makalah post partum primer laporan 2
TRANSCRIPT
MAKALAH TUTORIAL KEPERAWATAN MATERNITAS II
ASUHAN KEPERAWATAN PERDARAHAN
POST PARTUM PRIMER
Kelompok A2
PSIK 5A
Galuh Ayu Krida Wardani 201010201017
Mada Tri Lokawati 201010201018
Hanarizka Muyasaroh 201010201019
Chrisna Paksi Mandariska 201010201020
Lia Fitriani 201010201021
Ayu Rahmawati 201010201022
Asfarian Anditha Nugraha 201010201023
Yuke Mazdaif 201010201024
Dewi Lestari 201010201025
Diah maulina Puspitawati Nugraini 201010201026
Hendra Saputra 201010201027
Azifa Tu Masruroh 201010201028
Nilla Ajeng Putriana 201010201029
Ara Dewi Ratna Sari Panjaitan 201010201030
Erawati Dyah Susanti 201010201031
Nur Khasanah 201010201032
PROGRAM STUDY ILMU KEPERAWATAN
STIKES ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji penulis panjatkan kepadaTuhan Yang
MahaEsa.Tuhan semesta alam, karena dengan rahmat dan karuniaNYA lah
penulis mendapat kesehatan dan kekuatan fisik serta fikiran sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi
tugas“ASKEP” untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman tentang mata
kuliah ini.
Tidak lupa pula pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati,
penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah ”Keperawatan
Maternitas”.Yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan
makalah ini .Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan,
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak untuk
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................
A. Latarbelakang........................................................................................................
B. Tujuan....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................
A. Pengertian Distosia Bahu..................................................................................................
B. Penyebab...........................................................................................................................
C. Patofisiologi......................................................................................................................
D. Tanda-tanda dan Gejala....................................................................................................
E. Komplikasi........................................................................................................................
F. Pemeriksaan Penunjang.....................................................................................................
G. Penatalaksanaan................................................................................................................
BAB III PENUTUP..............................................................................................
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
AKI di Indonesia saat ini menjadi isu yang sangat serius dan masih tertinggi di
Asia. Penyebab AKI di Indonesia adalah perdarahan, eklamsi, infeksi saat
persalinan, abortus, partus lama/macet, emboli obstetr dan komplikasi masa post
partum. AKI Indonesia adalah 262/100.000 kelahiran hidup (BPS)(Atmasari, 2008).
Lima penyebab tingginya angka kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan,
eklampsia, aborsi tidak aman (unsafe abortion), partus lama, dan infeksi.
Perdarahan post partum menjadi masalah penting dalam bidan obstetri dan
ginekologi. Walaupun angka kematian maternal telah menurun secara dramatis
dengan adanya pemeriksaan-pemeriksaan dan perawatan kehamilan dan persalinan
di rumah sakit dan adanya fasilitas tranfusi darah. Namun kematian ibu akibat
perdarahan masih merupakan faktor utama pada kematian maternal. Pendarahan
dalam bidan obstetri hampir selalu berakibat fatal bagi ibu maupun janin, terutama
jika tindakan pertolongan terlambat dilakukan atau keterlambatan diagnosa
(Khoman, 2001)
Perdarahan terjadi akibat sebab, diantaranya adalah persalinan. Pada kasus persalinan
lama menyebabkan ruptur uteri dengan keluarnya perdarahan perdarahan pervaginam,
sedangkan pada persalinan dengan retensi plasenta akibat atoni uterus yang disertai oleh
perdarahan. Persalinan dengan inersia uteri ataupun tetania uteri yang disebabkan uterus tidak
dapat berkontraksi teratur hingga menyebabkan trauma persalinan dapat dijumpai pada
kejadian episiotomi atau robekan perineum yang merupakan salah satu penyebabnya
(Prawirohardjo, 2005; Manuaba, 2002).
