parkinson final

62
BAB I PENDAHULUAN Penyakit Parkinson merupakan penyakit neurodegeneratif ke 2 paling sering dijumpai setelah penyakit Alzheimer. Penyakit Parkinson pertama dikenalkan oleh James Parkinson pada tahun 1817, sebagai ”shaking palsy” dan dinamakan ”paralisis agitans” oleh Marshall Hall pada tahun 1841 1,2,3,4 . Penyakit Parkinson mengenai sekitar 1% dari kelompok usia 55 tahun dan sekitar 2% dari mereka yang berusia lebih dari 70 tahun. Mulanya penyakit lebih sering pada usia diantara 50 - 59 tahun, dan jarang bermula sebelum usia 30 tahun atau setelah usia 80 tahun. 5,6 Penyakit Parkinson merupakan penyakit neurodegeneratif yang kronik, progresif dari sistem saraf dengan gejala utama rigiditas, akinesia, bradikinesia, tremor dan instabilitas postural. 3,7,8 . Pada Penyakit Parkinson dapat terjadi gangguan lain (impairment) akibat dari kombinasi gejala utama yaitu gangguan gerak dan gait, masked face, gangguan kognitif dan persepsi, gangguan komunikasi, kesulitan menelan, disfungsi autonomik. Gangguan gerak pada Penyakit Parkinson akan menimbulkan disabilitas dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari terutama aktivitas yang memerlukan keterampilan dan koordinasi motorik halus dan kasar. Untuk lebih mengoptimalkan kualitas hidup, disamping terapi 1

Upload: mardi-utomo

Post on 31-Jul-2015

327 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Parkinson Final

BAB I

PENDAHULUAN

Penyakit Parkinson merupakan penyakit neurodegeneratif ke 2 paling sering

dijumpai setelah penyakit Alzheimer. Penyakit Parkinson pertama dikenalkan oleh James

Parkinson pada tahun 1817, sebagai ”shaking palsy” dan dinamakan ”paralisis agitans”

oleh Marshall Hall pada tahun 18411,2,3,4. Penyakit Parkinson mengenai sekitar 1% dari

kelompok usia 55 tahun dan sekitar 2% dari mereka yang berusia lebih dari 70 tahun.

Mulanya penyakit lebih sering pada usia diantara 50 -59 tahun, dan jarang bermula

sebelum usia 30 tahun atau setelah usia 80 tahun. 5,6

Penyakit Parkinson merupakan penyakit neurodegeneratif yang kronik, progresif

dari sistem saraf dengan gejala utama rigiditas, akinesia, bradikinesia, tremor dan

instabilitas postural.3,7,8. Pada Penyakit Parkinson dapat terjadi gangguan lain

(impairment) akibat dari kombinasi gejala utama yaitu gangguan gerak dan gait, masked

face, gangguan kognitif dan persepsi, gangguan komunikasi, kesulitan menelan, disfungsi

autonomik.

Gangguan gerak pada Penyakit Parkinson akan menimbulkan disabilitas dalam

melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari terutama aktivitas yang memerlukan

keterampilan dan koordinasi motorik halus dan kasar. Untuk lebih mengoptimalkan

kualitas hidup, disamping terapi medikamentosa penting dilakukan program rehabilitasi

yang memprioritaskan peningkatan/mempertahankan kemampuan fungsional agar

mandiri dalam aktivitas sehari-hari, produktifitas, dan aktivitas waktu luang dengan

melibatkan berbagai disiplin terapi seperti terapi fisik, terapi okupasi, terapi wicara,

psikologi, dan petugas sosial medik. Disamping itu dibutuhkan adanya senam atau latihan

untuk penderita parkinson. Senam parkinson bertujuan untuk menjaga fleksibilitas,

latihan aerobik, latihan fungsional, latihan penguatan serta kontrol motorik.

Dalam referat ini akan dibahas secara khusus mengenai manfaat dari senam

Parkinson untuk penderita Parkinson.

1

Page 2: Parkinson Final

BAB II

PENYAKIT PARKINSON

II.1. EPIDEMIOLOGI

Penyakit Parkinson adalah salah satu penyakit neurodegeneratif yang paling

banyak dialami pada umur lanjut dan jarang terjadi dibawah umur 30 tahun. Biasanya

mulai timbul pada usia 40-70 tahun dan mencapai puncak pada dekade ke-6.

Penyakit Parkinson lebih banyak pada pria dengan ratio pria dibandingkan

wanita 3:2. Penyakit Parkinson meliputi lebih dari 80% Parkinsonism. Di Amerika Utara

meliputi 1 juta penderita atau 1% dari populasi berusia lebih dari 65 tahun. Penyakit

Parkinson mempunyai prevalensi 160 per 100.000 populasi, dan angka kejadiannya

berkisar 20 per 100.000 populasi. Keduanya meningkat seiring dengan bertambahnya

umur. Pada umur 70 tahun prevalensi dapat mencapai 120 dan angka kejadian 55 kasus

per 100.000 populasi per tahun. Kematian biasanya tidak disebabkan oleh Penyakit

Parkinson sendiri tetapi oleh karena terjadinya infeksi sekunder.10

II.2. DEFINISI

Terdapat dua istilah berkaitan yang perlu dibedakan yaitu Penyakit Parkinson

dan Parkinsonism10

Penyakit Parkinson: Adalah bagian dari Parkinsonism yang secara patologis

ditandai oleh degenerasi ganglia basalis terutama di substansia nigra pars

kompakta (SNC) yang disertai adanya inklusi sitoplasmik eosinofilik (Lewy

bodies)

Parkinsonism: Adalah suatu sindroma yang ditandai oleh tremor waktu istirahat,

rigiditas, bradikinesia dan hilangnya refleks postural akibat penurunan kadar

dopamin dengan berbagai macam sebab.

II.3. ETIOLOGI

Sejauh ini etiologi Penyakit Parkinson tidak diketahui (idiopatik), akan tetapi

ada beberapa faktor resiko (multifaktorial) yang telah diidentifikasi,yaitu:10

2

Page 3: Parkinson Final

a. Usia: meningkat pada usia lanjut dan jarang timbul pada usia dibawah 30 tahun.

b. Rasial: orang kulit putih lebih sering daripada orang Asia dan Afrika.

c. Genetik: diduga ada peranan faktor genetik.

d. Lingkungan:

- Toksin: MPTP,dll.

- Penggunaan herbesida dan pestisida.

- Infeksi.

e. Cedera kranioserebral: peranan cedera kranio serebral masih belum jelas.

f. Status emosional: diduga juga merupakan faktor resiko

II.4. KLASIFIKASI

Umumnya diagnosis Penyakit Parkinson mudah ditegakkan, namun harus

diusahakan menentukan jenisnya untuk mendapatkan gambaran mengenai penyebab,

prognosis, serta pelaksanaannya Parkinson diklasifikasikan menjadi:10

1. Idiopatik (primer)

Penyakit Parkinson

Juvenile Parkinsonism

2. Simtomatik

Infeksi dan pasca infeksi

Pasca-ensefalitis (ensefalitis letargika), slow virus.

Toksin:

1-methyl-4-phennyl-1,2,3,6-trihydoxypyridine (MPTP), CO, Mn, Mg,

CS2, metanol, etanol, sianid

Obat:

Neuroleptik (antipsikotik), antiemetik, reserpin, tetrabenazine, alfa-metil-

dopa, lithium, flunarisin, sinarisin.

Vaskular: Multiinfark serebral.

Trauma kranioserebral (Pugilistic encephalopathy)

Lain-lain:

Hipoparatiroid, degenerasi hepatoserebral, tumor otak, siringomielia

3

Page 4: Parkinson Final

3. Parkinsonism plus (multiple system degeneration)

Progresif supranuklear palsi

Atrofi multi sistem

Degenerasi striatonigral, sindroma Shy-Drager, degenerasi

olivopontosereberal, sindroma Parkinsonism-amiotrofi

Degenerasi ganglionik kortikobasal

Sindroma Demensia

Kompleks parkinsonism-dementia-ALS (Guam), penyakit Lewy bodies

difus, penyakit jacob Creutzfeldt, penyakit Alzheimer.

