jiwa perilaku kekerasan
DESCRIPTION
HealthTRANSCRIPT
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK V
1. FUDJIE JUNIARTI
07. 1030
2. GUSTI AYU NINGRUM
07. 1031
3. HADIAH ESTAVIANI
07. 1032
4. HARWETI
07. 1033
5. HARYANTI
07. 1034
AKADEMI KEPERAWATAN PEMBINA
PALEMBANG
2009LAPORAN PENDAHULUANI. Kasus (Masalah utama)
Perilaku kekerasan
II. Proses terjadinya masalah
A. Definisi
Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis ( bekowitz, 1993 ). Berdasarkan definisi ini maka perilaku kekerasan dapat dibagi dua menjadi perilaku kekerasan secara verbal dan fisik ( keltner et al , 1995 ). Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayaka secara fisik terhadap diri sendiri, orang lain maupu lingkungannya. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kedal atau marah yang tidak konstruktif ( stuart dan sundeen, 1995 ).
Kemarahan adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respons terhadap kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman ( keliat , 1995 ).
B. Tanda dan Gejala
Memperlihatkan permusuhan
Mendekati orang lain dengan ancaman
Memberikan kata-kata ancaman dengan rencana melukai
Menyentuh orang lain dengan cara yang menaktkan
Mempunyai rencana untuk melukai
Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit ( rambut botak karena terapi ) Rasa bersalah terhadap diri sendiri ( megkritik / menyalahkan diri sendiri )
Gangguan hubungan sosial ( menarik diri )
Percaya diri kurang ( sukar mengambil keputusan )
Mencederai diri ( akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang suram )( Budi Anna Keliat,1999)
C. Penyebab dari Perilaku Kekerasan
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya tindakan kekerasan :
1. Gangguan harga diri
Dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri , hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.2. Frustasi
Seseorang yang mengalami hambatan dalam mencapai tujuan / keinginan yang diharapkannya menyebabkan ia menjadi frustasi itu dengan cara lain tanpa mengendalikan orang lain dan keadaan sekitarnya misalnya dengan kekerasan.
3. Hilangnya Harga Diri
Pada dasarnya manusia itu mempunyai kebutuhan yang sama untuk dihargai. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi akibatnya individu tersebut mungkin akan merasa rendah diri, tidak berani bertindak, lekas tersinggung, lekas marah, dan sebagainya.
4. Kebutuhan akan status dan prestiseManusia pada umumnya mempunyai keinginan untuk mengaktualisasikandirinya, ingin dihargai dan diakui statusnya.
D. Akibat dari perilaku kekerasan
Klien dengan perilaku kekerasan dapat menyebabkan resiko tinggi mencederai diri, orang lain, dan lingkungan. Resiko mencederai merupakan suatu tindakan yang kemungkinan dapat melukai / membahayakan diri, orang lain dan lingkungan.
III. Rentang respon marah
Respon adaptifrespon mal adaptif
Asertif Frustasi Pasif Agresif Kekerasan/mengamuk1. Asertif
Mengungkapkan marah tanpa menyakiti, melukai perasaan orang lain , atau tanpa merendahkan iri orang lain .
2. Frustasi
Respon yang timbul akibat gagal mencapai tujuan atau kegiatan frustasi dapat dialami sebagai suatu ancaman atau kecemasan . Akibat dari ancaman tesebut dapat menimbulkan marah .3. Pasif
Respon dimana individu tidak mampu mengungkapkan perasaan yang dialami
4. Agresif
Perilaku yang menyertai marah namun masih dapat dikontrol oleh individu . Orang agresif biasanya tidak mau mengetahui hak orang lain , dia berpendapat bahwa setiap orang harus bertarung untuk mendapatkan kepentingan sendiri dan mengharapkan perlakuan yang sama dari orang lain .
5. Mengamuk
Rasa marah dan bermusuhan yang kuat disertai kehilangan kontrol diri pada keadaan ini individu dapat merusak dirinya sendiri maupun terhadap orang lain .F . Proses marahStress , cemas , marah merupakan bagian kehidupan sehari-hari yang harus dihadapi oleh setiap individu stress dapat menyebabkan kecemasan yang menimbulkan perasaan tidak menyenangkan dan terancam , kecemasan dapat menimbulkan kemarahan .
Berikut ini digambarkan proses kemarahan ( Beck , rawlins , williams , 1986 , dalam kelliat , 1996 ) .Melihat gambaran di atas bahwa respon terhadap marah dapat diungkapkan melalui 3 cara , yaitu : mengungkapkan secara verbal , menekan dan menanatang . dari ketiga cara ini cara yang pertama adalah konstruktif sedang dua cara lain adalah destruktif .Dengan melarikan diri atau menantang akan menimbulkan rasa bermusuhan dan bila cara ini dipakai terus menerus , maka kemarahan dapat diekspresikan pada diri sendiri dan lingkungan dan akan tampak sebagai depresi dan psikomatik atau agresif dan ngamuk .
G . Gejala marah
Kemarahan dinyatakan dalam berbagai bentuk , ada yang menimbulkan pengrusakan , tetapi ada juga hanya diam seribu bahasa .
