nuzulul quran
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puja dan puji syukur kita haturkan kehadirat Allah Subhanahu
Wata’ala yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah yang
berjudul NUZULUL QURAN. Shalawat serta salam marilah kita haturkan kepada junjungan
kita nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman
terang benderang menuju keimanan dan ketaqwaan.
Tujuan penulisan makalah ini adalah tidak lain dan tidak bukan untuk lebih mengkaji
dan memperdalam pengetahuan kita tentang kitab suci Al-Qur’an yang menjadi pedoman
umat manusia selama ini. Disini saya akan membahas tentang Nuzulul Qur’an yaitu peristiwa
turunya Al-Qur’an.
Meskipun demikian kami mengakui bahwa apa yang kami sajikan kedalam makalah
ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu, kritik dan saran
dari para pembaca yang budiman sangat diharapkan untuk perbaikan selanjutnya, jikalau di
dalam makalah ini terdapat kebenaran dan kegunaan, semua itu berasal dari Allah Subhanahu
Wata’ala sebaliknya, kalau di dalamnya terdapat kekurangan dan ketidak smpurnaan
semuanya itu karena kekurangan dan keterbatasan kami sendiri.
Akhirnya, kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Makhfud yang telah
memberikan kesempatan bagi kami untuk mengkaji materi ini, semoga kesediaan tersebut
mendapat berkah dan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT, Aamiin.
Kediri, 3 Oktober 2013
Penulis
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………………. 1
Daftar Isi……………………………………………………………………………………... 2
BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………………………... 3
A. Latar Belakang……………………………………………………………………………. 3
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………… 4
BAB II. PEMBAHASAN…………………………………………………………………… 5
A. Pengertian Al-Qur’an………………………………………………………………….…. 5
B. Fenomena Wahyu………………………………………………………………………… 5
C. Pengertian Nuzulul Qur’an………………………………………………………………. 11
D. Periodesasi Turunnya Al-Qur’an……………………………………………..…………. 13
E. Hikmah Diturunkannya Al-Qur’an………………………………………………….….. 14
BAB III. PENUTUP…………………………………………………………………...……. 16
Kesimpulan………………………………………………………………………………..... 16
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...……….. 17
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam mempelajari ilmu Al-Quran, ada beberapa hal yang penting untuk
dipelajari dan salah satunya adalah bagaimana Al-Quran diturunkan dan bagaimana Al-Quran
itu dibukukan pada masa Khulafaur Rasyidin. Karena dengan mengetahui bagaimana proses
pengumpulan Al-Qur’an kita dapat mengerti bagaimana usaha-usaha para sahabat untuk tetap
memelihara Al-Quran.
Al-Qur’an adalah kitab suci kaum muslim dan menjadi sumber ajaran Islam yang
pertama dan utama yang harus diimani dan diaplikasikan dalam kehidupan agar memperoleh
kebaikan didunia dan di akhirat. Karena itu, tidaklah berlebihan jika selama ini kaum muslim
tidak hanya mempelajari isi dan pesan-pesannya, tetapi juga telah berupaya semaksimal
mungkin untuk menjaga keasliannya. Upaya itu telah dilaksanakan sejak nabi Muhammad
SAW masih berada di Mekah dan belum berhijrah ke Madinah hingga saat ini. Dengan kata
lain upaya tersebut telah mereka laksanakan sejak Al-Qur’an diturunkan hingga saat ini.
Jika hakikat Al-Qur’an sudah terjawab maka akan muncul pertanyaan lain, bagaimana
Al-Qur’an diturunkan dan bagaimana pula pendapat ulama menyikapi hal tersebut.
Munculnya pertanyaan-pertanyaan serupa itu wajar saja karena ada dua macam ayat yang
membicarakan tentang turunnya Al-Qur’an. Ayat-ayat tersebut terdapat dalam surat Al-Qadar
ayat 1, dan surat Ad-Dhukan ayat 3. Masing-masing ayat tersebut berbunyi:
Artinya:
“Sungguh telah kami turunkan Al-Qur’an di malam Lailatul Qodar”.
