modul 2 sismanto

102
Page 1 PENYELIDIKAN GEOFISIKA PANAS BUMI MODUL 2 PEMETAAN GEOFISIKA DAERAH POTENSI PANAS BUMI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GEOLOGI BADAN DIKLAT ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 2012

Upload: uzumakidedi

Post on 17-Sep-2015

99 views

Category:

Documents


31 download

DESCRIPTION

d

TRANSCRIPT

  • Page1

    PENYELIDIKAN GEOFISIKA PANAS BUMI

    MODUL 2

    PEMETAAN GEOFISIKA DAERAH POTENSI PANAS BUMI

    PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GEOLOGI

    BADAN DIKLAT ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

    KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

    2012

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman2|

    JUDUL : Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi

    PENYUSUN : Sismanto

    EDITOR : ---

    TAHUN CETAK : 2013

    Disampaikan dalam Diklat xxxxxxx yang diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan Dan

    Pelatihan Geologi, Badan Diklat Energi Dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Energi

    Dan Sumber Daya Mineral.

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman3|

    KATA PENGANTAR

    Dalam rangka meningkatkan kemampuan aparatur pemerintah yang kompeten dalam

    Penyelidikan Geofisika (Daerah Potensi) Panas Bumi, Pusat Pendidikan dan Pelatihan

    Geologi, Badan Pendidikan dan Pelatihan Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian

    Energi dan Sumber Daya Mineral menyelenggarakan program Diklat Pemetaan Geofisika

    Daerah Potensi Panas Bumi, Program diklat ini ditujukan untuk membantu pemerintah dan

    masyarakat dalam mengkustomisasi informasi, dengan memberikan pendidikan dan

    pelatihan kepada aparatur yang berwenang untuk dapat melokalisir daerah potensi panas

    bumi menyajikan informasi sumber adaya alam yang dimiliki daerahnya secara menarik

    dan mudah.

    Modul ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kurikulum standar diklat

    Penyelidikan Geofisika Panas Bumi.

    Kami sangat berterima kasih apabila terdapat kritik dan saran yang sangat bermanfaat di

    dalam penyempurnaan modul Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi.

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman4|

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR

    DAFTAR ISI

    PETA KEDUDUKAN MODUL

    GLOSARIUM

    BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Deskripsi 1.2. Prasyarat 1.3. Petunjuk Penggunaan Modul

    Penjelasan bagi peserta diklat Peran widyaiswara/instruktur

    1.4. Tujuan Akhir 1.5. Kompetensi 1.6. Cek Kemampuan

    BAB 2. PEMBELAJARAN

    2.A. Pembelajaran Metode Gaya Berat 2.A.1. Rencana Belajar Peserta 2.A.2. Kegiatan Belajar 1: Pengumpulan Data Gayaberat Primer dan Sekunder

    2.A.2.1. Tujuan Pembelajaran 1 2.A.2.2. Uraian Materi 1 2.A.2.2.1. Pengumpulan data gaya berat sekunder 2.A.2.2.2. Pengumpulan data gaya berat primer sesuai prosedur

    2.A.2.2.3. Desain pengambilan data di lapangan 2.A.2.2.4. Penentuan titik lokasi ukur 2.A.2.2.5. Peralatan yang digunakan 2.A.2.2.6. Pembuatan titik ikat

    2.A.2.3. Rangkuman 1 2.A.2.4. Tugas 1

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman5|

    2.A.2.5. Tes Formatif 1 2.A.2.6. Kunci Jawaban Tes Formatif 1

    2.A.3. Kegiatan Belajar 2: Pemrosesan Data Gayaberat 2.A.3.1. Tujuan Pembelajaran 2 2.A.3.2. Uraian Materi 2 2.A.3.2.1. Konversi ke nilai milligal 2.A.3.2.2. Koreksi tinggi alat

    2.A.3.2.3. Pasang surut 2.A.3.2.4. Koreksi drift 2.A.3.2.5. Koreksi gayaberat mutlak (gobs) 2.A.3.2.6. Koreksi gayaberat teoritis 2.A.3.2.7. Koreksi udara bebas 2.A.3.2.8. Koreksi topografi 2.A.3.2.9. Kontinuasi

    2.A.3.3. Rangkuman 2 2.A.3.4. Tugas 2 2.A.3.5. Tes Formatif 2 2.A.3.6. Kunci Jawaban Tes Formatif 2

    2.A.4. Kegiatan Belajar 3: Pembuatan Peta Anomali Gayaberat 2.A.4.1. Tujuan Pembelajaran 3 2.A.4.2. Uraian Materi 3 2.A.4.2.1. Persiapan pembuatan peta 2.A.4.2.2. Pembuatan peta 2.A.4.3. Rangkuman 3 2.A.4.4. Tugas 3 2.A.4.5. Tes Formatif 3 2.A.4.6. Kunci Jawaban Tes Formatif 3

    2.A.5. Kegiatan Belajar 4: Interpretasi Peta Anomali Gayaberat

    2.A.5.1. Tujuan Pembelajaran 4 2.A.5.2. Uraian Materi 4 2.A.5.2.1. Tahapan pemrosesan data gayaberat lanjut

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman6|

    2.A.5.2.2. Model Step 2.A.5.2.3. Second derivative dan gradient kurva

    2.A.5.3. Rangkuman 4 2.A.5.4. Tugas 4 2.A.5.5. Tes Formatif 4 2.A.5.6. Kunci Jawaban Tes Formatif 4

    2.B. Pembelajaran Metode Magnetik 2.B.1. Rencana Belajar Peserta 2.B.2. Kegiatan Belajar 5: Pengumpulan Data Magnetik Sekunder dan Primer

    2.B.2.1. Tujuan Pembelajaran 5 2.B.2.2. Uraian Materi 5 2.B.2.2.1. Pengumpulan data magnetic sekunder 2.B.2.2.2. Pengumpulan data magnetic primer sesuai prosedur

    2.B.2.2.3. Desain pengambilan data di lapangan 2.B.2.2.4. Penentuan titik lokasi ukur 2.B.2.2.5. Peralatan yang digunakan

    2.B.2.3. Rangkuman 5 2.B.2.4. Tugas 5 2.B.2.5. Tes Formatif 5 2.B.2.6. Kunci Jawaban Tes Formatif 5

    2.B.3. Kegiatan Belajar 6: Pemrosesan Data Magnetik 2.B.3.1. Tujuan Pembelajaran 6 2.B.3.2. Uraian Materi 6 2.B.3.2.1. Koreksi IGRF 2.B.3.2.2. Peng-grid-an dan interpretasi

    2.B.3.2.3. Teknik perbaikan data (data enhancement) 2.B.3.2.4. Turunan vertical 2.B.3.2.5. Kontinuasi 2.B.3.2.6. Reduksi ke kutub dan transformasi pseudogravitasi 2.B.3.2.7. Signal analitik

    2.B.3.3. Rangkuman 6

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman7|

    2.B.3.4. Tugas 6 2.B.3.5. Tes Formatif 6 2.B.3.6. Kunci Jawaban Tes Formatif 6

    2.B.4. Kegiatan Belajar 7: Pembuatan Peta Anomali Magnetik 2.B.4.1. Tujuan Pembelajaran 7 2.B.4.2. Uraian Materi 7 2.B.4.2.1. Persiapan pembuatan peta 2.B.4.2.2. Pembuatan peta 2.B.4.3. Rangkuman 7 2.B.4.4. Tugas 7 2.B.4.5. Tes Formatif 7 2.B.4.6. Kunci Jawaban Tes Formatif 7

    2.B.5. Kegiatan Belajar 8: Interpretasi Peta Anomali Magnetik 2.B.5.1. Tujuan Pembelajaran 8 2.B.5.2. Uraian Materi 8 2.B.5.2.1. Interpretasi 2.B.5.2.2. Pemodelan 2.B.5.3. Rangkuman 8 2.B.5.4. Tugas 8 2.B.5.5. Tes Formatif 8 2.B.5.6. Kunci Jawaban Tes Formatif 8

    BAB 3. EVALUASI 3.A. Evaluasi Metode Gayaberat

    3.A.1. Tes Sumatif

    3.A.2. Kunci Jawaban Tes Sumatif

    3.A.3. Tes Praktik

    3.B. Evaluasi Metode Magnetik 3.B.1. Tes Sumatif

    3.B.2. Kunci Jawaban Tes Sumatif

    3.B.3. Tes Praktik

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman8|

    BAB 4. PENUTUP DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN A: PETUNJUK PRAKTIS PEMAKAIAN

    GRAVITYMETER LACOSTE & ROMBERG LAMPIRAN B: PETUNJUK PEMODELAN DENGAN Grav2DC LAMPIRAN C: PROSEDUR PENGOPERASIAN PPM MODEL G-856 LAMPIRAN D: PETUNJUK PEMODELAN DENGAN Mag2DC LAMPIRAN E: DATA LATIHAN MAGNETIK LAMPIRAN F:DATA LATIHAN GAYABERAT

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman9|

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman10|

    GLOSARIUM

    Anomali Bouguer Adalah nilai data gayaberat pengamatan/observasi (g obs) yang telah dikoreksi dengan koreksi-koreksi udara bebas, Bouguer dan medan/terrain/topographi.

    Anomali Bouguer lengkap

    Anomali Bouguer lengkap ABL merupakan nilai anomali gravitasi di suatu tempat dimana perhitungannya telah memasukkan seluruh reduksi-reduksinya (ABL=gobs-gn+ rub-rb+rm) dengan gobs adalah gravitasi pengamatan, gn adalah gravitasi normal (teoritis), ru reduksi udara bebas, rb reduksi Bouguer dan rm reduksi medan. Anomali Bouguer lengkap ini masih terletak pada topografi dengan ketinggian yang bervariasi. Oleh karena itu perlu dibawa ke bidang datar melalui salah satu metodenya adalah sumber Ekuivalen titik Massa.

    Anomali regional

    Adalah anomali data gayaberat yang disebabkan oleh pengaruh benda/ batuan yang tersebar secara meluas/ regional, yang diperoleh dengan membawa data anomali Bouguer pada ketinggian tertentu dimana pengaruh local telah hilang (upward continuation).

    Anomali residual

    Adalah anomali data gayaberat yang disebabkan oleh pengaruh benda/ batuan setempat/lokal yang diperoleh dari data anomaly Bouguer lengkap pada bidang datar dikurangi anomali regional.

    Badai magnetik

    Adalah noise yang berasal dari radiasi elektromagnetik matahari yang merusak ionosfer dengan kuat, medan pengganggu ini bisa mencapai ratusan hingga ribuan nanotesla.

    Base station Suatu titik ukur di daerah penelitian yang diukur secara terus menerus/ kontinyu

    untuk merekam variasi medan magnet harian. Data ini nantinya digunakan untuk koreksi hasil pengukuran di berbagai titik daerah penelitian yang diukur secara tidak kontinyu.

    Data enhancement

    Suatu metode matematis untuk memperbaiki/ menajamkan data sehingga jelas batas-batas sumber anomaly tersebut.

    Gayaberat relative Medan percepatan gravitasi (gayaberat) bumi yang diukur sebagai fungsi tempat, hasil pengukuran di titik satu dengan titik lainnya hanya berupa relatifnya saja terhadap titik ukur sebelumnya. Untuk menegtahui nilai medan percepatan mutlaknya hasil pengukuran relatif tersebut harus diikat dengan nilai medan percepatan mutlak di suatu tempat yang telah diketahui.

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman11|

    Gradiometer PPM Alat ukur medan magnet total yang mengukur medan magnet pada dua titik ketinggian yang berbeda.

    Gravitymeter Alat ukur medan percepatan gravitasi bumi (gayaberat).