Gejala-gejala atau perubahan-perubahan yang timbul pada klien dalam keadaan marah diantaranya adalah :1. Perubahan fisiologiktekanan darah meningkat , denyut nadi dan pernapasan meningkat , pupil dilatasi , tonus otot meningkat , mual , frekuensi BAB meningkat , kadang-kadang konstipasi , refleks tendon tinggi .
2. Perubahan emosional
mudah tersinggung , tidak sabar , frustasi , ekspresi wajah nampak tegang , mengamuk kehilangan kontrol diri .
3. Perubahan perilaku
agresif , pasif , menarik diri , bermusuhan , sinis , curiga , mengamuk , nada suara keras dan kasar .H . Perilaku
Perilaku yang berkaitan dengan perilaku kekerasan antara lain :
1. Menyerang atau menghindar ( Fight of fught )
Pada keadaan ini respon fisiologis timbul karena kegiatan sistem saraf otonomi berakarsi , terhadap sekrese epneparin yang meyebab tekanan tekanan darah meningkat , takikardi wajah merah , pupil melebar , sekresi HCL meningkat , peristaltic gaster menurun , pengeluaran urine dan saliva meningkat , konstipasi , kewaspadaan juga meningkat disertai ketegangan otot , seperti rahang berkatup tangan dikepal , tubuh menjadi kaku dan disertai reflek yang cepat .2. Menyatakan secara asertif ( assertiveness )
Perilaku yang sering ditampilkan individu dalam mengekspresikan lemarahannya yaitu dengan prilaku pasif , pasif , agresif , asertif perilaku adalah cara yang terbaik untuk mengekspresikan marah karena individu dapat mengekspresikan rasa marahnya tanpa menyakiti orang lain secara fisik maupun psikologis . disamping itu perilaku ini dapat juga pengembangan diri klien .3. Membrontak ( acting out )
Perilaku yang muncul biasanya disertai akibat konflik perilaku acting out untuk menarik perhatian orang lain .
4. Perilaku kekerasan
Tindakan kekerasan atau amuk yang ditujukan kepada diri sendiri , orang lain maupun lingkungan .
E . Mekanisme kopingMekanisme koping adalah tiap upaya yang diarahkan pada penatalaksanaan stress termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan yang digunakan untuk melindungungi diri ( stuart dan sundeen , 1998 hal 33 ) .
Kemarahan merupakan ekspresi dari rasa cemas yang timbul karena adanya ancaman .
Beberapa mekanisme koping yang dipakai pada klien marah untuk melindung diri antara lain : ( maramis , 1998 , hal 88 ) .
a. Sublimasi
Menerima suatu sasaran pengganti yang mulia artinya di mata masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami hambatan penyalurannya secara normal . Misalnya seseorang yang sedang marah melampiaskan kemarahan pada objek lain seperti meremas adonan kue , meninju tembok , dsb , tujuannya atau untuk mengurangi ketegangan akibat rasa marah .
b. Proyeksi
Menyalahkan orang lain mengenai kesukarannya atau keinginannya yang tidak baik , misalnya seseorang wanita muda yang menyangkal bahwa ia mempunyai perasaan seksual terhadap rekan pekerjaannya , berbalik menuduh bahwa temannya tersebut mencoba merayu , mencubu .
c. Represi
Mencegah pikiran yang menyakitkan atau membahahayakan masuk ke alam sadar , misalnya seseorang anak sangat benci pada orang tuanya yang tidak disukainya . Akan tetapi menurut ajaran atau didikan yang diterima sjak kecil bahwa membenci orang tua merupakan hal yang tidak baik dan dikutuk oleh Tuhan , sehingga perasaan benci itu ditekannya dan akhirnya ia dapat melupakannya . d. Reaksi Formasi
Mencegah keinginan yang berbahaya bila diekspresikan, dengan melebih- lebihkan sikap dan perilaku yang berlawanan dan menggunakan sebagai rintangan. Misalnya seseorang yang tertarik pada teman suaminya, akan memperlakukan orang tersebut dengan kasar.
