panduan praktikum ig 2015
TRANSCRIPT
-
8/16/2019 Panduan Praktikum Ig 2015
1/23
GEOFISIKA UGM
PANDUAN PRAKTIKUM
INSTRUMENTASIGEOFISIKA
LABOORATORIUM GEOFISIKA
TIM ASSISTEN INSTRUMENTASI GEOFISIKA
2015
-
8/16/2019 Panduan Praktikum Ig 2015
2/23
KALIBRASI GAMATECH
I.
Tujuan
Melakukan kalibrasi alat dengan instrumentasi geofisika Gamatech.
Mengetahui tingkat akurasi dan presisi alat instrumentasi geofisika.
II. Dasar Teori
Kalibrasi alat merupakan tahapan awal yang dilakukan sebelum menggunakan suatu
instrument atau alat ukur. Hal ini agar instrument yang digunakan dapat dengan baik
melakukan pengukuran sehingga diperoleh hasil yang memiliki tingkat presisi dan akurasi
yang tinggi. Instrument yang akan dikalibrasi kali ini adalah Gamatech dimana alat tersebut
merupakan alat yang digunakan untuk survey geofisika khususnya untuk metode geolistrik.
Dalam metode geolistrik ini, data yang diambil berupa nilai resistivitas dari batuandibawah permukaan bumi. Secara fisis, nilai resistivitas yang didapatkan didasarkan pada
nilai rho apparent, berdasarkan persamaan :
R = ρ
Dimana,
R = hambatan (Ohm)
ρ = resistivitas semu (Ohm/m)
L = panjang (m)
A = luas (m2)
III. Skema Pengukuran
IV. Petunjuk Praktikum
-
8/16/2019 Panduan Praktikum Ig 2015
3/23
1. Alat dan bahan disiapkan sesuai skema
2. Tombol Power On diaktifkan untuk menghidupkan alat
3. Tombol “zero” diatur untuk mengenolkan/menghilangkan nilai potensial yang terbaca di
alat
4. V-range dan I-range diatur agar nilai potensial dan arus dapat terbaca
5. Tombol “measure” ditekan untuk memulai pengukuran, tunggu beberapa saat hingga nilai
potensial dan arus muncul pada layar
6. Nilai potensial dan arus yang tertera pada layar dicatat
7. Tombol “reset” ditekan untuk mereset data yang terbaca sebelumnya
8. Langkah 5-7 diulangi hingga mendapatkan variasi data sebanyak 30 data
-
8/16/2019 Panduan Praktikum Ig 2015
4/23
KALIBRASI OYO
I.
Tujuan
Melakukan kalibrasi alat instrumentasi geofisika OYO Model – 2115A McOhm Mark
– 2.
Mengetahui tingkat akurasi dan presisi alat instrumentasi geofisika.
II. Dasar Teori
Alat geofisika OYO Model – 2115A McOhm Mark – 2 merupakan salah satu jenis
alat instrumentasi yang digunakan oleh geofisikawan untuk melakukan survei geofisika, yaitu
metode geolistrik. Tujuan umum dari pengukuran geolistrik adalah untuk mengukur nilai
resistivitas bawah permukaan bumi. Secara fisis, nilai resistivitas yang didapatkan didasarkan
pada nilai rho apparent, berdasarkan persamaan :
R = ρ Dimana,
R = hambatan (Ohm)
ρ = rho apparent (Ohm/m)
L = panjang (m)
A = luas (m2)
Skema
-
8/16/2019 Panduan Praktikum Ig 2015
5/23
Petunjuk
1. [Mode] Pemilihan mode pengukuran, terdapat 2 mode disini yaitu mode R (hambatan) dan
SP (spontaneous potential), untuk praktikum ini, mode R lah yang digunakan.
2. [Stack] Menentukan berapa kali perhitungan yang dilakukan instrumen sebelum
memunculkan data, data yang muncul dari hasil stack merupakan rerata yang didapat dari
hasil perhitungan. Semakin besar stack yang dilakukan, maka waktu pengukuran akan
semakin lama.
3. [Enter] Merupakan tombol yang digunakan untuk memilih “Ok” pada instrumen ini.
4. [Current] Mengatur seberapa besar arus masukkan yang akan digunakan dalam
pengukuran.
5. [Measure] Melakukan kegiatan pengukuran dalam survey, instrumen akan mengukur
secara otomatis.
6. [Store] Menyimpan data hasil pengukuran pada SD Card yang ada didalam instrumen.
