wawasan ips

118
Wawasan IPS WAWASAN IPS Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Wawasan Ilmu Pengetahuan Sosial Yang Dibina Oleh Drs. Soetjipto TH., S.H, S.E., M.Pd Oleh: Kelompok 1 Nur Wilda Lailatul Fitria (Ketua) 120721403799 Rifka Annisa 120721435396 Iwan Riyono Efendi 120721403778 Fransiska Devi 120721435392 Eva Rosyida 120721435460 Erdina Elfi Riana 120721403872 Desiana Merawati 120721435503 Endang Wijaya Tri Pamungkas 120721403796 Agung Syahroni 120721435370 1

Upload: attin-adeeva-afsheen

Post on 28-Nov-2015

58 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

mendeskripsikan tentang wawasan ilmu pengetahuan sosial

TRANSCRIPT

Page 1: Wawasan Ips

Wawasan IPS

WAWASAN IPS

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Wawasan Ilmu Pengetahuan Sosial

Yang Dibina Oleh Drs. Soetjipto TH., S.H, S.E., M.Pd

Oleh:

Kelompok 1

Nur Wilda Lailatul Fitria (Ketua) 120721403799

Rifka Annisa 120721435396

Iwan Riyono Efendi 120721403778

Fransiska Devi 120721435392

Eva Rosyida 120721435460

Erdina Elfi Riana 120721403872

Desiana Merawati 120721435503

Endang Wijaya Tri Pamungkas 120721403796

Agung Syahroni 120721435370

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL (FIS)

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

NOPEMBER 2012

1

Page 2: Wawasan Ips

Wawasan IPS

BAB I

PENDAHULUAN

Pembaharuan Pendidikan di Indonesia

Akibat kurang lebih selama tiga setengah abad dikuasai Pemerintah

Kolonial, maka sistem Pendidikan Nasional kita untuk beberapa lama banyak

mewarisi sistem Pendidikan Kolonial yang secara kualitatif, kuantitatif, maupun

relevansinya sudah tidak sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat.

Setelah berakhirnya peristiwa G-30-S/PKI dimana kehidupan politik sudah

semakin stabil dan keadaan sosial ekonomi serta keamanan sosial semakin

mantap. Pemerintah mulai menjalankan upaya melaksanakan pembaharuan

Pendidikan Nasional. Upaya ini diawali dengan mengidentifikasikan problem-

problem pendidikan, baik secara vertikal maupun secara horizontal. Pada tanggal

26 sampai 30 April 1968 di Cipayung, diselenggarakan Seminar Identifikasi

Problem Pendidikan yang dihadiri oleh sebagian besar peserta dari lingkungan

Lembaga Peguruan Tinggi, Unit-unit Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,

serta tokoh tokoh pendidikan, guna menyusun pola dasar Strategi Pengembangan

Pendidikan Nasional.

Seminar itu antara lain berhasil mengkategorikan problem-problem

pendidikan dalam tiga kelompok dasar, yaitu:

1. Problem Kualitatif.

2

Page 3: Wawasan Ips

Wawasan IPS

Yaitu ternyata semakin usangnya sistem pendidikan, baik isi, komposisi,

orientasi mata pelajaran, metode, dan media pembelajaran, serta

komponen-komponen fisik pendidikan yang lain.

2. Problem Kuantitatif.

Yaitu semakin sempit dan terbatasnya kesempatan belajar (terutama bagi

anak usia sekolah), karena semakin meningkatnya kebutuhan pendidikan

sebagai akibat semakin pesat laju pertambahan penduduk (ekspansi-

populasi) serta semakin bertambahnya aspirasi rakyat terhadap dunia

pendidikan.

3. Problem Relevansi.

Semakin jauhnya lembaga-lembaga pendidikan dari prinsip-prinsip yang

berorientasi pada pembangunan dan kemajuan (development oriented and

progress oriented). akibatnya lulusan sekolah (umum maupun kejuruan)

yang baru tahu pada tingkat "siap tahu" dan belum pada tingkat "siap

pakai" dengan ilmu yang dimilikinya tidak mampu berpartisipasi dan

integrasi dengan pembangunan nasional.

Untuk mengatasi problem kuantitatif usaha pemerintah antara lain

melaksanakan sebuah program yang terkenal dengan nama: Proyek Instruksi

Presiden (Proyek Inpress) yang tugas utamanya mengelola Dana Pembangunan

Gedung Sekolah.

Hasil proyek Inpress antara lain:

3

Page 4: Wawasan Ips

Wawasan IPS

Pada tahun 1973 telah dibangun sebanyak 6.000 gedung Sekolah Dasar, tahun

1974 sebanyak 6.000 sekolah dasar, tahun 1975 sebanyak 10.000 gedung Sekolah

Dasar. Tahun-tahun berikutnya pembangunan gedung-gedung Sekolah Dasar

dalam jumlah besar itu tetap diteruskan hingga tercapai target sekurang-kurangnya

85% anak-anak usia 7 s/d 12 tahun dapat terserap. untuk tingkat sekolah

Menengah Pertama, pada tahun 1975 telah dibangun sebanyak 1.000 buah ruang

belajar (lokasi kelas) baru, pada tahun 1976 dibangun 100 buah Sekolah

Menengah Pertama (SMP Inpress) dan penambahan lokal 1.000 lokasi kelas baru

pada SMP-SM yang telah ada, dan sampai pada akhir Pelita III ditargetkan untuk

dapat dibangun 4.000 lokasi kelas baru dan 400 SMP baru, sehingga dapat

diharapkan agar setiap Kota Kecamatan terdapat (sekurang-kurangnya) sebuah

SMP. Untuk tingkat Sekolah Menengah Atas, sampai akhir Pelita III telah

dibangun sejumlah gedung SMA baru, 13 gedung Skolah Menengah Kejuruan, 81

buah gedung SMA tua direhabilitasi dan dilengkapi, 16 buah SPG diperbaiki dan

disempurnakan, serta sejumlah Perguruan Tinggi diperluas, ditingkatkan, dan

disempurnakan pula.

Untuk mengatasi dan membenahi problem kualitatif dan relevansi, antara

lain telah diadakan peningkatan mutu (keterampilan tenaga pengajar), baik

melalui pendidikan prajabatan (preservice), maupun melalui pendidikan dalan

jabatan (inservice), seperti penataran-penataran, proyek pembaharuan kurikulum,

peningkatan dan penyempurnaan prasarana pendidikan (media pendidikan,

laboraturium, bengkel kerja, dan lain lain), peningkatan dan penyempurnaan

Selain usaha-usaha yang disebutkan diatas, oleh Pemerintah juga

dipersiapkan dan dilaksanakan langkah-langkah pembenahan lain, seperti sistem

4

Page 5: Wawasan Ips

Wawasan IPS

evaluasi Proyek Paket Buku jenjang persekolahan, dan lain sebagainya. Sehingga

kondisi dan sistem pendidikan benar-benar dapat menunjang laju pembangunan

nasional.

Khusus dalam program pembaharuan kurikulum, dengan diwali oleh

Pembaharuan Kurikulum dan Metode Mengajar (PKMM) diberbagai tempat,

sehingga melahirkan bermacam-macam “Kurikulum Lokal”. Akhirnya

Pemerintah (c.q. Dep.P dan K) berhasil melakukan tiga macam kurikulum, yaitu:

1. Kurikulum 1974, bagi sekolah-sekolah Proyek Perintis Sekolah

Pembangunan (PPSM) yang berjumlah 8 buah.

2. Kurikulum 1975, bagi sekolah-sekolah umum (SD, SMP. SMA)

termasuk sekolah persiapan pembangunan SMPP.

3. Kurikulum 1976, bagi semua Sekolah Kejuruan.

Apabila kita perhatikan, ada suatu hal yang cukup menarik perhatian kita

khususnya pada kurikulum 1975, yaitu disederhanakannya (diciutkannya)

sebagian besar mata pelajaran menjadi beberapa buah kelompok bidang studi.

Secara formal terdapat 9 bidang studi, tiap-tiap bidang studi terdiri dari beberapa

komponen sub bidang studi.

Untuk bidang studi IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) sendiri, pada kurikulum

1975 SMP terdiri dari komponen:

a. Sejarah

b. Geografi dan Kependudukan

c. Ekonomi dan Koperasi

Sedangkan kurikulum 1975 SMA terdiri dari komponen-komponen sebagai

berikut:

5

Page 6: Wawasan Ips

Wawasan IPS

a. Sejarah

b. Geografi dan Kependudukan

c. Antropologi Budaya

d. Ekonomi dan Koperasi

e. Tata buku dan Hitung Dagang

Yang menjadi pertanyaan kita sekarang, mengapa dan apa yang melatar belakangi

dipadukannya Mata Pelajaran Ilmu Sosial menjadi satu bidang studi?

Jawaban tersebut akan menjadi penelaah pokok bahasan makalah ini.

6

Page 7: Wawasan Ips

Wawasan IPS

BAB II

LATAR BELAKANG LAHIRNYA IPS (SOCIAL STUDIES)

A. Latar Belakang Sosiologik Pengembangan IPS

Untuk pertama kali IPS (Social Studies) masuk kedalam kurikulum

sekolah pada tahun 1827 di Sekolah Rugby, suatu sekolah di Inggris. Yang

berjasa memasukkan adalah DR. Thomas Arnold, Direktur sekolah tersebut.

Apa yang mendorongnya mengembangkan dan memasukkan pelajaran itu ke

dalam kurikulum sekolahnya? Ini dilatar belakangi oleh keadaan masyarakat

Inggris pada waktu itu, yaitu sekitar setengah abad setelah revolusi industri.

Bagaimana keadaan masyarakat Inggris pada waktu itu? kira-kira lima

puluh tahun setelah revolusi industri, masyarakat Inggris ditandai oleh kekacauan

sosial yang gawat. Masyarakat dan peradaban Inggris terancam dekadensi, karena

industri dengan mesin telah menimbulkan kesulitan besar untuk kebanyakan

orang Inggris waktu itu, terutama para buruh. Penindasan dan pemerasan yang

dilakukan oleh kaum kapitalis, yang Pemerintah tidak memperhatikan secara

sungguh-sungguh nasib kaum buruh, maupun persaingan yang keras antara para

buruh sendiri, telah menyebabkan hidup kaum yang tidak punya (The Haves not)

sangat menderita. Baik antara buruh sendiri, maupun antara mereka dengan

7

Page 8: Wawasan Ips

Wawasan IPS

majikan. Hidup dalam alam yang oleh filsuf Inggris, Thomas Hobbes,

digambarkan sebagai Homo homoni lopus bellum omnium contra omnes

(manusia adalah serigala bagi yang lain, mereka saling berperang). Singkatnya,

manusia menjadi kehilangan kemanusiaannya (dehumanisasi). Untuk membantu

mengatasi keadaan yang gawat itu, Arnold memasukkan IPS kedalam kurikulum

sekolahnya, yang kemudian ditiru oleh berbagai sekolah lain.

Mulai dengan anak-anak, proses rehumanisasi (pengembalian

kemanusiaan) dilakukan. Mereka bukan saja diharapkan tidak menjadi antisosial,

melainkan bisa berperan aktif dalam penyelenggaraan masyarakat.

. Setelah Perang Saudara Utara -Selatan (1861-1865), terjadi juga kekacauan

sosial disana. Orang-orang yang menjadi penduduk Amerika Serikat belum

merasa menjadi bangsa Amerika Serikat. Segresi sosial masih sangat dirasakan..

Upaya mereka menemukan IPS sebagai jawaban atas situasi sosial di negeri itu.

Kedalam kurikulum sekolah dimasukkanlah IPS. Pelopornya adalah sekolah-

sekolah di Negara bagian Wiseonsin sejak 1892. Setelah dipelajari terus dalam

awal dasawarsa abad ke-20 ini, maka panitia nasional untuk pendidikan menengah

pada tahun 1916 menyetujui pengembangan dan pemasukkan IPS kedalam

kurikulum sekolah.

Nampak situasi masyarakat di Inggris pada tahun 1827, yaitu awal industri

modern, mirip dengan keadaan masyarakat Indonesia dewasa ini. Industri modern

sedang berkembang, dan tanda dehumanisasi tampak pula di Indonesia.

Perampokan yang disertai dengan pembunuhan, kurang terjaminnya kaum buruh,

individualisme yang mulai menggerayangi masyarakat kota, tindakan

mengobyekkan para penganggur dan pencari pekerjaan, terdesaknya alat produksi

8

Page 9: Wawasan Ips

Wawasan IPS

nasional oleh alat produksi modern buatan negeri asing, kekayaan yang

menumpuk pada golongan minoritas dan sebagainya.

Masyarakat di Indonesia adalah masyarakat yang majemuk.

Indonesia terjadi dan terbentuk begitu sumpah satu nusa dan satu bangsa

diucapkan. Sebaliknya, bangsa Indonesia terbentuk dalam proses sejarah yang

lama, yang sampai sekarangpun proses itu bahkan masih berlanjut.

Oleh karena itu, karena keadaan masyarakat yang seperti diatas, maka IPS

B. Latar Belakang Pedagogik

Disamping IPS lahir sebagai reaksi atas keadaan masyarakat, atau tanggap

terhadap tuntutan masyarakat seperti di Inggris, Amerika Serikat, maupun di

Indonesia sendiri, IPS dilatar belakangi oleh keinginan untuk menyiapkan anak-

anak sekolah supaya begitu mereka lulus telah siap menjadi anggota masyarakat,

tahu apa yang menjadi kewajiban dan hak-haknya, tahu juga bagaimana

mewujudkan kewajiban dan hak-haknya itu didalam kehidupan sehari-hari.

Dengan IPS anak-anak diharapkan akan menjadi warga masyarakat yang tidak

individualistik, yang hanya mementingkan kebutuhan sendiri dan

mengesampingkan kebutuhan orang lain. Sebaliknya, mereka akan menjadi

manusia yang benar-benar berwatak sosial, yang selalu sadar bahwa hidupnya

hanya dapat berlangsung dengan bekerja sama dan bersama orang lain, serta orang

lain hanya mau hidup bersama dan bekerja sama dengan mereka, jika mendapat

perlakuan baik dari mereka.

IPS tidak dapat melayani kebutuhan tersebut, karena sifat ilmiahnya. Anak

anak yang baru saja lulus sekolah menengah kemudian menjadi warga

9

Page 10: Wawasan Ips

Wawasan IPS

masyarakat, memerlukan pengetahuan interdisipliner yang fragmatis dan praktis

bagi kehidupan sosial, seperti yang disinggung diatas.

Disamping itiu menurut teori pendidikan, gambaran anak tentang

masyarakat itu satu dan bulat (utuh), memerlukan ketunggalan bulat yang

meyeluruh. Mereka tidak memisahkan satu aspek kehidupan dari aspek kehidupan

yang lain. Dari aspek geografi, sejarah, ekonomi, sosiologi, dan sebagainya,

sebagai satu kesatuan.

