analisa sistem penunjang keputusan pemilcv

Upload: adirubban

Post on 06-Jul-2018

274 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    1/133

     

    ANALISA SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN

    PEMILIHAN PROYEK JARINGAN AKSES

    MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE BERDASARKAN

    METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

    (Studi Kasus: PT ZTE Indonesia)

    TESIS

    Oleh

    GUSTAV BERNUAR

    55407120002

    PROGRAM MAGISTER TEKNIK ELEKTRO

    PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS MERCU BUANA

    2009

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    2/133

     

    i

    ABSTRAKSI

     NGN ( Next Generation Network ) atau jaringan telekomunikasi masa depan adalah sebuah

    model jaringan baru yang berbasis Internet Protokol (IP) dalam melayani produk produkseperti voice, multimedia, video dan sebagainya. Dulu circuit switch di gunakan dalam

    teknologi PSTN sangat di andalkan, namun kini pamornya sudah mulai memudar ketika

    dihadapkan dengan fenomena jaringan wireless dan voice over packet.  Ketersediaan

    Jaringan Akses Multi Layanan ( MSAN : Multi Service Access Network ) sebagai menjadi

    sangat penting ketika sebuah perusahaan penyedia layanan telekomunikasi (operator

    telekomunikasi)  ingin menggelar jaringan NGN di wilayah operasionalnya. Jaringan

    Akses Multi Layanan merupakan solusi pendukung yang sesuai dengan standar industri

     pada bagian-bagian didalam arsitektur jaringan NGN.

    PT ZTE Indonesia  sebagai perusahaan subsidiary ZTE Corporation  merupakan

     produsen perangkat jaringan akses (vendor telekomunikasi) dan juga melakukan

     pekerjaan instalasi perangkat bagi operator telekomunikasi negara-negara di dunia,

    termasuk salah satunya Indonesia. Dalam pelaksanaannya, PT ZTE Indonesia masih

    menghadapi kendala dalam pemilihan proyek-proyeknya terutama dalam

    mengkalkulasikan perhitungan prioritas pemilihan antar proyek. Dampak langsung yang

    terlihat jelas adalah keuntungan yang tidak terlalu signifikan atau kemungkinan kerugian

    dari sebagian proyek-proyek yang dimenangkan tersebut.

    Kajian terhadap permasalahan tersebut meliputi identifikasi masalah, proses

     pengumpulan data, dilanjutkan dengan pengolahan data menggunakan metode AHP

    ( Analytic Hierarchy Process) didukung software Expert Choice dan memberikan

    kesimpulan terhadap hasil analisa data berupa rancangan program persiapan proses tender

    yang ditunjang dengan rencana implementasi, pemantauan dan komitmen manajemen

    diharapkan dapat mengatasi masalah diatas sehingga sasaran proyek dan tujuan

     perusahaan dapat tercapai.

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    3/133

     

    ii

    ABSTRACT

     NGN ( Next Generation Network ) or the future of telecommunications networks is a new

    network model based on Internet Protocol ( IP ) in the service product such as voice,

    multimedia, video and so on. First circuit switches used in PSTN technology is the

    reliable, but are now already beginning to fade the reputation when confronted with the

     phenomenon of wireless networks and voice over packet. Availability of Multi-Service

    Access Network ( MSAN: Multi Service Access Network ) as the becomes very important

    when a company's telecommunications service provider (telecom operator ) wants to hold

     NGN networks in the operational area. Multi Service Access Network is a support

    solution in accordance with industry standards in those parts in the NGN network

    architecture.

    PT ZTE Indonesia as subsidiary company ZTE Corporation is the manufacturer of the

    access network device (vendor telecommunications) and also do installation work for

    telecommunication operators in the countries of the world, including one Indonesian. In

     practice, PT ZTE Indonesia still faces obstacles in the selection of projects, especially in

    the calculation to calculate inter-project selection priorities. Direct impacts are obvious

     benefits that are not too significant or possible loss of some of the projects that won it.

    The study of these issues include identification of issues, the process of data collection,

    followed by data processing using the method of AHP ( Analytic Hierarchy Process)

    Expert Choice software support and provide conclusions on the results of data analysis

     preparation program design tendering process supported by the implementation plan,

    monitoring and commitment management is expected to overcome the above problems so

    that project goals and corporate objectives can be achieved.

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    4/133

     

    iii

    PENGESAHAN TESIS

    Judul Tesis : Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilihan Proyek Jaringan

    Akses Menggunakan Expert Choice Berdasarkan Metode Analytic Hierarchy

    Process (Studi Kasus : PT ZTE Indonesia) 

     Nama : Gustav Bernuar

     NIM : 55407120002

    Program : Pascasarjana Program Magister Teknik Elektro

    Konsentrasi : Manajemen Telekomunikasi

    Tanggal :

    Mengesahkan.

    Ketua Program Studi Magister Teknik Elektro

    Dr.-Ing. Mudrik Alaydrus

    Pembimbing Utama

    Dr. Ir. Iwan Krisnadi, MBA

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    5/133

     

    iv

    PERNYATAAN

    Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa

    seluruh tulisan dan pernyataan dalam Tesis ini :

    Judul Tesis : Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilihan Proyek Jaringan

    Akses Menggunakan Expert Choice Berdasarkan Metode Analytic Hierarchy

    Process (Studi Kasus : PT ZTE Indonesia) 

     Nama : Gustav Bernuar

     NIM : 55407120002

    Program : Pascasarjana Program Magister Teknik Elektro

    Konsentrasi : Manajemen Telekomunikasi

    Tanggal :

    Merupakan hasil studi pustaka, penelitian lapangan, dan karya saya sendiri dengan

     bimbingan Pembimbing yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Ketua Program Studi

    Magister Teknik Elektro Universitas Mercu Buana.

    Tesis ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar magister pada pogram sejenis di

     perguruan tinggi lain. Semua informasi, data dan hasil pengolahannya yang digunakan,

    telah dinyatakan secara jelas sumbernya dan dapat diperiksa kebenarannya.

    Jakarta, 13 Januari 2010

    Gustav Bernuar

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    6/133

     

    v

    KATA PENGANTAR

    Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya

    sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Analisa Sistem Penunjang

    Keputusan Pemilihan Proyek Jaringan Akses Menggunakan Expert Choice

    Berdasarkan Metode Analytic Hierarchy Process (Studi Kasus : PT ZTE

    Indonesia)” tepat pada waktunya. 

    Penulisan tesis ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

    memperoleh gelar Magister Jurusan Manajemen Telekomunikasi di Fakultas Teknik

    Elektro Universitas Mercu Buana. Penulis menyadari bahwa penyusunan Tesis ini

    terlaksana dengan adanya bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh

    karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

    kepada :

    1.  Bapak Dr.Ir. Iwan Krisnadi, MBA., selaku dosen pembimbing yang telah

    menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan kami dalam penyusunan

    tesis ini.

    2.  PT. ZTE Indonesia, yang telah bersedia untuk menjadi tempat studi kasus dalam

     penelitian dan data-data yang diperlukan dalam penyusunan tesis.

    3.  Keluarga dan sahabat atas dukungannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

    tesis ini dengan baik.

    Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan

    semua pihak yang telah membantu. Semoga tesis ini membawa manfaat bagi

     pengembangan ilmu.

    Jakarta, 13 Januari 2010

    Penulis

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    7/133

     

    vi

    DAFTAR ISI

    ABSTRAK SI …………………………………………...................…………………………….. i

    ABSTRACT. …………………………………………...................………………….………… ii 

    LEMBAR PENGESAHAN....………..………………...................………………….………… iii 

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN..…………...................………………….……...…… iv KATA PENGANTAR......……………………………...................………………….………… v 

    DAFTAR ISI …………………………………………...................……………...….………… vi

    DAFTAR GAMBAR …………………………………...................…………...……………… vii

    DAFTAR TABEL ………………………………………..................………......……….…… viii

    SINGKATAN ..…................……………………………..................……………….…….…… ix

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1.  Latar Belakang ………………………………………….....………………..……… 1

    1.2.  Identifikasi Permasalahan ……………………………….....………………..……… 2

    1.3.  Pembatasan Masalah …………………………………….....……………..………... 3

    1.4.  Tujuan Penelitian ………………………………………….....………….…...……… 4

    1.5.  Manfaat Penelitian ………………………………………….....…………....……….. 4

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    2.1.  Profil Perusahaan ………………………………………………………….......…… 5

    2.2.  Teknologi dan Produk Jaringan Akses Multi Layanan (MSAN) ……..…......…… 7

    2.3.  Proyek Jaringan Akses Multi Layanan (MSAN) PT ZTE Indonesia ……..........…. 10

    2.4.  Analityc Hierarchy Process (AHP) …..………………………………....……..…. 14 

    2.5.  Penggunaan Metode AHP……… ……………………………………….……..…. 18

    2.6.  Expert Choice……................…… ………………………………...…….……..…. 25

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    3.1. Rancangan Penelitian ...………………………………………….........….......…….. 28

    3.2. Software Tools yang digunakan...…………………………….......…...…......……... 28

    3.3. Metode Pengumpulan Data……………………......……………..........……………. 29

    3.4. Proses Penentuan Prioritas …………………….........………...........……………… 30

    3.5. Metode Analisis …….......……………………….........……….......……………….. 30

    3.6. Keterkaitan Data dan Analisis terhadap metode AHP & Expert Choice..................... 31

    BAB IV HASIL DAN ANALISIS

    4.1. Perhitungan Menggunakan Metode AHP ………………….........................……….. 32

    4.2. Perhitungan Menggunakan Perangkat lunak Expert Choice .........................……….45

    BAB V DISKUSI 

    5.1. Analisis Data ……………………………………….........................……………….. 49

    5.2. Pengambilan Keputusan …………………………………........................…………. 65

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    8/133

     

    vii

    BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.......……………………………….…….........……. 66

    DAFTAR PUSTAKA....….......................................................…… .…...….........…. 67 

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    9/133

     

    viii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Platform Universal MSAN .........……………………………………….............8 

    Gambar 2.2 ZXMSG5200 tipe indoor ...……………………………………….……...............8 

    Gambar 2.3 ZXMSG5200 OUT 40E ....……………………………………….………...........9

    Gambar 2.4 ZXMSG5200 OUT 20E ....……………………………………….……...............9

    Gambar 2.5 Solusi dari MSAN ZTE ......……………………………………….…….............10

    Gambar 2.6 Sistem Konfigurasi MSAN ....………………………………....………..............12

    Gambar 2.7 Ilustrasi Kendala Pengambilan Keputusan.....................…….………..............14

    Gambar 2.8 Hierarki Analitik ...............…………....……………………….………...............16

