systemic review skizofrenia
TRANSCRIPT
ARTIKEL PENELITIAN
Sebuah Tinjuan Sistematis dari Prognosis Jangka Panjang
pada Skizofrenia Onset Dini
Lars Clemmensen, Ditte Lammers Vernal dan Hans-Christoph Steinhausen
Abstrak
Latar Belakang
Tinjauan terkini menganalisis hasil jangka panjang dan prognosis dari skizofrenia
onset dini berdasarkan pada studi sebelumnya yang diterbitkan tahun 1980.
Metode
Pencarian artikel secara sistematis yang dipublikasikan dalam literatur berbahasa
Inggris setelah tahun 1980 mengidentifikasi total 21 studi, yang mencakup 716
pasien penderita skizofrenia onset dini (Early Onset Schyzophrenia) atau EOS
disertai gangguan psikotik lainnya (MIX). Para penulis menilai hasilnya sebagai
"baik," "moderat," atau "buruk". Usia rata-rata onset dalam studi ini <18 tahun.
Hasil
Secara umum, hasil pada studi dengan EOS lebih buruk dibandingkan hasil pada
studi MIX. Hanya 15,4% dari pasien pada studi EOS dan 19,6% dari pasien pada
studi MIX mengalami hasil "baik". Sebaliknya, 24,5% dari pasien pada studi EOS
dan 33,6% pada studi MIX mengalami hasil "moderat", serta 60,1% pada studi
EOS dan 46,8% pada studi MIX mengalami hasil "buruk". Para penulis
mengidentifikasi berbagai efek yang signifikan pada hasil tersebut. Pada EOS,
penemuan tersebut secara signifikan dipengaruhi oleh pengurangan sampel, yang
menunjukkan bahwa pada studi dengan tingkat drop-out yang tinggi, sedikit
pasien yang mengalami hasil "moderat", dan lebih banyak pasien mengalami hasil
"buruk", namun efek tersebut cukup kecil. Selain itu, efek tersebut kecil dan lebih
menguntungkan untuk pengukuran fungsi spesifik dibandingkan pengukuran
secara global, hasil yang buruk dengan jumlah kecil hingga sedang didapatkan
pada periode tindak lanjut > 10 tahun dan pada laki-laki, serta hasil yang buruk
dengan jumlah kecil sampai besar didapatkan pada pasien didiagnosis sebelum
1970.
Simpulan
Berbeda dari manifestasi pada dewasa, manifestasi dini skizofrenia pada anak-
anak dan remaja masih memberikan prognosis yang sangat buruk. Berdasarkan
analisis dari kumpulan data ini, periode tindak lanjut yang lebih lama, jenis
kelamin laki-laki, dan pasien yang didiagnosis sebelum tahun 1970 banyak
berkontribusi pada EOS yang buruk.
Kata Kunci
Skizofrenia onset dini, skizofrenia onset kanak-kanak, course jangka panjang,
hasil, prognosis
Latar Belakang
Belakangan ini, skizofrenia telah dianggap sebagai gangguan dengan
tingginya tingkat kronisitas dan kerusakan dari waktu ke waktu. Beberapa studi
terbaru menunjukkan prognosis yang lebih baik pada gangguan ini [1,2].
Biasanya, onset terjadi pada masa dewasa awal dengan frekuensi manifestasi yang
lebih rendah pada masa remaja dan kanak-kanak. Dalam literatur, definisi dari
skizofrenia onset dini (EOS) atau skizofrenia onset remaja, bervariasi dengan
studi yang menjelaskannya sebagai onset yang terjadi sebelum usia 17-21 tahun
[1,3-18].
Hampir sama, usia munculnya onset pada skizofrenia onset sangat dini
(VeOS) atau onset skizofrenia pada masa kanak-kanak (COS) juga bervariasi di
berbagai studi dengan definisi sebelum 12-15 tahun [3, 9, 15, 17, 19-25]. Definisi
EOS yang paling lazim adalah terjadinya onset sebelum usia 18 tahun, sedangkan
definisi VeOS yang paling lazim adalah terjadinya onset sebelum usia 13 tahun.
Sementara skizofrenia onset dewasa (AOS) telah dipelajari dengan sangat
rinci selama beberapa dekade, penelitian tentang EOS dan VeOS masih lebih
terbatas, sebagian karena prevalensinya yang rendah dan terdapat fakta bahwa
EOS tidak diakui dalam sistem diagnostik sebelum adanya DSM -III. Prevalensi
skizofrenia pada anak-anak dan remaja agak rendah, dengan perkiraan VeOS
bervariasi antara 1 per 10.000 [21], 1 per 30.000 pada anak-anak sebelum usia 13
tahun [13], dan 1,4 per 10.000 sebelum usia 15 tahun [26]. Suatu penelitian di
Finlandia menemukan bahwa 4,7% di antara pasien skizofrenia memiliki onset
saat atau sebelum usia 18 tahun [27].
Status nosologikal skizofrenia pada anak-anak telah dibahas selama
bertahun-tahun. Pada DSM-II, kategori skizofrenia masa kanak-kanak disebut
dengan psikotik dan gangguan autistik, namun, studi oleh Kolvin et al. [28]
menjelaskan bahwa skizofrenia pada anak-anak harus dibedakan dari gangguan
autistik. Sejak munculnya DSM-III, anak-anak dengan skizofrenia telah
didiagnosis dengan kriteria yang sama dengan orang dewasa [23, 29-31].
Stabilitas dan reliabilitas diagnosis dari EOS [31-35] serta validitas diagnosis pada
anak-anak dan remaja telah ditetapkan dengan jelas [1, 36-39].
Pada tahun 2005, lebih dari 800 studi yang fokus pada hasil dari
skizofrenia, terlepas dari usia saat onset [40], namun, mayoritas melihat onset
dewasa. Kebanyakan penelitian tentang hasil EOS terbatas hanya sampel kecil dan
/ atau periode tindak lanjut yang singkat. Hasilnya kurang meyakinkan pada
seluruh penelitian, dengan beberapa menunjukkan prognosis menyerupai AOS
tetapi kebanyakan melaporkan prognosis yang lebih buruk [21, 23, 34, 38, 41],
hanya beberapa penelitian tidak setuju dengan pendapat ini [42-44].
Salah satu studi kohort terbaru dilakukan di Pusat Pencegahan dan
Intervensi Psikosis Dini (EPPIC) di Melbourne, Australia [45]. Studi kohort ini
mempelajari pasien dengan psikosis onset dini campuran dan dewasa. Pada tindak
lanjut yang cukup singkat selama 18 bulan, penelitian ini tidak menemukan
perbedaan yang signifikan antara onset dini dan dewasa pada variabel hasil yang
terkait remisi. Dalam analisis terbaru, periode tindak lanjut pada subsampel EOS
diperpanjang dengan rata-rata 6,9 tahun, para penulis menyatakan bahwa ada hasil
yang lebih baik pada kelompok EOS dibandingkan dengan kelompok onset
dewasa [42].
Telah dikemukakan bahwa perbedaan pada hasil di seluruh penelitian
mungkin lebih dengan tingkat kecacatan daripada di tingkat pemulihan [30].
Umumnya, ada kesepakatan bahwa jalur skizofrenia cukup heterogen baik pada
dewasa maupun anak-anak [41, 46, 47]. Berbagai prediktor hasil telah dipelajari
tanpa gambaran yang jelas muncul karena kurangnya studi replikasi. Namun, ada
bukti bahwa diagnosis VeOS memprediksi prestasi pendidikan yang lebih rendah,
kurang kemandirian secara ekonomi dan emosional, tingkat pekerjaan yang lebih
rendah, hubungan sosial yang buruk, dan kebutuhan perawatan psikiatris secara
kontinyu [21].