Karena itu, dalam menggambarkan keadaan masyarakat, para gurupun

sebaiknya menggambarkan masyarakat sebagai satu kesatuan dan keutuhan.

Disiplin IPS dipandang tidak mendukung prinsip pedagogik diatas, karena

berbagai disiplin itu membagi masyarakat kedalam daerah yang saling terpisah.

Pengajaran IPS juga lebih dekat dengan keadaan sekarang yang ada dalam

lingkungan hidupnya. Dengan demikian, tidaklah terlalu sukar bagi anak untuk

mengamati, menggambarkan, dan memikirkannya, karena ada dalam jangkauan

mereka yang dipandang dari segi waktu maupun tempatnya. Bahkan IPS adalah

kenyataan hidup sekarang. Dengan demikian, anak dapat diharapkan lebih tertarik

dan berminat, karena mereka belajar dengan memperoleh pengalaman dari

kehidupan mereka sendiri. Pengalaman atas kehidupan nyata merupakan proses

belajar yang paling baik. Dengan demikian, hasil belajar yang baikpun dapat

diharapkan pula.

Dilain pihak, ada juga yang berpendapat bahwa, dengan IPS, pengajaran

tentang kehidupan sosial dapat berlangsung secara efisien, karena seluruh aspek

kehidupan disajikan sekaligus. Dalam satu kali jangkau, seluruh segi kehidupan

dapat dipelajari oleh anak didik. Kebenaran yang diperoleh anak mungkin lebih

10

Page 11: Wawasan Ips

Wawasan IPS

besar pula, karena mereka tidak melihat masyarakat di setiap bagiannya, tetapi

menyeluruh.

Itulah latar belakang pedagogik dikembangkannya IPS. Melihat berbagai

hal yang nyatanya ada kemiripan dan kegunaannya bagi masyarakat Indonesia,

seperti yang dilakukan di Inggris dan Amerika Serikat, terutama dalam pembinaan

sikap sosial dari anak didik, maka diperoleh raison d’etre (alasan adanya)

pengembangan pengajaran IPS di Indonesia.

Setelah diketahui latar belakang dari pengembangan pengajaran IPS,

baiknya diteruskan dengan mempelajari tujuan-tujuan pengembangan pengajaran

IPS, karena ini akan menjadi dasar perumusan tujuan kurikuler dari pengajaran

IPS.

C. Latar Belakang Pendekatan Interdisiplin dan Multidisiplin

Kehidupan manusia di permukaan bumi ini, baik yang menyangkut aspek

fisik, maupun yang menyangkut sosial budayanya senantiasa mengalami

perubahan. Karena itu, sering dikatakan bahwa manusia itu adalah suatu

dinamika. Dinamika ini tidak pernah berhenti, melaikan tetap terus aktif.

Dinamika ini mengungkapkan bahwa manusia bukanlah mahluk biologis semata-

mata, melainkan juga mahluk sosial, budaya, ekonomi, politik, hukum, dan

seterusnya. Dengan demikian kehidupan manusia sebagai suatu kebulatan,

merupakan perpaduan dari segala aspek. Dinamika manusia inilah yang

memadukan manusia dengan sesamanyadan dengan dunia lingkungannya.

Cepat ataupun lambat, perubahan-perubahan tadi dapat menimbulkan

permasalahan bagi kehidupan manusia. Perubahan-perubahan itu sering kali

11

Page 12: Wawasan Ips

Wawasan IPS

berjalan tanpa disadari oleh manusia itu sendiri, sehingga pada suatu saat dapat

menimbulkan keterkejutan sosial dan masalah-masalah sosial.

Lebih-lebih dalam abad ke-20 ini, masalah masalah sosial itu semakin

meluas dan kopleks, terutama dikarenakan 2 hal, yaitu:

Pertama: Pertumbuhan penduduk dari abad keabad semakin cepat. Penggandaan

penduduk (double population) jangka waktunya semakin singkat.

Misalnya pada tahun 1850 jumlah penduduk dunis sekitar 1.000 jiwa,

pada tahun 1930 berganda menjadi 2.000 juta jiwa, dan pada tahun

1975 berganda menjadi 4.000 juta jiwa. Pertambahan penduduk yang

singkat ini telah menimbulkan bermacam-macam masalah. Masalah

tersebut melingkupi masalah ekonomi, politik, budaya, hukum,

lingkungan, dan lain sebagainya. Pertumbuhan demografi penduduk

dipermukaan bumi yang terus berlangsung ini, mendorong

perkembangan kebutuhan manusia baik kebutuhan sosial ekonominya,

maupun kebutuhan sosial budayanya. Pemenuhan kebutuhan yang tidak

seimbang dengan sumber daya yang menjaminnya seringkali

menimbulkan masalah-masalah sosial yang semakin kompleks.

Kedua : Kemajuan yang pesat dalam bidang teknologi. Penemuan-penemuan

baru yang berupa penemuan teknologi, alat-alat, dan cara kerja baru,

telah merubah seluruh pola dan tata susunan dalam masyarakat.

Perkembangan teknologi komunikasi telah memperpendek jarak

geografis dan jarak sosial berbagai wilayah dipermukaan bumi ini.

Semua ini membawa pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan

masyarakat. Perkembangan masyarakat dengan ragam kehidupannya

12

Page 13: Wawasan Ips

Wawasan IPS

semakin kompleks. Begitu juga adanya perbedaan kemampuan dalam

ilmu pengetahuan dan teknologi diberbagai wilayah di permukaan bumi

ini telah memperbesar jurang pemisah antara Negara maju dengan

Negara-negara terbelakang. Hal ini telah menjadi salah satu sebab

terjadinya ketegangan-ketegangan di dunia dewasa ini.

Dari uraian diatas, dapat dikatakan bahwa kehidupan manusia dengan

segala aspeknya selalu mengalami perubahan. Perubahan ini menyebabkan

kehidupan tersebut menjadi bertambah kompleks, yang sering kali mengakibatkan

timbulnya masalah sosial yang semakin kompleks pula. Perkembangan sosial ini,

terkadang ditandai oleh adanya perbedaan kultur, alat-alat komunikasi, bahkan

seluruh pola hidup dan sistem-sistem nilai, antara generasi terdahulu dan generasi

kemudian (generation gap).

Memang kehidupan sosial itu sebagai satu sistem dengan berbagai

komponennya, berbagai kemungkinan variabel-variabel dan korelasinya satu sama

lain. Pada hakekatnya kehidupan sosial berada dan berlangsung dalam satu sistem.

Bahkan segala sesuatu itu pada hakekatnya berada dan berlangsung dalam sistem

umum. Suatu universal sistem, sedangkan bidang-bidang tertentu, sektor-sektor

tertentu, dan kelompok-kelompok tertentu hanya berada dalam satu sub sistem.

Demikian perlunya peninjauan interdisiplin dan multidisiplin, hal ini agar

kita dapat melihat masalah-masalah sosial yang satu dengan lainnya saling

berkaitan.

Jadi, dalam hal mendekati dan menyingkap suatu masalah sosial, jangan

cepat-cepat menarik kesimpulan dan memutuskan suatu faktor atau aspek

13

Page 14: Wawasan Ips

Wawasan IPS

kehidupan sebagai penyebabnya. Melainkan harus ditelaah lebih dahulu secara

interdisiplin atau multidisiplin.

Dengan cara ini, diharapkan para mahasiswa dapat melihat masalah-

masalah sosial dari sudut pandang yang lebih luas, sehingga dimasa yang akan

datang mereka mampu untuk ikut serta memecahkan masalah sosial yang timbul

di lingkungannya.

14

Page 15: Wawasan Ips

Wawasan IPS

BAB III

PENGERTIAN IPS

A. Ilmu-ilmu sosial

Sering dikatakan, jika kita hendak memahami sesuati tentang dunia ini,

kita harus tahu tentang filsafat. Jika kita tahu tentang filsafat, kita tahu pula

dengan segala kehidupan. Filsafat yang berasal dari kata “Philosophia”, Filsafat

pada hakekatnya mempersoalkan hidup dan kehidupan manusia di dunia. Manusia

selalu ingin mengetahui dan menyelidiki alam sekitarnya, sejalan dengan

perkembangan pikirannya.

Manusia adalah makhluk yang berpikir, homo sapiens atau animal

rationale seperti yang dikatakan orang. Makin tinggi tingkat kecerdasan manusia

itu, makin maju pula masyarakatnya. Pada masyarakat yang maju, menimbulkan

pula masalah-masalah yang dihadapinya. Sehingga untuk menghadapi masyarakat

yang makin kompleks itu, lahirlah berbagai cabang ilmu pengetahuan (disiplin).

Demikian dari filsafat sebagai induk dari segala ilmu pengetahuan,

kemudian lahirlah 3 kelompok disiplin, yaitu:

1. Natural Sciences (Ilmu-ilmu Alamiah), yang meliputi : Fisika, Kimia,

Astronomi, Biologi, dan lain-lain.

2. Social Sciences (Ilmu-ilmu Sosial), yang meliputi : Sosiologi,

Ekonomi, Politik, Sejarah, Geografi, dan lain-lain.

3. Humanities (Ilmu-ilmu Budaya), yang meliputi : Bahasa, Agama,

Kesusastraan, Kesenian, dan lain-lain.

15

Page 16: Wawasan Ips

Wawasan IPS

Pada dewasa ini, sedang berkembang pula satu bidang lagi menjadi

kelompok yang keempat, yaitu Ilmu-ilmu Teknologi, yang sangat besar pula

pengaruhnya bagi kehidupan umat manusia.

Walaupun kelompok ilmu pengetahuan itu berbeda dalam

perkembangannya, namun masih ada kaitannya satu sama lain. Perkembangan

Ilmu-ilmu Alamiah dan Teknologi mempunyai pengaruh terhadap perkembangan

Ilmu-ilmu Sosial dan Humanities. Misalnya, kemajuan dalam Ilmu Kimia Farmasi

membawa pengaruh bagi kemajuan kesehatan masyarakat. Dan ini membawa

pengaruh pula bagi kondisi sosialnya. Revolusi nuklir untuk kedamaian membawa

pengaruh bagi meningkatnya kemaakmuran manusia. Sebaliknya, jika tidak, akan

merugikan manusia sendiri.

Hubungan antar Social Science dengan Humanities sangat erat sekali,

sehingga ada kecenderungan untuk menyatukan keduanya dengan nama “Social

Cultural Sciences ”.

Khusus mengenai Sejarah, para ahli berbeda pendapat. Ada sebagian yang

mamasukkannya kedalam bidang Humanities, terutama yang berkeahlian dalam

bidang Sejarah Kuno. Ada yang memasukkannya kedalam Social Science, yang

berkeahlian Sejarah Modern.

Namun demikian ada ciri khusus yang membedakan antara kedua bidang

Ilmu-ilmu Sosial (Social Science) dengan Ilmu Budaya (Humanities).

Ilmu-ilmu Sosial dianggap lebih obyektif daripada Ilmu Budaya. Obyek

Ilmu Sosial adalah masyarakat dengan aspek-aspek yang tertentu yang disebut

dengan Obyek Formal. Metodologinya telah berkembang, obyeknya lebih riil,

yaitu masyarakat yang ada dihadapannya.

16

Page 17: Wawasan Ips

Wawasan IPS

Sedangkan ciri-ciri khusus Ilmu Budaya adalah adanya peranan besar

tentang penilaian atau value yang secara subyektif didalam analisanya, individu

merupakan faktor yang dominan.

Misalnya, pada kesusastraan dan kesenian tidak diperlukan penilaian yang

“obyektif” bagi suatu keindahan atau kecantikan tertentu. Itulah sebabnya pada

mulanya Ilmu-ilmu Budaya belum memerlukan metodologi secara sistematis

sebagai sistem penilaian terhadap obyek studi. Akan tetapi, kini metodologi

tertentu dalam Ilmu-ilmu Budaya telah berkembang pesat.

Sampai saat ini, belum terdapat kesatuan pendapat dan rumusan yang jelas

tentang batasan atau pengertian tentang apa yang disebut dengan Social Science

(Ilmu-ilmu Sosial) diantara para ahli.

Disini dikemukakan beberapa batasan atau pengertian sebagai berikut:

1. The social science in the study of the group life of man. The social

scientist is interested in all the form which human relationships take in the

organized groups.

2. The social sciences are those subjects that relate to the origin, organization

and development of human society, especially to man and his association

which other man.

3. Social science

a. The branch of knowledge that deals with human society or its

characteristic element, as family, state, or race, and with the relations

and institutions involved in man's existence and well-being as a

member of an organized community.

17

Page 18: Wawasan Ips

Wawasan IPS

b. One of a group of sciences dialing with special phases of human

society, such as economics, sociology, and politics.

c. A term sometimes applied to the scholarly materials concern with

detailed, systematic, and logical study human being, and their

interrelation.

Dari batasan yang disebutkan diatas, dapat disimpulkan bahwa Ilmu-ilmu

sosial selalu memperbincangkan segi-segi yang berhubungan dengan kehidupan

masyarakat. Dengan demikian, Ilmu Sosial dapat diatrikan sebagai ilmu yang

mempelajari segala aspek kehidupan masyarakat, serta bertujuan untuk

tercapainya kesejahteraan masyarakat pada umumnya.

Mengenai disiplin-disiplin apa saja yang termasuk dalam Ilmu-ilmu Sosial

tersebut juga terdapat beberapa pendapat. Ada yang berpendapat Ilmu-ilmu Sosial

itu meliputi 6 disiplin, yaitu: Antropologi, Ekonomi, Sejarah, Ilmu Politik, Ilmu

Jiwa Sosial dan Sosiologi. Ada yang berpendapat 7 disiplin, yaitu: Antropologi,

Ekonomi, Ilmu Bumi, Sejarah, Ilmu Politik, Psikologi Sosial, dan Sosiologi. Ada

pula yang memasukkan Ilmu Hukum, Ilmu Pendidikan, dan Ilmu –ilmu lain

dalam Ilmu Sosial.

Tiap disiplin Ilmu Sosial dengan menggunakan metode kerja ilmiah, kini

telah berkembang dalam cabang-cabang atau ranting-ranting. Umpamanya dalam

Ilmu Sosiologi telah berkembang cabang Sosiologi Culturil, Sosiologi Sejarah,

Sosiologi Psikologi, dan lain-lain.

Dalam Ilmu-ilmu Sosial, satu persatu lazimnya dipelajari secara khusus

dan spesialistis, sehingga betul-betul mendalam. Pembahasan ditinjau dari prinsip-

prinsip, teori atau prinsip disiplinnya sendiri, dan hasil kesimpulannya dapat lebih

18

Page 19: Wawasan Ips

Wawasan IPS

lanjut memperkaya prinsip-prinsip, teori atau konsepsi-konsepsi disiplin yang

telah ada.

B. Pengertian IPS

Telah banyak rumusan tentang pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

yang dikemukakan oleh para ahli IPS atau Social Sudies. Sekolah-sekolah DI

Amerika Serikat pengajaran IPS dikenal dengan istilah Social Sudies..

