pengaruh ekstrak serai wangi (cymbopogon nardus...

93
PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus) TERHADAP DAYA TARIK LALAT BUAH JANTAN Bactrocera spp. (DIPTERA: TEPHRITIDAE) DI PERKEBUNAN CABAI MUARO JAMBI SKRIPSI RISNAWATI NIM. TB 151024 PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

Upload: others

Post on 04-Dec-2020

17 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus)

TERHADAP DAYA TARIK LALAT BUAH JANTAN

Bactrocera spp. (DIPTERA: TEPHRITIDAE)

DI PERKEBUNAN CABAI

MUARO JAMBI

SKRIPSI

RISNAWATI

NIM. TB 151024

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2019

Page 2: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus)

TERHADAP DAYA TARIK LALAT BUAH JANTAN

Bactrocera spp. (DIPTERA: TEPHRITIDAE)

DI PERKEBUNAN CABAI

MUARO JAMBI

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan

RISNAWATI

NIM. TB 151024

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2019

Page 3: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi
Page 4: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi
Page 5: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi
Page 6: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi
Page 7: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

PERSEMBAHAN

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur yang tiada henti-hentinya penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT

Atas berkat Karunia-Nya sehingga penulis dapat mempersembahkan skripsi ini

Teruntuk kedua sosok yang sangat berjasa di kehidupan-Ku

Ayahanda H. Abdullah dan Ibunda Hj. Jumliah yang selalu

memberikanku kasih dan sayang dengan lantunan Do’a yang tiada henti

yang menjadi alasan untuk ku selalu bersemangat dan selalu menjadi

penguatku dikala kurapuh dan lelah

Tak luput pula teruntuk kedua saudara kandungku

Ibrahim S.E dan Saharuddin yang telah mendukung dan memberikan

motivasi dalam hidup memberikan semangat dan dorongan dalam meraih

kesuksesan

Serta teruntuk orang-orang yang telah memberikan warna-warni dalam hidupku

yang tak cukup jika hanya dikatakan sebagai Sahabat, Ayu Agustina Destiana

dan Murniati yang selalu setia menemani, memotivasi dan mendengarkan keluh

kesah penulis selama penyelesaian skripsi ini

Dan juga teman-teman kelas D Biologi 2015 Terimakasih untuk kebersamaan,

pelajaran dan kesan – kesan terbaik selama ini.

Semoga Persahabatan dan Tali Persaudaraan kita akan abadi selamanya,

Terimalah bingkisan indah ini sebagai persembahan-ku

Semoga Allah SWT meridhoi

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Page 8: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi
Page 9: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

Rahmat dan Hidayah-Nya. Tidak ada satu hal apapun yang dapat dilakukan

manusia tanpa Ridho dari Allah SWT Yang Maha Kuasa, atas berkat Rahmat

Allah SWT, Tidak ada satupun ungkapan yang dapat menggambarkan rasa Syukur

atas terselesaikannya Skripsi dengan Judul “ Pengaruh Ekstrak Serai Wangi

(Cymbopogon nardus) Terhadap Daya Tarik Lalat Buah Jantan Bactrocera spp.

(Diptera: Tephritidae) di Perkebunan Cabai Muaro Jambi”.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari kesulitan dan hambatan. Namun,

berkat bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik. Dalam kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan ucapan

terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, M.A., Ph. D selaku Rektor Universitas

Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Ibu Dr. Hj. Armida, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Ibu Reny Safita, S.Pt, M.Pd selaku Ketua Jurusan Program Studi Tadris

Biologi Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

4. Bapak Fery Kurniawan, M.Si sebagai Sekretaris Jurusan Program Studi

Tadris Biologi Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

5. Ibu Try Susanti, S.Si, M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Ir. H.

Salahuddin, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan

waktu dan mencurahkan pemikirannya dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Bayu Kurniawan M.Sc yang telah meluangkan waktu dan

mencurahkan pemikirannya dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu dosen FTK khususnya Dosen Jurusan Tadris Biologi atas

Ilmu dan Pendidikan yang telah Bapak dan Ibu berikan

8. Orang Tua dan Keluarga tercinta yang selalu memberikan do’a dan kasih

sayang serta pengorbanan baik moral maupun materi.

Page 10: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

9. Keluarga Besar Tadris Biologi 2015 yang telah memberikan warna- warni

suka cita selama masa perkuliahan.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dengan

caranya masing-masing baik langsung maupun tidak langsung yang telah

membantu menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya semoga Allah SWT Berkenan membalas segala kebaikan semua

pihak yang telah membantu penulis, semoga skripsi ini bermanfaat bagi para

pembaca.

Jambi, 26 September 2019

Risnawati

TB.151024

Page 11: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

ABSTRAK

Nama : Risnawati

Jurusan : Tadris Biologi

Judul :Pengaruh Ekstrak Serai Wangi (Cymbopogon nardus) Terhadap

Daya Tarik Lalat Buah Jantan Bactrocera spp. Diptera:Tephritidae

di Perkebunan Cabai Muaro Jambi

Cabai merah merupakan salah satu tanaman hortikultura yang dibutuhkan terus

menerus seiring dengan pertambahan penduduk dan kemajuan teknologi.

Tanaman cabai tidak terlepas dari gangguan hama, Salah satu jenis hama pada

buah cabai adalah lalat buah Bactrocera spp. Hama tersebut merupakan salah satu

hama utama tanaman cabai yang dapat menimbulkan kerugian cukup besar karena

dapat menyebabkan buah menjadi matang sebelum waktunya. Untuk mengurangi

kerusakan yang disebabkan oleh lalat buah diperlukan jenis attractant atau bahan

pemikat untuk mengendalikan populasi lalat buah. Serai wangi (Cymbopogon

nardus) memiliki kandungan minyak atsiri dengan komponen Geraniol, sitronelol,

Metil Eugenol dan bahan hayati lainnya yang merupakan sisa metabolisme

tumbuh-tumbuhan yang dapat digunakan sebagai penarik serangga sehingga dapat

dijadikan sebagai attractant. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak

Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh dari perlakuan dengan menggunaan ekstrak serai wangi dan

tanpa ekstrak serai wangi terhadap daya tarik lalat buah jantan dan jenis lalat buah

yang ada diperkebunan cabai. Pada penggunaan ekstrak serai wangi berpengaruh

nyata terhadap daya tarik lalat buah jantan dengan konsentrasi optimal

penggunaan ekstrak serai wangi adalah 100 %, sedangkan jenis lalat buah yang

ditemukan adalah Bactrocera umbrosa, Bactrocera carambolae , Bactrocera

papayae dan Bactrocera occipitalis.

Kata kunci : Cabai, Ekstrak Serai Wangi, dan Lalat Buah Bactrocera spp.

Page 12: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

ABSTRACT

Name : Risnawati

Department : Biology Education

Title : The Effect of Lemongrass Fragrant Extract (Cymbopogon nardus)

on the Attractiveness of Male Bactrocera spp. Diptera: Tephritidae

at the Muaro Jambi Chili Plantation

Red chili is one of the horticulture plants that is needed continuously along with

population growth and technological progress. Chili plants can not be separated

from pest disorders. One type of pest in chili fruit is Bactrocera spp. The pest is

one of the main pests of chili plants which can cause considerable losses because

it can cause the fruit to ripen prematurely. To reduce the damage caused by fruit

flies, a type of attractant is needed to control the fruit fly population. Lemongrass

fragrant (Cymbopogon nardus) contains essential oils with Geraniol components,

citronellol, Methyl Eugenol and other biological ingredients which are metabolic

remnants of plants that can be used as towing insects so that they can be used as

attractants. This study used a completely randomized design (RAL) with 5

treatments and 3 replications. This study aims to determine the effect of treatment

by using fragrant lemongrass extracts and without fragrant citronella extract on

the attractiveness of male fruit flies and the types of fruit flies in the chili

plantation. The use of lemongrass extract has a significant effect on the

attractiveness of male fruit flies with optimal concentration of the use of citronella

extract is 100%, while the types of fruit flies found is Bactrocera umbrosa,

Bactrocera carambolae , Bactrocera papayae and Bactrocera occipitalis.

Keywords: Chili, fragrant lemongrass extract, and Bactrocera spp fruit fly.

Page 13: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

NOTA DINAS ........................................................................................ ii

NOTA DINAS ........................................................................................ iii

PENGESAHAN ..................................................................................... iv

PERNYATAAN ORISINALITAS ...................................................... v

PERSEMBAHAN ................................................................................. vi

MOTTO ................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ........................................................................... viii

ABSTRAK ............................................................................................. x

ABSTRACT ........................................................................................... xi

DAFTAR ISI .......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xiv

DAFTAR TABEL ................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................... 5

A. Kajian Teoritik .......................................................................... 5

1. Lalat Buah Bactrocera spp. ................................................. 5

2. Tumbuhan yang Menghasilkan Metil Eugenol .................... 18

3. Metabolit Sekunder............................................................... 21

4. Gejala Kerusakan Buah Cabai .............................................. 23

5. Tanaman Inang Lalat Buah ................................................... 25

6. Kerangka Pikir ...................................................................... 26

B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................. 26

BAB III METODE PENELITIAN ...................................................... 30

Page 14: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 30

B. Alat dan Bahan ......................................................................... 30

C. Prosedur Kerja / Langkah-Langkah Kerja ................................ 30

1. Studi Pendahuluan ................................................................ 31

2. Pembuatan Ekstrak Serai wangi ........................................... 32

3. Pembuatan dan Pemberian Perlakuan pada Perangkap ........ 32

4. Peletakan perangkap dan koleksi lalat buah ......................... 33

D. Analisis Data ............................................................................. 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................. 38

A. Hasil Penelitian ......................................................................... 38

B. Pembahasan ............................................................................... 48

BAB V PENUTUP ................................................................................ 54

A. Kesimpulan ................................................................................ 54

B. Saran ........................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 55

Page 15: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Siklus hidup Bactrocera spp. 7

Gambar 2 Telur Bactrocera spp. 7

Gambar 3 Larva Bactrocera spp. 8

Gambar 4 Pupa Bactrocera spp. 9

Gambar 5 Imago Bactrocera spp. 10

Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11

Gambar 7 Morfologi tubuh lalat buah (dari arah lateral) 12

Gambar 8 Caput Lalat Buah 12

Gambar 9

Gambar 10

Gambar 11

Gambar 12

Gambar 13

Gambar 14

Gambar 15

Gambar 16

Pola Thoraks Bactrocera dorsalis

Pola Thoraks Bactrocera umbrosa

Pola Thoraks Bactrocera carambolae

Pola Abdomen Bactrocera dorsalis

Pola Abdomen Bactrocera umbrosa

Pola Abdomen Bactrocera carambolae

Pola Venasi Sayap Bactrocera spp. Secara umum

Akar serai Wangi

13

13

14

15

15

16

16

19

Gambar 17 Batang serai Wangi 20

Gambar 18

Gambar 19

Gambar 20

Daun Serai Wangi

Gejala serangan Bactrocera dorsalis pada buah Cabai

Kriteria buah cabai

21

24

24

Gambar 21 perangkap strainer trap yang telah dimodifikasi 33

Gambar 22 Bactrocera umbrosa 38

Gambar 23

Gambar 24

Gambar 25

Gambar 26

Gambar 27

Gambar 29

Bactrocera carambolae

Bactrocera papayae

Bactrocera occipitalis

Lokasi Penelitian

Peletakan perangkap

Jumlah Tangkapan Lalat Buah

40

41

42

43

44

47

Page 16: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Hasil Penelitian yang Relevan 27

Tabel 2

Tabel 3

Tabel 4

Tabel 5

Tabel 6

Tabel 7

Tabel 8

Denah Percobaan di Lapangan

Anova satu jalur

Jenis lalat buah yang ditemukan

Hasil ANOVA satu jalur

Hasil uji BNt jumlah rata-rata lalat buah

Hasil jumlah tangkapan lalat buah

Jumlah Lalat Buah yang Terperangkap setiap hari

31

35

38

44

45

46

48

Page 17: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Analisis Variansi Satu Jalur (ANOVA) 57

Lampiran 2 Tabel persentase distribusi F = 0.05Jumlah 60

Lampiran 3 Jumlah Tangkapan Lalat Buah 61

Lampiran 4 Tangkapan Lalat Buah Setiap Hari 62

Lampiran 5

Lampiran 6

Uji Lanjut BNt

Dokumentasi

63

64

Page 18: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan suatu Negara agraris dan Negara tropis yang kaya

akan jenis tanaman hortikultura. Tanaman Hortikultura merupakan tanaman

pertanian yang dapat dibudidayakan dan merupakan andalan masyarakat

Indonesia sebagai ketahanan pangan dan ekonomi, Salah satu jenis tanaman

hortikultura adalah cabai merah. Cabai merah merupakan komoditas yang

kebutuhannya terus meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dan

kemajuan teknologi (Salbiah et al., 2013).

Tanaman hortikultura ini tidak terlepas dari gangguan hama baik masa

pertumbuhan maupun pada pasca panen, Berdasarkan hasil observasi awal

didapatkan informasi bahwa faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan pada

tanaman cabai bermacam-macam, termasuk faktor dari kualitas bibit cabai yang

digunakan, kondisi lahan dan gangguan dari hama yang dapat menyebabkan

penurunan hasil panen.