III. Tata Laksana Percobaan
1.Alat dan bahan disiapkan sesuai skema. (NB : Untuk pemasangan kabel ke aki, sumbunegatif WAJIB dipasang terlebih dahulu, kemudian sumbu positif.)
2.Tombol Power On diaktifkan untuk menghidupkan alat.
3.Mode dan Current diset sesuai parameter pengukuran, kemudian tekan Enter.
4.Tombol measure ditekan, tunggu beberapa saat, kemudian muncul nilai pada layar.
5.Nilai tegangan (V), arus (I), dan hambatan (R) yang tertera pada layar dicatat.
6.Langkah 4 dan 5 diulangi hingga mendapatkan 30 variasi data.
-
8/16/2019 Panduan Praktikum Ig 2015
6/23
PENGUKURAN SUHU
I.
Tujuan
Mengamati watak thermometer air raksa berdasarkan nilai tegangan yang
ditunjukkan oleh sensor suhu Thermocouple dan LM35.
II. Dasar Teori
Dalam geofisika, pengukuran suhu sebagai fungsi tempat dilakukan pada survey
geothermal dan pengukuran daya hantar panas batuan. Sensor suhu yang digunakan bisa
berupa sensor suhu mekanik dan sensor suhu elektronik. Thermometer air raksa
merupakan salahsatu sensor suhu mekanik. Dalam praktiknya, air raksa akan
mengonversi suhu menjadi panjang. Sedangkan itu, sensor suhu elektronik dapat dilihat
dibawah ini:
1. Resistance Type
Berupa logam, hambatannya akan semakin tinggi apabila suhunya meningkat. Contoh
dari sensor tipe ini adalah platinum resistance.
2. Thermistor
Menggunakan bahan semikonduktor, bersifat sebagai thermal resistor . Contoh darithermistor adalah PTC ( Positive Temperature Coefficient of Resistance) yang
hambatannya akan naik apabila suhunya meningkat dan ada pula NTC ( Negative
Temperature Coefficient of Resistance) yang hambatannya akan menurun apabila
suhunya meningkat.
3. Thermocouple
Berupa sambungan dua macam logam yang memberikan ggl, semakin tinggi suhu,
maka ggl yang dihasilkan akan semakin tinggi.
Dalam praktikum kali ini, sensor suhu yang digunakan adalah Thermocouple
dan LM35. Dibawah ini akan dijabarkan spesifikasi tiap-tiap sensor suhu:
1. Thermocouple:
[1]Perubahan tegangan terukur bersifat tidak linear terhadap perubahan suhu, [2]ada
saat dimana perubahannya bersifat linear dan ada pula saat dimana perubahannya
bersifat tidak linear (tergantung pada suhu objek). [3]Dalam skala kegiatan rumahan,
sensor suhu ini jarang digunakan akibat sensitivitasnya yang rendah terhadap
perubahan suhu, namun dalam skala industri (contoh: migas), sensor ini merupakan
pilihan yang baik akibat sifatnya yang sulit dipengaruhi oleh perubahan suhu.
-
8/16/2019 Panduan Praktikum Ig 2015
7/23
2. LM35:
[1]Perubahan tegangan terukur bersifat mendekati linear terhadap perubahan suhu,
[2]biasanya akan berubah +10mV setiap kenaikan 1oC, [3]sensor ini merupakan
salahsatu sensor yang baik untuk kegiatan rumahan karena sangat peka terhadap
perubahan suhu. [4]Sensor suhu ini dapat bekerja pada rentang suhu antara -55o
Chingga 150oC dan [5]sensor ini sudah terkalibrasi dalam derajat celcius.
III. Skema Pengukuran
IV. Petunjuk Kerja
1. pasang alat dan bahan sesuai dengan skema percobaan.
2. hidupkan kedua multimeter dan pasang ke mode pengukuran tegangan.
3. pasang kabel power
4. amati kenaikan suhu yang terjadi, kemudian catat nilai suhu pada thermometer air raksa
pada setiap kenaikan suhu 1oC dan catat pula nilai tegangan yang ditunjukkan pada kedua
multimeter.
5. setelah mencapai suhu 80oC, lepaskan kabel power
6. amati penurunan suhu yang terjadi, kemudian catat nilai suhu pada thermometer air raksa
pada setiap penurunan suhu 1oC dan catat pula nilai tegangan yang ditunjukkan pada kedua
multimeter.
