mikroba sistem dermatomuskuloskeletal
DESCRIPTION
Mikroba Sistem DermatomuskuloskeletalTRANSCRIPT
MIKROBA DAN PARASIT SISTEM DERMATOMUSKULOSKELETAL
Ery PurwantiStikes
Muhammadiyah Gombong
1. Staphylococcus aureus
2. Human Papiloma Virus
Staphylococcus Aureus
MORFOLOGI
* berbentuk seperti buah anggur
* bersifat gram positif
* bakteri aerob dan anaerob, fakultatif
* mampu menfermentasikan manitol
* menghasilkan enzim koagulase,
hyalurodinase, fosfatase, protease dan
lipase.
morfologi
Staphylococcus aureus mengandung
a. lysostaphin yang dapat menyebabkan lisisnya sel
darah merah.
b. Toksin : haemolysin alfa, beta, gamma delta dan
leukosidin, enterotoksin dan eksfoliatin.
Enterotoksin dan eksoenzim dapat menyebabkan
keracunan makanan terutama yang mempengaruhi
saluran pencernaan.
Leukosidin menyerang leukosit sehingga daya tahan tubuh akan menurun.
Eksofoliatin merupakan toksin yang menyerang kulit dengan tanda-tanda kulit terkena luka bakar.
• Penyakit Staphylococcal dari kulit biasanya berakibat pada penumpukan dari nanah ditempat, dikenal sebagai bisul bernanah. Area yang terpengaruh mungkin menjadi merah, membengkak, dan menyakitkan.
© Professor Raimo Suhonen. Used by DermNetNZ with permission.Please do not copy without written permission; see copyright policy. Fees may apply. Contact Prof Raimo Suhonen (click here)
© Professor Raimo Suhonen. Used by DermNetNZ with permission.Please do not copy without written permission; see copyright policy. Fees may apply. Contact Prof Raimo Suhonen (click here)
PENULARAN
• Bakteri ini menyebar dengan memiliki kontak langsung dengan orang yang terinfeksi, dengan menggunakan objek yang terkontaminasi, atau dengan menghirup tetesan terinfeksi disebarkan oleh bersin atau batuk.
• Infeksi kulit yang umum, tetapi bakteri dapat menyebar melalui aliran darah dan menginfeksi organ-organ yang jauh.
• Infeksi kulit dapat menyebabkan lepuh, abses, dan kemerahan dan bengkak di daerah yang terinfeksi
• Teliti mencuci tangan dapat membantu mencegah penyebaran infeksi.
HUMAN PAPILOMA VIRUS (HPV)
MORFOLOGI
• Virus ini mempunyai kapsul isohedral yang telanjang tanpa selubung dengan 72 kapsomer, serta mengandung DNA sirkuler dengan untaian ganda.
• terdiri lebih dari 80 tipe :
• a. Virus resiko tinggi : kanker
• b. Virus resiko rendah: candyloma
PATOGENITAS
• menginfeksi kulit dan jaringan mukosa ( kulit bagian dalam yang biasanya berhubungan langsung dengan kulit).
• Papilloma larynx• kanker serviks, vagina, vulva dan anus pada
wanita, dan pada pria dapat menimbulkan kanker pada anus dan penis
KUTIL
• Terletak pada kulit tangan atau kaki, penis, vagina dan dubur.
• Yang paling sering kita jumpai adalah kutil pada kulit biasanya terdapat ditangan atau di kaki dibandingkan dengan kutil kelamin.
• Pada penderita dengan imonosupresi akan mengalami peningkatan kejadian kutil dan neoplasia epitel vulva.
PAPILLOMA LARING
• sering ditemukan pada anak-anak, Jarang terjadi
• disebabkan oleh HPV-6 dan HPV-11.
• diperoleh anak selama perjalanan melalui jalan lahir ibu dengan kutil genital.
• Pertumbuhan papilloma laring menyumbat laring.
• Papilloma laring harus diangkat secara berulang-ulang melalui pembedahan.
