makalah pkkd 2

54
Asuhan Keperawatan pada Nyonya Y. dengan Gangguan Pola Eliminasi Di Ruang Anggrek Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi Disusun oleh : Fauziyah Khairunnisa M. Aulia Rizki Nurlia Fitriani Rizal Riswanda Wandi Rahman Niansah Kelompok XI

Upload: rizal-riswanda

Post on 02-Jan-2016

111 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

hjhjhkljnkjkljkj

TRANSCRIPT

Page 1: makalah PKKD 2

Asuhan Keperawatan

pada Nyonya Y. dengan Gangguan Pola Eliminasi

Di Ruang Anggrek Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi

Disusun oleh :

Fauziyah Khairunnisa

M. Aulia Rizki

Nurlia Fitriani

Rizal Riswanda

Wandi Rahman Niansah

Kelompok XI

POLTEKKES KEMENKES BANNDUNG

PRODI KEPERAWATAN BOGOR

Page 2: makalah PKKD 2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,atas karunia serta

rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “ASUHAN

KEPERAWATAN Ny. Y DENGAN GANGGUAN POLA ELIMINASI

PENYAKIT HEMOROID DI RUANG ANGGREK, RSUD CIAWI BOGOR”.

Makalah ini jauh dari kesempurnaan karena kami masih dalam proses

pembelajaran, kami berharap makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi

kami sebagai penyusun ataupun bagi pembaca.

Selama penyusunan makalah ini tidak lepas dari berbagai hambatan dan

kesulitan, namun berkat bimbingan dan pengarahan serta bantuan dari berbagai

pihak sehingga makalah ini dapat selesai pada waktunya. Oleh karena itu pada

kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terimakasih

kepada :

1. Direktur RSUD Ciawi yang telah memberikan ijin praktek lapangan

2. Diklat Bidang Keperawatan yang telah membimbing dan mengajar praktek

lapangan

3. Kepala Ruangan CI Ruang Bedah (Anggrek) yang telah membimbing dan

mengajar praktek lapangan

4. Kepala Ruangan CI Ruang Penyakit Dalam (Teratai C) yang telah membimbing

dan mengajar praktek lapangan

5. Kepala Ruangan CI Ruang Penyakit Dalam (Teratai B) yang telah membimbing

dan mengajar praktek lapangan

6. Dosen Pembimbing selaku pembimbing praktek yang telah memberikan

bimbingan, mengajarkan dan memotivasi kami dalam praktek dilapangan

7. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu .

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis

khususnya bagi para pembaca dalam memajukan bidang keperawatan keluarga

untuk saat ini maupun akan datang.

Page 3: makalah PKKD 2

Penulis menyadari didalam penyusunan makalah ini jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu penulis menrerima saran dan kritik yang sifatnya

membangun.

Semoga ALLAH SWT senantiasa melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya

kepada kita semua, Amin

Bogor , Juni 2012

Penyusun

Page 4: makalah PKKD 2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1B. Tujuan Penulisan..........................................................................................2C. Ruang Lingkup Penulisan............................................................................3D. Metode Penulisan.........................................................................................3E. Sistematika Penulisan..................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4

A. Konsep Gangguan Pola Eliminasi Fekal......................................................4B. Konsep Dasar ASKEP Gangguan Pola Eliminasi Fekal............................10

BAB III TINJAUAN KASUS................................................................................12

A. Pengkajian..................................................................................................12B. Analisa data................................................................................................17C. Diagnosa keperawatan...............................................................................19D. Rencana Keperawatan................................................................................19E. Implementasi Keperawatan........................................................................23F. Catatan Keperawatan.................................................................................26

BAB III PENUTUP...............................................................................................30

Kesimpulan.........................................................................................................30

Daftar Pustaka

Page 5: makalah PKKD 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Eliminasi fekal adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh berupa

feses. Defekasi adalah pengeluaran feses dari anus dan rektum. Frekwensi

defekasi pada setiap orang sangat bervariasi dari beberapa kali perhari sampai 2

atau 3 kali perminggu. Banyaknya feses juga bervariasi setiap orang. Ketika

gelombang peristaltik mendorong feses kedalam kolon sigmoid dan rektum, saraf

sensoris dalam rektum dirangsang dan individu menjadi sadar terhadap kebutuhan

untuk defekasi. Eliminasi yang teratur dari sisa-sisa produksi usus penting untuk

fungsi tubuh yang normal. Perubahan pada eliminasi dapat menyebabkan masalah

pada gastrointestinal dan bagian tubuh yang lain. Karena fungsi usus tergantung

pada keseimbangan beberapa faktor, pola eliminasi dan kebiasaan masing-masing

orang berbeda. (Robinson & Weigley, 1989).

Gangguan eliminasi fekal adalah keadaan dimana seorang individu

mengalami atau berisiko tinggi mengalami statis pada usus besar, mengakibatkan

jarang buang air besar, keras, feses kering. 

Hemoroid (orang awam mengenalnya dengan nama ambeien atau wasir)

telah diderita manusia sejak pertama kalinya manusia mengenal adanya penyakit.

Jumlah penderita hemoroid diantara penduduk tidak diketahui dengan pasti karena

banyak penderita-penderita dengan gejala yang ringan tidak berobat ke dokter.

Tetapi juga penderita-penderita dengan gejala-gejala lanjut yang menganggu juga

sering tidak berani datang ke dokter karena takut akan dianjurkan untuk dioperasi.

