paper review - sistem penunjang keputusan

4
Teknologi Telematika, Universitas Budi Luhur, 2016 1 Review Paper Sistem Penunjang Keputusan (SPK) Pada Kasus Penilaian Karyawan Toni Fathoni 1611600949 [email protected] Agung Sulistyanto 1611600709 [email protected] Nana Supiana 1611600469 [email protected] Mochammad Darip 1611600428 [email protected] Nadi 1611600519 [email protected] Nirwan Salim 1611600527 [email protected] Onggo Imam Subekti 1611600634 [email protected] Abstraksi-Makalah ini bertujuan untuk meninjau makalah yang berhubungan dengan sistem penunjang keputusan dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir. Kontribusi utama dalam makalah ini adalah memberikan gambaran umum sistem penunjang keputusan (SPK) dalam penilaian terhadap prestasi karyawan. Kami membagi pembahasan menjadi 3 (tiga) tahap: input, proses dan output. Tulisan ini tidak menyimpulkan metode terbaik dan optimal pada kasus penilaian karyawan, karena metode terbaik tergantung pada kebutuhan, fokus masalah dan lingkungan hidup sistem yang telah ada. Namun tulisan ini berguna untuk peneliti yang baru memulai penilitian dalam lingkup sistem penunjang keputusan sebagai gambaran untuk memulai penelitiannya. Kata kunci: sistem penunjang keputusan, panilaian karyawan, paper review 1. Pendahuluan Sistem Penunjang Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) merupakan cabang ilmu yang cukup banyak diteliti. Secara garis besar SPK memrekomendasikan pemecahan masalah dengan kondisi semi terstruktur dan tidak terstruktur. Penelitian yang berkaitan dengan sistem penunjang keputusan cukup banyak dilakukan dalam 4 (empat) tahun terakhir. Beberapa contoh aplikasi yang memanfaatkan hasil penelitian sistem penunjang keputusan diantaranya, SPK dalam penentuan penerima beasiswa, SPK dalam kenaikan jabatan dan SPK dalam penentuan siswa bermasalah. Makalah ini mengerucut pada pengaplikasian sistem penunjang keputusan pada kasus penilaian karyawan. Tujuan dari makalah ini adalah untuk meninjau penelitian yang berkaitan dengan sistem penunjang keputusan dalam penilaian terhadap karyawan. Makalah yang termasuk dalam makalah ini adalah 10 (sepuluh) makalah yang yang telah dipublikasikan dan memiliki nomer ISSN dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dalam jangka waktu 4 (empat) tahun terakhir 2013 sampai 2016. Kami membagi tulisan ini menjadi 3 (tiga) tahap: input, proses dan output untuk memfasilitasi diskusi dan pemahaman tentang proses sistem penunjang keputusan. Gambar 1 mengilustrasikan proses pengambilan keputusan. Dalam proses input kami mendiskusikan data yang digunakan dalam penelitian ini. Nilai inputan ini akan sangat mempengaruhi hasil rekomendasi yang dikeluarkan oleh sistem. Pada bagian proses membahas bagaimana data inputan diolah dengan berbagai metode. Output berisi rekomendasi solusi yang diberikan oleh sistem, dalam kasus ini adalah karyawan terbaik.

Upload: agung-sulistyanto

Post on 14-Apr-2017

115 views

Category:

Technology


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Paper Review - Sistem Penunjang Keputusan

Teknologi Telematika, Universitas Budi Luhur, 2016

1

Review Paper

Sistem Penunjang Keputusan (SPK)

Pada Kasus Penilaian Karyawan

Toni Fathoni 1611600949

[email protected]

Agung Sulistyanto 1611600709

[email protected]

Nana Supiana 1611600469

[email protected]

Mochammad Darip 1611600428

[email protected]

Nadi 1611600519

[email protected]

Nirwan Salim 1611600527

[email protected]

Onggo Imam Subekti 1611600634

[email protected]

Abstraksi-Makalah ini bertujuan untuk

meninjau makalah yang berhubungan dengan sistem

penunjang keputusan dalam kurun waktu 4 (empat)

tahun terakhir. Kontribusi utama dalam makalah ini

adalah memberikan gambaran umum sistem

penunjang keputusan (SPK) dalam penilaian

terhadap prestasi karyawan. Kami membagi

pembahasan menjadi 3 (tiga) tahap: input, proses

dan output. Tulisan ini tidak menyimpulkan metode

terbaik dan optimal pada kasus penilaian karyawan,

karena metode terbaik tergantung pada kebutuhan,

fokus masalah dan lingkungan hidup sistem yang

telah ada. Namun tulisan ini berguna untuk peneliti

yang baru memulai penilitian dalam lingkup sistem

penunjang keputusan sebagai gambaran untuk

memulai penelitiannya.

