patol siap lely gangguan jiwa
TRANSCRIPT
BAB II
Kehamilan dengan Penyakit Gangguan Jiwa (Depresi, Psikosa, Psikoneurosa) .
A. DEPRESI
2.1 Pengertian
Kehamilan seharusnya adalah masa yang paling bahagia dalam kehidupan seorang wanita, tapi buat
sebagian wanita masa ini adalah masa yang membingungkan, takut, sedih, stress, dan bahkan depresi.
Sekitar 10 – 20% wanita akan mengalami gejala-gejala depresi saat hamil, dan seperempat sampai
separuhnya akan menjadi depresi yang nyata (mayor depresi).
Depresi merupakan gangguan mood yang menyerang 1 dari 4 wanita pada suatu titik tertentu dalam
kehidupannya, jadi tidak usah heran jika kelainan ini juga biasa mengenai wanita hamil. Tetapi sering kali
depresi tidak di diagnosa dengan baik saat hamil karena sering dianggap hanya suatu bentuk gangguan
keseimbangan hormon. Asumsi ini tentu saja bias membahayakan ibu serta bayi yang dikandungnya.
Depresi bisa diobati dan dimanage selama kehamilan. Depresi saat kehamilan atau antepartum
depresi, merupakan gangguan mood sama halnya dengan depresi klinis. Gangguan mood merupakan
kelainan biologis yang melibatkan perubahan kimia pada otak. Saat kehamilan, perubahan hormone bias
mempengaruhi kimia otak yang berhubungan dengan depresi dan gelisah. Hal ini bias
disebabkan/dimunculkan oleh situasi yang sulit, yang akhirnya menimbulkan depresi.
2.2 Penyebab
Beberapa penyakit atau komplikasi pada masa kehamilan disebabkan oleh gangguan
psikologi/emosional atau diperberat karenanya. Depresi banyak terjadi karena rendahnya tingkat
ketidakmatangan dalam perkembangan emosional dan psikososial, derajat ketidakmampuan
menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapinya.
Berikut ini beberapa penyebab depresi pada ibu hamil.
1
Kehamilan yang tidak diharapkan
Hamil di luar nikah
Faktor ekonomi
Faktor ketidakbahagiaan dalam rumah tangga
Masuk rumah sakit atau istirahat total ditempat tidur karena komplikasi kehamilan
Perasaan cemas menghadapi persalinan
Faktor lain yang mendukung resiko tinggi terjadinya depresi pada ibu hamil antara lain :
Riwayat keluarga yang memiliki penyakit kejiwaan
Kurangnya dukungan dari suami dan keluarga
Perasaan khawatir yang berlebihan pada kesehatan janin
Ada masalah pada kehamilan atau kelahiran anak sebelumnya
Sedang mengalami masalah keuangan
Usia ibu hamil yang terlalu muda.
2.3 Tanda dan Gejala
Adapun tanda dan gejala depresi yang terjadi pada ibu hamil antara lain sebagai berikut:
1. Menunjukan lebih banyak air mata dibandingkan senyum
2. Makanan dan minuman nyaris tidak disentuh
3. Jarang mengontrol kehamilan
4. Tidak pernah memberi stimulus terhadap janin yang dikandungnya
5. Tidak melakukan persiapan utnuk menyambut bayi yang akan dilahirkan
Dari tanda gejala depresi diatas maka dapat diketahui data-data subjektif dan objektif antara lain sebagai
berikut :
2
1. Data Subjektif : sulit tidur, perasaan sedih dan tidak bergairah, sering menyendiri, penurunan
berat badan.
2. Data Objektif : detak jantung pada ibu hamil yang mengalami depresi biasanya tidak normal.
Detak jantung ibu hamil yang tidak teratur akan diterima janin sebagai sensasi getaran yang tidak
biasa.
Dampak Depresi Selama Kehamilan
Depresi yang tidak ditangani akan memiliki dampak yang buruk bagi ibu dan bayi yang
dikandungnya antara lain :
1. Timbulnya gangguan pada janin yang masih didalam kandungan
2. Munculnya gangguan kesehatan pada mental si anak nantinya
3. Kelahiran premature
4. Bayi lahir dengan berat badan yang rendah
5. Ibu yang mengalami depresi ini tidak akan mempunyai keinginan untuk memikirkan
perkembangan kandungan dan bahkan kesehatannya sendiri.
2.4 Penanganan Depresi
Jika seorang ibu mengalami depresi selama kehamilan maka hal yang harus dilakukan adalah
mencari pertolongan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan, antara lain dengan berkonsultasi pada
dokter kandungan atau pada psikolog/psikiater mengenai gejala yang dialami. Saat ini mereka adalah
tempat yang paling tepat untuk berkonsultasi, mereka nanti akan memberikan solusi yang terbaik untuk
ibu dan janin yang ada di dalam kandungan.
Ada beberapa cara dalam melakukan terapi dan konsultasi dengan dokter kandungan anda seperti
dengan metode support group atau psikoterapi yang dapat dilakukan secara rutin dan berkala atau dengan
obat – obatan. Jika gejala depresi yang ditunjukkan sangat berat maka dokter kandungan mungkin akan
meresepkan beberapa obat untuk mengatasinya dan tentunya aman untuk mereka yang sedang
mengandung. Jika karena sesuatu hal sang ibu tidak merasa nyaman untuk mendiskusikannya dengan
dokter atau terapis maka teman dekatnya dapat diajak berbicara untuk bertukar pendapat. Yang terpenting
adalah bahwa orang yang diajak berbicara tersebut sangat bisa mengerti apa yang sang ibu hamil rasakan.
3
Jangan pernah untuk melawan depresi ini seorang diri, karena pada saat-saat tersebut sang ibu hamil
sangat membutuhkan seseorang untuk diajak berbagi untuk mengatasi depresi yang dirasakan.
Terapi lainnya, seperti pijat atau relaksasi lainnya, juga terbukti baik untuk mengatasi depresi, baik
bagi anak maupun ibu. Tapi, ini pun harus dengan pengawasan dari dokter. Upaya penyembuhan ini harus
dilakukan pada ibu dan bayi. Jangan hanya bayi yang diterapi, sementara ibu dibiarkan makin terpuruk
dalam depresi atau sebaliknya. Ibu dan bayi harus bekerja sama untuk mengatasi depresinya
2.5 Penatalaksanaan Depresi
Cara menanggulangi depresi berbeda-beda sesuai dengan keadaan pasien, namun biasanya merupakan
gabungan dari farmakoterapi dan psikoterapi atau konseling. Dukungan dari orang-orang terdekat serta
dukungan spiritual juga sangat membantu dalam penyembuhan.
Selain itu penatalaksanaan depresi yaitu;
a.Harus kita hadapi dengan sikap serius dan mengerti
b.Hendaknya dengan menghibur, bersikap optimis dan bergurau, karena akan memperbesar rasa tidak
mampu dan rendah diri.
c.Beberapa cara dalam melakukan terapi dan konsultasi dengan dokter kandungan seperti dengan metode
support group atau psikoterapi yang dapat dilakukan secara rutin.
Perubahan pola hidup dapat memperbaiki depresi pada sebagian orang:
a.Olahraga teratur
b.Berjemur pada sinar matahari
c.Penanganan stres
d.Konseling
e.Tidur teratur
f.Relaksasi
g.Meditasi
2.6 Penularan Depresi
Penularan dari depresi sampai saat ini masih belum diketahui .
