peningkatan hasil belajar ips melalui model … · 2021. 4. 20. · vii abstrak dewi silvana,...
TRANSCRIPT
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
BAMBOO DANCING PADA MURID KELAS IV SD NEGERI 1 LOPOK
KABUPATEN SUMBAWA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
Dewi Silvana
105401121316
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
iii
iv
PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259, Telp. (0411)-866132. Fax. (0411)
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Dewi Silvana
Nim : 10540 11213 16
Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi :Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran
Bamboo Dancing pada Murid Kelas IV SD Negeri 1 Lopok
Kabupaten Sumbawa
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim
penguji adalah asli hasil karya sendiri, bukan hasil ciplakan atau buatan oleh
orang lain.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassarr, Oktober 2020
Yang Membuat Permohonan
Dewi Silvana
NIM : 10540 11213 16
v
PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259, Telp. (0411)-866132. Fax. (0411)
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Dewi Silvana
Nim : 10540 11213 16
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar S1
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi :Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model
Pembelajaran Bamboo Dancing pada Murid Kelas IV
SD Negeri 1 Lopok Kabupaten Sumbawa
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi,
2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.
3. Saya tidak akan selalu melakukan (plagiat) dalam penyusunan skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1,2 dan 3, saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikan Perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran
Makassarr, Oktober 2020
Yang Membuat Perjanjian
Dewi Silvana
NIM : 10540 11213 16
vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Jangan Harus tapi Ingin.
Terasa sulit ketika kau merasa harus melakukan sesuatu. Tetapi, menjadi mudah
ketika kau menginginkannya.
(Dewi Silvana)
Kupersembahkan karya ini untuk:
Kedua orang tua, kedua kakakku
Karena tanpa doa dan dukungan mereka
Saya tidak mampu mewujudkan harapan menjadi kenyataan
vii
ABSTRAK
Dewi Silvana, 2020. Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran
Bamboo Dancing pada Murid Kelas IV SD Negeri 1 Lopok Kabupaten Sumbawa.
Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Hidayah Quraisy
dan Syarifah Aeni Rahman.
Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan model
pembelajaran bamboo dancing dapat meningkatkan hasil belajar murid kelas IV SD
Negeri 1 Lopok Kabupaten Sumbawa. Subyek penelitian 25 murid. Prosedur
penelitian terdiri dari 4 tahap setiap siklusnya, yakni perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi dan refleksi. Indikator hasil belajar pada penelitian ini berupa
tercapainya ketuntasan belajar klasikal. Adapun pengumpulan datanya dilakukan
dengan teknik: dokumentasi, observasi dan tes.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dapat dilihat dengan perolehan aktivitas murid,
yaitu pada siklus I aktivitas murid adalah 62,5% mengalami peningkatan pada siklus
II yaitu 81,25%. Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 79,44 dengan ketuntasan
belajar 72%. Padasiklus II meningkat nilai rata-rata menjadi 83 dengan ketuntasan
92%. Sehingga bisa disimpulkan bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata dari siklus I
ke siklus II dan tidak perlu dilakukan siklus III.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
penerapan model bamboo dancing dapat meningkatkan hasil belajar IPS murid kelas
IV SD Negeri 1 Lopok Kabupaten Sumbawa dari 40% meningkat menjadi 92%.
Kata kunci : model pembelajaran bamboo dancing,IPS, hasil belajar
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur kehadirat Allah swt atas segala limpahan rahmat dan karunia
kepada penulis sehingga penulisan ini terselesaikan. Salawat dan taslim penulis
haturkan kepada junjungan tercinta, Nabiullah, Muhammad saw yang telah
meletakkan fondasi ketauhidan yang syarat dengan risalah keselamatan dunia dan
akhirat di muka bumi ini. Semoga kita menjadi hamba yang selalau dalam
limpahan rahmat Allah swt dan termasuk golongan umat yang mendapatkan
safa’at Muhammad saw di akhirat kelak. Amin. Skripsi ini berjudul “Peningkatan
Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Bamboo Dancing pada Siswa
Kelas IV SD Negeri 1 Lopok Kabupaten Sumbawa” sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Dalam penulisan skripsi penelitian ini bukanlah hal yang mudah terwujud.
Banyak aral dan rintangan yang dialami penulis. Namun selalu ada kemudahan
jika kita selalu berusaha dan berdoa. Bantuan dari berbagai pihak telah menuntun
penulis sehingga skripsi penelitian ini dapat selesai. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua
penulis, ayahanda Syafruddin, S.Pd dan Ibunda Asmawati yang telah
ix
mengorbankan segala do’a, cinta, kasih sayang dan perhatian kepada penulis
dalam segala hal.
Ucapan terima kasih yang penuh penulis sampaikan kepada berbagai pihak
yang telah memberikan banyak sumbangsih, khususnya Prof. Dr. H. Ambo Asse,
M.Ag Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar beserta jajarannya yang telah
memberikan pengajaran, pembinaan dan perhatian kepada penulis selama
menimba ilmu di Universitas Muahmmadiyah Makassar. Erwin Akib, M.Pd,
Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan beserta yang telah
membimbing dalam penyelesaian skripsi ini. Aliem Bahri, S.Pd, M.Pd. ketua
Prodi Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar beserta jajarannya yang telah
bersedia membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini. Dr. Hj Hidayah
Quraisy,M.Pd Pembimbing I dan Syarifah Aeni Rahman,S.Pd.,M.Pd Pembimbing
II yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis
dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Bapak / Ibu Dosen Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah banyak memberikan ilmu kepada
penulis.
Kepada teman-teman seangkatan penulis, pengurus Hima Prodi S1 PGSD,
pengurus LAB IPA PGSD. Terkhusus kepada saudaraku kakak Kiki Yulianti,
S.Farm.,Apt dan Yuni Ade Putri,S.Farm terima kasih atas semua saran dan
motivasi selama penyelesaian penulisan ini. Semoga saran dan motivasi yang
diberikan bernilai di sisi Allah swt. Amin.
x
Akhirnya, sebagai manusia biasa yang tidak terlepas dari kemungkinan
hilaf, penulis sangat mengharapkan berbagai kritik yang bersifat membangun dari
pembaca untuk perbaikan hasil penulisan ini serta dapat dijadikan sebagai
panduan untuk penulisan-penulisan selanjutnya.
Makassar, Oktober 2020
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN.................................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN ....................................................................................... v
MOTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vi
ABSTRAK .......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... .xvii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Masalah Penelitian .................................................................................. 5
1. Identifikasi Masalah .......................................................................... 5
2. Alternative Pemecahan Masalah ....................................................... 6
3. Rumusan Masalah ............................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 6
1. Manfaat Teoritis ................................................................................ 6
xii
2. Manfaat Praktis ................................................................................. 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 8
A. Kajian Teori ............................................................................................ 8
1. Hakikat Belajar.................................................................................. 8
2. Hakikat Pembelajaran ....................................................................... 12
3. Model Cooperative Learning ............................................................ 17
4. Model Pembelajaran Bamboo Dancing ............................................ 19
5. Hakikat Pembelajaran IPS ................................................................ 23
6. Hasil Belajar ...................................................................................... 27
7. Penelitian yang Relevan .................................................................... 29
B. Kerangka Pikir ........................................................................................ 31
C. Hipotesis Tindakan.................................................................................. 33
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 34
A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 34
B. Lokasi dan Subjek Penelitian .................................................................. 35
C. Defenisi Operasional ............................................................................... 36
D. Prosedur Penelitian.................................................................................. 36
E. Instrument Penelitian .............................................................................. 39
F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 40
G. Teknik Analisis Data ............................................................................... 41
H. Indikator Keberhasilan ............................................................................ 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 44
A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 44
xiii
1. Hasil siklus I ...................................................................................... 44
2. Hasil siklus II .................................................................................... 48
B. Pembahasan ............................................................................................. 53
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 56
A. Simpulan ................................................................................................. 56
B. Saran ........................................................................................................ 56
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 58
LAMPIRAN ........................................................................................................ 60
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. 92
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Langkah-langkah kegiatan guru dan murid..................................................... 21
3.1 Kriteria ketentuan minimal ............................................................................. 42
3.2 Skala/nilai ........................................................................................................ 43
4.1 Hasil penelitian................................................................................................ 55
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Bagan Kerangka Pikir ..................................................................................... 32
3.1 Bagan siklus PTK ............................................................................................ 39
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I .......................................... 61
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ......................................... 67
3. Soal Siklus I ............................................................................................ 73
4. Soal Siklus II ........................................................................................... 76
5. Lembar Observasi murid Siklus I ........................................................... 79
6. Lembar Observasi murid Siklus II .......................................................... 81
7. Daftar Hasil Belajar Siklus I ................................................................... 83
8. Daftar Hasil Belajar Siklus II .................................................................. 84
9. Dokumentasi ........................................................................................... 85
10. Surat Pengantar Penelitian ...................................................................... 88
11. Surat Izin Penelitian ................................................................................ 89
12. Kartu Kontrol Penelitian ......................................................................... 90
13. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian .................................. 91
xvii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan faktor yang sangat menentukan dalam upaya menata
dan membangun generasi bangsa ke arah yang lebih baik, maju dan berkualitas.
Sebagaimana sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam UU
No. 20 Tahun 2003 yang berbunyi :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Tujuan Pendidikan Nasional tersebut harus diwujudkan, maka Indonesia
harus mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas. Karena pada dasarnya
bangsa yang maju adalah bangsa yang mempunyai sumber daya manusia yang
berkualitas, terutama pada bidang pendidikan.
Pendidikan merupakan sebuah proses atau sebuah aktifitas yang diarahkan
untuk menghasilkan perubahan tingkah laku manusia yang diinginkan. Pendidikan
juga dapat dilihat sebagai proses sosial; proses yang mana anak ditempatkan ke
dalam adat istiadat di mana dia tinggal. Pendidikan dapat diperoleh dengan cara
belajar, baik belajar di tempat formal maupun informal. Belajar informal dapat
dilakukan di rumah, tempat bermain dan tempat lain yang tidak berhubungan
dengan lembaga pendidikan. Belajar formal dilakukan di lembaga pendidikan
seperti sekolah dan perguruan tinggi.
2
Belajar merupakan suatu proses perubahan dalam membentuk dan
mengarahkan kepribadian manusia. Perubahan tersebut ditempatkan dalam bentuk
peningkatan kualitas dan kuantitas seseorang. Belajar berhubungan dengan
perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi yang disebabkan oleh
pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu. Belajar terjadi apabila suatu
situasi stimulus bersama dengan isi ingatan memengaruhi siswa sedemikian rupa
sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke
waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.
Menurut Siska (2016:7) “Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan
integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial dan humaniora, seperti: sosiologi,
sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya”. Sedangkan menurut
Susanto (2019:151),
IPS adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu
sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara
ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang
mendalam kepada peserta didik, khususnya di tingkat dasar dan
menengah.
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah diuraikan, IPS merupakan mata
pelajaran yang diajarkan pada siswa di tingkat sekolah dasar dan menengah yang
mengkaji mengenai kehidupan manusia dalam masyarakat yang bersumber dari
disiplin ilmu sosial dan humaniora (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik,
hukum, dan budaya).
Tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal
kemampuan dasar kepada murid untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat,
minat, kemampuan, dan lingkunganya, serta berbagai bekal bagi murid untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Oleh karena itu, pola
3
pembelajaran IPS bukan sebatas upaya memberi murid materi dengan sejumlah
konsep yang bersifat hafalan belaka, melainkan terletak pada upaya agar mereka
mampu menjadikan apa yang telah dipelajarinya sebagai bekal dalam memahami
dan ikut serta dalam melakoni kehidupan masyarakat di lingkunganya.
Upaya mewujudkan pola pembelajaran yang bukan hanya sebatas hafalan
belaka, maka diperlukan adanya model pembelajaran kooperatif dalam proses
pembelajaran. Cooperative learning merupakan suatu model pembelajaran dimana
sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6
orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang murid lebih bergairah dalam
belajar. Menurut Rahman (2019:283) “Model pembelajaran kooperatif adalah suatu
pola pembelajaran yang berbentuk kelompok-kelompok kecil yang memungkinkan
adanya kerjasama antar siswa dalam memahami materi pembelajaran”.
Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan pada
pembelajaran IPS adalah model pembelajaran kooperatif tipe bamboo dancing.
Menurut Desmawati (2014) bamboo dancing adalah model dengan membagi murid
menjadi dua kelompok besar yang berhadapan berpasangan mendiskusikan topik
tertentu. Murid dapat memahami pokok bahasan yang diberikan oleh guru dengan
cara bergantian pasangan diskusi secara berkala sehingga adanya pertukaran pikiran
antara murid yang satu dengan lainnya. Dengan menggunakan model bamboo
dancing ini, pemikiran siswa akan semakin terbuka untuk merespon materi dari
guru.
Fenomena yang terjadi dalam pembelajaran IPS dari hasil wawancara
dengan bapak Syafruddin, S.Pd. wali kels IV di SD Negeri 1 Lopok Kabupaten
4
Sumbawa pada tanggal 15 desember 2019 bahwa rata-rata hasil belajar murid
masih kurang. Karena pembelajaran IPS yang didapat dalam kelas terlalu monoton
tanpa adanya variasi dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SD Negeri 1 Lopok
Kabupaten Sumbawa, menunjukkan kurang optimalnya hasil belajar murid pada
mata pelajaran IPS. Hal ini disebabkan dalam pembelajaran guru belum
menggunakan model pembelajaran variatif yang mengakibatkan minat belajar IPS
menjadi kurang sehingga berdampak pada kualitas dan penguasaan murid terhadap
materi sekaligus berdampak pada hasil belajar murid itu sendiri. Hal tersebut
ditunjukkan dengan pencapaian hasil belajar murid berdasarkan data yang
didapatkan dari guru kelas yaitu sebanyak 10 murid (40%) dari 25 siswa kelas IV
SD Negeri 1 Lopok Kabupaten Sumbawa mendapat nilai di atas KKM sedangkan
15 ( 60%) murid lainnya belum mampu mencapai KKM yang telah ditetapkan
yaitu 75 pada mata pelajaran IPS. Hasil belajar tersebut dipengaruhi oleh metode
atau model pembelajaran yang digunakan.
