panduan praktikum ektan genap 2015-16

Upload: pipit-kulsum

Post on 06-Jul-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Ektan Genap 2015-16

    1/17

     

    PANDUAN PRAKTIKUM

    EKOLOGI TANAMAN

    Periode Semester Genap 2015/2016

    Oleh :

    LABORATORIUM AGROEKOLOGI

    JURUSAN AGROTEKNOLOGI

    FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

    PURWOKERTO

    2016

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Ektan Genap 2015-16

    2/17

     

    2

    TATA TERTIB PRAKTIKUM

    1.  a. Praktikan harus hadir di tempat praktikum selambat-lambatnya 10 menit sebelum

     praktikum dimulai.

     b. Sebelum dimulai para praktikan harus menempuh pre-test acara praktikum yang

    akan dilaksanakan.

    2.  Pada waktu praktikum dimulai/berlangsung, praktikan harus :

    a)  Menandatangani daftar hadir.

     b)  Melakukan praktikum dengan tertib, tidak bersenda gurau.

    c)  Bersikap sopan terhadap sesama praktikan, assisten, laboran, serta dosen.

    d) 

    Mengesahkan hasil praktikum pada asisten praktikum.

    e) 

    Mengembalikan alat-alat dalam keadaan bersih dan lengkap kepada

    asisten/laboran/teknisi setelah acara praktikum selesai.

     j) Mengganti alat-alat yang pecah/rusak/hilang dengan segera.

    3. 

    Menyerahkan laporan praktikum satu minggu setelah selesai praktikum.

    4.  Tidak ada susulan / inhall   praktikum, kecuali dengan alasan yang dapat

    dipertanggungjawabkan (sakit) dan harus dilengkapi surat keterangan serta mendapat

    ijin dari kepala laboratorium.5.  Setelah seluruh acara praktikum selesai akan diadakan post-test.

    6.  Bagi praktikan yang :

    a) 

    Tidak hadir dalam salah satu/seluruh acara praktikum,

     b) Tidak Menandatangani daftar hadir,

    c)  Tidak mengikuti pre-test dan post-test salah satu/seluruh acara praktikum,

    d) 

    Bertindak tidak sopan, melakukan tindakan melawan asisten, dosen,

    laboran/teknisi,

    e)  Tidak mengumpulkan laporan praktikum satu/seluruh acara praktikum,

    f) 

    Mengumpulakn laporan praktikum melewati batas waktu yang ditentukan, maka

    nilai praktikum akan ditunda/dibatalkan praktikumnya, dan wajib mengulang

    tahun berikutnya.

    7.   Nilai praktikum bagian melekat dari nilai mata kuliah dan apabila praktikum tidak

    lulus maka mata kuliah yang bersangkutan juga tidak akan lulus.

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Ektan Genap 2015-16

    3/17

     

    3

    ACARA I

    POLA TANAM MONO DAN MULTIPLE CROPPING  TERHADAP

    PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN

    A.  TUJUAN

    Untuk mengetahui pola pertumbuhan dan produksi tanaman yang ditanam dengan

    sistem mono dan multiple cropping dan membandingkan dengan  Land Equivalency Ratio

    (LER).

    B.  LANDASAN TEORI

    Tumpangsari merupakan suatu usaha menanam beberapa jenis tanaman pada lahan

    dan waktu yang sama, yang diatur sedemikian rupa dalam barisan-barisan tanaman.

    Penanaman dengan cara ini bisa dilakukan pada dua atau lebih jenis tanaman yang relatif

    seumur, misalnya jagung dan kacang tanah atau bisa juga pada beberapa jenis tanaman

    yang umurnya berbeda-beda. Untuk dapat melaksanakan pola tanam tumpangsari secara

     baik perlu diperhatikan beberapa faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh diantaranya

    ketersediaan air, kesuburan tanah, sinar matahari dan hama penyakit.

    Penentuan jenis tanaman yang akan ditumpangsari dan saat penanaman sebaiknya

    disesuaikan dengan ketersediaan air yang ada selama pertumbuhan. Hal ini dimaksudkan

    agar diperoleh pertumbuhan dan produksi secara optimal. Kesuburan tanah mutlak

    diperlukan, hal ini dimaksudkan untuk menghindari persiangan (penyerapan hara dan air)

     pada satu petak lahan antar tanaman. Pada pola tanam tumpangsari sebaiknya dipilih dan

    dikombinasikan antara tanaman yang mempunyai perakaran relatif dalam dan tanaman

    yang mempunyai perakaran relatif dangkal.

    Sebaran sinar matahari penting, hal ini bertujuan untuk menghindari persiangan

    antar tanaman yang ditumpangsarikan dalam hal mendapatkan sinar matahari, perlu

    diperhatikan tinggi dan luas antar tajuk tanaman yang ditumpangsarikan. Tinggi dan lebar

    tajuk antar tanaman yang ditumpangsarikan akan berpengaruh terhadap penerimaan cahaya

    matahari, lebih lanjut akan mempengaruhi hasil sintesa (glukosa) dan muara terakhir akan

     berpengaruh terhadap hasil secara keseluruhan.

