kinetika kematia mikroba secara batch

Upload: annisa-novita-nurisma

Post on 02-Jun-2018

247 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Kinetika Kematia Mikroba Secara Batch

    1/21

    LABORATORIUM BIOPROSES

    SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2014/2015

    Oleh

    Kelompok : 1

    Nama : 1. Ambrianto Ghenatya (131424003)

    2. Anindya Dwi Kusuma Marista (131424004)

    3. Annisa Novita Nurisma (131424005)

    Kelas : 2 A TKPB

    Dosen Pembimbing : Ayu Ratna Permanasari, ST, MT.

    PROGRAM STUDI D IV TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH

    JURUSAN TEKNIK KIMIA

    POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

    2014

    Praktikum : 09 Oktober 2014

    Penyerahan Laporan : 21 Oktober 2014

  • 8/10/2019 Kinetika Kematia Mikroba Secara Batch

    2/21

    Judul Praktikum : Kinetika Kematian Mikroba dan Teknik Sterilisasi Media secara Batch

    Dosen Pembimbing : Ayu Ratna Permanasari, ST, MT.

    Nama Praktikan : 1. Ambrianto Ghenatya (131424003)

    2. Anindya Dwi Kusuma Marista (131424004)

    3. Annisa Novita Nurisma (131424005)

    Tanggal Praktikum : Selasa, 09 Oktober 2014

    Tanggal Laporan : Selasa, 21 Oktober 2014

    I. PENDAHULUAN

    1.1

    Latar Belakang

    Sterilisasi dapat didefinisikan sebagai suatu usaha mengeliminasi semua

    kehidupan mikroba yang ada pada bahan/produk yang dikehendaki. Proses sterilisasi

    yang kurang steril hanya akan menghasilkan steril sebagian (partial sterility) yang

    berarti masih terdapat mikroba yang dapat tumbuh dan berkembang setelah proses

    sterilisasi dilakukan.

    Proses sterilisasi dapat dilakukan dengan menggunakab proses fisik atau dengan

    menggunakan bahan kimia (Suriawiria, 1986). Bahan kimia yang dapat digunakan

    untuk mematikan mikroba antara lain larutan NaCL 9%, KNO310%, HgCl2 0,1%, HCl

    1,1%.

    Proses fisik untuk sterilisasi dilakukan dengan metode pemanasan dan tanpa

    pemanasan. Metode dengan menggunakan pemanasan meliputi pemanasan kering (dry

    heat) dan pemanasan basah dengan menggunakan uap air (moist heat). Metode

    sterilisasi tanpa menggunakan panas meliputi radiasi (UV, X-Ray), Sonicasi, dan

    Filtrasi.

  • 8/10/2019 Kinetika Kematia Mikroba Secara Batch

    3/21

    1.2Tujuan Percobaan

    a. Menguasai teknik sterilisasi media dengan menggunakan panas pada proses batch

    dan continous.

    b. Memahami pengaruh temperature terhadap kematian mikroba.

    c. Menentukan nilai konstanta laju kematian mikroba (Kd), Decimal reduction time

    atau destruction value (D), dan konstanta Arhenius (Ed) pada proses sterilisasi.

    II. LANDASAN TEORI

    2.1Sterilisasi

    Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi. Kita tentu

    mengharapkan tidak terjadi kontaminasi di mana mikroorganisme yang tidak diinginkan

    tumbuh dan mengganggu proses fermentasi. Teknik sterilisasi berbeda-beda tergantung

    pada jenis material. Bagian pertama akan menjelaskan secara singkat dan sederhana

    bagaiman sterilisasi cairan dan padatan.

    a. Sterilisasi cairan

    Cairan yang disterilisasi umumnya adalah media fermentasi yang mengandung

    gula, garam fosfat, ammonium, trace metals, vitamin, dan lain-lain. Secara umum ada

    dua cara sterilisasi cairan yaitu dengan panas dan disaring (filtrasi). Sterilasi dengan

    panas dilakukan di dalam autoclave, di mana steam tekanan tinggi diinjeksikan ke

    dalam chamberuntuk mencapai temperatur 121o

    C dan tekanan tinggi (sekitar 15 psig).