    Koreksi Bouguer Adalah suatu koreksi yang ditimbulkan oleh adanya kelebihan atau kekurangan masa di atas atau dibawah ketinggian titik ukur, besarnya lGg 2ps= , dengan adalah densitas masa tersebut, l adalah tebal/tinggi masa yang diukur dari titik ukur gayaberat dan G adalah tetapan gravitasi.

    Koreksi drift Koreksi yang harus dilakukan akibat sensor gravitymeter yang berupa pegas mengalami kelelahan (fatigue), sehingga hasil bacaanya bila pegasnya di biarkan (tidak dikunci/di klemp) sebagai fungsi waktu akan berbeda hasil bacaannya.

    Koreksi variasi harian Suatu tahapan pemrosesan data magnetik yang harus dilakukan untuk mengurangi adanya pengaruh medan magnet yang diakibatkan dari aktivitas matahari setiap saat.

    Looping Suatu cara pengukuran yang berangkat dari satu titik ke titik lainnya lalu diakhiri dengan mengukur kembali di titik pertama.

    Magnetometer Alat ukur medan magnet bumi total (missal Proton Precission magnetometer) atau vertikal saja (vertical magnetometer).

    mgal mgal (miligalilio) adalah satuan medan percepatan gayaberat (gravitasi) yang besarnya 1 gal = 1cm/s2.

    Moving average Perhitungan rata-rata dari sejumlah data yang berupa deretan data yang keterlibatan datanya bergeser secara teratur dengan sejumlah data tertentu, misal 3, 5, 7 dan seterusnya.

    Noise Adalah bagian dari bacaan alat ukur yang tidak diinginkan.

    Pseudogravitasi

    Suatu metode untuk memudah interpretasi data magnetik yang berupa dipole di bawa ke kutub sehingga menjadi monopole. Data monopole tersebut diperlakukan seolah-olah bagaikan data gayaberat (pseudogravity) yang memudahkan tahapan interpretasi.

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman12|

    Reduksi ke kutub

    Suatu metode matematis untuk memindahkan/mentransformasi anomali magnetik yang berupa dwikutub (dipole) ke posisi di kutub sehingga berupa eka kutub (monopole).

    Signal analitik Suatu metode matematis untuk menajamkan batas sumber anomali yang bentuknya independen terhadap arah magnetisasi benda sumber.

    Titik ikat

    Satu titik yang digunakan sebagai referensi /pembanding titik ukur lainnya. Transformasi Fourier

    Perhitungan matematik untuk memindahkan kawasan data dari kawasan waktu (t) ke kawasan frekuensi (f), atau dari kawasan ruang (x,y,z) ke kawasan bilangan gelombang (x, y, z).

    Turunan vertikal Derivatif/diferensiasi orde pertama data anomali magnetik (T) pada arah vertikal (z) ; ( z

    TT D=D ).

    Turunan horizontal

    Derivatif/diferensiasi orde pertama data anomali magnetik (T) pada arah horisontal (x) ; ( x

    TT D=D ).

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman13|

    BAB 1 PENDAHULUAN

    1.1. Deskripsi Modul Pembelajaran Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panasbumi dengan metode

    gayaberat dan Magnetik ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari modul-

    modul lainnya yang terkait dari urut-urutan rangkaian prosedur uraian kerja

    PENYELIDIKAN GEOFISIKA PANAS BUMI yang telah disiapkan sebagai bahan

    ajar bagi peserta program diklat Penyidik Bumi. Isi modul berisikan pembelajaran

    tentang cara-cara penyelidikan daerah potensi panasbumi dengan metode gayaberat

    dan magnetic mulai dari akuisisi, pemrosesan termasuk koreksi dan penafsiran data

    gayaberat dan magnetik untuk dapat mengetahui dan melokalisir daerah potensi

    panasbumi.

    1.2. Prasyarat Peserta diklat untuk dapat memahami modul ini perlu mempunyai kompetensi awal

    antara lain,

    Pendidikan minimal S-1 bidang kebumian (seperti geologi, geofisika, tambang

    eksplorasi) atau S1 bidang terkait lainnya (seperti fisika, kimia, geodesi, geografi)

    yang telah memiliki pengalaman kerja minimal 2 tahun dalam bidang eksplorasi

    sumber daya alam.

    1.3. Petunjuk Penggunaan Modul a. Penjelasan Bagi Peserta Diklat Peserta diklat dijelaskan tentang cara pengumpulan data gayaberat dan

    magnetik sekunder maupun primer.

    Peserta diklat dijelaskan tentang pemrosesan data gayaberat dan magnetik

    untuk memperoleh nilai anomali.

    Peserta diklat dijelaskan cara membuat peta anomali gaya berat dan magnetik.

    Peserta diklat dijelaskan interpretasi peta anomali gaya berat dan magnetik

    untuk melokalisir daerah potensi panas bumi (melokalisir daerah densitas

    rendah dan tinggi, menentukan struktur bawah permukaan dan batuan dasar,

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman14|

    dan menentukan adanya batuan intrusi yang dapat berfungsi sebagai sumber

    panas (heat source)).

    b. Peran Widyaiswara/instruktur Membantu peserta diklat dalam proses belajar

    Membimbing peserta diklat melalui tugas pelatihan yang telah dijelaskan

    Membantu peserta diklat dalam memahami pemetaan geofisika daerah potensi

    panasbumi dengan metode gayaberat dan magnetik.

    1.4. Tujuan Akhir Peserta diklat diharapkan dapat memahami dan melakukan pemetaan daerah potensi

    panasbumi dengan metode gayaberat dan magnetik untuk dapat mengetahui dan

    melokalisir daerah potensi panasbumi.

    1.5. Kompetensi Mampu melakukan pemetaan geofisika untuk melokalisir daerah potensi panas bumi

    1.6. Cek Kemampuan

    Membuat beberapa pertanyaan untuk mengecek kemampuan peserta sebelum

    dilakukan pembelajaran antara lain tentang,

    1) Bagaimana cara akuisisi data gaya berat dan magnetik primer dilakukan ?

    2) Dimana data gaya berat dan magnetik sekunder dapat diperoleh ?

    3) Bagaimana tahapan permosesan/koreksi data gaya berat dan magnetik?

    4) Bagaimana pemisahan data gaya berat regional dan residual di lakukan? 5) Apa indikator dari data anomali gaya berat dan magnetik yang menunjukan daerah

    potensial panas bumi ?

    6) Apa yang disebut dengan pemodelan maju (foward modeling) dan pemodelan balik

    (invers modeling) ?

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman15|

    BAB 2. PEMBELAJARAN

    2.A.PembelajaranMetodeGayaBerat

    2.A.1.RencanaBelajarPeserta

    Agar peserta Diklat dapat belajar secara sistematis dan dapat menyerap materi

    pelajaran secara optimal, mereka perlu membuat Rencana Belajar yang formatnya

    seperti pada tabel di bawah ini. Rencana belajar tersebut perlu dikonsultasikan

    kepada instruktur dan perlu mendapatkan persetujuannya.

    NO JENIS KEGIATAN URAIAN MATERI TEMPAT WAKTU

    TEORI PRAKTEK TOTAL

    1 Pengumpulan data gayaberat .

    1. Pengumpulan data gayaberat sekunder dari berbagai sumber,

    2. Penyiapan prosedur dan koreksinya akuisisi data gayaberat primer

    Ruang Kuliah

    50% 50%

    2 Pemrosesan data gayaberat

    Pemrosesan data gayaberat untuk memperoleh nilai anomali regional dan residual

    Ruang Kuliah

    50% 50%

    3 Pembuatan peta anomali gaya berat

    Pembuatan peta anomali gaya berat

    Ruang Kuliah

    50% 50%

    4 Interpretasi Peta anomali gaya berat

    1. Interpretasi peta anomali gaya berat untuk melokalisir daerah potensi panas bumi.

    2. Pemodelan model struktur geologi bawah permukaan.

    Ruang Kuliah

    50% 50%

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman16|

    Lembar Kerja (Lembar Penilaian Praktik)

    (1) Peserta diklat mempelajari Kegiatan Belajar Pemetaan Geofisika untuk Melokalisir Daerah Potensi Panas Bumi dengan metode Gayaberat.

    (2) Peserta Diklat merangkum hal-hal penting yang berkaitan dengan langkah

    akusisi, pemrosesan dan interpretasi serta pemodelan data gayaberat sesuai

    prosedur.

    Penilaian Tugas menggunakan kriteria sebagai berikut.

    Nilai Angka Predikat 85 - 100 Sangat Baik

    70 - 84 Baik

    55 - 69 Cukup

    40 - 54 Kurang

    < 39 Sangat Kurang

    2.A.2. Kegiatan Belajar 1 : Pengumpulan Data Gayaberat Primer dan Sekunder

    2.A.2.1. Tujuan Pembelajaran 1: Peserta diklat dapat melakukan pengumpulan data gayaberat sekunder dan

    primer sesuai prosedur.

    2.A.2.2. Uraian Materi 1:

    2.A.2.2.1. Pengumpulan data gayaberat sekunder Data gayaberat sekunder dapat diperoleh melalui jurnal-jurnal, laporan-laporan

    penelitian, prosiding seminar atau badan-badan pemerintah yang berkaitan dan

    bekerja dengan data gayaberat di seluruh Indonesia maupun dunia. Seperti

    BMKG, Badan Geologi dan lain sebagainya yang bisa diakses melalui internet

    pada alamat websitenya. Data gayaberat yang telah dipublikasikan merupakan

    publik domain, kecuali data masih disimpan oleh instansi tertentu untuk

    keperluan internal. Data tersebut dapat berupa peta gayaberat Bouger, sehingga

    harus didigitasi ulang, maupun yang masih berupa data mentah (raw data)

    dalam bentuk tabel.

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman17|

    2.A.2.2.2. Pengumpulan data gayaberat primer sesuai prosedur . Untuk pengumpulan data gayaberat primer harus dilakukan survey pengukuran

    data gayaberat di daerah studi. Tahapan akuisisi metode gayaberat dibagi

    menjadi beberapa tahapan yaitu tahap pengambilan data lapangan, yaitu;

    2.A.2.2.3. Disain Pengambilan Data di Lapangan

    Rencana pengambilan data titik ukur dilakukan secara gridding atau titik teratur

    dengan jarak antar titik 5km, 2,5km atau 1km sesuai kebutuhan pada daerah

    interest. Pengambilan data posisi dan data gayaberat dilakukan secara bersama-

    sama. Metode pengukuran nilai percepatan gayaberat yang digunakan adalah

    sistem acak dan pada setiap titik pengukuran dilakukan pembacaan sebanyak

    tiga kali atau lima kali untuk mengurangi resiko kesalahan pembacaan oleh

    operator. Looping dilakukan setiap hari dimulai dari base station dan diakhiri

    pada titik pengukuran yang sama di base station.

    Nilai base station diturunkan dari nilai medan gayaberat yang mengacu dan

    terikat pada Titik Tinggi Geodesi (TTG) yang terletak di daerah survei. TTG

    tersebut telah terikat dengan koordinat gayaberat mutlak yang terletak, misal di

    kantor vulkanologi, kota yogyakarta dengan nilai 978202.98 pada koordinat 070

    48 S 1100 23.3 E . Base station pada survei ini berada di lapangan terbuka

    yang lokasinya dipilih sedemikian rupa mudah diakses, terbuka, dan minim

    gangguan. Pengambilan data meliputi pembacaan gravitymeter, penentuan

    posisi, dan waktu. Pengambilan data pada survei dapat menggunakan alat

    gravitymeter LaCoste & Romberg type G525 atau yang sejenis dari merk lain.

    Penentuan posisi dan waktu dapat menggunakan Global Positioning System

    (GPS) disesuaikan dengan kebutuhan (misal untuk studi regional dapat

    digunakan GPS tangan seperti Garmin Maps type CSX 76 untuk tingkat

    kesalahan sekitar 5 m, atau untuk studi lokal/ detil dapat menggunakan GPS

    deferensial dengan tingkat kesalahan hingga orde cm).