Tinjauan sistematis saat ini difokuskan pada analisis dari seluruh literatur
yang ada pada hasil jangka panjang EOS, yang diterbitkan sejak tahun 1980 di
jurnal berbahasa Inggris. Kami memilih untuk tidak menyertakan penelitian
sebelum tahun 1980 karena, terlepas dari validitas ilmiah mereka pada waktu itu,
penelitian tersebut fokus pada gejala, dan tidak melaporkan hasil fungsional sesuai
standar, serta tidak mengungkapkan kekurangannya dalam hal peserta penelitian.
Selain deskripsi rinci, analisis terkini didasarkan pada simpulan uji statistik
kumpulan data pada seluruh studi dalam rangka untuk mempelajari efek dan
faktor prognostik. Laporan tersebut ditulis sesuai dengan pedoman dari
pernyataan PRISMA [48].
Metode
Identifikasi studi
Pencarian literatur dilakukan dengan menggunakan database sebagai
berikut: PsycINFO, Pubmed, dan PSYCarticles. Sebuah pencarian di PsycINFO
dan PSYCarticles untuk artikel berbahasa inggris yang diterbitkan sejak tahun
1980 dengan menggunakan kriteria "AB = onset skizofrenia remaja," ATAU
"skizofrenia masa kanak-kanak awal," ATAU "skizofrenia onset sangat awal,"
ATAU "skizofrenia onset awal" menghasilkan 455 hasil. Pencarian judul
publikasi dan abstrak di PubMed berdasarkan persyaratan dan pembatasan yang
sama menghasilkan total 485 artikel, 96 artikel dipilih untuk pemeriksaan lebih
lanjut. Selain itu, studi yang disebutkan dalam tinjauan artikel sebelumnya juga
dipertimbangkan. Proses pencarian literatur ditunjukkan pada Gambar 1.
Oleh karena kepentingan dalam melakukan analisis kuantitatif berdasarkan
uji statistik inferensial, kriteria eksklusi berikut digunakan: studi kasus tunggal,
studi yang hanya melaporkan parameter tunggal atau spesifik (misalnya, IQ atau
kematian) tetapi tidak ada pengukuran keseluruhan hasil yang memungkinkan
klasifikasi ke dalam "baik," "moderat" atau "buruk" (lihat di bawah), penelitian
yang hanya melaporkan parameter rerata hasil, penelitian yang tidak didasarkan
pada kriteria diagnostik yang diterima secara internasional (seperti yang terdapat
dalam ICD dan DSM), studi dengan periode tindak lanjut <1 tahun, dan studi
dengan deskripsi kriteria hasil yang buruk (misalnya, tidak ada skor fungsi
global). Pada kasus penerbitan rangkap, data dari sampel hanya dimasukkan sekali
dalam kumpulan data dengan studi yang mencakup penilaian terbaru. Analisis ini
melibatkan studi retrospektif dan prospektif.
Usia rata-rata ≤ 18 tahun diperlukan. Sebagian besar studi hanya
memasukkan pasien usia <18 tahun dan hanya beberapa penelitian yang juga
memasukkan pasien usia 18 tahun [5, 11, 49, 50], satu studi memasukkan pasien
usia 19 tahun [6], dan satu studi [32] memasukkan beberapa pasien usia 20 tahun
pada saat onset, namun studi terakhir ini dimasukkan karena usia rata-rata saat
onset 16,8 tahun. Studi yang melaporkan data murni EOS dan studi yang
melaporkan data gabungan pada EOS serta penyakit psikotik lainnya (MIX)
dimasukkan dalam analisis.
Sejumlah total 21 studi yang cocok untuk analisis [ 1, 5, 6, 8, 11, 15, 18, 23, 29,
32, 38-41, 49-55].
Hasil pengukuran dan variabel efek
Semua data yang dikumpulkan hanya berasal dari materi yang
dipublikasikan. Penelitian dikategorikan sebagai pelaporan hasil dengan
menggunakan General Functioning Scale (GFS, termasuk Global Assessment of
Functioning (GAF, [56])), Children`s Global Assessment Scale (CGAS, [57]), dan
Global Assessment Scale (GAS, [58]) atau Study-Specific Functioning (SSF)
hasil. Semua studi GFS menggunakan skala dari 0 sampai 100. Sebanyak 10 studi
menggunakan skala GFS [ 5, 23, 32, 39, 40, 50-53, 55]. Penelitian GFS
dikategorikan sebagai hasil "buruk" (skor ≤ 50), hasil "moderat" (skor 51-70),
atau hasil "baik" (skor> 70). Dari sepuluh penelitian, lima diantaranya
menyimpang dari definisi kategori ketiga hasil tersebut. Seperti dijelaskan dalam
Tabel 1, empat penelitian menggunakan cut-off lain untuk "buruk," "moderat,"
dan "baik" [5, 23, 40, 52]. Satu studi [51] bahkan membagi kategori hasil “buruk”
ke dalam deteriorasi (<30) dan perbaikan minimal (30-50). Kedua kelompok
tersebut digabung menjadi kategori hasil "buruk" (<50), sedangkan semua
penilaian menyimpang lainnya dibahas langsung dalam analisis.
Hasil SSF juga dinilai "buruk," "moderat," atau "baik" tergantung pada
hasil yang didefinisikan dalam studi ini dan ditampilkan dalam Tabel 1. Pada dua
penelitian [6, 29] penilaian didasarkan pada skala hasil, sedangkan penilaian pada
sembilan penelitian lainnya [1, 8, 11, 15, 18, 38, 41, 49, 54] didasarkan pada
pengukuran kategori hasil. Berdasarkan tiga kategori hasil di atas dan penggunaan
nilai cut-off yang sama, tiga penulis dari penelitian ini melakukan penilaian secara
independen dalam masing-masing studi. Didapatkan kesepakatan antara tiga
penulis tersebut pada penilaian independen dari 19 penelitian, dan setelah dua
penulis setuju dalam dua studi lainnya, kesepakatan juga tercapai pada kedua
penilaian yang lain.
Tingkat drop-out dijelaskan secara komprehensif dalam 17 studi dan
berkisar dari minimal 0% [6 , 23, 55] hingga maksimal 59% [15]. Alasan drop-out
meliputi subjek tidak terlacak, subjek menolak untuk berpartisipasi, kematian,
pindah tempat tinggal, dan bunuh diri. Akan tetapi terdapat satu studi yang
mengkategorikan bunuh diri sebagai ukuran hasil [50], namun karena kebanyakan
studi tidak melakukannya, kategori bunuh diri disingkirkan dari data ini agar
memiliki kriteria yang konsisten untuk semua peringkat.
Sebanyak lima variabel yang diprediksi, dipertimbangkan pada analisis
karena efeknya dalam pengukuran hasil: tingkat drop-out, jenis pengukuran
fungsi, durasi tindak lanjut, jenis kelamin, dan periode ketika pasien telah
didiagnosis. Durasi tindak lanjut dikelompokkan menjadi 1-10 dan > 10 tahun.
Cut-off tersebut dipilih untuk memperoleh ukuran sampel yang sebanding. Jika
durasi tindak lanjut tidak sesuai dengan salah satu dari dua kelompok hasil karena
variasi lamanya tindak lanjut dalam sampel, durasi rata-rata digunakan dalam
pengklasifikasian penelitian [5, 38, 49, 51].
Dalam salah satu penelitian, disebutkan tidak ada informasi tentang
distribusi jenis kelamin, dan hanya sedikit hasil penelitian mengenai jenis
kelamin. Beberapa penelitian mencatat perbedaan seks tanpa melaporkan data
bertingkat.
Pada akhirnya, diagnosis dianggap dengan cara membagi data-set ke
dalam studi dengan pasien EOS dan studi yang termasuk pasien skizofrenia serta
pasien dengan gangguan psikotik lainnya, yaitu, psikosis (MIX).
