nuzulul quran

22
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puja dan puji syukur kita haturkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul NUZULUL QURAN. Shalawat serta salam marilah kita haturkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang menuju keimanan dan ketaqwaan. Tujuan penulisan makalah ini adalah tidak lain dan tidak bukan untuk lebih mengkaji dan memperdalam pengetahuan kita tentang kitab suci Al-Qur’an yang menjadi pedoman umat manusia selama ini. Disini saya akan membahas tentang Nuzulul Qur’an yaitu peristiwa turunya Al-Qur’an. Meskipun demikian kami mengakui bahwa apa yang kami sajikan kedalam makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu, kritik dan saran dari para pembaca yang budiman sangat diharapkan untuk perbaikan selanjutnya, jikalau di dalam makalah ini terdapat kebenaran dan kegunaan, semua itu berasal dari Allah Subhanahu Wata’ala sebaliknya, kalau di dalamnya terdapat kekurangan dan ketidak smpurnaan semuanya itu karena kekurangan dan keterbatasan kami sendiri. Akhirnya, kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Makhfud yang telah memberikan kesempatan bagi kami untuk mengkaji materi ini, semoga kesediaan tersebut mendapat berkah dan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT, Aamiin. 1

Upload: indriyanti-indri-keyy

Post on 02-Jan-2016

102 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Nuzulul Quran

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puja dan puji syukur kita haturkan kehadirat Allah Subhanahu

Wata’ala yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah yang

berjudul NUZULUL QURAN. Shalawat serta salam marilah kita haturkan kepada junjungan

kita nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman

terang benderang menuju keimanan dan ketaqwaan.

Tujuan penulisan makalah ini adalah tidak lain dan tidak bukan untuk lebih mengkaji

dan memperdalam pengetahuan kita tentang kitab suci Al-Qur’an yang menjadi pedoman

umat manusia selama ini. Disini saya akan membahas tentang Nuzulul Qur’an yaitu peristiwa

turunya Al-Qur’an.

Meskipun demikian kami mengakui bahwa apa yang kami sajikan kedalam makalah

ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu, kritik dan saran

dari para pembaca yang budiman sangat diharapkan untuk perbaikan selanjutnya, jikalau di

dalam makalah ini terdapat kebenaran dan kegunaan, semua itu berasal dari Allah Subhanahu

Wata’ala sebaliknya, kalau di dalamnya terdapat kekurangan dan ketidak smpurnaan

semuanya itu karena kekurangan dan keterbatasan kami sendiri.

Akhirnya, kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Makhfud yang telah

memberikan kesempatan bagi kami untuk mengkaji materi ini, semoga kesediaan tersebut

mendapat berkah dan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT, Aamiin.

Kediri, 3 Oktober 2013

Penulis

1

Page 2: Nuzulul Quran

DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………………. 1

Daftar Isi……………………………………………………………………………………... 2

BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………………………... 3

A. Latar Belakang……………………………………………………………………………. 3

B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………… 4

BAB II. PEMBAHASAN…………………………………………………………………… 5

A. Pengertian Al-Qur’an………………………………………………………………….…. 5

B. Fenomena Wahyu………………………………………………………………………… 5

C. Pengertian Nuzulul Qur’an………………………………………………………………. 11

D. Periodesasi Turunnya Al-Qur’an……………………………………………..…………. 13

E. Hikmah Diturunkannya Al-Qur’an………………………………………………….….. 14

BAB III. PENUTUP…………………………………………………………………...……. 16

Kesimpulan………………………………………………………………………………..... 16

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...……….. 17

2

Page 3: Nuzulul Quran

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Dalam mempelajari ilmu Al-Quran, ada beberapa hal yang penting untuk

dipelajari dan salah satunya adalah bagaimana Al-Quran diturunkan dan bagaimana Al-Quran

itu dibukukan pada masa Khulafaur Rasyidin. Karena dengan mengetahui bagaimana proses

pengumpulan Al-Qur’an kita dapat mengerti bagaimana usaha-usaha para sahabat untuk tetap

memelihara Al-Quran.

