pengembangan variasi mengajar111

10
PENGEMBANGAN VARIASI MENGAJAR akhmad khoirudin 23 Feb 2011 PENGEMBANGAN VARIASI MENGAJAR OLEH RAHAYU WIDIARNI MAKALAH UNTUK MENDAPATKAN NILAI DALAM MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR PROGRAM AKTA IV UNIVERSITAS ISLAM DJAKARTA 2 0 0 8 PENDAHULUAN Pengertian mengajar adalah penyerahan kebudayaan berupa pengalaman-pengalaman kecakapan kepada anak didik atau usaha mewariskan nilai-nilai kebudayaan kepada generasi muda/penerus, sejalan dengan pendapat De Quelyu dan Gazali dalam Abdurrahman(1990: 73) mengatakan bahwa belajar adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat . Usman (1995: 6) menyatakan mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab yang cukup berat, karena berhasilnya pendidikan pada siswa sangat bergantung pada pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan tugasnya. Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar (Usman, 1995: 6). Sejalan dengan itu, Hamalik (2001: 8) menyatakan bahwa mengajar adalah usaha guru untuk mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa. Pengertian ini mengandung makna bahwa guru dituntut untuk dapat berperan sebagai organisator

Upload: august-ruris-narendra

Post on 23-Jan-2018

57 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

PENGEMBANGAN VARIASI MENGAJAR

akhmad khoirudin 23Feb 2011

PENGEMBANGAN VARIASI MENGAJAR

OLEH RAHAYU WIDIARNI

MAKALAH UNTUK MENDAPATKAN NILAI DALAM

MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

PROGRAM AKTA IV

UNIVERSITAS ISLAM DJAKARTA

2 0 0 8

PENDAHULUAN

Pengertian mengajar adalah penyerahan kebudayaan berupa pengalaman-pengalaman kecakapan kepada anak didik atau usaha mewariskan nilai-nilai kebudayaan kepada generasi muda/penerus, sejalan dengan pendapat De Quelyu

dan Gazali dalam Abdurrahman(1990: 73) mengatakan bahwa belajar adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat .

Usman (1995: 6) menyatakan mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab yang cukup berat, karena berhasilnya pendidikan pada siswa sangat bergantung pada pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan tugasnya.

Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar (Usman, 1995: 6). Sejalan dengan

itu, Hamalik (2001: 8) menyatakan bahwa mengajar adalah usaha guru untuk mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa. Pengertian ini mengandung makna bahwa guru dituntut untuk dapat berperan sebagai organisator

kegiatan belajar siswa dan juga hendaknya mampu memanfaatkan lingkungan, baik yang ada di kelas maupun yang ada di luar kelas yang menunjang kegiatan belajar mengajar.

Dalam proses mengajar ada variasi bila guru dapat menunjukkan adanya perubahan dalam gaya mengajar, media yang digunakan berganti-ganti, dan ada perubahan dalam pola interaksi antara guru-siswa. Variasi lebih bersifat proses daripada produk.

A. TUJUAN VARIASI MENGAJAR

Penggunaan variasi mengajar adalah untuk menarik perhatian para anak didik agar lebih berkonsentrasi kepada pelajaran yang diberikan oleh guru. Tujuan tersebut dapat adaah :

1. Meningkatkan dan Memelihara Perhatian Siswa terhadap Relevandi Proses Belajar Mengajar.

Perhatian siswa dalam pelajaran yang diberikan oleh guru selama proses pembelajaran amat penting karena mempengaruhi keberhasilan tujuan belajar mengajar yang ditunjukan oleh penguasaan materi pelajaran pada setiap siswa. Indikator penguasaan siswa terhadap materi pelajaran adalah terjadinya perubahan didalam diri siswa.

1. Memberikan kesempatan Kemungkinan Berfungsinya Motivasi

Siswa tidak akan belajar dengan baik dan tekun jika tidak ada dorongan kuat yang menggerakan siswa tersebut , dorongan tersebut disebut Motivasi. Oleh sebab itu motivasi memegang peranan penting dalam belajar. Motivasi setiap siswa berbeda terhadap suatu bahan pelajaran , oleh karena itu seorang guru selalu ingin memberikan motivasi terhadap siswa yang kurang memberikan perhatian terhadap materi pelajaran yang diberikan.

Motivasi dapat dibedakan berdasarkan timbulnya yaitu :

- Motivasi Intrinsik, motivaasi yang timbul dari diri sendiri

- Motivasi Ekstrinsi yaitu motivasi yang timbul akibat dorongan dari pihak luar dirinya

Masalah akan muncul apabila ada siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya sangat diperlukan, dan peranan guru pada saat seperti ini sebagai alat yang mendorong manusia untuk berbuat dan sebagai arah yang menentukan arah perbuatan dan alat unttuk menyeleksi perbuatan.

1. Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah

Tanggap siswa kepada gurunya bermacam-macam, masalah akan muncul apabila ada siswa tertentu yang kurang senang terhadap gurunya , yang mengakibatkan bidang pelajaran yang dipegang oleh guru tersebut menjadi tidak disenangi.

Ketidak sukaan siswa terhadap guru tersebut mungkin terjadi karena :

- guru tersebut kurang bervariasi dalam mengajar atau

- gaya mengajar guru tidak sejalan dengan gaya belajar siswa.,

- guru kurang dapat menguasai keadaan kelas

- guru gagal menciptakan suasana belajar yang membangkitkan kreatifitas dan kegairahan belajar siswa

Hal ini kurang menguntungkan guru.

Oleh sebab itu jadilah guru yang bijaksana adalah guru yabf pandai menempatkan diri dan pandai mengambil hati siswa dengan cara mempunyai gaya mengajar dan pendekatan yang sesuai dengan psikologis siswa misalnya disela-sela pelajaran selalu diselingi humor dengan pendekatan edukatif.

1. Memberikan Kemungkian Pilihan dan Fasilitas Belajar Individual

Seorang guru dituntut untuk mempunyai berbagai ketrampilan yang mendukung dalam proses beajar mengajar. Penguasaan metode pelajaran yang dituntut kepada guru tidak hanya satu atau dua metode , tetapi lebih banyak lagi. Selain itu, seorang guru harus menguasai tiga ketrampilan meliputi :

• Metode• Media• Pendekatan

Apabila seorang guru mengusai ketiga ketrampilan tersebut diatas, maka guru tersebut sangat mudah melakukan pengembangan variasi mengajar untuk mencipkan lingkungan belajar yang kondusif.

Fasilitas merupakan kelengkapan yang diperlukan disekolah. Fasilitas dapat berfungsi sebagai :

• Sebagai alat bantu pengajaran• Sebagai alat peraga• Sebagai sumber belajar

Kelengkapan fasilitas belajar tersebut mempengaruhi guru dalam pemilihan metode pengajaran.

1. Mendorong Anak Didik untuk Belajar

Seorang guru harus menyediakan lingkungan belajar, kewajiban siswa adalah belajaar, kedua kegiatan tersebut menyatu dalam sebuah interaksi pengajaran yang disebut interaksi edukatif. Lingkungan pengajaran yang kondusif adalah lingkungan yang mampu mendorong anak didik untuk selalu belajar hingga berakhirnya kegiatan belajar mengajar.

Belajar memerlukan motivasi sebagai pendorong bagi anak didik adalah motivasi intrinsik yang lahir dari kesadaran akan pentingnya ilmu pengetahuan.

Anak didik yang kurang senang menerima pelajaran tidak harus terjadi , karena hal itu sangat menghambat proses belajar mengajar, oleh sebab iu guru harus menciptakan lingkungan belajar yang mampu mendorong anak didik untuk senang dan bergairah belajar. Untuk hal ini , cara akurat yang seharusnya dilakukan guru adalah mengembangkan variasi belajar, baik dalam gaya mengajar,dalam penggunaan media dan bahan pelajaran

1. B. PRINSIP PENGGUNAAN

Lingkungan yang kondusif dan menyenangkan dalam suasana belajar sangat diperlukan agar dapat menggariahkan belajar siswa dan merangsang siswa menjadi aktif

Prinsip – prinsip penggunaan variasi mengajar adalah sebagai berikut :

1. Dalam menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua variasi digunakan , selain juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk setiap jenis variasi. Semua itu untuk mencapai tujuan belajar.

2. Menggunakan variasi secara lancar dan berkesinambungan , sehingga saat proses belajar mengajar yang utuh tidak rusak, perhatian anak didik dan proses belajar tidak terganggu

3. Penggunaan komponen variasi harus benar – benar terstruktur dan direncanakan oleh guru. Karena itu memerlukan penggunaan yang luwes , spontan , sesuai dengan umpan balik yang diterima oleh siswa.

Bentuk umpan balik ada dua yaitu :

1. a. Umpan balik tingkah laku yang menyangkut perhatian dan keterlibatan siswa

2. b. Umpan balik informasi tentang pengetahuan dan pelajar

C. KOMPONEN – KOMPONEN VARIASI MENGAJAR

Variasi Pola

Interaksi dan Kegiatan

Variasi

Media dan Bahan

Variasi

Mengajar

• Suara• Memusatkan Perhatian• Kesenyapan• Kontak Pandang• Variasi Gerakan Badan• Mengubah Posisi• Klasikal• Kelompok• Perorangan

• Dsikusi, Latihan, Demontrasi dll

• Visual• Audio

• Taktil

`

Jenis

Verbal

Komponen variasi mengajar dapat dibagi dalam tiga kelompok besar yaitu variasi gaya mengajar, variasi media dan bahan , serta variasi interaksi.