2.7 Pencegahan Depresi
Bagi mereka yang sedang hamil, maka jadikan masa hamil ini sebagai pengalaman yang
menyenangkan dalam hidupnya. Suami dan keluarga pun harus berperan aktif dalam membantu
penyembuhan orang-orang terdekat ini. Dukungan dari mereka semua akan besar manfaatnya untuk 4
menciptakan mood yang baik bagi ibu dan janinnya. Diharapkan, dengan dukungan total dari suami, istri
dapat melewati masa kehamilannya dengan perasaan senang dan jauh dari depresi yang dapat berakibat
sama terhadap anak yang di kandungnya. Sehingga pada saatnya nanti sang ibu hamil dapat melahirkan
anak – anak dengan kualitas mental dan fisik yang baik serta berkualitas.
B. PSIKOSA
2.8 Pengertian
Suatu gangguan jiwa dengan kehilangan rasa kenyataan (sense of reality). Keadaan ini dapat
digambarkan bahwa psikosa ialah gangguan jiwa yang serius, yang timbul karena penyebab organik
ataupun emosional (fungsional) dan yang menunjukkan gangguan kemampuan berpikir, bereakasi secara
emosional, mengingat, berkomunikasi, menafsirkan kenyataan dan bertindak sesuai dengan kenyataan itu,
sedemikian rupa sehingga kemampuan untuk memenuhi tuntutan hidup sehari-hari sangat terganggu.
Psikosa ditandai oleh perilaku yang regresif, hiudp perasaan tidak sesuai , berkurangnya pengawasan
terhadap impuls-impuls serta waham dan halusinasi.
Psikosa adalah tingkah laku secara keseluruhan dalam kepribadiannya berpengaruh tidak ada
kontak dengan realitas, pada umumnya gejalanya tidak mampu melakukan partisipasi sosial. Sering ada
gangguan bicara, kehilangan orientasi terhadap lingkungan. Aspek sosialnya membahayakan orang lain
dan diri sendiri perlu perawatan RS.
2.9 Penyebab Psikosa
Pada penderita psikosa sering ada gangguan bicara, kehilangan orientasi terhadap lingkungan.
Aspek sosialnya membahayakan orang lain dan diri sendiri perlu perawatan RS.
Adapun penyebabnya secara internal maupun eksternal,antara lain;
Internal
Perubahan tubuh dan hormonal ibu hamil.
Eksternal
- Kehamilan tak diinginkan
- Kehamilan berisiko
5
- Jarak kehamilan yang terlalu dekat
- Riwayat keguguran
- Riw. Obstetri buruk
Jenis-jenis psikosa yaitu :
Skizopherenia
Paranoid
Paranoid dilain pihak adalah jenis yang sudah lebih lanjut ditandai dengan halusinasi, yaitu persepsi palsu
dan kecurigaan yang sangat kuat, pola berfikir makin kacau dan tingkah laku makin tidak normal.
Psikosa umumnya terbagi dalam dua golongan besar yaitu:
1. Psikosa fungsional
Factor penyebabnya terletak pada aspek kejiwaan, disebabkan karena sesuatu yang berhubungan
dengan bakat keturunan, bisa juga disebabkan oleh perkembangan atau penglaman yang terjadi
selama sejarah kehidupan seseorang.
2. Psikosa organic
Disebabkan oleh kelainan atau gangguan pada aspek tubuh, kalau jelas sebab-sebab dari suatu psikosa
fungsional adalah hal-hal yang berkembang dalam jiwa seseorang.
2.10 Tanda & Gejala
Psikosa ditandai oleh perilaku yang regresif, hidup perasaan tidak sesuai, berkurangnya
pengawasan terhadap implus-implus serta waham dan halusinasi. Tanda & Gejala psikosa dapat berupa :
Halusinasi
Sejumlah kelainan perilaku, seperti aktivitas yang meningkat
Gelisah
Retardasi psikomotor
Perilaku katatonik
6
Dampak Psikosa Dalam Kehamilan
Gangguan jiwa yang dapat terjadi pada kehamilan antara lain :
Gangguan afektif pada kehamilan
Gangguan bipolar
Skizofrenia
Gangguan cemas menyeluruh
Gangguan panik
Gangguan obsesif konvulsif
Menninger telah menyebutkan lima sindroma klasik yang menyertai sebagian besar pola psikotik:
a. Perasan sedih, bersalah dan tidak mampu yang mendalam
b. Keadaan terangsang yang tidak menentu dan tidak terorganisasi, disertai pembicaraan dan
motorilk yang berlebihan
c. Regresi ke otisme manerisme pembicaran dan perilaku, isi pikiran yanng berlawanan, acuh
tak acuh terhadap harapan sosial.
d. Preokupasi yang berwaham, disertai kecurigaan, kecendrungan membela diri atau rasa
kebesaran
e. Keadaan bingung dan delirium dengan disorientasi dan halusinasi.
Proses kejiwaan dalam kehamilan
1. Triwulan I
Cemas ,takut, panik, gusar
Benci pada suami
Menolak kehamilan
mengidam
2. Triwulan II
Kehamilan nyata
Adaptasi dengan kenyataan
Perut bertambah besar
Terasa gerakan janin
3. Triwulan III
Timbul gejolak baru menghadapi persalinan
Perasaan bertanggung jawab
Golongan ibu yang mungkin merasa takut
7
Ibu yang mempunyai riwayat/pengalaman buruk pada persalinan yang lalu
2.11 Penanganan Psikosa
Perjalanan penyakit bervariasi dan bergantung pada jenis penyebab penyakit. Bagi mereka dengan
psikosis manik-depresif dan skizoafektif, waktu pemulihan adalah sekitar 6 bulanm(Sneddon, 1992).
Yang paling mengalami gangguan fungsi pada saat pemeriksaan lanjutan adalah mereka yang menderita
skizofrenia. Para wanita ini sebaiknya dirujuk ke psikiater. Keparahan psikosis postpartum
mengharuskan diberikannya terapi farmakologis dan pada sebagian besar kasus dilakukan tindakan rawat
inap. Wanita ynag mengalami psikosis biasanya mengalami kesulitan merawat bayinya.
Terapi Gangguan Jiwa
Saat ini tersedia sejumlah besar obat psikotropika untuk mengatasi gangguan jiwa (Kuller dkk.,
1996). Sebagian wanita hamil yang memerlukan farmakoterapi telah menderita penyakit jiwa berat,
misalnya gangguan bipolar, gangguan skizoafektif, skizofrenia atau depresi mayor berulang. Wanita lain
yang memerlukan terapi adalah mereka yang mengalami gangguan emosi yang berkembang selama
kehamilan.
Antidepresan
Depresi berat memerlukan terapi dan pada sebagian besar kasus, manfaat terapi melebihi risikonya.
Antidepresan trisiklik seperti amitriptilin, doksepin, imipramin, dan nortriptilin sering digunakan
untuk gangguan-gangguan depresi. Efek samping pada ibu adalah hipotensi ortostatik dan
konstipasi. Sedasi juga sering terjadi, sehingga obat golongan ini sangat bermanfaat bagi masalah
tidur yang berkaitan dengan depresi. Inhibitor monoamin oksidase (MAOI) adalah antidepresan yang
sangat efektif yang semakin jarang digunakan karena menyebabkan hipotensi ortostatik. Pengalaman
dengan inibitor selektif ambilan ulang serotonin (selective serotonin reuptake inhibitors, SSRI), termasuk
fluoksetin dan sertralin, menyebabkan obat golongan ini menjadi terapi primer bagi sebagian besar
penyakit depresi. Obat-obat ini tidak menimbulkan hipotensi ortostatik atau sedasi sehingga lebih disukai
daripada antidepresan lain.