    Durasinya bervariasi, namun umumnya diinginkan cairan dipertahankan pada 121oC

    selama minimal 15 menit. Jika termasuk waktu untuk heatingdan cooling steps, total

    waktu berkisar 1-2 jam tergantung volume cairan yang disterilisasi. Terkadang

    temperatur bisa diset pada 134oC (untuk medis).

    Laboratory autoclave

  • 8/10/2019 Kinetika Kematia Mikroba Secara Batch

    4/21

    Untuk skala industri, cairan disterilisasi dengan panas menggunakan beberapa

    pilihan teknik. Gambar di bawah menjelaskan salah satu bagan proses sterilisasi cairan

    media di industri. Banyak jenis proses baik secara batch atau continuous yang

    diterapkan di industri, misalnya direct steam, indirect heating, indirect steam, dan

    lainnya.

    Sterilisasi medium di industri bioproses. Sumber: Doran, M.P (1995), Bioprocess Engineering Principles,

    chapter 13, Academic Press

    Cairan dapat disterilisasi juga dengan disaring menggunakan membrane filter

    berpori 0.22 atau 0.45 micro meter. Metode ini cocok untuk volume cairan yang kecil

    (1-2 liter) dan bahan kimia yang bisa rusak karena panas misalnya gula dan protein.

    b. Sterilisasi padatan

    Padatan yang umum disterilkan adalahglassware, biosafety cabinet, dan beberapa

    jenis tabung dan kontainer. Padaglasswaredan plastik tahan panas umumnya dilakukan

    dengan autoclave mirip seperti sterilisasi cairan namun ditambah proses

    pengeringan.Biosafety cabinet disterilkan dengan bantuan radiasi UV dan disemprot

    ethanol 70 %. Udara dalam cabinet disaring dengan filter (detilnya akan dibahas di

    bagian ke-2 tentang sterilisasi gas).

  • 8/10/2019 Kinetika Kematia Mikroba Secara Batch

    5/21

    2.2Jenis-Jenis Sterilisasi

    Meski saat ini mikroba telah banyak dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan

    manusia, namun seringkali keberadaan mikroba masih dianggap mengganggu, terutama

    mikroba pathogen. Oleh karenanya, diperlukan upaya untuk mengurangi jumlah

    mikroba hingga menghilangkannya sama sekali. Untuk tujuan tersebut, dapat dilakukan

    dengan beberapa cara, antara lain:

    Desinfeksi

    Desinfeksi merupakan tindakan pengurangan sebagian besar mikroorganisme dari

    benda mati. Pada proses desinfeksi ini, tidak semua mikroba dapat dihilangkan.

    Pasteurisasi

    Pasteurisasi merupakan upaya untuk menghindari gangguan mikroba tanpa

    mematikan sporanya. Pasteurisasi dapat dilakukan dengan cara: Pemanasan pada

    suhu 62oC selama 30 menit, pemanasan 7174

    oC selama 20 detik, atau pemanasan

    8587oC selama 5 detik.

    Sterilisasi

    Sterilisasi merupakan upaya untuk meminimalisasi gangguan mikroorganisme

    dengan cara menghilangkan seluruhnya (bakteri, jamur, parasit, virus, termasuk

    bakteri endospora). Sterilisasi menjadi hal yang sangat penting dalam berbagai

    proses bioteknologi, salah stunya dalam proses fermentasi. Meskipun proses

    fermentasi melibatkan mikroorganisme, namun seringkali kehadiran

    mikroorganisme lain (kontaminan) tetap mengganggu. Hal ini karena:

    1. Medium akan menumbuhkan semua mikroba yang ada (mikroba target dan

    kontaminan) sehingga produk yang dihasilkan menjadi sangat beragam. Tentu

    saja hal ini sangat merugikan karena selain mengurangi produktivitas juga

    menyulitkan dalam proses isolasi.