B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui definisi dari perdarahan post partum primer
2. Mahasiswa mampu mengetahui penyebab dari perdarahan post partum primer
3. Mahasiswa mampu mengetahui tanda dan gejala dari perdarahan post partum
primer
4. Mahasiswa mampu mengetahui faktor resiko dari perdarahan post partum primer
5. Mahasiswa mampu mengetahui patofisiologi dari perdarahan post patum primer
6. Mahasiswa mampu mengetahui komplikasi dari perdarahan post partum primer
7. Mahasiswa mampu mengetahui pemeriksaan penunjang dari perdarahan post
partum primer
8. Mahasiswa mampu mengetahui penatalakasanaan dari perdarahan post partum
primer
9. Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada klien perdarahan post
partum
C. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini kami dapat
memperoleh hasil yang diinginkan, maka kami mengemukakan beberapa rumusan
masalah. Rumusan masalah tersebut adalah :
1. Apa definisi dari perdarahan post partum primer?
2. Apa saja penyebab dari perdarahan post partum primer?
3. Apa tanda dan gejala dari perdarahan post partum primer?
4. Apa saja faktor resiko dari perdarahan post partum primer?
5. Bagaimana patofisiologi dari perdarahan post patum primer?
6. Apa saja komplikasi dari perdarahan post partum primer?
7. Apa saja pemeriksaan penunjang dari perdarahan post partum primer?
8. Bagaimana penatalakasanaan dari perdarahan post partum primer?
9. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien perdarahan post partum pada kasus?
D. Pengumpulan Data
Kami memperoleh data secara kuantitatif yaitu secara tertulis yang kami cari dari
buku perpustakaan dan internet dengan metode penyampaian melelui forum diskusi
(tutorial).
BAB II
DASAR TEORI
A. Pengertian
Hemoragia postpartum (perdarahan postpartum )adalah hilangnya darah lebih dari
500 ml dalam 24jam pertama setelah lahirnya bayi. Namun menurut Doenges
(2001), perdarahan post partum adalah kehilangan darah lebih 500ml selama atau
setelah melahirkan.
1. Perdarahan pervaginam yang melebihi 500ml yang terjadi segera setelah bayi lahir
sampai 24 jam setelah persalinan
2. Hilangnya darah lebih dari 500 ml dalam 24 jam pertama setelah lahirnya bayi
B. Tanda dan Gejala
Tanda-tanda yang mengkhawatirkan pada perdarahan postpartum adalah tidak
adanya perubahan nadi dan tekanan darah yang berarti sebelum terjadi perdarahan
yang banyak.
Tanda klinis perdarahan postpartum antara lain :
1. Hipovolemia yang berat, hipoksia, takipnea,dispnea, asidosis, dan sianosis
2. Kehilangan darah dalam jumlah yang besar
3. Distensi kavum uterus
C. Faktor Penyabab
Berbagai penyebab penting, baik yang berdiri sendiri maupun bersama-sama yang
dapat menimbulkan perdarahan postpartum adalah sebagai berikut :
1. Trauma jalan lahir
a. Episiotomi
b. Laserasi perineum, vagina dan serviks
c. Ruptur uterus
2. Kegiatan kompresi pembuluh darah tempat implantasi plasenta
a. Miometrium hipotonia
- Anestesi umum ( trauma dengan senyawa halogen dan eter)
- Perfusi miometrium yang kurang (hipotensi akibat perdarahan atau
anestesi konduksi)
- Uterus yang terlalu menegang ( janin yang besar, kehamilan multipel,
hidramnion)
- Setelah persalinan yang lama
- Setelah persalinan yang terlalu cepat