Artinya:
3
“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkah dan
sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan”.
Ayat yang pertama sering diperingati oleh umat Islam pada tanggal 17 Ramadhan.
Ayat kedua diyakini oleh mayoritas umat Islam adalah malam-malam ganjil pada sepuluh
malam terakhir dari bulan Ramadhan. Jika demikian halnya, kelihatannya ayat yang kedua
diatas adalah ayat penengah, artinya bahwa kedua ayat tersebut tidak ada permasalahan. Yang
jelas bahwa Al-Qur’an duturunkan pada bulan yang penuh berkah, yaitu bulan Ramadhan.
Sedangkan, proses turunnya Al-Qur’an disebut Nuzulul Qur’an.
B. Rumusan Masalah.
1. Apakah pengertian Al-Qur’an itu?
2. Bagaimana hubungannya dengan fenomena wahyu?
3. Apakah pengertian Nuzulul Quran ?
4. Kapan berlangsungnya proses penurunan Al-Qur’an?
5. Apakah hikmah diturunkannya Al-Qur’an secara berangsur-angsur?
BAB II
PEMBAHASAN
4
A. Pengertian Al-Qur’an
Secara etimologi (bahasa) Al-Qur’an berarti bacaan karena makna tersebut diambil
dari kata qaraah, yaitu bentuk masdar dari kata qara. Sedangkan secara terminologi Al-
Qur’an sudah banyak diberikan pengertian oleh mufassir.
Ali Ash-Shobuni menyatakan bahwa Al-Qur’an adalah firman Allah yang mu’jiz,
diturunkan kepada nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril yang tertulis dalam mushaf,
diriwayatkan secara mutawatir, menjadi ibadah bagi yang membacanya, diawali dari surah
Al-Fatihah dan di akhiri dengan surah An-Nas. Untuk dapat dengan mudah membedakannya
dengan wahyu, sedikit tentang wahyu disajikan berikut ini.
B. Fenomena Wahyu
1. Pengertian
Wahyu adalah qalam atau pengetahuan dari Allah, yang diturunkan kepada seluruh
makhluk-Nya dengan perantara malaikat ataupun secara langsung. Kata "wahyu" adalah kata
benda, dan bentuk kata kerjanya adalah awha-yuhi, arti kata wahyu adalah pemberitahuan
secara tersembunyi dan cepat. Wahyu secara etimologi / bahasa berarti petunjuk yang
diberikan dengan cepat., artinya datang secara langsung kedalam jiwa tanpa didahului jalan
pikiran dan tidak diketahui oleh seorangpun.
Jika dilihat secara jelas makna-makna wahyu tersebut dapat berarti.
a. Ilham yang sudah merupakan fitrah bagi manusia, sebagaimana wahyu yang diberikan
kepada ibu nabi Musa As yang berbunyi:
(QS. Al-Qashash ayat 7)
Dan (ingatlah) ketika Kami wahyukan (ilhamkan) kepada ibu Nabi Musa supaya
menyusuinya.
5
b. Ilham yang merupakan gharizah/instink bagi binatang, sebagaimana petunjuk yang diberikan
kepada lebah:
(QS. An-Nahl:68)
Dan tuhanmu mewahyukan (memberi petunjuk) kepada lebah supaya menjadikan gunung-
gunung dan pohon-pohon itu sebagai tempat tinggal.
c. Suatu isyarat yang diberikan dengan cepat melalui tanda dan kode, sebagaimana firman
Allah kepada NAbi Zakaria:
(QS. Maryam:11)
Maka ketika dia keluar dari mihrab untuk menemui kaumnya, Allah memberi wahyu
(petunjuk atau isyarat) kepada mereka supaya bertasbih diwaktu pagi dan petang.
d. Godaan dan hiasan kejahatan yang dilakukan oleh setan pada diri manusia:
(QS. Al-An’am:121)
Dan sesungguhnya setan-setan itu mewahyukan (membisikkan kejahatan atau was-was)
kepada kawan-kawan setia mereka.
e. Berupa perintah Allah kepada para malaikat-Nya:
(QS. Al-Anfal:12)
6
Ingatlah ketika Tuhanmu mewahyukan atau memerintahkan kepada Malaikat bahwa Aku
bersamamu.
