kinetika kematia mikroba secara batch
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 Kinetika Kematia Mikroba Secara Batch
1/21
LABORATORIUM BIOPROSES
SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2014/2015
Oleh
Kelompok : 1
Nama : 1. Ambrianto Ghenatya (131424003)
2. Anindya Dwi Kusuma Marista (131424004)
3. Annisa Novita Nurisma (131424005)
Kelas : 2 A TKPB
Dosen Pembimbing : Ayu Ratna Permanasari, ST, MT.
PROGRAM STUDI D IV TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2014
Praktikum : 09 Oktober 2014
Penyerahan Laporan : 21 Oktober 2014
-
8/10/2019 Kinetika Kematia Mikroba Secara Batch
2/21
Judul Praktikum : Kinetika Kematian Mikroba dan Teknik Sterilisasi Media secara Batch
Dosen Pembimbing : Ayu Ratna Permanasari, ST, MT.
Nama Praktikan : 1. Ambrianto Ghenatya (131424003)
2. Anindya Dwi Kusuma Marista (131424004)
3. Annisa Novita Nurisma (131424005)
Tanggal Praktikum : Selasa, 09 Oktober 2014
Tanggal Laporan : Selasa, 21 Oktober 2014
I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sterilisasi dapat didefinisikan sebagai suatu usaha mengeliminasi semua
kehidupan mikroba yang ada pada bahan/produk yang dikehendaki. Proses sterilisasi
yang kurang steril hanya akan menghasilkan steril sebagian (partial sterility) yang
berarti masih terdapat mikroba yang dapat tumbuh dan berkembang setelah proses
sterilisasi dilakukan.
Proses sterilisasi dapat dilakukan dengan menggunakab proses fisik atau dengan
menggunakan bahan kimia (Suriawiria, 1986). Bahan kimia yang dapat digunakan
untuk mematikan mikroba antara lain larutan NaCL 9%, KNO310%, HgCl2 0,1%, HCl
1,1%.
Proses fisik untuk sterilisasi dilakukan dengan metode pemanasan dan tanpa
pemanasan. Metode dengan menggunakan pemanasan meliputi pemanasan kering (dry
heat) dan pemanasan basah dengan menggunakan uap air (moist heat). Metode
sterilisasi tanpa menggunakan panas meliputi radiasi (UV, X-Ray), Sonicasi, dan
Filtrasi.
-
8/10/2019 Kinetika Kematia Mikroba Secara Batch
3/21
1.2Tujuan Percobaan
a. Menguasai teknik sterilisasi media dengan menggunakan panas pada proses batch
dan continous.
b. Memahami pengaruh temperature terhadap kematian mikroba.
c. Menentukan nilai konstanta laju kematian mikroba (Kd), Decimal reduction time
atau destruction value (D), dan konstanta Arhenius (Ed) pada proses sterilisasi.
II. LANDASAN TEORI
2.1Sterilisasi
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi. Kita tentu
mengharapkan tidak terjadi kontaminasi di mana mikroorganisme yang tidak diinginkan
tumbuh dan mengganggu proses fermentasi. Teknik sterilisasi berbeda-beda tergantung
pada jenis material. Bagian pertama akan menjelaskan secara singkat dan sederhana
bagaiman sterilisasi cairan dan padatan.
a. Sterilisasi cairan
Cairan yang disterilisasi umumnya adalah media fermentasi yang mengandung
gula, garam fosfat, ammonium, trace metals, vitamin, dan lain-lain. Secara umum ada
dua cara sterilisasi cairan yaitu dengan panas dan disaring (filtrasi). Sterilasi dengan
panas dilakukan di dalam autoclave, di mana steam tekanan tinggi diinjeksikan ke
dalam chamberuntuk mencapai temperatur 121o
C dan tekanan tinggi (sekitar 15 psig).
Durasinya bervariasi, namun umumnya diinginkan cairan dipertahankan pada 121oC
selama minimal 15 menit. Jika termasuk waktu untuk heatingdan cooling steps, total
waktu berkisar 1-2 jam tergantung volume cairan yang disterilisasi. Terkadang
temperatur bisa diset pada 134oC (untuk medis).
