1

PENULISAN LAPORAN SEMINAR

TATA TULIS LAPORAN SEMINAR

Naskah Laporan Seminar terdiri atas:

SAMPUL DEPAN

SAMPUL DALAM

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

PRAKATA/KATA PENGANTAR

DAFTAR SIMBOL DAN SINGKATAN (BILA ADA)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

INTISARI

ABSTRACT

2

I. PENDAHULAUN

A. Latar Belakang

B. Permasalahan

C. Tujuan

D. Manfaat

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

B. Hipotesis

III. BAHAN DAN CARA KERJA

A. Tempat dan Waktu Penelitian

B. Bahan dan Alat

C. Cara Kerja

D. Analisis Data

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. KESIMPULAN

PUSTAKA ACUAN

LAMPIRAN

TATA TULIS LAPORAN SEMINAR lanjutan

Dicetak pada kertas HVS A4 80 gram warna putih

Dibuat 3/4 eksemplar :

satu eksemplar untuk dosen

pembimbing

Satu eksemplar untuk mahasiswa

Satu eksemplar untuk Fakultas (melalui Pengelola

dan Penyelenggara Seminar (setelah

ditandatangani Dosen Pembimbing , Dosen

Pengelola dan Penyelenggara Seminar dan Wakil

Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan)

Satu eksemplar untuk Instansi terkait (kalau ada)

Naskah Seminar

3

TATA TULIS SEMINAR

Bahan dan ukuran kertas :

- HVS 80 g warna putih

- ukuran kertas : A4

- Kertas sampul : Buffalo biru muda laminating

Format Naskah:

3 cm4 cm

3 cm

3 cm

TATA TULIS SEMINAR

Jenis Huruf

- Time New Roman 12, dicetak hitam

- Huruf miring:

- istilah asing,

- judul buku, nama jurnal

- nama ilmiah organisme,

- nama genus

- et al.

Jarak baris

1 SPASI :

Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, Daftar

Lampiran, Intisari/Abstrak, Abstract, Pustaka Acuan

1,5 SPASI TEKS

3 SPASI JARAK ANTARA BAB &

SUB BAB

4

CONTOH: SAMPUL DEPAN/DALAM

JUDUL DITULIS DENGAN HURUF KAPITAL

TEBAL TIME NEW ROMAN FONT 14 TANPA

TITIK KECUALI SINGKATAN NAMA

SEMINAR

Seminar

Oleh :

Siapa Namanya

11/berapa/Bi/berapa

FAKULTAS BIOLOGI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2014

Font 14 tebal

DIAMETER 5, 5 CM

Font 12 tebal

Font 14 tebal

Contoh : HALAMAN JUDUL

KANDUNGAN ALKALOID DAN FLAVONOID .........YOGYAKARTA

SEMINAR

Disusun sebagai perlengkapan prasyarat Mata Kuliah Seminar

di Fakultas Biologi UGM

Oleh :

Siapa Namanya

11/berapa/Bi/berapa

Pembimbing: Dr. Siapa, M.Agr.

FAKULTAS BIOLOGI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2014

5

KANDUNGAN ALKALOID DAN FLAVONOID .........YOGYAKARTA

SEMINAR

Oleh :

Siapa Namanya

11/berapa/Bi/berapa

Telah diseminarkan di depan Kuliah Seminar Fakultas Biologi

Universitas Gadjah Mada

Pada tanggal, .....Oktober 2015

Yogyakarta, November 2015

Fakultas Biologi

Universitas Gadjah Mada

Mengetahui Menyetujui

Pengelola dan Penyelenggara Seminar Pembimbing Seminar

(sesuai kelasnya) . Dra. Panicum, M.Sc., Ph.D.

NIP. ........................ NIP. ………………….

Mengesahkan

Wakil Dekan Bidang Akademikdan Kemahasiswaan

Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc.

NIP. 1970.................................

