materi taujih

Upload: wisna-waty

Post on 20-Jul-2015

308 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Materi taujih Wednesday, 20 July 2011 08:30 dakwatuna.com - Beliau adalah Ustadz Umar Abdul Fattah bin Abdul Qadir Musthafa Tilmisani. Diangkat sebagai Mursyid Aam Ikhwanul Muslimin setelah meninggalnya Mursyid ke dua, Ustadz Hasan al-Hudhaibi pada bulan November 1973.

1. Masa Kecil dan PertumbuhannyaAsal-usulnya kembali kepada wilayah Tilmisani di al-Jazaair. Lahir di kota Kairo pada tahun 1322 Hijriah, atau 1904 Masehi, di jalan Hausy Qadim di Al-Ghauriah. Kakek dan ayahnya bekerja sebagai pedagang pakaian dan batu mulia. Kakeknya adalah seorang salafi yang banyak mencetak buku-buku karya Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab. Karena itu ia tumbuh dalam lingkungan yang jauh dari bidah. Syeikh Umar Tilmisani belajar di Sekolah Ibtidaiyyah Jamiyyah Khaeriyah, lalu melanjutkan di Sekolah Tsanawiyah al-Hilmiyah. Setelah itu, ia kuliah di Fakultas Hukum. Setelah menyelesaikan pendidikannya pada tahun 1933, ia kemudian menyewa sebuah kantor advokat di jalan Syabiin al-Qanathir, dan bergabung dengan jamaah Ikhwanul Muslimin. Ustadz Tilmisani adalah pengacara pertama yang bergabung dengan Ikhwan. Di sinilah ia mengerahkan usaha dan pikirannya demi membela jamaah ini. Ia juga adalah orang terdekat Imam Syahid yang kerap menemani beliau dalam perjalanan yang dilakukannya di wilayah Mesir atau di luar negeri. Imam Syahid juga sering meminta bantuan kepadanya dalam berbaga perkara. Ustadz Umar Tilmisani menikah saat masih duduk di Sekolah Tsanawiyah Negeri, dan Istrinya wafat pada bulan Agustus 1979 setelah hidup bersamanya lebih dari setengah abad. Mereka dikarunia empat orang anak; Abid dan Abdul Fattah, serta dua orang anak perempuan. Pekerjaan beliau sebagai pengacara tidak membuatnya lupa memperkaya dirinya dengan wawasan keislaman. Karena itu, ia banyak membaca dan menelaah berbagai jenis buku, seperti tafsir, hadits, fikih, sirah, sejarah dan biografi. Ia juga mengikuti dengan seksama berbagai konspirasi dan strategi musuhmusuh Islam di dalam dan luar Mesir, mengamati, mempelajari, menentukan caranya bersikap, cara menghadapinya dengan bijak dan nasehat yang baik. Ia juga berusaha menangkal propaganda yang mereka tiupkan, mendustakan ucapan-ucapannya, dan menepis kecurigaan mereka dengan sikap seorang mukmin penuh percaya diri yang mengetahui keunggulan yang dimilikinya, dan kelemahan yang ada pada lawan-lawannya. Bahwa tidak ada selain Allah yang dapat menolong, dan tak ada agama lain kecuali Islam. Saya mengenalnya saat pertama kali tiba di Mesir untuk kuliah pada tahun 1369, bertepatan dengan tahun 1939, dimana kami bertemu dengan para tokoh dan petinggi Ikhwan setelah syahidnya Imam Hasan alBanna, dan sebelum pemilihan mursyid kedua, ustadz Hasan al-Hudhaebi. Disana kami mendengar nasehat dan arahan yang disampaikan para tokoh Ikhwan. Kami juga dapat merasakan kesopan-santunan ustadz Umar, kerendahan hatinya dan kasih sayangnya terhadap Ikhwan, khusunya para pemuda yang di dalam jiwa mereka bergelora semangat membara untuk segera memetik buah yang mereka tanam. Mereka juga berusaha melakukan pembalasan atas kezaliman yang terjadi atas diri Ikhwan. Namun ustadz Umar Tilmisani berwasiat agar mereka tetap bersabar, teguh

pendirian, santun, tenang dan senantiasa mengharap pahala dan ganjaran Allah Azza wa Jalla. 2.

Janji Setia pada Diri Sendiri

Ustadz Umar Tilmisani meninggalkan jejak kebaikan bagi setiap orang yang pernah mengenalnya, atau bersentuhan dengannya. Ia dikaruniai kejernihan hati, dan kebersihan jiwa, kata-kata yang lembut, penampilan menawan, serta caranya berdialog dan berdebat yang menarik hati. Ia berkata tentang dirinya sendiri: Saya tidak pernah mengetahui bahwa sifat keras bersentuhan dengan prilaku yang kumiliki. Tidak ada keinginan untuk menang atas seorang pun. Karena itu, saya tidak merasa memiliki seorang musuh. Terkecuali mungkin karena pembelaan saya terhadap kebenaran. Atau karena saya menyeru manusia untuk mengamalkan kitabuLlah. Itu berarti bahwa permusuhan itu datang dari mereka sendiri dan bukan dariku. Saya telah berjanji pada diriku sendiri untuk tidak menyakiti seorang pun dengan kata-kata kasar, walau saya berbeda dan berselisih pendapat dengannya secara politik, bahkan walau pun mereka menyakitiku. Karena itu, tidak pernah terjadi benturan antara diriku dengan seorang pun karena faktor pribadi. Dari pernyataan ini kita dapat mengetahui bahwa tidak seorang pun meninggalkan kediaman Tilmisani kecuali ia membawa penghormatan dan penghargaan dari dalam dirinya dan rasa cinta kepada sang daI mujahid ini. Demikian pula dengan mereka yang pernah menjadi murid Imam Syahid, keluar dari madrasahnya dan bergabung dalam jamaahnya, mengenalnya sebagai daI yang tulus dan ikhlas. 3.

Akhlak dan Sifatnya

Syaikh Umar Tilmisani adalah sosok yang sangat pemalu. Sebagaimana disaksikan oleh setiap orang yang melihatnya dari dekat. Teman duduk dan kawan bercakapnya akan merasakan bahwa penderitaan berkepanjangan yang ia alami dalam gelapnya penjara berhasil menempa dirinya, sehingga ia tidak membiarkan ada celah sedikit pun dalam dirinya untuk sebuah hakikat yang tidak diyakininya. Beliau mendekam di balik penjara lebih selama 17 tahun. Bermula pada tahun 1948 (1368H), kemudian tahun 1954 (1373H), lalu pada tahun 1981 (1402H). Dan tak ada yang bertambah dalam dirinya saat menghadapi seluruh ujian dan cobaan itu kecuali kesabaran dan ketegaran. Dalam wawancaranya dengan majalah al-Yamamah, yang terbit di Saudi Arabia, edisi tanggal 14 Januari 1982, Syaikh Umar Tilmisani berkata: Sesungguhnya tabiat dimana saya tumbuh di atasnya membuatku benci kepada kekerasan dengan segala bentuknya. Ini bukan hanya sebagai sikap politik. Tapi juga merupakan sikap pribadiku yang terkait erat dengan pembentukan jatidiriku. Bahkan ketika ada seseorang yang coba menganiaya diriku, maka saya sungguh tidak akan menyelesaikannya dengan kekerasan. Saya bisa saja menggunakan kekuatan untuk menciptakan perubahan. Namun demikian, saya takkan pernah melakukan itu dengan kekerasan. 4.

Surat kepada Presiden

Dalam surat terbuka yang ia tujukan kepada presiden Republik Mesir, juga disebarluaskan oleh harian asy-Syab al-Qahiriyah, tertanggal 14/3/1986, ia berkata: Wahai paduka Presiden. Yang paling penting bagi kami sebagai kaum Muslimin di Mesir adalah

menjadi bangsa yang aman, tentram dan tenang di bawah naungan syariat Allah Azza wa Jalla. Karena kemaslahatan umat ini hanya akan tercapai bila aturan Allah direalisasikan di tengah mereka. Saya kira tidak terlalu berlebihan bila saya katakan bahwa sesungguhnya penerapan syariat Allah Taala di bumi Mesir akan menjadi pintu kemenangan bagi seluruh wilayahnya. Dan pada saat itulah sang pengadil dan terdakwa akan merasakan ketenangan, demikian pula yang akan dinikmati oleh penguasa dan rakyatnya. 5.

Arahan dan Petunjuknya

Dalam rangkaian nasehat dan arahannya yang ditujukan kepada para pemuda dan penyeru dari kalangan Ikhwan, beliau berkata: Sesungguhnya berbagai kesulitan yang dihadapi para dai pada saat ini sangat berat dan penuh bahaya. Kekuatan material masa kini berada di tangan musuh-musuh Islam dimana mereka bersatu untuk menyingkirkan berbagai perbedaan yang ada di tengah mereka demi memerangi kaum Muslimin, dan khususnya Ikhwanul Muslimin. Bila didasarkan pada pertimbangan logika manusia, pasukan Thalut yang beriman sebenarnya tidak memiliki kekuatan melawan pasukan Jalut dan balatentaranya. Namun ketika keimanan mereka meyakini bahwa kemenangan itu berasal dari sisi Allah Taala dan bukan karena faktor jumlah dan bekal yang dimiliki, mereka akhirnya sanggup menghancurkan pasukan Jalut dengan izin Allah Taala. Sesungguhnya saya tidak meremehkan kekuatan dari sisi jumlah, dan juga tidak menyeru kepada para duat agar mereka hanya berpasrah diri, berzikir hingga mulut berbusa-busa sambil menggerakkan leherleher ke kanan dan kiri lalu menepukkan tangannya. Karena semua ini adalah bencana mematikan dan membinasakan. Tapi berpegang teguh kepada wahyu yang diturunkan oleh Allah Taala, berjihad dengan kalimat yang benar secara berkesinambungan, tidak peduli berbagai gangguan, menjadikan diri sebagai tauladan dalam kepahlawanan, keteguhan dan keberanian, disertai keyakinan bahwa bahwa Allah Taala akan menguji mereka dengan rasa takut, lapar, berkurangnya harta, jiwa dan buah-buahan agar Ia mengetahui manakah orang-orang yang jujur dan pengecut, maka semua itu sesungguhnya adalah faktorfaktor hadirnya kemenangan sesuai sunnatullah. Kisah-kisah yang terdapat dalam Al-Quran yang mulia adalah saksi terbaik yang menunjukkan hal itu, dan mengandung pelajaran yang sangat banyak. Adapun para pemuda yang memiliki semangat dan tekad kuat menyertai kesadaran mereka yang dalam, maka sesungguhnya mereka tidak membutuhkan banyak eksperimen. Yang mereka butuhkan adalah kesabaran dan komitmen dengan petunjuk wahyu yang terdapat dalam Kitabullah dan Sunnah Rasulullah saw., dan kemudian dari sirah Salafushshalih yang telah terikat prilaku dan moral mereka dengannya, dan Allah Taala kemudian memberikan kemenangan dan kekuasaan yang seakan mustahil untuk diraih. 6.

