penebalan katup (katup aorta dan mitral) juga dapat
414
-
7/25/2019 Penyakit Otot Jantung
27/48
ditemukan.Peningkatan ketebalan dinding ventrikel diakibatkan oleh deposisi
globotriaosilseramid dalam miosit jantung. Peningkatan ketebalan dinding dapat
menyerupai kardiomiopati hipertrofi, namun penebalan yang terjadi umumnya simetris.
;ungsi sistolik dan diastolik sering tidak terganggu. %6 jantung mungkin berguna
dalam membedakan bentuk kardiomiopati lainnya, terutama jika 0merupakan
gambaran ehokardiografi yang menonjol (distribusi hipertrofi otot papilaris dan
trabekula yang besar, hipertrofi , gad dinding posterior).
An%io%rafi koronaria8 dilakukan karena kombinasi gejala angina dan 7K" yang
menunjukkan gambaran iskemia. Pada sebagian besar kasus, angiografi koronaria
menunjukkan hasil yang normal, dengan manifestasi iskemia akibat disfungsi endotel
yang terinduksi oleh deposisi globotriaosilseramid dalam arteri koronaria.
Pemantauan 9olter :;$#am8 -; merupakan bentuk aritmia yang paling sering terjadi,
diikuti oleh 3. %erupakan akibat dari deposisi lipid di seluruh lapisan konduksi jantung,
blok jantung dalam bentuk apapun dapat terjadi dan mungkin memerlukan implantasi
pau jantung permanen.
Biopsi endokardial8 diagnosis dapat dipastikan melalui biopsi endomiokardial.
akuolisasi sarkoplasma merupakan temuan khas pada mikroskop ahaya dari jaringan
yang diwarnai menggunakan hematoksilin dan eosin.
Penan%anan
3idak terdapat terapi definitif untuk penyakit ;abri, namun terapi pengganti!en:im telah
terbukti mengakibatkan klirens yang lebih besar dari deposit globotriaosilseramid
endotelial mikrovaskular pada jantung dan ginjal. 3erapi ini juga terbukti mengurangi
0 dan meningkatkan fungsi miokardial regional. Karena potensi terapi yang efektif,
skrining terhadap penyakit ;abri dengan memeriksa !galaktosidase - pada pasiendengan 0 konsentrik yang tidak dapat dijelaskan dapat dipertimbangkan. &krining
harus dipertimbangkan pada semua anggota keluarga derajat pertama dari pasien yang
terdiagnosis dengan penyakit ;abri, dan pada pasien yang terdiagnosis dengan
kardiomiopati hipertrofi, terutama jika 0 simetris, dan tidak terdapat riwayat
kardiomiopati hipertrofi dalam keluarga.
415
-
7/25/2019 Penyakit Otot Jantung
28/48
Arrhythmogenic right ventricular cardiomyopathy0A74"2
Arrhythmogenic right ventricular cardiomyopathy(-) merupakan ganguan jantung
herediter yang ditandai oleh penggantian fibro!lemak pada miokardium ventrikel kanan,
dan predileksi aritmia ventrikel yang fatal. "angguan ini dapat berkembang menjadi
dilatasi dan gagal ventrikel kanan.Pada beberapa kasus, ventrikel kiri juga terlibat,
walaupun terdapat variasi klinis dengan penyakit 0 yang terisolasi.Prevalensinya
dilaporkan antara $ dalam '444 dan $ dalam ?444.
Etiolo%i
-ntara J4D dan ?4D kasus bersifat familial dengan pola keturunan autosomal
dominan. 1eberapa lokus telah dipetakan pada kromosom $,',@,$4, dan $J, yang
menyebabkan mutasi pada gen!gen yang mengkode desmosom protein (misalnya,
plakogobin, desmoplakin, plakofilin, dan desmoglein). ariasi autosomal resesif yang
terkait dengan keratosis palmoplantar, wooly hair, dan perjalanan klinis yang lebih
ganas (penyakit NaLos) telah dipetakan pada gen plakoglobin pada kromosom $9.
Patofisiolo%i
&eara makroskopik, perubahan struktural yang umum terjadi pada - meliputi
dilatasi dengan penipisan miokardial terkait dan infiltrasi fibro!lemak. 0okasi!
lokasi tertentu yang terlibat meliputi apeks , traktus inflow, dan traktur outflow. &eiring
dengan progresi penyakit, keterlibatan dinding bebas mengakibatkan aneurisme
dan dilatasi kavitas . Keterlibatan ventrikel kiri dapat menjadi gambaran klinis yang
lanjut, dan terkait dengan insidensi aritmia dan gagal jantung yang lebih tinggi.
Pemeriksaan histologi menunjukkan penggantian fibro!lemak transmural segmental dari
miokardium dengan daerah miokarditis fokal dan infiltrasi inflamatoris. eposit fokal
fibro!lemak merupakan substrat aritmogenik yang merupakan landasan - .
Ge#ala$%e#ala
416
-
7/25/2019 Penyakit Otot Jantung
29/48
Pasien sering asimptomatik namun gejala palpitasi, pre!sinkope, dan sinkope dapat
terjadi dan dapat dipiu oleh latihan fisik. - dapat terjadi pada semua golongan
usia dan jenis kelamin, dan presentasi pertama kali pada orang!orang dewasa muda
yang sehat dapat menunjukkan & terkait!latihan fisik. 3anda!tanda gagal jantung
kanan yang jelas jarang terjadi. Pasien lain nantinya akan datang dengan gejala gagal
jantung kongestif dengan atau tanpa aritmia ventrikel, dan kasus!kasus stadium lanjut
dapat salah terdiagnosis sebagai kardiomiopatidilatasi. iwayat alami - dapat
dipisahkan ke dalam sejumlah fase yang berbeda dengan perkembangan gejala yang
progresif dan abnormalitas struktural8
;ase tersembunyi8 fase asimptomatik subklinis dengan sedikit atau tidak
ditemukan abnormalitas struktural . & mungkin masih terjadi pada
stadium ini.