 

Ilmu Pengetahuan Sosial atau IPS, merupakan perwujudan dari satu

pendekatan interdisiplin dari pelajaran-pelajaran Ilmu Sosial. IPS merupakan

paduan dari berbagai cabang Ilmu Sosial, seperti Sosiologi, Antropologi, Budaya,

Sejarah, Geografi, Ekonomi, Ilmu Politik, Ekologi, Psikologi Sosial, dan lain

sebagainya, untuk mencapai tujuan-tujuan instruksional.

Untuk memperoleh gambaran yang lebih luas tentang IPS, maka dibawah

ini dikemukakan berbagai definisi atau rumusan pengertian Ilmu Pengetahuan

Sosial atau Social Sudies.

1. Beberapa definisi Social Studies

a. The committee on the Social Studies of The National Education

Association and Reorganization of secondary education in 1916,

mendefinisikan IPS sebagai :

19

Page 20: Wawasan Ips

Wawasan IPS

“Those (studies) whose subject matter relates to the organization and

development society and man as member of social group”.

b. Maul Mathias.

Dalam bukunya The Teacher Handbook for Social Studies, Blanford

Press, London 1973 p.20-21, mengatakan:

“The Study of man in society in the past, present, and future. Social

Studies emerged as a subject of prime importance for study in school”.

c. Edgar B Wesley.

Teaching Social Studies, D.C heath & Co Boston 1962 p.9,

mengatakan:

“Those portions or aspect of the Social Science that have been selected

and adapted use in the school or in the other instructional situation”.

Dikatakan juga bahwa, “The Social Studies are the Social Sciences

simplified for pedagogical purpose in school. The Social Studies

consist of geography, history, economic, sociology, civics, and various

combinations of these subjects”.

d. Leonard S. Kenworthe.

“Social Studies the study of people carried in other to help students

understand them self and other in varieties of societies in different

place and at different times as individual and group seek to meet the

need through many institutions as those human beings search for a

satisfying a personal philosophy and the good society”.

e. John Jarolimek, Social Studies in elementary Education Third Edition,

the Mac Millan Company, New York 1967, p.4, mengatakan:

20

Page 21: Wawasan Ips

Wawasan IPS

“The Social Studies as a part of elementary school curriculum draw

subject matter content from the social science, history, sociology,

Political Science, Social Psychology, Philosophy, anthropology and

economic”.

The Social Study have been defined as “Those portion of The social

science … selected for instructional purposes”.

f. Ragam, William B., Modern Elementary Curriculum, Holt&Co, New

York 1960 p. mengatakan:

“The Social Studies are concerned with the wide dissemination of

information, the development of social skill and the improvement of

social behavior.”

“The Social Studies program draws material from the various social

sciences, but it also users meterials from the local communitythat can

not be properly classified as be longing exclusively to any of them”.

g. U.S Bureau of Education (The Social Studies in Secondary Education),

menyatakan:

“The Social Studies are understand to be those whose subject matter

relates directly to the organization and development of human society

an to man as a member of social group”.

Demikianlah beberapa pengertian yang dikembangkan di Amerika Serikat

oleh beberapa tokoh pendidikan yang terkenal. Perkembangan dan pengembangan

IPS di Indonesia banyak mengambil pendapat-pendapat yang Amerika Serikat

yang menyangkut ide-ide dasarnya, sedangkan yamg menyangkut tujuan materi

dan penanganannya dikembangkan sendiri sesuai dengan tujuan nasional dan

21

Page 22: Wawasan Ips

Wawasan IPS

aspirasi masyarakai Indonesia sendiri. Memang permasalahan sosial yang menjadi

permasalahan IPS tidak dapat meniru begitu saja dari orang lain. Untuk setiap

Negara, perkembangan dan pengembangan Social Studies atau IPS adalah khas.

2. Beberapa definisi IPS.

a. “Pengajaran sosial (IPS) merupakan perwujudan dari suatu pendekatan

interdisiplin dari Ilmu-ilmu Sosial. Ia merupakan integrasi dari

berbagai cabang Ilmu-ilmu Sosial, seperti Sosiologi, Antropologi

Budaya, Psikologi, Sejarah, Geografi, Ekonomi, Ilmu Politik, dan

Ekologi Manusia. IPS dipolakan untuk tujual instruksional dengan

materi sederhana mungkin, menarik, dan mudah dipelajari”.

(Drs. Moeljono Cokrodikajo – IKIP Jakarta)

b. “IPS adalah suatu bidang studi yang mengamati, memperlajari,

mengolah, dan membahas hal-hal yang berhubungan dengan masalah

Human Relationship, hingga benar-benar dapat difahami dan diperoleh

pemecahannya. Penyajiannya harus merupakan bentuk yang terpadu

dari berbagai Ilmu Sosial yang telah terpilih, disederhanakan sesuai

dengan kepentingan sekolah”.

(Buku Pedoman IPS – IKIP Surabaya)

c. “IPS adalah pelajaran (bidang studi) yang merupakan suaru fusi atau

paduan dari sejumlah mata pelajaran sosial. Dapat juga kita katakan,

bahwa IPS merupakan mata pelajaran yang menggunakan bagian-

bagian tertentu dari Ilmu Sosial”.

(Prof. Dr. S. Nasutin)

22

Page 23: Wawasan Ips

Wawasan IPS

d. “Ilmu Pengetahuan Sosial adalah bidang studi yang merupakan paduan

(fusi) dari sejumlah mata pelajaran sosial”.

Di SMP mata pelajaran Sosial itu adalah:

a. Geografi dan kependudukan

b. Sejarah

c. Ekonomi dan Koperasi

Di SMA mata pelajaran Sosial adalah:

a. Geografi dan kependudukan

b. Sejarah

c. Antropologi

d. Ekonomi dan Koperasi

e. Tata buku dan Hitung Dagang

(Kurikulum 1975)

C. Hubungan IPS dan Ilmu-Ilmu Sosial

Antara IPS (Social Studies) denag Ilmu-ilmu Sosial (Social Sciences)

mempunyai hubungan yang sangat erat, keduanya sama-sama menperhatikan

hubungan timbal balik antar manusia (human relationship).

IPS merupakan ilmu pengetahuan terapan yang dilaksanakan dalam

kegiatan instruksional disekolah-sekolah guna mencapai tujuan pendidikan atau

pengajaran tertentu, antara lain untuk mengembangkan kepekaan anak didik

kepada kepekaan disekitarnya.

IPS bukan ilmu, karena itu IPS tidak menemukan pengetahuan-

pengetahuan baru, konsep-konsep baru, maupun teori-teori baru, melakinkan

23

Page 24: Wawasan Ips

Wawasan IPS

memandaatkan pengetahuan-pengetahuan konsep-konsep teori-teori yang

dikembangkan oleh berbagai Ilmu Sosial.

Setiap disiplin ilmu memiliki strukturnya masing-masing yang

membedakan antara ilmu satu dengan yang lain.

Menurut Jerome S. Bruner, struktur ilmu menyangkut saling hubungan antara ide-

ide dasar dari disiplin ilmu yang bersangkutan dan memiliki dua dimensi, yaitu:

1. Dimensi konsepsional, meliputi konsep-konsep tertentu, prinsip-prinsip,

generalisasi, pengertian dan ide-ide yang mendasari disiplin ilmu

bersangkutan.

2. Dimensi metodologis, meliputi pengorganisasian, metode penelitian,

pendekatan, yang dilakukan oleh disiplin ilmu yang bersangkutan.

Hubungan Ilmu Pengetahuan Sosial dengan Ilmu-ilmu Sosial adalah

bahwa ilmu-ilmu sosail bersumber pada ilmu-ilmu sosial. Atau dapat dikatakan

Ilmu Pengetahuan Sosial mengambil bahannya dari Ilmu-ilmu Sosial. Ilmu-ilmu

Sosial yang diperlukan dalam pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tersebut

terbatas pada ilmu-ilmu yang dianggap sesuai dengan penegtahuan dan

perkembangan anak didik. Tidak semua ilmu-ilmu sosial yang diturunkan pada

Ilmu Pengetahuan Sosial itu. istilah ilmu –ilmu sosial yang diperlukan dalam ilmu

pengetahuan sosial itu tergantung pada tingkat pendidikan itu sendiri. Edgar

Wasley mengatakan, “The social studies are the social sciences simplified for

pedagogical purposes”.

Selanjutnya dikatakan, “Those portions or aspects of the social sciences

that have been selected and adapted for use in the social or in other instructional

24

Page 25: Wawasan Ips

Wawasan IPS

situation”. Secara singkat, dikemukakan letak perbedaan antara ilmu-ilmu sosial

dengan ilmu pengetahuan sosial, yaitu:

1. Dilihat dari levelnya, ilmu-ilmiu sosial diberikan ditingkat perguruan

tinggi, sedangkan ilmu pengetahuan sosial diberikan di tingkat

sekolah.

2. Dilihat dari scope dan isinya, ilmu-ilmu sosial jauh lebih luas

dibanding dari ilmu pengetahuan sosial.

3. Dilihat dari level of difficulty-nya (tingkat kesulitan), ilmu-ilmu sosial

menyelidiki aneka ragam human relationship yang serba kompleks dan

seringkali berhubungan dengan hal-hal yang abstrak dan data-data,

konsep-konsep dan generalisasi yang serba sulit. Sedangkan pada ilmu

pengetahuan sosial konsep dan generalisasi perlu disederhanakan agar

lebih mudah dipahami oleh murid-murid.

4. Dilihat dari purposenya, ilmu-ilmu sosial menetapkan kebenaran

ilmiah sebagai fokus tujuannya, sedangkan pada ilmu pengetahuan

sosial mengarah pada penanaman BASK (Behavior, Attitude, Skills,

dan Knowledge)

5. Dilihat dari approach, pendekatan ilmu sosial adalah bersifat disiplin

sesuai dengan aspek kehidupan yang menjadi obyek studi berdasarkan

bidang ilmu masing-masing, sedangkan pendekatan pada ilmu

pengetahuan sosial bersifat interdisiplin.

6. Kerangka kerja ilmu-ilmu sosial diarahkan pada pengembangan teori

dan prinsip-prinsip, sedangkan kerangka kerja Ilmu Pengetahuan

Sosial lebiah diarahkan pada arti praktisnya dalam mencari alternatif

25

Page 26: Wawasan Ips

Wawasan IPS

pemecahan sosial dan dalam menyusun alternatif pengembangan

kepada hidupan ke taraf yang lebih tinggi.

26

Page 27: Wawasan Ips

Wawasan IPS

BAB IV

TUJUAN PENGAJARAN IPS

Di setiap negara mempunyai cara sendiri-sendiri dalam menangani Ilmu

Pengetahuan Sosialnya sesuai dengan tujuan masing-masing Negara.

Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosialnya sebagai berikut:

Di Amerika Serikat :

a. Menyiapkan anak didik menjadi warga Negara yang baik.

b. Menyiapkan anak didik memiliki kemampuan berpikir, meliputi:

- Kemampuan mengembangkan keterampilan menyelidiki (inquiry skill)

- Kemampuan mengembangkan siakp dan nilai

- Kemampuan mendapat pengetahuan

c. Menyiapkan anak didik menilai kebudayaan bangsanya.

Di Inggris :

a. Membantu anak didik untuk dapat berpikir logis dan bebas,

mengembangkan rasa toleransi dan pengertianterhadap pandangan atau

pendapat orang lain.

b. Membantu anak didik agar dapat mengemukakan ide-ide secra selektif

secara lisan maupun tertulis.

c. Membantu anak didik menyadari bahwa hari depannya bergantung

sepenuhnya dari perkembangan pribadi, pendidikan, keterampilan, dan

mampu menyesuaikan diri didalam masyarakat.

d. Membantu anak didik mengerti tentang dunia hidupnya dan menyadari

akan hak dan kewajibannya dalam masyarakat.

27

Page 28: Wawasan Ips

Wawasan IPS

e. Mengembangkan rasa estetika anak didik dan mendorongnya pada

pemanfaatan waktu yang senggang.

Tujuan bidang studi IPS di Indonesia, menurut Kurikulum SMA 1975.

a. Pembinaan warga Negara Indonesia atas dasar moral Pancasila/UUD

1945. Nilai-nilai dan sikap hidup yang dikandung oleh Pancasila/UUD

1945 secara sadar dan intensif ditanamkan kepada siswa sehingga

sehingga terpupuk kemauan dan tekad untuk hidup secara bertanggung

jawab demi keselamatan diri, bangsa, Negara, dan tanah air.

b. Sikap sosial yang rasional dalam kehidupan. Untuk dapat memahami dan

selanjutnya mampu memecahkan masalah-masalha sosial perlu adanya

pandangan terbuka dan rasional. Dengan berani dan sanggup melihat

kenyataan yang ada, akan terlihat segala persoalan dan akan dapat

ditemukan jalan pemecahannya. Termasuk pula kenyataan menurut sejarah

perjuangan bangsa, bahwa Pancasila adalah falsafah hidup yang

menyelamatkan bangsa dan menjamin kesejahteraan hidup kita bersama.

Bila kita bandingkan antara tujuan ilmu pengetahuan sosial di negara-

negara lain dengan tujuan ilmu pengetahuan sosial di Indonesia, maka terbukti

perbedaan yang sangat prinsipil.

Ilmu pengetahuan sosial di Indonesia bertujuan untuk membina warga

Negara Indonesia atas dasar Pancasila/UUD 1945.

Di atas telah disebutkan bahwa IPS diprogramkan di sekolah-sekolah

adalah untuk mencapai tujuan-tujuan instruksional. Tujuan pengajaran IPS

tentulah tidak dapat dilepaskan dari tujuan pendidikan nasional. Di dalam

28

Page 29: Wawasan Ips

Wawasan IPS

Kurikulum 1975, antara lain tercantum beberapa peran IPS yang tergambarkan

juga dalam isi program pengajaran IPS, yaitu :

- Bidang studi pengajaran IPS terutama akan berperan dalam pembinaan

kecerdasan, keterampilan, pengetahuan, rasa tanggungjawab dan

demokrasi.

- IPS mengemban dua fungsi utama, yaitu membina pengetahuan,

kecerdasan dan keterampilan yang bermanfaat bagi perkembangan dan

kelanjutan pendidikan siswa selanjutnya, serta membina sikap yang

selaras dengan nilai-nilai Pancasila/UUD 1945.

Jadi jelaslah bahwa tujuan pengajaran IPS bukan hanya membina

pengetahuan konsepsional belaka, melainkan yang terpenting ialah membina

pengertian, sikap terhadap nilai-nilai praktis dari konsep tersebut, serta kemahiran

penerapannya sebagai insane sosial.

Suatu program pengajaran IPS, seyogyanya bertujuan memberikan

berbagai pengertian yang mendasar melatih atau membina berbagai keterampilan

dan mengembangkan berbagai sikap. Sehingga diharapkan siswa kelak menjadi

warga masyarakat serta warga Negara yang baik dan berguna.