Laboratory autoclave
-
8/10/2019 Kinetika Kematia Mikroba Secara Batch
4/21
Untuk skala industri, cairan disterilisasi dengan panas menggunakan beberapa
pilihan teknik. Gambar di bawah menjelaskan salah satu bagan proses sterilisasi cairan
media di industri. Banyak jenis proses baik secara batch atau continuous yang
diterapkan di industri, misalnya direct steam, indirect heating, indirect steam, dan
lainnya.
Sterilisasi medium di industri bioproses. Sumber: Doran, M.P (1995), Bioprocess Engineering Principles,
chapter 13, Academic Press
Cairan dapat disterilisasi juga dengan disaring menggunakan membrane filter
berpori 0.22 atau 0.45 micro meter. Metode ini cocok untuk volume cairan yang kecil
(1-2 liter) dan bahan kimia yang bisa rusak karena panas misalnya gula dan protein.
b. Sterilisasi padatan
Padatan yang umum disterilkan adalahglassware, biosafety cabinet, dan beberapa
jenis tabung dan kontainer. Padaglasswaredan plastik tahan panas umumnya dilakukan
dengan autoclave mirip seperti sterilisasi cairan namun ditambah proses
pengeringan.Biosafety cabinet disterilkan dengan bantuan radiasi UV dan disemprot
ethanol 70 %. Udara dalam cabinet disaring dengan filter (detilnya akan dibahas di
bagian ke-2 tentang sterilisasi gas).
-
8/10/2019 Kinetika Kematia Mikroba Secara Batch
5/21
2.2Jenis-Jenis Sterilisasi
Meski saat ini mikroba telah banyak dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
manusia, namun seringkali keberadaan mikroba masih dianggap mengganggu, terutama
mikroba pathogen. Oleh karenanya, diperlukan upaya untuk mengurangi jumlah
mikroba hingga menghilangkannya sama sekali. Untuk tujuan tersebut, dapat dilakukan
dengan beberapa cara, antara lain:
Desinfeksi
Desinfeksi merupakan tindakan pengurangan sebagian besar mikroorganisme dari
benda mati. Pada proses desinfeksi ini, tidak semua mikroba dapat dihilangkan.
Pasteurisasi
Pasteurisasi merupakan upaya untuk menghindari gangguan mikroba tanpa
mematikan sporanya. Pasteurisasi dapat dilakukan dengan cara: Pemanasan pada
suhu 62oC selama 30 menit, pemanasan 7174
oC selama 20 detik, atau pemanasan
8587oC selama 5 detik.
Sterilisasi
Sterilisasi merupakan upaya untuk meminimalisasi gangguan mikroorganisme
dengan cara menghilangkan seluruhnya (bakteri, jamur, parasit, virus, termasuk
bakteri endospora). Sterilisasi menjadi hal yang sangat penting dalam berbagai
proses bioteknologi, salah stunya dalam proses fermentasi. Meskipun proses
fermentasi melibatkan mikroorganisme, namun seringkali kehadiran
mikroorganisme lain (kontaminan) tetap mengganggu. Hal ini karena:
1. Medium akan menumbuhkan semua mikroba yang ada (mikroba target dan
kontaminan) sehingga produk yang dihasilkan menjadi sangat beragam. Tentu
saja hal ini sangat merugikan karena selain mengurangi produktivitas juga
menyulitkan dalam proses isolasi.
2. Jika proses fermentasi dilanjutkan dalam keadaan banyak kontaminan, maka
kemungkinan produk yang dihasilkan oleh kontaminan menjadi lebih dominan
dan mendesak produk mikroba target hingga dapat menghilangkannya.
3. Kontaminasi pada produk akhir dapat menurunkan kualitas produk, bahkan
mungkin dapat membahayakan manusia.
-
8/10/2019 Kinetika Kematia Mikroba Secara Batch
6/21
4. Kontaminan dapat merusak produk yang diinginkan.
5. Kontaminasi dari suatu fermentasi bakteri dengan phage dapat me-lisis kultur.
Untuk menghindari halhal tersebut di atas, langkah antisipasi yang dapat
dilakukan antara lain dengan :
a. Penggunaan inokulum murni dalam fermentasi.
b. Sterilisasi medium: merupakan proses yang bertujuan untuk menghilangkan
semua jenis makhluk hidup yang ada dalam media, dilakukan sebelum
inokulasi kultur.
c. Sterilisasi ruang fermenter: Penghilangan semua bentuk makhluq hidup dari
ruang fermentor, termasuk udara secara kontinyu.
d. Sterilisasi semua bahan yang digunakan dalam keseluruhan proses fermentasi
e.