    Gambar 2.9 Struktur Hierarki pada Expert Choice ………………………………..............23

    Gambar 2.10 Tampilan Kriteria-kriteria.……………………….......……….………..............23

    Gambar 2.11 Tampilan Inkosistensi.... ....……………………………………..……..............27

    Gambar 2.12 Sintesis Prioritas....…….……........………...……......………...………..............27

    Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian......……………………...…………….………..............28

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    10/133

     

    ix

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Table of Services MSAN...................................................................................13

    Tabel 2.1 Skala Kepentingan ...........................................................................................17

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    11/133

     

    x

    DAFTAR SINGKATAN

    AHP Analityc Hierarchy Process

    ALU Additional Line Unit

    CI Consistency Index

    CR Consistency Ratio

    DDN Digital Distribution Frame

    EC Expert Choice

    EMS Element Management System

    EPON Ethernet Passive Optical Network

    ISDN Integrated Services Digital Network

    IP Internet Protokol

    ISP Inside Plan

    MSAN Multi Services Access network

     NGN Next Generation Network

    OSP Outside Plan

    PC Personal Computer

    POTS Plain Old Telephone System

    RK Rumah Kabel

    RKS Rencana Kerjasama

    TeNOSS Telkom National Operation Support System

    xDSL Varian dari Digital Subscriber Line

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    12/133

     

    xi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran I………………………......................................................................................69

    Lampiran II...……………………......................................................................................86

    Lampiran III…….………………......................................................................................95

    Lampiran IV…………………….....................................................................................116

    Lampiran V……………………......................................................................................116

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    13/133

     

    1

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1.  Latar Belakang

    Kebutuhan terhadap jaringan telekomunikasi berbasis IP (Internet

     Protocol) di Indonesia saat ini mengalami peningkatan yang signifikan, oleh karena itu

     permintaan terhadap jaringan akses yang berbasis IP juga meningkat sesuai dengan

    kebutuhan pelanggan. Kebutuhan terhadap jaringan akses multi layanan ( MSAN ) dari

    operator telepon bergerak lebih cepat dibandingkan dengan penyedia jasa internet. Untuk

    masa depan, orang akan lebih banyak mengakses internet melalui telepon bergerak dan

    tidak lagi lewat komputer pribadi ( PC ). Selain itu, peningkatan jumlah pelanggan serta

     perkembangan teknologi itu sendiri juga akan mendorong operator telekomunikasi untuk

    mulai menyediakan kapasitas kecepatan dalam jumlah besar. Para operator juga harus

    mulai menggunakan jaringan NGN (Next Generation Network) yang mampu memenuhi

    akan kebutuhan karena jika melihat trendnya, telepon tanpa kabel generasi mendatang

    akan menyediakan aplikasi-aplikasi yang membutuhkan kapasitas dalam jumlah besar,

    termasuk untuk internet.

    Operator membutuhkan jaringan akses multi layanan ( MSAN ) yang mampu memberikan

    kapasitas dalam jumlah lebih besar. Jika hanya mengandalkan jaringan tanpa kabel

    (wireless), seperti yang selama ini digunakan oleh para operator di Indonesia, merekaakan tertinggal. Untuk mengantisipasi itu, para operator harus melakukan up-grade

     jaringan aksesnya. Jaringan ini, harus mampu membawa traffic suara, video, dan data

    sebanyak-banyaknya sesuai yang dibutuhkan konsumer dan konsumer bisnis sehingga

    umumnya serat optik tidak dibangun di jalan-jalan kecil, melainkan jalan besar yang

    membutuhkan informasi yang lebar. Dengan kata lain jaringan akses multi layanan

    sekarang sudah menjadi tumpuan bagi infrastruktur utama yang berada di belakang

    kelancaran arus informasi di negeri ini.

    Terkait dengan kebutuhan pembangunan jaringan akses multi layanan yang meningkat,

    sebuah perusahaan kontraktor telekomunikasi (vendor)  berusaha memenangkan tender

    untuk mendapatkan beberapa permintaan pekerjaan dari satu maupun beberapa operator.

    Sangatlah mungkin sebuah vendor untuk berusaha mendapatkan kesemua proyek yang

    ditawarkan. Namun peluang untuk gagal dalam mendapatkan kesemua pekerjaan tersebut

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    14/133

     

    2

    dengan hasil maksimal juga besar. Hal yang paling dekat adalah harga perangkat yang

    ditawarkan oleh vendor kurang kompetitif, ruang lingkup pekerjaan yang tidak bisa

    dipenuhi, dan lain-lain. Dalam kondisi yang demikian, penting bagi sebuah perusahaan

    vendor untuk mempertimbangkan dengan matang ketika akan mengikuti sebuah tender

    dan mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya terhadap semua elemen yang berkaitan,

    untuk mendapatkan proyek yang memang dipandang perlu untuk dimenangkan.

    Dengan melihat aspek penentuan strategi harga, metode pembayaran, ruang lingkup

     pekerjaan, dan penetapan prioritas dalam pemilihan proyek yang ditawarkan oleh

    operator berdasarkan aturan tender pada masing-masing operator, mencoba memberikan

    usulan dengan menganalisa aspek-aspek yang terkait, sehingga diharapkan vendor

    mampu menentukan proyek yang diinginkan secara efektif dan efisien, sehingga

    keuntungan dari proyek dapat tercapai.

    Semua informasi itu disampaikan secara jelas dan lengkap di dalam dokumen tender yang

    disebut dengan dokumen RKS (Rencana Kerjasama). Disamping informasi yang

    disampaikan secara tertulis oleh operator, terdapat juga informasi yang sifatnya tidak

    tertulis seperti informasi tentang jumlah anggaran untuk proses tender tersebut, dimana

    informasi itu sangat penting untuk memprediksi seberapa besar nilai kontrak, kemudian

    nilai strategis dari tender yang ada terkait dengan peluang ekspansi kedepannya.

    Dengan kondisi demikian penting bagi PT. ZTE Indonesia untuk mempertimbangkan danmempersiapkan segala sesuatunya dengan matang dalam rangka memenangkan tender

    tersebut. Dari beberapa tender yang ada, akan ditentukan prioritas yang sesuai dengan

    target pencapaian dan perencanaan bisnis dari PT. ZTE Indonesia itu sendiri, sehingga

    diharapkan PT. ZTE Indonesia mampu mengelola tender secara efektif dan efisien, dan

    tujuan perusahaan dapat tercapai

    1.2.  Identifikasi Permasalahan

    PT ZTE Indonesia memiliki beberapa kontrak pekerjaan pembangunan jaringan akses

    multi layanan ( MSAN ) dengan operator di Indonesia. Dari keterikatan beberapa kontrak

    tersebut, PT ZTE Indonesia menemui kendala dalam penentuan pemilihan proyek-

     proyeknya terutama untuk mendapatkan keuntungan dari penjualan perangkat antar

     proyek. Kajian dalam permasalahan tersebut meliputi identifikasi, analisis, dan

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    15/133

     

    3

     pemecahan masalah terhadap aspek penentuan strategi harga, metode pembayaran, ruang

    lingkup pekerjaan, dan penetapan prioritas dalam pemilihan proyek yang ditawarkan oleh

    operator berdasarkan aturan tender pada masing-masing operator.

    Berawal dari permasalahan di atas, mencoba untuk memberikan sebuah solusi melalui

    kegiatan penelitian ini. Kajian dalam penelitian ini meliputi identifikasi masalah, proses

     pengumpulan data, dilanjutkan dengan pengolahan data menggunakan metode AHP

    ( Analytic Hierarchy Process) didukung software Expert Choice dan memberikan

    kesimpulan terhadap hasil analisa data berupa rancangan program persiapan proses tender

    yang ditunjang dengan rencana implementasi, pemantauan dan komitmen manajemen

    diharapkan dapat mengatasi masalah diatas sehingga sasaran proyek dan tujuan

     perusahaan dapat tercapai.

    1.3.  Pembatasan Masalah

    Dalam penulisan penelitian ini, memberikan batasan masalah agar pembahasan tidak

    terlalu meluas, dan diharapkan bisa fokus terhadap pokok permasalahan. Berikut adalah

     batasan-batasan yang diberikan oleh :

    a.  Penelitian dikhususkan pada proyek pembangunan jaringan akses multi layanan

    menggunakan perangkat MSAN, sehingga pembahasan diluar itu tidak dilakukan.

     b.  Penelitian dilakukan untuk proses  pre sales, yaitu proses sebelum tender itudimenangkan.

    c.  Penelitian dilakukan dengan mengambil studi kasus di PT. ZTE Indonesia,

    sehingga penulisan didasarkan pada kondisi perusahaan yang terkait.

    d.  Penelitian ini dilakukan terhadap kegiatan tender yang dilakukan oleh operator-

    operator yang ada di Indonesia.

    .

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    16/133

     

    4

    1.4.  Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian adalah untuk :

    a.  Menentukan pemilihan prioritas dari sebuah proyek jaringan akses multi layanan

    MSAN dari beberapa operator, ditinjau dari faktor-faktor yang menjadi

     pertimbangan dalam memenangkan tender bagi PT. ZTE Indonesia, yang pada

    akhirnya akan membuat proses tender maupun tahap implementasi dapat berjalan

    dengan baik.

     b.  Memberikan usulan bagi PT. ZTE Indonesia agar mampu mengelola tender-

    tender yang ada dengan baik.

    1.5.  Manfaat Penelitian

    Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yang dapat dijadikan sebagai masukan

     bagi PT. ZTE Indonesia, yaitu:

    a.  Memberikan nilai tambah bagi PT. ZTE Indonesia dalam berkompetisi dengan

    vendor lain.

     b.  Memberikan pedoman bagi PT. ZTE Indonesia dalam membaca peluang dari

    sebuah tender yang diadakan oleh operator-operator telekomunikasi.

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    17/133

     

    5

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    2.1. Profil Perusahaan

    PT. ZTE Indonesia adalah perusahaan PMA yang merupakan salah satu cabang dari ZTE

    Corporation yang berpusat di Shen Zhen, China. ZTE kepanjangan dari Zhong Xing

    Telecommunication. PT ZTE Indonesia mulai berdiri pada tahun 2000 dengan kantor

     pertama di Gedung The East Lt. 26, Jl. Lingkar Mega Kuningan Kav. E 3.2 No. 1 Jakarta

    12950, Indonesia.