e. Displacement
Melepaskan perasaan yang tertekan biasanya bermusuhan, pada objek yang tidak begitu berbahaya seperti pada mulanya yang membangkitkan emosi itu. Misalnya seorang anak 4 tahun marah karena ia baru saja mendapat hukuman dari ibunya karena menggmbar di dinding kamarnya. Dia mulai bermain perang- perangan dengan temannyaIV. POHON MASALAH
Resiko mencederai diri sendiri, orang laik dan lingkungan
Perilaku kekerasan
Gangguan konsep diri ; harga diri rendah
V. Masalah Keperawatan dan data yang perlu dikaji1. Resiko tinggi mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
DS :
- Klien mengatakan marah
- Klien mengatakan jengkel
DO :
- Muka merah dan tegang
- Pandangan tajam
- Bicara kasar
2. Perilaku Kekerasan
DS :
- Klien mengatakan marah dan jengkel
- Klien mengatakan akan memukul siapa saja yang menghalangi niatnyaDO
- Klien mengatupkan rahang dengan kuat
- Klien melempar / memukul benda
- Klien berbicara kasar, suara tinggi, menjerit
- Muka klien merah dan tegang
VI. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
2. Perilaku Kekerasan
VII. Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa : Perilaku kekerasan
Tujuan Umum : Klien dapat melanjutkan hubungan peran sesuai dengan tanggung jawab.Tujuan Khusus :
SP 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya
- Tindakan :
a. Beri salam atau panggil nama klien
b. Sebutkan nama perawat sambil jabat tanganc. Jelaskan maksud hubungan interaksi
d. Jelaskan tentang kontrak yang akan dibuat
e. Beri rasa aman dan sikap empati
f. Lakukan kontrak singkat tapi seringSP 2 : Klien dapat mengidentifikasi perubahan perilaku kekerasan
- Tindakan :
a. Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannyab. Bantu klien untuk mengungkapkan penyebab jengkel/ kesal
SP 3 : Klien dapat mengidentifikasi tanda- tanda perilaku kekerasan
- Tindakan :a. Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami saat marah/ jengkel
b. Observasi tanda perilaku kekerasan pada klien
c. Simpulkan bersama klien tanda tanda jengkel yang dialami klienSP 4 : Klien mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan- Tindakan :a. Anjurkan klien untuk mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan klien
b. Bantu klien bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
c. Bicarakan dengan klien apakah dengan cara yang klien lakukan masalahnya selesai.SP 5 : Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
- Tindakan :
a. Bicarakan akibat/ kerugian dari cara yang dilakukan klien
b. Bersama klien menyimpulkan akibat cara yang digunakan oleh klien
c. Tanyakan pada klien apakah dia ingin mempelajari cara baru yang sehatSP 6 : Klien dapat mengidentifikasi cara kontruksi dalam merespon terhadap kemarahan
- Tindakan :
a. Tanyakan pada klien apakah ia ingin mempelajari cara baru yang sehat
b. Berikan pujian bila klien mengetahui cara lain yang sehat
Secara fisik tarik nafas dalam jika sedang kesal memukul bantal kasur atau olahraga atau pekerjaan yang memerlukan tenaga
Secara verbal katakanlah bahwa anda sedang kesal/ jengkel ( saya kesal anda berkata seperti itu, saya marah karena mama tidak memenuhi keinginan saya )
Secara sosial lakukan dalam kelompok cara- cara marah yang sehat : latihan asumtif, latihan manajemen, perilaku kekerasan.
Secara spiritual anjurkan klien sembahyang, berdoa/ ibadah lain : meminta Tuhan untuk diberi kesabaran, mengadu pada Tuhan kekerasan/ kejengkelan.
SP 7 : Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol kekerasan- Tindakan :
a. Bantu klien memilih cara yang paling tepat untuk klien
b. Bantu klien mengidentifikasikan manfaat cara yang dipilih
c. Bantu klien untuk menstimulasi cara tersebut ( role play )d. Beri reinforcement positif atau keberhasilan klien menstimulasi cara tersebut
e. Anjurkan klien untuk menggunakan cara yang telah dipelajari saat jengkel atau marah
SP 8 : Klien mendapatkan dukungan keluarga daln mengontrol
- Tindakan :
a. Identifikasi kemempuan keluarga merawat klien dari sikap apa yang telah dilakukan keluarga terhadap klien selama ini
b. Jelaskan peran serta keluarga dalam merawat klien
c. Jelaskan cara cara merawat klien
Terka : dengan cara mengontrol perilaku marah secara konstruktif
Sikap tenang bicara tenang dan jelas
Membantu klen mengenal penyebab marah
d. Bantu keluar mendemonstrasikan cara merawat kliene. Bantu keluarga mengungkapkan perasaannya setelah melakukan demonstrasiASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA PADA KLIEN Tn A DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANGAN MERPATI
RUMAH SAKIT ERNALDI BAHAR PALEMBANG
A. Pengkajian
I. Identitas Klien dan penangung jawab 1. Identitas klien
Inisial klien
: Tn A
Umur
: 30 tahun
Jenis Kelamin
: Laki - laki
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Belum bekerja
Status
: Belum menikah
Agama
: Islam
Alamat
: Jln.Bambang Utoyo Lrg. Bahagia No. 17
Tanggal MRS
: 13 November 2009
Tanggal Pengkajian
: 19 November 2009
No. Rekam Medik
: 035678
Diagnosa medis
: Szichofrenia Paranoid2. Identitas penangung jawab
Inisial penangung jawab
: Tn B Umur
: 50 tahun Jenis Kelamin
: Laki - laki Pekerjaan
: PNSAlamat
: Jln. Bambang Utoyo Lrg. Bahagia No. 17Hubungan dengan klien
: Ayah KandungII. Alasan Masuk
1. Keluhan utama Keluarga klien mengatakan klien mengamuk, membanting barang barang, klien memegang pisau dan mengancam orang disekitarnya, klien marah karena alasan barang barangnya dipindahkan tanpa sepengetahuan dirinya.
2. Riwayat gangguan sekarang
Klien sering mengamuk dan mengancam orang disekitarnya.