Keteguhan dan Sikapnya

Ustadz Tilmisani mengetahui dengan baik makna keteguhan dan kekuatan saat berada di dalam dan di luar penjara. Ia sama sekali tidak goyah dengan ancaman. Sebagaimana diketahui sifat zuhud, iffah [mengendalikan diri untuk kehormatan] dan rasa takutnya kepada Allah Azza wa Jalla, serta kesungguhannya untuk meraih ridha-Nya. Beliau berkata, Saya tidak pernah merasa takut kepada seorang pun selain kepada Allah, dan tidak ada sesuatu pun yang pernah menghalangiku untuk mengatakan kebenaran yang saya yakini, walau akhirnya sangat berat dirasakan oleh orang lain, dan walaupun saya harus menghadapi kesulitan dalam melakukannya. Saya akan mengatakan kebenaran itu dengan tenang, hati yang teguh walau dengan cara yang menarik,

tidak mengganggu pendengaran dan tidak melukai jiwa mereka. Saya juga berusaha untuk menghindar dari kata-kata yang saya anggap tidak disukai oleh lawan bicaraku. Sehingga dengan cara seperti itu jiwaku dapat merasa tenang. Walau dengan metode seperti itu saya tidak menemukan banyak teman, tapi saya dapat menghindar dari banyaknya kejahatan musuh. Sikap jujur, ucapan yang terus-terang, amal yang serius dan cara menghadapi masalah dengan penuh keberanian, ketenangan, keteguhan dan ketegaran di hadapan berbagai berita yang berasal dari musuhmusuh internal dan eksternal dengan cara yang sama, adalah sifat dan karakter menonjol yang terdapat dalam diri ustadz Tilmisani. 7.

Menjaga kehormatan diri

Berita tentang dialog terbuka dengan presiden Anwar Sadat di kota Ismailiyah yang dihadiri oleh Ustadz Tilmisani sebagai undangan, disebarluaskan melalui radio dan televisi secara langsung. Dalam dialog tersebut Anwar Sadat menuduh Jamaah Ikhwan dengan fitnah sektarian, dan melontarkan berbagai tuduhan dusta. Mendengar tuduhan tersebut, ustadz Tilmisani lalu berdiri mengcounter berbagai tuduhan Sadat dengan ucapannya, Adalah hal yang lumrah bila ada yang berlaku zalim pada diriku adalah mengadukan pelakunya kepadamu, karena engkau adalah rujukan tertinggisetelah Allahbagi orangorang yang mengadu ketika dianiaya. Kini saya mendapatkan kezaliman itu darimu dan membuatku tidak memiliki cara apa pun selain mengadukanmu kepada Allah Taala. Saat mendengar ucapan ustadz Tilmisani, Anwar Sadatpun gemetar ketakutan. Ia lalu memohon kepada Ustadz Tilmisani agar mencabut pengaduan itu. Namun dengan tegas dan tetap tenang beliau menjawab: Sesungguhnya saya tidak mengadukanmu kepada pihak yang zalim, tapi kepada Dzat Yang Maha Adil dan mengetahui segala yang saya ucapkan! Bersambung Selengkapnya

Last Updated on Friday, 22 July 2011 09:20Sang Murabbi, Umar Tilmisani (bagian ke-2, Tamat) 8.

Metode dalam Berdialog

Umat Tilmisani, 1322-1406 H 1904-1985 (inet) dakwatuna.com -Metode dialog yang digunakan ustadz Tilmisani sangat memikat yang menggambarkan karakter Tilmisani secara keseluruhan. Karakter tersebut tidak dibuat-buat, tapi seperti itulah sifat sesungguhnya yang menonjol dalam dirinya saat berbicara, berbuat, berprilaku, bergaul dan berinteraksi dengan individu dan kelompok, atau pemimpin dan masyarakat tanpa membedakan yang besar atau kecil, kaya atau miskin. Dia meyakini prinsip-prinsip Ikhwan yang berlandaskan pada Kitabullah dan Sunnah, serta ijma kaum Salaf.

9. JamaahnyaDia melihat bahwa jamaah ini adalah sebuah gerakan Islam yang jujur pada zaman ini. Beliau berkata: Sesungguhnya yang mengikuti pada langkah-langkah Jamaah Ikhwanul Muslimin sejak masa kelahirannya pada tahun 1347H (1928) hingga hari ini, tidak tampak padanya kecuali pengorbanan demi pengorbanan dalam menegakkan akidah yang mereka anut, serta usaha yang padat dan memberi hasil dalam berbagai sisi kehidupan sosial masyarakat. Memberi dukungan berkesinambungan untuk mempererat jalinan persaudaraan di antara berbagai masyarakat Islam yang berbeda-beda, sekaligus menyebarluaskan kedamaian di seluruh dunia. Ikhwanul Muslimin telah diperangi dengan sangat dahsyat dari berbagai arah, lokal dan internasional. Namun demikian, tidak pernah terdengar sedikit pun bahwa mereka menyebar fitnah di tengah masyarakat, memecah belah kesatuan, menghancurkan perusahaan-perusahaan, atau berdemonstrasi sambil melakukan pengrusakan di jalan-jalan, atau berteriak-teriak dengan mengatakan, Hidup si Fulan, dan matilah si fulan. Karena sifat mereka adalah kedamaian, pekerjaan mereka membangun, dan kemenangan mereka adalah keikhlasan. Namun demikian, mereka adalah sasaran kebencian yang bahkan dilakukan oleh orang-orang yang selama ini tidak pernah bertemu dalam sebuah kesepakatan, selain kesepakatan mereka untuk memerangi Ikhwanul Muslimin. Setiap Muslim tidak mengenal adanya pemahaman yang mengatakan bahwa agama ini milik Allah, sementara negara untuk seluruh manusia. Tapi yang dia ketahui adalah bahwa segala sesuatu di atas muka bumi ini adalah milik Allah semata. Maka barang siapa yang ingin berpaling dari pemahaman ini, niscaya dia adalah penipu yang ingin memisahkan seorang Muslim dari menyatukan kekuatannya agar mereka lebih mudah mengalahkannya. Seorang Muslim tidak mengenal pemahaman, Apa yang untuk Allah adalah milik Allah, dan apa yang untuk Kaisar untuk Kaisar). Karena dia meyakini dengan sepenuh imannya bahwa Kaisar tidak memiliki sesuatu pun yang juga menjadi milik Allah. Karena bila demikian, maka ia dianggap sekutu dalam kekuasaan-Nya. Sementara setiap Muslim menolak segala bentuk kemusyrikan. 10. Sifat

Zuhud, Rendah Hati dan Kesederhanaannya

Seperti itulah kehidupan ustadz Tilmisani, sang Dai, murabbi dan pemimpin yang jujur dan setia pada janjinya dengan Allah, beramal untuk agama-Nya, terikat erat dalam dakwah kepada-Nya, senantiasa bersabar dan berjuang dengan berpegang teguh kepada tali Allah yang kokoh. Beramal bersama para mujahid yang jujur, apakah ia berposisi sebagai prajurit atau pemimpin. Sama juga baginya apakah ia berada di dalam atau di luar penjara. Ia tidak pernah berubah, tidak terwarnai, tidak berpaling, juga tidak pernah rakus kepada perhiasan dunia dan tipu daya kedudukan. Ia bahkan menjalani kehidupannya dengan menjauh dari godaan dunia menuju Allah Taala.

Beliau tinggal di sebuah apartemen sederhana tanpa ada beban dalam jiwanya sedikit pun. Membuatku sangat trenyuh saat mengunjunginya, seraya berusaha menahan air mata yang nyaris keluar dari kelopak mataku agar ia tidak menyaksikanku. Dimanakah kita gerangan dari para lelaki yang lebih tinggi dari dunia dengan iman mereka, dan mempersembahkan sesuatu yang mahal dan murah demi agama yang mereka anut? Apartemen Syaikh Umar Tilmisani berada di gang sempit di komplek al-Mulaiji asy-Syabiyah alQadimah di wilayah az-Zahir di Kairo, di dalam gang sempit. Perabot apatemennya sangat sederhana. Walau ia berasal dari keluarga kaya raya dengan status sosial cukup tinggi. Seperti itulah sifat zuhud, kesederhanaan dan kerendahan hati ustadz Tilmisani. Beliau adalah sosok yang dicintai oleh seluruh lapisan masyarakat Mesir. Bahkan pemeluk Kristen Koptik juga menghormatinya. Demikian pula penguasa yang sangat menghargai kedudukannya dan mengetahui dengan baik keutamaan yang dimilikinya. Adapun Ikhwanul Muslimin, maka mereka melihatnya sebagai sosok yang patut diteladani. Mereka berlomba untuk melaksanakan instruksi dan perintah yang datang darinya. Itulah yang terjadi ketika cinta karena Allah menjadi intisari yang menjalin hubungannya dengan mereka; ketika penerapan syariat Allah dan meraih redha-Nya adalah tujuan dan keinginan mereka. Kunjungan Syaikh Umar Tilmisani ke negara-negara Arab Islam dan kaum Muslimin di negara-negara tempat mereka bermigrasi, bagaikan obat yang berusaha menyembuhkan luka yang mereka derita, sekaligus sebagai arahan bijak atas apa yang harus dilakukan oleh kaum Muslimin bagi agama, umat dan negeri mereka. Ceramah, pelajaran, dialog, nasehat dan bimbingan yang ia sampaikan seluruhnya mengandung motivasi untuk umat, khususnya bagi para pemuda, kaum intelektual dan para tokoh ulama agar mereka mampu memikul tanggung jawab dan segera bangkit menjalankan peran mereka. Setiap elemen dari umat agar berada pada posisi masing-masing, beramal dan bekerja bersama untuk mengembalikan kejayaan Islam dan memimpin umat. Inilah sesungguhnya peran para duat di setiap waktu dan zaman. Seperti itu pula risalah para nabi hingga akhirnya diwariskan kepada para ulama, para dai yang jujur, dan orang-orang mukmin yang senantiasa ikhlas di atas jalan-Nya. 11.

Tulisan dan Karya-karyanya

Ustadz Tilmisani turut andil dalam kancah pemikiran Islam melalui sebagian karya tulisannya yang diterbitkan dalam berbagai versi. Di antaranya adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Syahid al-Mihrab, Umar bin Khaththab Al-Khuruj min al-Maaziq al-Islami ar-Raahin Al-Islam wa al-Hukuumah ad-Diniyah Al-Islaam wa al-Hayaah Aaraa fi ad-Diin wa as-Siyaasah Al-Mulham al-Mauhuub, ustadz al-Banna, Ustadz al-Jiil Beberapa tulisan terkait tema Nahwa an-Nuur. Dzikrayaat laa Mudzakkiraat Al-Islaam wa Nazhratuhu as-Samiyah li al-Marah Badha ma Allamani al-Ikhwan al-Muslimun Qola an-Naasu, wa lam aqul fi Hukmi Abdul Nasser Ayyam maa as-Saadaat Min Fikhi al-Ilaam al-Islami

14. 15. 16. 17.

