makalah sosiologi perilaku kesehatan

22
MAKALAH SOSIOLOGI tentang PERILAKU KESEHATAN Di susun oleh: 1. Abdul Wakil (12.03714.0605) 2. Ahmad Taufik (12.03714.0608) 3. Bahrudin Muhammad Mulya (12.03714.0615) 4. Defri Yusuf Kurniawan (12.03714.06) 5. Emi Malina (12.03714.0628) 6. Faizatul Septafiani (12.03714.0631) 7. Faridatul Isniyah (12.03714.0635) 8. Husnul Khotimah (12.03714.0639) 9. Imron Firmansyah (12.03714.06) 10. Ira Luluk Lestari (12.03714.0646) 11. Tutik Winarsih (12.03714.0686) Program Studi D III Keperawatan Universitas Bondowoso Tahun 2012 / 2013

Upload: agunk

Post on 28-Dec-2015

61 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Sosiologi Perilaku Kesehatan

MAKALAH SOSIOLOGI

tentang

PERILAKU KESEHATAN

Di susun oleh:

1. Abdul Wakil (12.03714.0605)

2. Ahmad Taufik (12.03714.0608)

3. Bahrudin Muhammad Mulya (12.03714.0615)

4. Defri Yusuf Kurniawan (12.03714.06)

5. Emi Malina (12.03714.0628)

6. Faizatul Septafiani (12.03714.0631)

7. Faridatul Isniyah (12.03714.0635)

8. Husnul Khotimah (12.03714.0639)

9. Imron Firmansyah (12.03714.06)

10. Ira Luluk Lestari (12.03714.0646)

11. Tutik Winarsih (12.03714.0686)

Program Studi D III Keperawatan

Universitas Bondowoso

Tahun 2012 / 2013

Page 2: Makalah Sosiologi Perilaku Kesehatan

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat dan hidayah-

Nya, makalah Sosiologi tentang “ Perilaku Kesehatan ” ini dapat diselesaikan dengan baik.

Makalah ini ditulis guna memenuhi tugas dari Bapak Zaqi Novel SKM. selaku dosen

pembimbing mata kuliah Sosiologi di Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.

Selain untuk memenuhi tugas dari dosen pembimbing, juga untuk memberikan wawasan

dan pengetahuan tentang Perilaku Kesehatan di sekitar kita.

Penulis berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses

penyelesaian makalah ini yang tidak lepas dari berbagai hambatan. Dalam penyusunan

makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan, dukungan serta pengalaman dari berbagai

pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Masih banyak sekali kelemahan dan

kekurangan dalam penyusunan makalah ini, untuk itu segala kritik dan saran yang

membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah di masa mendatang.

Bondowoso, April 2013

Penulis

Page 3: Makalah Sosiologi Perilaku Kesehatan

Daftar Isi

Halaman Judul

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Perilaku

2.2 Bentuk Perilaku

2.3 Faktor Penentu Perilaku

2.4 Perilaku Kesehatan

2.5 Proses Perubahan Perilaku Kesehatan

2.6 Upaya Perubahan Perilaku Kesehatan

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

BAB IV DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Makalah Sosiologi Perilaku Kesehatan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Derajat kesehatan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu perilaku,

lingkungan, pelayanan kesehatan dan keturunan. Diantara faktor – faktor tersebut

pengaruh perilaku terhadap status kesehatan , baik kesehatan individu maupun kelompok

sangatlah besar. Salah satu usaha yang sangat penting di dalam upaya merubah perilaku

adalah dengan

melakukan kegiatan pendidikan kesehatan atau yang biasa dikenal dengan penyuluhan.

Sejauh mana kegiatan tersebut bisa merubah perilaku masyarakat akan sangat dipengaruhi

oleh faktor – faktor lain yang ikut berperan dan saling berkaitan dalam proses perubahan

perilaku itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat ditemukan rumusan masalah sebagai

berikut:

1. pengertian dari konsep perilaku kesehatan itu sendiri?