Operaso hemoroid memang merupakan salah satu operasi yang paling ditakuti

orang-orang. Menurut pemikiran Hawley (1973) kemungkinan 40% dari jumlah

penduduk pernah mengalami gejala-gejala yang berhubungan dengan hemoroid

pada suatu masa dalam hidupnya. Karena hemoroid ini penyebabnya belum

diketahui dengan pasti maka pengobatannya beraneka macam. Mulai dari obat-

obat paten, supositoria, terapi konservatif, operasi sampai ke pengobatan dengan

cara tradisional.

1

Page 6: makalah PKKD 2

2

B. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini sebagai berikut :

1. Tujuan Umum

Untuk memperoleh bagaimana secara nyata dalam memberikan asuhan

Keperawatan secara langsung dan komprehensif yang meliputi aspek Bio, Psiko,

sosio, dan spiritual pada klien dengan gangguan eliminasi diagnose medic

hemoroid melalui pendekatan proses keperawatan yang meliputi tahap penkajian,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

2. Tujuan khusus.

a. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan gangguan eliminasi

diagnose medic hemoroid.

b. Mampu menganalisa data yang telah di temukan dan menegakan

diagnosa keperawatan, berdasarkan prioritas pada klien dengan

gangguan eliminasi diagnose medic hemoroid.

c. Mampu membuat rencana tindakan Asuhan Keperawatan pada klien

dengan gangguan eliminasi diagnose medic hemoroid.

d. Mampu melakukan rencana tindakan Asuhan Keperawatan pada klien

dengan gangguan eliminasi diagnose medic hemoroid.

e. Mampu mengevaluasi hasil dari tindakan Asuhan Keperawatan pada

klien dengan gangguan eliminasi diagnose medic hemoroid.

f. Mampu mendokumentasikan proses Keperawatan pada klien dengan

gangguan eliminasi diagnose medic hemoroid.

Page 7: makalah PKKD 2

3

C. Ruang Lingkup Penulisan

Dalam penulisan karya tulis ini penulis hanya menitik beratkan tentang

“Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan gangguan eliminasi diagnose medic

hemoroid Diruang Anggrek RSUD Ciawi Bogor”. Dengan melakukan Asuhan

Keperawatan selam 5 hari mulai tanggal 11 Juni 2012 sampai 15 Juni 2012.

D. Metode Penulisan

Dalam penulisan karya tulis ini penulis menggunakan metode deskriptif

yaitu sifatnya menggambarkan klien gangguan eliminasi diagnose medic

hemoroid dengan pendekatan studi kasus yang di dapatkan dengan cara :

a. Melakukan observasi langsung pada klien untuk mendapatkan data

yang akurat, secra keseluruhan baik fisik maupun aktivitas klien.

b. Menggunakan teknik wawancara dengan klien, keluarga, serta

perawat yang bertugas diruangan selama pengambilan kasus.

c. Melakukan pemeriksaan fisik secara head toe toe dan persystem.

d. Dengan tehnik dokumentasi, dengan melihat catatan perawat,

catatan dokter dan hasil Laboraturium.

e. studi kasus, untuk membandikan data ilmiah yang bersifat teoritis

yang berhubungan dengan karya tulis ini.

E. Sistematika Penulisan

Karya tulis ini disusun secara sistematika yang di uraikan dalam 4 BAB

yaitu : BAB I Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan,

ruang lingkup penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan. BAB II

yaitu tinjauan pustaka yang terdiri dari konsep gangguan pola eliminasi dan

konsep dasar askep gangguan pola eliminasi fekal. BAB III yaitu merupakan

tinjauan kasus pada Klien Ny.Y dengan gangguan eliminasi diagnose medic

hemoroid meliputi pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, perencanaan,

pelaksanaan(implementasi), evaluasi, BAB IV merupakan keseimpulan dan

rekomendasi yang di ambil dalam asuhan keperawatan pada Ny. dengan gangguan

eliminasi diagnose medic hemoroid.

Page 8: makalah PKKD 2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Gangguan Pola Eliminasi Fekal

1. Definisi

Gangguan eliminasi fekal adalah keadaan dimana seorang individu

mengalami atau berisiko tinggi mengalami statis pada usus besar, mengakibatkan

jarang buang air besar, keras, feses kering.

2. Etiologi Gangguan Eliminasi Fekal

a. Pola diet tidak adekuat/tidak sempurna:

Makanan adalah faktor utama yang mempengaruhi eliminasi feses.

Cukupnya selulosa, serat pada makanan, penting untuk memperbesar volume

feses. Makanan tertentu pada beberapa orang sulit atau tidak bisa dicerna.

Ketidakmampuan ini berdampak pada gangguan pencernaan, di beberapa bagian

jalur dari pengairan feses. Makan yang teratur mempengaruhi defekasi. Makan

yang tidak teratur dapat mengganggu keteraturan pola defekasi. Individu yang

makan pada waktu yang sama setiap hari mempunyai suatu keteraturan waktu,

respon fisiologi pada pemasukan makanan dan keteraturan pola aktivitas

peristaltik di colon.

b. Cairan

Pemasukan cairan juga mempengaruhi eliminasi feses. Ketika pemasukan

cairan yang adekuat ataupun pengeluaran (cth: urine, muntah) yang berlebihan

untuk beberapa alasan, tubuh melanjutkan untuk mereabsorbsi air dari chyme

ketika ia lewat di sepanjang colon. Dampaknya chyme menjadi lebih kering dari

normal, menghasilkan feses yang keras. Ditambah lagi berkurangnya pemasukan

cairan memperlambat perjalanan chyme di sepanjang intestinal, sehingga

meningkatkan reabsorbsi cairan dari chyme.