E.B. Wesley mengemukakan ada enam sumbangan yang dapat diberikan oleh

pengajaran IPS, yaitu :

1. Mengajarkan warisan pengalaman dari masa lampau

2. Meningkatkan pengertian geografi

3. Mengembangkan tanggung jawab kewargaan Negara

4. Memberantas kebutaan secara ekonimis

5. Menumbuhkan kesadaran relasi sosial

29

Page 30: Wawasan Ips

Wawasan IPS

6. Menumbuhkan wawasan mondial (keduniaan)

Suatu program IPS yang layak bertujuan memberikan berbagai pengertian

yang mendasar, melatih berbagai pengertian dan keterampilan, dan

mengembangkan berbagai sikap yang diperlukan agar para siswa menjadi warga

masyarakat yang berguna.

Perincian dari masing-masing pengertianm, keterampilan, dan sikap,

sebagai berikut:

1. Jeis-jenis pengertian yang diperlukan siswa meliputi:

a. Aspek-aspek utama dari lingkungan sosial kita.

b. Aspek-aspek utama dari lingkungan alam kita.

c. Saling ketergantungan diantara bangsa dan Negara

d. Berbagai cara manusia bekerja sama dengan lingkungan

e. Berbagai cara manusia diperintah dan memerintah

f. Fungsi-fungsi kontrol sosial oleh kelompok

g. Hubungan timbal balik antar individu dan masyarakat

h. Bagaimana manusia memenuhi kebutuhan dasarnya

i. Perkembangan-perkembangan utama dari peradaban manusia

j. Sifat-sifat yang membentuk kepribadian seseorang

2. Keterampilan-keterampilan yang perlu dikuasai oleh murid, dapat dibagi

atas bagian-bagian seperti berikut

a. Keterampilan sosial diantaranya meliputi :

- Hidup dan kerja sama dalam satu kelompok

- Belajar memberi dan menerima tanggung jawab

- Menghotmai hak orang lain

30

Page 31: Wawasan Ips

Wawasan IPS

- Membentuk kesadaran sosial

Keterampilan sosial meliputi seluruh hidup sosial, kepekaan sosial,

mendidik siswa untuk menumbuhkan pengekangan diri dan pengarahan

diri demi kepentingan kelompok. Keterampilan sosial bukan hanya

dapat dicapai melalui Ilmu Pengetahuan Sosial saja, akan tetapi juga

diluar sekolah.

b. Keterampilan belajar dan bekerja diantaranya meliputi:

- Mengumpulkan data

- Membuat laporan

- Berbicara didepan orang banyak

- Mempergunakan perpustakaan

- Membuat outline

- Merangkum

- Menggunakan peta, globe, chart, graphs/menggunakan sumber

c. Keterampilan kerja kelompok meliputi:

- Membuat perencanaan bersama

- Ikut serta dalam diskusi kelompok

- Pastisipasi efektif dalam situasi yang memerlukan kerja sama

d. Keterampilan intelektual mencakup berbagai aspek berpikir, seperti:

- Menggunakan pedekatan (approach)

- Berfikir kritis

- Pengunaan prosedur induktif

Keterampilan-keterampilan yang juga menjadi tanggung jawab ilmu

pengetahuan sosial, ialah:

31

Page 32: Wawasan Ips

Wawasan IPS

1. Menemukan informasi

2. Menyusun informasi

3. Menilai informasi

4. Mendapat informasi dengan menggunakan hal hal yang dapat didengar dan

dilihat

5. Berkomunikasi lisan dan tertulis

6. Menafsirkan gambar, chart, dan sebagainya

Keterampilan-keterampilan yang khusus menjadi tanggung jawab ilmu

pengetahuan sosial, ialah:

1. Membaca tentang Ilmu Pengetahuan Sosial

2. Berfikir kritis dan memecahkan masalah

3. Menafsirkan peta, globe dan sebagainya

4. Mengerti waktu dan kronologi.

Berbagai sikap dan kesadaran yang diharapkan dapat ditanamkan pada

murid melalui ilmu pengetahuan sosial di antaranya:

1. Sikap menghormati pendapat orang lain.

2. Sikap siap membantu yang lemah

3. Sikap patuh kepada undang-undang Negara

4. Sikap mental Pancasila

5. Sikap terbuka, jujur dan terus terang

6. Sikap kerja sama dalam memecahkan masalah bersama

7. Sikap menunaikan tugas dengan baik

32

Page 33: Wawasan Ips

Wawasan IPS

8. Sikap atau kesadaran menunaikan kewajiban sebagai pribadi atau sebagai

anggota kelompok.

9. Sikap atau kesadaran menggunakan hak

10. Sikap menepati janji

11. Kesadaran lingkungan

12. Sikap berkarya guna kepentingan umum

13. Sikap patriotik

14. Sadar akan Bhineka Tunggal Ika

15. Sadar akan pergaulan antar bangsa

16. Sikap hemat

17. Sikap pandai memanfaatkan waktu senggang

18. Sikap atau kebiasaan membandingkan jika berbelanja

19. Kesadaran akan kwalitas dalam berbelanja

20. Sikap bertanggung jawab terhadap perbuatannya sendiri.

Berbagai sikap yang juga dapat diperoleh melalui kelompok mata

pelajaran lain ialah:

1. Sikap rasionil ilmiah

2. Sikap memecahkan masalah

3. Sikap tekun

4. Sikap belajar yang baik

5. Sikap sportif

6. Sikap berjuang gigih

7. Sikap hygienis.

33

Page 34: Wawasan Ips

Wawasan IPS

BAB V

DARI SOCIAL STUDIES SAMPAI BIDANG STUDI IPS

Abad ke-20 ini ditandai oleh terjadinya perkembangan pesat pada berbagai

bidang kehidupan, timbulnya berbagai ledakan seperti ledakan penduduk, ledakan

ilmu pengetahuan, ledakan teknologi. Hal tersebut menimbulkan berbagai

permasalahan di dalam masyarakat, seperti:

1. Permasalahan yang menyangkut pengorganisasian di bidang

pemerintahan, perundang-undangan, pendidikan, penyediaan keperluan

hidup, kesehatan, kesejahteraan, dan sebagainya.

2. Ketegangan-ketegangan di dalam masyarakat, baik dalam arti psikis

maupun fisik (keseimbangan lingkungan, polusi, masalah lalu lintas dan

sebagainya)

3. Masalah perkembangan dan kekaburan nilai

Akibat dari hal-hal tersebut terjadi antara lain gejala kehilangan pegangan,

ketidakpastian, ketakutan, kehilangan pandangan menyeluruh. Timbulnya

spesialisasi yang makin intensif di bidang ilmu pengetahuan misalnya,

mengakibatkan ketidakpastian diri, terampas rasa identitas individu kehilangan

nilai sosial dan tujuan etis.Spesialisasi dapat menjauhkan ilmu dari masyarakat.

Adapun tugas guru/pendidik masa kini ialah dapat mengambil keputusan

yang bijaksana terhadap hasil dan akibat dari ledakan-ledakan tersebut di

atas.Karena itu sangatlah penting bagi guru untuk selalu mengikuti terus

perkembangan baru di dunia ilmu dan teknologi.

- Pelajaran yang banyak dalam waktu yang singkat;

34

Page 35: Wawasan Ips

Wawasan IPS

- Bahan-bahan pelajaran yang berarti;

- Cara-cara agar dapat mengingat lebih lama;

- Mengenal arti dan faedah dari apa yang dipelajari dari sekitarnya.

Oleh karena itu perlu diusahakan tanpa mengorbankan mutu

pelajaran.Melalui program IPS di sekolah guru dapat menanamkan pengetahuan

sikap dan keterampilan sehingga siswa mempunyai bekal yang cukup untuk

membangun kehidupannya kelak di masyarakatnya.

Selanjutnya akan diuraikan serba singkat tentang sejarah perkembangan

social studies sampai ke IPS.

Dalam waktu yang relatif cukup lama, program formal pengajaran ilmu-

ilmu sosial seperti sejarah, antropologi, geografi, ekonomi, sosiologi, dll

dilaksanakan secara terpisah. Bentuk penyajiannya terpisah semacam ini

kemudian dikenal dengan istilah pendekatan struktural yaitu pendekatan

terpisah, pendekatan tradisional (structural approach, separated approach,

traditional approach, subject, meter approach). Cara pendekatan structural yang

biasanya mengutamakan pengajaran fakta-fakta yang harus diingat dan dihafal

oleh para murid itu dilaksanakan di negara-negara yang menjadi tanah air dan

tanah kelahiran ilmu sosial itu sendiri, yaitu eropa barat serta Negara yang

kemudian dianggap menjadi barometer kemajuan ilmu pengetahuan yaitu

Amerika Serikat.

Pada awal abad ke-19 timbul usaha-usaha untuk meninjau dan

memperbarui program pengajaran ilmu sosial.Sejumlah ahli-ahli dan para tokoh

ilmu sosial dengan berbagai alasan dan pertimbangan pendapat, bahwa penyajian

ilmu-ilmu sosial secara terpisah dalam program pengajaran sekolah tidak actual

35

Page 36: Wawasan Ips

Wawasan IPS

dan tidak relevan lagi.Oleh karena itu, perlu diadakan perubahan dan

pembaharuan.Usaha-usaha pembaharuan tersebut pertama kali timbul di Amerika

Serikat.Secara singkat, pembaharuan program formal pengajaran ilmu sosial yang

terjadi di Amerika Serikat dapat dijelaskan dalam tahap-tahap sebagai berikut.

1. Pada tahun 1912 National education association membentuk sebuah

komisi yang diberi tugas untuk meneliti pelaksanakan program pengajaran

ilmu sosial.

Dalam sebuah laporannya yang selesai disusun dan diterbitkan pada tahun

1916, komisi berpendapat perlunya ilmu-ilmu sosial direorganisir dan

diintegrasikan menjadi satu kawasan ilmu bidang studi (Area of Studies)

dengan nama Social studies. Konsep tersebut ternyata banyak memperoleh

dukungan dari ahli ilmu sosial, seperti CH. Board, J.H. Robbinson, dll,

yang berpendapat tentang perlunya mata pelajaran ilmu sosial yang multi

disiplin yang dipandang lebih sesuai (relevan). Untuk memahami dan

memecahkan permasalahan-permasalahan sosial yang kompleks secara

praktis dan realitis, tahun 1916 tersebut merupakan tahun munculnya

secara resmi istilah social studies.

2. Pada tahun 1921, G.Counts, E.B Wesley, dan Rugg Vrothers mulai dirintis

usaha-usaha untuk membentuk penghimpunan guru-guru social studies.

Usaha-usaha itu baru terwujud secara nasional pada tahaun 1935 dengan

terbentuknya National Council for The Social Studies sebagai lembaga

yang berdiri sendiri terlepas dari American History Association. Salah

seorang pemimpin National Council for The Social Studies yang sangat

36

Page 37: Wawasan Ips

Wawasan IPS

terkenal adalah E.B. Wesley, yang dianggap sebagai seorang pelopor dan

Bapak Social Study Amerika Serikat. Definisi E.B Wesley:

“Social Study is the social sciences simplified for pedagogical purpose”.

Dianggap sebagai sebagai definisi klasik (tidak akan pernah usang) dan

banyak menjiwai serta mewarnai perkembangan social studies sampai

sekarang.

Penelitian yang dilaksanakan pada tahun 1934/1935 menunjukkan bahwa

lebih dari separuh sekolah dasar (SD 8 Tahun, setingkat dengan SD dan

SMP di Indonesia), menyajikan program pengajaran ilmu sosial dalam

bentuk social studies yang merupakan bidang studi hasil gabungan

(paduan) unsure-unsur ilmu sosial. Dan penelitian pada tahun 1950

menunjukkan sebagian besar sekolah dasar di Amerika Serikat menyajikan

social studies sebagai paduan ilmu-ilmu sosial, pada tingkat (kelas) yang

maikn tinggi, bentuk paduan terebut semakin longgar. Baru pada Sekolah

Menengah (setingkat SMA di Indonesia), ilmu-ilmu sosial disajikan secar

terpisah dalam bentuk mata pelajaran Sejarah, Geografi, Ekonomi, dan

Civics.

3. Tahun 1930 dan tahun-tahun beikutnya, merupakan tahun-tahun depresi

dan banyak permasalahan yang timbul di Amerika Serikat. Permasalahan-

permasalahan itu harus dipecahkan, tokoh-tokoh dan para ahli Ilmu Sosial

menghendaki agar Ilmu Sosial (inklusif : Social Studies) dapat mengambil

peran dalam usaha untuk mengatasi, mendiagnosa, dan memecahkan

permasalahan-permasalahan sosial tersebut. Akibatnya, timbullah ide

37

Page 38: Wawasan Ips

Wawasan IPS

untuk merumuskan dan menciptakan metode-metode baru dalam Social

Studies, sehingga Social Studies memiliki relevansi, nilai-nilai praktis, dan

pragmatis dalam mengatasi permasalahan-permasalahan sosial. Muncullah

metode-metode baru, seperti :

Inter-cultural education, problem solving inquiry, yang akhirnya

memasuki cara baru yang setingkat lebih maju.

4. Tahun-tahun pertama setelah selesainya PD II, Rusia yang keluarsebagai

pemenang melaksanakan program Pengembangan Teknologi Ruang

Angkasa/

Hasilnya, pada taun 1957 Rusia berhasil mengorbitkan “Sputnik” sebagai

satelit bumi buatan pertama. Amerika Serikat yang terkejut dengan

peristiwa ini, segera “membanting setir” teknologi ruang angkasa dijadika

anak emas dengan memperoleh bantuan dana yang sangat besar, semua

lembaga penelitian, pendidikan, dan badan swasta yang melaksanakan

kegiatan yang menunjang pengembangan Teknologi Ruang Angkasa,

memperoleh bantuan yang besar. Hasilnya cukup menakjubkan, tahun

1960 Amerika Serikat berhasil mendaratkan “pesawat tanpa awak” yang

bernama “Apollo” ke bulan. Amerika tidak saja berhasil menyamai, tetapi

bahkan telah berhasil melampaui Rusia. Tetapi masalah-masalah sosial

termasuk program Ilmu Sosial tidak memperoleh perhatian yang

mengakibatkan timbulnya ekses-ekses, seperti:

a. Masalah Negro (praktek rasdiskriminasi dengan bermacam bentuk dan

akibanya).

38

Page 39: Wawasan Ips

Wawasan IPS

b. Makin meningkatnya kriminalitas, baik secara kualitatif maupun

kuantitatif.

c. Pembeontakan remaja (ketegangan kampus, free sex, narkotika, dll).

d. Devaluasi dollar dengan akibat melambungnya harga-harga.