Hidrosefalus tekanan normal

Kelainan herediter

Penyakit Wilson, Penyakit Hallervorden-Spatz, Penyakit Huntington,

Neuroakantositosis, Kalsifikasi ganglia basal familial, Parkinsonism

familial dengan neuropati perifer

4. Penyakit heredodegeneratif:

Seroid-lipofusinosis

Penyakit Gerstmann-Strausler-Scheinker

Penyakit Hallervorden-Spatz

Penyakit Huntington

Lubag (Filipino X-linked dystonia-parkinson)

Penyakit Machado-Joseph

Nekrosis striatal dan sitopati mitokhondria (mitochondrial cytopathies

with striatal necrosis)

Neuroakantosis

Atrofi familial olivopontoserebelar

Sindroma talamik demensia

Penyakit Wilson

II..5. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM EKSTRAPIRAMIDAL

4

Page 5: Parkinson Final

Dalam susunan saraf didapatkan tiga bagian penting yang terlibat di dalam

gerakan yaitu sistem piramidal, sistem ekstrapiramidal, dan serebelum. Adapun inti-inti

yang menyusun sistem ekstrapiramidal adalah:16,20

Korteks motorik tambahan (area 4s), area 6, dan area 8

Korpus striatum (nukleus kaudatus dan putamen)

Nukleus lentiformis (putamen dan globus palidus)

Nukleus subtalamikus (korpus luysi)

Substansia nigra

Nukleus ruber dan formasio retikularis

Serebelum

Gerakan pertama kali dilakukan melalui sistem piramidal, sedangkan sistem

ekstrapiramidal dan serebelum menjaga agar gerakan berlangsung secara lancar dan

terkoordinasi

Sirkuit ekstrapiramidal dapat dikelompokkan menjadi sirkuit utama atau prinsipal

dan tiga sirkuit penunjang atau asesorik:16

Sirkuit striatal utama meliputi korteks serebri-striatum (nukelus kaudatus dan

putamen)-globus palidus-talamus-korteks area 4 dan 6

Sirkuit asesorik pertama menghubungkan striatum-globus palidus-talamus-

striatum

Sirkuit asesorik kedua menghubungkan globus palidus-nukleus subtalamikus-

globus palidus

Sirkuit asesorik ketiga menghubungkan striatum-substansia nigra-striatum

Sirkuit striatal utama dan asesorik terintegrasi dalam susunan sensorik dan

motorik. Selain sirkuit tersebut diatas masih ada sirkuit lain, yaitu sirkuit korteks-nuklei

pontis-serebelum kontralateral-nukleus ruber homolateral-nukleus ventralis talamus-

korteks, dan sirkuit nukleus olivantis inferior-serebelum-nukleus ruber-nukleus olivantis

inferior. Pada lintasan ini serebelum secara fungsional merupakan feedback yang

bertujuan mengendalikan gerakan selama gerakan tersebut masih berlangsung, yaitu

melalui impuls dari serebelum menuju nukleus ventrolateral talamus dan dipancarkan ke

korteks piramidal dan ekstrapiramidal. Bila mekanisme feedback ini terganggu oleh

5

Page 6: Parkinson Final

karena putusnya sirkuit serebelum-korteks piramidal dan ekstrapiramidal akan terjadi

kecanggungan gerakan misalnya ataksia, diskinesia, dan tremor saat bergerak.

Kerusakan substansia nigra menyebabkan globus palidus kehilangan kelola,

sehingga akan mengeluarkan impuls abnormal yang tidak menginhibisi terhadap siatem

piramidal dan ekstrapiramidal, sehingga dapat timbul kelainan tremor saat istirahat.

Kerusakan substansia nigra dan nukleus kaudatus akan terjadi gerakan spontan

yang sulit terkendali (gerakan involunter) yang dikenal dengan khorea atau atetosis.

Sedangkan bila nukleus subtalamikus yang rusak akan menimbulkan balismus.

Terdapat juga lintasan dari korteks ekstrapiramidal yang langsung menuju ke

formasio retikularis batang otak dimana terdapat jaras-jaras retikulospinal yang

multisinaptik. Impuls tersebut akan disampaikan ke pusat inhibisi di bagian ventral

medula oblongata yang juga berhubungan dengan serebelum. Sebaiknya bagian dorsal

batang otak sampai pertengahan medula oblongata mempunyai pusat eksitasi, inti-inti

yang menggalakkan pusat eksitasi tersebut adalah nukleus vestibularis dan nukleus

kaudatus. Jadi pengaruh jaras retikulospinal dapat bersifat inhibisi dan eksitasi yang

mempengaruhi gerakan. Jika jaras yang menghubungkan korteks ekstrapiramidal dengan

pusat inhibisi terputus, maka pusat eksitasi akan lebih aktif dan mengakibatkan

peninggian tonus, kekakuan ini disebut rigiditas.16

II.6. PATOGENESIS

Patogenesis Penyakit Parkinson dapat dijelaskan dengan dua pendekatan, yaitu

berdasarkan perubahan keseimbangan saraf dopaminergik dengan saraf kolinergik dan

perubahan keseimbangan jalur direct (inhibisi) dan jalur indirect (eksitasi).4

1. Teori keseimbangan saraf dopaminergik dan saraf kolinergik.

Selain menerima persarafan dopaminergik dari Substansia Nigra, striatum juga

dipersarafi oleh saraf kolinergik dengan asetilkolin sebagai neurotransmiternya.

Keluaran (output) dari striatum yang akan mempengaruhi fungsi motorik korteks

ditentukan oleh keseimbangan kegiatan kedua saraf tersebut.

Bilamana kegiatan saraf dopaminergik meningkat dan atau kegiatan saraf

kolinergik menurun, maka saraf dopaminergik akan dominan pengaruhnya

terhadap out put striatum dengan akibat timbulnya gejala hiperkinesia

6

Page 7: Parkinson Final

Bilamana kegiatan saraf dopaminergik mnurun dan atau kegiatan saraf kolinergik

meningkat maka terjadi dominasi saraf kolinergik dengan akibat timbulnya

hipokinesia (Sindrom Parkinson).

2. Teori ketidakseimbangan jalur langsung dan jalur tidak langsung.

Baik jalur langsung maupun tidak langsung pada akhirnya akan bermuara pada

Globus Palidus internus (GPi) atau Substansia Nigra (SNr) dan selanjutnya

keluaran (output)nya menuju talamus dan kemudian ke korteks motorik.

Bilamana masukan dari jalur langsung seimbang dengan masukan dari jalur tidak

langsung maka tidak akan terjadi kelainan gerakan motorik oleh karena output

dari Gpi atau SNr normal. Tetapi bila terjadi hiperaktifitas jalur tidak langsung

maka output dari Gpi atau SNr ke arah talamokorteks akan menurun dan timbul

gejala hiperkinesia. Sebaliknya, bila terjadi hipoaktifitas jalur langsung maka

output GPi atau SNr akan meningkat dan timbul gejala hipokinesia.

7

Page 8: Parkinson Final

Normal Parkinson

3. Degenerasi substansia nigra

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa penyebab utama penyakit parkinson

adalah proses degenerasi dari kelompok inti di Substansia Nigra (SN)

Ada dua macam atau bentuk kematian sel neuron otak, yaitu: apoptosis dan

nekrosis. Kedua bentuk kematian sel neuron otak tersebut dapat terjadi lewat tiga

mekanisme utama yang dpat bekerja sama atau berlangsung sendiri-sendiri, yaitu:

Gangguan metabolisme neuron

Gangguan metabolisme neuron dapat mengakibatkan fungsi mitokondria

terganggu dalam pembentukan energi sel (ATP), sehingga kegagalan ini

akan mengakibatkan fungsi penyangga Ca intraseluler menurun atau

hilang dan terjadi pembentukan radikal bebas dari oksigen dan nitrogen

dan menuntun terjadinya oxidative stress. Baik kegagalan pembentukan

energi maupun peningkatan pembentukan radikal bebas dapat merupakan

proses exitotoxicity

Mekanisme exitotoxicity

Mekanisme exitotoxicity ini akan menimbulkan pelepasan glutamat secara

berlebihan dan rangsangan terhadap reseptor N-methyl d-aspartat

(NMDA) meningkat yang akan mengakibatkan bertambahnya influks Ca.

8

Page 9: Parkinson Final

Kenaikan ca intraseluler terutama di mitokondria akan mengganggu proses

pembentukan energi dan juga akan meningkatkan pembentukan radikal

bebas dari oksigen dan nitrogen sehingga akan menyebabkan oxidative

stress

Mekanisme oxidatif stress

Oxidative stress timbul sebagai respon terhadap bahan radikal bebas

derivat oksigen (ROS = Reactive Oxygen Species) dan nitrogen (RNS =

Reactive Oxygen Species) yang berlebihan. Bahan yang dapat

meningkatkan produksi radikal bebas antara lain: Ca intraseluler,

Dopamin, dan Nitricoxide synthase (NOS). Radikal bebas yang berlebihan

di dalam sel akan merusak membran lipid, protein, dan DNA. Lipid

peroksidase akibat radikal bebas akan menghasilkan bahan cytotoxic HNE

(4-hydroxy nenonal) yang diidentifikasikan sebagai mediator oxidative

stress yang membunuh sel neuron.

Degenerasi substansia nigra pada penyakit parkinson ditandai dengan

peningkatan jumlah radikal bebas ROS dan RNS dan berkurangnya bahan

antioksidan di dalam sel

II.7. GEJALA KLINIS

Gejala klinis Sindrom Parkinson berkaitan dengan menurunnya aktifitas

neurotransmitter dopamin di ganglia basalis. Mungkin terdapat kegagalan pelepasan

dopamin dari akson nigro-striatal, sehingga output yang berkurang dari akson ini atau

kegagalan pengikatan dopamin oleh reseptor dopaminergik di ganglia basalis sehingga

timbul gejala-gejala Sindrom Parkinson.