4

Page 9: makalah PKKD 2

5

c. Meningkatnya stress psikologi

Dapat dilihat bahwa stres dapat mempengaruhi defekasi. Penyakit-

penyakit tertentu termasuk diare kronik, seperti ulcus pada collitis, bisa jadi

mempunyai komponen psikologi. Diketahui juga bahwa beberapa orang yagn

cemas atau marah dapat meningkatkan aktivitas peristaltik dan frekuensi diare.

Ditambah lagi orang yagn depresi bisa memperlambat motilitas intestinal, yang

berdampak pada konstipasi.

d. Kurang aktifitas

Kurang berolahraga, berbaring lama Pada pasien immobilisasi atau bedrest

akan terjadi penurunan gerak peristaltic dan dapat menyebabkan melambatnya

feses menuju rectum dalam waktu lama dan terjadi reabsorpsi cairan feses

sehingga feses mengeras.

e. Obat-obatan

Beberapa obat memiliki efek samping yang dapat berpengeruh terhadap

eliminasi yang normal. Beberapa menyebabkan diare; yang lain seperti dosis yang

besar dari tranquilizer tertentu dan diikuti dengan prosedur pemberian morphin

dan codein, menyebabkan konstipasi. Beberapa obat secara langsung

mempengaruhi eliminasi. Laxative adalah obat yang merangsang aktivitas usus

dan memudahkan eliminasi feses. Obat-obatan ini melunakkan feses,

mempermudah defekasi. Obat-obatan tertentu seperti dicyclomine hydrochloride

(Bentyl), menekan aktivitas peristaltik dan kadang- kadang digunakan untuk

mengobati diare.

f. Usia

Umur tidak hanya mempengaruhi karakteristik feses, tapi juga

pengontrolannya. Anak-anak tidak mampu mengontrol eliminasinya sampai

sistem neuromuskular berkembang, biasanya antara umur 2 – 3 tahun. Orang

dewasajuga mengalami perubahan pengalaman yang dapat mempengaruhi proses

pengosongan lambung. Di antaranya adalahatony (berkurangnya tonus otot yang

normal) dari otot-otot polos colon yang dapat berakibat pada melambatnya

peristaltik dan mengerasnya (mengering) feses, dan menurunnya tonus dari otot-

otot perut yagn juga menurunkan tekanan selama proses pengosongan lambung.

Page 10: makalah PKKD 2

6

Beberapa orang dewasa juga mengalami penurunan kontrol terhadap muskulus

spinkter ani yang dapat berdampak pada proses defekasi. g. Penyakit-penyakit

seperti obstruksi usus, paralitik ileus, kecelakaan pada spinal cord dan tumor.

Cedera pada sumsum tulang belakan dan kepala dapat menurunkan stimulus

sensori untuk defekasi. Gangguan mobilitas bisa membatasi kemampuan klien

untuk merespon terhadap keinginan defekasi ketika dia tidak dapat menemukan

toilet atau mendapat bantuan. Akibatnya, klien bisa mengalami konstipasi. Atau

seorang klien bisa mengalami fecal inkontinentia karena sangat berkurangnya

fungsi dari spinkter ini.

3. Masalah-masalah pada Gangguan Eliminasi Fekal

Yang sering ditemukan yaitu:

a. Konstipasi, merupakan gejala, bukan penyakit yaitu menurunnya

frekuensi BAB disertai dengan pengeluaran feses yang sulit, keras, dan

mengejan. BAB yang keras dapat menyebabkan nyeri rektum. Kondisi

ini terjadi karena feses berada di intestinal lebih lama, sehingga banyak

air diserap.

b. Impaction, merupakan akibat konstipasi yang tidak teratur, sehingga

tumpukan feses yang keras di rektum tidak bisa dikeluarkan. Impaction

berat, tumpukan feses sampai pada kolon sigmoid.

c. Diare, merupakan BAB sering dengan cairan dan feses yang tidak

berbentuk. Isi intestinal melewati usus halus dan kolon sangat cepat.

Iritasi di dalam kolon merupakan faktor tambahan yang menyebabkan

meningkatkan sekresi mukosa. Akibatnya feses menjadi encer

sehingga pasien tidak dapat mengontrol dan menahan BAB.

d. Inkontinensia fecal, yaitu suatu keadaan tidak mampu mengontrol

BAB dan udara dari anus, BAB encer dan jumlahnya banyak.

Umumnya disertai dengan gangguan fungsi spingter anal, penyakit

neuromuskuler, trauma spinal cord dan tumor spingter anal eksternal.

Pada situasi tertentu secara mental pasien sadar akan kebutuhan BAB

tapi tidak sadar secara fisik. Kebutuhan dasar pasien tergantung pada

perawat.

Page 11: makalah PKKD 2

7

e. Flatulens, yaitu menumpuknya gas pada lumen intestinal, dinding usus

meregang dan distended, merasa penuh, nyeri dan kram. Biasanya gas

keluar melalui mulut (sendawa) atau anus (flatus). Hal-hal yang

menyebabkan peningkatan gas di usus adalah pemecahan makanan

oleh bakteri yang menghasilkan gas metan, pembusukan di usus yang

menghasilkan CO2.

f. Hemoroid, yaitu dilatasi pembengkakan vena pada dinding rektum

(bisa internal atau eksternal). Hal ini terjadi pada defekasi yang keras,

kehamilan, gagal jantung dan penyakit hati menahun. Perdarahan dapat

terjadi dengan mudah jika dinding pembuluh darah teregang. Jika

terjadi infla-masi dan pengerasan, maka pasien merasa panas dan gatal.