- Setelah persalinan yang dirangsang dengan oksitosin dalam jumlah yang
besar
- Paritas tinggi
- Perdarahan akibat atonia uteri pada persalinan sebelumnya
- Infeksi uterus
b. Retensi sisa plasenta
- Perlekatan yang abnormal (plasenta akreta dan perkreta)
- Tidak ada kelainan perlekatan (plasenta senturia)
c. Gangguan koagulasi
Gangguan koagulasi yang didapat maupun kongenital akan memperberat
perdarahan akibat semua sebab di atas
D. Patofisiologi Terjadinya
Trauma jalan lahir, episiotomi yang lebar,
laserasi perineum, vagina dan serviks
ruptur
Kegagalan kompresi pembuluh darah,
miometrium hipotonus, retensi sisa plasenta
Gangguan koagulasi
Perdarahan
Kehilangan vaskular yang berlebihan
Gangguan sirkulasi
Perifer Kompensasi jantung
Ginjal mengeluarkan Eritropoetin
Hipovolemi (kurang suplai) Takikardi
hipertropivasokonstriksi
Paru
Keterlambatan pengisian kapiler
Pucat, kulit dingin/ lambat
Tidak terkompensasi
Takipnea, dyspnea
Sianosis respiratorik
Hipoksia
Intake O2
GFR menurun
Urine output menurun
Oliguria
Hematoma porsi atas
vagina
Nyeri, kemerahan, udema
E. Komplikasi
Komplikasi perdarahan post partum primer yang paling berat yaitusyok. Bila terjadi syok yang berat dan pasien selamat, dapat terjadi komplikasi lanjutan yaitu anemia dan infeksi dalam masa nifas. Infeksi dalam keadaan anemia bisa berlangsung berat sampai sepsis. Pada perdarahan yang disertai oleh pembekuan intravaskuler merata dapat terjadi kegagalan fungsi organ- organ seperti gagal ginjal mendadak (Chalik, 2000).
F. Pemeriksaan Penunjang
Pada perdarahan akibat robekan jalan lahir penanganannya adalah :1. Lakukan eksplorasi untuk mengidentifikasilokasi laserasi dan sumberperdarahan2. Lakukan irigasi pada tempat luka dan berikan laruta antiseptik.3. Jepit dengan klem sumber perdarahan kemudian ikat dengan benangyang dapat diserap.4. Lakukan penjahitana. Pada ruptura perineal tingkat I (robekan pada mkosa vagina dankulit), robekan dijahit dengan benang catgut dan memekai jarumbundar.b. Pada roptura perineal tingkat II (ruptura perinei sub totalis) ikutrobek pula dasar panggul seperti : luka jahit dua lapis dengan benangcatguthalus secara simpul atau jelujur dengan jarum bundar, kulitdijahit dengan benang sutera dan memakai jarum yang tajamc. Pada ruptur perineal tingkat III (ruptur perinei totalis) yang robekselain spingter ani externa. Sebelum memulai menjahit harusditemukan dulu kedua pangkal m.stingter ani externa yang terpoting.Otot ini dijahit dengan benang cromiksecara simpul, penjahitan harusdilakukan secara cermat agar otot tersebut tersambung dengan baik.Kemudian dijahit seperti menjahit ruptura perinei II. Bila mucosarectum ikut robek maka harus dijahit terlebih dahulu dengan benangcatgut halus secara simpul.Bila ada plasenta dilakukan sebagai berikut1) Memeriksa kelenhkapan plasenta setelah dilahirkan2) Berikan antibiotika karena kemungkinan adaendometriosis3) Lakukan eksplorasi digital atau bila servik terbuka danmengeluarkan bekuan darah atau jaringan
G. Penatalaksanaan
Dengan adanya perdarahan yang keluar pada kala III, bila tidak berkontraksi dengan
kuat, uterus harus diurut.
1. Dorongan pada plasenta diupayakan dengan tekanan manual pada fundus uterus.
Bila perdarahan berlanjut, pengeluaran plasenta secara manual harus dilakukan.