Uraian yang mendalam mengenai ketiga kelompok variasi ini akan dibahas .

1. Variasi Gaya Mengajar

Variasi ini meliputi variasi suara , variasi gerakan anggota badan, dan variasi perpindahan posisi guru dalam kelas. Bagi anak didik , variasi tersebut dilihat sebagai suatu yang energik, antusias, bersemangat, dan semuanya memiliki relevansi dengan hasil belajar. Perilaku guru seperti itu dalam proses belajar mengajar akan :

• menjadi dinamis dan• mempertinggi komunikasi antara guru dan anak didik,• menolong penerimaan bahan pelajaran dan• memberi stimulasi .

Variasi gaya mengajar ini adalah sebagai berikut :

1. Variasi Suara

Suara guru dapat bervariasi dalam intonasi , nada, volume dan kecepatan. Guru dapat mendramatisir suatu peristiwa, menunjukkan hal – hal yang dianggap penting, berbicara secar pelan dengan seorang anak didik , atau berbicara secar tajam dengan anak didik yang kurang perhatian dan lain-lain.

1. Penekanan (focusing)

• Hangat dan Antusias• Bermakna• Respon Positif• Jelas sasaran• Segera

• Variasi

Berfungsi untuk menfokuskan perhatian anak didik pada suatu aspek yang penting atau aspek kunci, digunakan penekanan verbal. Penekana tersebut biasanya dikombinasikan dengan gerakan anggota badan yang dapat menunjukkan dengan jari atau memberi tanda pada papan tulis.

1. Pemberian Waktu ( Pausing)

Untuk mendapatkan perhatian anak didik , dapt dilakukan dengan mengubah suara menjadi sepi , dari suatu kegiatan menjadi tanpa kegiatan atau diam, dari akhir bagian pelajaran kebagian berikutnya. Dalam keterampilan bertanya , pemberian waktu dapat diberikan setelah guru mengajukan beberapa pertanyaan , untuk mengubahnya menjadi pertanyaan yang lebih tinggi tingkatannya . Bagi anak didik , pemberian waktu dipakai untuk mengorganisasikan jawaban agar menjadi lengkap.

1. Kontak Pandang

Bila guru berbicara atau berinteraksi dengan anak didik, sebaiknya mengarahkan pandangan ke seluruh kelas, menatap mata setiap anak didik untuk dapat membentuk hubungan yang positif dan menghindari hilangnya kepribadian.

1. Gerakan Anggota Badan ( Gesturing)

Variasi dalam mimik, gerakan kepala atau badan merupakan bagian yang penting dalam komunikasi. Tidak hanya untuk menarik perhatian saja, tetapi juga menolong dalam menyampaikan arti pembicaraan.

1. Pindah Posisi

Perpindahan posisi guru dalam ruang kelas dapat membantu menarik perhatian anak didik, dapt meningkatkan kepribadian guru. Gerakan tersebut misalnya dari depan ke belakang, dari sisi kiri ke sisi kanan atau dari posisi duduk kemudian berubah menjadi posisi berdiri.Yang pentinag setiap perubahan ada tujuannya dan tidak menjemukan.

1. Variasi Media dan Bahan

Setiap anak mempunyai kemampuan indra yang tidak sama baik pendengaran maupun penglihatan, juga kemampuan berbicara. Ada anak yang suka membaca, ada yangsuka mendengarkan dulu baru mambaca atau sebaliknya.

Ada tida komponen dalam variasi penggunan media yaitu, media pandang, media dengar dan media taktil.

1. Variasi Media Pandang (Visual )

Pengunaan media visual dapat diartikan sebagai penggunaan alat dan bahan ajaran khusus untuk komunikasi, seperti buku, majalah, globe, peta , film , slide, TV, Radio ,

grafik, model , demontrasi dan lianlainnya. Penggunaan media tersebut mempunyai keuntungan :

1. Membantu secara konkret konsep berpikir, dan mengurangi respon yang kurang bermanfaat

2. Memiliki secar potensial perhatian anak didik pada tingkat yang tinggi3. Dapat membuat hasil belajar yang nyata yang akan mendorong kegiatan mandiri

anak didik4. Mengembangkan cara berpikir berkesinambungan, seperti halna dalam film5. Memberi pengalaman yang tidak mudah dicapai oleh alat yang lain6. Menambah frekuensi kerja, lebih dalam dan variasi belajar

1. Variasi Media Dengar ( Audio)

Pada umumnya dalam proses belajar di kelasm suara guru adalah alat utama dalam komunikasi. Variasi dalam pengunaan media dengan memerlukan sekali saling bergantian atau kombinasi dengan media pandangan ( visual ) dan media taktil (interaksi)

1. Variasi Media Taktil ( Interaksi )

Pengunaan media yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk menyentuh dan memanipulasi benda atau bahan ajaran. Dalam hal ini akan melibatkan anak didik dalam kegiatan penyusunan atau pembuatan model, yang hasilnya dapat disebutkan sebagao media taktil. Kegiatan tersebut dapat dilakukan secara individu ataupun kelompok kecil.

