pembahasan antioksidan

2
PEMBAHASAN UJI ANTIOKSIDAN DALAM KENTANG DAN PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN C Kentang (Solanum tuberosum) mudah sekali mengalami pencoklatan (browning), bila  penanganannya kurang baik, salah satu faktor yang mempengaruhi adalah asam askorbat, tirosin, enzim polifenol oksidase dan oksigen yang tersedia. Reaksi pencoklatan dapat terjadi melalui dua proses yaitu proses pencoklatan enzimatik, disebabkan adanya enzim PPO dan tirosin yang berperan sebagai substrat sedangkan proses non enzimatis disebabkan karena reaksi Meillard, karamelisasi atau oksidasi asam askorbat. Penentuan asam askorbat dalam varietas kentang digunakan untuk proses penghambatan pencoklatan kentang atau proses  browning (inhibitor) dan metoda Murshell Soil Colour Chart digunakan untuk menentukan asam askorbat, aktivitas enzim PPO dan perubahan warna kentang. Pada pratikum uji oksidase dalam kentang ini bertujuan untuk mengetahui proses oksidasi senyawa fenol oleh polifenol oksidase (PPO) dan juga untuk memperlihatkan efek antioksidan vitamin C terhadap oksidasi fenol oleh PPO kentang. Pada praktikum kali ini menggunakan sumber vitamin C dari sediaan vitamin C dalam bentuk cair. Pada uji oksidase yang pertama menggunakan sediaan vitamin C dalam bentuk cair. Pada tabung 1 (ekstrak kentang 5 ml + fenol 10 tetes) terjadi perubahan warna pada ekstrak kentang menjadi peach dan menghasilkan busa berwarna merah muda yang banyak. Hal ini menunjukkan adanya reaksi oksidasi senyawa fenol oleh enzim yang dimiliki kentang yaitu Polifenol Oksidase (PPO). Fenol diubah menjadi katekol oleh PPO, kemudian menjadi kinon. Terbentuknya warna coklat pada reaksi tersebut dikarenakan proses kondensasi pada reaksi tersebut. Pada tabung 2 (ekstrak kentang 5ml + vitamin C 10 tetes + larutan fenol 1% 10 tetes), tidak terjadi perubahan warna pada ekstrak kentang yaitu tetap berwarna kuning muda. Warna coklat yang seharusnya terbentuk pada penambahan fenol dihambat oleh adanya vitamin C yang berperan sebagai antioksidan. Pada tabung 3 (ekstrak kentang 5ml + larutan  pirogalol 1% 10 tetes) terjadi perubahan warna pada ekstrak kentang menjadi warna coklat tua dan busa yang dihasilkan sedikit. Hal ini membuktikan bahwa enzim PPO pada kentang mengubah pirogalol menjadi purpurogalin. Dan pada tabung 4 (ekstrak kentang 5 ml + vitamin C 10 tetes + larutan pirogalol 1% 10 tetes) terjadi perubahan warna menjadi warna coklat dan busa yang dihasilkan sedikit. Purpurogalin tidak terbentuk karena dihambat oleh vitamin C.

Upload: arini-eka-pratiwi

Post on 15-Oct-2015

98 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

  • 5/26/2018 pembahasan antioksidan

    1/3

    PEMBAHASAN

    UJI ANTIOKSIDAN DALAM KENTANG DAN PENGARUH PEMBERIAN

    VITAMIN C

    Kentang (Solanum tuberosum) mudah sekali mengalami pencoklatan (browning), bila

    penanganannya kurang baik, salah satu faktor yang mempengaruhi adalah asam askorbat,

    tirosin, enzim polifenol oksidase dan oksigen yang tersedia. Reaksi pencoklatan dapat terjadi

    melalui dua proses yaitu proses pencoklatan enzimatik, disebabkan adanya enzim PPO dan

    tirosin yang berperan sebagai substrat sedangkan proses non enzimatis disebabkan karena

    reaksi Meillard, karamelisasi atau oksidasi asam askorbat. Penentuan asam askorbat dalam

    varietas kentang digunakan untuk proses penghambatan pencoklatan kentang atau proses

    browning (inhibitor) dan metoda Murshell Soil Colour Chart digunakan untuk menentukanasam askorbat, aktivitas enzim PPO dan perubahan warna kentang.