Analisis Statistik
Tiga kategori "baik", "moderat", dan "buruk" yang dihitung dalam
persentase dan dibulatkan. Yang bertujuan untuk untuk menjumlahkan variasi
yang besar dalam ukuran sampel. Karena penyimpangan yang konsisten dan
signifikan dari data distribusi normal, non-parametrik dalam analisis. Efek dari
empat variabel memprediksi disebutkan di atas pada tiga ukuran hasil dianalisis
menggunakan uji Mann Whitney dengan penyesuaian Bonferroni dari p-nilai
mengoreksi beberapa pengujian. Mengingat lima tes, temuan yang signifikan pada
tingkat p = 0,01 dan sangat signifikan pada p = 0,002. Selain itu, ukuran efek
dihitung dengan menggunakan rumus rho = z / √ N), di mana 0,1
mengindikasikan efek yang kecil, 0,3 efek moderat, dan 0,5 dampak yang besar.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS 20 (SPSS, Chicago).
Hasil
Tinjauan saat ini didasarkan pada 21 studi dengan 716 pasien di follow-up.
Informasi lengkap mengenai karakteristik penelitian dan temuan hasil yang
diberikan dalam Tabel 1 . Ukuran sampel berkisar 9-81 pasien dengan ukuran
kelompok rata-rata 44,4 (SD = 19,4). Ada perbedaan yang cukup besar dalam
desain, ukuran kelompok, metode, durasi follow up, jenis evaluasi, dan hilangnya
data. Klasifikasi diagnostik berubah selama periode di mana penelitian dilakukan
mengingat fakta bahwa pasien telah didiagnosis selama periode waktu yang luas
mulai 1920-2010. Sejak 1990-an, telah terjadi peningkatan ketergantungan pada
DSM-IV dan ICD-10. Dalam 16 studi yang terdiri dari 592 pasien, usia rata-rata
saat onset adalah 14,9 (SD = 1,6) tahun, lima penelitian yang dilaporkan hanya
rentang usia.
Durasi rata-rata follow up bervariasi antara 1,5 dan 42,0 tahun (rata-rata =
14,4, SD = 11,4). Dalam 20 studi didasarkan pada 707 pasien, total 394 laki-laki
(56,5%) yang disertakan. Follow up berulang didasarkan pada enam sampel dan
temuan yang dijelaskan dalam sembilan artikel. Sayangnya, data dari studi ini
tidak cocok untuk analisis pengukuran berulang karena kedua ukuran sampel
antara periode follow up dan durasi follow-up berbeda jauh. Total kelompok studi
(N = 21) dibagi menjadi kelompok EOS (N = 422) dan kelompok MIX (N = 294).
Selain tambahan dalam variabel parameter dekriptif, tabel 1 berisi kolom:
kriteria hasil yang digunakan dalam berbagai penelitian, peringkat hasil asli, dan
hasil (dalam%) dibagi menjadi tiga kategori "baik," "moderat," dan "buruk,"
seperti yang dihitung dan dinilai oleh kita, berdasarkan data di kolom sebelumnya
yang berisi peringkat hasil aslinya.
Hasil dalam sampel murni EOS vs gangguan psikotik campuran
Seperti terlihat pada Tabel 2, studi hanya terdiri dari pasien EOS dengan
persentase 15,4% dengan hasil yang "baik", sedangkan 24,5% nya "moderat", dan
60,1% hasilnya "buruk". Dalam sampel MIX, angka tersebut 19,6% hasil "baik",
sedangkan 33,6% hasilnya "moderat", dan 46,8% nya "buruk".
Ada perbedaan yang signifikan dalam hasil antara EOS dan sampel MIX.
Sebagian signifikan lebih besar dari sampel MIX merupakan hasil yang "baik"
atau "moderat" dibandingkan dengan sampel EOS murni. Akibatnya, persentase
pasien dengan hasil yang buruk lebih kecil dalam sampel MIX daripada di sampel
EOS. Semua ukuran efek yang moderat.
Efek drop-out dalam sampel
Angka drop out di 17 studi berkisar antara minimum 0% dan maksimum
59%. Distribusi ini pendikotomian di median, dan studi diklasifikasikan sebagai
memiliki tinggi (> 28%) atau tingkat (<28%) drop out rendah. Efek gesekan pada
tiga parameter hasil dinilai dengan tes Mann Whitney dan menunjukkan
perbedaan yang sangat signifikan dalam "miskin" "moderat" dan kelompok
hasilnya tapi tidak dalam "baik" kelompok hasil (lihat Tabel 3 ). Tingkat
"moderat" hasil secara signifikan lebih tinggi dalam sampel gesekan rendah
dibandingkan dengan sampel gesekan tinggi, sedangkan sebaliknya yang terjadi
dalam kelompok "miskin" hasil dengan tingkat yang lebih tinggi dari hasil yang
buruk dalam sampel gesekan tinggi, namun, ukuran efek yang kecil. Sebaliknya,
tiga studi dengan tingkat drop out dari 0% semua tinggi nomor berpengalaman
hasil "miskin" [ 6 , 23 , 55 ], mulai dari 60,5% menjadi 79%.
Pengaruh jangka waktu diagnosis
Data digolongkan menjadi dua kelompok penelitian, yaitu pasien yang
didiagnosis sebelum dan sesudah tahun 1970 dan semua pasien yang didiagnosis
pada tahun 1970 atau setelahnya. Tabel 8 menunjukkan perbandingan hasil dari
kedua kelompok. Dalam sampel EOS, terjadi penurunan yang sangat signifikan
dari hasil "baik" pada semua pasien yang didiagnosis setelah tahun 1970, namun,
efeknya hanya kecil. Sebaliknya, ada efek besar yang menunjukkan bahwa
proporsi hasil "moderat" meningkat secara signifikan, dan proporsi hasil "buruk"
menurun secara signifikan dari waktu ke waktu. Mengambil dari ketiga tingkat
laporan, hasil keseluruhan meningkat secara signifikan dari waktu ke waktu.
Hanya ada satu MIX studi terdiri dari pasien yang didiagnosis sebelum
1970. Di sisi lain, ada efek yang jelas pada periode waktu yang moderat
menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan dengan peningkatan proporsi
hasil "baik" dan "moderat" dan proporsi penurunan hasil "buruk".
Diskusi
Ini adalah tinjauan sistematis pertama dari hasil EOS yang mencakup
semua studi yang dipublikasikan dalam literatur bahasa Inggris sejak tahun 1980.
Analisis ini didasarkan pada uji statistik mengukur baik hasil umum dan efek dari
prediktor yang jelas. Tinjauan tersebut berfokus pada kecenderungan umum, kita
harus mempertimbangkan bahwa temuan laporan penelitian beraneka ragam,
meskipun sebagian keberagaman ini dapat dijelaskan secara heterogenitas dari
sindrom skizofrenia itu sendiri [61,62]. Selanjutnya, distribusi dari variabel hasil
utama "baik," "moderat," dan "buruk" berbeda-beda tergantung pada ukuran dan
definisi yang digunakan dalam berbagai penelitian.
Temuan utama adalah sebagai berikut: (a) hasil untuk EOS relatif terbatas
dan kurang baik dari sampel MIX, (b) sampel dengan tingkat drop out yang tinggi
dilaporkan lebih sedikit pada hasil "moderat" dan "buruk", meskipun ukuran efek
kecil, (c) ukuran efek dari pengukuran fungsi juga kecil, yang dapat dikaitkan
dengan fakta bahwa dalam pengukuran fungsi sampel global EOS yang terkait
dengan buruknya hasil "baik" dan "buruk" dari langkah-langkah spesifik dari
fungsi; namun, dalam sampel MIX, langkah-langkah khusus dari fungsi yang
berhubungan dengan hasil yang lebih baik di ketiga tingkat, (d) di EOS, efek
durasi tindak lanjut menunjukkan hasil yang kurang menguntungkan setelah lebih
dari 10 tahun follow up, (e) hasil di kedua EOS dan sampel MIX kurang
menguntungkan pada laki-laki, dan (f) hasilnya lebih baik pada pasien yang telah
didiagnosis pada dekade lebih baru. Dalam paragraf selanjutnya, temuan besar
akan dimasukkan ke dalam perspektif.