Adapun gejala klinis Sindrom parkinson adalah:18

Gejala Utama:

1. Tremor

Tremor biasanya dimulai dari bagian distal lengan sesisis berupa gerakan oposisi

berulang ibu jari dan telunjuk yang bersifat ritmis, kasar dengan frekuensi 3-5

x/detik yang disebut juga tremor pill rolling. Tremor timbul saat istirahat (resting

tremor) atau bertahan pada posisi tertentu (postural), tremor di lengan bertambah

9

Page 10: Parkinson Final

hebat saat berjalan, stres dan ansietas dan menghilang pada saat aktivitas atau

tidur. Beberapa tahun kemudian tremor menyebar ke arah proksimal dan mulai

melibatkan tungkai dan pada akhirnya ke sisi kontralateral dan mengenai wajah,

lidah, dagu (jarang)

2. Rigiditas

Kekakuan pada otot terjadi karena peningkatan tonus otot mengenai semua

kelompok otot-otot aksial dan tungkai, fleksor dan ekstensor. Dengan gerakan

pasif terasa tahanan merata dari otot dalam seluruh ROM (Range of Motion) baik

pada saat fleksi maupun ekstensi. Tahanan dari otot dapat mulus (lead pipe) atau

yang terputus-putus (cogwheel phenomen). Rigiditas akan meningkat dengan

menggerakkan ekstremitas kontralateral. Rigiditas pada kedua tungkai

menyebabkan jalan penderita parkinson seperti diseret. Sama seperti tremor,

rigiditas sering dimulai unilateral, bervariasi dari waktu ke waktu dalam sehari,

dipengaruhi oleh mood, stres, dan obat-obatan.

3. Bradikinesia/akinesia

Penderita Penyakit Parkinson mengalami gangguan dalam inisiasi dan eksekusi

program motorik, sedangkan perencanaan gerakan masih utuh atau relatif baik.

Pada stadium dini terlihat hipokinesia (jangkauan gerak yang memendek)

kemudian berkembang menjadi bradikinesia (gerakan yang melambat) dan

kemudian akinesia. Ekstremitas distal seperti jari tangan dikenai lebih dahulu

(mikrografia) kemudian seluruh kelompok otot tangan dan lengan. Penderita

mengalami kesulitan dalam gerakan motorik sekuensial seperti pronasi dan

supinasi bergantian. Gerakan kompleks seperti mengancing, mandi, makan, naik

tangga dan aktivitas harian lainnya. Pada pemeriksaan fisik, gerakan cepat oposisi

jari telunjuk dan ibu jari terlihat penurunan baik kecepatan dan amplitudonya.

Pada kasus lanjut, penderita sulit bangun dari kursi dan memperlihatkan gerakan

motorik umum yang lambat. Kedipan dan lirikan mata berkurang, otot muka

kurang bergerak(wajah topeng), suara mengecil (hipofonia) dan monoton, refleks

menelan melambat sehingga air liur menetes (drooling), kesulitan membalikkan

badan saat tidur, berjalan dengan langkah lambat dan diseret.

10

Page 11: Parkinson Final

4. Instabilitas posisi gerak (hilangnya refleks postural)

Penderita Penyakit Parkinson tidak memungkinkan antisipasi reaksi postural bila

keseimbangan terganggu karena pada dasarnya bradikinesia yang terdapat pada

penyakit parkinson merupakan hasil akhir gangguan integrasi impuls visual,

labirin, proprioseptif di ganglia basalis. Instabilitas postural pada Penyakit

Parkinson akan mengakibatkan insidensi jatuh meningkat.

Gejala Tambahan:

1. Motorik : freezing, start hesitation, distonia, nyeri otot.

2. Otonom : polakisuria, konstipasi, impotensia

3. Mental : depresi, demensia

4. lain-lain : refleks glabela (tanda meyerson)

II.8. PERJALANAN PENYAKIT

Perjalanan penyakit diukur sesuai dengan pentahapan menurut Hoehn dan Yahr (Hoehn

and Yahr Staging of parkinson’s Disease):10

1. Stadium I

Gejala dan tanda pada satu sisi

Terdapat gejala yang ringan

Terdapat gejala yang mengganggu tetapi tidak menimbulkan kecacatan

Biasanya terdapat tremor pada satu anggota gerak

Gejala yang timbul dapat dikenali orang terdekat

2. Stadium II

Terdapat gejala bilateral

Terdapat kecacatan minimal

Sikap/cara berjalan terganggu

3. Stadium III

Gerak tubuh nyata melambat

Keseimbangan mulai terganggu saat berjalan / berdiri

Disfungsi umum/sedang

11

Page 12: Parkinson Final

4. Stadium IV

Terdapat gejala yang lebih berat

Masih dapat berjalan hanya untuk jarak tertentu

Rigiditas dan bradikinesia

Tidak mampu hidup sendiri

Tremor dapat berkurang dibanding stadium sebelumnya

5. Stadium V

Stadium kakhetik (cachetic stage)

Kecacatan total

Tidak mampu berdiri dan berjalan

Memerlukan perawatan tetap

II.9. DIAGNOSIS

Kriteria diagnostik (kriteria Hughes)10

1. Possible

Terdapat salah satu dari gejala utama:

Tremor istirahat

Rigiditas

Bradikinesia

Kegagalan refleks postural

2. Probable

Bila terdapat kombinasi dua gejala utama (termasuk kegagalan refleks postural)

atau satu dari tiga gejala pertama yang tidak simetris (dua dari empat tanda

motorik)

3. Definite

Bila terdapat kombinasi tiga dari empat gejala atau dua gejala dengan satu gejala

lain yang tidak simetris (tiga tanda kardinal).

Bila semua tanda tidak jelas sebaiknya dilakukan pemeriksaan ulangan beberapa

bulan kemudian.

12

Page 13: Parkinson Final

Tanda khusus

Meyerson’s sign:

Tidak dapat mencegah mata berkedip-kedip bila daerah glabela diketuk berulang

Ketukan berulang (2x/detik) pada glabela membangkitkan reaksi berkedip-kedip

(terus-menerus)

II.10 PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan pengobatan penyakit parkinson meliputi pengobatan secara

medikamentosa dan penanganan rehabilitasi.12

Untuk terapi medikamentosa strategi penatalaksanaannya adalah:

1. Terapi simtomatik

a. Terapi simtomatik medik

Meningkatkan dopamin otak:

Levodopa, agonis dopamin (bromokriptin, pramipexole,

ropirinole), antagonis NMDA (amantadin), inhibitor MAOB

(selegilin), dan inhibitor COMT (entacapone, tolcapone)

Pangurangan fungsi sistem kolinergik dengan pemberian obat

golongan antikolinergik: Triheksifenidil, Benztropin

b. Terapi simtomatik bedah

Talatomi ventrolateral: bila tremor menonjol

Palidotomi: bila akinesia dan tremor

Transplantasi substansia nigra

Stimulasi otak dalam

2. Neuroproteksi

a. Levodopa

b. Koensim Q10

c. Rasagilline

3. Neurorestorasi

a. Tranplantasi

b. Infus GDNF

13

Page 14: Parkinson Final

Terapi Rehabilitasi medik:2,5,8

Rehabilitasi memegang peranan penting dalam mengurangi keterbatasan fungsional dan

disabilitas pada penderita penyakit Parkinson. Peningkatan kualitas hidup merupakan

tujuan akhir yang sangat penting. Program rehabilitasi yang ideal harus mencakup

perjalanan penyakit pasien, gejala, tanda, dan daerah yang mengalami defisit termasuk

kerusakan, pembatasan, fungsi, disabilitas, lingkup gerak sendi, fungsional, ketahanan

yang dikompensasi dengan strategi pengobatan. Penderita penyakit parkinson

memerlukan program dalam mempertahankan fungsinya.

Pada penilaian dan evaluasi di bagian rehabilitasi medik, dicantumkan dalam bentuk

data dengan beberapa komponen dan nantinya akan dievaluasi secara berkala yang

meliputi :

a. Fungsi kognitif

Disini dinilai fungsi memori, orientasi, konsepsual pemecahan masalah dan lain-

lain. Kecepatan mengolah informasi, atensi, dan konsentrasi juga dinilai.

Instrumen yang digunakan berupa Mini Mental Status Exam (MMSE).

b. Fungsi afektif dan psikososial

Terapis harus dapat melihat tingkatan stres atau kecemasan dan strategi apa yang

sesuai dengannnya. Sangat penting dalam menilai gejala-gejala depresi, seperti

kesedihan, apatis, acuh tak acuh, sukar tidur, hilangnya nafsu makan, penurunan

berat badan, hilangya konsentrasi dan memori bahkan keinginan untuk bunuh diri.

