malaria

19
1. M&M plasmodium 1.1 Definisi Plasmodium merupakan salah satu protozoa penyebab penyakit malaria Filum : Apicomplexa Klas : Sporozoa Sub klas : Cocidiidae Ordo : Eucoccidiidae Sub ordo : Haemosporidiidae Familia : Plasmodiidae Genus : Plasmodium 1.2 Klasifikasi Pada manusia terutama disebabkan oleh empat spesies utama yaitu : 1. Plasmodium vivax, penyebab malaria tertiana benigna/malaria vivax 2. Plasmodium falciparum, penyebab malaria tertiana maligna/ malaria tropika. 3. Plasmodium malariae, penyebab malaria kuartana/malaria malariae 4. Plasmodium ovale, penyebab malaria tertiana benigna/malaria ovale. 1.3 morfologi

Upload: sheila-prilia-andini

Post on 12-Dec-2015

220 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

PBL

TRANSCRIPT

Page 1: Malaria

1. M&M plasmodium1.1 DefinisiPlasmodium merupakan salah satu protozoa penyebab penyakit malariaFilum : ApicomplexaKlas : SporozoaSub klas : CocidiidaeOrdo : EucoccidiidaeSub ordo : HaemosporidiidaeFamilia : PlasmodiidaeGenus : Plasmodium

1.2 Klasifikasi

Pada manusia terutama disebabkan oleh empat spesies utama yaitu :1. Plasmodium vivax, penyebab malaria tertiana benigna/malaria vivax2. Plasmodium falciparum, penyebab malaria tertiana maligna/ malaria tropika.3. Plasmodium malariae, penyebab malaria kuartana/malaria malariae4. Plasmodium ovale, penyebab malaria tertiana benigna/malaria ovale.

1.3 morfologi

Page 2: Malaria

1.4 siklus hidup

1.5 dampak infeksi terhadap eritrosit

2. M&M malaria2.1 Definisi

Perkataan malaria berasal dari bahasa italia (mala=jelek; aria=udara), jadi dahulu orang menduga bahwa penyakit ini disebabkan oleh udara yang kotor. Dalam penelitian yang lebih modern ternyata penyakit malaria disebabkan oleh parasite bersel tunggal yang disebut protozoa dan dipindahkan ke dalam tubuh manusia melalui nyamuk anopheles.

Malaria adalah penyakit infeksi yang paling luas penyebarannya di dunia dan diperkirakan 1/3 penduduk di dunia terkena penyakit infeksi ini sehingga mempunyai pengaruh social.

Suatu penyakit yang disebabkan oleh sporozoa genus plasmodium dan ditularkan oleh nyamuk anopheles. Penyakit ini ditandai dengan demam yang sering berkala (periodic) dengan berbagai derajat, kurang darah (anemia), limpa membesar, serta dengan berbagai kelompok gejala (sindroma) karena gangguan pada hati, otak, dan ginjal.

Salah satu publikasi mengemukakan bahwa penyakit malaria menjadi masalah di 100 negara di dunia, menimpa lebih dari 2 juta penduduk. Diperkirakan dalam setahun malaria menyerang 300 juta penduduk, 90% dari jumlah ini ada di negara tropis di Afrika.

Anga kematian karena penyakit malaria diperkirakan sekitar 1 juta tahunnya, terutama penderita berusia anak-anak. Malaria menyerang daerah pedesaan yang fasilitas kesehatannya kurang memadai dan transportasi masih sukar.

Golongan yang berisiko tertular malaria, antara lain:

Page 3: Malaria

- Ibu hamil- Pelancong yang tidak memiliki kekebalan terhadap malaria- Pengungsi- Pekerja yang berpindah ke tempat yang endemis

2.2 EpidemiologiPenyakit malaria salah satu penyakit parasite yang tersebar luas di seluruh dunia

meskipun umumnya terdapat di daerah berlokasi antara 600 lintang utara – 400 lintang selatan. Tetapi distribusi plasmodium biasanya tidak merata.

Plasmodium vivax, tersebar di daerah tropis dan subtropics dan beriklim panas seperti daerah timur tengah, iran, Pakistan, Bangladesh, india, sri lanka, Myanmar, Thailand, Malaysia, Indonesia, amerika tengah, dan amerika selatan, afrika bagian tengah dan bagian timur. Tetapi tidak terdapat di antara penduduk kulit hitam di afrika bagian barat.

