pbi _ sni _ sampling beton dan pengujian - lauw tjun nji

3
PBI > SNI : Sampling Beton dan Pengujian - Lauw Tjun Nji http://lauwtjunnji.weebly.com/pbi--sni--sampling-beton-dan-pengujian.html[5/3/2014 12:22:36 AM] contact me : Lauw Tjun Nji Pada umumnya pengambilan sample dan pembuatan benda uji di lapangan masih mengikuti PBI , karena apabila mengikuti SNI maka : Akan tetapi, jika diinginkan frekuensi pengambilan sample dan pembuatan benda uji di lapangan sesuai ketentuan SNI, boleh dilakukan asal : jumlah benda uji yang dibuat dan dianalisa akan sangat sedikit dalam SNI masih terdapat ketidakkonsistenan karena ada persyaratan pasangan benda uji sedangkan jumlah benda uji yang minimal ditetapkan adalah 5 buah disetujui oleh Pengawas Lapangan Beranda Engineering Sipil & Konstruksi Manajemen Proyek Standar Brosur Jokes About Me PBI 1971 N.I.-2 ke SNI 03-2847-2002 Sampling Beton dan Pengujian Peraturan tentang desain dan persyaratan mengenai pelaksanaan konstruksi beton bertulang di Indonesia, sampai saat ini yang masih menjadi acuan dalam pelaksanaan pekerjaan adalah 2 peraturan, yaitu : Secara resmi, begitu peraturan baru disahkan, maka peraturan lama tidak berlaku lagi - namun karena proses pelengkapan SNI pendukung untuk peraturan baru SNI 03-2847-2002 masih terus dilakukan maka kondisi saat ini PBI 1971 N.I.-2 belum sepenuhnya ditinggalkan. Di bagian ini akan dibahas tentang perbedaan antara PBI 1971 N.I.-2 dengan SNI 03-2847-2002 tentang desain mix dan trial mix, dengan titik berat pada evaluasi statistik atas hasil pengujian sample dan analisa untuk penerimaan beton dalam pelaksanaan pekerjaan pengecoran. peraturan lama : PBI 1971 N.I.-2 peraturan baru : SNI 03-2847-2002 Persyaratan material penyusun, kondisi lingkungan khusus, bahan tambahan, dsb akan diulas tersendiri. Jumlah dan frekuensi pembuatan benda uji Jumlah minimum benda uji per hari pelaksanaan pengecoran = 1 benda uji Pada saat awal pelaksanaan sampai terkumpulnya 20 benda uji = 1 benda uji per 3 m3 Setelah terkumpulnya 20 benda uji pertama : Jumlah dan frekuensi pembuatan benda uji Jumlah minimum benda uji per hari pelaksanaan pengecoran = 1 benda uji Frekuensi pembuatan benda uji, diambil kondisi yang paling dulu dipenuhi : Jumlah total benda uji minimum = 5 buah per mutu beton Jika dari frekuensi pembuatan benda uji yang diatur di atas menghasilkan jumlah benda uji kurang dari 5 buah, maka harus dilakukan randomisasi dengan interval volume pengujian yang sama, supaya diperoleh minimal sejumlah 5 buah benda uji Toleransi untuk jumlah total pengecoran kurang dari 40 m3, diperbolehkan tidak dilakukan sampling dan pembuatan benda uji, jika dapat dijamin dan bukti terpenuhinya kuat tekan diserahkan dan disetujui oleh Pengawas. volume total pengecoran di atas 60 m3 : 1 benda uji per 5 m3 beton volume total pengecoran 60 m3 atau lebih kecil : diatur pembagiannya supaya dalam keseluruhan pekerjaan diperoleh minimal 20 benda uji dengan randomisasi yang baik dan merata apabila volume pengecoran sangat kecil sehingga tidak memungkinkan membuat 20 benda uji, maka pembuatan benda uji boleh kurang dari 20 buah, namun harus menjamin keterwakilan secara keseluruhan beton yang digunakan (dalam interval jumlah pengecoran yang sama) 1 pasang benda uji untuk tiap pengecoran 120 m3 beton 1 pasang benda uji untuk tiap pengecoran 500 m2 plat lantai beton 1 pasang benda uji untuk tiap pengecoran 500 m2 dinding beton Ketentuan di atas berlaku untuk tiap mutu beton yang digunakan dalam satu proyek, tidak boleh dicampur atau disatukan jumlah benda uji untuk mutu beton yang berbeda Ketentuan di atas berlaku untuk tiap mutu beton yang digunakan dalam satu proyek, tidak boleh dicampur atau disatukan jumlah benda uji untuk mutu beton yang berbeda