    PT. ZTE Indonesia merupakan salah satu vendor telekomunikasi yang menyediakan

    layanan perangkat dan jasa telekomunikasi. Produk yang dihasilkan ZTE pada dasarnya

    terbagi menjadi 2 jenis yaitu :

    1.  Produk yang berupa perangkat keras untuk pembangunan infrastruktur

    telekomunikasi. Contoh: perangkat BSS, BTS, BSC untuk infrastruktur jaringan

    seluler dan perangkat SOFTSWITCH & MSAN untuk infrastruktur jaringan

    transmisi akses.

    2.  Produk terminal yang berupa handset dan telepon. Contoh: Modem, handpone,

     perangkat untuk antena wireless, USB dan lain-lain.

    2.1.1. Sejarah PT. ZTE Indonesia

    ZTE didirikan di China pada tahun 1985 dan mengawali produksi pertama berupa switch

    dengan kapasitas kecil. Setelah tahun 1987 ZTE mulai membuat lembaga riset dan

    development untuk pengembangan produk baru. Setelah tahun 1992 ZTE mulai

    memfokuskan diri untuk mengarahkan produknya ke arah produk telekomunikasi.

    Mulai tahun 1993 ZTE memfokuskan diri pada penjualan produk dengan market utama di

    China, kemudian ZTE juga mendapat dukungan penuh dari pemerintah China dan

    kemudian dijadikan sebagai salah satu BUMN pemerintah China. Pada tahun 1996 ZTE

    meningkatkan perkembangan produknya tidak hanya di switch saja tetapi juga produk

    lain yang diperlukan di dunia telekomunikasi. Pada tahun 1996 ini juga ZTE mulai

    melakukan ekspansi market ke daerah di luar China.

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    18/133

     

    6

    Daerah pertama kali yang dijadikan pasar utama ZTE adalah Pakistan, kemudian ZTE

    mendirikan kantor cabang di Pakistan. Setelah itu ZTE lebih fokus melakukan perluasan

    market ke arah Asia, Afrika dan Eropa. Pada tahun 1997 ZTE mulai  go public. ZTE

    mulai mengembangkan market di Indonesia pada tahun 2000 dengan mendirikan

    cabangnya di Jakarta dengan nama PT. ZTE Indonesia.

    2.1.2.  VISI DAN MISI PERUSAHAAN

    Visi PT. ZTE Indonesia adalah sebagai berikut :

    a.  Memberikan solusi bagi customer terkait dengan masalah Telekomunikasi dan IT.

     b.  Memberikan kesejahteraan kepada pegawai.

    c.  Meningkatkan pendapatan perusahaan dan keuntungan para shareholder.

    Ketiga visi utama ZTE tersebut terungkap dalam semboyannya yaitu “ Talki ng To The

    Future ”  

    Misi PT. ZTE Indonesia adalah sebagai berikut:

    a.  Tahun 2009 ZTE menjadi perusahaan pemimpin dalam penyedia jasa dan

     perangkat industri telekomunikasi.

     b.  Tahun 2015 ZTE menjadi pemimpin market di dunia telekomunikasi.

    Untuk mewujudkan visi dan misi ZTE menerapkan beberapa kebijakan terhadap pegawai

    yaitu sebagai berikut :

    a.  Pegawai ZTE akan mendapatkan training sebelum mulai bekerja dengan fasilitas

     peralatan yang lengkap serta diserta praktek secara langsung sehingga ketika

    sudah mulai bekerja masalah human error bisa dikurangi..

     b.  ZTE memberikan kebijakan terhadap pegawainya dengan system penilaian

    kemampuan tiap individu dalam bekerja. Dengan system rewards dan punishment

    ZTE memberlakukan system tersebut terhadap pegawainya sehingga kemampuan

    masing-masing pegawai tidak hanya terbatas pada jenis pekerjaan yang dihadapi.

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    19/133

     

    7

    c.  Dengan etos dan semangat “ Only the best people “, ZTE memiliki pegawai

    dengan usia muda dan produktif dengan rata-rata umur 30 tahun.

    d.  Dengan penyediaan pelatihan yang berkelanjutan, ZTE memberikan kesempatan

     pengembangan karir dan motifasi diri terhadap pegawainya.

    2.2 Teknologi dan Produk Jaringan Akses Multi Layanan PT ZTE Indonesia

    ZTE memiliki perangkat MSAN yang dapat memenuhi kebutuhan industri dengan

    arsitektur standar dengan layer NGN, dimana komunikasi antar elemen –  elemennya pada

    layer dengan standar interface  yang berbeda dengan mencapai sistem yang stabil dan

    fleksibel. Dengan kemampuan perangkat MSAN ZTE sangat mudah untuk dioptimisasi

     perangkatnya untuk memenuhi kebutuhan diatas tersebut.

    MSAN adalah generasi terbaru dari sistem jaringan akses multi layanan yang mana dapat

    menyediakan berbagai macam layanan melalui satu platform yang universal. Artinya

     bahwa beberapa operator tidak perlu lagi membangun berbagai macam jenis jaringan

    akses contohnya satu untuk POTS, satu untuk data dan yang lain untuk video; operator

    hanya butuh membangun sebuah jaringan akses yang dapat mengakses berbagai macam

    layanan, termasuk layanan terbaru kedepannya. Hanya dengan membangun sebuah

     jaringan akses melalui MSAN, para operator dapat memotong sebagian biaya investasi

    dan bisa memfokuskan untuk memberikan kualitas layanan yang terbaik kepada

     pelanggan dengan biaya investasi yang terpotong tersebut. Dibandingkan dengan

    Jaringan Akses yang tradisional , MSAN mengadopsi arsitektur bus multi layanan dan

     built-in teknologi MSTP technology untuk menyediakan kemampuan multi akses

    layanan. MSAN benar-benar mewujudkan akses multi layanan pengguna, transmisi multi

    layanan yang kompak dan konvergensi multi layanan. Sehingga sangat mudah untuk

    menyediakan layanan POTS, ISDN, DDN, xDSL , EPON ,dan layanan berbasis IP

    kepada pengguna dan penyedia layanan.

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    20/133

     

    8

    Gambar 2.1: Platform Universal MSAN 1  

    Jenis-jenis produk jaringan akses multi layanan MSAN PT ZTE Indonesia :

    1.  ZXMSG5200: Standar untuk tipe indoor (kabinet 19D06H20)

    Gambar 2.2 ZXMSG5200 tipe indoor 2  

    1 Sumber : Dokumen Proposal Teknis, PT ZTE Indonesia untuk Proyek Pengadaan Dan Pemasangan MSAN

    ALU & Akses Sekunder 2008 (TELKOM)2  Sumber : Dokumen Spesifikasi Teknis, PT ZTE Indonesia untuk Proyek Pengadaan Dan Pemasangan

    MSAN ALU & Akses Sekunder 2008 (TELKOM)

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    21/133

     

    9

    2.  ZXMSG5200: OUT40E

    Gambar 2.3 ZXMSG5200 OUT40E 3  

    3.  ZXMSG5200: OUT20E

    Gambar 2.4 ZXMSG5200 OUT20E 4  

    3  Sumber : Dokumen Spesifikasi Teknis, PT ZTE Indonesia untuk Proyek Pengadaan Dan Pemasangan

    MSAN ALU & Akses Sekunder 2008 (TELKOM)4  Sumber : Dokumen Spesifikasi Teknis, PT ZTE Indonesia untuk Proyek Pengadaan Dan Pemasangan

    MSAN ALU & Akses Sekunder 2008 (TELKOM)

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    22/133

     

    10

    Gambar 2.5 Solusi dari M SAN ZTE 5  

    2.3. Proyek Jaringan Akses Multi Layanan PT ZTE Indonesia

    Adapun beberapa proyek pembangunan jaringan akses multi layanan (MSAN)

    yang pernah dilakukan oleh PT ZTE Indonesia adalah sebagai berikut :

    1.  Pengadaan dan Pemasangan MSAN ALU & Akses Sekunder 2008 (TELKOM).

    2.  Pengadaan dan Pemasangan MSOAN DivRe I 2006 (TELKOM)

    Sebagai bahan referensi untuk penentuan kriteria-kriteria dalam membuat hierarki, akan

    diambil salah satu dari beberapa proyek di atas, yaitu  Buku Acuan Tender   TELKOM

    ( Rencana Kerja dan Syarat : RKS TELKOM )  Proyek Pengadaan dan Pemasangan

     MSAN ALU & Akses Sekunder 2008 dan juga beberapa Buku acuan Tender yang biasa

    digunakan pada INDOSAT mengenai Pengadaan Perangkat Jaringan Akses, karena pada

    dasarnya buku acuan tender berbeda antara operator satu dengan operator lainnya namun

    didalam operator itu sendiri memiliki kecenderungan aturan tender yang sama untuk

     proyek yang berbeda.  Dalam proyek tersebut memiliki tujuan untuk membangun

     jaringan akses multi layanan menggunakan perangkat MSAN sebagai perangkat

     pendukung NGN ( Next Generation Network ).

    5 Sumber : Dokumen Proposal Teknis, PT ZTE Indonesia untuk Proyek Pengadaan Dan Pemasangan MSAN

    ALU & Akses Sekunder 2008 (TELKOM)

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    23/133

     

    11

    2.3.1. Pengadaan dan Pemasangan MSAN ALU & Akses Sekunder 2008

    (TELKOM)

    Pada RKS ini Mitra Pengadaan atau Vendor diminta mengajukan penawaran untuk

     pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan MSAN ALU & Akses Sekunder 2008 dengan

    tanggung jawab tunggal dan bertanggung jawab penuh secara sistem.

    Secara umum ruang lingkup pekerjaan proyek pengadaan MSAN dan Akses Sekunder

    2008 ini adalah sebagai berikut :

    a)  Pembangunan jaringan akses fiber optik menggunakan teknologi MSAN secara

    sistem.

     b)  Pelaksanaan kontrak menggunakan sistem turnkey project dimana mitra

     bertanggung jawab pada hal-hal sebagai berikut:

    c)  Pengiriman, penyediaan dan instalasi seluruh barang.

    d)  Penyediaan seluruh jasa yang dibutuhkan dan material instalasi sistem lengkap

    sampai dengan sistem selesai terpasang, berhasil dites dengan baik, ready for service dan

    dapat diserahkan ke TELKOM.

    e)  Integrasi dengan jaringan TELKOM eksisting (Softswitch, Metro ethernet,

     jaringan Broadband, dan TeNOSS –  Telkom National Operation Support System).

    Waktu pelaksanaan proyek selama 120 hari kalender.