Penjagaan kondisi aseptis selama fermentasi.
Fermentasi dapat dilakukan baik secara fisika, kimia, maupun radiasi.
Sterilisasi secara fisika dapat dilakukan dengan membunuh mikroba atau sekadar
mencegah mikroba masuk kesistem kita. Sterilisasi fisik dengan membunuh
mikroba dapat dilakukan dengan penggunaan panas, freezing (pembekuan),
penggunaan garam berkonsentrasi tinggi, dll. Sementara sterilisasi fisik tanpa
membunuh mikroba dapat dilakukan dengan filtrasi. Filtrasi merupakan upaya
untuk meminimalisasi kontaminasi mikroorganisme dengan cara menyaring sesuatu
dengan filter berukuran tertentu sehingga sebagian mikroba tidak dapat
melewatinya. Cara ini tidak membunuh mikroba yang ada, hanya meminimalisasi
agar mikroba tidak terbawa.
Namun, dalam proses fermentasi, cara sterilisasi fisik yang paling mungkin
dilakukan adalah dengan filtrasi dan penggunaan panas, baik panas basah maupun
panas kering. Sterilisasi panas basah seringkali digunakan untuk sterilisasi media
dan bahanbahan lainnya sementara panas kering untuk sterilisasi alatalat. Faktor
faktor yang mempengaruhi sterilisasi panas antara lain:
Jenis dan jumlah kontaminan yang hendak dihilangkan
Morfologi mikroorganisme
Komposisi media fermentasi
pH
-
8/10/2019 Kinetika Kematia Mikroba Secara Batch
7/21
Ukuran partikel tersuspensi
Temperatur yang digunakan
Durasi proses sterilisasi
Keberadaan air
Sterilisasi panas dapat dilakukan secara batch maupun continue.
a. Sterilisasi Batch
Sterilisasi sistem batch dapat dilakukan dengan cara menginjeksikan uap panas
ke dalam mantel fermentor ayau coil yang terdapat pada bagian dalam
fermentor. Cara ini disebut metode tidak langsung. Atau dengan cara
menghilangkan uap panas langsung ke dalam larutan medium (metode
langsung). Metode langsung membutuhkan uap panas murni, yaitu bebas dari
bahan kimia tambahan seperti senyawa antikarat yang panyak digunakan dalam
proses produksi uap. Di samping itu, metode langsung akan mengakibatkan
bertambahnya volume cairan media dalam fermentor karena adanya kondensasi
uap yang digunakan.
2.3Kinetika Kematian Mikroba
Proses panas secara komersial umumnya didesain untuk menginaktifkan
mikroorganisme yang ada pada makanan yang dapat mengancam kesehatan manusia
dan mengurangi jumlah mikroorganisme pembusuk ke tingkat yang rendah, sehingga
peluang terjadinya kebusukan sangat rendah. Dalam desain proses termal, ada dua hal
yang harus diketahui, yaitu karakteristirk ketahanan panas mikroba dan profil pindah
panas dari medium pemanas ke dalam bahan pada titik terdinginnya. Karakteristik
ketahanan panas dinyatakan dengan nilai D dan nilai Z. Untuk mencapai level
pengurangan jumlah mikroba yang diinginkan, amaka ditentukan siklus logaritma
pengurangan mikroba. Kemudian dihitung nilai sterilitasnya pada suhu tertentu (Fo).
Nilai Fo ini ditentukan sebelum proses termal berlangsung. Nilai Fo dapat dihitung
pada suhu standar atau pada suhu tertentu, dimana untuk menghitungnya perlu
diketahui nilai D dan nilai Z (Kusnandar, 2008).