"angguan elektrik yang jelas8 umumnya dengan aritimia ventrikel yang
simptomatik yang berasal dari .-ritmia dapat bervariasi dari denyut ventrikel
yang prematur sampai N&3dan fibrilasi ventrikel. &eara struktural, terdapat
bukti yang jelas terhadap keterlibatan dinding .
"agal 8 hilangnya miokardium ( * right ventrile / ventrikel kanan)
seara progresif akibat pergantian fibro!lemak mengganggu fungsi dan dapat
mengakibatkan gagalnya fungsi pompa jantung berat. ilatasi juga terjadi. "agal biventrikel8 merupakan stadium lanjut penyakit dengan keterlibatan
septum interventrikular dan 0 yang mengakibatkan gagal jantung kongestif dan
menyerupai kardiomiopati dilatasi.
Dia%nosis
iagnosis pada individu yang terkena dapat sulit dilakukan, terutama selama skrining
keluarga, karena pemeriksaan non!invasif yang standar memiliki sensitifitas yangburuk.iagnosis tergantung pada gejala, riwayat keluarga -, abnormalitas 7K",
dan perubahan struktural pada pemeriksaan radiologi. iagnosis didasarkan pada
adanya dua kriteria Omayor+ satu Omayor, dan dua Ominor+ atau empat Ominor dari
kategori yang berbeda.
417
-
7/25/2019 Penyakit Otot Jantung
30/48
Pemeriksaan
7K" $'!lead dan signal!averaged 7K"8 7K" $'!lead dapat menunjukkan hasil
yang normal pada J4D pasien. 6nversi gelombang!3 pada lead prekordial
ventrikel kanan ($!@) merupakan abnormalitas yang menonjol. 2uga dapat
ditemukan pemanjangan & seara lanjut, yang dikenal dengan gelombang
7psilon, pada lead $!@ yang menunjukkan depolarisasi ventrikel yang
tertunda. 7K" signal!averaged menunjukkan potensi yang lanjut pada ?4!#4D
pasien dengan -.
7kokardiogram (S %6 jantung)8 ekokardiogram dapat ditemukan normal,
terutama pada fase Otersembunyi -. 3emuan!temuan dapat bervariasi dari
hipokinesia fokal ringan sampai dilatasi dengan pembentukan aneurisme
dan penurunan fungsi. Keterlibatan 0dan gagal biventrikular merupakan
gambaran lanjut. 1R* antung (%) lebih sensitif dalam mengidentifikasi
patologi pada -, dan sekarang semakin tersedia seara luas. %6
jantung dapat menilai volume ventrikel, dan fungsi ventrikel global dan regional,
serta lemak miokardial dan peningkatan gadolinium seara lanjut.
Pengamatan 7K" ambulatoris 'J!jam8 ektopi ventrikel yang sering terjadi
(C$444/'J jam) dan N&3 atau &3 (&3 * sustained ventricle tachycardia /
takikardi ventrikel yang stabil)dengan morfologi 0111 (0111 * left bundlebranch bloc" / blok abang berkas kiri) (mengindikasikan berasal dari )
merupakan gambaran - yang diketahui.
3es latihan fisik8 dapat memprofokasi ektopi ventrikular yang sering terjadi dan
takikardia ventrikel pada pasien dengan -.
Prosedur!prosedur invasif8 %/ %6 jantung telah melebihi fungsi angiografi
( * right ventrile / ventrikel kanan). Pemeriksaan elektrofisiologi berguna
untuk membedakan fokus ektopik outflow ( * right ventrile / ventrikel
kanan) dari - (- * arrhythmogenic right ventricular cardiomyopathy /kardiomiopati ventrikel kanan artimogenis).
Pemetaan elektro!anatomis dapat digunakan untuk mengidentifikasi jaringan
yang terluka. iagnosis jaringan masih menjadi masalah, karena diperlukan
sampel transmural. 3erlebih, penyakit ini biasanya mempengaruhi bagian
418
-
7/25/2019 Penyakit Otot Jantung
31/48
yang paling tipis, meningkatkan resiko perforasi . Penyakit ini bersifat tidak
sempurna+ sehingga, hasil biopsi yang negatif tidak menyingkirkan patologinya.
A74") penan%anan
Penan%anan
3idak terdapat pilihan penanganan terbaik untuk pasien dengan -, dan, karena
penyakit ini progresif, antiaritmia tertentu digunakan untuk memberikan manfaat
simptomatik pada pasien dengan aritmia ventrikel yang dapat ditoleransi dengan baik
seara hemodinamik. Karena keterkaitan antara latihan fisik dan &pada -,
aktifitas fisik yang berlebihan atau partisipasi dalam kegiatan olahraga harus dihindari.
Pasien yang menderita S disfungsi 0dapat ditangani menggunakan penanganan
standar pada gagal jantung kongestif, dan pada kasus!kasus berat transplantasi
mungkin dapat dipertimbangkan.
Antiaritmia
Penggunaan M!bloker seara tunggal atau dengan kombinasi antiaritmia kelas 6 dan 666
paling efektif untuk mengurangi gejala dengan aritmia ventrikel yang dapat ditoleransi
dengan baik.&otalol dan amiodaron telah terbukti paling efektif.