Jika diambil makna wahyu itu dari bentuk masdarnya maka wahyu berarti petunjuk
Allah yang diberikan kepada seseorang yang dimuliakan-Nya secara cepat, dan tersembunyi.
Subhi Sholih menyatakan bahwa wahyu adalah pemberitahuan yang bersifat goib, rahasia,
dan sangat cepat.
Dari makna diatas dapat dipahami bahwa wahyu adalah kalam Allah yang diturunkan
kepada nabi dan atau rasul secara rahasia dan sangat cepat.
2. Cara Penurunan Wahyu
Wahyu yang diturunkan kepada Rasul atau nabi secara rahasia dan sangat cepat itu
bervariasi. Dari variasi itu terbagi pada dua kelompok besar, yaitu melalui perantara Malaikat
Jibril dan langsung tanpa perantara.
a. Melalui perantara Malaikat
Wahyu yang diturunkan dengan cara ini yang terkenal ada dua yaitu:
Pertama, Jibril menampakkan wajahnya dalam bentuknya yang asli. Cara seperti ini terjadi
ketika Nabi Muhammad menerima wahyu yang pertama, surah al alaq ayat 1-5. Kedua, Jibril
menyamar seperti seorang laki-laki yang berjubah putih. Misalnya ketika Nabi Muhammad
menerima wahyu tentang imam, islam, ihsan, dan tanda-tanda hari kiamat.
b. Tanpa Perantara Malaikat ( Langsung )
Melalui mimpi yang benar, misalnya ketika turun wahyu surah al kautsar ayat 1-3. Contoh
lain adalah wahyu tentang penyembelihan Ismail oleh ayahnya, Ibrahim, yang diuraikan
dalam surah Ash-Shaffat ayat 101-112
7
101. Maka Kami beri Dia khabar gembira dengan seorang anak yang Amat
sabar[1283].
102. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama
Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa
aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku,
kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku
Termasuk orang-orang yang sabar".
103. tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas
pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ).
104. dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim,
105. Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu[1284] Sesungguhnya
Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
106. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.
107. dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar[1285].
108. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang
datang Kemudian,
109. (yaitu)"Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim".
110. Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
111. Sesungguhnya ia Termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.
112. dan Kami beri Dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq seorang Nabi yang
Termasuk orang-orang yang saleh.
[1283] Yang dimaksud ialah Nabi Ismail a.s.
[1284] Yang dimaksud dengan membenarkan mimpi ialah mempercayai bahwa mimpi
itu benar dari Allah s.w.t. dan wajib melaksana- kannya.
[1285] Sesudah nyata kesabaran dan ketaatan Ibrahim dan Ismail a.s. Maka Allah
melarang menyembelih Ismail dan untuk meneruskan korban, Allah menggantinya
8
dengan seekor sembelihan (kambing). Peristiwa ini menjadi dasar disyariatkannya
Qurban yang dilakukan pada hari raya haji.
Allah berbicara langsung
Adapula yang menyatakan bahwa cara ini adalah turunnya wahyu melalui balik hijab.
Misalnya wahyu Allah kepada Nabi Musa yang diceritakan dalam Al-Qur’an surah Al-
A’rof ayat 143 dan An-Nisa ayat 164.
(QS. Al-A’rof:143)
143. dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah
Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: "Ya
Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada
Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke
bukit itu, Maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat
melihat-Ku". tatkala Tuhannya Menampakkan diri kepada gunung itu[565],
dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa
sadar kembali, Dia berkata: "Maha suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku
orang yang pertama-tama beriman".
