panduan praktikum higene industri ii d4k3 2015

Upload: alfikariyanti

Post on 07-Jul-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Higene Industri II D4K3 2015

    1/42

    BUKU PANDUAN PRAKTIKUM

    HIGENE INDUSTRI II

    PROGRAM D4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2015

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Higene Industri II D4K3 2015

    2/42

    BUKU PANDUAN PRAKTIKUM HIGENE INDUSTRI II

    SEMESTER III

    TIM PENYUSUN :

    1.  Ipop Sjarifah, Dra., M.Si Ketua

    2. 

    Lusi Ismayenti, ST., M.Kes Anggota

    3. 

    Khotijah, SKM., M.Kes Anggota

    4. 

    Haris Setyawan, SKM., M.Kes Anggota5.  Ica Yuniar Sari, SST Anggota

    6. 

    Ervansyah Wahyu Utomo, SST Anggota

    PROGRAM D4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Higene Industri II D4K3 2015

    3/42

    PERATURAN PRAKTIKUM

    1.  Semua mahasiswa wajib mengikuti rangkaian kegiatan praktikum yang telah

    dijadwalkan sebelumnya.

    2.  Apabila mahasiswa tidak bisa mengikuti rangkaian kegiatan praktikum, maka

    harus ada pemberitahuan secara lisan maupun tertulis serta wajib mengikuti di

    luar jadwal praktikum.

    3.  Setiap kegiatan praktikum semua mahasiswa wajib membawa kartu praktikum

    dan menandatangani daftar hadir sebagai bukti keikutsertaan.

    4.  Berpakaian rapi, sopan (baju berkrah & sepatu tertutup) dan datang tepat waktu.

    5. 

    Laporan wajib dikumpulkan maksimal 1 minggu setelah praktikum/praktek

    6. 

    Dilarang melakukan hal-hal yang mengganggu suasana ketika praktikum

     berlangsung dan merusak peralatan praktikum.

    7.  Kerusakan alat yang disebabkan mahasiswa atau kelompok, maka harus

    memperbaiki/mengganti alat tersebut.

    8.  Peraturan yang belum ditetapkan akan diatur dikemudian hari.

    9.  Bagi pelanggar peraturan akan dikenakan SANKSI  yang berhubungan dengan

    nilai praktikum.

    10.  Peraturan akan tetap berlaku sampai adanya peraturan baru.

    Surakarta, Juli 2015

    Ketua Program,

    Ipop Sjarifah, Dra.,M.Si

     NIP 19560328 198503 2 001

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Higene Industri II D4K3 2015

    4/42

    PEDOMAN K3 UNTUK KEGIATAN PRAKTIKUM 

    A.  PENDAHULUAN 

    Pada prinsipnya, untuk mewujudkan praktikum yang aman diperlukan

     partisipasi seluruh praktikan dan asisten pada praktikum yang bersangkutan.

    Dengan demikian, kepatuhan setiap praktikan terhadap uraian panduan pada bagian

    ini akan sangat membantu mewujudkan praktikum yang aman.

    B.  PEDOMAN K3 DI LABORATORIUM

    1.  Potensi Bahaya

    a.  Bahaya Listrik

    Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan : 

    1)  Perhatikan dan pelajari tempat-tempat sumber listrik (stop kontak dan

    circuit breaker ) dan cara menyala-matikannya. Jika melihat ada

    kerusakan yang berpotensi menimbulkan bahaya, laporkan pada

    asisten

    2)  Hindari daerah atau benda yang berpotensi menimbulkan bahaya

    listrik (sengatan listrik/ strum) secara tidak disengaja, misalnya kabel

     jala-jala yang terkelupas dll.

    3) 

    Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya listrik pada

    diri sendiri atau orang lain

    4)  Keringkan bagian tubuh yang basah karena, misalnya, keringat atau

    sisa air wudhu

    5)  Selalu waspada terhadap bahaya listrik pada setiap aktivitas praktikum

    Penanganan Jika terjadi Kecelakaan Akibat Bahaya Listrik

    Kecelakaan akibat bahaya listrik yang sering terjadi adalah tersengat arus

    listrik. Berikut ini adalah hal-hal yang harus diikuti praktikan jika hal itu

    terjadi:

    1) 

    Jangan panik

    2)  Matikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik di meja

    masing-masing dan di meja praktikan yang tersengat arus listrik

    3)  Bantu praktikan yang tersengat arus listrik untuk melepaskan diri dari

    sumber listrik

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Higene Industri II D4K3 2015

    5/42

    4)  Beritahukan dan minta bantuan asisten, praktikan lain dan orang di

    sekitar anda tentang terjadinya kecelakaan akibat bahaya listrik

    b.  Bahaya Api Atau Panas Berlebih

    Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan : 

    1)  Jangan membawa benda-benda mudah terbakar (korek api, gas dll.) ke

    dalam ruang praktikum bila tidak disyaratkan dalam modul praktikum

    2)  Jangan melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan api, percikan api

    atau panas yang berlebihan

    3)  Jangan melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya api atau

     panas berlebih pada diri sendiri atau orang lain

    4) 

    Selalu waspada terhadap bahaya api atau panas berlebih pada setiap

    aktivitas praktikum

    Penanganan Jika Terjadi Bahaya Api atau Panas Berlebih

    Berikut ini adalah hal-hal yang harus diikuti praktikan jika menghadapi

     bahaya api atau panas berlebih :

    1)  Jangan panik

    2)  Beritahukan dan minta bantuan asisten, praktikan lain dan orang di

    sekitar anda tentang terjadinya bahaya api atau panas berlebih

    3)  Matikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik di meja

    masing-masing

    4) 

    Menjauh dari ruang praktikum

    c.  Bahaya Benda Tajam Dan Logam

    Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan : 

    1)  Dilarang membawa benda tajam (pisau, gunting dan sejenisnya) ke

    ruang praktikum bila tidak diperlukan untuk pelaksanaan percobaan2)

     

    Dilarang memakai perhiasan dari logam misalnya cincin, kalung,

    gelang dll.

    3)  Hindari daerah, benda atau logam yang memiliki bagian tajam dan

    dapat melukai

    4) 

    Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan luka pada diri

    sendiri atau orang lain

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Higene Industri II D4K3 2015

    6/42

    Penanganan Terjadi Kecelakaan Akibat Benda Tajam

    1) 

    Jangan panik

    2) 

    Lakukan pertolongan pertama sesuai dengan prosedur P3K

    3) 

    Beritahukan dan minta bantuan praktikan lain atau asisten mengenai

    kejadian tersebut

    2.  Penggunaan Peralatan Praktikum

    Berikut ini adalah panduan yang harus dipatuhi ketika menggunakan alat-alat

     praktikum :

    1)  Sebelum menggunakan alat-alat praktikum, pahami petunjuk penggunaan

    alat tersebut/SOP penggunaan alat.

    2) 

    Perhatikan dengan baik penjelasan dari Asisten mengenai cara

    mengoperasikan alat tersebut

    3)  Perhatikan dan patuhi peringatan (warning ) yang biasa tertera pada badan

    alat

    4) 

    Pahami fungsi atau peruntukan alat-alat praktikum dan gunakanlah alat-

    alat tersebut hanya untuk aktivitas yang sesuai fungsi atau peruntukannya.

    Menggunakan alat praktikum di luar fungsi atau peruntukannya dapat

    menimbulkan kerusakan pada alat tersebut dan bahaya keselamatan

     praktikan

    5) 

    Pahami jangkauan kerja alat-alat praktikum dan gunakanlah alat-alat

    tersebut sesuai jangkauan kerjanya. Menggunakan alat praktikum di luar

     jangkauan kerjanya dapat menimbulkan kerusakan pada alat tersebut dan

     bahaya keselamatan praktikan

    6)  Pastikan seluruh peralatan praktikum yang digunakan aman dari

     benda/logam tajam, api/panas berlebih atau lainnya yang dapatmengakibatkan kerusakan pada alat tersebut

    7) 

    Tidak melakukan aktifitas yang dapat menyebabkan kotor, coretan,

    goresan atau sejenisnya pada badan alat-alat praktikum yang digunakan.

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Higene Industri II D4K3 2015

    7/42

    C.  PEDOMAN K3 PRAKTEK KUNJUNGAN

    1.  Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan

    a. 

    Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan sebelum melaksanakan praktek

    kunjungan perusahaan, antara lain :

    1)  Mahasiswa wajib mengikuti SAFETY INDUCTION yang diberikan

     pembimbing lapangan.