    2. Jika proses fermentasi dilanjutkan dalam keadaan banyak kontaminan, maka

    kemungkinan produk yang dihasilkan oleh kontaminan menjadi lebih dominan

    dan mendesak produk mikroba target hingga dapat menghilangkannya.

    3. Kontaminasi pada produk akhir dapat menurunkan kualitas produk, bahkan

    mungkin dapat membahayakan manusia.

  • 8/10/2019 Kinetika Kematia Mikroba Secara Batch

    6/21

    4. Kontaminan dapat merusak produk yang diinginkan.

    5. Kontaminasi dari suatu fermentasi bakteri dengan phage dapat me-lisis kultur.

    Untuk menghindari halhal tersebut di atas, langkah antisipasi yang dapat

    dilakukan antara lain dengan :

    a. Penggunaan inokulum murni dalam fermentasi.

    b. Sterilisasi medium: merupakan proses yang bertujuan untuk menghilangkan

    semua jenis makhluk hidup yang ada dalam media, dilakukan sebelum

    inokulasi kultur.

    c. Sterilisasi ruang fermenter: Penghilangan semua bentuk makhluq hidup dari

    ruang fermentor, termasuk udara secara kontinyu.

    d. Sterilisasi semua bahan yang digunakan dalam keseluruhan proses fermentasi

    e.

    Penjagaan kondisi aseptis selama fermentasi.

    Fermentasi dapat dilakukan baik secara fisika, kimia, maupun radiasi.

    Sterilisasi secara fisika dapat dilakukan dengan membunuh mikroba atau sekadar

    mencegah mikroba masuk kesistem kita. Sterilisasi fisik dengan membunuh

    mikroba dapat dilakukan dengan penggunaan panas, freezing (pembekuan),

    penggunaan garam berkonsentrasi tinggi, dll. Sementara sterilisasi fisik tanpa

    membunuh mikroba dapat dilakukan dengan filtrasi. Filtrasi merupakan upaya

    untuk meminimalisasi kontaminasi mikroorganisme dengan cara menyaring sesuatu

    dengan filter berukuran tertentu sehingga sebagian mikroba tidak dapat

    melewatinya. Cara ini tidak membunuh mikroba yang ada, hanya meminimalisasi

    agar mikroba tidak terbawa.

    Namun, dalam proses fermentasi, cara sterilisasi fisik yang paling mungkin

    dilakukan adalah dengan filtrasi dan penggunaan panas, baik panas basah maupun

    panas kering. Sterilisasi panas basah seringkali digunakan untuk sterilisasi media

    dan bahanbahan lainnya sementara panas kering untuk sterilisasi alatalat. Faktor

    faktor yang mempengaruhi sterilisasi panas antara lain:

    Jenis dan jumlah kontaminan yang hendak dihilangkan

    Morfologi mikroorganisme

    Komposisi media fermentasi

    pH

  • 8/10/2019 Kinetika Kematia Mikroba Secara Batch

    7/21

    Ukuran partikel tersuspensi

    Temperatur yang digunakan

    Durasi proses sterilisasi

    Keberadaan air

    Sterilisasi panas dapat dilakukan secara batch maupun continue.

    a. Sterilisasi Batch

    Sterilisasi sistem batch dapat dilakukan dengan cara menginjeksikan uap panas

    ke dalam mantel fermentor ayau coil yang terdapat pada bagian dalam

    fermentor. Cara ini disebut metode tidak langsung. Atau dengan cara

    menghilangkan uap panas langsung ke dalam larutan medium (metode

    langsung). Metode langsung membutuhkan uap panas murni, yaitu bebas dari

    bahan kimia tambahan seperti senyawa antikarat yang panyak digunakan dalam

    proses produksi uap. Di samping itu, metode langsung akan mengakibatkan

    bertambahnya volume cairan media dalam fermentor karena adanya kondensasi

    uap yang digunakan.