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman18|

    2.A.2.2.4. Penentuan Titik Lokasi Ukur Pengukuran nilai percepatan gayaberat di daerah studi/penelitian dan sekitarnya

    dilakukan dengan mendistribusikan titik-titik ukur yang tersebar secara merata

    mengelilingi daerah survei dengan jarak antar titik ukur (spacing) sebisa

    mungkin yang teratur. Pengambilan pada titik-titik survei dilakukan dengan

    metode looping. Jarak antar titik pengambilan pada keadaan normal misal

    1km, tergantung dari medan yang akan diukur dengan pertimbangan pada trend

    geologi daerah survei. Penentuan lokasi titik ukur dipilih pada tempat yang

    tidak banyak gangguan (noise) sehingga mempermudah pengambilan data dan

    memaksimalkan keakuratan data. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

    menentukan titik pengambilan data:

    1. Letak titik amat harus jelas dan mudah dikenali, sehingga mudah dtemukan

    sewaktu akan diukur ulang.

    2. Lokasi titik amat relatif terbuka untuk memudahkan pengambilan GPS.

    Untuk melakukan pengambilan dengan GPS umumnya lokasi titik amat

    harus mempunyai ruang pandang langit yang bebas ke segala arah.

    3. Titik amat harus dapat dilihat dalam peta dan mudah dijangkau.

    4. Titik amat diusahakan pada daerah yang tanahnya stabil.

    2.A.2.2.5. Peralatan yang Digunakan Peralatan yang digunakan dalam survei sebagai berikut:

    1. Satu unit Gravity meter

    2. Dua unit Global Positioning System (GPS)

    3. Perlengkapan pendukung lainnya seperti peta geologi, peta topografi/petarupabumi, kompas, kamera digital, battery charger, mistar,

    jam tangan, payung, buku lapangan dan alat tulis lainnya.

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman19|

    Contoh Gravitymeter Lacoste-Romberg dengan layar digital

    2.A.2.2.6. Pembuatan Titik Ikat

    Pengukuran nilai percepatan gayaberat pada prinsipnya hanya mengukur

    percepatan gayaberat relatif, yaitu hanya mengukur variasi nilai percepatan

    gayaberat antara titik-titik ukur (tidak mengukur nilai percepatan gayaberat

    mutlak di satu titik). Oleh karena itu, dalam pengukuran di lapangan diperlukan

    satu atau beberapa titik yang sudah diketahui nilai percepatan gayaberatnya

    secara mutlak yang disebut sebagai titik ikat. Besarnya nilai percepatan

    gayaberat (gravitasi) pada suatu titik ikat adalah :

    )( refditidireftiti gggg -+= (A1)

    dengan : tig = nilai percepatan gayaberat di titik ikat

    reftig = nilai percepatan gayaberat di titik referensi

    tidig = nilai pembacaan gayaberat di titik ikat

    refdig = nilai pembacaan gayaberat di titik referensi.

    Titik referensi yang digunakan dalam suatu survei harus ditentukan dan

    dikukur lebih dahulu, misal titik referensi gayaberat di kantor vulknologi, kota

    Yogyakarta yang berada pada posisi 070 48 S 1100 23.3 E yang mempunyai

    nilai percepatan gayaberat mutlak 978202.98 mGal. Nilai titik ikat ini

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman20|

    kemudian diturunkan/dibawa ke base station yang berada di lapangan terbuka

    daerah survey sebagi titik ikat yang baru.

    2.A.2.3. Rangkuman 1 Data gayaberat sekunder dapat diperoleh melalui jurnal-jurnal, laporan-

    laporan penelitian, prosiding seminar atau badan-badan pemerintah yang

    berkaitan dan bekerja dengan data gayaberat di seluruh Indonesia maupun

    dunia. Untuk pengumpulan data gayaberat primer harus dilakukan survey

    pengukuran data gayaberat di daerah studi. Tahapan survey akusisi metode

    gayaberat dapat dilakukan dengan pertama merancang sebaran titik

    pengambilan data di lapangan, misal dengan griding pada spasi tertentu, kedua

    menentukan titik-titik lokasi ukur dilapangan yang dapat dijangkau dan

    memenuhi syarat minim noise, serta pengikatan titik ukur dengan referensi

    yang ada.

    2.A.2.4. Tugas 1

    a. Carilah data gayaberat sekunder melalui website apasaja di internet.

    b. Siapkan peta rupa bumi, peta geologi

    c. Siapkan informasi geologi permukaan yang menyiratkan keberadaan

    potensi panasbumi, misal manifestasi panasbumi di permukaan yang

    berupa mata air panas, fumarola, alterasi batuan dan yang sejenis.

    d. Tentukan daerah survey gayaberat berdasarkan data b dan c di atas.

    e. Tentukan spasi antar titik ukur untuk daerah surveu tersebut.

    f. Tentukan titik referensi terdekat dengan daerah survey agar mudah

    diakses.

    2.A.2.5. Tes Formatif 1

    a. Apakah yang dimaksud dengan data gayaberat sekunder ?

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman21|

    b. Bagaimana data gayaberat sekunder bisa diperoleh ?

    c. Apakah yang dimaksud dengan data gayaberat primer ?

    d. Bagaimana data gayaberat primer bisa diperoleh ?

    2.A.2.6. Kunci Jawaban Tes Formatif 1

    a. Yang dimaksud dengan data gayaberat sekunder adalah data gayaberat

    yang diperoleh dari hasil pengukuran orang lain yang disajikan dalam

    bentuk laporan, jurnal dan atau publikasi eletronik maupun media

    komunikasi lain.

    b. Data gayaberat sekunder bisa diperoleh melalui laporan-laporan

    penelitian, jurnal-jurnal publikasi dan atau publikasi eletronik maupun

    media komunikasi lain (misal internet melalui alamat websitenya).

    c. Yang dimaksud dengan data gayaberat primer adalah data yang diukur

    oleh peneliti pada daerah penelitiannya.

    d. Data gayaberat primer bisa diperoleh melalui tahapan akusisi, yaitu

    pertama merancang sebaran titik pengambilan data di lapangan, misal

    dengan griding pada spasi tertentu, kedua menentukan titik-titik lokasi

    ukur di lapangan yang dapat dijangkau dan memenuhi syarat minim

    noise, serta pengikatan titik ukur dengan referensi yang ada. Setelah itu

    baru pelaksanaan akusisi ke seluruh area dengan metode looping.

    2.A.3. Kegiatan Belajar 2: Pemrosesan Data Gayaberat

    2.A.3.1. Tujuan Pembelajaran 2: Peserta diklat diharapkan dapat melakukan pemrosesan data gayaberat untuk

    memperoleh nilai anomali regional dan residual

    2.A.3.2. Uraian Materi 2: Dalam metode gayaberat, pengolahan data dilakukan dengan tujuan untuk

    mencari perbedaan nilai percepatan gayaberat dari satu titik ke titik lain di

    suatu tempat yang disebabkan oleh adanya massa (densitas) batuan di kulit

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman22|

    terluar bumi di bawah permukaan daerah penyelidikan. Seperti diketahui

    bahwa massa tersebut hanya menyumbang sekitar 0,05% dari nilai gayaberat

    yang didapat, oleh karena hal tersebut maka penyebab-penyebab gayaberat

    selain itu harus dihilangkan atau direduksi. Pengolahan data dimulai dari data

    mentah kemudian dilanjutkan dengan pengolahan data awal. Pengolahan data

    awal gayaberat dimulai dari data mentah, konversi ke nilai mgal, koreksi

    pasang surut, koreksi tinggi alat serta koreksi drift kemudian dilanjutkan

    dengan koreksi-koreksi berikutnya seperti yang diuraikan berikut ini.

    2.A.3.2.1. Konversi ke Nilai miligal

    Hasil pembacaan alat di lapangan merupakan angka-angka yang tidak

    berdimensi, sehingga harus di konversi ke dalam mGal. Di dalam

    mengkonversi ke mGal masing-masing alat mempunyai konversi sendiri-

    sendiri. Oleh karena itu untuk mengubah satuan skala menjadi satuan miligal

    maka nilai pembacaan dari gravitymeter harus dikonversikan terlebih dahulu

    ke nilai miligal dengan menggunakan tabel konversi.

    Cara melakukan konversi adalah sebagai berikut:

    1. Misal hasil pembacaan gravity meter 1714,360. Nilai ini diambil nilai bulat

    sampai ratusan yaitu 1700. Dalam tabel konversi (Tabel 1) nilai 1700 sama

    dengan 1730,844 mGal.

    2. Sisa dari hasil pembacaan yang belum dihitung yaitu 14,360 dikalikan

    dengan faktor interval yang sesuai dengan nilai bulatnya, yaitu 1,01772

    sehingga hasilnya menjadi 14,360 x 1,01772 = 14.61445 mGal.

    3. Kedua perhitungan diatas dijumlahkan, hasilnya adalah (1730,844 +

    14.61445) x CCF = 1746.222 mGal. Dimana CCF (Calibration Correction

    Factor) merupakan nilai kalibrasi alat Gravity meter LaCoste & Romberg

    type G.525 sebesar 1.000437261.

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman23|

    Tabel 1. Kutipan contoh tabel konversi gravity meter type G.525

    Pembacaan Counter

    Nilai Dalam mGal

    Interval Faktor

    1600 1629.070 1.01774 1700 1730.844 1.01772

    1800 1832.616 1.01770

    2.A.3.2.2. Koreksi Tinggi Alat Koreksi tinggi alat adalah koreksi yang dilakukan untuk membawa nilai

    pengukuran gayaberat sesuai dengan posisi ketinggian yang diperoleh GPS.

    Tujuan dilakukan koreksi tinggi alat adalah agar pembacaan gayaberat di setiap

    pengambilan mempunyai posisi ketinggian yang sama dengan pengambilan

    hasil data GPS. Koreksi tinggi alat ini mengurangi besar nilai g sehingga harus

    ditambahkan.

    gta = gm + 0,3087 h (A2)

    dengan,

    gta = pembacaan gayaberat terkoreksi tinggi alat

    gm = pembacaan gayaberat dalam miligal

    h = tinggi alat dalam meter.

    2.A.3.2.3. Koreksi Pasang Surut Nilai gayaberat yang terukur di lapangan adalah nilai gayaberat yang masih

    terpengaruh oleh pasang surut bumi dan bulan. Koreksi pasang surut dapat

    dikalkulasikan secara cepat dengan algoritma pemrograman komputer sesuai

    dengan waktu dan lokasi pengambilan data di lapangan. Program pasang surut

    yang digunakan adalah dalam bahasa FORTRAN (Longman,1959) dengan

    masukan parameter lokasi dan waktu pengukuran. Karena area pengukuran

    yang relatif sempit maka kedua parameter masukan tersebut cukup di satu titik

    selama waktu pengukuran di dalam area pengukuran. Data gayaberat terkoreksi

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman24|

    pasang surut adalah nilai gayaberat terukur dikurangi koreksi pasang surut pada

    waktu pengukuran

    PSgg TAPS -=

    dengan :

    gPS = pembacaan gayaberat terkoreksi pasut (mgal)

    gTA = pembacaan gayaberat terkoreksi tinggi alat (mgal)

    PS = koreksi pasang surut (mgal)

    Besarnya koreksi pasang surut (PS) dirumuskan sebagai berikut:

    ( ) ( )313313 2cos232cos

    23

    +++= ss

    sm

    m

    mpasut D

    GrMD

    GrMg aa

    (A3)

    dengan, r = jari-jari bumi, Mm = massa bulan, Ms = massa matahari, Dm =

    jarak dari bumi ke bulan, Ds= jarak dari bumi ke matahari, ma = sudut

    geosentris terhadap bulan, sa = sudut geosentris terhadap matahari. Sudut

    geosentris adalah parameter yang bergantung dari posisi lintang dan waktu saat

    pengukuran dilakukan. Puncak dari pengaruh pasang surut terjadi 2 kali dalam

    sehari sedangkan untuk periode yang lama terjadi 11 hari sekali akibat dari

    bulan dan 6 bulan sekali akibat pengaruh matahari.