Antipsikotik
8
Wanita dengan sindrom-sindrom kejiwaan yang berat seperti skizofrenia, gangguan skizoafektif,
atau gangguan bipolar sangat mungkin memerlukan terapi antipsikotik selama kehamilan. Antipsikotik
tipikal adalah golongan antagonis dopamine. Klozapin adalah satu-satunya antipsikotik atipikal yang
tersedia, dan obat ini memiliki kerja yang berbeda tetapi tidak diketahui. Potensi dan efek samping
berbagai antipsikotik berbeda-beda. Obat-obat yang berpotensi lebih rendah, klorpromazin dan
tioridazin, memiliki efek antikolinergik yang lebih besar serta bersifat sedatif.
Litium
Keamanan litium selama kehamilan masih diperbebatkan. Selain kekhawatiran tentang
teratogenesitas, juga perlu dipertimbangkan indeks terapetiknya yang sempit. Pernah dilaporkan
toksisitas litium pada neonatus yang mendapat ASI.
Benzidiazepin
Obat golongan ini mungkin diperlukan selama kehamilan bagi wanita dengan gangguan cemas yang
parah atau untuk pasien psikotik yang agitatif atau mengamuk. Diazepam mungkin menyebabkan depresi
neurologis berkepanjangan pada neonatus apabila pemberian dilakukan dekat dengan kelahiran.
Terapi Kejut Listrik (Elektroconvulsive Therapy, ECT)
Terapi dengan kejutan listrik untuk depresi selama kehamilan kadang-kadang diperlukan pada
pasien dengan gangguan mood mayor yang parah dan tidak berespon terhadap terapi farmakologis.
Hasil diperoleh dengan menjalani 11 kali terapi dari umur kehamilan 23-31 minggu. Mereka
menggunakan tiamilal dan suksinilkolin, intubasi, dan ventilasi bantuan setiap kali terapi. Mereka
mendapatkan bahwa kadar epinefrin, norepinefrin, dan dopamine plasma meningkat 2-3 kali lipat
dalam beberapa menit kejutan listrik. Walaupun demikian, rekaman frekuensi denyut jantung janin
serta frekuensi jantung, tekanan darah, dan saturasi oksigen ibu tetap normal. Miller (1994) mengkaji
300 laporan kasus terapi kejut listrik selama kehamilan mendapatkan bahwa penyulit terjadi pada 10%.
Penyulit-penyulit tersebut antara lain adalah aritmia transien jinak pada bayi, perdarahan pervaginam
ringan, nyeri abdomen, dan kontraksi uterus yang swasirna. Wanita yang kurang dipersiapkan juga
berisiko lebih besar mengalami aspirasi, kompresi aortokava, dan alkalosis respiratorik. Langkah-
langkah pengkajian penting adalah pengkajian servik, penghentian obat antikolinergik yang tidak
9
esensial, pemantauan frekuensi denyut jantung janin dan uterus, hidrasi intravena, pemberian antasida
cair, dan pasien dobaringkan miring kiri. Selama prosedur, hindari hiperventilasi berlebihan dan jalan
napas harus dilindungi.
2.12 Penatalaksanaan Psikosa
1. Pengobatan etiologik harus sedini mungkin dan di samping faal otak dibantu agar tidak terjadi
kerusakan otak yang menetap.
2. Peredaran darah harus diperhatikan (nadi, jantung dan tekanan darah), bila perlu diberi stimulansia.
3. Pemberian cairan harus cukup, sebab tidak jarang terjadi dehidrasi. Hati-hati dengan sedativa dan
narkotika (barbiturat, morfin) sebab kadang-kadang tidak menolong, tetapi dapat menimbulkan efek
paradoksal, yaitu klien tidak menjadi tenang, tetapi bertambah gelisah.
4. Klien harus dijaga terus, lebih-lebih bila ia sangat gelisah, sebab berbahaya untuk dirinya sendiri (jatuh,
lari dan loncat keluar dari jendela dan sebagainya) ataupun untuk orang lain.
5. Dicoba menenangkan klien dengan kata-kata (biarpun kesadarannya menurun) atau dengan kompres es.
Klien mungkin lebih tenang bila ia dapat melihat orang atau barang yang ia kenal dari rumah. Sebaiknya
kamar jangan terlalu gelap , klien tidak tahan terlalu diisolasi.
6. Terdapat gejala psikiatrik bila sangat mengganggu.
2.13 Penularan
Sampai saat ini tidak diketahui penularan dari gangguan jiwa psikosa
2.14 Pencegahan Psikosa Dalam Kehamilan
Informasi
ANC rutin
Nutrisi
Penampilan
Aktivitas
Relaksasi
10
Senam hamil
Latihan pernafasan
C.Psikoneurosa
2.15 Pengertain
Neurosis kadang-kadang disebut psikoneurosis dan gangguan jiwa (untuk membedakannya dengan
psikosis atau penyakit jiwa. Menurut Singgih Dirgagunarsa (1978 : 143), Neurosis adalah gangguan yang
terjadi hanya pada sebagian dari kepribadian, sehingga orang yang mengalaminya masih bisa melakukan
pekerjaan-pekerjaan biasa sehari-hari atau masih bisa belajar, dan jarang memerlukan perawatan khusus
di rumah sakit.
Dali Gulo (1982 : 179), berpendapat bahwa neurosis adalah suatu kelainan mental, hanya memberi
pengaruh pada sebagaian kepribadian, lebih ringan dari psikosis, dan seringkali ditandai dengan : keadaan
cemas yang kronis, gangguan-gangguan pada indera dan motorik, hambatan emosi, kurang perhatian
terhadap lingkungan, dan kurang memiliki energi fisik, dst.
Neurosis, menurut W.F. Maramis (1980 : 97), adalah suatu kesalahan penyesuaian diri secara emosional
karena tidak diselesaikan suatu konflik tidak sadar.
Berdasarkan pendapat mengenai neurosis dari para ahli tersebut dapat diidentifikasi pokok-Pokok
pengertian mengenai neurosis sebagai berikut.
1. Neurosis merupakan gangguan jiwa pada taraf ringan.
2. Neurosis terjadi pada sebagian aspek kepribadian.
3. Neurosis dapat dikenali gejala-gejala yang menyertainya dengan ciri khas kecemasan.
4. Penderita neurosis masih mampu menyesuaikan diri dan melakukan aktivitas sehari-hari.
2.16 Penyebab
Psikoneurosa adalah gangguan yang terjadi hanya karena gangguan pada sebagian kepribadian, maka
yang bersangkutan masih bisa melakukan pekerjaan/aktivitas sehari-hari. Sebenarnya psikoneurosis
bukanlah suatu penyakit, yang bersangkutan masih dapat kita sebut normal. Yang diderita (bersangkutan)
adalah ketegangan pribadi yang terus terjadi sebagai akibat konflik yang berkepanjangan. Orang tersebut
tidak dapat mengatasi konflik yang tidak kunjung reda yang pada taraf terakhir menjadi neurosis (suatu
kelainan mental dengan kepribadian terganggu yang ringan seperti cemas yang kronis, hambatan emosi,
sukar tidur, kurang perhatian terhadap lingkungan dan kurang memiliki energi). Ada kalanya penyakit ini 11
baru timbul setelah lama penyebabnya terjadi atau sama sekali tidak ingat lagi, atau telah diendapkan
dalam alam ketidaksadaran. Untuk menyembuhkan penyakit digunakan tehnik wawancara yang lazim
disebut psikoterapi.