Salah satu jenis hama yang menyebabkan kerusakan pada buah cabai

adalah lalat buah Bactrocera spp. Hama tersebut merupakan salah satu hama

utama tanaman cabai yang dapat menimbulkan kerugian cukup besar karena dapat

menyebabkan buah menjadi matang sebelum waktunya, busuk dan akhirnya

gugur. (Humaira, Tasik, & Masriatun, 2013). Selain itu rata-rata tingkat serangan

lalat buah pada tanaman cabai bisa mencapai 20-25% (Susanto, Supriyadi,

Susniahti, & Hafizh, 2017).

Pada Tanaman cabai rawit ataupun cabai merah besar seringkali

ditemukan buah yang rontok dan membusuk, baik sebelum masak maupun yang

sudah masak, kadangkala sering terlihat buah berwarna cokelat kehitaman atau

agak menguning dan pada bagian tertentu dari kulit buah cabai ditemukan adanya

bintik hitam yang berukuran sangat kecil, Hal tersebut menandakan bahwa buah

cabai tersebut telah terserang oleh hama lalat buah (Hasyim et al., 2014) .

Page 19: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

Melimpahnya populasi spesies lalat buah perlu diwaspadai karena dapat

menyebabkan kerusakan secara ekonomis pada buah cabai. Oleh karena itu,

diperlukan jenis attractant atau bahan pemikat lalat buah untuk memonitoring

ataupun mengendalikan populasi dari lalat buah. Telah lama diketahui bahwa

aroma yang dikeluarkan tumbuhan, serangga, atau hewan lainnya dapat

berpengaruh pada perilaku serangga. Aroma tertentu dari senyawa seperti Metil

Eugenol (ME) atau alpha-copaene yang berasal dari minyak atsiri dapat

digunakan sebagai zat pemikat serangga jantan atau paraferomon lalat buah

Tephritidae (Hort & Rivaie, 2014). Monitoring yang teratur menggunakan

attractant yang sesuai dapat membantu petani menentukan strategi pengendalian

terhadap hama lalat buah. Selain itu, penggunaan attractant yang tepat secara

terus-menerus dapat mengurangi populasi hama sehingga dapat menurunkan

serangan lalat buah terhadap tanaman yang dibudidayakan (Muryati, A.Hasyim, &

Riska, 2008).

Tanpa ada usaha pengendalian yang efektif dan efisien dikhawatirkan

produksi cabai akan semakin menurun sehingga kebutuhan cabai harus diimpor

dari negara lain. Sehingga perlu diupayakan cara lain yang ramah lingkungan

agar dapat menekan populasi lalat buah. Penggunaan attractant dengan

menggunakan bahan Metil Eugenol (C12H24O2) merupakan cara pengendalian

yang ramah lingkungan dan telah terbukti efektif. Salah satunya dengan

menggunakan attractant Metil Eugenol yang berasal dari minyak atsiri pada

tanaman serai wangi. Minyak serai (Cymbopogon nardus) dipilih sebagai

attractant karena tanaman ini selain memiliki kandungan eugenol, minyak serai

juga memiliki kandungan bahan hayati hasil metabolisme tumbuhan yang diduga

dapat berperan ganda dalam mengusir serta menangkap serangga (Aulani et al.,

2013) .

Ketika lalat buah jantan telah terpikat oleh attractant ekstrak serai wangi

yang digunakan, maka populasi lalat buah jantan akan semakin berkurang dan

tidak dapat membuahi lalat buah betina, sehingga tidak terjadi proses reproduksi

antara lalat buah jantan dan lalat buah betina. Hal ini lah yang diharapkan karena

dapat mengurangi populasi lalat buah yang terdapat diperkebunan cabai.

Page 20: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

Attractant dari Metil Eugenol yang terkandung dalam Serai wangi

memiliki kelebihan berasal dari bahan alami, sehingga tidak akan terjadi

kontaminasi terhadap buah cabai yang ada pada lahan tanaman cabai. Selain itu,

dengan menggunakan attractant Metil Eugenol akan mengurangi residu

berbahaya pada produk buah cabai serta mengurangi pencemaran lingkungan .

Oleh karena itu, hasil buah cabai yang akan dipanen nantinya tidak akan

terkontaminasi dengan bahan-bahan kimia yang membahayakan.

Berdasarkan Uraian diatas maka Peneliti tertarik untuk Meneliti

Pengaruh Ekstrak Serai Wangi (Cymbopogon nardus) Terhadap Daya Tarik

Lalat Buah Jantan Bactrocera spp. ( Diptera: Tephritidae) di Perkebunan

Cabai Muaro Jambi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja jenis Lalat Buah (Bactrocera spp.) yang terdapat di Perkebunan

Cabai Muaro Jambi?

2. Apakah Penggunaan Ekstrak Serai Wangi (Cymbopogon nardus) Berpengaruh

Terhadap Daya Tarik Lalat Buah Jantan Bactrocera spp. (Diptera :

Tephritidae) di Perkebunan Cabai Muaro Jambi?

3. Berapakah Konsentrasi Ekstrak Serai Wangi (Cymbopogon nardus) yang

Optimal Terhadap Daya Tarik Lalat Buah Jantan Bactrocera spp. (Diptera:

Tephritidae) di Perkebunan Cabai Muaro Jambi?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :

1. Mengetahui Jenis Lalat Buah (Bactrocera spp.) di Perkebunan Cabai Muaro

Jambi

2. Membuktikan adanya Pengaruh Penggunaan Ekstrak Serai Wangi

(Cymbopogon nardus) Terhadap Daya Tarik Lalat Buah Jantan Bactrocera

spp. (Diptera : Tephritidae) di Perkebunan Cabai Muaro Jambi

Page 21: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

3. Memperoleh Data Konsentrasi Ekstrak Serai Wangi (Cymbopogon nardus)

yang Optimal Terhadap Daya Tarik Lalat Buah Jantan Bactrocera spp.

(Diptera: Tephritidae) di Perkebunan Cabai Muaro Jambi

D. Manfaat Penelitian

Melalui Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, antara lain:

1. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis manfaat praktis yang diharapkan adalah seluruh tahapan

penelitian dan hasil penelitian yang diperoleh dapat memperluas wawasan dan

sekaligus memperoleh pengetahuan.

b. Bagi Ilmu Pengetahuan dapat memanfaatkan tumbuhan alami sebagai

attractant yang ramah lingkungan.

c. Bagi Masyarakat hasil Penelitian dapat dipergunakan sebagai suatu cara untuk

mengurangi penyebaran lalat buah dan dapat mencegah kerusakan buah cabai.

2. Manfaat Teoritis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna sebagai bahan masukan bagi

Ilmu Pengetahuan dan Hasil Penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai referensi

untuk menambah wawasan dan Pengetahuan serta dapat dipergunakan sebagai

pedoman pustaka untuk penelitian lebih lanjut dan diharapkan dapat digunakan.

Page 22: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik

1. Lalat Buah Bactrocera spp.

Lalat buah (Bactrocera spp.) termasuk ordo diptera. Diptera menyusun

salah satu dari ordo-ordo yang terbesar dari serangga, dan anggota-anggotanya

secara individual dan jenis yang banyak dan hampir terdapat dimana-mana. Famili

Tephritidae beranggotakan lalat-lalat yang berukuran kecil sampai sedang yang

biasanya mempunyai bintik-bintik atau pita (band) pada sayap-sayapnya.

Lalat buah berasal dari daerah tropis Asia dan Afrika serta subtropis

Australia dan Pasifik Selatan. Lalat buah masuk ke Indonesia sejak tahun 1920.

Pada saat ini lalat buah telah menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia yaitu

Sumatera, Jawa, Madura dan Kepulauan Riau (Isnaini, 2013).

Diptera kadang-kadang disebut dengan lalat-lalat dua sayap untuk

membedakan mereka dari “ lalat-lalat” pada ordo lain. Sebagai anggota ordo

Diptera, lalat buah hanya mempunyai dua sayap. Sayap yang berkembang adalah

sayap bagian depan. Sayap bagian belakang mengecil dan berubah menjadi alat

keseimbangan yang disebut halter. Halter ini berbentuk seperti kepala korek api.

Pada permukaannya terdapat bulu-bulu halus yang berfungsi sebagai indera

penerima rangsang dari lingkungan, terutama kekuatan aliran udara (Khotimah,

2008).

Lalat buah (Ordo Diptera, famili Tephritidae), terdiri atas ± 4000 spesies

yang terbagi dalam 500 genus. Tephritidae merupakan famili terbesar dari ordo

Diptera dan merupakan salah satu famili yang penting karena secara ekonomi

sangat merugikan. Stadium lalat buah yang paling merusak adalah larva, yang

pada umumnya berkembang didalam buah (Rahmanda, 2017).

Sekitar 35% spesies lalat buah yang menyerang buah-buahan yang berkulit

lunak, tipis, termasuk didalamnya buah-buahan komersial yang mempunyai nilai

ekonomis tinggi. Disamping menyerang buah-buahan yang lunak, sekitar 40%

larva lalat buah juga hidup pada bunga famili Asteraceae (Composite) : sedangkan

Page 23: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

selebihnya hidup pada bunga tanaman famili lainnya atau menjadi penggerek pada

daun, batang, atau jaringan akar (Rahmanda, 2017).

Lalat buah merupakan serangga yang menyerang berbagai jenis macam

buah-buahan, termasuk cabai yang dapat menyebabkan buah-buahan rusak, busuk,

dan berguguran. Sehingga hal tersebut mengakibatkan kerugian bagi para petani.

Masing-masing jenis lalat buah Bactrocera spp. yang menyerang tanaman yang

berbeda-beda. Jenis lalat buah yang menyerang tanaman cabai antara lain yaitu:

Bactrocera carambolae, Bactrocera umbrosa, dan Bactrocera dorsalis

(Rahmanda, 2017).

a) Taksonomi

Taksonomi adalah suatu ilmu mengenai klasifikasi dari makhluk hidup.

Taksonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu taxis yang berarti susunan atau

pengaturan, dan nomos yang berarti hukum atau aturan. Jadi, Taksonomi adalah

teori dan praktik klasifikasi makhluk hidup yang meliputi pemberian tata nama,

penyusunan secara sistematis kedalam suatu kelompok tertentu (Safita, 2014).

Klasifikasi lalat buah Bactrocera spp. Menurut Drew & Hancock

(1994) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Diptera

Famili : Tephritidae

Genus : Bactrocera

b) Siklus hidup

Siklus hidup lalat buah termasuk siklus hidup metamorfosis Holometabola

atau yang dikenal dengan metamorfosis Sempurna yang mempunyai 4 fase yang

terdiri dari telur, larva, pupa dan imago. Siklus hidup lalat buah Bactrocera spp.

Adalah sebagai berikut:

Page 24: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

Gambar.1 Siklus Hidup Bactrocera spp.

(Hasyim et al., 2014)

1. Telur

Telur Bactrocera spp. Berukuran panjang sekitar 2 mm dan berbentuk

elips hampir datar dibagian ujung ventral, cekung dibagian dorsal. Telur berwarna

putih berbentuk panjang dan runcing bagian ujungnya. Telur diletakkan secara

berkoloni didalam buah. Telur akan menetas menjadi larva dua hari setelah

diletakkan didalam buah (Isnaini, 2013).

Gambar.2 Telur Bactrocera spp.

(Hasyim et al., 2014)

Page 25: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

2. Larva

Larva ini berbentuk bulat panjang dengan salah satu ujungnya runcing.

Panjang larva tidak lebih dari 1 cm dan dapat dikenal dari kemampuannya untuk

meloncat. Ada 3 instar larva dalam waktu antara 6 sampai 10 hari didalam

jaringan tumbuhan, instar pertama sangat kecil, berwarna jernih dan bening

dengan permukaan seperti bentuk patahan. Larva ke-2 dan ke-3 berwarna putih

krem dan hampir sama, hanya saja larva ke-3 bentuknya lebih besar (Siwi et al.,

2006).

Larva instar 2 berukuran sedang dengan panjang 7-9 mm. Larva

Bactrocera spp. berwarna putih keruh atau putih kekuningan dengan dua bintik

hitam yang jelas, dua bintik hitam ini merupakan alat kait mulut. Larva

berkembang didalam daging buah selama 6-9 hari. Pada instar ke- 3, larva keluar

dari dalam daging buah akan menjatuhkan dirinya ke permukaan tanah lalu masuk

didalam tanah. Didalam tanah larva akan berubah menjadi pupa. Tingkat

ketahanan larva didalam tanah bergantung pada tekstur dan kelembapan tanah

(Isnaini, 2013).

Gambar.3 Larva Bactrocera spp.

(Hasyim et al., 2014)

Page 26: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

3. Pupa

Pupa awalnya dari berwarna putih, kemudian mengalami perubahan warna

menjadi kekuningan dan coklat kemerahan. Perkembangan pupa tergantung

dengan kelembapan tanah. Kelembapan tanah yang sesuai dengan stadium pupa

adalah 0-9 %. Masa perkembangan pupa antara 4-10 hari. Pupa berada didalam

tanah sekitar 2-3 cm dibawah permukaan tanah. Pupa berubah menjadi imago

setelah 13-16 hari kemudian (Isnaini, 2013).