-
8/16/2019 Panduan Praktikum Ig 2015
8/23
7. analisa data yang dihasilkan, apakah trend grafik yang ditunjukkan berbentuk linear atau
tidak (sumbu X= suhu, sumbu Y= tegangan).
Materi Post-test (Tidak ada pre-test)
1. Skema percobaan?
2. Spesifikasi LM35 dan sifat-sifatnya terhadap perubahan suhu?
3. Spesifikasi Thermocouple dan sifat-sifatnya terhadap perubahan suhu?
4. Contoh PTC dan sifatnya terhadap perubahan suhu?
5. Contoh NTC dan sifatnya terhadap perubahan suhu?
6. Kegunaan mempelajari Praktikum Instrumentasi Geofisika, terutama pada pengukuran
suhu untuk eksplorasi dengan menggunakan metode geofisika?7. Kegunaan mempelajari Praktikum Instrumentasi Geofisika, terutama pada pengukuran
suhu untuk kegiatan eksploitasi energi (geothermal/migas)?
Rules… ada 7 soal diatas ini, setiap post-test hanya ada 4 soal yang dikeluarkan secara acak.
Belajar dengan baik ya!
-
8/16/2019 Panduan Praktikum Ig 2015
9/23
PENGUKURAN PERCEPATAN GRAVITASI DENGAN METODE BENDA JATUH
BEBAS
I. Tujuan
a)
Mengukur nilai percepatan gravitasi secara langsung dengan menggunakan metode
benda jatuh bebas dari ketinggian berbeda
b)
Mencari rumus pendekatan berdasarkan grafik hubungan antara ketinggian (h)
terhadap kuadrat waktu tempuh (t2) untuk mengetahui percepatan gravitasi (g) nya
II. Dasar Teori
Gerak jatuh bebas adalah salah satu gerak lurus dalam satu dimensi yang
hanya dipengaruhi oleh adanya gaya gravitasi. Variasi dari gerak ini adalah gerak
jatuh dipercepat dan gerak peluru. Secara umum, gerak yang hanya dipengaruhi oleh
gaya gravitasi memiliki persamaan:
Karena gerak jatuh bebas tidak memiliki kecepatan awal (v0 = 0), maka persamaan
diatas akan menjadi:
y m x
ket: h= ketinggian (m)
g= percepatan gravitasi (m/s2)
t= waktu tempuh (s)
-
8/16/2019 Panduan Praktikum Ig 2015
10/23
III. Skema Pengukuran
IV. Petunjuk Praktikum
a) Hubungkan alat pengukur waktu benda jatuh bebas ke sumber listrik
b)
Kemudian hidupkan sistem dengan cara menekan tombol „power‟ yang ada pada alat pengukur waktu tersebut
c) Tekan tombol „reset‟ untuk memastikan angka yang muncul pada timer adalah
angka nol
d) Pasang bola besi pada magnetic holder
e) Kemudian atur ketinggian (h) yang diinginkan dengan menggerakkan sensor
infrared naik/turun sesuai dengan keinginan
f) Tekan tombol „start‟, kemudian bola besi akan jatuh dan timer mulai menghitung
waktu tempuh bola besi. Waktu pada timer akan berhenti ketika bola besi telah
terdeteksi/melewati sensor infraredg)
Catat nilai waktu tempuh (t) tersebut dalam milidetik dengan ketinggian (h) dalam
cm
h)
Lakukan 2 atau 3 kali agar bisa digunakan nilai t rata-rata nya
i)
Kemudian ubah ketinggian (h) dengan interval tertentu dan ulangi langkah pada poin
f hingga poin h
j) Setelah mendapat sejumlah data, buat grafik hubungan antara waktu tempuh (t) vs
ketinggian (h)
k)
Berdasarkan grafik tersebut, cari rumus pendekatan untuk mencari nilai percepatan
gravitasi (g)
-
8/16/2019 Panduan Praktikum Ig 2015
11/23
V. Tabel
No. h (cm) t1 (ms) t2 (ms) t3 (ms) t rata-rata (ms)
1.
2.
…..
dst
*satuan harus diubah kedalam SI pada saat perhitungan
-
8/16/2019 Panduan Praktikum Ig 2015
12/23
PENGUKURAN PERCEPATAN GRAVITASI (MUTLAK) DENGAN METODE
AYUNAN BANDUL
I. Tujuan
1.
Mengukur langsung percepatan gravitasi (mutlak) menggunakan metode
ayunan bandul dengan cara memvariasikan panjang tali.