DAFTAR SIMBOL DAN SINGKATAN

Halaman

PCR : Polymerase Change Reaction 12

6

DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN JUDUL……………………………………………………… i

HALAMAN PENGESAHAN………………………………….................. ii

KATA PENGANTAR……………………………………...…….………… iii

DAFTAR ISI……………………………………….……….……………… iv

DAFTAR TABEL…………………………………..………….................... v

DAFTAR GAMBAR……………………………….……………………… vi

DAFTAR LAMPIRAN…………………………….……………................ vii

INTISARI. ............................................................................................................ viii

ABSTRACT ............................................................................................ Ix

I. PENDAHULUAN……………………...……………………………… 1

A. Latar Belakang………………………………………………………… 1

B. Permasalahan………………………………………………………… 3

C. Tujuan………………………………………….……………………… 3

D. Manfaat……………………………………………………………… 4

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS.……………….................... 5

A. Tinjauan Pustaka…………………………………………………… 5

B. Hipotesis………………………………………………………….. 22

III. METODE PENELITIAN………………………………………….. 23

A. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………...…………. 23

B. Alat dan Bahan………………………………………………………. 23

C. Cara Kerja…………………………………………………………….. 24

D. Parameter yang diamati ....................................

E. Analisis hasil ......................................................................................

DAFTAR ISI -lanjutan

Hal.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………………….......

V. KESIMPULAN…………………………………..........................................

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………...............

LAMPIRAN……………………………………………………………............

7

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Kadar glukosa darah mencit setelah

perlakuan perasan daun mindi ……..

10

Tabel 2 Daftar Tabel ditulis dengan huruf Time

New Roman, font 12, 1 spasi

14

dst. Dst.

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Daftar Gambar ditulis dengan huruf Time

New Roman, font 12, 1 spasi

………………………………………..

15

Gambar 2 Struktur anatomi ren mencit setelah

diradiasi ………………………………

16

dst. Dst.

8

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Daftar Lampiran l ditulis dengan huruf

Time New Roman, font 12, 1 spasi

………………………………

23

Lampiran 2 Morfologi tanaman padi …………. 24

dst. Dst.

INTISARI (SATU PARAGRAF)

Latar belakang/masalah pokok, alasan

dilakukan penelitian, dan sasaran/tujuan

yang ingin dicapai

Bahan Dan Cara Kerja

Hasil

Kesimpulan

Kata Kunci : maksimum 5 kata

• Naskah intisari terdiri dari sebanyak-

banyaknya 250 kata

• Naskah ditulis dengan jarak 1 SPASI

9

CONTOH FORMAT INTISARI

STRUKTUR ANATOMI DAUN DAN BATANG KOPI ROBUSTA (Coffea robusta Lind.)

TERINFEKSI JAMUR DI PERKEBUNAN KOPI P.T. RANULADING JAWA TIMUR

Pauline D. Kasi

INTISARI

Tanaman kopi banyak menghasilkan devisa. Di Indonesia, dari area perkebunan kopi yang ada, 95%nya

menghasilkan kopi robusta. Dalam peningkatan produksi kopi, banyak hambatan yang ditemui, khususnya

masalah penyakit dan hama, yang antara lain terserang jamur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

struktur anatomi daun dan batang kopi robusta (Coffea robusta Lind) yang terinfeksi jamur di perkebunan

kopi PT. Ranulading, Jawa Timur. Penelitian diawali dengan observasi lapangan untuk melihat serangan

jamur pada daun dan batang kopi. Pengambilan sampel dilakukan pada 4 varietas kopi robusta, yaitu BP-4,

BP-358, Umbulsari dan Tugusari. Semua sampel dibuat preparat anatomi, berupa penampang lintang daun

dan akar dengan metode penyelubungan paraffin. Semua preparat diamati dibawah mikroskup, dideskripsi

dan difoto untuk dokumentasi. Hasil pengamatan menunjukkan adanya perubahan struktur anatomi daun

dan batang kopi robusta akibat serangan jamur. Pada daun, infeksi akibat jamur menyebabkan kerusakan sel

epidermis atas, bahkan ada yang sampai ke mesofil dan epidermis bawah. Pada permukaan daun terinfeksi,

sel-sel epidermis tertutup oleh sekumpulan hifa. Kerusakan sel epidermis ditandai dengan pembengkakan

sel dan lisisnya isi sel. Pada sel-sel mesofil, ditandai dengan berubahnya susunan dan bentuk sel. Isi sel

mesofil juga teragregasi, dan selanjutnya dapat menimbulkan kematian sel. Jaringan batang yang terinfeksi

mengalami kerusakan sel epidermis, berupa lisisnya sitoplasma dan meningkatnya permiabilitas dinding sel

sehingga menyerap zat warna lebih banyak.Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa jamur menyerang

organ daun dan batang mulai dari lapisan epidermis dan berlanjut ke jaringan di sisi sebelah dalam.