2. Pemberian 20 unit oksitosin dalam 1000 ml larutan RL atau normal saline terbukti
efektif bila diberikan perifus intravena kurang lebih 10ml/menit bersama dengan
mengurut uterus secara efektif
3. Bila cara di atas tidak efektif, ergovine 0,2 mg yang diberikan secara IV dapat
merangsang uterus untuk berkontraksi dan beretraksi dengan baik, untuk
mengatasi perdarahan dari tempat implantasi plasenta
4. Bila serviks hanya dapat dilalui oleh instrumen, lakukan evakuasi sisa plasenta dengan dilatasi dan kuret
5. Bila Hb 8 gr % berikan transfusi atau berikan sulfat ferosus 600 mg per hari selama 10 hari
BAB III
PEMBAHASAN
Skenario IV Askep Perdarahan Post Partum
Seorang perempuan 35 tahun P4A0 post partum 2 jam yang lalu dengan riwayat
persalinan menggunakan forceps dan riwayat kala I fase laten lama, diberikan oksitosin per
infus. Klien mengalami perdarahan persalinan 600 cc dan terdapat laserasi jalan lahir, belum
BAK sejak melahirkan, terdapat distensi kandung kemih. Keadaan umum Ny.Neneng
semakin lemah, kontraksi fundus lemah, tekanan darah : 90/70 mmHg, nadi : 88x/menit, R :
24x/menit, HB : 8 gr/dl. Klien dalam pemantauan intensif dan dalam perlindungan infuse
asering 20 tetes/menit.
1. Pengertian perdarahan post partum primer :
a. Perdarahan yang terjadi dalam 24 jam setelah bayi lahir
b. Lebih dari 500cc pada persalinan pervaginam
c. Lebih dari 1000cc pada SC
d. Biasanya disertai amnion atau urine
2. Penyebab perdarahan post partum :
a. Adanya perlukaan/ trauma di jalan lahir
b. Gangguan pembekuan darah
c. Kelainan pada tonus
d. Terdapat ruptur
e. Retensio plasenta
f. Sub involusi uteri
g. Multipara
h. Adanya distensi kandung kemih
i. Infersio plasenta
j. Kelahiran bayi yang besar
3. Tanda dan gejala perdarahan post partum primer
a. Nyeri lokal
b. Temperatur naik (38,30C)
c. Hipovolemia
d. Syok
e. Pucat
f. Kurang volume darah
g. Perubahan TTV (kesadaran menurun)
h. Limbu
i. Tensi menurun < 90mmHg
j. Nadi > 100x/menit
4. Faktor Risiko perdarahan post partum :
a. Persalinan operatif (SC/pervaginam dengan alat)
b. Persalinan cepat
c. Adanya induksi/augmentasi (oksitosin)
d. Persalinan lama
e. Uterus regang (hidramnion, gemeli, anak besar)
f. Pernah atonia sebelumnya
g. Multiparitas
h. Riwayat plasenta manual
i. Versi podali internal dan ektrasi bayi kembar
j. Jarak kehamilan < 2 tahun
k. Pernah ada riwayat abortus sebelumnya
l. Perdarahan yang rentan pada usia 30-35 tahun
m. Preeklamsia
n. Solusio plasenta
o. Kematian janin pada kandungan
p. Penggunaan alat-alat
Dilihat dari kasus, yang menjadi faktor resikonya adalah :
a. Persalinan induksi/augmentasi (oksitosin)
b. Persalinan lama
c. Multiparitas
d. Perdarahan yang rentan pada usia 30-35 tahun
e. Penggunaan alat
5. Patofisiologi perdarahan post partum primer pada kasus
Trauma jalan lahir, episiotomi yang lebar,
laserasi perineum, vagina dan serviks
ruptur
Kegagalan kompresi pembuluh darah,
miometrium hipotonus, retensi sisa plasenta
Gangguan koagulasi
Perdarahan
Kehilangan vaskular yang berlebihan
Gangguan sirkulasi
Perifer Kompensasi jantung
Ginjal mengeluarkan Eritropoetin
Paru
6. Komplikasi
a. Syok
b. Kehilangan Kesadaran
c. Hipotensi
d. Dehidrasi
e. Anemia
f. Infeksi
g. Sub Infolusi vulva dan vagina
h. Laserasi
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan TTV
b. Pemeriksaan HB
c. Palpasi Kandung Kemih
d. Pemerksaan Vulva dan Vagina
e. BUBBLE HE
8. Penatalaksana
a. Lakukan Irigasi pada tempat Luka
Hipovolemi (kurang suplai) Takikardi
hipertropivasokonstriksi
Keterlambatan pengisian kapiler
Pucat, kulit dingin/ lambat
Tidak terkompensasi
Takipnea, dyspnea
Sianosis respiratorik
Hipoksia
Intake O2
GFR menurun
Urine output menurun
Oliguria
Hematoma porsi atas
vagina
Nyeri, kemerahan, udema
b. Injeksi Vitamin K untuk membantu pembekuan Darah
c. Tirah Baring dan Jahit Luka
d. Pasang Kateter untuk mengeluarkan urine
e. Pasang infus Asering
f. Pemberia Oksitosin untuk menghentikan perdarahan
g. Anjurkan untuk makan makanan yang mengandung vitamin C dan Protein.