    Antisipasi adanya hama penyakit tidak lain adalah untuk mengurangi resiko

    serangan hama maupun penyakit pada pola tanam tumpangsari. Sebaiknya ditanam tanam-

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Ektan Genap 2015-16

    4/17

     

    4

    tanaman yang mempunyai hama maupun penyakit berbeda, atau tidak menjadi inang dari

    hama maupun penyakit tanaman lain yang ditumpangsarikan.

    Sistem tanam tumpangsari mempunyai banyak keuntungan yang tidak dimiliki

     pada pola tanam monokultur. Beberapa keuntungan pada pola tumpangsari antara lain: 1)

    akan terjadi peningkatan efisiensi (tenaga kerja, pemanfaatan lahan maupun penyerapan

    sinar matahari), 2) populasi tanaman dapat diatur sesuai yang dikehendaki, 3) dalam satu

    areal diperoleh produksi lebih dari satu komoditas, 4) tetap mempunyai peluang

    mendapatkan hasil manakala satu jenis tanaman yang diusahakan gagal dan 5) kombinasi

     beberapa jenis tanaman dapat menciptakan beberapa jenis tanaman dapat menciptakan

    stabilitas biologis sehingga dapat menekan serangan hama dan penyakit serta

    mempertahankan kelestarian sumber daya lahan dalam hal ini kesuburan tanah.

    C.  BAHAN DAN ALAT

    Bahan yang dibutuhkan dalam praktikum ini antara lain benih kedelai dan jagung

    manis, pestisida, pupuk NPK, dan 1 buah bambu. Alat yang diperlukan antara lain cangkul,

    kored, light intensity meter , termohygrometer , oven, mistar, timbangan, selang air dan

    ember.

    D.  PROSEDUR KERJA

    Persiapan

    1. 

    Persiapan di lahan untuk penanaman dengan luasan tertentu.

    2.  Pembuatan petak-petak percobaan sesuai dengan jumlah perlakuan yaitu 9 kombinasi

    diulang 3 kali ada 27 petak, dibuat 3 unit percobaan total ada 81 petak percobaan

    dengan ukuran 2x3 m2.

    Pelaksanaan

    1.  Lakukan penanaman di lahan dengan jarak tanam 25 x 655 cm untuk jagung dan 25 cm

    memanjang pada lorong antar jagung. Per lubang tanam diisi 2-3 benih jagung dan

    kacang tanah.

    2.  Setelah satu minggu umur tanam kemudian biarkan 2 tanaman dan ambil 1 tanaman

    yang pertumbuhannya kurang baik.

    3.  Berikan pupuk NPK sesuai dosis rekomendasi

    4.  Perlakuan diberikan terdiri atas 2 Faktor

    Faktor 1 adalah sistem tanam

    I1 = mono cropping jagung manis

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Ektan Genap 2015-16

    5/17

     

    5

    I2 = mono cropping kedelai.

    I2 = intercrop jagung manis  –  kedelai.

    Faktor 2 adalah Dosis Pupuk

    P1 = tanpa pemupukan

    P2 = 50 % dosis pupuk rekomendasi (N dan P)

    P3 = 100 % dosis pupuk rekomendasi (N dan P)

    5.  Lakukan pemeliharaan sesuai kebutuhan antara lain pengendalian OPT, kebutuhan air

    dan penyiangan gulma.

    6. 

    Lakukan pengamatan terhadap karakter morfologi tanaman antara lain tinggi tanaman,

     bobot kering tajuk dan akar, dan luas daun.

    7. 

    Pengamatan lain dapat dilakukan dengan mengamati intensitas cahaya, suhu dan

    kelembaban.

    8.  Pengamatan hasil dilakukan pada saat panen antara lain, bobot 100 biji, bobot biji per

    tanaman dan bobot biji per ha untuk kacang tanah. Dan untuk jagung jumlah biji per

    tongkol, diameter tongkol dan berat tongkol.

    9.  Lakukan juga perhitungan LER berdasarkan hasil panen dengan menggunakan rumus:

    LER= (intercrop jagung/mono jagung) + (intercrop kedelai/monocrop kedelai)

    10. 

    Semua hasil pengamatan morfologi dan hasil dianalisis dengan menggunakan metode

    statistik. Untuk faktor iklim digunakan sebagai data pendukung.

    E. ANALISIS DATA PELAPORAN

    Hasil praktikum dianalisis dengan menggunakan metode statistik. Data dan hasil

    analisis harus ditampilkan dalam laporan. Apabila perlu dan penting untuk ditunjukan

    dalam bentuk gambar atau grafik akan lebih baik.