Permasalahan-permasalahan dan kasus-kasus sosial itu menyadarkan

pemerintah Amerika pada tahun 1960/1961 diselenggarakan seminar nasional

tentang masalah sosial dan Ilmu Sosial di Standford University, dengan dihadiri

tokoh-tokoh sosial dan tokoh-tokoh Ilmu Sosialdari hamper seluruh Negara

Bagian Amerika Serikat. Banyak langkah-langkah kemajuan social studies yang

diperoleh dari hasil seminar ini, dana-dana yang disediakan oleh pemerintah untuk

mengembangkan program-program pendidikan termasuk program social studies

ditingkatkan jumlahnya. Tidak kurang dari 50 proyek social studies yang

melaksanakan tugas-tugas pengembangan dan pembaharuan, dan dari usaha

tersebut lahirlah yang disebut “The New Social Studies”

Didalam The New Social Studies, banyak terdapat unsur-unsur pengaruh

ilmu pendidikan, misalnya 3 macam aspek yang harus dicapai melalui 3 wilayah

(domain) tujuan pendidikan, yaitu:

1. Aspek pengetahuan (cognitive)

2. Aspek sikap (affective)

3. Aspek keterampilan (psikomotor), dan

5. Pada cara perkembangan yang terakhir (setelah tahun 1970-awal 1971),

program Social Studies di Amerika Serikat mengalami kemajuan yang

39

Page 40: Wawasan Ips

Wawasan IPS

sangat pesat. Hal ini disebabkan oleh tersedianya dana yang sangat besar,

serta kegiatan-kegiatan ahli social studies yang sangat besar pula. Menurut

Edwin Poton, kemajuan Program Social Studies di Amerika Serikat

secara terperinci meliputi 5 bidang, yaitu:

a. Perumusan tujuan dan Sistem Evaluasi

b. Strategi Pengajaran

c. Isi Materi (bahan) Pelajaran

d. Perkembangan dan Pertumbuhan Siswa

e. Pendidikan Guru

Sampai dewasa ini, program pengajaran atau pendidikan Ilmu Sosial di

Amerika Serikat dapat dibagi menjadi 3 golongan:

a. Program Social Studies, yaitu Program Pengajaran Ilmu Sosial di

tingkat Sekolah Dasar dan Menengah. Seperti telah dijelaskan pada

tingkat-tingkat yang permulaan Ilmu-ilmu Sosial disajikan secara

terpadu. Tetapi pada tingkat yang semakin tinggi pemisahan Ilmu

Sosial semakin longggar.

b. Program Social Science, yaitu pengajaran Ilmu Sosial di tingkat

perguruan Tinggi. Dalam program ini, ilmu sosial disajikan secara

terpisah.

c. Program Social Education, yaitu Pendidikan Sosial, pendidikan

tentang hal-hal yang berhubungan dengan sosial kemasyarakatan

diberikan diluar pendidikan formal. Misalnya, pendidikan masalah-

masalah sosial/kemasyarakatan yang diberikan oleh keluarga, badan-

badan, organisasi, dan sebagainya.

40

Page 41: Wawasan Ips

Wawasan IPS

Pembaharuan Program Pengajaran Ilmu Sosial berkembang dengan pesat

itu ternyata membawa hasil yang sangat positif bagi sistem Pendidikan Nasional

Amerika Serikat.Oleh karena itu, tidak heran jika pola Program Pengajaran Ilmu

Sosial di Amerika Serikat itu (khusunya untuk tingkat Sekolah Dasar dan

Menengah) banyak diikuti oleh Negara Amerika Serikat sendiri, di Eropa Barat,

dan di Negara Asia termasuk Indonesia.Akan tetapi, meskipun dalam

pembaharuan Program Pengajaran Ilmu Sosial di Indonesia benyak mengambil

pendapat-pendapat yang berkembang di Amerika Serikat.Namun sebagaimana

telah disebutkan diatas, itu hanya mengambil ide-ide dasarnya saja.Sedangkan

yang menyangkut tujuan, materi, dan penanganannya dikembangkan sesuai

dengan tujuan dan aspirasi nasional masyarakat Indonesia sendiri.

Selanjutnya, secara garis besar akan dikemukakan tentang bagaimana

perkembangan Ilmu Pengetahuan Sosial di Indonesia.

41

Page 42: Wawasan Ips

Wawasan IPS

BAB VI

PERKEMBANGAN IPS DI INDONESIA

Mengapa kita di Indonesia juga memilih IPS sebagai mata pelajaran baru?

Sebenarnya jawaban untuk hal tersebut sudah dapat kita jumpai dalam Pengantar

Surat Keputusan Kurikulum SMA 1975.

Yang antara lain dikemukakan bahwa :

1. Pengalaman hidup masa lampau dengan situasi sosialnya yang labil,

memerlukan masa depan yang lebih mantap dan utuh sebagai suatu

bangsa yang bulat.

2. Laju perkembangan pendidikan, teknologi, dan budaya Indonesia

memerlukan policy pendidikan pengajaran yang seirama dengan laju

itu.

3. Agar output pendidikan persekolahan benar-benar lebih cocok, sesuai,

berguna dan bermanfaat.

Segi lain yang menyebabkan diperlukannya IPS sebagai mata pelajaran

wajib bagi setiap anak didik ialah untuk menyiapkan mereka kelak apabila terjun

kedalam kancah kehidupan masyarakat.

Sampai beberapa tahun setelah dibakukannya Kurikulum 1968 (untuk SD,

SMP, dan SMA), program pengajaran Ilmu Sosial masih menggunakan cara-cara

(pendekatan) tradisional, dimana Ilmu Sosial seperti Sejarah, Geografi (Ilmu

Bumi), dan Ekonomi, masih disajikan secara terpisah. Walaupun sejumlah ahli

sebenarnya menyadari bahwa sistem tersebut sebenarnya telah usang dan tidak

relevan, dan dianggap tidak sesuai dengan pembelajaran sekarang.

42

Page 43: Wawasan Ips

Wawasan IPS

Seorang ahli pendidikan Guru Besar pada IKIP Malang, yaitu Prof.Dr.Ny

Soepartinah Pakasih, mungkin dapat dianggap sebagai penganut Social Studies

yang pertama di Indonesia. Pada tahun 1968 beliau menerapkan pola pengajaran

Social Studies pada sekolah percobaan IKIP Malang yang beliau pimpin sendiri.

Untuk guru-guru Social Studies disekolah-sekolah tersebut disamping

diberi pedoman dan latihan keterampilan, secara khusus juga didampingi oleh

sebuah regu dosen jurusan Sejarah, Geografi, dan Ekonomi. Dalam lingkup

nasional, ide-ide untuk menerapkan Pengajaran Social Studies mulai ramai

diperbincangkan pada tahun 1971/1972. Untuk menyongsong dilaksanakannya

Pengajaran Social Studies, telah dilaksanakan seminar-seminar Ilmu Sosial,

seperti Seminar Sejarah di Yogyakarta tahun 1971, Seminar Geografi di

Semarang yaitu 1972, dan seminar kependudukan di Bandung tahun 1973

Pada tahun 1972, oleh Badan Peneliti Pendidikan (sekarang Badan Peneliti

dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan/BP3K), di Jakarta diadakan

pertemuan para ahli pendidikan diberbagai disiplin ilmu dari IKIP dan lembaga-

lembaga lain, untuk membahas rencana pembaharuan kurikulum sekolah di

Indonesia. Pertemuan tersebut menyepakati penerapan prinsip kerja Kurikulum

Proadfield, yaitu sistem kurikulum yang mengelompokkan mata pelajaran sejenis

menjadi satu bidang studi. Disepakati pula untuk mata pelajaran kemasyarakatan

(Ilmu Sosial) seperti Sejarah, Geografi, Ekonomi, dan lain-lain. Dikelompokkan

(dipadukan) dalam satu bidang studi dengan nama Bidang Studi Ilmu

Pengetahuan Sosial IPS.

Setahun kemudian, sebuah regu (enam orang) penulis buku IPS dibentuk

dibawah pimpinan Prof.Dr.S.Nasution. Tim penulis tersebut juga menyepakati

43

Page 44: Wawasan Ips

Wawasan IPS

IPS untuk Bidang Studi Paduan Mata Pelajaran Ilmu Sosial. Dengan catatan

bahwa nama IPS (yang merupakan alih bahasa dari social; studies), nama

sementara yang masih belum bersifat defisional serta lebih dipergunakan

sementara istilah yang lebih tepat, lebih baku, lebih memadai, dan belum

ditemukan.

Pemaduan Ilmu Sosial menjadi bidang studi IPS itu kemudian diterapkan

pada Kurikulum 1974 untuk 8 buah Proyek Perintis Sekolah Pembangunan

(PPSP) yang masing- masing strafilisasi dan dibina oleh IKIP setempat, yaity:

1. PPSP – Padang

2. PPSP – Jakarta

3. PPSP – Bandung

4. PPSP – Semarang

5. PPSP – Yogyakarta

6. PPSP – Surabaya

7. PPSP – Malang

8. PPSP – Ujung Padang

Namun dengan konsep bidang studi

IPS itu secara resmi memperoleh Status Sosial, pembakuan Kurikulum

1975 untuk tingkat Sekolah Dasar, untuk SMP dan SMA dijelaskan. Dijelaskan

dalam kurikulum 1975 itu bahwa bidang studi IPS yang merupakan paduan

sejumlah mata pelajaran sosial, yaitu

Di SMP mata pelajaran sosial adalah:

a. Sejarah

44

Page 45: Wawasan Ips

Wawasan IPS

b. Geografi dan Kependudukan

c. Ekonomi dan Koperasi

Di SMA Mata pelajaran sosial adalah

a. Sejarah

b. Geografi dan Kependudukan

c. Antropologi Budaya

d. Ekonomi dan Koperasi

e. Tata buku dan Hitung Dagang

Kurikulum 1975 itu, seharusnya sudah dilaksanakan mulai awal tahun

ajaran 1970an, tetapi sampai tahun ajaran 1980, belum semua SMP dan SMA

mengawasi sepenuhnya bahkan SMP integrasi ex SLTP Kejuruan (SKKP, SMEP,

ST) baru melaksanakan pada tingkat permulaan.

Dalam rangka pengembangan bidang-bidang studi termasuk bidang studi

IPS oleh pemerintah (c. Dep. P dan K) diselenggarakan program-program

penataran mulai tingkat Nasional sampai dengan tingkat Regional.

Yang menjadi pertanyaan kita sekarang, mengapa banyak Negara

termasuk Indonesia Program Mata Pelajaran IPS secara terpisah diperbarui dan

diganti dengan Program Bidang Studi IPS (Social Studies), dimana Mata

Pelajaran IPS disajikan dalam satu paduan, yang kemungkinan besar dasar

tertimbangan rasionalnya sangat banyak dan luas, tetapi ada 3 dasar yang dapat

dianggap sangat pokok, yaitu:

Pertama: Dalam kehidupaan masyarakat modern, aspek-aspek kehidupan manusia

seperti aspek sosial, politik, ekonomi, kebudayaan, dan lain-lain, tidak

45

Page 46: Wawasan Ips

Wawasan IPS

berdiri sendiri, melainkan berhubungan, saling berkaitan, dan saling

mempengaruhi. Demikian pula permasalahn-permasalahan yang timbul

dalan kehidupan masyarakat, merupakan permasalahan yang kompleks

dimana aspek-aspek sosial, ekonomi, kebudayaan, politik, dll,

terkadang secara terpadu didalamnya. Oleh karena itu, pemahaman,

pendekatan, dan pemecahan terhadap masalah-masalah sosial (Social

Problems), tidak dapat dilakukan melalui satu aspek kehidupan sosial

saja (politik, ekonomi, atau kebudayaan saja), tetapi harus melewati

banyak aspek secara bersama-sama. Dengan demikian, program

pengajaran yang akan memberikan dasar-dasar pengertian pemahaman

tentang kehidupan masyarakat kontemporer (Contamporary Society),

serta memberikan dasar kecakapan dan keterampilan untuk

memecahkan masalah sosial, tidak relevan lagi untuk mengajarkan mata

pelajaran Ilmu Sosial secara terpisah.

Tujuan Mata Pelajaran Sosial di sekolah adalah agar anak didik

memperoleh bentuk pemahaman, disertai adanya sikap dan

keterampilan sosial tertentu, sehingga anak didik benar-benar

menguasai lingkungan sosialnya dan mampu memecahkan masalah-

masalah sosial yang dihadapinya.

Kedua: Program Pengajaran Ilmu Sosial secara terpisah tidak sesuai dengan

kurikulum yang berorientasi pada penggunaan alokasi jam belajar

sekolah secara efektif dan efisien. Pada hakekatnya sasaran Ilmu Sosial

adalah sama, yaitu kehidupan masyarakat manusia (Social Living,

Community Life, atau Contemporrary Life), perbedaannya hanya

46

Page 47: Wawasan Ips

Wawasan IPS

terletak pada sudut pandang (aspek dimensionalnya) saja. Oleh sebab

itu, batasan antara Ilmu-ilmu Sosial tidak benar-benar tegas, bahkan

banyak materi atau konsep yang menjadi isi dari beberapa Ilmu Sosial

secara bersamaan.

Misalnya :Feodalisme merupakan materi Sosiologi, Ekonomi, maupun

Sejarah. Migas merupakan materi dari Sosiologi,

Geografi, bahkan juga Ekonomi dan Sejarah.

Oleh karena itu, pengajaran Ilmu Sosial yang disajikan secara terpisah

sering kali mengakibatkan pengulangan sajian bahkan pelajaran yang

sama. Hal ini dapat diberikan dalam bentuk satu paduan.

Ketiga: Program pengajaran Ilmu Sosial secara terpisah dianggap tidak sesuai

dengan tingkat kematangan psikologi dan kecerdasan anak didik,

khususnya untuk tingkat murid-murid Sekolah Dasar dan tingkat

permulaan sekolah menengah pada tingkat (kelas) yang lebih tinggi

sifat pemaduan ilmu (mata pelajaran) sasial itu dapat disajikan lebih

longgar (pendekatan multidisiplin, interdisiplin, atau korelasi). Dan

batu pada tingkat Perguruan Tinggi, ilmu sosial seyogyanya

diprogramkan secara terpisah (pendekata struktural).

Program bidang studi IPS sebagai program pengajaran ilmu sosial secara

terpadu, di Indonesia sebagai Program yang relatif baru. Pelaksanaannya

mengakibatkan bermacam-macam konsekuensi dalam bentuk pemasalahan-

permasalahan, kesulitan-kesulitan, dan hambatan-hambatan, yang sampai

sekarang masih belum seluruhnya berhasil untuk diatasi dan dibenahi.

47

Page 48: Wawasan Ips

Wawasan IPS

Permasalahan-permasalahan itu antara lain adalah:

1. Faktor Guru

Sebagian besar guru-guru sekolah menengah (SMP dan SMA) adalah guru-

guru produksi sebelum bidang studi IPS diprogramkan. Guru-guru itu adalah

guru disiplin Ilmu Sosial (Guru Spesialis), bukan guru bidang studi (Guru

Generalis). Seringkali dasar-dasar pengertian dan pemahaman tentang IPS

secara konsepsional dan fundamental belum dimiliki.