• Untuk penyembuhan papilloma laring dapat digunakan interferon yang sudah terbukti keberhasilannya dalam mengobati papilloma laring.
Normal Papilloma laring
Ca Cervik
• Kanker serviks terjadi pada wanita. Penyakit ini disebabkan oleh HPV-16 atau HPV-18. HPV-16 atau HPV-18 dianggap merupakan risiko kanker yang tinggi. Penularan virus ini biasanya melalui hubungan seksual. Kemungkinan seorang wanita terinfeksi HPV selama kehidupan seksualnya mencapai 70%.
• Terutama pada wanita yang melalukan hubungan seksual dengan lebih dari satu pasangan akan semakin mudah tertular oleh virus ini.
• Sedangkan faktor risiko yang dapat mempermudah terjadi karsinoma sel skuamosa adalah hubungan seksual diri, pasangan seksual yang banyak, merokok, dan pemakaian kontrasepsi oral.
JAMUR
Epidermophyton
【 Close】
Microsporum
Trychophyton
Malazzesia furfur
Candida
MYCOSIS SUPERFISIALIS
DERMATOPHYTA
Trycophyton sp
Epidermophyton sp
Microsporum sp
TINEA PEDIS Ahtlete’s Foot
Penyebab• Tricophyton rubrum
• Tricophyton mentagrophytes• Epidemophyton floccosum
Lokasi• Kulit telapak tangan dan kaki• Punggung tangan dan kaki
• Jari-jari tangan dan kaki• Daerah interdigital
TINEA PEDIS
Penderita• Orang yang menggunakan sepatu tertutup
• Orang-orang yang sering bekerja di tempat-tempat yang basah
Tanda-tandaGatal vesikel-vesikel kecil pecah maserasi dan
mengelupas celah
Penyebaran• Tempat-tempat pemandian umum
• Ruang ganti pakaian umum
Diagnosa• Pemeriksaan kerokan kulit + KOH 10%
Therapi• Kombinasi Asam Salisilat (3-6%) + As. Benzoat (6-12%)
salap• Griseofulvin• Ketokonazol
TINEA UNGUIUM
Penyebab• Tricophyton rubrum
• Tricophyton mentagrophytes• Epidermophyton floccosum
Lokasi• Kuku
Tanda-tanda
• Kuku warnanya kekuningan dan
suram/tidak mengkilap
• Menebal dan rapuh
Tinea Unguium – Nail Infection
Diagnosa• Pemeriksaan kerokan kuku + KOH 10%
Therapi• Griseofulvin lama
• Pencabutan kuku memperpendek masa pengobatan
TINEA CORPORIS
Penyebab• Microsporum canis
• Tricophyton mentagrophytes• Tricophyton rubrum
Lokasi• Kulit licin yang tidak berambut
(muka, leher, badan, lengan)
Tinea corporis – body ringworm
Tanda-tanda• Tampak sebagai daerah yang bulat dengan
bagian tepi berwarna merah, berbatas tegas dan bagian tepi lebih aktif
• Bagian sentral menipis dan tertutup squama
• Gatal
Diagnosa• Kerokan kulit + KOH 10-20%
Therapi• Kombinasi Asam Salisilat (3-6%) + As.
Benzoat (6-12%) salap• Griseofulvin, Ketokonazol
TINEA CRURIS
Penyebab• Tricophyton rubrum
• Tricophyton mentagrophytes• Epidemophyton floccosum
Lokasi• Daerah inguinal
Tanda-tanda• Mula-mula sebagai bercak
kemerahan, terasa gatal meluas skrotum, pubis, paha
• Ditutupi oleh squama, banyak terdapat vesikel kecil
Diagnosa• Pemeriksaan kerokan kulit pd
bagian tepi+ KOH 10%
Tinea Cruris – Jock Itch
Therapi • Kombinasi Asam Salisilat (3-6%) + As. Benzoat (6-12%)
salap• Griseovulfin
• Ketokonazol
Faktor-faktor yang mempengaruhi1. Temperatur lingkungan yg tinggi, keringat berlebihan,
pakaian dari karet/nylon2. Pekerjaan yang banyak berhubungan dengan air3. Kegemukan, kelembaban, gesekan kronis dan keringat yg
berlebihan, higiene kurang
MYCOSIS SUPERFISIALIS
NON DERMATOPHYTA
PTIRIASIS VERSICOLOR
Penyebab• Malassezia furfur
Lokasi• Tubuh bagian atas (leher, muka, lengan, dada,
perut punggung dll)
Clinical picture: New hypopigmented and old hyperpigmented circular lesions on trunk, neck, shoulders.
