mikroba sistem dermatomuskuloskeletal

115
MIKROBA DAN PARASIT SISTEM DERMATOMUSKULOSKELETAL Ery Purwanti Stikes Muhammadiyah Gombong

Upload: oliviamirzanuswantari

Post on 23-Jan-2016

27 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

TRANSCRIPT

Page 1: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

MIKROBA DAN PARASIT SISTEM DERMATOMUSKULOSKELETAL

Ery PurwantiStikes

Muhammadiyah Gombong

Page 2: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal
Page 3: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

1. Staphylococcus aureus

2. Human Papiloma Virus

Page 4: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

Staphylococcus Aureus

Page 5: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal
Page 6: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

MORFOLOGI

* berbentuk seperti buah anggur

* bersifat gram positif

* bakteri aerob dan anaerob, fakultatif

* mampu menfermentasikan manitol

* menghasilkan enzim koagulase,

hyalurodinase, fosfatase, protease dan

lipase.

Page 7: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

morfologi

Page 8: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

Staphylococcus aureus mengandung

a. lysostaphin yang dapat menyebabkan lisisnya sel

darah merah.

b. Toksin : haemolysin alfa, beta, gamma delta dan

leukosidin, enterotoksin dan eksfoliatin.

Enterotoksin dan eksoenzim dapat menyebabkan

keracunan makanan terutama yang mempengaruhi

saluran pencernaan.

Page 9: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

Leukosidin menyerang leukosit sehingga daya tahan tubuh akan menurun.

Eksofoliatin merupakan toksin yang menyerang kulit dengan tanda-tanda kulit terkena luka bakar.

• Penyakit Staphylococcal dari kulit biasanya berakibat pada penumpukan dari nanah ditempat, dikenal sebagai bisul bernanah. Area yang terpengaruh mungkin menjadi merah, membengkak, dan menyakitkan.

© Professor Raimo Suhonen. Used by DermNetNZ with permission.Please do not copy without written permission; see copyright policy. Fees may apply. Contact Prof Raimo Suhonen (click here)

© Professor Raimo Suhonen. Used by DermNetNZ with permission.Please do not copy without written permission; see copyright policy. Fees may apply. Contact Prof Raimo Suhonen (click here)

Page 10: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

PENULARAN

• Bakteri ini menyebar dengan memiliki kontak langsung dengan orang yang terinfeksi, dengan menggunakan objek yang terkontaminasi, atau dengan menghirup tetesan terinfeksi disebarkan oleh bersin atau batuk.

• Infeksi kulit yang umum, tetapi bakteri dapat menyebar melalui aliran darah dan menginfeksi organ-organ yang jauh.

• Infeksi kulit dapat menyebabkan lepuh, abses, dan kemerahan dan bengkak di daerah yang terinfeksi

• Teliti mencuci tangan dapat membantu mencegah penyebaran infeksi.

Page 11: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

HUMAN PAPILOMA VIRUS (HPV)

Page 12: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

MORFOLOGI

• Virus ini mempunyai kapsul isohedral yang telanjang tanpa selubung dengan 72 kapsomer, serta mengandung DNA sirkuler dengan untaian ganda.

• terdiri lebih dari 80 tipe :

• a. Virus resiko tinggi : kanker

• b. Virus resiko rendah: candyloma

Page 13: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

PATOGENITAS

• menginfeksi kulit dan jaringan mukosa ( kulit bagian dalam yang biasanya berhubungan langsung dengan kulit).

• Papilloma larynx• kanker serviks, vagina, vulva dan anus pada

wanita, dan pada pria dapat menimbulkan kanker pada anus dan penis

Page 14: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal
Page 15: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

KUTIL

• Terletak pada kulit tangan atau kaki, penis, vagina dan dubur.

• Yang paling sering kita jumpai adalah kutil pada kulit biasanya terdapat ditangan atau di kaki dibandingkan dengan kutil kelamin.

• Pada penderita dengan imonosupresi akan mengalami peningkatan kejadian kutil dan neoplasia epitel vulva.

Page 16: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

PAPILLOMA LARING

• sering ditemukan pada anak-anak, Jarang terjadi

• disebabkan oleh HPV-6 dan HPV-11.

• diperoleh anak selama perjalanan melalui jalan lahir ibu dengan kutil genital.

• Pertumbuhan papilloma laring menyumbat laring.