2.17 Tanda & Gejala,Penanganan serta jenis dari neurosis
Kelainan jiwa yang disebut neurosis ditandai dengan bermacam-macam tanda &gejala. Dan berdasarkan
gejala yang paling menonjol, sebutan atau nama untuk jenis neurosis diberikan. Dengan demikian pada
setiap jenis neurosis terdapat ciri-ciri dari jenis neurosis yang lain, bahkan kadang-kadang ada pasien
yang menunjukkan begitu banyak tanda & gejala sehingga gangguan jiwa yang dideritanya sukar untuk
dimasukkan pada jenis neurosis tertentu (W.F. Maramis, 1980 : 258).
Bahwa nama atau sebutan untuk neurosis diberikan berdasarkan gejala yang paling menjonjol atau paling
kuat. Atas dasar kriteria ini para ahli mengemukakan jenis-jenis neurosis sebagai berikut (W.F. Maramis,
1980 : 257-258).
1. Neurosis cemas (anxiety neurosis atau anxiety state)
a. Gejala-gejala neurosis cemas
Tidak ada rangsang yang spesifik yang menyebabkan kecemasan, tetapi bersifat mengambang bebas, apa
saja dapat menyebabkan gejala tersebut. Bila kecamasan yang dialami sangat hebat maka terjadi
kepanikan.
Gejala-gejala neurosis cemas :
1) Secara somatis dapat berupa sesak nafas, dada tertekan, kepala ringan seperti mengambang, lekas
lelah, keringat dingin.
2) Secara psikologis berupa kecemasan, ketegangan, panik, depresi, perasaan tidak mampu untuk
menyelesaikan masalah.
b. Faktor penyebab neurosis cemas
Menurut Maramis (1980 : 261), faktor pencetus neurosis cemas sering jelas dan secara psikodinamik
berhubungan dengan faktor-faktor yang menahun seperti kemarahan yang dipendam.
12
Sebab-sebab neurosis cemas secara umum :
1) Ketakutan dan kecemasan yang terus menerus, disebabkan oleh kesusahan-kesusahan dan
kegagalan yang bertubu-tubi
2) Depressi terhadap macam – macam masalah emosional, akan tetapi tidak bisa berlangsung secara
sempurna
3) Kecenderungan harga diri yang terhalang.
4) Dorongan-dorongan seksual tidak mendapat kepuasan yang terhambat, sehingga menimbulkan
banyak konflik batin.
Penanganannya
c. Terapi untuk penderita neurosis cemas
Terapi untuk penederita neurosis cemas dilakukan dengan menemukan sumber ketakutan atau kekuatiran
dan mencari penyesuaian yang lebih baik terhadap permasalahan. Mudah tidaknya upaya ini pada
umumnya dipengaruhi oleh kepribadian penderita. Ada beberapa jenis terapi yang dapat dipilih untuk
menyembuhkan neurosis cemas, yaitu :
psikoterapi individual
psikoterapi kelompok
psikoterapi analitik
sosioterapi
terapi seni kreatif
terapi kerja
terapi perilaku
farmakoterapi
2. Histeria
a. Tanda & gejala histeria
Histeria merupakan neurosis yang ditandai dengan reaksi-reaksi emosional yang tidak terkendali sebagai
13
cara untuk mempertahankan diri dari kepekaannya terhadap rangsang-rangsang emosional. Pada neurosis
jenis ini fungsi mental dan jasmaniah dapat hilang tanpa dikehendaki oleh penderita. Tanda & gejala
sering timbul dan hilang secara tiba-tiba, terutama bila penderita menghadapi situasi yang menimbulkan
reaksi emosional yang hebat.
b. Jenis-jenis histeria
Histeria digolongkan menjadi 2, yaitu reaksi konversi atau histeria minor dan reaksi disosiasi atau
histeria mayor.
1) Histeria minor atau reaksi konversi
Pada histeria minor kecemasan diubah atau dikonversikan (sehingga disebut reaksi konversi) menjadi
gangguan fungsional susunan saraf somatomotorik atau somatosensorik, dengan gejala : lumpuh, kejang-
kejang, mati raba, buta, tuli.
2) Histeria mayor atau reaksi disosiasi
Histeria jenis ini dapat terjadi bila kecemasan yang yang alami penderita demikian hebat, sehingga dapat
memisahkan beberapa fungsi kepribadian satu dengan lainnya sehingga bagian yang terpisah tersebut
berfungsi secara otonom, sehingga timbul gejala-gejala : amnesia, somnabulisme, fugue, dan kepribadian
ganda.
c. Faktor penyebab histeria
Menurut Sigmund Freud, histeria terjadi karena pengalaman traumatis (pengalaman menyakitkan) yang
kemudian direpresi atau ditekan ke dalam alam tidak sadar. Maksudnya adalah untuk melupakan atau
menghilangkan pengalaman tersebut. Namun pengalaman traumatis tersebut tidak dapat dihilangkan
begitu saja, melainkan ada dalam alam tidak sadar (uncociousness) dan suatu saat muncul kedalam sadar
tetapi dalam bentuk gangguan jiwa.
Sebab-sebab hysteria:
1) Ada prediposisi pembawaan berupa system syaraf yang lemah.
2) Tekanan-tekanan mental yang disebabkan oleh, kesusahan, kekecawaan,shocks, dan pengalaman-
pengalamn taraumatis/luka jiwa.nya sugesti diri yag buruk dan melemahkan mental.
3) Oleh kelemahan-kelemahan diri, individu berusaha menguasai keadaan, lalu mentiranisasi
lingkungan dengan tingkah lakunya yang dibuat-buat.
4) Kebiasaan hidup dan disiplin-disiplin yang keliru, sehingga mengakibatkan control pribadi yang
lemah dan integrasi kepribadian yang miskin, sangat kekanak-kanakan.
14
5) Sering atau selalu menggunakan escape mechanism dan defence mechanism, sehingga
mengakibatkan malajustment, dan semakin banyak timbul kesulitan.
6) Kondidi fisik yang buruk, misalnya sakit-sakitan, lemah, lelah, fungsi-fungsi organic yang lemah,
gangguan pikiran, dan badaniah.
Penanganan
d. Terapi terhadap penderita histeria
Ada beberapa teknik terapi yang dapat dilakukan untuk menyembuhkan hysteria yaitu :
Teknik hipnosis (pernah diterapkan oleh dr. Joseph Breuer);
Teknik asosiasi bebas (dikembangkan oleh Sigmund Freud);
Psikoterapi suportif.
Farmakoterapi.
3. Neurosis fobik
a. Tanda & gejala neurosis fobik
Neurosis fobik merupakan gangguang jiwa dengan gejala utamanya fobia, yaitu rasa takut yang hebat
yang bersifat irasional, terhadap suatu benda atau keadaan. Fobia dapat menyebabkan timbulnya perasaan
seperti akan pingsan, rasa lelah, mual, panik, berkeringat. Ada bermacam-macam fobia yang nama atau
sebutannya menurut faktor yang menyebabkan ketakutan tersebut, misalnya :
Hematophobia : takut melihat darah
Hydrophobia : takut pada air
Pyrophibia : takut pada api
Acrophobia : takut berada di tempat yang tinggi
b. Faktor penyebab neurosis fobik
Neurosis fobik terjadi karena penderita pernah mengalami ketakutan dan shock hebat berkenaan dengan
situasi atau benda tertentu, yang disertai perasaan malu dan bersalah. Pengalaman traumastis ini
kemudian direpresi (ditekan ke dalam ketidaksadarannya). Namun pengalaman tersebut tidak bisa hilang
dan akan muncul bila ada rangsangan serupa.