Tari bamboo merupakan modifikasi dari Lingkaran Kecil Lingkaran Besar.
Model bamboo dancing dikembangkan oleh Spencer Kagan. Pembelajaran tipe
bamboo dancing sering juga disebut tari bambu,karena murid berjajar dan saling
berhadapan dengan strategi yang mirip dua potong bamboo yang digunakan dalam
tari bamboo Filipina yang juga popular dibeberapa daerah di Indonesia. Model ini
cocok diguanakan untuk bahan ajar yang memerlukan petukaran pengalaman dan
pengetahuan siswa. Maka dari itu, diharapkan dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe bamboo dancing akan meningkatkan hasil belajar
murid, karena banyak aktifitas murid seperti tukar pikiran dengan murid lain,
5
mempersetasiakan hasil tukar pikiran, dan menuangkan hasil tukar pikiran dalam
bentuk tulisan.
Dengan menggunakan model bamboo dancing dalam pembelajaran IPS
dengan permainan tari bamboo ini, murid tidak akan merasa bosan dengan
pembelajaran sehingga diharapkan murid mampu lebih aktif, kreatif dalam
pemelajaran IPS tersebut agar hasil belajar murid tercapai.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
di SD Negeri Bawakaraeng II Makassar dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar
IPS Melalui Model Pembelajaran Bamboo Dancing pada Murid Kelas IV SD
Negeri 1 Lopok Kabupaten Sumbawa”.
B. Masalah Penelitian
1. Identitas Masalah
Dari latar belakang tersebut, maka dapat diidentifikasi beberapa
permasalahan sebagai berikut:
a) Guru hanya menjelaskan materi pelajaran dengan mengandalkan satu model
tanpa di variasikan dengan model lainnya.
b) Masih rendahnya tingkat pemahaman murid terhadap pelajaran IPS
c) Murid bermalas-malasan karena kurang tertarik dengan pembelajaran IPS
yang disampaikan oleh guru.
d) Perlu adanya model pembelajaran yang bervariasi sebagai upaya
meningkatkan hasil belajar murid, salah satunya model pembelajaran
kooperatif bamboo dancing.
6
2. Alternative Pemecahan Masalah
Untuk memecahkan masalah tentang rendahnya hasil belajar IPS murid
kelas IV SD Negeri 1 Lopok Kabupaten Sumbawa, penulis menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe bamboo dancing.
3. Rumusan Masalah
Masalah pokok dalam penelitian ini, yaitu: “Bagaimanakah peningkatan
hasil belajar IPS melalui model pembelajaran Bamboo Dancing pada murid
kelas IV di SD Negeri 1 Lopok Kabupaten Sumbawa?”.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, adapun tujuan penelitian ini adalah “untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar yang dicapai pada pelajaran IPS yang dalam
pembelajaran menggunakan model pembelajaran bamboo dancing pada siswa
kelas IV SD Negeri 1 Lopok Kabupaten Sumbawa”.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Dengan penerapan model bamboo dancing dalam pembelajaran IPS
kelas IV SD Negeri 1 Lopok Kabupaten Sumbawa ini, maka diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi guru dan tim peneliti dalam melaksanakan
pembelajaran, menambah referensi untuk penelitian-penelitian yang akan
dilaksanakan selanjutnya, sehingga nantinya dapat mengembangkan praktik
pembelajaran IPS di SD.
7
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi murid
Melalui penerapan model kooperatif bamboo dancing maka murid
akan lebih aktif mengikuti pembelajaran, karena mereka menerima
pengalaman belajar yang bervariasi. Dengan model kooperatif bamboo
dancing murid tidak akan merasa bosan dan pasif, sehingga hasil belajar
murid dalam pembelajaran IPS akan meningkat.
b. Manfaat bagi guru
Penerapan model kooperatif bamboo dancing pada pembelajaran
di SD Negeri 1 Lopok Kabupaten Sumbawa ini dapat memberikan wawasan
mengenai model-model pembelajaran inovatif sehingga guru memperoleh
inovasi baru dalam pembelajaran. Selain itu juga dengan menggunakan
model ini dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran yang
dapat menciptakan interaksi, sehingga permasalahan yang dihadapi guru dan
siswa dapat diminimalisirkan.
c. Manfaat bagi sekolah
Adapun manfaat bagi sekolah dengan menerapkan model kooperatif
bamboo dancing pada pembelajaran IPS di SD Negeri 1 Lopok Kabupaten
Sumbawa ini dapat menumbuhkan kerja sama antar guru yang berdampak
positif pada kualitas pembelajaran IPS di sekolah, dapat memberikan
kontribusi yang lebih baik dalam perbaikan pembelajaran, serta dapat
digunakan sebagai acuan untuk memberikan perlakuan atau kebijakan guna
meningkatkan mutu pendidikan dan mencapai tujuan yang ingin dicapai
sekolah.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat Belajar
Menurut Gagne (Susanto, 2019:1) “Belajar dapat didefinisikan sebagai
suatu proses suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”.
Bagi Gagne, belajar dimaknai sebagai suatu proses untuk memperoleh motivasi
dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.
Menurut Hamalik (Susanto, 2019), belajar adalah suatu bentuk
pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-
cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan
tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.
Menurut teori Behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku
sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata
lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami peserta didik dalam hal
kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil
interaksi stimulus dan respon.
Dari beberapa teori belajar yang telah diuraikan, dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah proses dimana otak mencari suatu pemahaman mengenai
fenomena dan pengetahuan seputar kehidupan, sehingga akan membawa
9
perubahan pada perkembangan diri seseorang. Individu yang telah mengalami
proses belajar akan lebih hati-hati dalam mengambil keputusan. Ia akan lebih
bahagia dalam kehidupannya bila dibandingkan dengan individu yang tidak
pernah mengalami proses belajar.
Dalam teorinya yang disebut The domains of learning, Gagne
(Susanto 2019:2) menyimpulkan bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh
manusia dapat dibagi menjadi lima kategori, yaitu:
a. Ketarampilan motoris
Keterampilan motoris adalah keterampilan yang diperlihatkan dari
berbagai gerakan badan, misalnya menulis, menendang bola, bertepuk
tangan, berlari, dan meloncat.
b. Informasi verbal
Informasi ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan otak atau inteligensi
seseorang, misalnya seseorang dapat memahami sesuatu dengan berbicara,
menulis, menggambar, dan sebagainya yang berupa simbol yang tampak
(verbal).
c. Kemampuan intelektual
Selain menggunakan simbol verbal, manusia juga mampu melakukan
interaksi dengan dunia luar melalui kemampuan inteleknya, misalnya mampu
membedakan warna, bentuk dan ukuran.
d. Strategi kognitif
Gagne menyebutkannya sebagai organisasi keterampilan yang internal
(internal organized skill), yang sangat diperlukan untuk belajara mengingat
dan berpikir. Kemampuan kognitif ini lebih ditujukan ke dunia luar, dan
10
tidak dapat dipelajari dengan sekali saja memerlukan perbaikan dan latihan
terus-menerus.
e. Sikap (attitude)
Sikap merupakan faktor penting dalam belajar, karena tanpa kemampuan
ini belajar tidak akan berhasil dengan baik. Sikap seseorang dalam belajar
akan sangat memengaruhi hasil yang diperoleh dari belajar tersebut. Sikap
akan sangat tergantung pada pendirian, kepribadian, dan keyakinan yang
tidak dapat dipelajari atau dipaksakan, tetapi perlu kesadaran diri yang
penuh.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menurut Dalyono
(2012:55) adalah:
a. Faktor internal (dalam diri)
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap
kemampuan belajar. Bila seseorang selalu tidak sehat, sakit kepala, demam,
pilek, batuk dan sebagainya, dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar.
Kesehatan rohani (jiwa) kurang baik, misalnya mengalami gangguan
pikiran, perasaan kecewa karena konflik dengan orang tua atau karena sebab
lainnya, ini dapat menggangu atau mengurangi semangat belajar. Seseorang
yang memiliki inteligensi baik (IQ-nya tinggi) umumnya mudah belajar dan
hasilnya pun cenderung baik. Sebaliknya orang yang inteligensinya rendah,
cenderung mengalami kesukaran dalam belajar, lambat berpikir, sehingga
prestasi belajarnya pun rendah. Bakat juga besar pengaruhnya dalam
menentukan keberhasilan belajar. Misalnya, belajar main piano, apabila
11
diamemiliki bakat musik, akan lebih mudah dan cepat pandai dibandingkan
dengan orang yang tidak memiliki bakat itu.
Timbulnya minat belajar disebabkan berbagai hal, antara lain karena
keinginan yang kuat untuk menaikkan martabat atau memperoleh pekerjaan
yang baik serta ingin hidup senang dan bahagia. Minat belajar yang besar
cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang
akan menghasilkan prestasi yang rendah.
Motivasi berbeda dengan minat. Motivasi adalah daya penggerak atau
pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan. Yang bisa berasal dari dalam
diri dan juga dari luar. Motivasi yang berasal dari dalam diri (intrinsik) yaitu
dorongan yang datang dari hati sanubari, umumnya karena kesadaran akan
pentingnya sesuatu. Atau dapat juga karena dorongan bakat apabila ada
kesesuaian dengan bidang yang dipelajari. Motivasi yang berasal dari luar
(ekstrinsik) yaitu dorongan yang datang dari luar diri (lingkungan), misalnya
dari orang tua, guru, teman, dan anggota masyarakat.
Belajar harus ada istirahat untuk memberi kesempatan kepada mata, otak
serta organ tubuh lainnya untuk memperoleh tenaga kembali. Belajar disekolah
memiliki teknik atau cara-cara tertentu, antara lain harus sarapan pagi terlebih
dahulu, hadir di sekolah 15 menit sebelum masuk, duduk di tempat yang sesuai
dengan kondisi tubuh dan sebagainya. Belajar di rumah perlu memperhatikan
kondisi dan lingkungannya. Ada sebagian orang belajar, harus hidup radio atau
tape recorder. Alasannya kalau sepi pikirannya jadi menghayal. Kebiasaan
belajar seperti ini kurang baik. Bagi otak tentu lebih baik sedikit gangguan
daripada banyak, agar dapat bekerja dengan lancar. Karena itu, perlu diusahakan
12
setiap belajar dijauhkan semua yang dapat mengganggu otak supaya bahan yang
dipelajari dapat diterima dan disimpan dengan baik.
b. Faktor eksternal (dari luar diri)
Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup
atau kurang perhatian dan bimbingan orang tua, rukun atau tidaknya kedua
orang tua, akrab atau tidaknya hubungan orang tua dengan anak-anak, tenang
atau tidaknya situasi dalam rumah, semuanya itu turut mempengaruhi
pencapaian hasil belajar anak.
Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan
kemampuan anak, keadaan fasilitas/perlengkapan di sekolah, keadaan ruangan,
jumlah murid per kelas, pelaksanaan tata tertib di sekolahdan sebagainya, semua
ini turut mempengaruhi keberhasilan belajar anak.
Bila di sekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-
orang yang berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi
dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar. Tetapi
sebaliknya, apabila tinggal di lingkungan banyak anak-anak yang nakal, tidak
bersekolah dan pengangguran, hal ini akan mengurangi semangat belajar atau
dapat dikatakan tidak menunjang sehingga motivasi belajar berkurang.
Keadaan lalu lintas yang membisingkan, suara hiruk-pikuk orang di
sekitar, suara pabrik, polusi udara, iklim yang terlalu panas, semuanya ini akan
mempengaruhi kegairahan belajar. Sebaliknya, tempat yang sepi dengan iklim
yang sejuk, ini akan menunjang proses belajar.
13
2. Hakikat Pembelajaran
Menurut Suprijono (2014) pembelajaran berdasarkan makna leksisial berarti
proses, cara, perbuatan mempelajari. Pembelajaran merupakan dialog interaktif,
proses organic dan konstruktif, bukan mekanis seperti halnya pengajaran.
Sementara Menurut Trianto (2011:17):
pembelajaran adalah aspek kegiatan yang kompleks dan tidak dapat
dijelaskan sepenuhnya. Secara sederhana, pembelajaran dapat diartikan
sebagai produk interaksi berkelanjtan antara pengembangan dan
pengalaman hidup. Pada hakikatnya.
Trianto (2011) mengungkapkan bahwa pembelajaran merupakan usaha
sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswa (mengarahkan interaksi
siswa dengan sumber belajar lain) dengan maksud agar tujuannya dapat tercapai.
Dari uraiannya tersebut, maka terlihat jelas bahwa pembelajaran itu adalah
interaksi dua arah dari guru dan siswa, diantara keduanya terjadi komunikasi
yang terarah menuju kepada target yang telah ditetapkan.
Bedasarkan pendapat mengenai hakikat pembelajaran, pembelajaran pada
hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasi
lingkungan yang ada di sekitar peserta didik sehingga dapat menumbuhkan dan
mendorong siswa melakukan proses belajar. Pembelajaran juga dikatakan
sebagai proses memberikan bimbingan atau bantuan kepada siswa dalam
melakukan proses belajar. Peran dari guru sebagai pembimbing bertolak dari
banyaknya siswa yang bermasalah. Dalam belajar tentunya banyak perbedaan,
seperti adanya siswa yang mampu mencerna materi pelajaran, ada pula siswa
yang lamban dalam mencerna materi pelajaran. Kedua perbedaan inilah yang
menyebabkan guru mampu mengatur strategi dalam pembelajaran yang sesuai
14
dengan keadaan setiap siswa. Oleh karena itu, jika hakikat belajar adalah
“perubahan”, maka hakikat pembelajaran adalah “pengaturan”.
a. Komponen-komponen pembelajaran
Adapun komponen-komponen pembelajaran menurut Pane (2017) adalah:
1) Guru.