Min shifaat al-Aabidin Ya Hukkam al-Muslimin, alaa takhafuuna Allaha? Fi Riyadh at-Tauhid Laa nakhafu as-Salaam, walaakin

Ditambah lagi dengan tulisan-tulisannya di majalah Dakwah, Kairo dan yang terkait dengan masalahmasalah Islam yang dimuat di majalah yang lain, serta ceramah-ceramahnya di berbagai forum nasional dan internasional yang diadakan di negara-negara Arab Islam dan negara-negara Barat. Demikian pula dengan ceramah-ceramah yang disampaikannya dalam berbagai forum yang diadakan oleh Ikhwan. 12. Apa

Kata mereka tentang Ustadz Tilmisani

Ustadz Muhammad Said Abdurrahim berkata dalam tulisannya Umar Tilmisani, Mursyid ke tiga Ikhwanul Muslimin: Binasalah sang tiran, dan mereka yang menghabiskan masa yang sangat panjang di dalam jeruji besi akhirnya keluar setelah dibersihkan oleh berbagai ujian. Membuat jiwa mereka semakin kuat membaja. Walau tubuh mereka dihinakan, namun ruh mereka semakin kuat menggantung kepada Allah Taala, dan merendahkan berbagai kemewahan duniawi yang pasti lenyap, dan rasa takut yang hilang dari dalam hati mereka selain hanya kepada-Nya. Mereka keluar dari ujian dan fitnah itu sebagai lelaki laksana gunung kokoh tak goyah oleh oleh terpaan badai. Di dalam penjara mereka menghafal Al-Quran, menimba pengetahuan, dan berhasil mengalahkan hawa nasfu mereka. Bukan hanya itu, mereka juga mengajarkan manusia hakikat keberadaannya di dunia. Seperti itulah fungsi pejara bagi mereka; menjadi sekolah yang memberi mereka lebih banyak dari pada yang diminta dari mereka. Di antara mereka yang keluar dari penjara itu adalah al-Akh Umar Tilmisani, dan sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah mempersiapkannya untuk memimpin Jamaah Ikhwan pada fase tersebut. Dia adalah pemimpin yang tepat menahkodai bahtera Ikhwan di tengah gelombang dahsyat dengan bijak dan sabar, lembut dan tenang disertai iman yang teguh dan tekad yang tak tergoyahkan. Dakwah tersebar luas pada masanya, sesuatu yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Para pemuda pun kembali kepada Islam, sehingga arus Islam menjadi arus sangat besar yang terjadi di berbagai perguruan tinggi, diberbagai asosiasi dan perkumpulan, bahkan di Mesir pada umumnya. Karena ia mampu mengendalikan bahtera tersebut dengan pengalamannya sebagai pemimpin piawai, dan keahlian seorang nahkoda, sehingga ia mampu menaklukkan gelombang dan marabahaya serta mengantarkannya tiba di pantai keselamatan. Berbagai ujian dan cobaan dilalui Ustadz Tilmisani dalam kehidupannya. Di antaranya ketika ia di penjara selama hampir 20 tahun lamanya. Beliau termasuk orang paling sabar dari kalangan Ikhwan dalam menghadapi siksaan algojo di penjara. Namun demikian, betapa pun keras dan kejamnya siksaan itu dan buruknya perlakuan yang diterimanya, lisannya tidak pernah putus dari menyebut asma Allah Taala Senantiasa mendoakan saudaranya yang lain agar tetap sabar dan teguh menghadapi berbagai ujian tersebut. Lisannya juga senantiasa bersih dan tidak terdengar darinya kata-kata keji terhadap mereka yang menganiaya dan menzaliminya. Ia senantiasa menyandarkan segala urusannya kepada Allah Taala. Cukuplah Ia sebaik-baik pelindung.

13. Kembali Keharibaan-NyaAllah Taala memanggil hamba-Nya kembali keharibaan-Nya pada hari Rabu, 13 Ramadhan 1406, bertepatan dengan 22 Mei 1986. Beliau meninggal di rumah sakit setelah mengidap penyakit saat usianya 82 tahun. Jenazahnya lalu disalatkan di mesjid Umar yang mulia di Kairo. Lebih dari seperempat juta orang, bahkan setengah juta mengiringi jenazahnya menuju pemakamannya. Di antara mereka yang mengiringinya terdapat sejumlah utusan berasal dari dalam dan luar negeri. Saya sendiri dimuliakan Allah saat diberi kesempatan mengiringi jenazah tersebut bersama kalangan Ikhwan dari negeri Arab. Alhamdulillah. Inilah profil ustadz Umar Tilmisani, mursyid ke tiga jamaah Ikhwanul Muslimin, dan sekilas dari perjalan hidup beliau. Kita senantiasa berdoa kepada Allah Azza wa Jalla, semoga Ia menjadikannya termasuk orang-orang shalih dari hamba-Nya. Dan kelak kita menyusul kepergiannya di tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Berkuasa. Tamat

Jumat, 25 Juni 2010SYAIKH UMAR TILMISANI (Mursyid Aam III Ikhwanul Muslimin, 1322 1406 H/1904 1986 M)

Syaikh Umar Tilmisani adalah salah seorang dari tokoh-tokoh dai dan murobbi. Nama lengkapnya Ustadz Umar Abdul Fattah bin Abdul Qadir Musthafa Tilmisani. Beliau pernah menjabat sebagai Mursyid Aam Ikhwanul Muslimin setelah wafatnya Mursyid Aam kedua, Hasan Hudhaibi pada bulan November 1973.

TEMPAT, TANGGAL LAHIR DAN MASA KECIL SYAIKH UMAR TILMISANI

Garis keturunan Syaikh Umar Tilmisani berasal dari Tilmisan, Aljazair. Beliau dilahirkan di kota Cairo pada tahun 1322 H/1904 M, di jalan Hausy Qadam, Al Ghauriyah. Ayah dan kakeknya merupakan pedagang kain dan batu permata.

Kakek beliau merupakan seorang salafi yang banyak mencetak buku-buku karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, karena itu beliau hidup dan besar dalam suasana yang jauh dari bidah. Syaikh Umar Tilmisani mendapat pendidikan awal di sekolah yang dikelola oleh yayasan sosial tingkat menengah dan atas di Madrasah Ilhamiyah, kemudian melanjutkan pendidikan ke Fakultas Hukum. Tahun 1933 beliau lulus dari Fakultas Hukum kemudian menjadi pengacara di Syabin Al-Qanathir dan bergabung dengan jamaah Ikhwanul Muslimin.

Syaikh Umar Tilmisani merupakan pengacara pertama yang bergabung dengan Ikhwan, mewakafkan pemikiran dan potensi untuk membelanya. Beliau merupakan orang kuat Hasan Al-Banna. Beliau sering menyertai Al-Banna dalam beberapa kunjungan, baik di dalam maupun di luar Mesir. Bahkan, Imam Syahid sering meminta bantuannya dalam menyelesaikan beberapa masalah.

Syaikh Umar Tilmisani nikah ketika masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas. Istrinya wafat pada bulan Agustus 1979 setelah menyertainya selama setengah abad lebih. Dari perkawinannya itu, mereka dikaruniai empat orang anak : Abid, Abdul Fattah dan dua orang putri.

Kesibukan beliau sebagai pengacara tidak membuatnya lupa untuk selalu menuntut ilmu. Beliau banyak menelaah berbagai ilmu, seperti : tafsir, hadits, fiqh, sirah, tarikh dan biografi para tokoh. Syaikh Umar Tilmisani juga mengikuti perkembangan berbagai konspirasi musuhmusuh Islam, baik di dalam maupun di luar Mesir. Beliau sangat serius dalam mengkaji dan menentukan sikap serta menentang konspirasi dengan bijaksana dan nasihat yang baik. Beliau juga membantah tuduhan-tuduhan, mengikis syubhat-syubhat dengan izzah seorang mukmin yang faham ketinggian agamanya dan kehinaan selain Islam. Tiada penolong selain Allah Taala dan tiada agama yang diridhai selain Islam.

KOMITMEN DIRI SYAIKH UMAR TILMISANI

Syaikh Umar Tilmisani meninggalkan kesan positif pada setiap orang yang mengenal dan berhubungan dengannya. Beliau dikaruniai kejernihan hati, kebersihan jiwa, kehalusan ucapan, keindahan ungkapan yang keluar dari lisannya, lidah yang fasih dengan teknik berdebat dan dialog yang sangat tersusun. Beiau menceritakan tentang dirinya : Karena itu saya tidak bermusuhan dengan siapapun, kecuali dalam rangka membela kebenaran atau mengajak menerapkan Kitabullah. Kalaupun ada permusuhan, maka itu berasal dari pihak mereka, bukan dariku. Saya bersumpah untuk tidak menyakiti seorangpun dengan kata-kata kasar, meskipun tidak setuju dengan kebijakannya atau bahkan dia menyakitiku. Karena itu, tidak pernah terjadi permusuhan antara diriku dengan seseorang karena masalah pribadi.

Tidak berlebihan kalau disimpulkan bahwa siapapun yang keluar dari majelisnya pasti mengagumi, menghormati, dan mencintai dai unik yang menjadi murid Imam Hasan Al-Banna ini. Dai yang lulus dari madrasah Ikhwan, bergabung dengan jamaahnya sebagai dai yang tulus dan ikhlas.

AKHLAK DAN SIFAT SYAIKH UMAR TILMISANI

Syaikh Umar Tilmisani sangat pemalu, seperti diketahui orang-orang yang mengenalnya dari dekat. Orang yang sering duduk dan berdialog dengan Syaikh Umar Tilmisani merasakan betapa keras dan lamanya ujian yang beliau alami di penjara, malah mensterilkan dirinya

sehingga tiada tempat di dalam dirinya kecuali kebenaran. Beliau mendekam di penjara selama hampir dua puluh tahun. Beliau masuk penjara pada tahun 1948 dan masuk lagi pada tahun 1954. Penguasa Mesir memenjarakannya untuk ketiga kalinya tahun 1981. Namun ujian-ujian itu tidak mempengaruhi dirinya, bahkan justru menambah ketegasan dan ketegarannya.

Dalam wawancara dengan majalah Al-Yamamah Arab Saudi edisi 14 Januari 1982, Syaikh Umar Tilmisani berkata, Tabiat yang membesarkanku membuatku benci kekerasan, apapun bentuknya. Ini bukan hanya sekedar sikap politik, tapi sikap pribadi yang terkait dengan struktur keberadaanku. Bahkan, andai dizalimi, saya tidak akan menggunakan kekerasan. Mungkin saya menggunakan kekuatan untuk mengadakan perubahan, tetapi tidak untuk kekerasan.

SURAT UNTUK PRESIDEN

Dalam surat terbuka untuk Presiden Mesir yang dimuat dalam surat kabar Asy-Syaab AlQahiriyyah edisi 14 Mei 1986, Syaikh Umar Tilmisani berkata, Wahai Presiden Yang Mulia, yang terpenting bagi kami, kaum muslimin Mesir adalah menjadi bangsa yang aman, stabil dan tenang di bawah naungan syariat Allah Taala. Sebab kemaslahatan umat ini terletak pada penerapan syariat-Nya. Tidak berlebihan bila saya katakan, bahwa penerapan syariat Allah Taala di Mesir akan menjadi pembuka kebaikan bagi seluruh wilayahnya. Dengan itulah, penguasa dan seluruh rakyat mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan.