Plasmodium falciparum, umumnya terdapat di daerah beriklim panas dan lembab. Di daerah barat yang beriklim tropis, afrika tengah dan beberapa daerah di afrika timur, beberapa daerah di timur tengah, india bagian utara, tengah, dan selatan. Beberapa daerah di Bangladesh, Pakistan, Myanmar, Thailand, laos, Malaysia, dan Indonesia. Juga terjadi di Filipina dan negara di kepulauan samudra pasifik seperti Haiti dan karibi, amerika tengah, dan amerika selatan.

Plasmodium malaria, terdapat terutama di daerah tropis afrika, amerika selatan, india, sri lanka, dan Malaysia.

Penyakit malaria bisa terjadi bila memenuhi kondisi:- Ada nyamuk anopheles yang sesuai- Ada penduduk yang peka- Ada penduduk yang tidak mempunyai kekebalan terhadap malaria- Kondisi lingkungan, suhu 18-29 derajat celcius dan ketinggian <2000 m di atas

permukaan laut

Penularan dapat terjadi 2 cara:- Penularan secara alami (melalui vector), jika sporozoit masuk ke badan manusia melalui

gigitan nyamuk Anopheles (induced), terjadi jika stadium aseksual dalam eritrosit - secara tidak sengaja masuk ke dalam tubuh manusia secara:

Bawaan, terjadi pada bayi yang baru dilahirkan karena ibunya menderita malaria, penularan terjadi melalui plasenta

Secara mekanis, terjadi melalui transfuse darah atau melalui jarum suntik yang tidak steril lagi

Secara oral, cara penularan ini pernah dibuktikan pada burung, ayam, burung dara, dan monyet

2.3 EtiologiPenyakit malaria disebabkan oleh parasite malaria (yaitu suatu protozoa darah yang

termasuk genus plasmodium) yang dibawa oleh nyamuk anopheles. Ada empat spesies plasmodium penyebab malaria pada manusia, yaitu Plasmodium vivax, Plasmodium

Page 4: Malaria

falciparum, Plasmodium malariae, dan Plasmodium ovale. Masing-masing menyebabkan infeksi malaria yang berbeda-beda.

Seorang penderita dapat dihinggapi lebih dari satu jenis plasmodium. Infeksi demikian disebut infeksi campuran. Biasanya, penderita paling banyak dihinggapi dua jenis parasite malaria, yakni campuran plasmodium falciparum dan plasmodium vivax atau plasmodium ovale.

2.4 Klasifikasi- Malaria tertiana yang disebabkan oleh Plasmodium Vivax dan Ovale dengan tanda

demam berkala 3 hari sekali- Malaria kwartana yang sisebabkan oleh Plasmodium Malaria dengan tanda demam

berkala 4 hari sekali- Malaria tropika yang disebabkan dan berbahaya di daerah tropis adalah Plasmodium

Falciparum dengan tanda demam tidak tentu- Malaria ovale disebabkan malaria ovale

2.5 PatogenesisPerjalanan penyakit malaria terdiri dari serangan demam paroksisme, splenomegaly, dan anemia. Gejala penyakit yang timbul berhubungan dengan beberapa masa inkubasi yang terjadi pada parasite, di antaranya masa inkubasi intrinsic (waktu antara sporozoit masuk ke dalam badan hospes sampai timbulnya gejala demam, biasanya berlangsung antara 8-37 hari bergantung pada spesiesnya), beratnya infeksi, pengobatan sebelumnya, derajat resistensi hospes, juga cara masuknya parasite ke tubuh hospes. Masa prapaten berlangsung sejak saat infeksi sampai ditemukannya parasite malaria dalam darah untuk pertama kali karena jumlah parasite sudah melewati masa ambang mikroskopis. Masa inkubasi intrinsic melalui penularan nyamuk tiap spesies sbb: P.falciparum 12 hari, vivax dan ovale 13-17 hari, dan malariae 28-30 hari.

Pada infeksi malaria, demam terjadi secara periodic dan berhubungan dengan waktu pecahnya skizon matang dan mengeluarkan merozoit yang masuk ke dalam aliran darah. Sporolasi tiap spesies Plasmodium bervariasi, seperti pada vivax dan ovale yang berlangsung selama 48 jam dan mengakibatkan periode demamnya tiap 3 hari. Timbulnya demam juga bergantung pada jumlah parasite. Demam bersifat intermitens, bisa juga remitens, atau terus menerus.