    2.3Kinetika Kematian Mikroba

    Proses panas secara komersial umumnya didesain untuk menginaktifkan

    mikroorganisme yang ada pada makanan yang dapat mengancam kesehatan manusia

    dan mengurangi jumlah mikroorganisme pembusuk ke tingkat yang rendah, sehingga

    peluang terjadinya kebusukan sangat rendah. Dalam desain proses termal, ada dua hal

    yang harus diketahui, yaitu karakteristirk ketahanan panas mikroba dan profil pindah

    panas dari medium pemanas ke dalam bahan pada titik terdinginnya. Karakteristik

    ketahanan panas dinyatakan dengan nilai D dan nilai Z. Untuk mencapai level

    pengurangan jumlah mikroba yang diinginkan, amaka ditentukan siklus logaritma

    pengurangan mikroba. Kemudian dihitung nilai sterilitasnya pada suhu tertentu (Fo).

    Nilai Fo ini ditentukan sebelum proses termal berlangsung. Nilai Fo dapat dihitung

    pada suhu standar atau pada suhu tertentu, dimana untuk menghitungnya perlu

    diketahui nilai D dan nilai Z (Kusnandar, 2008).

    Nilai D menyatakan ketahahanan panas mikroba atau sensitifitas mikroba oleh

    suhu pemanasan. Nilai D didefinisikan sebagai waktu dalam menit pada suhu tertentu

  • 8/10/2019 Kinetika Kematia Mikroba Secara Batch

    8/21

    yang diperlukan untuk menurunkan jumlah spora atau sel vegetatif tertentu sebesar

    90% atau satu logaritmik. Setiap mikroba memiliki nilai D pada suhu tertentu. Semakin

    besar nilai D suatu mikroba pada suatu suhu tertentu, maka semakin tinggi ketahahan

    panas mikroba tersebut pada suhu yang tertentu. Nilai D umumnya dinyatakan pada

    suhu standar. Untuk bakteri mesofilik atau termofilik umumnya menggunakan suhu

    standar 121oC, sedangkan untuk sel vegetatif, khamir, atau kapang umumnya

    menggunakan suhu yang lebih rendah (80-100C). Nilai D pada suhu standar ini sering

    dituliskan dengan nilai Do (Anonim, 2009).

    Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas proses thermal pencapaian

    kecukupan proses panas sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Oleh karena itu, faktor-

    faktor yang mempengaruhi proses termal harus dikontrol dengan baik dan

    dikendalikan. Berdasarkan persyaratan pendaftaran ke FDA, terdapat faktor-faktor

    kritis yang dapat mempengaruhi proses pemanasan dan sterilisasi, yang dapat berbeda

    antara satu produk dengan produk lainnya. Di antara faktor-faktor kritis yang perlu

    diidentifikasi pengaruhnya adalah: (a) karakteristik bahan yang dikalengkan (pH

    keseimbangan, metode pengasaman, konsistensi/viskositas dari bahan, bentu/ukuran

    bahan, aktivitas air, persen padatan, rasio padatan/ cairan, perubahan formula, ukuran

    partikel, jenis pengental, jenis pengawet yang ditambahkan, dan sebagainya), kemasan

    (jenis dan dimensi, metode pengisian bahan ke dalam kemasan), (b) proses dalam retort

    (jenis retort, jenis media pemanas, posisi wadah dalam retort, tumpukan wadah,

    pengaturan kaleng, kemungkinan terjadinya nesting (Anonim c, 2008).

    Bacillus cereus merupakan bakteri gram-positif, aerobik, batang pembentuk

    spora, kadang-kadang memperlihatkan reaksi gram-negatif.Bacillus cereusmerupakan

    bakteri fakultatif anaerob dengan ukuran sel-sel vegetatif dalam bentuk rantai.