Masalah Keperawatan : Resiko tinggi menciderai diri sendiri dan orang lain Perilaku kekerasanIII. Faktor predisposisi
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu
Keluarga klien mengatakan klien tidak minum obat secara teratur
Klien pernah dirawat di RS. Ernaldi Bahar pada tahun 2003, 2005, dan sekarang. Masalah Keperawatan : Regimen terapeutik in efektif2. Pengobatan sebelumnya
Klien putus obat karena tidak ada yang mengantar dan klien tidak prnah kontrol
Masalah Keperawatan : Regimen terapeutik in efektif3. Klien mengatakan tidak mengalami aniaya seksusalKlien tidak pernah mengalami aniaya seksual
Masalah Keperawatan : Tidak Ada4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Kelurga klien tid pernah punya penyakit yang sama dengan klien.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
- Klien mengatakan pernah ditinggal mantan pacarnya menikah
- Klien mengatakan pernah di khianati oleh mantan pacarnya
- Klien tampak minder dan kurang percaya diri
Masalah Keperawatan : Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
IV. Pemeriksaaan fisik
1. Tanda Vital- TD
: 110/ 80 mm Hg- RR
: 24 x/m
-Nadi
: 82 x/ m
- Temp
: 37 C
2. Ukur
- TB
: 170 cm
- BB
: 65 kg
3. Keluhan Fisik
DS : Klien mengatakan tidak ada keluhan fisik
Klien mengatakan tidak menderita penyakit serius
DO : Klien tidak tampak tidak dalam pengobatan
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah
V. Psikososial
1. Genogram
Keterangan Gambar :
: Laki-laki
: Klien
: Perempuan
: Tinggal Serumah
: Meninggal Masalah Keperawatan :
2. Konsep diri
a. Gambaran diri : Klien tidak pernah mengeluh dengan kondisi fisiknya dan klien merasa puas dengan bentuk tubuhnya
b. Identitas Diri : Klien merupakan anak ke 1 dari 5 bersaudara, bagi klien tidak ada masalah dengan statusnya
c. Peran Diri
: Klien sering membantu pekerjaan di rumahnya, selama di rawat di RS. ErBa klien tidak melakukan tugas di rumah.
d. Ideal Diri
: Klien ingin segera sembuh sehingga dapat segera berkumpul dengan keluarganya
e. Harga Diri
: Klien tidak pernah mengatakan malu dengan keadaan klien saat ini Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah3. Hubungan sosial
Klien kurang mau bergauldengan lingkungannya, klien mempunyai hambatan dengan orang lain
Masalah Keperawatan : Gangguan isolasi soaial : menarik diri 4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien mampu mengenal dan percaya dengan adanya Tuhan Yang Maha Esab. Kegiatan ibadah
Klien mengaku sering beribadah Masalah Keperawatan : Tidak ada masala
IV. Status mental
1. Penampilan pada saat pengkajian
Klien menggunakan pakaian yang disediakan, penampilan klien rapi.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
2. Pembicaraan
Pada saat klien diajak bicara klien dapat menjawab pertanyaan yang diberikan
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
3. Aktivitas Motorik
Klien tampak sering mondar - mandir
Masalah Keperawatan : Agitasi
4. Alam Perasaan
Klien mengatakan sedih ditinggal di RS. Jiwa dan ingin segera pulang dan berkumpul dengan keluarga.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
5. Afek
Klien tampak kesal dan mudah emosi saat di tanya masalahnya Masalah Keperawatan : Afek labil6. Interaksi selama wawancara
Klien berbicara dengan nada yang datar dan menjawab setiap pertanyaan yang diajukan.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
7. Persepsi
Selama pengkajian tidak ditemukan adanya halusinasi
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
8. Proses pikir
Klien memberikan keterangan seperlunya, selama wawancara tidak ditemukan adanya sirkumstansial, tangensial, blocking, maupun kehilangan asosiasi
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
9. Isi Pikir
Selama wawancara tidak ditemukan adanya fobia, obsesi, ataupun depersonalisasi Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah10. Tingkat Kesadaran
Klien sadar penuh Compos Mentis klien mampu mengenal tempat, waktu dan orang di dekat klien. Hal tersebut di buktikan dengan menanyakan kakak sekarang sedang berada dimana? Di rumah sakit. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
11. Memori
Klien masih mengingat kejadian masa lalu. Ini di buktikan bahwa klien dulu pernah bersekolah di SMA
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien dapat berhitung sederhana, konsentrasi baik saat diberikan hitungan perkalian, klien dapat menjawab 30 x 30 = 900 Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
VII. Kebutuhan Persiapan Pulang
1. Makan
Kebutuhan klien untuk memenuhi minimal 3 x/ hari, porsi : nasi + sayur dan lauk pauk serta segelas air putih 2. BAB/ BAK
Klien BAB 1 x / hari, BAK 5 x/ hari tanpa perlu bantuan perawat.3. Mandi
Klien mandi 2 x / hari.4. Berpakaian
Klien dapat berpakaian sendiri tanpa bantuan perawat dan penampilan klien cukup rapi.5. Istirahat dan tidur
Pada siang hari klien dapat tidur nyenyak pada pukul 13.00 WIB, sedangkan pada malam hari klien dapat tidur pada pukul 21.00 WIB.6. Pemeliharaan Kesehatan
Klien mengatakan membutuhkan pemeliharaan kesehatan lanjutan, klien memiliki dukungan dari keluarga.
