modul kep. jiwa

23
MODUL PEGANGAN UNTUK MAHASISWA MODUL: SISTEM NEUROBEHAVIOR OLEH: TIM SISTEM NEUROBEHAVIOR 1

Upload: sirajamaspul-bambapuang

Post on 15-Apr-2017

130 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Modul kep. jiwa

MODUL PEGANGAN UNTUK MAHASISWA

MODUL:SISTEM NEUROBEHAVIOR

OLEH:

TIM SISTEM NEUROBEHAVIOR

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATANSTIKES KURNIA JAYA PERSADA

PALOPO2015

1

Page 2: Modul kep. jiwa

KATA PENGANTAR

Keparawatan jiwa menyajikan satu modul yang terdiri dari tujuh skenario

tentang masalah keperawatan jiwa. Modul ini merupakan modul atau penuntun

untuk mata ajar Sistem Neurobehavior khusus untuk kompetensi: Proses

Pemberian Asuhan Keperawatan Jiwa. Modul ini diperuntukkan bagi mahasiswa

PS. S1 Keperawatan semester III.

Dari modul yang disajikan ini diharapkan mahasiswa dapat lebih

memahami tentang konsep-konsep keperawatan jiwa, mampu menerapkan proses

asuhan keperawatan jiwa dan mengintegrasikannya kedalam praktek-praktek

keperawatan/kesehatan yang ada dan mampu untuk berkomunikasi secara efektif

dengan individu, keluarga, dan kelompok.

Proses pembelajaran pada Problem Besic Learning (PBL) meliputi kegiatan

seperti pertemuan dengan tutor, belajar mandiri dengan mencari informasi/teori

baik dari ahli, buku-buku, jurnal di perpustakaan maupun melalui internet dan

membuat penyajian laporan hasil diskusi dari kegiatan PBL ini

Besar harapan kami kiranya dengan kegiatan PBL ini mahasiswa dapat

lebih aktif untuk mencari jawaban dan berusaha menyelasaikan masalah-masalah

yang kemungkinan ditemukan dalam praktik keperawatan.

Palopo, ........Oktober 2015

Koord. PBL

2

Page 3: Modul kep. jiwa

KEBIJAKAN STANDARA. Pembelajaran Berbasis Masalah

1. Definisi Pembelajaran Berbasis Masalah adalah pembelajaran dengan

kasus kepada mahasiswa untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya pada mahasiswa dalam mengeluarkan isi pikiran dan tanggapan terhadap suatu rangsangan. Dosen sebagai fasilitator tidak boleh menghakimi dengan mengatakan salah ataupun membendung dari isi pikiran tersebut. Fasilitator hanya memberikan arahan dari alur pikir mahasiswa. Pembelajaran ini diberikan pada semester III dalam pembelajaran mahasiswa, akan mempelajari beberapa cabang ilmu secara terintegrasi yaitu Konsep konsep neurologi dan keperawatan jiwa, .

2. Aktivitas PembelajaranMata kuliah ini terdiri dari 3 unit pembelajaran yang berfokus pada

asuhan keperawatan gangguan jiwa. Oleh karena itu disiapkan aktivitas pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Aktivitas pembelajaran dalam Blok yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran adalah :

a. Tutorial Tutorial yang dilakukan adalah diskusi dalam kelompok kecil dengan menggunakan Problem Based Learning (PBL). Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil beranggotakan 10 – 15 orang. Tutorial dijadwalkan 2 kali diskusi dan 1 kali pleno dalam seminggu untuk diskusi tentang masalah yang belum dipahami dan dilakukan dengan didampingi oleh fasilitator atau mandiri. Untuk mencapai tujuan pembelajaran mahasiswa diberikan skenario kaus dan kelompok akan mendiskusikan kasus tersebut dengan pendekatan seven jump dibawah ini:

1) Mengklarifikasi istilah atau konsep/Clarify unfamiliar term :Tahap ini bertujuan untuk memahami skenario dan

menyamakan persepsi. Proses yang dilakukan adalah mahasiswa mengidentifikasi istilah/ konsep yang belum dimengerti dengan bantuan menggunakan prior knowledge dari fasilitator atau membuka kamus. Tahapan ini menjadi langkah pertama karena adanya istilah yang tidak lazim akan menghambat pemahaman mahasiswa. Akhir dari tahap ini adalah daftar istilah yang tidak dimengerti dan penjelasannya.

