modul 2 sismanto
DESCRIPTION
dTRANSCRIPT
-
Page1
PENYELIDIKAN GEOFISIKA PANAS BUMI
MODUL 2
PEMETAAN GEOFISIKA DAERAH POTENSI PANAS BUMI
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GEOLOGI
BADAN DIKLAT ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
2012
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman2|
JUDUL : Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi
PENYUSUN : Sismanto
EDITOR : ---
TAHUN CETAK : 2013
Disampaikan dalam Diklat xxxxxxx yang diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan Dan
Pelatihan Geologi, Badan Diklat Energi Dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Energi
Dan Sumber Daya Mineral.
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman3|
KATA PENGANTAR
Dalam rangka meningkatkan kemampuan aparatur pemerintah yang kompeten dalam
Penyelidikan Geofisika (Daerah Potensi) Panas Bumi, Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Geologi, Badan Pendidikan dan Pelatihan Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral menyelenggarakan program Diklat Pemetaan Geofisika
Daerah Potensi Panas Bumi, Program diklat ini ditujukan untuk membantu pemerintah dan
masyarakat dalam mengkustomisasi informasi, dengan memberikan pendidikan dan
pelatihan kepada aparatur yang berwenang untuk dapat melokalisir daerah potensi panas
bumi menyajikan informasi sumber adaya alam yang dimiliki daerahnya secara menarik
dan mudah.
Modul ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kurikulum standar diklat
Penyelidikan Geofisika Panas Bumi.
Kami sangat berterima kasih apabila terdapat kritik dan saran yang sangat bermanfaat di
dalam penyempurnaan modul Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi.
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman4|
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PETA KEDUDUKAN MODUL
GLOSARIUM
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Deskripsi 1.2. Prasyarat 1.3. Petunjuk Penggunaan Modul
Penjelasan bagi peserta diklat Peran widyaiswara/instruktur
1.4. Tujuan Akhir 1.5. Kompetensi 1.6. Cek Kemampuan
BAB 2. PEMBELAJARAN
2.A. Pembelajaran Metode Gaya Berat 2.A.1. Rencana Belajar Peserta 2.A.2. Kegiatan Belajar 1: Pengumpulan Data Gayaberat Primer dan Sekunder
2.A.2.1. Tujuan Pembelajaran 1 2.A.2.2. Uraian Materi 1 2.A.2.2.1. Pengumpulan data gaya berat sekunder 2.A.2.2.2. Pengumpulan data gaya berat primer sesuai prosedur
2.A.2.2.3. Desain pengambilan data di lapangan 2.A.2.2.4. Penentuan titik lokasi ukur 2.A.2.2.5. Peralatan yang digunakan 2.A.2.2.6. Pembuatan titik ikat
2.A.2.3. Rangkuman 1 2.A.2.4. Tugas 1
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman5|
2.A.2.5. Tes Formatif 1 2.A.2.6. Kunci Jawaban Tes Formatif 1
2.A.3. Kegiatan Belajar 2: Pemrosesan Data Gayaberat 2.A.3.1. Tujuan Pembelajaran 2 2.A.3.2. Uraian Materi 2 2.A.3.2.1. Konversi ke nilai milligal 2.A.3.2.2. Koreksi tinggi alat
2.A.3.2.3. Pasang surut 2.A.3.2.4. Koreksi drift 2.A.3.2.5. Koreksi gayaberat mutlak (gobs) 2.A.3.2.6. Koreksi gayaberat teoritis 2.A.3.2.7. Koreksi udara bebas 2.A.3.2.8. Koreksi topografi 2.A.3.2.9. Kontinuasi
2.A.3.3. Rangkuman 2 2.A.3.4. Tugas 2 2.A.3.5. Tes Formatif 2 2.A.3.6. Kunci Jawaban Tes Formatif 2
2.A.4. Kegiatan Belajar 3: Pembuatan Peta Anomali Gayaberat 2.A.4.1. Tujuan Pembelajaran 3 2.A.4.2. Uraian Materi 3 2.A.4.2.1. Persiapan pembuatan peta 2.A.4.2.2. Pembuatan peta 2.A.4.3. Rangkuman 3 2.A.4.4. Tugas 3 2.A.4.5. Tes Formatif 3 2.A.4.6. Kunci Jawaban Tes Formatif 3
2.A.5. Kegiatan Belajar 4: Interpretasi Peta Anomali Gayaberat
2.A.5.1. Tujuan Pembelajaran 4 2.A.5.2. Uraian Materi 4 2.A.5.2.1. Tahapan pemrosesan data gayaberat lanjut
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman6|
2.A.5.2.2. Model Step 2.A.5.2.3. Second derivative dan gradient kurva
2.A.5.3. Rangkuman 4 2.A.5.4. Tugas 4 2.A.5.5. Tes Formatif 4 2.A.5.6. Kunci Jawaban Tes Formatif 4
2.B. Pembelajaran Metode Magnetik 2.B.1. Rencana Belajar Peserta 2.B.2. Kegiatan Belajar 5: Pengumpulan Data Magnetik Sekunder dan Primer
2.B.2.1. Tujuan Pembelajaran 5 2.B.2.2. Uraian Materi 5 2.B.2.2.1. Pengumpulan data magnetic sekunder 2.B.2.2.2. Pengumpulan data magnetic primer sesuai prosedur
2.B.2.2.3. Desain pengambilan data di lapangan 2.B.2.2.4. Penentuan titik lokasi ukur 2.B.2.2.5. Peralatan yang digunakan
2.B.2.3. Rangkuman 5 2.B.2.4. Tugas 5 2.B.2.5. Tes Formatif 5 2.B.2.6. Kunci Jawaban Tes Formatif 5
2.B.3. Kegiatan Belajar 6: Pemrosesan Data Magnetik 2.B.3.1. Tujuan Pembelajaran 6 2.B.3.2. Uraian Materi 6 2.B.3.2.1. Koreksi IGRF 2.B.3.2.2. Peng-grid-an dan interpretasi
2.B.3.2.3. Teknik perbaikan data (data enhancement) 2.B.3.2.4. Turunan vertical 2.B.3.2.5. Kontinuasi 2.B.3.2.6. Reduksi ke kutub dan transformasi pseudogravitasi 2.B.3.2.7. Signal analitik
2.B.3.3. Rangkuman 6
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman7|
2.B.3.4. Tugas 6 2.B.3.5. Tes Formatif 6 2.B.3.6. Kunci Jawaban Tes Formatif 6
2.B.4. Kegiatan Belajar 7: Pembuatan Peta Anomali Magnetik 2.B.4.1. Tujuan Pembelajaran 7 2.B.4.2. Uraian Materi 7 2.B.4.2.1. Persiapan pembuatan peta 2.B.4.2.2. Pembuatan peta 2.B.4.3. Rangkuman 7 2.B.4.4. Tugas 7 2.B.4.5. Tes Formatif 7 2.B.4.6. Kunci Jawaban Tes Formatif 7
2.B.5. Kegiatan Belajar 8: Interpretasi Peta Anomali Magnetik 2.B.5.1. Tujuan Pembelajaran 8 2.B.5.2. Uraian Materi 8 2.B.5.2.1. Interpretasi 2.B.5.2.2. Pemodelan 2.B.5.3. Rangkuman 8 2.B.5.4. Tugas 8 2.B.5.5. Tes Formatif 8 2.B.5.6. Kunci Jawaban Tes Formatif 8
BAB 3. EVALUASI 3.A. Evaluasi Metode Gayaberat
3.A.1. Tes Sumatif
3.A.2. Kunci Jawaban Tes Sumatif
3.A.3. Tes Praktik
3.B. Evaluasi Metode Magnetik 3.B.1. Tes Sumatif
3.B.2. Kunci Jawaban Tes Sumatif
3.B.3. Tes Praktik
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman8|
BAB 4. PENUTUP DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN A: PETUNJUK PRAKTIS PEMAKAIAN
GRAVITYMETER LACOSTE & ROMBERG LAMPIRAN B: PETUNJUK PEMODELAN DENGAN Grav2DC LAMPIRAN C: PROSEDUR PENGOPERASIAN PPM MODEL G-856 LAMPIRAN D: PETUNJUK PEMODELAN DENGAN Mag2DC LAMPIRAN E: DATA LATIHAN MAGNETIK LAMPIRAN F:DATA LATIHAN GAYABERAT
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman9|
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman10|
GLOSARIUM
Anomali Bouguer Adalah nilai data gayaberat pengamatan/observasi (g obs) yang telah dikoreksi dengan koreksi-koreksi udara bebas, Bouguer dan medan/terrain/topographi.
Anomali Bouguer lengkap
Anomali Bouguer lengkap ABL merupakan nilai anomali gravitasi di suatu tempat dimana perhitungannya telah memasukkan seluruh reduksi-reduksinya (ABL=gobs-gn+ rub-rb+rm) dengan gobs adalah gravitasi pengamatan, gn adalah gravitasi normal (teoritis), ru reduksi udara bebas, rb reduksi Bouguer dan rm reduksi medan. Anomali Bouguer lengkap ini masih terletak pada topografi dengan ketinggian yang bervariasi. Oleh karena itu perlu dibawa ke bidang datar melalui salah satu metodenya adalah sumber Ekuivalen titik Massa.
Anomali regional
Adalah anomali data gayaberat yang disebabkan oleh pengaruh benda/ batuan yang tersebar secara meluas/ regional, yang diperoleh dengan membawa data anomali Bouguer pada ketinggian tertentu dimana pengaruh local telah hilang (upward continuation).
Anomali residual
Adalah anomali data gayaberat yang disebabkan oleh pengaruh benda/ batuan setempat/lokal yang diperoleh dari data anomaly Bouguer lengkap pada bidang datar dikurangi anomali regional.
Badai magnetik
Adalah noise yang berasal dari radiasi elektromagnetik matahari yang merusak ionosfer dengan kuat, medan pengganggu ini bisa mencapai ratusan hingga ribuan nanotesla.
Base station Suatu titik ukur di daerah penelitian yang diukur secara terus menerus/ kontinyu
untuk merekam variasi medan magnet harian. Data ini nantinya digunakan untuk koreksi hasil pengukuran di berbagai titik daerah penelitian yang diukur secara tidak kontinyu.
Data enhancement
Suatu metode matematis untuk memperbaiki/ menajamkan data sehingga jelas batas-batas sumber anomaly tersebut.
Gayaberat relative Medan percepatan gravitasi (gayaberat) bumi yang diukur sebagai fungsi tempat, hasil pengukuran di titik satu dengan titik lainnya hanya berupa relatifnya saja terhadap titik ukur sebelumnya. Untuk menegtahui nilai medan percepatan mutlaknya hasil pengukuran relatif tersebut harus diikat dengan nilai medan percepatan mutlak di suatu tempat yang telah diketahui.
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman11|
Gradiometer PPM Alat ukur medan magnet total yang mengukur medan magnet pada dua titik ketinggian yang berbeda.
Gravitymeter Alat ukur medan percepatan gravitasi bumi (gayaberat).
Koreksi Bouguer Adalah suatu koreksi yang ditimbulkan oleh adanya kelebihan atau kekurangan masa di atas atau dibawah ketinggian titik ukur, besarnya lGg 2ps= , dengan adalah densitas masa tersebut, l adalah tebal/tinggi masa yang diukur dari titik ukur gayaberat dan G adalah tetapan gravitasi.