VIII. Mekanisme Koping
Bila ada masalah klien marah dan sering membanting barang barang.
Masalah Keperawatan : Koping individu in efektif
IX. Therapy medik
Haloperidol 3 x 5 mg
Chlorpromazine 1 x 100 mg
Trihexyphenidil 2 x 2 mg
X. Pohon Masalah
Resiko tinggi menciderai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
Perilaku Kekerasan
Gangguan Konsep diri : harga diri rendah
Koping individu in efektif Regimen terapeutik in efektif
XI. Analisa Data
NODataMasalah Keperawatan
1. DS : Klien mengatakan pernah mengancam orang sekitarnya dengan pisau dah klien juga sering mambanting barang
DO :
- Klien tampak tegang
- Mata klien tampak melototResiko tinggi mennciderai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
2. DS :
- Klien mengatakan sering marah marah di rumah
- Klien mengatakan sering membanting barang
DO :
- Klien tampak kesal
- Pandangan mata klien tajamPerilaku Kekerasan
3. DS :
- Klien mengatakan sudah 3 kali masuk RS. Ernaldi Bahar
- Klien mengatakan tidak teratur minum obat dan tidak ada yang mengantar kontrol ke RS. Ernaldi Bahar
DO :
- Klien sudah 3 kali masuk RS
Regimen terapeutik in efektif
4. DS :
- Klien mengatakan pernah di tinggal mantan pacarnya menikah
- Klien merasa di khianati oleh mantan pacarnya
DO :
- Klien terkadang tampak melamun
- Klien tampak minder/ kurang percaya diri
Gangguan Konsep Diri : Harga diri rendah
5. DS : Bila ada masalah klien marah dan cenderung membanting barang barang.
DO : Klien tampak membanting barang
Koping individu in efektif
XII. Daftar Masalah Keperawatan
6. Resiko tinggi mennciderai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
7. Perilaku Kekerasan
8. Regimen terapeutik in efektif
9. Gangguan Konsep Diri : Harga diri rendah
10. Koping individu in efektif
XIII. Prioritas Masalah
Resiko tinggi menciderai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PERILAKU KEKERASAN
Nama klien : Tn A
Diagnosa medis : Szichofrenia No. R M
: 035678
Ruangan
: MerpatiHari/ tglNo DxDiagnosa KeperawatanPerencanaan
TujuanKriteria EvaluasiIntervensi
Perilaku KekerasanTUM :
Klien dapat melanjutkan hubungan peran sesuai dengan tanggung jawab
SP :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya- Klien mau membalas salam- Klien mau menjabat tangan
- Klien mau menyebutkan nama
- Klien mau tersenyum
- Klien mau kontak mata
- Klien mengetahui nama perawat
- Menyediakan waktu untuk kontak
- Beri salam/ panggil nama klien- Sebutkan nama perawat sambil jabat tangan
- Jelaskan maksud hubungan interaksi
- Beri rasa aman dan sikap empati
- Lakukan kontak singkat tapi sering
2. Klien dapat mengidentifikasi perubahan perilaku kekerasan- Klien menceritakan penyebab prilaku kekerasan yang dilakukannya
- Klien menceritakan penyebab perasaan jengkel / kesal baik dari diri sendiri maupun lingkungannya
Bantu klien mengungkapkan perasaan marahnya :
- Motivasi klien untuk men ceritakan penyebab rasa kesal atau jengkel nya
- Dengar kan tanpa menyela atau membicara penilaian setiap ungkapan perasa an klien
- Bantu klien mengungkapkan tanda-tanda prilaku kekerasan yang di alaminya
- Motivasi klien menceritakan tanda-tanda fisik saat klien marah
3. Klien dapat mengidentifikasi akibat prilaku kekerasanMenjelaskan akibat tindak kekerasan yang dilakukannya
Dirinya sendiri : luka,dijauhi teman
Orang lain/keluarga : luka,ketakutan,dll
Lingkungan : barang atau benda masak,dllDiskusikan dengan klien akibat negatif (kerugian) cara yang dilakukan pada
Diri sendiri
Orang lain/ keluar
Lingkungan
4. Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam mengungkap kemarahan
Menjelaskan cara-cara sehat untuk mengungkapkan kemarahanDiskusikan dengan klien cara-cara sehat untuk mengungkapkan kemarahan.
Tanyakan apakah klien mau mempelajari cara baru mengungkap kan kemarahan
Jelaskan berbagai alternatif pilihan untuk mengungkapkan kemarahan selain prilaku kekerasan yang diketahui klien
Jelaskan cara sehat untuk mengungkan kemarahan : menarik nafas dalam dan meminta klien mempraktekkan
5. Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif yang selanjutnyadapat mempelajari cara konstruktif yang selanjutnyaDiskusikan cara yang selanjutnya : memukul kasur atau bantal dan meminta klien memperagakannya.