Tanda-tanda• Dimulai dengan bercak kecil tipis banyak
menyebar• Pada orang kulit berwarna bercak dengan
hipopigmentasi• Pada orang kulit putih bercak dengan
hiperpigmentasi• Bernilai kosmetik
Diagnosis• Pemeriksaan langsung bahan kerokan kulit + KOH
10%• Jamur : spora berkelompok dan hifa pendek
berkelompok
Pengobatan• Kelainan kecil : pengobatan lokal mikonazol• Kelainan seluruh tubuh : obat oral yang sistemik
Ketokonnazol
TINEA NIGRA
Penyebab• Cladosporium wernecki• Cladosporium mansoni
Lokasi• Telapak tangan dan kaki
Patologi dan gejala klinis• Mengenai stratum korneum telapak
tangan dan kaki• Bercak-bercak berwarna tengguli hitam,
kadang-kadang bersisik• Bernilai kosmetik
Diagnosis• Kerokan kulit +KOH 10%
• Jamur kelompok hifa dan kelompok spora berwarna hitam atau hijau tua
Pengobatan • Itrokonazol
MYCOSIS SUB CUTIS
Sporotricosis
Penyebab
Sporotrichum schenckii/Sporothrix schenckii
(hidup pada tumbuhan & kayu)
Lokasi
Kulit, jaringan sub kutis dan
saluran getah
bening
Patologi dan Gejala klinis
Ada 3 gambaran klinis :
1. Sporotricosis kulit mengenai kulit dan melebar dengan permukaan tidak rata bersisik Hanya terjadi pada tempat trauma
2. Sporotricosis limfatika lokalisata pada tempat trauma terjadi lesi primer tonjolan yg keras abses yang lunak, pecah, menembus kulit Sporotrichotic chancre. Penyebaran melalui saluran getah bening, meradang & mengeras kelenjar yang ada di sekitarnya dapat pecah menjadi ulkus .
• Infeksi kulit dan pembuluh getah bening di sekitarnya, biasanya dimulai pada jari-jari tangan dengan nodul (benjolan) kecil-kasar yang secara perlahan membesar dan membentuk sebuah luka
Setelah beberapa hari atau minggu, infeksi menyebar secara khas melalui pembuluh getah bening di tangan dan lengan menuju ke kelenjar getah bening, membentuk nodul-nodul dan luka. Biasanya penderita tidak mengalami gejala yang lainnya
Diagnosis
Pemeriksaan nanah, aspirasi abses,
Pulasan Gram, Periodic
Acid Schiff (PAS) atau Gomori Methenamine
Silver Staib (GMS)
Pengobatan
Larutan Jenuh KJ (Kalium Jodida) 3 x 10 tetes per hari
Pencegahan
Mencegah terjadinya luka
Kromomikosis
Penyebab
Phialophora verrucosa, P. pedrosoi,
P. compactum, P. dermatitidis,
Cladosporium carionii
(hidup pada tanah dan kayu-kayu yang sudah busuk)
KROMOMIKOSIS
LokasiDalam kulit atau jaringan sub kutis
Dapat sampai ke otak, penyebaran melalui pembuluh getah bening
Patologi dan Gejala KlinisJamur masuk melalui luka kulit lesi papula kecil meluas.