    2.A.3.2.4. Koreksi Drift

    Alat gravitimeter sensitif terhadap pengaruh drift (faktor kelelahan alat) yaitu

    perubahan nilai pengukuran gayaberat karena pengaruh perubahan mekanika

    dalam graviymeter berupa pegas yang semakin meregang terhadap waktu dan

    suhu. Faktor tersebut akan mempengaruhi pembacaan nilai gayaberat yaitu

    nilai gayaberat di suatu titik akan berbeda terhadap waktu dan suhu. Pengaruh

    suhu diatasi dengan adanya thermostat pada alat sehingga alat dapat bekerja

    konstan pada suhu tertentu sedangkan untuk pengaruh waktu perubahan nilai

    gayaberat dianggap linier dan untuk mengetahui besar perubahan tersebut

    dapat dilakukan dengan cara melakukan pengukuran ulang di titik base (base

    looping) (gambar A.1).

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman25|

    Gambar A.1. Metode looping pengukuran gayaberat

    Selisih nilai pengukuran waktu awal dan akhir di titik base adalah besar

    gradien perubahan nilai pertiap waktu pengukuran selama waktu looping

    (gambar A.2). Persamaan koreksi drift dapat dijabarkan sebagai:

    ( )0000

    01

    ' SSSSSS PP

    ttttKd ---

    = (A4)

    dengan

    Kd1 = koreksi drift di titik pengukuran 1

    tS1 = waktu pembacaan di titik pengukuran 1

    tS0 = waktu pembacaan di titik base (awal)

    tS0 = waktu pembacaan di titik base (looping)

    PS0 = pembacaan gayaberat di titik base (looping)

    PS0 = pembacaan gayaberat di base (awal)

    sehingga gayaberat terukur terkoreksi drift adalah

    Kdgg PSd -= (A5)

    dengan : gd = pembacaan gayaberat terkoreksi drift (mgal)

    gPS = pembacaan gayaberat terkoreksi pasut (mgal)

    Kd = koreksi drift (mgal)

    Titik Base

    Titik Pengukuran

    looping

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman26|

    Gambar A.2. Grafik drift pada pengukuran gayaberat

    2.A.3.2.5. Koreksi Gayaberat Mutlak (gobs) Nilai gayaberat observasi atau gayaberat mutlak adalah nilai gayaberat

    sebenarnya di titik pengukuran. Nilai yang terukur adalah perbedaan nilai

    gayaberat dari satu titik terhadap titik yang lainnya disebut sebagai nilai

    gayaberat relatif atau gayaberat observasi. Nilai gayaberat observasi diperoleh

    dengan mengikatkan titik-titik terukur dengan suatu titik yang dinamakan titik

    ikat gayaberat. Titik ikat disini adalah titik ikat yang telah diketahui nilai

    gayaberat mutlaknya yang kemudian digunakan untuk membawa nilai

    gayaberat terukur ke nilai gayaberat mutlak. Nilai gayaberat mutlak

    ditambahkan di setiap titik pengukuran gayaberat di lokasi survei. Perhitungan

    untuk menentukan nilai gayaberat mutlak adalah:

    gobs = gti + (gd gdti) (A6)

    dengan,

    gobs = gayaberat mutlak (mGal)

    gti = gayaberat mutlak di titik ikat (mGal)

    gd = gayaberat terkoreksi drift di titik pengukuran (mGal)

    gdti = gayaberat terkoreksi drift di titik ikat (mGal)

    2.A.3.2.6. Koreksi Gayaberat Teoritis (gn)

    Nilai g mutlak yang telah diketahui di tiap titik pengukuran dikoreksikan

    dengan koreksi gayaberat teoritis untuk menghilangkan nilai gayaberat dari

    Waktu (t)

    g terukur

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman27|

    sferoida referensi berdasarkan fungsi posisi lintang. Besarnya percepatan

    gayaberat sebagai fungsi lintang adalah:

    gn = )2sin0000058.0sin0053024.01(7.978032)( 22 jjj -+=g (A7)

    dengan adalah sudut lintang. Persamaan (A7) merupakan Geodetic Reference

    System 1980 (GRS 80).

    2.A.3.2.7. Koreksi Udara Bebas Koreksi udara bebas digunakan untuk menghilangkan efek pengurangan nilai

    medan gayaberat terhadap ketinggian dari suatu bidang datar, tanpa

    memperhatikan efek massa batuan. Percepatan medan gaya gravitasi

    pada sferoida referensi adalah:

    20 RMGg = (A8)

    dengan

    M = massa bumi

    R = jari-jari bumi

    G = konstanta universal gayaberat

    Gayaberat pada ketinggian h, dapat dituliskan sebagai berikut:

    20 )( hRMGg+

    =

    ++

    =

    +

    =)//21(

    1)( 2202

    2

    0 RhRhg

    hRRgg

    dengan h2/R2

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman28|

    merupakan besarnya koreksi udara bebas jika ketinggiannya naik 1 meter.

    Koreksi udara bebas adalah:

    3086,02 00 =-@-= Rhgggg fa h mGal (A9)

    Setelah dilakukan koreksi udara bebas maka akan diperoleh anomali udara

    bebas di topografi yang dapat dirumuskan sebagai:

    Dgfa = gobs (gn gfa) (A10)

    dengan,

    Dgfa = anomali medan gayaberat udara bebas di topografi (mGal)

    gobs = medan gayaberat observasi di topografi (mGal)

    gn = medan gayaberat normal di sferoid referensi (mGal)

    gfa = koreksi udara bebas (mGal)

    2.A.3.2.8. Koreksi Topografi Koreksi udara bebas tidak memperhitungkan massa yang ada di antara

    topografi dan sferoida acuan. Faktor massa yang ada ini dikoreksi dengan

    melakukan koreksi Bouguer, sedangkan massa yang berada di luar bidang

    Bouguer dan tidak tekoreksi dalam koreksi Bouguer, dikoreksi dengan koreksi

    medan. Kedua koreksi tersebut dapat digabungkan dan disebut sebagai koreksi

    topografi (Grant dan West, 1965). Koreksi topografi/terrain dilakukan pada

    data anomali udara bebas untuk menghilangkan pengaruh distribusi massa

    dengan densitas rata-rata Bouguer diatas sferoida referensi. Densitas rata-rata

    Bouguer (rb) adalah rata-rata densitas dari batuan bawah permukaan daerah

    pengukuran. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui densitas

    Bouguer adalah dengan metode analitis korelasi 2D Nettleton (1976) antara

    gayaberat dengan ketinggian titik pengukuran yaitu:

    [ ][ ]

    [ ] [ ]

    ==

    =

    -D-D

    -D-D=

    n

    ii

    n

    ijji

    n

    iijji

    hhgg

    hhggk

    1

    2

    1

    2

    1

    )()(

    )()(

    rr

    rr (A11)

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman29|

    dengan, k = koefisien korelasi

    gi (j) = anomali Bouguer sederhana (ABS) fungsi densitas

    hi = ketinggian titik amat.

    j = densitas batuan

    )( jg rD = ABS rata-rata sebagai fungsi densitas

    h = ketinggian rata-rata titik amat

    j = 1, 2, 3,

    n = jumlah titik amat

    Densitas yang dipilih yaitu densitas dengan nilai k = 0, karena nilai anomali

    Bouguer dan nilai ketinggiannya tidak terkorelasi, yang berarti bahwa densitas

    tersebut merupakan nilai densitas massa topografi yang tepat (gambar A.3).

    Metode analitik ini digunakan apabila titik-titik pengambilan terdistribusi

    secara merata.

    Gambar A.3. Grafik nilai korelasi dengan densitas Bouguer

    Koreksi topografi diperoleh dari program kalkulasi koreksi topografi yaitu

    Topo900 untuk daratan dengan grid 900m melalui bahasa pemrograman C++

    sesuai dengan prinsip persamaan . Data ketinggian daratan

    dan kedalaman air laut tersebut didapatkan dari data digital yang diukur

    melalui satelit dan dapat diperoleh melalui jaringan internet secara cuma-cuma.

    Koreksi topografi dilakukan dengan memilih luasan area koreksi yang

    k = 0

    r = r r

    k

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman30|

    digunakan dalam perhitungan. Anomali bouguer lengkap adalah hasil koreksi

    nilai anomali udara bebas dengan koreksi topografi dan dijabarkan sebagai

    RfanobsCB Tgggg -+-=D )( (A12)

    dengan : gCB = anomali bouguer lengkap di topografi (mgal)

    gobs = gayaberat mutlak (mgal)

    gn = gayaberat teoritis (mgal)

    gfa = koreksi udara bebas (mgal)

    TR = koreksi topografi (mgal)

    Apabila harus dilakukan penggabungan data sekunder dengan primer atau

    sekunder lain yang berbeda tahun akuisisnya, maka data survei harus sudah

    dalam format anomali Bouguer lengkap di topografi. Kemungkinan bila terjadi

    perbedaan cara pengolahan data maka sebelum dilakukan proses penggabungan

    untuk proses reduksi ke bidang datar, data kedua survei digabungkan dan di

    lakukan analisis terhadap nilai-niai anomali Bouguer yang posisinya saling

    berdekatan. Hal ini dilakukan untuk membandingkan perbedaan nilai survei

    pada kedua data tersebut. Posisi yang berdekatan ini dibatasi dibawah radius <

    1km. Nilai ini kemudian diplotkan kedalam sebuah grafik dan dianalisis

    perbedaannya. Proses selanjutnya adalah menggabungkan kedua data tersebut

    dan dilakukan proses selanjutnya yaitu reduksi ke bidang datar.

    Anomali Bouguer lengkap masih terpapar di topografi dengan ketinggian yang

    bervariasi dan grid yang tidak teratur. Untuk keperluan interpretasi lebih lanjut

    diperlukan anomali yang sudah berada pada suatu bidang datar dengan

    ketinggian tertentu dan grid yang teratur. Ada beberapa metode yang dapat

    digunakan untuk membawa data anomali dari permukaan topografi ke suatu

    bidang datar, salah satunya yang digunakan adalah metode sumber ekivalen

    titik massa (Dampney, 1969).

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman31|

    2.A.3.2.9. Kontinuasi Anomali medan gayaberat yang didapat dari koreksi-koreksi di atas masih

    merupakan campuran antara anomali lokal/residual dan regional. Sehingga

    untuk melakukan interpretasi, anomali lokal harus dipisahkan terhadap anomali

    regionalnya. Kontinuasi ke atas (upward continuation) dilakukan dengan

    mentransformasi medan potensial yang diukur di permukaan tertentu ke medan

    potensial pada permukaan lainnya yang lebih jauh dari sumber. Hal ini

    bertujuan untuk memisahkan antara anomali residual dengan anomali

    regionalnya. Semakin tinggi kontinuasi data, maka informasi lokal semakin

    hilang dan informasi regional semakin jelas. Prinsip dari kontinuasi ke atas

    adalah dimana suatu medan potensial dapat dihitung pada setiap titik di dalam

    suatu daerah berdasarkan sifat medan pada permukaan yang melingkupi daerah

    tersebut. Proses kontinuasi keatas dilakukan metode kontinuasi ke atas yang

    proses perhitungannya menggunakan program MagPick seperti yang diajukan

    oleh Blakely (1995) adalah:

    (A13)

    dengan .

    Persamaan integral kontinuasi ke atas ini dapat digunakan untuk menghitung

    nilai medan potensial pada sembarang titik di atas permukaan yang nilai medan

    potensialnya ada. Untuk tiap titik pada permukaan yang baru, integral dua

    dimensi harus dilakukan. Untuk mempermudah maka dikonversi dalam bentuk

    domain Fourier.