    KONFIGURASI SISTEM

    Definisi sistem dalam RKS ini adalah infrastruktur lengkap yang siap untuk

    komersialisasi dan operasi. Sistem yang ditawarkan terdiri dari sistem elemen berikut:

    a)  Sistem elemen Inside Plat (ISP):

    i)  Perangkat MSAN

    ii)  Element Management System (EMS)

    b)  Power supply/catuan PLN untuk masing-masing lokasi ISP 

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    24/133

     

    12

    c)  Konfigurasi sistem yang ditawarkan adalah sebagai berikut:

    Gambar 2.6. Sistem Konf igurasi MSAN 6  

    d)  Model Konfigurasi sistem yang ditawarkan ada 4 tipe yaitu:

    i)  Model 1 : Additional Line Unit (ALU) dengan jumlah subscriber ≤ 480 SSL 

    Untuk model ini, terminasi OSP jaringan akses sekunder baru ke perangkat MSAN

    adalah langsung di dalam ruang terminal block kabinet MSAN.

    ii)  Model 2 : Additional Line Unit (ALU) dengan jumlah subscriber > 480 SSL

    Untuk model ini, terminasi OSP jaringan akses sekunder baru ke perangkat MSAN

    adalah melalui Rumah Kabinet (RK) baru dan jumpering tie line 

    iii)  Model 3 : Modernisasi jaringan akses eksisting tanpa reboundary 

    Untuk model ini, terminasi OSP jaringan akses sekunder eksisting ke perangkat MSAN

    adalah melalui RK eksisting menggunakan tie line baru. Proses cut over dan migrasi ke

     perangkat baru menjadi tanggung jawab mitra.

    iv)  Model 4 : Modernisasi jaringan akses eksisting dengan reboundary 

    Untuk model ini, RK eksisting direboundary area layanannya dengan kapasitas per area

    layanan baru < 480 subscriber sehingga terminasi OSP jaringan akses sekunder eksisting

    6  Sumber : Dokumen RKS TELKOM untuk Proyek Pengadaan Dan Pemasangan MSAN ALU & Akses

    Sekunder 2008 (TELKOM)

    SoW

    ODF

    Softswitch

    SecondaryOSP

    Metro Ethernet

    IP Network

    ISP

    BRAS

    EMS Client

    LCT

    EMS Server 

    DCN

    Model 1 : ALU, SSL ≤ 480

    Model 2 : ALU, SSL > 480

    Model 3 : Modernisasi tanpa reboundarySoW

    DP

    ODFCPE

    RKMSAN

    DP

    ODFCPE

    Tie Line

    RKMSAN

    DPODF

    CPE

    Tie Line

    RKMSAN

    DPODF

    CPE

    Tie Line

    MSAN

    Model 4 : Modernisasi dengan reboundary

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    25/133

     

    13

    langsung ke perangkat MSAN. Proses cut over dan migrasi ke perangkat baru menjadi

    tanggung jawab mitra

    LOKASI PROYEK

    Lokasi pekerjaan proyek pengadaan MSAN ALU dan Akses Sekunder 2008 dilakukan di7 (tujuh) Divre, sebagai berikut :

    DIVRE TABEL DIVREJUMLAH

    SITE

    LAYANAN TOTAL LAYANAN

    POTSONLY

    Combo(Pots &Adsl 2+)

    P-Phone(64 kb/s)

    voice data

    DIVRE1

    tahap 1 D1(eval) 15 3504 472 112 4088 472

    tahap 2 D1 ALU 48 0 14682 447 15129 14682

    tahap 2 D1 MOD 14 0 6920 0 6920 6920

    subtotal of division 1 77 3504 22074 559 26137 22074

    DIVRE2

    tahap 1 D2 (eval) 96 23605 9940 1379 34924 9940

    tahap 2 D2_2_ALU ABT 70 12900 6660 1120 20400 6660

    tahap 2 D2_3_ALU ABT 125 32081 15184 385 47650 15184

    tahap 2 D2_MOD 14 2560 224 224 3008 224

    subtotal of division 2 305 70866 32008 3108 105982 32008

    DIVRE3

    tahap 2 D3_ALU 76 10209 4392 97 14698 4392

    tahap 2 D3_MOD 39 11880 5193 195 17268 5193

    subtotal of division 3 115 22089 9585 292 31966 9585

    DIVRE4

    tahap 1 D4 (eval) 10 0 3264 34 3298 3264

    tahap 2 D4 ALU 48 0 15064 172 15236 15064

    subtotal of division 4 58 0 18328 206 18534 18328

    DIVRE5

    tahap 1 D5 (eval) 63 19164 1592 736 21492 1592tahap 2 D5 ALU 22 2128 4200 352 6680 4200

    subtotal of division 5 85 21292 5792 1088 28172 5792

    DIVRE6

    tahap 2 D6 ALU 7 2075 292 63 2430 292

    subtotal of division 6 7 2075 292 63 2430 292

    DIVRE7

    tahap 1 D7 (eval) 54 13159 5620 450 19229 5620

    tahap 2 D7 ALU+MOD 194 44742 19200 3104 67046 19200

    subtotal of division 7 248 57901 24820 3554 86275 24820

    total 895 177727 112899 8870 299496 112899

    Tabel 2.1 Table Of Services MSAN 7  

    7  Sumber : Dokumen RKS TELKOM untuk Proyek Pengadaan Dan Pemasangan MSAN ALU & Akses

    Sekunder 2008 (TELKOM)

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    26/133

     

    14

    2.4. Analityc Hierarchy Process (AHP)

    Metode ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif

    atas persoalan yang kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat proses

     pengambilan keputusan dengan memecahkan persoalan tersebut kedalam bagian-

     bagiannya, menata bagian atau variabel ini dalam suatu susunan hirarki, member nilai

    numerik pada pertimbangan subjektif tentang pentingnya tiap variabel dan mensintesis

     berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel yang mana yang memiliki prioritas

     paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut. Metode AHP

    ini membantu memecahkan persoalan yang kompleks dengan menstruktur suatu hirarki

    kriteria, pihak yang berkepentingan, hasil dan dengan menarik berbagai pertimbangan

    guna mengembangkan bobot atau prioritas. Metode ini juga menggabungkan kekuatan

    dari perasaan dan logika yang bersangkutan pada berbagai persoalan, lalu mensintesis

     berbagai pertimbangan yang beragam menjadi hasil yang cocok dengan perkiraan kita

    secara intuitif sebagaimana yang dipresentasikan pada pertimbangan yang telah dibuat.

    Gambar 2.7. I lustrasi Kendala Pengambilan Keputusan

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    27/133

     

    15

    Menurut Saaty, ada tiga prinsip dalam memecahkan persoalan dengan AHP, yaitu

     prinsip menyusun hirarki (Decomposition), prinsip menentukan prioritas (Comparative

    Judgement), dan prinsip konsistensi logis (Logical Consistency). Hirarki yang dimaksud

    adalah hirarki dari permasalahan yang akan dipecahkan untuk mempertimbangkan

    kriteria-kriteria atau komponen-komponen yang mendukung pencapaian tujuan. Dalam

     proses menentukan tujuan dan hirarki tujuan, perlu diperhatikan apakah kumpulan tujuan

     beserta kriteria-kriteria yang bersangkutan tepat untuk persoalan yang dihadapi. Dalam

    memilih kriteria-kriteria pada setiap masalah pengambilan keputusan perlu

    memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut:

    1.  Lengkap

    Kriteria harus lengkap sehingga mencakup semua aspek yang penting, yang digunakan

    dalam mengambil keputusan untuk pencapaian tujuan.

    2.  Operasional

    Operasional dalam artian bahwa setiap kriteria ini harus mempunyai arti bagi pengambil

    keputusan, sehingga benar-benar dapat menghayati terhadap alternatif yang ada,

    disamping terhadap sarana untuk membantu penjelasan alat untuk berkomunikasi.

    3.  Tidak berlebihan

    Menghindari adanya kriteria yang pada dasarnya mengandung pengertian yang sama.

    4.  MinimumDiusahakan agar jumlah kriteria seminimal mungkin untuk mempermudah pemahaman

    terhadap persoalan, serta menyederhanakan persoalan dalam analisis.

    Dekomposisi

    Setelah persoalan didefinisikan maka perlu dilakukan dekomposisi, yaitu memecah

     persoalan yang utuh menjadi unsur-unsurnya. Jika ingin mendapatkan hasil yang akurat,

     pemecahan juga dilakukan terhadap unsur-unsurnya sehingga didapatkan beberapa

    tingkatan dari persoalan tadi. Karena alasan ini maka proses analisis ini dinamai hirarki

    (Hierarchy). Pembuatan hirarki tersebut tidak memerlukan pedoman yang pasti berapa

     banyak hirarki tersebut dibuat, tergantung dari pengambil keputusan-lah yang

    menentukan dengan memperhatikan keuntungan dan kerugian yang diperoleh jika

    keadaan tersebut diperinci lebih lanjut. Ada dua jenis hirarki, yaitu hirarki lengkap dan

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    28/133

     

    16

    hirarki tidak lengkap. Dalam hirarki lengkap, semua elemen pada semua tingkat memiliki

    semua elemen yang ada pada tingkat berikutnya. Jika tidak demikian maka dinamakan

    hirarki tidak lengkap.

    Gambar 2.8 H ierarki Anali tik

    Penilaian komparatif

    Prinsip ini berarti membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu

    tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat yang diatasnya. Penilaian ini merupakan

    inti dari AHP, karena akan berpengaruh terhadap prioritas elemen-elemen. Hasil dari

     penilaian ini akan ditempatkan dalam bentuk matriks yang dinamakan matriks pairwise

    comparison. Dalam melakukan penialaian terhadap elemen-elemen yang

    diperbandingkan terdapat tahapan-tahapan, yakni:

    1.  Elemen mana yang lebih (penting/disukai/berpengaruh/lainnya)

    2.  Berapa kali sering (penting/disukai/berpengaruh/lainnya)

    Agar diperoleh skala yang bermanfaat ketika membandingkan dua elemen, perlu

    dipahami tujuan yang diambil secara umum. Dalam penyusunan skala kepentingan, Saat

    menggunakan patokan pada tabel berikut.

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    29/133

     

    17

    Tabel 2.2 Skala Kepenti ngan

    Dalam penilaian kepentingan relative dua elemen berlaku aksioma reciprocal, artinya jika

    elemen i dinilai 3 kali lebih penting dibanding j, maka elemen j harus sama dengan 1/3

    kali pentingnya dibanding elemen i. Disamping itu, perbandingan dua elemen yang sama

    akan menghasilkan angka 1, artinya sama penting. Dua elemen yang berlainan dapat saja

    dinilai sama penting. Jika terdapat m elemen, maka akan diperoleh matriks pairwise

    comparison berukuran m x n. Banyaknya penilaian yang diperlukan dalam menyusun

    matriks ini adalah n(n-1)/2 karena matriks reciprocal dan elemen-elemen diagonalnya

    sama dengan 1.