    DAFTAR PUSTAKA

    Altieri, M.A., and M. Leibman. 1994. Insect, weed, and plant disease management in

    multiple cropping systems. In Francis, C.A. (ed.). Multiple Cropping Systems.Macmillan Company, New York. 383 p.

    Anon. 1990. Strip intercropping offers low-input way to boost yields. Sensible Agriculture.

    May. p. 7 – 8.

    Ecological Agriculture Projects. Mixing Crop Species. McGill University, Macdonald

    Campus. www.eap.mcgill.ca/CSI_2.htm 

    http://www.eap.mcgill.ca/CSI_2.htmhttp://www.eap.mcgill.ca/CSI_2.htmhttp://www.eap.mcgill.ca/CSI_2.htmhttp://www.eap.mcgill.ca/CSI_2.htm

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Ektan Genap 2015-16

    6/17

     

    6

    Francis, R., and D.R. Decoteau. 1993. Developing an effective southernpea and sweet cornintercrop system. Hort Technology. Vol. 3, No. 2. p. 178 – 184.

    Grossman, J, and W. Quarles. 1993. Strip intercropping for biological control. IPM

    Practitioner. April. p. 1 – 

    11.

    Richardson, P. 1997. Polyculture makes the most of biodiversity. HRM of Texas Newsletter. Summer. p. 5, 7.

    Wolfe, M. S. 2000. Crop strength through diversity. Nature. August. p. 681 – 682.

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Ektan Genap 2015-16

    7/17

     

    7

    ACARA II

    PENGARUH PEMUPUKAN DAN POLA PENGAIRAN YANG BERBEDA

    TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

    A.  TUJUAN

    Untuk mengetahui pola pertumbuhan dan hasil tanaman dengan pemberian dosis

     pupuk makro NPK yang berbeda dan volume pemberian air yang berbeda.

    B.  LANDASAN TEORI

    Pemupukan berimbang adalah upaya untuk meningkatkan mutu intensifikasi

    dengan menambah jenis dan takaran pupuk, karena sejauh ini upaya pemupukan

     belum mampu mencapai produksi yang ditargetkan, suatu petunjuk bahwa efisiensi

     pemakaian pupuk semakin menurun.

    Salah satu sebab tidak efisiennya pemupukan adalah kurangnya perawatan

    sumberdaya tanah sehingga kesuburannya merosot, baik dari segi kimia, fisik dan

     biologi tanah. Pertumbuhan optimal tanaman sangat memerlukan ketersediaan hara,

    terutama unsur hara makro N, P, K, Ca, Mg, dan S, sebaliknya pertumbuhan tanaman

    akan terhambat apabila unsur hara ini tidak tersedia atau kelarutannya rendah sehingga

    tidak tersedia tepat waktu, atau karena tidak seimbang dengan unsur-unsur lain.

    Pemupukan perlu dilakukan secara rasional sesuai dengan kebutuhan tanaman,

    kemampuan tanah menyediakan unsur-unsur hara, sifat-sifat tanah, dan pengelolaan

    oleh petani. Kelebihan pemberian pupuk selain merupakan pemborosan, juga

    mengganggu keseimbangan unsur-unsur hara dalam tanah, sedangkan pemberian

    terlalu sedikit tidak akan memberikan produksi yang optimal

    Pemupukan yang berimbang perlu dilakukan sehubungan dengan tingkat

    kesuburan dan produksi yang rendah sehingga produktivitas tanah tropika dapat

    ditingkatkan. Prinsip pemupukan berimbang bertujuan untuk mencapai pemupukanyang efektif dan efisien. Dosis pupuk yang berimbang dibuat atas dasar beberapa

     pertimbangan antara lain; 1) jumlah hara yang terangkut oleh hasil panen, 2) jumlah

    hara yang terimmobilisasi dalam batang, cabang, pelepah/daun, 3) jumlah hara yang

    dikembalikan ke dalam tanah, 4) jumlah hara yang terfiksasi dan hilang dalam tanah,

    dan 5) jumlah hara yang tersedia dalam tanah.Sebagian besar tanah-tanah tropika yang

    telah diusahakan secara intensif biasanya berkadar bahan organik rendah terutama

    apabila sisa panen diangkut keluar atau dibakar.

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Ektan Genap 2015-16

    8/17

     

    8

    Penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus pada lahan pertanian

    sementara bahan organik sisa panen tidak didaurulangkan menyebabkan penurunan

    secara bertahap produktivitas tanah. Dalam penentuan takaran dan waktu pemberian

     pupuk K, perlu dipertimbangkan pengelolaan bahan organik sisa panen, karena

    sebagian besar K yang diserap tanaman berada dalam sisa panen. Hampir 80% K yang

    diserap tanaman tertinggal pada sisa panen sehingga pengembalian sisa panen ke tanah

    dapat menngurangi keperluan pupuk K.