Al-Qur’an adalah kitab suci kaum muslim dan menjadi sumber ajaran Islam yang

pertama dan utama yang harus diimani dan diaplikasikan dalam kehidupan agar memperoleh

kebaikan didunia dan di akhirat. Karena itu, tidaklah berlebihan jika selama ini kaum muslim

tidak hanya mempelajari isi dan pesan-pesannya, tetapi juga telah berupaya semaksimal

mungkin untuk menjaga keasliannya. Upaya itu telah dilaksanakan sejak nabi Muhammad

SAW masih berada di Mekah dan belum berhijrah ke Madinah hingga saat ini. Dengan kata

lain upaya tersebut telah mereka laksanakan sejak Al-Qur’an diturunkan hingga saat ini.

Jika hakikat Al-Qur’an sudah terjawab maka akan muncul pertanyaan lain, bagaimana

Al-Qur’an diturunkan dan bagaimana pula pendapat ulama menyikapi hal tersebut.

Munculnya pertanyaan-pertanyaan serupa itu wajar saja karena ada dua macam ayat yang

membicarakan tentang turunnya Al-Qur’an. Ayat-ayat tersebut terdapat dalam surat Al-Qadar

ayat 1, dan surat Ad-Dhukan ayat 3. Masing-masing ayat tersebut berbunyi:

Artinya:

“Sungguh telah kami turunkan Al-Qur’an di malam Lailatul Qodar”.

Artinya:

3

Page 4: Nuzulul Quran

“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkah dan

sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan”.

Ayat yang pertama sering diperingati oleh umat Islam pada tanggal 17 Ramadhan.

Ayat kedua diyakini oleh mayoritas umat Islam adalah malam-malam ganjil pada sepuluh

malam terakhir dari bulan Ramadhan. Jika demikian halnya, kelihatannya ayat yang kedua

diatas adalah ayat penengah, artinya bahwa kedua ayat tersebut tidak ada permasalahan. Yang

jelas bahwa Al-Qur’an duturunkan pada bulan yang penuh berkah, yaitu bulan Ramadhan.

Sedangkan, proses turunnya Al-Qur’an disebut Nuzulul Qur’an.

B.     Rumusan Masalah.

1.      Apakah pengertian Al-Qur’an itu?

2.      Bagaimana hubungannya dengan fenomena wahyu?

3.      Apakah pengertian Nuzulul Quran ?

4.      Kapan berlangsungnya proses penurunan Al-Qur’an?

5.      Apakah hikmah diturunkannya Al-Qur’an secara berangsur-angsur?

BAB II

PEMBAHASAN

4

Page 5: Nuzulul Quran

A.                Pengertian Al-Qur’an

Secara etimologi (bahasa) Al-Qur’an berarti bacaan karena makna tersebut diambil

dari kata qaraah, yaitu bentuk masdar dari kata qara. Sedangkan secara terminologi Al-

Qur’an sudah banyak diberikan pengertian oleh mufassir.

Ali Ash-Shobuni menyatakan bahwa Al-Qur’an adalah firman Allah yang mu’jiz,

diturunkan kepada nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril yang tertulis dalam mushaf,

diriwayatkan secara mutawatir, menjadi ibadah bagi yang membacanya, diawali dari surah

Al-Fatihah dan di akhiri dengan surah An-Nas. Untuk dapat dengan mudah membedakannya

dengan wahyu, sedikit tentang wahyu disajikan berikut ini.

B.                 Fenomena Wahyu

1.           Pengertian

Wahyu adalah qalam atau pengetahuan dari Allah, yang diturunkan kepada seluruh

makhluk-Nya dengan perantara malaikat ataupun secara langsung. Kata "wahyu" adalah kata

benda, dan bentuk kata kerjanya adalah awha-yuhi, arti kata wahyu adalah pemberitahuan

secara tersembunyi dan cepat. Wahyu secara etimologi / bahasa berarti petunjuk yang

diberikan dengan cepat., artinya datang secara langsung kedalam jiwa tanpa didahului jalan

pikiran dan tidak diketahui oleh seorangpun.

Jika dilihat secara jelas makna-makna wahyu tersebut dapat berarti.

a.       Ilham yang sudah merupakan fitrah bagi manusia, sebagaimana wahyu yang diberikan

kepada ibu nabi Musa As yang berbunyi:

(QS. Al-Qashash ayat 7)

Dan (ingatlah) ketika Kami wahyukan (ilhamkan) kepada ibu Nabi Musa supaya

menyusuinya.