Kata kunci: daun, batang, kopi robusta (Coffea robusta iLind.) , jamur, kerusakan sel

CONTOH FORMAT ABSTRACTCALCIUM FERTILIZATION INCREASE THE CONCENTRATION OF CALCIUM IN SAPWOOD

AND CALCIUM OXALATE IN FOLIAGE OF RED SPRUCE

Kevin T. Smith

ABSTRACT

Calcium cycling plays a key role in the health and productivity of red spruce forests in the northeastern

US. A portion of the flowpath of calcium within forests includes translocation as Ca2+ in sapwood and

accumulation as crystals of calcium oxalate in foliage. Concentrations of Ca in these tree tissues have

been used as markers of environmental change due to acidic deposition or forest management practices.

We compared the effects of Ca fertilization treatment on Ca concentration in wood and Ca and oxalate

(Ox) concentration in foliage at two locations with different initial concentrations of Ca in the soil. We

found greater amounts of Ca in wood from the high-Ca location than from the low-Ca location. Ca

concentration was greater in wood formed in the 1970s than for wood formed in the 1980s, the

outermost decadal band in these samples. The Ca-treatment was detected as an increased concentration

of Ca in the 1970s and 1980s decadal bands. We also found that variation in Ca and Ox in foliage was

essentially stoichiometric. The appearance and response to chemical tests of crystals in foliage were

consistent with identification as calcium oxalate. The increased Ca in wood after Ca-treatment of the

soil supports the use of dendrochemistry of base cations to investigate environmental change. However,

differences in Ca concentration between the two outermost decadal bands of wood illustrate that internal

processes of translocation and storage also affect Ca concentration. Calcium oxalate production in

foliage diverts carbon from ordinary biosynthesis and energy-yielding processes. This sequestration,

shedding, and decomposition of foliage may represent a significant and under-recognized contribution to

carbon and Ca cycling.

Key words: calcium, oxalate, spruce, sapwood

10

I. PENDAHULUAN

• Berisi Latar Belakang, Permasalahan, dan Tujuan Penelitian.

• Berfungsi mengantarkan pikiran pembaca kepada materi

seminar

•Memuat penjelasan masalah yang sedang dihadapi dan perlu

pemecahan, diikuti pertanyaan yang akan dijawab. Diuraikan

mengapa masalah itu penting dan menarik sehingga layak

diteliti. Keaslian penelitian perlu dijelaskan. Tujuan penelitian

disebutkan. Manfaat ilmiah perlu juga disebutkan baik untuk

bidang ilmu atau masyarakat umum.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

Berisil acuan-acuan pustaka yang berkaitan dengan judulseminar, penelitian-penelitian yang berkaitan dengandengan penelitian anda

Hipotesis, berisi jawaban sementara dari hasil yangdimungkinkan dari penelitian tersebut

11

III. METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

12

Gambar 1. Ditulis dengan huruf Time New Roman 12, SATU SPASI, diberi

nomor urut angka Arab (Gambar 1 dst). Keterangan gambar dapat

ditulis dengan font lebih kecil. Judul gambar ditulis di bawah gambar.

CONTOH PENULISAN LABEL GAMBAR

CONTOH PENULISAN LABEL GAMBAR

Gambar 2. Ditulis dengan huruf Time New Roman 12, SATU SPASI, diberi

nomor urut angka Arab (Gambar 1 dst). Keterangan gambar dapat

ditulis dengan font lebih kecil. Judul gambar ditulis di bawah gambar.

13

Contoh

0

5

10

15

20

25

30

35

40

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

jum

lah

dau

n

minggu ke-

Kontrol

Limbah 25%

Limbah 50%

Limbah 75%

Limbah 100%

Gambar 5. Pertambahan jumlah daun cabai rawit dari

minggu ke-1 sampai minggu ke-17 setelah

perlakuan limbah cair tahu.

Tabel 1. Ditulis dengan huruf Time New Roman 12, SATU SPASI. Letaknya di atas

tabel. Penulisan baris ke 2 dst harus inden Isi tabel dapat dibuat dengan

huruf dengan font lebih kecil. Tabel diberi nomor urut angka Arab (Tabel

1 dst).