3

Page 4: Modul kep. jiwa

2) Menetapkan permasalahan/Define the problem Bertujuan untuk menyadarkan mahasiswa bahwa ada masalah yang harus didiskusikan. Proses yang dilakukan oleh fasilitator adalah memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk menyumbangkan pendapat mereka tentang masalah dalam skenario. Hasil pada tahapan ini adalah tersusunnya topik yang perlu penjelasan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan. Bila pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak difahami, maka dapat diangkat sebagai LO (learning objective) yang akan di bahas pada pertemuam berikutnya.

3) Menganalisa masalah/Brainstorm possible hypothesis/ explanation : Tahap ini bertujuan untuk mengaktifkan prior knowlwedge dari masing-masing anggota kelompok. Proses yang dilakukan mahasiswa dengan mencoba rumuskan, menguji dan membandingkan keunggulan dari masing-masing hipotesis. Hasil pada tahap ini adalah daftar hipotesis atau penjelasan singkat dari jawaban tahap kedua dalam bentuk jawaban-jawaban singkat.

4) Menarik kesimpulan dari langkah ke-3/Arrange explanation into atentative solution : Pada tahap ini masalah dibahas ecara detil dan dibandingkan terhadap hipotesis untuk lihat kemungkinan dan perlunya penjelasan lebih lanjut Semua hipotesis dihubungkan satu sama lain secara skematis. Hasil pada tahap ini berupa penjelasan masalah oleh kelompok secara sistematik dalam bentuk skema/bagan.

5) Menetapkan tujuan belajar/Define LO (Learning Objective) : Pada tahap ini kelompok menentukan apa yang harus dipelajari untuk dapat mengerti memecahkan masalah-masalah yang belum terjawab. Tutor mendorong mahasiswa agar masalah tidak terlalu umum atau dangkal. Hasil pada tahap ini adalah tersusunnya tujuan pembelajaran/LO (learning objective).

6) Mengumpulkan informasi tambahan (belajar mandiri)/Info gathering and private study : Dilakukan di antara diskusi pertama dan kedua. Proses yang dilakukan adalah mahasiswa harus mencari semua pertanyaan yang belum terjawab. Mahasiswa dapat menggunakan sumber yang berbeda untuk mendapatkan informasi (text book, journal, bertanya langsung ke pakar, kuliah umum). Hasil pada tahap ini yaitu mahasiswa merangkum semua hasil yang di dapatkan.

4

Page 5: Modul kep. jiwa

7) Mensintesis/menguji informasi baru/Share the results of info gathering and privat study : Proses di mulai dengan melihat LO, kemudian mengidentifikasi sumber info, saling berbagi informasi yang sudah di dapat dan menolong untuk saling mengerti. Mengkaji informasi yang sudah di dapat dan mendiskusikan apakah semua permasalahan dalam skenario sudah terjawab. Hasil pada tahap ini adalah rangkuman informasi yang didapat Apabila semua LO terjawab, maka diskusi selesai, tetapi apabila LO belum tercapai maka tutor memberikan tugas kepada anggota kelompok. LO yang belum terjawab bisa didiskusikan di pertemuan Pleno dengan menghadirkan pakar Presentasi dilakukan secara oral, menulis bagan di papan atau presentasi dengan power point Tutor memberikan feedback di akhir pertemuan ke dua. Setiap skenario akan diselesaikan dalam waktu satu minggu dengan dua kali pertemuan.

Langkah 1 sampai 5 dilaksanakan dalam pertemuan pertama, langkah 6 dilakukan diantara pertemuan pertama dan kedua. Langkah 7 dilaksanakan pada pertemuan kedua. Teknik pelaksanaan tutorial meliputi persiapan, pelaksanaan dan penutupan (lihat tabel 2.1).