Gambar.4 Pupa Bactrocera spp.

(Hasyim et al., 2014) 4. Imago

Panjang tubuh lalat dewasa sekitar 3,5 mm dan berwarna hitam

kekuningan. Ciri-ciri kepala terdiri dari antena, mata dan noda/ bercak pada muka.

Caput dan tungkai berwarna coklat. Thoraks berwarna hitam, abdomen terdapat

batas antar ruas atau tergit . Bagian sayap memiliki bentuk pola pembuluh sayap,

seperti costa, anal, median dan radius. Siklus hidup lalat buah dari telur sampai

imago berlangsung selama kurang lebih 27 hari (Siwi. et al., 2006).

Page 27: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

Gambar. 5 Imago Bactrocera spp.

(Hasyim et al., 2014)

c) Perkembangan lalat buah

Lalat buah mengalami perkembangan sempurna atau dikenal dengan

Holometabola yang memiliki 4 fase metamorfosis yaitu: telur, larva, pupa, dan

imago. Telur diletakkan pada buah berkelompok 2-15 butir. Lalat buah betina

dapat meletakkan telur 1- 40 butir/hari (Handayani, 2015).

Lalat buah betina memiliki alat peletak telur disebut ovipositor. Lalat

betina meletakkan telurnya di dalam buah sedalam 2-4 mm melalui kulit buah.

Telur lalat buah berbentuk seperti pisang memiliki ukuran panjang dan lebar 1,17

× 0,21 mm, lalat buah betina dapat meletakkan 10 sampai 12 telur setiap hari dan

sekitar 200-250 telur selama hidupnya (Rahmawati, 2014).

Menurut Murad (2004) bahwa jumlah populasi spesies lalat buah pada

suatu areal pertanaman akan selalu dipengaruhi oleh keadaan vegetasi tanaman

dan ketersediaan buah-buahan disekitar tempat pengamatan. Lebih tinggi

keragaman vegetasi akan selalu memberi peluang untuk kita dapat menangkap

populasi lalat buah (Anny, Tulung, & Pelealu, 2015).

Page 28: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

d) Karakter morfologi

Morfologi umum Sebagai anggota dari Filum Arthopoda dan Kelas Insekta

maka lalat buah juga mempunyai ciri-ciri, yaitu: Tubuh terdiri dari tiga bagian,

yaitu kepala (caput), rongga dada (thoraks), dan rongga perut (abdomen), Tubuh

tersusun atas ruas-ruas yang masing-masing terdiri dari dua lempeng skeletal yang

ringan namun kuat, Sayap berjumlah sepasang, ciri morfologis yang dirujuk oleh

nama ordo lalat buah, yaitu Diptera yang berarti “bersayap dua” karena sayap

belakang termodifikasi menjadi petiol, dan Alat mulut bertipe penyerap dengan

bentuk alat mulut serupa Probosis sedangkan larva lalat buah yang disebut sindat

mempunyai kait berlubang untuk meretas jaringan tanaman (Suputa & Putra,

2013).

Lalat buah dewasa memiliki panjang tubuh sekitar 5 mm, dengan sayap

berukuran 10 mm. Lalat buah dewasa antara jantan dan betina memiliki perbedaan

di daerah posteriornya yaitu ovipositor. Ovipositor hanya dimiliki lalat buah

betina untuk peletakan telur sedangkan jantan tidak. Ukuran ovipositor setelah

mengalami pertumbuhan maksimal yaitu sepanjang 3 mm (Rahmawati, 2014).

Gambar.6 Morfologi tubuh lalat buah dengan bagian-bagiannya (dari arah dorsal )

(Ms, Creese, & Cooper, 2007)

Page 29: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

Gambar. 7 Morfologi tubuh lalat buah dengan bagian-bagiannya (dari arah lateral)

(Ms et al., 2007)

1. Caput

Caput lalat buah berbentuk bulat agak lonjong. Antena tersusun dari tiga

ruas dan pada beberapa spesies terdapat noktah warna yang khas, dan sering

digunakan sebagai ciri spesies. Pada ruas ketiga antena terdapat rambut yang

disebut arista. Selain itu beberapa spesies lalat buah dapat dikenali melalui

noktah hitam pada bagian depan wajah yang disebut dengan facial spot (Suputa &

Putra, 2013).

Gambar. 8 Caput Lalat Buah

(Ms et al., 2007)

Page 30: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

2. Thoraks

Bagian dorsal rongga dada lalat buah mudah dikenali oleh warna-warna

cerah, yang membedakannya dengan jenis lalat buah yang lain (Suputa & Putra,

2013). Berikut beberapa jenis Pola Thoraks pada beberapa spesies Bactrocera

spp. :

Gambar. 9 Pola thoraks Bactrocera dorsalis

(Ms et al., 2007)

Pada lalat buah Bactrocera dorsalis memiliki skutum thoraks berwarna hitam.

(Bruce, 2013)

Gambar .10 Pola thoraks Bactrocera umbrosa

(Ms et al., 2007)

Page 31: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

Pada Thoraks Lalat buah Bactrocera umbrosa dibagian Skeletum

berwarna hitam dan terdapat pita kuning dibagian lateral kedua sisinya (Bruce,

2013).

Gambar . 11 Pola thoraks Bactrocera carambolae

(Ms et al., 2007)

Pada Thoraks lalat buah Bactrocera carambolae pada bagian skutum

kebanyakan berwarna hitam suram dengan pita/ band berwarna kuning dikedua

sisi lateralnya (Bruce, 2013).

3. Abdomen

Jika dilihat dari arah dorsal, pada abdomen lalat buah terdapat gambar

dengan pola khas, misalnya huruf T. pada kebanyakan lalat buah, abdomen

berwarna dasar coklat tua atau coklat muda atau hitam keabu-abuan. Ciri utama

pada bagian abdomen yang digunakan dalam identifikasi adalah gambar pola T

ada tidaknya, antar terga kedua dan seterusnya menyatu dan pola warna pada terga

(Suputa & Putra, 2013). Perbedaan pola abdomen pada beberapa spesies

Bactrocera spp. tersaji pada Gambar berikut:

Page 32: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

Gambar. 12 Pola Abdomen Bactrocera dorsalis

(Ms et al., 2007)

Pola Abdomen lalat buah Bactrocera dorsalis berwarna orange dan

terdapat tanda hitam yang tipis dibagian pinggir. (Bruce, 2013)

Gambar. 13 Pola Abdomen Bactrocera umbrosa

(Ms et al., 2007)

Abdomen pada lalat buah Bactrocera umbrosa berwarna coklat orange

dengan pola-pola hitam membentuk huruf T (Bruce, 2013).

Page 33: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

Gambar .14 Pola Abdomen Bactrocera carambolae

(Ms et al., 2007)

Abdomen pada lalat buah Bactrocera carambolae dicirikan dengan pola

huruf T yang jelas dan terdapat pola hitam berbentuk segi empat (Bruce, 2013).

4. sayap

Pada bagian sayap ciri utama yang digunakan adalah basal costal, costal,

anal streak.

Gambar. 15 Pola Venasi Sayap pada spesies Bactrocera spp.

secara Umum

(Ms et al., 2007)

Keterangan:

costa : Pembuluh sayap sisi anterior

anal : Pembuluh sayap sisi posterior

Page 34: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

r-m : Pembuluh Sayap Melintang

R2+3 : Radius disepertiga apikal anterior

R4+5 : Radius dipuncak sayap

M : Median

Dm-cu : Pembuluh Sayap Melintang

Costal band : Pita pembuluh sayap sisi anterior

e) Ekologi Lalat Buah

Makrohabitat merupakan habitat bersifat global dengan kondisi

lingkungan yang bersifat umum` dan luas. Sementara Mikrohabitat adalah habitat

lokal dengan kondisi lingkungan yang bersifat setempat yang tidak terlalalu luas.

Beberapa faktor yang mempengaruhi habitat hidup lalat buah adalah suhu, curah

hujan, kelembapan, cahaya, angin, tanaman inang dan musuh alami (Susanto,

Supriyadi, Susniahti, & Hafizh, 2017).

Lalat buah dapat hidup dimana saja, selagi pada tempat tersebut terdapat

makanan yang merupakan sumber energi dan tempat perkembangbiakan yang

sangat esensial untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan populasi.

Berdasarkan makanannya lalat buah merupakan jenis serangga yang termasuk

kedalam kelompok fitofagus. Fitopagus merupakan insekta yang memakan

tumbuh-tumbuhan (Rahmanda, 2017) .

Lalat buah menyerang kurang lebih 125 spesies tumbuhan. Aktivitas lalat

buah dalam menentukan tanaman inang berdasarkan warna dan aroma lalat buah.

Melimpahnya suatu jenis serangga di suatu habitat dikarenakan daya dukung

wilayah tersebut sesuai terhadap kehidupan serangga. Daya dukung tersebut

berupa faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan serangga, baik berupa faktor

biotik (pakan, musuh alami) maupun faktor abiotik (iklim). Apabila kondisi suatu

wilayah mendukung berkembangnya suatu spesies maka spesies tersebut

populasinya akan melimpah, demikian juga sebaliknya (Muryati, A.Hasyim, &

Riska, 2008).

Page 35: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

f) Faktor Abiotik yang Mempengaruhi Perkembangan Lalat Buah

1. Suhu

Suhu berpengaruhi terhadap lama hidup dan mortalitas dari lalat buah.

Lalat buah dapat hidup dan dapat berkembang Pada suhu 10-30 0C. Artinya jika

suhu dibawah 100C

dan suhu diatas 30

0C

sulit untuk lalat buah dapat berkembang.

Selain itu pada suhu antara 25-300 C telur lalat buah dapat menetas dalam waktu

yang relative singkat yaitu 30-36 jam (Susanto et al., 2017).

2. Kelembaban

Kelembapan optimum pada lalat buah agar bisa hidup dengan baik yaitu

sekitar 62-90% . jika Kelembaban rendah dibawah 90% dapat meningkatkan

mortalitas imago, sedangkan pada kelembapan yang tinggi yaitu diatas 90% dapat

mengurangi laju peletakkan telur (Isnaini, 2013).

3. Curah hujan

Curah hujan yang tinggi juga menyebabkan populasi lalat buah meningkat

karena kemungkinan curah hujan memiliki hubungan terhadap pembuahan

tanaman inang dan masa pembuahan banyak terjadi ketika sering hujan (Susanto

et al., 2017).

4. Cahaya

Perkembangan lalat buah dipengaruhi oleh cahaya karena Imago akan

aktif pada keadaan yang terang yaitu pada saat siang hari, oleh karena itu lalat

buah betina yang mendapat sinar maka akan cepat bertelur (Isnaini,2013).

2. Tumbuhan yang menghasilkan Metil Eugenol

a. Klasifikasi Serai Wangi (Cymbopogon nardus)

Klasifikasi Tanaman Serai Wangi (Cymbopogon nardus) adalah sebagai

berikut (Heyne, 1987):

Kingdom : Plantae

Division : Magnoliophyta

Page 36: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

Kelas : Liliopsida

Ordo : Poales

Famili : Poaceae

Genus : Cymbopogon

Spesies : Cymbopogon nardus (L.) Rendle

b. Akar

Cymbopogon nardus merupakan tanaman rumput-rumputan tegak,

menahun dan mempunyai perakaran yang dalam dan sangat kuat. Akarnya

merupakan jenis akar serabut (Susanti, 2009).

Gambar.16 Akar Serai Wangi

(Dokumentasi Pribadi, 2018)

c. Batang

Batangnya berbentuk rumpun, pendek, dan bulat. Penampang lintang

batang berwarna merah. Batang tanaman ini tumbuh tegak lurus diatas tanah .

Kandungan dari serai yang utama adalah minyak atsiri dengan komponen Metil

Page 37: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

Eugenol, geraniol, sitronelol, Geranil asetat, sitronelil asetat, sitral, kavikol,

eugenol, elemol, kadinol, kadinen, vanilin, limonen, dan kamfen (Wang & Schw,

2010).

Gambar.17 Batang Serai Wangi

(Dokumentasi Pribadi, 2018)

d. Daun

Serai memiliki tipe daun tunggal, lengkap dan pelepah daunnya silindris,

gundul, seringkali bagian permukaan dalam berwarna merah, ujung berlidah

(ligula), helaian daunnya lebih dari separuh yang menggantung dan bila diremas

remasan tersebut berbau aromatik. (Susanti, 2009). Daunnya kesat, panjang dan

runcing. Tulang daun tanaman serai tersusun sejajar. Panjang daun sekitar 50-100

cm, sedangkan lebarnya kira-kira 2 cm.