2) Murid.
3) Tujuan Pembelajaran.
4) Materi pembelajaran.
5) Metode pembelajaran.
6) Alat atau media pembelajaran
7) Evaluasi.
b. Prinsip-prinsip pembelajaran
Beberapa prinsip-prinsip pembelajaran di sekolah dasar menurut Susanto
(2019:102-104) yaitu:
1) Prinsip motivasi
Prinsip motivasi adalah upaya guru untuk menumbuhkan
dorongan belajar, baik dari diri anak maupun dari luar diri anak,
sehingga anak belajar seoptimal mungkin sesuai dengan potensi yang
dimilikinya.
2) Prinsip latar belakang
Prinsip latar belakang adalah upaya guru dalam proses belajar
mengajar memerhatikan pengetahuan, keterampilan-keterampilan dan
sikap yang telah dimiliki anak agar tidak terjadi pengulangan yang
membosankan.
15
3) Prinsip pemusatan perhatian
Prinsip pemusatan perhatian merupakan usaha untuk memusatkan
perhatian anak dengan jalan mengajukan masalah yang hendak
dipecahkan lebih terarah untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai.
4) Prinsip keterpaduan
Prinsip ini merupakan hal yang penting dalam pembelajaran.
Oleh karena itu, guru dalam menyampaikan materi hendaknya
mengaitkan suatu pokok bahasan dengan pokok bahasan lainnya, atau
subpokok bahasan dengan subpokok bahasan lain agar anak mendapat
gambaran keterpaduan dalam proses perolehan hasil belajar.
5) Prinsip pemecahan masalah
Merupakan situasi belajar yang dihadapkan pada masalah-
masalah. Hal ini dimaksudkan agar anak peka dan juga mendorong
mereka untuk mencari, memilih, dan menentukan pemecahan masalah
sesuai dengan kemampuannya.
6) Prinsip menemukan
Prinsip menemukan adalah kegiatan menggali potensi yang
dimiliki anak untuk mencari, mengembangkan hasil perolehannya dalam
bentuk fakta dan informasi. Untuk itu, proses belajar mengajar yang
mengembangkan potensi anak tidak akan menyebabkan kebosanan.
7) prinsip belajar sambil bekerja
prinsip ini merupakan suatu kegiatan yang dilakukan berdasarkan
pengalaman untuk mengembangkan dan memperoleh pengalaman baru.
Pengalaman belajar yang diperoleh melalui bekerja tidak mudah
16
dilupakan oleh anak. Dengan demikian, proses belajar mengajar yang
memberi kesempatan kepada anak untuk bekerja, berbuat sesuatu akan
memupuk kepercayaan diri, gembira, puas karena kemampuannya
tersalur dengan hasil kerjanya.
8) Prinsip belajar sambil bermain
Belajar sambil bermain merupakan kegiatan yang dapat
menimbulkan suasana menyenangkan bagi siswa dalam belajar, karena
dengan bermin pengetahuan, keterampilan, sikap, dan daya fantasi anak
berkemban, suasana demikian akan mendorong anak aktif dalam belajar.
9) Prinsip perbedaan individu
Prinsip perbedaan individu merupakan upaya guru dalam proses
belajar mengajar yang memperhatikan perbedaan individu dari tingkat
kecerdasan, sifat, dan kebiasaan atau latar belakang keluarga. Hendaknya
guru tidak memperlakukan anak seolah-olah sama semua.
10) Prinsip hubungan sosial
Hubungan sosial adalah sosialisasi pada masa anak yang sedang
tumbuh yang banyak dipengaruhi oleh lingkungan sosial. Kegiatan
belajar hendaknya dilakukan secara berkelompok untuk melatih anak
menciptakan suasana kerja sama dan saling menghargai satu sama
lainnya.
c. Tujuan pembelajaran
Menurut gagne (Susanto, 2019:) tujuan pembelajaran terdiri dari 5
komponen yaitu:
1) Keteramplan intelektual
17
2) Strategi kognitif
3) Informasi verbal
4) Keterampilan motorik
5) Sikap
Tujuan pembelajaran di sekolah adalah untuk memberikan bekal
kempuan dasar baca, tulis hitung, pengetahuan, dan kerampilan dasar yang
bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangan serta
mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan di SMP.
3. Model Cooperative Learning
Suprijo (2014) berpendapat bahwa model pembelajaran merupakan
landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan
teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi
kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas. Model
pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk menyusun
kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada guru di kelas.
Sedangkan Menurut Joyce and Will (dalam Rusman, 2013: 133)
Model Pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang digunakan
untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang)
merancang bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran
dikelas atau yang lain.
Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa cooperative learning
adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga
dapat merangsang murid lebih bergairah dalam belajar.
18
Beberapa ciri dari cooperative learning menurut Isjoni (2013:20)
adalah setiap anggota memiliki peran masing-masing, adanya hubungan
interaksi langsung yang terjadi di antara siswa, setiap anggota kelompok
bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman
sekelompoknya, guru membantu mengembangkan keterampilan-
keterampilan interpersonal kelompok, dan guru hanya berinteraksi
dengan kelompok saat diperlukan.
Unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus diterapkan untuk
mencapai hasil yang maksimal. Lima unsur tersebut adalah (Suprijono,2014)
yaitu: Positive interdependence atau saling ketergantungan positif, Personal
responsibility atau tanggung jawab perseorangan, Face to face promotive
interaction atau interaksi promotif, Interpersonal skill atau komunikasi antar
anggota, dan Group processing atau pemrosesan kelompok.
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil
belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman, dan
pengembangan keterampilan sosial. Sedangkan dalam bukunya Suprijono (2014)
juga menyebutkan sintak model pembelajaran kooperatif yang terdiri dari 6
(enam) fase, yaitu present goals and set, present information, organize students
into learning teams, assist team work and study, test on the materials
danprovide recognition.
Keunggulan dari model cooperative learning menurut Isjoni (2013)
adalah: Saling ketergantungan yang positif, Adanya pengakuan dalam merespon
perbedaan individu, Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas,
Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan, Terjalinnya hubungan yang
hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru, dan Memiliki banyak
kesempatan untuk men-ekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan.
19
Tujuan penting dari cooperative learning ialah untuk mengajarkan
kepada siswa keterampilan kerja sama dan kolaborasi. Pada dasarnya model
cooperative learning dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga
tujuan pembelajaran penting (Isjoni 2013), yaitu: Hasil belajar akademik;
Penerimaan terhadapperbedaan individu; dan Pengembangan keterampilan
sosial.
4. Model Pembelajaran Bamboo Dancing
Suprijono (2014:98) menjelaskan bahwa pembelajaran dengan model
kooperatif tipe bamboo dancing merupakan Pembelajaran diawali dengan
pengenalan topik oleh guru. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengaktifkan
struktur kognitif yang telah dimiliki murid agar lebih siap menghadapi pelajaran
yang baru. Selanjutnya, guru membagi kelas menjadi 2 kelompok besar. Aturlah
sedemikian rupa pada tiap-tiap kelompok besar yaitu lima belas orang berdiri
berjajar saling berhadapan dengan 12 orang lainnya yang juga dalam posisi
berdiri berjajar. Pasangan ini disebut sebagai pasangan awal. Bagikan tugas
kepada setiap pasangan untuk dikerjakan atau dibahas.
Usai diskusi, 25 orang dari tiap-tiap kelompok besar yang berdiri berjajar
saling berhadapan itu bergeser mengikuti arah jarum jam. Dengan cara ini tiap-
tiap murid akan mendapat pasangan baru dan berbagai informasi, demikian
seterusnya. Pergeseran searah jarum jam baru berhenti ketika tiap-tiap murid
kembali ke pasangan asal. Hasil diskusi di tiap-tiap kelompok besar kemudian di
presentasikan kepada seluruh kelas. Guru memfasilitasi terjadinya intersubjektif,
dialog interaktif , tanya jawab dan sebagainya.
20
Menurut Rizqa (2017) model pembelajaran tari bambu merupakan model
pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa dengan siswa lainnya
atau pasangannya dalam berbagi informasi, bertukar pengalaman, sehingga
melatih anak dalam berkomunikasi, model pembelajaran tari bambu dapat di
gunakan untuk semua mata pelajaran dan pada semua tingkatan usia anak didik.
Sedangkan menurut Harianto (2018) Model pembelajaran Bamboo Dancing atau
tari bambu merupakan pembelajaran yang memberikan kesempatan murid untuk
saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang
berbeda dalam waktu singkat secara teratur strategi ini tepat untuk materi yang
membutuhkan pertukaran pengalaman pikiran dan informasi antarsiswa.
Berdasarkan beberapa pendapat mengenai model pembelajaran bamboo
dancing dapat disimpulkan bahwa model bamboo dancing adalah suatu teknik
pengembangan model inside outside circle. Pembelajaran diawali dengan
pengenalan topik oleh guru. Guru bisa menuliskan topik tersebut di papan tulis
atau dapat pula guru bertanya jawab apa yang diketahui siswa mengenai topik
itu. Kegiatan sumbang saran ini dimaksudkan untuk mengaktifkan struktur
kognitif yang telah dimiliki siswa agar lebih siap menghadapi pelajaran yang
baru.
Model pembelajaran bamboo dancing ini diharapkan dapat tercipta
pembelajaran yang kondusif. Model pembelajaran bamboo dancing ini bertujuan
agar murid saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan
yang berbeda dalam waktu singkat secara teratur. Strategi ini cocok untuk materi
yang membutuhkan pertukaran pengalaman pikiran dan informasi antar murid.
21
Konsep dari model damboo dancing ini meskipun namanya Tari Bambu
tetapi tidak menggunakan bamboo yaitu murid yang berjajaran yang di ibaratkan
sebagai bambu.
a. Langkah-langkah pembelajaran bamboo dancing
Adapun langkah-langkah pembelajaran bamboo dancing menurut
Aqib (2014:35) adalah sebagai berikut:
1) Separuh kelas atau seperempat jika jumlah siswa terlalu banyak berdiri
berjajar. Jika ada cukup ruang mereka bias berjajar di depan kelas.
Kemungkinan lain adalah siswa berjajar di sela-sela deretan bangku.
Cara yang kedua ini akan memudahkan pembentukan kelompok karena
diperlukan waktu relatif singkat.
2) Separuh kelas lainnya berjajar dan menghadap jajaran yang pertama.
3) Dua sisi yang berpasangan dari kedua jajaran berbagi informasi.
4) Kemudian satu atau dua murid yang berdiri diujung salah satu jajaran
pindah ke ujung lainnya di jajarannya. Jajaran ini kemudian bergeser.
Dengan cara ini masing-masing murid mendapat pasangan yang baru
untuk berbagi. Pergeseran dapat dilakukan terus sesuai dengan
kebutuhan.
Adapun langkah-langkah kegiatan guru dan kegiatan murid
dalam model pembelajaran bamboo dancing adalah sebagai berikut :
No Kegiatan Guru Kegiatan Murid
1 Guru menjelaskan proses
diskusi dengan model bamboo
dancing
Murid mendengarkan penjelasan
guru.
2 Guru mengarahkan murid
membentuk kelompok
murid membagi dirinya menjadi
dua kelompok besar, berdiri
22
berjajar saling berhadapan satu
sama lain.
3 Memberikan artikel atau
penjelasan materi
Menerima artikel atau penjelasan
materi yang diberikan guru
4 Mengkoordinasi kelompok
sesuai prosedur
murid saling berhadapan bertukar
informasi dengan pesangannya
yaitu murid di sruh berdiri
berjejer dan berhadapan satu
sama lain ( berpasangan)
5 Guru mengarahkan murid
pindah pasangan.
murid melakuakan apa yang
diperintahkan oleh guru yaitu
salah satu murid yang berdiri
diujung salah satu jajaran pindah
ke ujung lainnya di jajarannya.
Jajaran ini kemudian bergeser.
Dengan cara ini masing-masing
murid mendapat pasangan yang
baru untuk berbagi informasi.
6 Guru dan murid mengkoreksi
secara bersama-sama jawaban
teman-teman mereka yang
telah maju dan memebenarkan
bila ada yang salah
Guru dan murid mengkoreksi
secara bersama-sama jawaban
teman-teman mereka yang telah
maju dan memebenarkan bila ada
yang salah
Tabel 2.1
Langkah-langkah kegiatan guru dan siswa
b. Tujuan model pembelajaran bamboo dancing
Tujuan model pembelajaran menurut Aqib (2014) adalah:
1) Agar murid saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan dengan
pasangan yang berbeda dalam waktu singkat secara teratur. strategi ini
cocok untuk materi yang membutuhkan pertukaran pengalaman pikiran
dan informasi antar murid.
2) Memberikan kesempatan bagi murid untuk berperan aktif dan
berinteraksi dengan murid lainnya secara maksimal.
23
c. Kelebihan model pembelajaran bambo dancing
Keunggulan model bamboo dancing adalah adanya struktur yang jelas
dan memungkinkan murid untuk saling berbagi informasi dengan singkat
dan teratur serta memberi kesempatan pada murid untuk mengolah
informasi.
Model pembelajaran ini cocok atau baik digunakan untuk materi yang
membutuhkan pertukaran pengalaman pikiran dan informasi antar murid.
Oleh karena itu kelebihan model ini menurut Hifdziyah (2015)adalah:
1) Murid dapat bertukar pengalaman dengan sesamanya dalam proses
pembelajaran.
2) Meningkatkan kerja sama diantara murid.
3) Meningkatkan toleransi antarsesama murid.
d. Kelemahan model pembelajaran bamboo dancing
Adapun kelemahan dalam model pembelajaran bamboo dancing
menurut Shoimin (2014) adalah:
1) Kelompok belajarnya terlalu besar sehingga menyulitkan dalam proses
belajar mengajar.
2) Memerlukan periode waktu yang panjang.