Koreksi drift Koreksi yang harus dilakukan akibat sensor gravitymeter yang berupa pegas mengalami kelelahan (fatigue), sehingga hasil bacaanya bila pegasnya di biarkan (tidak dikunci/di klemp) sebagai fungsi waktu akan berbeda hasil bacaannya.
Koreksi variasi harian Suatu tahapan pemrosesan data magnetik yang harus dilakukan untuk mengurangi adanya pengaruh medan magnet yang diakibatkan dari aktivitas matahari setiap saat.
Looping Suatu cara pengukuran yang berangkat dari satu titik ke titik lainnya lalu diakhiri dengan mengukur kembali di titik pertama.
Magnetometer Alat ukur medan magnet bumi total (missal Proton Precission magnetometer) atau vertikal saja (vertical magnetometer).
mgal mgal (miligalilio) adalah satuan medan percepatan gayaberat (gravitasi) yang besarnya 1 gal = 1cm/s2.
Moving average Perhitungan rata-rata dari sejumlah data yang berupa deretan data yang keterlibatan datanya bergeser secara teratur dengan sejumlah data tertentu, misal 3, 5, 7 dan seterusnya.
Noise Adalah bagian dari bacaan alat ukur yang tidak diinginkan.
Pseudogravitasi
Suatu metode untuk memudah interpretasi data magnetik yang berupa dipole di bawa ke kutub sehingga menjadi monopole. Data monopole tersebut diperlakukan seolah-olah bagaikan data gayaberat (pseudogravity) yang memudahkan tahapan interpretasi.
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman12|
Reduksi ke kutub
Suatu metode matematis untuk memindahkan/mentransformasi anomali magnetik yang berupa dwikutub (dipole) ke posisi di kutub sehingga berupa eka kutub (monopole).
Signal analitik Suatu metode matematis untuk menajamkan batas sumber anomali yang bentuknya independen terhadap arah magnetisasi benda sumber.
Titik ikat
Satu titik yang digunakan sebagai referensi /pembanding titik ukur lainnya. Transformasi Fourier
Perhitungan matematik untuk memindahkan kawasan data dari kawasan waktu (t) ke kawasan frekuensi (f), atau dari kawasan ruang (x,y,z) ke kawasan bilangan gelombang (x, y, z).
Turunan vertikal Derivatif/diferensiasi orde pertama data anomali magnetik (T) pada arah vertikal (z) ; ( z
TT D=D ).
Turunan horizontal
Derivatif/diferensiasi orde pertama data anomali magnetik (T) pada arah horisontal (x) ; ( x
TT D=D ).
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman13|
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Deskripsi Modul Pembelajaran Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panasbumi dengan metode
gayaberat dan Magnetik ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari modul-
modul lainnya yang terkait dari urut-urutan rangkaian prosedur uraian kerja
PENYELIDIKAN GEOFISIKA PANAS BUMI yang telah disiapkan sebagai bahan
ajar bagi peserta program diklat Penyidik Bumi. Isi modul berisikan pembelajaran
tentang cara-cara penyelidikan daerah potensi panasbumi dengan metode gayaberat
dan magnetic mulai dari akuisisi, pemrosesan termasuk koreksi dan penafsiran data
gayaberat dan magnetik untuk dapat mengetahui dan melokalisir daerah potensi
panasbumi.
1.2. Prasyarat Peserta diklat untuk dapat memahami modul ini perlu mempunyai kompetensi awal
antara lain,
Pendidikan minimal S-1 bidang kebumian (seperti geologi, geofisika, tambang
eksplorasi) atau S1 bidang terkait lainnya (seperti fisika, kimia, geodesi, geografi)
yang telah memiliki pengalaman kerja minimal 2 tahun dalam bidang eksplorasi
sumber daya alam.
1.3. Petunjuk Penggunaan Modul a. Penjelasan Bagi Peserta Diklat Peserta diklat dijelaskan tentang cara pengumpulan data gayaberat dan
magnetik sekunder maupun primer.
Peserta diklat dijelaskan tentang pemrosesan data gayaberat dan magnetik
untuk memperoleh nilai anomali.
Peserta diklat dijelaskan cara membuat peta anomali gaya berat dan magnetik.
Peserta diklat dijelaskan interpretasi peta anomali gaya berat dan magnetik
untuk melokalisir daerah potensi panas bumi (melokalisir daerah densitas
rendah dan tinggi, menentukan struktur bawah permukaan dan batuan dasar,
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman14|
dan menentukan adanya batuan intrusi yang dapat berfungsi sebagai sumber
panas (heat source)).
b. Peran Widyaiswara/instruktur Membantu peserta diklat dalam proses belajar
Membimbing peserta diklat melalui tugas pelatihan yang telah dijelaskan
Membantu peserta diklat dalam memahami pemetaan geofisika daerah potensi
panasbumi dengan metode gayaberat dan magnetik.
1.4. Tujuan Akhir Peserta diklat diharapkan dapat memahami dan melakukan pemetaan daerah potensi
panasbumi dengan metode gayaberat dan magnetik untuk dapat mengetahui dan
melokalisir daerah potensi panasbumi.
1.5. Kompetensi Mampu melakukan pemetaan geofisika untuk melokalisir daerah potensi panas bumi
1.6. Cek Kemampuan
Membuat beberapa pertanyaan untuk mengecek kemampuan peserta sebelum
dilakukan pembelajaran antara lain tentang,
1) Bagaimana cara akuisisi data gaya berat dan magnetik primer dilakukan ?
2) Dimana data gaya berat dan magnetik sekunder dapat diperoleh ?
3) Bagaimana tahapan permosesan/koreksi data gaya berat dan magnetik?
4) Bagaimana pemisahan data gaya berat regional dan residual di lakukan? 5) Apa indikator dari data anomali gaya berat dan magnetik yang menunjukan daerah
potensial panas bumi ?
6) Apa yang disebut dengan pemodelan maju (foward modeling) dan pemodelan balik
(invers modeling) ?
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman15|
BAB 2. PEMBELAJARAN
2.A.PembelajaranMetodeGayaBerat
2.A.1.RencanaBelajarPeserta
Agar peserta Diklat dapat belajar secara sistematis dan dapat menyerap materi
pelajaran secara optimal, mereka perlu membuat Rencana Belajar yang formatnya
seperti pada tabel di bawah ini. Rencana belajar tersebut perlu dikonsultasikan
kepada instruktur dan perlu mendapatkan persetujuannya.
NO JENIS KEGIATAN URAIAN MATERI TEMPAT WAKTU
TEORI PRAKTEK TOTAL
1 Pengumpulan data gayaberat .
1. Pengumpulan data gayaberat sekunder dari berbagai sumber,
2. Penyiapan prosedur dan koreksinya akuisisi data gayaberat primer
Ruang Kuliah
50% 50%
2 Pemrosesan data gayaberat
Pemrosesan data gayaberat untuk memperoleh nilai anomali regional dan residual
Ruang Kuliah
50% 50%
3 Pembuatan peta anomali gaya berat
Pembuatan peta anomali gaya berat
Ruang Kuliah
50% 50%
4 Interpretasi Peta anomali gaya berat
1. Interpretasi peta anomali gaya berat untuk melokalisir daerah potensi panas bumi.
2. Pemodelan model struktur geologi bawah permukaan.
Ruang Kuliah
50% 50%
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman16|
Lembar Kerja (Lembar Penilaian Praktik)
(1) Peserta diklat mempelajari Kegiatan Belajar Pemetaan Geofisika untuk Melokalisir Daerah Potensi Panas Bumi dengan metode Gayaberat.
(2) Peserta Diklat merangkum hal-hal penting yang berkaitan dengan langkah
akusisi, pemrosesan dan interpretasi serta pemodelan data gayaberat sesuai
prosedur.
Penilaian Tugas menggunakan kriteria sebagai berikut.
Nilai Angka Predikat 85 - 100 Sangat Baik
70 - 84 Baik
55 - 69 Cukup
40 - 54 Kurang
< 39 Sangat Kurang
2.A.2. Kegiatan Belajar 1 : Pengumpulan Data Gayaberat Primer dan Sekunder
2.A.2.1. Tujuan Pembelajaran 1: Peserta diklat dapat melakukan pengumpulan data gayaberat sekunder dan
primer sesuai prosedur.
2.A.2.2. Uraian Materi 1:
2.A.2.2.1. Pengumpulan data gayaberat sekunder Data gayaberat sekunder dapat diperoleh melalui jurnal-jurnal, laporan-laporan
penelitian, prosiding seminar atau badan-badan pemerintah yang berkaitan dan
bekerja dengan data gayaberat di seluruh Indonesia maupun dunia. Seperti
BMKG, Badan Geologi dan lain sebagainya yang bisa diakses melalui internet
pada alamat websitenya. Data gayaberat yang telah dipublikasikan merupakan
publik domain, kecuali data masih disimpan oleh instansi tertentu untuk
keperluan internal. Data tersebut dapat berupa peta gayaberat Bouger, sehingga
harus didigitasi ulang, maupun yang masih berupa data mentah (raw data)
dalam bentuk tabel.
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman17|
2.A.2.2.2. Pengumpulan data gayaberat primer sesuai prosedur . Untuk pengumpulan data gayaberat primer harus dilakukan survey pengukuran
data gayaberat di daerah studi. Tahapan akuisisi metode gayaberat dibagi
menjadi beberapa tahapan yaitu tahap pengambilan data lapangan, yaitu;
2.A.2.2.3. Disain Pengambilan Data di Lapangan
Rencana pengambilan data titik ukur dilakukan secara gridding atau titik teratur
dengan jarak antar titik 5km, 2,5km atau 1km sesuai kebutuhan pada daerah
interest. Pengambilan data posisi dan data gayaberat dilakukan secara bersama-
sama. Metode pengukuran nilai percepatan gayaberat yang digunakan adalah
sistem acak dan pada setiap titik pengukuran dilakukan pembacaan sebanyak
tiga kali atau lima kali untuk mengurangi resiko kesalahan pembacaan oleh
operator. Looping dilakukan setiap hari dimulai dari base station dan diakhiri
pada titik pengukuran yang sama di base station.
Nilai base station diturunkan dari nilai medan gayaberat yang mengacu dan
terikat pada Titik Tinggi Geodesi (TTG) yang terletak di daerah survei. TTG
tersebut telah terikat dengan koordinat gayaberat mutlak yang terletak, misal di
kantor vulkanologi, kota yogyakarta dengan nilai 978202.98 pada koordinat 070
48 S 1100 23.3 E . Base station pada survei ini berada di lapangan terbuka
yang lokasinya dipilih sedemikian rupa mudah diakses, terbuka, dan minim
gangguan. Pengambilan data meliputi pembacaan gravitymeter, penentuan
posisi, dan waktu. Pengambilan data pada survei dapat menggunakan alat
gravitymeter LaCoste & Romberg type G525 atau yang sejenis dari merk lain.
Penentuan posisi dan waktu dapat menggunakan Global Positioning System
(GPS) disesuaikan dengan kebutuhan (misal untuk studi regional dapat
digunakan GPS tangan seperti Garmin Maps type CSX 76 untuk tingkat
kesalahan sekitar 5 m, atau untuk studi lokal/ detil dapat menggunakan GPS
deferensial dengan tingkat kesalahan hingga orde cm).