Page 38: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

Gambar. 18 Daun Serai Wangi

(Dokumentasi Pribadi, 2018)

3. Metabolit Sekunder

Attractant merupakan zat yang bersifat menarik serangga dewasa,

memiliki kandungan bahan aktif diantaranya Metil eugenol, Cue lure dan

Trimedlure yang dijadikan penarik lalat buah. Penggunaan Attractant merupakan

pengendalian yang ramah lingkungan, tidak meninggalkan residu,

penangkapannya hanya bersifat spesifik pada lalat buah tidak menarik hama yang

bukan sasaran. Sehingga penggunaan attractant dalam pengendalian hama lalat

buah diharapkan dapat meminimalisir penggunaan insektisida. Setiap jenis

attractant memiliki daya tarik tersendiri terhadap spesies lalat buah. Setiap lalat

buah dari genus Bactrocera hanya akan tertarik pada senyawa-senyawa Metil

Eugenol, Cue lure dan Trimedlure serta akan menunjukan respon secara normal

hanya pada serangga jantan (Handayani, 2015).

Metil Eugenol dapat menarik lalat buah jantan Bactrocera spp. Tetapi

tidak untuk anggota subgenus B. bactrocera ( Zeugodacus) spp. dan menarik

beberapa spesies subgenus Ceratitis (Pardalapsis). Metil eugenol menunjukkan

pengaruh yang sangat besar bagi lalat buah sebagai senyawa attractant, karena

mengeluarkan aroma yang dapat menarik lalat buah untuk menghampirinya. Cue

Page 39: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

Lure dapat menarik lalat buah jantan Bactrocera spp. dan Dacus spp. Cue lure

umumnya dapat digunakan untuk menarik beberapa spesies lalat buah yang

berperan sebagai hama. Namun, sebagian besar jenis lalat buah yang tertarik oleh

attractant ini merupakan spesies lalat buah hutan yang terkategori sebagai spesies

non dominan dikarenakan memiliki jumlah individu serta sebaran lokasi yang

sangat terbatas. Sedangkan Trimedlure menarik lalat buah jantan subgenera

Ceratitis (Ceratitis) spp. dan C. (Pterandrus) spp. (Siwi et al., 2006). Dan diantara

penggunaan bahan aktif Metil Eugenol, Cue lure dan Trimedlure yang lebih

Efisien terhadap hama Bactrocera spp. adalah Metil Eugenol karena Jika

mencium aroma Metil Eugenol, lalat buah jantan akan berusaha mencari sumber

aroma tersebut dan memakannya (Handayani, 2015).

Lalat buah menggunakan sejumlah isyarat kimia dan isyarat visual untuk

menemukan inang berupa buah (Kurniawan., 2016). Kesesuaian antara isyarat

visual maupun kimia menentukan ketertarikan lalat buah terhadap inangnya.

Isyarat kimia dapat berupa bau yang dikeluarkan oleh buah maupun attractant

yang menyebabkan lalat buah tertarik mendekati arah bau atau attractant tersebut.

Sementara itu, lalat buah lebih tertarik pada bentuk, ukuran, dan warna alat

perangkap tertentu, hal ini lah yang disebut dengan isyarat Visual yang membantu

lalat buah menemukan inang nya (Shahabuddin, 2012).

ME merupakan attractant isyarat kimia menarik imago lalat buah jantan

dan warna kuning pada stainer trap adalah attractant visual karena memiliki

panjang gelombang 4240-4910 nm karena imago lalat buah dapat menerima

rangsangan visual dengan panjang gelombang 2540-6000 nm (Kurniawan, 2016).

Lalat buah jantan mengkonsumsi ME untuk menarik lalat buah betina, ME

yang telah dikonsumsi kemudian akan ditransformasikan dalam bentuk 2-(2-

propenyl)-4,5dimethoxyphenol (DMP) and (E)-coniferyl alkohol (CA) sebagai

hasil metabolisme yang bersifat feromon dan alomon. Metil Eugenol

menunjukkan pengaruh yang sangat besar bagi lalat buah sebagai senyawa

attractant, namun ME pada umumnya hanya menarik lalat buah jantan saja.

Lalat buah jantan yang siap kawin dapat dideteksi melalui bagian rectal

gland organ reproduksinya, terdapat sejumlah senyawa endogen yaitu 6-oxo-1-

Page 40: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

nonanol (OXO) dan komponen lain pada daerah rectal gland lalat buah jantan.

Selama musim kawin, senyawa ini akan dikeluarkan sehingga dapat menarik lalat

buah betina. Lalat buah jantan dapat memproduksi senyawa ini setelah

mengkonsumsi Metil Eugenol. ME yang telah dikonsumsi oleh lalat buah jantan

akan ditransformasikan dan diangkut melalui hemolymph ke rectal gland,

kemudian ME diakumulasi/diisolasi oleh rectal papillae dan disimpan dalam

bentuk seks feromon (Kurniawan, 2016).

4. Gejala Kerusakan Buah Cabai

Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas yang

banyak dibutuhkan dalam kehidupan sehari–hari. Selain itu volume kebutuhannya

terus meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dan kemajuan teknologi.

Kendala yang sering dihadapi dalam peningkatan produksi tanaman cabai ialah

gangguan hama dan penyakit. Salah satu hama yang menyerang tanaman cabai

adalah jenis Lalat Buah (Herlinda Siti, Mayasari Reka, Adam Triani, 2007).

Lalat buah khususnya lalat buah betina menyerang buah cabai dengan cara

menusukkan ovipositornya ke dalam buah cabai. Gejala serangan pada buah yang

terserang lalat buah, ditandai dengan adanya noda-noda kecil bekas tusukan

ovipositor. Buah yang baru ditusuk akan sulit dikenali karena hanya ditandai

dengan titik hitam yang kecil sekali. Telur menetas menjadi belatung dan

memakan bagian dalam buah cabai. Kerusakan pada daging buah bagian dalam

tidak dapat dilihat, karena permukaan buah tetap mulus. Namun, apabila buah

cabai di belah, maka akan terlihat biji-biji berwarna hitam, daging buah busuk,

lunak, dan ada belatung yang merupakan larva lalat buah. Luka tusukan lalat

buah dapat menyebabkan masuknya infeksi sekunder berupa penyakit busuk buah,

baik dari cendawan maupun bakteri. Pada tingkat serangan parah, buah cabai

banyak yang busuk dan rontok (Hasyim, 2014).

Page 41: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

Gambar. 19 Gejala serangan Bactrocera dorsalis pada buah Cabai

(Herlinda Siti, Mayasari Reka, Adam Triani, 2007)

Serangan lalat buah pada buah cabai tidak hanya menyerang buah yang

sudah matang saja, tetapi juga buah yang masih mengkal. Oleh karena itu, bila

ingin melakukan pengendalian lalat buah sebaiknya dilakukan pada buah cabai

yang menjelang mengkal atau masih mentah. Selain itu, Kerusakan pada buah

cabai yang diserang oleh imago lalat buah sangat dipengaruhi oleh umur buah.

Hal ini dikarenakan umur buah juga merupakan salah satu faktor yang

memperngaruhi kematangan dari buah cabai.

Kriteria kematangan pada buah cabai memberikan informasi yang jelas

mengenai tingkat kerusakan pada buah cabai. Berikut ini adalah beberapa kriteria

kematangan buah cabai:

Gambar. 20 Kriteria buah cabai : Matang, Mengkal, Mentah

(Herlinda Siti, Mayasari Reka, Adam Triani, 2007)

Page 42: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

Menurut Endah (2003) lalat buah Bactrocera dorsalis umumnya

menyerang buah yang matang atau setengah matang. Menurut Kalie (1992) buah

yang matang atau menjelang matang mengeluarkan aroma ekstraksi ester dan

asam organik yang semerbak sehingga mengundang lalat buah untuk datang dan

meletakkan telur. Tingkat kerusakan pada buah yang matang lebih tinggi dari

pada buah mengkal. Hal itu terjadi oleh pengaruh buah matang yang teksturnya

lebih lunak sehingga kerusakannya lebih mudah terlihat dari pada buah mentah

dan mengkal, dikarenakan buah yang mentah atau mengkal masih keras sehingga

kerusakannya tidak terlihat (Herlinda Siti, Mayasari Reka, Adam Triani, 2007).

5. Tanaman Inang Lalat Buah

Lalat buah termasuk hama poliphagous atau mempunyai banyak tanaman

alternatif. Jika tanaman utamanya sedang tidak berbuah. Salah satu kendala dalam

upaya pemantapan produksi buah-buahan adalah terjadi serangan organisme

pengganggu tanaman (OPT). Hama lalat buah, khususnya dari jenis Bactrocera

spp. adalah hama yang merugikan. Hama ini telah tersebar hampir disemua

kawasan Asia-Pasifik, dengan lebih dari 26 jenis inang, antara lain belimbing,

jambu biji, tomat, cabai merah, melon, apel, nangka kuning, manga, jeruk, jambu

air dan lainnya (Khotimah, 2008).

Tanaman hortikultura merupakan salah satu andalan petani di beberapa

daerah di Indonesia, sebagai sumber pangan dan pendapatan, serta sumber devisa

melalui ekspor sayur dan buah-buahan. Akan tetapi, usaha tani tanaman

hortikultura ini tidak terlepas dari ancaman kerugian yang besar, antara lain akibat

gangguan serangga hama. Lalat buah merupakan salah satu serangga hama

penting bagi tanaman hortikultura. Serangan lalat buah menyebabkan kerugian

baik secara kuantitas maupun kualitas (Hort & Rivaie, 2014).

Page 43: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

6. Kerangka Pikir

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian relevan merupakan tinjauan terhadap sejumlah penelitian yang

telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya guna menghindari kemungkinan

adanya duplikasi terhadap penelitian yang sejenis dan untuk menunjukkan

bahwa topik yang akan diteliti belum pernah diteliti dalam konteks yang sama.

APLIKASI

LAPANGAN

Lalat buah jantan ♂

Spesimen Analisis

Data

Identifikasi

Stainer Trap

Ekstraksi batang serai Wangi

dengan konsentrasi 40%,

60%,80%, dan 100%

Anova

One Way

Spesies

Buku Kunci

Determinasi:

1.Susetya.2013

2.Siwi.2006

3. Darwin.2008)

Pembuatan

Ekstrak Alami

Perkebunan

Cabai

Koleksi pasif

Page 44: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

Tabel .1

Hasil Penelitian yang Relevan

No Nama Judul Hasil penelitian Persamaan Perbedaan

1. Pengaruh

Ekstrak Serai

(Andropogon

nardus L.)

Terhadap

Kunjungan

Lalat Buah

(Bactrocera

dorsalis

Hendel.)

Dari hasil penelitian

terealisasi bahwa lalat

buah Bactrocera dorsalis

Hend. Lebih banyak

mengunjungi ekstrak serai

dengan dosis yang lebih

tinggi (4 ml) dari pada

ekstrak dengan dosis yang

lebih rendah.

Menggunakan

attractant

alami untuk

Lalat Buah.

penelitian ini

mengkaji tentang

Pengaruh ekstrak

serai terhadap

Kunjungan lalat

buah tingkat

Spesies yaitu

(Bactrocera

dorsalis Hendel.)

sedangkan

penelitian yang

akan peneliti

lakukan yaitu

pengaruh ekstrak

serai wangi

(Cymbopogon

nardus) terhadap

Daya Tarik

Lalat Buah

Jantan tingkat

Genus

Bactrocera spp.

(Diptera:

Tephritidae)

Page 45: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

2. Pengaruh

Minyak Kayu

Putih

(Melaleuca

leucadendron

L.) dan

Minyak Serei

(Cymbopogon

nardus L.)

Serta

Campurannya

Terhadap

Tangkapan

Lalat Buah

Bactrocera

Hasil penelitian ini

menyatakan bahwa jenis

lalat buah yang

terperangkap ada dua

jenis yaitu Bactrocera

dorsalis dan Bactrocera

umbrosa. Penggunaan

beberapa attractant alami

yang digunakan

menunjukkan bahwa

tangkapan lalat buah

dengan attractant Minyak

serei lebih banyak

dibandingkan dengan

menggunakan attractant

minyak kayu putih dan

Campurannya.

Menggunakan

attractant

alami untuk

lalat buah

Penelitian ini

menggunakan

attractant Minyak

Kayu Putih

(Melaleuca

leucadendron L.)

dan Minyak Serei

(Cymbopogon

nardus L.)

sedangkan

Penelitian saya

menggunakan

ekstrak Serai

wangi

(Cymbopogon

nardus)

3. Uji

Kemampuan

Beberapa

Konsentrasi

Ekstrak Daun

Selasih Ungu

(Ocimum

sanctum L.)

Sebagai

Atraktan

Lalat Buah

Pada

Pertanaman

Jambu Biji

Hasil penelitian ini

menyatakan bahwa

Konsentrasi ekstrak daun

selasih ungu 80% lebih

mampu digunakan sebagai

attractant untuk

memerangkap lalat buah

spesies B. dorsalis Hendel

dengan rata-rata jumlah

lalat buah jantan

terperangkap 282,20 ekor

dan rata-rata lalat buah

betina terperangkap 0,4

ekor. Konsentrasi ekstrak

Menggunakan

attractant

alami untuk

lalat buah

Penelitian ini

menggunakan

attractant Ekstrak

Daun Selasih

Ungu (Ocimum

sanctum L.) dan

di lakukan pada

Pertanaman

Jambu Biji

sedangkan

Penelitian saya

menggunakan

ekstrak Serai

wangi

Page 46: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

(Psidium

guajava L.)

daun selasih ungu 80 %

mampu sebagai attractant

untuk memerangkap lalat

buah B. umbrosa

Fabricius dengan rata-rata

jumlah lalat buah jantan

terperangkap 3,2 ekor.