Jelaskan cara-cara melaksanakan dan memperaga kan
Jelaskan manfaat cara tersebut Anjurkan klien mengunakan cara yang sudah diajarkan.
NoTanggal/jam
Diagnosa keperawatan Implementasi Evaluasi
1.
2.
3.
4.
5.
19-08-2009
Jam 10.00 WibPrilaku kekerasan
Prilaku kekerasan
Prilaku kekerasan
Prilaku kekerasan
Tuk 1 :
Membina hubungan saling percara dengan :
Memberi salam setiap berinteraksi
Memperkenalkan nama dan nama panggilan perawat serta tujuan perawat berinteraksi
Menanyakan dan memanggil nama kesukaan klien
Menunjukkan sikap empati,jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi
Menanyakan masalah klien dan bagaimana perasaannya
Membuat kontrak interaksi yang jelas dengan menetapkan waktu,hari dan tempat.
Tuk 2 :
Mengidentifikasi penyebab prilaku kekerasan
Memotivasi klien untuk menceritakan penyebab rasa kesal atau jengkelnya
Mendengarkan tanpa menyela atau memberi penilaian setiap ungkapan perasaan klien
Membantu kilien mengungkan tanda-tanda prilaku kekerasan yang dialaminya
Memotivasi klien menceritakan tanda-tanda fisik saat klien marah
Tuk 3 :
Mendiskusikan dengan klien akibat negatif ( kerugian ) cara yang dilakukannya
Menanyakan kondisi klien
Menanyakan kepada klien apa saja kerugian dari prilaku kekerasan
Memberi tahu klien akibat dan kerugian dari prilaku kekerasan
Tuk 4 :
Mendiskusikan dengan klien cara-cara sehat untuk mengungkapkan kemarahan
Menanyakan apakah klien mau mempelajari cara baru mengungkapkan kemarahan
Menjelaskan berbagai alternatif pilihan untuk mengungkapkan kemarahan selain prilaku kekerasan
Menjelaskan cara sehat yang dipilih klien mengungkapkan kemarahan : menarik nafas dalam dan meminta klien untuk meperagakannya
Tuk 5 :
Mendiskusikan cara yang selanjutnya : memukul bantal atau kasur dan meminta klien memperagakan
Menjelaskan cara-cara melaksanakan dan memperagakannya
Menjelaskan manfaat cara tersebut
Menganjurkan klien mengunakan cara-cara yang sudah diajarkan setiap klien marah atau kesalTanggal 20-08-2009 jam 10.00 Wib
S : klien mengatakan mau berkenalan dengan perawat
O: klien mau menyebutkan namanya dan klien juga mengingat nama perawat
A : masalah teratasi
P : intervensi tuk 1 diteruskan
S : klien mengatakan sudah mengenal tanda-tanda marah dan mau menyebutkan penyebab kemarahannya
O : pasien tampak mengerti tanda-tanda dan penyebab prilaku kekerasan yang dilakukan
A : masalah teratasi
P : intervensi Tuk 2 berhasil
S : klien mengatakan sudah mengerti akibat dari prilaku kekerasan
O : klien tampak mengerti apa yang sudah dibicarakan
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi Tuk 3 diteruskan
S : klien mengatakan bisa memperagakan cara menarik nafas dalam
O : klien tampak mengerti apa yang dibicarakan
A : masalah teratasi
P : intervensi Tuk 4 berhasil
S : klien mengatakan sudah mengetahui semua cara dalam mengontrol prilaku kekerasan dan klien berjanji akan mempraktekannya bila marah
O : klien tampak dapat memperagakan cara-cara yang sudah diajarkan
A : masalah teratasi
P : intervens Tuk 5 berhasil
STRATEGI PELAKSANAAN 1
Hari pertama, 20 November 2009A. PROSES KERERAWATAN1. Kondisi KlienDS : Klien mengatakan sering marah di rumah
DO : Klien tampak gelisah, ekspresi wajah tegang
2. Diagnosa Keperawatan
Perilaku Kekerasan
3. Tujuan khusus
Klien dapat membina hubungan saling percaya
B. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
Selamat pagi kak, saya suster HE biasa di panggil E. Saya mahasiswi dari Akper pembina Palembang yang praktek di Rumah Sakit Ernaldi Bahar selama 2 minggu. Nama kakak siapa? Senang di panggil apa ?b. Evaluasi / validasi
Kakak ingat tidak siapa yang membawa kakak kesini?
Mengapa kakak bisa sampai masuk kesini ?
Sudah berapa lama kakak berada disini ? c. Kontrak
Topik : Bagaimana kalau saya ingin berbincang - bincang dengan kakak dan untuk membicarakan masalah kakak!
Tempat : Mau dimana kita berbincang- bincang?, bagaimana kalau di ruang tunggu saja !
Waktu : Kakak ingin berapa lama ngobrolnya, 15 menit saja ya!. Apakah kakak setuju ?