2. Faktor Metode dan Prasarana

Didalam buku-buku ketentuan pedoman pelaksanaannya, dijelaskan bahwa

penggunaan metode ceramah dalam pengajaran IPS harus semakin dikurangi

pemakaiannya. Sebagai penggantinya, harus dipakai metode-metode yang

lebih dinamis, dalam arti lebih memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengembangkan aktifitas dan kreativitasnya, seperti metode-metode ceramah

bervariasi, tanya jawab, diskusi, sosiodrama, demonstrasi, audio visual, karya

wisata, dan lain-lain.

Metode-metode baru ini disamping menuntut adanya keterampilan guru, juga

memerlukan prasarana (media) yang memadai. Tetapi kedua faktor yang

menunjang keberhasilan metode-metode baru, ternyata masih cukup langka

bagi sebagian sekolah menengah kita.

Permasalahan-permasalahan itu setahap demi setahap sudah mulai

dibenahi, misalnya usaha Pemerintah dalam mengembangkan dan

menyempurnakan Proyek Paket Buku, Peningkatan Prasarana yang mendukung

tercapainya pendidikan, penyelenggaraan Program Penataran Guru tingkat

Nasional dan Regional, dan lain-lain.

48

Page 49: Wawasan Ips

Wawasan IPS

Dan diharapkan bahwa semua permasalahan, kesulitan, dan hambatan

dalam pelaksanaan Program Pengajaran IPS dapat segera diatasi dengan tuntas.

49

Page 50: Wawasan Ips

Wawasan IPS

BAB VII

SUMBER – SUMBER MATERI (BAHAN) IPS

Dalam mengembangkan materi (bahan) IPS, diperlukan sejumlah sumber

bahan sesuai dengan kebutuhan siswa, baik untuk kesiapand dalam melanjutkan

studinya, atau untuk bekerja di lapangan (masyarakat).

A. Perlunya Sumber Materi

1. Sumber Materi untuk Pedoman Pengembangan.

Untuk pengajaran IPS dibutuhkan sejumlah sumber materi, mengingat:

1. Luasnya ruang lingkup IPS didalam kurikulum 1975-1976.

2. Banyaknya PB/SPB IPS didalam kurikulum.

3. Singkatnya uraian PB/SPB didalam kurikulum.

4. Ragam aspek disiplin dari PB/SPB tersebut.

5. Kedalaman konsep dalam PB/SPB

6. Keragaman metode yang harus dipilih

7. Keadaan media yang tersedia

8. Latar belakang pendidikan guru yang bersangkutan, sehingga dalam

mengembangkan PB/SPB kurikulum, IPS sangat diperlukan sebagai

sumber materi, baik yang terolah maupunn yang belum terolah,

terkumpul maupun terpisah.

2. Sumber Materi sebagai pegangan guru.

Kebanyakan keberhasilan kegiatan belajar mengajar antara lain sangat

tergantung pada kemampuan guru menguasai materi (bahan) yang

50

Page 51: Wawasan Ips

Wawasan IPS

diajarkan. Kemampuan guru, sedikit banyak tergantung pada adanya

sumber pegangan guru, lebih-lebih bagi guru yang tidak berlatar belakang

sesuai dengan konsep disiplin yang diajarkannya.

Untuk menghindari salah konsep, maka berbagai sumber harus tersedia

sebagai pegangan guru. Sumber materi dapat berbentuk bahan matang,

untuk setiap tingkatan kelas. Dapat juga bahan bahan kolektif dan bahan-

bahan kumpulan dari berbagai konsep disiplin, atau bahan dari disiplin

yang terpisah-pisah.

3. Sumber Materi sebagai Rujukan (References)

Disanping sebagai pegangan guru, sumber juga merupakan khazanah

untuk mencari bahan-bahan baru, contoh-contoh, tempat bertanya jika

timbul masalah baru, juga sebagai alat pendalaman materi.

4. Sumber Materi sebagai Pusat Kegiatan

Didalam kegiatan belajar mengajar, anak memerlukan contoh-contoh yang

hidup, konkrit, dan beragam, agar hasil belajar lebih baik. Karena itu,

beberapa PB/SPB memerlukan adanya sejumlah kegiatan diluar kelas,

baik sebagai intra maupun ekstra kurikulum, juga sebagai alat partisipasi.

Untuk itu, beberapa pusat sumber materi IPS dapat dipakai sebagai tempat

atau sarana kegiatan anak.

- Pusat-pusat kegiatan mausia (pasar, balai desa, dll)

- Lembaga-lembaga kemasyarakatan (Pengadilan, DPR, dll)

51

Page 52: Wawasan Ips

Wawasan IPS

B. Susunan Materi IPS didalam KK. 1975-1976

1. Didalam Kurikulum lama, sumber bahan untuk IPS terutama berasal

dari Ilmu-ilmu Sosial yang kemudian disederhanakan menjadi mata

pelajaran sosial yang berdiri sendiri.

Didalam Kurikulum 1975-1976, banyak hal baru yang muncul yang

bersifat interdisiplin, maupun multidisiplin disamping yang besifat disiplin.

Kenyataan di Sekolah Dasar dan SPG didalam beberapa hal terdapat

banyak pokok bahasan, maupun sub pokok bahasan yang dapat

dikembangkan dengan beberapa kegiatan.

2. Sistematika IPS dalam KK 1975.

Untuk Sekolah Dasar, telah dicoba menggunakan beberapa sistematika

disiplin dan ekonomi untuk tiap-tiap tingkatan kelasnya, misalnya letak,

luas, alam wilayah, penduduk makin jelas pada kelas V dan kelas VI.

Untuk sejarah, baru nampak dikelas VI. Di SMP dan SMA, sistematika

Geografi, Sejarah, Ekonomi, dan Antropologi telah nampak, walau tidak

lengkap karena terkelompok didalam mata pelajaran yang disusun terpisah.

Sistematika IPS nampak pada Bagian I, yang didasarkan atas tujuan

Kurikulum dan tujuan Instruksional yang didasarkan atas aspek-aspek

kehidupan dan prinsip lingkungan yang makin meluas.

3. Ruang lingkup materi IPS dalam KK. 1975/1976.

Ruang lingkup disekolah dasar dimulai dari lingkungan keluarga sampai

dunia yang mencakup segala aspek-aspek kehidupan dan aspek-aspek

52

Page 53: Wawasan Ips

Wawasan IPS

disiplin. Di SMP dan SMA materi-materi displin Geografi, Ekonomi,

Antropologi, Sejarah, secara selektif dimasukkan pada IPS, yang

menyangkut Indonesia, dunia, serta hubungan dan pengaruh timbale balik

antara keduanya. Sosiologi, Psikologi Sosial, dan pengetahuan

Politik/Hukum dijalinkan dalam pokok-pokok bahasan tertentu. Misalnya,

Pembangunan, Transmigrasi, Hubungan antarbangsa, Dinamika

Kebudayaan, Kemerdekaan dan Kehidupan Bangsa, Perjuangan Bangsa

Indonesia, dan seterusnya.

4. Urutan-urutan sajian materi.

Di SD, sajian materi IPS menggunakan pendekatan spiral dengan

menggunakan prinsip lingkungan yang makin meluas (expanding

emvironment) dan menggunakan aspek-aspek kehidupan dalam tiap-tiap

jenjang lingkungan.

Di Sekolah Menengah Pertama dan Atas, digunakan urutan menurut

sistematika dispilin yang disederhanakan kemudian diwujudkan dalam tiap-

tiap pelajaran.

5. Penempatan Pokok Bahasan di Sekolah Menengah.

Pada bagian II, penyelesaian pokok-pokok pembahasan dan sub pokok-

pokok pembahasan di setiap semester, kadang kadang kurang korelatif,

antara tiap aspek disiplin, antara Geografi Sejarah Negara tetangga dan

Hubungan Ekonomi Budayanya di Sekolah Dasar tingkat korelasinya

cukup baik.

53

Page 54: Wawasan Ips

Wawasan IPS

6. Pengelompokkan dalam Unit dan Alokasi waktu.

Pokok-pokok bahasan/PB dalam tiap-tiap caturwulan/semester perlu

dikelompokkan dalam unit-unit atau satuan yang mempunyai alokasi

waktunyang tertentu.

Pengelompokka ini didasarkan atas relevansi dan korelasi yang riil baik

dari sudut sistematika disiplin maupun kehidupan masyarakat.

C. Pengembangan Materi IPS dan Kesulitan-kesulitannya

1. Didalam KK. 1975/1976

Sebagian besar terdiri dari pokok-pokok materi yang disebut pokok

bahasan maupun sub pokok bahasan yang terdiri dari koksep-konsep

disiplin maupun kosep-konsep IPS.

PB dan SPB ini singkat dan padat, sehingga jika dilihat sepintas, banyak

hal yang sama baiknya di SD, SMP, SMA, SPG. Misalnya, nilai, harga,

pasar, iklim, transmigrasi, dan seterusnya.

Jadi, sejauh dan sedalam mana konsep-konsep tersebut diajarkan ditiap

tingkat kelas/sekolah, terserah pengembangannya oleh guru kelas (Bidang

Studi). Karena itu, perlu beberapa pengertian didalam pengembangan

materi tersebut.

2. Pendekatan yang akan Digunakan dari tiap-tiap Pokok Bahasan/SPB

Untuk mengembangkan materi (PB dan SPB) perlu diadakan identifikasi

masalahnya, kemudian dipilih pendekatan yang sesuai dengan pokok

bahasan/PB tersebut. Misalnya, Pendekatan disiplin baik untuk merangkap

54

Page 55: Wawasan Ips

Wawasan IPS

konsep, nilai, harga, pasar, iklim, flora, fauna, perpeaan dan seterusnya.

Pendekatan interdisiplin untuk pembangunan desa, kota, urbanisasi,

kebutuhann hidup, dan seterusnya.

Pendekatan multidisiplin baik untuk baik untuk Hubungan Negara ASEAN,

Hubungan Antar Bangsa (PBB).

Pendekatan kemasyarakatan untuk dinamika kebudayaan, Keluarga

Berencana, Transmigrasi, dan seterusnya.

3. Tingkat Kedalam

Untuk tiap tingkat kelas/sekolah.

Jikan dibaca sepintas, kemudian dari tiap-tiap pokok bahasan dan SPB dari

SD, SMP, SMA terdapat bunyi pokok bahasan/SPB yang persis sama,

hingga penjelasan sejauh mana pendalaman konsep-konsep pada pokok -

pokok bahasan/SPB tersebut sudah tentu harus ditelaah apa yang tersirat

dalam Tujuan Kurikulum dan Tujuan Instruksionalnya.

4. Tingkat Korelasi – Integrasinya

5. Kaitan dengan Kebijakan Negara dan Selera Masyarakat

D. Macam-macam Sumber Materi

1. Sumber yang Berasal dari Subyek Disiplin

Hampir sebagian besar IPS yang diajarkan sekarang bersumber dari

disiplin Ilmu-ilmu sosial, membutuhkan sejumlah konsep-konsep, data-data, dan

55

Page 56: Wawasan Ips

Wawasan IPS

generalisasi yang kemudian dimasukkan kedalam mata pelajaran Ilmu Sosial

sebagai bagian dari IPS.

Hal ini disebabkan latar belakang sejarah perkembangan IPS itu sendiri.

Di dalam beberapa hal sudah disusun pula konsep-konsep IPS ynag kebetulan

juga konsep-konsep subyek disiplin dan konsep-konsep IPS yang bersifat

integratif. Pemilihan konsep-konsep disiplin untuk menjadi konsep-konsep IPS

mertupakan bahan pembahasan tersendiri.

Contoh konsep-konsep IPS yang berasal dari konsep disiplin, yaitu:

1. Sosiologi : Kelompok, kelas-kelas sosial, kepemimpinan,

kelembagaan.

2. Politik : Sumber kekuasaan, demokrasi, perang, dan damai.

3. Ekonomi : Nilai dan harga, produksi, transport.

4. Antropologi : Tradisi, rekreasi, kebiasaan, adat, peninggalan arkeologi.

5. Geografi : Lingkungan fisik, pemukiman, faktor ekologi.

6. Histori : Urutan kejadian, sebab akibat, kontinuitas.

7. Pend.Moral : Pancasila, moral, agama, taqwa.

8. Kesenian : arsitektur, lukisan, musik, dan lain lain.

2. Sumber yang Berasal dari Masyarakat dan Lingkungan

1. Masyarakat senagai sumber materi.

2. Bidang kegiatan manusia sebagai sumber materi.

3. Manusia dan lingkungan sebagai sumber materi.

4. Kehidupan dimasa lampau sebagai sumber materi.

5. Tema kehidupan dan peranan sepanjang hidup sebagai sumber materi.

56

Page 57: Wawasan Ips

Wawasan IPS

6. Anak sebagai sumber materi.

7. Lembaga-lembaga hidup dan manusia sebagai sumber materi.

8. Bermacam-macam masalah sebagai sumber materi.

9. Contraversional issue.

10. Current event, issues, problem.

11. International affairs, understanding relation.

Untuk lebih menjalinkan hubungan antara IPS dan masyarakat, maka

bahan pelajaran bagi IPS haruslah bersumber pada masyarakat sekitar siswa.

Kemasyarakatan ibarat “Buku Terbuka”. Karena itu, perlu adanya sistematisasi

sumber bahan dan diperlukan bantuan disiplin ilmu-ilmu sosial didalam

menyusun masalah-masalah masyarakat.

Kejadian-kejadian dalam masyarakat sekitar siswa, tidak selalu

menguntungkan bagi pendidikan siswa,karena itu perlu pengolahan, seleksi, dan

penjinakkan (domestication). Dalam hal ini, keahlian dan keterampilan guru

dalam penyaringan sangatlah diperlukan.

Masyarakat selalu berubah dan berkembang dengan cepat, lebih-lebih

sebagai akibat dari kemajuan teknologi dan komunikasi modern. Sedangkan ilmu-

ilmu sosial (textbook) tidak sedemikian cepat perkembangannya.

Karena itu, dipelukannya penyesuaian konsep-konsep tertentu, dengan

perkembangan masyarakat. Keahlian dan keterampilan guru sangat diperlukan

dalam proses ini.

3. Bidang Kegiatan Manusia sebagai Sumber Materi IPS

57

Page 58: Wawasan Ips

Wawasan IPS

Bidang-bidang kegiatan manusia (major areas of human activities) adalah

kegiatan asasi dari manusia kapan saja, dimana saja, dalam situasi dan kondisi

yang bagaimanapun. Bidang kegiatan manusia antara lain:

1. Kegiatan mencari nafkah.

2. Kegiatan untuk menghasilkan sesuatu, mendistribusikan, dan

mengkomunikasikan.