Lesi berbatas tegas, warna hitam atau merah. Beberapa tahun
membesar dan bersatu, menonjol, mengeras, berwarna
abu-abu atau merah bunga kol
Diagnosis
Pemeriksaan kerokan kulit, biopsi jaringan
dan bahan autopsi
Pemeriksaan sediaan + KOH 10-20%
Spora tengguli berdinding tebal, satu-satu atau berkelompok
Pengobatan
Amfoterisin intradermal
Ketokonazol oral
Pencegahan
Mencegah terjadinya luka
Misetoma
PenyebabActinomyces, Nocardia, Streptomyces Madurella mycetomi, Allescheria boydii
LokasiJaringan bawah kulit, terutama kaki (misetoma
pedis), tungkai, tangan, bahu.
Patologi dan gejala klinisInfeksi terjadi melalui luka tumor kecil
tumor besar merusak jaringan dan tulang membentuk abses fistula.
Berlangsung dalam jangka waktu yang lama
DiagnosaNanah atau aspirasi abses. Granula + KOH 10% gumpalan hifa yang berwarna putih
Pengobatan
Nocardia, Streptomyces Sulfa, Streptomisin
Allescheria boydii Penisilin dosis tinggi
Pencegahan
Hanya terjadi melalui tusukan duri atau ranting yang mengandung jamur banyak terjadi pada petani dan
pekerja perkebunan
Mencegah terjadinya luka tusukan duri atau ranting
PENYAKIT YANG DISEBABKAN ARTHROPODA
SKABIESDEMODISIOSISPEDIKULOSIS
FTIRIASISMIASIS
Ery Purwanti
S K A B I E S
• Penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitasi terhadap Sarcoptes scabiei varietas hominis
• MORFOLOGI DAN DAUR HIDUP
PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS
• Gatal-gatal terutama pada malam hari (pruritus nokturna)• Didahului dengan adanya bintik-bintik merah• Tengau hidup di dalam terowongan ditempat predileksi : jari tangan, pergelangan tangan bagian ventral, siku bagian luar, lipatan ketiak depan, umbilikus, daerah gluteus, ekstremitas, genital eksterna pria dan areola mamae wanita
• Pada tempat predileksi ditemukan terowongan berwarna putih abu-abu
dengan panjang bervariasi, rata-rata 1
mm berbentuk lurus atau berkelok-kelok• Di ujung terowongan ditemukan vesikula
atau papula kecil• Terowongan banyak ditemukan pada
penderita kulit putih, di Indonesia jarang
ditemukan
DIAGNOSIS• Dapat dipastikan dengan menemukan
Sarcoptes scabiei dengan cara mencongkel/ mengeluarkan tengau dari kulit, kerokan kulit
atau biopsi
PENGOBATAN• Gama benzen heksaklorida efektif untuk semua stadium (tidak digunakan untuk anak
< 6 tahun, karena bersifat neurotoksik)• Preparat Sulfur presipitatum 5-10% untuk
larva, nympa dan dewasa• Benzilbenzoat 20-25%
• Krotamiton
DEMODISIOSIS
• Infeksi oleh Demodex folliculorum
• Merupakan tungau folikel rambut yang berbentuk panjang menyerupai cacing
Human Demodex
Demodex - The revolutionary find in dermatology
PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS
• Parasit hidup di folikel rambut dan kelenjar keringat terutama di sekitar hidung dan kelopak mata sebagai parasit permanen
• Kadang-kadang ditemukan di kulit kepala• Kelainan yang ditimbulkan berupa blefaritis,
akne, impetigo yang disertai dengan rasa gatal dan infeksi sekunder
• Parasit yang tinggal di kelopak mata dapat menimbulkan gangguan penglihatan
DIAGNOSIS
• Ditegakkan dengan menemukan D. folliculorum dari folikel rambut dan
kelenjar keringat
PENGOBATAN
• Salep lindane atau Salep yang mengandung Sulfur
PEDIKULOSIS
• Gangguan yang disebabkan oleh infestasi tuma.