    Sintesis Prioritas

    Dari setiap matriks pairwise comparison kemudian dicari nilai eigen vectornya untuk

    mendapatkan local priority. Karena matriks-matriks pairwise comparison terdapat pada

    setiap tingkat, maka untuk mendapatkan global priority harus dilakukan sintesis antara

    local priority. Pengurutan elemen-elemen menurut kepentingan relatif melalui prosedur

    sintesis dinamakan priority setting.

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    30/133

     

    18

    Konsistensi Logik

    Konsistensi memiliki dua makna, pertama adalah objek-objek yang serupa dapat

    dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Arti kedua adalah menyangkut

    tingkat hubungan antara objek-objek yang didasarkan pada kriteria tertentu.

    2.5. Penggunaan Metode AHP

    AHP dapat digunakan dalam memecahkan berbagai masalah diantaranya untuk

    mengalokasikan sumber daya, analisis keputusan manfaat atau biaya, menentukan

     peringkat beberapa alternatif, melaksanakan perencanaan ke masa depan yang

    diproyeksikan dan menetapkan prioritas pengembangan suatu unit usaha dan

     permasalahan kompleks lainnya. Secara umum, langkah-langkah dasar dari AHP dapat

    diringkas dalam penjelasan berikut ini:

    1.  Mendefinisikan masalah dan menetapkan tujuan. Bila AHP digunakan untuk

    memilih alternatif atau penyusunan prioritas alternatif, maka pada tahap ini dilakukan

     pengembangan alternatif.

    2.  Menyusun masalah dalam struktur hirarki. Setiap permasalahan yang kompleks

    dapat ditinjau dari sisi yang detail dan terstruktur.

    3.  Menyusun prioritas untuk tiap elemen masalah pada tingkat hirarki. Proses ini

    menghasilkan bobot elemen terhadap pencapaian tujuan, sehingga elemen dengan bobot

    tertinggi memiliki prioritas penanganan. Langkah pertama pada tahap ini adalah

    menyusun perbandingan berpasangan yang ditransformasikan dalam bentuk matriks,

    sehingga matriks ini disebut matriks perbandingan berpasangan.

    C merupakan kriteria dan memiliki n dibawahnya, yaitu A1 sampai dengan An. Nilai

     perbandingan elemen Ai terhadap elemen Aj dinyatakan dalam aij yang menyatakan

    hubungan seberapa jauh tingkat kepentingan Ai bila dibandingkan dengan Aj. Bila nilai

    aij diketahui, maka secara teoritis nilai aji adalah 1/aij, sedangkan dalam situasi i=jadalah mutlak 1. Nilai numerik yang dikenakan untuk perbandingan diatas diperoleh dari

    skala perbandingan yang dibuat oleh Saaty pada tabel diatas. Untuk menyusun suatu

    matriks yang akan diolah datanya, langkah pertama yang dilakukan adalah menyatukan

     pendapat para responden melalui rata-rata geometrik yang secara sistematis ditulis

    sebagai berikut:

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    31/133

     

    19

    Aij = (Z1,Z2,Z3,…,Zn)1/n 

    Dimana aij menyatakan nilai rata-rata geometrik, Z1 menyatakan nilai perbandingan

    antar kriteria untuk responden ke 1, dan n menyatakan jumlah partisipan. Pendekatan

    yang dilakukan untuk memperoleh nilai bobot kriteria adalah dengan langkah-langkah

     berikut:

    a.  Menyusun matriks perbandingan

     b.  Matriks perbandingan hasil normalisasi

    4.  Melakukan pengujian konsistensi terhadap perbandingan antar elemen yang

    didapatkan pada tiap tingkat hirarki. Konsistensi perbandingan ditinjau dari per matriks

     perbandingan dan keseluruhan hirarki untuk memastikan bahwa urutan prioritas yang

    dihasilkan didapatkan dari suatu rangkaian perbandingan yang masih berada dalam batas-

     batas preferensi yang logis. Setelah melakukan perhitungan bobot elemen, langkah

    selanjutnya adalah melakukan pengujian konsistensi matriks. Untuk melakukan perhitungan ini diperlukan bantuan table Random Index (RI) yang nilainya untuk setiap

    ordo matriks dapat dilihat pada tabel berikut ini:

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    32/133

     

    20

    Dengan tetap menggunakan matriks diatas, pendekatan yang digunakan dalam pengujian

    konsistensi matriks perbandingan adalah:

    a. Melakukan perkalian antara bobot elemen dengan nilai awal matriks & membagi

     jumlah perkalian bobot elemen & nilai awal matriks dengan bobot untuk mendapatkan

    nilai eigen.

     b. Mencari nilai matriks

     Nilai matriks merupakan nilai rata-rata dari nilai eigen yang didapatkan dari perhitungan

    sebelumnya.

    c. Mencari nilai Consistency Index (CI)

    d. Mencari nilai Consistency Ratio (CR)

    Suatu matriks perbandingan disebut konsisten jika nilai CR < 0,10.

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    33/133

     

    21

    5.  Melakukan pengujian konsistensi hirarki. Pengujian ini bertujuan untuk menguji

    kekonsistensian perbandingan antara kriteria yang dilakukan untuk seluruh hirarki. Total

    CI dari suatu hirarki diperoleh dengan jalan melakukan pembobotan tiap CI dengan

     prioritas elemen yang berkaitan dengan faktorfaktor yang diperbandingkan, dan

    kemudian menjumlahkan seluruh hasilnya. Dasar dalam membagi konsistensi dari suatu

    level matriks hirarki adalah mengetahui konsistensi indeks (CI) dan vektor eigen dari

    suatu matriks perbandingan berpasangan pada tingkat hirarki tertentu.

    dimana,

    CR Hij = Rasio konsistensi hirarki dari matriks perbandingan berpasangan matriks i

    hirarki pada tingkat j yang dikatakan konsistensi jika nilainya

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    34/133

     

    22

    Eigenvector

    Dalam matematika, eigenvalue, eigenvector, dan konsep-konsep berkaitan eigenspace

    dalam bidang aljabar linear. Awalan eigen adalah kata Jerman untuk bawaan.. Aljabar

    linear studi transformasi linear, yang diwakili oleh matriks yang bekerja pada vektor.

    Eigennilai, eigenspaces adalah eigenvectors dan sifat-sifat sebuah matriks. Mereka

    dihitung dengan metode yang dijelaskan di bawah ini, memberikan informasi penting

    tentang matriks, dan dapat digunakan dalam faktorisasi matriks. . Mereka juga memiliki

    aplikasi dalam bidang matematika terapan beragam seperti keuangan dan mekanika

    kuantum.

    Secara umum, matriks bekerja pada sebuah vektor dengan mengubah baik yang besar dan

    arahnya. Namun, suatu matriks dapat bertindak atas vektor tertentu hanya dengan

    mengubah besar mereka, dan meninggalkan mereka berubah arah (atau mungkin

    kebalikannya). Sebuah matriks bekerja pada sebuah eigenvector dengan mengalikan

     besarnya dengan faktor, yang positif bila arahnya tidak berubah dan negatif jika arahnya

    dibalik. Faktor ini adalah eigenvalue yang terkait dengan eigenvector. Sebuah eigenspace

    adalah himpunan semua eigenvectors yang memiliki eigenvalue yang sama.. Konsep-

    konsep yang tidak dapat secara formal didefinisikan tanpa prasyarat, termasuk

     pemahaman tentang matriks, vektor, dan transformasi linier.

    Transformasi linear dari ruang vektor, seperti rotasi, refleksi,  peregangan, kompresi,geser atau kombinasi dari ini, dapat divisualisasikan dengan efek yang mereka hasilkan

     pada vektor.. Secara formal, dalam ruang vektor L, sebuah fungsi vektor A didefinisikan

     jika untuk setiap vektor x L ada yang unik sesuai vektor y = A (x) L. Demi keringkasan,

    tanda kurung di sekitar vektor transformasi yang bertindak seringkali dihilangkan. A

    vector function A is linear if it has the following two properties: Sebuah fungsi vektor A

    adalah linier jika memiliki dua sifat berikut:

    Aditivitas: A (x + y) = A x + A y

    Homogenitas: A (α x) = α A x

    di mana x dan y adalah dua vektor ruang vektor L dan α adalah setiap skalar. seperti

    fungsi secara berbeda-beda disebut transformasi linear, linear operator, atau linier

    endomorphism di ruang L.

    http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Mathematics&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhiNhhq89oICG9yJPLLZwKKJh2ggzwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Linear_algebra&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhh6tAqe-OoimB_3HLyBLllezCBoJghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Linear_transformations&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhjZdg4_7gBgVjtHQJG0E3LPyx7faQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Matrix_%28mathematics%29&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhhCKohDgg0udhkQFVCvOvksu8QNzwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Vector&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhg-7VDlv0VtjjNJbR3nvUrSYLWu9Qhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Matrix_factorization&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhhIUSAFyGqSz_dk7Dt-IZ41OcdJkAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Finance&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhhf6YUxXzMHyo8BcsU0bvtqMp6AsAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Quantum_mechanics&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhg5LccHJ8PeqyF1rH4Y_6k3MaGRCghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Quantum_mechanics&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhg5LccHJ8PeqyF1rH4Y_6k3MaGRCghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Linear_transformations&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhjZdg4_7gBgVjtHQJG0E3LPyx7faQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Linear_transformation&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhhKNKQw-_K7WWKJZEBki0figXL4hAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Vector_space&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhgInUlywqajLoGylSg2n4L78Im5FAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Rotation_%28mathematics%29&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhiUC_J6va4uILfgZPku36BfP_Q7zghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Reflection_%28mathematics%29&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhjHcmF4S7TO_-mRYDlFdVr0O235oghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Shear_%28mathematics%29&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhiL2b5t0XNHKW_Kyrhuop24AZxQhghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Vector_%28geometric%29&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhhxo-7bPCT7RTp1v023sUdi8KUQyghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Additive_function&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhi5I1hlnnVT9Vg3jsLmquJMViCWbQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Homogenous_function&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhilDG5N0riqEmMiXmUPDWxODc5-VAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Scalar_%28mathematics%29&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhipPoBhYTQdxbkUHuSJuJtLV_emeQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Linear_operator&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhgZy-Spb9SLCfF7HNnxUfEVeQG4Zghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Endomorphism&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhieUxvfKdPQ_I3BZDlIla65r6MDMQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Endomorphism&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhieUxvfKdPQ_I3BZDlIla65r6MDMQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Linear_operator&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhgZy-Spb9SLCfF7HNnxUfEVeQG4Zghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Scalar_%28mathematics%29&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhipPoBhYTQdxbkUHuSJuJtLV_emeQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Homogenous_function&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhilDG5N0riqEmMiXmUPDWxODc5-VAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Additive_function&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhi5I1hlnnVT9Vg3jsLmquJMViCWbQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Vector_%28geometric%29&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhhxo-7bPCT7RTp1v023sUdi8KUQyghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Shear_%28mathematics%29&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhiL2b5t0XNHKW_Kyrhuop24AZxQhghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Reflection_%28mathematics%29&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhjHcmF4S7TO_-mRYDlFdVr0O235oghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Rotation_%28mathematics%29&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhiUC_J6va4uILfgZPku36BfP_Q7zghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Vector_space&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhgInUlywqajLoGylSg2n4L78Im5FAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Linear_transformation&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhhKNKQw-_K7WWKJZEBki0figXL4hAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Linear_transformations&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhjZdg4_7gBgVjtHQJG0E3LPyx7faQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Quantum_mechanics&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhg5LccHJ8PeqyF1rH4Y_6k3MaGRCghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Quantum_mechanics&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhg5LccHJ8PeqyF1rH4Y_6k3MaGRCghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Finance&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhhf6YUxXzMHyo8BcsU0bvtqMp6AsAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Matrix_factorization&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhhIUSAFyGqSz_dk7Dt-IZ41OcdJkAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Vector&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhg-7VDlv0VtjjNJbR3nvUrSYLWu9Qhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Matrix_%28mathematics%29&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhhCKohDgg0udhkQFVCvOvksu8QNzwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Linear_transformations&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhjZdg4_7gBgVjtHQJG0E3LPyx7faQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Linear_algebra&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhh6tAqe-OoimB_3HLyBLllezCBoJghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Mathematics&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhiNhhq89oICG9yJPLLZwKKJh2ggzw