Tabel 2.1 Tehnik pelaksanaan tutorial

Tahap Bahan KajianPersiapan a. Mengorganisasi dan dinamika kelompok

meliputi: Doa sebelum melakukan kegiatan, pengantar tentang kegiatan tutorial, perkenalan dengan seluruh peserta dan tutor, pemilihan Ketua Kelompok dan Sekretaris

b. Peran Ketua Kelompok; Memimpin dan memoderatori jalannya tutorial, mendorong agar setiap peserta berperan aktif, menyeimbangkan partisipasi para peserta tutorial. Menjaga agar diskusi tidak keluar dari topik yang disepakati,menjaga efektifitas diskusi dan waktu dalam setiap langkah, mengarahkan agar diskusi mencapai suatu kesimpulan.

c. Peran Sekretaris Kelompok; mendengarkan dan mencatat pokok ide dan konsep yang muncul, Menyusun catatan sesuaikategori ide dan konsep, Menyampaikan hasil catatan kepada kelompok untuk memastikan semua ide dan konsep telah

5

Page 6: Modul kep. jiwa

terdokumentasi, Berpartisipasi aktif mengemukakan pendapat tanpa melupakan tugas mencatat, Menggarisbawahiide dan konsep yang penting.

d. Peran Peserta; berpartisipasi aktif dalam proses diskusi, Menggali masalah berdasarkan skenario, Mendiskusikanmasalah untuk mencari jawaban, Bekerjasama dengan anggota lain untuk menggali informasi dari sumber yangdiperlukan.

e. Peran Tutor; sebagai fasilitator, sebagai pendengar, sebagai profesional, sebagai evaluator

Pelaksanaan Sevent jump: langkah 1-5 pada pertemuan pertama, langkah 7 pada pertemuan kedua

Penutupan Membacakan kembali (notulasi) hasil diskusi, Setiap mahasiswa membuat ringkasan diskusi pada buku panduan dan laporan tersebut diparaf oleh tutor dosen, Evaluasi diskusi oleh tutor dan mahasiswa, Doa penutup.

b. Belajar MandiriDalam pembelajaran orang dewasa, mahasiswa dapat belajar secara mandiri dari berbagai sumber belajar eksternal yaitu : perpustakaan, wabsite (internet & intranet), e-Learning, buku, brosur dan jurnal. Metode belajar mandiri berbentuk pelaksanaan tugas membaca atau kajian jurnal oleh mahasiswa tanpa bimbingan atau pengajaran khusus. Dalam metode ini mahasiswa akan terlebih dahulu mendapatkan penjelasan tentang proses dan hasil yang diharapkan serta diberikan daftar bacaan sesuai kebutuhan. Dengan belajar mandiri diharakan dapat meningkatkan kemampuan kerja dan memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk memperdalam pengetahuan secara aktif.

c. Kuliah Pengantar/PakarMetode kuliah pengantar berbentuk penjelasan pengajar kepada mahasiswa dan biasanya diikuti dengan tanya jawab tentang isi pelajaran yang belum jelas. Yang perlu dipersiapkan pengajar daftar topik yang akan diajarkan dan media visual atau materi pembelajaran. Selama kuliah pakar seluruh dosen diwajibkan menggunakan pendekatan student centered learning (SCL). SCL dalah konsep pembelajaran dengan pendekatan : Menyertakan mahasiswa dalam proses pembelajaran, mendorong mahasiswa untuk memiliki pengetahuan yang lebih banyak, luas dan

6

Page 7: Modul kep. jiwa

mendalam, membantu mahasiswa untuk menyelami kejadian pada kehidupan nyata, mendorong terjadinya pembelajaran secara aktif, mendorong kemampuan mahasiswa untuk berfikir kritis, mengarahkan mahasiswa untuk mengenali dan menggunakan berbagai macam gaya belajar, memperhatikan kebutuhan dan latar belakang mahasiswa, memberikan kesempatan untuk mengembangkan berbagai strategi assessment. Dalam kuliah pengantar ini mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas selama proses diskusi tutorial atau belajar mandiri.

d. Kuliah PlenoMetode kuliah pleno berbentuk kegiatan belajar bagi kelompok mahasiswa untuk membahas topik atau masalah tertentu. Setiap anggota seminar diharapkan aktif berpartisipasi. Penyelesaian tugas membahas topik atau masalah tersebut menjadi tanggung jawab anggota seminar dan dosen sebagai narasumber.