2. Bentuk-bentuk dari perilaku kesehatan itu sendiri?

3. Apa sajakah faktor penentu perilaku kesehatan?

4. Seperti apakah perilaku kesehatan itu sendri?

5. Proses-proses terjadinya perubahan perilaku kesehatan?

6. Upaya apa sajakah agar ada perubahan perilaku kesehatan?

Page 5: Makalah Sosiologi Perilaku Kesehatan

1.3 Tujuan Masalah

Setelah di dapatkan rumusan masalah berikut adalah tujuan dari rumusan masalah yang

telah di buat:

1. Seluruh audiensi mengerti tentang pengertian dari perilaku kesehatan itu sendiri

2. audiensi mengerti tentang bentuk-bentuk serta faktor penentu perilaku kesehatan

3. mengetahui ciri-ciri p-erilaku kesehatan itu sendiri

4. mengetahui proses-proses terjadinya perubahan perilaku kesehatan itu sendiri

5. mengerti tentang upaya apa sajakah yang harus di lakukan agar tercapai perilaku

kesehatan

Page 6: Makalah Sosiologi Perilaku Kesehatan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Perilaku

Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktifitas

organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manuasia pada hakekatnya adalah suatu

aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu perilaku manusia mempunyai bentangan

yang sangat luas mencakup berjalan, berbicara, berpakaian dan lain sebagainya. Bahkan

kegiatan internal seperti berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia.

Skinner ( 1933 ) mengemukakan bahwa perilaku merupakan hubungan antara perangsang

(stimulus) dan respon. Ia membedakan adanya dua stimulus :

1. Respondent response atau reflektife response ialah respon yang ditimbulkan oleh

rangsangan tertentu. Perangsang semacam ini disebut elicting stimuli karena menimbulkan

respon yang relatif tetap misalnya makanan lezat menimbulkan keluarnya air liur, cahaya

yang kuat menyebabkan mata tertutup , menangis karena sedih, muka merah karena marah

dan lain sebagainya.

2. Operant response atau instrumental response ialah respon yang timbul dan

berkembangnya diikuti oleh perangsang tertentu . Perangsang semacam ini disebut

reinforcing stimuli atau reinforcer karena perangsang tersebut memperkuat respon yang

telah dilakukan oleh organisme. Oleh sebab itu perangsang ini mengikuti atau memperkuat

perilaku yang sudah dilakukan. Sebagai contoh apabila seorang anak belajar atau sudah

melakukan suatu perbuatan kemudian dia memperoleh hadiah maka dia akan lebih giat

belajar atau lebih baik lagi melakukan perbuatan tersebut. Dengan kata lain respon yang

diberikannya akan lebih intensif dan kuat.

Di dalam kehidupan sehari – hari respon yang pertama sangat terbatas

keberadaanya hal ini disebabkan hubungan yang pasti antara stimulus dan respon sehingga

kemungkinan untuk memodifikasinya sangat kecil, bahkan hampir tidak mungkin.

Sebaliknya respon yang kedua merupakan bagian besar daripada perilaku manusia dan

kemungkinan untuk memodifikasinya sangat besar.

Page 7: Makalah Sosiologi Perilaku Kesehatan

2.2 Bentuk Perilaku

Secara operasional perilaku dapat diartikan sebagai respon organisme terhadap

rangsangan tertentu dari luar subyek. Respon ini berbentuk dua macam yaitu :

1. Bentuk pasif atau covert behaviour adalah respon internal yang terjadi di dalam diri

manusia dan tidak secara langsung bisa dilihat orang lain, misalnya berpikir, tanggapan,

sikap atau pengetahuan. Misalnya seorang ibu yang tahu bahwa membawa anak untuk

diimunisasi dapat mencegah penyakit tertentu akan tetapi dia tidak membawa anaknya ke

puskesmas atau posyandu.

2. Bentuk aktif atau overt behaviour , apabila perilaku ini jelas bisa dilihat. Misalnya pada

contoh di atas si ibu membawa anaknya ke posyandu atau puskesmas untuk diimunisasi.

2.3 Faktor Penentu ( Determinan ) Perilaku

Perilaku kesehatan seperti halnya perilaku pada umumnya melibatkan banyak

faktor. Menurut Lawrence Green ( 1980 ) kesehatan seseorang atau masyarakat

dipengaruhi oleh dua hal pokok yaitu faktor perilaku dan di luar perilaku. Selanjutnya

perilaku itu sendiri dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu :

Faktor pembawa ( predisposing factor ) didalamnya termasuk pengetahuan, sikap,

kepercayaan, keyakinan, nilai – nilai dan lain sebagainya

Faktor pendukung ( enabling factor ) yang terwujut dalam lingkungan fisik,

sumber daya, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas dan sarana kesehatan.

