patol siap lely gangguan jiwa

50
BAB II Kehamilan dengan Penyakit Gangguan Jiwa (Depresi, Psikosa, Psikoneurosa) . A. DEPRESI 2.1 Pengertian Kehamilan seharusnya adalah masa yang paling bahagia dalam kehidupan seorang wanita, tapi buat sebagian wanita masa ini adalah masa yang membingungkan, takut, sedih, stress, dan bahkan depresi. Sekitar 10 – 20% wanita akan mengalami gejala-gejala depresi saat hamil, dan seperempat sampai separuhnya akan menjadi depresi yang nyata (mayor depresi). Depresi merupakan gangguan mood yang menyerang 1 dari 4 wanita pada suatu titik tertentu dalam kehidupannya, jadi tidak usah heran jika kelainan ini juga biasa mengenai wanita hamil. Tetapi sering kali depresi tidak di diagnosa dengan baik saat hamil karena sering dianggap hanya suatu bentuk gangguan keseimbangan hormon. Asumsi ini tentu saja bias membahayakan ibu serta bayi yang dikandungnya. Depresi bisa diobati dan dimanage selama kehamilan. Depresi saat kehamilan atau antepartum depresi, merupakan gangguan mood sama halnya dengan depresi klinis. Gangguan mood merupakan kelainan biologis yang melibatkan perubahan kimia pada otak. Saat kehamilan, 1

Upload: bevy-aryah-andini

Post on 26-Jul-2015

437 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

BAB II

Kehamilan dengan Penyakit Gangguan Jiwa (Depresi, Psikosa, Psikoneurosa) .

A. DEPRESI

2.1 Pengertian

Kehamilan seharusnya adalah masa yang paling bahagia dalam kehidupan seorang wanita, tapi buat

sebagian wanita masa ini adalah  masa yang membingungkan, takut, sedih, stress, dan bahkan depresi.

Sekitar 10 – 20% wanita akan mengalami gejala-gejala depresi saat hamil, dan seperempat sampai

separuhnya akan menjadi depresi yang nyata (mayor depresi).

Depresi merupakan gangguan mood yang menyerang 1 dari 4 wanita pada suatu  titik tertentu dalam

kehidupannya, jadi tidak usah heran jika kelainan ini juga biasa mengenai wanita hamil. Tetapi sering kali

depresi tidak di diagnosa dengan baik saat hamil karena sering dianggap hanya suatu bentuk gangguan

keseimbangan hormon. Asumsi ini tentu saja bias membahayakan ibu serta bayi yang dikandungnya.

Depresi bisa diobati dan dimanage selama kehamilan. Depresi saat kehamilan atau antepartum

depresi, merupakan gangguan mood   sama halnya dengan depresi klinis. Gangguan mood  merupakan

kelainan biologis yang melibatkan perubahan kimia pada otak. Saat kehamilan, perubahan hormone bias

mempengaruhi kimia otak yang berhubungan dengan depresi dan gelisah. Hal ini bias

disebabkan/dimunculkan oleh situasi yang sulit, yang akhirnya menimbulkan depresi.

2.2 Penyebab

Beberapa penyakit atau komplikasi pada masa kehamilan disebabkan oleh gangguan

psikologi/emosional atau diperberat karenanya. Depresi banyak terjadi karena rendahnya tingkat

ketidakmatangan dalam perkembangan emosional dan psikososial, derajat ketidakmampuan

menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapinya.

Berikut ini beberapa penyebab depresi pada ibu hamil.

1

Kehamilan yang tidak diharapkan

Hamil di luar nikah

Faktor ekonomi

Faktor ketidakbahagiaan dalam rumah tangga

Masuk rumah sakit atau istirahat total ditempat tidur karena komplikasi kehamilan

Perasaan cemas menghadapi persalinan

Faktor lain yang mendukung resiko tinggi terjadinya depresi pada ibu hamil antara lain :

Riwayat keluarga yang memiliki penyakit kejiwaan

Kurangnya dukungan dari suami dan keluarga

Perasaan khawatir yang berlebihan pada kesehatan janin

Ada masalah pada kehamilan atau kelahiran anak sebelumnya

Sedang mengalami masalah keuangan

Usia ibu hamil yang terlalu muda.

2.3 Tanda dan Gejala

Adapun tanda dan gejala depresi yang terjadi pada ibu hamil antara lain sebagai berikut:

1. Menunjukan lebih banyak air mata dibandingkan senyum

2. Makanan dan minuman nyaris tidak disentuh

3. Jarang mengontrol kehamilan

4. Tidak pernah memberi stimulus terhadap janin yang dikandungnya

5. Tidak melakukan persiapan utnuk menyambut bayi yang akan dilahirkan

Dari tanda gejala depresi diatas maka dapat diketahui data-data subjektif dan objektif antara lain sebagai

berikut :

2

1. Data Subjektif : sulit tidur, perasaan sedih dan tidak bergairah, sering menyendiri, penurunan

berat badan.

2. Data Objektif : detak jantung pada ibu hamil yang mengalami depresi biasanya tidak normal.

Detak jantung ibu hamil yang tidak teratur akan diterima janin sebagai sensasi getaran yang tidak

biasa.

Dampak Depresi Selama Kehamilan

Depresi yang tidak ditangani akan memiliki dampak yang buruk bagi ibu dan bayi yang

dikandungnya antara lain :

1.      Timbulnya gangguan pada janin yang masih didalam kandungan

2.      Munculnya gangguan kesehatan pada mental si anak nantinya

3.      Kelahiran premature

4.      Bayi lahir dengan berat badan yang rendah

5.      Ibu yang mengalami depresi ini tidak akan mempunyai keinginan untuk memikirkan

perkembangan kandungan dan bahkan kesehatannya sendiri.

2.4 Penanganan Depresi

Jika seorang ibu mengalami depresi selama kehamilan maka hal yang harus dilakukan adalah

mencari pertolongan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan, antara lain dengan berkonsultasi pada

dokter kandungan atau pada psikolog/psikiater mengenai gejala yang dialami. Saat ini mereka adalah

tempat yang paling tepat untuk berkonsultasi, mereka nanti akan memberikan solusi yang terbaik untuk

ibu dan janin yang ada di dalam kandungan.

Ada beberapa cara dalam melakukan terapi dan konsultasi dengan dokter kandungan anda seperti

dengan metode support group atau psikoterapi yang dapat dilakukan secara rutin dan berkala atau dengan

obat – obatan. Jika gejala depresi yang ditunjukkan sangat berat maka dokter kandungan mungkin akan

meresepkan beberapa obat untuk mengatasinya dan tentunya aman untuk mereka yang sedang

mengandung. Jika karena sesuatu hal sang ibu tidak merasa nyaman untuk mendiskusikannya dengan

dokter atau terapis maka teman dekatnya dapat diajak berbicara untuk bertukar pendapat. Yang terpenting

adalah bahwa orang yang diajak berbicara tersebut sangat bisa mengerti apa yang sang ibu hamil rasakan.

3

Jangan pernah untuk melawan depresi ini seorang diri, karena pada saat-saat tersebut sang ibu hamil

sangat membutuhkan seseorang untuk diajak berbagi untuk mengatasi depresi yang dirasakan.

Terapi lainnya, seperti pijat atau relaksasi lainnya, juga terbukti baik untuk mengatasi depresi, baik

bagi anak maupun ibu. Tapi, ini pun harus dengan pengawasan dari dokter. Upaya penyembuhan ini harus

dilakukan pada ibu dan bayi. Jangan hanya bayi yang diterapi, sementara ibu dibiarkan makin terpuruk

dalam depresi atau sebaliknya. Ibu dan bayi harus bekerja sama untuk mengatasi depresinya

2.5 Penatalaksanaan Depresi

Cara menanggulangi depresi berbeda-beda sesuai dengan keadaan pasien, namun biasanya merupakan

gabungan dari farmakoterapi dan psikoterapi atau konseling. Dukungan dari orang-orang terdekat serta

dukungan spiritual juga sangat membantu dalam penyembuhan.