    Beberapa galur bersifat psikotropik, dan galur lainnya bersifat mesofilik dan termofilik.

    Beberapa tidak dapat tumbuh pada makanan dingin yang disimpan panas pada suhu di

    atas 60C (Anonim, 2009).

    Escherichia coliatau biasa disingkatE. coliadalah salah satu jenisspesies utama

    bakterigram negatif.Bakteri ini umumnya hidup pada rentang 20-40C, optimum pada

    37C. Pada umumnya, bakteri ini hidup pada tinja, dan dapat menyebabkan masalah

    kesehatan padamanusia,seperti diare,muntaber dan masalah pencernaan lainnya. E.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Spesieshttp://id.wikipedia.org/wiki/Bakterihttp://id.wikipedia.org/wiki/Gram_negatifhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tinjahttp://id.wikipedia.org/wiki/Manusiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Diarehttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Muntaber&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Pencernaanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pencernaanhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Muntaber&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Diarehttp://id.wikipedia.org/wiki/Manusiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Tinjahttp://id.wikipedia.org/wiki/Gram_negatifhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bakterihttp://id.wikipedia.org/wiki/Spesies
  • 8/10/2019 Kinetika Kematia Mikroba Secara Batch

    9/21

    coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika. Biasa digunakan sebagai

    vektor untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan. E.

    coli dipilih karena pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam penanganannya

    (Anonim, 2009).

    Pseudomonas aeruginosa merupakan patogen utama bagi manusia. Bakteri ini

    terogolong baketri mesofilik. Bakteri ini kadang-kadang mengkoloni pada manusia dan

    menimbulkan infeksi apabila fungsi pertahanan inang abnormal. Oleh karena itu,

    Pseudomonas aeruginosadisebut patogen oportunistik, yaitu memanfaatkan kerusakan

    pada mekanisme pertahanan inang untuk memulai suatu infeksi. Bakteri ini dapat juga

    tinggal pada manusia yang normal dan berlaku sebagai saprofit pada usus normal dan

    pada pasien rumah sakit yang menderita kanker, fibrosis kistik dan luka bakar. Bakteri

    ini adalah jenis bakteri gram negatif aerob obligat, berkapsul, mempunya flagella polar

    sehingga bakteri ini bersifat motil, berukuran sekitar 0,5-1,0 m. Bakteri ini tidak

    menghasilkan spora dan tidak dapat memfermentasikan karbohidrat (Anonim, 2010).

    Jenis dan spesies mikroba berpengaruh terhadap perlakuan panas pada proses

    sterilisasi. Tabel 2.1 menunjukan ketahanan relative beberapa jenis mikroba terhadap

    panas yang tinggi. Mikroba yang membentuk spora lebih tahan terhadap pemanasan

    basah yang paling tinggi jika dibandingkan dengan beberapa jenis mikroba yang lain.

    Siklus sterilisasi dapat dirancang berdasarkan pemusnahan spora bakteri, sehingga

    mikroba jenis lain aka mati secar bersamaan. Suhu yang semakin tinggi pada proses

    sterilisasi maka waktu yang dibutuhkan untuk mematikan spora akan semakin

    berkurang.

    Table 2.1 Ketahanan Relative Berbagai Mikroba Terhadap Panas Batch

    Jenis Mikroba Ketahanan Relatif Terhadap Panas

    Bakteri vegetative dan khamir 1

    Virus dan bakteriofage 1-5

    Spora kapang 2-10

    Spora bakteri 3 x 106

    Sumber : J.H (ed), 1988, Chemical Engineers Hand Book

    http://id.wikipedia.org/wiki/Rekayasa_genetikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Vektorhttp://id.wikipedia.org/wiki/Genhttp://id.wikipedia.org/wiki/Genhttp://id.wikipedia.org/wiki/Vektorhttp://id.wikipedia.org/wiki/Rekayasa_genetika
  • 8/10/2019 Kinetika Kematia Mikroba Secara Batch