A&lasi radiofrekuensi
&ekelompok keil pasien dengan aritmia obat!refraktoris yang dirasakan memiliki
penyakit yang agak terlokalisir dapat menggunakan pemetaan elektrofisiologi dan ablasi
radiofrekuensi. Namun, harus diingat bahwa -merupakan penyakit yang progresif,
dan prosedur!prosedur tersebut tidak dapat dianggap sebagai terapi yang permanen
terhadap aritmia!aritmia di masa depan.
Implan defi&rilator -ardio,erter
Pada pasien dengan aritmia ventrikel yang membahayakan atau obat!refraktoris dan
penyebaran penyakit yang luas, 6 mungkin memberikan penawaran tindakan
protektif yang terbaik terhadap &.
419
-
7/25/2019 Penyakit Otot Jantung
32/48
Pen%%olon%an resiko
3idak terdapat faktor!faktor resiko yang ditemukan atau terbukti spesifik terhadap &,
namun penanda!penanda peningkatan resiko meliputi usia muda saat presentasi,
riwayat keganasan dalam keluarga, sinkope yang tidak dapat dijelaskan, disfungsi
ventrikel kanan, keterlibatan ventrikel kiri, adanya 3 pada pengamatan ambulatoris,
penyebaran & CJ4 ms, dan mutasi genetik tertentu (terutama penyakit NaLos).
Left ventricular non-compaction
Left ventricular non-compaction/ventrikel kiri non kompaks (0N) merupakan
kardiomiopati yang jarang terjadi yang ditandai oleh trabekulasi yang jelas dan resesi
intertrabekularis yang dalam pada dinding ventrikel kiri. "angguan ini juga ditandai oleh
disfungsi sistolik dan diastolik, predileksi pada aritmia, dan tromboembolisme sistemik.
Prevalensi 0N tidak diketahui dan masih terdapat perdebatan mengenai kriteria
diagnosis yang spesifik. Nomenklatur dari gangguan ini sering disalahartikan karena
kedua ventrikel kiri dan kanan sering terlibat.
Etiolo%i
Balaupun mekanisme yang mengarah ke 0N tidak jelas, diduga merupakan
gangguan morfogenesis endomiokardial yang terlambat. Pada situasi yang normal,
trabekulasi pada primordium miokardial fetal terjadi pada hari ke @' perkembangan
embrio, sebelum berubah (Omemadat) pada hari ke 94, 0Nmewakili penghentian
pada proses pemadatan yang normal in utero, mengakibatkan lapisan miokardium yang
tidak memadat menutupi lapisan endokardium yang telah memadat.
asar genetik pada 0N telah ditunjukkan oleh prevalensi yang lebih tinggi darikondisi ini pada anggota keluarga derajat pertama.Namun, pola keturunan bervariasi,
dengan autosomal dominan, terkait!kromosom A dan bahkan transmisi mitokondria
telah teridentifikasi. %utasi "J.?, yang mengkode taffa:in terekspresikan pada sel!sel
otot jantung dan skeletal, awalnya teridentifikasi pada sindroma 1arth. %utasi lainnya
420
-
7/25/2019 Penyakit Otot Jantung
33/48
yang mengkode protein!protein struktural, seperti !distrobrevin, ypher/=-&P dan
;K1P$', juga telah dikaitkan dengan 0N.
Gam&aran klinis
%anifestasi klinis utama 0Nadalah disfungsi sistolik dan diastolik dan gagal jantung
kongestif.3erdapat prevalensi yang tinggi dari aritmia atrial dan ventrikular, dengan
BPB menjadi sering terlihat pada anak!anak dengan 0N.Kematian mendadak akibat
takiaritmia ventrikular telah dilaporkan terjadi.7mboli sistemik akibat stagnasi darah
pada resesi intertrabekular yang dalam dapat terjadi sebagai presentasi atau komplikasi
0N.
0Nterkadang dikaitkan dengan gangguan jantung kongenital lainnya,
termasuk anomali 7bstein, katup aorta bikuspidal, abnormalitas traktus outflow
ventrikular kiri atau kanan kongenital seperti atresia paru. 0N juga dikaitkan dengan
gangguan neuromuskular tertentu termasuk penyakit harot!%arie!3ooth dan
sindroma %elnik!Needles.
Dia%nosis
1erdasarkan data yang relatif terbatas dari sejumlah pusat!pusat kesehatan yang
berukuran keil, pemeriksaan 7K" $'!lead ditemukan abnormal pada G?D kasus
namun perubahannya bersifat non!spesifik. "ambaran klinis meliputi hipertrofi
biventrikular, inversi gelombang!3, dan abnormalitas konduksi termasuk blok jantung
lengkap. 0andasan pemeriksaan pada 0N yaitu melalui penitraan, terutama
ehokardiografi.
E-'okardio%rafi
1eberapa kontroversi mengelilingi kriteria diagnostik yang spesifik untuk 0N, namunterdapat @ kriteria yang berbeda, yang meliputi8
-danya multipel trabekulasi terutama pada apeks dan dinding bebas ventrikel kiri
%ultipel resesi intertrabekular yang dalam berhubungan dengan kavitas
ventrikular kiri, terutama ditunjukkan dengan penitraan berwarna oppler
421
-
7/25/2019 Penyakit Otot Jantung
34/48
&truktur ' lapisan pada endomikardium dengan rasio ketebalan lapisan non!
padat dan padat yang lebih besar dari '.4 pada orang dewasa pada end!sistole
dalam gambaran aksis!pendek parasternalis.
3emuan!temuan lain dapat meliputi penurunan fungsi sistolik ventrikular kiri, disfungsi
diastolik, trombus ventrikel kiri, dan struktur otot papilaris yang abnormal.