    2)  Mahasiswa wajib mematuhi seluruh peraturan yang ada di tempat

     praktek/perusahaan

    3)  Mahasiswa wajib membaca label dan MSDS yang tersedia.

    4)  Mahasiswa wajib mengetahui jalur evakuasi diri dan titik berkumpul

     jika ada keadaan darurat.

    5)  Mahasiswa wajib memakai APD yang ditentukan oleh pihak

     perusahaan/instansi praktek ketika memasuki area kerja.

    6) 

    Mahasiswa wajib mengikuti seluruh instruksi pembimbing

    Perusahaan.

    7)  Mahasiswa dilarang memotret/mengambil gambar ditempat praktek

    tanpa seizin pihak pembimbing.

    8) 

    Jika terjadi insiden mahasiswa wajib melaporkan kejadian insiden

    kepada pembimbing lapangan.

    9) 

    Jika terjadi keadaan darurat, mahasiswa hendaknya menyelamatkan

    diri sesuai jalur evakuasi yang ada di perusahaan.

     b.  Hal-hal yang perlu diperhatikan saat melaksanakan praktek kunjungan,

    antara lain :

    1)  Hindari daerah atau benda yang berpotensi menimbulkan bahaya

    listrik (sengatan listrik/ strum) secara tidak disengaja, misalnya kabel jala-jala yang terkelupas dll.

    2) 

    Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya listrik pada

    diri sendiri atau orang lain

    3)  Selalu waspada terhadap bahaya listrik pada setiap aktivitas

     praktikum/praktek

    4)  Jangan membawa benda-benda mudah terbakar (korek api, gas dll.) ke

    dalam ruang praktikum bila tidak disyaratkan dalam modul praktikum

    5)  Jangan melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan api, percikan api

    atau panas yang berlebihan

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Higene Industri II D4K3 2015

    8/42

    6)  Jangan melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya api atau

     panas berlebih pada diri sendiri atau orang lain

    7) 

    Selalu waspada terhadap bahaya api atau panas berlebih pada setiap

    aktivitas praktikum

    8)  Dilarang membawa benda tajam (pisau, gunting dan sejenisnya) ke

    ruang praktikum bila tidak diperlukan untuk pelaksanaan percobaan

    9)  Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan luka pada diri

    sendiri atau orang lain

    c.  Lain-Lain

    Jika terjadi insiden, mahasiswa harap langsung melapor ke asisten atau

     pembimbing lapangan

    D.  SANKSI

    Pengabaian uraian panduan di atas dapat dikenakan sanksi tidak lulus mata kuliah

     praktikum/praktek yang bersangkutan.

    E.  LAIN-LAIN

    Dilarang membawa makanan dan minuman ke dalam ruang praktikum

    Surakarta, Juli 2015

    Ketua Program

    Ipop Sjarifah, Dra., M.Si

    NIP. 19560328 198503 2 001

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Higene Industri II D4K3 2015

    9/42

      ⃰   ⃰ KEBISINGAN    ⃰

    A. 

    Pengukuran Kebisingan di Tempat Kerja1.

     

    Pengukuran untuk mendapatkan data kebisingan lingkungan kerja

    a.  Dilakukan di setiap tempat kerja yang ada bising

     b.  Titik pengukuran dimana ada tenaga kerja

    c. 

    Cara pengukuran mikropon diarahkan ke sumber bising yang paling

    dominan setinggi telinga, dengan respon indikator fast

    d. 

    Diukur dalam 1 shift atau 8 jam kerja pada setiap jam, jadi 8 x pengukuran

    e. 

    Setiap pengukuran dilakukan pembacaan minimal 6 x

    f.  Dihitung rata-rata dan dibuat grafik sehingga dapat diketahui saat pek

    2.  Pengukuran untuk evaluasi sumber bising di lingkungan kerja

    a.  Dilakukan pada sumber bising, jika sumber bising mesin yang besar, titik

     pengukuran dipilih pada sisi mesin dimana terdapat bising paling tinggi

     b.  Pengukuran dilakukan dnegan analisa frekuensi

    c. 

    Pengukuran dnegan cara mikropon diarahkan ke sumber bising paling

    tinggi setinggi telinga

    d.  Alat yang digunakan SLM yang dilengkapi dengan Ocatve Band Analyzer

    (Frequency Analyzer)

    3.  Pengukuran untuk mengetahui tingkat pemaparan bising terhadap tenaga kerja

    selama 8 jam kerja (1 shift) secara akumulatif

    a. 

    Alat yang digunakan Noise Dosimeter yang terpasang pada baju tenaga

    kerja yang akan diperiksa

     b.  Setiap tenaga kerja pindah lokasi diganti event baru

    c. 

    Dicatat lamanya tenaga kerja dilokasi tersebut/tiap lokasi yang ditempati

    d.  Tingkat pemaparan bising akumulatif selama 1 shift (8 jam kerja) dapat

    dihitung sebagai berikut :

    1

    1+2

    2+⋯+

    = ? 

    Dimana :

    Cn = waktu pemaparan dilokasi n

    Tn = waktu pemaparan yang diperkenankan di lokasi nJika hasilnya = 1 atau 1 dianggap tidak aman, diatas NAB

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Higene Industri II D4K3 2015

    10/42

    B.  Pengukuran Kebisingan di Lingkungan

    1. 

    Dipilih titik yang dikehendaki, dengan mikropon diarahkan ke sumber bising

    yang paling dominan

    2. 

    Pengukuran dengn integrating sound level meter yang dapat mengukur Leq

    selama 10 menit setiap pengukuran

    3.  Leq = Equivalent Continous Noise Level atau tingkat kebisingan dari

    kebisingan yang berubah-ubah (fluktuatif) selama waktu tertentu, setara

    dengan tingkat kebisingan siang hari (Ls) selmaa 16 jam yaitu pada jam 06.00

     –  22.00 dan pada malam hari (Lm) selama 8 jam yaitu jam 22.00-06.00

    4.  Setiap pengukuran harus dapat mewakili selang waktu tertentu dengan

    menetapkan paling sedikit 4 waktu pengukuran pada siang hari dan 3 waktu

     pengukuran pada malam hari, yaitu :

    Siang hari :

    L1 diambil pada jam 07.00 mewakili jam 06.00-09.00 (3 jam)

    L2 diambil pada jam 10.00 mewakili jam 09.00-14.00 (5 jam)

    L3 diambil pada jam 15.00 mewakili jam 14.00-17.00 (3 jam)

    L4 diambil pada jam 20.00 mewakili jam 17.00-22.00 (5 jam)

    Malam hari :

    L5 diambil pada jam 23.00 mewakili jam 22.00-24.00 (2 jam)

    L6 diambil pada jam 01.00 mewakili jam 24.00-03.00 (3 jam)

    L7 diambil pada jam 04.00 mewakili jam 03.00-06.00 (3 jam)

      Tingkat kebisingan siang hari (Ls) dihitung dengan rumus sebagai berikut :

    Ls = 10 log1

    16 (T1.10

    0,1L1 + .....+ T4.10

    0,1L4) dB A

    Dimana T = jumlah waktu yang terwakili (jam)

     

    Tingkat kebisingan malam hari (Lm) dihitung denganr umus sebagai

     berikut :

    Lm = 10 log1

    8 (T5.10

    0,1L5 + .....+ T7.100,1L7) dB A

    Dimana T = jumlah waktu yang terwakili (jam)

      Tingkat kebisingan siang hari (Lsm) dihitung dengan rumus sebagai

     berikut :

    Lsm = 10 log1

    24 (16.10

    0,1Ls + .....+ 8.10

    0,1Lm) dB A

    5.  Hasil dievaluasi dengan membandingkan Lsm dengan nilai baku tingkat

    kebisingan yang ditetapkan dengan toleransi + 3 dB A

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Higene Industri II D4K3 2015

    11/42

    C.  TITIK UKUR

    1. 

    Pada dasarnya pengukuran dilakukan di tempat dimana terdapat

    keluhan/dimana dilakukan pemantauan secara teratur. Tidak diizinkan untuk

    melakukan pengukuran di tempat dimana sehari-hari sama sekali tidak pernah

    ada orang lalu lalang.

    2.  Pengukuran harus dilakukan di tempat terbuka, berjarak 3 meter dari dinding-

    dinding untuk menghindari pantulan. Kalau hal ini tidak mungkin, maka

    diizinkan untuk melakukan pengukuran pada jarak 0,5 meter di depan jendela

    terbuka.