Kata kunci: sistem penunjang keputusan, panilaian

karyawan, paper review

1. Pendahuluan

Sistem Penunjang Keputusan (SPK) atau

Decision Support System (DSS) merupakan cabang

ilmu yang cukup banyak diteliti. Secara garis besar

SPK memrekomendasikan pemecahan masalah

dengan kondisi semi terstruktur dan tidak

terstruktur. Penelitian yang berkaitan dengan sistem

penunjang keputusan cukup banyak dilakukan dalam

4 (empat) tahun terakhir. Beberapa contoh aplikasi

yang memanfaatkan hasil penelitian sistem

penunjang keputusan diantaranya, SPK dalam

penentuan penerima beasiswa, SPK dalam kenaikan

jabatan dan SPK dalam penentuan siswa

bermasalah. Makalah ini mengerucut pada

pengaplikasian sistem penunjang keputusan pada

kasus penilaian karyawan.

Tujuan dari makalah ini adalah untuk meninjau

penelitian yang berkaitan dengan sistem penunjang

keputusan dalam penilaian terhadap karyawan.

Makalah yang termasuk dalam makalah ini adalah 10

(sepuluh) makalah yang yang telah dipublikasikan

dan memiliki nomer ISSN dari Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) dalam jangka waktu 4

(empat) tahun terakhir 2013 sampai 2016.

Kami membagi tulisan ini menjadi 3 (tiga)

tahap: input, proses dan output untuk memfasilitasi

diskusi dan pemahaman tentang proses sistem

penunjang keputusan. Gambar 1 mengilustrasikan

proses pengambilan keputusan. Dalam proses input

kami mendiskusikan data yang digunakan dalam

penelitian ini. Nilai inputan ini akan sangat

mempengaruhi hasil rekomendasi yang dikeluarkan

oleh sistem. Pada bagian proses membahas

bagaimana data inputan diolah dengan berbagai

metode. Output berisi rekomendasi solusi yang

diberikan oleh sistem, dalam kasus ini adalah

karyawan terbaik.

Page 2: Paper Review - Sistem Penunjang Keputusan

Teknologi Telematika, Universitas Budi Luhur, 2016

2

Gambar 1. Proses Sistem Penunjang Keputusan

(SPK)

Kriteria menjadi dasar perhitungan penilaian

dalam sistem penunjang keputusan. Kriteria

ditetapkan oleh pemangku keputusan dalam suatu

instansi, sebagai contoh pada penelitian [6] kriteria

yang digunakan dalam menentukan karyawan

terbaik adalah penilaian umum, tingkat kehadiran,

tingkat pendidikan, unsur penunjang dan

pengembangan diri. Sedangkan contoh kriteria pada

penelitian [1] adalah pengetahuan, kemampuan,

sikap, absensi dan kerja sama.

Alternatif adalah karyawan yang akan di proses

dalam sistem penunjang keputusan. Dalam

prosesnya alternatif akan diwakilkan oleh nilai yang

dimilikinya untuk setiap kriteria yang telah

ditetapkan. Skala penilaian yang digunakan

diantaranya skala nominal, skala ordinal dan skala

interval. Sebagai contoh pada penelitian [5]

menggunakan skala penialaian ordianal untuk

penilaian kriteria tanggung jawab. Pada penelitian

[2] menggunakan skala nominal untuk menilai

kriteria penampilan. Sedangkan untuk penelitian [3]

menggunakan skala interval untuk menilai kriteria

absensi.

Sebelum diolah menggunakan metode tertentu,

nilai pada setiap alternatif akan dilakukan proses

normalisasi. Normalisasi dilakukan untuk

menyetarakan perbedaan penilaian pada tiap-tiap

kriteria, sehingga akan didapatkan nilai pada setiap

kriteria pada interval 0.00 s.d 1.00. Tahapan

normalisasi akan dibahas pada bab diskusi.

Setelah data input diterima, data nilai alternatif

yang telah dilakukan normalisasi dan nilai kriteria

(bobot) akan diolah menggunakan metode tertentu.

Bobot digunakan untuk menentukan tingkat

kepentingan dari tiap-tiap kriteria. Pemangku

keputusan dapat menentukan presentase bobot dari

tiap-tiap kriteria secara langsung. Sebagai contoh

pada penelitian [6] pemangku keputusan

menentukan bobot kriterianya sebagai berikut:

penilaian umum = 55%, tingkat kehadiran 20%,

tingkat pendidikan 10%, pengembangan diri 10%,

dan unsur penunjang 5%. Hal ini berarti pada

penelitian [6] pemangku keputusan menjadikan

kriteria penilaian umum sebagai kriteria yang paling

penting.