Instrumen penilaian termasuk Geriatric Depression Scale.

c. Sensori integritas

Pemeriksaan untuk sensori integritas diperlukan termasuk sensasi superfisial dan

dalam. Perubahan sensorik sesuai dengan bertambahnya usia (hilangnya sensasi

raba atau proprioseptif lebih besar terjadi pada ekstremitas bawah dibandingkan

ekstremitas atas).

d. Nyeri

Sakit ringan dan rasa kesemutan sering timbul pada penderita parkinson. Nyeri

yang terus-menerus sering timbul walupun jarang. Intrumen yang sering

digunakan termasuk The McGill pain questionaire dan Visual analoque Scale.

14

Page 15: Parkinson Final

e. Fungsi penglihatan

Penilaian penglihatan harus termasuk di dalamnya ketajaman penglihatan,

akomodasi, adaptasi terhadap cahaya terang dan gelap dan persepsi dalam.

Perubahan pada penglihatan sesuai denagn usia seperti ketajaman penglihatan,

adaptasi cahaya yang kurang dan hilangnya diskriminasi warna

f. Lingkup gerak sendi

Penilaian lingkup gerak sendi muskuloskeletal beserta fleksibilitasnya merupakan

hal yang sangat penting. Pasien parkinson biasanya mengalami keterbatasan pada

sendi panggul dan ekstensi lutut, dorsifleksi, fleksi bahu, ekstensi siku, ekstensi

leher dan tulang belakang. Semua segmen tulang belakang harus dinilai termasuk

segmen servikal, thoraks, dan abdominal.

g. Postur

Penilaian posisi istirahat dan perubahan posisi dilakukan pada saat ada gerakan.

Terapis dapat menggunakan plumb lines, foto atau video untuk melihat perubahan

yang ada. Pasien dengan Parkinson memiliki postur tubuh fleksi dengan pusat

massa tubuh berpindah ke depan. Mobilitas dari tulang belakang dinilai pada saat

gerakan sedang berlangsung seperti melihat ke belakang dan berjalan.

h. Gambaran otot

Yang dinilai adalah kekuatan dan ketahanan otot dengan menggunakan Manual

Muscle Testing (MMT).

i. Fungsi motorik

Yang dinilai terutama tanda-tanda ganglia basalis:

Rigiditas

Distribusi rigiditas sering tidak sejalan. Perubahan tonus pada leher dan

bahu menandakan penyakitnya masih baru, sedangkan pada tulang

belakang dan ekstremitas menandakan progresivitas penyakitnya telah

berlanjut. Otot-otot wajah yang kaku seperti topeng (mask fase) dan

mimik yang kurang terlihat pada saat penderita di suruh tersenyum.

Bradikinesia

Timed Test untuk Rapid Alternating Movement (RAM) juga dapat

digunakan untuk menilai efek bradikinesia. Kemampuan motorik dapat

15

Page 16: Parkinson Final

dilihat pada saat terjadi gerakan seperti perpindahan dari tempat tidur ke

tempat duduk. EMG digunakan dalam menilai efek rigiditas dan

bradikinesia pada gejala motorik

Tremor

Lokasi, jenis pengulangan dan beratnya tremor (amplitudo) dicatat.

Terapis harus dapat membedakan tremor yang timbul pada saat istrirahat

atau tremor yang timbul pada saat aktivitas. Kemampuan fungsional

seperti menulis, makan, dan berpakaian agak terpengaruh akibat efek dari

tremor.

Instabilitas postural

Macam-macam tes dapat digunakan dalam menilai keseimbangan. Tes

fungsional untuk keseimbangan sering dilakukan pada usia tua dan

berhubungan dengan frekuensi jatuh. Berg Balance Scale juga digunakan

pada individu yang memiliki problema pada posisi berdiri. Timed up and

Go Test sering digunakan pada pasien parkinson karena lebih mudah

dilakukan, dimana pasien disuruh berdiri, berjalan sekitar 10 langkah,

berbalik dan kemudian kembali ke tempat duduk. Kemudian dihitung

waktunya. Skor 10 detik merupakan skor yang normal. Skor 10-20 detik

sering terjadi pada pasien tua. Skor di atas 20 detik dianggap abnormal

dan memerlukan penilaian khusus.

j. Gait atau langkah

Paramater pada gait yaitu panjang langkah, lebar langkah, kecepatan, stabilitas

dan jarak (ketahanan). Pasien Parkinson sering berjalan dengan langkah yang

pendek-pendek dan tidak ada

k. Gangguan menelan dan bicara

Penilaian fungsi menelan, makan dan berbicara perlu dilakukan. Kelainan pada

bicara dan bahasa dapat membatasi fungsional

l. Perubahan autonomik

Terapis harus dapat mendiagnosa adanya disfungsi otonom. Air liur yang menetes

atau berkeringat, kulit yang lembab dan ketidaknormalan pada regulasi suhu

tubuh dicatat.

16

Page 17: Parkinson Final

m. Fungsi kardiorespirasi

Penilaian pada fungsi respirasi termasuk inspeksi rongga dada, mobilitas dinding

dada. Jenis pernapasan dan posisi tubuh saat bernapas juga harus diperhatikan.

Untuk fungsi paru dapat digunakan spirometer. Juga dinilai tanda-tanda vital

seperti denyut jantung, tekanan darah, dan respirasi.

n. Integritas kulit

Terapis harus dapat menilai area-area penekanan pada kulit, terutama pada

penderita yang tidak mobile. Sering digunakan alat-alat khusus dalam mencegah

terjadinya lecet pada kulit

o. Status fungsional

Penilaian status fungsional sering dilakukan oleh seorang okupasi terapis dimana

pasien parkinson dengan segala keterbatasannya diusahakan agar dapat semandiri

mungkin. Pemakaian alat bantu disesuaikan dengan masalah yang timbul. Pasien

dengan penyakit parkinson sering mengalami kesulitan dalam hal rotasi, seperti

berputar atau berbalik di tempat tidur atau bangun tidur, berdiri, berjalan, dan

keterampilan motorik halus seperti makan atau berpakaian.

p. Penilaian kesehatan secara umum

Dimana termasuk penilaian kemampuan aktivitas rutin setiap hari dan kualitas

hidup (misalnya fungsi fisik dan sosial, vitalitas, emosional, dan lain-lain).

Biasanya dengan menggunakan Sickness Impact Profile.

q. Penilaian khusus untuk parkinson

Disini dinilai progresifitas dari penyakit dan hasil akhirnya, dimana selalu

berubah setiap saat. Yang sering dipakai adalah Unified Parkinson’s Disease

Rating Scale dimana dibagi atas 3 bagian yaitu status mental, aktivitas sehari-hari

dan skala motorik. Setiap bagian diberi skala antara 0 sampai 4 dimana angka 0

lebih ke arah normal dan angka 4 lebih ke arah yang berat.

Tujuan yang ingin dicapai sebagai hasil akhir pasien dengan penyakit parkinson

meliputi:

1. Kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari dapat meningkat

2. Peningkatan penampilan fisik terutama dalam pekerjaan, rekreasi atau

aktivitas lainnya.

17

Page 18: Parkinson Final

3. Pengurangan disabilitas yang berhubungan dengan penyakit parkinson.

4. Perawatan yang terkoordinasi antara pasien, keluarga dan dokter atau

profesionalis yang lain

5. Bertingkah laku yang baik dalam menjalani proses perawatan seperti

kebiasaan meminum obat teratur, diet dan pencegahan terhadap efek

samping ataupun progresivitas dari penyakit.

6. Penurunan intensitas ketergantungan perawatan

7. Resiko dari kerusakan sekunder dapat dikurangi

8. Mempertahankan integritas dan mobilitas sendi

9. Peningkatan dalam kekuatan dan ketahanan otot

10. Peningkatan kontrol postural

11. Peningkatan fungsi motorik

12. Peningkatan dalam gait dan keseimbangan

13. Peningkatan dalam kapasitas aerobik dan ketahanannya

14. Peningkatan dalam hal keamanan baik bagi pasien, keluarga, dan lain-lain

15. Pengetahuan tentang diagnosis, prognosis, tujuan serta intervensi terapi

dapat meningkat

16. Tingkatan stres dapat menurun

Program Rehabilitasi medik meliputi:11

Latihan sikap

Umumnya penderita parkinson mempunyai terndensi untuk sikap

membungkuk dengan lengan fleksi pada siku. Untuk mencegah dilakukan

latihan otot-otot sepanjang tulang belakang, luang gerak sendi tulang

belakang agar tetap lentur.

Cara jalan

Cara jalan yang wajar biasanya tangan melenggang. Pada penderita

parkinson, gerak tangan ini berkurang dan terbatas. Dalam latihan

diinstruksikan agar tangan melenggang. Latihan sebaiknya dikerjakan

dalam ruangan bercermin sehingga penderita dapat mengoreksi sendiri

gerakannya.

18

Page 19: Parkinson Final

Mempertahankan / meningkatkan Luang Gerak Sendi

Sendi bahu, siku, tangan, jari, pangkal paha, lutut digerakkan semaksimal

mungkin secara aktif atau pasif berulang-ulang dalam satu hari. Dengan

luang gerak sendi yang bebas, maka gerakan-gerakan dari anggota gerak

tersebut lebih leluasa.