B. Evaluasi Proses Pembelajaran dan Penilaian1. Pretes dan Postest

Untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki seorang mahasiswa di awal program pengajaran, kadang-kadang diselenggarakan pra-tes. Hasil pra-tes digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan mahasiswa pada awal program pengajaran. Tingkat kemampuan awal ini penting untuk menentukan sejauhmana kemajuan seorang siswa. Kemajuan yang dicapai bisa dilihat dari perbandingan hasil pra-tes dengan hasil tes yang diselenggarakan di akhir program pengajaran (post-test). Pre test dilakukan pertemuan pertama kegiatan tutorial, sedangkan post test dilakukan pada pertemua kedua kegiatan tutorial.

2. Ujian Mid dan Akhir SemesterUjian tengah semester dilakukan pada saat program pengajaran sedang berlangsung (progress), tujuannya untuk memperoleh informasi tentang jalannya pengajaran sampai tahap tertentu. Ujian tengah semester akan dilakukan pada minggu ketiga. Informasi tersebut penting untuk mengetahui apakah program pengajaran berjalan sesuai dengan format yang ditentukan sehingga dipertahankan atau program pembelajaran memerlukan perubahan atau penyesuaian, hasilnya berguna untuk memperbaiki strategi mengajar. Tes ini dilakukan secara periodik sepanjang rentang proses pembelajaran, materi tes dipilih berdasarkan tujuan pembelajaran tiap pokok bahasan atau sub pokok materi. Jadi tes untuk menentukan keberhasilan belajar dan untuk mengetahui

7

Page 8: Modul kep. jiwa

keberhasilan proses pembelajaran. Ujian akhir semester diselenggarakan untuk mengetahui hasil pengajaran secara keseluruhan (total). Konsekuensi dari tes yang menekankan hasil pengajaran secara keseluruhan, maka item ujian akhir semester atau bahan cakupannya meliputi seluruh materi yang telah disampaikan. Ujian akhir semester diberikan di akhir semester yaitu pada minggu kesembilan. Hasilnya untuk menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Tingkat keberhasilan dinyatakan dengan skor atau nilai, pemberian sertifikat, dan sejenisnya.

3. PenilaianSistem penilaian berdasarkan acuan Buku Panduan Akademik Akper Sawerigading Pemda Luwu dalam nilai angka mutu, huruf mutu, dan bobot (tabel 2.2).

Tabel 2.2 Klasifikasi Rentang Nilai

Taraf Penguasaan Nilai Huruf Nilai Numerik80-100 A 468-79.9 B 355-67.9 C 241-54.9 D 1

≤ 40 E 0Nilai lulus setiap mata ajar adalah minimal 55. Bobot penilaian adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2 Bobot Penilaian

Jenis ujian ProsentaseUAS 30 %

Tutorial 15 %UjBL 20 %

Presentasi 10 %UTS 25 %

4. Persyaratan Ujian Persyaratan untuk mengikuti Ujian Akhir Semester adalah; Kehadiran tutorial 100%, Kehadiran pada kuliah pengantar minimal 80% KECUALI jika sakit dengan surat keterangan dokter dan jika ada saudara meninggal, Absensi mengikuti Ujian Topik dan SGD (Small Group Discussion) 100%, Absensi praktikum dan skill laboratorium 100% KECUALI jika sakit dengan surat keterangan dokter dan jika ada saudara meninggal. Ketidakhadiran ini tidak boleh lebih dari 10% dan digantikan dengan mengikuti praktikum di kelas lain atau melaksanakan praktikum mandiri dengan di

8

Page 9: Modul kep. jiwa

dampingi oleh laboran. Telah mengumpulkan semua tugas yang telah diberikan.

C. PEMICU (SKENARIO)SKENARIO 1

SKENARIO 2

SKENARIO 3

9

“APALAH ARTINYA DIRI SAYA....”

Nadia, 21 tahun, seorang gadis yang sangat cantik, terlihat sedang diam di antara sekian banyak pasien yang sedang melakukan aktivitas kelompok di ruang perawatan. Dengan kepala tertunduk dan memainkan bajunya, sesekali ia melihat ke arah temannya yang memanggil, lalu menunduk lagi. Saat ditanya dia hanya bilang “tidak tahu” dan jawaban pendek lainnya.