Selain itu penatalaksanaan depresi yaitu;

a.Harus kita hadapi dengan sikap serius dan mengerti

b.Hendaknya dengan menghibur, bersikap optimis dan bergurau, karena akan memperbesar rasa tidak

mampu dan rendah diri.

c.Beberapa cara dalam melakukan terapi dan konsultasi dengan dokter kandungan seperti dengan metode

support group atau psikoterapi yang dapat dilakukan secara rutin.

Perubahan pola hidup dapat memperbaiki depresi pada sebagian orang:

a.Olahraga teratur

b.Berjemur pada sinar matahari

c.Penanganan stres

d.Konseling

e.Tidur teratur

f.Relaksasi

g.Meditasi

2.6 Penularan Depresi

Penularan dari depresi sampai saat ini masih belum diketahui .

2.7 Pencegahan Depresi

Bagi mereka yang sedang hamil, maka jadikan masa hamil ini sebagai pengalaman yang

menyenangkan dalam hidupnya. Suami dan keluarga pun harus berperan aktif dalam membantu

penyembuhan orang-orang terdekat ini. Dukungan dari mereka semua akan besar manfaatnya untuk 4

menciptakan mood yang baik bagi ibu dan janinnya. Diharapkan, dengan dukungan total dari suami, istri

dapat melewati masa kehamilannya dengan perasaan senang dan jauh dari depresi yang dapat berakibat

sama terhadap anak yang di kandungnya. Sehingga pada saatnya nanti sang ibu hamil dapat melahirkan

anak – anak dengan kualitas mental dan fisik yang baik serta berkualitas.

B. PSIKOSA

2.8 Pengertian

Suatu gangguan jiwa dengan kehilangan rasa kenyataan (sense of reality). Keadaan ini dapat

digambarkan bahwa psikosa ialah gangguan jiwa yang serius, yang timbul karena penyebab organik

ataupun emosional (fungsional) dan yang menunjukkan gangguan kemampuan berpikir, bereakasi secara

emosional, mengingat, berkomunikasi, menafsirkan kenyataan dan bertindak sesuai dengan kenyataan itu,

sedemikian rupa sehingga kemampuan untuk memenuhi tuntutan hidup sehari-hari sangat terganggu.

Psikosa ditandai oleh perilaku yang regresif, hiudp perasaan tidak sesuai , berkurangnya pengawasan

terhadap impuls-impuls serta waham dan halusinasi.

Psikosa adalah tingkah laku secara keseluruhan dalam kepribadiannya berpengaruh tidak ada

kontak dengan realitas, pada umumnya gejalanya tidak mampu melakukan partisipasi sosial. Sering ada

gangguan bicara, kehilangan orientasi terhadap lingkungan. Aspek sosialnya membahayakan orang lain

dan diri sendiri perlu perawatan RS.

2.9 Penyebab Psikosa

Pada penderita psikosa sering ada gangguan bicara, kehilangan orientasi terhadap lingkungan.

Aspek sosialnya membahayakan orang lain dan diri sendiri perlu perawatan RS.

Adapun penyebabnya secara internal maupun eksternal,antara lain;

Internal

Perubahan tubuh dan hormonal ibu hamil.

Eksternal

- Kehamilan tak diinginkan

- Kehamilan berisiko

5

- Jarak kehamilan yang terlalu dekat

- Riwayat keguguran

- Riw. Obstetri buruk

     Jenis-jenis psikosa yaitu :

Skizopherenia

Paranoid

Paranoid dilain pihak adalah jenis yang sudah lebih lanjut ditandai dengan halusinasi, yaitu persepsi palsu

dan kecurigaan yang sangat kuat, pola berfikir makin kacau dan tingkah laku makin tidak normal.

Psikosa umumnya terbagi dalam dua golongan besar yaitu:

1. Psikosa fungsional

Factor penyebabnya terletak pada aspek kejiwaan, disebabkan karena sesuatu yang berhubungan

dengan bakat keturunan, bisa juga disebabkan oleh perkembangan atau penglaman yang terjadi

selama sejarah kehidupan seseorang.

2. Psikosa organic

Disebabkan oleh kelainan atau gangguan pada aspek tubuh, kalau jelas sebab-sebab dari suatu psikosa

fungsional adalah hal-hal yang berkembang dalam jiwa seseorang.

2.10 Tanda & Gejala

Psikosa ditandai oleh perilaku yang regresif, hidup perasaan tidak sesuai, berkurangnya

pengawasan terhadap implus-implus serta waham dan halusinasi. Tanda & Gejala psikosa dapat berupa :

Halusinasi

Sejumlah kelainan perilaku, seperti aktivitas yang meningkat

Gelisah

Retardasi psikomotor

Perilaku katatonik

6

Dampak Psikosa Dalam Kehamilan

Gangguan jiwa yang dapat terjadi pada kehamilan antara lain :

Gangguan afektif pada kehamilan

Gangguan bipolar

Skizofrenia

Gangguan cemas menyeluruh

Gangguan panik

Gangguan obsesif konvulsif

Menninger telah menyebutkan lima sindroma klasik yang menyertai sebagian besar pola psikotik:

a. Perasan sedih, bersalah dan tidak mampu yang mendalam

b. Keadaan terangsang yang tidak menentu dan tidak terorganisasi, disertai pembicaraan dan

motorilk yang berlebihan

c. Regresi ke otisme manerisme pembicaran dan perilaku, isi pikiran yanng berlawanan, acuh

tak acuh terhadap harapan sosial.

d. Preokupasi yang berwaham, disertai kecurigaan, kecendrungan membela diri atau rasa

kebesaran

e. Keadaan bingung dan delirium dengan disorientasi dan halusinasi.

Proses kejiwaan dalam kehamilan

1.      Triwulan I

Cemas ,takut, panik, gusar

  Benci pada suami

  Menolak kehamilan

  mengidam

2.      Triwulan II

Kehamilan nyata

Adaptasi dengan kenyataan

Perut bertambah besar

Terasa gerakan janin

3.      Triwulan III

Timbul gejolak baru menghadapi persalinan

Perasaan bertanggung jawab

Golongan ibu yang mungkin merasa takut

7

Ibu yang mempunyai riwayat/pengalaman buruk pada persalinan yang lalu

2.11 Penanganan Psikosa

Perjalanan penyakit bervariasi dan bergantung pada jenis penyebab penyakit.  Bagi mereka dengan

psikosis manik-depresif dan skizoafektif, waktu pemulihan adalah sekitar 6 bulanm(Sneddon, 1992). 

Yang paling mengalami gangguan fungsi pada saat pemeriksaan lanjutan adalah mereka yang menderita

skizofrenia.  Para wanita ini sebaiknya dirujuk ke psikiater.  Keparahan psikosis postpartum

mengharuskan diberikannya terapi farmakologis dan pada sebagian besar kasus dilakukan tindakan rawat

inap.  Wanita ynag mengalami psikosis biasanya mengalami kesulitan merawat bayinya.

Terapi Gangguan Jiwa

Saat ini tersedia sejumlah besar obat psikotropika untuk mengatasi gangguan jiwa (Kuller dkk.,

1996).  Sebagian wanita hamil yang memerlukan farmakoterapi telah menderita penyakit jiwa berat,

misalnya gangguan bipolar, gangguan skizoafektif, skizofrenia atau depresi mayor berulang.  Wanita lain

yang memerlukan terapi adalah mereka yang mengalami gangguan emosi yang berkembang selama

kehamilan.