    Selanjutnya dalam kaitan dengan pemupukan P, bahwa kekahatan P pada tanah

    tropika merupakan pembatas utama. Efisiensi pupuk P sangat rendah yaitu hanya

    sekitar 10 - 15% P yang diberikan dapat dimanfaatkan oleh tanaman, dan sisanya

    difiksasi oleh Al dan Fe. Usaha untuk mengurangi fiksasi P ini adalah dengan

     penambahan bahan organik, pengapuran, penggunaan jenis pupuk yang melepaskan P

    secara lambat seperti pupuk alami P. Pemberian bahan organik dapat meningkatkan

    efisiensi pengapuran terutama pada kedelai, bahkan pemberian bahan organik dapat

    meniadakan kebutuhan kapur. Pemberian kapur ditujukan untuk mensuplai kebutuhan

    hara Ca dan Mg yang ketersediaannya rendah di tanah tropika.

    Kebutuhan air suatu tanaman dapat didefinisikan sebagai "jumlah air yang

    diperlukan untuk memenuhi kehilangan air melalui evapotrans pirasi (ET-tanaman)

    tanaman yang sehat, tumbuh pada sebidang lahan yang luas dengan kondisi tanah

     yang tidak mempunyai kendala (kendala lengas tanah dan kesuburan tanah) dan

    mencapai potensi produksi penuh pada kondisi lingkungan tumbuh tertentu".   Untuk

    menghitung ET-tanaman direkomen dasikan suatu prosedur tiga tahap, yaitu:

    1.  Pengaruh iklim terhadap kebutuhan air tanaman diberikan oleh ETo

    (evapotranspirasi tanaman referensi), yaitu "laju evapotranspirasi dari permukaan

     berumput luas setinggi 8-15 cm, rumput hijau yang tingginya seragam, tumbuh

    aktif, secara lengkap menaungi permukaan tanah dan tidak kekurangan air".

    Empat metode yang dapat digunakan adalah Blaney-Criddle, Radiasi, Penman

    dan Evaporasi Panci, dimodifikasi untuk menghitung ETo dengna menggunakan

    data iklim harian selama periode 10 atau 30 hari.

    2.  Pengaruh karakteristik tanaman terhadap kebutuhan air tanaman diberikan oleh

    koefisien tanaman (kc) yang menya takan hubungan antara ETo dan ET tanaman

    (ETtanaman = kc . ETo). Nilai-nilai kc beragam dengan jenis tanaman, fase

     pertumbuhan tanaman, musim pertumbuhan, dan kondisi cuaca yang ada.

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Ektan Genap 2015-16

    9/17

     

    9

    3.  Pengaruh kondisi lokal dan praktek pertanian terhadap kebutuhan air tanaman,

    termasuk variasi lokal cuaca, tinggi tempat, ukuran petak lahan, adveksi angin,

    ketersediaan lengas lahan, salinitas, metode irigasi dan kultivasi tanaman.

    Kalau persediaan air tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan tanaman

    secara penuh, evapotranspirasi aktual (ETa) akan menurun di bawah evapotranspirasi

    maksimum (ETm) atau ETa < ETm. Pada kondisi seperti ini, akan berkembang stress

    air di dalam tanaman yang akan berpengaruh buruk terhadap pertum buhan dan hasil

    tanaman. Pengaruh-pengaruh ini sangat tergan tung pada spesies dan varietas tanaman,

    intensitas stress dan waktu terjadinya stress air. Pengaruh intensitas dan waktu stress

    ini sangat penting dalam kaitannya dengan penjadwalan suplai air yang terbatas

    selama periode pertumbuhan tanaman dan penentuan prioritas penggunaan suplai air

    di antara tanamaan selama musim pertumbuhannya.

    Kalau defisit air terjadi selama periode tertentu dalam musim pertumbuhan

    tanaman, respon hasil terhadap defisit ait sangat beragam tergantung pada tingkat

    kepekaan tanaman pada periode tersebut. Pada umumnya tanaman sangat peka

    terhadap defisit air selama awal pertumbuhannya, pembungaan dan awal fase pem-

     bentukan hasil.

    Respon hasil terhadap defisit air juga beragam di antara varietas tanaman.

    Pada umumnya varietas unggul sangat peka terhadap air, pupuk dan input agronomis

    lainnya. Varietas-varietas yang potensi produksinya rendah dengan respon air yang

    rendah lebih sesuai untuk sistem tadah hujan yang sering mengalami stress air. Untuk

    mendapatkan hasil yang tinggi pada kondisi irigasi, harus digunakan varietas unggul

    yang sangat responsif terhadap air sehingga dapat dicapai efisiensi penggunaan air

    yang tinggi.

    C. 

    BAHAN DAN ALAT

    Bahan yang dibutuhkan dalam praktikum ini antara lain benih jagung manis,

    kacang hijau. polibag, pupuk NPK, dan 1 buah bambu. Alat yang diperlukan antara lain

    cangkul, light intensity meter , termohygrometer , oven, mistar, timbangan, selang air dan

    ember, serta saringan 5 mm.

