akhlak dan tasawuf

42
AKHLAK DAN TASAWUF MATA KULIAH AGAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL Prodi Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2012

Upload: abdurosyid-amri

Post on 11-Apr-2017

551 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

AKHLAK DAN TASAWUF

AKHLAK DAN TASAWUF MATA KULIAH AGAMA

JURUSAN TEKNIK SIPILProdi Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG2012

DISUSUN OLEH :Aditia FebriarsyaFareza Prima PrasatyaLilian YunicaYosep Agung Purnomo

SUMBER AJARAN ISLAM

Sistematika sumber ajaran Islam

Al-Quran

Al-Qurn (ejaan KBBI: Al-quran, Arab: ) adalah kitab suci agama Islam. Allah SWT menurunkan Al-Quran dengan perantaraan malaikat jibril sebagai pengentar wahyu yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW di gua hiro pada tanggal 17 ramadhan ketika Nabi Muhammad berusia / berumur 41 tahun yaitu surat al alaq ayat 1 sampai ayat 5. Sedangkan terakhir alquan turun yakni pada tanggal 9 zulhijjah tahun 10 hijriah yakni surah almaidah ayat 3. Alquran turun tidak secara sekaligus, namun sedikit demi sedikit baik beberapa ayat, langsung satu surat, potongan ayat, dan sebagainya. Turunnya ayat dan surat disesuaikan dengan kejadian yang ada atau sesuai dengan keperluan. Selain itu dengan turun sedikit demi sedikit, Nabi Muhammad SAW akan lebih mudah menghafal serta meneguhkan hati orang yang menerimanya.Lama al-quran diturunkan ke bumi adalah kurang lebih sekitar 22 tahun 2 bulan dan 22 hari.

Ayat pertama dalam Al-Quran berbunyi:Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan (QS. Al-Alaq:1)

Ayat yang pertama diturunkan berisi dorongan untuk membaca dan memaknai kekuasaan Allah. Membaca Al-Quran atas nama Allah yang memberikan isyarat bahwa ilmu pengetahuan diperoleh manusia hendaknya dirujukkan dan di tunjukan semata-mata karena Allah sehingga ilmu yang diperoleh manusia tidak menjauhkan dia dari Allah.

Adapun ayat yang terakhir berbunyi:Pada hari ini Aku sempurnakan untukmu agamamu dan Aku sempurnakan untukmu nikmat-Ku dan Aku meridhai islam sebagai agamamu (QS. Al-Maidah:3)

Allah mengisyaratkan bahwa wahyu Allah telah diturunkan secara sempurna kepada manusia dari rasul-Nya dan agama Islam telah ditetapkansebagai agama yang diridhai Allah. Ayat ini juga memberikan argumentsi bahwa wahyu yang diturunkan Allah kepada rasul sebelumnyaTelah disempurnaka oleh Al-Quran.Al-Quran merupakan wahyu terakhir dari Allah hingga akhir zaman. Al-Quran juga bersifat mutlak dan berlaku universal serta abadi hingga kiamat.

Adapun beberapa fungsi Al-Quran sebagai berikut:

Sebagai pelajaran dan peneranganAl-Quran itu tidak lain adalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan (QS. Yasin:69)

Sebagai pembenar kitab-kitab suci sebelumnyaDan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) adalah Al Kitab (Al-Quran) itulah yang benar, membenarkan kitab-kitab sebelumnya (QS. Fathit:31)

Sebagai pembimbing jalan yang lurus(Segala puji nagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al-Quran dan Dia tidak mengadakan pembengkokan (penyimpangan) di dalamnya, melainkan sebagai bimbingan yang lurus (QS. Al-Kahfi:1-3)

Sebagai pedoman, pedoman, dan rahmat bagi manusia ang mengimaninyaAl-Quran itu adalah pedoman bagi manusia, petunjuk, dan rahmat bagi kaum yang meyakininya (QS. Al-Jatsiyah:20)

Keabadian dan universalitas Al-Quran telah dibuktikan sepanjang sejarahnya sejak turun pada abad 6 M hingga abad 20 M sekarang ini, ternyata masih tetap aktual dan relevan dengan perkembangan zaman. Jaminan akan keberlakuan, aktualitas, dan keabadian Al-Quran dijamin oleh Allah dalam Al-Quran.