 Antidepresan

Depresi berat memerlukan terapi dan pada sebagian besar kasus, manfaat terapi melebihi risikonya. 

Antidepresan trisiklik seperti amitriptilin, doksepin, imipramin, dan nortriptilin sering digunakan

untuk gangguan-gangguan depresi.  Efek samping pada ibu adalah hipotensi ortostatik dan

konstipasi.  Sedasi juga sering terjadi, sehingga obat golongan ini sangat bermanfaat bagi masalah

tidur yang berkaitan dengan depresi.  Inhibitor monoamin oksidase (MAOI) adalah antidepresan yang

sangat efektif yang semakin jarang digunakan karena menyebabkan hipotensi ortostatik.  Pengalaman

dengan inibitor selektif ambilan ulang serotonin (selective serotonin reuptake inhibitors, SSRI), termasuk

fluoksetin dan sertralin, menyebabkan obat golongan ini menjadi terapi primer bagi sebagian besar

penyakit depresi.  Obat-obat ini tidak menimbulkan hipotensi ortostatik atau sedasi sehingga lebih disukai

daripada antidepresan lain.

Antipsikotik

8

Wanita dengan sindrom-sindrom kejiwaan yang berat seperti skizofrenia, gangguan skizoafektif,

atau gangguan bipolar sangat mungkin memerlukan terapi antipsikotik selama kehamilan.  Antipsikotik

tipikal adalah golongan antagonis dopamine.   Klozapin adalah satu-satunya antipsikotik atipikal yang

tersedia, dan obat ini memiliki kerja yang berbeda tetapi tidak diketahui.  Potensi dan efek samping

berbagai antipsikotik berbeda-beda.  Obat-obat yang berpotensi lebih rendah, klorpromazin dan

tioridazin, memiliki efek antikolinergik yang lebih besar serta bersifat sedatif.

Litium

Keamanan litium selama kehamilan masih diperbebatkan.  Selain kekhawatiran tentang

teratogenesitas, juga perlu dipertimbangkan indeks terapetiknya yang sempit.  Pernah dilaporkan

toksisitas litium pada neonatus yang mendapat ASI.

Benzidiazepin

Obat golongan ini mungkin diperlukan selama kehamilan bagi wanita dengan gangguan cemas yang

parah atau untuk pasien psikotik yang agitatif atau mengamuk.  Diazepam mungkin menyebabkan depresi

neurologis berkepanjangan pada neonatus apabila pemberian dilakukan dekat dengan kelahiran.

Terapi Kejut Listrik (Elektroconvulsive Therapy, ECT)

Terapi dengan kejutan listrik untuk depresi selama kehamilan kadang-kadang diperlukan pada

pasien dengan gangguan mood mayor yang parah dan tidak berespon terhadap terapi farmakologis. 

Hasil diperoleh dengan menjalani 11 kali terapi dari umur kehamilan 23-31 minggu.  Mereka

menggunakan tiamilal dan suksinilkolin, intubasi, dan ventilasi bantuan setiap kali terapi.  Mereka

mendapatkan bahwa kadar epinefrin, norepinefrin, dan dopamine plasma meningkat 2-3 kali lipat

dalam beberapa menit kejutan listrik.  Walaupun demikian, rekaman frekuensi denyut jantung janin

serta frekuensi jantung, tekanan darah, dan saturasi oksigen ibu tetap normal.  Miller (1994) mengkaji

300 laporan kasus terapi kejut listrik selama kehamilan mendapatkan bahwa penyulit terjadi pada 10%. 

Penyulit-penyulit tersebut antara lain adalah aritmia transien jinak pada bayi, perdarahan pervaginam

ringan, nyeri abdomen, dan kontraksi uterus yang swasirna.  Wanita yang kurang dipersiapkan juga

berisiko lebih besar mengalami aspirasi, kompresi aortokava, dan alkalosis respiratorik.  Langkah-

langkah pengkajian penting adalah pengkajian servik, penghentian obat antikolinergik yang tidak

9

esensial, pemantauan frekuensi denyut jantung janin dan uterus, hidrasi intravena, pemberian antasida

cair, dan pasien dobaringkan miring kiri.  Selama prosedur, hindari hiperventilasi berlebihan dan jalan

napas harus dilindungi.

2.12 Penatalaksanaan Psikosa

1. Pengobatan etiologik harus sedini mungkin dan di samping faal otak dibantu agar tidak terjadi

kerusakan otak yang menetap.

2. Peredaran darah harus diperhatikan (nadi, jantung dan tekanan darah), bila perlu diberi stimulansia.

3. Pemberian cairan harus cukup, sebab tidak jarang terjadi dehidrasi. Hati-hati dengan sedativa dan

narkotika (barbiturat, morfin) sebab kadang-kadang tidak menolong, tetapi dapat menimbulkan efek

paradoksal, yaitu klien tidak menjadi tenang, tetapi bertambah gelisah.

4. Klien harus dijaga terus, lebih-lebih bila ia sangat gelisah, sebab berbahaya untuk dirinya sendiri (jatuh,

lari dan loncat keluar dari jendela dan sebagainya) ataupun untuk orang lain.

5. Dicoba menenangkan klien dengan kata-kata (biarpun kesadarannya menurun) atau dengan kompres es.

Klien mungkin lebih tenang bila ia dapat melihat orang atau barang yang ia kenal dari rumah. Sebaiknya

kamar jangan terlalu gelap , klien tidak tahan terlalu diisolasi.

6. Terdapat gejala psikiatrik bila sangat mengganggu.

2.13 Penularan

Sampai saat ini tidak diketahui penularan dari gangguan jiwa psikosa

2.14 Pencegahan Psikosa Dalam Kehamilan

Informasi

ANC rutin

Nutrisi

Penampilan

Aktivitas

Relaksasi

10

Senam hamil

Latihan pernafasan

C.Psikoneurosa

2.15 Pengertain

Neurosis kadang-kadang disebut psikoneurosis dan gangguan jiwa (untuk membedakannya dengan

psikosis atau penyakit jiwa. Menurut Singgih Dirgagunarsa (1978 : 143),  Neurosis adalah gangguan yang

terjadi hanya pada sebagian dari kepribadian, sehingga orang yang mengalaminya masih bisa melakukan

pekerjaan-pekerjaan biasa sehari-hari atau masih bisa belajar, dan jarang memerlukan perawatan khusus

di rumah sakit.

Dali Gulo (1982 : 179), berpendapat bahwa neurosis adalah suatu kelainan mental, hanya memberi

pengaruh pada sebagaian kepribadian, lebih ringan dari psikosis, dan seringkali ditandai dengan : keadaan

cemas yang kronis, gangguan-gangguan pada indera dan motorik, hambatan emosi, kurang perhatian

terhadap lingkungan, dan kurang memiliki energi fisik, dst.

Neurosis, menurut W.F. Maramis (1980 : 97), adalah suatu kesalahan penyesuaian diri secara emosional

karena tidak diselesaikan suatu konflik tidak sadar.

Berdasarkan pendapat mengenai neurosis dari para ahli tersebut dapat diidentifikasi pokok-Pokok

pengertian mengenai neurosis sebagai berikut.