Penanganan
15
c. Terapi untuk penderita neurosis fobik
Menurut Maramis, neurosa fobik sulit untuk dihilangkan sama sekali bila gangguan tersebut telah lama
diderita atau berdasarkan fobi pada masa kanak-kanak. Namun bila gangguan tersebut relatif baru dialami
proses penyembuhannya lebih mudah. Teknik terapi yang dapat dilakukan untuk penderita neurosis fobik
adalah:
Psikoterapi suportif, upaya untuk mengajar penderita memahami apa yang sebenarnya dia alami
beserta psikodinamikanya.
Terapi perilaku dengan deconditioning, yaitu setiap kali penderita merasa takut dia diberi
rangsangan yang tidak menyenangkan.
Terapi kelompok.
Manipulasi lingkungan.
4. Neurosis obsesif-kompulsif
a. Tanda & gejala neurosis obsesif-kompulsif
Istilah obsesi menunjuk pada suatu ide yang mendesak ke dalam pikiran atau menguasai kesadaran dan
istilah kompulsi menunjuk pada dorongan atau impuls yang tidak dapat ditahan untuk tidak dilakukan,
meskipun sebenarnya perbuatan tersebut tidak perlu dilakukan.
Contoh obsesif-kompulsif antara lain ;
Kleptomania : keinginan yang kuat untuk mencuri meskipun dia tidak membutuhkan barang yang
ia curi.
Pyromania : keinginan yang tidak bisa ditekan untuk membakar sesuatu.
Wanderlust : keinginan yang tidak bisa ditahan untuk bepergian.
Mania cuci tangan : keinginan untuk mencuci tangan secara terus menerus.
b. Faktor penyebab neurosis obsesif-kompulsif
Neurosis jenis ini dapat terjadi karena faktor-faktor sebagai berikut (Yulia D., 2000 : 116-117).
Konflik antara keinginan-keinginan yang ditekan atau dialihkan.
Trauma mental emosional, yaitu represi pengalaman masa lalu (masa kecil).
Penanganan
c. Terapi untuk penderita neurosis obsesif-kompulsif
16
psikoterapi suportif;
penjelasan dan pendidikan;
terapi perilaku.
5. Neurosis depresif
a. Tanda & gejala neurosis depresif
Neurosis depresif merupakan neurosis dengan gangguang utama pada perasaan dengan tanda-tanda :
kurang atau tidak bersemangat, rasa harga diri rendah, dan cenderung menyalahkan diri sendiri.
Gejala-gejala utama gangguan jiwa ini adalah :
gejala jasmaniah : selalu lelah.
gejala psikologis : sedih, putus asa, cepat lupa, insomnia, anoreksia, ingin mengakhiri hidupnya.
b.Faktor penyebab neurosis depresif
Menurut hasil riset mutakhir sebagaimana dilakukan oleh David D. Burns (1988 : 6), bahwa depresi tidak
didasarkan pada persepsi akurat tentang kenyataan, tetapi merupakan produk “keterpelesetan’ mental,
bahwa depresi bukanlah suatu gangguan emosional sama sekali, melainkan akibat dari adanya distorsi
kognitif atau pemikiran yang negatif, yang kemudian menciptakan suasana jiwa, terutama perasaan yang
negatif pula. Burns berpendapat bahwa persepsi individu terhadap realitas tidak selalu bersifat objektif.
Individu memahami realitas bukan bagaimana sebenarnya realitas tersebut, melainkan bagaimana realitas
tersebut ditafsirkan. Dan penafsiran ini bisa keliru bahkan bertentangan dengan realitas sebenarnya.
Konsepsi tersebut kemudian oleh Burns dijelaskan dengan visualisasi sebagai berikut (1988 : 21).
Penanganan
c. Terapi untuk penderita neurosis depresif
Untuk menyembuhkan depresi, Burns (1988 : 5) telah mengembangkan teknik terapi dengan prinsip yang
disebut terapi kognitif, yang dilakukan dengan prinsip sebagai berikut.
Bahwa semua rasa murung disebabkan oleh kesadaran atau pemikiran yang bersangkutan.
Jika depresi sedang terjadi maka berarti pemikiran telah dikuasai oleh kekeliruan yang mendalam.
Bahwa pemikiran negative menyebabkan kekacauan emosional.
Terapi kognitif dilakukan dengan cara membetulkan pikiran yang salah, yang telah menyebabkan
terjadinya kekacauan emosional.
17
6. Neurasthenia
a. Tanda & gejala neurasthenia
Neurasthenia disebut juga penyakit payah.
Tanda& gejala utama :
Tidak bersemangat, cepat lelah meskipun hanya mengeluarkan tenaga yang sedikit, emosi labil, dan
kemampuan berpikir menurun, insomnia, kepala pusing, sering merasa dihinggapi bermacam-macam
penyakit.
b. Faktor penyebab neurasthenia
Neurasthenia dapat terjadi karena beberapa faktor (Zakiah
Daradjat, 1983 : 34), yaitu sebagai berikut.
Terlalu lama menekan perasaan, pertentangan batin,
kecemasan.
Terhalanginya keinginan-keinginan.
Sering gagal dalam menghadapi persaingan-persaingan
Penanganan
c. Terapi untuk penderita neurasthenia
Upaya membantu penyembuahn penderita neurasthenia dapat
dilakukan dengan teknik terapi sebagai berikut.
Psikoterapi supportif;
Terapi olah raga;
Farmakoterapi.
7. Psikotenis
Tanda & Gejala penyakit ini ialah kelesuan mental, phobia, takut berdiri di tempat yang tinggi, takut akan
tempat yang sempit, takut mati. Selain phobia timbul obsesi (meningkatnya suatu ide yang sulit
dilupakan) yang disertai compulsion (kecenderungan untuk melakukan sesuatau tanpa dapat dicegah).
18
Seseorang yang mempunyai obsesi selalu mencuci tangannya karena selalu merasa penuh kuman. Dengan
mencuci tangan dia merasa puas, sedang bila dia tidak mencuci tangan dia akan penuh kegelisahan. Salah
satu jenis compulsion ialah cleptomani ( kecenderungan mencuri)
Sebab-sebab psikotenis :
1. Depresi terhadap pengalaman-pengalaman traumatis yang sangat menakutkan pada masa silam.
2. Disertai rasa malu atau berdosa, yang kemudian ditekan kuat-kuat dalam ketidaksadaran, dalam
usahanya untuk melupakan insiden tersebut, sehingga muncul gejala phobia, obsesi, dan
kompulsif.
3. Ada konflik untuk berani melawan rasa takut yang mengerut, yang dicobanya menekan kuat-kuat
dalam alam tidak sadar.
8. Neurastania
Tanda & gejala penyakit ini yaitu ;kelelahan yang terus menerus, wajah murung, nafsu makan berkurang,
sulit tidur (insomania).