Hasil Umum
Dalam tinjauan saat ini, kami menemukan bahwa 15,4% pasien EOS
menunjukan hasil "baik", 24,5% hasil "moderat", dan 60,1% mengalami hasil
"buruk". Jelas, temuan ini menunjukkan bahwa EOS adalah penyakit mental
dengan prognosis yang agak tidak menguntungkan, kesimpulan ini sesuai dengan
tinjauan sebelumnya [5,7,12,21,31,63,64]. Di sisi lain, ini ulasan sebelumnya
didasarkan pada data non-agregat, dan mereka tidak menggunakan analisis ketat
data sebagaimana penulis lakukan dalam tinjauan saat ini.
Selain itu, dari analisis ini, menjelaskan bahwa studi pasien dengan EOS
menunjukkan prognosis yang lebih buruk dari studi pada kedua pasien dengan
EOS dan pasien dengan gangguan psikotik lainnya (MIX). Akan tetapi, analisis
terpisah dari hasil gangguan psikotik tidak layak. Selain itu, perbedaan titik waktu
pengukuran dalam dua sampel mungkin sebagai tambahan. Namun demikian,
hasil yang berbeda dalam dua kelompok dapat berfungsi sebagai bukti tidak
langsung dari gangguan psikotik lainnya, contohnya gangguan skizoafektif,
schizophreniform atau gangguan bipolar dengan psikotik, kurang dipelajari secara
serius dalam hal kronisitas karena semua analisis didasarkan pada sampel psikotik
campuran yang menunjukkan hasil kurang baik daripada sampel EOS murni.
Temuan ini sesuai dengan penelitian serupa pada orang dewasa [2,65].
Ketika mempertimbangkan dampak dari angka drop out, temuan yang
didapatkan sedikit berbeda dari yang diharapkan dalam sampel. Dalam sampel
dengan tingkat drop out yang tinggi, pasien dengan gangguan "moderat" kurang
ditindaklanjuti, dan mereka dengan hasil yang "buruk" lebih mungkin untuk di
tindak lanjut penilaian di berbagai situs, sedangkan tidak ada efek pada tingkat
"baik". Sebaliknya, tidak jelas apakah tingkat "buruk" hasil akan berbeda. Di satu
sisi, analisis kami menunjukkan bahwa hasil "buruk" menurun secara signifikan
dengan tingkat gesekan yang rendah. Di sisi lain, tiga studi tanpa gesekan pun
menunjukkan tingkat peningkatan hasil "buruk". Namun, kita harus ingat bahwa
efek ukuran untuk itu hanya kecil. Tingkat drop out yang tinggi sangat umum
dalam layanan kejiwaan dengan tingkat perkiraan antara 20 sampai 60% [66],
yang terbukti sejalan dengan temuan dalam tinjauan saat ini dengan tingkat drop
out antara 0 dan 59% dan rata-rata 29%.
Dampak dari Usia Saat Onset
Berbeda dengan EOS, hasil dalam studi pasien dewasa umumnya lebih
menguntungkan [5]. Hegarty et al. [67] hasil dari studi 320 orang dewasa pada
1895-1992 (lebih dari 50.000 pasien secara total) dan menemukan bahwa sekitar
40% membaik selama masa follow up. Jobe & Harrow [2] sembilan studi terakhir
Amerika Utara dan Studi WHO-Koordinasi Internasional Skizofrenia (ISO),
semua dengan periode follow-up 10 tahun atau lebih, dan menyimpulkan bahwa,
meskipun pasien dewasa dengan skizofrenia sebagai kelompok yang memiliki
hasil lebih buruk dibandingkan pasien kejiwaan lainnya, hanya beberapa pasien
menunjukkan hasil buruk dan progresif, tergantung pada ketatnya kriteria yang
digunakan untuk diagnosis, pengalaman 21-57% dengan hasil "baik".
Sebuah studi internasional terbaru yang meneliti hasil setelah tiga tahun
masa tindak lanjut dalam skizofrenia rawat jalan dewasa (N = 11,078 dari 37
negara) menemukan bahwa 66% mencapai remisi klinis diukur dengan CGI,
sedangkan hanya 25,4% mencapai remisi fungsional didefinisikan sebagai fungsi
sosial yang baik selama 6 bulan dalam hal kerja / status SMK, hidup mandiri, dan
interaksi sosial yang aktif [68]. Ada perbedaan regional yang besar dalam
penelitian. Pasien di Eropa kurang memungkinkan untuk mencapai remisi klinis
tetapi akan menjadi lebih baik dalam hal remisi fungsional. Hasil umum baik
dalam kelompok EOS dan kelompok psikotik campuran dalam tinjauan saat ini
jelas menunjukkan bahwa skizofrenia dan psikosis yang berasal dari masa kanak-
kanak dan remaja rata-rata mempunyai hasil lebih buruk daripada AOS.
Dibandingkan dengan gangguan lain yang berasal dari masa kanak-kanak atau
remaja, EOS menonjol dengan cara yang tentu saja sangat buruk. Misalnya, hasil
dilihat dengan gangguan makan jauh lebih baik seperti yang ditunjukkan oleh
sejenis analisis oleh penulis senior [69,70].
Kesimpulan ini juga didukung oleh sebuah studi kohort baru-baru ini dari
Israel dengan 12,071 peserta. Studi ini menemukan bahwa onset sebelumnya
sesuai dengan keparahan gangguan dan memiliki beberapa dampak prognostik
[71]. Onset saat usia muda mungkin memiliki efek yang merugikan karena
dampaknya pada pengembangan dan pematangan neurobiologis di masa kecil dan
remaja, yang terbukti memiliki efek lebih tahan lama dalam hal gangguan kognitif
dan psikososial [1,32,35, 72].
Sejauh ini, hanya ada sejumlah kecil hasil studi didasarkan pada pasien
VeOS saja, dengan over representasi pada perempuan, sedangkan ada lebih
banyak studi dengan berbagai usia saat onset dalam rentang EOS didefinisikan
usia. Selain itu, tidak ada studi tunggal eksklusif berbasis pada pasien dengan
skizofrenia onset remaja, dengan demikian, tidak ada data kuat yang nyata untuk
perbandingan hasil VeOS. Jelas, analisis yang lebih rinci akan dibutuhkan.
Mengingat tingkat prevalensi rendah VeOS, hanya penelitian kolaboratif di
beberapa situs bisa pada ukuran sampel yang dibutuhkan untuk melihat diferensial
pada efek dari usia, jenis kelamin, gambaran klinis, atau efek pengobatan pada
hasil VeOS.
Dampak dari pengukuran fungsi
Studi saat ini adalah untuk menganalisa dampak dari langkah-langkah
tertentu. Tidak mengherankan, munculnya langkah-langkah fungsi global sejak
tahun tujuh puluhan juga memiliki efek pada studi hasil dari EOS. Dalam studi
EOS murni, ada efek ukuran relatif kecil, menunjukkan bahwa studi berdasarkan
GFS lebih baru pada tingkat yang sedikit lebih rendah dari kedua hasil "baik" dan
"buruk" dan diferensiasi tidak ada di "moderat" hasil dari penelitian berdasarkan
SSF hasil. Dengan demikian, di EOS pola keseluruhan jelas tidak lebih
menguntungkan bagi salah satu dari kedua jenis hasil. Dalam studi MIX, efek itu
juga kecil agar lebih jelas menunjukkan hasil pola umum kurang yang
menguntungkan berdasarkan GFS bukan pada penilaian SSF. Dengan demikian,
kedua analisis menunjukkan temuan yang berbeda dalam dua jenis penelitian.
Dengan kata lain, heterogenitas sampel MIX mendukung hasil SFS di mana
pengukuran mungkin memiliki tip lebih dekat dengan perbedaan dalam komposisi
diagnostik sampel.
Namun, penafsiran ini hanya asumsi yang perlu dikaji lebih jauh.