2.6 manifestasi klinis- fase menggigil (15 menit-1jam), dimulai dengan menggigil, nadi cepat tetapi lemah, bibir

dan jari membiru, kulit kering dan pucat, kadang disertai muntah (anak-anak dapat kejang)

- fase panas (puncak demam) berlangsung 2-6 jam, terjadi setelah perasaan dingin sekali yang berubah menjadi panas sekali, wajah menjadi merah, kulit kering dan panas seperti terbakar, sakit kepala semakin hebat, mual muntah, nadi penuh dan berdenyut keras, merasa haus sekali (suhu mencapai 41 derajat C)

Page 5: Malaria

- fase berkeringat berlangsung 2-4jam, setelah puncak panas, penderita selanjutnya berkeringat banyak, suhu turun dengan cepat, kadang berada di bawah normal. Penderita bisa tidur nyenyak, tetapi setelah bangun tidur merasa lemah tetapi sehat

gejala infeksi yang terjadi setelah serangan pertama disebut dengan relaps dan sifatnya sbb:

- rekrudesiensi (short therm relaps) terjadi karena infeksi yang disebabkan stadium eritrosit masih hidup, biasanya terjadi dalam waktu 8 minggu setelah serangan pertama

- rekurens (long therm relaps) ditimbulkan oleh stadium eksoeritrosit sekunder

jika infeksi malaria tidak menunjukkan gejala di antara serangan pertama dan relaps, keadaan ini disebut periode laten klinis, walaupun mungkin ada parasitemia dan ada gejala lain seperti splenomegaly. Periode laten terjadi jika parasite tidak dapat ditemukan dalam darah tepi, tetapi stadium eksoeritrosit masih bertahan dalam jaringan. Keadaan demam makin lama makin berkurang karena tubuh menyesuaikan diri dan karena adanya respons imun terhadap parasite.

Pembesaran limfa merupakan salah satu gejala khas malaria terutama kronis. Perubahan pada limpa umumnya disebabkan oleh kongesti, tetapi kemudia limpa berubah menjadi warna hitam karena pigmen yang ditimbun dalam eritrosit yang mengandung parasite dalam kapiler dan sinusoid.

Pada malaria terdapat anemia yang tergantung pada spesies penyebab malaria. Factor penyebabnya karena :

- penghancuran eritrosit yang mengandung parasite dan yang tidak terjadi di dalam limpa- reduced survival time, karena eritosit normal yang tidak mengandung parasite tidak

dapat hidup lama- diseritropoesis (gangguan dalam pembentukan eritrosit karena depresi eritropoesis

dalam sumsung tulang)

2.7 diagnosis+diagnosa banding

Diagnosis malaria sering memerlukan anamnesa yang tepat dari penderita tentang asal penderita apakah dari daerah endemic malaria, riwayat bepergian ke daerah malaria, riwayat pengobatan kuratip maupun preventiv.

1. Pemeriksaan tetes darah untuk malariaPemeriksaan mikroskopik darah tepi untuk menemukan adanya parasit malaria sangat penting untuk menegakkan diagnosa. Pemeriksaan satu kali dengan hasil negative tidak mengenyampingkan diagnosa malaria. Pemeriksaan darah tepi tiga kali dan hasil negative maka diagnosa malaria dapat dikesampingkan. Adapun pemeriksaan darah tepi dapat dilakukan melalui:

v Tetesan preparat darah tebal.

Page 6: Malaria

Merupakan cara terbaik untuk menemukan parasit malaria karena tetesan darah cukup banyak dibandingkan preparat darah tipis. Sediaan mudah dibuat khususnya untuk studi di lapangan. Ketebalan dalam membuat sediaan perlu untuk memudahkan identifikasi parasit. Pemeriksaan parasit dilakukan selama 5 menit (diperkirakan 100 lapang pandangan dengan pembesaran kuat). Preparat dinyatakan negative bila setelah diperiksa 200 lapang pandangan dengan pembesaran 700-1000 kali tidak ditemukan parasit. Hitung parasit dapat dilakukan pada tetes tebal dengan menghitung jumlah parasit per 200 leukosit. Bila leukosit 10.000/ul maka hitung parasitnya ialah jumlah parasit dikalikan 50 merupakan jumlah parasit per mikro-liter darah.

v Tetesan preparat darah tipis.