    3.  Tinggi alat ukur sekitar 1,2 meter di atas tanah, harus dipasang pada statif.

    Dalam keadaan apapun tidak diizinkan untuk memegang alat ukur terus

    menerus, kecuali pada saat mengubah control attenuator pada alat ukur. Jarak

    antara badan operator dan alat ukur harus cukup jauh agar tidak terjadi

     pantulan.

    D.  TEKNIK PENGUKURAN

    1.  Dalam pengukuran diperlukan 2 orang operator, satu untuk untuk membaca

    alat ukur dan satu untuk memberi aba-aba membaca dan mencatat hasil

     pengukuran.

    2. 

    Pengukuran dilakukan pada skala A. Sebelum pengukuran dilakukan,

    kalibrasi alat terlebih dahulu.

    3.  Pengukuran dilakukan dengan cara pengambilan sample serta dilakukan pada

    cuaca yang cerah, tidak hujan, dan kecepatan angin tidak terlalu besar. Sebagai

     pengaman, pada mikropon harus selalu dipasang pelindung angin (wind

     screen).4.

     

    Apabila terjadi gangguan pada saat pengukuran maka harus diambil sample

     baru lagi untuk mendapatkan validitas data.

    5.  Tulis hasil pengukuran pada format yang telah tersedia.

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Higene Industri II D4K3 2015

    12/42

    E.  ALAT

    Alat untuk mengukur tingkat kebisingan adalah sound level meter (SLM).

    SLM memberikan respons kira-kira sama dengan respons telinga manusia dan

    memberikan pengukuran objektif serta dapat diulang-ulang untuk setiap tingkat

    kebisingan. Pada umumnya SLM mempunyai skala A, B, dan C. Untuk

     pengukuran tingkat kebisingan dipakai skala A.

    F.  CARA PENGUKURAN

    1.  Pengukuran Kebisingan Lingkungan Dan Atau Di Tempat Kerja

    Alat : Sound Level Meter

    Merk/Type : Extech 407750/KIT

    Fungsi : untuk mengukur kebisingan lingkungan dan atau di tempat

    kerja

    CARA KERJA ALAT :

    a. 

    Pasang baterai

     b.  Kalibrasi

      Kalibrasi alat SLM menggunakan Sound Calibrator

     

    Pasang baterai dalam sound calibrator

      Sambungkan sound calibrator dengan alat SLM

      Hidupkan alat SLM setelah itu hidupkan sound calibrator pada range

    94 dB dan 114 dB

      Lihat hasil pada layar SLM dan sesuaikan hasilnya dengan sound

    calibrator (94 dB atau 114 dB)

      Jika hasilnya belum sesuai maka putarlah lubang “Cal” pada alat

    SLM sampai hasilnya sesuai

      Matikan alat

    c.  Pengukuran

    1)  Hidupkan alat dengan menekan tombol “on/off” 

    2)  Pilih Frequency Weighting dengan menekan tombol A/C

    Fungsi : mengubah signal yang terukur sesuai cara serupa seperti

    mekanisme pendengaran manusia

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Higene Industri II D4K3 2015

    13/42

      Weighting Net Work “A”: 

    Respon manusia untuk tingkat suara yang rendah (Human

    response for low levels), untuk pengukuran kebisingan

    lingkungan, tempat kerja, dll

      Weighting Net Work C:

    Respon manusia untuk tingkat suara yang tinggi ( Human

    response for high sound levels ), untuk diagnosis kerusakan pada

     perangkat listrik, elektronik dan mekanik

    3)  Pilih FAST atau SLOW dengan menekan tombol F/S

    “FAST” (125 ms response) atau “SLOW” (1 second response).

    “FAST” digunakan untuk    bising yang impulsive, “SLOW” 

    digunakan untuk bising yang continue

    4) 

    Tekan tombol “REC” untuk merekam hasil pengukuran. Tekan

    tombol “REC” lagi untuk melihat nilai “MAX” atau nilai tertinggi

    saat pengukuran dilakukan. Tekan tombol “REC” lagi untuk melihat

    nilai “MIN” atau nilai terendah saat pengukuran dilakukan. 

    Untuk menghentikan perekaman, tekan tomnol “REC” sampai

    indikator “REC” di layar hilang. 

    catatan : setiap lokasi pengukuran dilakukan pengamatan selama 1-2

    menit, dengan   6 kali pengamatan. Hasil pengukuran adalah nilai

    tertinggi yang ditunjukkan pada monitor.

    5)  Catat hasil pengukuran

    6)  BA (Background Noise Absorber) Mode

    Jika menginginkan hasil yang akurat bisa menggunakan BA Mode.

    BA Mode bisa “menghilangkan background noise. Untuk

    mengoperasikan BA Mode sebagai berikut :

      Tekan tombol MAXHLD (ikon MAX HOLD akan muncul di

    layar)

      Tekan tombol BA (“F” akan muncul di layar) 

      Tekan tombol MAXHLD lagi (MAX HOLD akan muncul

    kembali di layar)  Di layar akan menunjukkan hasil background noise

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Higene Industri II D4K3 2015

    14/42

      Jika angka hail pengukuran berubah, maka itu adalah hasil

     pengukuran dari alat. Tapi jika hasil pengukuran tidak berubah,

     berarti hasil kebisingan dari mesin hampir sama atau lebih

    rendah dari background noise

    Background Noise bisa juga dilakukan secraa manual

    dengan cara sebagai berikut :

    Untuk mendapatkan intensitas kebisingan mesin yang akurat

    terhadap bising lingkungan maka perlu faktor koreksi. Hal ini dapat

    dilakukan dengan cara :

    -  ukur bising mesin hidup (Ls + n) dB

    ukur bising mesin mati (Ln) dB

    -  hitung perbedaan antara [(Ls + n)-Ln] dB

    Merupakan sumbu kemudian tarik garis sejajar sumbu Y sampai

    memotong garis grafik kemudian tarik garis sejajar sumbu X sampai

    memotong sumbu Y.

    Catatan : apabila [(Ls + n)-Ln] > 10 dB maka tidak perlu koreksi

    grafik. Jika perbedaan ini kurang dari 3 dB maka bising lingkungan

    semakin tinggi.

    2.  Pengukuran Kebisingan Individu/Personal

    Alat : Noise Dose Meter

    Merk/Type : Extech 407355

    Fungsi : untuk mengukur kebisingan individu/personal

    Cara Kerja Alat

    1. 

    Pemakaian Alat   Nyalakan alat dengan menekan tombol power

      Jika telah menyala, tekan tombol MODE untuk memilih jenis operasi

    yang dikehendaki

      Untuk operasi sound level meter (SLM) maka display tampil dBA

      Range SLM : type 2.70 –  140 dB

    2.  Kalibrasi

     

    Set alat pada mode SLM  Set respon time pada slow mode

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Higene Industri II D4K3 2015

    15/42

      Masukkan sensor SLM pada alat kalibrasi

       Nyalakan kalibrator pada 94 dB, lalu stel crew calibrasi hingga

     penunjukkan di 94 dB

      Kalibrasi sebaiknya dilakukan saat alat akan digunakan

    3.  Data Logging

      Saat mode SLM, alat ini bisa melakukan perekaman data

      Tekan tombol RUN untuk mengaktifkan operasi ini. Display akan

    tampil icon MEM yang berkedip

      Untuk mengehentikan perekaman data tekan kembali tombol RUN

      Pembacaan data dapat dilakukan melalui PC dengan software yang

    disertakan

    4.  Operasi dosimeter

      Tekan tombol MODE, lalu pilih %DOSE

      Pilih lokasi penyimpanan data (E1-E5) dengan tombol EVENT

      Pasang alat di ikat pinggang atau saku, letakkan mic di dekat telinga

      Tekan RUN dan akan tampil icon JAM pada display

      Jika akan melakukan jeda pada saat pengukuran tekan tomobl PAUSE

    dan untuk memulai pengukuran tekan RUN kembali

      Untuk megakhiri operasi ini tekan tombol RUN selama 3 detik

      Pembacaan data dapat dilakukan melalui PC dengan software yang

    telah disertakan

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Higene Industri II D4K3 2015

    16/42

    G.  HASIL

    1. 