    Persamaan (A13) disederhanakan menjadi konvolusi dua dimensi yaitu:

    (A14)

    dengan

    (A15)

    Jika medan potensial U diukur pada permukaan z = z0 memenuhi

    ketidaksamaan , maka medan U tersebut mempunyai

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman32|

    transformasi Fourier F[U]. Transformasi Fourier dari persamaan (15) diperoleh

    dengan mentransformasikan kedua sisi persamaan tersebut ke dalam domain-

    domain Fourier dan memanfaatkan teorema konvolusi sehingga diperoleh:

    F[Uu] = F[U]F[ ] (A16)

    dengan F[Uu] merupakan transformasi Fourier dari medan kontinuasi ke atas.

    Untuk mendapatkan F[Uu] diperlukan suatu rumusan analitik dari F[ ], yang

    dapat diperoleh dari transformasi Fourier persamaan (A16), dan dapat

    dinyatakan dalam bentuk:

    (A17)

    dengan , dengan demikian transformasi Fourier dari

    persamaan (A17) diberikan oleh:

    (A18)

    Kontinuasi ke atas dari suatu permukaan ke permukaan lain dapat dicapai

    dengan mengalikan transformasi Fourier data pengukuran terhadap suku

    eksponensial persamaan (A18), kemudian menginversikan transformasi Fourier

    hasil tersebut.

    Secara umum dapat disampaikan tahapan permosesan data gayaberat awal

    seperti diagram alir gambar A.4 untuk mendapatkan anomali Bouguer lengkap

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman33|

    Gambar A.4. Diagram alir pengolahan awal data gayaberat.

    2.A.3.3. Rangkuman 2

    Nilai medan gayaberat yang terukur harus dilakukan proses reduksi. Reduksi

    data gayaberat merupakan serangkaian tindakan koreksi-koreksi pada data

    gayaberat. Koreksi tersebut adalah koreksi pasang surut, koreksi tinggi alat,

    koreksi drift, koreksi gayaberat normal, koreksi udara bebas, koreksi Bouguer

    serta koreksi topografi. Proses ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh

    dari beberapa faktor, misalnya pasang surut, posisi dan ketinggian titik

    pengukuran. Setelah proses reduksi, maka dilakukan pemisahan anomali

    regional dan anomali residualnya. Proses pemisahan tersebut dapat dilakukan

    dengan kontinuasi, cara lain adalah dengan moving average dan polynomial.

    Anomali hasil pemisahan inilah yang kemudian digunakan untuk pembuatan

    model bawah permukaan. Diharapkan dengan dilakukannya proses-proses

    Data Lapangan

    Koreksi Pasut

    Koreksi Tinggi Alat

    Koreksi Drift

    G Observasi

    Koreksi Udara Bebas

    Koreksi Bouguer

    Koreksi Medan/terrain

    Anomali Bouguer Lengkap

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman34|

    tersebut, maka akan mempermudah dalam menginterpretasi kondisi bawah

    permukaan daerah survey.

    2.A.3.4. Tugas 2

    a. Siapkan computer dengan perangkat lunak excel, buka lembar kerja

    excel.

    b.Siapkan dan masukan data contoh hasil pengukuran yang di suatu

    lapangan beserta informasi posisi (x,y,gobs) dalam tiga kolom lembar

    kerja tersebut dan informasi lain yang diperlukan.

    c. Siapkan prosedur dan persamaan koreksi di dalam kolom-kolom yang

    lain di lembar kerja excel seperti koreksi pasang surut, koreksi tinggi alat,

    koreksi drift, koreksi gayaberat normal, koreksi udara bebas, koreksi

    Bouguer serta koreksi topografi.

    d. Mulailah data hasil pengukuran dikoreksi dengan persamaan-persamaan

    yang telah dibuat pada kolom tersebut, dan keluarnya diletakkan pada

    kolom yang berbeda sebagai hasil koreksinya.

    2.A.3.5. Tes Formatif 2

    a. Apakah yang dimaksud dengan koreksi pasang surut ?

    b. Apakah yang dimaksud dengan koreksi drift ?

    c. Apakah yang dimaksud dengan koreksi udara bebas ?

    d. Bagaimana konsep memisahkan data gayaberat lokal/residual terhadap

    data gayaberat regional ?

    2.A.3.6. Kunci Jawaban Tes Formatif 2

    a. yang dimaksud dengan koreksi pasang surut adalah koreksi akibat adanya

    gaya tarik benda-benda langit. Pengaruh pasang surut medan gayaberat

    akibat gaya tarik benda-benda langit, terutama matahari dan bulan,

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman35|

    mengakibatkan nilai medan gayaberat yang terukur di topografi berubah

    secara temporal. Gabungan dari kedua pasang surut tersebut dapat

    mempengaruhi nilai gayaberat hingga 0,3 mgal. Nilai tersebut tergantung

    dari lokasi, tanggal pengukuran dan waktu pengukuran. Efek pasang

    surut medan gayaberat akibat gaya tarik benda-benda langit

    (Nettleton,1976) dirumuskan sebagai berikut:

    ( ) ( )313313 2cos232cos

    23

    +++= ss

    sm

    m

    mpasut D

    GrMD

    GrMg aa

    dengan, r = jari-jari bumi, Mm = massa bulan, Ms = massa matahari,

    Dm = jarak dari bumi ke bulan, Ds= jarak dari bumi ke matahari, ma =

    sudut geosentris terhadap bulan, sa = sudut geosentris terhadap

    matahari. Sudut geosentris adalah parameter yang bergantung dari posisi

    lintang dan waktu saat pengukuran dilakukan. Puncak dari pengaruh

    pasang surut terjadi 2 kali dalam sehari sedangkan untuk periode yang

    lama terjadi 11 hari sekali akibat dari bulan dan 6 bulan sekali akibat

    pengaruh matahari.

    b. yang dimaksud dengan koreksi drift adalah koreksi akibat kelelahan pegas

    atau drift selama pengukuran dan perjalanan dari titik ke titik berikutnya.

    Faktor kelelahan pegas pada gravimeter ini mengakibatkan adanya

    pergeseran pembacaan titik nol. Pegas ini sangat peka terhadap sejumlah

    penyimpangan ketika terjadi guncangan yang timbul sewaktu mengadakan

    pengambilan di lapangan, atau pada waktu mengangkutnya dari titik amat

    yang satu ke titik amat yang lainnya. Besarnya drift ini merupakan fungsi

    waktu. Koreksi drift dilakukan dengan cara looping, yaitu dengan

    mengadakan pengukuran ulang pada base station dalam satu loop,

    sehingga dapat diketahui nilai penyimpangannya. Selanjutnya dengan

    menganggap bahwa besarnya nilai drift tersebut linier terhadap waktu

    maka nilai penyimpangan tersebut dapat dikoreksikan terhadap titik amat

    lain dalam loop tersebut.

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman36|

    c. yang dimaksud dengan koreksi udara bebas adalah koreksi yang

    menguragi hasil bacaan alat karena perubahan ketinggian dari titik ukur

    ke titik berikutnya. Hal ini disebabkan oleh besarnya medan gayaberat

    akan berubah apabila ketinggian titik ukur berubah, akibat perubahan

    jarak titik ukur terhadap pusat bumi. Apabila titik ukur terletak di atas

    atau di bawah sferoida acuan sebesar h, dengan h

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman37|

    2.A.4. Kegiatan Belajar 3: Pembuatan Peta Anomali Gayaberat

    2.A.4.1. Tujuan Pembelajaran 3: Peserta diklat diharapkan dapat membuat peta berbagai gaya berat sesuai

    dengan yang diperlukan.

    2.A.4.2. Uraian Materi 3:

    2.A.4.2.1. Persiapan Pembuatan Peta

    Setelah diperoleh data regional dan residual pada lembar kerja (template)

    excel, maka data posisi (x,y) dan nilai gayaberat baik yang berupa regional,

    residual, hasil kontinuasi pada ketinggian tertentu, anomali bouguer lengkap

    dan lain-lainya dapat diplot ke dalam peta dengan menggunakan perangkat

    lunak, misal SURFER.

    2.A.4.2.2. Pembuatan Peta

    Data yang ada pada excel dapat disalin langsung ke dalam lembar kerjanya

    Surfer sehingga berupa tiga kolom yang berisi (x,y,z) dengan data (x,y)

    sebagai posisi dan (z) data gayaberat yang akan diplot. Data gayaberat ini

    dapat berupa seperti yang telah disebutkan di atas. Dari data tersebut di griding

    terlebih dahulu lalu diplot sesuai dengan selera penampilan yang dikehendaki.

    2.A.4.3. Rangkuman 3 Setelah diperoleh data regional dan residual pada laman (template) excel, maka

    data posisi (x,y) dan nilai gayaberat baik yang berupa regional, residual, hasil

    kontinuasi pada ketinggian tertentu, anomali bouguer lengkap dan lain-lainya

    dapat diplot ke dalam peta dengan menggunakan perangkat lunak, misal

    SURFER menjadi peta yang siap dianalisis.

    2.A.4.4. Tugas 3

    a. Siapkan data hasil pemrosesan sebelumnya sampai tahap data anomaly

    residual dan regional

    b. Salin data posisi (x,y) dan salin data residual sebagai (z) ke dalam lembar

    kerjanya Surfer.

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman38|

    c. Lakukan griding kemudian mapping.

    2.A.4.5. Tes Formatif 3

    a. Apakah yang dimaksud dengan anomali residual gayaberat?

    b. Jelaskan data apa yang perlu disiapkan untuk membuat peta anomali

    residual ?

    c. Kenapa data gayaberat regional tidak digunakan untuk membuat model?.

    2.A.4.6. Kunci Jawaban Tes Formatif 3

    a. Yang dimaksud anomali residual gayaberat adalah data anomali sisa hasil

    berbagai koreksi dan pemisahan terhadap data gayaberat regionalnya yang

    disebabkan oleh pengaruh massa lokal disekitar permukaan bumi.

    b. Data yang perlu disiapkan untuk membuat peta anomali residual adalah

    data posisi (x,y) dan data residual sebagai (z) ke dalam laman nya Surfer

    c. Data gayaberat regional tidak digunakan untuk membuat model

    disebabkan data tersebut diperoleh akibat pengaruh massa yang lebih

    dalam dan lebih jauh (pengaruh regional) atau bukan sumbangan dari

    massa di sekitar permukaan. Apabila yang diinginkan adalah anomali

    akibat pengaruh masa lokal, maka pengaruh massa regional harus

    dihilangkan.

    2.A.5. Kegiatan Belajar 4: Interpretasi Peta Anomali Gayaberat

    2.A.5.1. Tujuan Pembelajaran 4: Interpretasi peta anomali gaya berat untuk melokalisir daerah potensi panas

    bumi melalui lokalisasi daerah densitas rendah dan tinggi, menentukan

    struktur bawah permukaan dan batuan dasar, sernentukan adanya batuan intrusi

    yang dapat berfungsi sebagai sumber panas (heat source).

    2.A.5.2. Uraian Materi 4:

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman39|

    2.A.5.2.1. Tahapan pemrosesan data gayaberat lanjut

    Interpretasi data anomaly gayaberat yang digunakan dalam metode gravitasi

    dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Intertrasi kualitatif dilakukan

    dengan cara menafsirkan peta kontur anomali Bouguer lengkap baik lokal

    maupun regional untuk mengidentifikasi daerah yang mempunyai nilai

    gayaberat tinggi dan rendah. Daerah dengan anomaly gayaberat rendah

    merupakan daerah massa batuan yang terkena panas untuk daerah studi

    panasbumi. Dengan demikian dapat dilokalisir daerah-daerah yang berpotensi

    sebagai daerah panasbumi.