3. Kegiatan mentranspor manusia dan barang.

4. Kegiatan dalam mendirikan rumah tangga.

5. Kegiatan sosial (kegotong royongan)

6. Kegiatan di bidang kesenian

7. Kegiatan di bidang komunikasi

8. Kegiatan di bidang pendidikan

9. Kegiatan di bidang pemerintahan

10. Kegiatan di bidang rekreasi

11. Kegiatan di bidang keagamaan dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang

Maha Esa

12. Dan sebagainya

58

Page 59: Wawasan Ips

Wawasan IPS

BAB VIII

PENDEKATAN IPS

A. Pengertian Konsep dalam IPS

Sebagai suatu bidang studi, IPS mempunyai struktur, materi, sasaran, serta

metode dan karakteristik. Dengan demikian, sebelum melaksanakan

program/pengajaran, maka harus lebih dahulu disiapkan rencana-rencana dengan

mempertimbangkan segala aspek tersebut diatas, agar IPS sebagai bidang studi

dengan segala implikasinya.

Bidang studi IPS sebagai areas of studies hasil paduan (penyaturagaan)

bermacam-macam disiplin ilmu sosial, hendaknya tidak selau ditafsirkan sebagai

hasil paduan materi disiplin ilmu-ilmu sosial, tetapi seringkali merupakan

paduan-paduan konsep-konsep ilmu sosial. Oleh karena itu, untuk memahami

IPS kita harus lebih dahulu memahami memahami pengertian istilah “KONSEP”.

Sebab, tidak dengan memahami pengertian istilah konsep, akan mempersulit atau

menghambat pemahaman kita tentang hakekat IPS.

Yang dimaksud dengan istilah konsep disini, tidak sama dengan istilah

konsep dalam Bahasa Belanda yang sering kita gunakan sehari-hari.

Istilah konsep dalam IPS, adalah menurut pengertian dalam Bahasa Inggris

(Amerika Serikat). Dalam pengertian IPS, yang disebut konsep adalah sebagai

berikut,

59

Page 60: Wawasan Ips

Wawasan IPS

“Concept is a general idea, ussualy expressed by a word, which

represent a class or group of things or actions having certain

characteristics in common”.

(Quillen and Hanna, LA, 1961)

Atau dalam perumusan sederhana, konsep dapat dijelaskan sebagai berikut

:

“Konsep adalah abstraksi dari sejumlah (sekelompok atau semua)

benda-benda (fakta-fakta) yang memiliki ciri-ciri esensi yang sama, yang

tidak dibatasi yang tidak bisa dibatasi oleh ruang dan waktu”.

Konsep merupakan abstraksi atau pengertian abstrak, karena merupaka ide

tentang sesuatu (benda, peristiwa, hal-hal) yang ada didalam pikiran. Ia

mengandung penilaian dan penafsiran (bukan berwujud fakta atau konkrit).

Konsep membantu kita dalam mengadakan pembedaan, penggolongan, atau

penggabunag fakta disekeliling kita. Misalnya kita mengenal banyak sekali data

perang, seperti Perang Parogrog, Perang diponegoro, Perang Paderi, Perang Aceh,

Perang Candu, Perang Bur, Perang Dunia, Perang Aliansi, dan sebagainya.

Istilah perang yang bersifat umum, tidak terikat oleh ruang dan waktu,

merupakan abstraksi (ide yang abstrak yang ada dalam pikiran yang mengandung

pengertian, penilaian dan penafsiran) dari seluruh data-data tentang perang yang

memiliki kesamaan ciri-ciri esensial.

Dengan demikian, pengertian ”perang” merupakan konsep.

Yang dimaksud dengan ciri-ciri esensial, adalah ciri-ciri dasar yang secara

spesifik hanya dimiliki oleh segolongan fakta-fakta yang sejenis. Bruner

60

Page 61: Wawasan Ips

Wawasan IPS

menjelaskan pengertian “konsep” dan “ciri-ciri esensial” dengan cara sederhana

sebagai berikut:

Buah Apel memiliki beberapa ciri sebagai berikut:

- Warna : Hijau kekuningan, kemerah-merahan.

- Bentuk : Bulat

- Ukuran : 0, 0.5 s/d 0.3 Liter

- Berat : 0.1 s/d 3 Ons

- Rasa : Manis, manis kemasam-masaman

- Kulit : Tipis, tidak bekelupas

- Daging : Tidak berlapis

Tiap-tiap ciri bukan merupakan ciri esensial, karena cirri-ciri itu secara

terpisah dapat dimiliki oleh jenis-jenis buah lain. Tetapi ciri-ciri diatas secara

keseluruhan hanya dimiliki oleh jenis buah apel saja. Sehingga kesatuan tujuh

ciri-ciri itu merupakan ciri esensial.

Kata Apel, (sebagai pengertian abstrak) yang mewakili seluruh jenis buah

apel, yang memiliki ciri esensial yang sama, adalah konsep. Dan komponen-

komponen (disiplin-disiplin) ilmu sosial terdapat banyak sekali konsep-konsep

1. Konsep-konsep Ilmu Sejarah, misalnya:

Migrasi, feodalisme, imperialisme, rasionalisme, sosialisme, perang,

liberalisme, perdamaian, perjanjian, persetujuan, persekutuan, candi, area,

uang kuno, perdagangan, pahlawan, nasionalisme, dan sebagainya.

2. Konsep-konsep Ilmu Ekonomi, misalnya:

Tukar menukar, uang, pasar, bursa, liberalisme, kapitalisme, imperialisme,

koperasi, pajak, cukai, untung, rugi, harga, industri, produksi, distribusi,

61

Page 62: Wawasan Ips

Wawasan IPS

konsumen, pabrik, pengusaha, pendapatan, kerja, tenaga, jasa, dan

sebagainya.

3. Konsep-konsep Ilmu Geografi, misalnya:

Tanah, air, udara, sungai, gunung, hutan, antariksa, flora, fauna, laut,

gempa, sumber alat, kependudukan, desa, kota, dan sebagainya.

4. Konsep-konsep Ilmu Antropologi, misalnya:

Kebudayaan, peradaban, kepercayaan, folklore, survival, adat, tradisi,

induk bangsa (ras), bahasa, nasionalisme, sistem kekerabatan, sistem mata

pencaharian, kesenian, magie, upacara, religi, dan sebagainya.

5. Konsep-konsep Ilmu Sosiologi, misalnya:

Norma sosial, kerja sama sosial, kelompok sosial, organisasi sosial, status

sosial, kelas sosial, kelas sosial, desa kota, urbanisasi, ruralisasi,

persalinan, kerja sama, dan sebagainya.

Dari contoh-contoh berbagai konsep diatas, ternyata beberapa jenis konsep

terdapat pada lebih dari satu disiplin ilmu sosial, seperti : migrasi, nasionalisme,

imperialisme, desa, kota, dan sebagainya. Konsep-konsep yang selalu bersama,

dimiliki oleh beberapa disiplin ilmu disebut dengan istilah core concept (konsep

inti).

Selain core concept terdata juga key concept (konsep kunci), yaitu suatu

konsep yang hanya spesifik terdapat pada satu disiplin ilmu sosial saja. Dan tiap

disiplin ilmu sosial memiliki key concept. Misalnya key concept Geografi adalah

population (kependudukan), land (tanah), dan ruang.

Program pengajaran IPS yang sudah berkembang, merupakan program

pengajaran yang bersumber pada konsep-konsep dasar ilmu sosial yang diperkaya

62

Page 63: Wawasan Ips

Wawasan IPS

dengan fakta-fakta yang ada dalam kehidupan masyarakat dan lingkungan

sekelilingnya. Oleh karena itu, guru-guru profesional IPS harus memahami

dengan baik tentang konsep-konsep dasar ilmu sosial.

Mulyono Tj. Dan Sarijan, menyatakan bahwa Program Pengajaran IPS

dalam bentuk pengajaran konsep, memberi beberapa aspek positif (keuntungan).

- Pengajaran konsep menjadikan program IPS menjadi konsepsional

yang lebih didasarkan pada aspek pengertian/pemahaman, daripada

aspek hafalan. Oleh sebab itu, Pengajaran IPS menjadi lebih tidak

mudah dilupakan.

- Murid-murid menjadi mudah untuk memahami proses-proses yang

terjadi dalam kehidupan masyarakat. Sebab konsep yang disajikan

pada murid, sedapat mungkin diangkat atau diasosiasikan tentang

kehidupan (permasalahan) sosial (contemporary affairs and

contemporary concept).

- Konsep yang dipahami membuat sesuatu peristiwa menjadi lebih jelas

kaitannya satu sama lain. Bagi pengajaran IPS sifat menyeluruh

penting untuk diketahui dan dipahami karena yang integral. Pengertian

konsep agak berbeda dengan pengertian topik (topic). Topik adalah

konsep yang sudah dibatasi oleh pengertian ruang dan waktu.

- Teknik mengajar yang berpusat pada topik yang mendorong murid

untuk membahas banyak fakta sejarah, sedangkan yang berpusat pada

konsep cenderung memilih dan mengorganisir fakta-fakta sejarah

menjadi satu pengertian yang konsepsional.

63

Page 64: Wawasan Ips

Wawasan IPS

- Teknik metode pengajaran yang berpusat pada topik memiliki

hubungan yang samar-samar antara materi pelajaran dengan tujuan

instruksional, sedang yang berpuusat pada konsep, menjadikan konsep

itu sendiri, sebagai tujuan instruksional yang akan dicapai.

- Teknik atau metode pengajaran yang berpusat pada topik cenderung

boros dalam penggunaan akokasi jam pelajaran, sedangkan yang

berpusat pada konsep, akan menggunakan alokasi jam pelajaran secara

efisien dan efektif.

B. Berbagai Pendekatan dalam Pengajaran IPS

Masalah pendekatan dalam pengajaran IPS, merupakan masalah yang

penting, bahkan merupakan masalah yang mendasar. Yang dimaksud dengan

pendekatan (approach) adalah sudut pandang yang digunakan dalam menghadapi

atau memecahkan suatu masalah. Misalnya, pengajaran IPS berdasarkan

pendekatan kemasyarakatan (Community Approach), ialah sudut pandang

(dimensi) yang dipergunakan dalam mengajarkan atau mempelajari IPS, dengan

mengambil masyarakat (community) sebagai fokus (titik pusat) peninjauan

pembahasan. Oleh karena itu, topik yang diambil (dipilih), biasanya diangkat dari

kehidupan masyarakat sehari-hari (Contemporary Society).

Pengajaran IPS berdasarkan pendekatan “Exppanding Environment”

(pendekatan berdasarkan perluasan lingkungan hidup). Artinya, sudat pandang

yang digunakan dalam mempelajari/mengajarkan IPS dengan prinsip, mengawali

dari lingkungan hidup yang paling kecil. Misalnya, keluarga, kemudian diperluas

sampai pada IPS dunia.

64

Page 65: Wawasan Ips

Wawasan IPS

Perlu difahami bahwa suatu program pengajaran IPS tidak hanya

mempergunakan suatu jenis pendekatan tertentu, tetapi secara bersama dapat

menggunakan dan beberapa pendekatan, sesuai dengan kebutuhan dan relevannya.

Beberapa jenis (macam) pendekatan dapat disebutkan secara skematis sebagai

berikut:

Diantara bentuk-bentuk pendekatan itu yang penting untuk di ketahui,

karena sanngat relevan dengan Program IPS masa sekarang adalah pendekatan

struktur.

Pendekatan ini berorientasi pada jenis disiplin (cabang) ilmu sosial yang

digunakan sebagai komponen, dan sebagai dasar penyusun Program Pengajaran

IPS, serta bagaimana status dan antara hubungan disiplin-disiplin tersebut.

Pendekatan ini meliputi :

1. Pendekatan Struktural (Struktural Approach)

Yaitu pendekatan dimana pengajaran IPS diberikan dalam bentuk

penyajian bermacam-macam disiplin Ilmu Sosial (Sejarah, Geografi,

Ekonomi, Antropologi, dan lain-lain) secarah terpisah, tanpa

mempersatukan satu sama lain. Sebagai contoh adalah pengajaran

ilmu-ilmu sosial di SD, SMP, dan SMA menurut kurikulum 1968.

Dimana tiap-tiap cabang (disiplin) ilmu sosial diajarkan secara

terpisah, sering kali oleh guru yang berbeda dengan nilai yang masing-

masing berdiri sendiri dalam buku laporan murid.

Pendekatan struktural, disebut dengan bermacam-macam istilah, yaitu:

Pendekatan Tradisional (Traditional Approach), Pendekatan

Monodisiplin (Moni/single Dicipline Approach), Pendekatan Terpisah

65

Page 66: Wawasan Ips

Wawasan IPS

(Separated Approach). Disebut pendekatan tradisional, karena cara

atau sistem pendekatan ini sudah lama sekali dilaksanakan secara

tradisional, tanpa mengalami perubahan/pembaharuan.

Dinamakan Pendekatan Monodisiplin dan Pendekatan Terpisah,

karena dalam sistem pendekatan ini kenyataannya yang diajarkan

adalah monodisiplin yang terpisah satu sama lain.

Sedangkan kurikulum yang disusun/diorganisir berdasarkan

pendekatan ini (tiap-tiap disiplin ilmu sosial disusun sebagai mata

pelajaran yang terpisah satu sama lain) disebut dengan nama subject

matter curriculum atau separated curriculum.

Kurikulum 1968 (untuk SD, SMP, SMA), adalah contoh subject

matter curriculum atau separated curriculum. Sepeerti telah dijelaskan

sistem pendekatan struktural (pendekatan tradisional, pendekatan

monodisiplin) pada dewasa ini sudah dianggap tidak relevan.

Pertama:

Pendekatan ini dianggap tidak efektif dalam penggunaan alokasi

waktu. Karena dengan mengajarkan disiplin-disiplin ilmu sosial secara

terpisah maka banyak konsep-konsep yang disajikan secara berulang-

ulang, sebab seperti dijelaskan banyak sekali konsep-konsep (core

concept) yang dimiliki oleh beberapa disiplin Ilmu Sosial secara

bersama-sama.

Kedua:

Dalam masyarakat modern yang sangat kompleks, maka kehidupan

sosial saling berkaitan satu sama lain. Demikian pula permasalahan-

66

Page 67: Wawasan Ips

Wawasan IPS

permasalahan sosial yang timbul bersumber dari aspek sosial yang

timbul bersumber dari aspek sosial yang saling berkaitan pula. Oleh

karena itu, pemecahan terhadap problem-problem sosial harus

dilakukan dari bemacam-macam aspek sosial secara bersama pula.

Dengan demikian Ilmu Pengetahuan Sosial yang bertujuan memberi

dasar-dasar pengertian, pemahaman, bahkan bertujuan memberi dasar-

dasar keterampilan kepada anak untuk memecahkan problem-problem

sosial tidak mungkin lagi mengajarkan disiplin-disiplin ilmu sosial

secara terpisah satu sama lain.