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Ektan Genap 2015-16

    10/17

     

    10

    D.  PROSEDUR KERJA

    Persiapan

    1.  Mengambil tanah di daerah sekitar kampus dengan volume sesuai dengan kebutuhan

    2.  Lakukan pengeringan selama 1-2 hari setelah itu disaring dengan saringan ukuran 5

    mm.

    3. 

    Siapkan polibag ukuran 5 kg, pupuk, benih jagung manis, dan kacang hijau, selang air

    dan ember.

    Pelaksanaan

    1. 

    Susun polibag secara teratur yang telah diisi tanah berdasarkan kombinasi pemupukan

    dan pemberian air yang berbeda serta setiap perlakuan, diulang tiga kali.

    2.  Setiap polibag diisi dengan benih jagung, kedelai dan kacang hijau sebanyak 2 butir.

    3. 

    Setelah satu minggu sisakan satu tanaman saja per polibag, setelah itu lakukan

     pemupukan NPK sesuai dosis rekomendasi.

    4.  Perlakuan diberikan dalam 2 faktor yaitu: Pemupukan NPK dan Pemberian Air.

    a. 

    Volume air diberikan dengan interval yang sama 3 hari sekali

    A1 = diberi air dengan volume 100 ml air/polibag

    A2 = diberi air dengan volume 200 ml air/polibag

    A3 = diberi air dengan volume 300 ml air/polibag

     b. 

    Dosisi Pupuk NPK

    P1 = Pupuk NPK 100% dosis rekomendasi

    P2 = Pupuk NPK 50% dosis rekomendasi

    P3 = Pupuk NPK 25% dosis rekomendasi

    P4 = Pupuk NPK 0% dosis rekomendasi

    Didapatkan kombinasi perlakuan sebanyak 12 diulang sebanyak 3 kali sehingga

    masing-masing perlakuan terdapat 36 satuan percobaan, dan untuk tiap satuan

     percobaan terdapat 5 polibag jadi kebutuhan polibag untuk tiap jenis tanaman

    sejumlah 180 polibag. Total kebutuhan polibag untuk 2 jenis tanaman yaitu sejumlah

    360 polibag.

    5.  Lakukan pemeliharaan sesuai kebutuhan antara lain kebutuhan air serta pengendalian

    gulma, hama dan penyakit.

    6. 

    Lakukan pengamatan terhadap karakter morfologi tanaman antara lain tinggi tanaman,

     bobot kering tajuk dan akar, dan luas daun.

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Ektan Genap 2015-16

    11/17

     

    11

    7.  Pengamatan lain dapat dilakukan dengan mengamati intensitas cahaya, suhu dan

    kelembaban.

    8.  Pengamatan hasil dilakukan pada saat panen antara lain jumlah biji per

    tongkol/polong, bobot biji per tongkol (jagung), bobot 100 biji dan bobot biji per

    tanaman.

    9. 

    Semua hasil pengamatan morfologi dan hasil dianalisis dengan menggunakan metode

    statistik. Untuk faktor iklim digunakan sebagai data pendukung.

    E.  ANALISIS DATA PELAPORAN

    Hasil praktikum dianalisis dengan menggunakan metode statistik. Data dan hasil

    analisis harus ditampilkan dalam laporan. Apabila perlu dan penting untuk ditunjukan

    dalam bentuk gambar atau grafik akan lebih baik.

    DAFTAR PUSTAKA

    Arihara, J.. 2002. Cropping Systems and Their Mechanisms of Nutrient Uptake. National

    Agriculture Research Center. Tsukuba Japan.

    Arora, S. 2000. Balanced Nutrition for Sustainable Crop Production. Department of Soils.Punjab Agricultural University LUDHIANA. 141 004.

    ESCAP. 1995. Guidebook to water resources, use and management in Asia and the Pacific. Volume 1: Water resources and water use, p. 306. Water resources series

     No. 74.

    FAO. 2000.  Action programme on water and sustainable agriculture development in

     Indonesia. Executive summary.

    Gruhn, P., F. Goletti, and M. Yudelman. 2000. Integrated Nutrient Management, Soil

    Fertility and Sustainable Agriculture : Current Issues and Future Chalanges.International Food Policy Research Institute. Washington.

    Jezeph, D. 1992. National water policy, p. 41 p. FAO. Rome.

    Johnson, A.E., and J.K. Syers. 1998. Nutrient Management for Sustainable Crop

    Production in Asia. Proceeding of An International Conference held in BaliIndonesia. 9-12 December 1996.

    Koelsch, R. and G. Lesoing, 1999. Nutrient Balance on Nebraska Livestock Confinement

    System. Biological System Engineering Department. University of Nebraska-Lincoln and University of Missouri. Richmond MO.

    Ministry of Public Works, Directorate General of Water Resources Development. 1993. Recapitulasi Inventarisasi Daerah Irigasi Seluruh Indonesia.