1. Neurosis merupakan gangguan jiwa pada taraf ringan.

2. Neurosis terjadi pada sebagian aspek kepribadian.

3. Neurosis dapat dikenali gejala-gejala yang menyertainya dengan ciri khas kecemasan.

4. Penderita neurosis masih mampu menyesuaikan diri dan melakukan aktivitas sehari-hari.

2.16 Penyebab

Psikoneurosa adalah gangguan yang terjadi hanya karena gangguan pada sebagian kepribadian, maka

yang bersangkutan masih bisa melakukan pekerjaan/aktivitas sehari-hari. Sebenarnya psikoneurosis

bukanlah suatu penyakit, yang bersangkutan masih dapat kita sebut normal. Yang diderita (bersangkutan)

adalah ketegangan pribadi yang terus terjadi sebagai akibat konflik yang berkepanjangan. Orang tersebut

tidak dapat mengatasi konflik yang tidak kunjung reda yang pada taraf terakhir menjadi neurosis (suatu

kelainan mental dengan kepribadian terganggu yang ringan seperti cemas yang kronis, hambatan emosi,

sukar tidur, kurang perhatian terhadap lingkungan dan kurang memiliki energi). Ada kalanya penyakit ini 11

baru timbul setelah lama penyebabnya terjadi atau sama sekali tidak ingat lagi, atau telah diendapkan

dalam alam ketidaksadaran. Untuk menyembuhkan penyakit digunakan tehnik wawancara yang lazim

disebut psikoterapi.

2.17 Tanda & Gejala,Penanganan serta jenis dari neurosis

Kelainan jiwa yang disebut neurosis ditandai dengan bermacam-macam tanda &gejala. Dan berdasarkan

gejala yang paling menonjol, sebutan atau nama untuk jenis neurosis diberikan. Dengan demikian pada

setiap jenis neurosis terdapat ciri-ciri dari jenis neurosis yang lain, bahkan kadang-kadang ada pasien

yang menunjukkan begitu banyak tanda & gejala sehingga gangguan jiwa yang dideritanya sukar untuk

dimasukkan pada jenis neurosis tertentu (W.F. Maramis, 1980 : 258).

Bahwa nama atau sebutan untuk neurosis diberikan berdasarkan gejala yang paling menjonjol atau paling

kuat. Atas dasar kriteria ini para ahli mengemukakan jenis-jenis neurosis sebagai berikut (W.F. Maramis,

1980 : 257-258).

1. Neurosis cemas (anxiety neurosis atau anxiety state)

a. Gejala-gejala neurosis cemas

Tidak ada rangsang yang spesifik yang menyebabkan kecemasan, tetapi bersifat mengambang bebas, apa

saja dapat menyebabkan gejala tersebut. Bila kecamasan yang dialami sangat hebat maka terjadi

kepanikan.

Gejala-gejala neurosis cemas :

1) Secara somatis dapat berupa sesak nafas, dada tertekan, kepala ringan seperti mengambang, lekas

lelah, keringat dingin.

2) Secara psikologis berupa kecemasan, ketegangan, panik, depresi, perasaan tidak mampu untuk

menyelesaikan masalah.

b. Faktor penyebab neurosis cemas

Menurut Maramis (1980 : 261), faktor pencetus neurosis cemas sering jelas dan secara psikodinamik

berhubungan dengan faktor-faktor yang menahun seperti kemarahan yang dipendam.

12

Sebab-sebab neurosis cemas secara umum :

1)      Ketakutan dan kecemasan yang terus menerus, disebabkan oleh kesusahan-kesusahan dan

kegagalan yang bertubu-tubi

2)      Depressi terhadap macam – macam masalah emosional, akan tetapi tidak bisa berlangsung secara

sempurna

3)      Kecenderungan harga diri yang terhalang.

4)      Dorongan-dorongan seksual tidak mendapat kepuasan yang terhambat, sehingga menimbulkan

banyak konflik batin.

Penanganannya

c. Terapi untuk penderita neurosis cemas

Terapi untuk penederita neurosis cemas dilakukan dengan menemukan sumber ketakutan atau kekuatiran

dan mencari penyesuaian yang lebih baik terhadap permasalahan. Mudah tidaknya upaya ini pada

umumnya dipengaruhi oleh kepribadian penderita. Ada beberapa jenis terapi yang dapat dipilih untuk

menyembuhkan neurosis cemas, yaitu :

psikoterapi individual

psikoterapi kelompok

psikoterapi analitik

sosioterapi

terapi seni kreatif

terapi kerja

terapi perilaku

farmakoterapi

2. Histeria

a. Tanda & gejala histeria

Histeria merupakan neurosis yang ditandai dengan reaksi-reaksi emosional yang tidak terkendali sebagai

13

cara untuk mempertahankan diri dari kepekaannya terhadap rangsang-rangsang emosional. Pada neurosis

jenis ini fungsi mental dan jasmaniah dapat hilang tanpa dikehendaki oleh penderita. Tanda & gejala

sering timbul dan hilang secara tiba-tiba, terutama bila penderita menghadapi situasi yang menimbulkan

reaksi emosional yang hebat.

b. Jenis-jenis histeria

Histeria digolongkan menjadi 2, yaitu reaksi konversi atau histeria minor dan reaksi disosiasi atau

histeria mayor.

1) Histeria minor atau reaksi konversi

Pada histeria minor kecemasan diubah atau dikonversikan (sehingga disebut reaksi konversi) menjadi

gangguan fungsional susunan saraf somatomotorik atau somatosensorik, dengan gejala : lumpuh, kejang-

kejang, mati raba, buta, tuli.

2) Histeria mayor atau reaksi disosiasi

Histeria jenis ini dapat terjadi bila kecemasan yang yang alami penderita demikian hebat, sehingga dapat

memisahkan beberapa fungsi kepribadian satu dengan lainnya sehingga bagian yang terpisah tersebut

berfungsi secara otonom, sehingga timbul gejala-gejala : amnesia, somnabulisme, fugue, dan kepribadian

ganda.

c. Faktor penyebab histeria

Menurut Sigmund Freud, histeria terjadi karena pengalaman traumatis (pengalaman menyakitkan) yang

kemudian direpresi atau ditekan ke dalam alam tidak sadar. Maksudnya adalah untuk melupakan atau

menghilangkan pengalaman tersebut. Namun pengalaman traumatis tersebut tidak dapat dihilangkan

begitu saja, melainkan ada dalam alam tidak sadar (uncociousness) dan suatu saat muncul kedalam sadar

tetapi dalam bentuk gangguan jiwa.

Sebab-sebab hysteria:

1)      Ada prediposisi pembawaan berupa system syaraf yang lemah.

2)      Tekanan-tekanan mental yang disebabkan oleh, kesusahan, kekecawaan,shocks, dan pengalaman-

pengalamn taraumatis/luka jiwa.nya sugesti diri yag buruk dan melemahkan mental.

3)      Oleh kelemahan-kelemahan diri, individu berusaha menguasai keadaan, lalu mentiranisasi

lingkungan dengan tingkah lakunya yang dibuat-buat.

4)      Kebiasaan hidup dan disiplin-disiplin yang keliru, sehingga mengakibatkan control pribadi yang

lemah dan integrasi kepribadian yang miskin, sangat kekanak-kanakan.

14

5)      Sering atau selalu menggunakan escape mechanism dan defence mechanism, sehingga

mengakibatkan malajustment, dan semakin banyak timbul kesulitan.

6)      Kondidi fisik yang buruk, misalnya sakit-sakitan, lemah, lelah, fungsi-fungsi organic yang lemah,

gangguan pikiran, dan badaniah.

Penanganan

d. Terapi terhadap penderita histeria

Ada beberapa teknik terapi yang dapat dilakukan untuk menyembuhkan hysteria yaitu :

Teknik hipnosis (pernah diterapkan oleh dr. Joseph Breuer);

Teknik asosiasi bebas (dikembangkan oleh Sigmund Freud);

Psikoterapi suportif.

Farmakoterapi.