Setelah beberapa hari berkomunikasi dengan perawat, akhirnya dia mau mengatakan bahwa dia merasa tidak berarti dan hanya menjadi beban keluarga, karena dia tidak bisa seperti kakaknya yang lain, yang telah sukses menjadi hakim, arsitek, dan dokter spesialis. Sementara ayahnya adalah seorang prefesor di perguruan tinggi terkenal, demikian pula ibunya adalah seorang arsitek terkenal di kotanya. Nadia juga mengatakan tidak mungkin mampu menjadi seperti mereka. Dia merasa tak satupun dari cita-citanya akan tercapai dan bagaimana nantinya akan melanjutkan hidup. Dia merasa bukan apa-apa meskipun 1 tahun yang lalu dia sempat berkuliah di fakultas kedokteran dengan indeks prestasi yang sangat terpuji.

Sehari-hari dia hanya duduk menyendiri dan melamun, setiap diberikan tugas tidak pernah selesai karena aktivitasnya yang sangat lambat.

“PERCUMA SAYA PUNYA TEMAN, PALING HANYA....”

Nunik, 23 tahun, terlihat menyendiri di pojok ruangan rekreasi di ruang perawatan Sedap Malam. Sambil menunduk, dia mempermainkan ujung roknya yang sudah mulai terlihat lusuh karena seringnya dipermainkan. Dia bereaksi sangat lamban ketika terdengar temannya yang sedang tertawa. Hanya sedikit mendongakkan kepala sambil sesekali melihat dari mana arah datangnya suara. Ketika perawat mendekat, ia hanya menggeser duduknya sedikit dan waktu diminta izin untuk duduk dan ditemani oleh perawat, ia hanya menunduk pelan. Saat ditanya, ia menjawab dengan jawaban pendek dan singkat, tidak jelas. Tidak pernah menatap mata lawan bicaranya. Ketika diminta untuk menceritakan apa yang sedang dirasakannya sekarang dia menjawab singkat, bahwa ia merasa kesepian karena tidak ada yang mau mengajaknya mengobrol bersama. Nunik merasakan kejenuhan yang laur biasa dan sangat membosankan dalam hidup ini menurutnya. Selama beberapa hari diamati, ia tidak pernah ditemani oleh seorang pun pasien. Dia belum/tidak mengenal perawat-perawat yang merawatnya di ruangan. Tidak mengenal pasien-pasien yang ada dalam satu ruangannya.

Page 10: Modul kep. jiwa

SKENARIO 4

SKENARIO 5

10

“TENTARAKU YANG MALANG....”

Nardi, 25 tahun, baru tiga bulan ini berada di rumah ibunya setelah dirumahkan oleh kesatuannya. Sudah 1 tahun ia ditugaskan di Aceh untuk mengatasi kerusuhan yang ada disana. Beberapa hari ini dia terlihat seperti sedang mengendap-endap di kursi atau bahkan di lantai dengan memanggul gagang sapu ijuk. Ia lebih sering terlihat menyendiri dan sering terlihat berbicara sendiri sambil komat-kamit. Menurutnya, ia sering melihat tentara GAM yang selalu mengintainya, sehingga suatu malam ia pernah marah dan menyuruh orang seisi rumahnya untuk sembunyi dan tidak ada satupun yang boleh keluar dan mengancam akan menembak bila ada yang tidak sembunyi. Setiap ditegur kakak dan ibunya, ia tidak pernah menyahut dan menanggapinya. Oleh karena kondisi yang demikian dan sering sekali mengamuk, maka keluarga membawanya ke dokter.

“MAU PENGANGGURAN KEK, TUKANG NONGKRONG KEK,...BIARIN AJA! ITU URUSANKU!!!”

Budi, 25 tahun, anak tunggal, lulus STM mesin, belum bekerja dan sehari-hari kerjanya nongkrong di warung depan rumah. Suatu hari ayahnya menegurnya untuk mencari kerja. Sesaat kemudian Budi marah dan membakar isi lemari termasuk buku rapornya dan membanting barang-barang dengan muka nampak marah padam, pandangan tajam sambil memegang kayu. Menurut keluarganya ia pernah mangamuk 2 bulan yang lalu. Sedikit masalah sudah dapat membangkitkan emosinya.

“SUSTERKU SAYANG, SUSTERKU MALANG”

Perawat Paijo sedang berkonsultasi dengan atasannya, dan bercerita tentang teman satu ruangannya bernama Nani, 36 tahun, seorang perawat di rumah sakit swasta terkenal di Jakarta. Saat dinas malam dia ber-express feeling kepada temannya tentang kemelut rumah tangganya. Dia sudah tidak trush dengan suaminya. Ia sudah merasa sangat putus asah.