• Species : Pediculus humanus capitis
MORFOLOGI DAN DAUR HIDUP• Bentuk kepala lonjong, pipih dorso ventral,
ukuran 1 – 1.5 mm, warna kelabu, • Ujung setiap kaki dilengkapi dengan kuku• Telur (nits) berwarna putih dilekatkan pada
rambut dengan bantuan perekat khitin.
SIKLUS HIDUP
• Tuma kepala menghisap darah sedikit demi sedikit
• Waktu yang diperlukan untuk pertumbuhan sejak telur sampai dewasa : 18 hr.
• Tuma dewasa masa hidup : 22 hari
PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS
• Lesi pada kulit kepala disebabkan oleh tusukan tuma pada waktu menghisap darah
• Lesi sering ditemukan di belakang kepala atau leher
• Air liur tuma merangsang timbulnya papula merah dan rasa gatal
• Pada infestasi yang berat helaian rambut akan mengeras satu sama lain dan ditemukan eksudat nanah dari luka gigitan yang meradang
DIAGNOSIS
• Ditemukannya tuma dewasa, nymfa ataupun telur pada rambut kepala
PENGOBATAN
• Pemberantasan tuma dapat dilakukan dengan menggunakan tangan, sisir
serit, insektisida golongan klorin
FTIRIASIS
• Gangguan pada daerah pubis yang
disebabkan oelh infestasi Phtirus pubis
MORFOLOGI
Bentuknya pipih dorsoventral, bulat
menyerupai ketam dengan kuku pada
ketiga pasang kakinya. Stadium dewasa
berukuran 1,5 – 2 mm, warna abu-abu
• Ditemukan pada rambut kemaluan, rambut ketiak, jenggot, kumis, alis dan bulu mata
• Spesies ini memasukkan bagian mulutnya ke dalam kulit selama beberapa hari sambil menghisap darah
• Pertumbuhan telur menjadi tuma dewasa 3-4 mgg
PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS
• Rasa gatal pada tempat tusukan• Kulit di sekitar tusukan pucat• Telur-telur yang diletakkan pada bulu mata dapat
mengganggu penglihatan
DIAGNOSIS• Ditegakkan dengan menemukan P. pubis dewasa,
nymfa, dan telur pada rambut pubis atau lainnya
PENGOBATAN
• Benzenheksaklorida• Mencukur rambut yang dihinggapi
MIASIS
• Infestasi larva lalat ke dalam jaringan
atau alat tubuh manusia atau binatang
vertebrata
PEMBAGIAN MIASIS
• BERDASARKAN SIFAT LARVA LALAT 1. MIASIS SPESIFIK 2. MIASIS SEMISPESIFIK 3. MIASIS AKSIDENTAL
• BERDASARKAN HABITAT (KLINIS) 1. MIASIS KULIT 2. MIASIS NASOFARING 3. MIASIS INTESTINAL 4. MIASIS UROGENITAL 5. MIASIS MATA (OFTALMOMIASIS)
BERDASARKAN SIFAT LARVA LALAT
1. MIASIS SPESIFIK (OBLIGAT)
- Larva hanya dapat hidup pada
jaringan tubuh manusia dan binatang
-Telur diletakkan pada kulit utuh, luka
jaringan sakit atau rambut hospes
- Contoh : Larva Calitroga macellaria
2. MIASIS SEMISPESIFIK (FAKULTATIF) - Larva lalat selain dapat hidup pada daging busuk dan sayur busuk, dapat juga hidup pada jaringan tubuh manusia - Contoh : Larva Wolffartia magnifica
3. MIASIS AKSIDENTAL - Telur tidak diletakkan pada jaringan tubuh hospes, tetapi pada makanan atau minum- an yang secara kebetulan tertelan, lalu di usus tumbuh menjadi larva - Contoh : Larva Musca domestica Larva Piophila casei
BERDASARKAN HABITAT (KLINIS)