Nilai D menyatakan ketahahanan panas mikroba atau sensitifitas mikroba oleh
suhu pemanasan. Nilai D didefinisikan sebagai waktu dalam menit pada suhu tertentu
-
8/10/2019 Kinetika Kematia Mikroba Secara Batch
8/21
yang diperlukan untuk menurunkan jumlah spora atau sel vegetatif tertentu sebesar
90% atau satu logaritmik. Setiap mikroba memiliki nilai D pada suhu tertentu. Semakin
besar nilai D suatu mikroba pada suatu suhu tertentu, maka semakin tinggi ketahahan
panas mikroba tersebut pada suhu yang tertentu. Nilai D umumnya dinyatakan pada
suhu standar. Untuk bakteri mesofilik atau termofilik umumnya menggunakan suhu
standar 121oC, sedangkan untuk sel vegetatif, khamir, atau kapang umumnya
menggunakan suhu yang lebih rendah (80-100C). Nilai D pada suhu standar ini sering
dituliskan dengan nilai Do (Anonim, 2009).
Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas proses thermal pencapaian
kecukupan proses panas sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Oleh karena itu, faktor-
faktor yang mempengaruhi proses termal harus dikontrol dengan baik dan
dikendalikan. Berdasarkan persyaratan pendaftaran ke FDA, terdapat faktor-faktor
kritis yang dapat mempengaruhi proses pemanasan dan sterilisasi, yang dapat berbeda
antara satu produk dengan produk lainnya. Di antara faktor-faktor kritis yang perlu
diidentifikasi pengaruhnya adalah: (a) karakteristik bahan yang dikalengkan (pH
keseimbangan, metode pengasaman, konsistensi/viskositas dari bahan, bentu/ukuran
bahan, aktivitas air, persen padatan, rasio padatan/ cairan, perubahan formula, ukuran
partikel, jenis pengental, jenis pengawet yang ditambahkan, dan sebagainya), kemasan
(jenis dan dimensi, metode pengisian bahan ke dalam kemasan), (b) proses dalam retort
(jenis retort, jenis media pemanas, posisi wadah dalam retort, tumpukan wadah,
pengaturan kaleng, kemungkinan terjadinya nesting (Anonim c, 2008).
Bacillus cereus merupakan bakteri gram-positif, aerobik, batang pembentuk
spora, kadang-kadang memperlihatkan reaksi gram-negatif.Bacillus cereusmerupakan
bakteri fakultatif anaerob dengan ukuran sel-sel vegetatif dalam bentuk rantai.
Beberapa galur bersifat psikotropik, dan galur lainnya bersifat mesofilik dan termofilik.
Beberapa tidak dapat tumbuh pada makanan dingin yang disimpan panas pada suhu di
atas 60C (Anonim, 2009).
Escherichia coliatau biasa disingkatE. coliadalah salah satu jenisspesies utama
bakterigram negatif.Bakteri ini umumnya hidup pada rentang 20-40C, optimum pada
37C. Pada umumnya, bakteri ini hidup pada tinja, dan dapat menyebabkan masalah
kesehatan padamanusia,seperti diare,muntaber dan masalah pencernaan lainnya. E.
http://id.wikipedia.org/wiki/Spesieshttp://id.wikipedia.org/wiki/Bakterihttp://id.wikipedia.org/wiki/Gram_negatifhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tinjahttp://id.wikipedia.org/wiki/Manusiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Diarehttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Muntaber&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Pencernaanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pencernaanhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Muntaber&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Diarehttp://id.wikipedia.org/wiki/Manusiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Tinjahttp://id.wikipedia.org/wiki/Gram_negatifhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bakterihttp://id.wikipedia.org/wiki/Spesies -
8/10/2019 Kinetika Kematia Mikroba Secara Batch
9/21
coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika. Biasa digunakan sebagai
vektor untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan. E.
coli dipilih karena pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam penanganannya
(Anonim, 2009).
Pseudomonas aeruginosa merupakan patogen utama bagi manusia. Bakteri ini
terogolong baketri mesofilik. Bakteri ini kadang-kadang mengkoloni pada manusia dan
menimbulkan infeksi apabila fungsi pertahanan inang abnormal. Oleh karena itu,
Pseudomonas aeruginosadisebut patogen oportunistik, yaitu memanfaatkan kerusakan
pada mekanisme pertahanan inang untuk memulai suatu infeksi. Bakteri ini dapat juga
tinggal pada manusia yang normal dan berlaku sebagai saprofit pada usus normal dan
pada pasien rumah sakit yang menderita kanker, fibrosis kistik dan luka bakar. Bakteri
ini adalah jenis bakteri gram negatif aerob obligat, berkapsul, mempunya flagella polar
sehingga bakteri ini bersifat motil, berukuran sekitar 0,5-1,0 m. Bakteri ini tidak
menghasilkan spora dan tidak dapat memfermentasikan karbohidrat (Anonim, 2010).