Keesokan paginya, Nani ditemukan sudah meninggal dengan bunuh diri dengan cara menenggak habis tablet digoksin. Rupanya mekanisme koping yang dimiliki Nani selama ini selalu dengan mengancam bunuh diri.

Page 11: Modul kep. jiwa

SKENARIO 6

SKENARIO 7

D. STRATEGI PEMBELAJARAN1. Case study

2. Small Group Discation

3. Literature searching

4. Lab skill

11

“SOPIR ANGKOT YANG MALANG...”

Dodi, usia 28 tahun, pekerjaan sebelumnya supir angkot, mengalami kecelakaan kendaraan mobil saat bekerja. Oleh keluarganya, Dodi dibawa ke rumah sakit. Karena kondisi kaki kanannya yang tidak memungkinkan dan keadaan lukanya cukup parah maka kaki kanannya harus diamputasi. Karena kondisi Dodi saat ini, Dodi sangat malu dengan keadaan sekarang dan merasa tidak berguna lagi.

Ketika perawat mengkaji keadaannya, Dodi mengatakan merasa tidak berguna lagi bagi keluarganya, ia hanyasebagai beban saja dalam keluarga, dan mengatakan merasa gagal sebagai kepala rumah tangga karena sudah tidak bisa bekerja untuk menafkahi keluarganya seperti biasanya. Dodi mengatakan merasa malu dengan kakinya yang sekarang. Ia sering terlihat menyendiri, dan tampak sering menunduk. Ia tidak mau melihat kakinya dan tidak mau menunjukkan kaki kanannya yang diamputasi kepada siapapun.

“TERAKHIR MANDI KAPAN...?”

Beberapa perawat sedang melakukan aktivitas perawatan. Tampak Dini yang sedang duduk bersama pasien-pasien yang lain. Ia terlihat paling kumal dan kotor di antara pasien yang lainnya. Sudah hampir satu minggi ini ia terlihat mondar-mandir dan berjalan di koridor depan ruangan. Ia cukup kooperatif, setiap kali ditanya selalu menjawab dengan baik. Setelah diperhatikan beberapa lama, ternyata dia tidak pernah lelah untuk selalu berjalan mulai dari setelah sarapan sampai menjelang tidur malam. Di suatu ujung koridor, ia selalu berbelok dengan gaya yang sangat khas untuk selanjutnya ia berjalan lagi. Aktivitas demikian menyita waktunya, sampai dia tidak sempat makan, minum, mandi, sampai berganti pakaian. Hal tersebut terlihat dari penampilannya yang sangat kotor, rambutnya, giginya, kulit berdaki, pakaian yang dikenakan sangat tidak serasi, berbedak dan berlipstik tebal meskipun tidak mandi. Bila ia ingin buang air, ia melakukan di tempat dimana keinginan tersebut muncul, disembarang tempat tanpa harus membersihkannya.

Page 12: Modul kep. jiwa

E. TUGAS UNTUK MAHASISWA Kegiatan pembelajaran pada Problem Base Learning (PBL) sangat

menuntut keaktifan peserta didik dalm mencapai tujuan pembelajaran dari

modul yang telah disiapkan pada Keperawatan Jiwa I. Proses pembelajaran

dalam hal ini meliputi:

1. Diskusi kelompok untuk mengidentifikasi masalah yang ada dan membuat

pertanyaan-pertanyaan, konsep ilmiah dan hubungan antara disiplin ilmu

terkait. Untuk mengarahkan diskusi, mahasiswa diharapkan dapat

menentukan kata kunci dari skenario di atas. Diskusi akan didampingi

oleh tutor untuk 2 kali pertemuan, dan diwajibkan untuk membuat laporan

hasil diskusi yang akan dilaporkan pada diskusi panel.

2. Melakukan aktivitas pembelajaran individual baik di perpustakaan dengan

menggunakan buku ajar, jurnal, textbook, ataupun melalui media

elektronik seperti internet, slide ataupun video dan mendiskusikan hasil

temuan dengan sesama anggota kelompok.