2. Kerja
a. Apakah kakak mau berkenalan dengan suster ?
b. Suster akan memperkenalkan nama suster ?
c. Siapa nama kakak ?
d. Kakak asli orang mana ?
e. Kakak tinggal dimana?
f. Umur kakak sekarang berapa ?
g . Apakah kakak sudah menikah dan punya anak ?
h. Apakah kakak punya pekerjaan ?
i. Baiklah sesuai dengan perjanjian kita 15 menit saja kita ngobrol hari ini. Besok kita lanjutkan lagi ya!
3. Terminasi Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan kak A setelah kita ngobrol tadi ? Evaluasi objektif
Klien dapat mengenal nama suster
Tindak lanjut
Baiklah kak, besok kita bertemu lagi dan suster akan menanyakan kembali siapa nama suster kepada kakak ?identifikasi
Kontrak yang akan datang
- Topik : Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
Mengidentifikasi tanda tanda perilaku kekerasan
- Tempat : Dimana kita besok mau berbincang- bincang? Bagaimana kalau di tempat ini saja!
- Waktu : Pukul berapa kak? Pukul 10.00 WIB saja ya. Baiklah sampai disini dulu bincang- bincang kita. Sampai bertemu besok pagi ya kak!
STRATEGI PELAKSANAAN 2Hari kedua , 21 November 2009
A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
DS : Klien mengatakan mengingat nama suster.
DO : Klien tampak tenang.
2. Diagnosa keperawatan.
Prilaku kekerasan
3. Tujuan khusus
a. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
b. Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan.
B. Strategi pelaksanaan
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi kak Andi ? b. Evaluasi.
- Bagaimana perasaan kakak sekarang? - Apakah ada penyebab setiap kali bapak marah? - Apakah bapak tahu tanda-tanda orang marah? c. Kontrak
Topik: Baiklah kali ini kita akan membicarakan perasaan kakak saat marah dan mengetahui tanda-tandanya. Tempat: Kemarin kita janjinya diruang tunggu ya kak? Waktu: Seperti janji kita kemarin, ngobrolnya 15 menit saja ya! 2. Kerja- Apa yang menyebabkan kakak marah?
- Apakah sebelumnya kakak pernah marah?
- Terus, penyebabnya apa?
- Oh jadi kakak marah kalau barang-barang kakak dipindahkan ibu tanpa sepengetahuan kakak?
- Apa yang kakak rasakan?
- Apakah kakak merasakan kesal kemudian dada kakak berdebar-debar, mata melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan menggepal?
- Nah , waktu kita telah habis kak, nanti kita lanjutkan kembali?
3. Terminasi
a. Evaluasi subjektif
Apa saja yang sudah kita bicarakan?
Lalu kakak tahu kan tanda-tanda orang marah?
Kakak juga ingatkan penyebabnya?
b. Rencana tindak lanjut
Coba selama suster tidak ada, kakak ingat-ingat lagi penyebab marah kakak yang lalu dan tanda-tanda saat orang marah
c. Kontrak.
- Waktu:Besok kita bicara lagi jam 10.00 WIB, bagaimana apa kakak setuju?
- Tempat:Bagaimana kalau ditempat ini lagi?
- Topik:Besok kita akan membahas masalah kerugian/akibat yang ditimbulkan dari kemarahan kakak. Sampai jumpa besok kak!
STRATEGI PELAKSANAAN 3Hari ketiga, 22 November 2009
A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
DS : Klien mengatakan mengingat penyebab dan tanda-tanda prilaku kekerasan.
DO : Klien lebih tampak lebih tenang.
2. Diagnosa keperawatan
Prilaku kekerasan
3. Tujuan khusus
Klien dapat mengidentifikasi akibat prilaku kekerasan.B. Strategi pelaksanaan
1. Oreintasi.
a. Salam terapeutik
Selamat pagi kak Andi. Apa kabarnya hari ini? b. Evaluasi/Validasi
- Bagaimana perasaan kakak sekarang?
- Apakah yang ada membuat kakak kesal hari ini?
- Apakah akibat dari kemarahan kakak?
c. Kontrak
- Topik : Kakak masih ingat apa yang akan kita bahas hari ini? Iya benar kita akan membicarakan akibat/ kerugian dari prilaku kekerasan - Tempat: Mau ditempat biasa, atau ditempat lain, disini saja ya kak? - Waktu: Bagaimana kalau waktunya 15 menit saja? 2. Kerja
- Apakah kakak tahu apa saja akibat atau kerugian dari prilaku kekerasan kakak? Iya, benar!- Selain kakak dapat melukai diri sendiri dan juga orang lain kakak juga akan mengalami kerugian secara materi misal: kakak membanting piring, TV, atau apa saja dan barang tersebut pasti pecah dan rusak!.
- Orang juga akan takut kepada kakak sehingga orang-orang tidak mau berteman dengan kakak!.
3. Terminasi
Evaluasi subjektif
Apakah kakak sekarang sudah tahu akibat dan kerugian apa saja dari prilaku kekerasan kakak ?.
Evaluasi objektif
Coba ulangi apa saja yang sudah kita bicarakan tadi?