2. Pendekati Integratif atau Broadfield.

Pendekatan ini, sekarang dianggap sebagai pendekatan yang paling

tepat untuk bidang studi IPS yang berfokus pada kehidupan

masyarakat. Oleh karena itu, pendekatan ini sedang dikembangkan

dalam Program Pengajaran IPS, mulai ditingkat SD sampai Perguruan

Tinggi. Pendekatan ini merupakan pendekatan dimana Program

Pengajaran IPS diberikan dalam bentuk penyajian bahan-bahan

(materi) atau konsep disiplin-disiplin ilmu sosial yang saling

dipertautkan. Hasilnya pada topik “Transmigrasi”. Maka

pembahasannya akan diisi deng materi-materi disiplin ilmu sosial

sebanyak mungkin. Sejarah, Geografi, Ekonomi, Antropologi,

Sosiologi, dan sebagainya, akan memberi sumbangan dalam

pembahasan tersebut.

67

Page 68: Wawasan Ips

Wawasan IPS

Sehingga pembahasan topik “Transmigrasi” tersebut benar-benar

merupakan hasil paduan (ramuan) bermacam-macam disiplin ilmu

sosial, sehingga membentuk suatu IPS sebagai bidang studi “areas of

study” yang bersifat integratif atau boardfield. Seperti yang telah

disebutkan diatas, bahwa pendekatan ini, dianggap pendekatan yang

paling relevan, oleh karena itu dikembangkan dalam Program

Pengajaran IPS. Tetapi, kesulitan dari pelaksanaan penggunaan

pendekatan ini, di Indonesia dapat dikatakan belum ada guru IPS yang

generalis, yang kita miliki baru guru-guru ilmu sosial yang spesialis.

Sebagaimana transisi, maka kesulitan tersebut ditempuh dengan jalan

membentuk “Team Teaching” antara guru-guru ilmu sosial.

Didalam Program Pengajaran Bidang Studi IPS yang bersifat integratif

atau boardfield, melihat tingkat-tingkat pemaduan (pengintegrasian)

disiplin-disiplin ilmu sosial yang menjadi komponen IPS, dapat

dibedakan berapa jenis pendekatan, yakni:

a. Pendekatan Korelasi (Corelated Approach), Pada pendekatan

ini sebenarnya disiplin-disiplin ilmu sosial seperti Sejarah,

Geografi, Ekonomi, Antropologi, dan lain lain. Masing-masing

masih berdiri sendiri dan terpisah penyajiannya. Tetapi, disisi lain

Ilmu Sosial fokusnya sama, yakni:

“Masyarakat manusia beserta lingkungan hidupnya”, maka

disiplin-disiplin ilmu sosu-ial itu dikorelasikan dalam satu bidang

studi. Tahap korelasi ini dianggap sebagai tahap peralihan dari

68

Page 69: Wawasan Ips

Wawasan IPS

pendekatan struktural kearah pendekatan integratifyang

sebenarnya.

b. Pendekatan Multidisiplin (Multi Diciplinary Approach),

Pada Pendekaran Multi Disiplin ini Program Pengajaran IPS sudah

menyajikan bermacam-macam disiplin Ilmu Sosial dalam sajtu

kesatuan. Sehingga IPS sudah merupakan suatu bidang studi yang

terdiri dari beberapa kompenen Ilmu Sosial, tetapi komponen-

komponen (disiplin-disiplin Ilmu Sosial) itu tidak menyumbang secara

sama. Pada pendekatan multidisiplin, biasanya salah satu disiplin ilmu

sosial bersifat dominan (memeberi sumbangan paling banyak/ paling

kuat), sedangkan disiplin-disiplin yang lain bersifat melengkapi.

Misalnya pada topik “Lingkungan Hidup”, maka komponen yang

bersifat dominan adalah Geografi. Sedangkan komponen lainnya

seperti Sejarah, Ekonomi, Antropologi, dan Sosiologi, hanyan sekedar

melengkapi,dan turut ambil bagian saja.

Biasanya pada pendekatan multidisiplin, yang dijadikan topik

adalah key concept (konsep kunci) dari suatu disiplin ilmu sosial.

Dan dengan sendirinya, disiplin yang memiliki kec concept itulah

yang bersifat dominan. Sedang disiplin-disiplin ynag lain hanya

bersifat menambah dan mengekapinya.

Di Amerika Serikat misalnya, banyak model pengajaran IPS

(Social Studies) berdasarkan pendekatan multidisiplin yang

bertumpu pada Antropologi dalam mempelajari topok-topik

disiplin-disiplin lainnya, seperti Sejarah, Ekonomi, Geografi,

69

Page 70: Wawasan Ips

Wawasan IPS

Sosiologi, hanya dipergunakan sebagai ilmu-ilmu bantu yang juga

diperlukan (ingat Amerika Serikat merupakan Negara Multirasial

dengan masalah Negroes dan Indians yang hampir tak

terselesaikan).

Pendekatan Multidisiplin mengarah pada pendekatan topik secara

cross cultural, atau mendekati topok dari perspektif multikultural.

c. Pendekatan Interdisiplin (Inter Diciplinary Approach)

Pada hakekatnya, model pembelajaran dengan pendekatan

interdisiplin tidak berbeda secara prinsipiel dengan mode

pengajaran berdasarkan pendekatan multidisiplin. Hanya pada

pendekatan interdisiplin, tiap disiplin yang menjadi komponen IPS

menyumbang secara sama banyak (sama kuat).

Olek karena itu, topik-topiknya yang dijadikan pokok pembahasan

pada pendekatan interdisiplin bukanlah key concept, melainkan

core concept yang seringkali dimiliki secara bersama-sama oleh

sejumlah disiplin Ilmu Sosial yang menjadi komponen bidang studi

IPS.

Misalnya, pembahasan topik “Kehidupan Masyarakat Desa” secara

interdisiplin, topik tersebut dapat menjadi core concept dari

berbagai disiplin Ilmu Sosial (khususnya Ekonomi, Geogafi,

Sosiologi, dan Antropologi) secara bersamaan. Oleh sebab itu,

disiplin-disiplin tersebut dapat menyumbang materi pada

pembahasan topik yang sama banyak/sama kuat.

70

Page 71: Wawasan Ips

Wawasan IPS

Ekonomi membahas/meninjau dari segi pemenuhan kebutuhan

hidup, Geografi dari aspek lingkungan alam, sosiologi dari

kemasyarakatan, dan antropologi dari segi sosio-budayanya,

sedangkan Sejarah dapat melengkapinya dari pandangan

historinya. Dengan demikian, pada pembahasan topik tersebut,

tidak ada suatu komponen atau disiplin sosial (tertentu yang

bersifat menonjol).

d. Pendekata Fusi (Integrated Approach)

Pendekatan Fusi sebenarnya sama dengan Pendekatan Interdisiplin.

Hanya pada pendekatan fusi, komponen-komponen IPS yang

menyumbang sama besar dan sama kuat, disiplin disiplin ilmu-

ilmu sosial yang menjadi komponen IPS itu terpadu secara

sempurna (luluh). Sehingga dapat dikatakan tidak terlihat sama

sekali batasan-batasannya. Hal ini dapat dibandingkan denga

luluhnya pasir, semen merah, kapur, semen, dan air yang

membentuk adonan baru. Model pendekatan ini digunakan dalam

program IPS Sekolah Dasar.

e. Pendekatan Pradisiplin (Prediciplinary Approach)

Pendekatan inimungkin dapat digunakan pada program pengajaran

IPS Sekolah Dasar. Pemberian nama pendekatan predisiplin,

mencerminkan bahwa untuk siswa-siswa tingkat Sekolah Dasar,

ajaran IPS berisi panduan konsep-konsep (aspek-aspek) waktu,

peristiwa, ruang, lingkungan hidup, pemenuhan kebutuhan hidup,

71

Page 72: Wawasan Ips

Wawasan IPS

kependudukan, dan sebagainya, dalam acuan yang sederhana,

sesuai dengan tingkat psikologis serta rasionalnya anak.

Kepada siswa-siswa Sekolah Dasar tersebut, tidak diharuskan

memahami bahwa konsep-konsep (aspek-aspek) tersebut

merupakan konsep-konsep disiplin ilmu sosial seperti Geografi,

Sejarah, Ekonomi, Antropologi, dan sebagainya.

72

Page 73: Wawasan Ips

Wawasan IPS

BAB IX

METODE PENGAJARAN DAN EVALUASI PENGAJARAN IPS

A. Metode Pengajaran IPS

Kurikulum merumuskan secara umum tujuan dan sekolah yang ingin

dicapai. Pencapaian tersebut dapat terlaksana melalui cara atau metode pengajaran

yang dilakukan oleh guru, agar anak didik terangsang untuk belajar, atau dapat

mentransfer palajaran yang diberikan. Kunci keberhasilan program pengajaran

berada ditangan guru (UNESCO, 1968, p.15-30). Guru memulai, murid

menyelesaikan. Komunikasi ialah dasar dari segala metode. Dalam segi proses

belajar mengajar pun perlu diadakan pembaharuan, yaitu ditekankan pada aktifitas

anak didik dalam proses belajarnya, sedangkan guru lebih berfungsi sebagai

pembimbing dalam proses belajar tersebut.

Cara tradisional dalam memberikan dalam memberikan pengajaran sosial

ialah melalui “Narrative Approach”dengan penggunaan metode-metode umum

seperti bercerita, ceramah induktrinasi, drill, dan sebagainya. Approach tersebut

sulit untuk membuka pikiran anak didik agar dapar berfikir kritis dan praktis.

Dalam pendekatan ini, seakan-akan anak didik tidak mendapat “jatah” atau

“disuapi”, yang mengakibatkan tidak timbulnya inisiatif, kreatifitas anak didik.

Hal tersebut dapat terlaksana melalui pembaharuan kurikulum yang menyangku

isi, dan metode dalam penyajian Pengajaran Sosial.

Dalam strategi belajar mengajar, kurikulum Bidang Studi IPS menekankan

pada aktifitas belajar yang lebih melibatkan siswa. Didalam kepustakaan

pendidikan Indonesia, prinsip atau cara tersebut dikenal dengan istilah Cara

73

Page 74: Wawasan Ips

Wawasan IPS

Belajar Siswa Aktif (CBSA). Selanjutnya bentuk-bentuk peningkatan belajar yang

dianjurkan dalam Kurikulum Bidang Studi IPS berdasarkan prinsip CBSA adalah

metode ceramah dan berbagai variasi metode lainnya.

Metode ceramah masalah, inquiry, dan belajar menemukan, merupakan

alternatif yang dikemukakan dan menekankan pada proses belajar siswa dalam

mencari pengetahuan. Namun pada kenyataan guru belum memahaminya,

sehingga guru hanya menekankan pada metode ceramah, tanpa berusaha

meningkatkan kualitas metode tersebut.

Sebetulnya, semua metode dan teknik pengajaran yang kita kenal sudah

dapat kita pakai, asalkan kita berpedoman kepada tujuan pendidikan, pendekatan

yang dipakai, dan faktor-faktor kompleks yang menyangkut situasi kelas/murid,

fasilitas, guru, dan sebagainya (faktor intern dan ekstern).

Guru misalnya, harus memiliki satu intuisi yang disesuaikan dengan

tempat dan waktu agar dapat berkomunikasi dengan murid, dapat saja merubah

cara (teknik) menyajikan pelajaran bial dianggap perlu agar program dapat

tercapai. Khususnya bagi pengajaran sosial adalah sukar untuk berkeras kepala

dan bergegang pada teknik mengajar tertentu. Ada dua macam metode yang perlu

dikembangkan dalam pengajaran IPS, misalnya terdapat metode-metode yang

lainnya, yaitu metode inquiry dan metode problem-solving.

B. Evaluasi Pengajaran IPS

Perlu diadakan evaluasi untuk menilai hasil belajar anak. Tujuan ini tidak

dapat dinilai dengan satu tes saja, tetapi dari berbagai aspek. Seperti pengertian

dan pengetahuan, sikap dan perlakuan, kemampuan dan ketrampilan. Evaluasi

harus dilakukan kontinyu dan tidak hanya pada akhir suatu unit saja. Evaluasi

74

Page 75: Wawasan Ips

Wawasan IPS

merupakan bagian yang tidak terpisah, dalam proses mengajar dan belajar saling

berhubungan erat. Hasil belajar harus dinilai dengan bermacam alat evaluasi,

diantaranya tes. Tes ini ada bermacam-macam, yaitu tes obyektif, tes essay, benar-

salah, menjodohkan, test pilihan ganda. Selain itu, dapat juga dengan cara diskusi

pertanyaan, sandiwara, drama, karangan, tulisan, dan laporan.

Pengertian dan pengetahuan, keterampilan dapat dinilai dengan test, tetapi

sikap tidak mudah dinilai dengan test. Disamping guru, anak didik dapat juga

mengadakan dan menilai hasil belajarnya sendiri. Evaluasi berfungsi sebagai alat

perbandingan pengajaran. Mengevaluasi anak didik bagi guru, juga berarti

mengevaluasi diri sendiri, apakah metode mengajar yang dipakai sudah memadai

atau perlu perbaikan sebagaimana mestinya.

Menilai sikap dan kelakuan tidak semudah menilai kemampuan dan

keterampilan, tetapi juga sifat yang mengandung unsur pengetahuan dan

pengertian. Sehingga anak didik dapat mengubah sikapnya. Sikap juga dapat

dinilai dengan diskusi, bermain peran, karangan, juga dapat dengan test, tetapi

yang sering digunakan adalah observasi kelakuan anak-anak secara individual,

kelompok sosiogram, dan checklist.

75

Page 76: Wawasan Ips

Wawasan IPS

PENUTUP

IPS sebagi suatu bidang studi cukup mempunyai hari depan yang cerah. Dengan meningkatkan dan menyempurnakan komponen-komponen yang cukup terlibat dalam pelaksanaan program IPS, diharapkan IPS dapat memberikan andil yang cukup besar pada Bangsa dan Negara Indonesia, yang sedang berakselerasi dalam pembangunan.

IPS kita harapkan ikut menunjang tercapainya tujuan Pendidikan Nasional, dengan membina anak didik menjadi Warga Negara yang baik, Pancasilasis, berkepribadian dapat mengembangkan diri secara optimal sesuai bakat, minat, dan kecerdasan, pengetahuan dan keterampilannya, berkesadaran bermasyarakat,berjiwa ,dan ikut membangun lingkungan kehidupan.

76

Page 77: Wawasan Ips

Wawasan IPS

LAMPIRAN I

SOCIAL STUDIES CONTENT INCLUDE BASIC CONCEPTFROM MANY OF THE SOCIAL SCIENCES

“Isi ilmu kemasyarakatan meliputi konsep dasar dari banyak Ilmu-ilmu social”(J. Jerolimiek)

77

SOCIAL STUDIES

The Study of man and his relation with his social and

physical environment

Geografi

History

SosiologicalPsycology

Philosophy

Politic Science

Anthropology

Sociology

Economic

Page 78: Wawasan Ips

Wawasan IPS

LAMPIRAN II

KEDUDUKAN SOCIAL STUDIES(Diadaptasi dari pendapat Edgar B. Wesley)

- Simplified- Selected- Adapted

78

Social Studies

Geography

History

Anthropology

Polities

Sociology

Econimic

Social Psychology

Page 79: Wawasan Ips

Wawasan IPS

79