5. Hakikat pembelajaran IPS
a. Pengertian pembelajaran IPS
Istilah IPS dan keberadaannya dalam kurikulum persekolahan di
Indonesia tidak terlepas dari perkembangan dan keberadaan Studi Sosial
(social studies) di Amerika Serikat. Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
24
merupakan terjemahan dari istilah bahasa Inggris social studies yang telah
dikembangkan di Amerika Serikat.
Dokumen kurikulum IPS merupakan sebuah nama mata pelajaran
yang pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran IPS
merupakan sebuah mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran Sejarah,
Geografi, dan Ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya.
Menurut Sumaatmadja dalam Siska (2019:6-7) IPS tidak lain adalah
mata pelajaran atau mata kuliah yang mempelajari kehidupan sosial yang
kajiannya mengintegrasikan bidang-bidang ilmu sosial dan humaniora.
Dengan kata lain, kajian-kajian IPS sangat luas melalui berbagai macam
pendekatan-pendekatan, interdisipliner yang saling berkaitan dengan
kehidupan sosial manusia (humaniora).
Menurut Susanto (2014) IPS merupakan integrasi dari berbagai
cabang ilmu-ilmu sosial dan humaniora, yaitu: sosiologi, sejarah, geografi,
ekonomi, politik, hukum dan budaya yang dirumuskan atas dasar realitas dan
fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari
aspek dan cabang-cabang ilmu sosial tersebut.
Dari beberapa pendapat diatas ips merupakan mata pelajaran yang
mempelajari kehidupan sosial dari berbagai cabang-cabang ilmu sosial dan
humaniora untuk mewujudkan suatu pendekatan interdisipliner.
b. Tujuan pembelajaran IPS
Tujuan pendidikan IPS di Indonesia pada dasarnya mempersiapkan
para peserta didik sebagai warga Negara yang menguasai pengetahuan
(knowledge), keterampilan (skill), sikap dan nilai (attitudes and values) yang
25
dapat dipergunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah,
mengambil keputusan, dan berpaertisipasi dalam berbagai kegiatan
kemasyarakatan agar menjadi warga Negara yang baik.
Menurut Soematri dalam Siska (2019:9) tujuan pengajaran IPS di
sekolah sebagai berikut:
1) Pembelajaran IPS ialah untuk mendidik para siswa menjadi ahli
ekonomi, politik, hokum, sosiologi, dan pengetahuan sosial lainnya,
sehingga harus terpisah-pisah sesuai dengan body of knowledge masing-
masing disiplin ilmu sosial tersebut.
2) Pembelajaran IPS ialah untuk menumbuhkan warga Negara yang baik.
Sifat warga Negara yang baik akan lebih mudah ditumbuhkan pada siswa
apabila guru mendidik mereka dengan jalan menempatkannya dalam
konteks kebudayaan daripada memusatkan perhatian pada disiplin ilmu
sosial yang terpisah-pisah.
3) Pendapat ketiga adalah bentuk kompromi dari pendapat pertama dan
kedua yang menekankan pada organisasi bahan pelajaran harus dapat
menampung tujuan para siswa yang meneruskan pendidikan maupun
yang terjun langsung ke masyarakat.
4) Pembelajaran IPS dimaksudkan untuk mempelajari bahan pelajaran
closed area agar mampu menyelesaikan masalah interpersonal maupun
antarpersonal.
c. Karakteristik mata pelajaran IPS
Trianto (2010) menjelaskan ciri-ciri yang terdapat dalam pembelajaran
IPS adalah:
26
1) Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi,
sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi,
bahkan juga bidang humaniora, pendidikan, dan agamaMencerminkan
berbagai kegiatan dasar dari manusia.
2) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur
keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang dikemas
sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema)
tertentu
3) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar juga menyangkut berbagai
masalah social yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan
multidisipliner.Kelas pengajaran IPS akan dijadikan laboratorium
demokrasi.
4) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa
dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat,
kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan
masalah social serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti
pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan.
d. Nilai-nilai dalam pembelajaran IPS
1) Nilai teoritis
Pembelajaran IPS tidak hanya menyajikan dan membahas
kenyataan, fakta, dan data yang terlepas-lepas, melainkan lebih jauh dari
itu yakni menelaah keterkaitan aspek kehidupan sosial dengan yang lain.
Peserta didik dibina dan dikembangkan daya nalarnya kearah dorongan
mengetahui sendiri kenyataan dan dorong menggali sendiri di lapangan.
27
2) Nilai praktis
Pokok bahasan IPS jangan hanya tentang pengetahuan yang
konseptual teoritis belaka, melainkan digali dari kehidupan sehari-hari.
Pengetahuan praktis bermanfaat dalam mengikuti berita, mendengarkan
radio, membaca cerita, menghadapi permasalahan kehidupan sehari-hari.
3) Nilai edukatif
Dalam proses peningkatan perilaku sosial melalui pembinaan
nilai edukatif, tidak hanya terbatas pada perilaku kognitif, melainkan
lebih mendalam lagi berkenaan dengan perilaku afektifnya. Justru
perilaku inilah yang lebih mewarnai aspek kemanusiaan. Melalui
pembelajaran IPS, perasaan, penghayatan, sikap, kepedulian, dan
tanggung jawab sosial peserta didik ditingkatkan. Kepedulian dan
tanggung jawab sosial, secara nyata dikembangkan dalam pembelajaran
IPS untuk mengubah perilaku peserta didik bekerja sama, gotong-royong,
dan membantu pihak-pihak yang membutuhkan.
4) Nilai ketuhanan
Kekaguman kita sebagai manusia kepada segala ciptaan-Nya baik
berupa fenomena fisikal, alamiah maupun fenomena kehidupan,
merupakan nilai kertuhanan yang strategis sebagai bangsa yang
berfalsafah pancasila. Pendidikan IPS dengan ruang lingkup cakupan
yang sangat luas, menjadi landasan kuat bagi penanaman dan
pengembangan nilai ketuhanan yang menjadi kunci kebahagiaan kita,
baik lahir maupun batin. Nilai ketuhanan ini menjadi landasan moralitas
SDM masa kini dan masa yang akan datang.
28
6. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara keseluruhan bukan
hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja yang diperoleh setelah kegiatan
belajar (Suprijono, 2014). Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh
para pakar pendidikan sebagaimana tersebut diatas tidak dilihat secara
fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif. Sedangkan menurut
Lindgren hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian dan
sikap.
Berdasarkan beberapa pendapat mengenai hasil belajar diatas, dapat
disimpulkan, hasil belajar merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada
diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
sebagai hasil dari kegiatan belajar.
Penelitian ini berfokus pada hasil belajar ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik. Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan
kemampuan dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup kategori
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian. Dalam
penelitian ini meliputi indikator memahami, menjelaskan serta mengumpulkan
contoh kegiatan ekonomi dan hubungannya dengan berbagai bidang pekerjaan
serta kehidupan sosial dan budaya di lingkungan sekitar sampai provinsi dengan
benar.
Ranah afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai.
Kategori tujuannya mencerminkan hirarkhi yang berentangan dari keinginan
untuk menerima sampai dengan pembentukan pola hidup. Kategori tujuan
peserta didikan afektif adalah penerimaan, penanggapan, penilaian,
29
pengorganisasian, dan pembentukan pola hidup. Ranah afektif dalam penelitian
ini meliputi afektif spiritial dengan indikator berdoa dan salam, serta afektif
sosial dengan indikator berani, percaya diri, bertanggung jawab, dan disiplin.
Ranah psikomotorik berkaitan dengan kemampuan fisik seperti
keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasisyaraf.
Penjabaran ranah psikomotorik ini sangat sukar karena seringkali tumpang
tindih dengan ranah kognitif dan afektif. Kategori jenis perilaku untuk ranah
psikomotorik menurut Elizabeth simpson adalah persepsi, kesiapan, gerakan
terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian, dan kreativitas.
Indikator ranah psikomotorik dalam penelitian ini adalah menyanyikan lagu
“ayo menabung” dengan benar dan penuh semangat, baris berjajar sesuai
kelompoknya, berpindah mengikuti alur Bamboo Dancing(Rifa’i dan Anni, 2011
: 86-89).
7. Penelitian yang relevan
Penelitian ini dilatabelakangi oleh penelitian yang dilakukan peneliti-
peneliti terdahulu yang hasilnya telah dibuktikan kesahihannya. Di antaranya
adalah:
Pertama, Penelitian yang dilakukan oleh Indah Purnamasari (2015), yang
berjudul “Penerapan Metode Bamboo Dancing untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Daur Air”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
meningkatkan pemahaman konsep daur air dengan menerapkan metode Bamboo
Dancing. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), terdiri
dari dua siklus.. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dokumen,
observasi, tes, dan wawancara. Validitas data menggunakan triangulasi sumber
30
data dan triangulasi metode. Menggunakan model analisis interaktif (Miles &
Huberman), yang terdiri dari tiga komponen, yaitu reduksi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan (verifikasi) untuk menganalisis data. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah dengan menerapkan metode Bamboo Dancing dapat
meningkatkan pemahaman konsep daur air.
Kedua, Penelitian yang dilakukan oleh Aryani (2014) yang berjudul
“Penerapan Metode Pembelajaran Tari Bambu (Bamboo Dancing) dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sejarah Kelas XI Sma Negeri 1 Trimurjo
Semester Genap Tahun Ajaran 2013 –2014”. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penggunaan metode bamboo dancing sebagai berikut: hasil belajar
kognitif siswa pada pencapaian jenjang kognitif tertinggi adalah pemahaman
(C2) dengan persentase 72,78% masuk pada kategori baik dan hasil belajar
kognitif siswa yang paling tinggi adalah kategori nilai 60-69 (cukup) 50%
diperoleh dari jumlah keseluruhan 20 siswa yang telah diklasifikasikan ke dalam
4 kategori sesuai nilainya yaitu memuaskan, baik, cukup, dan kurang cukup.
Hasil akhirnya yang tertinggi pada kategori Cukup dengan jumlah 10 siswa.
Ketiga, Peneliti yang dilakukan oleh Laili (2013) yang berjudul
“Penerapan Metode Pembelajaran Bamboo Dancing dengan Penilaian Portofolio
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Persegi Panjang
dan Persegi”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
penerapan metode pembelajaran Bamboo Dancing dengan penilaian portofolio
untuk meningkatkan hasil belajar matematika pokok bahasan persegi panjang
dan persegi pada siswa kelas VII MTs Yaspuri Malang tahun ajaran 2012/2013.
31
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif,
sedangkan jenis penelitiannya adalah penelitian tindakan kelas (PTK).
Berbeda dengan penelitian di atas, penilitian ini memfokuskan pada
penerapan model Bamboo Dancing untuk meningkatkan hasil belajar IPS
melalui Model Pembelajaran Bamboo Dancing pada Siswa Kelas IV SD Negeri
1 Lopok Kabupaten Sumbawa.
B. Kerangka Pikir
IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di SD yang
mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan
dengan isu sosial. IPS memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi.
IPS juga bertujuan untuk membentuk siswa menjadi warga negara yang baik serta
dapat mengembangkan cara berpikir siswa untuk lebih kritis dan kreatif dalam
hubungan bermasyarakatnya. Oleh karena itu, guru harus dapat memberikan
dukungan serta bimbingan sebagai pemecahan masalah yang ada di kelas agar
siswa lebih aktif, kritis dan kreatif.
Berdasarkan pencapaian hasil belajar murid, hasil belajar tersebut masih
tergolong rendah, karena dipengaruhi oleh metode atau model pembelajaran yang
digunakan, selain itu, pada proses pembelajaran IPS di kelas masih menggunakan
ceramah dan belum menerapkan model pembelajaran yang bervariasi, guru masih
mendominasi aktivitas di dalam kelas, sehingga murid kurang aktif selama proses
pembelajaran dan masih melakukan aktivitas lain dari perintah guru.
Melihat kondisi tersebut, peneliti bersama guru kelas dan peneliti
merencanakan untuk melakukan tindakan perbaikan pembelajaran dengan
menerapkan model kooperatif tipe bamboo dancing yang diharapkan dapat
32
membantu guru mengaktifkan kegiatan murid sehingga dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran pada mata pelajaran IPS. Selanjutnya dapat memberikan
masukan dan saran bagi guru untuk selalu menerapkan pembelajaran yang
bervariatif dan menyenangkan agar murid lebih aktif dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran. Alur kerangka berpikir secara lebih rinci dapat dilihat dalam peta
konsep di bawah ini:
Gambar 2.1
Bagan Kerangka Berpikir
1. Guru: belum menerapkan model pembelajaran yang bervariasi untuk menarik
minat siswa
2. Murid: masih melakukan aktivitas lain dari perintah guru.
3. Hasil Belajar : belum optimal, hanya 10 siswa dari 25 siswa di kelas IV yang
memenuhi KKM, sedangkan 15 lainnya belum mencapai KKM (75)
Tindakan
Penerapan model Bamboo Dancing dengan langkah-langkah:
1. Pembagian kartu materi yang berisi materi diskusi kelompok.
2. Separuh kelas baris berjajar di depan kelas.
3. Separuh kelas lainnya berjajar dan menghadap jajaran pertama.
4. Dua murid yang berpasangan dari kedua jajaran berbagi informasi.
5. Kemudian satu atau dua murid yang berdiri di ujung salah satu jajaran pindah ke
ujung jajaran lainnya di kelompoknya. Jajaran ini kemudian bergeser.
Kondisi Akhir
1. Ketuntasan klasikal hasil belajar ranah kognitif sebesar ≥85 %.
Hasil belajar ranah afektif spiritual meningkat dengan kriteria baik.
Afektif sosial meningkat dengan kriteria baik. Dan ranah
psikomotorik meningkat dengan kriteria baik.
Kondisi awal
33
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori, kajian empirisdan kerangka berfikir yang telah
dikemukakan diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: “Jika model
kooperatif bamboo dancing diterapkan maka hasil belajar murid kelas IV SD
Negeri 1 Lopok Kabupaten Sumbawa pada mata pelajaran IPS dapat menigkat.