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    35/133

     

    23

    Definisi

    Mengingat transformasi linear A, non-nol vektor x didefinisikan sebagai sebuah

    transformasi eigenvector jika memenuhi persamaan eigenvalue

    untuk beberapa skalar λ. Dalam situasi ini, skalar λ disebut eigenvalue dari Asesuai dengan eigenvector x.

    Per samaan kunci dalam definisi ini adalah persamaan eigenvalue, A x = λ x. Itu adalah

    untuk mengatakan bahwa vektor x memiliki properti yang arahnya tidak diubah oleh

    transformasi A, tetapi bahwa hanya skala dengan faktor λ. Kebanyakan vektor x akan

    tidak memuaskan seperti persamaan: khas vektor x berubah arah ketika dipengaruhi oleh

    A, sehingga bahwa A x bukan kelipatan x. Ini berarti bahwa hanya khusus tertentu x

    adalah vektor eigenvectors, dan hanya tertentu λ adalah skalar khusus eigennilai. Tentu

    saja, jika A merupakan kelipatan dari matriks identitas, maka tidak ada perubahan vektor

    arah, dan semua non-nol vektor adalah eigenvectors.

    Persyaratan bahwa non-eigenvector nol dikenakan karena persamaan A 0 = λ 0 berlaku

    untuk setiap A dan setiap λ. Karena persamaan selalu sepele benar, bukan merupakan

    kasus yang menarik. Sebaliknya, sebuah eigenvalue dapat menjadi nol dalam sebuah cara

    trivial Setiap eigenvector dikaitkan dengan eigenvalue tertentu. Satu eigenvalue dapat

    dikaitkan dengan beberapa atau bahkan dengan jumlah tak terbatas eigenvectors.

    Gambar. 2. Sebuah tindakan untuk meregangkan vektor x, tidak mengubah arah, jadi x adalah

    eigenvector A.

    http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Scalar_%28mathematics%29&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhipPoBhYTQdxbkUHuSJuJtLV_emeQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Identity_matrix&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhhCfaIhgtdduv4Ze4ElgAT98vqaDghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Identity_matrix&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhhCfaIhgtdduv4Ze4ElgAT98vqaDghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Scalar_%28mathematics%29&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhipPoBhYTQdxbkUHuSJuJtLV_emeQ

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    36/133

     

    24

    Geometris (Gambar 2), persamaan eigenvalue berarti bahwa di bawah transformasi

    Sebuah eigenvectors hanya mengalami perubahan besar dan tanda-arah A x adalah sama

    dengan x. The eigenvalue λ hanyalah jumlah "peregangan" atau "menyusut" sebuah

    vektor yang terkena ketika diubah oleh A. Jika λ = 1, vektor tetap tidak berubah (tidak

    terpengaruh oleh transformasi). Sebuah transformasi 1 di mana sebuah vektor x tetap

    tidak berubah, aku x = x, didefinisikan sebagai transformasi identitas. Jika λ = -1, vektor

    membalik ke arah yang berlawanan, ini didefinisikan sebagai refleksi.

    Jika x adalah eigenvector dari transformasi linear A dengan eigenvalue λ, maka setiap

    skalar beberapa x α juga merupakan eigenvector A dengan eigenvalue yang sama. .

    Demikian pula jika lebih dari satu saham eigenvector eigenvalue λ yang sama, setiap

    kombinasi linear eigenvectors ini sendiri akan menjadi eigenvector dengan eigenvalue λ.

    Bersama dengan vektor nol, yang eigenvectors A dengan eigenvalue yang sama

    membentuk suatu subspace linier dari ruang vektor disebut eigenspace.

    Yang berkorespondensi dengan berbeda eigenvectors eigennilai tersebut adalah linear

    independen yang berarti, khususnya, bahwa dalam n-dimensi transformasi linier A tidak

     bisa memiliki lebih dari n eigenvectors dengan eigennilai berbeda.

    Jika dasar didefinisikan dalam ruang vektor, semua vektor dapat dinyatakan dalam

    komponen. Untuk terbatas dimensi ruang vektor dengan dimensi n, transformasi linier

    dapat diwakili dengan n × n matriks persegi. Sebaliknya, setiap matriks persegi tersebutsesuai dengan transformasi linear untuk dasar tertentu. Jadi, dalam dua dimensi ruang

    vektor R2 dilengkapi dengan dasar standar, maka eigenvector persamaan untuk

    transformasi linear A dapat ditulis dalam representasi matriks berikut:

    dimana matriks penjajaran menunjukkan perkalian matriks.

    Sebuah matriks dikatakan rusak jika ia gagal memiliki n eigenvectors linear independen.

    Semua cacat matriks memiliki kurang dari n eigennilai berbeda, tapi tidak semua matriks

    dengan kurang dari n eigennilai berbeda cacat. 

    http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Reflection_%28linear_algebra%29&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhhVyClibNJ-Zo16NckBukQi-qiiwAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Linear_subspace&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhgvtwJt_8oED7Vbayq_wTTi_BfM-Qhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Basis_%28linear_algebra%29&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhhPZnU-vmXoOw_e2IGU9U6YWjJZTghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Vector_component&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhie6VfpKA-9tbqnmLYgcEf8aR0Rawhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Standard_basis&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhiVWtzY1g3Yt33v9-dCZP7QUlXdqQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Defective_matrix&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhi5qScEO5hZW3vcswygzhEp4j5cOAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Defective_matrix&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhi5qScEO5hZW3vcswygzhEp4j5cOAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Standard_basis&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhiVWtzY1g3Yt33v9-dCZP7QUlXdqQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Vector_component&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhie6VfpKA-9tbqnmLYgcEf8aR0Rawhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Basis_%28linear_algebra%29&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhhPZnU-vmXoOw_e2IGU9U6YWjJZTghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Linear_subspace&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhgvtwJt_8oED7Vbayq_wTTi_BfM-Qhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Reflection_%28linear_algebra%29&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhhVyClibNJ-Zo16NckBukQi-qiiwA

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    37/133

     

    25

    2.6. Expert Choice

    Software Expert Choice (EC) adalah alat bantu untuk menentukan prioritas sebuah

    keputusan multi-kriteria berdasarkan metode Analytic Hierarchy Process (AHP), sebuah

    teori matematika yang pertama dikembangkan di Wharton School of the University of

    Pennsylvania oleh salah satu orang pendiri Expert Choice, Thomas L. Saaty.

    Berikut ini adalah langkah-langkah dalam menggunakan AHP dan Expert Choice:

      Bertukar pikiran melalui wawancara dan diskusi dan buat struktur keputusan sebagai

    model hirarki

      Buat grup pemodelannya

      Tentukan tipe dan model perbandingan pairwise atau fungsi grid data

      Masukkan data ke Expert Choice melalui database external

      Perbandingan pairwise dari kriteria-kriteria untuk menentukan tingkat kepentingan

    dalam pengambilan keputusan

      Tentukan alternatif terbaik

      Lakukan analisis sensitivity

      Export data ke external databases 

    Expert Choice mempunyai metode yang unik dengan perbandingan pairwise untuk

    mendapatkan prioritas secara akurat yang merefleksikan nilai dan persepsi dari pihak

    yang berwenang dalam pengambilan keputusan dengan menggunakan sistem software.

    Expert Choice menyediakan sintesis dari beberapa penilaian dengan pemodelan grup.

    Expert Choice juga sangat berguna untuk perkiraan, penghitungan resiko dan masalah

    ketidakpastian, dan penjabaran distribusi probabilitas.

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    38/133

     

    26

    Beberapa tampilan dari software Expert Choice di berikan seperti gambar berikut ini :

    Gambar 2.9 Struktur H ierarchy di Expert Choice

    Gambar 2.10 Tampilan Kri teri a-kriteria

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    39/133

     

    27

    Gambar 2.11 Tampil an I nkonsistensi

    Gambar 2.12 Sin tesis Prior itas

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    40/133

     

    28

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    Dalam bab metodologi penelitian ini akan dijelaskan mengenai struktur kerja

     penelitian, data-data yang diperlukan, metode pengumpulan data serta hasil yang

    diharapkan.

    3.1.  Rancangan Penelitian

    Rancangan penelitian merupakan langkah-langkah kerja penelitian, dimulai dari awal

     penelitian sampai didapatkan tujuan akhir dari penelitian tersebut. Rancangan penelitian

    ini dapat dinyatakan diagram alir penelitian agar langkah kerja yang akan dikerjakan

    lebih jelas dan terarah sehingga tidak menyimpang dari tujuan yang diharapkan.

    Adapun diagram alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1.

    Gambar 3.1. Diagram Al ir Peneliti an

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    41/133

     

    29

    Kegiatan penelitian yang dilakukan meliputi :

    a.  Studi Literatur

    Studi literatur dilakukan untuk mencari bahan-bahan referensi yang akan digunakan

    dalam penelitian ini. Dengan mencari buku-buku, jurnal-jurnal mengenai pemilihan

     prioritas maupun melalui internet.

     b.  Wawancara dengan pihak yang berwenang dalam pengambilan keputusan.

    c.  Pengolahan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan menggunakan

    software pendukung Expert Choice.