NASEHAT-NASEHAT SYAIKH UMAR TILMISANI

Dalam untaian nasehat yang disampaikan kepada generasi muda Ikhwan, Syaikh Umar Tilmisani berkata, Tantangan yang dialami dai sangat berat dan sukar. Kekuatan material berada di tengah-tengah musuh-musuh Islam yang bersatu untuk memerangi umat Islam, meskipun mereka memiliki kepentingan yang berbeda. Jamaah Ikhwanul Muslimin sekarang menjadi sasaran tembak mereka.

Menurut logika dan akal manusia, pasukan Thalut yang beriman tidak mampu melawan Jalut dan tentaranya. Tetapi, ketika pasukan kaum mukmin yakin kemenangan itu datang dari Allah Taala, bukan hanya bergantung pada jumlah pasukan dan kelengkapan persenjataan, maka mereka dapat mengalahkan Jalut dengan izin Allah Taala.

Saya tidak meremehkan kekuatan pribadi, juga tidak meminta dai selalu membisu, zikir dengan menggerakkan leher ke kanan dan ke kiri, memukulkan telapak tangan dan menengadahkan dagu, karena itu semua bencana yang membahayakan dan mematikan. Sesungguhnya yang saya inginkan ialah berpegang teguh dengan wahyu Allah Taala, berjihad dengan kalimat yang benar, tidak menghiraukan gangguan, menjadikan diri sebagai teladan dalam kepahlawanan, bersikap ksatria, istiqomah dan yakin bahwa Allah Taala pasti menguji hamba-hamba-Nya dengan rasa takut, lapar, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, agar dapat diketahui siapa yang tulus dan siapa yang munafik. Aspek-aspek inilah yang merupakan faktor-faktor penyebab kemenangan. Kisah-kisah di dalam Al-Quran merupakan argumen paling baik dalam masalah ini. Semangat pemuda yang diiringi pemahaman mendalam tidak memerlukan banyak eksperimen, tetapi sangat memerlukan kesabaran, kekuatan dan komitmen pada aturan Al-Quranul Karim, dan mengkaji sirah generasi pendahulu yang telah menerapkannya di setiap aktivitas mereka. Itu penting, agar Allah Taala mengkaruniakan kemengangan, kemuliaan dan kekuasaan yang hampir dianggap mustahil.

ISTIQOMAH DAN KEBERANIAN SYAIKH UMAR TILMISANI

Ustadz Umar Tilmisani dikenal sebagai seorang yang tegas di dalam maupun di luar penjara. Beliau tidak pernah tunduk pada ancaman atau intimidasi. Beliau juga dikenal sebagai seorang yang zuhud, iffah (menjaga kehormatan), hanya takut kepada Allah Taala dan selalu mengharap ridho-Nya.

Syaikh Umar Tilmisani berkata, Saya tidak pernah takut kepada siapapun selama hidupku, kecuali kepada Allah Taala. Tidak ada yang dapat menghalangiku mengucapkan kebenaran yang saya yakini, meskipun orang lain merasa berat dan saya mendapatkan kesusahan karenanya. Saya katakan apa yang saya yakini dengan tenang, mantap dan sopan, agar tidak menyakiti pendengar atau melukai perasaannya. Saya juga berusaha menjauhi kata-kata yang mungkin tidak disukai lawan bicaraku. Dengan cara seperti itu, saya mendapatkan ketenangan jiwa. Andai cara ini tidak dapat merekrut banyat kawan, maka berdiam diri menjagaku dari kejahatan lawan.

Sikap tulus dalam ucapan, serius bekerja, berani menghadapi persoalan, istiqomah dan teguh menghadapi tantangan dari dalam maupun dari luar adalah ciri khas Ustadz Umar Tilmisani. Dalam dialog terbuka di kota Ismaiiliyah yang dihadiri Ustadz Umar Tilmisani dan disiarkan langsung di radio dan TV, Presiden Anwar Sadat menuduh jamaah Ikhwanul Muslimin sebagai dalang dari fitnah Sekretariat. Anwar Sadat juga melontarkan tuduhan palsu lainnya kepada Ikhwan. Tidak ada pilihan bagi Ustadz Tilmisani kecuali berdiri menjawab tuduhan Anwar

Sadat, Siapapun yang berlaku zalim kepadaku, maka biasanya saya adukan kepada Anda. Karena Anda rujukan tertinggi setelah Allah Taala buat orang-orang yang mengadu. Sekarang, kezaliman itu datang dari Anda, karena itu saya adukan Anda kepada Allah Taala !.

Mendengar itu semua, Anwar Sadat terkejut dan gementar, kemudian meminta agar Ustadz Umar Tilmisani menarik kembali pengaduannya. Ustadz Tilmisani menjawab dengan tegas, sopan, dan menegaskan, "Saya tidak mengadukan Anda kepada pihak yang zalim, tapi kepada Zat Yang Maha Adil. Dialah yang mengetahui segala yang saya katakan!"

GAYA HIDUP SYAIKH UMAR TILMISANI

Gaya menawan dalam dialog yang mewarnai setiap tindakan Syaikh Umar Tilmisani bukanlah tindakan yang dibuat-buat. Itulah ciri khas yang melekat pada ucapan, perilaku, akhlak, dan interaksinya; baik dengan individu, jamaah,pemimpin, penguasa, dan majoriti manusia, tanpa membeda-bedakan orang kecil atau orang besar, orang miskin atau orang kaya. Syaikh Umar Tilmisani sangat meyakini prinsip Ikhwanul Muslimin yang diambil dari Al-Qur'an, As-Sunah, dan ijma para ulama.

JAMAAH SYAIKH UMAR TILMISANI

Syaikh Umar Tilmisani berpendapat, Jamaah Ikhwanul Muslimin adalah gerakan Islam yang tulus dan murni. Syaikh Umar Tilmisani berkata, "Orang yang menghayati langkah-langkah Ikhwanul Muslimin, semenjak berdirinya pada tahun 1347 H./I928 hingga hari ini, tidak akan menjumpai sesuatu pun kecuali serangkaian pengorbanan berkesinambungan untuk menegakkan aqidah, potensi optimum yang produktif di semua sektor kegiatan sosial, berupaya mengukuhkan ikatan persaudaraan antara berbagai-bagai bangsa muslim, dan usaha menyebarkan perdamaian di seluruh negara. Ikhwanul Muslimin diperangi berbagai aliran; baik dari dalam maupun luar negeri. Meskipun demikian, Ikhwanul Muslimin tidak pernah sekali-kali berusaha menyebarkan fitnah, memecah-belah persatuan, menghancurkan lembaga-lembaga lain, berdebat secara anarkis, atau menbuat fitnah untuk menjatuhkan seseorang."

Ciri khas lain Syaikh Umar Tilmisani ialah menyejukkan, membangunkan semangat, dan dasar interaksinya yang setia, meskipun terhadap orang yang tidak pernah mau sepakat, bahkan

memerangi Ikhwanul Muslimin. Syaikh Umar Tilmisani berwasiat, "Muslim tidak mengenal istilah 'agama milik Allah dan tanah air milik semua orang." Setiap muslim meyakini segala yang ada di alam ini milik Allah Ta'ala semata. Siapa yang berusaha mengubah makna ini merupakan penipu yang ingin merampas sumber kekuatan negara, agar mudah dikhianati. Orang muslim tidak mengenal pemisahan antara agama dan negara. Mereka yakin sepenuhnya pemerintah tidak mempunyai hak bersama Allah Ta'ala., sebab apabila diyakini pemerintah mempunyai hak bersama Allah Ta 'ala, maka pemerintah menjadi sekutu bagi-Nya. Sedang muslim tidak mengakui kemusyrikan dalam bentuk apa pun."

SIFAT ZUHUD, TAWADHU, DAN SEDERHANA SYAIKH UMAR TILMISANI

Ustadz Umar Tilmisani adalah dai, murabi, dan pemimpin yang hidup secara tulus dengan Allah Ta 'ala, berjuang untuk menegakkan agama-Nya, aktif dalam dunia dakwah, bersabar, selalu meningkatkan kesabaran, berjaga, berjihad, berpegang teguh pada tali agama Allah Ta'ala yang kokoh, dan bekerjasama dengan mujahid yang tulus, baik ketika menjadi perajurit atau pemimpin, di penjara atau di luar penjara.

Beliau tidak pernah mengubah sikap, pembohong, menyimpang, tamak terhadap keindahan dunia dan kekuasaan. Beliau meninggalkan kehidupan yang penuh dengan bunga-bunga dunia, untuk menghadap Allah Ta 'ala.Beliau tinggal di apartment yang sangat sederhana dan bersyukur dengan hidupnya, tanpa memaksakan diri. Saya (penulis artikel ini-Red) sedih hingga air mataku ingin keluar membasahi pipi, tapi saya berusaha menahannya karena khuatir beliau menyadarinya. Apalah artinya kita jika dibandingkan dengan orang-orang yang telah dibebaskan imannya dari penyakit cinta dunia, dan mengorbankan apa saja untuk memperjuangkan agama! Apartment Syaikh Umar Tilmisani berada di lorong sempit Komplek Al-Mulaiji Asy-Sya'biyah AI-Qadimah, wilayah Ath-Thahir Kairo. Tangga menuju ke kediamannya sudah tua dan usang, dan perabotnya sangat sederhana. Padahal beliau berasal dari keluarga yang kaya-raya dan berstatus tinggi. Ini semua mencerminkan kezuhudan, kesederhanaan, dan ketawadhuannya. Syaikh Umar Tilmisani dicintai pemuka masyarakat Mesir di semua lapisan. Orang-orang Qibthi juga mencintai dan menghormatinya. Bahkan ahli kerajaan pun amat menyeganinya dan mengakui sifat-sifat mulianya.

Seluruh anggota Ikhwanul Muslimin menganggapnya sebagai contoh teladan, berlomba-lomba untuk menimba ilmunya, dan berebut untuk melaksanakan seruannya. Ini karena cinta kepada Allah Ta 'ala merupakan landasan interaksi mereka, penerapan syariatNya merupakan target mereka, dan keredhaanNya tujuan mereka.

Kunjungan Syaikh Umar Tilmisani ke berbagai negara Islam; baik Arab maupun non-Arab, dan kaum muslimin di tempat pengasingan, adalah penglipur lara luka-luka umat, sekaligus memberi bimbingan untuk kaum muslimin dalam melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk agama, umat, dan tanah air mereka. Seluruh kajian, ceramah, dialog, nasihat, bimbingan, dan ucapan Syaikh Umar Tilmisani memberi motivasi kepada umat, terutama para pemuda, intelektual, dan golongan ulama, agar memikul tanggungjawab dan menunaikan peranan dalam mengembalikan kejayaan Islam, sesuai dengan posisi dan bakat masing-masing. Inilah tugas dai di setiap masa dan tempat, sebab inilah risalah yang dibawa oleh para rasul yang diwariskan kepada ulama, aktivis pergerakan, dai yang tulus, dan kaum mukminin yang ikhlas.