Kadang-kadang BAB dilupakan oleh pasien, karena saat BAB

menimbulkan nyeri. Akibatnya pasien mengalami konstipasi.

4. Tanda Gangguan Eliminasi Fekal

a. Konstipasi

1) Menurunnya frekuensi BAB

2) Pengeluaran feses yang sulit, keras dan mengejan

3) Nyeri rektum

b. Impaction

1) Tidak BAB

2) Anoreksia

3) Kembung/kram

4) Nyeri rektum

Page 12: makalah PKKD 2

8

5. Patofisiologi Gangguan Eliminasi Fekal

Defekasi adalah pengeluaran feses dari anus dan rektum. Hal ini juga

disebut bowel movement. Frekwensi defekasi pada setiap orang sangat bervariasi

dari beberapa kali perhari sampai 2 atau 3 kali perminggu. Banyaknya feses juga

bervariasi setiap orang. Ketika gelombang peristaltik mendorong feses kedalam

kolon sigmoid dan rektum, saraf sensoris dalam rektum dirangsang dan individu

menjadi sadar terhadap kebutuhan untuk defekasi.

Defekasi biasanya dimulai oleh dua refleks defekasi yaitu refleks defekasi

instrinsik. Ketika feses masuk kedalam rektum, pengembangan dinding rektum

memberi suatu signal yang menyebar melalui pleksus mesentrikus untuk memulai

gelombang peristaltik pada kolon desenden, kolon sigmoid, dan didalam rektum.

Gelombang ini menekan feses kearah anus. Begitu gelombang peristaltik

mendekati anus, spingter anal interna tidak menutup dan bila spingter eksternal

tenang maka feses keluar.

Refleks defekasi kedua yaitu parasimpatis. Ketika serat saraf dalam

rektum dirangsang, signal diteruskan ke spinal cord (sakral 2 – 4) dan kemudian

kembali ke kolon desenden, kolon sigmoid dan rektum. Sinyal – sinyal

parasimpatis ini meningkatkan gelombang peristaltik, melemaskan spingter anus

internal dan meningkatkan refleks defekasi instrinsik. Spingter anus individu

duduk ditoilet atau bedpan, spingter anus eksternal tenang dengan sendirinya.

Pengeluaran feses dibantu oleh kontraksi otot-otot perut dan diaphragma

yang akan meningkatkan tekanan abdominal dan oleh kontraksi muskulus levator

ani pada dasar panggul yang menggerakkan feses melalui saluran anus. Defekasi

normal dipermudah dengan refleksi paha yang meningkatkan tekanan di dalam

perut dan posisi duduk yang meningkatkan tekanan kebawah kearah rektum. Jika

refleks defekasi diabaikan atau jika defekasi dihambat secara sengaja dengan

mengkontraksikan muskulus spingter eksternal, maka rasa terdesak untuk defekasi

secara berulang dapat menghasilkan rektum meluas untuk menampung kumpulan

feses. Cairan feses di absorpsi sehingga feses menjadi keras dan terjadi

konstipasi.

Page 13: makalah PKKD 2

9

6. Pohon Masalah Gangguan Pola Eliminasi Fekal pada Hemoroid

Intoleran Aktivitas

Nyeri Luka Insisi Resiko Tinggi Infeksi Ansietas

Operasi Defisit Pengetahuan

Rencana Tindakan Operasi

Gangguan Pola Eliminasi Ketidakseimbangan intake & output

Konstipasi

Rasa Takut BAB Nyeri Ganguan Pola Tidur

Rangsangan Saraf Somatik

Pecahnya Pembuluh Darah

Defekasi

Benjolan

Trombosis

Bendungan vena porta

Page 14: makalah PKKD 2

10

B. Konsep Dasar ASKEP Gangguan Pola Eliminasi Fekal

1. Pengkajian

Riwayat keperawatan eliminasi fekal dan urin membantu perawat

menentukan pola defekasi normal klien. Perawat mendapatkan suatu gambaran

feses normal dan beberapa perubahan yang terjadi dan mengumpulkan informasi

tentang beberapa masalah yang pernah terjadi berhubungan dengan eliminasi,

adanya ostomy dan faktor-faktor yang mempengaruhi pola eliminasi.

Pengkajiannya meliputi:

1. Pola eliminasi

2. Gambaran feses dan perubahan yang terjadi

3. Masalah eliminasi

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi seperti : penggunaan alat

bantu,diet, cairan, aktivitas dan latihan, medikasi dan stress.

1. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik abdomen terkait dengan eliminasi alvi meliputi inspeksi,

auskultasi, perkusi dan palpasi dikhususkan pada saluran intestinal. Auskultasi

dikerjakan sebelum palpasi, sebab palpasi dapat merubah peristaltik. Pemeriksaan

rektum dan anus meliputi inspeksi dan palpasi. Inspeksi feses, meliputi observasi

feses klien terhadap warna, konsistensi, bentuk permukaan, jumlah, bau dan

adanya unsur-unsur abdomen. Perhatikan tabel berikut.

2. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan diagnostik saluran gastrointestinal meliputi tehnik visualisasi

langsung/tidak langsung dan pemeriksaan laboratorium terhadap unsur- unsur

yang tidak normal.