• Papilloma laring harus diangkat secara berulang-ulang melalui pembedahan.

• Untuk penyembuhan papilloma laring dapat digunakan interferon yang sudah terbukti keberhasilannya dalam mengobati papilloma laring.

Page 17: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

Normal Papilloma laring

Page 18: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

Ca Cervik

• Kanker serviks terjadi pada wanita. Penyakit ini disebabkan oleh HPV-16 atau HPV-18. HPV-16 atau HPV-18 dianggap merupakan risiko kanker yang tinggi. Penularan virus ini biasanya melalui hubungan seksual. Kemungkinan seorang wanita terinfeksi HPV selama kehidupan seksualnya mencapai 70%.

• Terutama pada wanita yang melalukan hubungan seksual dengan lebih dari satu pasangan akan semakin mudah tertular oleh virus ini.

• Sedangkan faktor risiko yang dapat mempermudah terjadi karsinoma sel skuamosa adalah hubungan seksual diri, pasangan seksual yang banyak, merokok, dan pemakaian kontrasepsi oral.  

Page 19: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

JAMUR

Page 20: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

Epidermophyton

【 Close】

Page 21: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

Microsporum

Page 22: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

Trychophyton

Page 23: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

Malazzesia furfur

Page 24: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

Candida

Page 25: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal
Page 26: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

MYCOSIS SUPERFISIALIS

DERMATOPHYTA

Trycophyton sp

Epidermophyton sp

Microsporum sp

Page 27: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

TINEA PEDIS Ahtlete’s Foot

Penyebab• Tricophyton rubrum

• Tricophyton mentagrophytes• Epidemophyton floccosum

Lokasi• Kulit telapak tangan dan kaki• Punggung tangan dan kaki

• Jari-jari tangan dan kaki• Daerah interdigital

Page 28: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

TINEA PEDIS

Page 29: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal
Page 30: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

Penderita• Orang yang menggunakan sepatu tertutup

• Orang-orang yang sering bekerja di tempat-tempat yang basah

Tanda-tandaGatal vesikel-vesikel kecil pecah maserasi dan

mengelupas celah

Page 31: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

Penyebaran• Tempat-tempat pemandian umum

• Ruang ganti pakaian umum

Diagnosa• Pemeriksaan kerokan kulit + KOH 10%

Therapi• Kombinasi Asam Salisilat (3-6%) + As. Benzoat (6-12%)

salap• Griseofulvin• Ketokonazol

Page 32: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

TINEA UNGUIUM

Penyebab• Tricophyton rubrum

• Tricophyton mentagrophytes• Epidermophyton floccosum

Lokasi• Kuku

Page 33: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

Tanda-tanda

• Kuku warnanya kekuningan dan

suram/tidak mengkilap

• Menebal dan rapuh

Page 34: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

Tinea Unguium – Nail Infection

Page 35: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

Diagnosa• Pemeriksaan kerokan kuku + KOH 10%

Therapi• Griseofulvin lama

• Pencabutan kuku memperpendek masa pengobatan

Page 36: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

TINEA CORPORIS

Penyebab• Microsporum canis

• Tricophyton mentagrophytes• Tricophyton rubrum

Lokasi• Kulit licin yang tidak berambut

(muka, leher, badan, lengan)

Page 37: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

Tinea corporis – body ringworm

Page 38: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

Tanda-tanda• Tampak sebagai daerah yang bulat dengan

bagian tepi berwarna merah, berbatas tegas dan bagian tepi lebih aktif

• Bagian sentral menipis dan tertutup squama

• Gatal

Diagnosa• Kerokan kulit + KOH 10-20%

Therapi• Kombinasi Asam Salisilat (3-6%) + As.