CONTOH PENULISAN LABEL TABEL

14

Contoh

Perlakuan Minggu ke-0 Minggu ke-17

Kontrol 2,73+0,78a 31,33+3,75a

25% 2,50+0,10a 38,97+7,02ab

50% 3,27+0,85a 53,33+6,90c

75% 2,83+0,40a 38,50+3,78ab

100% 2,37+0,15a 43,17+6,29bc

Tabel 3. Panjang Akar (cm) tanaman cabai rawit Minggu

ke-0 sebelum perlakuan dan Minggu ke-17

setelah perlakuan limbah cair tahu

V. KESIMPULAN

Jumlah kesimpulan = jumlah tujuan = jumlah hipotesis

15

Contoh

Penulisan Daftar Acuan

Materi dari Internet:Arina. 2005. Teknologi budidaya tanaman pangan.

http://www.iptek.net.id/ . Diakses tanggal 5 Desember 2006.

Naskah Skripsi/Thesis:Aristya, G.R. 2006. Skrining dan pewarisan sifat ketahanan

tanaman melon (Cucumis melo L.) terhadap powdery mildew (jamur tepung). Naskah Skripsi. Fakultas Biologi UniversitasGadjah Mada. Yogyakarta.

Text books:Bhattacharyya, B. & B.M. Johri. 1998. Flowering plants:

taxonomy and phylogeny. Narosa Publishing House. New Delhi.

Esau, K. 1960. Anatomy of seed plants. John Wiley & Sons, Inc. New York.

Fahn, A. 1982. Plant anatomy. 3rd Edition. Pergamon Press. Oxford.

Contoh

Penulisan Daftar Acuan

Jurnal:

Acar O, I.Tu¨rkan I, & F., O¨ zdemir. 2001. Superoxide dismutase and

peroxidase activities in drought sensitive and resistant barley (Hordeum

vulgare L.) cultivars. Acta Physiol Plant, 23:351–356

Daryono, B.S., S. Somowiyarjo & K.T. Natsuki. 2003. New Source of cucumber mosaic virus in melon. SABRAO Journal of Breeding and Genetics, 35(1): 19-26.

Feliciano, A.J. & W.D Gubler. 2001. Histological investigations on infection of grape roots and shoots by Phaeoacremonium spp. Phytopathol. Mediterr.,40, Suplement: S387-S393.

Garzo, E., C. Soria, M.L. Gomez-Guillamon & A. Fereres. 2002. Feeding behaviour of Aphis gossypii on resistant accessions of different melon genotypes (Cucumis melo). Phytoparasitica, 30(2): 1-12.

Hosoya, K., K. Narisawa, M. Pitrat & H. Ezura. 1999. Race identification in powdery mildew (Sphaerotheca fuliginea) on melon (Cucumis melo) in Japan. INIST-CNRS, 118:259-262.

Kuzuya, M., K. Hosoya, K. Yashiro, K. Tomita & H. Ezura. 2003. Powdery mildew (Sphaerotheca fuliginea) resistance in melon is selectable at the haploid level. Journal of Experimental Botany, 54(384): 1069-1074.

16

Sitasi

Other mechanisms were studied by other

researchers such as cell size in drought

tolerant plants (Levitt, 1972).

In the 1980s, some researchers believed that

the high frequency of stomata may be related

indirectly to this character because they

control water evaporation (De Tafur et al.,

1997; El-Sharkawy, 2004).

Sitasi

Drought stress is a major limitation on the productivityof rainfed rice

(Widawsky and O’Toole, 1996). Sensitivity to water deficit is particularly

acute during reproductive development in the field (Ekanayake et al.,

1990; Boonjung and Fukai, 1996; Mackill et al., 1996) and greenhouse

(Liu et al., 2005). Supplemental irrigation at this stage is highly effective

in terms of enhancing productivity but is often unavailable to poor

farmers in rainfed areas. Consequently, there is great interest in using

physiological, genetic and molecular approaches to understand the

sensitivity of reproductive development to drought and then to apply

this knowledge to crop improvement (Price and Courtois, 1999; 2002;

Atlin et al., 2005). These approaches are also relevant to the irrigated

ecosystem, where attempts are being made to decrease water use

without reducing crop productivity (Atlin and Lafitte, 2002).

17

BORANG SEMINAR