3. Neurosis fobik

a. Tanda & gejala neurosis fobik

Neurosis fobik merupakan gangguang jiwa dengan gejala utamanya fobia, yaitu rasa takut yang hebat

yang bersifat irasional, terhadap suatu benda atau keadaan. Fobia dapat menyebabkan timbulnya perasaan

seperti akan pingsan, rasa lelah, mual, panik, berkeringat. Ada bermacam-macam fobia yang nama atau

sebutannya menurut faktor yang menyebabkan ketakutan tersebut, misalnya :

Hematophobia : takut melihat darah

Hydrophobia : takut pada air

Pyrophibia : takut pada api

Acrophobia : takut berada di tempat yang tinggi

b. Faktor penyebab neurosis fobik

Neurosis fobik terjadi karena penderita pernah mengalami ketakutan dan shock hebat berkenaan dengan

situasi atau benda tertentu, yang disertai perasaan malu dan bersalah. Pengalaman traumastis ini

kemudian direpresi (ditekan ke dalam ketidaksadarannya). Namun pengalaman tersebut tidak bisa hilang

dan akan muncul bila ada rangsangan serupa.

Penanganan

15

c. Terapi untuk penderita neurosis fobik

Menurut Maramis, neurosa fobik sulit untuk dihilangkan sama sekali bila gangguan tersebut telah lama

diderita atau berdasarkan fobi pada masa kanak-kanak. Namun bila gangguan tersebut relatif baru dialami

proses penyembuhannya lebih mudah. Teknik terapi yang dapat dilakukan untuk penderita neurosis fobik

adalah:

Psikoterapi suportif, upaya untuk mengajar penderita memahami apa yang sebenarnya dia alami

beserta psikodinamikanya.

Terapi perilaku dengan deconditioning, yaitu setiap kali penderita merasa takut dia diberi

rangsangan yang tidak menyenangkan.

Terapi kelompok.

Manipulasi lingkungan.

4. Neurosis obsesif-kompulsif

a. Tanda & gejala neurosis obsesif-kompulsif

Istilah obsesi menunjuk pada suatu ide yang mendesak ke dalam pikiran atau menguasai kesadaran dan

istilah kompulsi menunjuk pada dorongan atau impuls yang tidak dapat ditahan untuk tidak dilakukan,

meskipun sebenarnya perbuatan tersebut tidak perlu dilakukan.

Contoh obsesif-kompulsif antara lain ;

Kleptomania : keinginan yang kuat untuk mencuri meskipun dia tidak membutuhkan barang yang

ia curi.

Pyromania : keinginan yang tidak bisa ditekan untuk membakar sesuatu.

Wanderlust : keinginan yang tidak bisa ditahan untuk bepergian.

Mania cuci tangan : keinginan untuk mencuci tangan secara terus menerus.

b. Faktor penyebab neurosis obsesif-kompulsif

Neurosis jenis ini dapat terjadi karena faktor-faktor sebagai berikut (Yulia D., 2000 : 116-117).

Konflik antara keinginan-keinginan yang ditekan atau dialihkan.

Trauma mental emosional, yaitu represi pengalaman masa lalu (masa kecil).

Penanganan

c.  Terapi untuk penderita neurosis obsesif-kompulsif

16

psikoterapi suportif;

penjelasan dan pendidikan;

terapi perilaku.

5. Neurosis depresif

a. Tanda & gejala neurosis depresif

Neurosis depresif merupakan neurosis dengan gangguang utama pada perasaan dengan tanda-tanda :

kurang atau tidak bersemangat, rasa harga diri rendah, dan cenderung menyalahkan diri sendiri.

Gejala-gejala utama gangguan jiwa ini adalah :

gejala jasmaniah : selalu lelah.

gejala psikologis : sedih, putus asa, cepat lupa, insomnia, anoreksia, ingin mengakhiri hidupnya.

b.Faktor penyebab neurosis depresif

Menurut hasil riset mutakhir sebagaimana dilakukan oleh David D. Burns (1988 : 6), bahwa depresi tidak

didasarkan pada persepsi akurat tentang kenyataan, tetapi merupakan produk “keterpelesetan’ mental,

bahwa depresi bukanlah suatu gangguan emosional sama sekali, melainkan akibat dari adanya distorsi

kognitif atau pemikiran yang negatif, yang kemudian menciptakan suasana jiwa, terutama perasaan yang

negatif pula. Burns berpendapat bahwa persepsi individu terhadap realitas tidak selalu bersifat objektif.

Individu memahami realitas bukan bagaimana sebenarnya realitas tersebut, melainkan bagaimana realitas

tersebut ditafsirkan. Dan penafsiran ini bisa keliru bahkan bertentangan dengan realitas sebenarnya.

Konsepsi tersebut kemudian oleh Burns dijelaskan dengan visualisasi sebagai berikut (1988 : 21).

Penanganan

c. Terapi untuk penderita neurosis depresif

Untuk menyembuhkan depresi, Burns (1988 : 5) telah mengembangkan teknik terapi dengan prinsip yang

disebut terapi kognitif, yang dilakukan dengan prinsip sebagai berikut.

Bahwa semua rasa murung disebabkan oleh kesadaran atau pemikiran yang bersangkutan.

Jika depresi sedang terjadi maka berarti pemikiran telah dikuasai oleh kekeliruan yang mendalam.

Bahwa pemikiran negative menyebabkan kekacauan emosional.

Terapi kognitif dilakukan dengan cara membetulkan pikiran yang salah, yang telah menyebabkan

terjadinya kekacauan emosional.

17

6. Neurasthenia

a. Tanda & gejala neurasthenia

Neurasthenia disebut juga penyakit payah.

Tanda& gejala utama :

Tidak bersemangat, cepat lelah meskipun hanya mengeluarkan tenaga yang sedikit, emosi labil, dan

kemampuan berpikir menurun, insomnia, kepala pusing, sering merasa dihinggapi bermacam-macam

penyakit.

b. Faktor penyebab neurasthenia

Neurasthenia dapat terjadi karena beberapa faktor (Zakiah

Daradjat, 1983 : 34), yaitu sebagai berikut.

Terlalu lama menekan perasaan, pertentangan batin,

kecemasan.

Terhalanginya keinginan-keinginan.

Sering gagal dalam menghadapi persaingan-persaingan

Penanganan

c. Terapi untuk penderita neurasthenia

Upaya membantu penyembuahn penderita neurasthenia dapat

dilakukan dengan teknik terapi sebagai berikut.

Psikoterapi supportif;

Terapi olah raga;

Farmakoterapi.

7. Psikotenis

Tanda & Gejala penyakit ini ialah kelesuan mental, phobia, takut berdiri di tempat yang tinggi, takut akan

tempat yang sempit, takut mati. Selain phobia timbul obsesi (meningkatnya suatu ide yang sulit

dilupakan) yang disertai compulsion (kecenderungan untuk melakukan sesuatau tanpa dapat dicegah).

18

Seseorang yang mempunyai obsesi selalu mencuci tangannya karena selalu merasa penuh kuman. Dengan

mencuci tangan dia merasa puas, sedang bila dia tidak mencuci tangan dia akan penuh kegelisahan. Salah

satu jenis compulsion ialah cleptomani ( kecenderungan mencuri)

Sebab-sebab psikotenis :

1. Depresi terhadap pengalaman-pengalaman traumatis yang sangat menakutkan pada masa silam.

2. Disertai rasa malu atau berdosa, yang kemudian ditekan kuat-kuat dalam ketidaksadaran, dalam

usahanya untuk melupakan insiden tersebut, sehingga muncul gejala phobia, obsesi, dan

kompulsif.