(Cymbopogon

nardus) dan

dilakukan di

Perkebunan

Cabai.

4. Pemanfaatan

Minyak Sereh

(Andropogon

nardus L.)

sebagai

atraktan

berperekat

terhadap

Lalat Buah

(Bactrocera

spp.) Pada

Pertanaman

Mangga

Attractant mampu

bertahan selama 6 hari

dan memberikan hasil

yang baik dalam menarik

lalat buah.

Menggunakan

attractant

alami untuk

lalat buah

Penelitian ini

dilakukan Pada

Pertanaman

Mangga

sedangkan

Penelitian saya

dilakukan di

Perkebunan Cabai

Page 47: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat Penelitian dilakukan di perkebunan Cabai Sungai Duren

Kabupaten Muaro Jambi. Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret - April

2019.

B. Alat dan Bahan

1. Alat dan bahan pembuatan ekstrak Serai wangi

Alat yang digunakan dalam pembuatan ekstrak adalah blender, botol

saring. Sedangkan bahan yang digunakan dalam pembuatan ekstrak adalah

tanaman serai wangi 3 kg, aquades, dan kertas saring.

2. Alat dan bahan pembuatan perangkap/ strainer trap

Alat yang digunakan untuk pembuatan perangkap atau strainer trap adalah

botol bekas air mineral, kawat, carter dan gunting sedangkan bahan yang

digunakan adalah kapas dan air.

3. Alat dan bahan yang diperlukan dilokasi penelitian

Alat dan bahan yang digunakan di lokasi penelitian adalah hand counter,

kamera, stainer trap (perangkap yang telah dimodifikasi) dan ekstrak serai wangi

sebagai attractant.

C. Prosedur kerja/Langkah-Langkah Kerja

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

eksperimen. Dalam penelitian eksperimen terdapat perlakuan (treatment), maka

dari itu “ penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam

kondisi yang terkendalikan (Sugiyono. 2016).

Page 48: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

Penelitian ini dapat digolongkan kedalam jenis penelitian murni (sains).

Penelitian ini di lakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL).

“Rancangan Acak Lengkap (RAL) digunakan untuk percobaan yang mempunyai

media atau tempat percobaan yang seragam atau homogen, sehingga RAL banyak

digunakan untuk percobaan dilaboratorium, rumah kaca, dan peternakan (

Sastrosupadi, 2018).

Percobaan dalam penelitian ini dilakukan dengan 4 perlakuan dan 1

kontrol. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga jumlah unit

percobaan adalah 5 x 3 = 15. Adapun konsentrasi ekstrak serai wangi yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu 40%, 60%, 80 % dan 100%.

Tabel. 2

Denah Percobaan di Lapangan

(1)

A1

(2)

A2

(3)

A3

(4)

A4

(5)

A5

(6)

A2

(7)

A3

(8)

A4

(9)

A5

(10)

A1

(11)

A3

(12)

A4

(13)

A5

(14)

A1

(15)

A2

Keterangan:

A1 : Tanpa Perlakuan (Kontrol)

A2 : perangkap dengan konsentrasi ekstrak 40 %

A3 : perangkap dengan konsentrasi ekstrak 60 %

A4 : perangkap dengan konsentrasi ekstrak 80 %

A5 : perangkap dengan konsentrasi ekstrak 100 %

Pelaksanaan Penelitian

1. Studi Pendahuluan

Observasi lokasi penelitian dilakukan pada bulan Januari 2019, Observasi

bertujuan untuk mencari informasi tempat atau lokasi yang strategis untuk

Page 49: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

dijadikan sebagai tempat penelitian dengan cara mengenali kondisi dari tempat

tersebut. Mengetahui riwayat aplikasi pestisida dan jenis pestisida yang digunakan

diperkebunan cabai, dan mengetahui hama – hama yang ada pada tanaman cabai.

2. Pembuatan Ekstrak Serai wangi

Pembuatan ekstrak serai wangi dilakukan dengan cara :

a. Pertama, Batang Serai dicuci dan kemudian dipotong kecil-kecil agar lebih

mudah untuk diblender.

b. Kemudian hasil blender dimasukkan kedalam wadah baskom dan didiamkan

selama 1X24 jam

c. Selanjutnya dilakukan penyulingan secara sederhana yaitu menggunakan botol

untuk menampung hasil sulingan, sedangkan pada bagian mulut botol

dipasang kertas saring.

d. Hasil saringan tersebut kemudian disimpan untuk dijadikan sebagai bahan

pemikat atau attractant.

3. Pembuatan Perangkap dan Pemberian Perlakuan pada Perangkap

Dalam teknik pengambilan data, alat yang dipergunakan adalah Stainer

trap yang dimodifikasi menggunakan botol bekas air mineral 600 ml. bagian sisi

samping botol dilubangi sebagai jalan masuknya lalat buah. Pada bagian tengah

tutup botol dilubangi sebagai jalan masuk kawat yang berfungsi sebagai tempat

untuk mengaitkan kapas. Adapun bentuk perangkap strainer trap yang telah

dimodifikasi dengan botol bekas sebagai berikut:

Page 50: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

Gambar 21. perangkap strainer trap yang telah dimodifikasi dengan botol bekas

(Kardinan, 2007)

Ada 4 perlakuan dan satu kontrol yang akan diberikan pada masing-

masing perangkap, yaitu untuk perangkap pertama hanya ditetesi air (tanpa

pemberian perlakuan menggunakan attractant pada kapasnya), untuk perangkap

kedua diberikan perlakuan ekstrak serai wangi dengan konsentrasi 40% pada

kapasnya. Perangkap ketiga diberikan perlakuan ekstrak serai wangi dengan

konsentrasi 60 % pada kapasnya. Perangkap keempat diberikan perlakuan ekstrak

serai wangi dengan konsentrasi 80% pada kapasnya, perangkap kelima diberikan

ekstrak serai wangi 100% pada kapasnya. Untuk masing-masing perangkap sudah

diberikan air pada dasar perangkapnya tanpa menyentuh kapas.

4. Peletakan Perangkap dan Koleksi Lalat Buah

Perangkap diletakkan pada cabang pohon, perangkap diletakkan pada pagi

hari sekitar jam 07.00 WIB. Dan koleksi lalat buah dilakukan pada sore hari

sekitar jam 17.00 WIB. Pengulangan perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali, setiap

pengulangan dilakukan pertukaran secara acak sederhana (Aulani et al., 2013).

D. Analisis data

1. Identifikasi karakter morfologi

Identifikasi lalat buah Bactrocera spp. Dilakukan di Laboratorium

Karantina Hewan/Tumbuhan oleh Ahli.

Page 51: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

2. Afektivitas Lalat Buah yang mendatangi Ekstrak Serai Wangi Dianalisis

dengan

Menggunakan Anova One Way untuk Melihat Perbandingan Antara:

a. Tanpa ekstrak Serai Wangi (Kontrol)

b. Ekstrak Serai Wangi dengan konsentrasi 40 %

c. Ekstrak Serai Wangi dengan konsentrasi 60 %

d. Ekstrak Serai Wangi dengan konsentrasi 80 %

e. Ekstrak Serai Wangi dengan konsentrasi 100 %

Langkah-langkah analisis Anova satu jalur sebagai berikut:

1. Menggunakan tabel data pengamatan

2. Menentukan derajat bebas (db) untuk perlakuan, galat, dan total:

a. Db Perlakuan : Jumlah Perlakuan

b. Db Galat : db total-db perlakuan

c. Db total : jumlah seluruh observasi

3. Menghitung Jumlah Kuadrat (JK)

a. t = jumlah perlakuan , r = jumlah ulangan

b. Faktor Korelasi (FK) =

c. JK total = Yij2 –

FK

d. Jumlah perlakuan =

e. JK = JK Total – JK Perlakuan

4. Menghitung Kuadrat Tengah (KT)

a. KT Perlakuan =

b. KT Galat =

5. Fhitung =

dibandingkan dengan Ftable

6. Mengamati tabel F taraf 5%

7. Mengisi tabel ANOVA dengan nilai yang diperoleh

Page 52: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

Tabel. 3

ANOVA Satu Jalur

Sumber

Keragaman

(SK)

Derajat

bebas (Db)

Jumlah

Kuadrat

(JK)

Kuadrat

Tengah

(KT)

F hitung F tabel 5 %

Perlakuan t-1 JK P JK P / (t-1) KTP/KTG

Galat (rt-1) – (t-

1)

JK G JK G/ rt-t)

Total rt-1 JKP + JKG

Sumber : ( Sastrosupadi, 2018).

Uji ANOVA hanya memberikan indikasi tentang ada tidaknya beda antara

rata-rata dari seluruh perlakuan. Namun, belum memberikan informasi tentang

ada tidaknya perbedaan antara individu perlakuan yang satu dengan individu

perlakuan yang lainnya. Sederhananya bila ada 5 perlakuan yang ingin diuji,

misalnya perlakuan A, B, C, D, dan E, maka bila uji ANOVA menginformasikan

adanya perbedaan yang signifikan antar, maka dapat disimpulkan bahwa secara

keseluruhan terdapat perbedaan yang signifikan antar rata-rata perlakuan. Namun,

belum tentu rata-rata perlakuan A berbeda dengan perlakuan B, dan seterusnya.

Untuk uji yang lebih mendalam maka mesti dilakukan uji lanjut (Post hoc test).

Pada penelitian ini menggunakan jenis uji lanjut berupa uji BNt (Beda

Nyata terkecil) atau lebih dikenal dengan uji LDS (Least Significance Different)

adalah metode yang dikenalkan oleh Ronald Fisher. Metode ini menjadikan nilai

BNt atau nilai LDS sebagai acuan dalam menentukan apakah rata-rata dua

perlakuan berbeda secara statistik atau tidak.

Uji ini adalah prosedur perbandingan dari nilai tengah perlakuan (rata-rata

perlakuan) dengan menggunakan gabungan kuadrat tengah sisa (KTG/S) dan hasil

sidik ragam.

Page 53: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

Dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menghitung SD

2. Menghitung BNt taraf 5%

BNt 5 % = t SD

3. Membuat tabel BNt 5 %

4. Membandingkan nilai-nilai perlakuan dalam tabel dengan BNT taraf 5 %

5. Membuat keputusan taraf 5%

BNt diturunkan dari rumus uji t yang digunakan untuk membandingkan

dua nilai tengah yang memang berdekatan. Dalam prakteknya setelah ANOVA

nyata, maka digunakan untuk menguji seluruh pasangan perlakuan yang dicoba,

sehingga akan terjadi jugaperbandingan dua nilai yang minimum dengan

maksimum.

Untuk menghitung uji BNt atau LDS, kita membutuhkan beberapa data

yang berasal dari perhitungan sidik raga (ANOVA) yang telah dilakukan

sebelumnya. Secara lengkap rumusnya adalah sebagai berikut:

BNt = (t (db galat) √

s2

= ragam = Kuadrat Tengah (KT)

Untuk menggunakan uji ini, atribut yang diperlukan adalah:

a. Data rata-rata perlakuan,

b. Taraf nyata,

c. Derajad bebas / db galat,

d. Tabel t-student untuk menentukan nilai kritis uji perbandingan.

Untuk mencari nilai t ( db galat ) anda dapat melihatnya pada tabel

sebaran t- student pada taraf nyata dengan derajad bebas . untuk menentukan

Page 54: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

nilai t ( derajad bebas), harus berdasarkan nilai taraf nyata yang dipilih

(misalnya = 5%), dan nilai derajad bebas (db) galat.

BNt diturunkan dari rumus uji t yang digunakan untuk membandingkan

atau menguji dua nilai tengah yang memang berdekatan. Dalam praktiknya setelah

ANOVA nyata, maka digunakan untuk menguji seluruh pasangan perlakuan yang

dicoba, sehingga akan terjadi juga perbandingan dua nilai yang minimum dengan

maksimum.

Page 55: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Jenis Lalat Buah (Bactrocera spp.) yang terdapat di Perkebunan Cabai

Muaro Jambi

Berdasarkan hasil Identifikasi lalat buah (Bactrocera spp.) ditemukan

empat Jenis Lalat sebagai berikut:

Tabel . 4

Jenis Lalat Buah Bactrocera spp. yang ditemukan di Perkebunan Cabai Muaro

Jambi

No Family Scientific Name Common Name

1. Tephritidae Bactrocera umbrosa Lalat buah nangka

2. Tephritidae Bactrocera carambolae Lalat buah belimbing

3. Tephritidae Bactrocera papayae Lalat buah pepaya

4. Tephritidae Bactrocera occipitalis Lalat buah

1. Bactrocera umbrosa

Gambar . 22 Bactrocera umbrosa

(Dokumentasi Pribadi)

Page 56: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

Klasifikasi tingkatan taksonomi Bactrocera umbrosa sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Diptera

Famili : Tephritidae

Genus : Bactrocera

Speies : Bactrocera umbrosa

Spesies ini di Indonesia mempunyai daerah distribusi yang luas, dan

menyebar pula di Malaysia, Thailand dan Filipina. Akan tetapi daerah distribusi

secara rinci di Indonesia belum diketahui. Hardy (1982; 1983) hanya

menyebutkan Pulau Borneo. Tumbuhan inang lalat buah Bactrocera umbrosa

ini diantaranya nangka (A. heterophyllus), Cempedak (A. interger) dan Tanaman

Cabai (Capsicum sp) (Siwi et al. 2006).