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
DO :
a. Perempuan 35 tahun
b. P4A0
c. Riwayat kala I fase laten lama
d. Riwayat persalinan menggunakan forceps
e. Mengalami perdarahan persalinan 600cc
f. Post partum 2 jam yang lalu
g. Diberikan oksitosin per infus
h. Terdapat laserasi jalan lahir
i. Belum BAK sejak melahirkan
j. Tampak lemah, kontraksi fundus lemah (keadaan Umum)
k. TD : 90/70mmHg
l. N : 88x/menit
m. RR : 24x/menit
n. HB : 8 gr/dl
2. Diagnosa
a. Defisit volume cairan b.d perdarahan
b. Nyeri akut b.d perlukaan jalan lahir
c. .Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan hipovolemia
d. Ansietas b.d pardarahan post partum
e. Resiko infeksi b.d trauma jalan lahir
3. Intervensi
Data Diagnosis Tujuan Intervensi Rasional
DO :
- Lemah
- Belum BAK
Defisit
volume
cairan b.
Perdarah
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama .... jam,
volume cairan teratasi
dengan kriteria hasil :
TTV normal, Input
&output seimbang
BJ urin dalam batas
normal
1. Kaji dan catat
jumlah, tipe
dan sisi
perdarahan
2. Kaji lokasi
uterus dan
derajat
kontraktilitas
uterus dengan
masase uterus
3. Managemen
dan monitor
cairan dalam
waktu 24 jam
4. Pantau TTV
5. Berikan cairan
infus
6. Berikan
minuman di
sela makan
7. Berikan
makanan
tambahan
misal, buah
segar/ jus
8. Cek darah
1. Untk
mengetahui
jumlah tipe,
dan sisi
perdarahan.
2. Untuk
mengetahui
derajat
kontraksi
uterus.
3. Agar
terpenuhi
kebutuhan
cairan.
4. Supaya
Perawat tahu
tanda-tanda
vital pasien
setiap saat
apakah
normal atau
tidak.
5. Untuk
menggantika
n cairan
tubuh yang
hilang.
6. Biar tidak
dehidrasi
dan
membantu
absorsi
makan /
pencernaan.
7. Untuk
asupan
makanan
agar pasien
tidak
kelaparan
dan
menambah
imun tubuh.
8. Untuk
mengetahui
seberapa
banyak
darah yang
keluar dan
apakah HB
normal atau
tidak dan
golongan
darahnya.