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Ektan Genap 2015-16

    12/17

     

    12

    Ministry of Public Works, Directorate General of Water Resources Development. 1995.

     Proceeding Lokakarya Pengembangan dan Pengelolaan Terpadu Sumberdaya Air Jabotabek .

    Ministry of Public Works, Directorate General of Water Resources Development in

    association with Agency for Research and Development, Research Institute forWater Resources Development. 1995. Bendungan Besar di Indonesia.

    Soenarno, I. 1995. Irrigation management transfer in Indonesia, p. 89-98. Paper presented

    at the conference on Irrigation Management Transfer in Asia held in Bangkok andChiang Mai, 25-29 September 1995. International Irrigation Management Institute.

    Statistik Indonesia. 1996. Central bureau of statistics, statistical evaluation and reportdivision, p. 588.

    www.fadinap.com.  Balance Fertilizer Use, Soil Testing, Economics of Fertilizer Use. In

    Integrated Plant Nutrition System. Training Manual. Access on October 2, 2004.

    www.ppi-ppic.org.  Nutrient Balance: Critical to Crop Production and Environment

    Protection. Georgia. USA. Access on October 14, 2004.

    http://www.fadinap.com/http://www.fadinap.com/http://www.ppi-ppic.org/http://www.ppi-ppic.org/http://www.ppi-ppic.org/http://www.fadinap.com/

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Ektan Genap 2015-16

    13/17

     

    13

    ACARA III

    KEANEKARAGAMAN VEGETASI PADA BEBERAPA AGROEKOSISTEM

    A.  TUJUAN

    Untuk mengetahui distribusi dan jenis vegetasi budidaya maupun gulma yang

    tumbuh berdasarkan hamparan agroekosistem yang berbeda serta pengamatan terhadap

    faktor-faktor lingkungannya.

    B.  LANDASAN TEORI

    Agroekosistem pada hakekatnya merupakan ekosistem alam yang dikelola untuk

    kepentingan tertentu dan disebut sebagai ekosistem binaan. Setiap agroeksosistem

    memiliki sifat yang berbeda sesuai dengan ekosistem asalnya.Variasi jenis vegetasi, baik

    yang berupa tanaman budidaya maupun tumbuhan liar atau gulma dapat dipandang suatu

    keanekaragaman dalam kontes agroekosistem.

    Ekosistem dataran rendah (0-300 m dpl), memiliki ciri khas berupa lahan datar atau

    landai, berpasir, kelembaban rendah, suhu tinggi dan pH tanah yang cenderung alkalis.

    Ekosistem perbukitan yang termasuk dalam dataran medium (301-800 m dpl) dengan

    topografi bergelombang hingga berombak, mempunyai karakteristik kelembaban sedang

    hingga tinggi, tanahnya tdak berpasir, suhunya relatif sedang, dan pH tanah agak masam.

    Ekosistem dataran tinggi (> 800 m dpl) umumnya topografi berombak sampai bergunung,

    kelembaban tinggi, tanahnya berbatu dan suhu hariannya rendah. Vegetasi yang tumbuh

     pada masing-masing ekosistem tersebut umumnya memiliki variasi yang unik, baik untuk

    vegetasi budidaya maupun vegetasi lainnya.

    Hubungan antara manusia dan agroeksosistem bagi masyarakat pedesaan sangatlah

    erat. Mata pencaharian mereka adalah mengolah alam secara langsung, sehingga keadaan

    alam dan sumber-sumber daya akan sangat menentukan keadaan mereka. Misalnya, jenis- jenis kegiatan pertanian akan tergantung pada jenis dan keadaan tanah, ketersediaan air dan

    curah hujan, dan sebagainya. Rapatnya hubungan timbal-balik antara kehidupan

    masyarakat dan lingkungan alam menyebabkan hal ini perlu dipahami dalam

    mengembangkan program bersama masyarakat. Dengan teknik pemetaan, diperoleh

    gambaran keadaan sumber daya alam masyarakat bersama masalah-masalah, perubahan-

     perubahan keadaan, potensi-potensi yang ada. Sedangkan untuk mengamati secara

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Ektan Genap 2015-16

    14/17

     

    14

    langsung keadaan lingkungan dan sumber daya tersebut, digunakan Teknik Penelusuran

    Lokasi (Transek).

    Transek ini dilakukan untuk mengenal dan mengamati secara lebih tajam mengenai

     potensi sumberdaya alam serta permasalahan-permasalahannya, terutama sumber daya

     pertanian. Seringkali, lokasi kebun dan lahan pertanian lainnya milik masyarakat berada di

     batas dan luar desa, sehingga transek sumber daya alam ini bisa sampai keluar desa.

    Informasi-informasi yang bisanya muncul antara lain adalah :

    a.  Bentuk dan keadaan permukaan alam (topografi) : termasuk ke dalamnya adalah

    kemiringan lahan, jenis tanah dan kesuburannya, daerah tangkapan air dan sumber-

    sumber air (sungai, mata air, sumur).

     b. 