    Berikut contoh data hasil pengukuran tingkat kebisingan di Kota Denpasar :

    Tabel 1. Contoh Data Hasil Pengukuran Kebisingan

    No Lokasi Titik Pengukuran Hasil

    Pengukur

    an (dB)

    Baku

    Mutu

    (dB)

    Kawasan

    Peruntukan

    1. Prumnas

    Monang

    Maning

    Tegal kerta 63,71 55 Perumahan

    Tegal Harum 64,27

    2. Carrefour Jalan Gelogor Carik 64,24 65 Perdagangan

    3. Teuku Umar Teuku Umar 1 63,88 70 Perdagangan

    dan JasaTeuku Umar 2 63,71

    4. Terminal

    Kreneng

    Utara terminal 61,76 70 Fasilitas

    UmumSelatan terminal 62,69

    5. RS Wangaya Dalam Poliklinik 55,05 55

    Rumah SakitDi Sal 47,89

    6. Taman kota

    Lumintang

    Depan SD 17

    Dangin Puri

    63,29 55 Ruang

    terbuka Hijau

    Utara lapangan 65,58

    7. SMP 1

    Denpasar

    Jl Kapten Agung 68,72 55 Sekolah

    Jl Surapati 60,89

    8. Pasar

    Kreneng

    Jl Kamboja 72,90 70 Fasilitas

    UmumDalam Pasar 59,45

    2. 

    Contoh Hasil Pengukuran Kebisingan di tempat Kerja 

    NO LOKASISUMBER

    BISING

    JENIS

    BISING

    HASIL PENGUKURAN (dB)

    1 M 2 M 3 M 4 M 5 M 6 M

    1 Ruang Genset Genset Continue

    utara 90.2

    timur 95

    selatan 92

     barat 94

    2

    Ruang

    Kontrol Genset Continue 89

    3 Gudang Genset Continue 86 81

    4

    Ruang

    Maintenance Genset Continue 87.1 80 74

    5RuangFinishing Genset Continue 88.3 85.1 80 76

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Higene Industri II D4K3 2015

    17/42

    H.  ANALISIS

    1. 

    Analisis dari contoh hasil pengukuran tingkat kebisingan di perkotaan adalah :

    Baku mutu tingkat kebisingan yang dipergunakan adalah Keputusan Menteri

    LH No. 48 Tahun 1996, yaitu : 55 dBA (untuk pemukiman), 55 dBA (untuk

    rumah sakit), 55 dBA (untuk sekolah), 55 dBA (untuk ruang terbuka hijau),

    dan 65 dBA (untuk daerah perkantoran/perdagangan), serta 70 dBA (untuk

    tempat-tempat umum). Berdasarkan peraturan tersebut, dapat dinyatakan

     bahwa :

    a.  Untuk kawasan perumahan, tingkat kebisingan yang terjadi sudah melebihi

     baku mutu lingkungan yang diperbolehkan.

     b. 

    Untuk kawasan Perdagangan/perdagangan dan jasa tingkat kebisingan

    yang terjadi masih di bawah baku mutu tingkat kebisingan.

    c.  Untuk kawasan fasilitas umum (terminal) dan RS tingkat kebisingan yang

    terjadi masih di bawah baku mutu tingkat kebisingan.

    d. 

    Untuk kawasan fasilitas umum (pasar), sekolah, dan ruang terbuka hijau

    tingkat kebisingan yang terjadi sudah melebihi baku mutu lingkungan yang

    diperbolehkan.

    2. 

    Analisis dari contoh hasil pengukuran tingkat kebisingan di tempat kerja

    adalah :

    a. 

    Hasil pengukuran kebisingan tersebut dibandingkan dengan Nilai Ambang

    Batas (NAB) Kebisingan berdasarkan Permenaker No. 13 tahun 2011,

    dimana NAB kebisingan selama 8 jam kerja/hari adalah 85 dB. Sedangkan

    untuk mengetahui berapa intensitas kebisingan dalam ruangan tersebut

    dengan hasil pengukuran kebisingan yang berubah-ubah maka kita bisa

    menggunakan rumus Leq.

     b. 

    Membuat peta kebisingan

    1)  Peta kebisingan dalam bentuk garis contour kebisingan pada (85, 88,

    91, 94, 97, 100dBA, dan seterusnya)

    2) 

    Perlu dibuat gambaran daerah kebisingan dalam sekala yang benar.

    3)  Diperlukan denah/ lay out unit/ tempat kerja, mesin-mesin dan fasilitas

    lain.

    4)  Peta kebisingan berguna untuk menentukan daerah yang mengharuskan

     pekerja menggunakan APT

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Higene Industri II D4K3 2015

    18/42

    5)  Peta kebisingan digunakan untuk menghitung dosis paparan harian

    secara manual.

    Gambar 1. Contoh Peta Kebisingan

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Higene Industri II D4K3 2015

    19/42

        ⃰GETARAN MEKANIS    ⃰

    A. 

    ALAT Nama Alat : Vibration Meter  

    Kegunaan : Untuk mengukur getaran mekanik

    Getaran mekanik yang dapat diukur meliputi :

    a.   Acceleration, satuan : m/det

     b.  Velocity, satuan : cm/detik.

    c. 

     Displacement , satuan : mm

    Spesifikasi :

    Merk : Rion

    Model : Riovibro VM-63

    Buatan : Jepang

    B.  Cara Kerja Alat

    1. 

    Mula-mula cek baterai dengan menekan tombol MEAS. Bila muncul titik

    dobel pada display berarti baterai harus diganti.

    2.  Tekan MEAS atau power ON kurang lebih 10 detik. Pilih skala pengukuran

    yang sesuai. Alat siap untuk pengukuran.

    3.  Selama pengukuran berlangsung, tombol MEAS ditekan dan tahan. Ujung

    alat ditempelkan pada objek yang diukur dengan posisi tegak lurus. Nilai

    getaran mekanik ditunjukkan pada display. Setelah itu, alat dapat dilepas dari

    objek. Baca dan catat angka pada display.

    4.  Tekan tombol MEAS kembali untuk pengukuran selanjutnya. Satu menit

    setelah tombol MEAS dilepas, alat akan mati secara otomatis.

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Higene Industri II D4K3 2015

    20/42

    C.  PENGUKURAN

    1. 

    Pengujian Getaran Mekanis di Tempat Kerja

    a. 

    Segmental Vibration atau biasanya Hand Arm Vibration (HAV)

    Satuan : Accelerasi (m/s2)

    Yang diukur : Handle mesin atau bagian mesin yang sering

     bersentuhan dengan tenaga kerja dan berpengaruh

     pada sebagian tubuh tenaga kerja

    Standar : Permenakertrans RI No.Per 13/MEN/X/2011

    tentang NAB faktor fisika dan faktor kimia di

    tempat kerja.

     b.  Whole Body Vibration (WBV)

    Satuan : Accelerasi (m/s2)

    Yang diukur : Bagian yang menopang tubuh tenaga kerja. Bila tenaga

    kerja duduk pada alas duduknya dan sandarannya, bila tenaga kerja

     berdiri pada lantainya.

    Standar : berdasarkan ISO 2631, dibagi menjadi 3 kategori yaitu :

    1) 

    Menganggu kenyamanan

    2)  Meningkatkan kelelahan

    3) 

    Menganggu kesehatan (batas pemaparan)

    c.  Getaran Mesin

    Satuan : Accelerasi (mm/s2)

    Yang diukur : pada dasar mesin

    Standar : berdasarkan ISO 2372, dibagi menjadi 3 kategori yaitu :1)

     

    Baik (Good)

    2) 

    Dapat diterapkan (Accetable)

    3)  Masih diijinkan (Still Permissible)

    4)  Berbahaya (Dangerous)

    Mesin dikelompokkan menjadi 4 group yaitu :

    1)  Group K (small Machines)

    2)  Group M (Medium Machines)

    3)  Group G (Large Machines)

    4)  Group T (Largest Machines)

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Higene Industri II D4K3 2015

    21/42

    Tabel 2. Standar Getaran Mesin

    Kecepatan Getaran (mm/det)Kategori

    Group K Group M Group G Group T

    s/d 0.71 s/d 1.12 s/d 1.80 s/d 2.80 Baik (Good)

    0.72-1.80 1.13-2.80 1.81-4.50 2.81-7.10

    Dapat Diterapkan

    (acceptable)

    1.81-4.5 2.81-7.1 4.51-11.2 7.11-18.0

    Masih

    diperkenankan (still

     permissible)

      4.5 >7.1 >11.2 >18

    Membahayakan

    (dangerous)

    Sumber : ISO 2732 dan VDI 2056

    2.  Pengujian Getaran Mekanis di Lingkungan

    a.  Getaran untuk Kenyamanan dan Kesehatan

    Satuan : Simpangan (mikron), dapat dirubah menjadi Velocity

    atau Accelerasi

    Yang diukur : lantai atau tanah

    Baku Mutu : Kepmen LH no 49 tahun 1996

     b. 