Faktor pendorong ( reinforcing factor ) yang terwujut di dalam sikap dan perilaku

petugas kesehatan maupun petugas lain , teman, tokoh yang semuanya bisa menjadi

kelompok referensi dari perilaku masyarakat.

Dari faktor – faktor di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau

masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi

dari orang yang bersangkutan. Disamping itu ketersediaan fasilitas kesehatan dan perilaku

petugas kesehatan juga mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku. Seseorang

yang tidak mau mengimunisasikan anaknya , dapat disebabkan karena dia memang belum

tahu manfaat imunisasi ( predisposing factor ),.atau karena jarak posyandu dan puskesmas

Page 8: Makalah Sosiologi Perilaku Kesehatan

yang jauh dari rumahnya ( enabling factor ) sebab lain bisa jadi karena tokoh masyarakat

di wilayahnya tidak mau mengimunisasikan anaknya ( reinforcing factor ).

Model di atas dengan jelas menggambarkan bahwa terjadinya perilaku secara

umum tergantung faktor intern ( dari dalam individu ) dan faktor ekstern ( dari luar

individu ) yang saling memperkuat . Maka sudah selayaknya jika kita ingin merubah

perilaku kita harus memperhatikan faktor – faktor tersebut di atas.

2.4 Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus

yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta

lingkungan. Secara lebih rinci perilaku kesehatan mencakup :

1. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit yaitu bagaimana manusia merespon

baik secara pasif maupun aktif sehubungan dengan sakit dan penyakit. Perilaku ini

dengan sendirinya berhubungan dengan tingkat pencegahan penyakit

Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan

misalnya makan makanan bergizi, dan olahraga.

Perilaku pencegahan penyakit misalnya memakai kelambu untuk mencegah

malaria, pemberian imunisasi. Termasuk juga perilaku untuk tidak menularkan

penyakit kepada orang lain.

Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan misalnya usaha

mengobati penyakitnya sendiri, pengobatan difasilitas kesehatan atau pengobatan

ke fasilitas kesehatan tradisional.

Perilaku sehubungan dengan pemulihan kesehatan setelah sembuh dari

penyakit misalnya melakukan diet, melakukan anjuran dokter selama masa

pemulihan.

2. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan. Perilaku ini mencakup respon

terhadap fasilitas pelayanan, cara pelayanan, petugas kesehatan dan obat – obat.

3. Perilaku terhadap makanan. Perilaku ini mencakup pengetahuan, persepsi, sikap

dan praktek terhadap makanan serta unsur – unsur yang terkandung di dalamnya.,

pengelolaan makanan dan lain sebagainya sehubungan dengan tubuh kita.

Page 9: Makalah Sosiologi Perilaku Kesehatan

4. Perilaku terhadap lingkungan sehat adalah respon seseorang terhadap lingkungan

sebagai salah satu determinan kesehatan manusia. Lingkup perilaku ini seluas

lingkup kesehatan lingkungan.itu sendiri.

2.5 Proses Terjadinya Perubahan Perilaku

Sejak tahun 1998 YIS dan Pemerintah Kabupaten bekerja sama dengan Dinas

Kesehatan untuk melakukan program pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan,

seperti juga program kesehatan lainnya diharapkan program bisa mensupport terjadinya

perubahan perilaku dengan kegiatan – kegiatan program yang berbasis dan dilaksanakan

oleh masyarakat. Pelatihan – pelatihan diharapkan membantu pembentukan predisposing

factor dengan adanya peningkatan pengetahuan maupun sikap masyarakat. Selain itu

program juga memberikan dukungan dengan adanya stimulan RF sanitasi yang dikelola

oleh KSM ataupun dana pembuatan tepung M3 yang dikelola oleh posyandu.

Dari uraian di atas nampak bahwa program sudah memberikan ruang bagi

predisposing factor dan enabling factor sebagai determinan terjadinya perubahan perilaku.

Meskipun pengetahuan mengenai penyakit dapat membantu perubahan perilaku, akan

tetapi perubahan perilaku mungkin kurang disukai oleh masyarakat karena terlalu sulit,

butuh waktu, biaya atau karena sebab lain. Pengalaman pendampingan Program Kesehatan

Terpadu menunjukkan hal ini, seringkali beberapa anggota masyarakat sudah mengetahui

tentang akibat yang bisa ditimbulkan dari kebiasaan buang air besar sembarangan baik

untuk dirinya sendiri ataupun masyarakat lain akan tetapi pengetahuan itu belum cukup

untuk merubah perilaku buang air besar mereka. Dalam kondisi seperti ini kegiatan RF

sanitasi oleh KSM menjadi enabling factors yang mendorong terjadinya proses perubahan

perilaku , hal ini terlihat dengan mulainya anggota masyarakat untuk membangun dan

menggunakan jamban keluarga setelah sedikit ‘digelitik’ dengan kegiatan RF oleh

kelompok yang pada dasarnya memang hanya sebagai rangsangan / stimulan.