    10/21

    Table 2.2 Pengaruh Suhu Dan Waktu Sterilisasi Terhadap Kematian Spora

    Suhu Sterilisasi

    (oC)

    Waktu yang Diperlukan untuk Mematikan

    Spora (menit)

    116 30

    118 18

    121 12

    125 8

    132 2

    138 0,8

    Sumber : J.H (ed), 1988, Chemical Engineers Hand Book

    Pengaruh waktu sterilisasi terhadap jumlah spora yang bertahan menunjukan

    karakteristik yang berbeda-beda. Karakteristik mikroba atau termofilik pada awal

    proses sterilisasi mengalami peningkatan populasi spora kemudian dengan

    bertambahnya waktu sterilisasi spora yang hidup semakin berkurang. Panas yang

    diberikan pada awal proses justru akan meningkatkan populasi mikroba termofil dan

    setelah temperature pemanasan mencapai temperature yang mengakibbatkan kematian

    mikroba (lethal temperature), maka secara perlahan jumlah mikroba yang hidup

    berkurang.

    Bailey & Ollis, (1986) menyatakan bahwa kematian jumlah mikroba oleh

    pemanasan dapat mengikuti persamaan linear orde -1 :

    Persamaannya :

    .(2.1)

    N = jumlah mikroba

    T = waktu pemanasan

    Kd = konstanta laju kematian mikroba

    Integrasi persamaan 2.1

    .(2.2)

    N0 = jumlah mikroba sebelum pemanasan pada t = 0

  • 8/10/2019 Kinetika Kematia Mikroba Secara Batch

    11/21

    Nt = jumlah mikroba setelah pemanasan periode t

    Logaritma normal persamaan 2.2 memberikan korelasi linear terhadap waktu,

    .(2.3)

    N0 sering disebut level kontaminasi (jumlah mikroba sebelum pemanasan

    kontaminasi mikroba sebelum disterilisasi ) dan Ntadalah level sterilisasi.

    Grafik ln(Nt/No) terhadap waktu pada berbagai temperatur sterilisasi untuk

    spora dari Bacillus stearothermophilus dan sel vegetatif E.coli.. Grafik tersebut

    menunjukkan tipe laju kematian.

  • 8/10/2019 Kinetika Kematia Mikroba Secara Batch

    12/21

  • 8/10/2019 Kinetika Kematia Mikroba Secara Batch

    13/21

    Skema kerja sterilisasi batch

    setelah 5 menit

    kemudian ambil salah

    satu tabung dan

    masukkan dalam box

    berisi es sebagai

    pendingin

    Teteskan biakan pada

    kaca preparat,

    tambahkan methylen

    blue dan amati jumlah

    sel hidup dan sel mati

    di bawah mikrokup

    secara duplo

    Ulangi langkah selanjutnya untuk waktu

    pemanasan 10 menit, 15 menit dan 20 menit

    pipet biakan media cair ke dalam 13 buah tabung reaksimasing-masing 10 mL

    Teteskan sampel

    biakan pada 00C; 0

    menit dalam kaca

    preparat, tambahkan

    methylen blue dan

    amati jumlah sel

    hidup dan sel mati di

    bawah mikrokup

    secara duplo

    Panaskan 4 tabung yang berisi

    biakan pada suhu 460C

    Ulangi langkah selanjutnya untuk temperatur

    pemanasan 520C dan 58

    0C

  • 8/10/2019 Kinetika Kematia Mikroba Secara Batch

    14/21

    IV. Table Data Pengamatan

    Temperature Sterilisasi (T1) = 46

    oC

    N0= 123+123 = 123

    2

    No t

    (detik)

    Jumlah

    sel hidup

    (XH)

    (Nt)

    Jumlah sel

    mati

    (XM)

    Jumlah sel

    total(Xtot)