2. Diskusi

Bagian ini membahas setiap tahap dalam proses

system penunjang keputusan. Dalam setiap sub

bagian akan membahas sejumlah hal yang telah

dilakukan dalam berbagai penelitian. Selain itu

analisa dari hal-hal yang belum dilakukan atau perlu

ditambahkan sebagai masukan untuk penelitian

selanjutnya.

A. Kriteria

Jika dilihat dari penelitian sebelumnya,

pemangku keputusan menggunakan kriteria yang

berbeda dalam melakukan penilaian karyawan.

Jumlah kriteria tersebut ditentukan berdasarkan

kebutuhan masing-masing pemangku keputusan,

sedetil apa penilaian yang akan dilakukan. Pada

penelitian [4] pemangku keputusan mengguanakan 8

(delapan) kriteria, pada penelitian [3] menggunakan

7 (tujuh) kriteria, pada penelitian [7] menggunakan

7 (tujuh) kriteria, sedangkan pada penelitian [5]

menggunakan 4 (empat) kriteria dan 24 (dua puluh

empat) sub kriteria. Sehingga dapat disimpulkan

pada penelitian 3 pemangku keputusan memiliki

penilaian yang lebih detail dibandingkan dengan

penelitian yang lainnya.

Pada penelitian dengan metode Analytical

Hierarchy Process (AHP) memungkinkan untuk

pemangku keputusan menggunakan kriteria

bertingkat (sub-kriteria). Beberapa penelitian yang

menggunakan metode Analytical Hierarchy Process

(AHP) diantaranya penelitian [1], [5], dan [7].

Gambar 2. Analytical Hierarchy Process (AHP)

Page 3: Paper Review - Sistem Penunjang Keputusan

Teknologi Telematika, Universitas Budi Luhur, 2016

3

B. Alternatif

Alternatif adalah karyawan yang akan di proses

dalam sistem penunjang keputusan. Dalam

prosesnya alternatif akan diwakilkan oleh nilai yang

dimilikinya untuk setiap kriteria yang telah

ditetapkan. Skala penilaian yang digunakan

diantaranya skala nominal, skala ordinal dan skala

interval. Berikut tabel skala penilaian yang digunakan

pada penilitian yang dibahas.

Penelitian Nominal Ordinal Interval

[1] Y

[2] Y

[3] Y

[4] Y

[5] Y

[6] Y Y

[7] Y

[8] Y

[9] Y

[10] Y

Tabel 1. Tabel Skala Penilaian Setiap Penelitian

C. Bobot

Bobot digunakan untuk menentukan tingkat

kepentingan dari tiap-tiap kriteria. Pemangku

keputusan dapat menentukan presentase bobot dari

tiap-tiap kriteria secara langsung saat proses input.

Namun apabila pemangku keputusan tidak dapat

menentukan bobot dari kriteria secara langsung,

digunakan perbandingan berpasangan (pairwise

comparisons) untuk menentukan kepentingan dari

tiap-tiap kriteria. Penelitian yang menggunakan

perbandingan berpasangan diantaranya penelitian

[1], [5], dan [7].

D. Normalisasi

Normalisasi dilakukan untuk menyetarakan

perbedaan penilaian pada tiap-tiap kriteria, sehingga

akan didapatkan nilai pada setiap kriteria pada

interval 0.00 s.d 1.00. Normalisai dilakukan dengan

membuat matriks normalisasi. Adapun normalisasi

matriks keputusan dengan atribut keuntungan

(benefit) ditentukan dengan rumus

.

Sedangkan normalisasi matriks keputusan dengan

atribut biaya (cost) ditentukan dengan rumus

. Setelah dilakukan normalisasi, nilai

hasil normalisasi akan di hitung menggunakan

metode tertentu. Berikut tabel metode yang

digunakan pada setiap penilitian yang dibahas.

Penelitian AHP SAW Profile

Matching Fuzzy Topsis

Weighted

Product

[1] Y Y

[2] Y

[3] Y

[4] Y Y

[5] Y Y Y

[6] Y

[7] Y

[8] Y

[9] Y

[10] Y

Tabel 2. Tabel Metode Setiap Penelitian

E. Pengujian

Dalam proses sistem penunjang keputusan,

pengujian merupakan tahapan yang bersifat

optional. Pengujian dilakukan untuk memastikan

data yang akan diolah adalah data yang benar,

sehingga tidak ditemukan kesalahan pada saat data

inputan tersebut dilakukan perhitungan. Sebagai

contoh penelitian yang melakukan pengujian adalah

penelitian [6], [8], [2].