Jenis dan spesies mikroba berpengaruh terhadap perlakuan panas pada proses
sterilisasi. Tabel 2.1 menunjukan ketahanan relative beberapa jenis mikroba terhadap
panas yang tinggi. Mikroba yang membentuk spora lebih tahan terhadap pemanasan
basah yang paling tinggi jika dibandingkan dengan beberapa jenis mikroba yang lain.
Siklus sterilisasi dapat dirancang berdasarkan pemusnahan spora bakteri, sehingga
mikroba jenis lain aka mati secar bersamaan. Suhu yang semakin tinggi pada proses
sterilisasi maka waktu yang dibutuhkan untuk mematikan spora akan semakin
berkurang.
Table 2.1 Ketahanan Relative Berbagai Mikroba Terhadap Panas Batch
Jenis Mikroba Ketahanan Relatif Terhadap Panas
Bakteri vegetative dan khamir 1
Virus dan bakteriofage 1-5
Spora kapang 2-10
Spora bakteri 3 x 106
Sumber : J.H (ed), 1988, Chemical Engineers Hand Book
http://id.wikipedia.org/wiki/Rekayasa_genetikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Vektorhttp://id.wikipedia.org/wiki/Genhttp://id.wikipedia.org/wiki/Genhttp://id.wikipedia.org/wiki/Vektorhttp://id.wikipedia.org/wiki/Rekayasa_genetika -
8/10/2019 Kinetika Kematia Mikroba Secara Batch
10/21
Table 2.2 Pengaruh Suhu Dan Waktu Sterilisasi Terhadap Kematian Spora
Suhu Sterilisasi
(oC)
Waktu yang Diperlukan untuk Mematikan
Spora (menit)
116 30
118 18
121 12
125 8
132 2
138 0,8
Sumber : J.H (ed), 1988, Chemical Engineers Hand Book
Pengaruh waktu sterilisasi terhadap jumlah spora yang bertahan menunjukan
karakteristik yang berbeda-beda. Karakteristik mikroba atau termofilik pada awal
proses sterilisasi mengalami peningkatan populasi spora kemudian dengan
bertambahnya waktu sterilisasi spora yang hidup semakin berkurang. Panas yang
diberikan pada awal proses justru akan meningkatkan populasi mikroba termofil dan
setelah temperature pemanasan mencapai temperature yang mengakibbatkan kematian
mikroba (lethal temperature), maka secara perlahan jumlah mikroba yang hidup
berkurang.
Bailey & Ollis, (1986) menyatakan bahwa kematian jumlah mikroba oleh
pemanasan dapat mengikuti persamaan linear orde -1 :
Persamaannya :
.(2.1)
N = jumlah mikroba
T = waktu pemanasan
Kd = konstanta laju kematian mikroba
Integrasi persamaan 2.1
.(2.2)
N0 = jumlah mikroba sebelum pemanasan pada t = 0
-
8/10/2019 Kinetika Kematia Mikroba Secara Batch
11/21
Nt = jumlah mikroba setelah pemanasan periode t
Logaritma normal persamaan 2.2 memberikan korelasi linear terhadap waktu,
.(2.3)
N0 sering disebut level kontaminasi (jumlah mikroba sebelum pemanasan
kontaminasi mikroba sebelum disterilisasi ) dan Ntadalah level sterilisasi.
Grafik ln(Nt/No) terhadap waktu pada berbagai temperatur sterilisasi untuk
spora dari Bacillus stearothermophilus dan sel vegetatif E.coli.. Grafik tersebut
menunjukkan tipe laju kematian.