Cardiac magnetic resonance imaging 0".72
% terutama digunakan saat penitraan 7K" yang memuaskan tidak didapatkan.
% juga melebihi penggunaan 3 pada jantung dan ventrikulogram kiri dalam
meninjau 0N pada kasus!kasus yang rumit. "ambaran paling baik yang
membedakan 0N pada % yaitu rasio maksimum diastole dari ketebalan lapisan
miokardium non!padat dengan lapisan padat yang lebih besar dari '.@, yang ditinjau
melalui @ gambaran aksis!panjang.
Analisis %enetik
1iopsi otot, pemeriksaan metabolik, dan tes genetik mungkin berguna saat 0N
dipertimbangkan sebagai bagian dari sindroma genetik atau metabolik.
Penan%anan
3idak ada terapi yang spesifik untuk 0N. Penanganan medis dapat bervariasi seiring
dengan manifestasi klinis, dan terpusat pada penanganan gagal jantung dengan
menggunakan pengobatan yang standar. -ntikoagulasi biasanya direkomendasikan
pada pasien dengan -; dan/atau 07; (07; * left ventricle eection fraction/ fraksi
ejeksi ventrikel kiri) FJ4D, untuk menegah tromboembolisme sistemik. Pemantauan
dengan analisis olter 'J!jam harus dipertimbangkan untuk dilakukan setiap tahun
untuk mendeteksi aritmia asimptomatik. 3erapi 6direkomendasikan pada pasiendengan 0Nyang mengalami gangguan sistolik ventrikel kiri dan N&3.
Pro%nosis
&tudi!studi awal pada sekelompok keil individu yang terjangkit menunjukkan bahwa
0N terkait dengan prognosis yang jauh lebih buruk dibandingkan bentuk kardiomipati
422
-
7/25/2019 Penyakit Otot Jantung
35/48
lainnya, dengan tingginya tingkat mortalitas dan morbiditas.Namun, dengan
peningkatan kewaspadaan terhadap 0N, bentuk yang lebih tersamar pada pasien
yang sedikit simptomatik atau bentuk yang parah pada pasien yang asimptomatik telah
terdeteksi.
Kardiomiopati iskemik
Kondisi ini didefinisikan sebagai gangguan berat pada fungsi ventrikel kiri (7; / fra"si
ee"siF@?D) dimana mengakibatkan suatu gambaran yang sering tidak dapat
dibedakan dari kardiomiopatidilatasidengan atau tanpa riwayat angina atau
sebelumnya. 3erdapat derajat disfungsi yang inkonsisten dengan tingkat keparahan
P2K. 3erdapat dua proses patologis utama, yang dapat dibedakan berdasarkan
kemungkinan dilakukannya terapi koreksi. Pertama, terdapat proses kerusakan
miokardium yang ireversibel akibat %6sebelumnya dan remodeling ventrikular yang
terjadi setelahnya. 3idak terdapat lingkup kesembuhan bagi fungsi miokardium, karena
jaringan yang terinfarksi tidak dapat hidup lagi.Kedua, pada pasien!pasien dengan
jaringan miokardium yang masih hidup dan berhibernasi yang dapat mengambil
manfaat dari revaskularisasi.&aat diagnosis telah dibuat, peninjauan untuk jaringan
miokardium yang masih hidup dapat dilakukan menggunakan stres ehokardiografi+
namun, angiografi koronaria S angioplasti merupakan landasan diagnosis dan intervensi
terapeutik.
Kardiomiopati ,al,ular
Pasien dengan penyakit katup jantung akan menderita kardiomiopati yang tidak
tergantung pada lesi katup yang menonjol. Perbaikan pada fungsi jantung sering dapat
terlihat setelah prosedur koreksi penyakit katup jantung.
Kardiomiopati 'ipertensi
423
-
7/25/2019 Penyakit Otot Jantung
36/48
ipertensi mengakibatkan 0 sebagai respon terhadap peningkatan afterload jantung,
yang merupakan kompensasi dan bersifat protektif sampai pada titik tertentu. Namun,
pada akhirnya terjadi efek!efek yang merugikan pada fungsi ventrikular sistolik dan
diastolik. ipertensi juga mengakibatkan perepatan aterosklerosis dan penyakit
jantung iskemik. Kardiomiopati hipertensif merupakan bentuk gagal jantung kongestif
yang paling umum di luar negara!negara 1arat.
Kardiomiopati alko'ol
Konsumsi alkohol berlebih seara kronis merupakan penyebab tersering kedua dari
kardiomiopati dilatasidi negara!negara 1arat. %ekanisme yang diusulkan meliputi ($)
efek toksik ethanol yang seara langsung menyebabkan apoptosis dan kerusakan
miosit dan asetildehid yang mengakibatkan depresi kontraksi miokardium+ (') defisiensi
nutrisi yang terjadi bersamaan (terutama tiamin)+ dan (@) jarang terjadi, efek toksik dari
:at!:at aditif (obalt). Progresi pada kardiomiopati alkohol terkait dengan mean tingkat
konsumsi alkohol per hari dan total durasi konsumsi alkohol (sekitar $ 0 anggur setiap
hari selama ? tahun). Presentasi klinis, diagnosis, dan penanganan menyerupai
kardiomiopati dilatasi. Namun, tidak seperti bentuk kardiomiopatidilatasi lainnya,
abstinensia alkohol seara dini pada proses penyakit dapat menghentikan progresi,
atau bahkan mengalami perbaikan fungsi jantung.