    In Nt/No

    1 300 117 46 163 -0,0500

    2 600 109 55 164 -0,1208

    3 900 96 62 158 -0,2903

    4 1200 87 67 154 -0,3463

    Penentuan K ( T= 46oC)

    y = -0.00028x + 0.062

    berdasarkan persamaan

    Kd = -(-0.00028)

    Kd = 2.8 x 10-4

    y = -0.00028x + 0.062

    -0.4

    -0.35

    -0.3

    -0.25

    -0.2

    -0.15

    -0.1

    -0.05

    0

    0 200 400 600 800 1000 1200 1400

    ln

    Nt/No

    waktu (detik)

    grafik kinetika kematian mikroba secara batch ( T= 46oC)

  • 8/10/2019 Kinetika Kematia Mikroba Secara Batch

    15/21

    Temperature Sterilisasi (T1) = 52oC

    N0= 123

    No t

    (detik)

    Jumlah

    sel hidup

    (XH)

    (Nt)

    Jumlah sel

    mati

    (XM)

    Jumlah sel

    total(Xtot)

    In Nt/No Keterangan

    1 300 111 60 171 -0,1026

    2 600 98 78 176 -0,2272

    3 900 85 91 176 -0,3695

    4 1200 73 107 180 -0,5217

    Penentuan K ( T= 46oC)

    y = -0.00043x + 0.06244

    berdasarkan persamaan

    Kd = -(-0.00043)

    Kd = 4.3 x 10-4

    y = -0.00043x + 0.044

    -0.6

    -0.5

    -0.4

    -0.3

    -0.2

    -0.1

    0

    0 200 400 600 800 1000 1200 1400

    ln

    Nt/No

    waktu (detik)

    grafik kinetika kematian mikroba secara batch ( T= 52oC)

  • 8/10/2019 Kinetika Kematia Mikroba Secara Batch

    16/21

    Temperature Sterilisasi (T1) = 58oC

    N0= 123

    No t

    (detik)

    Jumlah

    sel hidup

    (XH)

    (Nt)

    Jumlah sel

    mati

    (XM)

    Jumlah sel

    total(Xtot)

    In Nt/No

    1 300 93 74 167 -0.2796

    2 600 79 83 162 -0.4427

    3 900 65 89 154 -0.6378

    4 1200 58 110 168 -0.7517

    Penentuan K ( T= 46oC)

    y = -0.00076x + 0.125

    berdasarkan persamaan

    Kd = -(-0.00076)

    Kd = 7.6 x 10-4

    y = -0.00076x - 0.125

    -0.9

    -0.8

    -0.7

    -0.6

    -0.5

    -0.4

    -0.3

    -0.2

    -0.1

    0

    0 200 400 600 800 1000 1200 1400

    ln

    Nt/No

    waktu (detik)

    grafik kinetika kematian mikroba secara batch ( T= 58oC)

  • 8/10/2019 Kinetika Kematia Mikroba Secara Batch

    17/21

    Table Kd, ln Kd, dan 1/T untuk Sterilisasi Batch

    T (temperatur)oC 1/T Kd ln Kd

    46 0.0217 0.00028 -8.1807

    52 0.0192 0.00043 -7.7512

    58 0.01724 0.00076 -7.1822

    Perhitungan Ed :

    y = -221.5x - 3.411

    berdasarkan persamaan:

    Maka

    = -221.5 x R

    -Ed = -221.5 x 0.082

    Ed = 18,163

    y = -221.53x - 3.4114

    R = 0.9776

    -8.4

    -8.2

    -8

    -7.8

    -7.6

    -7.4

    -7.2

    -7

    0.016 0.017 0.018 0.019 0.02 0.021 0.022

    ln

    Nt/No

    1/T

    grafik ln Nt/No terhadap 1/T

  • 8/10/2019 Kinetika Kematia Mikroba Secara Batch

    18/21

    Perhitungan Desimal Reduction Time/ Destruction Value

    DT1=

    = 8223,52

    DT2=

    = 5354,85

    DT3=

    = 3029,72

  • 8/10/2019 Kinetika Kematia Mikroba Secara Batch

    19/21

    V. Pembahasan

    Annisa Novita Nurisma (131424005)