Sesungguhnya Kami telah turunkan Al-Zikra (Al-Quran) dan sesungguhnya Kami akan menjaganya (Al-Hijr:9)

Dan kamu tetap dalam kearaguan tentang Al-Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-Quran itu dan ajaklah penolong-penolongnya selain Allah, jika kamu orang-orang yang memang benar.

Al-Quran juga diturunkan secara berangsur-angsur tidak langsung sekaligus. Berikut beberapa alasannya:agar mudah dihafal,dimengerti,dan di amalkan dalam kehidupan sehari-haribanyak ayat yang diturunkan merupakan jawaban dari pertanyaan atau penolakan suatu pendapatayat-ayat diturunkan karena ketika itu terdapat peristiwa-peristiwa yang tidak dapat dipecahkan oleh Nabi Muhammad sehingga menunggu turunnya petunjuk Allah swt.

Setelah seluruh ayat selesai diturunkan, tak lama kemudian Rasulullah wafat. Kemudian para sahabat menghimpun dan membukukan ayat-ayat tersebut dalam bentuk mushaf (lembaran-lembaran yang dihimpun) kitab suci Al-Quran. Proses pembukuan Al-Quran dimulai sejak Khalifah Abu Bakar hingga Khalifah Utsman.

Al-Quran berisi 144 surat, 86 surat diturunkan di Mekah (Makiyyah) dan 38 surat di Madinah (Madaniyah). Surat-surat Makiyah pada umumnya mengandung penjelasan tentang keimanan, perbuatan baik dan buruk, pahala dan ancaman, dan riwayat orang terdahulu sebagai teladan dan cermin hidup bagi manusia sepanjang masa. Surat-surat Madaniyah secara umum mengandung hal-hal yang berkaitan dengan hidup kemasyarakatan.

Ketentuan yang berkaitan tentang sosial budaya tidak banyak diungkapkan oleh Al-Quran karena masyarakat selalu bersifat dinamis dan akan selalu berubah, karena itu Al-Quran hanya memberikan garis-garis besar atau prinsip dasarnya saja, sedangkan pelaksanaan operasionalnya diserahkan kepada manusia.

Al-Quran memiliki sejumlah nama yang di dalamnya terkandung fungsi dan peranannya bagi manusia. Berikut beberapa nama Al-Quran

1. Al-Kitab QS(2:2),QS (44:2)2. Al-Furqan (pembeda benar salah): QS(25:1)3. Adz-Dzikr (pemberi peringatan): QS(15:9)4. Al-Mau'idhah (pelajaran/nasihat): QS(10:57)5. Al-Hukm (peraturan/hukum): QS(13:37)6. Al-Hikmah (kebijaksanaan): QS(17:39)7. Asy-Syifa' (obat/penyembuh): QS(10:57), QS(17:82)8. Al-Huda (petunjuk): QS(72:13), QS(9:33)9. At-Tanzil (yang diturunkan): QS(26:192)10. Ar-Rahmat (karunia): QS(27:77)11. Ar-Ruh (ruh): QS(42:52)12. Al-Bayan (penerang): QS(3:138)13. Al-Kalam (ucapan/firman): QS(9:6)14. Al-Busyra (kabar gembira): QS(16:102)15. An-Nur (cahaya): QS(4:174)16. Al-Basha'ir (pedoman): QS(45:20)17. Al-Balagh (penyampaian/kabar) QS(14:52)18. Al-Qaul (perkataan/ucapan) QS(28:51)

Al-Quran adalah sember pertama ajaran Islam. Al-Quran berisi nilai-nilai serta ajaran yang bersifat global, universal, dan mendalam karena itu perlu penjelasan lebih lanjut. Penjelasan atau pengartian Al-Quran dibagi menjadi dua, yaitu terjemahan dan tafsir. Berikut penjelasan tentang kedua pembagian tersebut

Terjemahan

Terjemahan Al-Qur'an adalah hasil usaha penerjemahan secara literal teks Al-Qur'an yang tidak dibarengi dengan usaha interpretasi lebih jauh. Terjemahan secara literal tidak boleh dianggap sebagai arti sesungguhnya dari Al-Qur'an. Sebab Al-Qur'an menggunakan suatu lafazh dengan berbagai gaya dan untuk suatu maksud yang bervariasi, kadang-kadang untuk arti hakiki, kadang-kadang pula untuk arti majazi (kiasan) atau arti dan maksud lainnya.