Benzoat (6-12%) salap• Griseofulvin, Ketokonazol

Page 39: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

TINEA CRURIS

Penyebab• Tricophyton rubrum

• Tricophyton mentagrophytes• Epidemophyton floccosum

Lokasi• Daerah inguinal

Page 40: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

Tanda-tanda• Mula-mula sebagai bercak

kemerahan, terasa gatal meluas skrotum, pubis, paha

• Ditutupi oleh squama, banyak terdapat vesikel kecil

Diagnosa• Pemeriksaan kerokan kulit pd

bagian tepi+ KOH 10%

Page 41: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

Tinea Cruris – Jock Itch

Page 42: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

Therapi • Kombinasi Asam Salisilat (3-6%) + As. Benzoat (6-12%)

salap• Griseovulfin

• Ketokonazol

Faktor-faktor yang mempengaruhi1. Temperatur lingkungan yg tinggi, keringat berlebihan,

pakaian dari karet/nylon2. Pekerjaan yang banyak berhubungan dengan air3. Kegemukan, kelembaban, gesekan kronis dan keringat yg

berlebihan, higiene kurang

Page 43: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

MYCOSIS SUPERFISIALIS

NON DERMATOPHYTA

Page 44: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

PTIRIASIS VERSICOLOR

Penyebab• Malassezia furfur

Lokasi• Tubuh bagian atas (leher, muka, lengan, dada,

perut punggung dll)

Page 45: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal
Page 46: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal
Page 47: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

Clinical picture: New hypopigmented and old hyperpigmented circular lesions on trunk, neck, shoulders.

Page 48: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

Tanda-tanda• Dimulai dengan bercak kecil tipis banyak

menyebar• Pada orang kulit berwarna bercak dengan

hipopigmentasi• Pada orang kulit putih bercak dengan

hiperpigmentasi• Bernilai kosmetik

Page 49: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

Diagnosis• Pemeriksaan langsung bahan kerokan kulit + KOH

10%• Jamur : spora berkelompok dan hifa pendek

berkelompok

Pengobatan• Kelainan kecil : pengobatan lokal mikonazol• Kelainan seluruh tubuh : obat oral yang sistemik

Ketokonnazol

Page 50: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

TINEA NIGRA

Penyebab• Cladosporium wernecki• Cladosporium mansoni

Lokasi• Telapak tangan dan kaki

Page 51: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

Patologi dan gejala klinis• Mengenai stratum korneum telapak

tangan dan kaki• Bercak-bercak berwarna tengguli hitam,

kadang-kadang bersisik• Bernilai kosmetik

Diagnosis• Kerokan kulit +KOH 10%

• Jamur kelompok hifa dan kelompok spora berwarna hitam atau hijau tua

Pengobatan • Itrokonazol

Page 52: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

MYCOSIS SUB CUTIS

Page 53: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

Sporotricosis

Penyebab

Sporotrichum schenckii/Sporothrix schenckii

(hidup pada tumbuhan & kayu)

Lokasi

Kulit, jaringan sub kutis dan

saluran getah

bening

Page 54: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal
Page 55: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

Patologi dan Gejala klinis

Ada 3 gambaran klinis :

1. Sporotricosis kulit mengenai kulit dan melebar dengan permukaan tidak rata bersisik Hanya terjadi pada tempat trauma

2. Sporotricosis limfatika lokalisata pada tempat trauma terjadi lesi primer tonjolan yg keras abses yang lunak, pecah, menembus kulit Sporotrichotic chancre. Penyebaran melalui saluran getah bening, meradang & mengeras kelenjar yang ada di sekitarnya dapat pecah menjadi ulkus .

Page 56: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

• Infeksi kulit dan pembuluh getah bening di sekitarnya, biasanya dimulai pada jari-jari tangan dengan nodul (benjolan) kecil-kasar yang secara perlahan membesar dan membentuk sebuah luka

Setelah beberapa hari atau minggu, infeksi menyebar secara khas melalui pembuluh getah bening di tangan dan lengan menuju ke kelenjar getah bening, membentuk nodul-nodul dan luka. Biasanya penderita tidak mengalami gejala yang lainnya

Page 57: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

Diagnosis

Pemeriksaan nanah, aspirasi abses,

Pulasan Gram, Periodic

Acid Schiff (PAS) atau Gomori Methenamine

Silver Staib (GMS)

Page 58: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal
Page 59: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

Pengobatan

Larutan Jenuh KJ (Kalium Jodida) 3 x 10 tetes per hari

Pencegahan

Mencegah terjadinya luka

Page 60: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

Kromomikosis

Penyebab

Phialophora verrucosa, P. pedrosoi,

P. compactum, P. dermatitidis,

Cladosporium carionii

(hidup pada tanah dan kayu-kayu yang sudah busuk)

Page 61: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

KROMOMIKOSIS

Page 62: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

LokasiDalam kulit atau jaringan sub kutis

Dapat sampai ke otak, penyebaran melalui pembuluh getah bening

Patologi dan Gejala KlinisJamur masuk melalui luka kulit lesi papula kecil meluas.