KARYA-KARYA SYAIKH UMAR TILMISANI

Ustadz Umar Tilmisani menyumbangkan khazanah pemikiran Islam menerusi beberapa karya tulisan dalam beberapa tema. Antara karyanya yang paling terkenal ialah: 1. Syahidul Mihrab 'Umar Ibnu Al-Khathab. 2. Al-Khuruj Minal Ma'zaqil Islamir Rahin. 3. Al-Islamu wal Hukumatud Diniyah. 4. Al-Islamu wal Hayah. 5. Araa Fid Din Was Siyasah. 6. Al-Mulhimul Mauhub Hasanul Banna;Ustadzul Jil. 7. Haula Risalah (Nahwan Nur). 8. Dzikrayat La Mudzakkirat. 9. Al-Islam wa Nazhratuhus Samiyab Lil Mar'ah. 10. Ba'dhu Ma 'Allamanil Ikhwanul Muslimun. 11. Qalan Nasu Walam Aqulfi Hukmi 'AbdinNasir. 12. Ayyam Ma'as Sadat. 13. Min Fiqhil I'lamil Islami. 14. Min Sifatil 'Abidin.

15. Ya Hukkamal Muslimin, Ala Takhafunallah?. 16. Fi Riyadhit Tauhid. 17. La Nakhafus Salam, Walakin.

Ditambah lagi karya tulisan berupa pengantar redaksi didalam majalah Ad-Dakwah AlQahiriyah, makalah tentang persoalan Islam yang dimuat dalam berbagai majalah dan surat khabar, ceramah di seminar; baik di negara-negara Arab, Islam, maupun Barat, kajian, dan bimbingan yang disampaikan dalam program-program Ikhwan.

KOMENTAR UMUM TENTANG SYAIKH UMAR TILMISANI

Dalam bukunya, 'Umar Tilmisani Al-Mursyid Ats-Tsalis Lit Ikhwan Al-Muslimun, Ustadz Muhammad Said Abdur Rahim menyatakan, " Thaghut (penguasa zalim; Abdun Naser) meninggal dunia, lalu para tahanan yang meringkuk di dalam penjara selama bertahun-tahun dikeluarkan, Ujian yang menimpa mengukuhkan jiwa, dan menguatkan tekad mereka. Fisik mereka memang menjadi lemah, tetapi ruh mereka semakin rindu kepada apa yang ada di sisi Allah Ta 'ala dan menganggap dunia tidak ada artinya. Bahkan, ketakutan hilang dari hati mereka. Mereka keluar dari penjara menjadi manusia yang istiqomah dan kukuh, laksana gunung-ganang karena di penjara mereka menghafal AI-Qur'anul Karim dan menimba ilmu. Dalam penjara, mereka berjaya menundukkan syahwat dan mengenal watak asli manusia. Benar, penjara menjadi madrasah dan guru yang memberi lebih banyak kepada mereka, daripada yang diminta dari mereka.

Di antara orang yang keluar dari penjara ialah Ustadz Umar Tilmisani. Allah Ta 'ala menyiapkannya memimpin Jamaah pada fasa menakhodai bahtera yang sedang mengarungi gempuran badai samudra dengan bijaksana, sabar, tenang, dan lembut disertai keteguhan iman dan semangat baja.

Pada zaman kepimpinan Syaikh Umar Tilmisani, dakwah berkembang pesat melebihi masa-masa sebelumnya. Para pemuda yang ingin tahu kepada Islam, hingga semangat keislaman menjadi warna dominan di berbagai kampus dan persatuan, bahkan di Mesir secara keseluruhannya. Beliau mampu menakhodai bahtera secara piawai, tangkas, dan profesional.

Dan hasilnya, bahtera dapat melintasi berbagai-bagai perangkap dan gelombang bahaya, hingga akhirnya tiba di pantai yang aman.

Umar Tilmisani rahimahullah- mengalami berbagai ujian dan menghabiskan sekitar dua puluh tahun umurnya di penjara. Beliau tabah dan sabar menghadapi penyiksaan dari penjaga penjara. Meskipun mendapat siksaan keras dan perlakuan kasar dari penjaga penjara, lisannya tidak pernah bosan berzikir kepada Allah Ta 'ala dan mengajak saudara-saudaranya bersabar dan istiqomah. Bahkan, lisannya tidak pernah mengucapkan kata-kata keji kepada penjaga penjara dan orang-orang yang menzaliminya. Beliau menyerahkan urusan mereka kepada Allah Ta 'ala kerana Dialah sebaikbaik pihak yang diserahi.

KEMBALI KE RAHMATULLAH

Ustadz Umar Tilmisani pulang ke rahmatullah pada hari Rabu, 13 Ramadhan 1406, bersamaan dengan 22 Mei 1986 di rumah sakit, karena menderita sakit, dalam usia hampir 82 tahun.

Syaikh Umar Tilmisani disholatkan di Masjid Jami' Umar Mukarram, Cairo, dengan dihadiri pelayat yang jumlahnya mendekati seperempat juta manusia. Bahkan ada yang mengatakan setengah juta manusia dari penduduk Mesir dan utusan yang datang dari luar Mesir.

Alhamdulillah, Allah Ta'ala memberikan kesempatan padaku (penulis artikel ini-Red) untuk ikut melayat beliau bersama beberapa Ikhwan dari negara-negara Arab. Inilah biografi ringkas Ustadz Umar Tilmisani, Mursyidul Am Ketiga Ikhwanul Muslimin,

Semoga Allah Ta 'ala menerima dan memasukkannya ke dalam golongan hambahamba-Nya yang shalih, serta menyertakan kita bersama mereka di sisi-Nya.

QS An-Nisa 4 : 69. dan Barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, Yaitu: Nabi-nabi, Para

shiddiiqiin[314], orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya.

[314] Ialah: orang-orang yang Amat teguh kepercayaannya kepada kebenaran rasul, dan Inilah orang-orang yang dianugerahi nikmat sebagaimana yang tersebut dalam surat Al Faatihah ayat 7.

MARAJI

Risalah Tsulasa Edisi 1, 11 Rabiul Awwa 1426 H/20 April 2005 M, Terbitan Bahan Tarbiyah Online.

Nabi Syu'aib a.s.Daripada Wikipedia, ensiklopedia bebas.

Nabi Syu'aib a.s. atau Shoaib >, (Arab: ; juga Shuayb, Shuaib, Shuaib, uaib, uayb. "Siapa yang menunjukkan jalan yang benar", ialah seorang Nabi dan Rasul yang wajib diketahui dalam Islam yang juga namanya turut disebut didalam al-Qur'an[1]. Baginda Nabi Syu'aib dipercayai ialah berasal dari keturunan Nabi Ibrahim a.s. [perlu rujukan]. Baginda Nabi Syu'aib telah dipertanggungjawabkan oleh Allah untuk menjadi Rasul kepada kaum Midian, membimbing mereka kearah kebenaran serta memberi peringatan, teguran, bencana dan berita gembira kepada mereka. Namun kebanyakan kaumnya telah ingkar, lalu Allah menurunkan azab sengsara kepada kaum Madian dan memusnahkan mereka [2].

Isi kandungan[sorokkan]

1 Kisah Nabi Syu'aib a.s. 2 Dakwahnya 3 Kaumnya 4 Makam Nabi Syu'aib 5 Rujukan

[sunting] Kisah Nabi Syu'aib a.s.Kaum Madyan, kaumnya Nabi Syu'ib, adalah segolongan bangsa Arab yang tinggal di sebuah daerah bernama "Ma'an" di pinggir negeri Syam. Dikhabarkan juga Kaum Madyan ini diambil sempena salah seorang anak kepada Nabi Allah Ibrahim. Mereka terdiri dari orang-orang kafir yang tidak mengenal Tuhan Yang Maha Esa (Allah). Mereka menyembah kepada "Aikah" iaitu sebidang padang pasir yang ditumbuhi beberapa pohon dan tanam-tanaman. Cara hidup dan istiadat mereka sudah sangat jauh dari ajaran agama dan pengajaran nabi-nabi sebelum Nabi Syu'aib a.s. Nabi Syuaib juga disebut Jethro berdasarkan versi Injil Kristian. Selain sebagai seorang Nabi dan Rasulullah bagi kaum Madyan, Nabi Syu'aib turut merupakan bapa mertua kepada Nabi Musa a.s., selepas baginda Nabi Syu'aib merestui affrah anak perempuannya menikahi Nabi Musa. Kemungkaran, kemaksiatan dan tipu menipu dalam pergaulan merupakan perbuatan dan perilaku yang lumrah dan rutin dalam kehidupan sehari-harian kaum Madyan atau Midian ini. Kecurangan dan perkhianatan dalam hubungan dagang seperti pemalsuan barang, kecurian dalam takaran dan timbangan menjadi ciri yang sudah sebati dengan diri mereka. Para pedagang dan petani kecil selalu menjadi korban permainan para pedagang-pedagang besar dan para pemilik modal, sehingga dengan demikian yang kaya makin bertambah kekayaannya, sedangkan yang lemah semakin merosot modalnya dan semakin melarat hidupnya.

Sesuai dengan sunnah Allah sejak Adam diturunkan ke bumi bahawa dari waktu ke waktu bila manusia sudah lupakan kepada-Nya dan sudah jauh menyimpang dari ajaran-ajaran nabi-nabiNya, dan bila Iblis serta syaitan sudah menguasai sesuatu masyarakat dengan ajaran dan tuntutannya yang menyesatkan maka Allah mengutuskan seorang rasul dan nabi untuk memberi penerangan serta tuntutan kepada mereka agar kembali ke jalan yang lurus dan benar, jalan iman dan tauhid yang bersih dari segala rupa syirik dan persembahan yang bathil. Kepada kaum Madyan diutuslah oleh Allah seorang Rasul iaitu Nabi Syu'aib, seorang daripada mereka sendiri, sedarah dan sedaging dengan mereka. Baginda mengajak mereka meninggalkan persembahan kepada Aikah, sebuah benda mati yang tidak bermanfaat atau bermudharat dan sebagai gantinya melakukan persembahan dan sujud kepada Allah Yang Maha Esa, Pencipta langit dan bumi termasuk sebidang tanah yang mereka puja sebagai tuhan mereka. Nabi Syu'aib kepada mereka agar meninggalkan perbuatan-perbuatan dan kelakukan-kelakuan yang dilarang oleh Allah serta membawa kerugian bagi sesama manusia serta mengakibat kerosakan dan kebinasaan masyarakat. Mereka diajak agar berlaku adil dan jujur terhadap diri sendiri dan terutama terhadap orang lain, meninggalkan perkhianat dan kezaliman serta perbuatan curang dalam hubungan dagang, perampasan hak milik seseorang dan penindasan terhadap orang-orang yang lemah dan miskin. Diingatkan oleh Nabi Syu'aib akan nikmat Allah dan kurniaan-Nya yang telah memberi mereka tanah subur serta sarana-sarana kemakmuran yang berlimpah-limpah dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan anak cucu yang pesat. Semuanya itu menurut seruan Nabi Syu'aib, patut diimbangi dengan rasa bersyukur dan bersembah kepada Allah Maha Pencipta yang akan melipat gandakan nikmat dan kurnia-Nya kepada orang-orang yang beriman dan bersyukur. Diingatkan pula Nabi Syu'aib bahawa mereka tidak mahu sedar dan kembali kepada jalan yang benar mengikuti ajaran dan perintah Allah yang dibawanya, nescaya Allah akan mencabut nikmat dan kurnia-Nya kepada mereka, bahkan akan menurunkan azabnya atas mereka di dunia selain seksa dari azab yang menanti mereka kelak di akhirat bila di bangkitkan kembali dari kubur. Kepada mereka Nabi Syu'aib dikisahkan seksa dan azab yang diturunkan oleh Allah terhadap kaum Nuh, kaum Hud, kaum Saleh dan paling dekat kaum Luth yang kesemua telah menderita dan menjadi binasa akibat kekafiran, keangkuhan dan keengganan mereka mengikuti ajaran serta tuntutan nabi-nabi yang diutus Allah kepada Mereka. Diingatkan oleh Nabi Syu'aib agar mereka beriktibar dan ingat bahwa mereka akan mengalami nasib yang telah dialami oleh kaum-kaum itu jika mereka tetap melakukan persembahan yang bathil serta tetap melakukan perbuatanperbuatan yang buruk dan jahat.