Khususnya, baik validitas dan dari langkah-langkah yang perlu dipelajari secara
lebih rinci. Sejauh ini telah diuji hanya dalam bagian untuk beberapa tindakan
GFS pada anak umum dan pasien psikiatri remaja [73] tetapi tidak secara khusus
pada pasien yang menderita skizofrenia. Secara khusus, kekacauan gejala GAF
dan berfungsi dalam penilaian yang lebih rendah pada gejala, sehingga seseorang
dengan gejala tetapi fungsional akan menghasilkan hasil palsu.
Dampak intervensi
Secara umum, ada sangat sedikit informasi tentang dampak intervensi pada
hasil EOS, meskipun semua sampel pasien terlihat secara klinis dan menerima
pengobatan. Kecuali dari studi tunggal [72], semua studi memberikan pengobatan
seperti biasa. Dalam sebuah studi intervensi tindak lanjut berdasarkan Australian
Early Psychosis Prevention and Intervention Center (EPPIC) studi, penulis
menemukan terdapat peningkatan skor GAF dengan skor GAF rata-rata 64 di
follow-up [42]. Sebagai perbandingan, Oie et al. [74] menemukan skor rata-rata
47,7 GAS dalam kelompok EOS mereka yang terdiri dari 15 pasien yang dinilai
ketika secara klinis stabil pada pengobatan antipsikotik dan ditindaklanjuti selama
13 tahun. Selain itu, Kao et al. [75] menemukan skor GAF rata-rata 47 pada 19
pasien EOS setelah 1 tahun follow up, dan Gochman et al. [76] menemukan skor
rata-rata 43,6 CGAS setelah setidaknya 8 tahun masa tindak lanjut. Dalam studi
intervensi tunggal termasuk dalam tinjauan saat ini, skor GAF rata-rata adalah 35
pada kelompok intervensi dan 24 pada kelompok kontrol [55]. Hanya Ledda et al.
[53] menemukan skor CGAS rata-rata 62,1, yang cukup sebanding dengan temuan
dari studi EPPIC [42].
Namun demikian, dalam studi kedua [42], tingkat erosi besar (22/63) pada
total kelompok EOS dan dijelaskan hanya satu orang yang bunuh diri. Tidak jelas
apakah 21 pasien lain yang tidak ditindaklanjuti merupakan subkelompok dengan
hasil yang kurang menguntungkan karena penulis tidak memberikan analisis
menyeluruh. Dengan demikian, klaim penulis bahwa temuan hasil mereka lebih
unggul daripada hasil sebelumnya belum dibuktikan.
Dampak durasi tindak lanjut
Analisis saat ini mengungkapkan, dengan ukuran efek kecil sampai sedang,
yang melalui tiga tingkat, hasilnya memburuk dengan periode tindak lanjut yang
lebih lama (> 10 tahun) pada sampel EOS, tetapi asosiasi agak melengkung dalam
sampel MIX dengan kedua hasil “baik "dan" buruk” meningkat at the expense of
“moderat " dengan periode tindak lanjut yang lebih panjang. Perbedaan-perbedaan
ini menunjukkan bagian yang berbeda dari psikosis lain, selain dari skizofrenia.
Namun demikian, temuan ini perlu ditafsirkan dengan hati-hati karena dua periode
tindak lanjut ≤ 10 dan> 10 tahun yang agak luas dan mencerminkan keterbatasan
data tidak memungkinkan untuk analisis yang lebih detail. Selanjutnya, analisis
didasarkan pada serangkaian cross-sectional daripada studi longitudinal.
Sayangnya, di antara hasil dari 21 studi analisis ini, hanya ada enam sampel yang
dinilai berulang kali untuk tindak lanjut dan dijelaskan dalam 9 artikel [8, 11, 29,
35, 41, 53, 54, 59, 60] . Penelitian oleh Krausz dan Müller-Thomsen [11]
menunjukkan adanya peningkatan proporsi hasil "baik" dari follow-up pertama
selama 5 tahun ke tindak lanjut kedua selama 11 tahun (19 sampai 31%),
sedangkan tingkat "buruk" hasilnya menurun (74 menjadi 59%) dengan proporsi
agak konstan dari hasil "moderat" (7 sampai 10%). Temuan ini berbeda dengan
temuan dari tinjauan saat ini. Lay et al. [41]) mempelajari sekelompok psikotik
campuran yang sebelumnya telah ditindaklanjuti [35]. Sayangnya, sekitar
sepertiga dari kelompok itu keluar di antara dua penilaian, sehingga itu tidak jelas
apakah iya atau tidak adanya sedikit pergeseran dari hasil "moderat" ke hasil
yang "buruk" (32-36%) itu temuan yang valid. Tak satu pun dari studi
longitudinal memanfaatkan uji statistik inferensial dari setiap perubahan yang
signifikan dari proses gangguan dari waktu ke waktu.
Dampak Jenis Kelamin
Tinjauan saat ini mendukung gagasan bahwa jenis kelamin pria memiliki
prognosis yang kurang menguntungkan pada EOS tetapi juga dalam sampel MIX.
Namun demikian, seperti yang sudah dijelaskan pada bagian metode, ada
keterbatasan data untuk analisis yang tepat dari efek jenis kelamin. Dengan
beberapa pengecualian [1, 11, 41, 52, 55], sebagian besar studi bukan hasil
stratifikasi menurut jenis kelamin, dengan demikian, dua jenis analisis restriksi
harus ditunjukkan. Perbandingan langsung dari subsampel kecil cocok untuk
perbandingan langsung jelas disukai wanita dalam hal memiliki hasil yang lebih
baik. Analisis tambahan didasarkan pada sampel yang lebih besar dibandingkan
hasil sampel kurang atau lebih dari setengah dari sampel yang terdiri dari laki-
laki. Temuan itu sejalan dengan hasil sebelumnya yang menunjukkan bahwa jenis
kelamin pria merupakan faktor prognostik negatif.
Ketika melihat berbagai penelitian dipertimbangkan dalam tinjauan ini,
orang dapat melihat bahwa beberapa studi melaporkan kecenderungan untuk hasil
yang buruk untuk laki-laki [1, 5, 6, 8, 11, 15], tetapi hanya dua di antaranya
terdapat perbedaan statistik yang signifikan [ 5, 8]. Satu studi menemukan hasil
spesifik "rendah" pada wanita yang terbukti tidak signifikan secara statistik [49].
Sebaliknya, sebagian besar dari 20 studi melaporkan tidak ada dampak prognostik
jenis kelamin [39, 40] atau tidak menentukan atau menyebutkan jenis kelamin ada
kaitannya dengan ukuran hasil [18, 23, 29, 32, 38, 41, 51, 53, 54 ]. Satu studi
mencatat bahwa risiko bunuh diri meningkat sekitar 30 kali pada laki-laki [50].
Dalam 21 studi daftar distribusi jenis kelamin, rata-rata proporsi laki-laki
hanya 55%, penemuan yang mengejutkan bahwa skizofrenia biasanya memiliki
onset lebih awal diantara laki-laki daripada di antara perempuan [17] dan bahwa
onset terlambat setelah usia 45 biasanya di antara perempuan [24]. Khususnya
yang berkaitan dengan onset VeOS, poin literatur untuk dominasi laki-laki [12]
dengan rasio sekitar 2-2.5:1 [17, 24, 64], namun, dalam dua studi VeOS, jenis
kelamin perempuan dominan di kedua tipe pasien [, 23 29]. kesimpulannya, ada
beberapa indikasi bias potensial jenis kelamin dalam hasil studi dalam yang
terdiri dari lebih banyak wanita daripada yang diharapkan. Penjelasan potensial
termasuk tingkat putus yang le bih tinggi pada laki-laki dari hasil penilaian karena
kepatuhan yang kurang dan / atau tingkat kematian yang lebih tinggi.