DO:
Tekanan darah :
90/70mmHg
Nyeri akut
b.d
perlukaan
jalan lahir
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama … jam, nyeri
teratasi dengan
kriteria hasil :
- tekanan darah
normal
1. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
2. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
3. Kurangi faktor presipitasi nyeri
4. Ajarkan
1. Untuk membantu
menentukan
intervensi yang
tepat
2. Untuk
mengurangi rasa
nyeri
3. Mengurangi nyeri
4. Agar rasa nyeri
berkurang
5. Membantu agar
tentang teknik non farmakologi: napas dalam
5. Tingkatkan istirahat
pasien tidak
merasakan nyeri
DO : TD : 90/70
mmHg,
Terdapat laserasi jalan
lahir, mengalami
perdarahan persalinan
600cc
Perubahan
perfusi
jaringan
berhubunga
n dengan
hipovolemi
a
Setelah dilakukan asuhan selama ……………perubahan perfusi jaringan teratasi klien teratasi dgn kriteria hasil:a. pasien sadar penuh
b. pasien tidak
mengalami syok
a. Perhatikan Hb/Ht sebelum dan setelah kehilangan darahb.Pantau tanda
vital; catat derajat
dan durasi episode
hipovolemik
c. Perhatikan
periksa kesadaran
dan adanya
perubahan
perilaku
d. Kolaborasi :
Berikan Oksigen
sesuai kebutuhan
Pantau GDA dan
Hb
a. untuk mengetahui
Hb sebelum dan
sesudah mengalami
pendarahan.
b. Mengetahui tanda
vitalnya, catat
derajat dan durasi
episode
hipovolemik.
c. Untuk
mengetahui
kesadaran pasien
dan perilaku pasien.
D. Kolaborasi :
Disesuaikan.
DO/DS:a. Terdapat
laserasi
jalan lahir
b. TD :
90/70mm
Hg
Ansietas
b.d
pardarahan
post
partum
Setelah dilakukan asuhan selama ……………klien kecemasan teratasi dgn kriteria hasil: Klien mampu
mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas
Vital sign dalam
1. Gunakan pendekatan yang menenangkan
2. Libatkan keluarga untuk mendampingi klien
3. Instruksikan pada pasien untuk menggunakan tehnik relaksasi
4. Dorong
1. Supaya pasien
tenang
2. Agar klien dapat
mengalihkan
kecemasannya
3. Supaya Pasien
tahu tehnik relaksasi
dan untuk
mengurangi
kecemasan pasien
4. Supaya perawat
batas normal Postur tubuh,
ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan
pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
5. Kelola pemberian obat anti cemas
tahu keluhan, cerita
pasien dan
persepsinya
5. Mengurangi
kecemasan
a. Mengalam
i
perdarahan
persalinan
600cc
b. Terdapat
laserasi
jalan lahir
c. HB : 8
gr/dl
Resiko
infeksi b.d
trauma
jalan lahir
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…… pasien tidak mengalami infeksi dengan kriteria hasil: Klien bebas dari
tanda dan gejala infeksi
Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
Menunjukkan perilaku hidup sehat
1.Pertahankan teknik aseptif
2.Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
3.Tingkatkan intake nutrisi
4.Monitor adanya luka
5.Dorong masukan cairan
6.Dorong istirahat
7.Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
1. Agar agar tidak
terjadi Infeksi
2. Sebagai Alat
Perlindungan Diri
3. Agar tidak mudah
mengalami infeksi
4. Mengetahui
adanya infeksi atau
tidak
5. Untuk menambah
intake cairan tubuh
6. Mengurangi
resiko infeksi
7. Agar pasien dan
keluarga mengenali
tanda dan gejala
infeksi
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Lebih dari 50 % perdarahan post partum disebabkan oleh retensio plasenta (50,64%)
dan ditemukan paling tinggi pada usia reproduktif usia 20 – 30 tahun (52,78%). Maka
diperlukan perlukan penatalaksanaan yang tepat pada perdarahan post partum untuk
menghindari mortalitas pada ibu disamping perlunya pendidikan kepada petugas kesehatan
terdepan untuk pencegahan dan penatalaksanaan terhadap perdarahan post partum.
Kata kunci : Perdarahan post partum, etiologi, umur ibu.
B. KRITIK DAN SARAN
Penulis menyadari terdapat banyak kekurangan dalam makalah
ini,untuk itu penulis mengharapkan kritik maupun saran dari pembaca. Demi
kesempurnaan makalah ini selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
Human Labor and Birth. 1996. Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan. Jakarta. Yayasan Essentia Medica.
Ida Bagus Gde Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan. Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan. Jakarta. EGC
Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta. EGC
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1999. Modul 5. Pencegahan dan Penanganan Post Partum. Jakarta.