Pendekatan semacam ini cukup memberikan dampak lewat kesediaan beberapa

anggota untuk memulai proses ini meskipun di lingkungannya BAB ke jamban belum

menjadi way of life . Dari sisi ini diharapkan akan muncul perubahan – perubahan perilaku

lainnya untuk memutus mata rantai penularan penyakit yang bukan hanya tergantung dari

faktor jamban semata. Untuk itulah satu tahun terakhir dikembangkan kegiatan Tim

Page 10: Makalah Sosiologi Perilaku Kesehatan

Kesehatan Masyarakat yang memfokuskan kegiatannya untuk melakukan pendidikan

kesehatan di tingkat masyarakat dengan mendorong peran mereka di dalam merencanakan,

mengorganisir dan memfasilitasi proses diskusi kelompok / penyuluhan bersama - sama

dengan institusi posyandu, KSM ataupun institusi lainnya di tingkat masyarakat.

Hal di atas bisa dilihat dari dua dimensi. Dimensi pertama bahwa kegiatan

pendidikan kesehatan yang dilakukan diharapkan bisa memberikan reinforcing stimuli

kepada masyarakat yang sudah dirangsang dengan kegiatan RF sanitasi sehingga respon

mereka akan semakin kuat. Hal ini menjadi sangat penting karena tidak selamanya respon

yang diberikan masyarakat untuk membangun jamban berdasarkan alasan kesehatan.

Dimensi kedua diharapkan dengan kegiatan pendidikan kesehatan akan bisa memunculkan

perubahan – perubahan perilaku kesehatan lainnya yang bisa memutus mata rantai

penyebaran dan terjadinya suatu penyakit.

Melihat perkembangan dan proses yang terjadi di dalam pelaksanaan program ada

beberapa hal yang seharusnya menjadi perhatian untuk lebih mendorong proses perubahan

perilaku kesehatan:

1. Terkait dengan determinan – determinan perilaku di atas, perlu langkah – langkah

untuk lebih memperkuat predisposing factor, enabling factor dan reinforcing

factor, karena faktor – faktor tersebut saling mempengaruhi. Tantangan bagi dinas

kesehatan dan jajarannya sebagai reinforcing factor di dalam proses perubahan

perilaku adalah bagaimana mereka mengimplementasikan paradigma sehat secara

mikro dengan menekankan upaya promotif dan preventif seperti tergambar di

dalam Visi dan Misi Indonesia Sehat 2010 dengan action di tingkat masyarakat.

Hal ini menjadi sangat penting karena sudah terlihat ada inisiatif dari masyarakat

untuk melakukan beberapa upaya perubahan perilaku dengan mengorganisir

pertemuan kelompok ataupun penyuluhan dengan niat baik untuk memperbaiki

derajat kesehatan dan kondisi lingkungannya. Sangat disayangkan kalau inisiatif –

inisiatif ini tidak bisa ‘ditangkap’ dan dimaksimalkan oleh pihak – pihak yang

terkait demi terwujudnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, sebagai salah

satu misi pembangunan kesehatan.

2. Di tingkat masyarakat sendiri, diperlukan kerelaan dan niat baik dari semua pihak

untuk lebih mendorong terjadinya perubahan perilaku. Hal ini menjadi sangat

Page 11: Makalah Sosiologi Perilaku Kesehatan

penting karena adanya dana stimulan sebagai enabling factor mempunyai dua

dimensi yang pertama dalam arti positif, apa yang sekarang sudah ada di tingkat

masyarakat bisa dimaksimalkan untuk mendorong proses terjadinya perubahan

perilaku. Dalam arti negatif adanya dana bisa menyulut konflik dan intrik yang

tidak jarang justru melibatkan tokoh – tokoh kunci ( pengurus kelompok, tokoh

masyarakat , aparat desa ) yang seharusnya menjadi refference people di dalam

proses perubahan perilaku.