    Getaran berdasar dampak Kerusakan

    Satuan : velocity (mm/s2)

    Yang diukur : dinding atau pondasi

    Baku Mutu : Kepmen LH no 49 tahun 1996

    c.  Getaran berdasar Jenis Bangunan

    Satuan : velocity (mm/s2)

    Yang diukur : lantai pada bangunan paling atas

    Baku Mutu : Kepmen LH no 49 tahun 1996

    Keterangan : semua penugkuran tersebut dengan analisa frekuensi

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Higene Industri II D4K3 2015

    22/42

      ⃰   ⃰ SINAR ULTRAVIOLET    ⃰

    A.  ALAT

     Nama Alat : UV Light Meter

    Merk/Type : Lutron UVC-254

    Angka pengukuran mempunyai kisaran antara 0 μW/cm2 –   19.990 μW/cm2,

    dengan resolusi 0,1μW/cm2 

    B.  PROSEDUR PENGUKURAN

    1. 

    Pada saat mengadakan pengukuran disyaratkan bahwa suhu tempat kerja yang

    akan diukur harus antara 0oC sampai 40oC.

    2.  Pengukuran minimal dilakukan pada 3 titik yaitu:

    a.  zona penglihatan dengan jarak maksimal 30 cm dari mata;

     b.  setinggi siku (sesuai posisi kerja duduk atau berdiri) dengan jarak

    maksimal 30 cm dari bagian badan paling luar;

    c. 

    setinggi betis dengan jarak maksimal 30 cm dari betis.

    3. 

    Prosedur kerjaa.  Tutup sensor dan hidupkan alat.

     b.  Atur tombol pengatur agar monitor menunjukkan angka nol (zero

    adjustment).

    c.  Bawa alat ke tempat pengukuran.

    d. 

    Letakkan sensor di tiap titik pengukuran dengan arah menghadap sumber

    sinar ultra ungu.

    e.  Lakukan pengukuran pada setiap titik pengukuran.

    f.  Baca dan catat hasil pengukuran pada formulir pengisian.

    C.  CARA KERJA ALAT

    1.  Tekan tombol “Power Off/On” 

    2.  Pilih maksimum range menggunakan “ Range Switch” 

    Jika layar menunjukkan “_ _ _ ”, ini menandakan nilai  pengukuran melebihi

    range yang telah dipilih, maka pilihlah range yang lebih tinggi.

    3. 

    Prosedur Zero Adjust  Tempatkan “ Range Switch” pada “199,9 uW/Cm

    2”. 

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Higene Industri II D4K3 2015

    23/42

      Tutup UV Sensor dengan telapak tangan, sampai tidak ada lagi sinar UV

    yang ditangkap.

      Tekan tombol Nol ( Zero Button), maka layar akan menunjukkan nilai

     Nol.

      Letakkan UV Sensor langsung di bawah sumber cahaya. Maka layar akan

    menunjukkan nilai pengukuran.

    4. 

    DATA HOLD

      Waktu mengukur tekan tombol „ Data Hold’ , maka layar akan

    menunjukkan nilai pengukuran. Dan layar akan menampilkan “D.H”

    simbol.

     

    Untuk menghentikan fungsi data hold, tekan Tombol  Data Hold   sekali

    lagi.

    5.  DATA RECORD (Pembacaan nilai maksimum dan minimum).

      Fungsi DATA  RECORD  akan menunjukkan nilai maksimum dan

    minimum sinar UV yang pernah terukur. Untuk memulainya tekan

    tombol “ RECORD” sekali. Simbol “REC” akan muncul pada display

    LCD.

     

    Dengan adanya simbol “REC” pada layar : 

    6.  Tekan “Recall Button” sekali, maka simbol “Max” dengan nilai maksimum

    yang pernah terukur akan muncul di layar LCD.

    7. 

    Tekan “Recall Button” sekali lagi, maka simbol “Min” dengan nilai minimum  

    yang pernah terukur akan muncul di layar LCD.

    8.  Untuk menghentikan fungsi data record, tekan “Data Record Button” sekali

    lagi.

    9.  Untuk proses pengukuran yang cepat, dapat mengikuti prosedur di bawah ini

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Higene Industri II D4K3 2015

    24/42

     

    Karena ada keterbatasan dari struktur UV sensor, maka nilai dari sensor out put

    mungkin akan mengalami penyimpangan sekitar 1% setelah satu tahun pertama, dan ini

    adalah kondisi yang normal. Maka ini sangatlah beralasan apabila kaliberasi dilakukan

    secara periodik setiap tahun.

    Bagian FILTER sangat sensitif terhadap kelembaban, maka penyimpanan

    sangatlah penting. Jika alat ini tidak digunakan dalam periode waktu yang lama, maka

    harus disimpan di bawah lingkungan yang mempunyai kelembaban rendah, contohnya

    disimpan di dalam plastik yang kering. Jika FILTER disimpan dengan cara yang benar,

    maka periode kaliberasi dapat bertahan dalam waktu yang lama.

    UV sensor COS akan menyebarkan sinar dengan sudut 30 derajat. Signal input

    akan COS law (>95%). Sudut sinar 45 derajat, dengan COS law (>90%). Maka ini

    sangatlah perlu bahwa sudut efektif dibatas tak lebih dari 45 derajat, dan batas yang

    terbaik adalah 30 derajat. Kaliberasi dilakukan dengan sudut sinar 0 derajat (vertikal).

    PROSEDUR UTAMA

    PROSEDUR PILIHAN PADA PENGUKURAN

    Power ON Pilih Range ZERO(blank “UV sensor”) 

    DATA HOLD MEMORY RECORD RS 232 OUT PUT

    MAX, MIN

    POWER MANAGEMENT

    MANUAL POWER OFF  AUTO POWER OFFDi bawah fungsi “Memory Record” 

     ATAU

    Tidak bekerja selama

    pemilihan “Memory Record” 

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Higene Industri II D4K3 2015

    25/42

    Bagaimana membuat Internal Zero Adjustment  ?

    Jika internal zero adjustment   menyimpang lebih dari 20 angka, maka “ Zero

     Button” tidak bekerja. Maka layar akan menampilkan : 

    Dalam kondisi ini maka perlu dilakukan  Internal Zero Adjustment   dan

     prosedurnya adalah sebagai berikut :

    a.  Tekan Power OFF

     b.  Tekan Tombol “ Zero Button” terus-menerus. Power ON sampai layar menunjukkan

    seperti gambar di bawah, kemudian lepas “ Zero Button”. 

    c. 

    Sesuaikan (adjust ) VR9 ( single turn VR), sampai UP DISPLAY   menunjuk pada

    nilai nol ( Zero Value).

    Cara Penggantian Baterai Adalah Sebagai Berikut :

    a. 

    Ketika sudut kiri dari layar LCD menunjukkan “LBT” ini menandakan battery uot

     put  kurang dari 6,5-7,5 V. Maka perlu untuk mengganti battery. Namun alat masih

     bisa digunakan untuk beberapa jam setelah indikator muncul, sebelum alat menjadi

    tidak akurat lagi.

     b. 

    Buka/copot tutup baterai dari alat dan ambil baterai yang habis tadi.

    c. 

    Pasang baterai 9 V (006 P, PP3 type) dan tutup kembali tutupnya.

    CAL 0

    2 3

    Up Display : Layar yang menunjukkan Nilai Internal Zero

    Down Display : Selalu menunjukkan nilai 0000

    VR

    Battery Cover

    Display (Name Plate)

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Higene Industri II D4K3 2015

    26/42

      ⃰   ⃰ PENERANGAN    ⃰

    A. 

    ALAT Nama alat : Light Meter/Lux Meter

    Merk/Type: Lutron LX-1102

    Prinsip kerja : alat ini merupakan sebuah  photo cell   yang bila kena cahaya

    akan menghasikan arus listrik. Makin kuat intensitas cahaya akan makin besar pula

    arus yang dihasilkan. Besarnya intensitas cahaya dapat dilihat pada level meter.

    Cara menggunakan alat pada prinsipnya adalah sebagai berikut :

    1. 

    Alat dihidupkan (On)

    2.   Photo cell  menghadap sumber cahaya.

    3.  Baca hasil pada display (level meter )

    B.  CARA KERJA ALAT

    1.  Hidupkan alat dengan menekan tombol Power ON

    2. 