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman18|
2.A.2.2.4. Penentuan Titik Lokasi Ukur Pengukuran nilai percepatan gayaberat di daerah studi/penelitian dan sekitarnya
dilakukan dengan mendistribusikan titik-titik ukur yang tersebar secara merata
mengelilingi daerah survei dengan jarak antar titik ukur (spacing) sebisa
mungkin yang teratur. Pengambilan pada titik-titik survei dilakukan dengan
metode looping. Jarak antar titik pengambilan pada keadaan normal misal
1km, tergantung dari medan yang akan diukur dengan pertimbangan pada trend
geologi daerah survei. Penentuan lokasi titik ukur dipilih pada tempat yang
tidak banyak gangguan (noise) sehingga mempermudah pengambilan data dan
memaksimalkan keakuratan data. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
menentukan titik pengambilan data:
1. Letak titik amat harus jelas dan mudah dikenali, sehingga mudah dtemukan
sewaktu akan diukur ulang.
2. Lokasi titik amat relatif terbuka untuk memudahkan pengambilan GPS.
Untuk melakukan pengambilan dengan GPS umumnya lokasi titik amat
harus mempunyai ruang pandang langit yang bebas ke segala arah.
3. Titik amat harus dapat dilihat dalam peta dan mudah dijangkau.
4. Titik amat diusahakan pada daerah yang tanahnya stabil.
2.A.2.2.5. Peralatan yang Digunakan Peralatan yang digunakan dalam survei sebagai berikut:
1. Satu unit Gravity meter
2. Dua unit Global Positioning System (GPS)
3. Perlengkapan pendukung lainnya seperti peta geologi, peta topografi/petarupabumi, kompas, kamera digital, battery charger, mistar,
jam tangan, payung, buku lapangan dan alat tulis lainnya.
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman19|
Contoh Gravitymeter Lacoste-Romberg dengan layar digital
2.A.2.2.6. Pembuatan Titik Ikat
Pengukuran nilai percepatan gayaberat pada prinsipnya hanya mengukur
percepatan gayaberat relatif, yaitu hanya mengukur variasi nilai percepatan
gayaberat antara titik-titik ukur (tidak mengukur nilai percepatan gayaberat
mutlak di satu titik). Oleh karena itu, dalam pengukuran di lapangan diperlukan
satu atau beberapa titik yang sudah diketahui nilai percepatan gayaberatnya
secara mutlak yang disebut sebagai titik ikat. Besarnya nilai percepatan
gayaberat (gravitasi) pada suatu titik ikat adalah :
)( refditidireftiti gggg -+= (A1)
dengan : tig = nilai percepatan gayaberat di titik ikat
reftig = nilai percepatan gayaberat di titik referensi
tidig = nilai pembacaan gayaberat di titik ikat
refdig = nilai pembacaan gayaberat di titik referensi.
Titik referensi yang digunakan dalam suatu survei harus ditentukan dan
dikukur lebih dahulu, misal titik referensi gayaberat di kantor vulknologi, kota
Yogyakarta yang berada pada posisi 070 48 S 1100 23.3 E yang mempunyai
nilai percepatan gayaberat mutlak 978202.98 mGal. Nilai titik ikat ini
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman20|
kemudian diturunkan/dibawa ke base station yang berada di lapangan terbuka
daerah survey sebagi titik ikat yang baru.
2.A.2.3. Rangkuman 1 Data gayaberat sekunder dapat diperoleh melalui jurnal-jurnal, laporan-
laporan penelitian, prosiding seminar atau badan-badan pemerintah yang
berkaitan dan bekerja dengan data gayaberat di seluruh Indonesia maupun
dunia. Untuk pengumpulan data gayaberat primer harus dilakukan survey
pengukuran data gayaberat di daerah studi. Tahapan survey akusisi metode
gayaberat dapat dilakukan dengan pertama merancang sebaran titik
pengambilan data di lapangan, misal dengan griding pada spasi tertentu, kedua
menentukan titik-titik lokasi ukur dilapangan yang dapat dijangkau dan
memenuhi syarat minim noise, serta pengikatan titik ukur dengan referensi
yang ada.
2.A.2.4. Tugas 1
a. Carilah data gayaberat sekunder melalui website apasaja di internet.
b. Siapkan peta rupa bumi, peta geologi
c. Siapkan informasi geologi permukaan yang menyiratkan keberadaan
potensi panasbumi, misal manifestasi panasbumi di permukaan yang
berupa mata air panas, fumarola, alterasi batuan dan yang sejenis.
d. Tentukan daerah survey gayaberat berdasarkan data b dan c di atas.
e. Tentukan spasi antar titik ukur untuk daerah surveu tersebut.
f. Tentukan titik referensi terdekat dengan daerah survey agar mudah
diakses.
2.A.2.5. Tes Formatif 1
a. Apakah yang dimaksud dengan data gayaberat sekunder ?
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman21|
b. Bagaimana data gayaberat sekunder bisa diperoleh ?
c. Apakah yang dimaksud dengan data gayaberat primer ?
d. Bagaimana data gayaberat primer bisa diperoleh ?
2.A.2.6. Kunci Jawaban Tes Formatif 1
a. Yang dimaksud dengan data gayaberat sekunder adalah data gayaberat
yang diperoleh dari hasil pengukuran orang lain yang disajikan dalam
bentuk laporan, jurnal dan atau publikasi eletronik maupun media
komunikasi lain.
b. Data gayaberat sekunder bisa diperoleh melalui laporan-laporan
penelitian, jurnal-jurnal publikasi dan atau publikasi eletronik maupun
media komunikasi lain (misal internet melalui alamat websitenya).
c. Yang dimaksud dengan data gayaberat primer adalah data yang diukur
oleh peneliti pada daerah penelitiannya.
d. Data gayaberat primer bisa diperoleh melalui tahapan akusisi, yaitu
pertama merancang sebaran titik pengambilan data di lapangan, misal
dengan griding pada spasi tertentu, kedua menentukan titik-titik lokasi
ukur di lapangan yang dapat dijangkau dan memenuhi syarat minim
noise, serta pengikatan titik ukur dengan referensi yang ada. Setelah itu
baru pelaksanaan akusisi ke seluruh area dengan metode looping.
2.A.3. Kegiatan Belajar 2: Pemrosesan Data Gayaberat
2.A.3.1. Tujuan Pembelajaran 2: Peserta diklat diharapkan dapat melakukan pemrosesan data gayaberat untuk
memperoleh nilai anomali regional dan residual
2.A.3.2. Uraian Materi 2: Dalam metode gayaberat, pengolahan data dilakukan dengan tujuan untuk
mencari perbedaan nilai percepatan gayaberat dari satu titik ke titik lain di
suatu tempat yang disebabkan oleh adanya massa (densitas) batuan di kulit
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman22|
terluar bumi di bawah permukaan daerah penyelidikan. Seperti diketahui
bahwa massa tersebut hanya menyumbang sekitar 0,05% dari nilai gayaberat
yang didapat, oleh karena hal tersebut maka penyebab-penyebab gayaberat
selain itu harus dihilangkan atau direduksi. Pengolahan data dimulai dari data
mentah kemudian dilanjutkan dengan pengolahan data awal. Pengolahan data
awal gayaberat dimulai dari data mentah, konversi ke nilai mgal, koreksi
pasang surut, koreksi tinggi alat serta koreksi drift kemudian dilanjutkan
dengan koreksi-koreksi berikutnya seperti yang diuraikan berikut ini.
2.A.3.2.1. Konversi ke Nilai miligal
Hasil pembacaan alat di lapangan merupakan angka-angka yang tidak
berdimensi, sehingga harus di konversi ke dalam mGal. Di dalam
mengkonversi ke mGal masing-masing alat mempunyai konversi sendiri-
sendiri. Oleh karena itu untuk mengubah satuan skala menjadi satuan miligal
maka nilai pembacaan dari gravitymeter harus dikonversikan terlebih dahulu
ke nilai miligal dengan menggunakan tabel konversi.
Cara melakukan konversi adalah sebagai berikut:
1. Misal hasil pembacaan gravity meter 1714,360. Nilai ini diambil nilai bulat
sampai ratusan yaitu 1700. Dalam tabel konversi (Tabel 1) nilai 1700 sama
dengan 1730,844 mGal.
2. Sisa dari hasil pembacaan yang belum dihitung yaitu 14,360 dikalikan
dengan faktor interval yang sesuai dengan nilai bulatnya, yaitu 1,01772
sehingga hasilnya menjadi 14,360 x 1,01772 = 14.61445 mGal.
3. Kedua perhitungan diatas dijumlahkan, hasilnya adalah (1730,844 +
14.61445) x CCF = 1746.222 mGal. Dimana CCF (Calibration Correction
Factor) merupakan nilai kalibrasi alat Gravity meter LaCoste & Romberg
type G.525 sebesar 1.000437261.
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman23|
Tabel 1. Kutipan contoh tabel konversi gravity meter type G.525
Pembacaan Counter
Nilai Dalam mGal
Interval Faktor
1600 1629.070 1.01774 1700 1730.844 1.01772
1800 1832.616 1.01770
2.A.3.2.2. Koreksi Tinggi Alat Koreksi tinggi alat adalah koreksi yang dilakukan untuk membawa nilai
pengukuran gayaberat sesuai dengan posisi ketinggian yang diperoleh GPS.
Tujuan dilakukan koreksi tinggi alat adalah agar pembacaan gayaberat di setiap
pengambilan mempunyai posisi ketinggian yang sama dengan pengambilan
hasil data GPS. Koreksi tinggi alat ini mengurangi besar nilai g sehingga harus
ditambahkan.
gta = gm + 0,3087 h (A2)
dengan,
gta = pembacaan gayaberat terkoreksi tinggi alat
gm = pembacaan gayaberat dalam miligal
h = tinggi alat dalam meter.
2.A.3.2.3. Koreksi Pasang Surut Nilai gayaberat yang terukur di lapangan adalah nilai gayaberat yang masih
terpengaruh oleh pasang surut bumi dan bulan. Koreksi pasang surut dapat
dikalkulasikan secara cepat dengan algoritma pemrograman komputer sesuai
dengan waktu dan lokasi pengambilan data di lapangan. Program pasang surut
yang digunakan adalah dalam bahasa FORTRAN (Longman,1959) dengan
masukan parameter lokasi dan waktu pengukuran. Karena area pengukuran
yang relatif sempit maka kedua parameter masukan tersebut cukup di satu titik
selama waktu pengukuran di dalam area pengukuran. Data gayaberat terkoreksi
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman24|
pasang surut adalah nilai gayaberat terukur dikurangi koreksi pasang surut pada
waktu pengukuran
PSgg TAPS -=
dengan :
gPS = pembacaan gayaberat terkoreksi pasut (mgal)
gTA = pembacaan gayaberat terkoreksi tinggi alat (mgal)
PS = koreksi pasang surut (mgal)
Besarnya koreksi pasang surut (PS) dirumuskan sebagai berikut:
( ) ( )313313 2cos232cos
23
+++= ss
sm
m
mpasut D
GrMD
GrMg aa
(A3)
dengan, r = jari-jari bumi, Mm = massa bulan, Ms = massa matahari, Dm =
jarak dari bumi ke bulan, Ds= jarak dari bumi ke matahari, ma = sudut
geosentris terhadap bulan, sa = sudut geosentris terhadap matahari. Sudut
geosentris adalah parameter yang bergantung dari posisi lintang dan waktu saat
pengukuran dilakukan. Puncak dari pengaruh pasang surut terjadi 2 kali dalam
sehari sedangkan untuk periode yang lama terjadi 11 hari sekali akibat dari
bulan dan 6 bulan sekali akibat pengaruh matahari.