5

Page 6: Nuzulul Quran

b.      Ilham yang merupakan gharizah/instink bagi binatang, sebagaimana petunjuk yang diberikan

kepada lebah:

(QS. An-Nahl:68)

Dan tuhanmu mewahyukan (memberi petunjuk) kepada lebah supaya menjadikan gunung-

gunung dan pohon-pohon itu sebagai tempat tinggal.

c.       Suatu isyarat yang diberikan dengan cepat melalui tanda dan kode, sebagaimana firman

Allah kepada NAbi Zakaria:

(QS. Maryam:11)

Maka ketika dia keluar dari mihrab untuk menemui kaumnya, Allah memberi wahyu

(petunjuk atau isyarat) kepada mereka supaya bertasbih diwaktu pagi dan petang.

d.      Godaan dan hiasan kejahatan yang dilakukan oleh setan pada diri manusia:

(QS. Al-An’am:121)

Dan sesungguhnya setan-setan itu mewahyukan (membisikkan kejahatan atau was-was)

kepada kawan-kawan setia mereka.

e.       Berupa perintah Allah kepada para malaikat-Nya:

(QS. Al-Anfal:12)

6

Page 7: Nuzulul Quran

Ingatlah ketika Tuhanmu mewahyukan atau memerintahkan kepada Malaikat bahwa Aku

bersamamu.

Jika diambil makna wahyu itu dari bentuk masdarnya maka wahyu berarti petunjuk

Allah yang diberikan kepada seseorang yang dimuliakan-Nya secara cepat, dan tersembunyi.

Subhi Sholih menyatakan bahwa wahyu adalah pemberitahuan yang bersifat goib, rahasia,

dan sangat cepat.

Dari makna diatas dapat dipahami bahwa wahyu adalah kalam Allah yang diturunkan

kepada nabi dan atau rasul secara rahasia dan sangat cepat.

2.           Cara Penurunan Wahyu

Wahyu yang diturunkan kepada Rasul atau nabi secara rahasia dan sangat cepat itu

bervariasi. Dari variasi itu terbagi pada dua kelompok besar, yaitu melalui perantara Malaikat

Jibril dan langsung tanpa perantara.

a.       Melalui perantara Malaikat

Wahyu yang diturunkan dengan cara ini yang terkenal ada dua yaitu:

Pertama, Jibril menampakkan wajahnya dalam bentuknya yang asli. Cara seperti ini terjadi

ketika Nabi Muhammad menerima wahyu yang pertama, surah al alaq ayat 1-5. Kedua, Jibril

menyamar seperti seorang laki-laki yang berjubah putih. Misalnya ketika Nabi Muhammad

menerima wahyu tentang imam, islam, ihsan, dan tanda-tanda hari kiamat.

b.      Tanpa Perantara Malaikat ( Langsung )

  Melalui mimpi yang benar, misalnya ketika turun wahyu surah al kautsar ayat 1-3. Contoh

lain adalah wahyu tentang penyembelihan Ismail oleh ayahnya, Ibrahim, yang diuraikan

dalam surah Ash-Shaffat ayat 101-112

7

Page 8: Nuzulul Quran

101. Maka Kami beri Dia khabar gembira dengan seorang anak yang Amat

sabar[1283].

102. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama

Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa

aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku,

kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku

Termasuk orang-orang yang sabar".

103. tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas

pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ).

104. dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim,

105. Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu[1284] Sesungguhnya

Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.

106. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.

107. dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar[1285].

108. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang

datang Kemudian,

109. (yaitu)"Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim".

110. Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.

111. Sesungguhnya ia Termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.

112. dan Kami beri Dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq seorang Nabi yang

Termasuk orang-orang yang saleh.

[1283] Yang dimaksud ialah Nabi Ismail a.s.

[1284] Yang dimaksud dengan membenarkan mimpi ialah mempercayai bahwa mimpi

itu benar dari Allah s.w.t. dan wajib melaksana- kannya.

[1285] Sesudah nyata kesabaran dan ketaatan Ibrahim dan Ismail a.s. Maka Allah

melarang menyembelih Ismail dan untuk meneruskan korban, Allah menggantinya

8

Page 9: Nuzulul Quran

dengan seekor sembelihan (kambing). Peristiwa ini menjadi dasar disyariatkannya

Qurban yang dilakukan pada hari raya haji.