Meningkatkan keterampilan tangan

Keterampilan anggota gerak atas sangat diperlukan dalam kehidupan

sehari-hari. Terapi okupasi yang banyak melibatkan tangan seperti

memasang kancing, menulis dapat dikerjakan,.

Latihan wicara

Gangguan bicara pada penderita parkinson biasanya berupa gangguan

artikulasi yang kurang jelas, bicara mendatar dan volume suara menurun.

Otot-otot untuk berbicara kurang terampil oleh karena kekakuan. Latihan

diberikan oleh speech terapi mulai dari latihan pernapasan, ritme

pernapasan sampai pada latihan artikulasinya

Peran psikolog

Pada parkinson, depresi timbul sebagai bagian dari penyakitnya atau

gejala akibat penyakitnya. Peran psikolog memberikan petunjuk atau

motivasi yang baik untuk penderita maupun keluarganya

19

Page 20: Parkinson Final

BAB III

SENAM PARKINSON

Senam ini penting untuk menjaga pasien tetap kuat dan fleksibel, dan dapat

mempertahankan keseimbangan dan kemampuan untuk bergerak. Senam dapat dilakukan

setap harinya secara rutin sehingga membantu pasien merasa dirinya lebih baik, membuat

mereka merasa berfungsi kembali, mempertahankan berat badan yang baik dan

membantu pasien tidur lebih enak. Dan dimana pada penyakit parkinson karena adanya

penurunan level aktivitas, maka dapat terjadi perubahan pada postur, sehingga dapat

timbul ”forward head”, batang tubuh tampak maju ke depan, atau dapat terjadi kontraktur

fleksi dari panggul dan lutut. Perubahan-perubahan ini dapat menyebabkan nyeri pada

punggung atau tendensi untuk terjadinya kehilangan keseimbangan.26,27

Prinsip dari senam atau exercise untuk penderita parkinson adalah seperti air

mengalir yang tidak membeku, dimana otot bergerak pun tidak membeku. Menjaga tonus

dan fungsi otot yang normal merupakan aspek yang penting untuk penanganan penderita

parkinson 28

Berdasarkan penelitian didapatkan kesimpulan bahwa dengan senam parkinson

disabilitas motorik penderita Parkinson berkurang, sedangkan mood dan kemampuan

untuk menjaga diri pada penderita parkinson stadium awal dan sedang meningkat. Dan

juga dinyatakan dengan program latihan selama 8 minggu, terjadi peningkatan

kemandirian fungsional dan peningkatan kualitas hidup penderita parkinson. Berdasarkan

penelitian juga didapatkan bahwa dengan senam yang teratur penderita parkinson akan

berkurang kekakuannya, adanya peningkatan mobilitas, postur, keseimbangan, dan

mambantu untuk penderita yang mengalami kesulitan berjalan. 26,27,28,29

Pada pasien parkinson kadar dopamin endogen berkurang lebih dari 60%. Terapi

pengobatan Parkinson bersifat simptomatik, tujuan obat-obatan adalah untuk mencukupi

kekurangan dopamin, dan bagaimanapun juga pengobatan dengan obat-obatan tidak

dapat memperbaiki semua simptom sehingga terapi fisik direkomendasikan. Saat pasien

berada dalam keadaan terapi obat ON (efek medikasi yang paling baik) pasien

dimotivasi untuk melakukan senam, karena bila sudah berada dalam keadaan OFF (tanpa

medikasi atau ketika medikasi tidak lagi memilki efek terhadap disabilitas motorik)

20

Page 21: Parkinson Final

pasien tidak akan dapat dimotivasi untuk senam karena pergerakannnya sudah terganggu.

Berdasarkan penilitian juga ditemukan bahwa terjadi peningkatan absorpsi levodopa yang

diberikan bersama dengan senam atau exercise. 30,31

Ada penelitian yang menyatakan bahwa setelah OFF medikasi L-dopa ada

penurunan 30% kekuatan ekstensi siku maksimum dan penurunan 10% kekuatan fleksi

siku, sehingga pasien tidak mampu mengaktivasi otot siku secara maksimal. Dan untuk

itu pasien dimotivasi untuk melakukan senam selama pengobatan dengan L-dopa

Senam tidak menghambat progesifitas parkinson, tetapi senam meningkatkan

kualitas hidup dan memiliki efek terhadap simptom yang ada seperti kekakuan, gerakan

yang melambat

Penderita parkinson memerlukan peregangan dikarenakan parkinson dapat

menyebabkan otot-otot kaku dan tegang, sehingga dapat timbul nyeri otot. Bila dibiarkan

otot akan makin lemah dan sendi akan bertambah kaku. Sedangkan penguatan otot

diperlukan karena secara tidak langsung dapat terjadi kelemahan otot, terutama apabila

penderita kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-harinya. Dan dengan kesulitan

melakukan aktivitas lama-lama akan terjadi perubahan pada postur, panggul dan lutut

dapat fleksi dan kaku, kepala dapat jatuh ke depan, postur juga penting untuk keamanan

dalam mengunyah makanan dan untuk menghasilkan suara yang kuat.

Latihan pada senam ini lebih kearah untuk meningkatkan fleksibilitas dan untuk

menjaga agar fisiologis otot penderita Parkinson dapat terjaga dengan baik

Sebuah otot yang hanya dilatih kekuatannya saja, akan menjadi pendek. Ini berarti

kemampuannya menjadi terbatas, dan kemampuannya untuk memakai sumber energi

yang tepat mengalami penurunan. Sehingga latihan yang dibuat untuk melatih kekuatan

segolongan otot, harus disertai latihan kelenturan untuk golongan otot tersebut. Yang

dimaksud dengan latihan kelenturan adalah memanjangkan segolongan otot yang

berperan sedemikian rupa agar daya gerak pada sendi-sendi dimana otot-otot tersebut

bekerja diperbesar.25

Penerapan gerakan senam Parkinson terdiri dari rangkaian gerakan unuk

pemanasan, latihan inti serta pendinginan. monitoring denyut nadi dilakukan sebelum,

selama, dan setelah latihan berlangsung. Seluruh gerakan dilakukan dengan 8 kali repetisi

dan masing-masing 2 set, kecuali untuk breathing exercise 1 set.13

21

Page 22: Parkinson Final

Pemanasan terdiri dari: rangkaian breathing exercise, gerakan sendi bahu, sendi

leher, sendi vertebra dan panggul, gerakan tangan, gerakan wajah, gerakan kaki.

Latihan inti terdiri dari latihan dengan beban, tanpa beban dan wall exercise.

Pendinginan merupakan floor exercise, yang terdiri dari latihan dengan tidur

terlentang dan tengkurap.

Setiap rangkaian gerakan dalam latihan ini selalu diakhiri dengan breathing

exercise, baru dilanjutkan dengan gerakan selanjutnya.

Otot-otot dan persarafan utama dari berbagai gerakan senam:14

Gerak sendi bahu:

Abduksi bahu: - M.Deltoideus (N.Axillary C5,6)

- M.Supraspinatus (N.Suprascapular C5)

Fleksi siku: - M.Biceps brachii (N.Musculocutaneus C5,6)

- M.Brachialis (N.Musculocutaneus C5,6)

- M.Brachioradialis (N.Radial C5,6)

Adduksi horizontal: M.Pectoralis mayor (N.Medial dan Lateral pectoral

C5,6,7,8,T1)

Abduksi horizontal: M.Deltoideus (N.Axillary C5,6)

Endorotasi: - M.Subscapularis (N.Superior dan Inferior subscapular C5,6)

- M.Pectoralis mayor (N.Medial dan Lateral pectoral

C5,6,7,8,T1)

- M.Latissimus dorsi (N.Thoracodorsal C6,7,8)

- M.Teres mayor (N.Inferior subscapular C5,6)

Eksorotasi: - M.Infraspinatus (N.Suprascapular C5,6)

- M.Teres minor (N.Axillary C5)

Elevasi: - M.Trapezius (N.Accessory)

- M.Levator scapula (N.C3,4)

Rotasi Scapula: M.Serratus anterior (N.Thoracic C5,6,7)

Sendi leher

Fleksi leher: M.Sternocleidomastoideus (N.Spinal accessory dan

ventral primary C2,3)

22

Page 23: Parkinson Final

Sendi vertebra dan panggul

Rotasi lumbal: - M.Obliquus externus abdominis (N.Intercostal T8-12,

N.Iliohypogastric T12,L1, N.Iliolingual L1)

- M. Obliquus internus abdominis (N.Intercostal T8-12,

N.Iliohypogastric T12,L1, N.Ilioinguinal L1)

Fleksi kolumna vertebralis: M.Rectus abdominis N.Intercostal 7-12)

Gerakan tangan

Supinasi forearm: - M.Biceps brachii (N.Musculocutaneus C5,6)

- M.Supinator (n.Radial deep branch C6)