Page 15: makalah PKKD 2

11

2. Diagnosa

Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada pasien dengan gangguan pola

eliminasi fekal adalah :

1. Perubahan dalam eliminasi fekal berhubungan dengan konstipasi, diare,

inkontinensia usus, hemoroid, impaction

2. Perubahan dalam rasa nyaman berhubungan dengan dysuria, nyeri saat

mengejang

3. Perubahan konsep diri berhubungan dengan inkontinensi

4. Self care defisit : toileting jika klien inkontinesi

Page 16: makalah PKKD 2

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

a. Identitas

1. Klien

- Nama : Ny.Y

- Umur : 33 Tahun

- Jenis kelamin : Wanita

- Status perkawinan : Menikah

- Pendidikan : SMP

- Agama : Islam

- Pekerjaan : Wiraswasta

- Alamat : Kp. Curugdengdeng Rt.01/05

Kec. Caringin – Kab. Bogor

- No.RM :

- Diagnosa Medik : Hemoroid

- Tanggal masuk : 11 Juni 2012

- Tanggal pengkajian: 11 Juni 2012

2. Penanggung Jawab

- Nama : Tn. K

- Umur : 40 Tahun

- Jenis kelamin : Pria

- Pendidikan : SMP

- Agama : Islam

- Pekerjaan : Pekerja Serabutan

- Alamat : Kp. Curug dengdeng Rt.01/05

Kec. Caringin – Kab. Bogor

- Hubungan keluarga : Kakak

12

Page 17: makalah PKKD 2

13

b. Keluhan Utama:

Klien mengatakan sulit defekasi sejak 5 hari yang lalu.

c. Riwayat Kesehatan Sekarang

Saat dikaji pada tangal 11 Juni 2012 klien mengatakan sulit defekasi sejak

5 hari yang lalu, terakhir defekasi tanggal 06 Juni 2012 pada malam hari, klien

mengeluh merasa nyeri dibagian anus dan mengeluarkan benjolan yang masih

bisa dimasukan lagi ke dalam anus. Namun klien tidak berobat ke pelayanan

kesehatan terdekat. Hingga akhirnya pada tanggal 11 Juni 2012 klien di bawa ke

rumah sakit Ciawi oleh keluarga karena klien mulai merasa tidak nyaman setelah

5 hari tidak defekasi. Setelah di periksa klien didiagnosa mengalami Hemoroid

dan harus dilakukan tindakan operasi, klien pun di rawat di Ruang Anggrek.

d. Riwayat Kesehatan Yang Lalu

Klien mengatakan belum pernah di rawat di rumah sakit ataupun di

operasi sebelumnya.

e. Riwayat Kesehatan Keluarga

Klien mengatakan tidak pernah ada anggota keluarga yang dirawat dengan

penyakit Hemoroid ataupun dengan penyakit lainnya.

f. Pemeriksaan Fisik

1. Tingkat Kesadaran

a. Kwalitas : Composmentis

b. Kwantitas :

- Respon Motorik : 6

- Respon verbal : 5

- Respon Membuka mata : 4 +

Jumlah : 15

2. Tanda-tanda Vital

- Suhu : 36 ºC

- Nadi : 80 ×/menit

- Pernapasan : 18 ×/menit

- Tekanan Darah : 90/60 mmHg

Page 18: makalah PKKD 2

14

Page 19: makalah PKKD 2

15

g. Pemeriksaan Sistematis (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)

1. Kepala :

Rambut tampak rapih, bersih, penyebaran rambut merata, kulit

kepala tampak bersih, tidak ada lesi pada kepala klien.

Mata :

Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, pupil isokhor, bola

mata simetris, penglihatan jelas.

Hidung:

Dapat membedakan bau, tidak ada secret, tidak ada pembekakan

polip.

Telinga:

Pendengaran jelas, serumen tidak ada, nyeri tidak ada, simetris

antara kanan dan kiri.

Mulut & Gigi:

Tidak sianosis, bibir simetris, lembab, gigi berwarna putih, tidak

ada caries, tidak ada lesi, ada sensori panas atau dingin, ada sensori

rasa, reflek menelan bagus.

Leher :

Bentuk simetris, tidak ada pembesaran kelenjar, tidak ada

pembesaran tiroid.

2. Thorak dan Fungsi Pernapasan

Bentuk dada simetris, paru bunyi vesikuler, tidak ada nyeri.

3. Pemeriksaan Jantung

Tidak ada bunyi jantung tambahan

4. Pemeriksaan Abdomen

- inspeksi : bentuk datar

- auskultasi : terdengar suara timpani

- perkusi : tidak kembung

- palpasi : tidak terdapat nyeri tekan

Page 20: makalah PKKD 2

16

5. Kulit dan ekstremitas

Elastis, turgor kulit kering, tidak ada nyeri tekan, tidak ada

benjolan, tidak ada lesi, tangan kanan terpasang infuse RL.

6. Genitalia Bersih, tidak terdapat keputihan, tidak ada lesi,di bagian anus

terdapat benjolan.

h. Kebiasaan sehari-hari (di rumah dan dirumah sakit)

Kebiasaan sehari-hari Di rumah Di Rumah Sakit

Pola nutrisi -Frekuensi makan 3x/hari

-nafsu makan baik

-makan habis, porsi sedang

- jenis makanan : bakso,

makanan pedas, nasi, lauk

- Frekuensi makan

3x/hari.

- porsi makan habis.

- jenis makanan :

makanan lunak.