Kardiomiopati meta&olik
1erbagai abnormalitas pada metabolisme dapat mengakibatkan kardiomiopati.&eperti
yang pernah disebutkan sebelumnya, penyakit adangan lisosomal dan glikogen dapat
mengakibatkan suatu bentuk kardiomiopati restriktif. emokromatosis juga
menyebabkan kardiomiopati restriktif melalui mekanisme yang belum diketahui.
"angguan!gangguan metabolisme yang didapat seperti akromegali mengakibatkan
hipertrofi biventrikular. iabetes melitus dapat menyebabkan kardiomiopati dengan
disfungsi sistolik dan/atau diastolik, bahkan tanpa adanya P2K epikardial yang
bermakna.
Kardiomiopati takotsu&o
424
-
7/25/2019 Penyakit Otot Jantung
37/48
Kardiomiopati 3akotsubo, yang juga disebut kardiomiopati terinduksi!stres, atau
sindroma transient apial ballooning, jarang terjadi namun insidensinya semakin
meningkat. &indroma ini ditandai oleh disfungsi sistolik transien dari segmen apikal
dan/atau mid ventrikel kiri, dengan hiperkinesis kompensatoris pada dinding basal yang
memproduksi ballooning apeks selama sistole. Kondisi ini lebih prevalen pada wanita
post!menopause dan sering dipiu oleh stres emosional atau fisik yang berat (misalnya,
berduka akibat kehilangan, kekerasan rumah tangga, benana alam).
Presentasi klinis pada kardiomiopati takotsubo menyerupai 6%-, dengan nyeri
dada retrosternal, elevasi segmen &3 dan peningkatan penanda biokimia jantung.
"ambaran lainnya dapat meliputi taki! dan bradiaritmia, tanda gagal ventrikel kiri,
obstruksi 0
-
7/25/2019 Penyakit Otot Jantung
38/48
sedangkan lainnya akan terus mengalami gagal jantung kongestif kronis. iagnosis
gangguan ini dibuat dengan menyingkirkan penyebab kardiomiopati dilatasi lainnya,
dan penyebabnya tidak diketahui.
Kardiomiopati pada pen+akit sistemik
Systemic lupus erythematosus (&07) dapat mengakibatkan penyakit jantung melalui
berbagai ara. &ekitar $4D dari pasien dengan &07 memiliki bukti miokarditis. Pasien
dengan sindroma antibodi antifosfolipid terkait memiliki peningkatan resiko abnormalitas
valvular dan kardiomiopati dilatasiakibat oklusi trombosis pada mikrosirkulasi tanpa
disertai vaskulitis. Pasien!pasien tersebut juga mengalami peningkatan aterogenesis.
ipertensi paru akibat vaskulitis paru merupakan penyebab jarang kardiomiopati
pada pasien dengan artritis rematoid.
Kardiomiopati nutrisional
3iamin merupakan koen:im yang penting dalam shunt heksosa monofosfat. 1ayi!bayi
yang menyusui dengan diet defisiensi tiamin terutama menderita gagal ventrikel kanan
antara usia $ dan J bulan. Koreksi defisiensi vitamin dengan epat dapat memperbaiki
kondisi gangguan jantung tanpa komplikasi jangka panjang.
%alnutrisi kalori!protein (marasmus, kwasiorkor) mengakibatkan penipisan dan
atrofi serat otot dan kardiomiopati dilatasi. Penanganan yang hati!hati dapat
memperbaiki gangguan!gangguan tersebut selama rentang waktu beberapa bulan, jika
pasien dapat bertahan hidup pada masa awal.
ensiti,itas atau reaksi toksik
&ejumlah agen non!infeksi dapat merusak miokardium. Kerusakan ini dapat bersifat
akut, dengan bukti adanya reaksi inflamasi, atau tidak terdapat inflamasi dan nekrosis
seperti pada reaksi hipersensitifitas. -gen!agen lainnya mengakibatkan perubahan
kronis, dengan fibrosis yang progresif dan gambaran akhir yang menyerupai
426
-
7/25/2019 Penyakit Otot Jantung
39/48
kardiomiopatdilatasi. 1erbagai agen kimiawi dan industrial, radiasi, dan panas yang
berlebihan dapat mengakibatkan kerusakan miokardial.
Gan%%uan$%an%%uan neuromuskular
Keterlibatan jantung pada ataksia ;riedreih relatif sering terjadi, walaupun biasanya
asimptomatik. -taksia ;riedreih merupakan sifat autosomal resesif dengan hilangnya
fungsi gen frataLin. %anifestasi klinisnya meliputi ataksia progresif pada keempat
tungkai, diabetes melitus, dan penyakit jantung.-taksia ini paling sering dikaitkan
dengan kardiomiopati hipertrofi pada elektrokardiografi dan ehokardiografi namun
berbeda dari variasi genetik dengan kurangnya ketidakaturan miofibrillaris pada
pemeriksaan histologi. -ritmia ventrikel berat dan komplikasi!komplikasi terkait dengan
kardiomiopati merupakan penyebab morbiditas yang paling sering. Keterkaitannya
dengan kardiomiopati dilatasi jarang terjadi.
Distrofi otot
1uscular dystrophies(%s) merupakan suatu kumpulan gangguan otot herediter yang
ditandai dengan kelemahan otot skeletal yang progresif. 0ebih dari $44 gangguan
dikaitkan dengan distrofi otot, walaupun gangguan yang paling khas meliputi
uhennes dan 1ekers, limb!girdle, faiosapulohumeral, myotoni, oulo!faringeal,
distal, dan 7mery!reifuss.
1erbagai jenis distrofi otot merupakan gangguan multisistemik, yang
mempengaruhi otot polos dan otot jantung serta otot skeletal. %s dapat diturunkan
pada autosomal dominan, autosomal resesif, atau pola keturunan terkait!kromosom A.