[565] Para mufassirin ada yang mengartikan yang nampak oleh gunung itu ialah
kebesaran dan kekuasaan Allah, dan ada pula yang menafsirkan bahwa yang nampak itu
hanyalah cahaya Allah. Bagaimanapun juga nampaknya Tuhan itu bukanlah nampak
makhluk, hanyalah nampak yang sesuai sifat-sifat Tuhan yang tidak dapat diukur dengan
ukuran manusia.
(QS. An-Nisa: 164)
9
164. dan (kami telah mengutus) Rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang
mereka kepadamu dahulu, dan Rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka
kepadamu. dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung[381].
[381] Allah berbicara langsung dengan Nabi Musa a.s. merupakan keistimewaan Nabi
Musa a.s., dan karena Nabi Musa a.s. disebut: Kalimullah sedang Rasul-rasul yang lain
mendapat wahyu dari Allah dengan perantaraan Jibril. dalam pada itu Nabi Muhammad
s.a.w. pernah berbicara secara langsung dengan Allah pada malam hari di waktu mi'raj.
Contoh lain adalah wahyu yang diterima Nabi Muhammad pada malam isra dan mi’raj
tentang perintah sholat lima waktu. Menurut al-Qathan cara seperti ini tidak didapati satu
ayat pun dalam Alquran.
Cara yang lain lagi adalah seperti gemercikan lonceng. Menurut jumhur ulama cara
tersebut termasuk yang melalui perantara malaikat. Namun contohnya belum didapati.
C. Pengertian Nuzulul Quran
Nuzulul Qur'an artinya adalah turunnya Al-Qur'an. Turunnya Al-Qur'an untuk yang
petama kalinya biasa diperingati oleh umat Islam yang dikemas dalam suatu acara ritual yang
disebut dengan Nuzulul Qur'an. Turunnya Al-Qur'an untuk yang pertama kalinya merupakan
tonggak sejarah munculnya satu syari'at baru dari agama tauhid yaitu agama Islam. Sebagai
penyempurna dari agama-agama tauhid sebelumnya.
Ayat-ayat Al-Qur’an tidaklah diturunkan sekaligus secara keseluruhan, tetapi secara
berangsur-angsur sesuai dengan ketentuan yang ada. Itulah sebabnya, ayat-ayat Al-Qu’an
atau surat-suratnya yang diturunkan tidak sama jumlah dan panjang pendeknya, terkadang
diturunkan sekaligus secara penuh dan terkadang sebagianya saja.
Menurut Alim Ulama’ Al-Qur’an diturunkan kepada nabi Muhammad SAW
melalui tiga tahapan:
1. Diturunkan ke Lauhilmahfudzh.
2. Ke Bait Al-‘Izzah di langit dunia.
10
3. Kemudian baru diturunkan kepada nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur
sesuai dengan keparluan yang ada dan kasus-kasus yang dihadapi oleh Nabi Muhammad
SAW dan kaum muslim.
Menurut pendapat yang terkuat dan riwayat yang sahih, firman Allah yang pertama
kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah firman-Nya disurat Al-Alaq ayat 1
sampai dengan 5:
1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589],
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Penurunan surat pertama ini merupakan peristiwa yang bersejarah yang terjadi pada
malam Senin, tanggal 17 Ramadhan tahun ke-41 dari usia Nabi Muhammad SAW atau 13
tahun sebelum beliau berhijrah ke Madinah, bertetapan dengan bulan Juli tahun 610 Masehi.
Malam pertama kali Alquran diturunkan ini disebut oleh Alquran sendiri dengan Lailat al-
Qadr ( Malam Kemuliaan) dan Lailat Mubarokah (Malam yang Diberkahi). Masing-masing
dari kedua nama-nama tersebut terdapat surat Al-Qodar ayat 1
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Alquran) pada malam kemuliaan.”
surat Ad-Dukhan ayat 3-4
11
“Sesungguhnya Kami menurunkan (Alquran) pada suatu malam yang diberkahi dan
sesungguhnya kamilah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan
yang penuh hikmah.”