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merpakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut
Arikunto (2016:1)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang memaparkan
sebab-akibat dari perlakuan, sekaligus memaparkan apa saja yang terjadi
ketika perlakuan diberikan, dan memaparkan seluruh proses sejak awal
pemberian perlakuan sampai dengan dampak dari perlakuan tersebut”.
Menurut Aqib (2011) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang
dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar murid meningkat.
Jadi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan jenis penelitian yang
menjelaskan proses dan hasil guna meningkatkan kualitas pembelajaran. Pada
penelitian tindakan kelas ini, digunakan analisis kuantitatif. Menurut Sugiono
(2015:13) “ metode kuantitatif merupakan metode penelitian berupa angka-angka
dan analisis menggunakan statistik”.
Menurut Arikunto (2016:1) tahapan penelitian tindakan kelas terdiri dari 4
tahap, secara rinci sebagai berikut:
1. Perencanaan
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan apa, mengapa, kapan, di mana, oleh
siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Pada PTK dimana peneliti
dan guru adalah orang yang berbeda, dalam tahap menyusun rancangan harus
ada kesepakatan antara guru yang akan melakukan tindakan dengan peneliti
yang akan mengamati proses jalannya tindakan.
35
2. Tindakan (pelaksanaan)
Implementasi tindakan pada prinsipnya merupakan realisasi dari suatu
tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya. Strategi apa yang digunakan,
materi apa yang diajarkan atau dibahas.
3. Observasi (pengamatan)
Obsevasi adalah kegiatan pengamatan ( pengambilan data) untuk
memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Pengamatan ini
dapat dilaksanakan dengan pedoman pengamatan, catatan lapangan, jurnal
harian, observasi aktivitas di kelas, penggambaran interaksi dalam kelas, atau
alat perekam elektronik. Pengamatan sangat cocok untuk merekam data
kualitatif, misalnya perilaku, aktivitas, dan proses lainnya.
4. Refleksi
Refleksi ialah perbuatan merenung atau memikirkan sesuatu atau upaya
evaluasi yang dilakukan oleh para kolaborator yang terkait dengan suatu PTK.
Refleksi ini dilakukan secara kolaboratif, yaitu adanya diskusi terhadap berbagai
masalah yang terjadi di kelas penelitian. Dengan demikian refleksi dapat
itentukan sesudah adanya implementasi tindakan dan hasilobservasi.
Berdasarkan refleksi ini pula suatu perbaikan tindakan (replanning) selanjutnya
ditentukan.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian bertempat di SD Negeri 1 Lopok Kabupaten Sumbawa. Jl.
Lintas Sumbawa-Bima KM.22 Desa Lopok, Kecematan Lopok, Kabupaten
Sumbawa Nusa Tenggara Barat.
36
2. Subjek penelitian
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah 25 orang murid kelas
IV SD Negeri 1 Lopok Kabupaten Sumbawa tahun pelajaran 2020/2021.
C. Defenisi Operasional
Adapun faktor-faktor yang diselidiki dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Model pembelajaran Bamboo Dancing, yaitu suatu model yang di desain dari
sebuah tarian yaitu tari bambu yang berasal dari Negara fhilphina yang
kemudian dikembangkan menjadi sebuah model pembelajaran yaitu bamboo
dancing.
2. Hasil belajar, merupakan perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang
menyangkut aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik sebagai hasil dari
kegiatan belajar.
3. IPS, merupakan suatu mata pelajaran yang mempelajari kehidupan social yang
mengintegrasikan bidang-bidang ilmu sosialdan humaniora.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari empat tahap yaitu,
perencanaan,pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pada penelitian ini peneliti
bersama guru mengupayakan 2 siklus dengan masing-masing siklus terdiri dari 2
kali pertemuan.
Adapun langkah-langkah atau prosedur penelitian tindakan kelas yaitu:
1. Siklus Pertama
a. Tahap perencanaan
Dalam tahapan perencanaan ini peneliti melakukan identifikasi
masalah dan penetapan alternative pemecahan masalah yaitu:
37
1) Menelaah Kurikulum IPS kelas IV yang sedang berjalan.
2) Merencanakan pembelajaran IPS yang akan diterapkan dalam PBM
dengan menerapkan model pembelajaran Bamboo Dancing.
3) Menentukan pokok bahasan.
4) Menyusun RPP dengan menerapkan model pembelajaran Bamboo
Dancing.
5) Menyiapkan sumber belajar.
6) Membuat lembar kerja murid.
7) Membuat format evaluasi untuk melihat apakah hasil belajar IPS murid
kelas IV dapat meningkat.
b. Tahap pelaksanaan tindakan
Dalam tahapan pelaksanaan, peneliti dalam memberikan materi
pembelajaran selalu berpedoman pada RPP yang telah dibuat. Adapun
tindakan yang dilakukan oleh peneliti adalah:
1) Melaksanakan tahapan-tahapan pembelajaran ( kegiatan awal, kegiatan
inti, dan kegiatan akhir).
2) Mengumpulkan data pengetahuan awal dan mengidentifikasi kesulitan-
kesulitan yang dihadapi peneliti dalam pembelajaran IPS di kelas.
3) Guru kelas sebagai obsever mengklasifikasi kesulitan-kesulitan peneliti
dalam pembelajaran IPS di kelas dan pengembangan konsep murid
dengan menerapkan model pembelajaran bamboo dancing.
c. Observasi
1) Melakukan observasi dengan memakai format observasi.
2) Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format RPP.
38
d. Refleksi
1) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilkukan yang meliputi evaluasi
hasil belajar murid.
2) Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi bersama dengan
murid.
3) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk
digunakan pada siklus berikutnya.
4) Evaluasi tindakan pertama.
2. Siklus kedua
Berdasarkan hasilevaluasi pada pada siklus pertama, maka dapat diketahui
bahwa hasil belajar, aktivitas peneliti maupun aktivitas murid. Seperti halnya
pada siklus pertama, pada siklus kedua diawali dengan menyusun rencana
perbaikan yang nantinya akan diimplementasikan dalam pelaksanaan kegiatan
pada siklus kedua. Dalam pelaksanaannya peneliti bersama guru selaku observer
melakukan refleksi, menganalisis hasil tes siklus pertama dan menrancang ulang
scenario pembelajran pada siklus kedua.
Tahapan siklus kedua ini peneliti membuat rencana perbaikan
pembelajaran dan lembar observasi. Setelah kegiatan pembelajaran pada tahap
siklus kedua ini selesai, seperti biasan peneliti melakukan tes ulang dengan
materi yang sama terhadap murid.
Hasil yang diperoleh dari siklus ini, diharapkan akan lebih baik dari siklus
sebelumnya. Selanjutnya akan diadakan evaluasi untuk mengukur keberhasilan
pembelajaran IPS dengan menggunakan keterampilan proses.
39
Gambar 3.1
Siklus PTK (Arikunto:2016)
E. Instrument Penelitian
1. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar diambil dengan menggunakan tes akhir pada setiap akhir
siklus. Terdiri dari 10 butir soal pilihan ganda dan 5 butir soal isian.
2. Lembar Observasi
Tahap observasi perlu dilakukan karena adanya data- yang mendukung
penelitian yang diambil dengan menggunakan lembar observasi. Penggunaan
40
lembar observasi ini yaitu dengan mencentang pada bagian tabel yang telah
disediakan oleh peneliti
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Tes
Tes digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar murid setelah proses
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Bamboo Dancing.
Adapun tahapan tes yang dilakukan meliputi:
a. Tes awal
Tes awal dilakukan pada saat sebelum pelajaran dimulai, hal ini
dilakukan untuk mengukur sejauh mana pemahaman dan penguasaan murid
terhadap materi pokok IPS kelas IV SD Negeri 1 Lopok Kabupaten
Sumbawa sebelum penerapan model pembelajaran Bamboo Dancing.
b. Tes Akhir tiap siklus
Tes akhir tiap siklus digunakan untuk menunjukkkan data penguasaan
pokok bahasan IPS pada murid kelas IV SD Negeri 1 Lopok Kabupaten
Sumbawa. Tes akhir dilakukan setiap siklus pembelajaran berakhir dengan
tujuan untuk mengetahui hasil belajar setelah diberi tindakan pembelajaran
setelah penerapan model pembelajaran bamboo dancing.
2. Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan atau pengambilan data untuk
memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Observasi
digunakan untuk memperoleh data yang dapat memperlihatkan pengelolaan
model pembelajaran Bamboo Dancing oleh guru dan murid. Observasi ini untuk
41
mengetahui aktifitas murid dan mengidentifikasi cara yang efektif dalam
menerapkan metode pembelajaran Bamboo Dancing.
3. Dokumentasi
Menurut Sugiono (2015:329) “Dokumentasi merupakan catatan peristiwa
yang sudah berlalu. Dumentasi bias berbentuk tulisan, gambar, atau karya-
karya”. Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan
daftar nama siswa, nilai hasil belajar murid di SD Negeri 1 Lopok Kabupaten
Sumbawa.
G. Teknik Analisis Data
1. Peningkatan Hasil Belajar
Menurut zainal, Aqib, dkk (2011) untuk mengukur peningkatan hasil belajar
murid, maka digunakan rumus sebagai berikut:
x = nkeseluruhajumlahskor
jumlahskor× 100%
X =
N
X
Keterangan :
X : nilai rata-rata
X : skor yang diperoleh masing-masing murid
N : banyaknya murid
2. Peningkatan Klasikal
Menurut zainal, Aqib, dkk (2011) hasil belajar dikatakan meningkat apabila
terdapat peningkatan rata-rata skor sebelumnya. Dengan rumus:
42
KK = Z
X× 100%
Keterangan:
KK : ketuntasan klasikal
X : jumlah murid yang memperoleh nilai ≥ 75 (KKM)
Z : jumlah murid yang ikut tes
H. Indikator Keberhasilan
Model kooperatif tipe Bamboo Dancing dikatakan berhasil meningkatkan
hasil belajar IPS kelas IV SD Negeri 1 Lopok Kabupaten Sumbawa, dapat diukur
secara klasikal dengan indikator dibawah ini:
1. Keterampilan guru dalam pembelajaran IPS melalui model pembelajaran
Bamboo Dancing meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya baik.
2. Hasil belajar ranah afektif dan psikomotorik secara klasikal meningkat dengan
kriteria sekurang-kurangnya baik dan 85% murid kelas IV SD Negeri 1 Lopok
Kabupaten Sumbawa mengalami ketuntasan hasil belajar ranah kognitif dengan
KKM 75 dalam pembelajaran IPS.
KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)
KKM Satuan
Pendidikan
Panjang
Interval
Rentang Predikat
A (Sangat Baik) B (Baik) C (Cukup) D (Perlu
Bimbingan)
75 25/3 = 8.3 92˂ A ≤100 82˂ B ≤92 75 ≤ C ≤82 D˂75
Tabel 3.1 KKM
Sumber: Data Sekolah
43
Tabel 3.2
Sumber: wali kelas SD Negeri 1 Lopok
Keterangan :
SB : Sangat Baik
PB : Perlu Bimbingan
Skala/Nilai
Pengetahuan Keterampilan
sikap
Beribadah Syukur Berdoa Toleransi
SB PB SB PB SB PB SB PB
84-100 (A) 76-100 (A)
76 – 85 (B) 51 – 75 (B)
50 – 75 (C) 26 – 50 (C)
0 – 50 (D) 0 – 25 (D)
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas IV SD Negeri 1 Lopok
Kabupaten Sumbawa terdiri atas dua siklus, dilakukan terhadap 25 subjek
penelitian. Hasil penelitian dianalisis secara kualitatif yang diklasifikasikan atas
dua bagian, yaitu hasil siklus pertama dan siklus kedua.
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I dan siklus II meliputi
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Deskripsi pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada pembelajaran IPS dengan
model Bamboo Dancing.
1. Hasil siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini dilakukan pada hari selasa tanggal 10
september 2020 peneliti bersama guru kelas IV mempersiapkan segala
sesuatu yang diperlukan selama proses penelitian berlangsung,
diantaranya adalah:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2) Menentukan bacaan yang terkait dengan materi pelajaran
3) Membuat lembar pertanyaan yang sesuai dengan materi
pembelajaran
4) Membuat lembar observasi proses pembelajaran untuk murid
5) Membuat soal evaluasi dan kunci jawaban untuk siklus I
45
b. Tahap Tindakan
Pada pertemuan kedua hari rabu 11 september 2020 dilaksanakan
tahapan tindakan pada siklus I. pada tahapan tindakan peneliti mengawali
pertemuan dengan mengucapkan salam kepada murid, kemudian
mengadakan absensi terhadap kehadiran murid. Sebelum masuk pada
materi pelajaran, peneliti melakukan apersepsi, peneliti membagi
kelompok untuk mendiskusikan tentang sumber daya alam. peneliti
dengan dibantu guru membagikan bacaan yang berisi materi agar dapat
dipahami oleh murid yang akan di diskusikan, satu kelompok pertama
melakukan diskusi menggunakan model bamboo dancing setelah
kelompok satu selesai kemudian kelompok dua yang melakukan diskusi
menggunakan model bamboo dancing, setelah selesai berdiskusi
kemudian peneliti membahas pertanyaan dengan menanyakan jawaban
kepada murid. Proses ini kurang lebih memakan waktu 50 menit.