Tafsir

Upaya penafsiran Al-Qur'an telah berkembang sejak semasa hidupnya Nabi Muhammad, saat itu para sahabat tinggal menanyakan kepada sang Nabi jika memerlukan penjelasan atas ayat tertentu. Kemudian setelah wafatnya Nabi Muhammad hingga saat ini usaha menggali lebih dalam ayat-ayat Al-Qur'an terus berlanjut. Berikut beberP metodologi penafsiran Al-Quran:

Tafsir yufassiru baduhu badha yaitu menafsirkan ayat Al-Quran didasarkan pada keunikan Al-Quran yang ayat-ayatnya saling memberikan tafsir. Tafsir bi al matsur yaitu menafsirkan Al-Quran dengan menempatkan hadist sebagai penjelas dan penafsir Al-Quran.Tafsir bi al maqul yaitu menafsirkan menggunakan akal atau ijtihad.Tafsir ijtiwad yaitu menafsirkan dengan memadukan metodologi tafsir bi al matsur dan tafsir bi al maqul .Tafsir muqaran yaitu menggunakan metodologi tafsir ijtiwad kemudian membandingkannya dengan mempertimangkan kekuatan argumentasinya.Tafsir bi al ilmi yaitumenafsirkan Al-Quran dengan menjadikan ilmu pengetahuan sebagai sudut pandang.

Al-Hadist

Sumber niai Islam setelah Al Quran adalah Al Hadist, yaitu hal-hal yang datang dari Rasulullah baik dalam bentuk ucapan, perbuatan, maupun persetujuannya (taqrir).Hadist ada yang berkaitan dengan syara atau hukum (hadist tasyri) dan ada yang tidak berkaitan dengan syara (hadits ghairu tasyri). Hadist- hadist tasyri adalah hadist yang datang dari Nabi dalam kapasitasnya sebagai Rasulullah, karena itu apa saja yang dari beliau dalam kaitan ini dapat dijadikan pedoman penetapan hukum. Adapun hadist ghairu tasyri datang dari sifat kemanusiaan Nabi, seperti cara duduk atau berperang dan lain-lain.

Al Hadist sebagai sumber kedua ajaran Islam memiliki fungsi penjelas maksud Al Quran. Adapaun keterkaitan Al Hadist dengan Al Quran antara lain:

Al Hadist menguatkan hukum yang telah ditetapkan oleh Al QuranAl Hadist memberikan rincian terhadap pernyataan Al QuranAl Hadist membatasi kemutlakan Al QuranHadist memberikan pengecualian terhadap pernyataan Al QuranHadist menetapkan hukum yang tidak ditetapkan Al Quran

Jenis-jenis Hadist

Macam-macam hadist dilihat dari sedikit dan banyaknya orang yang meriwayatkannya, terdiri dari hadis Mutawatir dan hadist Ahad.Hadist Mutawatir adalah hadist yang diriwayatkan sejumlah orang yang secara terus menerus tanpa putus dan secara adat para perawinya tidak mungkin berbohong.Hadist Ahad adalah hadist yang diriwayatkan oleh seorang, dua orang atau lebih tetapi tidak mencapai syara masyhur dan mutawatir.

Dari segi kualitas, yaitu diterima atau ditolaknya hadist, terdiri dari hadist sahih, hasan, dan dhaif.Hadist sahih adalah hadist yang sanadnya tidak terputus, diriwayatkan oleh orang-orang yang adil, sempurna ingatannya, kuat hafalannya, tidak cacat, dan tidak bertentangan dengan dalil atau periwayatan yang lebih kuat. Hadist sahih memiliki syarat-syarat sebagai berikut: Sanadnya bersambung atau tidak terputus-putus;Orang yang meriwayatkannya bersifat adil, berpegang teguh kepada agama, baik akhlaknya, dan jauh dari sifat fasik;Orang yang meriwayatkannya memiliki ingatan yang sempurna, dan kuat hafalannya;Orang yang meriwayatkannya tidak ditolak oleh ahli-ahli hadist.