Bagus , berarti kakak sudah mengerti kan! Rencana tindak lanjut
Setelah kita berbicara tadi saya harap kakak tidak lagi marah seperti yang sudah-sudah.
Kontrak
Topik : Waktu kita sudah 15 menit, bagaimana kalau nanti sore kita membicarakan supaya kakak tidak marah lagi dan tidak menbanting barang-barang serta tidak mengancam dan memukul orang lagi Tempat : Ditempat ini lagi saja ya kak Waktu : Besok pagi kita ketemu lagi ya kak, sampai jumpa! STRATEGI PELAKSANAAN 4Hari keempat, 23 November 2009
A . Proses keperawatan
1. Kondisi klien
DS : Klien mengatakan sudah mengenal tanda-tanda marah dan sudah akibat dari kemarahannya
DO : Klien tampak mengerti dan dapat menyebutkan tanda-tanda dan akibat dari marah
2. Diagnosa Keperawatan
Perilaku kekerasan
3. Tujuan Khusus
Cara konstruktif dalam mengontrol kemarahan ( perilaku kekerasan )
B . Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan
1. Orientasi
a. Salam therapeutik
Selamat pagi kak!b. Evaluasi / Validasi
- Bagaimana keadaan kakak apakah sehat?
- Apa bapak masih ingat akibat dari perilaku kekerasan kakak?
- Apakah kakak mau belajar cara sehat untuk mengontrol kemarahan / emosi kakak?
c. Kontrak
Topik : Bapak masih ingat apa yang akan kita bicarakan?
Betul kita akan bicara tentang cara yang sehat untuk mengontrol kemarahan
Tempat : Ditempat biasa ya kak?
Waktu : Bagaimana kalau 20 menit, kakak setuju kan?
2. Kerja
- Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu?
- Baiklah kita latihan tarik nafas dulu
- Begini kak, kalau sudah ada tanda-tanda marah maka kakak berdiri, lalu tarik nafas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan dari mulut secara perlahan-lahan.
- Coba kakak ikuti, tarik dari hidung,! ya bagus!, tahan atau sampai emosi bapak hilang/mereda!3. Terminasi
- Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan kakak adakah perasaan lega ?- Evaluasi objektif
Coba ulangi apa yang kita bicarakan tadi?
Berapa kali tarik nafas dalam?
- Rencana tindak lanjut
- Nah, berapa kali bapak mau latihan? bagaimana kalau tiga kali sehari
- Mau kapan saja? bagaimana kalau pagi setelah bangun tidur,sebelum makan siang dan seelum tidur malam.
Juga lakukan kalau ada yang buat kesal / marah
- Kontrak
Topik : Nah waktu kita habis, besok kita belajar cara yang kedua!Waktu : Mau jam berapa? seperti biasa saja ya kak? Tempat : Disini lagi saja ya kak, sampai jumpa kak! STRATEGI PELAKSANAAN 5 Hari kelima, 23 November 2009
A . Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS : Klien mengatakan bisa mempraktekan cara menarik nafas dalam
DO : Klien tampak lebih tenang
2. Diagnosa Keperawatan
Perilaku kekerasan
3. Tujuan khusus
Klien dapat mengontrol prilaku kekerasan dengan cara memukul batal atau kasur.
B. Strategi pelaksanaan.
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi kak? b. Evaluasi/validasi
- Bagaimana perasaan kakak hari ini?
- Apakah kakak masih ingat cara yang kita latih kemarin?
c. Kontrak
-Topik: Kakak masih ingat apa yang akan kita latih sekarang, betul kita akan melatih cara yang selanjutnya yaitu memukul batal atau kasur.
-Tempat: Disini kan kak?
-Waktu: 15 menit saja ya kak?
2. Kerja
- Hari ini kita akan berlatih cara mengontrol prilaku kekerasan dengan cara yang kedua yaitu memukul bantal atau kasur.
- Caranya begini kak, tangan kita dipukulkan di bantal/kasur selain tidak melukai tangan kita sendiri juga tidak tidak akan melukai orang lain.
- Coba anda praktekan cara yang suster ajarkan tadi? Iya, bagus !- Ada juga cara yang lain yaitu dengan mengungkapkan bahwa kita sedang kesal atau marah dengan orang lain.
- Bisa juga dengan cara sholat atau zikir, anda mengerti?
- Jadi mulai sekarang kakak harus janji bila anda marah atau kesel anda akan mempraktekkan cara-cara yang sudah suster ajarkan tadi.
3. Terminasi
- Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan anda sekarang, apa sudah lega?
- Evaluasi objektif
Coba anda ulangi cara-cara yang kita pelajari tadi? Bagus kak
- Rencana tindak lanjut.
- Apakah kakak akan mempraktekkan cara-cara yang saya ajarkan tadi bila anda sedang marah.
- Cara apa yang akan anda gunakan, bagaimana kalau semua cara tadi anda praktekkan?
- Waktu kita sudah habis kak,kalau anada ada keluhan atau perlu bantuan silahkan panggil saya jika saya sedang dinas atau perawat yang sedang jaga. Sampai jumpa di lain waktu kak