Setelah surat Al-Alaq turunlah surat Al-Mudatsir, tepatnya ketika Nabi Muhammad
SAW sudah berada dirumah bersama istri beliau Khadijah, sehabis pulang dari gua Hira.
Setelah itu ayat-ayat Al-Qur’an terputus turun untuk beberapa waktu lamanya. Masa
terputusnya ayat-ayat Al-Qur’an ini turun disebut fatrat al wahyi yakni masa terputusnya
wahyu.
Berapa lamanya masa fatrat al wahyi tersebut, terdapat perbedaan pendapat. Menurut
Ibn Ishaq masa fatrat al wahyi ini setidak-tidaknya 2,5 tahun, bahkan kemungkinan besar
selama 3 tahun. Timbulnya kesimpang siuran pendapat tentang masa fatrat al wahyi dapat
dimengerti, sebab peristiwa tersebut terjadi pada permulaan Islam yang waktu itu jumlah
kaum muslim masih sangat terbatas. Disamping itu, mereka yang sudah berjumlah sedikit
tersebut masih harus mengalami sebagai macam pemberitaan dari pihak kaum musyrik
quraisy, sehingga tidak ada kesempatan untuk membuat catatan-catatan turunnya ayat-ayat
Alquran secara kronologis dan satu per satu secara berurutan.
Menurut riwayat yang terkuat, ayat Al-Qur’an yang terakhir sekali diturunkan adalah
ayat ketiga dari surat Al-Maidah ayat 5
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu agama mu, dan telah Aku cukupkan
nikmat ku kepada mu, dan Aku rela islam itu adalah agama untuk mu.”
Menurut riwayat diatas, ayat terakhir tersebut diturunkan ketika Nabi Muhammad
SAW bersama para sahabat sedang wukuf di Arofah dalam rangka melaksanakan ibadah haji
terakhir (haji Wada) pada hari Jumat, tanggal 9 Dzulhijjah tahun ke-10 Hijriyah atau tahun ke
63 dari usia beliau. 81 malam setelah itu Nabi pun wafat.
12
D. Periodisasi turunya Al-Qur’an
Menurut Saikh Al-Khudlari dalam bukunya Tarikh Tasyi, masa turunnya Al-Qur’an
yang di mulai dari tanggal 17 Ramadhan tahun ke 41 dari kelahiran nabi Muhammad SAW
hingga akhir turunnya ayat pada 19 Dzulhijah tahun ke 63 dari usia beliau, tidak kurang dari
22 tahun 2 bulan 22 hari. Masa ini kemudian di bagi oleh para ulama menjadi dua periode
yaitu periode mekah dan periode Madinah.
Periode Mekah dimulai ketika nabi Muhammad pertama kali menerima ayat-ayat Al-
Qur’an pada tujuh belas Ramadhan, pada 41 dari kelahiran beliau hingga awal Rabiul Awal
ke 54 dari kelahiran beliau, yaitu sewaktu beliau akan berhijrah meninggalkan Mekah menuju
Madinah.
Periode Madinah dimulai sejak nabi Muhammad SAW berhijrah ke Madinah dan
menetap disana sampai dengan turunnya ayat terakhir pada 9 Dzulhijah tahun ke 10 dari
kelahiran beliau. Dengan demikian, periode mekah selama 12 tahun 5 bulan 13 hari dan
periode madinah selama 9 tahun, 9 bulan, 9 hari.
E. Hikmah diturunkannya Al-Qur’an secara berangsur-angsur
1. Menetapkan hati Rasulullah
Yang menjadi pertanyaan kenapa hati Rasulullah perlu di-tatsbit-kan? Hal itu
dikarenakan Nabi berdakwah kepada orang banyak selalu saja mendapat tantangan dari
orang-orang yang anti kepadanya, tambah lagi sifat orang-orang tersebut kasar dan bengis
serta tidak menunjukkan sikap yang bersahabat. Maka hal seperti itu perlu diberi semangat
dan kekuatan kepada Rasul bahwa apa yang dialaminya itu semua dengan yang dialami oleh
nabi-nabi dan para rasul terdahulu.