[sunting] DakwahnyaDakwah dan ajakan Nabi Syu'aib disambut oleh mereka terutama penguasa, pembesar serta orang-orang kaya dengan ejekan dan olok-olok. Mereka berkata: "Adakah kerana solatmu, engkau memerintahkan kami menyembah selain apa yang telah kami sembah sepanjang hayat kami. Persembahan mana pula telah dilakukan oleh nenek moyang kami dan diwariskan kepada kami. Dan apakah juga karena solatmu engkau menganjurkan kami meninggalkan cara-cara hidup sehari-hari yang nyata telah membawa kemakmuran dan kebahagian bagi kami bahkan sudah menjadi adat istiadat kami turun temurun. Sungguh kami tidak mengerti apa apa tujuanmu

dan apa maksudmu dengan ajaran-ajaran baru yang engkau bawa kepada kami. Sungguh kami menyaksikan kesempurnaan akalmu dan keberesan otakmu!" Ejekan dan olok-olok mereka didengar dan diterima oleh Syu'aib dengan kesabran dan kelapangan dada. Ia sesekali tidak menyambut kata-kata kasar mereka dengan marah atau membalasnya dengan kata-kata yang kasar pula. Ia bahkan makin bersikap lemah lembut dalam dakwahnya dengan menggugah hati nurani dan akal mereka supaya memikirkan dan merenungkan apa yang dikatakan dan dinasihatkan kepada mereka. Dan sesekali ia menonjolkan hubungan darah dan kekeluargaannya dengan mereka, sebagai jaminan bahwa ia menghendaki perbaikan bagi hidup mereka di dunia dan akhirat dan bukan sebaliknya. Ia tidak mengharapkan sesuatu balas jasa atas usaha dakwahnya. Ia tidak pula memerlukan kedudukan atau menginginkan kehormatan bagi dirinya dari kaumnya. Ia akan cukup merasa puas jika kaumnya kembali kepada jalan Allah, masyarakatnya akan menjadi masyarakat yang bersih dari segala kemaksiatan dan adt-istiadat yang buruk. Ia akan menerima upahnya dari Allah yang telah mengutuskannya sebagai rasul yang dibebani amanat untuk menyampaikan risalah-Nya kepada kaumnya sendiri.

[sunting] KaumnyaKaum Syu'aib akhirnya merasa jengkel dan jemu melihat Nabi Syu'aib tidak henti-hentinya berdakwah bertabligh pada setiap kesempatan dan di mana saja ia menemui orang berkumpul. Penghinaan dan ancaman dilontar kepada Nabi Syu'aib dan para pengikutnya akan diusir dan akan dikeluarkan dari Madyan jika mereka mahu menghentikan dakwahnya atau tidak mahu mengikuti agama adn cara-cara hidup mereka. Berkata mereka kepada Nabi Syu'aib dengan nada mengejek: "Kami tidak mengerti apa yang kamu katakan. Nasihat-nasihatmu tidak mempunyai tempat di dalam hati dan kalbu kami. Engkau adalah seorang yang lemah fizikalnya, rendah kedudukan dalam pengaulan maka tidak mungkin engkau dapat mempengaruhi atau memimpin kami yang berfizikal lebih kuat dan berkedudukan yang lebih tinggi drpmu. Cuba tidak kerana kerabatmu yang kami segani dan hormati, nescaya engkau telah kami rejam dan sisihkan dari pengaulan kami." Nabi Syu'aib menjawab: "aku tidak akan hentikan dakwahku kepada risalah Allah yang telah diamanahkan kepadaku dan jgnlah kamu mengharapkan bahwa aku mahupun para pengikutku akan kembali mengikuti agamamu dan adt-istiadatmu setelah Allah memberi hidayahnya kepada kami. Pelindunganku adalah Allah Yang Maha Berkuasa dan bukan sanad kerabatku, Dialah yang memberi tugas kepadaku dan Dia pula akan melindungiku dari segala gangguan dan ancaman. Adakah sanak saudaraku yang engkau lebih segani drp Allah yang Maha Berkuasa?" Sejak berdakwah dan bertabligh menyampaikan risalah Allah kepada kaum Madyan, Nabi Syu'aib berhasil menyedarkan hanya sebahagian kecil dari kaumnya, sedang bahagian yang terbesar masih tertutup hatinya bagi cahaya iman dan tauhid yang diajar oleh beliau. Mereka tetap berkeras kepala mempertahankan tradisi, adt-istiadat dan agama yang mereka warisi dari nenek moyang mereka. Itulah alasan mereka satu-satunya yang mereka kemukakan untuk menolak ajaran Nabi Syu'aib dan itulah benteng mereka satu-satunya tempat mereka berlindung dari serangan Nabi Syu'aib atas persembahan mereka yang bathil dan adat pengaulan mereka yang mungkar dan sesat. Di samping itu jika mereka sudah merasa tidak berdaya menghadapi

keterangan-keterangan Nabi Syu'aib yang didukung dengan dahlil dan bukti yang nyata kebenaran, mereka lalu melemparkan tuduhan-tuduhan kosong seolah-olah Nabi adalah tukang sihir dan ahli sulap yang ulung. Mereka telah berani menentang Nabi Syu'aib untuk membuktikan kebenaran risalahnya dengan memdatangkan bencana dari Allah yang ia sembah dan menganjurkan orang menyembah-Nya pula. Mendengar tentangan kaumnya yang menandakan hati mereka telah tertutup rapat-rapat bagi sinar agama dan wahyu yang ia bawa dan bahwa tiada harapan lagi akan menarik mereka ke jalan yang lurus serta mengangkat mereka dari lembah syirik dan kemaksiatan serta pergaulan buruk, maka bermohonlah Nabi Syu'aib kepada Allah agak menurunkan azzab seksanya kepada kaum Madyan bahwa wujud-Nya serta menentang kekuasaannya untuk menjadi ibrah dan peringatan bagi generasi-generasi yang mendatang. Allah Yang Maha berkuasa berkenan menerima permohonan dan doa Syu'aib, maka diturunkanlah lebih dahulu di atas mereka hawa udara yang sangat panas yang mengeringkan kerongkongan karena dahaga yang tidak dapat dihilangkan dengan air dan membakar kulit yang tidak dapat diubati dengan berteduh di bawah atap rumah atau pohon-pohon. Di dalam keadaan mrk yang sedang bingung, panik berlari-lari ke sana ke mari, mencari perlindungan dari terik panasnya matahari yang membakar kulit dan dari rasa dahaga karena keringnya kerongkong tibatiba terlihat di atas kepala mereka gumpalan awan hitam yang tebal, lalu berlarilah mereka ingin berteduh dibawahnya. Namun setelah mereka berada di bawah awan hitam itu seraya berdesakdesak dan berjejal-jejal, jatuhlah ke atas kepala mereka percikan api dari jurusan awan hitam itu diiringi oleh suara petir dan gemuruh ledakan dahsyat sementara bumi di bawah mereka bergoyang dengan kuatnya menjadikan mereka berjatuhan, tertimbun satu di bawah yang lain dan melayanglah jiwa mereka dengan serta-merta. Nabi Syu'aib merasa sedih atas kejadian yang menimpa kaumnya dan berkata kepada para pengikutnya yang telah beriman: "Aku telah sampaikan kepada mrk risalah Allah, menasihati dan mengajak mereka agar meninggalkan perbuatan-perbuatan mungkar serta persembahan bathil mereka dan aku telah memperingatkan mereka akan datangnya seksaan Allah bila mereka tetap berkeras hati, menutup telinga mereka terhadap suara kebenaran ajaran-ajaran Allah yang aku bawa, namun mereka tidak menghiraukan nasihatku dan tidak mempercayai peringatanku. Karenanya tidak patutlah aku bersedih hati atas terjadinya bencana yang telah membinasakan kaumku yang kafir itu.' Kisah Nabi Syu'aib dikisahkan oleh Al-Quran dalam 39 ayat pada 4 surah, di antaranya surah "Asy-Syu'ara" ayat 176 sehingga 191 sebagai berikut :~ "176.~ Kaum Aikah telah mendustakan rasul-rasul.177.~ Ketika Syu'aib berkata kepada mereka: "Mengapa kamu tidak bertakwa?"178.~ Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan.179.~ maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.180.~ dan aku sesekali tidak meminta upah kepadamu atas ajakan itu, upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam.181.~ Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan.182.~ dan timbanglah dengan timbang yang lurus.83.~ Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu bermaharajalela di bumi dengan membuat kerusakan.184.~ Dan bertakwalah kepada Allah yang telah menciptakan kamu dan

umat-umat yang terdahulu.185.~ Mereka berkata: "Sesungguhnya kamu adalah seorang daripada orang-orang yang kena sihir.186.~ Dan kamu tidak lain melainkan seorang manusia seperti kami dan sesungguhnya kami yakin bahwa kamu benar-benar termasuk orang-orang yang berdusta.187.~ MAka jatuhkanlah atas kami gumpalan dari langit jika kamu termasuk orang-orang yang benar.188.~ Syu'aib berkata: "Tuhanku lebih mengetahui apa yang engkau kerjakan".189.~ Kemudian mereka mendustakan Syu'aib lalu mereka ditimpa azab pada hari mereka dinaungi awan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdpt tanda {kekuasaan Allah} tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.191.~ Dan TUhanmu benar-benar Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang." { Asy-Sua'ara : 176 ~ 191 } Surah "Hud" ayat 84 sehingga ayat 95 sebagai berikut :~ "84.~ Dan kepada {penduduk} Madyan {Kami utus} saudara mereka Syu'aib. Ia berkata: "Hai kaumku sembahlah Allah sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi sukatan dan timbangan sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik {mampu} dan sesungguhnya aku khuatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan {kiamat}.85.~ Dan Syu'aib berkata: "Hai kaumku cukupkanlah sukatan dan timbangan dengan adil dan jgnlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan.86.~ Sisa {keuntungan dari Allah adalah lebih baik bagimu jika kamu adalah orang-orang yang beriman}. Dan aku bukanlah seorang penjaga atas dirimu."87.~ Mereka berkata: "Hai Syu'aib apakah sembahyangmu menyuruh kami agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapa-bapa kami atau melarang kami membuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami. Sesungguhnya kamu adalah orang yang sgt penyantun lagi berakal."88.~ Syu'aib berkata: "Hai kaumku bagaimana fikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan anugerahi-Nya aku daripadaNya rezeki yang baik {patutlah aku menyalahi perintah-Nya}? Dan aku tidak mahu menyalahi kamu {dengan mengerjakan} apa yang aku larang kamu daripadanya. Aku tidak bermaksud kecuali {mendatangkan} kebaikan selama aku masih bersanggupan. Dan tidak apa taufik bagiku melainkan dengan {pertolongan} Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nyalah aku kembali.89.~ Hai kaumku janganlah hendaknya pertentangan antara ku {dengan kamu} menyebabkan kamu menjadi jahat hingga kamu ditimpa azab seperti yang menimpa kaum Nuh atau kaum Hud atau kaum Saleh sedang kaum Luth tidak {pula} jauh {tempatnya/masanya} dari kamu.90.~ Dan mohonlah ampun daripada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya.Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih."91.~ Mereka berkata: "Hai Syu'aib? Kami tidak banyak mengetahui tentang apa yang kamu katakan itu dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu adalah seorang yang lemah di antara kami kalaulah tidak karena keluargamu tentulah kami akan merejam kamu sedang kamu pun bukanlah seorang yang berwibawa di sisi kami."92.~ Syu'aib menjawab: "Hai kaumku! Apakah keluargaku lebih terhormat menurut pandanganmu daripada Allah sedang Allah kamu jadikan sesuatu yang terbuang di belakangmu? Sesungguhnya {pengetahuan} Tuhanku meliputi apa yang kamu kerjakan."93.~ Dan {dia berkata}: "Hai kaumku perbuatlah menurut kemampuanmu sesungguhnya aku pun berbuat {pula}. Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan kedatangan azab yang menghinakannya dan siapa yang berdusta. Dan tunggulah azab {Tuhan}. Sesungguhnya aku pun menunggu bersama kamu."94.~ Dan tatkal datang azab Kami, Kami selamtkan Syu'aib dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengan dia dengan rahmat dari Kami dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh suatu suara yang mengguntur lalu