2. Mengamati grafik hubungan panjang tali (L) terhadap periode ayunan (T) dan
mencari rumus pendekatan untuk percepatan gravitasi dari hubungan tersebut.
II. Dasar Teori
Periode adalah selang waktu yang diperlukan oleh suatu benda untuk
melakukan satu getaran lengkap. Getaran adalah gerakan bolak-balik yang ada
disekitar titik keseimbangan dimana kuat lemahnya dipengaruhi besar kecilnyaenergy yang diberikan. Satu getaran frekuensi adalah satu kali gerak bolak-
balik penuh. Satu getaran lengkap adalah gerakan dari a-b-c-b-a. Sesuai pada
gambar dibawah ini:
Periode ayunan bandul adalah :
√ Dimana :
L : Panjang tali (cm)
g : percepatan gravitasi (m/s2)
T : periode (s)
Untuk menentukan percepatan gravitasi (g) turunkan rumus diatas :
-
8/16/2019 Panduan Praktikum Ig 2015
13/23
Dimana rumus garis lurus adalah y = mx + c. Sehingga berada pada sumbuy dan L berada pada sumbu x. sedangkan
sama dengan m. Sehingga g =
.
Periode juga dapat dicari dengan 1 dibagi dengan frekuensi ( ) .
Frekuensi adalah banyaknya getaran yang terjadi dalam kurun waktu satu
detik. Rumus frekuensi adalah jumlah getaran dibagi jumlah detik waktu.
Frekuensi memiliki satuan Hertz (Hz).
III. Skema Percobaan
IV. Petunjuk Percobaan
1. Hidupkan sistem, ayunkan bola besi sehingga lampu penunjuk pada timer
akan berkedip bila bola melewati titik kesetimbangan.
2.
Tekan tombol RESET, pengukur waktu akan dalam posisi siap menghitung
periode ayunan. Ketika tombol reset ditekan lagi timer akan menghitung
kembali periode ayunan.
-
8/16/2019 Panduan Praktikum Ig 2015
14/23
3. Variasikan panjang tali (L), lakukanlah hal yang sama (2) dengan besar sudut
simpangan yang sama.
4.
Buat grafik hubungan panjang tali (L) dengan periode ayunan (T).
5. Dari grafik yang didapatkan pada langkah (4), cari rumus pendekatan untuk
mencari nilai percepatan gravitasi (g) berdasarkan grafik tersebut.
V. Tabel
No L (m) T1 (s) T2 (s) T3 (s)
T(rata-rata)
(s) T2 (s)
1
2
34
…
-
8/16/2019 Panduan Praktikum Ig 2015
15/23
HORIZONTAL LOOP ELECTROMAGNETICS (HLEM)
Metode horizontal loop electromagnetics (HLEM) adalah salah satu metode geofisika
yang memanfaatkan gelombang elektromagnetik berfrekuensi rendah untuk mendeteksi
anomali bawah permukaan terkait sifat konduktivitasnya. Metode ini memanfaatkan sepasang
antenna (Tx dan Rx). Jarak antara Tx dan Rx dibuat tetap, kemudian digeser langkah demi
langkah pada ketinggian yang sama (posisi mendatar). Kurva respon in-phase (IP) dan out of
phase (OP) dinyatakan dalam % besar sinyal terhadap gelombang primer.
I. Tujuan
Menghitung nilai transien OP dan IP suatu material untuk mengenali sifat material dalam
menghantarkan listrik.
II. Alat dan Bahan
1. Mistar
2. Kabel
3. Tiang
4. Kumparan pemancar
5. Kumparan penerima
6. Alat pemancar
7. Alat penerima
8. Lempengan logam
9. Statif lempengan
10. Osiloskop
-
8/16/2019 Panduan Praktikum Ig 2015
16/23
III. SKEMA PENGUKURAN
IV. PETUNJUK PRAKTIKUM
- Pasang rangkaian sesuai skema
- Lempengan diatur sesuai kemiringan tertentu
- Power supply dinyalakan
- Pemancar dan penerima divariasikan jaraknya sepanjang lempengan
- Grafik gelombang yang ditampilkan pada layar osiloskop berupa beda fase dan
amplitudo gelombang pada setiap variasi jarak diamati, gelombang dari channel 1
untuk gelombang sekunder dan gelombang dari channel 2 untuk gelombang primer.
- Ulangi dari langkah kedua dengan besar sudut kemiringan lainnya.
V.