2.A.3.2.4. Koreksi Drift
Alat gravitimeter sensitif terhadap pengaruh drift (faktor kelelahan alat) yaitu
perubahan nilai pengukuran gayaberat karena pengaruh perubahan mekanika
dalam graviymeter berupa pegas yang semakin meregang terhadap waktu dan
suhu. Faktor tersebut akan mempengaruhi pembacaan nilai gayaberat yaitu
nilai gayaberat di suatu titik akan berbeda terhadap waktu dan suhu. Pengaruh
suhu diatasi dengan adanya thermostat pada alat sehingga alat dapat bekerja
konstan pada suhu tertentu sedangkan untuk pengaruh waktu perubahan nilai
gayaberat dianggap linier dan untuk mengetahui besar perubahan tersebut
dapat dilakukan dengan cara melakukan pengukuran ulang di titik base (base
looping) (gambar A.1).
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman25|
Gambar A.1. Metode looping pengukuran gayaberat
Selisih nilai pengukuran waktu awal dan akhir di titik base adalah besar
gradien perubahan nilai pertiap waktu pengukuran selama waktu looping
(gambar A.2). Persamaan koreksi drift dapat dijabarkan sebagai:
( )0000
01
' SSSSSS PP
ttttKd ---
= (A4)
dengan
Kd1 = koreksi drift di titik pengukuran 1
tS1 = waktu pembacaan di titik pengukuran 1
tS0 = waktu pembacaan di titik base (awal)
tS0 = waktu pembacaan di titik base (looping)
PS0 = pembacaan gayaberat di titik base (looping)
PS0 = pembacaan gayaberat di base (awal)
sehingga gayaberat terukur terkoreksi drift adalah
Kdgg PSd -= (A5)
dengan : gd = pembacaan gayaberat terkoreksi drift (mgal)
gPS = pembacaan gayaberat terkoreksi pasut (mgal)
Kd = koreksi drift (mgal)
Titik Base
Titik Pengukuran
looping
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman26|
Gambar A.2. Grafik drift pada pengukuran gayaberat
2.A.3.2.5. Koreksi Gayaberat Mutlak (gobs) Nilai gayaberat observasi atau gayaberat mutlak adalah nilai gayaberat
sebenarnya di titik pengukuran. Nilai yang terukur adalah perbedaan nilai
gayaberat dari satu titik terhadap titik yang lainnya disebut sebagai nilai
gayaberat relatif atau gayaberat observasi. Nilai gayaberat observasi diperoleh
dengan mengikatkan titik-titik terukur dengan suatu titik yang dinamakan titik
ikat gayaberat. Titik ikat disini adalah titik ikat yang telah diketahui nilai
gayaberat mutlaknya yang kemudian digunakan untuk membawa nilai
gayaberat terukur ke nilai gayaberat mutlak. Nilai gayaberat mutlak
ditambahkan di setiap titik pengukuran gayaberat di lokasi survei. Perhitungan
untuk menentukan nilai gayaberat mutlak adalah:
gobs = gti + (gd gdti) (A6)
dengan,
gobs = gayaberat mutlak (mGal)
gti = gayaberat mutlak di titik ikat (mGal)
gd = gayaberat terkoreksi drift di titik pengukuran (mGal)
gdti = gayaberat terkoreksi drift di titik ikat (mGal)
2.A.3.2.6. Koreksi Gayaberat Teoritis (gn)
Nilai g mutlak yang telah diketahui di tiap titik pengukuran dikoreksikan
dengan koreksi gayaberat teoritis untuk menghilangkan nilai gayaberat dari
Waktu (t)
g terukur
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman27|
sferoida referensi berdasarkan fungsi posisi lintang. Besarnya percepatan
gayaberat sebagai fungsi lintang adalah:
gn = )2sin0000058.0sin0053024.01(7.978032)( 22 jjj -+=g (A7)
dengan adalah sudut lintang. Persamaan (A7) merupakan Geodetic Reference
System 1980 (GRS 80).
2.A.3.2.7. Koreksi Udara Bebas Koreksi udara bebas digunakan untuk menghilangkan efek pengurangan nilai
medan gayaberat terhadap ketinggian dari suatu bidang datar, tanpa
memperhatikan efek massa batuan. Percepatan medan gaya gravitasi
pada sferoida referensi adalah:
20 RMGg = (A8)
dengan
M = massa bumi
R = jari-jari bumi
G = konstanta universal gayaberat
Gayaberat pada ketinggian h, dapat dituliskan sebagai berikut:
20 )( hRMGg+
=
++
=
+
=)//21(
1)( 2202
2
0 RhRhg
hRRgg
dengan h2/R2
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman28|
merupakan besarnya koreksi udara bebas jika ketinggiannya naik 1 meter.
Koreksi udara bebas adalah:
3086,02 00 =-@-= Rhgggg fa h mGal (A9)
Setelah dilakukan koreksi udara bebas maka akan diperoleh anomali udara
bebas di topografi yang dapat dirumuskan sebagai:
Dgfa = gobs (gn gfa) (A10)
dengan,
Dgfa = anomali medan gayaberat udara bebas di topografi (mGal)
gobs = medan gayaberat observasi di topografi (mGal)
gn = medan gayaberat normal di sferoid referensi (mGal)
gfa = koreksi udara bebas (mGal)
2.A.3.2.8. Koreksi Topografi Koreksi udara bebas tidak memperhitungkan massa yang ada di antara
topografi dan sferoida acuan. Faktor massa yang ada ini dikoreksi dengan
melakukan koreksi Bouguer, sedangkan massa yang berada di luar bidang
Bouguer dan tidak tekoreksi dalam koreksi Bouguer, dikoreksi dengan koreksi
medan. Kedua koreksi tersebut dapat digabungkan dan disebut sebagai koreksi
topografi (Grant dan West, 1965). Koreksi topografi/terrain dilakukan pada
data anomali udara bebas untuk menghilangkan pengaruh distribusi massa
dengan densitas rata-rata Bouguer diatas sferoida referensi. Densitas rata-rata
Bouguer (rb) adalah rata-rata densitas dari batuan bawah permukaan daerah
pengukuran. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui densitas
Bouguer adalah dengan metode analitis korelasi 2D Nettleton (1976) antara
gayaberat dengan ketinggian titik pengukuran yaitu:
[ ][ ]
[ ] [ ]
==
=
-D-D
-D-D=
n
ii
n
ijji
n
iijji
hhgg
hhggk
1
2
1
2
1
)()(
)()(
rr
rr (A11)
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman29|
dengan, k = koefisien korelasi
gi (j) = anomali Bouguer sederhana (ABS) fungsi densitas
hi = ketinggian titik amat.
j = densitas batuan
)( jg rD = ABS rata-rata sebagai fungsi densitas
h = ketinggian rata-rata titik amat
j = 1, 2, 3,
n = jumlah titik amat
Densitas yang dipilih yaitu densitas dengan nilai k = 0, karena nilai anomali
Bouguer dan nilai ketinggiannya tidak terkorelasi, yang berarti bahwa densitas
tersebut merupakan nilai densitas massa topografi yang tepat (gambar A.3).
Metode analitik ini digunakan apabila titik-titik pengambilan terdistribusi
secara merata.
Gambar A.3. Grafik nilai korelasi dengan densitas Bouguer
Koreksi topografi diperoleh dari program kalkulasi koreksi topografi yaitu
Topo900 untuk daratan dengan grid 900m melalui bahasa pemrograman C++
sesuai dengan prinsip persamaan . Data ketinggian daratan
dan kedalaman air laut tersebut didapatkan dari data digital yang diukur
melalui satelit dan dapat diperoleh melalui jaringan internet secara cuma-cuma.
Koreksi topografi dilakukan dengan memilih luasan area koreksi yang
k = 0
r = r r
k
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman30|
digunakan dalam perhitungan. Anomali bouguer lengkap adalah hasil koreksi
nilai anomali udara bebas dengan koreksi topografi dan dijabarkan sebagai
RfanobsCB Tgggg -+-=D )( (A12)
dengan : gCB = anomali bouguer lengkap di topografi (mgal)
gobs = gayaberat mutlak (mgal)
gn = gayaberat teoritis (mgal)
gfa = koreksi udara bebas (mgal)
TR = koreksi topografi (mgal)
Apabila harus dilakukan penggabungan data sekunder dengan primer atau
sekunder lain yang berbeda tahun akuisisnya, maka data survei harus sudah
dalam format anomali Bouguer lengkap di topografi. Kemungkinan bila terjadi
perbedaan cara pengolahan data maka sebelum dilakukan proses penggabungan
untuk proses reduksi ke bidang datar, data kedua survei digabungkan dan di
lakukan analisis terhadap nilai-niai anomali Bouguer yang posisinya saling
berdekatan. Hal ini dilakukan untuk membandingkan perbedaan nilai survei
pada kedua data tersebut. Posisi yang berdekatan ini dibatasi dibawah radius <
1km. Nilai ini kemudian diplotkan kedalam sebuah grafik dan dianalisis
perbedaannya. Proses selanjutnya adalah menggabungkan kedua data tersebut
dan dilakukan proses selanjutnya yaitu reduksi ke bidang datar.
Anomali Bouguer lengkap masih terpapar di topografi dengan ketinggian yang
bervariasi dan grid yang tidak teratur. Untuk keperluan interpretasi lebih lanjut
diperlukan anomali yang sudah berada pada suatu bidang datar dengan
ketinggian tertentu dan grid yang teratur. Ada beberapa metode yang dapat
digunakan untuk membawa data anomali dari permukaan topografi ke suatu
bidang datar, salah satunya yang digunakan adalah metode sumber ekivalen
titik massa (Dampney, 1969).
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman31|
2.A.3.2.9. Kontinuasi Anomali medan gayaberat yang didapat dari koreksi-koreksi di atas masih
merupakan campuran antara anomali lokal/residual dan regional. Sehingga
untuk melakukan interpretasi, anomali lokal harus dipisahkan terhadap anomali
regionalnya. Kontinuasi ke atas (upward continuation) dilakukan dengan
mentransformasi medan potensial yang diukur di permukaan tertentu ke medan
potensial pada permukaan lainnya yang lebih jauh dari sumber. Hal ini
bertujuan untuk memisahkan antara anomali residual dengan anomali
regionalnya. Semakin tinggi kontinuasi data, maka informasi lokal semakin
hilang dan informasi regional semakin jelas. Prinsip dari kontinuasi ke atas
adalah dimana suatu medan potensial dapat dihitung pada setiap titik di dalam
suatu daerah berdasarkan sifat medan pada permukaan yang melingkupi daerah
tersebut. Proses kontinuasi keatas dilakukan metode kontinuasi ke atas yang
proses perhitungannya menggunakan program MagPick seperti yang diajukan
oleh Blakely (1995) adalah:
(A13)
dengan .
Persamaan integral kontinuasi ke atas ini dapat digunakan untuk menghitung
nilai medan potensial pada sembarang titik di atas permukaan yang nilai medan
potensialnya ada. Untuk tiap titik pada permukaan yang baru, integral dua
dimensi harus dilakukan. Untuk mempermudah maka dikonversi dalam bentuk
domain Fourier.