    Pemanfaatan sumber daya tanah (tataguna lahan) : yaitu untuk wilayah kebun, sawah,

    ladang, hutan, padang gembala, dan sebagainya.

    c.  Pola usaha tani: mencakup jenis-jenis tanaman penting (antara lain jenis-jenis lokal)

    dan kegunaanya (misalnya tanaman pangan, tanaman obat, pakan ternak, dsb),

     produktivitas lahan dan hasilnya dan sebagainya.

    d. 

    Teknologi setempat dan cara pengelolaan sumber daya alam : termasuk teknologi

    tradisional, misalnya penahan erosi dari batu, kayu, atau pagar hidup; pemeliharaan

    tanaman keras; sistem berternak; penanaman berbagai jenis rumput untuk pakan

    ternak, penahan air, penutup tanah; sistem pengelolaan air, (konservasi air, kontrol

    erosi, dan pengairan) dan beberapa hal lainnya.

    C.  BAHAN DAN ALAT

    Kegiatan ini merupakan acara praktikum yang dilakukan di lapangan maka sebagai

    materi praktikum adalah aneka vegetasi yang tumbuh pada berbagai macam tipe

    agroekosistem. Alat yang dibutuhkan yaitu: tali rafia, roll meter, ajir, bambu, buku

    identifikasi vegetasi, pH meter, thermohygrometer, altimeter dan alat tulis

    D.  PROSEDUR KERJA

    Persiapan

    Persiapan pelaksanaan kegiatan transek yang sebaiknya secara khusus diperhatikan

    adalah mempersiapkan tim dan masyarakat yang akan ikut, termasuk menetukan kapan dan

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Ektan Genap 2015-16

    15/17

     

    15

    dimana akan berkumpul. Juga dipersiapkan alat-alat tulis, kertas lebar (palano), karton

    warna-warni, kertas berwarna, lem, spidol warna-warni. Juga akan menyenangkan apabila

    membawa perbekalan (makanan).

    Peserta terdiri dari staf pengajar mata kuliah ekologi tanaman, asisten praktikum dan

     praktikan, untuk memudahkan pelaksanaan transek maka melibatkan masyarakat yang

    menjadi penunjuk jalan. Petani akan menjadi narasumber yang memahami hal-hal yang

    sudah diperkirakan akan dikaji dalam kegiatan transek ini, terutama masalah-masalah

    teknis pertanian.

    Pelaksanaan

      Sebelum berangkat, bahas kembali maksud dan tujuan kegiatan penelusuran lokasi

    serta proses kegiatan yang akan dilakukan.

      Sepakati bersama praktikan, lokasi-lokasi penting yang akan dikunjungi serta topik-

    topik kajian yang akan dilakukan. Setelah itu, sepakati lintasan penelusuran.

      Sepakati titik awal perjalanan (lokasi pertama), biasanya diambil dari titik terdekat

    dengan kita berada pada saat itu.

      Lakukan perjalanan dan amati keadaan disepanjang perjalanan. Biarkan petani

    (masyarakat) menunjukkan hal-hal yang dianggap penting untuk diperlihatkan dan

    dibahas keadaannya. Didiskusikan keadaan sumber daya tersebut dan amati dengan

    seksama.

      Buatlah catatan-catatan hasil diskusi di setiap titik pengamatan

    Setelah Per jalanan

    Bisa selama berhenti dilokasi tertentu, gambar bagan transek dibuat utnuk setiap bagian

    lintasan yang sudah ditelusuri. Tetapi, yang sering terjadi adalah pembuatan bagan setelah

    seluruh lintasan ditelusuri.langkah-langkah kegiatannya adalah sebagai berikut :

     

    Jelaskan cara dan proses membuat bagan.

      Sepakati simbol-simbol yang dipergunakan untuk menggambar bagan transek. Catat

    simbol-simbol tersebut beserta artinya disudut kertas. Pergunakan spidol berwarna

    agar jelas dan menarik.

      Selama penggambaran perhatikan:

      Pikirkan ketinggian (naik-turun permukaan bumi)

      Perkiraan jarak antara satu lokasi drngan lokasi lain.

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Ektan Genap 2015-16

    16/17

     

    16

      Pergunakan hasil gambar transek tersebut untuk mendiskusikan lebih lanjut

     permasalahan, dan potensi.

      Buatlah catatan-catatan hasil diskusi tersebut

    Kegiatan ini lebih baik dilakukan pada pagi hari dan cuaca cerah Kegiatan ini

    memerlukan waktu 2-3 jam atau bahkan lebih perjalanan, tergantung panjang lintasan yang

    ditelusuri, ditambah 2-3 jam pembuatan bagan dan diskusi lanjutan. Karena waktu kegiatan

    yang cukup panjang, persiapan dan persetujuan dengan masyrakat (pendamping) perlu

    dilakukan. Hujan akan merupakan hambatan yang cukup serius dalam kegiatan teknik

     penelusuran lokasi ini, oleh karena itu cuaca harus benar-benar diperhatikan sebelum

    melaksanakan kegiatan penelusuran lokasi ini.