Kegiatan selanjutnya masih ada sisa waktu 20 menit. Ini
digunakan untuk mengadakan evaluasi siklus I. peneliti membagikan
soal evaluasi untuk dikerjakan oleh murid tanpa ada yang membuka buku
maupun catatan ringkasan pelajaran yang telah diberikan. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan murid dalam
memahami materi sumber daya alam.
c. Pengamatan
Berdasarkan hasil pengamatan di siklus I ini peneliti menyampaikan
materi sumber daya alam. peneliti mampu melaksanakan tindakan
pembelajaran cukup baik. Secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut :
46
1) Hasil observasi terhadap murid
Selama proses pembelajaran siklus I ini berlangsung, kegaduhan
murid mulai berkurang pada saat diberi bacaan perhatian murid
terpusat pada bacaan yang diberikan, tetapi masih ada beberapa
murid yang belum berkonsentrasi penuh pada bacaan dan masih ada
yang membuat gaduh, seperti menjaili temannya ataupun memukul-
mukul bangku. Murid dalam pembelajaran belum optimal, hal ini
dapat dilihat dari hasil pengamatan murid dalam proses pembelajaran
diperoleh persentase 62,25%. Sebagaimana dapat dilihat pada hasil
persentase klasikal observasi siswa di bawah ini :
Persentase klasikal observasi = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100%
= 249
400 x 100%
= 62,25%
2) Analisis data hasil belajar
Tahap ini merupakan evaluasi pembelajaran berupa pelaksanaan
tes formatif, hal ini dilakukan untuk mengetahui evaluasi hasil belajar
murid. Pada pembelajaran siklus I hasil belajar murid masih belum
mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan. Hasil yang
diperoleh siklus I adalah nilai rata-rata 79.44 dengan ketuntasan
belajar 72%. Sebagaimana dapat dilihat pada analisis data hasil
belajar berikut ini:
47
Jumlah nilai murid ( ∑x) : 1986
Jumlah murid ( ∑N) : 25
Jumlah yang tuntas belajar : 18
Sehingga nilai rata-rata X =
N
X
= 1986
25
= 79,44
Nilai klasikal KK = Z
X× 100%
= 18
25 × 100%
= 72%
d. Refleksi
Peneliti bersama guru menganalisis hasil temuan pada tindakan I.
dari hasil observasi tindakan I ditemukan bahwa masih banyak kelemahan
yang terdapat pada peneliti yang bertindak sebagai guru dan kelemahan
pada murid. Kelemahan guru yaitu guru tidak dapat menyampaikan materi
secara rinci, jelas, padat dan menggunakan bahasa yang lugas, pemberian
bimbingan bagi murid yang belum maksimal, serta metode yang digunakan
guru kurang maksimal yaitu hanya dengan metode diskusi dan Tanya
jawab saja.
Kelemahan pada murid yaitu sebagian belum memahami secara
keseluruhan interuksi/penjelasan yang diberikan oleh guru, sebagian murid
merasa canggung/kaku dalam melaksanakan model pembelajaran bamboo
dancing, murid belum makasimal menerima bimbingan dari guru dalam
48
hal menyelesaikan soal LKS, sebagian murid belum memahami penjelasan
yang diberikan oleh guru.
Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa tujuan yang ingin
dicapai pada pembelajaran siklus I belum tercapai secara optimal. Hal ini
sesuai dengan analisis peningkatan hasil belajar murid bahwa sekitar 72%
siswa yang memperoleh nilai 75 ke atas. Dalam hal ini, hasil belajar yang
dicapai belum mencapai target yang direncanakan yakni 85% murid harus
mencapai hasil belajar 75 ke atas. Oleh karena itu peneliti dan observer
merencanakan untuk melanjutkan pada pembelajaran siklus II.
2. Hasil Siklus II
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti bersama guru mempersiapkan
segala sesuatu yang diperlukan selama proses penelitian berlangsung,
diantaranya adalah :
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2) Menentukan bacaan yang terkait dengan materi pelajaran
3) Membuat lembar pertanyaan yang sesuai dengan materi
pembelajaran
4) Menambah media pembelajaran berupa gambar tentang manfaat
sumber daya alam serta penambahan metode pembelajaran problem
based learning. Dengan adanya media gambar seta metode
pembelajaran tersebut menjadikan hasil belajar murid menjadi
meningkat.
49
5) Membuat lembar observasi proses pembelajaran untuk murid
6) Membuat soal evaluasi dan kunci jawaban untuk siklus II.
b. Tindakan
Pelaksanaan siklus II ini dipusatkan untuk penyampaian materi
karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam. Guru mengawali
pertemuan dengan mengucapkan salam kepada murid, kemudian
mengadakan absensi terhadap kehadiran murid. Sebelum masuk pada
materi, guru memberi motivasi murid agar lebih semangat dan aktif
dalam proses pembelajaran. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
dan memberikan sedikit penjelasan materi yang akan dipelajari oleh
murid.
Guru memperlihatkan dan menjelaskan gambar kepada murid
berkaitan dengan karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya
alam, guru membagi kelompok untuk mendiskusikan tentang
karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam. Peneliti dengan
dibantu guru membagikan bacaan yang akan di pelajari oleh peserta
didik. Guru memerintahkan murid untuk membaca terlebih dahulu
sebelum melakukan pembelajaran menggunakan model bamboo dancing,
kemudian guru memerintahkan dan membimbing murid dalam
melakukan pembelajaran menggunakan model bamboo dancing. Guru
membahas pertanyaan-pertanyaan dengan menanyakan jawaban kepada
murid dan memberikan sedikit penekanan materi pada bagian-bagian
terpenting.
50
Selanjutnya guru membimbing murid dalam menyimpulkan
materi yang telah dipelajari. Kemudian guru membagikan soal evaluasi
untuk dikerjakan oleh murid.
c. Pengamatan
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II guru menekankan murid
dan memberikan nilai bagi mereka yang aktif. Guru juga sudah mampu
melaksanakan pembelajaran dengan baik sehingga murid dapat
mengikuti pembelajaran dengan antusias secara rinci diuraikan sebagai
berikut :
1) Hasil observasi terhadap murid
Hasil observasi murid selama proses pembelajaran berlangsung
dapat diketahui bahwa jumlah murid yang melakukan aktivitas diluar
pembelajaran sudah berkurang bahkan tidak ada yang membuat
kegaduhan lagi. Dari hasil tesebut dapat diketahui bahwa perhatian
murid telah terpusat pada penjelasan guru yang menggunakan media
gambar yang mengenai materi pelajaran dan pemberian metode pada
siklus ini sehingga murid bersemangat dalam mengikuti proses
pembelajaran.
Dari hal ini murid menjadi semangat belajar, karena mereka
sudah mengerti perintah dari guru selain akan masuk penilaian.
Berdasarkan data hasil pengamatan tersebut aktivitas murid
mengalami peningkatan yakni dari prosentase 62,25% menjadi 80%
pada siklus II ini. Sebagaimana dapat dilihat hasil persentase
observasi siswa di bawah ini:
51
Persentase pelaksanaan = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100%
= 320
400 x 100%
= 80%
2) Analisis data hasil belajar
Pada siklus II ini nilai evaluasi belajar murid meningkat
bila dibandingkan dengan hasil belajar murid pada siklus
sebelumnya, rata-rata nilai siswa adalah 83 dengan ketuntasan 92%
sebagaimana dapat dilihat dalam tabel daftar hasil belajar berikut
ini:
Jumlah nilai semua siswa( ∑x) : 2075
Jumlah siswa ( ∑N) : 25
Jumlah yang tuntas belajar : 23
Sehingga nilai rata-rata X =
N
X
= 2075
25
= 83
Nilai klasikal KK = Z
X× 100%
= 23
25 × 100%
= 92%
52
d. Refleksi
Berdasarkan hasil penelitian siklus II kemudian dilakukan
refleksi terhadap langkah-langkah yang telah dilaksanakan. Hasil nilai
murid pada siklus ini sudah mencapai indikator keberhasilan, dapat
dilihat pada nilai rata-rata kelas yang sudah mengalami peningkatan dari
siklus I ke siklus II. Adapun hasil refleksi pada siklus II adalah sebagai
berikut:
1) Guru menjelaskan prosedur bamboo dancing dengan baik.
2) Pembelajaran dengan metode bamboo dancing telah berjalan sesuai
rencana tindakan. Baik guru maupun murid telah menjalankan
pembelajaran sesuai dengan mekanisme model bamboo dancing
sehingga pembelajaran berlangsung secara optimal.
3) Guru menjelaskan mengenai gambar kepada murid dengan baik.
Adanya tambahan media gambar juga menjadikan hasil belajar murid
menjadi meningkat dan murid mudah memahami materi
pembelajaran.
4) Pengalokasian waktu telah sesuai rencana tindakan sehingga seluruh
waktu dapat dimanfaatkan secara optimal.
5) murid yang bertanya pada siklus ini meningkat.
6) Guru telah menyimpulkan hasil pembelajaran di akhir pembelajaran.
7) Sikap antusias murid dalam pembelajaran meningkat.
8) Guru dapat mengelola kelas dengan baik.
9) Perhatian guru kepada murid dalam pembelajaran sudah merata.
53
10) Kemampuan guru membimbing murid sudah baik.
11) Cara guru dalam mengkondisikan murid yang kurang aktif sudah
lebih baik.
B. Pembahasan
Berdasarkan dari pengamatan siklus I diperoleh data hasil pengamatan
antara lain guru sudah menggunakan model pembelajaran bamboo dancing
cukup baik, tetapi pengelolaan kelas belum optimal. Hal ini disebabkan
kurangnya motivasi dan bimbingan kurang merata serta metode yang digunakan
kurang optimal, sehingga murid masih merasa kesulitan dalam memahami dan
menjawab pertanyaan yang ada. Akan tetapi pada saat diberi bacaan untuk
melakukan pembelajaran menggunakan model bamboo dancing murid
berantusias dalam membaca bahkan perhatian murid pun terpusat pada bacaan.
Selain itu masih ada peserta didik yang melakukan aktivitas-aktivitas diluar
pembelajaran.
Hasil belajar murid pada siklus I terjadi peningkatan jika dibandingkan
dengan nilai klasikal sebelum dilakukan tindakan siklus I, tetapi belum
mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan. Pada siklus I nilai rata-rata
evaluasi adalah 79.44 dengan ketuntasan belajar 72% dengan demikian, perlu
dilanjutkan siklus II agar hasil belajar murid dapat diharapkan meningkat. Pada
siklus II berdasarkan refleksi siklus I, pelaksanaan tindakan oleh guru sudah
baik, guru mampu membangun semangat murid dalam membimbing murid
dalam menjawab pertanyaan.
54
Murid juga tidak melakukan aktivitas-aktivitas diluar pembelajaran
karena pembelajaran di siklus ini guru menjelaskan menggunakan media gambar
mengenai materi manfaat sumber daya alam dengan metode PBL, murid dituntut
untuk menjawab pertanyaan, dan ketika murid menjawab pertanyaan diharapkan
murid untuk mengulang jawaban dari temannya dan diharapkan dapat
memberikan keterangan salah atau benar, sehingga mereka bersemangat dalam
menjawab pertanyaan karena akan masuk dalam penialaian. Hal ini
menyebabkan konsentrasi murid terpusat pada materi sehingga mereka dapat
memahami materi dan dapat menjawab pertanyaan dengan baik.
Siklus II ini hasil belajar murid mengalami peningkatan jika
dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus I nilai rata-rata evaluasi murid adalah
79.44 dengan ketuntasan belajar 72%, setelah diberikan tindakan pada siklus II
nilai rata-rata evaluasi murid adalah 83 dengan ketuntasan nilai 92%. Sehingga
terdapat peningkatan hasil belajar murid dari siklus I ke siklus II. Pada siklus II,
hasil belajar murid sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan (≥
85%). Dari data tersebut dapat dilihat bahwa hasil belajar murid telah mencapai
indikator keberhasilan yang ditetapkan, sehingga siklus II dirasa cukup, tanpa
harus dilanjutkan siklus III. Ini berarti dengan penggunaan model pembelajaran
bamboo dancing dalam pembelajaran IPS kelas IV tema selalu hemat energi
subtema hemat energi materi sumber daya alam di SD Negeri 1 Lopok
Kabupaten Sumbawa. Peningkatan hasil belajar murid dari siklus I dan siklus II
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
55
Tabel 4.1
Hasil Penelitian
Hasil Penelitian Siklus I Siklus II
Hasil Belajar 79,44 83
Ketuntasan
Belajar
72% 92%
Pada siklus II menunjukkan bahwa hasil belajar murid
mengalami peningkatan dengan ketuntasan belajar 92%. Hal ini
menunjukkan bahwa masih ada murid yang belum tuntas dalam
pembelajaran, dikarenakan murid belum berkonsentrasi penuh
dalam pembelajaran sehingga pemahaman murid pada materi
pelajaran masih kurang.
56
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat ditarik
kesimpulan yaitu Penerapan model pembelajaran bamboo dancing pada mata
pelajaran IPS kelas IV materi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya
alam di SD Negeri 1 Lopok Kabupaten Sumbawa dilaksanakan dengan 2 siklus
yaitu siklus I dan siklus II. Penerapannya diawali dengan pembagian ringkasan
materi oleh guru yang kemudian didiskusikan oleh murid dalam kelompok dan
dipresentasikan. Selanjutnya murid diminta untuk menyelesaikan diskusi
menggunakan model bamboo dancing berkaitan dengan karakteristik ruang dan
pemanfaatan sumber daya alam dengan bekerjasama dalam kelompoknya.
Pembelajaran bamboo dancing dapat meningkatkan hasil belajar murid
kelas IV di SD Negeri 1 Lopok Kabupaten Sumbawa, sebelum diterapkan model
Bamboo Dancing mempunyai ketuntasan klasikal 40%. Setelah diterapkan
metode pembelajaran bamboo dancing rata-rata hasil belajar murid meningkat
menjadi 79,44 dengan ketuntasan klasikal sebesar 72% pada siklus I, dan
mendapatkan rata-rata hasil belajar 83 dengan ketuntasan klasikal sebesar 92%
pada siklus II.
B. Saran
Berdasarkan penelitian di atas dapat disampaikan saransaran yaitu
Dalam rangka meningkatkan hasil belajar murid, guru hendaknya lebih sering
melatih dan memanfaatkan keaktifan murid dengan menerapkan berbagai model
pembelajaran, sehingga murid mendapatkan sesuatu yang pembelajaran yang
57
tidak monoton dan murid dapat berpartisipasi aktif dalam setiap proses
pembelajaran.. Guru kelas khususnya sekolah ini, disarankan dapat menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe bamboo dancing ini, karena model
pembelajaran ini mampu meningkatkan hasil belajar murid. Murid hendaknya
lebih aktif dan jangan ragu ketika berdiskusi atau melakukan kegiatan sumbang
saran dengan kelompoknya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan
sebagai referensi untuk melakukan penelitian sejenis dalam pembelajaran
berbeda.