Ciri- ciri spesies ini yaitu: terdapat bercak facial berbentuk bulat

berwarna hitam pada muka bagian belakang kepala. Torak berwarna hitam

dengan lateral postural vittae berwarna kuning dan terdapat sepasang skutelar.

Selain itu pada bagian sayap, pita costal mencapai hingga ujung sayap dan

terdapat pola melintang berjumlah tiga pada sayap (Suputa et al. 2013).

Page 57: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

2. Bactrocera carambolae

Gambar .23 Bactrocera carambolae

(Dokumentasi Pribadi)

Berdasarkan Klasifikasi tingkatan taksonomi sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Diptera

Famili : Tephritidae

Genus : Bactrocera

Speies : Bactrocera carambolae

Persebaran Bactrocera carambolae meliputi pulau Sumatera, Jawa,

Lombok, Sumbawa Bagian Timur dan Kalimantan. Daerah persebaran di luar

negeri meliputi Malaysia, Asia Tenggara, India, Thailand Selatan, Singapura,

Suriname, Kepulauan Andaman, Perancis Guinea dan Gunaya. Tanaman inang

spesies ini adalah berbagai macam buah-buahan seperti: belimbing , jambu biji ,

jambu air, cabai, tomat, nangka dan mangga (Siwi et al. 2006).

Page 58: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

Spesies ini memiliki ciri-ciri: Toraks dominan berwarna hitam tanpa

medial postsutural vittae dan mempunyai lateral postsutural vittae berwarna

kuning. Terdapat pita costal pada sayap hingga ujung sayap, abdomen berwarna

coklat oranye dengan garis hitam memanjang dan pola-pola persegi (Suputa et

al. 2013). Selain itu, pada bagian abdomen pada lalat buah Bactrocera

carambolae dicirikan dengan pola huruf T yang jelas (Bruce, 2013)

3. Bactrocera papayae

Gambar .24 Bactrocera papayae

(Dokumentasi Pribadi)

Berdasarkan Klasifikasi tingkatan taksonomi sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Diptera

Famili : Tephritidae

Genus : Bactrocera

Speies : Bactrocera papayae

Page 59: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

Spesies ini tersebar di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa

Tenggara, Sulawesi dan Papua Barat. Di luar negeri persebarannya meliputi

Brunei Darussalam, Pulau Christmas, Malaysia, Singapura, Thailand, Australia,

Selandia Baru, dan Papua Nugini. Tanaman inang spesies ini sangat banyak

yaitu pepaya, jambu mete, buah nina, srikaya, pinang, belimbing wuluh, tomat,

pisang, mangga, alpukat, terung dan ketapang. Sedangkan ciri-ciri yang dimiliki

Bactrocera papaya yaitu Torak berwarna hitam, terdapat postsutural vittae

lateral berwarna kuning, terdapat pita costal yang memanjang hingga mencapai

ujung sayap (Suputa et al. 2013).

4. Bactrocera occipitalis

Gambar . 25 Bactrocera occipitalis

(Dokumentasi Pribadi)

Berdasarkan Klasifikasi tingkatan taksonomi sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Diptera

Famili : Tephritidae

Genus : Bactrocera

Speies : Bactrocera occipitalis

Page 60: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

Tanaman inang Bactrocera occipitalis adalah Mangga dan Jambu biji.

Ciri-ciri spesies ini postsutural vittae lateral berwarna kuning, memiliki scutum

berwarna hitam, terdapat sepasang scutellar dan lateral postural vittae parallel.

2. Pengaruh Penggunaan Ekstrak Serai Wangi (Cymbopogon nardus)

terhadap Daya Tarik Lalat Buah Jantan Bactrocera spp.

Perlakuan Ekstrak Serai Wangi yang diterapkan di Perkebunan Cabai

yang terletak di Sungai Duren Muaro Jambi dengan Luas ± 1/8 Hektar, dan

jumlah bibit tanaman cabai yang ditanam petani ± 2000 bibit, dari hasil analisis

secara signifikan menunjukkan bahwa perlakuan Ekstrak serai wangi berpengaruh

nyata terhadap setiap konsentrasi yang diaplikasikan pada tanaman cabai. Dimana

dengan penggunaan ekstrak serai wangi sebagai attractant atau pemikat lalat buah

maka jumlah lalat buah yang terperangkap lebih banyak dibanding dengan

kontrol.

Gambar . 26 Lokasi Penelitian

Dokumentasi Pribadi)

Page 61: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

Gambar 27. Peletakan perangkap dengan berbagai konsentrasi dilokasi penelitian

(Dokumentasi Pribadi)

Data hasil pengamatan jumlah tangkapan lalat buah dianalisis

menggunakan ANOVA satu jalur pada taraf nyata 5%. Hasil analisis variansi satu

jalur disajikan pada tabel berikut:

Tabel.5

Hasil analisis variansi satu jalur pada penerapan Ekstrak serai wangi terhadap

daya tarik lalat buah jantan di perkebunan cabai Muaro Jambi

SK Db JK KT F hitung F tabel 5%

Perlakuan 4 31,6 7,9 4, 08 3, 48

Galat 10 19,34 1,934

Total 14 50,94 3,63 - -

Berdasarkan Tabel. 5 terlihat bahwa pengaruh penerapan ekstrak serai wangi

terhadap daya tarik lalat buah jantan menunjukkan bahwa F hitung > F tabel yaitu

pada taraf signifikan 5% adalah 4,08 > 3,48, artinya signifikan atau ada pengaruh

Page 62: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

dari perlakuan ekstrak serai wangi terhadap daya tarik lalat buah jantan di

perkebunan cabai Muaro Jambi.

Uji BNt sebagai uji lanjutan yang digunakan untuk mengetahui perbedaan

pengaruh antar perlakuan pada setiap perlakuan berdasarkan nilai rata-rata hasil

tangkapan lalat buah yang disusun dari nilai rata-rata perlakuan yang terkecil

hingga yang terbesar (Aulani et al., 2013).

Tabel. 6

Hasil uji (BNt) jumlah rata-rata tangkapan lalat buah setelah penerapan

perlakuan kontrol dan beberapa konsentrasi ekstrak serai wangi di Perkebunan

Cabai Muaro Jambi

Perlakuan Rata-Rata Notasi atas BNt 0,05

A1 Kontrol 0 A

A2 (40%) 1 Ab

A3 (60%) 2 Ab

A4 (80%) 2,3 Ab

A5 (100%) 4,33 B

BNt 0,05 2, 53

Data hasil perhitungan BNt 0,05 (Tabel.6) yang diperoleh dapat disimpulkan

bahwa perlakuan A1(Kontrol), A2 (40%), A3 (60%), A4 (80%) mempunyai

notasi huruf yang sama yaitu “ a”, yang artinya perlakuan A1(Kontrol), A2(40%),

A3(60%), A4 (80%) tidak berbeda nyata, begitu pula antara perlakuan A2(40%),

A3(60%), A4(80%) dan A5(100%) yang memiliki notasi huruf yang sama yaitu

“b” yang artinya perlakuan yang memiliki notasi huruf yang sama, memiliki

potensi yang sama sebagai pemikat lalat buah.

3. Konsentrasi Optimal Ekstrak Serai Wangi (Cymbopogon nardus) sebagai

Daya Tarik Lalat Buah Jantan Bactrocera spp.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, adapun konsentrasi

ekstrak serai wangi yang optimal digunakan sebagai attractant atau pemikat lalat

Page 63: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

buah adalah perlakuan dengan konsentrasi 100% yakni murni ekstrak serai tanpa

campuran air. Hal ini terbukti dari hasil pengamatan jumlah tangkapan lalat buah

yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Tabel. 7

Data Hasil Jumlah Tangkapan Lalat Buah dengan Perlakuan attractant serai

wangi

Ulangan

Jumlah Tangkapan Lalat Buah

Jumlah

Kontrol

(0%)

Perlakuan

(40%)

Perlakuan

(60%)

Perlakuan

(80%)

Perlakuan

(100%)

I

II

0

0

2

0

0

3

3

2

3

7

8

12

III 0 1 3 2 3 9

JUMLAH 0 3 6 7 13 29

Rata-Rata 0 1 2 2,3 4,33

Berdasarkan Tabel. 7 dapat dijelaskan bahwa perlakuan dengan perbedaan

penggunaan konsentrasi ekstrak serai wangi (Cymbopogon nardus)

mempengaruhi jumlah tangkapan lalat buah diperkebunan cabai, pada kontrol

(0%) jumlah tangkapan lalat buah yang diperoleh adalah 0, pada perlakuan (40%)

jumlah tangkapan lalat buah yang diperoleh adalah 3 ekor, pada perlakuan (60%)

jumlah tangkapan lalat buah yang diperoleh adalah 6 ekor, pada perlakuan (80%)

jumlah tangkapan lalat buah yang diperoleh adalah 7 ekor, dan pada perlakuan

(100%) jumlah tangkapan lalat buah yang diperoleh adalah sebanyak 13 ekor .

Distribusi hasil pengamatan jumlah tangkapan lalat buah dengan

penggunaan attractant ekstrak serai wangi dapat di visualisasikan dalam bentuk

grafik sebagai berikut:

Page 64: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

Gambar. 28 Jumlah Tangkapan Lalat Buah

Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa jumlah tangkapan lalat

buah dengan menggunakan attractant ekstrak serai wangi dari hasil yang tertinggi

sampai yang terendah adalah perlakuan (100%), (80%), (60%), (40%), dan (0%)

sebagai kontrol.

Berdasarkan Gambar. 28 dapat dilihat bahwa kontrol (A1) tidak diberi ekstrak

serai wangi tidak menghasilkan tangkapan lalat buah sehingga merupakan hasil

yang terendah dari semua perlakuan. Sedangkan penggunaan konsentrasi ekstrak

serai wangi 100% merupakan konsentrasi tertinggi mendapatkan jumlah

tangkapan lalat buah. Oleh karena itu, yang dapat dikatakan sebagai konsentrasi

yang optimal yang paling baik digunakan dalam penelitian ini adalah konsentrasi

100% karena jumlah lalat buah yang terperangkap paling banyak. Hal ini sejalan

dengan pernyataan Efendy dkk, (2010) bahwa jumlah imago lalat buah jantan

yang terperangkap dipengaruhi oleh konsentrasi yang diterapkan. Karena semakin

tinggi konsentrasi maka semakin banyak pula kandungan metil eugenol pada

ekstrak.

0

2

4

6

8

10

12

14

JUMLAH TANGKAPAN LALAT BUAH

BANYAKNYA LALAT BUAH

Page 65: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

Tabel . 8

Jumlah Lalat Buah yang terperangkap setiap hari

PERLAKUAN Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4 Jumlah

Kontrol 0 0 0 0 0

Konsentrasi 40% 1 1 1 0 3

Konsentrasi 60 % 3 1 1 1 6

Konsentrasi 80% 4 1 2 0 7

Konsentrasi 100% 8 3 1 1 13

Total 16 6 5 2 29

Dari tabel. 8 dapat dilihat bahwa lalat buah yang paling banyak

terperangkap pada hari ke-1 pemasangan perangkap yaitu sebanyak 16 ekor lalat

buah, pada hari ke-2 terdapat 6 ekor lalat buah yang terperangkap, hari ke-3 ada

5 lalat buah yang terperangkap dan pada hari ke-4 hanya 2 lalat buah yang

terperangkap. Terjadinya penurunan jumlah tangkapan lalat buah dikarenakan

hujan turun pada hari ke2 sehingga menyebabkan attractant pada perangkap ada

yang terkontaminasi dengan air sehingga aroma attractant nya berkurang bahkan

ada yang hilang. Selain itu, penurunan banyaknya tangkapan lalat buah

disebabkan karena pada setiap harinya kadar eugenol atau aroma dari ekstrak pada

perangkap selalu mengalami penguapan sehingga lama-kelamaan akan hilang

(Salbiah et al., 2013).

B. Pembahasan

Cabai merah (Capsicum annum L.) termasuk kedalam Famili Solonaceae.

Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi

penting di Indonesia. Secara umum cabai memiliki banyak kandungan gizi dan

vitamin. Diantaranya Kalori, Protein, Lemak, Kabohidarat, Kalsium, Vitamin A,

B1 dan Vitamin C. Selain digunakan untuk keperluan rumah tangga, cabai juga

dapat digunakan untuk keperluan industri diantaranya, industri bumbu masakan,

Page 66: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

industri makanan dan industri obat-obatan atau jamu. Salah satu kendala utama

dalam sistem produksi cabai di Indonesia adalah adanya serangan lalat buah pada

tanaman cabai. Jenis lalat buah yang menyerang buah di Indonesia adalah dari

genus Bactrocera terutama dari spesies B. dorsalis Hendel Compleks yang dapat

menyebabkan kehilangan hasil; sampai 100% (Azmal dan Fitriany 2006). Cabai

yang terserang sering tampak sehat dan utuh dari luar tetapi bila dilihat di

dalamnya membusuk dan mengandung larva lalat (Shahabuddin, 2011).