jadilah mereka mati bergelimpangan di rumahnya.95.~ Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah kebinasaanlah bagi penduduk Madyan sebagaimana kaum Tsamud telah binasa." { Hud : 84 ~ 95 } Surah "Al-A'raaf" ayat 85 sehingga 93 sebagai berikut :~ "85.~ Dan {Kami telah mengutuskan} kepada penduduk Madyan saudara mereka Syu'aib. Ia berkata: "Hai kaumku! sembahlah Allah, sesekali tiada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadaku bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah sukatan dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang sukatan dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang yang beriman".86.~ Dan janganlah kamu duduk di tiap-tiap jalan dengan menakut-nakuti dan menghalang-halangi orang yang beriman dari jalan Allah dan menginginkan agar jalan Allah itu menjadi bengkok. Dan ingatlah di waktu dahulunya kamu berjumlah sedikit kemudian di perbanyak {oleh Allah}. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan.87.~ Jiak ada segolongan daripada kamu beriman kepada apa yang aku diutus untuk menyampaikannya dan ada pula segolongan yang tidak beriman , maka bersabarlah sehingga Allah menerapkan hukuman-Nya di antara kita dan Dia adalah Hakim yang sebaik-baiknya.88.~ Pemuka-pemuka drp kaum Syu'aib yang menyombongkan diri berkata: "Sesungguhnya kami akan mengusir kamu hai Syu'aib dan orang-orang yang beriman bersamamu dari kota kami atau kamu kembali kepada agama kami." Berkata Syu'aib: "Dan apakah {kamu akan mengusir kami}, meski pun kami tidak menyukainya?"89.~ Sungguh kami mengada-adakan kebohongan yang besar terhadap Allah, jika kembali kepada agamamu, sesudah Allah melepaskan kami daripadanya, Dan tidaklah patut kami kembali kepadanya, kecuali jika Allah , Tuhan kami menghendakinya. Pengetahuan Tuhan kami meliputi segala sesuatu. Kepada Allah sajalah kami bertawakkal. Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak {adil} dan Engkaulah Pemberi keputusan yang sebaik-baiknya".90.~ Pemuka-pemuka kaum Syu'aib yang kafir berkata {kepada sesamanya}: "Sesungguhnya jika kamu mengikuti Syu'aib, tentu kamu jika berbuat demikian {menjadi} orang-orang yang merugi".91.~ Kemudian mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di dalam rumah-rumah mereka.92.~ {iaitu} orang-orang yang mendustakan Syu'aib seolah-olah mereka belum pernah berdiam di kota itu, orang-orang yang mendustakan Syu'aib mereka itulah orang-orang yang rugi.93.~ Maka Syu'aib meninggalkan mereka seraya berkata: "Hai kaumku sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku telah memberi nasihat kepadamu. Maka bagaimana aku akan bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir." { AlA'raf : 85 ~ 93 } Dan surah "Al-Hijr" ayat 78 sehingga 79 sebagai berikut :~ "Dan sesungguhnya penduduk Aikah itu benar-benar kaum yang zalim.79.~ Maka Kami membinasakan mereka. Dan sesungguhnya kedua kota itu {Aikah dan Sadum kota kaum Luth} benar-benar terletak di jalan umum yang terang." { Al-Hijr : 78 ~ 79 }

[sunting] Makam Nabi Syu'aibMakam Nabi Syu'aib [3] dikatakan terletak di Jordan; kira-kira 2 km ke barat pekan Mahis didalam sebuah kawasan yang dikenali sebagai Wadi Syu'aib [4]. Tempat lain yang diperakui oleh golongan Duruzi sebagai Makam Nabi Syu'aib terletak di Hattin di Galilee. Tapak ini merupakan tempat suci bagi penganut Duruzi.

[sunting]

27th September 2011 BOOKMARK THIS SITE SEARCH

SUBCRIBE TO RSS

POST RSS - COMMENTS

Home About Daftar Isi Submit Kisah

Nabi Syuaib asPosted by redaksi On 17 June 2007 one Commented4Kaum Madyam, kaumnya Nabi Syuib, adalah segolongan bangsa Arab yang tinggal di sebuah daerah bernama Maan di pinggir negeri Syam. Mereka terdiri dari orang-orang kafir tidak mengenal Tuhan Yang Maha Esa. Mereka mentembah kepada Aikah iaitu sebidang padang pasir yang ditumbuhi beberapa pohon dan tanamtanaman. Cara hidup dan istiadat mereka sudah sgt jauh dari ajaran agama dan pengajaran nabi-nabi sebelum Nabi Syuaib a.s. Kemungkaran, kemaksiatan dan tipu menipu dalam pengaulan merupakan perbuatan dan perilaku yang lumrah dan rutin. Kecurangan dan perkhianatan dalam hubungan dagang seperti pemalsuan barang, kecurian dalam takaran dan timbangan menjadi ciri yang sudah sebati dengan diri mereka. Para pedagang dan petani kecil selalu menjadi korban permainan para pedagang-pedagang besar dan para pemilik modal, sehingga dengan demikian yang kaya makin bertambah kekayaannya, sedangkan yang lemah semakin merosot modalnya dan semakin melarat hidupnya. Sesuai dengan sunnah Allah sejak Adam diturunkan ke bumi bahwa dari waktu ke waktu bila manusia sudah lupakan kepada-Nya dan sudah jauh menyimpang dair ajaran-ajaran nabi-nabi-Nya, dan bila Iblis serta syaitan sudah menguasai sesuatu masyarakat dengan ajaran dan tuntutannya yang menyesatkan maka Allah mengutuskan seorang rasul dan nabi untuk memberi penerangan serta tuntutan kepada mereka agar kembali ke jalan yang lurus dan benar, jalan iman dan tauhid yang bersih dari segala rupa syirik dan persembahan yang bathil. Kepada kaum Madyan diutuslah oleh Allah seorang Rasul iaitu Nabi Syuaib, seorang drp mrk sendiri, sedarah an sedaging dengan mrk. Ia mengajak mereka meninggalkan persembahan kepada Aikah, sebuah benda mati yang tidak bermanfaat atau bermudharat dan sebagai gantinya melakukan persembahan dan sujud kepada Allah Yang Maha Esa, Pencipta langit dan bumi termasuk sebidang tanah yang mereka puja sebagai tuhan mereka. Nabi Syuaib kepada mereka agar meninggalkan perbuatan-perbuatan dan kelakukan-kelakuan yang dilarang oleh Allah serta membawa kerugian bagi sesama manusia serta mengakibat kerusakan dan kebinasaan masyarakat. Mereka diajak agar berlaku adil dan jujur terhadap diri sendiri dan terutama terhadap orang lain, meninggalkan perkhianat dan kezaliman serta perbuatan curang dalam hubungan dagang, perampasan hak milik seseorang dan penindasan terhadap orang-orang yang lemah dan miskin.