1. Risau disebabkan oleh kekurangan kerja/kesibukan. Kelelahan dan kelemahan yang ekstrem
disebabkan oleh kebanyakan kerja.
2. Banyak menderita ketegangan emosional karena konflik-konflik internal, kesusahan, dan frustasi-
frustasi.
3. Disebabkan oleh perasaan interior, akibat dari kegagalan-kegagalan di masa lampau dan disusuli
dengan tingkah laku yang agresif.
4. Factor-faktor herediter diperkirakan juga menjadi sebabnya, akn tetapi tidak teramat penting
artinya.
9. Hipokondria
Adalah kondisi kecemasan yang kronis, dimana pasien selalu merasakan ketakutan yang patologis
terhadap kesehatan sendiri.individu yang bersangkutan merasa yakin betul bahwa dirinya mengidap suatu
penyakit yang kronis. Setiap kesakitan yang sekecil dirasakannya sebagai suatu bencana hebat dan
merupakan tragedy hidup yang dianggap bisa menyebabkan kematiannya. Semua itu disebabkan oleh
19
banyaknya konflik-konflik intrapsikis yang sudah lama dan amat parah.
Kesehatan emosi berkaitan erat dengan kesehatan dan kondisi jiwa seseorang. Kesehatan emosi juga
berkaitan dengan kondisi fisik seseorang apakah ia memiliki kondisi tubuh yang fit, bebas tekanan ( stres
dan depresi ), mental yang kuat dan sebagainya. Keadaan tubuh atau fisik yang kuat saja tidak cukup
untuk mencegah adanya gangguan emosi pada seseorang. Dalam hal ini asupan gizi turut mempengaruhi
untuk tetap menjaga kebugaran sehingga tidak hanya kesehatan fisik yang didapat tetapi juga kesehatan
jiwa.
Sebaliknya kesehatan emosi juga dapat mempengaruhi kondisi tubuh. Jika keadaan jiwanya tidak stabil,
yang disebabkan stress atau depresi, maka fisiknya juga dapat menjadi lemah. Karena jiwa, perasaan, dan
emosi seseorang sangat mempengaruhi keadaan fisik orang tersebut.
Cara untuk mengatasi kelabilan dari kesehatan emosi ini dapat dilakukan dengan cara memakan makanan
yang sehat yang disertai asupan gizi yang cukup bagi tubuh, melakukan olah raga secara teratur, dan
istirahat yang proporsional. Rekreasi atau liburan ke suatu tempat yang relatif menyenangkan dapat juga
menjadi salah satu cara untuk mengembalikan kesehatan dan menekan stress.
Freud berpendapat bahwa psikoneurosis pada dasarnya adalah psiogenik. Freud mengemukakan lima
interpretasi yang berbeda mengenai penyebab tingkah laku neurotik:
1. psikoneurosis adalah akibat dari trauma-trauma yang pertama-tama bersifat seksual
2. psikoneurosis akibat komplek oedipus yang tidak terpecahkan
3. psikoneurosis sebagai akibat dari konflik antara dorongan id dan penyensoran moral dari
superego
4. reaksi-reaksi emosional yang ditimbulkan oleh lingkungan yang sejak awal menolak individu
sebagai faktor-faktor yang mempercepat psikoneurosis
5. penyebab psikoneurosis tidak hanya satu, melainkan banyak dan kemudian Freud memusatkan
perhatiannya pada uraian mengenai reaksi-reaksi neurotik.
2.18 Penatalaksanaan psikoneurosa:
Dalam psikoterapi, psikolog, konselor dan ahli terapis berusaha menyusun terapi psikologis yang
beragam untuk pengobatan yang disesuaikan dengan kepribadian klien. Penerapan metode dapat secara
personal maupun group (perkelompok). Psikiater berusaha mengkombinasi pengobatan medis dan
psikoterapi secara bersamaan. Perlu untuk diketahui bahwa tidak ada pengobatan jenis gangguan
20
kecemasan ini hanya menggunakan satu cara saja, dibutuhkan lebih kombinasi untuk menyembuhkan
gangguan kompleks ini.
Penatalaksanaan dan Sikap Bidan yang dilakukan 1. Melakukan pendekatan pada ibu, suami, dan keluarga untuk menggali permasalahan yang
mungkin timbul dalam keluarga
2. Memberikan dukungan pada ibu agar siap dalam menghadapi segala perubahan yang terjadi
akibat proses kehamilan
3. Memberikan penyuluhan pada ibu dan keluarga tentang dampak buruk yang ditimbulkan akibat
depresi baik pada ibu maupun pada janinnya,
4. Menganjurkan ibu untuk lebih banyak mengkonsumsi makanan yang sehat selama kehamilan.
5. Melakukan rujukan pada psikiater apabila tingkat depresi sudah terlalu parah.
2.19 Penularan
Sampai saat ini masih belum diketahui penularan dari Psikoneurosis.
2.20 Pencegahan
Tangani segera pada ibu hamil agar tidak berlarut-larut. Berpikirlah secara positif, menyenangkan dan
tidak menganggap kehamilan adalah beban Karena akan mempengaruhi kondisi baik fisik maupun
mental. Jangan pula mengkonsumsi obat-obatan antidepresi. Lebih baik berkonsultasi dengan dokter
kandungan yang menangani. Jika perlu minta surat pengantar untuk menemui seorang terapis. Dengan
demikian ibu hamil mendapatkan pendamping untuk menyalurkan kegelisahan, kecemasan dan ketakutan
yang berkaitan dengan kehamilannya atau calon anak yang akan dilahirkannya.Usahakan untuk
mengkonsumsi makanan yang sehat selama kehamilan dan lakukan aktivitas seperti biasa ketika belum
hamil. Dan dapat mencari dukungan dari siapa saja seperti pasangan, orangtua, keluarga dekat atau para
sahabat. Tujuannya, supaya tidak merasa menanggung beban seorang diri dan agar merasa lebih bahagia.
21
2.21 KONSEP KEBIDANAN
Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu pasien atau
klien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara:
- Bertahap dan sistematis
22
- Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan
Manajemen Kebidanan menurut Varney, 1997
1. Pengertian
Proses pemecahan masalah
Digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori
ilmiah.
Penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis.
Untuk pengambilan suatu keputusan
Yang berfokus pada klien.
2. Langkah-langkah
I. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk memulai keadaan klien secara
keseluruhan.
II. Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah.
III. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya.
IV. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi klien.
V. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan
keputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya.
VI. Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman.
VII. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang dilakukan, mengulang kembali manajemen
proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif.
* Langkah 1: Tahap Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah pertama ini berisi semua informasi yang akurat dan lengkap dari
semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Yang terdiri dari data subjektif data
objektif. Data subjektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil
pengumpulan data klien melalui anamnesa. Yang termasuk data subjektif antara lain
biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan dan
nifas, biopskologi spiritual, pengetahuan klien.
23
Data objektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil
pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan
dalam data fokus. Data objektif terdiri dari pemeriksaan fisik yang sesuai dengan
kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi,
auskultasi, perkusi), pemeriksaan penunjang (laboratorium, catatan baru dan
sebelumnya).
* Langkah II : Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah
berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.
* Langkah III: Mengidentifikasi Diagnosa atau masalah potensial dan
mengantisipasi penanganannya
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa
potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan
dapat waspada dan bersiap-siap diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.
* Langkah IV: Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, untuk
melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan
kondisi klien
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai
dengan kondisi klien.
* Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh langkah-langkah
sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau
diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi.