Digunakan untuk identifikasi jenis plasmodium, bila dengan preparat darah tebal sulit ditentukan. Kepadatan parasit dinyatakan sebagai hitung parasit (parasite count), dapat dilakukan berdasar jumlah eritrosit yang mengandung parasit per 1000 sel darah merah. Bila jumlah parasit > 100.000/ul darah menandakan infeksi yang berat. Hitung parasit penting untuk menentukan prognosa penderita malaria. Pengecatan dilakukan dengan pewarnaan Giemsa, atau Leishman’s, atau Field’s dan juga Romanowsky. Pengecatan Giemsa yang umum dipakai pada beberapa laboratorium dan merupakan pengecatan yang mudah dengan hasil yang cukup baik.

2. Tes Antigen : p-f testYaitu mendeteksi antigen dari P.falciparum (Histidine Rich Protein II). Deteksi sangat cepat hanya 3-5 menit, tidak memerlukan latihan khusus, sensitivitasnya baik, tidak memerlukan alat khusus. Deteksi untuk antigen vivaks sudah beredar dipasaran yaitu dengan metode ICT. Tes sejenis dengan mendeteksi laktat dehidrogenase dari plasmodium (pLDH) dengan cara immunochromatographic telah dipasarkan dengan nama tes OPTIMAL. Optimal dapat mendeteksi dari 0-200 parasit/ul darah dan dapat membedakan apakah infeksi P.falciparum atau P.vivax. Sensitivitas sampai 95 % dan hasil positif salah lebih rendah dari tes deteksi HRP-2. Tes ini sekarang dikenal sebagai tes cepat (Rapid test).

3. Tes SerologiTes serologi mulai diperkenalkan sejak tahun 1962 dengan memakai tekhnik indirect fluorescent antibody test. Tes ini berguna mendeteksi adanya antibody specific terhadap malaria atau pada keadaan dimana parasit sangat minimal. Tes ini kurang bermanfaat sebagai alat diagnostic sebab antibody baru terjadi setelah beberapa hari parasitemia. Manfaat tes serologi terutama untuk penelitian epidemiologi atau alat uji saring donor darah. Titer > 1:200 dianggap sebagai infeksi baru ; dan test > 1:20 dinyatakan positif . Metode-metode tes serologi antara lain indirect haemagglutination test, immunoprecipitation techniques, ELISA test, radio-immunoassay.

4. PCR (Polymerase Chain Reaction)Pemeriksaan infeksi ini dianggap sangat peka dengan tekhnologi amplifikasi DNA, waktu dipakai cukup cepat dan sensitivitas maupun spesifitasnya tinggi. Keunggulan tes ini walaupun jumlah parasit sangat sedikit dapat memberikan hasil positif. Tes ini baru dipakai sebagai sarana penelitian dan belum untuk pemeriksaan rutin.

diagnosis banding

Page 7: Malaria

Demam merupakan salah satu gejala malaria yang menonjol, yang juga dijumpai hampir pada semua penyakit infeksi seperti infeksi virus pada sistem respiratorius, influenza, demam tifoid, demam dengue, dan infeksi bakterial lainnya seperti pneumonie, infeksi saluran kencing, tuberkulosis. Pada daerah hiperendemik sering dijumpai penderita dengan imunitas yang tinggi sehingga penderita dengan infeksi malaria tetapi tidak menunjukkan gejala klinis malaria. Pada malaria berat, diagnosa banding tergantung manifestasi malaria beratnya. Pada malaria dengan ikterus, diagnosa banding ialah demam tifoid dengan hepatis, kolesistitis, abses hati, dan leptospirosis. Hepatitis pada saat timbul ikterus biasanya tidak dijumpai demam lagi. Pada malaria serebral harus dibedakan dengan infeksi pada otak lainnya seperti meningitis, ensefalitis, tifoid ensefalopati, tripanososmiasis. Penurunan kesadaran dan koma dapat terjadi pada gangguan metabolik (diabetes, uremi), gangguan serebro-vaskular (strok), eklampsia, epilepsi, dan tumor otak.

2.8 penatalaksaanPenatalaksanaan khusus pada kasus- kasus malaria dapat diberikan tergantung dari jenis plasmodium, menurut Tjay & Rahardja (2002) antara lain sebagai berikut:

a. Malaria Tersiana/ KuartanaBiasanya di tanggulangi dengan kloroquin namun jika resisten perlu di tambahkan mefloquin single dose 500 mg p.c (atau kinin 3 dd 600 mg selama 4-7 hari). Terapi ini disusul dengan pemberian primaquin 15 mg /hari selama 14 hari)

b. Malaria OvaleBerikan kinin dan doksisklin (hari pertama 200 mg, lalu 1 dd 100 mg selama 6 hari). Atau mefloquin (2 dosis dari masing-masing 15 dan 10 mg/ kg dengan interval 4-6 jam). Pirimethamin-sulfadoksin (dosis tunggal dari 3 tablet ) yang biasanya di kombinasikan dengan kinin (3 dd 600 mg selama 3 hari).