Dampak jangka waktu diagnosis
Rentang waktu dari diagnosis awal pada pasien sangat bervariasi antara
1920 dan 2010. Selama periode ini, terdapat perubahan besar dalam pemahaman
skizofrenia termasuk klasifikasi nosological, penilaian, dan intervensi
berlangsung. Dengan demikian, analisis kami mengambil efek jangka waktu
potensial yang berefek ke rekening. Pengaturan data yang dikelompokkan ke
dalam studi terdiri pasien yang didiagnosis sebelum atau setelah 1970 dan pasien
semua didiagnosis pada tahun 1970 atau setelahnya. Pengelompokan ini tidak
ideal karena masih didasarkan pada heterogenitas yang cukup besar dalam hal
waktu ketika pasien didiagnosis. Namun demikian, itu merupakan pendekatan
yang layak dan pragmatis dan mencerminkan fakta bahwa beberapa perubahan
besar dalam klasifikasi skizofrenia baik di ICD dan DSM terjadi di tahun tujuh
puluhan. Penemuan menunjukkan bahwa hasil keseluruhan di EOS dan bahkan
lebih jelas dalam sampel MIX meningkat dari waktu ke waktu, dengan demikian,
orang dapat berargumentasi bahwa kemajuan dalam pengobatan dan rehabilitasi
skizofrenia mungkin memiliki efek yang menguntungkan bagi mereka yang lahir
dan didiagnosis setelahnya. Singkatnya, kita juga dapat menyimpulkan bahwa
relatif rendah keseluruhan jangka panjang hasil EOS, sebagian, karena studi
inklusi terdiri dari pasien yang telah didiagnosis beberapa dekade yang lalu.
Keterbatasan
Pertama, kami memutuskan hanya mengambil studi yang baru diterbitkan
setelah tahun 1980, dengan asumsi bahwa studi ini dapat mencerminkan kerangka
internasional yang agak umum pemahaman tentang nosology skizofrenia dan
psikosis. Bahkan dengan pembatasan ini, ada rentang waktu yang besar di mana
pasien telah didiagnosis. Bahkan lebih penting lagi, mungkin ada masalah umum
dengan pengambilan sampel. Ada kemungkinan bias baik pada saat presentasi
klinis pertama dan penilaian tindak lanjut. Para pasien yang terlalu terpengaruh
dengan remisi gejala yang cepat tidak mungkin dimasukkan pada awal studi.
Selain itu, tidak sepenuhnya jelas yang tidak mempengaruhi pengurangan
terutama pada tingkat hasil "rendah". Dalam tinjauan saat ini, kami telah
menggunakan kategori hasil "baik," "moderat," dan "buruk". Kategori ini biasanya
digunakan dalam literatur hasil dari berbagai gangguan mental. Sementara tiga
penulis tinjauan ini menunjukkan konvergensi yang sangat baik pada peringkat
hasil dari berbagai penelitian mengenai klasifikasi ini, salah satunya dapat
berargumentasi bahwa cut-off dari tiga kelompok hasil diperdebatkan. Namun
demikian, cut-off kami (> 70 = baik, 51-70 = sedang, dan <50 = buruk)
menunjukkan beberapa jenis validitas karena memeiliki batas yang jelas untuk
fungsi pengukuran GFS. Enam penelitian GFS didasarkan pada beberapa definisi,
sedangkan lima studi menggunakan definisi yang sedikit berbeda. Dua penelitian
[40, 51] menggunakan cut-off > 60 lebih rendah dari > 70 untuk definisi hasil
"baik", sedangkan tiga studi [5, 23, 52] lebih rendah cut-off <40 untuk hasil "
buruk ". Dengan demikian, perbedaan-perbedaan ini menyiratkan definisi yang
kurang ketat dari hasilnya, sehingga temuan kami mungkin sedikit lebih baik jika
kita telah menerima definisi ini. Bahkan di antara kelima penelitian, meskipun,
tidak ada set yang sejalan penuh definisi. Dengan demikian, prosedur kami tidak
hanya masuk akal dalam hal pembangunan berbagai pengukuran GFS tetapi juga
menjabat sebagai kompromi yang baik mengingat heterogenitas definisi hasil
"baik," "moderat," dan "buruk".
Beberapa keterbatasan dalam ulasan skizofrenia, seperti yang dinyatakan
oleh Jobe & Harrow [2] dan Kastil dan Morgan [77], juga relevan untuk analisis
saat ini. Perbandingan studi tindak lanjut disetujui dengan kriteria yang berbeda
berupa diagnosis dan variabel hasil, pemilihan sampel (yaitu, bias antara
pengindeksian rawat inap dan rawat jalan), berbagai durasi tindak lanjut,
perbedaan tradisi pendekatan diagnostik dari Amerika dan Eropa, dan desain
prospektif dan retrospektif yang mengarah ke ketepatan dari akuisisi data yang
berbeda. Selain itu, banyak penelitian telah menggunakan penilaian yang berbeda
untuk diagnosis dan hasil. Berbagai penelitian telah kehilangan pasien karena
bunuh diri, yang dihitung sebagai drop-out, namun, ada yang berargumentasi
bahwa bunuh diri dari segi hasil harus dicantumkan dalam kelompok hasil
“buruk", seperti yang disarankan oleh Jarbin [50].
Selain itu, tidak adanya data yang jelas tentang tingkat kematian di EOS dan
VeOS adalah kelemahan dari hasil studi yang harus ditangani dalam penelitian
selanjutnya. Sejak EOS dan VeOS sangat langka, pasien sering datang dari
wilayah geografis yang luas untuk unit penelitian spesialis, dengan demikian,
beberapa pasien perlu perjalanan jauh untuk menjadi bagian dari penelitian ini. Ini
mungkin bias sebagian besar individu yang paling terpengaruh akan melakukan
perjalanan sejauh ini untuk menjadi bagian dari sebuah studi, yang juga
menunjukkan bahwa pasien yang memiliki hasil terbaik ada kemungkinan drop
out.
Akhirnya, tidak ada kesimpulan perusahaan yang dapat dibuat sejauh ini
untuk efek dari intervensi, dan tidak jelas apakah variasi yang besar adalah karena
intervensi yang berbeda, manifestasi klinis yang bervariasi, atau interaksi
keduanya. Seperti studi gangguan lain, penelitian tentang dampak intervensi pada
kursus dan hasil adalah yang paling diabaikan. Penelitian lebih lanjut jelas
diperlukan.
Simpulan
Analisis yang mendalam terhadap bukti yang tersedia pada poin hasil EOS
dan poin VeOS masih agak prognosis buruk untuk manifestasi awal skizofrenia.
Hasil skizofrenia lebih buruk daripada untuk gangguan psikotik lainnya, yang
berlaku untuk kedua orang dewasa dan skizofrenia onset dini. Dalam kedua AOS
dan EOS, meskipun, ada banyak perbedaan individu sehingga perjalanan dan hasil
skizofrenia agak heterogen. Pengetahuan lebih mendalam tentang jangka panjang
EOS mungkin akan timbul perbaikan pada desain penelitian masa depan.
Terutama, tentu saja setiap pasien pada akhirnya akan mendapat keuntungan dari
pemahaman yang lebih baik tentang penyebab dan pengobatan gangguan serius
ini.
Penelitian selanjutnya pada hasil jangka panjang EOS mungkin
bermanfaat dengan mengikuti : (a) biasanya menggunakan kriteria diagnostik dan
penilaian standar, (b) penjelasan rinci tentang karakteristik sampel, (c) tingkat
perbedaan sampel rendah, (d) diulang dan jangka panjang tindak lanjut penilaian
dengan instrumen standar meliputi gejala klinis dan fungsi, (e) informasi rinci
tentang jenis dan durasi intervensi termasuk efeknya pada hasil, dan (f)
penggunaan sampel agregat besar. Sampel ini dapat diidentifikasi dalam register
nasional sehingga potensi bias sampel yang disebabkan oleh perekrutan rumah
sakit setempat bisa dihindari.
Singkatan
EOS: Early onset schizophrenia; VEOS: Very early onset schizophrenia; AOS:
Adult onset schizophrenia; MIX: Studies including both EOS and other psychotic
disorders; GFS: General functioning scale; SSF: Study-specific functioning; GAF:
Global assessment of functioning; CGAS: Children's global assessment scale;
GAS: Global assessment scale.