3. Melakukan diskusi kelompok tanpa dipandu oleh tutor dalam rangka curah

pendapat antar anggota kelompok untuk menganalisis informasi dalam

menyelesaikan masalah yang ada. Jadwal yang ditentukan oleh anggota

kelompok sendiri.

4. Peserta didik dapat berkonsultasi pada narasumber yang ahli sesuai dengan

masalah yang ada untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam.

5. Mengikuti kegiatan pada skills lab.

F. LANGKAH-LANGKAH (7 JUMPS)Dalam melaksanakan PBL, ada 7 langkah-langkah (Seven Jumps) yang biasa

ditempuh untuk mencapai tujuan pembelajaran:

L1 : Menjelaskan istilah dan konsep

L2 : Menetapkan masalah/problem dasar pada skenario dan membuat

pertanyaan untuk membantu menentukan masalah yang ada

L3 : Menganalisis masalah dan menjawab pertanyaan

L4 : Menarik kesimpulan dari L3

L5 : Merumuskan sasaran pembelajaran

12

Page 13: Modul kep. jiwa

L6 : Mengumpulkan informasi tambahan baik dari perpustakaan, internet,

dan sebagainya.

L7 : Menyampaikan kesimpulan akhir

G. JADWAL KEGIATANSebelum dilakukan pertemuan antara kelompok mahasiswa dan tutor,

mahasiswa dibagi menjadi kelompok-kelompok diskusi yang terdiri dari 7-8

orang tiap kelompok.

1. Pertemuan pertama dalam kelas besar dengan tatap muka atau satu arah

untuk penjelasan dan Tanya jawab. Tujuan: menjelaskan tentang modul

dan cara menyelesaikan modul, dan membagi kelompok diskusi. Pada

pertemuan pertama buku modul dibagikan.

2. Pertemuan kedua: diskusi tutorial 1 dipimpin oleh mahasiswa yang terpilih

menjadi ketua dan penulis kelompok, serta difasilitasi oleh tutor. Tujuan:

Memilih ketua dan sekretaris kelompok

Brain storming untuk proses 1 - 5

Pembagian tugas

3. Pertemuan ketiga : diskusi tutorial 2 seperti pada tutorial 1. Tujuan : untuk

melaporkan informasi baru yang diperoleh dari pembelajaran mandiri dan

melakukan klasifikasi, analisa dan sintese dari semua informasi.

4. Anda belajar mandiri baik sendiri-sendiri maupun berkelompok.

Tujuan: untuk mencari informasi baru yang diperlukan.

5. Diskusi mandiri : diskusi ini sama dengan diskusi tutorial dan apabila

informasi yang diperlukan telah cukup, maka hasil dari diskusi mandiri ini

digunakan untuk membuat laporan penyajian dan laporan tertulis. Diskusi

mandiri bisa dilakuakn berulang-ulang diluar jadwal.

6. Pertemuan keempat : Diskusi panel dan Tanyajawab pakar. Tujuan :

untuk melaporkan hasil analisa dan sintese informasi yang ditemukan

untuk menyelesaikan masalah pada scenario. Bila ada masalah yang belum

jelas atau terjadi salah persepsi, maka bisa diselesaikan oleh pakar yang

hadir pada pertemuan ini. Laporan penyajian dibuat oleh kelompok dalam

bentuk sesuai urutan yang tercantum pada buku kerja.

13

Page 14: Modul kep. jiwa

7. Masing-masing mahasiswa kemudian diberi tugas untuk menuliskan

laporan sesuai dengan scenario yang telah didiskusikan bersama pada

kelompoknya. Laporan ditulis dalam bentuk laporan penyajian dan

laporan lengkap.

8. Pertemuan terakhir : laporan kasus dilakukan dalam kelas besar oleh

masing-masing mahasiswa.

Catatan :

Laporan penyajian kelompok serta semua laporan hasil diskusi

kelompok serta laporan kasus masing-masing mahasiswa diserahkan

satu rangkap ke koordinator PBL Persepsi sensori melalui ketua

kelompok

Semua laporan akan diperiksa dan dinilai oleh pakarnya masing-

masing dan dikembalikan ke mahasiswa melalui koordinator untuk

perbaikan.