Pola eliminasi BAB

- frekuensi 1x/hari, pagi hari

BAK

- frekuensi ±7x/hari

- konsistensi cair

BAB

-sudah 5 hari tidak

BAB

BAK

- frekuensi ±5x/hari

- konsistensi cair

Pola istirahat tidur - tidur malam 8 jam (21.00-

05.00)

- tidur siang tidak teratur

- tidur malam 8 jam

- klien suka tidur

siang

i. Data psikologi

Emosi klien stabil, klien terlihat tegang, keluarga mengatakan

mengharapkan klien bisa cepat sembuh.

j. Data social

Klien tampak bersosialisasi dengan pasien lain dan kooperatif dengan

tindakan perawat.

Page 21: makalah PKKD 2

17

k. Data spiritual

Klien menganut agama islam dan keluarga mengatakan selalu berdoa demi

kesembuhan klien.

l. Data penunjang

Hasil pemeriksaan laboratorium

Tanggal pemeriksaan : 11 Juni 2012

Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan

Hemoglobin 12,2 12,0-16.0 g/dl

Hemtokrit 36 36-46 %

Eritrosit 3,9 juta 3,5-6,0 juta/ul

Leukosit 8200 4000-10000/ul

Trombosit 208000 150000-450000/ul

m. program therapy

N Obat parenteral Dosis Indikasi

1. Cefttriaxone 2x1000 mg Antibiotic

2. Rantidin 3x1 amp (50mg/2ml) Anti mual

3. Ketorolac 3x1 amp (30mg/1ml) Analgetik

4 Tramadol 3x1 amp (100mg/2ml) Analgetik

5. Dulcolax 1x1 (10 mg) Suppositoria

Keterangan :

Ketorolac dan traadol adalah obat analgetik, maka diberikan salah satunya saja.

Page 22: makalah PKKD 2

18

B. Analisa data

No Data senjang Kemungkinan penyebab Masalah

Pre Op

1 DS:klien mengatakan sulit defekasi dari 5 hari yang lalu

DO:adanya thrombosis atau benjolan pada anus

Bendungan Vena Porta

Trombosis

Benjolan

Gangguan Pola Eliminasi

Ganguan Pola Eliminasi

2 DS:klien mengatakan merasa takut terhadap konsep diri

DO:klien tampak tegang

Hemoroid

Rencana Operasi

Kurang Pengetahuan

Ansietas

Ansietas

Page 23: makalah PKKD 2

19

Post Op

1 DS:klien mengatakan nyeri pada daerah luka operasi

DO:klien tampak meringis

skala nyeri 6

Hemoroid

Operasi

Luka Insisi Bedah

Nyeri

Nyeri

2 DS:klien mengatakan mengeluh lemas

DO:klien tampak kesulitan bergerak

Hemoroid

Operasi

Luka Insisi Bedah

Nyeri

Intoleran Aktifitas

Intoleransi Aktifitas

Page 24: makalah PKKD 2

20

C. Diagnosa keperawatan

Pre Op :

1. Gangguan Pola Eliminasi berhubungan dengan trombosis

2. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri

Post Op :

1. Nyeri berhubungan dengan luka insisi bedah

2. Intoleransi Aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik

D. Rencana Keperawatan

Pre Op

Tanggal No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Tindakan Rasional

11-06-12 1. Gangguan pola

eliminasi.

DS:Klien mengatakan

sulit defekasi dari 5

hari yang lalu.

DO:Adanya trombosis

atau benjolan pada

Tupan: Pola

eliminasi lancar

Tupen:

-Klien mampu

defekasi

-Trombosis

/benjolan mengecil

Setelah di lakukan

intervensi klien

diharapkan :

-Klien mampu

defekasi

-Trombosis

/benjolan mengecil

-Berikan rendam

duduk

-Berikan makanan

tinggi serat

-Anjurkan pasien

agar jangan banyak

berdiri atau duduk.

-Menurunkan masa

thrombosis/benjolan

-Membantu melancarkan

defekasi

-Gaya gravitasi dapat

mempengaruhi hemoroid

dan duduk dapat

meningkatkan tekanan

Page 25: makalah PKKD 2

21

anus.

-Berikan obat

suppositoria

intra abdomen.

-Dapat melunakkan feses

agar tidak mengedan saat

defekasi

2. Ansietas berhubungan

dengan ancaman

terhadap konsep diri.

DS:Klien mengatakan

merasa takut terhadap

konsep diri

DO:Klien tampak

tegang

Tupan: Klien

tenang dan siap

menjalani operasi.

Tupen:

- Klien tampak

rileks.

-Klien mengetahui

prosedur operasi.

Setelah dilakukan

intervensi klien

diharapkan :

-Klien tenang

-Klien mengetahui

informasi mengenai

operasi.

-Klien mampu

beradaptasi

-Dorong klien untuk

mengekspresikan

perasaannya.

-Berikan informasi

tentang prosedur

operasi.

-Berikan dukungan

mental & psikologi.

-Mengetahui pikiran,

perasaan dan pandangan

klien.

-Memperjelas kesalahan

konsep klien tenteng

prosedur operasi

-Meningkatkan perasaan

akan keberhasilan dalam

proses penyembuhan.