  Allah berbicara langsung

Adapula yang menyatakan bahwa cara ini adalah turunnya wahyu melalui balik hijab.

Misalnya wahyu Allah kepada Nabi Musa yang diceritakan dalam Al-Qur’an surah Al-

A’rof ayat 143 dan An-Nisa ayat 164.

(QS. Al-A’rof:143)

143. dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah

Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: "Ya

Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada

Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke

bukit itu, Maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat

melihat-Ku". tatkala Tuhannya Menampakkan diri kepada gunung itu[565],

dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa

sadar kembali, Dia berkata: "Maha suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku

orang yang pertama-tama beriman".

[565] Para mufassirin ada yang mengartikan yang nampak oleh gunung itu ialah

kebesaran dan kekuasaan Allah, dan ada pula yang menafsirkan bahwa yang nampak itu

hanyalah cahaya Allah. Bagaimanapun juga nampaknya Tuhan itu bukanlah nampak

makhluk, hanyalah nampak yang sesuai sifat-sifat Tuhan yang tidak dapat diukur dengan

ukuran manusia.

(QS. An-Nisa: 164)

9

Page 10: Nuzulul Quran

164. dan (kami telah mengutus) Rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang

mereka kepadamu dahulu, dan Rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka

kepadamu. dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung[381].

[381] Allah berbicara langsung dengan Nabi Musa a.s. merupakan keistimewaan Nabi

Musa a.s., dan karena Nabi Musa a.s. disebut: Kalimullah sedang Rasul-rasul yang lain

mendapat wahyu dari Allah dengan perantaraan Jibril. dalam pada itu Nabi Muhammad

s.a.w. pernah berbicara secara langsung dengan Allah pada malam hari di waktu mi'raj.

Contoh lain adalah wahyu yang diterima Nabi Muhammad pada malam isra dan mi’raj

tentang perintah sholat lima waktu. Menurut al-Qathan cara seperti ini tidak didapati satu

ayat pun dalam Alquran.

Cara yang lain lagi adalah seperti gemercikan lonceng. Menurut jumhur ulama cara

tersebut termasuk yang melalui perantara malaikat. Namun contohnya belum didapati.

C.    Pengertian Nuzulul Quran

Nuzulul Qur'an artinya adalah turunnya Al-Qur'an. Turunnya Al-Qur'an untuk yang

petama kalinya biasa diperingati oleh umat Islam yang dikemas dalam suatu acara ritual yang

disebut dengan Nuzulul Qur'an. Turunnya Al-Qur'an untuk yang pertama kalinya merupakan

tonggak sejarah munculnya satu syari'at baru dari agama tauhid yaitu agama Islam. Sebagai

penyempurna dari agama-agama tauhid sebelumnya.

Ayat-ayat Al-Qur’an tidaklah diturunkan sekaligus secara keseluruhan, tetapi secara

berangsur-angsur sesuai dengan ketentuan yang ada. Itulah sebabnya, ayat-ayat Al-Qu’an

atau surat-suratnya yang diturunkan tidak sama jumlah dan panjang pendeknya, terkadang

diturunkan sekaligus secara penuh dan terkadang sebagianya saja.

Menurut Alim Ulama’ Al-Qur’an diturunkan kepada nabi Muhammad SAW

melalui tiga tahapan:

1.      Diturunkan ke Lauhilmahfudzh.

2.      Ke Bait Al-‘Izzah di langit dunia.

10

Page 11: Nuzulul Quran

3.      Kemudian baru diturunkan kepada nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur

sesuai dengan keparluan yang ada dan kasus-kasus yang dihadapi oleh Nabi Muhammad

SAW dan kaum muslim.

Menurut pendapat yang terkuat dan riwayat yang sahih, firman Allah yang pertama

kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah firman-Nya disurat Al-Alaq ayat 1

sampai dengan 5:

1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,

2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,

4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589],

5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Penurunan surat pertama ini merupakan peristiwa yang bersejarah yang terjadi pada

malam Senin, tanggal 17 Ramadhan tahun ke-41 dari usia Nabi Muhammad SAW atau 13

tahun sebelum beliau berhijrah ke Madinah, bertetapan dengan bulan Juli tahun 610 Masehi.