Analisa Data
Dari data yang diperoleh dari hasil pengamat, yakni nilai jarak dan amplitudo pada channel 1
yang menunjukkan gelombang sekunder dan channel 2 yang menunjukkan gelombang
primer, akan diperoleh nilai beda fase yang didapat dengan persamaan:
-
8/16/2019 Panduan Praktikum Ig 2015
17/23
setelah mendapatkan nilai beda fasenya, kemudian dicari nilai IP dan OP dengan persamaan:
Posisi konduktor ditunjukan oleh harga puncak (minimum) dari kurva respon seperti terlihat
pada gambar dibawah ini. Berikut adalah gambar akuisisi HLEM dan grafik respon OP dan
IP
-
8/16/2019 Panduan Praktikum Ig 2015
18/23
PENGUKURAN RESISTIVITAS
I. Tujuan
Mengukur nilai resistivitas air dan medium lainnya
II. Dasar Teori
Resistivitas adalah kemamouan suatu medium menghambat arus listrik.
Pengukuran resistivitas batuan merupakan metode “aktif”, yaitu pengukuran dengan
memberkan arus listrik (I) melalui elektroda arus dan mengukur beda potensial (∆V)
pada elektroda potensial. Sesuai dengan Hukum Ohm, maka harga rsistivitas dapat
dihitung dari perhitungan R sama dengan ∆V dibagi dengan I. Syarat untuk
memperoleh harga ukur ∆V yang benar adalah “input impedansi” dari volt meter
harus besar (>10 Ohm).
Salah satu skema pengukuran hambatan ditunjukan pada gambar di bawah ini
:
Pengukuran resistivitas “sampel” batuan menggunakan pendekatan skema
pengukuran hambatan di atas.
-
8/16/2019 Panduan Praktikum Ig 2015
19/23
III. Skema Pengukuran
Keterangan : I = Amperemeter
V = Voltmeter
K = Kompensator
S = Sumber ( Power Supply)IV. Petunjuk Praktikum
1. Pasanglah rangkaian seperti pada skema
2. Isi kotak kaca dengan air
3. Sebelum dialirkan arus listrik, ukurlah potensial yang tebaca pada digital
voltmeter , aturlah kompensator sehingga digital voltmeter menunjuk nol.
4.
Hidupkan sumber, segera baca arus listrik (I) dan baca beda potensial (V).
5.
Matikan sumber, baliklah arah arusnya, ulangi pembacaan seperti langkah (4).
6.
Ukurlah beda potensial (V) untuk bermacam-macam harga arus listrik (I),
Hitunglah R.
7.
Buatlah grafik hubungan antara V dan I, amati bagaimana bentuk dari grafik dan
kaitannya dengan data yang didapatkan.
8. Ukurlah luas penampang (air) dan jarak elektroda potensial.
9. Hitung harga resistivitas ( ρ )
10.
Gunakan bahan / medium dan hitung resistivitasnya
V. Tabel
TABEL PENGUKURAN RESISTIVITY MEDIUM……
L (Jarak Elektroda) :…… A (Luas Penampang) :……
NO Vin (Volt) Vout (Volt I (Amphere) ρ (Ohm.meter)
1
2
3
-
8/16/2019 Panduan Praktikum Ig 2015
20/23
KONFIGURASI SLUMBERGER
I.
Tujuan1. Memahami cara kerja konfigurasi slumberger.
2. Dapat menerapkan eksentrisitas pada saat praktikum.
3. Mendapatkan nilai resistivitas dari praktikum geolistrik mini dengan konfigurasi
slumberger.
II. Dasar Teori
Konfigurasi Schlumberger idealnya jarak MN dibuat sekecil-kecilnya, sehingga jarak MN
secara teoritis tidak berubah. Tetapi karena keterbatasan kepekaan alat ukur, maka ketika
jarak AB sudah relatif besar maka jarak MN hendaknya dirubah. Perubahan jarak MN
hendaknya tidak lebih besar dari 1/5 jarak AB.
Kelemahan dari konfigurasi Schlumberger ini adalah pembacaan tegangan pada elektroda
MN adalah lebih kecil terutama ketika jarak AB yang relatif jauh, sehingga diperlukan alat
ukur multimeter yang mempunyai karakteristik „high impedance‟ dengan akurasi tinggi yaituyang bisa mendisplay tegangan minimal 4 digit atau 2 digit di belakang koma. Atau dengan
cara lain diperlukan peralatan pengirim arus yang mempunyai tegangan listrik DC yang
sangat tinggi.