Pronasi forearm: - M.Pronator teres (N.Median C6,7)

- M.Pronator quadratus (N.Median C8,T1)

Ekstensi siku: M.Triceps brachii (N.Radial C7,8)

Fleksi wrist: - M.Fleksor carpi radialis (N.Median C6,7)

- M.Fleksor carpi ulnaris (N.Ulnar C8,T1)

Ekstensi wrist: - M.Ekstensor carpi radialis longus (N.Radial C6,7)

- M.Ekstensor carpi radialis brevis (N.Radial C6,7)

- M.ekstensor carpi ulnaris N.Deep radial C6,7,8)

Oposisi ibu jari: - M.Flexor pollicis brevis (N.Median C6,7,

N.Ulnar C8,T1)

Gerakan kaki:

Fleksi lutut: - M.Biceps femoris long head (N.Sciatic tibial portion S1,2,3)

- M. Biceps femoris short head

(N.Sciatic peroneal portion L5, S1,2)

- M.Semitendinosus (N.Sciatic tibial portion L5,S1,2)

- M.Semimembranosus (N.Sciatic tibial portion L5,S1,2)

Latihan pemanasan:23

Tujuan utama dari pemanasan adalah meningkatkan temperatur, baik keseluruhan tubuh

dan otot dalam dan untuk meregangkan jaringan kolagen untuk menghasilkan fleksibilitas

yang lebih baik.. Pemanasan juga mengurangi kemungkinan robeknya otot dan tegangnya

ligamentum dan mencegah sakitnya otot. Dengan meningkatnya temperatur seluler

23

Page 24: Parkinson Final

bersamaan dengan peningkatan kecepatan metabolik diantara sel, dimana proses ini

bergantung pada temperatur. Pada setiap derajat peningkatan temperatur internal ada

peningkatan metabolisme sekitar 13%. Pada pemanasan yang lebih tinggi ada pemisahan

oksigen yang lebih cepat dan lebih menyeluruh terhadap hemoglobin dan myoglobin, dan

ada peningkatan aliran darah dan pengurangan viskositas otot, yang akan meningkatkan

suplai oksigen selama aktivitas. Dibutuhkan paling tidak 15 sampai 30 menit dari

pemanasan bertahap untuk membawa tubuh pada keadaan siap dengan naiknya

temperatur tubuh dan untuk secara adekuat memobilisasi fisiologis tubuh dengan maksud

untuk membuat jumlah kapiler otot yang tersedia untuk usaha yang lebih keras dan

mempersiapkan gula darah dan adrenalin.

Secara umum latihan pemanasan dengan breathing exercise bertujuan untuk:15

- Meningkatkan ventilasi

- Meningkatkan masuknya udara bersih

- Meningkatkan kekuatan, ketahanan, dan koordinasi otot-otot ventilasi

- Mempertahankan atau meningkatkan mobilitas dada dan spina thorax

- Memperbaiki pola pernapasan yang inefisien atau abnormal dan menurunkan

kerja pernapasan

- Menghasilkan relaksasi dan melepaskan stres

- Meningkatkan secara keseluruhan kapasitas fungsional pasien untuk kehidupan

sehari-hari, okupasi, dan aktivitas rekreasi

Latihan Inti (dengan beban)15,21

Latihan dengan beban merupakan latihan resistensi yang menghasilkan proses

konstan, dimana otot yang berkontraksi secara maksimal pada satu porsi lingkup

gerak sendi ketika pasien berada dalam posisi tertentu. Beban yang digunakan

tidak boleh lebih besar daripada kemampuan otot untuk mengontrol. Bila

menggunakan barbells sangat mungkin untuk memvariasikan titik Lingkup Gerak

Sendi dimana resistensi maksimum didapatkan dengan merubah posisi pasien.

Resistensi maksimum didapatkan ketika bahu berada pada posisi 900 fleksi dan

pada posisi 00 tidak ada tahanan. Pada posisi 00 pada sisi yang mengangkat beban

akan terjadi traksi pada humerus sedangkan bila barbells diangkat sampai ke atas

24

Page 25: Parkinson Final

kepala akan terjadi kompresi pada ekstremitas atas. Latihan dengan beban ini

digunakan untuk latihan yang dinamis, tanpa penumpu berat.

Keuntungan dari latihan resistensi atau latihan dengan beban ini adalah:

Memperbaharui penampilan otot: restorasi, peningkatan atau

pemeliharaan kekuatan otot, tenaga, dan ketahanan.

Meningkatkan kekuatan jaringan ikat, tendon, ligamen, jaringan ikat

intramuskuler

Densitas mineral tulang meningkat dan demineralisasi tulang berkurang

Menurunnya tekanan pada sendi selama aktivitas fisik

Menurunnya resiko cedera jaringan lunak selama aktivitas fisik

Memungkinkan peningkatan kapasitas untuk memperbaiki dan

menyembuhkan jaringan lunak yang rusak

Memungkinkan peningkatan keseimbangan

Memperbaharui penampilan fisik dalam aktivitas sehari-hari,

okupasional, dan aktivitas rekreasional

Perubahan positif dalam komposisi tubuh meningkatkan massa otot atau

menurunkan lemak tubuh

Memperbaiki perasaan terhadap keberadaan diri

Memungkinkan peningkatan persepsi disabilitas dan kualitas hidup

Adaptasi fisiologis terhadap latihan dengan beban15

Variabel Adaptasi latihan kekuatan Adaptasi latihan ketahanan

Struktur otot skeletal Hipertrofi serabut otot:lebih besar serabut tipe II Hipertrofi: minimal atau tanpa perubahan

Hiperplasia serabut otot

Densitas bed kapiler: ↓ atau tidak berubah Densitas bed kapiler: ↑

Volume dan densitas mitokondria: ↓ Volume dan densitas mitokondria: ↑

Sistem saraf Pengambilan unit motorik:↑ # firing unit motorik

Rata-rata firing: ↑ (↓memicu waktu kontraksi)

Sinkronisasi firing: ↑

Sistem metabolik Penyimpanan ATP dan CP: ↑ Penyimpanan ATP dan CP: ↑

Penyimpanan myoglobin: ↑ Penyimpanan myoglobin: ↑

Trigliserida yang tersimpan: tidak diketahui Trigliserida yang tersimpan: ↑

Enzim Kreatin fosfokinase: ↑ Sama ↑

25

Page 26: Parkinson Final

Myokinase: ↑ Sama ↑

Komposisi tubuh Massa lean tubuh (bebas lemak): ↑ Massa lean tubuh :tidak berubah

% lemak tubuh: ↓ % lemak tubuh: ↓

Jaringan ikat Kekuatan tensile tendon, ligamen, dan Kekuatan tensile tendon, ligamen, dan

jaringan ikat otot: ↑ jaringan ikat otot: ↑

Tulang: ↑ densitas mineral tulang, tidak ada Tulang: mineralisasi ↑ dengan aktivitas

Perubahan atau mungkin ↑ massa tulang penumpu berat

Latihan Pendinginan:23

Pendinginan adalah berkurangnya intensitas kerja secara bertahap, dimana

mengembalikan baik sirkulasi dan berbagai fungsi tubuh ke keadaan sebelum latihan.

Secara fisiologis, alasan penting untuk pendinginan secara aktif adalah darah dan asam

laktat menurun semakin cepat dengan pemulihan aktif dibandingkan selama pemulihan

pasif. Secara bertahap pemulihan juga menjaga pompa otot, termasuk jantung dan kedua

tungkai,

Rangkaian gerakan senam Parkinson:13,26,27,28,29

Latihan pemanasan

A. Breathing Exercise

Tujuan: untuk meningkatkan masuknya udara ke paru-paru dan menimbulkan

relaksasi.

Tarik napas, kedua lengan lurus ke depan, samping, buang napas ke bawah

Tarik napas, kedua lengan dari bawah lurus ke atas, samping, buang napas

ke bawah

26

Page 27: Parkinson Final

B. Gerak Sendi Bahu

Tujuan: untuk meningkatkan fleksibilitas bahu

Berdiri, kedua tungkai terbuka sebatas bahu

Abduksi, bergantian kanan dan kiri

Fleksi dan retraksi

Adduksi dan Abduksi horizontal dengan fleksi siku

Endorotasi dan eksorotasi, kearah perut

Adduksi dan abduksi , kedua tangan di telinga

Elevasi kedua bahu bersamaan

Elevasi kedua bahu kanan dan kiri, bergantian

Rotasi scapula kanan dan kiri, bergantian

Rotasi scapula bersamaan

Breathing exercise

C. Sendi leher

Tujuan: untuk menghasilkan fleksibilitas leher

27

Page 28: Parkinson Final

Berdiri, kedua tungkai terbuka sebatas bahu

Rotasi cervical, bergantian kanan dan kiri

Fleksi lateral, bergantian kanan dan kiri

Peregangan, satu lengan lurus di samping badan, tangan yang lain di atas

kepala, bergantian kanan dan kiri

D. Sendi vertebra dan panggul

Tujuan: Untuk memobilisasi otot-otot batang tubuh. Fleksi pada tulang belakang

bertujuan untuk meningkatkan kurva backward yang normal. Fleksi pada lumbal

bertujuan untuk mengurangi kurva ke depan yang normal, untuk meningkatkan

titik penguatan atau pelurusan tulang belakang, sedangkan fleksi lateral

merupakan gerakan dimana kepala dan batang tubuh membungkuk ke satu sisi

sementara kurva tulang belakang secara koveks menuju ke sisi yang berlawanan.