%s mempengaruhi miokardium dan jaringan konduksi seara menonjol,
mengakibatkan berbagai derajat blok jantung, takiaritmia, dan gagal jantung.
"ejala!gejalanya dapat menjadi sangat sulit untuk diukur, karena pasien!pasien
yang terjangkit sering dibatasi oleh keaatan fisik yang berat. Pemeriksaan rutin
427
-
7/25/2019 Penyakit Otot Jantung
40/48
menggunakan 7K" $'!lead, pada awalnya, dan ambang batas yang rendah pada
ehokardiografi penting untuk mengidentifikasi keterlibatan jantung seara dini. &aat
diagnosis kardiomiopati telah dibuat, penanganan gagal jantung standar dengan
menggunakan diuretik, -7!6, dan M!bloker diperlukan. -ritmia dan gejala gagal
jantung kongestif yang sekunder terhadap kardiomiopati dilatasi merupakan penyebab
utama morbiditas dan mortalitas pada kelompok pasien ini.
Distrofi otot Du-'enne
-
7/25/2019 Penyakit Otot Jantung
41/48
memiliki distribusi humeral dan peroneal, dengan multipel kontraktur yang sering
menjadi gambaran klinis. %anifestasi jantung meliputi abnormalitas konduksi - dan
aritmia atrium.&akibat takiaritmia ventrikel dapat terjadi.
.iokarditis
%iokarditis adalah proses dimana miokardium menjadi terinflamasi oleh salah satu dari
sejumlah besar agen!agen infeksi. &ayangnya, agen infeksi tersebut jarang dapat
teridentifikasi. 1erbagai bakteri, virus, spirohaeta, fungi, parasit, dan riketsia dapat
mengakibatkan miokarditis.
Etiolo%i
Kerusakan dapat terjadi akibat sejumlah mekanisme, termasuk efek toksik langsung
pada miosit, produksi toksin (misalnya, difteri) dan kerusakan sel yang dimediasi seara
imunologis. 3emuan!temuan histologi tergantung pada sejumlah faktor, termasuk agen
infeksi, stadium penyakit, dan mekanisme kerusakan. Kerusakan yang terjadi dapat
terjadi seara fokal atau difus, dan terdistribusi seara aak di seluruh miokardium.
Ge#ala$%e#ala
Komplikasi klinis dari kerusakan yang terjadi dapat berkisar dari infeksi subklinis
asimptomatis sampai gagal jantung kongestif yang berkembang epat dan fatal.
Komplikasi jangka!panjang juga bervariasi. Pasien!pasien yang awalnya
asimptomatik dapat tampil setelah masa latensi yang lama dengan
kardiomiopatidilatasiatau telah mengalami kesembuhan. Pasien yang datang pada
stadium awal penyakit, bahkan dengan gagal jantung kongestif fulminan, juga dapat
mengalami kesembuhan. Pasien dengan gejala non!fulminan dapat memburuk atau
mengalami kesembuhan seara bertahap.
Dia%nosis
429
-
7/25/2019 Penyakit Otot Jantung
42/48
iagnosis sering dibuat dengan mengidentifikasi penyakit sistemik terkait. 6solasi agen
infeksi jarang dapat terapai, walaupun jelas akan mendukung diagnosis jika hasilnya
positif. 1iopsi endomiokardial dapat berguna dalam memastikan diagnosis namun
seringnya negatif.
Penan%anan
Penanganan pasien dengan miokarditis sebagian besar bersifat suportif. -ktivitas fisik
harus dibatasi, karena pada model!model hewan oba latihan fisik ditemukan bersifat
merusak fungsi jantung. Penanganan standar gagal jantung kongestif dan eradikasi
agen infeksi merupakan landasan penanganan. -ritmia simptomatik harus dikontrol,
dan M!bloker dapat bersifat kardioprotektif.
>jioba terapi imunosupresif pada pasien dengan miokarditis hasilnya
mengeewakan. Penggunaan steroid pada pasien yang sakit berat dapat
dipertimbangkan namun manfaatnya belum terbukti.
.iokarditis ,iral
Pada negara!negara 1arat, enterovirus (terutama o2sac"ie !) merupakanpenyebab tersering miokarditis. "angguan ini biasanya ringan dan dapat
sembuh spontan, walaupun dapat bersifat virulen terutama pada neonati dan
anak!anak keil. %anifestasi klinisnya pada orang dewasa meliputi mialgia,
pleuritis, nyeri dada, gangguan saluran nafas atas, arthralgia, palpitasi, dan
demam. 7K" biasanya abnormal dengan perubahan gelombang &3! dan 3!,
es, dan abnormalitas konduksi -. 7n:im jantung dapat meningkat atau normal,
yang mewakili derajat nekrosis miokardial. 7hokardiografi dapat menunjukkan
disfungsi 0 difus atau regional. &ebagian besar pasien dapat mengalami
kesembuhan total dalam waktu beberapa minggu. Penanganannya bersifat
simptomatik.
irus!virus lainnya seperti cytomegalovirus (%), engue, hepatitis, Epstein-
!arr virus (71), influen:a, dan varicella arang dikaitkan dengan keterlibatan
430
-
7/25/2019 Penyakit Otot Jantung
43/48
jantung. iagnosis didasarkan pada perubahan 7K" dan pelepasan en:im
jantung. Pada mumps, miokarditis jarang terdeteksi, namun seara patologis
sering terjadi. %iokarditis umumnya terjadi pada minggu pertama penyakit dan
bersifat transien. 6nfeksi rubella pada trimester pertama kehamilan
mengakibatkan lesi kongenital seperti patent dutus atau tidak berkembangnya
arteri pulmonar+ miokarditis jarang ditemukan namun mengakibatkan gagal
jantung fetus/neonatus.