    Pada pratikum uji oksidase dalam kentang ini bertujuan untuk mengetahui proses

    oksidasi senyawa fenol oleh polifenol oksidase (PPO) dan juga untuk memperlihatkan efek

    antioksidan vitamin C terhadap oksidasi fenol oleh PPO kentang. Pada praktikum kali ini

    menggunakan sumber vitamin C dari sediaan vitamin C dalam bentuk cair.

    Pada uji oksidase yang pertama menggunakan sediaan vitamin C dalam bentuk cair.

    Pada tabung 1 (ekstrak kentang 5 ml + fenol 10 tetes) terjadi perubahan warna pada ekstrak

    kentang menjadi peach dan menghasilkan busa berwarna merah muda yang banyak. Hal ini

    menunjukkan adanya reaksi oksidasi senyawa fenol oleh enzim yang dimiliki kentang yaitu

    Polifenol Oksidase (PPO). Fenol diubah menjadi katekol oleh PPO, kemudian menjadi kinon.

    Terbentuknya warna coklat pada reaksi tersebut dikarenakan proses kondensasi pada reaksi

    tersebut. Pada tabung 2 (ekstrak kentang 5ml + vitamin C 10 tetes + larutan fenol 1% 10

    tetes), tidak terjadi perubahan warna pada ekstrak kentang yaitu tetap berwarna kuning muda.

    Warna coklat yang seharusnya terbentuk pada penambahan fenol dihambat oleh adanya

    vitamin C yang berperan sebagai antioksidan. Pada tabung 3 (ekstrak kentang 5ml + larutan

    pirogalol 1% 10 tetes) terjadi perubahan warna pada ekstrak kentang menjadi warna coklat

    tua dan busa yang dihasilkan sedikit. Hal ini membuktikan bahwa enzim PPO pada kentang

    mengubah pirogalol menjadi purpurogalin. Dan pada tabung 4 (ekstrak kentang 5 ml +

    vitamin C 10 tetes + larutan pirogalol 1% 10 tetes) terjadi perubahan warna menjadi warna

    coklat dan busa yang dihasilkan sedikit. Purpurogalin tidak terbentuk karena dihambat oleh

    vitamin C.

  • 5/26/2018 pembahasan antioksidan

    2/3

    Penambahan vitamin C bertujuan untuk menghambat reaksi oksidasi yang diakibatkan

    oleh enzim PPO yang terdapat pada ekstrak kentang, yang dibuktikan dengan perubahan

    warnanya, yaitu menjadi tidak pekat.

    Penambahan fenol bertujuan untuk membuktikan aktivitas enzim PPO terhadap fenol,

    Fenol diubah menjadi katekol oleh PPO, kemudian menjadi kinon. Terbentuknya warna

    coklat pada apel dan pisang yang teroksidasi dikarenakan proses kondensasi pada reaksi

    tersebut. Sedangkan penambahan pirogalol bertujuan untuk membuktikan aktivitas enzim

    PPO terhadap pirogalol, yaitu merubah pirogalol menjadi purpurogalin.

    Pada uji oksidasi kedua, pertama-tama mengisi beaker glass dengan 4 macam larutan,

    yaitu beaker glass pertama berisi aquades, beaker glass kedua berisi vitamin C dari minuman

    vitamin C yang beredar dipasaran, beaker glass ketiga berisi air jeruk, dan yang keempat

    berisi air jeruk nipis. Kemudian memasukkan potongan apel dan pisang pada masing-masing

    beaker glass yang berisi berbagai macam larutan yang telah disebutkan di atas yang terpisah.

    Setelah itu menunggu sampai 1 jam dan mengamati perubahan dari masing-masing uji.

    Pada uji apel dan pisang yang dimasukkan ke dalam aquades pada masing-masing

    beaker glass menunjukkan bahwa keduanya teroksidasi. Pada uji apel dan pisang yang

    dimasukkan ke dalam sediaan vitamin C, air jeruk, dan air jeruk nipis pada masing-masingbeaker glass menunjukkan bahwa semuanya tidak teroksidasi, hal ini menunjukkan bahwa

    adanya vitamin C ini berfungsi untuk menghambat terjadinya oksidasi fenol oleh enzim PPO

    dengan cara vitamin C akan mendonorkan satu elektron kepada radikal bebas pada ekstrak

    membentuk semi dehidroaskorbat yang tidak bersifat reaktif dan selanjutnya mengalami

    reaksi disproporsionasi membentuk dehidroaskorbat yang bersifat tidak stabil.

    Dehidroaskorbat akan terdegradasi membentuk asam oksalat dan asam treonat.

  • 5/26/2018 pembahasan antioksidan

    3/3