Berdiri, kedua tungkai terbuka sebatas bahu

Rotasi lumbal dengan kedua lengan di pinggang, gerakan ke kanan-kiri-

tengah

Fleksi lateral, lengan kanan lurus ke bawah, bergantian kanan dan kiri

Rotasi panggul searah jarum jam, bergantian kanan dan kiri

Sirkumduksi lumbal, bergantian kanan dan kiri

Fleksi kolumna vertebralis

Breathing exercise

28

Page 29: Parkinson Final

E. Gerakan tangan

Tujuan: untuk meningkatkan fleksibilitas bahu, lengan, dan dada.

Berdiri, kedua tungkai terbuka sebatas bahu

Fleksi siku-pronasi-supinasi

Gerakan main piano, pendek-panjang, bergantian kanan dan kiri

Mencakar dengan fleksi siku dan ekstensi bergantian, dengan gerakan

pendek dan panjang, bergantian kanan dan kiri

Fleksi siku 90o, rapat di badan, gerakan netral, pronasi-supinasi

bersamaan, menggenggam dan membuka

Rotasi ibu jari

Ujung jari ke ujung jari

Oposisi ibu jari ke ujung jari dari arah telunjuk

Fleksi siku dengan pronasi, gerakan fleksi-ekstensi pergelangan tangan

Kedua tangan berhadapan rapat, fleksi siku, gerak ke kanan-kiri

Fleksi siku, pronasi-supinasi, tengah-bawah-atas, diulang

Kedua lengan diputar keluar, ke dalam, diperlebar, bergantian

Breathing exercise

29

Page 30: Parkinson Final

F. Gerakan Wajah

Tujuan: untuk mempertahankan ekspresi wajah.

Berdiri,kedua tungkai terbuka sebatas bahu

Menutup mulut rapat, bibir bawah ke depan, bibir atas ke dalam

Menutup mulut rapat, kedua bibir rapat

Mendorong dagu dengan jari-jari ke dalam kembali

Bersiul putus-putus

Mengeluarkan kata “U”

Mengeluarkan kata “I”

Mengeluarkan kata “A”

Mengeluarkan kata “A….A” (panjang) dengan membuka mulut

Breathing exercise

G. Gerakan Kaki

Tujuan: untuk meningkatkan fleksibilitas kaki

Berdiri, kedua tungkai terbuka sebatas bahu

Jinjit-menapak, gerakan tangan berayun, bergantian kanan-kiri, cepat-

lambat

30

Page 31: Parkinson Final

Tumit-jari kaki-telapak bergantian, bergantian kanan-kiri, dengan fleksi-

ekstensi kedua siku, pergelangan tangan fleksi-ekstensi, pronasi

(bergantian)

Menghentakkan kaki (bergantian) dengan fleksi siku dan bahu. Rotasi

tumit, bergantian kanan dan kiri dengan fleksi dan ekstensi siku-bahu

(bergantian)

Rotasi tumit bertumpu pada jari kaki, bergantian kanan dan kiri dengan

fleksi-ekstensi siku-bahu

Rotasi tumit tanpa bertumpu dengan fleksi panggul dan lutut, bergantian

kanan dan kiri, disertai gerak tangan

Fleksi panggul dengan bertumpu pada kedua lutut (fleksi lutut), bergantian

kanan dan kiri, disertai gerak tangan

Breathing exercise

Latihan inti

A. Gerakan dengan beban

Tujuan: Latihan penguatan

Berdiri, kedua tungkai terbuka sebatas bahu

Abduksi-adduksi bahu 90o (bersamaan)

Fleksi bahu 90o dengan ekstensi siku netral (bersamaan)

31

Page 32: Parkinson Final

Fleksi siku dan supinasi (bersamaan)

Fleksi siku netral (bersamaan)

Ekstensi bahu dan siku ke belakang (bersamaan)

Retraksi ke posisi awal (bersamaan)

Kaki kanan ke depan dengan fleksi lutut, kaki kiri lurus ke belakang

dengan fleksi-ekstensi (bersamaan)

Rotasi bahu ke belakang (bersamaan)

Fleksi pergelangan tangan dengan siku fleksi supinasi (bersamaan)

Ekstensi pergelangan tangan dengan siku (bersamaan)

Deviasi radial dan ulnar dengan kedua lengan lurus di samping badan

(bersamaan)

Angkat halter posisi fleksi siku dan bahu 90o (bersamaan)

Breathing exercise

B. Gerakan tanpa beban

Tujuan: stretching setelah latihan dengan beban

Breathing exercise

Stretching abductor (bersamaan)

Bersilangan lengan kanan lurus ke atas, lengan kiri lurus ke bawah

(bergantian)

Bersilangan di pinggang (bersamaan)

32

Page 33: Parkinson Final

C. Wall exercise

Tujuan: untuk mendapatkan postur berdiri yang baik

Dalam posisi push up, berdiri menghadap tembok, dengan fleksi siku

Fleksi bahu 180o (bergantian)

Jinjit dengan kaki yang lain menumpu (bergantian)

Mendorong, kaki kiri di depan dengan fleksi lutut, kaki kanan lurus ke

belakang (bergantian)

Menyandar di tembok, fleksi panggul dan lutut (bergantian)

Menyandar di tembok, fleksi panggul, ekstensi lutut, kemudian fleksi

panggul dan lutut diturunkan

Menyandar di tembok, lengan lurus ke samping dengan fleksi siku 90o

Menyandar di tembok, retraksi kedua bahu dengan kedua lutut dalam

posisi semi fleksi.

Tangan kiri pegangan tembok, abduksi panggul kanan, adduksi-fleksi

lutut, kemudian fleksi panggul dan lutut diturunkan (lakukan juga

kebalikannya)

Rotasi tumit

Menghadap dinding, fleksi-ekstensi panggul-lutut ( ke belakang)

Breathing exercise

33

Page 34: Parkinson Final

Pendinginan

A. Tidur Tengkurap

Tujuan: untuk meregangkan otot panggul dan menghasilkan fleksibilitas pada

punggung

Tungkai kanan lurus dan lengan kiri lurus, angkat bergantian

Kedua siku fleksi 90o dengan arm support

B. Tidur Terlentang

Tujuan: untuk menghasilkan fleksibilitas panggul dan batang tubuh.

Kedua lutut fleksi

Kedua lutut fleksi, kedua tangan di bawah kepala, kemudian angkat kepala

dan bahu

34

Page 35: Parkinson Final

Lutut kiri fleksi, kaki kanan disandarkan diatasnya, tangan kiri diangkat

sampai di antara lutut, sedang tangan kanan tetap di bawah kepala

(lakukan bergantian)

Stretching kedua lengan lurus keatas

Kedua tungkai lurus, kemudian fleksikan tungkai kanan, kedua tangan

berpegangan dibawah lutut kanan, dilanjutkan dengan rotasi pergelangan

kaki (lakukan bergantian)

Stretching adductor panggul dengan kedua lutut dalam posisi fleksi

(gerakan membuka dan abduksi panggul)

Stretching abductor panggul, rotasi lumbal dengan kaki kanan di atas lutut

kiri, secara bergantian

Stretching kedua lengan ke atas dan tungkai ke bawah

Relaksasi dengan tiduran terlentang

Breathing exercise

35

Page 36: Parkinson Final

BAB IV

KESIMPULAN DAN PENUTUP

Penyakit Parkinson adalah bagian dari Parkinsonism yang secara patologis

ditandai oleh degenerasi ganglia basalis terutama di substansia nigra pars kompakta yang

disertai adanya inklusi sitoplasmik eusinofilik (Lewy bodies). Dengan gambaran klinis

khas yang terdiri dari: tremor, rigiditas, akinesia/bradikinesis, ketidakseimbangan postur.

Pengobatan merupakan bagian yang utama dalam penanganan Penyakit

Parkinson. Pengobatan yang biasa diberikan adalah antikolinergik, dopamin, dopamin

agonis atau operasi. Pengobatan saja belum mencukupi, perlu ditambah dengan tindakan

rehabilitasi yang sesuai dengan ketidakmampuan penderita. Untuk ini diperlukan suatu

program rehabilitasi yang sesuai dengan kebutuhan penderita.

Program rehabilitasi yang diberikan juga mencakup senam atau latihan untuk

penderita Parkinson, senam pada penderita Parkinson ini meliputi latihan pemanasan

dengan breathing exercise, latihan inti dengan beban dan tanpa beban, kemudian latihan

pendinginan. Senam tidak menghambat progesifitas Penyakit Parkinson, tetapi senam

meningkatkan kualitas hidup dan memiliki efek terhadap simptom yang ada seperti

kekakuan, gerakan yang melambat. Senam parkinson juga meningkatan mobilitas,

postur, keseimbangan, dan membantu penderita yang mengalami kesulitan berjalan.