3. Penyuluhan bukan sesuatu yang baru, sebagai upaya untuk merubah perilaku hal

ini sudah seringkali dilakukan akan tetapi seringkali pula perubahan perilaku yang

diharapkan belum muncul. Salah satu sebab dari kurang berhasilnya penyuluhan

adalah karena ia bersifat top – down, seringkali masyarakat dianggap sebagai tong

kosong yang bisa diisi dengan ‘ide – ide ‘ baru dengan menafikan ide , pengalaman

atau pemahaman mereka tentang satu masalah kesehatan. Untuk sekedar

membentuk perilaku pasif ( covert behaviour ) cara ini mungkin cukup manjur

akan tetapi untuk membentuk perilaku aktif ( overt behaviour ) cara diatas kurang efektif

karena mengubah perilaku kesehatan itu lebih dari sekedar menambah pengetahuan

kesehatan masyarakat. Seringkali yang terjadi adalah bahwa masyarakat menganggap ada

nilai nilai lain yang lebih penting seperti perjuangan untuk bertahan hidup ( survival ),

status, prestise, keindahan fisik dan lain sebagainya. Ada dua dimensi yang bisa ditangkap

dari uraian diatas yaitu :

Untuk mendorong perubahan perilaku yang lebih efektif di perlukan interaksi pada

saat kegiatan penyuluhan dengan melakukan diskusi partisipatif, memadukan apa

yang diketahui oleh masyarakat dengan nilai – nilai kesehatan. Untuk melakukan

hal ini tentunya diperlukan ketrampilan memfasilitasi secara partisipatip, sehingga

hal ini perlu menjadi perhatian bagi semua stake holder baik di tingkat dinas dan

puskesmas maupun di tingkat masyarakat.

Content materi pada saat penyuluhan / diskusi bisa lebih dikembangkan untuk lebih

memotivasi terjadinya perubahan perilaku dengan mengkombinasikan pendekatan

kesehatan dengan aspek – aspek yang lain, misalnya aspek religius, estetika,

kenyamanan, penghargaan diri , budaya dan lain sebagainya.. Pada akhirnya kita

memang harus menyadari bahwa untuk mewujutkan terjadinya proses perubahan

perilaku ( kesehatan ) perlu keterlibatan , pengorbanan dan niat baik dari semua

Page 12: Makalah Sosiologi Perilaku Kesehatan

komponen di atas, sehingga diperlukan kerjasama yang harmonis, efektif dan

efisien dalam mewujutkannya, karena meskipun upaya kesehatan sudah dilakukan

secara maksimal, peningkatan derajat kesehatan tidak akan optimal jika perilaku

dan lingkungan belumlah sehat.

Hal ini sejalan dengan Visi Indonesia Sehat 2010 yaitu gambaran masyarakat

Indonesia yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu

menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu , adil dan merata, serta memiliki derajat

kesehatan yang setinggi-tingginya. Seperti sebuah kalimat bijak " Kamu bisa mengubah

dunia, jika kamu punya mimpi". Mimpi mungkin bisa disamakan dengan cita – cita. Visi

Indonesia Sehat 2010 yang diaplikasikan di dalam misi pembangunan kesehatan

merupakan mimpi dan cita – cita kita bersama. Satu hal untuk bisa mewujutkan mimpi ke

alam nyata, kita harus bangun dari tidur sehingga semuanya bukan hanya sekedar mimpi.

2.6 Upaya Perubahan Perilaku Kesehatan

Hal yang penting di dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan dan

perubahan perilaku. Karena perubahan perilaku merupakan tujuan dari pendidikan

kesehatan atau penyuluhan kesehatan sebagai penunjang program kesehatan lainnya.

Perubahan yang dimaksud bukan hanya sekedar covert behaviour tapi juga overt

behaviour. Di dalam program – program kesehatan, agar diperoleh perubahan perilaku

yang sesuai dengan norma – norma kesehatan diperlukan usaha – usaha yang konkrit dan

positip.

Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan perilaku bisa dikelompokkan

menjadi tiga bagian:

1. Menggunakan kekuatan / kekuasaan atau dorongan

Dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan kepada sasaran sehingga ia mau

melakukan perilaku yang diharapkan. Misalnya dengan peraturan – peraturan / undang –

undang yang harus dipatuhi oleh masyarakat. Cara ini menyebabkan perubahan yang cepat

akan tetapi biasanya tidak berlangsung lama karena perubahan terjadi bukan berdasarkan

kesadaran sendiri. Sebagai contoh adanya perubahan di masyarakat untuk menata

rumahnya dengan membuat pagar rumah pada saat akan ada lomba desa tetapi begitu

lomba / penilaian selesai banyak pagar yang kurang terawat.