    Sedangkan interpretasi secara kuantitatif adalah pemodelan, yaitu dengan

    pembuatan model benda geologi struktur bawah permukaan dari respon yang

    ditimbulkan dari medan gravitasi daerah penyelidikan untuk menggambar

    seberapa besar sumber anomali yang menjadi target studi panasbumi ini.

    Pemodelan yang digunakan adalah benda 2 dimensi seperti yang diajukan

    oleh Talwani (1959) dengan program komputer Grav-2DC. Gambar A.5

    adalah diagram alir pengolahan data gayaberat lanjut dan tahapan pemodelan.

    Gambar A.5. Diagram alir pengolahan data gayaberat lanjut dan pemodelan.

    Proyeksi ke Bidang Datar

    Kontinuasi ke Atas

    Anomali

    Regional

    Anomali

    Lokal

    d Model min ?

    Hasil dan Pembahasan

    Kesimpulan

    rD Model

    tidak

    ya

    Anomali Bouguer Lengkap Informasi Geologi

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman40|

    Proses pemodelan dilakukan dengan bantuan informasi struktur geologi yang

    ada di daerah studi, misal model sesar/patahan yang berupa step. Hasil

    pemodelan dapat dipertajam dengan memanfaatkan gradien gravitasi dari

    profil anomali model. Adapun langkahnya dapat dilakukan sebagai berikut;

    a. Interpretasi kualitatif dilakukan dengan cara menafsirkan peta kontur

    anomali Bouguer lengkap di bidang datar, anomali regional, dan anomali

    residual.

    b. Interpretasi kuantitatif dilakukan dengan pemodelan, yaitu dengan

    pembuatan model benda geologi atau struktur bawah permukaan dari respon

    yang ditimbulkan oleh medan gravitasi daerah survei menggunakan anomali

    residual. Pemodelan yang digunakan adalah pemodelan benda 2 dimensi

    dengan program komputer Grav-2DC. Pemodelan dilakukan menggunakan

    informasi geologi dan data densitas batuan sebagai acuan.

    c. Perhitungan model patahan menggunakan metode step model. Perhitungan

    model step dilakukan dengan cara memilih estimator-estimator untuk

    interpretasi patahan. Hasil yang didapatkan adalah informasi kedalaman

    model h dan inklinasi d (dip). Hasil dari perhitungan matematis ini

    kemudian dibandingkan dengan model yang didapatkan menggunakan

    program Grav2dc versi 1.59 (Cooper, 1995).

    d. Pengujian model dilakukan dengan memanfaatkan gradien gravitasi, dengan

    membuat grafik turunan pertama dan kedua dari profil model.

    2.A.5.2.2. Model Step

    Model yang sering digunakan untuk menginterpretasi patahan adalah model

    step. Biasanya model gambar A.6 berikut digunakan untuk menggambarkan

    patahan sebagai pendekatan.

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman41|

    Gambar A.6. Model Step (Grant dan West, 1965).

    Anomali yang diakibatkan oleh material yang berbentuk bertingkat tipis yang

    tak terbatas dalam arah X positif dan diasumsikan seluruh kontras densitasnya

    seragam (uniform). Model dikarakterisasikan dengan 3 parameter yaitu

    kontras densitas , inklinasi (dip) d dan rasio perpindahan kedalaman vertikal

    (karena jaraknya berubah-ubah) h/l.

    (A19)

    Dapat dituliskan sebagai:

    (A20)

    Estimator-estimator yang dipilih untuk interpretasi sesar diilustrasikan dalam

    gambar A.7.

    zz

    zrrp

    zxzxz

    rz

    dh

    dxGlG

    hxddhGxg

    l

    l

    d

    +

    -D+D=

    ++-+

    D=D

    -

    0

    1

    0 cot 22

    cottan2

    )()()(2)(

    ),;(2)( dhxfGxg rD=D

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman42|

    Gambar A.7. Karakteristik Estimator-estimator untuk Model Step (Grant dan West, 1965).

    Model step diperoleh dengan cara:

    1. Mengukur gradien horizontal maksimum Smax

    2. Menempatkan titik-titik x1 dan x2 saat slop profil sama dengan 0,4 Smax

    3. Menentukan x1/2

    (A21)

    k1 lebih sensitif pada perubahan h dari pada d, sehingga respon k2 lebih

    kuat pada d dari pada h.

    4. Plot nilai k1 dan k2 pada kurva karakteristik gambar A.8, sehingga diperoleh

    nilai d dan h/l.

    12/1

    2/121 xx

    xxk

    --

    =max2/12

    122 )( Sxx

    ggk

    -D-D

    =

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman43|

    5. Dari nilai yang diperoleh pada langkah 4 telah dapat digambarkan bentuk

    model geometri model patahannya.

    Gambar A.8. Kurva karakteristik model step (Grant dan West, 1965).

    2.A.5.2.3. Second derivative dan Gradien Kurva

    Pemanfaatan turunan horizontal sebagai fungsi posisi sangat berguna dalam

    pemodelan.Turunan pertama untuk menghitung kemiringan (slope), sedangkan

    turunan kedua memberikan laju dari perubahan kemiringan atau dengan kata

    lain mengukur kelengkungan (curvature) dari medan gravitasi. Daerah yang

    memiliki kelengkungan medan gravitasi tinggi akan memiliki nilai turunan

    kedua yang tinggi pula.

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman44|

    Dohr (1981) menjelaskan bahwa perubahan pada turunan pertama potensial

    gravitasi adalah percepatan gravitasi, dengan demikian untuk komponen

    vertikal dari gaya gravitasi zgz

    U=

    - , dimana adalah potensial gravitasi.

    Turunan kedua dari potensial gravitasi diperoleh dengan memasukan gradien

    dari gravitasi dalam arah atau . Jika kita mengukur gravitasi diatas massa

    yang terpendam seperti pada gambar 8, perubahan dalam komponen vertikal

    gravitasi diukur dalam arah nilai akan sangat besar pada sisi-sisi massa

    yang terpendam dan nol pada maksimum anomali gravitasi. Hal ini

    digambarkan dalam gambar A.9.

    Gambar A.9. Gravitasi dan gradien kurva pada sebuah anomali residual di bawah permukaan (Dohr, 1981).

    Sebagai contoh dengan mempertimbangkan perubahan di dalam potensial

    gravitasi dan gradien-gradien diatas model step (Gambar 10). Untuk kondisi

    ini mengikuti persamaan:

    ( )1

    212 ln2 r

    rx

    z rrg -=

    h

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman45|

    Gambar A.10. Perubahan di dalam gravitasi gz dan gradien-gradien diatas sebuah patahan berundak (Dohr, 1981).

    Gambar A.10 memperlihatkan perbedaan densitas dan rasio logaritma

    dari jarak r1 dan r2. Gambar tersebut menunjukkan turunan pertama, kedua dan

    ketiga dari potensial gravitasi. Turunan ketiga potensial diperoleh dengan

    menurunkan turunan kedua (yang merupakan second derivative dari

    percepatan gravitasi). Pada saat zerro-crossing kurva turunan kedua model

    step tepat berada di bawah patahanya. Bentuk seperti ini merupakan bentuk

    ideal dari model step. Untuk model intrusi dapat didekati dengan dua buah

    model step kanan dan kiri. Langkah interpretasinya sama seperti yang telah

    diuraikan di atas pada dengan model step.

    2.A.5.3. Rangkuman 4

    Proses interpretasi data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Interpretasi

    kualitatif dilakukan dengan cara menafsirkan peta kontur anomali Bouguer

    lengkap di bidang datar, anomali regional, dan anomali residual dengan

    melokalisir zona-zona anomali Bouguer tinggi dan rendah. Zona anomali

    gayaberat rendah merupakan indikasi daerah potensial panasbumi. Interpretasi

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman46|

    kuantitatif dilakukan dengan pemodelan, yaitu dengan pembuatan model benda

    geologi atau struktur bawah permukaan dari respon yang ditimbulkan oleh

    medan gravitasi daerah survei menggunakan anomali residual. Pemodelan

    yang digunakan adalah pemodelan benda 2 dimensi seperti yang diajukan

    oleh Talwani (1959) dengan program komputer Grav-2DC. Pemodelan

    dilakukan menggunakan informasi geologi dan data densitas batuan sebagai

    acuan. Perhitungan model patahan menggunakan metode step model.

    Perhitungan model step dilakukan dengan cara memilih estimator-estimator

    untuk interpretasi patahan. Hasil yang didapatkan adalah informasi kedalaman

    model h dan inklinasi d (dip). Hasil dari perhitungan matematis ini kemudian

    dibandingkan dengan model yang didapatkan. Hasil pemodelan dipertajam

    dengan memanfaatkan gradien gravitasi dari profil anomali model.

    2.A.5.4. Tugas 4

    a. Siapkan peta anomaly Bouguer lengkap

    b. Siapkan peta anomaly residual

    c. Tentukan daerah anomali rendah pada kedua peta tersebut

    d. Buat profil irisan yang memotong daerah anomali tinggi dan rendah

    e. Lakukan pemodelan dengan cara manual atau dengan menggunakan

    perangkat lunak.

    2.A.5.5. Tes Formatif 4

    a. Apakah yang dimaksud dengan interpretasi kualitatif ?

    b. Apakah yang dimaksud dengan interpretasi kuantitatif ?

    c. Apa ciri daerah potensi panasbumi berdasarkan data anomali gayaberat

    residual ?

    d. Bagaimana pemodelan patahan dilakukan ?

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman47|

    2.A.5.6. Kunci Jawaban Tes Formatif 4

    a.Yang dimaksud dengan interpretasi kualitatif adalah penafsiran secara

    kualitatif tanpa perhitungan matematik hanya berdasarkan ciri-ciri khas

    tertentu. Misal untuk daerah potensi panasbumi dicirikan oleh rendahnya

    nilai anomali gayaberat akibat batuan dibawahnya terpanasi oleh sumber

    panasbumi.

    b. Yang dimaksud dengan interpretasi kuantitatif adalah penafsiran secara

    kuantitatif melalu perhitungan matematik berdasarkan model-model

    tertentu. Misal untuk daerah potensi panasbumi kerap dikontrol adanya

    patahan. Perhitungan dilakukan untuk menetunkan dimensi patahan

    kedalaman dan kemiringanya serta posisinya dipermukaan berdasarkan

    respon gayaberat yang terukur.

    c. Daerah potensi panasbumi berdasarkan data anomali gayaberat residual

    dicirikan oleh rendahnya nilai anomali gayaberat akibat batuan dibawahnya

    terpanasi oleh sumber panasbumi dan sering dikontrol oleh keberadaan

    patahan di sekitar sistem panasbuminya.

    d. Proses pemodelan patahan dapat dilakukan dengan model sesar/patahan

    yang berupa step dari data anomali gayaberat residual. Model step tersebut

    dibuat responya berdasarkan benda 2 dimensi dengan program komputer

    Grav-2DC, beserta informasi geologi (struktur dan lithologinya dan data

    densitas batuan sebagai acuan). Perhitungan model step dilakukan dengan

    cara memilih estimator-estimator untuk interpretasi patahan. Hasil yang

    didapatkan adalah informasi kedalaman model h dan inklinasi d (dip). Hasil

    dari perhitungan matematis ini kemudian dibandingkan dengan model yang

    didapatkan. Pengujian model dilakukan dengan memanfaatkan gradien

    gravitasi, dengan membuat grafik turunan pertama dan kedua dari profil

    model.

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman48|

    2.B. Pembelajaran Metode Magnetik

    2.B.1. Rencana Belajar Peserta Agar peserta Diklat dapat belajar secara sistematis dan dapat menyerap materi

    pelajaran secara optimal, mereka perlu membuat Rencana Belajar yang formatnya

    seperti pada tabel di bawah ini. Rencana belajar tersebut perlu dikonsultasikan

    kepada instruktur dan perlu mendapatkan persetujuannya.