Lesi berbatas tegas, warna hitam atau merah. Beberapa tahun

membesar dan bersatu, menonjol, mengeras, berwarna

abu-abu atau merah bunga kol

Page 63: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

Diagnosis

Pemeriksaan kerokan kulit, biopsi jaringan

dan bahan autopsi

Pemeriksaan sediaan + KOH 10-20%

Spora tengguli berdinding tebal, satu-satu atau berkelompok

Page 64: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

Pengobatan

Amfoterisin intradermal

Ketokonazol oral

Pencegahan

Mencegah terjadinya luka

Page 65: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

Misetoma

PenyebabActinomyces, Nocardia, Streptomyces Madurella mycetomi, Allescheria boydii

LokasiJaringan bawah kulit, terutama kaki (misetoma

pedis), tungkai, tangan, bahu.

Page 66: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

Patologi dan gejala klinisInfeksi terjadi melalui luka tumor kecil

tumor besar merusak jaringan dan tulang membentuk abses fistula.

Berlangsung dalam jangka waktu yang lama

DiagnosaNanah atau aspirasi abses. Granula + KOH 10% gumpalan hifa yang berwarna putih

Page 67: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

Pengobatan

Nocardia, Streptomyces Sulfa, Streptomisin

Allescheria boydii Penisilin dosis tinggi

Pencegahan

Hanya terjadi melalui tusukan duri atau ranting yang mengandung jamur banyak terjadi pada petani dan

pekerja perkebunan

Mencegah terjadinya luka tusukan duri atau ranting

Page 68: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

PENYAKIT YANG DISEBABKAN ARTHROPODA

SKABIESDEMODISIOSISPEDIKULOSIS

FTIRIASISMIASIS

Ery Purwanti

Page 69: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

S K A B I E S

• Penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitasi terhadap Sarcoptes scabiei varietas hominis

• MORFOLOGI DAN DAUR HIDUP

Page 70: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal
Page 71: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal
Page 72: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS

• Gatal-gatal terutama pada malam hari (pruritus nokturna)• Didahului dengan adanya bintik-bintik merah• Tengau hidup di dalam terowongan ditempat predileksi : jari tangan, pergelangan tangan bagian ventral, siku bagian luar, lipatan ketiak depan, umbilikus, daerah gluteus, ekstremitas, genital eksterna pria dan areola mamae wanita

Page 73: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal
Page 74: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal
Page 75: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

• Pada tempat predileksi ditemukan terowongan berwarna putih abu-abu

dengan panjang bervariasi, rata-rata 1

mm berbentuk lurus atau berkelok-kelok• Di ujung terowongan ditemukan vesikula

atau papula kecil• Terowongan banyak ditemukan pada

penderita kulit putih, di Indonesia jarang

ditemukan

Page 76: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

DIAGNOSIS• Dapat dipastikan dengan menemukan

Sarcoptes scabiei dengan cara mencongkel/ mengeluarkan tengau dari kulit, kerokan kulit

atau biopsi

PENGOBATAN• Gama benzen heksaklorida efektif untuk semua stadium (tidak digunakan untuk anak

< 6 tahun, karena bersifat neurotoksik)• Preparat Sulfur presipitatum 5-10% untuk

larva, nympa dan dewasa• Benzilbenzoat 20-25%

• Krotamiton

Page 77: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

DEMODISIOSIS

• Infeksi oleh Demodex folliculorum

• Merupakan tungau folikel rambut yang berbentuk panjang menyerupai cacing

Page 78: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

Human Demodex

Page 79: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

Demodex - The revolutionary find in dermatology

Page 80: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS

• Parasit hidup di folikel rambut dan kelenjar keringat terutama di sekitar hidung dan kelopak mata sebagai parasit permanen

• Kadang-kadang ditemukan di kulit kepala• Kelainan yang ditimbulkan berupa blefaritis,

akne, impetigo yang disertai dengan rasa gatal dan infeksi sekunder

• Parasit yang tinggal di kelopak mata dapat menimbulkan gangguan penglihatan

Page 81: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

DIAGNOSIS

• Ditegakkan dengan menemukan D. folliculorum dari folikel rambut dan

kelenjar keringat

PENGOBATAN

• Salep lindane atau Salep yang mengandung Sulfur

Page 82: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

PEDIKULOSIS

• Gangguan yang disebabkan oleh infestasi tuma.