3. Ada konflik untuk berani melawan rasa takut yang mengerut, yang dicobanya menekan kuat-kuat

dalam alam tidak sadar.

8. Neurastania

Tanda & gejala penyakit ini yaitu ;kelelahan yang terus menerus, wajah murung, nafsu makan berkurang,

sulit tidur (insomania).

1. Risau disebabkan oleh kekurangan kerja/kesibukan. Kelelahan dan kelemahan yang ekstrem

disebabkan oleh kebanyakan kerja.

2. Banyak menderita ketegangan emosional karena konflik-konflik internal, kesusahan, dan frustasi-

frustasi.

3. Disebabkan oleh perasaan interior, akibat dari kegagalan-kegagalan di masa lampau dan disusuli

dengan tingkah laku yang agresif.

4. Factor-faktor herediter diperkirakan juga menjadi sebabnya, akn tetapi tidak teramat penting

artinya.

9. Hipokondria

Adalah kondisi kecemasan yang kronis, dimana pasien selalu merasakan ketakutan yang patologis

terhadap kesehatan sendiri.individu yang bersangkutan merasa yakin betul bahwa dirinya mengidap suatu

penyakit yang kronis. Setiap kesakitan yang sekecil dirasakannya sebagai suatu bencana hebat dan

merupakan tragedy hidup yang dianggap bisa menyebabkan kematiannya. Semua itu disebabkan oleh

19

banyaknya konflik-konflik intrapsikis yang sudah lama dan amat parah.

Kesehatan emosi berkaitan erat dengan kesehatan dan kondisi jiwa seseorang. Kesehatan emosi juga

berkaitan dengan kondisi fisik seseorang apakah ia memiliki kondisi tubuh yang fit, bebas tekanan ( stres

dan depresi ), mental yang kuat dan sebagainya. Keadaan tubuh atau fisik yang kuat saja tidak cukup

untuk mencegah adanya gangguan emosi pada seseorang. Dalam hal ini asupan gizi turut mempengaruhi

untuk tetap menjaga kebugaran sehingga tidak hanya kesehatan fisik yang didapat tetapi juga kesehatan

jiwa.

Sebaliknya kesehatan emosi juga dapat mempengaruhi kondisi tubuh. Jika keadaan jiwanya tidak stabil,

yang disebabkan stress atau depresi, maka fisiknya juga dapat menjadi lemah. Karena jiwa, perasaan, dan

emosi seseorang sangat mempengaruhi keadaan fisik orang tersebut.

Cara untuk mengatasi kelabilan dari kesehatan emosi ini dapat dilakukan dengan cara memakan makanan

yang sehat yang disertai asupan gizi yang cukup bagi tubuh, melakukan olah raga secara teratur, dan

istirahat yang proporsional. Rekreasi atau liburan ke suatu tempat yang relatif menyenangkan dapat juga

menjadi salah satu cara untuk mengembalikan kesehatan dan menekan stress.

Freud berpendapat bahwa psikoneurosis pada dasarnya adalah psiogenik. Freud mengemukakan lima

interpretasi yang berbeda mengenai penyebab tingkah laku neurotik:

1. psikoneurosis adalah akibat dari trauma-trauma yang pertama-tama bersifat seksual

2. psikoneurosis akibat komplek oedipus yang tidak terpecahkan

3. psikoneurosis sebagai akibat dari konflik antara dorongan id dan penyensoran moral dari

superego

4. reaksi-reaksi emosional yang ditimbulkan oleh lingkungan yang sejak awal menolak individu

sebagai faktor-faktor yang mempercepat psikoneurosis

5. penyebab psikoneurosis tidak hanya satu, melainkan banyak dan kemudian Freud memusatkan

perhatiannya pada uraian mengenai reaksi-reaksi neurotik.

2.18 Penatalaksanaan psikoneurosa:

Dalam psikoterapi, psikolog, konselor dan ahli terapis berusaha menyusun terapi psikologis yang

beragam untuk pengobatan yang disesuaikan dengan kepribadian klien. Penerapan metode dapat secara

personal maupun group (perkelompok). Psikiater berusaha mengkombinasi pengobatan medis dan

psikoterapi secara bersamaan. Perlu untuk diketahui bahwa tidak ada pengobatan jenis gangguan

20

kecemasan ini hanya menggunakan satu cara saja, dibutuhkan lebih kombinasi untuk menyembuhkan

gangguan kompleks ini.

Penatalaksanaan dan Sikap Bidan yang dilakukan 1. Melakukan pendekatan pada ibu, suami, dan keluarga untuk menggali permasalahan yang

mungkin timbul dalam keluarga

2. Memberikan dukungan pada ibu agar siap dalam menghadapi segala perubahan yang terjadi

akibat proses kehamilan

3. Memberikan penyuluhan pada ibu dan keluarga tentang dampak buruk yang ditimbulkan akibat

depresi baik pada ibu maupun pada janinnya,

4. Menganjurkan ibu untuk lebih banyak mengkonsumsi makanan yang sehat selama kehamilan.

5. Melakukan rujukan pada psikiater apabila tingkat depresi sudah terlalu parah.

2.19 Penularan

Sampai saat ini masih belum diketahui penularan dari Psikoneurosis.

2.20 Pencegahan

Tangani segera pada ibu hamil agar tidak berlarut-larut. Berpikirlah secara positif, menyenangkan dan

tidak menganggap kehamilan adalah beban Karena akan mempengaruhi kondisi baik fisik maupun

mental. Jangan pula mengkonsumsi obat-obatan antidepresi. Lebih baik berkonsultasi dengan dokter

kandungan yang menangani. Jika perlu minta surat pengantar untuk menemui seorang terapis. Dengan

demikian ibu hamil mendapatkan pendamping untuk menyalurkan kegelisahan, kecemasan dan ketakutan

yang berkaitan dengan kehamilannya atau calon anak yang akan dilahirkannya.Usahakan untuk

mengkonsumsi makanan yang sehat selama kehamilan dan lakukan aktivitas seperti biasa ketika belum

hamil. Dan dapat mencari dukungan dari siapa saja seperti pasangan, orangtua, keluarga dekat atau para

sahabat. Tujuannya, supaya tidak merasa menanggung beban seorang diri dan agar merasa lebih bahagia.

21

2.21 KONSEP KEBIDANAN

Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu pasien atau

klien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara:

- Bertahap dan sistematis

22

- Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan

Manajemen Kebidanan menurut Varney, 1997

1. Pengertian

Proses pemecahan masalah

Digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori

ilmiah.

Penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis.

Untuk pengambilan suatu keputusan

Yang berfokus pada klien.

2. Langkah-langkah

I. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk memulai keadaan klien secara

keseluruhan.

II. Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah.

III. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya.

IV. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi dengan tenaga

kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi klien.

V. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan

keputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya.

VI. Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman.

VII. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang dilakukan, mengulang kembali manajemen

proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif.

* Langkah 1: Tahap Pengumpulan Data Dasar

Pada langkah pertama ini berisi semua informasi yang akurat dan lengkap dari

semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Yang terdiri dari data subjektif data

objektif. Data subjektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil

pengumpulan data klien melalui anamnesa. Yang termasuk data subjektif antara lain

biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan dan

nifas, biopskologi spiritual, pengetahuan klien.

23

Data objektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil

pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan

dalam data fokus. Data objektif terdiri dari pemeriksaan fisik yang sesuai dengan

kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi,

auskultasi, perkusi), pemeriksaan penunjang (laboratorium, catatan baru dan

sebelumnya).

* Langkah II : Interpretasi Data Dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah

berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.

* Langkah III: Mengidentifikasi Diagnosa atau masalah potensial dan

mengantisipasi penanganannya

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa

potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini

membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan

dapat waspada dan bersiap-siap diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.