    NO JENIS KEGIATAN URAIAN MATERI TEMPAT WAKTU

    TEORI PRAKTEK TOTAL

    1 Pengumpulan data magnetik.

    3. Pengumpulan data magnetik sekunder dari berbagai sumber,

    4. Penyiapan prosedur dan koreksinya akuisisi data magnetik primer

    Ruang Kuliah

    50% 50%

    2 Pemrosesan data magnetik

    Pemrosesan data magnetik untuk memperoleh nilai anomali magnetik

    Ruang Kuliah

    50% 50%

    3 Pembuatan peta anomali magnetik

    Pembuatan peta anomali magnetik

    Ruang Kuliah

    50% 50%

    4 Interpretasi Peta anomali magnetik

    3. Interpretasi peta anomali magnetik untuk melokalisir daerah potensi panas bumi.

    4. Pemodelan model struktur geologi bawah permukaan.

    Ruang Kuliah

    50% 50%

    Lembar Kerja (Lembar Penilaian Praktik)

    (3) Peserta diklat mempelajari Kegiatan Belajar Pemetaan Geofisika untuk

    Melokalisir Daerah Potensi Panas Bumi dengan metode Magnetik.

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman49|

    (4) Peserta Diklat merangkum hal-hal penting yang berkaitan dengan langkah

    akusisi, pemrosesan dan interpretasi serta pemodelan data magnetik sesuai

    prosedur.

    Penilaian Tugas menggunakan kriteria sebagai berikut.

    Nilai Angka Predikat 85 - 100 Sangat Baik

    70 - 84 Baik

    55 - 69 Cukup

    40 - 54 Kurang

    < 39 Sangat Kurang

    2.B.2. Kegiatan Belajar 5: Pengumpulan Data Magnetik Primer dan Sekunder

    2.B.2.1. Tujuan Kegiatan Pembelajaran 5 Peserta diklat dapat melakukan pengumpulan data magnetik sekunder dan

    primer sesuai prosedur.

    2.B.2.2. Uraian Materi 5

    Metode survei magnetik adalah salah satu metode survei geofisika yang paling

    lama dan banyak dipakai. Metode ini memiliki tingkat kemudahan dan

    kecepatan yang tinggi dalam akuisi data, sehingga dapat mencakup daerah

    survei yang luas dengan biaya dan waktu yang relatif murah dan cepat.

    Kelemahan metode ini adalah interpretasi dan pemodelannya cukup sulit,

    karena karakteristik anomali medan magnetik total yang cukup kompleks dan

    sangat dipengaruhi oleh lokasi dan posisi daerah survei, serta derajat noise

    yang cukup tinggi.

    2.B.2.2.1. Pengumpulan data magnetik sekunder Data magnetik total sekunder dapat diperoleh melalui jurnal-jurnal, laporan-

    laporan penelitian, prosiding seminar atau badan-badan pemerintah yang

    berkaitan dan bekerja dengan data magnetik di seluruh Indonesia maupun

    dunia. Seperti BMKG, Badan Geologi dan lain sebagainya yang bisa diakses

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman50|

    melalui internet pada alamat websitenya. Data magnetik yang telah

    dipublikasikan merupakan publik domain, kecuali data masih disimpan oleh

    instansi tertentu untuk keperluan internal. Data tersebut dapat berupa peta

    anomali magnetik, sehingga harus didigitasi ulang, maupun yang masih berupa

    data mentah (raw data) dalam bentuk tabel.

    2.B.2.2.2. Pengumpulan data magnetik primer sesuai prosedur . Untuk pengumpulan data magnetik primer harus dilakukan survey pengukuran

    data magnetik di daerah studi. Tahapan akuisisi metode magnetik dibagi

    menjadi beberapa tahapan yaitu tahap pengambilan data lapangan, yaitu;

    2.B.2.2.3. Desain Pengambilan Data di Lapangan

    Rencana pengambilan data titik ukur dilakukan secara gridding atau titik teratur

    dengan jarak antar titik 5km, 2,5km atau 0,5-1km sesuai kebutuhan pada

    daerah interest. Pengambilan data posisi dan data magnetik total dilakukan

    secara bersama-sama. Metode pengukuran nilai magnetik yang digunakan

    adalah sistem acak dan pada setiap titik pengukuran dilakukan pembacaan

    sebanyak tiga kali atau lima kali untuk mengurangi resiko kesalahan pembacaan

    oleh operator. Koreksi variasi harian (diurnal correction) dilaksanakan untuk

    menekan efek perusakan medan geomagnetik yang secara utama disebabkan

    oleh partikel-partikel dan radiasi elektromagnetik dari matahari yang merusak

    ionosfer bumi dengan periode 24 jam. Kuat medan pengganggu ini berkisar

    antara puluhan nanotesla. Dalam kasus tertentu kuat medan pengganggu ini bisa

    mencapai ratusan nanotesla sehingga disebut sebagai badai magnetik (magnetic

    storms). Besar variasi harian medan magnetik dapat diukur dengan

    menggunakan Base Station PPM yang disetel dengan mode auto. Nilai variasi

    harian juga dapat diperoleh dengan menggunakan metode looping atau

    melakukan pengukuran pada titik stasiun pengukuran yang sama setiap

    beberapa jam sekali, biasanya dua sekali, dan dihitung selisih nilai medan

    yang terukur. Hasil nilai koreksi variasi harian dilakukan dengan mengurangkan

    nilai variasi harian terhadap kuat medan magnetik total dari setiap stasiun

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman51|

    pengukuran secara langsung. Namun metode looping tidak mampu

    mengkoreksi keberadaan badai magnetik pada saat pengukuran.

    Base station pada survei ini berada di lapangan terbuka yang lokasinya dipilih

    sedemikian rupa mudah diakses, terbuka, dan minim gangguan. Pengambilan

    data meliputi pembacaan medan magnet, penentuan posisi, dan waktu.

    Pengambilan data pada survei dapat menggunakan alat magnetometer PPM

    SCINTREX MODEL G-856 atau yang sejenis dari merk lain. Penentuan posisi

    dan waktu dapat menggunakan Global Positioning System (GPS) disesuaikan

    dengan kebutuhan (misal untuk studi regional dapat digunakan GPS tangan

    seperti Garmin Maps type CSX 76 untuk tingkat kesalahan sekitar 5 m.

    2.B.2.2.4. Penentuan Titik Lokasi Ukur Pengukuran nilai magnetik di daerah studi/penelitian dan sekitarnya dilakukan

    dengan mendistribusikan titik-titik ukur yang tersebar secara merata

    mengelilingi daerah survei dengan jarak antar titik ukur (spacing) sebisa

    mungkin yang teratur. Jarak antar titik pengambilan pada keadaan normal

    misal 1km, tergantung dari medan yang akan diukur dengan pertimbangan

    pada trend geologi daerah survei. Penentuan lokasi titik ukur dipilih pada

    tempat yang tidak banyak gangguan (jauh dari benda-benda logam, termasuk

    benda-benda logam yang dibawa operator) sehingga memaksimalkan

    keakuratan data. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan titik

    ukur pengambilan data:

    1. Letak titik amat harus jelas dan mudah dikenali, sehingga mudah dtemukan

    sewaktu akan diukur ulang.

    2. Lokasi titik amat relatif terbuka untuk memudahkan pengambilan GPS.

    Untuk melakukan pengambilan dengan GPS umumnya lokasi titik amat

    harus mempunyai ruang pandang langit yang bebas ke segala arah.

    3. Titik amat harus dapat dilihat dalam peta dan mudah dijangkau.

    4. Titik amat diusahakan pada daerah yang tanahnya stabil.

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman52|

    2.B.2.2.5. Peralatan yang Digunakan Peralatan yang digunakan dalam survei sebagai berikut:

    1. Satu unit magnetometer PPM SCINTREX MODEL G-856 atau yang

    sejenis dari merk lain.

    2. Satu unit Global Positioning System (GPS)

    3. Perlengkapan pendukung lainnya seperti peta geologi, peta topografi/peta

    rupabumi, kompas, kamera digital, battery, mistar, jam tangan, payung,

    buku lapangan dan alat tulis lainnya.

    Contoh alat magnetometer PPM type GDM-3 buatan China.

    2.B.2.3. Rangkuman 5 Data magnetik sekunder dapat diperoleh melalui jurnal-jurnal, laporan-

    laporan penelitian, prosiding seminar atau badan-badan pemerintah yang

    berkaitan dan bekerja dengan data magnetik di seluruh Indonesia maupun

    dunia. Pada beberapa institusi juga menyediakan data magnetik yang telah

    dipublikasi melalui websitenya yang dapat diunduh via internet. Untuk

    pengumpulan data magnetik primer harus dilakukan survey pengukuran data

    magnetik di daerah studi. Tahapan survey akusisi metode magnetik dapat

    dilakukan dengan pertama merancang sebaran titik pengambilan data di

    lapangan, misal dengan griding pada spasi tertentu, kedua menentukan titik-

    titik lokasi ukur di lapangan yang dapat dijangkau dan memenuhi syarat minim

    noise. Koreksi variasi harian (diurnal correction) dilaksanakan untuk

    menekan efek perusakan medan geomagnetik yang secara utama disebabkan

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman53|

    oleh partikel-partikel dan radiasi elektromagnetik dari matahari yang merusak

    ionosfer bumi dengan periode 24 jam. Dalam kasus tertentu kuat medan

    pengganggu ini bisa mencapai ratusan nanotesla sehingga disebut sebagai

    badai magnetik (magnetic storms). Besar variasi harian medan magnetik dapat

    diukur dengan menggunakan Base Station PPM yang disetel dengan mode

    auto di titik base station yang tetap.

    2.B.2.4. Tugas 5

    a. Carilah data magnetik sekunder melalui website apasaja di internet.

    b. Siapkan peta rupa bumi dan peta geologi

    c. Siapkan informasi geologi permukaan yang menyiratkan keberadaan

    potensi panasbumi, misal manifestasi panasbumi di permukaan yang

    berupa mata air panas, fumarola, alterasi batuan dan yang sejenis.

    d. Tentukan daerah survey magnetik berdasarkan data b dan c di atas.

    e. Tentukan spasi antar titik ukur untuk daerah survei tersebut.

    2.B.2.5. Tes Formatif 5

    a. Apakah yang dimaksud dengan koreksi variasi medan magnetik harian ?

    b. Bagaimana data magnetik sekunder bisa diperoleh ?

    c. Apakah yang dimaksud dengan badai magnetik ?

    d. Bagaimana data magnetik primer bisa diperoleh ?

    2.B.2.6. Kunci Jawaban Tes Formatif 5

    a. Yang dimaksud dengan koreksi variasi medan magnetik harian adalah

    koreksi variasi harian (diurnal correction) dilakukan untuk menekan

    efek gangguan medan magnetik yang disebabkan oleh radiasi

    elektromagnetik dari matahari yang merusak ionosfer bumi dengan

    periode 24 jam. Kuat medan pengganggu ini berkisar antara puluhan

    nanotesla.

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman54|

    b. Data magnetik sekunder bisa diperoleh melalui laporan-laporan

    penelitian, jurnal-jurnal publikasi dan atau publikasi eletronik maupun

    media komunikasi lain (misal internet melalui alamat websitenya).

    c. Yang dimaksud dengan badai magnetik adalah radiasi elektromagnetik

    dari matahari yang merusak ionosfer dengan kuat, medan pengganggu

    ini bisa mencapai ratusan hingga ribuan nanotesla sehingga disebut

    sebagai badai magnetik (magnetic storms).

    d. Data magnetik primer bisa diperoleh melalui tahapan akuisisi, yaitu

    pertama merancang sebaran titik pengambilan data di lapangan, misal

    dengan griding pada spasi tertentu, kedua menentukan titik-titik lokasi

    ukur di lapangan yang dapat dijangkau dan memenuhi syarat minim

    noise. Pengambilan data posisi dan data magnetik total dilakukan secara

    bersama-sama. Pengukuran dilakukan pembacaan sebanyak tiga kali

    atau lima kali untuk mengurangi resiko kesalahan pembacaan oleh

    operator. Koreksi variasi harian (diurnal correction) dilaksanakan untuk

    menekan efek radiasi elektromagnetik dari matahari yang merusak

    ionosfer bumi dengan periode 24 jam. Dalam kasus tertentu kuat medan

    pengganggu ini bisa mencapai ratusan nanotesla sehingga disebut

    sebagai badai magnetik (magnetic storms). Besar variasi harian medan

    magnetik dapat diukur dengan menggunakan Base Station PPM yang

    disetel dengan mode auto. Hasi koreksi variasi harian dilakukan dengan

    mengurangkan nilai variasi harian terhadap kuat medan magnetik total

    dari setiap stasiun pengukuran secara langsung pada waktu yang sama.