References
1. Helgeland MI, Torgersen S: Stability and prediction of schizophrenia from
adolescence to adulthood. Eur Child Adolesc Psychiatry 2005, 14:83–94.
2. Jobe TH, Harrow M: Long-term outcome of patients with schizophrenia: a
tinjauan. Can J Psychiatry 2005, 50:892–900.
3. American Academy of Child and Adolescent Psychiatry: Practice
parameter for the assessment and treatment of children and adolescents
with schizophrenia. American Academy of Child and Adolescent
Psychiatry. J Am Acad Child Adolesc Psychiatry 2001, 40:4S–23S.
4. Basso MR, Nasrallah HA, Olson SC, Bornstein RA: Cognitive deficits
distinguish patients with adolescent- and adult-onset schizophrenia.
Neuropsychiatry Neuropsychol Behav Neurol 1997, 10:107–112.
5. Fleischhaker C, Schulz E, Tepper K, Martin M, Hennighausen K,
Remschmidt H: Long-term course of adolescent schizophrenia. Schizophr
Bull 2005, 31:769–780.
6. Gillberg IC, Hellgren L, Gillberg C: Psychotic disorders diagnosed in
adolescence. Outcome at age 30 years. J Child Psychol Psychiatry 1993,
34:1173–1185.
7. Hollis C: Adolescent schizophrenia. Adv Psychiatr Treat 2000, 6:83–92.
8. Inoue K, Nakajima T, Kato N: A longitudinal study of schizophrenia in
adolescence.I. The one- to three-year outcome. Jpn J Psychiatry Neurol
1986, 40:143–151.
9. Kim Y, Kim BN, Cho SC, Kim JW, Shin MS: Long-term sustained
benefits of clozapine treatment in refractory early onset schizophrenia: a
retrospective study in Korean children and adolescents. Hum
Psychopharmacol 2008, 23:715–722.
10. Kimura S, Asai S, Wakeno M, Aoki N: On early and mid-adolescent
schizophrenia. Part 1: Phenomenological aspects. Folia Psychiatr Neurol
Jpn 1978, 32:41–56.
11. Krausz M, Muller-Thomsen T: Schizophrenia with onset in adolescence:
an 11-year followup. Schizophr Bull 1993, 19:831–841.
12. Kyriakopoulos M, Frangou S: Pathophysiology of early onset
schizophrenia. Int Rev Psychiatry 2007, 19:315–324.
13. Mattai AK, Hill JL, Lenroot RK: Treatment of early-onset schizophrenia.
Curr Opin Psychiatry 2010, 23:304–310.
14. McKenna K, Gordon CT, Rapoport JL: Childhood-onset schizophrenia:
Timely neurobiological research. J Am Acad Child Adolesc Psychiatry
1994, 33:771–781.
15. Reichert A, Kreiker S, Mehler-Wex C, Warnke A: The psychopathological
and psychosocial outcome of early-onset schizophrenia: preliminary data
of a 13-year follow-up. Child Adolesc Psychiatry Ment Health 2008, 2:6.
16. Vyas NS, Hadjulis M, Vourdas A, Byrne P, Frangou S: The Maudsley
early onset schizophrenia study. Predictors of psychosocial outcome at 4-
year follow-up. Eur Child Adolesc Psychiatry 2007, 16:465–470.
17. Werry JS: Child and adolescent (early onset) schizophrenia: a tinjauan in
light of DSM-III-R. J Autism Dev Disord 1992, 22:601–624. Clemmensen
et al. BMC Psychiatry 2012, 12:150 Page 14 of 16
http://www.biomedcentral.com/1471-244X/12/150
18. Werry JS, McClellan JM, Andrews LK, Ham M: Clinical features and
outcome of child and adolescent schizophrenia. Schizophr Bull 1994,
20:619–630.
19. American Psychiatric Association: Diagnostic and statistical manual of
mental disorders. 4th edition. Washington, DC: American Psychiatric
Association; 1994.
20. Eggers C, Bunk D, Volberg G, Ropcke B: The ESSEN study of
childhoodonset schizophrenia: selected results. Eur Child Adolesc
Psychiatry 1999, 8:21–28.
21. Gonthier M, Lyon MA: Childhood-Onset Schizophrenia: An Overview.
[References]. Psychol Sch 2004, 41:803–811.
22. Hollis C: Child and adolescent (juvenile onset) schizophrenia. A case
control study of premorbid developmental impairments. Br J Psychiatry
1995, 166:489–495.
23. Remschmidt H, Martin M, Fleischhaker C, Theisen FM, Hennighausen K,
Gutenbrunner C, Schulz E: Forty-two-years later: the outcome of
childhood-onset schizophrenia. J Neural Transm 2007, 114:505–512.
24. Russell AT: The clinical presentation of childhood-onset schizophrenia.
Schizophr Bull 1994, 20:631–646.
25. Schothorst PF, Emck C, Van EH: Characteristics of early psychosis.
Compr Psychiatry 2006, 47:438–442.
26. McKenna K, Gordon CT, Lenane M, Kaysen D, Fahey K, Rapoport JL:
Looking for childhood-onset schizophrenia: the first 71 cases screened. J
Am Acad Child Adolesc Psychiatry 1994, 33:636–644.
27. Cannon M, Jones P, Huttunen MO, Tanskanen A, Huttunen T, Rabe-
Hesketh S, Murray RM: School performance in Finnish children and later
development of schizophrenia: a population-based longitudinal study.
Arch Gen Psychiatry 1999, 56:457–463.
28. Kolvin I: Studies in the childhood psychoses. I. Diagnostic criteria and
classification. Br J Psychiatry 1971, 118:381–384.
29. Eggers C, Bunk D: The long-term course of childhood-onset
schizophrenia: a 42-year followup. Schizophr Bull 1997, 23:105–117.
30. Merry SN, Werry JS: Course and Prognosis. In Schizophrenia in children
and adolescents. Edited by Remschmidt H. Cambridge: Cambridge
University Press; 2001:268–298.
31. Asarnow JR, Tompson MC, McGrath EP: Annotation: childhood-onset
schizophrenia: clinical and treatment issues. J Child Psychol Psychiatry
2004, 45:180–194.
32. Aarkrog T: Psychotic adolescents 20–25 years later. Nord J Psychiatry
1999, 53(Suppl 42):i-36.
33. Fraguas D, de Castro MJ, Medina O, Parellada M, Moreno D, Graell M,
Merchan-Naranjo J, Arango C: Does diagnostic classification of early-
onset psychosis change over follow-up? Child Psychiatry Hum Dev 2008,
39:137–145.
34. Jarbin H, von Knorring AL: Diagnostic stability in adolescent onset
psychotic disorders. Eur Child Adolesc Psychiatry 2003, 12:15–22.
35. Schmidt M, Blanz B, Dippe A, Koppe T, Lay B: Course of patients
diagnosed as having schizophrenia during first episode occurring under
age 18 years. Eur Arch Psychiatry Clin Neurosci 1995, 245:93–100.
36. Asarnow JR: Childhood-onset schizotypal disorder: a follow-up study and
comparison with childhood-onset schizophrenia. J Child Adolesc
Psychopharmacol 2005, 15:395–402.
37. Castro-Fornieles J, Baeza I, la SE D, Gonzalez-Pinto A, Parellada M,
Graell M, Moreno D, Otero S, Arango C: Two-year diagnostic stability in
early-onset first-episode psychosis. J Child Psychol Psychiatry 2011,
52:1089–1098.
38. Hollis C: Adult outcomes of child- and adolescent-onset schizophrenia:
diagnostic stability and predictive validity. Am J Psychiatry 2000,
157:1652–1659.
39. Maziade M, Gingras N, Rodrigue C, Bouchard S, Cardinal A, Gauthier B,
Tremblay G, Cote S, Fournier C, Boutin P, et al: Long-term stability of
diagnosis and symptom dimensions in a systematic sample of patients with
onset of schizophrenia in childhood and early adolescence. I: nosology,
sex and age of onset. Br J Psychiatry 1996, 169:361–370.