Keterlibatan jantung sering ditemukan pada pasien dengan human
immunodeficiency virus(6+ sekitar ?4D) namun hanya dapat dibuktikan seara
klinis pada $4D. Presentasi umum yaitu dengan gagal jantung kongestif dan
kardiomiopati dilatasi, akibat efek langsung 6 pada miokardium, walaupun
infeksi oportunistik pada pasien ac3uired immune deficiency syndrome (-6&)merupakan penyebab penting miokarditis lainnya.
.iokarditis riketsia
emam (, burnetti) umumnya mengakibatkan endokarditis+ perikarditis (nyeri
dada dan dispnea) juga sering terjadi. %iokarditis jarang terjadi dan
mengakibatkan perubahan 7K" seperti perubahan gelombang &3 dan 3 yang
transien.
Roc"y 1ountain spotted fever (. rikettsii) mengakibatkan penyebaran luas
vaskulitis yang melibatkan miokardium. 7< menunjukkan disfungsi 0 yang
tidak diharapkan, yang dapat menetap bahkan setelah infeksi telah
disembuhkan.
&rub typhus (45 rsutsugamushi) mengakibatkan panvaskulitis yang dapat
melibatkan miokardium, menyebabkan perdarahan ke dalam miokardium dan
petehiae subepikardial. Kerusakan jangka panjang tampaknya jarang terjadi.
.iokarditis &akterial
0ifteri8 miokarditis terjadi pada '4D kasus dan diakibatkan oleh produksi toksin
yang menginhibisi sintesis protein. 3anda!tanda klinis tampak pada akhir minggu
431
-
7/25/2019 Penyakit Otot Jantung
44/48
pertama infeksi dengan gagal jantung kongestif, dan kardiomegali. Perubahan
7K" terlihat dan dapat menetap setelah kesembuhan. Penanganan dengan
antitoksin harus diberikan seara dini pada perjalanan penyakit. Kortikosteroid
tampaknya tidak bermanfaat. Namun, penanganan dengan karnitin tampaknya
menurunkan insidensi gagal jantung dan kebutuhan pau jantung, dan
mengurangi tingkat mortalitas.
1eningococcus8 miokarditis terkait dengan peningkatan mortalitas, dan
mengakibatkan lesi!lesi perdarahan dan organisme intraseluler. "ambaran klinis
meliputi gagal jantung kongestif dan efusi perikardial dengan tamponade. Pasien
dengan septikemia harus diawasi, terutama jika terdapat gangguan 7K".
%yoplasma8 perubahan 7K" sering terjadi pada pasien dengan pneumonia
myoplasma. %anifestasi lainnya meliputi perikarditis dan gagal jantung
kongestif . 3idak ada penanganan yang spesifik untuk radang jantung yang
biasanya diindikasikan.
Penyakit Bhipple8 (4ropheryma $hippelli) dapat melibatkan miokardium dengan
infiltrasi makrofag dengan periodic acid-Schiff (P-&)!positif. 0esi!lesi arteri
koronaria dapat terlihat. ipertensi arteri pulmonar dapat terjadi. ;ibrosis katup
mengakibatkan regurgitasi aorta dan mitral. 3erapi antibiotik tampaknya efektif,
namun relaps sering terjadi.
6nfeksi bakteri lainnya yang terkadang terkait dengan keterlibatan jantung
meliputi legionella6 salmonella6 psittacosis6 dan streptococcus. %iokarditis
tuberkulosis jarang terjadi keuali terdapat perikarditis.
.iokarditis spiro-'etal
&ekitar $4D pasien dengan penyakit 0yme (disebabkan oleh spirohaeta
!orrelia burgdorfen dengan penyebaran melalui kutu) memiliki bukti klinis
keterlibatan jantungEkombinasi dari invasi otot seara langsung oleh
spirohaeta bersamaan dengan kerusakan yang dimediasi!sistem imun.
Balaupun hal ini normalnya membentuk abnormalitas konduksi!-, disfungsi 0
432
-
7/25/2019 Penyakit Otot Jantung
45/48
dapat terjadi. &inkope akibat blok jantung lengkap sering ditemukan, dan sering
terdapat ventriular esape rhythms terkait. 3 jarang terjadi. Pemeriksaan
antibodi antimiosin gallium atau indium yang positif dapat mengarah pada
dugaan keterlibatan jantung. Pasien dengan blok jantung derajat ' atau @
memerlukan perawatan dan pengawasan di rumah sakit. Penanganan dilakukan
dengan penisilin 6, dan pau jantung temporer (jika perlu). Peranan steroid dan
aspirin masih belum jelas.
0eptospirosis (penyakit Beil)8 keterlibatan jantung terlihat pada presentasi yang
lebih berat. %iokarditis interstisial dengan keterlibatan otot papilaris dapat
terlihat+ defek konduksi, aortitis, dan arteritis koronaria juga telah ditemukan.
&yphilis umumnya mengakibatkan aortitis, dan keterlibatan langsung miokardium
dengan gummae jarang terjadi.
.iokarditis proto*oa
i -merika &elatan, parasit 4rypanosoma cruzi mengakibaktan miokarditis
penyakit hagas, yang merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar.
Pada fase akut, gangguan ini dapat mengakibatkan miokarditis berat yang
menyebabkan gagal jantung kongestif dan kematian. &eara histologi, parasit
dapat terlihat berada pada miofibers. 6mune!lysis dengan antibodi! dan imunitas
yang dimediasi!sel tampaknya merupakan mekanisme edera. -nak!anak keil
lebih sering menderita penyakit akut dan lebih berat dibandingkan pada orang
dewasa.