-
8/10/2019 Kinetika Kematia Mikroba Secara Batch
12/21
-
8/10/2019 Kinetika Kematia Mikroba Secara Batch
13/21
Skema kerja sterilisasi batch
setelah 5 menit
kemudian ambil salah
satu tabung dan
masukkan dalam box
berisi es sebagai
pendingin
Teteskan biakan pada
kaca preparat,
tambahkan methylen
blue dan amati jumlah
sel hidup dan sel mati
di bawah mikrokup
secara duplo
Ulangi langkah selanjutnya untuk waktu
pemanasan 10 menit, 15 menit dan 20 menit
pipet biakan media cair ke dalam 13 buah tabung reaksimasing-masing 10 mL
Teteskan sampel
biakan pada 00C; 0
menit dalam kaca
preparat, tambahkan
methylen blue dan
amati jumlah sel
hidup dan sel mati di
bawah mikrokup
secara duplo
Panaskan 4 tabung yang berisi
biakan pada suhu 460C
Ulangi langkah selanjutnya untuk temperatur
pemanasan 520C dan 58
0C
-
8/10/2019 Kinetika Kematia Mikroba Secara Batch
14/21
IV. Table Data Pengamatan
Temperature Sterilisasi (T1) = 46
oC
N0= 123+123 = 123
2
No t
(detik)
Jumlah
sel hidup
(XH)
(Nt)
Jumlah sel
mati
(XM)
Jumlah sel
total(Xtot)
In Nt/No
1 300 117 46 163 -0,0500
2 600 109 55 164 -0,1208
3 900 96 62 158 -0,2903
4 1200 87 67 154 -0,3463
Penentuan K ( T= 46oC)
y = -0.00028x + 0.062
berdasarkan persamaan
Kd = -(-0.00028)
Kd = 2.8 x 10-4
y = -0.00028x + 0.062
-0.4
-0.35
-0.3
-0.25
-0.2
-0.15
-0.1
-0.05
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400
ln
Nt/No
waktu (detik)
grafik kinetika kematian mikroba secara batch ( T= 46oC)
-
8/10/2019 Kinetika Kematia Mikroba Secara Batch
15/21
Temperature Sterilisasi (T1) = 52oC
N0= 123
No t
(detik)
Jumlah
sel hidup
(XH)
(Nt)
Jumlah sel
mati
(XM)
Jumlah sel
total(Xtot)
In Nt/No Keterangan
1 300 111 60 171 -0,1026
2 600 98 78 176 -0,2272
3 900 85 91 176 -0,3695
4 1200 73 107 180 -0,5217
Penentuan K ( T= 46oC)
y = -0.00043x + 0.06244
berdasarkan persamaan
Kd = -(-0.00043)
Kd = 4.3 x 10-4
y = -0.00043x + 0.044
-0.6
-0.5
-0.4
-0.3
-0.2
-0.1
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400
ln
Nt/No
waktu (detik)
grafik kinetika kematian mikroba secara batch ( T= 52oC)
-
8/10/2019 Kinetika Kematia Mikroba Secara Batch
16/21
Temperature Sterilisasi (T1) = 58oC
N0= 123
No t
(detik)
Jumlah
sel hidup
(XH)
(Nt)
Jumlah sel
mati
(XM)
Jumlah sel
total(Xtot)
In Nt/No
1 300 93 74 167 -0.2796
2 600 79 83 162 -0.4427
3 900 65 89 154 -0.6378
4 1200 58 110 168 -0.7517
Penentuan K ( T= 46oC)
y = -0.00076x + 0.125
berdasarkan persamaan
Kd = -(-0.00076)
Kd = 7.6 x 10-4
y = -0.00076x - 0.125
-0.9
-0.8
-0.7
-0.6
-0.5
-0.4
-0.3
-0.2
-0.1
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400
ln
Nt/No
waktu (detik)
grafik kinetika kematian mikroba secara batch ( T= 58oC)
-
8/10/2019 Kinetika Kematia Mikroba Secara Batch
17/21
Table Kd, ln Kd, dan 1/T untuk Sterilisasi Batch
T (temperatur)oC 1/T Kd ln Kd
46 0.0217 0.00028 -8.1807
52 0.0192 0.00043 -7.7512
58 0.01724 0.00076 -7.1822
Perhitungan Ed :
y = -221.5x - 3.411
berdasarkan persamaan:
Maka
= -221.5 x R
-Ed = -221.5 x 0.082
Ed = 18,163
y = -221.53x - 3.4114
R = 0.9776
-8.4
-8.2
-8
-7.8
-7.6
-7.4
-7.2
-7
0.016 0.017 0.018 0.019 0.02 0.021 0.022
ln
Nt/No
1/T
grafik ln Nt/No terhadap 1/T
-
8/10/2019 Kinetika Kematia Mikroba Secara Batch
18/21
Perhitungan Desimal Reduction Time/ Destruction Value
DT1=
= 8223,52
DT2=
= 5354,85
DT3=
= 3029,72
-
8/10/2019 Kinetika Kematia Mikroba Secara Batch
19/21
V. Pembahasan
Annisa Novita Nurisma (131424005)
Percobaan yang dilakukan adalah kinetika kematian mikroba dengan
sterilisasi secara batch. Sterilisasi merupakan teknik untuk mengeliminasi semua
kehidupan mikroba yang ada pada suatu bahan atau produk yang dikehendaki. Pada
teknik sterilisasi secara batch prosesnya relative lebih sederhana dan proses
pemanasan serta pendinginan dapat dilakukan pada satu perioda waktu yang sam.