* Langkah VI : pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan
pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa
24
dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim
kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung
jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.
* Langkah VII: Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar tetap
terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam diagnosa
dan masalah. Rencana tersebut dianggap efektif jika memang benar dalam
pelaksanaannya.
BAB III
TINJAUAN KASUS
TINJAUAN KASUS
DI PUSKESMAS BONDOWOSO
1.1PENGKAJIAN DATA
Tempat pengkajian : puskesmas Bondowoso
Tanggal pengkajian : 27 february 2012 Jam: 09.00 WIB
Oleh :NurLaily Fajri
I.DATA SUBYEKTIF
Biodata
Nama : Ny “E” Nama :Th”m”
Umur : 22 tahun umur :24 tahun
Agama : islam agama : Islam
Pendidikan :SD pendidian :SMP
25
Pekerjaan : IRT pekerjaan :petani
Alamat : kebun agung 12/13 BWS
1.Keluhan utama
Ibu mengatakan bahwa kehamilannya ini beban untuknya dan kadang ibu berusaha menyakiti
dirinya sendiri serta suka menyendiri.
2.Riwayat kesehatan yang lalu.
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit kronis,sistematik,dan penyakit keturunan
maupun menular,seperti : jantung,hipertensi,malaria,PMS,TBS & alergi.
3.Riwayat kesehatan keluarga .
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular,maupun menurun
dalam keluarga ,tidak mempunyai keturunan kembar dan ibu tidak mempunyai pantangan makanan.
4.Riwayat haid
- Menarche : 14 tahun
-Siklus : ±28 hari
-Lamanya :7 hari
-Banyaknya :3softek/hari
-dismenorhes :
-Flour albus :
-HpHT : 25 – 08 – 2011
-TP : 02 – 06 – 2012
6.Riwayat kehamilan persalinan dan nifas yang lalu
No
Tanggal,ta
hun,
Partus
Tempat
partusUK Jenis
Penolong,penyu
lit
Anak,,JK,B
B
Keadaan
anak
sekarang
HAMIL
INI
26
7.Riwayat kehamilan sekarang
Ibu mengatakan hamil anak pertama ,UK 6 bulan ,ibu merasakan gerakan janin pada usia
kehamilan 5bulan & Ibu merasa sedih dengan kehamilannya dan suka memukul-mukul
perutnya.
TM I : 3x kunjungan dengan keluhan mual muntah.
TM2 : 3x kunjungan dengan banyak masalah
Pelayanan yang didapatkan 10 T, penyuluhan tentang gizi,kebersihan dan perawatan
payudara.saat ini ibu sudah mendapatkan suntikan TT 2kali,ibu mendapatkan terapai
Fe,KAIK,Vit.C dan Bb diminum sehari 1kali.
8.Pola kebebasan sehari – hari.
a. Nutrisi
- Sebelum hamil : makan nasi 2-3 piring porsi sedang lauk pauk :tempe 1potong
dan ikan 1potong,minum 7 gelas (7cc)
- Saat hamil : makan 1-2x/hari dengan porsi setengah,tempe 1potong, buah
1potong(papaya) minum 6 gelas (cc).
b. Istirahat
-Sebelum hamil : siang – malam 9 jam
-Saat hamil : siang -malam 7 jam
c. Pola kebersihan
-Sebelum hamil :mandi 2x ,gosok gigi setiap habis mandi dan mau tidur,cuci
rambut 2hari 1x ,ganti pakaian setiap habis mandi ganti celana dalam selesai mandi.
-Saat hamil : mandi 2x/hari ,gosok gigi setiap habis mandi dan menjelang
tidur,keramas 1x/minggu ganti pakaian setiap habis mandi ,celana dalam setiap merasa
basah,cebok dari depan kebelakang.
d. Pola eliminasi
- Sebelum hamil : BAB teratur setiap hari,BAK 4-5x/hari frekuensinya ± 100 cc
- Saat hamil : BAB : 1x /hari BAK : 5 – 6x/ hari frekuensinya 200 cc
-
e. Pola aktivitas
- Sebelum hamil : ibu mengerjakan semua pekerjaan rumah sendiri seperti :
mencuci,menyetrika,mengepel,dll
27
- Saat hamil : Ibu hanya diam saja dan suka mengurung diri di kamar.
f. Pola kebiasaan lain
Ibu tidak mempunyai ketergantungan merokok,minum alcohol,dan sesuatu yang
membahyakan kehamilannya,serta ibu juga tidak meminum jamu-jamuan.
g. Keadaan psiko,sosio,budaya,dan spiritual.
- Psiko : ibu merasa sedih karena keluarga tidak mendukung dengan kehamilannya.
- Social : hubungan ibu dengan suami , keluarga, kurang baik.
- Spiritual : ibu mengatakan melaksanakn ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan
nya.
- Budaya : kebudayaan dalam keluarganya,ibu setiap UK ibu menginjak 7 bulan
mengadakan selamatan 7bulanan.
I. DATA OBYEKTIF
I.1 Pemeriksaan fisik
Keadaan umum = lemah
Kesadran = composmetis
TB = 153 cm
BB sebelum hamil = 48 kg
BB saat hamil = 53 kg
Imt = 23,49 (batas normal)
LILA =23,5 cm
TD = 110/70 mmhg
Nadi = 92x/menit
Rr = 24x /menit
S = 36,5 0C
Hpl = 02 – 06 – 2012
2.2. pemerikasaan fisik.
1. Pemeriksaan fisik
Kepala : Kulit kepala bersih, rambut bersih, tidak rontok, tidak ada ketombe
Muka : Tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada odem
28
Mata : Sklera tidak icterus, conjungtiva tidak anemis, dan tidak ada odem
palpebra
Hidung : Tidak ada pernafasan cuping hidung tidak ada polip, tidak ada secret
Mulut/gigi : Tidak ada stomatitis, tidak ada gigi caries, tidak ada gigi palsu, mukosa
bibir lembab
Telinga : Simetris, tidak ada serumen, pendengaran baik
Leher : Tidak ada pmbesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid, tidak ada kelenjar getah being
Dada/payudara : Dada simetris, payudara simetris, payudara membesar, putting susu
menonjol, areola mamae hiperpigmentasi, colostrum belum keluar dan
bersih
Abdomen : Membesar kedepan, membesar sesuai usia kehamilan, tidak ada bekas
luka pada abdomen, tidak ada striae, terdapat linea nigra
Genetalia : Vulva bersih, tidak tampak flour albus, tidak oedem, tidak ada
condilomalata, tidak tampak bartolintis
Perineum : Ada bekas luka pada perineum
Anus : tidak ada hemoroid
Ekstremitas Atas: Simetris, kedua tangan tidak odem, tidak varises
Bawah : Simetris, kedua kaki tidak odem, tidak varises
b. palpasi
abdomen :
LI : TFU pertengahan Px & pusat, bagian fundus teraba bagian besar,lunak,bulat
tidak melenting yaitu bokong,TFU 28 cm.
LII : sebelah kanan uterus teraba bagian kecil janin dan sebelah kiri teraba bagian
lebar,keras seperti papan yaitu punggung (puki).
LIII : bagian bawah teraba bagian bawah,keras dan melenting yaitu kepala
29
LIV : Kedua tangan divergen, bagian terendah janin masuk PAP
C . auskultasi DJJ : 143x/menit, frekuensi =normal, didapatkan 3 jari bawah pusat.
a. Perkusi : reflex patella +/+
b. Pemeriksaan panggul
Distansia spinarum : 24 cm
Distansia cristarum : 28 cm
Conjujata Ekterna : 19 cm
Lingkar panggul :84 cm.