58
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2016. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: bumi Aksara
Aqib, Zainal, dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya
Dalyono. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Desmawati. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tari Bambu Pada
Mata Pelajaran Sejarah. Jurnal Tabularasa PPS Unimed Vol. 11 No.1, Hal.17 28
TersediaPada:https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tabularasa/article/view/
3331.
(diakses tanggal 21 Oktober 2020).
Harianto, dan Ambo Dalle. 2018. Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Bamboo Dancing dalam Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman Siswa Kelas XI
IPA SMA Negeri 7 Bulukumba. Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra
Volume2No.1Hal.9-14 .Tersedia Pada
:https://ojs.unm.ac.id/eralingua/article/view/5626.
(diakses tanggal 23 Januari 2018).
Hifdziyah. 2015. Penerapan metode Bamboo Dancing untuk meningkatkan hasil
belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPS materi pokok tokoh-tokoh
penting dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia di MI Ta’mirul 01
Sikanal Larangan Brebes.
Isjoni. 2013. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.
Istaran. 2019. 58 model pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.
Pane, Apriadi. 2017. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Rahaman, Habibu. 2019. Model-Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.
Rizqa, Auliya. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Tari Bambu didukung Media
Visual terhadap Hasil Belajar dalam Menjelaskan Berbagai Energi Alternatif
dan Cara Penggunaannya Siswa Kelas IV SDN Banjaran 3 Kota Kediri Semester
2 Tahun Ajaran 2016/2017. Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 09 Hal. 1-12. Tersedia
Pada : simki.unpkediri.ac.id. (diakses tanggal 23 Januari 2018).
Rusman. (2013). Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Ar-Ruzz
Media. Yogyakarta.
59
Siska, Yulia. 2016. Konsep Dasar IPS Untuk SD/MI. Yogyakarta: Garudhawaca.
Suciati, Sudarisman. 2015. Memahami Hakekat dan Karakteristik Pembelajaran dalam
Upaya Menjawab Tantangan Abad 21 Serta Optimalisasi Implementasi
Kurikulum 2013. (e.journal.unipa.ac.id/index.php/jF/article/view/403/375).
Sugiono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Suprijono, Agus. 2014. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Susanto, Ahmada. 2014. Pengembangan Pembelajaran IPS. Jakarta: Kencana.
Susanto, Ahmadb. 2019. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta:Kencana.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progesif. Jakarta:Kencana.
Trianto, 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Tujuan Pendidikan
Nasional. Jakarta: PT Armas Duta Jaya.
Yusuf, Muri. 2015. Asesmen dan Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Kencana
Zuriade. 2015. Pembelajaran Bamboo Dancing Salah Satu Model Cooperative
Learning untuk Meningkatkan Prosese Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar.
(e.journal.unp.ac.id/index.php/peagogis/download.)
60
L
A
M
P
I
R
A
N
61
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) siklus I
Satuan Pendidikan : SD Negeri 1 Lopok
Kelas / Semester : IV/1(satu)
Tema : 2 (Selalu Hemat Energi)
Subtema : 1 ( Hemat Energi)
Alokasi Waktu : 1 Hari
A. Kompetensi Inti (KI)
a. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
b. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
c. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah
dan di sekolah.
d. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya
yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan
yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
IPA
3.5 Memahami berbagai sumber energi, perubahan bentuk energi, dan sumber
energi alternatif (angin, air, matahari, panas bumi, bahan bakar organik, dan
nuklir) dalam kehidupan sehari-hari
4.5 Menyajikan laporan hasil pengamatan dan penelusuran informasi tentang
berbagai perubahan bentuk energi.
Indikator:
62
3.5.1 Menjelaskan manfaat energi matahari dalam kehidupan sehari-hari.
4.5.1 Menuajikan laporan hasil pengamatan tentang perubahan bentuk energy
matahari
IPS
3.1 Mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk
kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat
provinsi.
4.1 Menyajikan hasil identifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya
alam untuk kesejahteraan masyara- kat dari tingkat Kota /kabupaten sampai
tingkat provinsi.
Indikator:
3.1.1 Mengidentifikasi sumber daya alam dan pemanfaatannya
4.1.1 Menyajikan hasil identifikasi sumber daya alam dan pemanfaatannya dalam
bentuk tulisan
BAHASA INDONESIA
3.2 Memetakan keterhubungan antar gagasan yang didapat dari teks lisan, tulis,
atau visual.
4.2 Menyajikan hasil penataan informasi sesuai dengan keterhubungan antar
gagasan ke dalam tulisan.
Indikator:
3.2.1 Mengidentifikasi informasi dari teks visual yang diamati
4.2.1 Menuliskan gagasan pokok dari teks
C. Tujuan pembelajaran
1. Melalui kegiatan eksplorasi siswa mampu mengidentifikasi sumber daya alam
dan pemanfaatannya.
2. Melalui kegiatan eksplorasi siswa mampu menyajikan hasil identifikasi sumber
daya alam dan pemanfaatannya dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat
provinsi.
63
D. Materi Pembelajaran
• karakteristik ruang pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan dari
tingkat kotoa/kabupaten sampai tingkat provinsi.
• Mendiskusikan pentingnya memanfaatkan sumber daya alam secara bijak
E. Model dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model : Cooperatif Bamboo Dancing
Metode : Diskusi dan tanya jawab
F.Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
• Buku Pedoman Guru Tema : Selalu hemat energi Kelas 4 (Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
2013).
• Buku Siswa Tema : Selalu hemat energi Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).
G.Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
waktu
Pendahuluan - Guru memberi salam
- Siswa berdoa dipimpin oleh guru atau salah satu
siswa yang ditunjuk.
- Guru menyapa siswa.
- Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi
lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan
pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran.
- Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan
yaitu tentang ” Selalu Hemat Energi”.
- Guru menyampaian tujuan pembelajaran
15 menit
64
- Guru merefleksi siswa dengan pembelajaran yang
lalu
- Guru memberi apersepsi mengenai sumber daya
alam
Kegiatan
Inti
- Guru menjelaskan tentang karakteristik ruang
sumber daya alam
- Guru menjelaskan manjelaskan manfaat sumber
daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari
tingkat kota/kabupaten sampai tingkat provinsi
- Guru menanyakan siswa mengenai hal-hal yang
belum dimengeri siswa
- Membentuk kelas kedalam dua kelompok besar
berdiri berjajar saling berhadapan
- Guru menjelaskan proses diskusi dengan model
bamoo dancing
- Membagikan teks bacaan tentang jenis-jenis
sumber daya alam dan memberikan kesempatan
kepada setiap individu dalam kelompok untuk
memberikan berbagai contoh sumber daya alam di
daerah kota/kabupaten serta provinsi tempat
tinggal
- Guru meminta siswa tertib dan teratur dalam
berganti-ganti pasangannya
- Guru mengajak siswa untuk saling berbagi
informasi pengetahuannya dan bekerja sama
dengan pasangan diskusinya serta sesuai waktu
yang telah ditentukan.
- Guru mengorganisasi kelompok sesuai prosedur
- guru bersama siswa mengkoreksi secara bersama-
sama jawaban setiap siswa dan membenarkan bila
ada yang salah
150 menit
65
Penutup - Guru mengulas kembali kegiatan yang sudah
dilakukan dan meminta siswa melakukan
refleksi dari kegiatan yang baru saja mereka
lakukan dengan menjawab pertanyaan:
• Apa saja yang kamu pelajari hari ini?
• Bagian mana yang sudah kamu pahami
dengan baik?
• Bagian mana yang belum kamu
pahami?
- Guru memberikan penguatan dan kesimpulan
tentang pembelajaran hari ini.
- Siswa membawa doa sebelum pulang di pimpin
oleh ketua kelas
- Guru memberikan arahan dan sehat sebelum
pulang
10 menit
H.Tehnik Penilaian
1. Penilaian
a. Penilaian sikap
Pengamatan sikap selama proses pembelajaran
b. Penilaian pengetahuan
Penilaian pengetahuan diambil dari tes tertulis
c. penilaian keterampilan
menginformasikan ke teman kelas mengenai sumber daya alam
2. Pengayaan
Apabila memiliki waktu, siswa dapat menggunakan beragam benda lainnya
saat melakukan percobaan IPA, atau mencoba jenis percobaan lain untuk
membuktikan proses penguapan oleh panas matahari.
66
3. Remedial
Bagi siswa yang belum terampil menuangkan instruksi tertulis ke dalam bentuk
gambar, dan sebaliknya, akan diberikan pendampingan oleh guru.
Siswa tersebut dapat diberikan tugas rumah terkait materi.
Lopok, 10 september 2020
Peneliti
SYAFRUDDIN, S.Pd DEWI SILVANA
NIP.19750621199902 1001 NIM. 1054 011213 16
67
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) siklus II
Satuan Pendidikan : SD Negeri 1 Lopok
Kelas / Semester : IV/1(satu)
Tema : 2 (Selalu Hemat Energi)
Subtema : 1 ( Hemat Energi)
Alokasi Waktu : 1 Hari
A. Kompetensi Inti (KI)
a. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
b. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
c. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah
dan di sekolah.
d. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya
yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan
yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
IPA
3.5 Memahami berbagai sumber energi, perubahan bentuk energi, dan sumber
energi alternatif (angin, air, matahari, panas bumi, bahan bakar organik, dan
nuklir) dalam kehidupan sehari-hari
4.5 Menyajikan laporan hasil pengamatan dan penelusuran informasi tentang
berbagai perubahan bentuk energi.
Indikator:
3.5.1 Menjelaskan manfaat energi matahari dalam kehidupan sehari-hari.
68
4.5.1 Menuajikan laporan hasil pengamatan tentang perubahan bentuk energy
matahari
IPS
3.1 Mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk
kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat
provinsi.
4.1 Menyajikan hasil identifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya
alam untuk kesejahteraan masyara- kat dari tingkat Kota /kabupaten sampai
tingkat provinsi.
Indikator:
3.1.1 Mengidentifikasi sumber daya alam dan pemanfaatannya
4.1.1 Menyajikan hasil identifikasi sumber daya alam dan pemanfaatannya dalam
bentuk tulisan
BAHASA INDONESIA
3.2 Memetakan keterhubungan antar gagasan yang didapat dari teks lisan, tulis,
atau visual.
4.2 Menyajikan hasil penataan informasi sesuai dengan keterhubungan antar
gagasan ke dalam tulisan.
Indikator:
3.2.1 Mengidentifikasi informasi dari teks visual yang diamati
4.2.1 Menuliskan gagasan pokok dari teks
C. Tujuan pembelajaran
1. Melalui kegiatan eksplorasi siswa mampu mengidentifikasi sumber daya alam
dan pemanfaatannya.
2. Melalui kegiatan eksplorasi siswa mampu menyajikan hasil identifikasi sumber
daya alam dan pemanfaatannya dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat
provinsi.
69
D. Materi Pembelajaran
• karakteristik ruang pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan dari
tingkat kotoa/kabupaten sampai tingkat provinsi.
• Mendiskusikan pentingnya memanfaatkan sumber daya alam secara bijak
E. Model dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model : Cooperatif Bamboo Dancing
Metode : Problem based learning, diskusi dan tanya jawab
F.Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
• Buku Pedoman Guru Tema : Selalu hemat energi Kelas 4 (Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
2013).
• Buku Siswa Tema : Selalu hemat energi Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).
G.Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
waktu
Pendahuluan - Guru memberi salam
- Siswa berdoa dipimpin oleh guru atau salah satu
siswa yang ditunjuk.
- Guru menyapa siswa.
- Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi
lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian,
posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan
kegiatan pembelajaran.
- Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan
yaitu tentang ” Selalu Hemat Energi”.
- Guru menyampaian tujuan pembelajaran
- Guru merefleksi siswa dengan pembelajaran yang
15
menit
70
lalu
- Guru memberi apersepsi mengenai sumber daya
alam
Kegiatan
Inti
- Guru menjelaskan tentang karakteristik ruang
sumber daya alam
- Guru menjelaskan manjelaskan manfaat sumber
daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari
tingkat kota/kabupaten sampai tingkat provinsi
- Guru memeberikan sebuah kasus tentang manfaat
dari sumber daya alam
- Guru menanyakan siswa mengenai hal-hal yang
belum dimengeri siswa
- Membentuk kelas kedalam dua kelompok besar
berdiri berjajar saling berhadapan
- Guru menjelaskan proses diskusi dengan model
bamoo dancing
- Membagikan teks bacaan tentang jenis-jenis sumber
daya alam dan memberikan kesempatan kepada
setiap individu dalam kelompok untuk memberikan
berbagai contoh sumber daya alam di daerah
kota/kabupaten serta provinsi tempat tinggal
- Guru meminta siswa tertib dan teratur dalam
berganti-ganti pasangannya
- Guru mengajak siswa untuk saling berbagi
informasi pengetahuannya dan bekerja sama dengan
pasangan diskusinya serta sesuai waktu yang telah
ditentukan.
- Guru mengorganisasi kelompok sesuai prosedur
- guru bersama siswa mengkoreksi secara bersama-
sama jawaban setiap siswa dan membenarkan bila
ada yang salah
150
menit
71
Penutup - Guru mengulas kembali kegiatan yang sudah
dilakukan dan meminta siswa melakukan refleksi
dari kegiatan yang baru saja mereka lakukan
dengan menjawab pertanyaan:
• Apa saja yang kamu pelajari hari ini?
• Bagian mana yang sudah kamu pahami
dengan baik?
• Bagian mana yang belum kamu pahami?
- Guru memberikan penguatan dan kesimpulan
tentang pembelajaran hari ini.