Diingatkan oleh Nabi Syuaib akan nikmat Allah dan kurniaan-Nya yang telah memberi mereka tanah subu serta sarana-sarana kemakmuran yang berlimpah-limpah dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan anak cucu yang pesat. Semuanya itu menurut seruan Nabi Syuaib, patut diimbangi dengan rasa bersyukur dan bersembah kepada Allah Maha Pencipta yang akan melipat gandakan nikmat dan kurnia-Nya kepada orang-orang yang beriman dan bersyukur. Diingatkan pula Nabi Syuaib bahwa mrk tidak mahu sedar dan kembali kepada jalan yang benar mengikuti ajaran dan perintah Allah yang dibawanya, nescaya Allah akan mencabut nikmat dan kurnia-Nya kepada mereka, bahkan akan menurunkan azabnya atas mereka di dunia selain seksa dari azab yang menanti mereka kelak di akhirat bila di bangkitkan kembali dari kubur. Kepada mereka Nabi Syuaib dikisahkan seksa dan azab yang diturunkan oleh Allah terhadap kaum Nuh, kaum Hud, kaum Saleh dan paling dekat kaum Luth yang kesemua telah menderita dan menjadi binasa akibat kekafiran, keangkuhan dan keengganan mereka mengikuti ajaran serta tuntutan nabi-nabi yang diutus Allah kepada Mereka. Diingatkan oleh Nabi Syuaib agar mereka beriktibar dan ingat bahwa mereka akan mengalami nasib yang telah dialami oleh kaum-kaum itu jika mereka tetap melakukan persembahan yang bathil serta tetap melakukan perbuatan-perbuatan yang buruk dan jahat. Dakwah dan ajakan Nabi Syuaib disambut oleh mereka terutama penguasa, pembesar serta orang-orang kaya dengan ejekan dan olok-olok. Mereka berkata: Adakah kerana solatmu, engaku memerintahkan kami menyembah selain apa yang telah kami sembah sepanjang hayat kami. Persembahan mana pula telah dilakukan oleh nenek moyang kami dan diwariskan kepada kami. Dan apakah juga karena solatmu engkau menganjurkan kami meninggalkan cara-cara hidup sehari-hari yang nyata telah membawa kemakmuran dan kebahagian bagi kami bahkan sudah menjadi adat istiadat kami turun temurun. Sungguh kami tidak mengerti apa apa tujuanmu dan apa maksudmu dengan ajaran-ajaran baru yang engkau bawa kepada kami. Sungguh kami menyaksikan kesempurnaan akalmu dan keberesan otakmu! Ejekan dan olok-olok mrk didengar dan diterima oleh Syuaib dengan kesabran dan kelapangan dada. Ia sesekali tidak menyambut kata-kata kasar mereka dengan marah atau membalasnya dengan kata-kata yang kasar pula. Ia bahkan makin bersikap lemah lembut dalam dakwahnya dengan menggugah hati nurani dan akal mereka supaya memikirkan dan merenungkan apa yang dikatakan dan dinasihatkan kepada mereka. Dan sesekali ia menonjolkan hubungan darah dan kekeluargaannya dengan mereka, sebagai jaminan bahwa ia menghendaki perbaikan bagi hidup mereka di dunia dan akhirat dan bukan sebaliknya. Ia tidak mengharapkan sesuatu balas jasa atas usaha dakwahnya. Ia tidak pula memerlukan kedudukan atau menginginkan kehormatan bagi dirinya dari kaumnya. Ia akan cukup merasa puas jika kaumnya kembali kepada jalan Allah, masyarakatnya akan menjadi masyarakat yang bersih dari segala kemaksiatan dan adt-istiadat yang buruk. Ia akan menerima upahnya dari Allah yang telah mengutuskannya sebagai rasul yang dibebani amanat untuk menyampaikan risalah-Nya kepada kaumnya sendiri. Kaum Syuaib akhirnya merasa jengkel dan jemu melihat Nabi Syuaib tidak henti-hentinya berdakwah bertabligh pada setiap kesempatan dan di mana saja ia menemui orang berkumpul. Penghinaan dan ancaman dilontar kepada Nabi Syuaib dan para pengikutnya akan diusir dan akan dikeluarkan dari Madyan jika mereka mahu menghentikan dakwahnya atau tidak mahu mengikuti agama adn cara-cara hidup mereka. Berkata mereka kepada Nabi Syuaib dengan nada mengejek: Kami tidak mengerti apa yang kamu katakan. Nasihat-nasihatmu tidak mempunyai tempat di dalam hati dan kalbu kami. Engkau adalah seorang yang lemah fizikalnya, rendah kedudukan dalam pengaulan maka tidak mungkin engkau dapat mempengaruhi atau memimpin kami yang berfizikal lebih kuat dan berkedudukan yang lebih tinggi drpmu. Cuba tidak kerana kerabatmu yang kami segani dan hormati, nescaya engkau telah kami rejam dan sisihkan dari pengaulan kami. Nabi Syuaib menjawab: aku tidak akan hentikan dakwahku kepada risalah Allah yang telah diamanahkan kepadaku dan jgnlah kamu mengharapkan bahwa aku mahupun para pengikutku akan kembali mengikuti agamamu dan adt-istiadatmu setelah Allah memberi hidayahnya kepada kami. Pelindunganku adalah Allah Yang Maha Berkuasa dan bukan sanad kerabatku, Dialah yang memberi tugas kepadaku dan Dia pula akan melindungiku dari segala gangguan dan ancaman. Adakah sanak saudaraku yang engkau lebih segani drp Allah yang Maha Berkuasa? Sejak berdakwah dan bertabligh menyampaikan risalah Allah kepada kaum Madyan, Nabi Syuaib berhasil menyedarkan hanya sebahagian kecil dari kaumnya, sedang bahagian yang terbesar masih tertutup hatinya bagi

cahaya iman dan tauhid yang diajar oleh beliau. Mereka tetap berkeras kepala mempertahankan tradisi, adt-istiadat dan agama yang mereka warisi dari nenek moyang mereka. Itulah alasan mereka satu-satunya yang mereka kemukakan untuk menolak ajaran Nabi Syuaib dan itulah benteng mereka satu-satunya tempat mereka berlindung dari serangan Nabi Syuaib atas persembahan mereka yang bathil dan adat pengaulan mereka yang mungkar dan sesat. Di samping itu jika mereka sudah merasa tidak berdaya menghadapi keterangan-keterangan Nabi Syuaib yang didukung dengan dahlil dan bukti yang nyata kebenaran, mereka lalu melemparkan tuduhan-tuduhan kosong seolah-olah Nabi adalah tukang sihir dan ahli sulap yang ulung. Mereka telah berani menentang Nabi Syuaib untuk membuktikan kebenaran risalahnya dengan memdatangkan bencana dari Allah yang ia sembah dan menganjurkan orang menyembah-Nya pula. Mendengar tentangan kaumnya yang menandakan hati mereka telah tertutup rapat-rapat bagi sinar agama dan wahyu yang ia bawa dan bahwa tiada harapan lagi akan menarik mereka ke jalan yang lurus serta mengangkat mereka dari lembah syirik dan kemaksiatan serta pergaulan buruk, maka bermohonlah Nabi Syuaib kepada Allah agak menurunkan azzab seksanya kepada kaum Madyan bahwa wujud-Nya serta menentang kekuasaannya untuk menjadi ibrah dan peringatan bagi generasi-generasi yang mendatang. Allah Yang Maha berkuasa berkenan menerima permohonan dan doa Syuaib, maka diturunkanlah lebih dahulu di atas mereka hawa udara yang sangat panas yang mengeringkan kerongkongan karena dahaga yang tidak dapat dihilangkan dengan air dan membakar kulit yang tidak dapat diubati dengan berteduh di bawah atap rumah atau pohon-pohon. Di dalam keadaan mrk yang sedang bingung, panik berlari-lari ke sana ke mari, mencari perlindungan dari terik panasnya matahari yang membakar kulit dan dari rasa dahaga karena keringnya kerongkong tiba-tiba terlihat di atas kepala mereka gumpalan awan hitam yang tebal, lalu berlarilah mereka ingin berteduh dibawahnya. Namun setelah mereka berada di bawah awan hitam itu seraya berdesak-desak dan berjejal-jejal, jatuhlah ke atas kepala mereka percikan api dari jurusan awan hitam itu diiringi oleh suara petir dan gemuruh ledakan dahsyat sementara bumi di bawah mereka bergoyang dengan kuatnya menjadikan mereka berjatuhan, tertimbun satu di bawah yang lain dan melayanglah jiwa mereka dengan serta-merta. Nabi Syuaib merasa sedih atas kejadian yang menimpa kaumnya dan berkata kepada para pengikutnya yang telah beriman: Aku telah sampaikan kepada mrk risalah Allah, menasihati dan mengajak mereka agar meninggalkan perbuatan-perbuatan mungkar serta persembahan bathil mereka dan aku telah memperingatkan mereka akan datangnya seksaan Allah bila mereka tetap berkeras hati, menutup telinga mereka terhadap suara kebenaran ajaranajaran Allah yang aku bawa, namun mereka tidak menghiraukan nasihatku dan tidak mempercayai peringatanku. Karenanya tidak patutlah aku bersedih hati atas terjadinya bencana yang telah membinasakan kaumku yang kafir itu. sumber: http://www.dzikir.org/b_ceri12.htm

Muslimah Sholehah Pendamba Surga **^^____^^**______**^^_____^^** *::.Duhai Ukhti memang Engkau cantik,janganlah bertabarruj.::* ============================ Bissmillahirahmanirrahim....

Apa itu Tabarruj...?? Tabarruj yakni bila,''seorang wanita menampakkan perhiasannya dan kecantikannya serta terlihat bagian-bagian yang seharusnya wajib ditutupi,dimana bagian-bagian itu akan memancing syahwat pria.''(Fathul Bayan 7/274) Alloh Subahanaahu wa Ta'ala berfirman, ''Dan hendaklah kamu tetap dirumahmu dan janganlah kalian bertabarruj seperti tabarrujnya wanita jahiliyyah dahulu.dan dirikanlah sholat,tunaikanlah zakat dan taatilah Alloh dan RasulNya.Sesungguhnya Alloh bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu,hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.''[QS.Al-Ahzab:33] Imam Adz-Dzahabi berkata dalam ''Al-Kaba'ir''yakni,''Diantara perbuatan yang menyebabkan para wanita mendapatkan laknat adalah menampakkan perhiasan emas,permata yang ada dibalik pakaiannya,memakai misk,anbar(nama sejenis minya wangi) dan parfum jika keluar dari rumah memakai pakaian-pakaian yang dicelup,sarung-sarung sutera dan penutup kepala yang pendek,bersamaan dengan itu dia memanjangkan pakaian,meluaskan dan memanjang ujung lengan pakaian.Semua itu termasuk dimurkai Alloh.Alloh murka kepada pelakunya didunia dan akhirat,karena perbuatan2 ini yang banyak dilakukan wanita, Rasululloh shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, ''Aku memandang ke neraka,maka aku melihat kebanyakan penghuninya adalah wanita.''(HR Bukhari,Tirmidzi dan Ahmad) Dari Imran bin Hushain berkata:''Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata,''Sesungguhnya penghuni Surga yang paling sedikit adalah para wanita...''(HR.Muslim-Nasa'i) Saya (Syaikh Al-Albani ,pent)Berkata :''Islam telah bersikap keras dalam memperingatkan ummatnya dari perbuatan tabarruj ini hingga menyandingkan dengan kesyirikan ,zina mencuri dan perbuatan haram lainnya,Itu terjadi ketika Nabi Shallalahu 'alaihi wasallam membai'at para wanita agar mereka tidak melakukan hal-hal itu. Abdulloh bin 'Amrt radhiyallohu 'anhu berkata :Umaimah binti Ruqaiqah datang kepada Rasululloh shallallahu 'alaihi wasallam untuk berbai'at kepada beliau,maka belliau nberkata: ''Saya akan membai'atmu untuk engkau tidak menyekutukan Alloh dengan sesuatu apapun,jangan engkau mencuri,berzina,membunuh anakmu,melakukan kebohongan yang engkau buat antara hadapanmu dan diantara dua kakimu,jangan meratap dan jangan bertabarrujnya

jahiliyyah dahulu.'' Ketahuialah,bukan termasuk perkara terlarang sedikitpun jika pakaian wanita yang dia pakai berwarna putih atau hitam,sebagaimana yang dianggap oleh sebgaian wanita yang komit terhadap Sunnah. Itu dengan alasan: *Pertama:Rasululloh shallalllahu 'alaihi wasallam bersabda,''Parfum wanita adalah yang jelas warnanya dan lembut harumnya....'' *Kedua:Pengalaman para wanita sahabat,dengan kisah sebagai berikut: 1: Dari Ibrohim An Nakha'i bahwa dia masuk bersma Alqamah serta Al Aswad kepada isteriisteriNabi shallallahu 'alaihi wasallam,maka dia melihat mereka menyelimuti diri mereka dengan pakaian berwarna merah. 2.Dari Ibnu Abi Mulaikah,ia berkata :Aku melihat Ummu Salamah mengenakan jilbab dan berselimut dengan pakaian yang dicelup dengan warna ashfar(campuran antara kuning dan merah). 3.Dari Al qosim,yaitu Ibnu Muhammad bin Abi Bakr Ash Shidiq dia berkata bahwa ,''Aisyahmemakai pakaian yang dicelup dengan mu'ashfar,padahal dia waktu itu sedang ihram.'' (Jilbab Al Mar'ah Al Muslimah) Semoga bermanfaat,,, Salam ukhuwah ya Akhi wa ukhti fillah.... (Puthrie Uhibbukum Fillah Dua)