2. Untuk melemahkan lawan-lawannya (mukjizat)
Orang-orang yang anti kepada Rasulullah senantiasa melakukan upaya yang dapat
menyudutkannya. Di antara upaya tersebut adalah dengan mengajukan tantangan yang
sepertinya Rasulullah tidak dapat membuktikannya. Misalnya tantangan mereka agar
Rasulullah minta kepada Allah untuk menurunkan azab kepada mereka. Apa yang mereka
minta itu dibuktikan oleh Allah, dan Allah menurunkan azab kepada mereka pada waktu itu
juga.
13
3. Mudah dipahami dan dihafal
Bagi bangsa yang buta huruf sulit dapat menghafal dan memehami sesuatu yang harus
dipahami atau dihafal. Oleh karena itu, diturunkan Alquran secara berangsur-angsur menjadi
mudah dihafal dan dipahami serta diamalkan.
4. Sesuai dengan lalu lintas peristiwa atau kejadian
Alquran diturunkan sesuai dengan kejadian atau peristiwa-peristiwa yang muncul
pada waktu itu, misalnya peristiwa tayamum sabagai pengganti wudhu ketika tidak diperoleh
air.
5. Menguatkan bahwa Al-Qur’an benar-benar dari Allah yang Maha Bijaksana dan Maha
Terpuji
Ketika Al-Qur’an turun berangsur-angsur dalam kurun lebih dari 22 tahun, kemudian
menjadi rangkaian yang sangat cermat dan penuh makna, indah dan fasih gaya bahasanya,
terjalin antara satu ayat dengan ayat lainnya bagaikan untaian mutiara, serta ketiadaan
pertentangan di dalamnya, semakin menguatkan bahwa Al-Qur’an benar-benar kalam ilahi,
Dzat yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.
14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wasalam adalah rasul Allah yang diberi oleh-Nya
mu’jizat yang amat berguna bagi umat manusia, bahkan sampai zaman ini mu’jizat tersebut,
menjadi tuntunan bagi seluruh umat, barang siapa yang mengamalkan ajaran yang terkandung
di dalamnya pasti akan selamat di dunia maupun di akhirat dan barangsiapa yang melalaikan
bahkan tidak mau memahaminya niscaya akan celaka, mu’jizat itu tidak lain dan tidak bukan
adalah Kitab Suci Al-Qur’an yang turun melalui perantara malaikat jibril secara bertahap
kepada Nabi Muhammad SAW, kejadian tersebut dinamakan Nuzulul Qur’an.
Ayat-ayat Al Qur’an tidaklah diturunkan sekaligus secara keseluruhan, tetapi secara
berangsur-angsur sesuai dengan keperluan yang ada. Surat-surat yang diturunkanya pun tidak
sama jumlah panjang dan pendeknya, terkadang diturunkan sekaligus secara penuh dan
terkadang sebagianya saja.
Dengan diturunkanya Al-Qur’an secara berangsur-angsur banyak hikmah yang akan
diperoleh yaitu menetapkan hati Rasulullah, melemahkan lawan-lawannya, mudah difahami
dan dihafal, penyusunannya akan sesuai dengan lalulintas peristiwa atau kejadian.
15
DAFTAR PUSTAKA
Hatahilah. 2010. Sejarah Al-Quran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Anwar,Abu. 2002. Ulumul Qur’an. Pekanbaru: AMZAH
Al-Qur’an dan Terjemahnya. 1985. Jakarta: Departemen Agama RI. Proyek pengadaan Kitab
Suci Al-Qur’an
id.wikipedia.orf/wiki/Al-Qur’an
id.wikip[edia.org.Wahyu
http://senyumkudakwahku.blogspot.com
http://kuliahkusuka.blogspot.com
16