3. Penelitian Selanjutnya

Meski telah banyak penelitian yang membahas

sistem penunjang keputusan, tetapi penelitian

dimasa depan masih berpotensi dalam bidang ini.

Masih banyak masalah yang dapat diselesaikan.

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang kami tinjau,

ada beberapa penelitian potensial yang dapat

dikembangkan selanjutnya.

Penilaian menggunakan perbandingan

berpasangan untuk menentukan nilai alternatif,

pada kriteria yang bersifat subjektif.

Pemberian bobot untuk setiap pemberi nilai

dengan kepentingan yang berbeda.

4. Kesimpulan

Dalam tulisan ini kami menggali informasi

berdasarkan 10 (sepuluh) penelitian sistem

penunjang keputusan (SPK) sebelumnya mengenai

penilaian terhadap karyawan. Kami memberikan

gambaran dari apa yang telah peneliti lakukan

Page 4: Paper Review - Sistem Penunjang Keputusan

Teknologi Telematika, Universitas Budi Luhur, 2016

4

sebelumnya mengenai penilaian karyawan. Meskipun

tulisan ini tidak menyimpulkan metode terbaik, tetapi

kami memberikan penjelasan dari tiap tahapan

proses yang terjadi pada sistem penunjang

keputusan. Selain membahas tahapan sistem

penunjang keputusan kami memberikan masukan

untuk penelitian selanjutnya dapat fokus pada

pemberian bobot pada pemberi nilai untuk prioritas

penilaian yang berbeda.

5. Referensi

[1] I. H. Firdaus, G. Abdillah, and F. Renaldi, “Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Karyawan Terbaik Menggunakan Metode Ahp dan Topsis,” SENTIKA, Yogyakarta, March 18–19, 2016, pp. 440-445.

[2] A. Herdiyanti and U. D. Widianti,

“Pembangunan Sistem Pendukung Keputusan Rekrutmen Pegawai Baru di PT. ABC,” J. Ilm. Komput. dan Inform., vol. 2, no. 2, pp. 49–56, 2013.

[3] P. Jaya, “Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Bonus Karyawan Menggunakan Metode Weighted Product (Wp) (Studi Kasus : PT . Gunung Sari Medan),” Tek. Inform. STMIK Budi Darma Medan, vol. 5, no. 2, pp. 90–95, 2013.

[4] H. Nufus, W. S. Diharjo and A. Solikin, “Penilaian Kinerja Karyawan Dengan Mwnggunakan Metode Fuzzy Simple Additive Weighted (FSAW) Studi Kasus di Tiri Sari Collection,” Must, vol. 3, no. 2, pp. 1–10, 2015.

[5] R. I. Perwira, H. Sofyan and H. C. Rustamaji,

“Aplikasi Pemilihan Operator Sumur Produksi Menggunakan Fuzzy Ahp Dan Fuzzy Topsis di PT. Geotama Energi,” TELEMATIKA, vol. 12, no. 01, pp. 1–10, 2015.

[6] A. G. Anto, H. Mustafidah and A. Suyadi,

“Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Menggunakan Metode SAW (Simple Additive Weighting) di Universitas Muhammadiyah Purwokerto,” JUITA, vol. 3, no. 4, pp. 193–200, 2015.

[7] E. Betutu, “Sistem Pendukung Keputusan

Pengangkatan Karyawan Tetap Dengan Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) Pada PT. Perkebunan Lembah Bhakti Propinsi Nad,” PELITA INFORMATIKA BUDI DARMA, vol. 9, no. 3, pp. 96–106, 2015.

[8] P. W. Ananta and S. Winiarti, “Sistem

Pendukung Keputusan Dalam Penilaian Kinerja Pegawai Untuk Kenaikan Jabatan Pegawai Menggunakan Metode Gap Kompetensi (Studi Kasus Perusahaan Perkasa Jaya Compuretail),” Jurnal Sarjana Teknik Informatika, vol. 1 no. 2, pp. 574–583, 2013.

[9] M. A. Damanik, “Sistem Penunjang Keputusan

Pemindah Tugasan Karyawan Dengan Menggunakan Metode Profie Matching ( Studi Kasus : Pt . Perkebunan Nusantara III Medan ),” PELITA INFORMATIKA BUDI DARMA, vol. 4, no. 2, pp. 123–129, 2013.

[10] L. N. Zulita, "Sistem Pendukung Keputusan

Menggunakan Metode Saw Untuk Penilaian Dosen Berprestasi (Studi Kasus di Universitas Dehasen Bengkulu)," Jurnal Media Infotama, vol. 9, no. 2, 2013.