* Langkah IV: Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, untuk

melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan

kondisi klien

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk

dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai

dengan kondisi klien.

* Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh langkah-langkah

sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau

diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi.

* Langkah VI : pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman

Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan

pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa

24

dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim

kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung

jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.

* Langkah VII: Evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah

diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar tetap

terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam diagnosa

dan masalah. Rencana tersebut dianggap efektif jika memang benar dalam

pelaksanaannya.

BAB III

TINJAUAN KASUS

TINJAUAN KASUS

DI PUSKESMAS BONDOWOSO

1.1PENGKAJIAN DATA

Tempat pengkajian : puskesmas Bondowoso

Tanggal pengkajian : 27 february 2012 Jam: 09.00 WIB

Oleh :NurLaily Fajri

I.DATA SUBYEKTIF

Biodata

Nama : Ny “E” Nama :Th”m”

Umur : 22 tahun umur :24 tahun

Agama : islam agama : Islam

Pendidikan :SD pendidian :SMP

25

Pekerjaan : IRT pekerjaan :petani

Alamat : kebun agung 12/13 BWS

1.Keluhan utama

Ibu mengatakan bahwa kehamilannya ini beban untuknya dan kadang ibu berusaha menyakiti

dirinya sendiri serta suka menyendiri.

2.Riwayat kesehatan yang lalu.

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit kronis,sistematik,dan penyakit keturunan

maupun menular,seperti : jantung,hipertensi,malaria,PMS,TBS & alergi.

3.Riwayat kesehatan keluarga .

Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular,maupun menurun

dalam keluarga ,tidak mempunyai keturunan kembar dan ibu tidak mempunyai pantangan makanan.

4.Riwayat haid

- Menarche : 14 tahun

-Siklus : ±28 hari

-Lamanya :7 hari

-Banyaknya :3softek/hari

-dismenorhes :

-Flour albus :

-HpHT : 25 – 08 – 2011

-TP : 02 – 06 – 2012

6.Riwayat kehamilan persalinan dan nifas yang lalu

No

Tanggal,ta

hun,

Partus

Tempat

partusUK Jenis

Penolong,penyu

lit

Anak,,JK,B

B

Keadaan

anak

sekarang

HAMIL

INI

26

7.Riwayat kehamilan sekarang

Ibu mengatakan hamil anak pertama ,UK 6 bulan ,ibu merasakan gerakan janin pada usia

kehamilan 5bulan & Ibu merasa sedih dengan kehamilannya dan suka memukul-mukul

perutnya.

TM I : 3x kunjungan dengan keluhan mual muntah.

TM2 : 3x kunjungan dengan banyak masalah

Pelayanan yang didapatkan 10 T, penyuluhan tentang gizi,kebersihan dan perawatan

payudara.saat ini ibu sudah mendapatkan suntikan TT 2kali,ibu mendapatkan terapai

Fe,KAIK,Vit.C dan Bb diminum sehari 1kali.

8.Pola kebebasan sehari – hari.

a. Nutrisi

- Sebelum hamil : makan nasi 2-3 piring porsi sedang lauk pauk :tempe 1potong

dan ikan 1potong,minum 7 gelas (7cc)

- Saat hamil : makan 1-2x/hari dengan porsi setengah,tempe 1potong, buah

1potong(papaya) minum 6 gelas (cc).

b. Istirahat

-Sebelum hamil : siang – malam 9 jam

-Saat hamil : siang -malam 7 jam

c. Pola kebersihan

-Sebelum hamil :mandi 2x ,gosok gigi setiap habis mandi dan mau tidur,cuci

rambut 2hari 1x ,ganti pakaian setiap habis mandi ganti celana dalam selesai mandi.

-Saat hamil : mandi 2x/hari ,gosok gigi setiap habis mandi dan menjelang

tidur,keramas 1x/minggu ganti pakaian setiap habis mandi ,celana dalam setiap merasa

basah,cebok dari depan kebelakang.

d. Pola eliminasi

- Sebelum hamil : BAB teratur setiap hari,BAK 4-5x/hari frekuensinya ± 100 cc

- Saat hamil : BAB : 1x /hari BAK : 5 – 6x/ hari frekuensinya 200 cc

-

e. Pola aktivitas

- Sebelum hamil : ibu mengerjakan semua pekerjaan rumah sendiri seperti :

mencuci,menyetrika,mengepel,dll

27

- Saat hamil : Ibu hanya diam saja dan suka mengurung diri di kamar.

f. Pola kebiasaan lain

Ibu tidak mempunyai ketergantungan merokok,minum alcohol,dan sesuatu yang

membahyakan kehamilannya,serta ibu juga tidak meminum jamu-jamuan.

g. Keadaan psiko,sosio,budaya,dan spiritual.

- Psiko : ibu merasa sedih karena keluarga tidak mendukung dengan kehamilannya.

- Social : hubungan ibu dengan suami , keluarga, kurang baik.

- Spiritual : ibu mengatakan melaksanakn ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan

nya.

- Budaya : kebudayaan dalam keluarganya,ibu setiap UK ibu menginjak 7 bulan

mengadakan selamatan 7bulanan.

I. DATA OBYEKTIF

I.1 Pemeriksaan fisik

Keadaan umum = lemah

Kesadran = composmetis

TB = 153 cm

BB sebelum hamil = 48 kg

BB saat hamil = 53 kg

Imt = 23,49 (batas normal)

LILA =23,5 cm

TD = 110/70 mmhg

Nadi = 92x/menit

Rr = 24x /menit

S = 36,5 0C

Hpl = 02 – 06 – 2012

2.2. pemerikasaan fisik.

1. Pemeriksaan fisik

Kepala : Kulit kepala bersih, rambut bersih, tidak rontok, tidak ada ketombe

Muka : Tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada odem

28

Mata : Sklera tidak icterus, conjungtiva tidak anemis, dan tidak ada odem

palpebra

Hidung : Tidak ada pernafasan cuping hidung tidak ada polip, tidak ada secret

Mulut/gigi : Tidak ada stomatitis, tidak ada gigi caries, tidak ada gigi palsu, mukosa

bibir lembab

Telinga : Simetris, tidak ada serumen, pendengaran baik

Leher : Tidak ada pmbesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar

tyroid, tidak ada kelenjar getah being

Dada/payudara : Dada simetris, payudara simetris, payudara membesar, putting susu

menonjol, areola mamae hiperpigmentasi, colostrum belum keluar dan

bersih

Abdomen : Membesar kedepan, membesar sesuai usia kehamilan, tidak ada bekas

luka pada abdomen, tidak ada striae, terdapat linea nigra

Genetalia : Vulva bersih, tidak tampak flour albus, tidak oedem, tidak ada

condilomalata, tidak tampak bartolintis

Perineum : Ada bekas luka pada perineum

Anus : tidak ada hemoroid

Ekstremitas Atas: Simetris, kedua tangan tidak odem, tidak varises

Bawah : Simetris, kedua kaki tidak odem, tidak varises

b. palpasi

abdomen :

LI : TFU pertengahan Px & pusat, bagian fundus teraba bagian besar,lunak,bulat

tidak melenting yaitu bokong,TFU 28 cm.

LII : sebelah kanan uterus teraba bagian kecil janin dan sebelah kiri teraba bagian

lebar,keras seperti papan yaitu punggung (puki).