Klasifikasi Tanaman Cabai merah

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Solonales

Famili : Solonaceae

Genus : Capsicum

Spesies : Capsicum annum L.

Lalat buah Genus Bactrocera merupakan salah satu hama utama yang

menyerang tanaman cabai. Lalat buah (Ordo Diptera, famili Tephritidae), terdiri

atas ± 4000 spesies yang terbagi dalam 500 genus. Tephritidae merupakan famili

terbesar dari ordo Diptera dan merupakan salah satu famili yang penting karena

secara ekonomi sangat merugikan. Stadium lalat buah yang paling merusak adalah

larva, yang pada umumnya berkembang di dalam buah.

Pada proses penelitian diperoleh empat jenis lalat buah yang terperangkap

pada perangkap lalat buah yang telah dipasang, yaitu dari spesies Bactrocera

umbrosa, Bactrocera carambolae, Bactrocera papayae dan Bactrocera

occipitalis. Bactrocera umbrosa dan Bactrocera carambolae merupakan hama

lalat buah yang menyerang tanaman cabai yang mengakibatkan kerusakan

terhadap buah cabai (Siwi. et al., 2006). Lalat buah Bactrocera papayae adalah

jenis lalat buah yang meyerang tanaman pepaya, mangga, dan pisang. Sedangkan

Bactrocera occipitalis merupakan jenis lalat buah yang menyerang tanaman

mangga dan jambu biji (Siwi et al., 2006).

Page 67: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

Pada lingkungan tempat penelitian berlangsung memang ditanami

berbagai jenis buah dan sayur, diantaranya: terung, pare, jambu biji, tomat, pisang

dan lainnya. spesies Bactrocera occipitalis masuk kedalam perangkap penelitian

dikarenakan dilingkungan tempat penelitian berlangsung, terdapat tanaman

inangnya dan spesies ini juga tertarik akan aroma dari attractant yang terdapat

dalam perangkap.

Menurut Ye et al., (2007), fluktuasi populasi lalat buah terjadi karena

faktor iklim (abiotik) yang berupa suhu, curah hujan, jumlah hari hujan,

kelembaban dan sinar matahari. Faktor suhu dan kelembaban dapat

mempengaruhi fluktuasi populasi lalat buah dilapangan, karena dapat

memengaruhi perkembangan dan reproduksi lalat buah. Sedangkan curah hujan

dan jumlah hari hujan yang tinggi dapat menyebabkan populasi lalat buah

meningkat. Faktor biotik berupa fenologi tanaman inang, potensi inang lain, serta

musuh alami juga berperan terhadap fluktuasi populasi lalat buah pada lahan

pertanaman (Susanto, Supriyadi, Susniahti, & Hafizh, 2017).

Kondisi lingkungan seperti Curah hujan memang sangat berpengaruh

terhadap fluktuasi populasi lalat buah. Namun, curah hujan tidak mendukung saat

penelitian berlangsung. Lalat buah yang terperangkap pada hari ke-1 sebanyak 16

ekor, sedangkan pada hari ke-2 mengalami penurunan yaitu hanya 6 ekor lalat

buah yang terperangkap, hari ke-3 terdapat 5 ekor lalat buah yang terperangkap

dan pada hari ke-4 hanya ada 2 ekor lalat buah yang terperangkap. Pada hari ke-2

saat perangkap telah dipasang terjadi hujan yang merupakan salah satu faktor

penyebab berkurangnya jumlah tangkapan lalat buah. Hal ini dikarenakan saat

hujan turun perangkap yang dibuat secara standar dapat menyebabkan attractant

yang ada didalamnya akan terkontaminasi dengan air hujan, sehingga kadar atau

aroma dari ekstrak akan berkurang bahkan hilang karena telah tercampur dengan

air hujan.

Selain curah hujan, faktor lain yang menyebabkan sedikitnya jumlah

tangkapan lalat buah pada penelitian ini adalah karena petani secara rutin

menyemprotkan pupuk organik di perkebunan cabai, sekitar 3 hari sekali, Hal ini

yang menyebabkan berkurangnya populasi lalat buah yang ada disana. Hal ini

Page 68: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

juga merupakan faktor penyebab sedikitnya jumlah tangkapan lalat buah pada

penelitian ini.

Ketersediaan buah sebagai inang serta musuh alami juga berpengaruh

terhadap jumlah populasi lalat buah pada suatu wilayah tertentu. Aktivitas lalat

buah dalam menemukan tanaman inang ditentukan oleh warna dan aroma dari

buah inang Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Susanto et al., 2017

yang menyatakan bahwa Semakin banyak ketersediaan inang cabai merah dilahan

maka semakin besar kemungkinan meningkatnya populasi lalat buah pada

tanaman tersebut. Hal ini dikarenakan lalat buah menggunakan sejumlah isyarat

visual maupun isyarat kimia untuk menemukan inang berupa buah ataupun

sayuran.

Berdasarkan hasil pengamatan jumlah tangkapan masing-masing

perangkap berbeda berdasarkan nilai rata-ratanya. Nilai rata-rata perangkap tanpa

perlakuan (kontrol) adalah 0. Sedangkan perangkap dengan perlakuan ekstrak

serai wangi 40 % rata-rata lalat buah yang terperangkap adalah 1, perangkap

dengan perlakuan ekstrak serai wangi 60% rata-rata lalat buah yang terperangkap

adalah 2, perangkap dengan perlakuan ekstrak serai wangi 80% rata-rata lalat

buah yang terperangkap adalah 2,3, dan untuk perangkap dengan perlakuan

ekstrak serai wangi 100% rata-rata lalat buah yang terperangkap adalah 4,33.

Perbedaan yang terjadi pada setiap rata-rata perlakuan diduga karena

semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang digunakan maka semakin tinggi pula

kandungan eugenol dan aroma yang dihasilkan, maka akan semakin banyak pula

jumlah lalat buah yang akan terperangkap. Hal ini didukung oleh pernyataan

Ntonifor dkk (2010) yang menyatakan bahwa peningkatan konsentrasi yang

digunakan dapat meningkatkan kemampuan attractant dalam menarik hama lalat

buah (Analysis, 2015).

Meskipun kadar eugenol yang terdapat pada serai wangi tidak banyak,

karena kandungan terbesar pada serai wangi yaitu Sitronella dan geraniol, namun

tingkat ketahanan aroma minyak serai wangi akan relatif lebih tahan lama. Selain

itu, bahan-bahan lain seperti alkohol dan terpene yang terkandung pada minyak

serai dapat menarik lalat buah. Menurut Anonim (2009) minyak serai

Page 69: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

mengandung campuran dari bahan hayati, termasuk didalamnya aldehide, alkohol,

ester, keton dan terpene yang merupakan sisa metabolisme tumbuh-tumbuhan

yang dapat digunakan sebagai penarik serangga (Aulani et al., 2013.).

Pada setiap ulangan perlakuan dilakukan pada pohon cabai yang berbeda

maka pada hasil tangkapan lalat buah terlihat ada perbedaan banyak nya

tangkapan lalat buah, pada perangkap dengan penggunaan konsentrasi yang tinggi

namun menghasilkan tangkapan lalat buah lebih sedikit sedikit bila dibanding

dengan perlakuan berkonsentrasi yang rendah, hal ini tentunya juga dipengaruhi

oleh kondisi dari tempat peletakan masing-masing perangkap. Pada saat

pemasangan perangkap secara acak ditemukan perangkap dengan konsentrasi

tinggi namun peletakannya pada pohon cabai yang tidak banyak bunga maupun

buah cabainya sehingga lalat buah yang datang hanya sedikit dibanding dengan

perangkap berkonsentrasi rendah namun peletakannya pada pohon cabai yang siap

untuk panen sehingga lalat buah banyak mendatanginya.

Hal ini disebabkan karena lalat buah menggunakan isyarat kimia baik

berupa bau yang dikeluarkan dari buah maupun attractant pemikat lalat buah yang

digunakan sehingga akan menyebabkan lalat buah akan tertarik mendekati tempat

dimana terdapat sinyal isyarat kimianya yang lebih kuat (Marikun & Anshary,

2014).

Kandungan Minyak atsiri dari serai wangi yang dapat dijadikan attractant

atau penarik lalat buah ini cukup efisien jika digunakan petani, jika dibandingkan

dengan metil eugenol yang dijual dipasaran. Dikarenakan metil eugenol yang

dijual dipasaran cukup mahal dan terbatas sedangkan jika menggunakan

tumbuhan serai wangi sebagai bahan untuk membuat attractant jelas sangat

ekonomis karena tidak terlalu banyak membutuhkan biaya.

Selain itu, Attractant yang diproduksi dari tumbuhan Serai wangi

memiliki kelebihan berasal dari bahan alami, sehingga tidak akan terjadi

kontaminasi terhadap buah cabai yang ada pada lahan tanaman cabai. Oleh karena

itu, dengan penerapan penggunaan attractant Metil Eugenol ini akan mengurangi

residu berbahaya pada produk buah cabai serta mengurangi pencemaran

Page 70: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

lingkungan . Oleh karena itu, hasil buah cabai yang akan dipanen nantinya tidak

akan terkontaminasi dengan bahan-bahan kimia yang membahayakan.

Penelitian yang dilakukan lebih memfokuskan pada lalat buah

Bactrocera spp. berjenis kelamin jantan, dikarenakan lalat buah berjenis kelamin

jantan dapat kawin berkali-kali dengan lalat buah berjenis kelamin betina yang

berbeda-beda yang dapat menyebabkan populasi individu baru dari hasil

perkawinan dari lalat buah akan bertambah. Oleh karena itu, untuk mencegah dan

mengurangi hal ini agar tidak terus - menerus terjadi maka diterapkan penelitian

ini, karena lalat buah jantan tertarik akan aroma dari minyak atsiri yang memiliki

kandungan metil eugenol dan minyak hayati hasil sisa metabolisme tumbuhan

serai wangi. Kelebihan penelitian ini dilakukan yaitu, disaat lalat buah jantan telah

terperangkap pada perangkap dengan attractant serai wangi yang dipasang,

populasi lalat buah jantan akan berkurang. Berkurangnya populasi lalat buah

jantan akan menyebabkan terganggunya reproduksi dari lalat buah betina,

dikarenakan tidak terjadinya pembuahan. Jika hal ini terus - menerus terjadi, maka

populasi dari jenis lalat buah yang selalu menjadi penyebab kerusakan buah cabai

akan berkurang. Hal ini tentunya akan sangat menguntungkan bagi para petani

karena populasi hama lalat buah yang merupakan salah satu hama utama tanaman

cabai yang dapat menimbulkan kerugian cukup besar karena dapat menyebabkan

buah menjadi matang sebelum waktunya, busuk dan akhirnya gugur akan

berkurang, Sehingga produktivtas hasil panen yang didapatkan petani akan

kembali normal (Humaira, Tasik, & Masriatun, 2013).

Page 71: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian Pengaruh Ekstrak Serai Wangi (Cymbopogon

nardus) Terhadap Daya Tarik Lalat Buah Jantan Bactrocera spp. (Diptera:

Tephritidae) di Perkebunan Cabai Muaro Jambi yang telah dilakukan, diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

1. Lalat Buah yang ditemukan diperkebunan Cabai ada empat jenis yaitu

Bactrocera umbrosa, Bactrocera carambolae, Bactrocera papayae dan

Bactrocera occipitalis.

2. Penggunaan ekstrak serai wangi (Cymbopogon nardus) berpengaruh nyata

terhadap daya tarik lalat buah jantan Bactrocera spp. (Diptera:

Tephritidae) diperkebunan cabai Muaro Jambi.

3. Konsentrasi optimal penggunaan ekstrak serai wangi (Cymbopogon nardus)

terhadap daya tarik lalat buah jantan Bactrocera spp. (Diptera:

Tephritidae) diperkebunan cabai Muaro Jambi adalah konsentrasi 100 % .

B. Saran

Dari Penelitian ini, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi ada

beberapa saran yang perlu dilakukan yaitu, sebagai berikut:

1. Perlu diadakan Pelatihan pembuatan ekstrak yang tepat agar bahan atau

tumbuhan yang akan digunakan dapat dijadikan sebagai attractant / pemikat

lalat buah

2. Menggunakan tumbuhan lain selain serai wangi (Cymbopogon nardus)

sebagai attractant atau pemikat lalat buah.

3. Penelitian tentang ekstrak serai wangi terhadap daya tarik lalat buah dilakukan

diperkebunan atau lokasi penelitian yang berbeda.

Page 72: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

DAFTAR PUSTAKA

Analysis, H. (2015). Uji Kemampuan Beberapa Konsentrasi Ekstrak Daun Selasih

Ungu (Ocimum sanctum L.) Sebagai Atraktan Hama Lalat Buah Pada

Pertanaman Jambu Biji (Psidium guajava L.). Jom Faperta Vol.2 No.2.