• Species : Pediculus humanus capitis

Page 83: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

MORFOLOGI DAN DAUR HIDUP• Bentuk kepala lonjong, pipih dorso ventral,

ukuran 1 – 1.5 mm, warna kelabu, • Ujung setiap kaki dilengkapi dengan kuku• Telur (nits) berwarna putih dilekatkan pada

rambut dengan bantuan perekat khitin.

Page 84: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

SIKLUS HIDUP

Page 85: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

• Tuma kepala menghisap darah sedikit demi sedikit

• Waktu yang diperlukan untuk pertumbuhan sejak telur sampai dewasa : 18 hr.

• Tuma dewasa masa hidup : 22 hari

Page 86: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS

• Lesi pada kulit kepala disebabkan oleh tusukan tuma pada waktu menghisap darah

• Lesi sering ditemukan di belakang kepala atau leher

• Air liur tuma merangsang timbulnya papula merah dan rasa gatal

• Pada infestasi yang berat helaian rambut akan mengeras satu sama lain dan ditemukan eksudat nanah dari luka gigitan yang meradang

Page 87: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

DIAGNOSIS

• Ditemukannya tuma dewasa, nymfa ataupun telur pada rambut kepala

PENGOBATAN

• Pemberantasan tuma dapat dilakukan dengan menggunakan tangan, sisir

serit, insektisida golongan klorin

Page 88: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

FTIRIASIS

• Gangguan pada daerah pubis yang

disebabkan oelh infestasi Phtirus pubis

Page 89: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

MORFOLOGI

Bentuknya pipih dorsoventral, bulat

menyerupai ketam dengan kuku pada

ketiga pasang kakinya. Stadium dewasa

berukuran 1,5 – 2 mm, warna abu-abu

Page 90: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

• Ditemukan pada rambut kemaluan, rambut ketiak, jenggot, kumis, alis dan bulu mata

• Spesies ini memasukkan bagian mulutnya ke dalam kulit selama beberapa hari sambil menghisap darah

• Pertumbuhan telur menjadi tuma dewasa 3-4 mgg

Page 91: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS

• Rasa gatal pada tempat tusukan• Kulit di sekitar tusukan pucat• Telur-telur yang diletakkan pada bulu mata dapat

mengganggu penglihatan

DIAGNOSIS• Ditegakkan dengan menemukan P. pubis dewasa,

nymfa, dan telur pada rambut pubis atau lainnya

Page 92: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

PENGOBATAN

• Benzenheksaklorida• Mencukur rambut yang dihinggapi

Page 93: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

MIASIS

• Infestasi larva lalat ke dalam jaringan

atau alat tubuh manusia atau binatang

vertebrata

Page 94: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

PEMBAGIAN MIASIS

• BERDASARKAN SIFAT LARVA LALAT 1. MIASIS SPESIFIK 2. MIASIS SEMISPESIFIK 3. MIASIS AKSIDENTAL

• BERDASARKAN HABITAT (KLINIS) 1. MIASIS KULIT 2. MIASIS NASOFARING 3. MIASIS INTESTINAL 4. MIASIS UROGENITAL 5. MIASIS MATA (OFTALMOMIASIS)

Page 95: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

BERDASARKAN SIFAT LARVA LALAT

1. MIASIS SPESIFIK (OBLIGAT)

- Larva hanya dapat hidup pada

jaringan tubuh manusia dan binatang

-Telur diletakkan pada kulit utuh, luka

jaringan sakit atau rambut hospes

- Contoh : Larva Calitroga macellaria

Page 96: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

2. MIASIS SEMISPESIFIK (FAKULTATIF) - Larva lalat selain dapat hidup pada daging busuk dan sayur busuk, dapat juga hidup pada jaringan tubuh manusia - Contoh : Larva Wolffartia magnifica

3. MIASIS AKSIDENTAL - Telur tidak diletakkan pada jaringan tubuh hospes, tetapi pada makanan atau minum- an yang secara kebetulan tertelan, lalu di usus tumbuh menjadi larva - Contoh : Larva Musca domestica Larva Piophila casei

Page 97: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

BERDASARKAN HABITAT (KLINIS)