Persamaan (A13) disederhanakan menjadi konvolusi dua dimensi yaitu:
(A14)
dengan
(A15)
Jika medan potensial U diukur pada permukaan z = z0 memenuhi
ketidaksamaan , maka medan U tersebut mempunyai
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman32|
transformasi Fourier F[U]. Transformasi Fourier dari persamaan (15) diperoleh
dengan mentransformasikan kedua sisi persamaan tersebut ke dalam domain-
domain Fourier dan memanfaatkan teorema konvolusi sehingga diperoleh:
F[Uu] = F[U]F[ ] (A16)
dengan F[Uu] merupakan transformasi Fourier dari medan kontinuasi ke atas.
Untuk mendapatkan F[Uu] diperlukan suatu rumusan analitik dari F[ ], yang
dapat diperoleh dari transformasi Fourier persamaan (A16), dan dapat
dinyatakan dalam bentuk:
(A17)
dengan , dengan demikian transformasi Fourier dari
persamaan (A17) diberikan oleh:
(A18)
Kontinuasi ke atas dari suatu permukaan ke permukaan lain dapat dicapai
dengan mengalikan transformasi Fourier data pengukuran terhadap suku
eksponensial persamaan (A18), kemudian menginversikan transformasi Fourier
hasil tersebut.
Secara umum dapat disampaikan tahapan permosesan data gayaberat awal
seperti diagram alir gambar A.4 untuk mendapatkan anomali Bouguer lengkap
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman33|
Gambar A.4. Diagram alir pengolahan awal data gayaberat.
2.A.3.3. Rangkuman 2
Nilai medan gayaberat yang terukur harus dilakukan proses reduksi. Reduksi
data gayaberat merupakan serangkaian tindakan koreksi-koreksi pada data
gayaberat. Koreksi tersebut adalah koreksi pasang surut, koreksi tinggi alat,
koreksi drift, koreksi gayaberat normal, koreksi udara bebas, koreksi Bouguer
serta koreksi topografi. Proses ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh
dari beberapa faktor, misalnya pasang surut, posisi dan ketinggian titik
pengukuran. Setelah proses reduksi, maka dilakukan pemisahan anomali
regional dan anomali residualnya. Proses pemisahan tersebut dapat dilakukan
dengan kontinuasi, cara lain adalah dengan moving average dan polynomial.
Anomali hasil pemisahan inilah yang kemudian digunakan untuk pembuatan
model bawah permukaan. Diharapkan dengan dilakukannya proses-proses
Data Lapangan
Koreksi Pasut
Koreksi Tinggi Alat
Koreksi Drift
G Observasi
Koreksi Udara Bebas
Koreksi Bouguer
Koreksi Medan/terrain
Anomali Bouguer Lengkap
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman34|
tersebut, maka akan mempermudah dalam menginterpretasi kondisi bawah
permukaan daerah survey.
2.A.3.4. Tugas 2
a. Siapkan computer dengan perangkat lunak excel, buka lembar kerja
excel.
b.Siapkan dan masukan data contoh hasil pengukuran yang di suatu
lapangan beserta informasi posisi (x,y,gobs) dalam tiga kolom lembar
kerja tersebut dan informasi lain yang diperlukan.
c. Siapkan prosedur dan persamaan koreksi di dalam kolom-kolom yang
lain di lembar kerja excel seperti koreksi pasang surut, koreksi tinggi alat,
koreksi drift, koreksi gayaberat normal, koreksi udara bebas, koreksi
Bouguer serta koreksi topografi.
d. Mulailah data hasil pengukuran dikoreksi dengan persamaan-persamaan
yang telah dibuat pada kolom tersebut, dan keluarnya diletakkan pada
kolom yang berbeda sebagai hasil koreksinya.
2.A.3.5. Tes Formatif 2
a. Apakah yang dimaksud dengan koreksi pasang surut ?
b. Apakah yang dimaksud dengan koreksi drift ?
c. Apakah yang dimaksud dengan koreksi udara bebas ?
d. Bagaimana konsep memisahkan data gayaberat lokal/residual terhadap
data gayaberat regional ?
2.A.3.6. Kunci Jawaban Tes Formatif 2
a. yang dimaksud dengan koreksi pasang surut adalah koreksi akibat adanya
gaya tarik benda-benda langit. Pengaruh pasang surut medan gayaberat
akibat gaya tarik benda-benda langit, terutama matahari dan bulan,
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman35|
mengakibatkan nilai medan gayaberat yang terukur di topografi berubah
secara temporal. Gabungan dari kedua pasang surut tersebut dapat
mempengaruhi nilai gayaberat hingga 0,3 mgal. Nilai tersebut tergantung
dari lokasi, tanggal pengukuran dan waktu pengukuran. Efek pasang
surut medan gayaberat akibat gaya tarik benda-benda langit
(Nettleton,1976) dirumuskan sebagai berikut:
( ) ( )313313 2cos232cos
23
+++= ss
sm
m
mpasut D
GrMD
GrMg aa
dengan, r = jari-jari bumi, Mm = massa bulan, Ms = massa matahari,
Dm = jarak dari bumi ke bulan, Ds= jarak dari bumi ke matahari, ma =
sudut geosentris terhadap bulan, sa = sudut geosentris terhadap
matahari. Sudut geosentris adalah parameter yang bergantung dari posisi
lintang dan waktu saat pengukuran dilakukan. Puncak dari pengaruh
pasang surut terjadi 2 kali dalam sehari sedangkan untuk periode yang
lama terjadi 11 hari sekali akibat dari bulan dan 6 bulan sekali akibat
pengaruh matahari.
b. yang dimaksud dengan koreksi drift adalah koreksi akibat kelelahan pegas
atau drift selama pengukuran dan perjalanan dari titik ke titik berikutnya.
Faktor kelelahan pegas pada gravimeter ini mengakibatkan adanya
pergeseran pembacaan titik nol. Pegas ini sangat peka terhadap sejumlah
penyimpangan ketika terjadi guncangan yang timbul sewaktu mengadakan
pengambilan di lapangan, atau pada waktu mengangkutnya dari titik amat
yang satu ke titik amat yang lainnya. Besarnya drift ini merupakan fungsi
waktu. Koreksi drift dilakukan dengan cara looping, yaitu dengan
mengadakan pengukuran ulang pada base station dalam satu loop,
sehingga dapat diketahui nilai penyimpangannya. Selanjutnya dengan
menganggap bahwa besarnya nilai drift tersebut linier terhadap waktu
maka nilai penyimpangan tersebut dapat dikoreksikan terhadap titik amat
lain dalam loop tersebut.
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman36|
c. yang dimaksud dengan koreksi udara bebas adalah koreksi yang
menguragi hasil bacaan alat karena perubahan ketinggian dari titik ukur
ke titik berikutnya. Hal ini disebabkan oleh besarnya medan gayaberat
akan berubah apabila ketinggian titik ukur berubah, akibat perubahan
jarak titik ukur terhadap pusat bumi. Apabila titik ukur terletak di atas
atau di bawah sferoida acuan sebesar h, dengan h
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman37|
2.A.4. Kegiatan Belajar 3: Pembuatan Peta Anomali Gayaberat
2.A.4.1. Tujuan Pembelajaran 3: Peserta diklat diharapkan dapat membuat peta berbagai gaya berat sesuai
dengan yang diperlukan.
2.A.4.2. Uraian Materi 3:
2.A.4.2.1. Persiapan Pembuatan Peta
Setelah diperoleh data regional dan residual pada lembar kerja (template)
excel, maka data posisi (x,y) dan nilai gayaberat baik yang berupa regional,
residual, hasil kontinuasi pada ketinggian tertentu, anomali bouguer lengkap
dan lain-lainya dapat diplot ke dalam peta dengan menggunakan perangkat
lunak, misal SURFER.
2.A.4.2.2. Pembuatan Peta
Data yang ada pada excel dapat disalin langsung ke dalam lembar kerjanya
Surfer sehingga berupa tiga kolom yang berisi (x,y,z) dengan data (x,y)
sebagai posisi dan (z) data gayaberat yang akan diplot. Data gayaberat ini
dapat berupa seperti yang telah disebutkan di atas. Dari data tersebut di griding
terlebih dahulu lalu diplot sesuai dengan selera penampilan yang dikehendaki.
2.A.4.3. Rangkuman 3 Setelah diperoleh data regional dan residual pada laman (template) excel, maka
data posisi (x,y) dan nilai gayaberat baik yang berupa regional, residual, hasil
kontinuasi pada ketinggian tertentu, anomali bouguer lengkap dan lain-lainya
dapat diplot ke dalam peta dengan menggunakan perangkat lunak, misal
SURFER menjadi peta yang siap dianalisis.
2.A.4.4. Tugas 3
a. Siapkan data hasil pemrosesan sebelumnya sampai tahap data anomaly
residual dan regional
b. Salin data posisi (x,y) dan salin data residual sebagai (z) ke dalam lembar
kerjanya Surfer.
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman38|
c. Lakukan griding kemudian mapping.
2.A.4.5. Tes Formatif 3
a. Apakah yang dimaksud dengan anomali residual gayaberat?
b. Jelaskan data apa yang perlu disiapkan untuk membuat peta anomali
residual ?
c. Kenapa data gayaberat regional tidak digunakan untuk membuat model?.
2.A.4.6. Kunci Jawaban Tes Formatif 3
a. Yang dimaksud anomali residual gayaberat adalah data anomali sisa hasil
berbagai koreksi dan pemisahan terhadap data gayaberat regionalnya yang
disebabkan oleh pengaruh massa lokal disekitar permukaan bumi.
b. Data yang perlu disiapkan untuk membuat peta anomali residual adalah
data posisi (x,y) dan data residual sebagai (z) ke dalam laman nya Surfer
c. Data gayaberat regional tidak digunakan untuk membuat model
disebabkan data tersebut diperoleh akibat pengaruh massa yang lebih
dalam dan lebih jauh (pengaruh regional) atau bukan sumbangan dari
massa di sekitar permukaan. Apabila yang diinginkan adalah anomali
akibat pengaruh masa lokal, maka pengaruh massa regional harus
dihilangkan.
2.A.5. Kegiatan Belajar 4: Interpretasi Peta Anomali Gayaberat
2.A.5.1. Tujuan Pembelajaran 4: Interpretasi peta anomali gaya berat untuk melokalisir daerah potensi panas
bumi melalui lokalisasi daerah densitas rendah dan tinggi, menentukan
struktur bawah permukaan dan batuan dasar, sernentukan adanya batuan intrusi
yang dapat berfungsi sebagai sumber panas (heat source).
2.A.5.2. Uraian Materi 4:
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman39|
2.A.5.2.1. Tahapan pemrosesan data gayaberat lanjut
Interpretasi data anomaly gayaberat yang digunakan dalam metode gravitasi
dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Intertrasi kualitatif dilakukan
dengan cara menafsirkan peta kontur anomali Bouguer lengkap baik lokal
maupun regional untuk mengidentifikasi daerah yang mempunyai nilai
gayaberat tinggi dan rendah. Daerah dengan anomaly gayaberat rendah
merupakan daerah massa batuan yang terkena panas untuk daerah studi
panasbumi. Dengan demikian dapat dilokalisir daerah-daerah yang berpotensi
sebagai daerah panasbumi.
Sedangkan interpretasi secara kuantitatif adalah pemodelan, yaitu dengan
pembuatan model benda geologi struktur bawah permukaan dari respon yang
ditimbulkan dari medan gravitasi daerah penyelidikan untuk menggambar
seberapa besar sumber anomali yang menjadi target studi panasbumi ini.