    Pilih satuan pengukuran dengan menekan tombol ”Lux/Fc”. Layar akan

    menunjukkan satuan pengukuran yang dipilih, Lux atau Ft-cd

    3.  Pilih range menggunakan tombol ”Range” 

    a.  Jika di layar menunjukkan ”-----”, ini berarti range yang dipilih kurang tinggi

    dikarenakan hasil yang tinggi, pilih range yang lebih tinggi.

     b.  Jika di layar menunjukkan ”_ _ _ _”, ini berarti hasil yang diperoleh lebih

    rendah dari range tersebut, pilih range yang lebih rendah.

    4.  Letakkan sensor di bawah sumber cahaya

    5.  Zero adjusment

    a. 

    Tutup sensor menggunakan penutup sensor

     b.  Set pada range 40.00 lux

    c.  Tekan tombol ”Zero”, layar akan menunjukkan ”0000” 

    d. 

    Buka kembali penutup sensor

    6.  Data Hold

    Jika selama pengukuran ingin mencatat data yang dihasilkan, bisa menekan

    tombol ”HOLD” maka pengukuran akan berhenti untuk sementara. Jika ingin

    melanjutkan penugkuran, tekan kembali tombol ”HOLD” 

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Higene Industri II D4K3 2015

    27/42

    7.  Data Record

    a. 

    Data record berfungsi untuk merekan nilai maksimum dan minimum. Tekan

    tombol ”Rec” untuk memulai merekan data. Maka akan muncul ikon ”Rec”

     pada layar.

     b.  Jika ingin melihat nilai maksimal, tekan tombol ”REC” sekali lagi maka

    akan muncul ikon ”Rec Max” pada layar. 

    c.  Jik a ingin melihat nilai minimum, tekan tombol ”REC” lagi maka akan

    muncul ikon ”Rec Min” pada layar. 

    d.  Untuk menghentikan data record, tekan tombol ”REC” beberapa saat

    sampai ikon ”REC” di layar hilang. 

    C.  TITIK PENGUKURAN

    1.  Penerangan setempat (lokal)

    Antara lain obyek kerja, berupa meja kerja maupun peralatan. Bila merupakan

    meja kerja, pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada. Denah

     pengukuran intensitas penerangan setempat seperti pada Lampiran. 

    2.  Penerangan umum: titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada

    setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai.

    Jarak tertentu tersebut dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut:

    a. 

    Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi: titik potong garis horizontal

     panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter.

    Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan

    kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1. 

    Gambar 2. Denah pengukuran intensitas penerangan umum luas kurang dari 10 m2 

    1 m1 m

     

    1 m 

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Higene Industri II D4K3 2015

    28/42

     b.  Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi: titik

     potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap

    3 (tiga) meter.

    Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan

    antara 10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2.  

    Gambar 3. Denah pengukuran intensitas penerangan umum luas kurang dari 10 m2 –  100 m

    2

    c.  Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi: titik potong horizontal panjang

    dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter.

    Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan

    dengan luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3

    3 m

    3 m 

    3 m 

    3 m 

    3 m

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Higene Industri II D4K3 2015

    29/42

     

    Gambar 4. Denah pengukuran intensitas penerangan umum luas lebih dari 100 m2

    D.  PROSEDUR PENGUKURAN

    1. 

    Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan

    dilakukan.

    2. 

    Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan.3.  Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor.

    4.  Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan, baik pengukuran

    untuk intensitas penerangan setempat atau umum.

    5. 

    Pengukuran dilakukan pada salah satu sudut ( X 1) dimana setiap photo cell

    menghadap sumber cahaya, alat di pegang ± 85 cm dari lantai.

    6.  Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat

    sehingga didapat nilai angka yang stabil.

    7.  Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas

     penerangan setempat seperti pada Lampiran, dan untuk intensitas penerangan

    umum seperti pada Lampiran.

    8. 

    Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan.

    6 m

    6 m 

    6 m 

    6 m 

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Higene Industri II D4K3 2015

    30/42

    E.  PERHITUNGAN

    1. 

    Penerangan Lokal 

    Hasil pengukuran berdasarkan tiap lokasi pengukuran yang diukur. Untuk

    memudahkan dalam membaca hasil pengukuran, maka bisa menggunakan

    denah. Contoh denah dalam lampiran.

    2.  Penerangan Umum 

    Besarnya intensitas penerangan umum :

    Jumlah intensitas penerangan ( Lux) = ...............Lux

    Jumlah titik seluruh ruangan 

    1p1+1p2 + 1p3 + ............................+ 1pn  =......Lux

    3. 

    Reflaktan

    Pengukuran Reflektan :

    a. 

    Ukurlah intensitas penerangan yang jatuh pada dinding lantai, langit-langit,

    meja mesin atau yang akan diukur dengan  Lux  meter menghadap sumber

    cahaya. Misalnya A  Lux. 

     b.   Photo cell   di balik, kemudian tarik pelan-pelan sampai jarum/angka pada

    display tidak bergerak/konstan. Misalnya B  Lux.

    Reflektan dihitung dengan rumus :

    Reflektan = B x 100 % =.........%

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Higene Industri II D4K3 2015

    31/42

      ⃰   ⃰ TEKANAN PANAS    ⃰

    A. 

    ALAT Nama Alat : Heat Stress Area

    Merk : Quest Temp

    Fungsi : mengukur kelembaban, suhu basah, suhu kering, radiasi

    Prinsip kerja : termometer yang dilengkapi sensor listrik (baterai) yang

    lengkap untuk mengukur kelembaban nisbi, panas, radiasi dan

    mengetahui lama pendinginan karena dalam satu alat ukur

     psychrometer, globe thermometer dan kata thermometer

    sekaligus hanya dengan menekan tombol sesuai dengan apa

    yang akan diukur.

    B.  PROSEDUR PENGUKURAN

    1.  Alat diletakkan pada titik pengukuran sesuai dengan waktu yang ditentukan

    2. 

    Waktu pengukuran dilakukan 3 kali dalam 8 jam kerja yaitu pada awal shift

    kerja, pertengahan shift kerja dan akhir shift kerja.

    3.  Penentuan titik pengukuran

    Letak titik pengukuran ditentukan pada lokasi tempat tenaga kerja melakukan

     pekerjaan.

    Catatan : Jumlah titik pengukuran disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan

    dari kegiatan yang dilakukan.

    4.  Cara Kerja Alat :

    a.  Siapkan alat dan rangkai pada statif

     b. 

    Beri air pada wet sensor bar, lalu tekan ON dan biarkan ±10 menit untuk

    kalibrasi

    c.  Tekan tombol, pilih dalam 0C atau 0F

    d. 

    Tekan tombol WBGT In/Out (sesuai dengan tempat yang akan diukur)

    e.  Tekan tombol yang akan diukur. Lalu perhatikan angka di display, catat

    hasilnya.

    f.  Jika sudah selesai matikan alat dengan menekan OFF

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Higene Industri II D4K3 2015

    32/42

    C.  PERHITUNGAN

    1.  Penilaian menurut Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB).

    Analisis penilaian iklim kerja dapat dilakukan antara lain dengan

     parameter ISBB (Indeks suhu basah dan bola). Untuk menilai tekanan panas

    dengan ISBB, dibedakan antara keadaan di dalam ruangan dimana tidak ada

     pengaruh sinar matahari dan di luar ruangan dimana terdapat pengaruh sinar

    matahari.

    Rumus ISBB :

    Untuk tempat kerja dengan kondisi yang berbeda-beda selama jam kerja,

    ISBB rata-rata dapat dihitung dengan rumus :

    ISBB rata-rata =

    Keterangan :

    ISBB1,2,…n  : ISBB pada tempat-tempat ke 1,2…n. 

    T1,2,…n  : Waktu (menit) dimana tenaga kerja bekerja pada tempat ke

    1,2,…n. 

    2.  Penilaian menurut Indeks Tekanan Panas

    Indeks Tekanan Panas atau Heat Stres Index (HSI) dikembangkan

    oleh  Belding and Hatch di University of Pittsburg. Indeks  ini

    mengkombinasikan lingkungan (panas radiasi dan konveksi) dengan panas

    metabolisme dalam tekanan yang ditunjukkan didalam waktu dari kebutuhanuntuk penguapan keringat (Ereq).

    Rumus Keseimbangan panas : M C R –  E = 0

    Dimana :

    M : Panas yang dihasilkan oleh proses metabolik.

    C : Panas yang dipancarkan/diabsorbsi dengan jalan konveksi.

    R : Panas yang dipancarkan/diabsorbsi dengan jalan radiasi.