c. Malaria FalcifarumKombinasi sulfadoksin 1000 mg dan pirimetamin 25 mg per tablet dalam dosis tunggal sebanyak 2-3 tablet. Kina 3 x 650 mg selama 7 hari. Antibiotik seperti tetrasiklin 4 x 250 mg/ hari selama 7-10 hari dan aminosiklin 2 x 100 mg/ hari selama 7 hari

a. klorokuin dan derivatnyaklorokuin adalah derivate 4-aminokuinolin yang merupakan senyawa difosfat berupa bubuk putih yang pahit dan larut dalam air serta stabil.

Farmakokinetik : klorokuin secara cepat diserap di saluran cerna setelah pemberian oral, dan kadar tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu 1-2 jam. Waktu paruhnya kurang dari 3 hari. Pemberian intravena harus diawasi dengan ketat dan harus dilakukan secara perlahan karena konsentrasi dalam plasma segera dicapai dalam waktu 5-15 menit untuk menghindari terjadinya reakasi toksik.

Page 8: Malaria

Indikasi : malaria, amebiasis ekstraintestinal, gangguan autoimunKontraindikasi : pada penderita psoriasis, gangguan fungsi hati, alkoholisme. Pemberian IM pada anak-anak. Serta pada penderita gangguan lapangan pandangan mata dan retinaES : bergantung pada dosis yang diberikan. Obat ini sering menimbulkan gangguan penglihatan. Untuk menghindari mual, obat diberikan setelah makan.

b. PirimetaminObat ini berupa bubuk putih, tidak berasa, serta larut dalam air dan sedikit larut dalam HCl. Sering digunakan pada penderita anak-anak, serta harganya murah. Tidak dianjurkan penggunaan obat dalam jangka panjang (5tahun).

Farmakokinetik : pada pemakaian oral, absorbs obat ini di saluran cerna lambat tetapi lengkap. Kadar puncak plasma dicapai dalam waktu 4-6 jam. Distribusi obat ini luas dan obat ini berikatan dengan rotein plasma serta berakumulasi di ginjal, paru, hati, serta empedu. Waktu paruhnya dalam plasma 80-95 jam.Indikasi : malaria, toksoplasmosisES : efek samping ringan, tetapi bila digunakan dalam jangka panjang 1:5000 sampai 1:8000 penderita mengalami reaksi kulit yang berat bahkan fatal. Anemia megaloblastik dapat terjadi pada pemberian dosis besar.Kontraindikasi : penderita alergi terhadap golongan sulfa, wanita hamil trisemster dan menyusui, neonates <2 bulan.

2.9 komplikasiMenurut Gandahusa, Ilahude dan Pribadi (2000) beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit malaria adalah :a. Malaria otakMalaria otak merupakan penyulit yang menyebabkan kematian tertinggi (80%) bila dibandingkan dengan penyakit malaria lainnya. Gejala klinisnya dimulai secara lambat atau setelah gejala permulaan. Sakit kepala dan rasa ngantuk disusul dengan gangguan kesadaran, kelainan saraf dan kejang-kejang bersifat fokal atau menyeluruh.

b. Anemia beratKomplikasi ini ditandai dengan menurunnya hematokrit secara mendadak (<> 3 mg/ dl. Seringkali penyulit ini disertai edema paru. Angka kematian mencapai 50%. Gangguan ginjal diduga disebabkan adanya Anoksia, penurunan aliran darah keginjal, yang dikarenakan sumbatan kapiler, sebagai akibatnya terjadi penurunan filtrasi pada glomerulus.

d. Edema paruKomplikasi ini biasanya terjadi pada wanita hamil dan setelah melahirkan. Frekuensi pernapasan meningkat. Merupakan komplikasi yang berat yang menyebabkan kematian. Biasanya disebabkan oleh kelebihan cairan dan Adult Respiratory Distress Syndrome (ARDS).

2.10 Pencegahan

Page 9: Malaria

Pemahaman tentang kebiasaan dan perilaku nyamuk Anopheles betina sanat berguna dalam pencegahan penyakit. Tempat-tempat rawa dan lingkungan mikro yang tenang dapat mendukung perkembangbiakan nyamuk Anopheles. Menghindarki tempat yang dipenuhi nyamuk dan membersihkan tempat perindukan dapat mengurangi kemungkinan gigitan nyamuk.