&etelah rentang waktu rata!rata '4 tahun, @4D pasien memiliki tanda!tanda
penyakit hagas kronis. %anifestasi klinisnya bervariasi dari seropositifitas
asimptomatik sampai dilatasi ruang jantung yang progresif, dengan gagal jantung
kongestif berat. efek konduksi - juga terjadi. &eara histologi, terdapat fibrosis
yang ekstensif namun tidak ada parasit yang terlihat. -ritmia ventrikular sering
terjadi8 es multifokal dan serangkaian 3 dapat terjadi, mengakibatkan sinkope
dan &. 7< menunjukkan gambaran kardiomiopati dilatasi+ pada kasus!
kasus lanjut, tampilan dapat berbeda, dengan hipokinesis posterior disertai
pergerakan septal yang relatif normal.
433
-
7/25/2019 Penyakit Otot Jantung
46/48
iagnosis dilakukan dengan tes fiksasi komplemen (%ahado!"uerreiro),
imunofluoresensi seara tidak langsung, atau enzyme-lin"ed immunosorbent
assay(706&-). Penanganan bersifat suportif+ amiodaron berguna pada aritmia
ventrikular+ antikoagulasi menegah trombolisme. -ntiparasit menurunkan
parasitemia, namun tidak terdapat bukti klinis bahwa agen obat ini dapat
menyembuhkan penyakit.
Keterlibatan miokardial dengan proto:oa lainnya (misalnya, tripanosoma,
toksoplasma, atau malaria) jarang terjadi dan biasanya asimptomatik. Penyakit
berat yang fatal kadang!kadang terjadi.
.iokarditis fun%al
6nfeksi fungal jarang terjadi dan terlihat pada pasien dengan penyakit keganasan
yang timbul bersamaan atau pada mereka yang menerima kemoterapi, steroid,
atau terapi imunosupresif lainnya. ;aktor!faktor predisposisi lainnya yaitu operasi
jantung, infeksi 6, dan penggunaan obat!obatan 6.
-
7/25/2019 Penyakit Otot Jantung
47/48
&. Kardiotoksisitas lambat diakibatkan oleh kardiomiopati degeneratif yang
tergantung!dosis, yang bermanifestasi dimanapun dalam waktu berminggu!minggu
sampai beberapa bulan setelah dosis obat terakhir. "ejala!gejalanya dapat sulit untuk
dikendalikan, dan transplantasi jantung telah digunakan pada kasus!kasus dimana Oobat
penyembuh kanker telah terapai.
Kokain)obat ini mengakibatkan nyeri dada, berkeringat, dan palpitasi. Pada sejumlah
keil kasus terdapat iskemia miokardia akibat vasokonstriksi koronaria atau oklusi
trombosis koronaria. 3emuan!temuan terkait meliputi aritmia ventrikular, dan.
Penanganan bersifat suportif dan menggunakan M!bloker.
Katekolamin) kardiomiopati dilatasi berat yang reversibel telah ditemukan disertai
phaeokromositoma, dan penanganan menggunakan katekolamin dosis tinggi dan M!
agonis dengan dosis yang besar pada penyakit paru dekompensasi. -spirin dan
dipiridamol dapat memberikan perlindungan, yang menunjukkan peranan platelet pada
patogenesis.
Kar&on monoksida)keraunan biasanya mengakibatkan depresi sistem saraf pusat /
central nervous system(N&), namun nekrosis miokardial subendokardial juga terlihat.
Palpitasi, sinus takikardia, -;, dan aritmia ventrikular dapat terlihat.-bnormalitas 7K"
sering terjadi.Penanganan menggunakan oksigen $44D, bed rest, dan terapi suportif
untuk aritmia biasanya efektif.
A&normalitas elektrolit)hipokalsemia kronis dikaitkan dengan gagal jantung kongestif
yang hanya merespon terhadap restorasi kalsium serum. 3ransfusi darah yang epat
(citrated blood) telah terbukti mengakibatkan disfungsi 0transien, akibat rendahnya
kadar kalsium serum. ipofosfatemia berat juga dapat mengakibatkan gangguan
0yang reversible, yang diatasi dengan mengkoreksi kadar fosfat. ipomagnesaemia
dikaitkan dengan &3 dan 3 (terutama dalam konteks toksisitas digitalis), dan
nekrosis miokardial fokal juga terlihat.
Defisiensi taurin dan karnitin) terkait dengan kardiomiopati dilatasidan pada kasus
karnitin, suplementasi dapat menghasilkan perbaikan gejala dan fungsional. Kadar
karnitin miokardial menurun pada pasien dengan kardiomiopatidilatasi namun
435
-
7/25/2019 Penyakit Otot Jantung
48/48
kepentingan dari hal ini masih diperdebatkan. efisiensi selenium berperan terhadap
jenisyang terlihat pada beberapa daerah di ina, dan kadang!kadang terlihat pada
pasien dengan total parenteral nutrition(3PN) tanpa suplementasi selenium.
.iokarditis 'ipersentifitas (eosinofilia dan infiltrasi miokardial dengan eosinofil dan
sel!sel raksasa) telah digambarkan terjadi dengan penggunaan berbagai obat, yang
meliputi antibiotik (penisilin, amfoterisin, kloramfenikol, tetrasiklin, sulfonamid), anti!
epilepsi (fenitoin, karbama:epin), obat antituberkulosis (isonia:id), N&-6 (indometasin,
fenilbuta:on), sulfonilurea, dan amitriptilin. "angguan ini jarang terdeteksi seara klinis.