Namun proses pemanasan dan pendinginan pada sterilisasi batch berlangsung lambat,
hingga mengakibatkan kematian mikroba (lethal temperature).
Pada proses sterilisasi secara batch, kami menghitung jumlah sel yang hidup
dan jumlah sel yang mati setelah mengalami proses pemansan dan pendinginan.
Sebelum melakukan perhitungan jumlah mikroba setelah pemanasan dan pendinginan
terlebih dahulu dilakukan perhitungan jumlah mikroba awal sebelum pemanasan.
Sampel berisi biakan dipanaskan pada temperature yang berbeda beda yaitu : 46oC,
52oC, 58
oC dan pada rentang waktu yang berbada pula yaitu 5 menit, 10 menit, 15
menit, 20 menit. Setelah proses pemanasan dan pendinginan, jumlah sel dihitung
dengan menggunakan mikroskop dengan bantuan methylen blue sebagai penunjuk sel
yang hidup dan sel yang mati. Sel hidup warna didalam sel tetap bening tidak
berubah menjadi warna biru, sedangkan sel yang sudah mati dinding selnya rusak
sehingga dapat menyerap warna dari methylen blue sehingga sel berubah menjadi
warna biru. Semua proses yang dilakukan harus dengan cara aseptis agar samapai
tidak terkontaminasi.
Berdasarkan percobaan, jumlah sel yang mati semakin bertambah seiring
dengan bertambahnya waktu dan suhu pemanasan
Berdasarkan grafik, diperoleh nilai Kdyakni :
Temperatur (oC) Kd
46 2,8 x 10-
52 4,3 x 10-
58 7,6 x 10-
-
8/10/2019 Kinetika Kematia Mikroba Secara Batch
20/21
Setelah diperoleh nilai Kd, dapat dihitung nilai Ed dengan membuat grafik ln
Kd terhadap 1/T sehingga berdasarkan hasil perhitungan dari grafik diperoleh nilai
Ed, yakni = 18,163.
Nilai Desimal reduction time akan semakin berkurang seiring dengan
menurunnya suhu pemanasan.
-
8/10/2019 Kinetika Kematia Mikroba Secara Batch
21/21
VI. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal,
diantaranya sebagai berikut :
Jumkah mikroba yang hidup pada sterilisasi batch, diperoleh nilai Kd untuk
berbagai variasi dengan berdasarka nilai ln
dan membuat grafik ln
terhadap waktu. Nilai Kd yang diperoleh untuk berbagai variasi suhu
diantaranya sebagai berikut :
Temperatur (oC) Kd
46 2,8 x 10-
52 4,3 x 10-
58 7,6 x 10-
Kemudian dibuat grafik ln Kd terhadap 1/T untuk memperoleh nilai Ed.
Berdasarkan perhitungan grafik diperoleh nilai Ed sebesar 18,163.
Dari hasil perhitungan dapat diperoleh nilai Desimal Reduction Time dari
berbagai variasi waktu sebagai berikut ;
Temperatur (oC) D
46 8223,52
52 5354,85
58 3029,72