    2.B.3. Kegiatan Belajar 6: Pemrosesan Data Magnetik

    2.B.3.1. Tujuan Pembelajaran 6

    Peserta diklat diharapkan dapat melakukan pemrosesan data magnetik untuk

    memperoleh nilai anomali magnetik total.

    2.B.3.2. Uraian Materi 6 Secara teoritis, medan magnetik utama bumi, disebabkan oleh sumber dari

    dalam dan luar bumi. Pada tahun 1838 Gauss menunjukkan bahwa medan

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman55|

    magnetik utama bumi yang terukur dipermukaan bumi hampir seluruhnya

    berasal dari dalam bumi (Telford,dkk., 1990). Medan magnetik dari dalam

    bumi diduga dibangkitkan oleh adanya perputaran aliran arus dalam inti bagian

    luar bumi yang bersifat cair dan konduktif (Sharma, 1997).

    Data lapangan adalah data medan magnetik total pada setiap stasiun

    pengukuran. Akuisisi data medan magnetik total dilaksanakan pada setiap

    stasiun pengukuran. Tiga atau lima kali pengukuran dilakukan untuk setiap

    stasiun pengukuran guna menekan pengaruh noise dari lingkungan sekitar.

    Prosedur survei geomagnetik secara umum ditunjukkan oleh diagram alir

    survei geomagnetik (gambar B.1).

    Gambar B.1. Diagram alir survei geomagnetik.

    Data lapangan

    Koreksi variasi harian

    Koreksi IGRF

    Peng-grid-an dan

    Teknik Perbaikan Data

    Pemodelan dan Interpretasi

    Kesimpulan

    Geologi

    Anomali Medan Magnetik Total

    Distribusi benda magnetik bawah

    permukaan

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman56|

    2.B.3.2.1. Koreksi IGRF

    Koreksi IGRF dilaksanakan untuk mendapatkan nilai anomali medan magnetik

    total bumi dengan cara mengurangkan kuat medan magnetik utama bumi

    terhadap kuat medan magnetik total bumi secara langsung pada setiap stasiun

    pengukuran. Besar kuat medan magnetik utama bumi diambil dari peta atau

    tabel kuat medan magnetik utama bumi yang dikeluarkan oleh IGRF

    (Internasional Geomagnetic Field). Gambar 2 menampilkan peta kontur nilai

    intensitas medan magnetik utama bumi berdasarkan IGRF untuk tahun 2000

    2005. Setelah koreksi IGRF akan diperoleh nilai kuat anomali medan magnetik

    total daerah survei.

    Gambar B.2. Peta kontur intensitas medan utama magnet bumi berdasarkan IGRF tahun 2000 -2005 (www.ngdc.noaa.gov/).

    2.B.3.2.2. Peng-grid-an dan Interpolasi Pengkisian (gridding) dan interpolasi dilaksanakan untuk mendapatkan data

    anomali medan magnetik total dengan spasi (grid) yang sama dan teratur dari

    distribusi data dengan grid yang tidak teratur sehingga lebih mudah untuk

    ditampilkan dalam bentuk peta (map). Beberapa metode gridding dan

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman57|

    interpolasi yang sering dipakai adalah metode krigging, minimum curvature

    dan sumber ekivalen dipol. Gridding menggunakan sumber ekivalen dipol

    memiliki tingkat kesalahan yang paling kecil.

    2.B.3.2.3. Teknik Perbaikan Data (Data Enhancement)

    Interpretasi dan pemodelan parameter sumber data anomali medan magnetik

    bumi (geomagnetic) menghadapi beberapa kendala. Data anomali medan

    magnetik bumi bersifat dwikutub (dipolar), bervariasi terhadap tempat

    (pengaruh sudut inklinasi dan deklinasi bumi) dan waktu (variasi diurnal dan

    secular), di dominasi oleh anomali-anomali lokal dan dangkal serta sangat di

    pengaruhi oleh efek topografi (Telford, dkk., 1990). Oleh karena itu

    dibutuhkan teknik perbaikan data (data enhancement) yang tepat terhadap

    anomali medan magnetik bumi sebelum dilakukan pemodelan dan interpretasi.

    Teknik perbaikan data dilaksanakan untuk menyederhanakan kompleksitas

    anomali medan magnetik total sehingga lebih mudah untuk diinterpretasi dan

    dimodelkan, serta untuk mengenali ciri-ciri khusus dan batas-batas objek target

    survei. Beberapa teknik perbaikan data yang sering dipakai adalah turunan

    vertikal, kontinuasi, reduksi ke kutub, transformasi pseudogravitasi dan signal

    analitik.

    2.B.3.2.4. Turunan Vertikal

    Turunan vertikal orde pertama ( zTT

    D=D ) dari data anomali medan

    magnetik total digunakan secara khusus untuk mengenali ciri-ciri anomali

    dekat permukaan. Turunan vertikal orde pertama dapat diturunkan secara

    matematis dari peta anomali medan magnetik total atau dapat diukur langsung

    dengan menggunakan PPM yang sudah dilengkapi dengan gradiometer.

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman58|

    Gambar B.3. Penampang lintang dari turunan vertikal orde pertama.

    Turunan vertikal orde dua (z

    TT 22

    D=D ) digunakan untuk mendelineasi

    batas-batas pandangan bidang (plan view) dari sumber-sumber anomali intra-

    basement. Pada kasus benda berbentuk prisma tegak, kontur T D (turunan

    vertikal orde dua) mendekati nol menunjukkan batas-batas tepi benda sumber,

    serta jarak dari T D maksimum dan T D mendekati nol menunjukkan ukuran

    kedalaman ke puncak benda (gambar B.3).

    2.B.3.2.5. Kontinuasi Kontinuasi adalah transformasi matematis antar bidang ketinggian dari titik-

    titik akuisisi data, sehingga dapat dipakai sebagai filter. Kontinuasi ke atas

    dipakai untuk memperlemah pengaruh anomali-anomali lokal dan dangkal,

    sehingga diperoleh anomali benda yang lebih dalam dan besar, dengan panjang

    gelombang yang lebih lebar. Diantara metode kontinuasi yang cukup dikenal

    adalah dengan menggunakan operator transformasi Fourier dan sumber

    ekivalen dipol.

    2.B.3.2.6. Reduksi ke Kutub dan Transformasi Pseudogravitasi

    Reduksi ke kutub (kutub utara medan magnetik bumi) digunakan untuk

    membuang efek dwi-kutub anomali medan magnetik total menjadi eka-kutub,

    sehingga distorsi karena pengaruh inklinasi dan deklinasi dari vertor

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman59|

    magnetisasi dapat diabaikan. Transformasi ini meningkatkan korelasi antara

    ciri-ciri anomali dengan batas-batas pandangan bidang (plan-view) benda-

    benda sumber. Filter reduksi ke kutub dirumuskan dalam kawasan bilangan

    gelombang (wave number), akan tetapi filter ini tidak stabil untuk latitude atau

    inklinasi rendah. Pemakaian teknik sumber ekivalen dipol untuk reduksi ke

    kutub dapat menekan ketidakstabilan ini.

    Relasi Poisson antara medan magnetik dan gravitasi memungkinkan

    transformasi anomali magnetik ke anomali pseudogravitasi dengan asumsi

    sumber sama. Anomali pseudogravitasi lebih mudah dianalisa daripada

    anomali magnetik, khususnya untuk mendelineasi tepi-tepi benda anomali.

    2.B.3.2.7. Signal Analitik

    Signal analitik dari anomali medan magnetik total dapat dipakai untuk

    memetakan tepi-tepi benda anomali 2-D dan 3-D. Nilai absolut dari signal

    analitik ( )yxA , dari anomali medan magnetik ( )yxF , dapat dihitung dari

    turunan vertikal dan horisontal orde pertama.

    ( ) ( ) ( ) ( )2

    1222

    ,,,,

    +

    +

    = yxFz

    yxFy

    yxFx

    yxA (B1)

    Keuntungan pemakaian signal analitik adalah bentuknya independen dari arah

    magnetisasi benda sumber. Gambar B.4 menunjukkan anomali medan

    magnetik total TD , anomali pseudo gravitasi ( )xG dan turunan horisontalnya ( )xG , yang terlihat masih tergantung pada arah vektor magnetisasinya.

    Sementara itu signal analitik ( )yxA , tidak tergantung pada arah vektor

    magnetisasi.

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman60|

    Gambar B.4. Pengaruh vektor magnetisasi terhadap anomali medan magnetik total TD , anomali pseudo gravitasi ( )xG dan turunan horisontalnya ( )xG dan signal analitik ( )yxA , .

    2.B.3.3. Rangkuman Kegiatan belajar 6

    Prosedur survei geomagnetik dan pemrosesan datanya secara umum

    ditunjukkan oleh diagram alir survei geomagnetik (gambar B.1). Data bacaan

    di lapangan pada setiap titik ukur dikoreksi dengan koreksi variasi harian yang

    diperoleh dari bacaan data magnetometer PPM base station. Hasil koreksi

    variasi harian dikoreksi lagi dengan koreksi IGRF. Koreksi ini dilaksanakan

    untuk medapatkan nilai anomali medan magnetik total bumi dengan cara

    mengurangkan kuat medan magnetik utama bumi terhadap kuat medan

    magnetik total bumi secara langsung pada setiap stasiun pengukuran. Nilai

    kuat medan magnetik utama bumi diambil dari peta kuat medan magnetik

    utama bumi yang dikeluarkan oleh IGRF (International Geomagnetic Field).

    Setelah koreksi IGRF akan diperoleh nilai kuat anomali medan magnetik total

    daerah survei. Selanjutnya dilakukan pengkisian (gridding) dan interpolasi

  • JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman61|

    untuk mendapatkan data anomali medan magnetik total dengan spasi (grid)

    yang sama dan teratur dari distribusi data dengan grid yang tidak teratur

    sehingga lebih mudah untuk ditampilkan dalam bentuk peta (map). Teknik

    perbaikan data (data enhancement) dilaksanakan untuk menyederhanakan

    kompleksitas anomali medan magnetik total sehingga lebih mudah untuk

    diinterpretasi dan dimodelkan, serta untuk mengenali ciri-ciri khusus dan

    batas-batas objek target survei. Beberapa teknik perbaikan data yang sering

    dipakai adalah turunan vertikal, kontinuasi, reduksi ke kutub, transformasi

    pseudogravitasi dan signal analitik.

    2.B.3.4. Tugas 6

    a. Siapkan computer dengan perangkat lunak excel, buka lembar kerjanya

    b.Siapkan dan masukan data contoh hasil pengukuran yang di suatu

    lapangan beserta informasi posisi, waktu dan hasil bacaan PPM

    (x,y,z,t,h) dalam lima kolom lembar kerja tersebut dan informasi lain

    yang diperlukan.

    c.Siapkan prosedur dan persamaan koreksi di dalam kolom-kolom yang

    lain di lembar kerja excel seperti koreksi variasi harian dan nilai

    koreksi IGRF.

    d.