Sedangkan keunggulan konfigurasi Schlumberger ini adalah kemampuan untuk mendeteksi
adanya non-homogenitas lapisan batuan pada permukaan, yaitu dengan membandingkan nilai
resistivitas semu ketika terjadi perubahan jarak elektroda MN/2.
Agar pembacaan tegangan pada elektroda MN bisa dipercaya, maka ketika jarak AB relatif
besar hendaknya jarak elektroda MN juga diperbesar. Pertimbangan perubahan jarak
elektroda MN terhadap jarak elektroda AB yaitu ketika pembacaan tegangan listrik pada
multimeter sudah demikian keci
-
8/16/2019 Panduan Praktikum Ig 2015
21/23
Konfigurasi Slumberger
III. Skema Alat
IV. Tata Laksana
1. Susun alat dan bahan sesuai dengan skema.
2. Nolkan terlebih dahulu dengan black box.
3. Lakukan pembacaan arus dan tegangan.
4.
Hitunglah nilai Resistivitas
Tabel
No. AB/2 MN/2 K V (mV) I (mA) R Rho App
1.
2.
-
8/16/2019 Panduan Praktikum Ig 2015
22/23
PENGUKURAN RESISTIVITAS DENGAN KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE
I. Tujuan
1.
Memahami cara kerja alat ukur geolistrik
2.
Memahami cara kerja dan karakter konfigurasi Dipole-dipole
3.
Mendapatkan nilai resistivitas dari praktikum geolistrik dengan konfigurasi
Dipole-dipole
II. Dasar Teori
Metode geolistrik resistivitas adalah salah satu metode geolistrik yang
fokus mempelajari sifat resistivitas batuan di dalam bumi (Hendrajaya dan Idam,
1990). Prinsip dasar dari semua metode geolistrik adalah hokum Ohm, termasuk
di dalamnya geolistrik resistivitas. Pengukuran resistivitas dalam geolistrik
menggunakan dua elektroda arus yang berfungsi untuk menginjeksikan arus kedalam tanah dan dua elektroda lainnya untuk mengukur beda potensial di
permukaan. Biasanya, tapi tidak selalu, pemasangan elektroda tersebut berada
dalam satu garis (in-line).
Pada konfigurasi Dipole-dipole kedua elektroda potensial diletakkan di
luar elektrode arus. Jarak antara elektroda potensial adalah a, dan antara elektroda
potensial dengan elektroda arus adalah na. Dimana n:1,2,3,4,5,6,7…..n. Semakin
besar nilai n, maka pengukuran kedalaman semakin besar pula.
Hubungan hukum Ohm dengan Resistivitas
;
Faktor geometri untuk konfigurasi Dipole-dipole adalah
Sehingga berlaku hubungan :
http://www.codecogs.com/eqnedit.php?latex=/rho%20_{a}=n/left%20(%20n@plus;1%20/right%20)/left%20(%20n@plus;2%20/right%20)/pi%20a/frac{/Delta%20V}{I}http://www.codecogs.com/eqnedit.php?latex=K=n/left%20(%20n@plus;1%20/right%20)/left%20(%20n@plus;2%20/right%20)/pi%20a
-
8/16/2019 Panduan Praktikum Ig 2015
23/23
III. Skema Alat
IV. Petunjuk Praktikum
1. Pasanglah rangkaian seperti pada skema
2. Sebelum dialirkan arus listrik, ukurlah potensial yang terbaca pada digital
voltmeter , aturlah kompensator sehingga digital voltmeter menunjukkan nol
3. Setelah arus listrik dialirkan, segera baca dan catat besar arus (I) dan beda
potensial (V) yang terukur pertama kali
4.
Geser elektroda arus C1 dan C2 dengan jarak pergeseran berupa kelipatan dari
jarak C1 C2 atau P1 P2 (1,2,..)
5. Ketika jarak dari C2 ke P1 sudah mencapai empat kali jarak C1 C2 atau P1 P2,
lakukan shifting dengan cara menggeser elektroda potensial P1 dan P2 dan
elektroda arus C1 dan C2 digeser kearah elektroda potensial sehingga jarak C2 ke
P1 sama dengan jarak C1 C2 atau P1 P2. Catat kembali arus yang terukur.
6.
Ulangi langkah-langkah di atas, dan jangan lupa untuk melakukan shifting bila
diperlukan
7. Hitunglah nilai Resistivitas (