Pemodelan yang digunakan adalah benda 2 dimensi seperti yang diajukan
oleh Talwani (1959) dengan program komputer Grav-2DC. Gambar A.5
adalah diagram alir pengolahan data gayaberat lanjut dan tahapan pemodelan.
Gambar A.5. Diagram alir pengolahan data gayaberat lanjut dan pemodelan.
Proyeksi ke Bidang Datar
Kontinuasi ke Atas
Anomali
Regional
Anomali
Lokal
d Model min ?
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan
rD Model
tidak
ya
Anomali Bouguer Lengkap Informasi Geologi
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman40|
Proses pemodelan dilakukan dengan bantuan informasi struktur geologi yang
ada di daerah studi, misal model sesar/patahan yang berupa step. Hasil
pemodelan dapat dipertajam dengan memanfaatkan gradien gravitasi dari
profil anomali model. Adapun langkahnya dapat dilakukan sebagai berikut;
a. Interpretasi kualitatif dilakukan dengan cara menafsirkan peta kontur
anomali Bouguer lengkap di bidang datar, anomali regional, dan anomali
residual.
b. Interpretasi kuantitatif dilakukan dengan pemodelan, yaitu dengan
pembuatan model benda geologi atau struktur bawah permukaan dari respon
yang ditimbulkan oleh medan gravitasi daerah survei menggunakan anomali
residual. Pemodelan yang digunakan adalah pemodelan benda 2 dimensi
dengan program komputer Grav-2DC. Pemodelan dilakukan menggunakan
informasi geologi dan data densitas batuan sebagai acuan.
c. Perhitungan model patahan menggunakan metode step model. Perhitungan
model step dilakukan dengan cara memilih estimator-estimator untuk
interpretasi patahan. Hasil yang didapatkan adalah informasi kedalaman
model h dan inklinasi d (dip). Hasil dari perhitungan matematis ini
kemudian dibandingkan dengan model yang didapatkan menggunakan
program Grav2dc versi 1.59 (Cooper, 1995).
d. Pengujian model dilakukan dengan memanfaatkan gradien gravitasi, dengan
membuat grafik turunan pertama dan kedua dari profil model.
2.A.5.2.2. Model Step
Model yang sering digunakan untuk menginterpretasi patahan adalah model
step. Biasanya model gambar A.6 berikut digunakan untuk menggambarkan
patahan sebagai pendekatan.
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman41|
Gambar A.6. Model Step (Grant dan West, 1965).
Anomali yang diakibatkan oleh material yang berbentuk bertingkat tipis yang
tak terbatas dalam arah X positif dan diasumsikan seluruh kontras densitasnya
seragam (uniform). Model dikarakterisasikan dengan 3 parameter yaitu
kontras densitas , inklinasi (dip) d dan rasio perpindahan kedalaman vertikal
(karena jaraknya berubah-ubah) h/l.
(A19)
Dapat dituliskan sebagai:
(A20)
Estimator-estimator yang dipilih untuk interpretasi sesar diilustrasikan dalam
gambar A.7.
zz
zrrp
zxzxz
rz
dh
dxGlG
hxddhGxg
l
l
d
+
-D+D=
++-+
D=D
-
0
1
0 cot 22
cottan2
)()()(2)(
),;(2)( dhxfGxg rD=D
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman42|
Gambar A.7. Karakteristik Estimator-estimator untuk Model Step (Grant dan West, 1965).
Model step diperoleh dengan cara:
1. Mengukur gradien horizontal maksimum Smax
2. Menempatkan titik-titik x1 dan x2 saat slop profil sama dengan 0,4 Smax
3. Menentukan x1/2
(A21)
k1 lebih sensitif pada perubahan h dari pada d, sehingga respon k2 lebih
kuat pada d dari pada h.
4. Plot nilai k1 dan k2 pada kurva karakteristik gambar A.8, sehingga diperoleh
nilai d dan h/l.
12/1
2/121 xx
xxk
--
=max2/12
122 )( Sxx
ggk
-D-D
=
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman43|
5. Dari nilai yang diperoleh pada langkah 4 telah dapat digambarkan bentuk
model geometri model patahannya.
Gambar A.8. Kurva karakteristik model step (Grant dan West, 1965).
2.A.5.2.3. Second derivative dan Gradien Kurva
Pemanfaatan turunan horizontal sebagai fungsi posisi sangat berguna dalam
pemodelan.Turunan pertama untuk menghitung kemiringan (slope), sedangkan
turunan kedua memberikan laju dari perubahan kemiringan atau dengan kata
lain mengukur kelengkungan (curvature) dari medan gravitasi. Daerah yang
memiliki kelengkungan medan gravitasi tinggi akan memiliki nilai turunan
kedua yang tinggi pula.
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman44|
Dohr (1981) menjelaskan bahwa perubahan pada turunan pertama potensial
gravitasi adalah percepatan gravitasi, dengan demikian untuk komponen
vertikal dari gaya gravitasi zgz
U=
- , dimana adalah potensial gravitasi.
Turunan kedua dari potensial gravitasi diperoleh dengan memasukan gradien
dari gravitasi dalam arah atau . Jika kita mengukur gravitasi diatas massa
yang terpendam seperti pada gambar 8, perubahan dalam komponen vertikal
gravitasi diukur dalam arah nilai akan sangat besar pada sisi-sisi massa
yang terpendam dan nol pada maksimum anomali gravitasi. Hal ini
digambarkan dalam gambar A.9.
Gambar A.9. Gravitasi dan gradien kurva pada sebuah anomali residual di bawah permukaan (Dohr, 1981).
Sebagai contoh dengan mempertimbangkan perubahan di dalam potensial
gravitasi dan gradien-gradien diatas model step (Gambar 10). Untuk kondisi
ini mengikuti persamaan:
( )1
212 ln2 r
rx
z rrg -=
h
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman45|
Gambar A.10. Perubahan di dalam gravitasi gz dan gradien-gradien diatas sebuah patahan berundak (Dohr, 1981).
Gambar A.10 memperlihatkan perbedaan densitas dan rasio logaritma
dari jarak r1 dan r2. Gambar tersebut menunjukkan turunan pertama, kedua dan
ketiga dari potensial gravitasi. Turunan ketiga potensial diperoleh dengan
menurunkan turunan kedua (yang merupakan second derivative dari
percepatan gravitasi). Pada saat zerro-crossing kurva turunan kedua model
step tepat berada di bawah patahanya. Bentuk seperti ini merupakan bentuk
ideal dari model step. Untuk model intrusi dapat didekati dengan dua buah
model step kanan dan kiri. Langkah interpretasinya sama seperti yang telah
diuraikan di atas pada dengan model step.
2.A.5.3. Rangkuman 4
Proses interpretasi data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Interpretasi
kualitatif dilakukan dengan cara menafsirkan peta kontur anomali Bouguer
lengkap di bidang datar, anomali regional, dan anomali residual dengan
melokalisir zona-zona anomali Bouguer tinggi dan rendah. Zona anomali
gayaberat rendah merupakan indikasi daerah potensial panasbumi. Interpretasi
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman46|
kuantitatif dilakukan dengan pemodelan, yaitu dengan pembuatan model benda
geologi atau struktur bawah permukaan dari respon yang ditimbulkan oleh
medan gravitasi daerah survei menggunakan anomali residual. Pemodelan
yang digunakan adalah pemodelan benda 2 dimensi seperti yang diajukan
oleh Talwani (1959) dengan program komputer Grav-2DC. Pemodelan
dilakukan menggunakan informasi geologi dan data densitas batuan sebagai
acuan. Perhitungan model patahan menggunakan metode step model.
Perhitungan model step dilakukan dengan cara memilih estimator-estimator
untuk interpretasi patahan. Hasil yang didapatkan adalah informasi kedalaman
model h dan inklinasi d (dip). Hasil dari perhitungan matematis ini kemudian
dibandingkan dengan model yang didapatkan. Hasil pemodelan dipertajam
dengan memanfaatkan gradien gravitasi dari profil anomali model.
2.A.5.4. Tugas 4
a. Siapkan peta anomaly Bouguer lengkap
b. Siapkan peta anomaly residual
c. Tentukan daerah anomali rendah pada kedua peta tersebut
d. Buat profil irisan yang memotong daerah anomali tinggi dan rendah
e. Lakukan pemodelan dengan cara manual atau dengan menggunakan
perangkat lunak.
2.A.5.5. Tes Formatif 4
a. Apakah yang dimaksud dengan interpretasi kualitatif ?
b. Apakah yang dimaksud dengan interpretasi kuantitatif ?
c. Apa ciri daerah potensi panasbumi berdasarkan data anomali gayaberat
residual ?
d. Bagaimana pemodelan patahan dilakukan ?
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman47|
2.A.5.6. Kunci Jawaban Tes Formatif 4
a.Yang dimaksud dengan interpretasi kualitatif adalah penafsiran secara
kualitatif tanpa perhitungan matematik hanya berdasarkan ciri-ciri khas
tertentu. Misal untuk daerah potensi panasbumi dicirikan oleh rendahnya
nilai anomali gayaberat akibat batuan dibawahnya terpanasi oleh sumber
panasbumi.
b. Yang dimaksud dengan interpretasi kuantitatif adalah penafsiran secara
kuantitatif melalu perhitungan matematik berdasarkan model-model
tertentu. Misal untuk daerah potensi panasbumi kerap dikontrol adanya
patahan. Perhitungan dilakukan untuk menetunkan dimensi patahan
kedalaman dan kemiringanya serta posisinya dipermukaan berdasarkan
respon gayaberat yang terukur.
c. Daerah potensi panasbumi berdasarkan data anomali gayaberat residual
dicirikan oleh rendahnya nilai anomali gayaberat akibat batuan dibawahnya
terpanasi oleh sumber panasbumi dan sering dikontrol oleh keberadaan
patahan di sekitar sistem panasbuminya.
d. Proses pemodelan patahan dapat dilakukan dengan model sesar/patahan
yang berupa step dari data anomali gayaberat residual. Model step tersebut
dibuat responya berdasarkan benda 2 dimensi dengan program komputer
Grav-2DC, beserta informasi geologi (struktur dan lithologinya dan data
densitas batuan sebagai acuan). Perhitungan model step dilakukan dengan
cara memilih estimator-estimator untuk interpretasi patahan. Hasil yang
didapatkan adalah informasi kedalaman model h dan inklinasi d (dip). Hasil
dari perhitungan matematis ini kemudian dibandingkan dengan model yang
didapatkan. Pengujian model dilakukan dengan memanfaatkan gradien
gravitasi, dengan membuat grafik turunan pertama dan kedua dari profil
model.
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman48|
2.B. Pembelajaran Metode Magnetik
2.B.1. Rencana Belajar Peserta Agar peserta Diklat dapat belajar secara sistematis dan dapat menyerap materi
pelajaran secara optimal, mereka perlu membuat Rencana Belajar yang formatnya
seperti pada tabel di bawah ini. Rencana belajar tersebut perlu dikonsultasikan
kepada instruktur dan perlu mendapatkan persetujuannya.