Tindakan pencegahan untuk mengindarkan diri dari gigitan nyamuk yaitu dengan cara:ü Tidur dengan kelambu, sebaiknya dengan kelambu impregnated (dicelup peptisida: pemethrin atau deltamethrin)ü Menggunakan obat pembunuh nyamuk (mosquitoes repellents): gosok, spray, asap, elektrikü Mencegah berada di alam bebas dimana nyamuk dapat menggigit atau harus memakai proteksi (baju lengan panjjang, kaos atau stocking). Nyamuk akan menggigit diantara jam 18.00 – 06.00. nyamuk jarang pada ketinggian di atas 2000 meter.ü Memproteksi tempat tinggal atau kamar tidur dari nyamuk dengan kawat anti-nyamuk

Vaksinasi terhadap malaria masih tetap dalam pengembangan. Hal yang menyulitkan adalah banyaknya antigen yang terdapat pada plasmodium selain pada masing-masing bentuk stadium pada daur plasmodium, yang paling berbahaya adalah P. falciparum sekarang baru diitujukan pada pembuatan vaksin untuk proteksi terhadap P. falciparum. Pada dasarnya ada 3 jenis vaksin yang dikembangkan yaitu vaksin sporozoit (bentuk intrahepatik), vaksin terhadap bentuk aseksual dan vaksin transmission working untuk melawan bentuk gametosit. Vaksin dalam bentuk aseksual yang pernah dicoba ialah SPF-66 atau yang dikenal sebagai vaksin Patarroyo, yang pada penelitian akhir-akhir ini tidak dapat dibuktikan manfaatnya.

Kontrol terhadap MalariaKontrol Vektorü Menghindarkan diri dari tempat-tempat yang penuh dengan nyamuk teutama Anopheles.ü Memakai pakaian yang dapat melindungi tubuh dari gigitan nyamuk setiap sore dan malam hari.ü Menggunakan obat pembunuh nyamuk (mosquito repellant)ü Semprot kain-kain untuk tidur dan kelambu dengan pestisida pemethrinü Kecuali untuk keperluan yang penting, ibu hamil sebaiknya tidak bepergian ke daerah endemic P. falciparum.

Ukuran profilaksisü Klorokuin merupakan obat yang dapat digunakan pada daerah yang tidak Resisten terhadap klorokuin.ü Meflokuin digunakan pada daerah yang diketahui resisten terhadap klorokuin.ü Doxycycline dapat digunakan jika meflokuin tidak dapat digunakan, kecuali pada ibu hamil, anak < 8 tahun atau orang yang hipersensitif terhadap doxycyclin.ü Cloroquin proguanil dapat diberikan hanya pada pasien yang tidak dapat diberi meflokuin atau doxycyclin.

OBAT&DOSIS- Klorokuin 500 mg (bentuk garam) sekali tiap minggu mulai 1 atau 2 minggu sebelum

berangkat dan 4 minggu setelah meninggalkan lokasi

Page 10: Malaria

- Doksisiklin 100 mg tiap hari 1-2 hari sebelum berangkat dan ketika masih di lokasi yang terjangkit malaria dan 4 minggu setelah meninggalkan lokasi

- Atovaquone + proguanil Sekali 250 mg/100mh tiap hari dimulai 1-2 hari sebelum berangkat sampai 7 hari meninggalkan daerah endemis

- Meflokuin 250 mg (bentuk garam) sekali tiap minggu mulai 1-2 minggu sebelum berangkat dan 4 minggu setelah meninggalkan lokasi yang terjangkit malaria

- Kloroguanid Hcl 200 mg sekali tiap hari dikombinasi dengan klorokuin yang diberikan mingguan

- Primakuin utk profilkasi terminal 30 mg basa setiap hari dimulai 1-2 hari sebelum berangkat sampai 7 hari setalah meninggalkan daerah endemis

2.11 Prognosis

Pada infeksi malaria hanya terjadi mortalitas bila mengalami malaria berat. Pada malaria berat, tergantung pada kecepatan penderita tiba di RS, kecepatan diagnose dan penanganan yang tepat. Walaupun demikian mortalitas penderita malaria berat di dunia masih cukup tinggi antara 15%-60% tergantung fasilitas pemberi pelayanan. Makin banyak jumlah komplikasi akan diikuti dengan peningkatan mortalitas, misalnya penderita dengan malaria serebral dengan hipoglikemi, peningkatan kreatinin, dan peningkatan bilirubin mortalitasnya lebih tinggi dari pada malaria serebral saja.