Upload: muhammad-naquib

Post on 21-Dec-2015

283 views

Category:

Documents


39 download

DESCRIPTION

SNI Sampling

TRANSCRIPT

Page 1: PBI _ SNI _ Sampling Beton Dan Pengujian - Lauw Tjun Nji

PBI > SNI : Sampling Beton dan Pengujian - Lauw Tjun Nji

http://lauwtjunnji.weebly.com/pbi--sni--sampling-beton-dan-pengujian.html[5/3/2014 12:22:36 AM]

contact me :Lauw Tjun Nji

Pada umumnya pengambilan sample dan pembuatan benda uji di lapangan masih mengikuti PBI, karena apabila mengikuti SNI maka :

Akan tetapi, jika diinginkan frekuensi pengambilan sample dan pembuatan benda uji di lapangan sesuai ketentuan SNI, boleh dilakukan asal :

jumlah benda uji yang dibuat dan dianalisa akan sangat sedikit

dalam SNI masih terdapat ketidakkonsistenan karena ada persyaratan pasangan benda uji sedangkan jumlah benda uji yang minimal ditetapkan adalah 5 buah

disetujui oleh Pengawas Lapangan

Beranda Engineering Sipil & Konstruksi Manajemen Proyek Standar Brosur Jokes About Me

PBI 1971 N.I.-2 ke SNI 03-2847-2002Sampling Beton dan Pengujian

Peraturan tentang desain dan persyaratan mengenai pelaksanaan konstruksibeton bertulang di Indonesia, sampai saat ini yang masih menjadi acuan dalampelaksanaan pekerjaan adalah 2 peraturan, yaitu :

Secara resmi, begitu peraturan baru disahkan, maka peraturan lama tidakberlaku lagi - namun karena proses pelengkapan SNI pendukung untuk peraturanbaru SNI 03-2847-2002 masih terus dilakukan maka kondisi saat ini PBI 1971N.I.-2 belum sepenuhnya ditinggalkan.

Di bagian ini akan dibahas tentang perbedaan antara PBI 1971 N.I.-2 denganSNI 03-2847-2002 tentang desain mix dan trial mix, dengan titik berat padaevaluasi statistik atas hasil pengujian sample dan analisa untuk penerimaanbeton dalam pelaksanaan pekerjaan pengecoran.

peraturan lama : PBI 1971 N.I.-2

peraturan baru : SNI 03-2847-2002

Persyaratan material penyusun, kondisi lingkungan khusus, bahan tambahan, dsbakan diulas tersendiri.

Jumlah dan frekuensi pembuatan benda uji

Jumlah minimum benda uji per hari pelaksanaan pengecoran = 1 benda uji

Pada saat awal pelaksanaan sampai terkumpulnya 20 benda uji = 1 benda uji per 3m3

Setelah terkumpulnya 20 benda uji pertama :

Jumlah dan frekuensi pembuatan benda uji

Jumlah minimum benda uji per hari pelaksanaan pengecoran = 1 benda uji

Frekuensi pembuatan benda uji, diambil kondisi yang paling dulu dipenuhi :

Jumlah total benda uji minimum = 5 buah per mutu beton

Jika dari frekuensi pembuatan benda uji yang diatur di atas menghasilkanjumlah benda uji kurang dari 5 buah, maka harus dilakukan randomisasi denganinterval volume pengujian yang sama, supaya diperoleh minimal sejumlah 5 buahbenda uji