NO JENIS KEGIATAN URAIAN MATERI TEMPAT WAKTU
TEORI PRAKTEK TOTAL
1 Pengumpulan data magnetik.
3. Pengumpulan data magnetik sekunder dari berbagai sumber,
4. Penyiapan prosedur dan koreksinya akuisisi data magnetik primer
Ruang Kuliah
50% 50%
2 Pemrosesan data magnetik
Pemrosesan data magnetik untuk memperoleh nilai anomali magnetik
Ruang Kuliah
50% 50%
3 Pembuatan peta anomali magnetik
Pembuatan peta anomali magnetik
Ruang Kuliah
50% 50%
4 Interpretasi Peta anomali magnetik
3. Interpretasi peta anomali magnetik untuk melokalisir daerah potensi panas bumi.
4. Pemodelan model struktur geologi bawah permukaan.
Ruang Kuliah
50% 50%
Lembar Kerja (Lembar Penilaian Praktik)
(3) Peserta diklat mempelajari Kegiatan Belajar Pemetaan Geofisika untuk
Melokalisir Daerah Potensi Panas Bumi dengan metode Magnetik.
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman49|
(4) Peserta Diklat merangkum hal-hal penting yang berkaitan dengan langkah
akusisi, pemrosesan dan interpretasi serta pemodelan data magnetik sesuai
prosedur.
Penilaian Tugas menggunakan kriteria sebagai berikut.
Nilai Angka Predikat 85 - 100 Sangat Baik
70 - 84 Baik
55 - 69 Cukup
40 - 54 Kurang
< 39 Sangat Kurang
2.B.2. Kegiatan Belajar 5: Pengumpulan Data Magnetik Primer dan Sekunder
2.B.2.1. Tujuan Kegiatan Pembelajaran 5 Peserta diklat dapat melakukan pengumpulan data magnetik sekunder dan
primer sesuai prosedur.
2.B.2.2. Uraian Materi 5
Metode survei magnetik adalah salah satu metode survei geofisika yang paling
lama dan banyak dipakai. Metode ini memiliki tingkat kemudahan dan
kecepatan yang tinggi dalam akuisi data, sehingga dapat mencakup daerah
survei yang luas dengan biaya dan waktu yang relatif murah dan cepat.
Kelemahan metode ini adalah interpretasi dan pemodelannya cukup sulit,
karena karakteristik anomali medan magnetik total yang cukup kompleks dan
sangat dipengaruhi oleh lokasi dan posisi daerah survei, serta derajat noise
yang cukup tinggi.
2.B.2.2.1. Pengumpulan data magnetik sekunder Data magnetik total sekunder dapat diperoleh melalui jurnal-jurnal, laporan-
laporan penelitian, prosiding seminar atau badan-badan pemerintah yang
berkaitan dan bekerja dengan data magnetik di seluruh Indonesia maupun
dunia. Seperti BMKG, Badan Geologi dan lain sebagainya yang bisa diakses
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman50|
melalui internet pada alamat websitenya. Data magnetik yang telah
dipublikasikan merupakan publik domain, kecuali data masih disimpan oleh
instansi tertentu untuk keperluan internal. Data tersebut dapat berupa peta
anomali magnetik, sehingga harus didigitasi ulang, maupun yang masih berupa
data mentah (raw data) dalam bentuk tabel.
2.B.2.2.2. Pengumpulan data magnetik primer sesuai prosedur . Untuk pengumpulan data magnetik primer harus dilakukan survey pengukuran
data magnetik di daerah studi. Tahapan akuisisi metode magnetik dibagi
menjadi beberapa tahapan yaitu tahap pengambilan data lapangan, yaitu;
2.B.2.2.3. Desain Pengambilan Data di Lapangan
Rencana pengambilan data titik ukur dilakukan secara gridding atau titik teratur
dengan jarak antar titik 5km, 2,5km atau 0,5-1km sesuai kebutuhan pada
daerah interest. Pengambilan data posisi dan data magnetik total dilakukan
secara bersama-sama. Metode pengukuran nilai magnetik yang digunakan
adalah sistem acak dan pada setiap titik pengukuran dilakukan pembacaan
sebanyak tiga kali atau lima kali untuk mengurangi resiko kesalahan pembacaan
oleh operator. Koreksi variasi harian (diurnal correction) dilaksanakan untuk
menekan efek perusakan medan geomagnetik yang secara utama disebabkan
oleh partikel-partikel dan radiasi elektromagnetik dari matahari yang merusak
ionosfer bumi dengan periode 24 jam. Kuat medan pengganggu ini berkisar
antara puluhan nanotesla. Dalam kasus tertentu kuat medan pengganggu ini bisa
mencapai ratusan nanotesla sehingga disebut sebagai badai magnetik (magnetic
storms). Besar variasi harian medan magnetik dapat diukur dengan
menggunakan Base Station PPM yang disetel dengan mode auto. Nilai variasi
harian juga dapat diperoleh dengan menggunakan metode looping atau
melakukan pengukuran pada titik stasiun pengukuran yang sama setiap
beberapa jam sekali, biasanya dua sekali, dan dihitung selisih nilai medan
yang terukur. Hasil nilai koreksi variasi harian dilakukan dengan mengurangkan
nilai variasi harian terhadap kuat medan magnetik total dari setiap stasiun
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman51|
pengukuran secara langsung. Namun metode looping tidak mampu
mengkoreksi keberadaan badai magnetik pada saat pengukuran.
Base station pada survei ini berada di lapangan terbuka yang lokasinya dipilih
sedemikian rupa mudah diakses, terbuka, dan minim gangguan. Pengambilan
data meliputi pembacaan medan magnet, penentuan posisi, dan waktu.
Pengambilan data pada survei dapat menggunakan alat magnetometer PPM
SCINTREX MODEL G-856 atau yang sejenis dari merk lain. Penentuan posisi
dan waktu dapat menggunakan Global Positioning System (GPS) disesuaikan
dengan kebutuhan (misal untuk studi regional dapat digunakan GPS tangan
seperti Garmin Maps type CSX 76 untuk tingkat kesalahan sekitar 5 m.
2.B.2.2.4. Penentuan Titik Lokasi Ukur Pengukuran nilai magnetik di daerah studi/penelitian dan sekitarnya dilakukan
dengan mendistribusikan titik-titik ukur yang tersebar secara merata
mengelilingi daerah survei dengan jarak antar titik ukur (spacing) sebisa
mungkin yang teratur. Jarak antar titik pengambilan pada keadaan normal
misal 1km, tergantung dari medan yang akan diukur dengan pertimbangan
pada trend geologi daerah survei. Penentuan lokasi titik ukur dipilih pada
tempat yang tidak banyak gangguan (jauh dari benda-benda logam, termasuk
benda-benda logam yang dibawa operator) sehingga memaksimalkan
keakuratan data. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan titik
ukur pengambilan data:
1. Letak titik amat harus jelas dan mudah dikenali, sehingga mudah dtemukan
sewaktu akan diukur ulang.
2. Lokasi titik amat relatif terbuka untuk memudahkan pengambilan GPS.
Untuk melakukan pengambilan dengan GPS umumnya lokasi titik amat
harus mempunyai ruang pandang langit yang bebas ke segala arah.
3. Titik amat harus dapat dilihat dalam peta dan mudah dijangkau.
4. Titik amat diusahakan pada daerah yang tanahnya stabil.
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman52|
2.B.2.2.5. Peralatan yang Digunakan Peralatan yang digunakan dalam survei sebagai berikut:
1. Satu unit magnetometer PPM SCINTREX MODEL G-856 atau yang
sejenis dari merk lain.
2. Satu unit Global Positioning System (GPS)
3. Perlengkapan pendukung lainnya seperti peta geologi, peta topografi/peta
rupabumi, kompas, kamera digital, battery, mistar, jam tangan, payung,
buku lapangan dan alat tulis lainnya.
Contoh alat magnetometer PPM type GDM-3 buatan China.
2.B.2.3. Rangkuman 5 Data magnetik sekunder dapat diperoleh melalui jurnal-jurnal, laporan-
laporan penelitian, prosiding seminar atau badan-badan pemerintah yang
berkaitan dan bekerja dengan data magnetik di seluruh Indonesia maupun
dunia. Pada beberapa institusi juga menyediakan data magnetik yang telah
dipublikasi melalui websitenya yang dapat diunduh via internet. Untuk
pengumpulan data magnetik primer harus dilakukan survey pengukuran data
magnetik di daerah studi. Tahapan survey akusisi metode magnetik dapat
dilakukan dengan pertama merancang sebaran titik pengambilan data di
lapangan, misal dengan griding pada spasi tertentu, kedua menentukan titik-
titik lokasi ukur di lapangan yang dapat dijangkau dan memenuhi syarat minim
noise. Koreksi variasi harian (diurnal correction) dilaksanakan untuk
menekan efek perusakan medan geomagnetik yang secara utama disebabkan
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman53|
oleh partikel-partikel dan radiasi elektromagnetik dari matahari yang merusak
ionosfer bumi dengan periode 24 jam. Dalam kasus tertentu kuat medan
pengganggu ini bisa mencapai ratusan nanotesla sehingga disebut sebagai
badai magnetik (magnetic storms). Besar variasi harian medan magnetik dapat
diukur dengan menggunakan Base Station PPM yang disetel dengan mode
auto di titik base station yang tetap.
2.B.2.4. Tugas 5
a. Carilah data magnetik sekunder melalui website apasaja di internet.
b. Siapkan peta rupa bumi dan peta geologi
c. Siapkan informasi geologi permukaan yang menyiratkan keberadaan
potensi panasbumi, misal manifestasi panasbumi di permukaan yang
berupa mata air panas, fumarola, alterasi batuan dan yang sejenis.
d. Tentukan daerah survey magnetik berdasarkan data b dan c di atas.
e. Tentukan spasi antar titik ukur untuk daerah survei tersebut.
2.B.2.5. Tes Formatif 5
a. Apakah yang dimaksud dengan koreksi variasi medan magnetik harian ?
b. Bagaimana data magnetik sekunder bisa diperoleh ?
c. Apakah yang dimaksud dengan badai magnetik ?
d. Bagaimana data magnetik primer bisa diperoleh ?
2.B.2.6. Kunci Jawaban Tes Formatif 5
a. Yang dimaksud dengan koreksi variasi medan magnetik harian adalah
koreksi variasi harian (diurnal correction) dilakukan untuk menekan
efek gangguan medan magnetik yang disebabkan oleh radiasi
elektromagnetik dari matahari yang merusak ionosfer bumi dengan
periode 24 jam. Kuat medan pengganggu ini berkisar antara puluhan
nanotesla.
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman54|
b. Data magnetik sekunder bisa diperoleh melalui laporan-laporan
penelitian, jurnal-jurnal publikasi dan atau publikasi eletronik maupun
media komunikasi lain (misal internet melalui alamat websitenya).
c. Yang dimaksud dengan badai magnetik adalah radiasi elektromagnetik
dari matahari yang merusak ionosfer dengan kuat, medan pengganggu
ini bisa mencapai ratusan hingga ribuan nanotesla sehingga disebut
sebagai badai magnetik (magnetic storms).
d. Data magnetik primer bisa diperoleh melalui tahapan akuisisi, yaitu
pertama merancang sebaran titik pengambilan data di lapangan, misal
dengan griding pada spasi tertentu, kedua menentukan titik-titik lokasi
ukur di lapangan yang dapat dijangkau dan memenuhi syarat minim
noise. Pengambilan data posisi dan data magnetik total dilakukan secara
bersama-sama. Pengukuran dilakukan pembacaan sebanyak tiga kali
atau lima kali untuk mengurangi resiko kesalahan pembacaan oleh
operator. Koreksi variasi harian (diurnal correction) dilaksanakan untuk
menekan efek radiasi elektromagnetik dari matahari yang merusak
ionosfer bumi dengan periode 24 jam. Dalam kasus tertentu kuat medan
pengganggu ini bisa mencapai ratusan nanotesla sehingga disebut
sebagai badai magnetik (magnetic storms). Besar variasi harian medan
magnetik dapat diukur dengan menggunakan Base Station PPM yang
disetel dengan mode auto. Hasi koreksi variasi harian dilakukan dengan
mengurangkan nilai variasi harian terhadap kuat medan magnetik total
dari setiap stasiun pengukuran secara langsung pada waktu yang sama.