    3.2.  Software Tools yang Digunakan

    Expert Choice v.11

    Dipergunakan sebagai alat bantu untuk menampilkan hasil analisa dari :

    - Data perbandingan antara kriteria  –   kriteria yaitu harga, metode pembayaran, ruang

    lingkup pekerjaan, jadwal pekerjaan, metode pengiriman barang, nilai strategis proyek

    terhadap proyek pembangunan jaringan akses multi layanan MSAN di Telkom, Indosat

    dan Biznet.

    3.3.  Metode Pengumpulan DataData  –   data diperoleh dari dokumen-dokumen tender pekerjaan proyek yang

    terkait dan melakukan wawancara maupun diskusi dengan pihak-pihak pengambil

    keputusan terhadap kriteria-kriteria yang menjadi pertimbangan sebuah tender

    mendapatkan prioritas untuk dimenangkan.

    Sumber data primer diperoleh dari lapangan yaitu dengan mengevaluasi dokumen-

    dokumen tender PT. ZTE Indonesia serta hasil wawancara dan diskusi dengan pihak PT.

    ZTE Indonesia yang berwenang dalam mengambil keputusan terhadap sebuah tender.

    Sumber data sekunder diperoleh dari referensi-referensi dan pencarian data terkait di

    internet.

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    42/133

     

    30

    3.4.  Proses Penentuan Prioritas Sebuah Proyek

    Di dalam mengikuti tender sebuah proyek di beberapa operator telekomunikasi perlu

    diperhatikan kriteria dan alternatif dari tiap-tiap proyek melalui dokumen-dokumen yang

    dinyatakan secara tertulis maupun informasi-informasi lainnya yang tidak tertulis.

    Informasi-informasi yang diperoleh dari sumber tertulis disebut dengan kriteria dan

    operator-operator yang mengadakan tender tersebut disebut dengan alternatif. Dari

    kriteria dan alternatif yang diperoleh ditentukan peringkat untuk mendapatkan kriteria

    dan alternatif yang terpenting terhadap tujuan pemilihan tender proyek jaringan akses

    multi layanan MSAN dengan melibatkan pihak yang berwenang dari PT. ZTE Indonesia

    dalam pengambilan keputusan terhadap suatu tender proyek dan didukung dengan

     software expert choice  sebagai alat bantu untuk mengambil keputusan multi-kriteria

    dengan menyederhanakan kompleksitas yang ada. Dari hasil pengolahan data

    menggunakan expert choice diperoleh prioritas sebuah proyek yang akan dipilih dengan

    melihat dan mempertimbangkan semua kriteria dan alternatif yang ada dan disesuaikan

    dengan tujuan dan kepentingan perusahaan yang hendak dicapai dari pemilihan proyek

    tersebut.

    3.5.  Metode Analisis

    Berdasarkan hasil identifikasi faktor-faktor yang berpengaruh pada proses pengambilankeputusan pemilihan proyek dapat dibuat hierarki keputusan dari tingkat paling atas

    adalah tujuan, yaitu pemilihan sebuah tender, kemudian di level kedua adalah kriteria-

    kriteria dari sebuah pekerjaan proyek pembangunan jaringan akses multi layanan

    menggunakan perangkat MSAN, dan di level ketiga terdapat alternatif-alternatif yaitu

    operator-operator yang melakukan pembangunan jaringan transmisi optik tersebut. Dari

     pengolahan data diperoleh kriteria dan alternatif dengan bobot terbesar, sebagai bahan

     pertimbangan untuk menentukan prioritas untuk memilih sebuah proyek.

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    43/133

     

    31

    3.6.  Keterkaitan Data dan Analisis Terhadap Metode AHP & Expert Choice

    Data dalam penelitian ini terdiri dari tujuan, kriteria, dan alternatif.

    Adapun tujuan dari sebuah proses tender adalah pemilihan proyek dalam suatu tender.

    Kriteria yang diperoleh meliputi :

    1)  Harga, yaitu besarnya nilai sebuah proyek.

    2)  Metode pembayaran, yaitu termin pembayaran terhadap proyek yang akan

    dilaksanakan.

    3)  Ruang lingkup pekerjaan, yaitu lingkup pekerjaan yang menjadi tanggungjawab

    dari vendor.

    4)  Jadwal pekerjaan, yaitu waktu yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan

     pekerjaan.

    5)  Metode pengiriman barang, yaitu tujuan akhir dari proses pengiriman perangkat.

    Pengiriman bisa dilakukan sampai ke lokasi di mana perangkat tersebut dipasang

    atau hanya sampai ke lokasi gudang vendor, dan pengiriman ke lokasi

     pemasangan menjadi tanggungjawab operator.

    6)   Nilai strategis proyek, yaitu peluang ke depan terhadap proyek yang akan diikuti,

    seperti peluang ekspansi, peluang pengembangan terkait dengan perkembangan

    teknologi, dan lain-lain.

    Sedangkan alternatif merupakan operator-operator di Indonesia yang memiliki kegiatantender pembangunan jaringan akses multi layanan menggunakan perangkat MSAN, yaitu

    TELKOM, INDOSAT, dan BIZNET.

    Dalam hal ini, AHP merupakan proses perumusan kebijakan yang powerful dan fleksibel

    dalam menentukan prioritas, membandingkan kriteria, alternatif dan membuat keputusan

    yang terbaik ketika pengambil keputusan harus mempertimbangkan aspek kuantitatif dan

    kualitatif. AHP mengurangi kerumitan suatu keputusan menjadi rangkaian perbandingan

    satu-satu, kemudian mensintesis hasil perbandingan tersebut. Dengan demikian, AHP

    tidak hanya bermanfaat dalam pembuatan keputusan yang terbaik tetapi juga memberikan

    dasar yang kuat bahwa keputusan tersebut merupakan keputusan yang terbaik.

    Estimasi dengan menggunakan metode AHP dapat dilakukan dengan mudah dengan

    menggunakan software khusus yang disebut Expert Choice.

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    44/133

     

    32

    BAB IV HASIL DAN ANALISIS

    Pada bab ini akan dilakukan analisis menggunakan perhitungan secara manual dan

    analisis menggunakan tool yaitu  software Expert Choice  untuk menentukan prioritas

    sebuah tender proyek jaringan akses MSAN. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan

    data yang memiliki faktor penting terhadap pengambilan keputusan dalam menentukan

    sebuah tender yang akan diikuti. Data diperoleh dengan melakukan proses wawancara

    dengan pihak pengambil keputusan dari PT. ZTE Indonesia mengenai faktor-faktor yang

     berpengaruh pada proses pengambilan keputusan pemilihan proyek dapat dibuat

     perhitungan secara manual berdasarkan Metode AHP.

    4.1.  Perhitungan manual menggunakan metode AHP.

    4.1.1  Mendefinisikan masalah dan menetapkan tujuan.

    Adapun tujuan yang ingin diperoleh dari perhitungan menggunakan metode AHP adalah

    menentukan pilihan sebuah proyek di dalam proses tender, yang di dasarkan pada skala

     prioritas yang di peroleh untuk tiap-tiap alternatif. Dalam hal ini fungsi dari metode AHP

    itu sendiri adalah untuk memilih alternatif atau penyusunan prioritas alternatif.

    4.1.2  Menyusun masalah dalam struktur hirarki.

    Setelah ditentukan masalah dan tujuannya, langkah selanjutnya adalah menyusun

     permasalahan yang ada ke dalam suatu hirarki. Dengan maksud agar masalah yang

    kompleks dapat ditinjau dari sisi yang detail dan terstruktur. Seperti yang ditunjukkan

     pada gambar diagram hirarki berikut.

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    45/133

     

    33

    Pemilihan Proyek Dalam Suatu

    Tender 

    HargaMetode

    PembayaranJadwal Pekerjaan

    Ruang Lingkup

    Pekerjaan

    Nilai Strategis

    Proyek

    Metode

    Pengiriman

    Barang

    Setelah Seluruh

    Pekerjaan

    Selesai

    Harga JasaHarga BarangDibayar Per

    SubsistemLumpsum Parsial FOB (Hanya

    Sampai Port

    Negara China)

    DDP (Dikirim

    Sampai Ke

    Lokasi Instalasi)

    3 Operator

    Telekomunikasi

    3 Operator

    Telekomunikasi

    3 Operator

    Telekomunikasi

    3 Operator

    Telekomunikasi

    3 Operator

    Telekomunikasi

    3 Operator

    Telekomunikasi

    3 Operator

    Telekomunikasi

    3 Operator

    Telekomunikasi

    3 Operator

    Telekomunikasi

    3 Operator

    Telekomunikasi

      T  U  J  U  A  N

      K  R  I  T  E  R  I  A

     

      S  U  B

      K  R  I  T  E  R  I  A

      A  L  T  E  R  N  A  T  I  V  E

     

    3Operator

    Telekomunikasi  BIZNETTELKOMINDOSAT

     

    Gambar 4.1. Diagram H irarki

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    46/133

     

    34

    4.1.3  Menyusun prioritas untuk tiap elemen masalah pada tingkat hirarki.

    4.1.3.1 Menyusun prioritas untuk tiap elemen masalah pada tingkat hirarki kriteria.

    A.  Matrik Perbandingan Kriteria Terhadap Tujuan "Pemilihan Proyek Dalam

    Suatu Tender"

    1)  Matrik Perbandingan Kriteria Terhadap Tujuan "Pemilihan Proyek Dalam

    Suatu Tender"

    C HargaMetode

    Pembayaran

    Jadwal

    Pekerjaan

    Ruang

    Lingkup

    Pekerjaan

     Nilai

    Strategis

    Proyek

    Metode

    Pengiriman

    Barang

    Harga 1/1 4/1 3/1 5/1 1/2 8/1

    Metode

    Pembayaran1/4 1/1 2/1 5/1 1/3 4/1

    Jadwal

    Pekerjaan1/3 1/2 1/1 3/1 1/5 5/1

    Ruang

    Lingkup

    Pekerjaan

    1/5 1/5 1/3 1/1 1/6 3/1

     Nilai

    Strategis

    Proyek

    2/1 3/1 5/1 6/1 1/1 9/1

    Metode

    Pengiriman

    Barang

    1/8 1/4 1/5 1/3 1/9 1/1

    2)  Matrik Perbandingan Kriteria Terhadap Tujuan "Pemilihan Proyek Dalam

    Suatu Tender" (dalam bentuk desimal)

    C HargaMetode

    Pembayaran

    Jadwal

    Pekerjaan

    Ruang

    Lingkup

    Pekerjaan

     Nilai

    Strategis

    Proyek

    Metode

    Pengiriman

    Barang

    Harga 1.00 4.00 3.00 5.00 0.50 8.00

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    47/133

     

    35

    Metode

    Pembayaran0.25 1.00 2.00 5.00 0.33 4.00

    Jadwal

    Pekerjaan

    1.00 0.50 1.00 3.00 0.20 5.00

    Ruang

    Lingkup

    Pekerjaan

    0.20 0.20 0.33 1.00 0.17 3.00

     Nilai

    Strategis

    Proyek

    2.00 3.00 5.00 6.00 1.00 9.00

    Metode

    Pengiriman

    Barang

    0.13 0.25 0.20 0.33 0.11 1.00

    Membuat peringkat prioritas dari matrik perbandingan dengan menentukan eigenvector,

    yaitu:

    1)  Mengkuadratkan matrik perbandingan (dalam bentuk desimal).