Toleransi untuk jumlah total pengecoran kurang dari 40 m3, diperbolehkan tidakdilakukan sampling dan pembuatan benda uji, jika dapat dijamin dan buktiterpenuhinya kuat tekan diserahkan dan disetujui oleh Pengawas.

volume total pengecoran di atas 60 m3 : 1 benda uji per 5 m3 betonvolume total pengecoran 60 m3 atau lebih kecil : diatur pembagiannya supayadalam keseluruhan pekerjaan diperoleh minimal 20 benda uji denganrandomisasi yang baik dan merata

apabila volume pengecoran sangat kecil sehingga tidak memungkinkanmembuat 20 benda uji, maka pembuatan benda uji boleh kurang dari 20 buah,namun harus menjamin keterwakilan secara keseluruhan beton yang digunakan(dalam interval jumlah pengecoran yang sama)

1 pasang benda uji untuk tiap pengecoran 120 m3 beton

1 pasang benda uji untuk tiap pengecoran 500 m2 plat lantai beton

1 pasang benda uji untuk tiap pengecoran 500 m2 dinding beton

Ketentuan di atas berlaku untuk tiap mutu beton yang digunakan dalam satu proyek,tidak boleh dicampur atau disatukan jumlah benda uji untuk mutu beton yang berbeda

Ketentuan di atas berlaku untuk tiap mutu beton yang digunakan dalam satu proyek,tidak boleh dicampur atau disatukan jumlah benda uji untuk mutu beton yang berbeda

Page 2: PBI _ SNI _ Sampling Beton Dan Pengujian - Lauw Tjun Nji

PBI > SNI : Sampling Beton dan Pengujian - Lauw Tjun Nji

http://lauwtjunnji.weebly.com/pbi--sni--sampling-beton-dan-pengujian.html[5/3/2014 12:22:36 AM]

Data hasil pengujian yang dipakai sebagai dasar analisa dan evaluasi penerimaan mutu beton adalah dari pengujian yang dilakukan pada umur 28 hari atau sesuaiketentuan yang ditetapkan untuk penetapan kuat tekan karakteristik beton dalam proyek.

Pada prinsipnya, pengujian di luar umur 28 hari atau sesuai ketentuan umur beton yang ditetapkan untuk kuat tekan karakteristik, tidak dipakai untuk evaluasi penerimaan kecualiatas persetujuan Pengawas, dan

analisa desain/perencanaan struktur berdasar SNI 03-2847-2002

perancangan campuran adukan beton (desain mix) dan evaluasi penerimaannya mengikuti aturan SNI 03-2847-2002

Ada pula saran untuk mengambil benda uji dengan penggabungan cara kedua peraturan tersebut supaya hasilnya dapat dianalisa dari keduanya, sebagai antisipasi jikaPengawas atau Perencana menghendaki dilakukan evaluasi atau analisa tertentu berdasar satu atau kedua peraturan tersebut.

Pasangan benda uji

PBI tidak mensyaratkan adanya pasangan benda uji

Pasangan benda uji

Satu uji kuat tekan harus merupakan nilai kuat tekan rata-rata dari 2 (dua) contoh ujisilinder yang berasal dari adukan beton yang sama dan diuji pada umur beton 28 hariatau pada umur uji yang ditetapkan untuk penentuan (kuat tekan beton yangdisyaratkan)

fc'

[pasal 7.6 butir 2.4 SNI 03-2847-2002]

hanya digunakan untuk penentuan sudah mampu atau belumnya struktur beton di lapangan untuk menerima beban kerja selanjutnya.

Evaluasi dan penerimaan mutu beton

Standar deviasi yang digunakan adalah Sr (standar deviasi rencana) yang ditetapkanoleh Pengawas Ahli setelah dirundingkan dengan Pelaksana.

Dapat pula dipakai standar deviasi Sd dari analisa hasil pengujian sample/benda ujipada umur 28 hari.