- Siswa membawa doa sebelum pulang di pimpin
oleh ketua kelas
- Guru memberikan arahan dan sehat sebelum
pulang
10
menit
H.Tehnik Penilaian
1. Penilaian
a. Penilaian sikap
Pengamatan sikap selama proses pembelajaran
b. Penilaian pengetahuan
Penilaian pengetahuan diambil dari tes tertulis
c. penilaian keterampilan
menginformasikan ke teman kelas mengenai sumber daya alam
2. Pengayaan
Apabila memiliki waktu, siswa dapat menggunakan beragam benda lainnya
saat melakukan percobaan IPA, atau mencoba jenis percobaan lain untuk
membuktikan proses penguapan oleh panas matahari.
3. Remedial
Bagi siswa yang belum terampil menuangkan instruksi tertulis ke dalam bentuk
72
gambar, dan sebaliknya, akan diberikan pendampingan oleh guru.
Siswa tersebut dapat diberikan tugas rumah terkait materi.
Lopok, september 2020
Peneliti
SYAFRUDDIN, S.Pd DEWI SILVANA
NIP.19750621199902 1001 NIM. 1054 011213 16
73
Lampiran 3
Soal siklus I
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang paling
benar !
1. Kegiatan ekonomi sebagian besar penduduk yang tinggal di pesisir pantai
adalah ....
a. bercocok tanam
b. berdagang
c. nelayan
d. jasa
2. Berikut ini contoh sumber daya alam yang dapat diperbarui adalah ....
a. solar
b. bensin
c. minyak bumi
d. minyak kelapa
3. Hasil kegiatan pertanian yang dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan tahu
dan tempe adalah ....
a. jagung
b. kedelai
c. ketela
d. padi
4. Berikut yang bukan sumber daya alam nabati adalah ....
a. padi
b. jagung
c. ketela pohon
d. minyak bumi
74
5. Berikut ini yang bukan tanaman pangan adalah ....
a. jati
b. jagung
c. padi
d. ubi
6. Kencur merupakan salah satu tanaman obat yang berguna mengobati sakit ....
a. pilek
c. demam
c. batuk
d. kesemutan
7. Berikut ini yang termasuk tanaman pangan adalah ....
a. jahe
b. tomat
c. jati
d. sagu
8. Sumber daya alam yang dapat dijadikan minuman adalah ....
a. jagung
b. bunga rosella
c. rumput
d. biji semangka
9. Berikut ini yang merupakan hasil kegiatan perkebunan adalah ....
a. tembaga, timah, dan batu bara
b. lele, mujair, dan kakap
c. kopi. kelapa sawit, dan teh
d. padi, jagung, dan ketela
75
10. Sumber daya alam yang dimanfaatkan untuk membuat kecap adalah ....
a. kelapa sawit
b. kedelai
c. jagung
d. kacang hijau
II. isilah titik-titik berikut dengan jawaban yang benar !
1. Sebagai bentuk kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk
menghasilkan sesuatu guna memenuhi kebutuhan hidupnya disebut……..
2. Minyak bumi, emas, besi, dan berbagai bahan tambang termasuk ke dalam sumber
daya alam yang……….
3. Kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang berasal dari hewan
disebut sumber daya alam………..
4. Padi, jagung, ubi kayu, dan singkong merupakan contoh sumber daya alam nabati
yang dimanfaatkan untuk…..
5. Kayu jati, mahoni, kamper berfungsi sebagai…….
76
Lampiran 4
Soal Siklus II
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang paling
benar !
1. Energi alternatif yang dihasilkan dari ketela pohon adalah ....
a. biogas
b. biodiesel
c. biodegradasi
d. bioetanol
2. Sumber tenaga yang tidak menimbulkan pencemaran bagi lingkungan hidup adalah
....
a. minyak bumi
b. batu bara
c. tenaga surya
d. gas alam
3. Sumber daya alam ada yang bisa diperbarui dan ada pula yang tidak dapat diparbarui.
Ciri-ciri sumber daya alam yang dapat diperbarui adalah ....
a. tidak dapat diadakan kembali setelah habis
b. dapat diadakan kembali setelah habis
c. jumlahnya terbatas
d. nilai jualnya tinggi
4. Ciri-ciri sumber daya alam hayati yang diperbarui adalah selelah habis dapat
diperoleh lagi dengan cara pembudidayaan. Berikut termasuk sumber caya alam hayati
dapat diperbarui adalah ....
a. tanaman pangan
b. emas
c. perak
d. nikel
77
5. Berikut ini bahan-bahan yang dapat dijadikan sumber bahan bakar nabati adalah ....
a. kentang
b. jeruk
c. kopi
d. kelapa
6. Tumbuhan, hewan, tanah, udara, matahari, air merupakan contoh sumber daya alam
yang ....
a. cepat habis
b. sekali pakai
c. terbarukan
d. tidak terbarukan
7. Ayam, kambing, sapi, kerbau, dan kuda adalah contoh hasil kegiatan ekonomi pada
sektor....
a. pertanian
b. perikanan
c. peternakan
d. pertambangan
8. Berikut ini contoh sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui adalah ....
a. solar
b. air
c. angin
d. minyak jarak
9. Kayu jati, rotan, dan bambu adalah contoh sumber daya alam nabati yang
dimanfaatkan sebagai ....
a. tanaman pangan
b. bahan sandang
c. bahan bangunan
78
d. bahan obat
10. Sumber daya yang dapat dijadikan sebagai bahan makanan adalah ....
a. rumput
b. biji kopi
c. jagung
d. biji cokelat
II. Isilah titik-titik berikut dengan jawaban yang benar !
1. Penduduk di daerah pegunungan banyak yang bekerja sebagai……
2. Sumber energy utama lokomotif pada zaman dahulu adalah….
3. Sumber daya alam yang berasal dari tumbuhan disebut sumber daya alam…..
4. Bensin, avtur, dan solar merupakan contoh produk olahan minyak bumi yang
berfungsi sebagai…..
5. Susu merupakan salah satu contoh sumber daya alam….
79
Lampiran 5
LEMBAR OBSERVASI MURID
SIKLUS I
NO NAMA SISWA Keaktifan Perhatian Disiplin Penugasan
skor 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Alif Firmansyah √ √ √ √ 12
2 Irfan Abdul Azis √ √ √ √ 13
3 Novita Anggraini √ √ √ √ 12
4 Samsul Bahri √ √ √ √ 6
5 Adib Risqullah √ √ √ √ 8
6 Alya Putri Armantina √ √ √ √ 12
7 Ato Ayatollah √ √ √ √ 12
8 Chika Febri Indiani √ √ √ √ 10
9 Dhini Isra Ananda √ √ √ √ 14
10 Iffa Sarifatun Nissa √ √ √ √ 8
11 Julya Isnaeni Putri √ √ √ √ 6
12 Laksamana Khalqin √ √ √ √ 11
13 Mawaddah Wahdah √ √ √ √ 11
14 Nadia Sabila √ √ √ √ 10
15 Nurmalasari √ √ √ √ 14
16 Nursafira Defani √ √ √ √ 14
17 Putra Anugrah √ √ √ √ 12
18 Putri Dwi Agustin √ √ √ √ 11
19 Rifky Julian Adiffani √ √ √ √ 7
20 Riski Novitasari √ √ √ √ 6
21 Rizki Muharral Eka S √ √ √ √ 7
22 Sheila Diva Masuzie H √ √ √ √ 7
23 Suci Nurfatmalah √ √ √ √ 7
24 Tri Arista Ningrum √ √ √ √ 13
25 Wildan Arpa Hafusa √ √ √ √ 6
Jumlah skor 249
80
Keterangan :
Kriteria penilaian
1 : Sangat baik 3 : Baik
2 : Tidak Baik 4 : Sangat baik
Lopok, Oktober 2020
81
Lampiran 6
LEMBAR OBSERVASI MURID
SIKLUS II
NO NAMA SISWA Keaktifan Perhatian Disiplin Penugasan
skor 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Alif Firmansyah √ √ √ √ 13
2 Irfan Abdul Azis √ √ √ √ 13
3 Novita Anggraini √ √ √ √ 12
4 Samsul Bahri √ √ √ √ 11
5 Adib Risqullah √ √ √ √ 12
6 Alya Putri Armantina √ √ √ √ 14
7 Ato Ayatollah √ √ √ √ 13
8 Chika Febri Indiani √ √ √ √ 15
9 Dhini Isra Ananda √ √ √ √ 14
10 Iffa Sarifatun Nissa √ √ √ √ 13
11 Julya Isnaeni Putri √ √ √ √ 13
12 Laksamana Khalqin √ √ √ √ 14
13 Mawaddah Wahdah √ √ √ √ 13
14 Nadia Sabila √ √ √ √ 13
15 Nurmalasari √ √ √ √ 14
16 Nursafira Defani √ √ √ √ 14
17 Putra Anugrah √ √ √ √ 12
18 Putri Dwi Agustin √ √ √ √ 11
19 Rifky Julian Adiffani √ √ √ √ 13
20 Riski Novitasari √ √ √ √ 11
21 Rizki Muharral Eka S √ √ √ √ 11
22 Sheila Diva Masuzie H √ √ √ √ 12
23 Suci Nurfatmalah √ √ √ √ 13
24 Tri Arista Ningrum √ √ √ √ 13
25 Wildan Arpa Hafusa √ √ √ √ 15
Jumlah skor 320
82
Keterangan :
Kriteria penilaian
1 : Sangat baik 3 : Baik
2 : Tidak Baik 4 : Sangat baik
Lopok, Oktober 2020
83
Lampiran 7
DAFTAR HASIL BELAJAR
SIKLUS I
NO NAMA SISWA NILAI KETERANGAN
1 Alif Firmansyah 80 Tuntas
2 Irfan Abdul Azis 85 Tuntas
3 Novita Anggraini 90 Tuntas
4 Samsul Bahri 74 Tidak tuntas
5 Adib Risqullah 63 Tidak tuntas
6 Alya Putri Armantina 95 Tuntas
7 Ato Ayatollah 80 Tuntas
8 Chika Febri Indiani 80 Tuntas
9 Dhini Isra Ananda 87 Tuntas
10 Iffa Sarifatun Nissa 76 Tuntas
11 Julya Isnaeni Putri 66 Tidak tuntas
12 Laksamana Khalqin 80 Tuntas
13 Mawaddah Wahdah 85 Tuntas
14 Nadia Sabila 88 Tuntas
15 Nurmalasari 89 Tuntas
16 Nursafira Defani 78 Tuntas
17 Putra Anugrah 79 Tuntas
18 Putri Dwi Agustin 80 Tuntas
19 Rifky Julian Adiffani 70 Tidak tuntas
20 Riski Novitasari 77 Tuntas
21 Rizki Muharral Eka S 83 Tuntas
22 Sheila Diva Masuzie H. 73 Tidak tuntas
23 Suci Nurfatmalah 72 Tidak tuntas
24 Tri Arista Ningrum 90 Tuntas
25 Wildan Arpa Hafusa 66 Tidak tuntas
Jumlah 1986
84
DAFTAR HASIL BELAJAR
SIKLUS II
NO NAMA SISWA NILAI KETERANGAN
1 Alif Firmansyah 82 Tuntas
2 Irfan Abdul Azis 85 Tuntas
3 Novita Anggraini 95 Tuntas
4 Samsul Bahri 78 Tuntas
5 Adib Risqullah 67 Tidak tuntas
6 Alya Putri Armantina 95 Tuntas
7 Ato Ayatollah 88 Tuntas
8 Chika Febri Indiani 81 Tuntas
9 Dhini Isra Ananda 87 Tuntas
10 Iffa Sarifatun Nissa 76 Tuntas
11 Julya Isnaeni Putri 79 Tuntas
12 Laksamana Khalqin 83 Tuntas
13 Mawaddah Wahdah 88 Tuntas
14 Nadia Sabila 89 Tuntas
15 Nurmalasari 90 Tuntas
16 Nursafira Defani 78 Tuntas
17 Putra Anugrah 79 Tuntas
18 Putri Dwi Agustin 83 Tuntas
19 Rifky Julian Adiffani 83 Tuntas
20 Riski Novitasari 79 Tuntas
21 Rizki Muharral Eka S 85 Tuntas
22 Sheila Diva Masuzie H. 79 Tuntas
23 Suci Nurfatmalah 87 Tuntas
24 Tri Arista Ningrum 91 Tuntas
25 Wildan Arpa Hafusa 68 Tidak tuntas
Jumlah 2075
85
LAMPIRAN 9
DOKUMENTASI
Gambar 1. Pemberian materi kepada peserta didik
Gambar 2. Penjelasan mengenai model pembelajaran bamboo dancing
86
Gambar 3. Pembagian kelompok
Gambar 4. Saling tukar informasi
87
Gambar 5. Pertukaran pasangan
Gambar 6. Pemberian tes formatif hasil belajar
88
LAMPIRAN 1O
SURAT PENGANTAR PENELITIAN
89
LAMPIRAN 11
SURAT IZIN PENELITIAN
90
LAMPIRAN 12
KARTU KONTROL PENELITIAN
91
LAMPIRAN 13
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKSANAKAN
PENELITIAN
92
RIWAYAT HIDUP
Dewi Silvana, Lahir di Bontokape, tanggal 09 September
1999. Penulis adalah anak ketiga dari tiga bersaudara, buah cinta dari
pasangan Syafruddin,S.Pd dan Asmawati. Pendidikan formal penulis
dimulai dari SD Negeri Pali Sila dan tamat pada tahun 2010. Kemudian
dilanjutkan ke pendidikan SMP Negeri 1 Lopok dan tamat pada tahun 2013. Pada tahun
2013 penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Lape dan tamat pada tahun
2016. Pada tahun 2016 penulis diterima sebagai mahasiswa pada Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas
Muhammadiyah Makassar. Insya Allah pada tahun 2020 penulis dapat menyelesaikan
study di Universitas Muhammadiyah Makassar dan meraih gelar sarjana pendidikan
(S.Pd).