    E : Panas yang dipancarkan oleh penguapan keringat.

    n

    n2211

    t

    )(ISBB.......t)(ISBBt)(ISBB  

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Higene Industri II D4K3 2015

    33/42

     

    D.  ANALISIS PERHITUNGAN

    1. 

    Evaluasi Jumlah Panas Metabolik (Beban Kerja)

    Evaluasi jumlah panas metabolik tubuh dapat diperoleh dengan

    menggunakan estimasi pengukuran panas metabolik menurut NIOSH 1986

    yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

    Tabel 3. Estimasi Pengukuran Panas Metabolik

    A Body Position and movement Kcal/min*

    Sitting 0.3

    Standing 0.6

    Walking 2.0 - 3.0Walking uphill Add 0.8 per meter rise

    B Type of work Average

    Kcal/min

    Range

    Kcal/min

    Hand work

    Light

    Heavy

    Work one arm

    Light

    Heavy

    Work both arms

    Light

    Heavy

    Work whole body

    Light

    Moderate

    Heavy

    Very heavy

    0.4

    0.9

    1.0

    1.8

    1.5

    2.5

    3.5

    5.0

    7.0

    9.0

    0.2 –  1.2

    0.7 –  2.5

    1.0 –  3.5

    2.5 –  9.0

    C Basal Metabolism 1.0

    D Sample calculation **  Average (Kcal/min)

    Assembling work with heavy and

    toolsStanding

    Two arm work

    Basal metabolism

    Total

    0.63.5

    1.0

    5.1 kcal/min

    * For standard worker of 70 kg body weight (154 lbs) and 1,8 m body

    surface (19,4 ft2)

    ** Example of measuring metabolic heat production of worker when

     performing initial screening

    Sumber : NIOSH Occupational Exposure to Hot Environments, 1986

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Higene Industri II D4K3 2015

    34/42

    2.  Evaluasi Tingkat Beban Kerja

    3. 

    Evaluasi tingkat beban kerja diperoleh dengan mengkategorikan hasil

    estimasi pengukuran panas metabolisme menurut NIOSH 1986 sesuai den

    gan kategori OSHA pada tabel dibawah ini :

    Tabel 4. Standar Pengukuran beban kerja

    No BEBAN KERJA PENGELUARAN KALORI

    Kcal/Jam

    1 Pekerjaan ringan ≤ 200 

    2 Pekerjaan sedang 200-350

    3 Pekerjaan berat 350-500

    4 Pekerjaan sangat berat 500-600

    Sumber : OSHA

    4. 

    Kriteria jenis pekerjaan menurut WHO

    1)  Kerja ringan

    a)  Laki-laki : Kerja kantor, dokter, guru, perawat,

     pengangguran

     b)  Wanita : Kerja kantor, dokter, guru, perawat.

    2)  Kerja sedang

    a)  Laki-laki : Industri ringan, mahasiswa, buruh bangunan,

    nelayan.

     b)  Wanita : Industri ringan, mahasiswi, kerja toko, kerja

    rumah tangga (tanpa mesin).

    3)  Kerja berat

    a)  Laki-laki : Petani (tanpa mesin), kuli, tukang kayu (tanpa

    mesin), tukang besi, kerja tambang.

     b)  Wanita : Petani (tanpa mesin), penari, atlet.

    3.  Evaluasi Pengukuran WORK-REST REGIMEN  

    Jam kerja : 8 jam/hari

    Jam istirahat : 1 jam/hari

      Persentase waktu istirahat yang didapat selama 8 jam bekerja (1 jam dalam 1

    hari kerja) adalah :

    Jam istirahat/hari (menit) X 100% = Persentase waktu istirahat

    Jam kerja/hari (menit)

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Higene Industri II D4K3 2015

    35/42

      Persentase waktu kerja yang didapat selama 8 jam bekerja adalah :

    Total jam kerja/hari (menit) X 100% = Persentase waktu kerja yang didapat

    selama 8 jam bekerja

    4. 

    Tekanan Panas Yang Diperkenankan

    Setelah mengetahui hasil dari pengukuran, beban kerja dan variasi kerja maka

    kita bisa mengetahui suhu/nilai ISBB yang diperkenankan di tempat kerja

    dengan cara membandingkannya dengan tabel dibawah ini :

    Tabel 5. Nilai ISBB yang dianjurkan menurut Permenaker No

    13/MEN/X/2011

    VARIASI KERJA

    ISBB ( C)

    KerjaRingan

    KerjaSedang

    Kerja Berat

    Kerja terus menerus 30,0 26,7 25,0

    Kerja 75% - istirahat 25% 30,6 28,0 25,9

    Kerja 50% - istirahat 50% 31,4 29,4 27,9

    Kerja 25% - istirahat 75% 32,2 31,1 30,0

    Sumber : Permenaker No 13/MEN/X/2011

    Keterangan :

    1) 

    Kerja terus menerus berarti tidak diperlukan istirahat yang disebabkan

    tekanan panas selama waktu bekerja.

    2) 

    Kerja 75% - istirahat 25% berarti dalam 1 jam kerja, orang tersebut boleh

     bekerja selama 45 menit diselingi istirahat 15 menit di tempat kerja,

    kemudian bekerja lagi selama 45 menit dan istirahat lagi selama 15 menit,

    dst.

    3)  Bila ada tempat istirahat khusus dengan ISBB kurang dari 240C maka

    waktu istirahat dapat diperpendek sebanyak 25%.Untuk tempat-tempat kerja tertentu yang diperkirakan mempunyai efek-efek

     panas khusus, harus diperhatikan khususnya pada hal-hal sebagai berikut :

    a) 

    Adanya sumber panas yang menimbulkan panas radiasi yang cukup besar.

    Misalnya : tempat pengecoran logam, peleburan bahan gelas, tanur, dsb.

     b)  Untuk tenaga kerja yang selama jam kerja harus berpindah-pindah

    tempat/lokasi maka lokasi-lokasi yang mempunyai perbedaan suhu lebih

    dari 50C harus mendapat perhatian khusus, meskipun suhu basahnya tidak

    menyimpang dari persyaratan NAB.

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Higene Industri II D4K3 2015

    36/42

    LAMPIRAN 1

    KRITERIA PENILAIAN PRETEST/POSTEST

    PROGRAM D4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

    FK UNIVERSITAS SEBELAS MARET TAHUN 2015

    Nilai : Kedispilinan (bobot 1) + Penampilan (bobot 1) + Nilai Tes (bobot 2)

    4

    KETERANGAN :

    1.  Kedisiplinan adalah keterlambatan kedatangan dihitung per 15 menit.

    2. 

    Penampilan

    a.  Rapi : Jika peserta mengenakan baju/kemeja berkerah, celana

     panjang dan sepatu dengan rapi

     b. 

    Kurang Rapi : Jika sebagian atribut peserta tidak sesuai dengan yang di

     jelaskan di point RAPI (memakai kaos berkerah atau

    sepatu sandal)

    c. 

    Tidak Rapi : Jika peserta tidak mengenakan sepatu, tidak mengenakan

     baju berkerah (kaos), dan tidak mengenakan celana

     panjang

    3. 

     Nilai Pretes/Postest adalah nilai yang diperoleh mahasiswa setelah melaksanakanPretest/Postest.

    KRITERIA PENILAIAN

    KEDISIPLINAN

    PENAMPILANNILAI

    PRETEST/POSTESTKETERLAMBATAN

    KEDATANGAN (MENIT)

    0 100 Rapi 85

    1 - 15 88 Kurang Rapi 65

    16 - 30 75 Tidak Rapi 25

    31 - 45 63

    45 - 60 50

    61 - 75 48

    76 - 90 35

    91 - 105 23

    106 - 120 10

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Higene Industri II D4K3 2015

    37/42

     

    KRITERIA PENILAIAN PRAKTIKUM

    PROGRAM D4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

    FK UNIVERSITAS SEBELAS MARET TAHUN 2014

    KRITERIA PENILAIAN

    KEDISIPLINAN

    PENAMPILAN KEAKTIFANTINGKAT

    PEMAHAMANKETERLAMBATAN

    KEDATANGAN

    (MENIT)

    0 100 Rapi 85 Aktif 85 Sangat baik 100

    1 –  15 88 Kurang Rapi 65 Kurang Aktif 65 Baik80

    16 –  30 75 Tidak Rapi 25 Tidak Aktif 25 Sedang60

    31 –  45 63 Kurang40

    45 –  60 50

    61 –  75 48

    76 –  90 35

    91 –  105 23

    106 –  120 10

    Nilai Praktek :

    5

    )2((bobot1)(bobot1) bobot1)(   bobot ahamanTingkatPem Keaktifan Penampilanan Kedisiplin  

     KETERANGAN :1.  Kedisiplinan adalah keterlambatan kedatangan dihitung per 15 menit

    2.  Penampilan

    a. 