Mutu beton dan mutu pelaksanaan dianggap memenuhi syarat jika dipenuhi :

Evaluasi dan penerimaan mutu beton

SNI 03-2847-2002 tidak mendasarkan penerimaan mutu beton pada saat pelaksanaanpekerjaan (berjalannya proyek) dari perhitungan standar deviasi, ini adalah perbedaanutama SNI ini dengan PBI

Penerimaan mutu beton untuk benda uji yang dirawat di laboratorium :

Ketentuan untuk mutu beton dari benda uji yang dirawat di lapangan, adalah tidakboleh kurang dari 85% kuat tekan atau mutu beton yang dirawat di laboratorium.

rata-rata dari 3 (tiga) nilai kuat tekan uji yang berurutan tidak boleh adayang kurang dari nilai

rata-rata dari 2 (dua) nilai kuat tekan uji yang berurutan tidak boleh kurangdari nilai

fc’

(fc’ -3,5 MPa)

Tindakan jika mutu beton tidak memenuhi syarat

Tindakan yang diambil jika terjadi hasil evaluasi menunjukkan mutu beton tidakmemenuhi syarat :

Jika dari salah satu atau lebih hasil dua percobaan tersebut memberikan nilai kuattekan beton tidak kurang dari 80% kuat tekan beton karakteristik yangdisyaratkan untuk elemen struktur terkait, maka beton yang bersangkutan dianggapmemenuhi syarat.

Jika masih tidak memenuhi syarat juga, maka dilakukan percobaan pembebananlangsung (syarat penerimaan tidak kurang dari 70% kuat tekan karakteristik)

jika masih tidak memenuhi syarat juga, maka alternatif yang bisa dilakukan adalah :

Tindakan jika mutu beton tidak memenuhi syarat

Tindakan yang diambil jika terjadi hasil evaluasi menunjukkan mutu beton tidakmemenuhi syarat :

Penerimaan mutu beton dari pengujian beton inti (coring), dianggap memenuhisyarat jika :

pengujian non destruktif dengan palu beton (hammer test)pengambilan benda uji dengan dibor (coring)

analisis untuk menjamin bahwa tahanan struktur dalam memikul beban masihdalam batas aman (analisa kemampuan beban layan aktual)jika analisis menunjukkan bahwa struktur berkurang kekuatannya secarasignifikan, dilakukan uji contoh beton inti (coring) pada lokasi yang bermasalah,sebanyak minimal 3 contoh uji beton inti pada tiap nilai yang bermasalah

tidak ada nilai hasil pengujian dengan beton inti yang kurang dari (75% fc’)tidak ada nilai kuat tekan rata-rata dari 3 (tiga) sample beton inti yangkurang dari (85% fc’)

Page 3: PBI _ SNI _ Sampling Beton Dan Pengujian - Lauw Tjun Nji

PBI > SNI : Sampling Beton dan Pengujian - Lauw Tjun Nji

http://lauwtjunnji.weebly.com/pbi--sni--sampling-beton-dan-pengujian.html[5/3/2014 12:22:36 AM]

Jika dari hasil pengujian beton inti (coring) masih tidak memenuhi syarat, makalangkah yang bisa dilakukan :

analisa kemampuan beban layan aktual, apakah dengan mutu beton yangada masih mampu mendukung beban kerja yang akan dipikul oleh struktur yangbermasalah tersebut

ditambah perkuatan pada struktur yang bermasalah, jika memungkinkan dandiijinkan oleh Pengawas

struktur yang bermasalah dibongkar dan dicor ulang

dilaksanakan uji beban jika diperintahkan oleh Pengawas atau Perencana, yangdiatur dalam pasal 22 SNI 03-2847-2002ditambah perkuatan pada struktur yang bermasalah, jika memungkinkan dandiijinkan oleh Pengawas

struktur yang bermasalah dibongkar dan dicor ulang

SNI tidak merekomendasikan pengujian dengan hammer test - namun juga tidakmelarang dilakukannya pengujian hammer test

Create a with free website