40. Röpcke B, Eggers C: Early-onset schizophrenia: a 15-year follow-up. Eur
Child Adolesc Psychiatry 2005, 14:341–350.
41. Lay B, Blanz B, Hartmann M, Schmidt MH: The psychosocial outcome of
adolescent-onset schizophrenia: a 12-year followup. Schizophr Bull 2000,
26:801–816.
42. Amminger GP, Henry LP, Harrigan SM, Harris MG, Varez-Jimenez M,
HerrmanH, Jackson HJ, McGorry PD: Outcome in early-onset
schizophrenia revisited: Findings from the Early Psychosis Prevention and
Intervention Centre long-term follow-up study. Schizophr Res 2011,
131:112–119.
43. King LJ, Pittman GD: A follow-up of 65 adolescent schizophrenia
patients. Dis Nerv Syst 1971, 32:328–334.
44. Jansson B, Alstrom J: The relation between prognosis, symptoms and
background factors in suspected schizophrenic insufficiencies in young
people. Acta Psychiatr Scand Suppl 1967, 198:1–96.
45. Schimmelmann BG, Conus P, Cotton S, McGorry PD, Lambert M:
Pretreatment, baseline, and outcome differences between early-onset and
adult-onset psychosis in an epidemiological cohort of 636 first-episode
patients. Schizophr Res 2007, 95:1–8.
46. Wiersma D, Wanderling J, Dragomirecka E, Ganev K, Harrison G, Der An
HW, Nienhuis FJ, Walsh D: Social disability in schizophrenia: its
development and prediction over 15 years in incidence cohorts in six
European centres. Psychol Med 2000, 30:1155–1167.
47. Carpenter WT Jr, Kirkpatrick B: The heterogeneity of the long-term
course of schizophrenia. Schizophr Bull 1988, 14:645–652.
48. Moher D, Liberati A, Tetzlaff J, Altman DG: Preferred reporting items for
systematic tinjauans and meta-analyses: the PRISMA statement 7. J Clin
Epidemiol 2009, 62:1006–1012.
49. Cawthron P, James A, Dell J, Seagroatt V: Adolescent onset psychosis. A
clinical and outcome study. J Child Psychol Psychiatry 1994, 35:1321–
1332.
50. Jarbin H: Long-term Outcome, Suicidal behaviour, Quality of Life and
Expressed Emotion in Adolescent Onset Psychotic Disorders. 2003.
51. Asarnow JR, Tompson MC, Goldstein MJ: Childhood-onset
schizophrenia: a followup study. Schizophr Bull 1994, 20:599–617.
52. Hassan GA, Taha GR: Long term functioning in early onset psychosis:
two years prospective follow-up study. Behav Brain Funct 2011, 7:28.
53. Ledda MG, Fratta AL, Pintor M, Zuddas A, Cianchetti C: Early-onset
psychoses: comparison of clinical features and adult outcome in 3
diagnostic groups. Child Psychiatry Hum Dev 2009, 40:421–437.
54. McClellan JM, Werry JS: Schizophrenic psychosis. In Risks and outcomes
in developmental psychopathology. Edited by Steinhausen HC, Vehulst
FC. Oxford: Oxford University Press; 1999:267–282.
55. Rund BR: The relationship between psychosocial and cognitive
functioning in schizophrenic patients and expressed emotion and
communication deviance in their parents. Acta Psychiatr Scand 1994,
90:133–140.
56. Hall RC: Global assessment of functioning. A modified scale.
Psychosomatics 1995, 36:267–275.
57. Shaffer D, Gould MS, Brasic J, Ambrosini P, Fisher P, Bird H, Aluwahlia
S: A children's global assessment scale (CGAS). Arch Gen Psychiatry
1983, 40:1228–1231.
58. Endicott J, Spitzer RL, Fleiss JL, Cohen J: The global assessment scale. A
procedure for measuring overall severity of psychiatric disturbance. Arch
Gen Psychiatry 1976, 33:766–771.
59. Eggers C: Verlaufweisen kindlicher und präpuberaler Schizophrenien,
Monogrpahien aus dem Gesamtgebiete der Psychiatric, bd. 9. Berlin:
Springer; 1973.
60. Eggers C: Course and prognosis in childhood schizophrenia. J Autism
Child Schizophr 1978, 8:21–36.
61. Malla A, Payne J: First-episode psychosis: psychopathology, quality of
life, and functional outcome. Schizophr Bull 2005, 31:650–671.
62. Hollis C: Diagnosis and differential diagnosis. In Schizophrenia in
children and adolescents. Edited by Remschmidt H. Cambridge:
Cambridge University Press; 2001:82–119.
63. Masi G, Mucci M, Pari C: Children with schizophrenia: clinical picture
and pharmacological treatment. CNS Drugs 2006, 20:841–866.
64. Remschmidt HE, Schulz E, Martin M, Warnke A, Trott GE: Childhood-
onset schizophrenia: history of the concept and recent studies. Schizophr
Bull 1994, 20:727–745.
65. Harrison G, Hopper K, Craig T, Laska E, Siegel C, Wanderling J, Dube
KC, Ganev K, Giel R, Der An HW, et al: Recovery from psychotic illness:
a 15- and 25-year international follow-up study. Br J Psychiatry 2001,
178:506–517.
66. Reneses B, Munoz E, Lopez-Ibor JJ: Factors predicting drop-out in
community mental health centres 1. World Psychiatry 2009, 8:173–177.
67. Hegarty JD, Baldessarini RJ, Tohen M, Waternaux C, Oepen G: One
hundred years of schizophrenia: a meta-analysis of the outcome literature.
Am J Psychiatry 1994, 151:1409–1416. Clemmensen et al. BMC
Psychiatry 2012, 12:150 Page 15 of 16
http://www.biomedcentral.com/1471-244X/12/150
68. Haro JM, Novick D, Bertsch J, Karagianis J, Dossenbach M, Jones PB:
Crossnational clinical and functional remission rates: Worldwide
Schizophrenia Outpatient Health Outcomes (W-SOHO) study. Br J
Psychiatry 2011, 199:194–201.
69. Steinhausen HC, Weber S: The outcome of bulimia nervosa: findings from
one-quarter century of research. Am J Psychiatry 2009, 166:1331–1341.
70. Steinhausen HC: The outcome of anorexia nervosa in the 20th century.
Am J Psychiatry 2002, 159:1284–1293.
71. Rabinowitz J, Levine SZ, Hafner H: A population based elaboration of the
role of age of onset on the course of schizophrenia. Schizophr Res 2006,
88:96–101.
72. Mayoral M, Zabala A, Robles O, Bombin I, Andres P, Parellada M,
Moreno D, Graell M, Medina O, Arango C: Neuropsychological
functioning in adolescents with first episode psychosis: a two-year follow-
up study. Eur Psychiatry 2008, 23:375–383.
73. Dyrborg J, Larsen FW, Nielsen S, Byman J, Nielsen BB, Gautre-Delay F:
The Children's Global Assessment Scale (CGAS) and Global Assessmnt
of Psychosocial Disability (GAPD) in clinical practice–substance and
reliability as judged by intraclass correlations. Eur Child Adolesc
Psychiatry 2000, 9:195–201.
74. Oie M, Sundet K, Ueland T: Neurocognition and functional outcome in
early-onset schizophrenia and attention-deficit/hyperactivity disorder: a
13-year follow-up. Neuropsychology 2011, 25:25–35.
75. Kao YC, Liu YP: Effects of age of onset on clinical characteristics in
schizophrenia spectrum disorders. BMC Psychiatry 2010, 10:63.
76. Gochman PA, Greenstein D, Sporn A, Gogtay N, Keller B, Shaw P,
Rapoport JL: IQ stabilization in childhood-onset schizophrenia. Schizophr
Res 2005,77:271–277.
77. Castle DJ, Morgan V: Epidemiology. In Clinical Handbook of
Schizophrenia.Edited by Mueser KT, Jeste DV. New York: The Guilford
Press; 2008:14–24.