Beberapa penelitian menyatakan bahwa dengan pemberian program senam

parkinson didapatkan bahwa disabilitas motorik penderita Parkinson berkurang,

sedangkan mood dan kemampuan untuk menjaga diri pada penderita parkinson stadium

awal dan sedang meningkat.

Senam terdiri dari gerakan LGS, stretching dan strengthening dimana stretching

membantu meningkatkan fleksibilitas penderita Parkinson dan strengthening membantu

agar penderita Parkinson tetap terjaga fisiologis ototnya.

36

Page 37: Parkinson Final

Kesimpulan dari rangkaian senam parkinson:

A. Latihan pemanasan

- Breathing Exercise untuk meningkatkan masuknya udara ke paru-paru dan agar

relaksasi dapat tercapai sebelum dimulainya latihan inti.

- Gerak Sendi Bahu, latihan ini meliputi seluruh gerakan Lingkup Gerak Sendi

(LGS),

berupa: ekstensi, fleksi, adduksi, abduksi, endorotasi, eksorotasi , dan elevasi bahu,

sehingga diharapkan fleksibilitas dapat tercapai

- Gerak sendi leher, latihan ini juga mencakup gerak LGS leher, agar sendi-sendi

leher lebih fleksibel dan teregang otot-ototnya.

- Gerak sendi vertebra dan panggul, latihan ini untuk memobilisasi otot-otot batang

tubuh, sehingga terjadi relaksasi batang tubuh

- Gerakan tangan, latihan ini untuk meningkatkan fleksibilitas bahu, lengan, dan dada.

- Gerakan Wajah, latihan ini untuk mempertahankan ekspresi wajah dimana pada

Parkinson sering terjadi muka topeng, gerakan wajah membantu peregangan otot-

otot wajah.

- Gerakan Kaki, latihan ini untuk meningkatkan fleksibilitas tungkai. Gerakan

meliputi keseluruhan LGS kaki

B. Latihan inti

- Gerakan dengan beban, latihan ini merupakan latihan penguatan, meliputi penguatan

sekelompok otot-otot fleksi-ekstensi bahu, abduksi-addukasi bahu,eksorotasi bahu,

fleksi-ekstensi siku, fleksi-ekstensi pergelangan tangan.

- Gerakan tanpa beban, latihan ini merupakan stretching dari beberapa kelompok otot

lengan dan batang tubuh.

- Wall exercise, gerakan ini dilakukan dengan maksud agar penderita Parkinson

mendapatkan postur berdiri yang baik dengan mempertahankan keseimbangan.

C. Latihan pendinginan

- Tidur Tengkurap, latihan ini untuk meregangkan otot panggul dan menghasilkan

fleksibilitas pada punggung dan memulihkan kondisi setelah latihan inti.

- Tidur Terlentang, latihan ini untuk menghasilkan fleksibilitas panggul dan batang

tubuh serta meregangkan otot-otot batang tubuh

37

Page 38: Parkinson Final

DAFTAR PUSTAKA

1. Martono H., Soetedjo. Gangguan Neurologik Pada Usia Lanjut. Dalam: Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia

Lanjut). Edisi ke-3. Jakarta : Balai Penerbit FKUI;. 1999: 419-23.

2. Umphred D.A. Parkinson’s Disease. In: Neurological Rehabilitation. 3th Ed. Boston: Mosby; 1995:

615-25.

3. Waters C.H. Diagnosis and Management of Parkinson’s Disease, 2nd Ed. New York: Professional

Communications; 1999.

4. Francisco GE, Kothari S, Schiess MC, Kaldis T. Rehabilitation of Persons with Parkinson’s Disease

and Other Movement Disorders. In : DeLisa. Physical Medicine & Rehabilitation Principles and

Practice 4th Edition; 2005: 809-19.

5. Sullivan SB. Parkinson’s Disease. In : Physical Rehabilitation 4 th Ed, Philadelphia: F. A. Davis

Company; 2001 : 747-71.

6. Lazar RB. Principles of Neurologic Rehabilitation. 1998. McGraw Hill : 187-8.

7. Dombovy ML, Pippin BA. Rehabilitation Concern in Degenerative Movement Disorders of the Central

Nervous System. In : Braddom RL. Physical Medicine and Rehabilitation 2nd Edition; 1996 : 1164-5.

8. Tan L. Exercise and Movement . In: Moving On with Parkinson’s Disease, Singapore: The Parkinson’s

Disease Society; 2005: 24-32.

9. Joesoef AA dkk. Konsensus Tatalaksana Penyakit Parkinson, Kelompok Studi Gangguan Gerak

PERDOSSI, Edisi Revisi, 2003.

10. Sujawan. Rehabilitasi untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Penderita Parkinson, Dalam: Naskah

Lengkap Simposium Dimensi Baru Penatalaksanaan Penyakit Parkinson.

11. Joesoef AA. Parkinson’s Disease: Basic Science. Dalam: Parkinson’s Disease and Other Movement

Disorder. Medan: Pustaka Cendekia bekerjasama dengan Panitia “The National Symposium of

Parkinsons Disease & Other Movement Disorders” dan Departemen Neurologi FK USU Medan; 2007:

4-20.

12. Widjajalaksmi dkk. Buku Panduan Latihan Senam Parkinson. Jakarta: Kelompok Studi Terpadu

Penanggulangan Parkinson Perjan RS. Dr. Cipto Mangunkusumo, Instalasi Rehabilitasi Medik Perjan

Dr.Cipto Mangunkusumo; 2003.

13. Kendall FP, McCreary EK. Muscles Testing and Function. 3rd Edition. Baltimore: Williams & Wilkins,

Baltimore; 1983.

14. Kisner C, Colby LA. Therapeutic Exercise Foundation and Techniques. 4 th Edition. Philadelphia: F.A

Davis Company; 2002.

15. Mardjono M. Susunan Neuromuskuler dan Patofisiologi Susunan Neuromuskuler. Dalam: Neurologi

Klinis Dasar, Sidharta P, cetakan ke delapan. Jakarta: PT. Dian Rakyat; 2000: 1-12.

38

Page 39: Parkinson Final

16. Ilyas E. Program Rehabilitasi pada Parkinson. Dalam: Kumpulan Makalah Pertemuan Ilmiah Tahunan

II PERDOSRI. Bandung; 2003:69-76.

17. Watts RL, Koller WC. Clinical Manifestations of Parkinson’s Disease, In: Movement Disorders

Neurologic Principles and Practice, McGraw-Hill; 1997: 183-97.

18. Gamble GL. Parkinsonism. In : Sinaki M. Basic Clinical Rehabilitation Medicine, Mosby; 1993 : 164-

74.

19. Husni A. Gangguan ekstrapiramidal, patologi ganglia basalis. Dalam: Sine Motu, Vita est Sine

Laetitia, Pidato Pangukuhan Amin Husni, 2007.

20. Basmajian J.,Wolf S. Morphological and Functional Considerations for Therapeutic exercise. In:

Therapeutic Exercise 5thEdition, Williams & Wilkins, 1990: 1-38.

21. Muryono S. Anatoni Fungsional Siatem Lokomosi (Pengantar Kinesiology). Semarang: Bagian

Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, 2001.

22. Anheim D. Physical Conditioning and Training. In: Modern Principles of Athletic Training 7 thEdition.

USA: Mosby College Publishing,; 1989: 64-102.

23. Guyton., Hall. Serebelum, Ganglia Basalis, dan Seluruh Pengatur Motorik. Dalam: Buku Ajar Fisiologi

Kedokteran, Edisi 9, Jakarta: Penerbit Kedokteran ECG; 1997: 887-907.

24. Widjaja S. Melatih Kelenturan. In: Kinesiology (The Anatomy of Motion=Anatomi Alat Gerak),

Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 1998; 36-39.

25. Therapeutic Value of Exercise Training in Parkinson’s Disease. Last updated: November 1999.

Available from URL: http://www.sciencedirect.com

26. Exercises fot The Parkinson Patient. Last updated: 2002. Available from URL:

http://www.cnsonline.org

27. Exercise and Parkinson’s Disease. Available from URL: http://www.gofree.indigo.ie

28. Exercise Training and Parkinson’s Disease Placebo or Essential Treatment. Last update: March 2002.

Available from URL: http://www.physpotsmed.com

29. The Effect of Exercise on the Treatment of Parkinson’s Disease. Last updated: April 2008. Available

from URL: http://www.parkinsonshopedigest.com

30. Pathophysiology of Bradikinesia in Parkinson’s Disease. Last updated: November 2001. Available

from: http://www.brainoxford.journals.org

31. Parkinson Disease. Last Updated : September 30, 2005. Available from URL :

http://www.emedicine.com

39