    E. 

    ANALISIS DATA PELAPORAN

    Analisis dilakukan dengan menggambarkan secara detail kondisi lingkungan dan

    sistem budidaya yang dikembangkan di lokasi transek dengan dilengkapi gambar dan data

     pendukung lainnya.

    DAFTAR PUSTAKA

     Bahan Latihan Pendamping  , Yayasan Bina Masyarakat Sejahtera (BMS) Jakarta, 2001

    Sheil, D, R.K. Puri, I. Basuki, M. Van Heist, N. Liswanty, et al. 2004. Mengeksplorasi

    keanekaragaman hayati, lingkungan dan pandangan masyarakat lokal mengenai

     berbagai landskap hutan. Center for International Forestry Research 101p.

    Prabhu, R., Colfer, C.J.P., Dudley, R.G. 1999. Panduan untuk pengembangan, pengujian

    dan pemilihan kriteria dan indikator untuk pengelolaan hutan lestari.  Center forInternational Forestry Research. 192p.

    Puntodewo, A., Dewi, S., Tarigan, J. 2003. Sistem Informasi Geografis Untuk pengelolaan

    sumberdaya alam. Center for International Forestry Research. 142p.

    http://books.google.com/books?id=8hxNFj1b1xYC&printsec=frontcover&dq=transek+lokasi&source=gbs_book_similarbookshttp://books.google.com/books?id=8hxNFj1b1xYC&printsec=frontcover&dq=transek+lokasi&source=gbs_book_similarbookshttp://books.google.com/books?id=8hxNFj1b1xYC&printsec=frontcover&dq=transek+lokasi&source=gbs_book_similarbookshttp://books.google.com/books?id=8hxNFj1b1xYC&printsec=frontcover&dq=transek+lokasi&source=gbs_book_similarbookshttp://books.google.com/books?id=soX5Mv_Uv48C&printsec=frontcover&dq=transek+lokasi&source=gbs_book_similarbookshttp://books.google.com/books?id=soX5Mv_Uv48C&printsec=frontcover&dq=transek+lokasi&source=gbs_book_similarbookshttp://books.google.com/books?id=soX5Mv_Uv48C&printsec=frontcover&dq=transek+lokasi&source=gbs_book_similarbookshttp://books.google.com/books?id=soX5Mv_Uv48C&printsec=frontcover&dq=transek+lokasi&source=gbs_book_similarbookshttp://books.google.com/books?id=soX5Mv_Uv48C&printsec=frontcover&dq=transek+lokasi&source=gbs_book_similarbookshttp://books.google.com/books?id=soX5Mv_Uv48C&printsec=frontcover&dq=transek+lokasi&source=gbs_book_similarbookshttp://books.google.com/books?id=8hxNFj1b1xYC&printsec=frontcover&dq=transek+lokasi&source=gbs_book_similarbookshttp://books.google.com/books?id=8hxNFj1b1xYC&printsec=frontcover&dq=transek+lokasi&source=gbs_book_similarbooks

  • 8/18/2019 Panduan Praktikum Ektan Genap 2015-16

    17/17

     

    17

    KOMPONEN PENILAIAN PRAKTIKUM

    I.  PENDAHULUAN

    A.  Sesuai Judul Praktikum 100Sesuai Judul Praktikum tapi tidak fokus pada materi praktikum 75

    Tidak sesuai dengan Judul Praktikum 50B.  Referensi

    >8 referensi 1005  –  7 referensi 90

    3  –  4 referensi 80< 3 referensi 70

    Tanpa referensi 0

    II. 

    METODE PRAKTIKUMA.

     

    Ditulils sesuai dengan materi praktikum dan dijelaskan rinci 100

    B.  Ditulis sesuai dengan materi praktikum tanpa penjelasan rinci 80

    C. 

    Tanpa ada penulisan metoda dan tanpa perincian 0

    III. HASIL

    A.  Ada data dan penjelasan data 100B.  Ada data tanpa penjelasan 75

    C. 

    Tanpa data dan tanpa penjelasan 0

    IV. PEMBAHASANA.  Membahas berdasarkan hasil didukung referensi yang memadai 100

    B.  Menjelaskan hasil tanpa pembahasan tapi ada referensi. 75C.  Menjelaskan hasil tanpa pembahasan tanpa referensi 50

    V.  KESIMPULAN

    A. 

    Sesuai dengan tujuan 100

    B.  Sesuai dengan tujuan tapi masih bias 75

    C.  Tidak seusai dengan tujuan 50

    VI. DAFTAR PUSTAKA>8 referensi 100

    5  –  7 referensi 903  –  4 referensi 80

    < 3 referensi 70Tanpa referensi 0