Malam pertama kali Alquran diturunkan ini disebut oleh Alquran sendiri dengan Lailat al-

Qadr ( Malam Kemuliaan) dan Lailat Mubarokah (Malam yang Diberkahi). Masing-masing

dari kedua nama-nama tersebut terdapat surat Al-Qodar ayat 1

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Alquran) pada malam kemuliaan.”

surat Ad-Dukhan ayat 3-4

11

Page 12: Nuzulul Quran

“Sesungguhnya Kami menurunkan (Alquran) pada suatu malam yang diberkahi dan

sesungguhnya kamilah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan

yang penuh hikmah.”

Setelah surat Al-Alaq turunlah surat Al-Mudatsir, tepatnya ketika Nabi Muhammad

SAW sudah berada dirumah bersama istri beliau Khadijah, sehabis pulang dari gua Hira.

Setelah itu ayat-ayat Al-Qur’an terputus turun untuk beberapa waktu lamanya. Masa

terputusnya ayat-ayat Al-Qur’an ini turun disebut fatrat al wahyi yakni masa terputusnya

wahyu.

Berapa lamanya masa fatrat al wahyi tersebut, terdapat perbedaan pendapat. Menurut

Ibn Ishaq masa fatrat al wahyi ini setidak-tidaknya 2,5 tahun, bahkan kemungkinan besar

selama 3 tahun. Timbulnya kesimpang siuran pendapat tentang masa fatrat al wahyi dapat

dimengerti, sebab peristiwa tersebut terjadi pada permulaan Islam yang waktu itu jumlah

kaum muslim masih sangat terbatas. Disamping itu, mereka yang sudah berjumlah sedikit

tersebut masih harus mengalami sebagai macam pemberitaan dari pihak kaum musyrik

quraisy, sehingga tidak ada kesempatan untuk membuat catatan-catatan turunnya ayat-ayat

Alquran secara kronologis dan satu per satu secara berurutan.

Menurut riwayat yang terkuat, ayat Al-Qur’an yang terakhir sekali diturunkan adalah

ayat ketiga dari surat Al-Maidah ayat 5

“Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu agama mu, dan telah Aku cukupkan

nikmat ku kepada mu, dan Aku rela islam itu adalah agama untuk mu.”

Menurut riwayat diatas, ayat terakhir tersebut diturunkan ketika Nabi Muhammad

SAW bersama para sahabat sedang wukuf di Arofah dalam rangka melaksanakan ibadah haji

terakhir (haji Wada) pada hari Jumat, tanggal 9 Dzulhijjah tahun ke-10 Hijriyah atau tahun ke

63 dari usia beliau. 81 malam setelah itu Nabi pun wafat.

12

Page 13: Nuzulul Quran

D.    Periodisasi turunya Al-Qur’an

Menurut Saikh Al-Khudlari dalam bukunya Tarikh Tasyi, masa turunnya Al-Qur’an

yang di mulai dari tanggal 17 Ramadhan tahun ke 41 dari kelahiran nabi Muhammad SAW

hingga akhir turunnya ayat pada 19 Dzulhijah tahun ke 63 dari usia beliau, tidak kurang dari

22 tahun 2 bulan 22 hari. Masa ini kemudian di bagi oleh para ulama menjadi dua periode

yaitu periode mekah dan periode Madinah.

Periode Mekah dimulai ketika nabi Muhammad pertama kali menerima ayat-ayat Al-

Qur’an pada tujuh belas Ramadhan, pada 41 dari kelahiran beliau hingga awal Rabiul Awal

ke 54 dari kelahiran beliau, yaitu sewaktu beliau akan berhijrah meninggalkan Mekah menuju

Madinah.

Periode Madinah dimulai sejak nabi Muhammad SAW berhijrah ke Madinah dan

menetap disana sampai dengan turunnya ayat terakhir pada 9 Dzulhijah tahun ke 10 dari

kelahiran beliau. Dengan demikian, periode mekah selama 12 tahun 5 bulan 13 hari dan

periode madinah selama 9 tahun, 9 bulan, 9 hari.