1. MIASIS KULIT/SUB KUTIS * Larva diletakkan pada kulit utuh atau luka * Mampu membuat terowongan yang berkelok-kelok ulkus yang luas * Species : Larva Chrysomya bezziana Larva Wohlfartia vigil
2. MIASIS NASOFARING
* Sering terjadi pada anak-anak dan
bayi khusunya yang mengeluarkan
sekret dari hidungnya dan tidur tanpa
kelambu
* Larva akan menimbulkan ulkus
* Species : Larva Chrysomya bezziana
Larva Hypoderma lineatum
3. MIASIS INTESTINAL
* Karena seseorang menelan makanan yang
terkontaminasi dengan telur atau larva lalat
* Lalat menetas di lambung rasa mual,
muntah, diare dan spasme abdomen
* Lalat dapat menimbulkan luka pada dinding
usus
* Species : Larva Musca domestica
Larva Piophila casei
4. MIASIS UROGENITAL
* Larva lalat ditemukan pada vagina
dan urine
* Menyebabkan piuria, uretritis dan
sistitis
* Species : Larva Musca domestica
Larva Chrysomya bezziana
5. MIASIS MATA
* Di Indonesia belum banyak dilapor-
kan
* Larva dapat mengembara di jaringan
dan bagian lain dari mata
* Species : Larva Chrysomya bezziana
DIAGNOSIS• Menemukan larva yang dikeluarkan dari jaringan
tubuh, lubang tubuh atau tinja
PENGOBATAN• Larva dikeluarkan dari luka atau jaring-an secara
bedah dengan anestesi lokal• Pada Miasis Usus, diberikan obat cacing diikuti obat
cuci perut
KONTAK
• ALERGI YANG DISEBABKAN OLEH KUPU-KUPU
• Termasuk dalam Ordo Lepidoptera
• Dibagi menjadi 2 kelompok• 1. Kupu-kupu Siang (Butterfly)• 2. Kupu-kupu Malam (Moth)
• PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS
a. Larva kupu-kupu (Ulat bulu) * Mengenai Kulit : Erurisme urtikaria, nyeri, gatal dan rasa panas Disebabkan karena toksin yang merusak sel-sel tubuh sehingga tubuh mengeluarkan histamin, serotonin dan heparin * Mengenai Mata : Konjungtivitis atau Ulkus kornea * Species :Megalopyge opercularis, Anaphe infracta, Parasa hilarata
b. Kupu-kupu Dewasa * Kontak dengan bulu yang terdapat pada bagian ventral abdomen Lepidopterisme : dermatitis * Species : Hylesia sp
DIAGNOSIS
• Ditetapkan dengan melihat gejala klinis dan disertai dengan riwayat kontak dengan ulat bulu atau kupu kupu
PENGOBATAN• Lesi yang timbul tidak boleh digaruk
mempercepat penyebaran toksin• Seluruh tubuh yang terkena toksin dan bulu-bulu
larva segera direndam dalam air• Untuk pengobatan lokal diberikan larutan Iodium
tincture, kortokisteroid dan antihistamin topikal• Penderita pada keadaan berat diberikan secara
parenteral atau oral
OSTEOMYELITIS
infeksi pada tulang. • Osteomyelitis dapat terjadi pada bayi-bayi, anak-anak,
dan kaum dewasa. • Tipe-tipe yang berbeda dari bakteri-bakteri secara khas
mempengaruhi kelompok-kelompok umur yang berbeda• Pada anak-anak, osteomyelitis paling umum terjadi pada
ujung-ujung dari tulang-tulang yang panjang dari lengan-lengan dan tungkai-tungkai, mempengaruhi pinggul-pinggul, lutut-lutut, pundak-pundak, dan pergelangan-pergelangan tangan. Pada kaum dewasa, adalah lebih umum pada tulang-tulang dari spine (vertebrae) atau pada pelvis.
HERPES SIMPLEK VIRUS (HSV)(SYSTEM SYARAF)
TIPE
TOMCAT
Paederus fuscipes