Prognosis untuk malaria nonfallciparum secara umum baik pada penderita yang responsive untuk melakukan terapi. Relaps P. ovale dan P. vivax dapat dihindari dengan terapi yang sesuai. P. malariae dapat ditangani dengan terapi yang baik sehingga tidak ada kontribusi untuk menyebabkan mortalitas dan morbiditas. Prognosis malaria falciparum, terutama untuk nonimun perlu berhati-hati. Kerusakan organ secara multisystem dapat meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi (Wilson,2001).

3. M&M vectorMenurut Harijanto (2000) malaria pada manusia hanya dapat ditularkan oleh nyamuk betina Anopheles. Lebih dari 400 spesies Anopheles di dunia, hanya sekitar 67 yang terbukti mengandung sporozoit dan dapat menularkan malaria. Di Indonesia telah ditemukan 24 spesies Anopheles yang menjadi vektor malaria.Sarang nyamuk Anopheles bervariasi, ada yang di air tawar, air payau dan ada pula yang bersarang pada genangan air pada cabang-cabang pohon yang besar (Slamet, 2002, hal 103).

Karakteristik nyamuk Anopeles adalah sebagai berikut :a. Hidup di daerah tropic dan sub tropic, ditemukan hidup di dataran rendahb. Menggigit antara waktu senja (malam hari) dan subuh haric. Biasanya tinggal di dalam rumah, di luar rumah, dan senang mengigit manusia (menghisap darah)d. Jarak terbangnya tidak lebih dari 2-3 kme. Pada saat menggigit bagian belakangnya mengarah ke atas dengan sudut 48 derajatf. Daur hidupnya memerlukan waktu ± 1 minggu .g. Lebih senang hidup di daerah rawa

3.1 Morfologi

Page 11: Malaria

Berukuran kecil ( 4 – 13 mm) & Rapuh

Pada kepala ada probosis yang panjang dan halus

Sebagai penghisap darah – pada betina

Sebagai penghisap bahan-bahan cair – pada jantan

Palpulus yang terdiri 5 ruas

Sepasang antena terdiri 15 ruas :

pada jantan berambut lebat (pulmose)

pada betina berambut jarang (pilose)

Toraks yang tampak (Mesonotum) sebaian besar diliputi bulu halus yang berwarna putih /

kuning

Sayap Skutelum berbentuk melengkung (rounded) pada anophelini dan membentuk 3

lengkungan (Trilobus) pada Culicini

Sayap panjang dan langsing ada vena yang permukaannya ditumbuhi sisik sayap

Terdapat sederetan rambut (Fringe)

Abdomen berbentuk silinder dasn terdiri 10 ruas- dua ruas terakhir berubah jadi alat

kelamin

Punya 3 pasang kaki (Hexapoda) melekat pada toraks dan tiap kaki terdiri dari 1 ruas

femuri, 1 ruas tibia dan 5 ruas tarsus

3.2 tempat perindukan

1. Perilaku Mencari Darah. Perilaku mencari darah nyamuk dapat ditinjau dari beberapa segi yaitu: a. Perilaku mencari darah dikaitkan dengan waktu. Nyamuk anopheles pada umumnya aktif mencari darah pada waktu malarn hari. apabila dipelajari dengan teliti. ternyata tiap spesies mempunyai sifat yang tertentu, ada spesies yang aktif mulai senja hingga menjelang tengah malam dan sampai pagi hari. b. Perilaku mencari darah dikaitkan dengan tempat apabila dengan metode yang sama kita adakan. Penangkapan nyarnuk didalam dan diluar rumah maka dari hasil penangkapan tersebut dapat diketahui ada dua golongan nyamuk, yaitu: eksofagik yang lebih senang mencari darah diluar rumah dan endofagik yang lebih senang mencari darah didalam rumah.

Page 12: Malaria

c. Perilaku mencari darah dikaitkan dengan sumber darah. Berdasarkan macam darah yang disenangi, kita dapat membedakan atas: antropofilik apabila lebih senang darah manusia, dan zoofilik apabila nyamuk lebih senang menghisap darah binatang dan golongan yang tidak mempunyai pilihan tertentu.d. Frekuensi menggigit, telah diketahui bahwa nyamuk betina biasanya hanya kawin satu kali selama hidupnya Untuk mempertahankan dan memperbanyak keturunannya, nyamuk betina hanya memerlukan darah untuk proses pertumbuhan telurnya. Tiap sekian hari sekalinyamuk akan mencari darah. Interval tersebut tergantung pada species, dan dipengaruhi oleh temperatur dan kelembaban, dan disebut siklus gonotrofik. Untuk iklim Indonesia memerlukan waktu antara 48-96 jam.