2.B.3. Kegiatan Belajar 6: Pemrosesan Data Magnetik
2.B.3.1. Tujuan Pembelajaran 6
Peserta diklat diharapkan dapat melakukan pemrosesan data magnetik untuk
memperoleh nilai anomali magnetik total.
2.B.3.2. Uraian Materi 6 Secara teoritis, medan magnetik utama bumi, disebabkan oleh sumber dari
dalam dan luar bumi. Pada tahun 1838 Gauss menunjukkan bahwa medan
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman55|
magnetik utama bumi yang terukur dipermukaan bumi hampir seluruhnya
berasal dari dalam bumi (Telford,dkk., 1990). Medan magnetik dari dalam
bumi diduga dibangkitkan oleh adanya perputaran aliran arus dalam inti bagian
luar bumi yang bersifat cair dan konduktif (Sharma, 1997).
Data lapangan adalah data medan magnetik total pada setiap stasiun
pengukuran. Akuisisi data medan magnetik total dilaksanakan pada setiap
stasiun pengukuran. Tiga atau lima kali pengukuran dilakukan untuk setiap
stasiun pengukuran guna menekan pengaruh noise dari lingkungan sekitar.
Prosedur survei geomagnetik secara umum ditunjukkan oleh diagram alir
survei geomagnetik (gambar B.1).
Gambar B.1. Diagram alir survei geomagnetik.
Data lapangan
Koreksi variasi harian
Koreksi IGRF
Peng-grid-an dan
Teknik Perbaikan Data
Pemodelan dan Interpretasi
Kesimpulan
Geologi
Anomali Medan Magnetik Total
Distribusi benda magnetik bawah
permukaan
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman56|
2.B.3.2.1. Koreksi IGRF
Koreksi IGRF dilaksanakan untuk mendapatkan nilai anomali medan magnetik
total bumi dengan cara mengurangkan kuat medan magnetik utama bumi
terhadap kuat medan magnetik total bumi secara langsung pada setiap stasiun
pengukuran. Besar kuat medan magnetik utama bumi diambil dari peta atau
tabel kuat medan magnetik utama bumi yang dikeluarkan oleh IGRF
(Internasional Geomagnetic Field). Gambar 2 menampilkan peta kontur nilai
intensitas medan magnetik utama bumi berdasarkan IGRF untuk tahun 2000
2005. Setelah koreksi IGRF akan diperoleh nilai kuat anomali medan magnetik
total daerah survei.
Gambar B.2. Peta kontur intensitas medan utama magnet bumi berdasarkan IGRF tahun 2000 -2005 (www.ngdc.noaa.gov/).
2.B.3.2.2. Peng-grid-an dan Interpolasi Pengkisian (gridding) dan interpolasi dilaksanakan untuk mendapatkan data
anomali medan magnetik total dengan spasi (grid) yang sama dan teratur dari
distribusi data dengan grid yang tidak teratur sehingga lebih mudah untuk
ditampilkan dalam bentuk peta (map). Beberapa metode gridding dan
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman57|
interpolasi yang sering dipakai adalah metode krigging, minimum curvature
dan sumber ekivalen dipol. Gridding menggunakan sumber ekivalen dipol
memiliki tingkat kesalahan yang paling kecil.
2.B.3.2.3. Teknik Perbaikan Data (Data Enhancement)
Interpretasi dan pemodelan parameter sumber data anomali medan magnetik
bumi (geomagnetic) menghadapi beberapa kendala. Data anomali medan
magnetik bumi bersifat dwikutub (dipolar), bervariasi terhadap tempat
(pengaruh sudut inklinasi dan deklinasi bumi) dan waktu (variasi diurnal dan
secular), di dominasi oleh anomali-anomali lokal dan dangkal serta sangat di
pengaruhi oleh efek topografi (Telford, dkk., 1990). Oleh karena itu
dibutuhkan teknik perbaikan data (data enhancement) yang tepat terhadap
anomali medan magnetik bumi sebelum dilakukan pemodelan dan interpretasi.
Teknik perbaikan data dilaksanakan untuk menyederhanakan kompleksitas
anomali medan magnetik total sehingga lebih mudah untuk diinterpretasi dan
dimodelkan, serta untuk mengenali ciri-ciri khusus dan batas-batas objek target
survei. Beberapa teknik perbaikan data yang sering dipakai adalah turunan
vertikal, kontinuasi, reduksi ke kutub, transformasi pseudogravitasi dan signal
analitik.
2.B.3.2.4. Turunan Vertikal
Turunan vertikal orde pertama ( zTT
D=D ) dari data anomali medan
magnetik total digunakan secara khusus untuk mengenali ciri-ciri anomali
dekat permukaan. Turunan vertikal orde pertama dapat diturunkan secara
matematis dari peta anomali medan magnetik total atau dapat diukur langsung
dengan menggunakan PPM yang sudah dilengkapi dengan gradiometer.
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman58|
Gambar B.3. Penampang lintang dari turunan vertikal orde pertama.
Turunan vertikal orde dua (z
TT 22
D=D ) digunakan untuk mendelineasi
batas-batas pandangan bidang (plan view) dari sumber-sumber anomali intra-
basement. Pada kasus benda berbentuk prisma tegak, kontur T D (turunan
vertikal orde dua) mendekati nol menunjukkan batas-batas tepi benda sumber,
serta jarak dari T D maksimum dan T D mendekati nol menunjukkan ukuran
kedalaman ke puncak benda (gambar B.3).
2.B.3.2.5. Kontinuasi Kontinuasi adalah transformasi matematis antar bidang ketinggian dari titik-
titik akuisisi data, sehingga dapat dipakai sebagai filter. Kontinuasi ke atas
dipakai untuk memperlemah pengaruh anomali-anomali lokal dan dangkal,
sehingga diperoleh anomali benda yang lebih dalam dan besar, dengan panjang
gelombang yang lebih lebar. Diantara metode kontinuasi yang cukup dikenal
adalah dengan menggunakan operator transformasi Fourier dan sumber
ekivalen dipol.
2.B.3.2.6. Reduksi ke Kutub dan Transformasi Pseudogravitasi
Reduksi ke kutub (kutub utara medan magnetik bumi) digunakan untuk
membuang efek dwi-kutub anomali medan magnetik total menjadi eka-kutub,
sehingga distorsi karena pengaruh inklinasi dan deklinasi dari vertor
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman59|
magnetisasi dapat diabaikan. Transformasi ini meningkatkan korelasi antara
ciri-ciri anomali dengan batas-batas pandangan bidang (plan-view) benda-
benda sumber. Filter reduksi ke kutub dirumuskan dalam kawasan bilangan
gelombang (wave number), akan tetapi filter ini tidak stabil untuk latitude atau
inklinasi rendah. Pemakaian teknik sumber ekivalen dipol untuk reduksi ke
kutub dapat menekan ketidakstabilan ini.
Relasi Poisson antara medan magnetik dan gravitasi memungkinkan
transformasi anomali magnetik ke anomali pseudogravitasi dengan asumsi
sumber sama. Anomali pseudogravitasi lebih mudah dianalisa daripada
anomali magnetik, khususnya untuk mendelineasi tepi-tepi benda anomali.
2.B.3.2.7. Signal Analitik
Signal analitik dari anomali medan magnetik total dapat dipakai untuk
memetakan tepi-tepi benda anomali 2-D dan 3-D. Nilai absolut dari signal
analitik ( )yxA , dari anomali medan magnetik ( )yxF , dapat dihitung dari
turunan vertikal dan horisontal orde pertama.
( ) ( ) ( ) ( )2
1222
,,,,
+
+
= yxFz
yxFy
yxFx
yxA (B1)
Keuntungan pemakaian signal analitik adalah bentuknya independen dari arah
magnetisasi benda sumber. Gambar B.4 menunjukkan anomali medan
magnetik total TD , anomali pseudo gravitasi ( )xG dan turunan horisontalnya ( )xG , yang terlihat masih tergantung pada arah vektor magnetisasinya.
Sementara itu signal analitik ( )yxA , tidak tergantung pada arah vektor
magnetisasi.
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman60|
Gambar B.4. Pengaruh vektor magnetisasi terhadap anomali medan magnetik total TD , anomali pseudo gravitasi ( )xG dan turunan horisontalnya ( )xG dan signal analitik ( )yxA , .
2.B.3.3. Rangkuman Kegiatan belajar 6
Prosedur survei geomagnetik dan pemrosesan datanya secara umum
ditunjukkan oleh diagram alir survei geomagnetik (gambar B.1). Data bacaan
di lapangan pada setiap titik ukur dikoreksi dengan koreksi variasi harian yang
diperoleh dari bacaan data magnetometer PPM base station. Hasil koreksi
variasi harian dikoreksi lagi dengan koreksi IGRF. Koreksi ini dilaksanakan
untuk medapatkan nilai anomali medan magnetik total bumi dengan cara
mengurangkan kuat medan magnetik utama bumi terhadap kuat medan
magnetik total bumi secara langsung pada setiap stasiun pengukuran. Nilai
kuat medan magnetik utama bumi diambil dari peta kuat medan magnetik
utama bumi yang dikeluarkan oleh IGRF (International Geomagnetic Field).
Setelah koreksi IGRF akan diperoleh nilai kuat anomali medan magnetik total
daerah survei. Selanjutnya dilakukan pengkisian (gridding) dan interpolasi
-
JudulModul:Pemetaan Geofisika Daerah Potensi Panas Bumi Halaman61|
untuk mendapatkan data anomali medan magnetik total dengan spasi (grid)
yang sama dan teratur dari distribusi data dengan grid yang tidak teratur
sehingga lebih mudah untuk ditampilkan dalam bentuk peta (map). Teknik
perbaikan data (data enhancement) dilaksanakan untuk menyederhanakan
kompleksitas anomali medan magnetik total sehingga lebih mudah untuk
diinterpretasi dan dimodelkan, serta untuk mengenali ciri-ciri khusus dan
batas-batas objek target survei. Beberapa teknik perbaikan data yang sering
dipakai adalah turunan vertikal, kontinuasi, reduksi ke kutub, transformasi
pseudogravitasi dan signal analitik.
2.B.3.4. Tugas 6
a. Siapkan computer dengan perangkat lunak excel, buka lembar kerjanya
b.Siapkan dan masukan data contoh hasil pengukuran yang di suatu
lapangan beserta informasi posisi, waktu dan hasil bacaan PPM
(x,y,z,t,h) dalam lima kolom lembar kerja tersebut dan informasi lain
yang diperlukan.
c.Siapkan prosedur dan persamaan koreksi di dalam kolom-kolom yang
lain di lembar kerja excel seperti koreksi variasi harian dan nilai
koreksi IGRF.
d.