II. IDENTIFIKASI MASALAH DAN DIAGNOSA (INTERPRETASI DATA)
Tanggal : 27 februari 2012 jam : 09.00 WIB
1.DX : ibu GI P00000 uk 26 minggu,hidup/tunggal/letak kepala,keadaan panggul dalam batas
normal,k/u ibu kurang baik dengan depresi.
DS : ibu mengatakan hamil anak pertama UK 6 bulan & Ibu mengatakan bahwa kehamilannya ini
beban untuknya dan kadang ibu berusaha menyakiti dirinya sendiri serta suka menyendiri.
Do : k/u :kurang baik.
Kesadaran :composmotis
TB : 153 cm TD : 120/90 mmhz
BB : 53kg N : 88x/menit
Imt : 23,45 Rr : 18 x/menit
Lila : 23,5 cm
Abdomen :
LI : TFU pertengahan px & pusat bagian fundus teraba bagian besar , lunak,bulat ,tidak melenting yaitu
bokong,TFU 28 cm.
30
LII : sebelah kanan uterus teraba bagian kecil janin dan sebelah kiri teraba bagian lebar keras seperti
papan yaitu puki.
LIII : bagian bawah teraba bagian bulat,terasa keras dan melenting yaitu kepala.
LIV : divergen. bagian terendah janin masuk PAP .
UPL :
Distansia spinarum : 24 cm
Distansia Cristarum : 28 cm
Konjuga eksterna : 19 cm
Lingkar panggul : 84 cm
2. Masalah : Gangguan Emosional, suka menyendiri dan memukul perutnya
3. Kebutuhan :
Meyakinkan ibu bahwa bidan akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu ibu
mengatasi masalahnya dan ibu tidak perlu takut.
Menjelaskan bahwa kehamilan merupakan kejadian alamiah yang di alami setiap wanita
Memberikan penyuluhan tentang maksud, tujuan dilakukan terapi serta prosesnya.
III.Diagnosa potensial
Depresi
IV. IDENTIFIKASI TINDAKAN SEGERA
Kolaborasi dengan dokter dan psikiater.
V. Intervensi
Tanggal: 27-2-2012 jam:09.00 WIB
Tujuan : Setelah di berikan asuhan kebidanan dapat meringankan beban ibu
Kriteria Hasil : - ibu merasa tenang tidak sedih lagi
- KU Ibu dan janin baik
- ibu dapat beraktifitas tanpa ada perasaan bersalah atau beban dalam
mengandung (depresi).
Intervensi
1. Jalin hubungan baik dengan px dan keluarga
31
R/ untuk memudahkan petugas dalam melakukan pemeriksaan.
2. Jelaskan mengenai keadaan ibu sekarang
R/ agar ibu dan keluaga tidak cemas dengan keadaanya
3. Jelaskan penyebab terjadinya psikosa kepada keluarga
R/ agar keluarga mengetahui penyebab terjadinya depresi
4. Lakukan konselig kebutuhan nutrisi dan istirahat
R/ agar kebutuhan istirahat dan nutrisi ibu dapat terpenuhi dengan baik dan cukup
5. Kolaborasi dengan dokter
R/ untuk engatasi masalah dengan mencegah komplikasi.
VI.Implementasi
Tanggal: 27-2-2012 jam:09.15 WIB
1) Menjalin hubungan baik dengan px dan keluarga dengan cara member salam
2) Menjelaskan mengenai keadaan ibu sekarang
Ibu dalam keadaan kurang stabil emosinya
Ibu mengalami depresi degan kehamilannya
3)Menjelaskan penyebab terjadinya depresi
Salah satu penyebab terjadinya Depresi antara lain :
Kurangnya dukungan dari orang terdekat
Depresi yang berat sehingga menyebabkan halusinasi, perasaan sedih atau bersalah
Hubungan yang buruk dengan keluarga atau orang lain
4)Melakukan konseling kebutuhan nutrisi dan istitahat
Memberitahu kepada ibu agar istirahat yang cukup tidur siang 3 jam dan tidur malam 7-8 jam
Memberitahu kepada ibu agar makan cukup 3x/hari dengan porsi cukup dan di tambah susu atau buah
5)Melakukan kolaborasi dengan dokter
Jika terjadi depresi yang lebih parah dan bisa melakukan konseling
VIII. Evaluasi : SOAP
S : pasien dapat berinteraksi dengan orang sekitar, pasien menyayangi bayi yang di kandungnya
O : K/U Ibu dan janin baik, sudah tidak nampak depresi,
TD : 120/80, RR : 24x/mnt, Nadi : 90x/mnt, Suhu : 36,7ºc
A : ibu GI P00000 uk 26 minggu,hidup/tunggal/letak kepala,keadaan panggul dalam batas normal,k/u
ibu baik .
32
P : - lakukan konseling mengenai istirahat dan nutrisi
Makan 3x/hari, tidur malam 7-8 jam/hari
- Mengajak keluarga untuk menjaga kondisi ibu
- Kolaborasi dengan dokter untuk konseling.
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hamil merupakan proses yang tidak dapat dipisahkan dalam siklus hidup wanita.
Kehamilan merupakan kejadian alamiah yang terjadi akibat bertemunya sel ovum dan sperma
sehingga terjadi pembuahan. Wanita yang tidak dapat mengendalikan psikologisnya tidak mustahil akan
mengalami depresi. Jika depresi tersebut tidak segera diatasi dengan cara yang tepat maka akan timbul
gangguan jiwa (depresi) yang menimbulkan halusinasi pada wanita tersebut. Jika telah sampai di tahap
tersebut diperlukan terapi dan pengobatan khusus. Penderita biasanya sembuh setelah bayi lahir namun
dalam kehamilan selanjutnya psikosa ini dapat muncul kembali.
Wanita dengan gangguan psikologis seperti ini harus mendapatkan perhatian khusus dan intensif
agar tidak berpengaruh pada janinnya. Peran tenaga kesehatan di sini sangatlah penting untuk memotivasi
dan memberikan pengobatan karena kehamilan merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa sehingga
mencoba mengakhiri kehamilan termasuk dalam tindakan pembunuhan.
33
Daftar Pustaka
Marmi, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
http://adhe-anwaradhe.blogspot.com/2009/04/kehamilan-dgn-penyakit-gangguan-jiwa.html
05 Maret 2012. Pukul 12.00 WIB.
http://khanzima.wordpress.com/2010/10/20/makalah-kehamilan-dengan-depresi .
http.//DEPRESI/depresi/Situs/Melilea/Organik.htm
Mochtar,Rustam,.MPH.Sinopsis Obstetri.1998.Jakarta:EGC.
Prawiroharjo,Sarwono.Ilmu Kebidanan.1976.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka.
Abdul Bari Saifudin, dkk. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawihardjo
http://khanzima.wordpress.com/2010/10/20/makalah-kehamilan-dengan-psikosa/
Jhonson Ruth, Praktik Kebidanan, EGC. Jakarta. 2004
34
Prawirohardjo, sarwono. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka. Jakarta. 2002.
Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka. Jakarta. 1999.
MAKALAH
SINOPSIS PATOFISIOLOGI
( GANGGUAN JIWA )
Disusun Oleh :
NurLaily Fajri
35