2. Perilaku Istirahat. Istirahat bagi nyamuk mempunyai 2 macam artinya: istirahat yang sebenarnya selama waktu menunggu proses perkembangan telur dan istirahat sementara yaitu pada waktu nyamuk sedang aktif mencari darah. Meskipun pada umumnya nyamuk memilih tempat yang teduh, lembab dan aman untuk beristirahat tetapi apabila diteliti lebih lanjut tiap species ternyata mempunyai perilaku yang berbeda-beda. Ada spesies yang halnya hinggap tempat-tempat dekat dengan tanah (AnAconitus) tetapi ada pula species yang hinggap di tempat-tempat yang cukup tinggi (An.Sundaicus). Pada waktu malam ada nyamuk yang masuk kedalam rumah hanya untuk menghisap darah orang dan kemudian langsung keluar. Ada pula yang baik sebelum maupun sesudah menghisap darah orang akan hinggap pada dinding untuk beristirahat. 3. Perilaku Berkembang Biak. Nyamuk Anopheles betina mempunyai kemampuan memilih tempat perindukan atau tempat untuk berkembang biak yang sesuai dengan kesenangan dan kebutuhannya Ada species yang senang pada tempat-tempat yang kena sinar matahari langsung (an. Sundaicus), ada pula yang senang pada tempat-tempat teduh (An. Umrosus). Species yang satu berkembang dengan baik di air payau (campuran tawar dan air laut) misalnya (An.Aconitus) dan seterusnya Oleh karena perilaku berkembang biak ini sangat bervariasi, maka diperlukan suatu survai yang intensif untuk inventarisasi tempat perindukan, yang sangat diperlukan dalam program pemberantasan.

3.3 PemberantasanAda beberapa cara yang dapat digunakan untuk membunuh larva nyamuk anopheles: 1. Secara Kimiawi. Pemberantasan nyamuk anopheles secara kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan larvasida yaitu zat kimia yang dapat membunuh larva nyamuk, yang termasuk dalam kelompok ini adalah solar/minyak tanah, parisgreen, temephos,fention, altosid dll. Selain zat-zat kimia yang disebutkan di atas dapat juga digunakan herbisida yaitu zat kimia yang mematikan tumbuh–tumbuhan air yang digunakan sebagai tempat berlindung larva nyamuk. 2. Secara Hayati. Pemberantasan larva nyamuk anopheles secara hayati dilakukan dengan mengunakan beberapa agent biologis seperti predator misalnya pemakan jentik (clarviyorous fish) seperti

Page 13: Malaria

gambusia, guppy dan panchax (ikan kepala timah). Selain secara kimiawi dan secara hayati untuk pencegahan penyakit malaria dapat juga dilakukan dengan jalan pengelolaan lingkungan hidup (environmental management), yaitu dengan pengubahan lingkungan hidup (environmental modification) sehingga larva nyamuk anopheles tidak mungkin hidup. Kegiatan ini antara lain dapat berupa penimbunan tempat perindukan nyamuk, pengeringan dan pembuatan dam, selain itu kegiatan lain mencakup pengubahan kadar garam, pembersihan tanaman air atau lumut dan lain-lain. Diantara cara pemberantasan nyamuk seperti yang sudah diuraikan di atas, sampai saat ini di Idonesia paling sering di pakai cara yang pertama yaitu secara kimiawi. Dengan menggunakan solar dan minyak tanah yang dicampur dengan spreading agent yaitu zat kimia yang dapat mempercepat penyebaran bahan aktif yang digunakan. Pengunaan minyak solar untuk anti larva di Indonesia pertama dilakukan di Bali pada tahun 1974, yang kemudian pada tahun 1975 cara tersebut juga diterapkan didaerah Jawa Timur dan Jawa Barat.

Macam-macam penyakit menular dan cara pencegahannya by faisal yatim, DTM&H, MPH

Obat-obatan by Dra. V. Nuraini Widjajanti, Apt

Parasitology untuk keperawatan

Kumpulan kuliah farmakologi by staf pengajar departemen farmakologi FK UNSRI