Anny, H. K., Tulung, M., & Pelealu, J. (2015). Identifikasi dan populasi lalat

buah, 21(3), 105–110.

Anonim, 2007. Al-Qur’an Tajwid & Terjemah. Bandung: Departemen Agama RI

Aulani, F., Artayasa, P & Ilhamdi, L, m. (2013) Pengaruh Minyak Kayu Putih

(Melaleuca leucadendron L.) Dan Minyak Serei (Cymbopogon nardus L.)

Serta Campurannya Terhadap Tangkapan Lalat Buah Bactrocera 13(1), 19–

28

Bukhara. (2007). Al-Qur’an Tajwid & Terjemah. Bandung : PT Sygma Examedia

Arkanleema

Bruce, 2011. (2013). No Title No Title. Journal of Chemical Information and

Modeling,53(9),1689–1699.

https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Handayani, L. (2015). Efektifitas Tiga Jenis Atraktan Terhadap Lalat Buah (

Diptera  : Tephritidae ) pada Tanaman Jeruk Pamelo dan Belimbing di

Kabupaten Magetan. Jurnal Online Agroekoteknologi, 7–14.

Hasyim, A., Setiawati, W & Liferdi. (2014). Teknologi Pengendalian Hama Lalat

Buah Pada Tanaman Cabai. Iptek Holtikultura, 10(10), 20–25.

Herlinda Siti, Mayasari Reka, Adam Triani, dan P. Y. (2007). Populasi dan

serangan lalat buah. Seminar Nasional Dan Kongres Ilmu Pengetahuan

Wilayah Barat, Palembang, 3-5 Juni 2007, 3–5.

Hort, J., & Rivaie, K. (2014). Pengaruh Konsumsi Metil Eugenol dan Protein

Hidrolisat Terhadap Kebugaran Lalat Buah Bactrocera carambolae [

Influence of Methyl Eugenol and Protein Hydrolyzate Consumption on the

Fitness of Fruit Fly, 24(3), 249–257.

Humaira, Tasik, S. B., & Masriatun. (2013). Pelatihan pembuatan atraktan alami

dari tumbuhan aromatika untuk pengendalian lalat buah Bactrocera sp. pada

pertanaman cabai di kecamatan Sigi Biromaru, 2010, 1–8.

Isnaini, N.Y, 2013. Identifikasi Spesies Dan Kelimpahan Lalat Buah Bactrocera

spp. Di Kabupaten Demak. Skripsi. Jurusan Biologi . Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam. Semarang: Universitas Negeri Semarang

Kardinan, A. (2007). Tanaman Aromatik Pengendali Hama Lalat Buah.

Khotimah, K. (2008). Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri (

Uin ) Malang Malang.

Marikun, M., & Anshary, A. (2014). ( Diptera  : Tephritidae ) Pada Tanaman

Mangga ( Mangifera Indica ) Di Desa Soulove Attractiveness of Different

Attractant and Colours Traps to Fruit Flies, 2(5), 454–459.

Ms, M. S. L., Creese, A. J., & Cooper, H. J. (2007). for the Identification of

Proteins. https://doi.org/10.1016/j.jasms.2007.01.008

Muryati, A.Hasyim, & Riska. (2008). Preferensi Spesies Lalat Buah terhadap

Atraktan Metil Eugenol dan Cue-Lure dan Populasinya. J. Hortikultur, 18(2),

227–233.

Page 73: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

Salbiah, D., Sutikno, A & Rangkuti, A. (2013). Prosiding Seminar Nasional 2013,

Pekanbaru, (November), 102–110.

Kurniawan, B. (2016). Keanekaragaman dan Kemelimpahan Jenis Serangga Pada

Perkebunan Apel ( Malus sylvestris (L.) Mill) KONVENSIONAL DI

TULUNGREJO, BATU, JAWA TIMUR.

Rahmanda, E. (2017). Identifikasi Spesies Lalat Buah Genus.

Rahmawati, P. Y. 2014. Ketertarikan Lalat Buah Bactrocera sp. Pada Senyawa

Atraktan Yang Mengandung Campuran Protein Dan Metil Eugenol. Skripsi.

Jurusan Biologi . Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Semarang: Universitas Negeri Semarang

Safita, R . 2014. Zoologi Vertebrata. Jambi: Pusaka

Sastrosupadi, Adji.2018. Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian.

Yogyakarta: PT Kanisius

Shahabuddin. (2011). Efektivitas Ekstrak Daun Selasih ( Ocimum sp .) dan Daun

Wangi ( Melaleuca bracteata L .) Sebagai Atraktan Lalat Buah Pada

Tanaman Cabai Effectiveness of the Leaf Extract of Ocimum sp . and M .

bracteata as Fruit Flies Attractant in The Chili Plantation. Jurnal Agroland,

18(3), 201–206.

Shahabuddin (2012). Teknik Pengendalian Lalat Buah Bactrocera sp. (

DIPTERA  : Perangkap Dengan Isyarat Kimia Dan Visual Control

Technique of Fruit Flies ( Diptera  : Tephritida ) At The Chili Plantation by

Sing Trap with Chemical and Visual Cues, 19(April), 56–62.

Siwi, S.S., Hidayat, P & Suputa. 2006. Taksonomi dan Bioekologi Lalat Buah

Penting di Indonesia (Diptera: Tephritidae). Bogor : Australia Government

Departement of Agriculture Fisheries and Forestry AusAID

Susanto, A., Supriyadi, Y., Susniahti, N., & Hafizh, V. (2017). Fluktuasi Populasi

Lalat Buah Bactrocera spp . ( Diptera  : Tephritidae ) pada Pertanaman

Cabai Merah ( Capsicum annuum ) di Kabupaten Bandung , Jawa Barat.

Jurnal Agrikultura, 28(3), 141–144.

Sugiyono.2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Suputa & Putra.N.S. 2013. Lalat Buah Hama Bioekologi & Strategi Tepat

Mengelola Populasinya.Yogyakarta: Smartania Publishing

Susanti, Y. (2009). Upt perpustakaan unisba. Http://Elibrary.Unisba.Ac.Id, 1–120.

Retrieved from http://elibrary.unisba.ac.id/files/09-1616_Fulltext.pdf

Wang, L., & Schw, E. (2010). ( 1 1 , 1, 26(July 2018), 23–26.

https://doi.org/10.1093/qjmed/hcy132/5040729

Page 74: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

LAMPIRAN 1

Analisis Variansi Satu Jalur (ANOVA)

Tabel Hasil analisis variansi satu jalur pada penerapan Ekstrak serai wangi

terhadap daya tarik lalat buah jantan diperkebunan cabai Muaro Jambi

SK Db JK KT F hitung F tabel 5%

Perlakuan 4 31,6 7,9 4, 08 3, 48

Galat 10 19,34 1,934

Total 14 50,94 3,63 - -

Perhitungan Analisis Anova Satu Jalur

DB Total = Jumlah seluruh observasi – 1

= 15 – 1

= 14

DB Perlakuan = Jumlah perlakuan – 1

= 5 – 1

= 4

DB Galat = DB Total – DB Perlakuan

= 14 – 4

= 10

R = Jumlah ulangan

= 3

FK =

Page 75: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

=

=

= 56.06

JK Total = Yij2 – FK

= 02+2

2+0

2+3

2+3

2+0

2+0

2+3

2+2

2+7

2+0

2+1

2+3

2+2

2+3

2 – 56.06

= 107 – 56.06

= 50.94

JkPerlakuan =

= 02+3

2+6

2+7

2+13

2 – 56.06

3

= 0+9+36+49+169 – 56.06

3

= 263 – 56.06

3

= 87.66 – 56.06

= 31.6

Jkgalat = JK Total – JK Perlakuan

= 50.94 – 31.6

= 19.34

KT Perlakuan =

Page 76: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

=

= 7.9

KT Galat =

=

= 1.934

F Hitung =

=

= 4.08

F Tabel = 5% (0.05)

N1 = 4 (dbp = 4)

N2 = 10 (dbp = 10)

= 3.48

= F hitung > F tabel, yaitu pada taraf signifikan 5% adalah 4.08 > 3.48 yang

artinya signifikan atau ada pengaruh dari perlakuan ekstrak serai wangi

terhadap daya tarik lalat buah jantan di perkebunan cabai Muaro Jambi.

Page 77: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

LAMPIRAN 2

(Tabel persentase distribusi F = 0.05)

Page 78: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

LAMPIRAN 3

Jumlah Tangkapan Lalat Buah

Tabel Data Hasil Jumlah Tangkapan Lalat Buah dengan Perlakuan attractant

Serai Wangi

Ulangan

Jumlah Tangkapan Lalat Buah

Jumlah

Kontrol

(0%)

Perlakuan

(40%)

Perlakuan

(60%)

Perlakuan

(80%)

Perlakuan

(100%)

I

II

0

0

2

0

0

3

3

2

3

7

8

12

III 0 1 3 2 3 9

JUMLAH 0 3 6 7 13 29

Rata-Rata 0 1 2 2,3 4,33

Page 79: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

LAMPIRAN 4

Jumlah Tangkapan Lalat Buah Setiap Hari

Tabel Jumlah Lalat Buah yang terperangkap setiap hari

PERLAKUAN Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4 Jumlah

Kontrol 0 0 0 0 0

Konsentrasi 40% 1 1 1 0 3

Konsentrasi 60 % 3 1 1 1 6

Konsentrasi 80% 4 1 2 0 7

Konsentrasi 100% 8 3 1 1 13

Total 16 6 5 2 29

Page 80: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

LAMPIRAN 5

Uji Lanjut BNt

Cara Menghitung Uji Lanjut BNt

BNt = t (db galat) √

Keterangan S2 = Ragam = Kuadarat Tengah (KT)

Lambang Nilai Keterangan

S2 1,934 Nilai S

2 dilihat dari tabel ANOVA

t tabel 2.23 Ditentukan berdasarkan nilai alfa dan galat

Alfa 0,05 Taraf 5 %

Galat 10 Dilihat dari tabel ANOVA

r (Ulangan)

Nilai BNt

3

2,53

ulangan perlakuan

BNt = t 0,05 (10) √

= 2, 23 √

= 2, 23 1,1354

= 2,53

Tabel rata-rata jumlah lalat buah setelah uji BNt dan Penentuan Notasi

Perlakuan Rata-Rata Notasi atas BNt 0,05

A1 Kontrol 0 A

A2 (40%) 1 Ab

A3 (60%) 2 Ab

A4 (80%) 2,3 Ab

A5 (100%) 4,33 B

BNt 0,05 2, 53

Page 81: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

LAMPIRAN 6

Dokumentasi

Pengambilan Serai Wangi

Proses Pembersihan Serai Wangi

Serai wangi yang telah dirajang/dipotong

Kecil-kecil Serai wangi yang telah dirajang

kemudian dihaluskan dengan blender

Page 82: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

(Lanjutan)

Serai Wangi yang telah dihaluskan,

dimasukkan kedalam baskom

lalu didiamkan selama 24 jam

Serai wangi yang telah didiamkan

kemudian disaring

LOKASI PENELITIAN

LOKASI PENELITIAN

Page 83: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

(Lanjutan)

Proses peletakan perangkap

Peletakan perangkap dengan

berbagai konsentrasi dilokasi penelitian

Perangkap tanpa perlakuan (Kontrol) Perangkap dengan konsentrasi 40%

Page 84: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

(Lanjutan)

Perangkap dengan konsentrasi 60% Perangkap dengan perlakuan 80%

Perangkap dengan konsentrasi 100% FOTO BERSAMA PETANI

DILOKASI PENELITIAN

Page 85: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

(Lanjutan)

Proses Identifikasi oleh Ahli

Proses Identifikasi oleh Ahli

Page 86: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

Bactrocera umbrosa

Bactrocera carambolae

Page 87: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

Bactrocera papayae

Bactrocera occipitalis

Page 88: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi
Page 89: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi
Page 90: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi
Page 91: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi
Page 92: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi
Page 93: PENGARUH EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus …repository.uinjambi.ac.id/2124/1/TB151024_RISNAWATI...Gambar 6 Morfologi Tubuh lalat buah (dari arah dorsal) 11 Gambar 7 Morfologi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(CURRICULUM VITAE)

Nama : Risnawati

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/ Tanggal Lahir: Pebenaan, 18 Agustus 1997

Alamat Asal : Desa Pebenaan, kec. Keritang, Kab. Indragiri Hilir, Prov

Riau

Alamat Sekarang : Perumahan Griya kenali jaya Rt 59 blok C12, Simpang

Rimbo

Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat e-mail : [email protected]

No Kontak : 0812-6110-4480

Pengalaman-Pengalaman Pendidikan Formal

1. SD Negeri 046, Tahun Tamat 2009

2. SMP Negeri 2 Keritang, Tahun Tamat 2012

3. SMA Negeri 1 Keritang, Tahun Tamat 2015

4. SI Jurusan Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Tahun Tamat 2019

Motto Hidup

“Berbuat Baiklah Kepada Semua Orang Meskipun Tak Semua Orang Baik

Kepadamu”

Jambi, 04 November 2019

Penulis,

Risnawati

TB.151024