    Rapi : Jika peserta mengenakan baju/kemeja berkerah, celana panjang dan sepatu dengan rapi

     b.  Kurang Rapi : Jika sebagian atribut peserta tidak sesuai dengan yang di

     jelaskan di point RAPI (memakai kaos berkerah atau

    sepatu sandal)

    c.  Tidak Rapi : Jika peserta tidak mengenakan sepatu, tidak mengenakan

     baju berkerah (kaos), dan tidak mengenakan celana

     panjang

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Higene Industri II D4K3 2015

    38/42

    3.  Keaktifan

    a. Aktif : Jika praktikan ≥80% berperan aktif dalam kegiatan

     praktikum dari awal sampai akhir

     b. Kurang Aktif : Jika praktikan 60% - ≤80% berperan aktif dalam kegiatan

     praktikum dari awal sampai akhirc. Tidak Aktif : Jika praktikan 0% - ≤60% berperan aktif dalam kegiatan

     praktikum dari awal sampai akhir

    4.  Tingkat Pemahaman

    a. Sangat Baik : Jika peserta dapat menjawab pertanyaan asisten sebanyak

    100%

     b. Baik : Jika peserta dapat menjawab pertanyaan asisten sebanyak

    80%

    c. Sedang : Jika peserta dapat menjawab pertanyaan asisten sebanyak

    60%

    d. Kurang : Jika peserta dapat menjawab pertanyaan asisten sebanyak

    40%

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Higene Industri II D4K3 2015

    39/42

    KRITERIA PENILAIAN LAPORAN

    PROGRAM D4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

    FK UNIVERSITAS SEBELAS MARET TAHUN 2014

    Nilai Laporan :

    KRITERIA PENILAIANKesalahan

    Format

    Kedisplinan Jumlah

    Lembar

    Isi

    Hari Keterlambatan

    Pengumpulan

    Ketajaman Analisa

    0 85-100 0 85-100 ≥25  85-100 SangatBaik

    100

    1 84 1 80 24 84

    2 83 2 75 23 83 Baik 85

    3 82 3 70 22 82 Kurang

    Baik

    70

    4 81 4 65 21 81

    5 80 5 60 20 80 Salah 0

    6 78 6 55 19 79

    7 76 7 50 18 78

    8 74 8 40 17 77

    9 72 9 30 16 76

    10 70 10 20 15 75

    11 68 >10 10 14 73

    12 66 Tidak

    mengump

    ulkan

    0 13 70

    13 64 12 68

    14 62 11 66

    15 60 10 64

    16 57 9 6117 54 8 56

    18 51 7 51

    19 48 6 45

    20 45 5 38

    21 42 4 38

    22 39 3 30

    23 36 2 20

    24 33 1 10

    25 30 0 0

    26 27 Keterangan :1.Penilaian dilakukan setelah revisi pertama

    2.Kesalakan format adalah kesalahan penulisan yang tidak sesuai

    dengan pedoman format yang diberikan

    3.Kedisiplinan adalah keterlambatan hari pengumpulan laporan

    4.Jumlah lembar adalah jumlah lembar laporan yang dikumpulkan

    mulai dari halaman depan hingga daftar pustaka

    5.Isi adalah pembandingan antara hasil yang diperoleh dengan standar

     perundang-undangan dan teori yang sesuai referensi

    6. Penilaian 85-100, adalah hasil penilaian prerogative asisten masing-

    masing 

    27 24

    28 21

    29 18

    30 15

    >30 10

    Salah

    semua

    0

    5

    )2((bobot1)(bobot1) bobot1)(   bobot  Isiar  JumlahLemban Kedisiplinormat  Kesalahanf    

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Higene Industri II D4K3 2015

    40/42

    KRITERIA PENILAIAN PRESENTASI

    PROGRAM DIPLOMA 4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    TAHUN 2014

    KRITERIA PENILAIAN

    PENAMPILAN KEAKTIFAN CARA

    PENYAMPAIAN

    TANYA JAWAB

    Rapi 75 - 90 Aktif 75 –  90Sangat

     baik75 - 90 Jawab Benar 75 –  90

    Kurang

    Rapi60 –  74

    Kurang

    Aktif60 –  74 Baik 60 - 74

    Jawab Kurang

    Benar60 –  74

    TidakRapi

    ≤ 60 TidakAktif

    ≤ 60  Kurang ≤ 60  Jawab Salah ≤ 60 

    Tidak

    Menjawab0

    Nilai :

    Penampilan (bobot 1) + Keaktifan (bobot 1) + Cara Penyajian (bobot 1) + Tanya Jawab (bobot 2) 

    5

    KETERANGAN :1.  Penampilan

    a.  Rapi : Jika peserta mengenakan baju/kemeja berkerah, celana

     panjang dan sepatu dengan rapi.

     b.  Kurang Rapi : Jika sebagian atribut peserta tidak sesuai dengan yang di

     jelaskan di point RAPI (memakai kaos berkerah atau

    sepatu sandal)

    c. 

    Tidak Rapi : Jika peserta tidak mengenakan sepatu, tidak mengenakan

     baju berkerah (kaos), dan tidak mengenakan celana

     panjang

    2. 

    Keaktifan

    a.  Aktif : Jika praktikan 75  –   90 % berperan aktif dalam

     presentasi dari awal sampai akhir

     b.  Kurang Aktif : Jika praktikan 60% - 74 % berperan aktif dalam

     presentasi dari awal sampai akhir

    c.  Tidak Aktif : Jika praktikan ≤ 60 % berperan aktif dalam presentasi

    dari awal sampai akhir

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Higene Industri II D4K3 2015

    41/42

    3.  Cara penyampaian

    a.  Sangat Baik : Jika praktikan

    1. Menyampaikan materi sesuai dengan tema,

    2. Cara penyajian materi dengan bahasa yang benar,

    3. Ketepatan menggunakan media dan ketepatan

    menggunakan waktu.

     b.  Baik : Jika penyajian praktikan tidak sesuai dengan point Sangat

    rapi. 

    c.  Kurang : Jika praktikan tidak menjawab atau hanya menyampaikan satu

    dari point Sangat Baik.

    4.  Tanya Jawab

    a.  Jawab Benar : Jika praktikan menjawab dengan benar 75- 100 %

     b. 

    Jawab Kurang Benar : Jika praktikan menjawab dengan benar jawaban

    60 –  74 %c.  Jawab Salah : Jika praktikan menjawab dengan kebenaran ≤ 60 % 

    d.  Tidak Menjawab : Jika praktikan tidak menjawab semua pertanyaan

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Higene Industri II D4K3 2015

    42/42

    KRITERIA PENILAIAN MAKALAH

    PROGRAM DIPLOMA 4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    TAHUN 2015

    Nilai :

    )2((bobot1)(bobot1)   bobot  Isiar  JumlahLemban Kedisiplin  

    KRITERIA PENILAIAN

    Kedisplinan

    Jumlah Lembar

    Isi

    Hari Keterlambatan

    PengumpulanKetajaman Analisa

    0 85-100 ≥25  85-100 Sangat Baik 100

    1 80 24 84

    2 75 23 83 Baik 85

    3 70 22 82 Kurang Baik 70

    4 65 21 81

    5 60 20 80 Salah 0

    6 55 19 797 50 18 78

    8 40 17 77

    9 30 16 76

    10 20 15 75

    >10 10 14 73

    Tidak

    mengumpulkan

    0 13 70

    12 68

    11 66

    10 64

    9 61

    8 56

    7 51

    6 45

    5 38

    4 38

    3 30

    2 20

    1 10

    0 0

    Keterangan :

    1.  Penilaian dilakukan setelah makalah dikumpulkan

    2. 

    Kedisiplinan adalah keterlambatan hari pengumpulan laporan

    3. 

    Jumlah lembar adalah jumlah lembar laporan yang dikumpulkan mulai dari halaman depanhingga daftar pustaka

    4. 

    Isi adalah pembandingan antara hasil yang diperoleh dengan standar perundang-undangan

    dan teori yang sesuai referensi

    5.  Penilaian 85-100, adalah hasil penilaian prerogative asisten masing-masing