Setelah diperbaiki, dua rangkap masing-masing laporan diserahkan ke

koordinator PBL Persepsi sensori

Semua mahasiswa wajib menyalin laporan dari kelompok dan

mahasiswa lain untuk dipakai sebagai salah satu bahan ujian.

TIME TABLE

PERTEMUANI II III IV V VI VII

Petemuan 1(penjelasan)

Pertemuan mandiri

(Brain storming)

Tutorial IPengumpulan

informasi, analisa dan

sintese

Mandiri Kuliah konsultasi

Tutorial II Laporan

dan diskusi

Pertemuan terakhir

(laporan)

H. SUMBER PEMBELAJARAN1. Referensi

a. Konsep Dasar Keperawatan Jiwa

b. Sistem Neurobehaviour

c. Proses Asuhan Keperawatan Jiwa

d. Dll

14

Page 15: Modul kep. jiwa

2. Jurnal

3. Artikel

I. DAFTAR NARASUMBER

NARASUMBER Fasilitator

Ns. HAIRUDDIN SAFAAT, S.Kep.,M.Kep.

GRADING SCHEME COMPETENCE

KRITERIA 1: KETEPATAN PENJELASANDIMENSI Sangat

Memuaskan

Memuaskan

Batas Kurang Memuaskan

Di bawah standar

d

SKOR

A A-

KELENGKAPAN KONSEP

Lengkap dan integratif

Lengkap Masih kurang 2 aspek yang belum terungkap

Hanya menunjukkan sebagian konsep saja

Tidak ada konsep

KEBENARAN KONSEP

Diungkapkan dengan tepat, aspek penting tidak dilewatkan, bahkan analisis dan sintetis nya membantu memahami konsep

Diungkap dengan tepat, namun deskriptif

Sebagian besar konsep sudah terungkap, namun masih ada yang terlewatkan

Kurang dapat mengungkapkan aspek penting, melebihi halaman, tidak ada proses merangkum hanya mencontoh

Tidak ada konsep yang disajikan

KRITERIA 2a: KOMUNIKASI TERTULISDIMENSI Sangat Memuaska Batas Kurang Di SKO

15

Page 16: Modul kep. jiwa

Memuaskan

n Memuaskan bawah standar

d

R

BAHASA PAPER

Bahasa menggugah pembaca untuk mencari tahu konsep lebih dalam

Bahasa menambah informasi pembaca

Bahasa deskriptif, tidak terlalu menambah pengetahuan

Informasi dan data yang disampaikan tidak menarik dan membingungkan

Tidak ada hasil

KERAPIAN PAPER

Paper dibuat dengan sangat menarik dan menggugah semangat membaca

Paper cukup menarik, walau tidak terlalu mengundang

Dijilid biasa Dijilid namun kurang rapi

Tidak ada hasil

Panduan penulisan laporan kelompok tutorial

COVERKATA PENGANTARLEMBAR PENGESAHAN FASILITATORBAB I: PENDAHULUAN

1. Penulisan kasus 2. Daftar kata sulit 3. Daftar petanyaan

BAB II : HASIL 1. Jawaban kata sulit Contoh :

Respiration rate = frekuensi nafas (Oxford English Dictionary, 2006) 2. Jawaban pertanyaan Contoh : 1. Apakah stress itu

Stress adalah respon non-spesifik dari tubuh untuk permintaan lingkungan yang berlebihan (Asnar&Putra, 2009).

Stress adalah suatu keadaan yang dihasilkan oleh perubahan lingkungan keseimbangan atau ekuilibrium dinamis seseorang (Wong, 2001)

BAB III : BAGAN/SKEMA/KONSEP SOLUSI

DAFTAR PUSTAKA

Catatan:1. Jumlah halaman min. 10 lembar, ketikan 1,5 spasi, Font Cambria, size 12,

16

Page 17: Modul kep. jiwa

kertas A4, 2. Dijilid rapi dan cover makalah menggunakan kertas bufalo berwarna Hijau,

naskah asli bukan foto kopi. 3. Laporan dikumpulkan kepada Tim Blok paling lambat pada awal pemicu baru

lalu diserahkan kepada koordinator blok untuk dievaluasi dan dinilai. 4. Tempat pengumpulan di ruang dosen di letakkan di tempat yang sudah

disediakan dan jangan lupa untuk menandatangani bukti penyerahan tugas yang sudah disediakan.

17