    1.00 4.00 3.00 5.00 0.50 8.00 1.00 4.00 3.00 5.00 0.50 8.00

    0.25 1.00 2.00 5.00 0.33 4.00 0.25 1.00 2.00 5.00 0.33 4.00

    1.00 0.50 1.00 3.00 0.20 5.00 X 1.00 0.50 1.00 3.00 0.20 5.00

    0.20 0.20 0.33 1.00 0.17 3.00 0.20 0.20 0.33 1.00 0.17 3.00

    2.00 3.00 5.00 6.00 1.00 9.00 2.00 3.00 5.00 6.00 1.00 9.000.13 0.25 0.20 0.33 0.11 1.00 0.13 0.25 0.20 0.33 0.11 1.00

    2)  Hasil pengkuadratan adalah sebagai berikut :

    8.04 14.00 26.17 44.67 4.66 66.50

    4.69 6.00 12.08 20.58 2.48 38.00

    3.78 7.45 12.00 16.37 2.13 30.80

    1.51 2.63 5.52 6.02 0.90 11.60

    12.12 19.95 33.00 55.00 6.01 89.00

    1.61 1.92 3.55 6.23 0.63 10.03

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    48/133

     

    36

    3)  Menjumlahkan setiap baris dari matriks hasil penguadratan cara (a), kemudian

    dinormalisasi (cara: membagi jumlah baris dengan total baris), hingga diperoleh nilai

    eigenvector (1).

    Diperoleh nilai Eigen Vector adalah sebagai berikut :

    Nilai Eigen Vector

    8.04 + 14.00 + 26.17 + 44.67 + 4.66 + 66.50 = 164.04

    4.69 + 6.00 + 12.08 + 20.58 + 2.48 + 38.00 = 83.84

    3.78 + 7.45 + 12.00 + 16.37 + 2.13 + 30.80 = 72.52

    1.51 + 2.63 + 5.52 + 6.02 + 0.90 + 11.60 = 28.1812.12 + 19.95 + 33.00 + 55.00 + 6.01 + 89.00 = 215.08

    1.61 + 1.92 + 3.55 + 6.23 + 0.63 + 10.03 = 23.96

    +

    587.61

    164.04 : 587.61 = 0.28

    83.84 : 587.61 = 0.14

    72.52 : 587.61 = 0.12

    28.18 : 587.61 = 0.05

    215.08 : 587.61 = 0.37

    23.96 : 587.61 = 0.04

    +

    1.00

    4)  Untuk mengecek ulang nilai eigenvector , matriks hasil penguadratan nomor (2)

    dikuadratkan kembali dan lakukan kembali cara nomor (3), hingga diperoleh eigenvector

    yang baru. Kemudian, bandingkan eigenvector   pertama dan kedua. Jika di antara

    keduanya, tidak ada perubahan nilai atau hanya sedikit mengalami perubahan maka nilaieigenvector   pertama sudah benar. Akan tetapi, jika sebaliknya, maka nilai eigenvector

     pertama masih salah dan lakukan kembali cara nomor (1) sampai dengan nomor (3),

    hingga nilai eigenvector  tidak berubah atau hanya sedikit berubah.

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    49/133

     

    37

    Mengkuadratkan hasil pengkuadratan di atas :

    8.04 14.00 26.17 44.67 4.66 66.50 8.04 14.00 26.17 44.67 4.66 66.50

    4.69 6.00 12.08 20.58 2.48 38.00 4.69 6.00 12.08 20.58 2.48 38.00

    3.78 7.45 12.00 16.37 2.13 30.80 X 3.78 7.45 12.00 16.37 2.13 30.801.51 2.63 5.52 6.02 0.90 11.60 1.51 2.63 5.52 6.02 0.90 11.60

    12.12 19.95 33.00 55.00 6.01 89.00 12.12 19.95 33.00 55.00 6.01 89.00

    1.61 1.92 3.55 6.23 0.63 10.03 1.61 1.92 3.55 6.23 0.63 10.03

    Hasil pengkuadratan adalah sebagai berikut :

    460.16 729.32 1330.00 2015.00 237.82 3472.61

    233.79 368.04 670.52 1027.62 119.70 1752.54

    210.67 331.40 602.64 925.64 108.43 1591.73

    84.02 134.11 241.74 370.08 43.42 636.89

    614.81 970.18 1772.00 2707.92 317.64 4645.86

    68.46 108.53 198.47 303.76 35.46 517.65

    Diperoleh nilai Eigen Vector adalah sebagai berikut :

    460.16 + 729.32 + 1330.00 + 2015.00 + 237.82 + 3472.61 = 8244.90

    233.79 + 368.04 + 670.52 + 1027.62 + 119.70 + 1752.54 = 4172.21

    210.67+

    331.40+

    602.64+

    925.64+

    108.43+

    1591.73=

    3770.5284.02 + 134.11 + 241.74 + 370.08 + 43.42 + 636.89 = 1510.26

    614.81 + 970.18 + 1772.00 + 2707.92 + 317.64 + 4645.86 = 11028.40

    68.46 + 108.53 + 198.47 + 303.76 + 35.46 + 517.65 = 1232.34

    +

    29958.64

    8244.90 : 29958.64 = 0.275

    4172.21 : 29958.64 = 0.139

    3770.52 : 29958.64 = 0.126

    1510.26 : 29958.64 = 0.05

    11028.40 : 29958.64 = 0.368

    1232.34 : 29958.64 = 0.041

    +

    1.00

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    50/133

     

    38

    Perbedaan nilai eigenvector  (1) dan eigenvector  (2) :

    0.28 - 0.28 = 0.00

    0.14 - 0.14 = 0.00

    0.12 - 0.13 = 0.00

    0.05 - 0.05 = 0.00

    0.37 - 0.37 = 0.00

    0.04 - 0.04 = 0.00

    Hasil perbedaan kedua eigenvector menunjukkan tak ada perubahan, sehingga nilai

    eigenvector (1) sudah tepat. Dengan demikian, peringkat kriteria dapat ditentukan

     berdasarkan nilai eigenvector , sebagai berikut:

    Harga 0.28 →  Kriteria terpenting kedua

    Metode Pembayaran 0.14→

      Kriteria terpenting ketigaJadwal Pekerjaan 0.12 →  Kriteria terpenting keempat

    Ruang LingkupPekerjaan 0.05 →  Kriteria terpenting kelima

     Nilai Strategis

    Proyek 0.37 →  Kriteria terpenting pertamaMetode Pengiriman

    Barang 0.04 →  Kriteria terpenting keenam

    5)  Perhitungan rasio konsistensi

    (a)  Menentukan vektor jumlah tertimbang (weighted sum vector )Matriks Perbandingan :

       H  a  r  g  a

       M  e   t  o   d  e   P  e  m   b  a  y  a  r  a  n

       J  a   d  w  a   l   P  e   k  e  r   j  a  a  n

       R  u  a  n  g   L   i  n  g   k  u  p   P  e   k  e  r   j  a  a  n

       N   i   l  a   i   S   t  r  a   t  e  g   i  s   P  r  o  y  e   k

       M  e   t  o   d  e   P  e  n  g   i  r   i  m  a  n   B  a  r  a  n  g

     Harga 1.00 4.00 3.00 5.00 0.50 8.00

    Metode Pembayaran 0.25 1.00 2.00 5.00 0.33 4.00

    Jadwal Pekerjaan 1.00 0.50 1.00 3.00 0.20 5.00

    Ruang Lingkup Pekerjaan 0.20 0.20 0.33 1.00 0.17 3.00

     Nilai Strategis Proyek 2.00 3.00 5.00 6.00 1.00 9.00

    Metode Pengiriman Barang 0.13 0.25 0.20 0.33 0.11 1.00

  • 8/17/2019 Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilcv

    51/133

     

    39

    Matriks Prioritas :

    Harga 0.28 →  Kriteria terpenting kedua

    Metode Pembayaran 0.14 →  Kriteria terpenting ketigaJadwal Pekerjaan 0.13 →  Kriteria terpenting keempat

    Ruang Lingkup

    Pekerjaan 0.05 →  Kriteria terpenting kelima

     Nilai Strategis Proyek 0.37 →  Kriteria terpenting pertama

    Metode Pengiriman

    Barang 0.04 →  Kriteria terpenting keenam

    Hal ini dilakukan dengan mengalikan baris pertama matriks PRIORITAS dengan kolom

     pertama matriks PERBANDINGAN, kemudian baris kedua matriks PRIORITAS

    dikalikan dengan kolom kedua matriks PERBANDINGAN, dan terakhir adalah

    mengalikan baris ketiga matriks PRIORITAS dengan kolom ketiga matriks

    PERBANDINGAN. Dan seterusnya sampai baris dan kolom keenam. Kemudian hasil

     perkalian tersebut dijumlahkan untuk setiap baris atau secara mendatar sebagai berikut.

    Vektor Jumlah Tertimbang (VJT) =

    0.28 x 1 0.14 x 4 0.12 x 3 0.05 x 5 0.37 x 0.50 0.04 x 8 1.77

    0.28 x 0.25 0.14 x 1 0.12 x 2 0.05 x 5 0.37 x 0.33 0.04 x 4 0.880.28 x 1 0.14 x 0.50 0.12 x 1 0.05 x 3 0.37 x 0.20 0.04 x 5 = 0.80

    0.28 x 0.20 0.14 x 0.2 0.12 x 0.33 0.05 x 1 0.37 x 0.17 0.04 x 3 0.31

    0.28 x 2 0.14 x 3 0.12 x 5 0.05 x 6 0.37 x 1 0.04 x 9 2.40

    0.28 x 0.