E.     Hikmah diturunkannya Al-Qur’an secara berangsur-angsur

1.      Menetapkan hati Rasulullah

Yang menjadi pertanyaan kenapa hati Rasulullah perlu di-tatsbit-kan? Hal itu

dikarenakan Nabi berdakwah kepada orang banyak selalu saja mendapat tantangan dari

orang-orang yang anti kepadanya, tambah lagi sifat orang-orang tersebut kasar dan bengis

serta tidak menunjukkan sikap yang bersahabat. Maka hal seperti itu perlu diberi semangat

dan kekuatan kepada Rasul bahwa apa yang dialaminya itu semua dengan yang dialami oleh

nabi-nabi dan para rasul terdahulu.

2.      Untuk melemahkan lawan-lawannya (mukjizat)

Orang-orang yang anti kepada Rasulullah senantiasa melakukan upaya yang dapat

menyudutkannya. Di antara upaya tersebut adalah dengan mengajukan tantangan yang

sepertinya Rasulullah tidak dapat membuktikannya. Misalnya tantangan mereka agar

Rasulullah minta kepada Allah untuk menurunkan azab kepada mereka. Apa yang mereka

minta itu dibuktikan oleh Allah, dan Allah menurunkan azab kepada mereka pada waktu itu

juga.

13

Page 14: Nuzulul Quran

3.      Mudah dipahami dan dihafal

Bagi bangsa yang buta huruf sulit dapat menghafal dan memehami sesuatu yang harus

dipahami atau dihafal. Oleh karena itu, diturunkan Alquran secara berangsur-angsur menjadi

mudah dihafal dan dipahami serta diamalkan.

4.      Sesuai dengan lalu lintas peristiwa atau kejadian

Alquran diturunkan sesuai dengan kejadian atau peristiwa-peristiwa yang muncul

pada waktu itu, misalnya peristiwa tayamum sabagai pengganti wudhu ketika tidak diperoleh

air.

5.      Menguatkan bahwa Al-Qur’an benar-benar dari Allah yang Maha Bijaksana dan Maha

Terpuji

Ketika Al-Qur’an turun berangsur-angsur dalam kurun lebih dari 22 tahun, kemudian

menjadi rangkaian yang sangat cermat dan penuh makna, indah dan fasih gaya bahasanya,

terjalin antara satu ayat dengan ayat lainnya bagaikan untaian mutiara, serta ketiadaan

pertentangan di dalamnya, semakin menguatkan bahwa Al-Qur’an benar-benar kalam ilahi,

Dzat yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.

14

Page 15: Nuzulul Quran

BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wasalam adalah rasul Allah yang diberi oleh-Nya

mu’jizat yang amat berguna bagi umat manusia, bahkan sampai zaman ini mu’jizat tersebut,

menjadi tuntunan bagi seluruh umat, barang siapa yang mengamalkan ajaran yang terkandung

di dalamnya pasti akan selamat di dunia maupun di akhirat dan barangsiapa yang melalaikan

bahkan tidak mau memahaminya niscaya akan celaka, mu’jizat itu tidak lain dan tidak bukan

adalah Kitab Suci Al-Qur’an yang turun melalui perantara malaikat jibril secara bertahap

kepada Nabi Muhammad SAW, kejadian tersebut dinamakan Nuzulul Qur’an.

Ayat-ayat Al Qur’an tidaklah diturunkan sekaligus secara keseluruhan, tetapi secara

berangsur-angsur sesuai dengan keperluan yang ada. Surat-surat yang diturunkanya pun tidak

sama jumlah panjang dan pendeknya, terkadang diturunkan sekaligus secara penuh dan

terkadang sebagianya saja.

Dengan diturunkanya Al-Qur’an secara berangsur-angsur banyak hikmah yang akan

diperoleh yaitu menetapkan hati Rasulullah, melemahkan lawan-lawannya, mudah difahami

dan dihafal, penyusunannya akan sesuai dengan lalulintas peristiwa atau kejadian.

15

Page 16: Nuzulul Quran

DAFTAR PUSTAKA

Hatahilah. 2010. Sejarah Al-Quran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Anwar,Abu. 2002. Ulumul Qur’an. Pekanbaru: AMZAH

Al-Qur’an dan Terjemahnya. 1985. Jakarta: Departemen Agama RI. Proyek pengadaan Kitab

Suci Al-Qur’an

id.wikipedia.orf/wiki/Al-Qur’an

id.wikip[edia.org.Wahyu

http://senyumkudakwahku.blogspot.com

http://kuliahkusuka.blogspot.com

16