1. MIASIS KULIT/SUB KUTIS * Larva diletakkan pada kulit utuh atau luka * Mampu membuat terowongan yang berkelok-kelok ulkus yang luas * Species : Larva Chrysomya bezziana Larva Wohlfartia vigil

Page 98: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

2. MIASIS NASOFARING

* Sering terjadi pada anak-anak dan

bayi khusunya yang mengeluarkan

sekret dari hidungnya dan tidur tanpa

kelambu

* Larva akan menimbulkan ulkus

* Species : Larva Chrysomya bezziana

Larva Hypoderma lineatum

Page 99: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

3. MIASIS INTESTINAL

* Karena seseorang menelan makanan yang

terkontaminasi dengan telur atau larva lalat

* Lalat menetas di lambung rasa mual,

muntah, diare dan spasme abdomen

* Lalat dapat menimbulkan luka pada dinding

usus

* Species : Larva Musca domestica

Larva Piophila casei

Page 100: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

4. MIASIS UROGENITAL

* Larva lalat ditemukan pada vagina

dan urine

* Menyebabkan piuria, uretritis dan

sistitis

* Species : Larva Musca domestica

Larva Chrysomya bezziana

Page 101: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

5. MIASIS MATA

* Di Indonesia belum banyak dilapor-

kan

* Larva dapat mengembara di jaringan

dan bagian lain dari mata

* Species : Larva Chrysomya bezziana

Page 102: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

DIAGNOSIS• Menemukan larva yang dikeluarkan dari jaringan

tubuh, lubang tubuh atau tinja

PENGOBATAN• Larva dikeluarkan dari luka atau jaring-an secara

bedah dengan anestesi lokal• Pada Miasis Usus, diberikan obat cacing diikuti obat

cuci perut

Page 103: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

KONTAK

• ALERGI YANG DISEBABKAN OLEH KUPU-KUPU

• Termasuk dalam Ordo Lepidoptera

• Dibagi menjadi 2 kelompok• 1. Kupu-kupu Siang (Butterfly)• 2. Kupu-kupu Malam (Moth)

Page 104: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

• PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS

a. Larva kupu-kupu (Ulat bulu) * Mengenai Kulit : Erurisme urtikaria, nyeri, gatal dan rasa panas Disebabkan karena toksin yang merusak sel-sel tubuh sehingga tubuh mengeluarkan histamin, serotonin dan heparin * Mengenai Mata : Konjungtivitis atau Ulkus kornea * Species :Megalopyge opercularis, Anaphe infracta, Parasa hilarata

b. Kupu-kupu Dewasa * Kontak dengan bulu yang terdapat pada bagian ventral abdomen Lepidopterisme : dermatitis * Species : Hylesia sp

Page 105: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

DIAGNOSIS

• Ditetapkan dengan melihat gejala klinis dan disertai dengan riwayat kontak dengan ulat bulu atau kupu kupu

PENGOBATAN• Lesi yang timbul tidak boleh digaruk

mempercepat penyebaran toksin• Seluruh tubuh yang terkena toksin dan bulu-bulu

larva segera direndam dalam air• Untuk pengobatan lokal diberikan larutan Iodium

tincture, kortokisteroid dan antihistamin topikal• Penderita pada keadaan berat diberikan secara

parenteral atau oral

Page 106: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal
Page 107: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

OSTEOMYELITIS

infeksi pada tulang. • Osteomyelitis dapat terjadi pada bayi-bayi, anak-anak,

dan kaum dewasa. • Tipe-tipe yang berbeda dari bakteri-bakteri secara khas

mempengaruhi kelompok-kelompok umur yang berbeda• Pada anak-anak, osteomyelitis paling umum terjadi pada

ujung-ujung dari tulang-tulang yang panjang dari lengan-lengan dan tungkai-tungkai, mempengaruhi pinggul-pinggul, lutut-lutut, pundak-pundak, dan pergelangan-pergelangan tangan. Pada kaum dewasa, adalah lebih umum pada tulang-tulang dari spine (vertebrae) atau pada pelvis.

Page 108: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

HERPES SIMPLEK VIRUS (HSV)(SYSTEM SYARAF)

Page 109: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

TIPE

Page 110: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal

TOMCAT

Paederus fuscipes

Page 111: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal
Page 112: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal
Page 113: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal
Page 114: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal
Page 115: Mikroba Sistem Dermatomuskuloskeletal