    Percobaan yang dilakukan adalah kinetika kematian mikroba dengan

    sterilisasi secara batch. Sterilisasi merupakan teknik untuk mengeliminasi semua

    kehidupan mikroba yang ada pada suatu bahan atau produk yang dikehendaki. Pada

    teknik sterilisasi secara batch prosesnya relative lebih sederhana dan proses

    pemanasan serta pendinginan dapat dilakukan pada satu perioda waktu yang sam.

    Namun proses pemanasan dan pendinginan pada sterilisasi batch berlangsung lambat,

    hingga mengakibatkan kematian mikroba (lethal temperature).

    Pada proses sterilisasi secara batch, kami menghitung jumlah sel yang hidup

    dan jumlah sel yang mati setelah mengalami proses pemansan dan pendinginan.

    Sebelum melakukan perhitungan jumlah mikroba setelah pemanasan dan pendinginan

    terlebih dahulu dilakukan perhitungan jumlah mikroba awal sebelum pemanasan.

    Sampel berisi biakan dipanaskan pada temperature yang berbeda beda yaitu : 46oC,

    52oC, 58

    oC dan pada rentang waktu yang berbada pula yaitu 5 menit, 10 menit, 15

    menit, 20 menit. Setelah proses pemanasan dan pendinginan, jumlah sel dihitung

    dengan menggunakan mikroskop dengan bantuan methylen blue sebagai penunjuk sel

    yang hidup dan sel yang mati. Sel hidup warna didalam sel tetap bening tidak

    berubah menjadi warna biru, sedangkan sel yang sudah mati dinding selnya rusak

    sehingga dapat menyerap warna dari methylen blue sehingga sel berubah menjadi

    warna biru. Semua proses yang dilakukan harus dengan cara aseptis agar samapai

    tidak terkontaminasi.

    Berdasarkan percobaan, jumlah sel yang mati semakin bertambah seiring

    dengan bertambahnya waktu dan suhu pemanasan

    Berdasarkan grafik, diperoleh nilai Kdyakni :

    Temperatur (oC) Kd

    46 2,8 x 10-

    52 4,3 x 10-

    58 7,6 x 10-

  • 8/10/2019 Kinetika Kematia Mikroba Secara Batch

    20/21

    Setelah diperoleh nilai Kd, dapat dihitung nilai Ed dengan membuat grafik ln

    Kd terhadap 1/T sehingga berdasarkan hasil perhitungan dari grafik diperoleh nilai

    Ed, yakni = 18,163.

    Nilai Desimal reduction time akan semakin berkurang seiring dengan

    menurunnya suhu pemanasan.

  • 8/10/2019 Kinetika Kematia Mikroba Secara Batch

    21/21

    VI. Kesimpulan

    Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal,

    diantaranya sebagai berikut :

    Jumkah mikroba yang hidup pada sterilisasi batch, diperoleh nilai Kd untuk

    berbagai variasi dengan berdasarka nilai ln

    dan membuat grafik ln

    terhadap waktu. Nilai Kd yang diperoleh untuk berbagai variasi suhu

    diantaranya sebagai berikut :

    Temperatur (oC) Kd

    46 2,8 x 10-

    52 4,3 x 10-

    58 7,6 x 10-

    Kemudian dibuat grafik ln Kd terhadap 1/T untuk memperoleh nilai Ed.

    Berdasarkan perhitungan grafik diperoleh nilai Ed sebesar 18,163.

    Dari hasil perhitungan dapat diperoleh nilai Desimal Reduction Time dari

    berbagai variasi waktu sebagai berikut ;

    Temperatur (oC) D

    46 8223,52

    52 5354,85

    58 3029,72