1. Variasi Interaksi

Dalam pola interaksi antara guru dan anak didik memiliki rentangan yang bergerak dari dua kutub yaitu :

1. Anak didik bekerja atau belajar secara bebas tanpa campur tangan dari guru2. Anak didik mendengarkan dengan pasif. Situasi didominasi oleh guru , dimana

guru berbicara kepada anak didik

Bila guru berbicara dapat melalui beberapa kategori : Filling persetujuan, Penghargaan ataupeningkatan, Menggunakan pendapat anak didik, Bertanya, Ceramah ,Memberi petunjuk, Mengkritik.

Bila Anak didik dapat berbicara melalui : Pemberian respon, Pengambilan prakarsa.

Bila guru mengajukan pertanyaan dapat juga divariasikan sesuai dengan domain kognitif dari Bloom, pertanyaan dapat juga diajukan keseluruh kelas atau ditujukan kepada anak didik, maka dapat berbentuk : mendengarkan ceramah guru, mengajukan pendapat pada diskusi kelompok kecil , bekerja individual atau kerja kelompok, membahas secara keras atau secara pelan, melihat film , bekerja di laboratoriu,.

KESIMPULAN

Variasi mengajar sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar . Komponen-komponen variasi menajar seperti variasi gaya mengajar, variasi media, dan bahan ajaran dan variasi interaksi , mutlak dikuasi oleh guru untuk menggairahkan belajar anak didik dalam waktu relatif lama dalam suatu pertemuan kelas.

DAFTAR PUSTAKA

1. Drs Syaiful Bahri Djamara dan Drs Aswan Zain; Strategi Belajar Mengajar, enerbit Rhineka Cipta, Cetakan ke tiga , Agustus 2006, Jakarta

2. Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata,; Landasan Psikologis Proses Pendidikan,;Penerbit PT Remaja Rosdakarta, Cetakan ke dua, Oktober 2004, Bandung.

3. Roestiyah N K; Strategi Belajar Mengajar ; Penerbit Rhineka Cipta, Cetakan ke tujuh , Maret 2008, Jakarta

4. Moh Uzer Usman dan Lilis SEtiawati; Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, ,;Penerbit PT Remaja Rosdakarta, Cetakan pertama, 1993, Bandung.

5. Ibrahim, Perencanaan Pengajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 20036. Hamalik, O, Psikologi Belajar dan Mengajar, Sinar Baru, 19927. Tohirin, Psikologi Pembelajaran PAI, Rineka Cipta, Jakarta, 20058. Prof. Dr Azhar Arsyad,M.A , Media Pembelajaran, PT Rajagrafindo, edisi ke 9 ,

2007. Jakarta

Ibrahim, Perencanaan Pengajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 2003

KESIMPULAN

Variasi mengajar sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar . Komponen-komponen variasi menajar seperti variasi gaya mengajar, variasi media, dan bahan ajaran dan variasi interaksi , mutlak dikuasi oleh guru untuk menggairahkan belajar anak didik dalam waktu relatif lama dalam suatu pertemuan kelas.

DAFTAR PUSTAKA

1. Drs Syaiful Bahri Djamara dan Drs Aswan Zain; Strategi Belajar Mengajar, enerbit Rhineka Cipta, Cetakan ke tiga , Agustus 2006, Jakarta

2. Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata,; Landasan Psikologis Proses Pendidikan,;Penerbit PT Remaja Rosdakarta, Cetakan ke dua, Oktober 2004, Bandung.

3. Roestiyah N K; Strategi Belajar Mengajar ; Penerbit Rhineka Cipta, Cetakan ke tujuh , Maret 2008, Jakarta

4. Moh Uzer Usman dan Lilis SEtiawati; Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, ,;Penerbit PT Remaja Rosdakarta, Cetakan pertama, 1993, Bandung.

5. Ibrahim, Perencanaan Pengajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 20036. Hamalik, O, Psikologi Belajar dan Mengajar, Sinar Baru, 19927. Tohirin, Psikologi Pembelajaran PAI, Rineka Cipta, Jakarta, 20058. Prof. Dr Azhar Arsyad,M.A , Media Pembelajaran, PT Rajagrafindo, edisi ke 9 ,

2007. Jakarta

Ibrahim, Perencanaan Pengajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 2003