LIII : bagian bawah teraba bagian bawah,keras dan melenting yaitu kepala

29

LIV : Kedua tangan divergen, bagian terendah janin masuk PAP

C . auskultasi DJJ : 143x/menit, frekuensi =normal, didapatkan 3 jari bawah pusat.

a. Perkusi : reflex patella +/+

b. Pemeriksaan panggul

Distansia spinarum : 24 cm

Distansia cristarum : 28 cm

Conjujata Ekterna : 19 cm

Lingkar panggul :84 cm.

II. IDENTIFIKASI MASALAH DAN DIAGNOSA (INTERPRETASI DATA)

Tanggal : 27 februari 2012 jam : 09.00 WIB

1.DX : ibu GI P00000 uk 26 minggu,hidup/tunggal/letak kepala,keadaan panggul dalam batas

normal,k/u ibu kurang baik dengan depresi.

DS : ibu mengatakan hamil anak pertama UK 6 bulan & Ibu mengatakan bahwa kehamilannya ini

beban untuknya dan kadang ibu berusaha menyakiti dirinya sendiri serta suka menyendiri.

Do : k/u :kurang baik.

Kesadaran :composmotis

TB : 153 cm TD : 120/90 mmhz

BB : 53kg N : 88x/menit

Imt : 23,45 Rr : 18 x/menit

Lila : 23,5 cm

Abdomen :

LI : TFU pertengahan px & pusat bagian fundus teraba bagian besar , lunak,bulat ,tidak melenting yaitu

bokong,TFU 28 cm.

30

LII : sebelah kanan uterus teraba bagian kecil janin dan sebelah kiri teraba bagian lebar keras seperti

papan yaitu puki.

LIII : bagian bawah teraba bagian bulat,terasa keras dan melenting yaitu kepala.

LIV : divergen. bagian terendah janin masuk PAP .

UPL :

Distansia spinarum : 24 cm

Distansia Cristarum : 28 cm

Konjuga eksterna : 19 cm

Lingkar panggul : 84 cm

2.   Masalah      : Gangguan Emosional, suka menyendiri dan memukul perutnya

3. Kebutuhan  :

Meyakinkan ibu bahwa bidan akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu ibu

mengatasi masalahnya dan ibu tidak perlu takut.

Menjelaskan bahwa kehamilan merupakan kejadian alamiah yang di alami setiap wanita

Memberikan penyuluhan tentang maksud, tujuan dilakukan terapi serta prosesnya.

III.Diagnosa potensial

Depresi

IV. IDENTIFIKASI TINDAKAN SEGERA

Kolaborasi dengan dokter dan psikiater.

V.    Intervensi

Tanggal: 27-2-2012 jam:09.00 WIB

Tujuan                  : Setelah di berikan asuhan kebidanan dapat meringankan beban ibu

 Kriteria Hasil      : - ibu merasa tenang tidak sedih lagi

-  KU Ibu dan janin baik

- ibu dapat beraktifitas tanpa ada perasaan bersalah atau beban dalam

mengandung (depresi).

Intervensi

1. Jalin hubungan baik dengan px dan keluarga

31

R/ untuk memudahkan petugas dalam melakukan pemeriksaan.

2. Jelaskan mengenai keadaan ibu sekarang

R/ agar ibu dan keluaga tidak cemas dengan keadaanya

3. Jelaskan penyebab terjadinya psikosa kepada keluarga

R/ agar keluarga mengetahui penyebab terjadinya depresi

4. Lakukan konselig kebutuhan nutrisi dan istirahat

R/ agar kebutuhan istirahat dan nutrisi ibu dapat terpenuhi dengan baik dan cukup

5. Kolaborasi dengan dokter

R/ untuk engatasi masalah dengan mencegah komplikasi.

VI.Implementasi

Tanggal: 27-2-2012 jam:09.15 WIB

1) Menjalin hubungan baik dengan px dan keluarga dengan cara member salam

2) Menjelaskan mengenai keadaan ibu sekarang

Ibu dalam keadaan kurang stabil emosinya

Ibu mengalami depresi degan kehamilannya

3)Menjelaskan penyebab terjadinya depresi

Salah satu penyebab terjadinya Depresi antara lain :

Kurangnya dukungan dari orang terdekat

Depresi yang berat sehingga menyebabkan halusinasi, perasaan sedih atau bersalah

Hubungan yang buruk dengan keluarga atau orang lain

4)Melakukan konseling kebutuhan nutrisi dan istitahat

Memberitahu kepada ibu agar istirahat yang cukup tidur siang 3 jam dan tidur malam 7-8 jam

Memberitahu kepada ibu agar makan cukup 3x/hari dengan porsi cukup dan di tambah susu atau buah

5)Melakukan kolaborasi dengan dokter

Jika terjadi depresi yang lebih parah dan bisa melakukan konseling

VIII.  Evaluasi : SOAP

S : pasien dapat berinteraksi dengan orang sekitar, pasien menyayangi bayi yang di kandungnya

O : K/U Ibu dan janin baik, sudah tidak nampak depresi,

            TD : 120/80, RR : 24x/mnt, Nadi : 90x/mnt, Suhu : 36,7ºc

A : ibu GI P00000 uk 26 minggu,hidup/tunggal/letak kepala,keadaan panggul dalam batas normal,k/u

ibu baik .

32

P : - lakukan konseling mengenai istirahat dan nutrisi

            Makan 3x/hari, tidur malam 7-8 jam/hari

-          Mengajak keluarga untuk menjaga kondisi ibu

-          Kolaborasi dengan dokter untuk konseling.

BAB IV

PENUTUP

3.1  Kesimpulan

Hamil merupakan proses yang tidak dapat dipisahkan dalam siklus hidup wanita.

Kehamilan merupakan kejadian alamiah yang terjadi akibat bertemunya sel ovum dan sperma

sehingga terjadi pembuahan. Wanita yang tidak dapat mengendalikan psikologisnya tidak mustahil akan

mengalami depresi. Jika depresi tersebut tidak segera diatasi dengan cara yang tepat maka akan timbul

gangguan jiwa (depresi) yang menimbulkan halusinasi pada wanita tersebut. Jika telah sampai di tahap

tersebut diperlukan terapi dan pengobatan khusus. Penderita biasanya sembuh setelah bayi lahir namun

dalam kehamilan selanjutnya psikosa ini dapat muncul kembali.

Wanita dengan gangguan psikologis seperti ini harus mendapatkan perhatian khusus dan intensif

agar tidak berpengaruh pada janinnya. Peran tenaga kesehatan di sini sangatlah penting untuk memotivasi

dan memberikan pengobatan karena kehamilan merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa sehingga

mencoba mengakhiri kehamilan termasuk dalam tindakan pembunuhan.

33

Daftar Pustaka

Marmi, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

http://adhe-anwaradhe.blogspot.com/2009/04/kehamilan-dgn-penyakit-gangguan-jiwa.html

05 Maret 2012. Pukul 12.00 WIB.

http://khanzima.wordpress.com/2010/10/20/makalah-kehamilan-dengan-depresi .

http.//DEPRESI/depresi/Situs/Melilea/Organik.htm

Mochtar,Rustam,.MPH.Sinopsis Obstetri.1998.Jakarta:EGC.

Prawiroharjo,Sarwono.Ilmu Kebidanan.1976.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka.

Abdul Bari Saifudin, dkk. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawihardjo

http://khanzima.wordpress.com/2010/10/20/makalah-kehamilan-dengan-psikosa/

Jhonson Ruth, Praktik Kebidanan, EGC. Jakarta. 2004

34

Prawirohardjo, sarwono. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka. Jakarta. 2002.

Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka. Jakarta. 1999.

MAKALAH

SINOPSIS PATOFISIOLOGI

( GANGGUAN JIWA )

Disusun Oleh :

NurLaily Fajri

35

D3 KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BHAKTI AL QODIRI

JEMBER

2011

36

37