Page 26: makalah PKKD 2

22

Post Op

Tanggal No Diagnosa Keperawatan

Tujuan Kriteria Hasil Tindakan Rasional

13-06-12 1. Nyeri berhubungan dengan luka insisi bedah

Tupan : Nyeri teratasi/hilang

Tupen :

-Skala nyeri berkurang-Klien tenang-Tidak terjadi infeksi

Setelah dilakukan intervensi, klien diharapkan :

-TTV stabil

-Klien tenang

-Tidak terjadi infeksi

-Monitor TTV & KU

-Kaji nyeri,catat lokasi,dan beratnya (Skala 0-10)

-Pertahankan posisi istirahat yang nyaman klien

-Ajarkan teknik relaksasi

-Lakukan perawatan luka dengan teknik aseptic

-Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapy

-Mengetahui keadaan umum klien.

-Berguna dalam pengawasan keefektifan obat

-Untuk menghilangkan tegangan abdomen

-Fokus perhatian teralihkan,mengurangi nyeri, dan klien dapat lebih tenang

-Untuk mencegah terjadinya infeksi

-Obat jenis analgetik dapat menghilangkan nyeri

Page 27: makalah PKKD 2

23

2 Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik

DS : klien mengatakan lemas dan sulit bergerak

DO : -klien tampak lemas

Tupan : Kelemahan fisik teratasi dan klien dapat beraktifitas .

Tupen :

-klien dapat bergerak

-klien dapat memenuhi kebutuhannya sendiri

Setelah dilakukan intervensi klien diharapkan :

-klien dapat bergerak bebas

-klien dapat memenuhi kebutuhannya sendiri

-Monitor TTV & KU

-Kaji tingkat kebutuhan klien

- Bekerjasama dengan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan dasar klien.

-Berikan penjelasan tentang pentingnya aktifitas secara bertahap

-Untuk mengetahui keadaan klien secara umum

-Untuk mengetahui mobilisasi klien

-Untuk memenuhi kebutuhan klien di rumah sakit dan memudahkan memobilisasi klien

-Untuk menjaga kebugaran klien dan kerja otot idak kaku

Page 28: makalah PKKD 2

24

E. Catatan Keperawatan

Tanggal Jam No.DP Implementasi Evaluasi TTD

11-06-12 08.00 1. (Pre) -Memberikan rendam duduk

-Memberikan makanan cair

-Menganjurkan klien agar jangan banyak

berdiri atau duduk

-Memberikan obat suppositoria

S : Klien mengatakan sulit defekasi

O : Adanya trombosis/benjolan pada anus

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

-Berikan rendam duduk

-Berikan makanan cair

-Berikan obat suppositoria

10.00 2. (Pre) -Memberikan informasi tentang prosedur

operasi

-Mendorong klien untuk mengekspresikan

perasaannya

-Memberikan dukungan mental dan psikologi

S: Klien mengatkan sedikit lebih tenang

O: Klien tampak tidak terlalu cemas

A: Masalah sedang diatasi

P : Lanjutkan intervensi

-Berikan dukungan mental dan

psikologi

-Dorong klien untuk mengekspresikan

perasaannya

12-06-12 08.30 1. (Pre) -Memberikan rendam duduk

-Memberikan makanan cair

S : Klien mengatakan masih sulit defekasi

O : Massa trombosis/benjolan belum

Page 29: makalah PKKD 2

25

-Memberikan obat suppositoria mengecil

A : Masalah sedang diatasi

P : Lanjutkan intervensi

-Berikan rendam duduk

-Berikan makanan cair

-Berikan obat suppositoria

12.00 2.(Pre) -Memberikan informasi tentang prosedur

operasi

-Mendorong klien untuk mengekspresikan

perasaannya

-Memberikan dukungan mental dan psikologi

S: Klien mengatakan sudah siap untuk

dioperasi

O: Klien tampak tenang

A: Masalah teratasi

13-06-12 09.00 1. (Post) -Memonitor TTV & KU

TD: 90/60 mmHg, S: 36˚C

N: 80 ×/menit, R: 18 ×/menit

-Pengkajian skala nyeri dan lokasi nyeri

-Mengajarkan teknik relaksasi

-Melakukan perawatan luka

-Mempertahankan posisi yang nyaman bagi

klien

S: Klien mengatakan nyeri di daerah luka

operasi.

O: TD: 90/60 mmHg

N: 80 ×/menit

R: 18 ×/menit

S: 360C

Page 30: makalah PKKD 2

26

-Berkolaborasi dengan dokter dalam

pemberian therapy.

Ceftriaxone 2x1000 mg

Ketorolac 3x1 (30mg/1ml)

Ranitidin 3x1 (50mg/2ml)

Dulcolax 1x1 (10mg)

-Skala nyeri 6

-Klien tampak meringis

A: Masalah belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi

-Monitor TTV dan KU

-Lakukan perawatan luka

-Pertahankan posisi klien (SIM)

11.30 2. (Post) -Monitor TTV & KU

-Kaji tingkat kebutuhan klien

-Bekerjasama dengan keluarga dalam

pemenuhan kebutuhan dasar klien.