Page 13: Makalah Sosiologi Perilaku Kesehatan

2. Pemberian informasi

Adanya informasi tentang cara mencapai hidup sehat, pemeliharaan kesehatan ,

cara menghindari penyakit dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat.

Selanjutnya diharapkan pengetahuan tadi menimbulkan kesadaran masyarakat yang pada

akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku sesuai pengetahuan yang dimilikinya.

Perubahan semacam ini akan memakan waktu lama tapi perubahan yang dicapai akan

bersifat lebih langgeng.

3. Diskusi partisipatif

Cara ini merupakan pengembangan dari cara kedua dimana penyampaian informasi

kesehatan bukan hanya searah tetapi dilakukan secara partisipatif. Hal ini berarti bahwa

masyarakat bukan hanya penerima yang pasif tapi juga ikut aktif berpartisipasi di dalam

diskusi tentang informasi yang diterimanya. Cara ini memakan waktu yang lebih lama

dibanding cara kedua ataupun pertama akan tetapi pengetahuan kesehatan sebagai dasar

perilaku akan lebih mantap dan mendalam sehingga perilaku mereka juga akan lebih

mantap. Apapun cara yang dilakukan harus jelas bahwa perubahan perilaku akan terjadi

ketika ada partisipasi sukarela dari masyarakat, pemaksaan, propaganda politis yang

mengancam akan tidak banyak berguna untuk mewujutkan perubahan yang langgeng.

Page 14: Makalah Sosiologi Perilaku Kesehatan

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.1.1 Perilaku adalah segala kegiatan yang dilakukan oleh sesorang atau aktivitas

yang dilakukan oleh sesorang dalam kehidupannya sehari-sehari adalah

mencerminkan perilakunya. Dalam konsep perilaku terdapat dua jenis

stimulus yaitu respondent response atau reflektife response ialah respon

yang ditimbulkan oleh rangsangan tertentu dan operant response atau

instrumental response ialah respon yang timbul dan berkembangnya diikuti

oleh perangsang tertentu.

3.1.2 Perilaku merupakan respon seseorang terhadap rangsangan yang diberikan.

Respon ini terbagi dalam dua macam bentuk pasif atau covert behaviour

adalah respon internal yang terjadi di dalam diri manusia dan tidak secara

langsung bisa dilihat orang lain, misalnya berpikir, tanggapan, sikap atau

pengetahuan dan bentuk aktif atau overt behaviour , apabila perilaku ini

jelas bisa dilihat.

3.1.3 Bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan

oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi dari orang yang bersangkutan.

Disamping itu ketersediaan fasilitas kesehatan dan perilaku petugas

kesehatan juga mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku.

3.1.4 Pada dasarnya perilaku kesehatan adalah stimulus yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan.

3.1.5 Proses trjadinya perubahan perilaku kesehatan ditentukan oleh banyak

faktor seperti kesulitan biaya dan lain sebagainya. Walaupun sarana

kesehatan atau pengetahuan tentang kesehatan telah memadai namun jika

seperti faktor di atas tidak terpenuhi maka proses perubahan perilaku

kesehatan dapat terjadi.

Page 15: Makalah Sosiologi Perilaku Kesehatan

3.1.6 Upaya perubahan perilaku kesehatan ditujukan untuk mendukung program

kesehatan yang di adakan. Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan

perilaku seperti menggunakan kekuatan atau dorongan, pemberian

informasi dan diskusi partisipatif

3.2 Saran

Dengan terselesaikannya makalah ini diharapkan pembaca dapat mengambil

hikmah dan memahami tentang perilaku kesehatan, perubahan perilaku kesehatan

dan upaya perubahan perilaku kesehatan agar dapat diterapkan pada kehidupan

sehari-hari dan dapat membantu mendukung program kesehatan yang telah

direncanakan agar dapat berjalan dengan baik dan dapat memberikan dampak yang

baik bagi kita khususnya dalam dunia kesehatan.

Page 16: Makalah Sosiologi Perilaku Kesehatan

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

http://fitriakkes.blogspot.com/2011/03/visi-dan-misi-indonesia-sehat-2010.html

http://arali2008.files.wordpress.com/2008/08/perubahan-perilaku-dan-proses-

perubahannya.pdf