-Berikan penjelasan tentang pentingnya

aktifitas secara bertahap

S : Klien mengatakan lemas dan sulit

bergerak

O : TD : 100/70 mmHg R : 20x/menit

N : 76x/menit S : 36,4 C

-Klien tampak lemas

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

-Monitor TTV & KU

-Kaji tingkat kebutuhan klien

-Bekerjasama dengan keluarga dalam

pemenuhan kebutuhan dasar klien

Page 31: makalah PKKD 2

27

F. Catatan Perkembangan

Tanggal Jam No.DP Perkembangan TTD11-06-12 08.15 1.(Pre) S : Klien mengatakan sulit defekasi

O : Adanya trombosis/benjolan di bagian anusA : Masalah belum teratasiP : Lanjutkan intervensiI : -Memberikan rendam duduk -Memberikan makanan cair -Memberikan obat suppositoriaE : -Klien tampak gelisah -Masalah Gangguan Pola Eliminasi berhubungan dengan trombosis belum teratasi

10.00 2. (Pre) S: Klien mengatkan sedikit lebih tenangO: Klien tampak tidak terlalu cemasA: Masalah sedang diatasiP : Lanjutkan intervensiI : -Memberikan dukungan mental dan psikologi -Mendorong klien untuk mengekspresikan perasaannyaE : -Klien tampak tidak terlalu cemas -Klien sudah tahu mengenai prosedur operasi

12-06-12 08.30 1.(Pre) S : Klien mengatakan sudah defekasi tetapi masih sulit & sedikitO : Massa trombosis/benjolan belum mengecilA : Masalah sedang diatasiP : Lanjutkan intervensi -Rencana operasi pukul 14.15 W.I.B -PuasaI : -Memberikan rendam duduk -Memberikan obat suppositoria

Page 32: makalah PKKD 2

28

E : -Klien sudah defekasi tetapi masih sulit & sedikit -Masalah belum teratasi

11.00 S: Klien mengatakan sudah siap untuk di operasiO: Klien tampak tenangA: Masalah teratasiP : Hentikan intervensi

13-06-12 08.15 1.(Post)

S: Klien mengatakan nyeri pada luka operasiO: TD : 100/60 mmHg R : 18x/menit N : 80x/menit S : 36 C -Klien tampak meringis -Skala nyeri 6A: Masalah sedang diatasiP : Lanjutkan intervensiI : -Memonitor TTV & KU -Melakukan perawatan luka insisi bedah -Menganjurkan teknik relaksasi -Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapy - Ceftriaxone 2x1000 mg - Ketorolac 3x1amp (30mg/ml) - Ranitidin 3x1amp (50mg/2ml)E : -Klien mengatakan masih terasa nyeri di daerah luka operasi

10.30 2.(Post)

S: Klien mengatakan sulit bergerak O: -Klien tampak lemasA: Masalah sedang diatasiP : Lanjutkan intervensiI : -Memonitor TTV & KU -Mengkaji tingkat kebutuhan klien -Bekerjasama dengan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan dasar klien. -Berikan penjelasan tentang pentingnya aktifitas secara bertahap E : -Klien mengerti tentang pentingnya aktifitas secara bertahap

Page 33: makalah PKKD 2

29

14-0612 08.15 1.(Post)

S: Klien mengatakan nyeri luka operasi berkurang O: TD : 90/60 mmHg R : 22x/menit N : 84x/menit S : 36,4 C -Klien terlihat lebih tenang -Skala nyeri berkurang (6-4) A: Masalah teratasi sebagianP : Lanjutkan intervensiI : -Memonitor TTV & KU -Melakukan perawatan luka insisi bedah -Menganjurkan teknik relaksasi -Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapy - Ceftriaxone 2x1000 mg - Ketorolac 3x1amp (30mg/1ml) - Ranitidin 3x1amp (50mg/2ml)E : -Klien mengatakan nyeri luka operasi berkurang - Skala nyeri 4 - Masalah teratasi sebagian

10.00 2.(Post)

S: Klien mengatakan sudah bisa bergerak O: -Klien terlihat dudukA: Masalah teratasi sebagianP : Lanjutkan intervensiI : -Memonitor TTV & KU -Mengkaji tingkat kebutuhan klien -Bekerjasama dengan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan dasar klien. -Berikan penjelasan tentang pentingnya aktifitas secara bertahap E : -Klien sudah bisa bergerak tetapi terbatas

15-06-12 08.30 1.(Post)

S: Klien mengatakan nyeri sudah tak terasa O: TD : 100070 mmHg R : 20x/menit N : 80x/menit S : 36,2 C -Klien terlihat lebih tenang -Skala nyeri berkurang (4-2)

Page 34: makalah PKKD 2

30

A: Masalah teratasi P : Hentikan intervensi

1 2.(Post)

S: Klien mengatakan sudah bisa bergerak O: -Klien sudah bisa ke kamar mandi sendiriA: Masalah teratasi P : Hentikan intervensi

Page 35: makalah PKKD 2

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Gangguan eliminasi fekal adalah keadaan dimana seorang individu

mengalami atau berisiko tinggi mengalami statis pada usus besar, mengakibatkan

jarang buang air besar, keras, feses kering. Dalam pemberian asuhan keperawatan

terhadap klien dengan gangguan pola eliminasi, perawat perlu mengkaji riwayat

keperawatan eliminasi fekal dan urin untuk membantu menentukan pola defekasi

normal klien. Perawat mendapatkan suatu gambaran feses normal dan beberapa

perubahan yang terjadi dan mengumpulkan informasi tentang beberapa masalah

yang pernah terjadi berhubungan dengan eliminasi, adanya ostomy dan faktor-

faktor yang mempengaruhi pola eliminasi.

31

Page 36: makalah PKKD 2

Daftar Pustaka

Carpenitto, Lynda Juall. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. 2003. Edisi

10. EGC: Jakarta

Doengoes, Marilynn. Rencana Asuhan Keperawatan. 1999. Edisi 3. EGC:

Jakarta

askep-topbgt.blogspot.com/2011/01/asuhan-keperawatan-hemoroid.html

asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2012/03/asuhan-keperawatan-

hemoroid-dengan.html

32