Hadist sahih terbagi dua, yaitu hadist sahih lidzatih dan hadist sahih lighairih.Hadist sahih lidzatih adalah hadist yang memiliki sifat-sifat hadist yang diterima, pengertiannya sebagaimana terlah disebutkan di atas. Sedangkan hadist sahih lighairih adalah hadist yang memiliki sifat diterima, tetapi menjadi sahih karena adanya hadist-hadist lain yang menjadikannya sahih.

Hadist hasan adalah hadist yang memenuhi syarat hadist sahih, tetapi orang yang meriwayatkannya kurang kuat ingatannya atau kurang baik hafalannya.Hadist dhaif adalah hadist yang tidak lengkap syaratnya atau tidak memiliki syarat yang terdapat paa hadist sahih dan hadist hasan

Terdapat enam buah kitab hadist yang lebih diakui (Al Kutub as Sittah) oleh umat Islam di seluruh dunia. Enam buah kitab hadist tersebut secara berurutan adalah sebagai berikut:Kitab Al Jami as Sahih karya Imam Bukhari;Kitab Al Jami as Sahih karya Imam Muslim;Kitab Sunan an Nasai karya Imam an Nasai;Kitab Sunan Abi Dawud karya Imam Abu Daud as Sajistani;Kitab Sunan at Turmuzi (Al Jami as Sahih) karya Imam at Turmuzi;Kitab Sunan Ibnu Majah karya Ibnu Majah.Dalam kajian ilmu Hadist, ada yang disebut dengan Musthalah Hadist, yaitu ilmu untuk mengetahui istilah-istilah yang dipakai dalam ilmu hadist. Adapun istilah-istilah yang perlu diketahui diantaranya sebagai berikut:Matan, adalah perkataan yang disampaikanRawi atau lebih dikenal dengan perawi, adalah orang yang meriwayatkan hadist.Sanad, adalah orang-orang yang menjadi sandaran dalam meriwayatkan hadist. Dengan kata lain, sanad adalah orang-orang yang menjadi perantara dari Nabi Muhammad SAW ke perawi.

B. PENGGUNAAN AKAL SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM

Akal ditempatkan Islam pada kedudukan yang penting bahkan dalam konteks tertentu diletakkan sebagai sumber hukum setelah Al Quran dan Al Hadist.Pentingnya akal diletakkan sebagai sumber hukum setelah Al Quran dan Al Hadist, karena budaya manusia yang berkembang dari waktu ke waktu yang menuntut hukum-hukum untuk berkembang pula. Oleh karena itu, banyak masalah yang dihadapi manusia yang jawabannya belum tercantum secara eksplisit dalam teks-teks Al Quran dan Al Hadist. Untuk menjawab permasalahan manusia itu diperlukan pemikiran dan kerja akal yang mendalam sehingga kebutuh manusia terhadap hukum Islam dapat terpenuhi.Karena itu Islam memperkenalkan dasar ketiga, yaitu akal atau rakyu, atau disebut pula dengan istilah ijtihad. Ijtihad adalah menggunakan akal dalam menetapkan hukum yang belum diatur oleh Al Quran dan Al Hadist. Dalam prakteknya, ijtihad tidak keluar dari Al Quran dan Al Hadist sebagai sandaran utama, hanya saja dalam operasionalnya menggunakan pendekatan akal.

Sebagai produk akal, ijtihad memilii kterbatasan-keterbatasan akibat berbagai faktor subjektif, seperti kecerdasan, latar belakang keilmuan, lingkungan sosial, budaya, maupun geografis seseorang yang berijtihad. Karena itu, hasil ijtihad bersifat relatif dan temporal. Bisa saja seseorang berijtihad untuk masalah yang sama di suatu tempat, hasilnya berbeda dengan orang di tempat lain. Mengingat relatifitas ijtihad, maka tidak mengherankan apabila terjadi perbedaan-perbedaan hasil ijtihad. Benar atau salah diserahkan kepada Allah dan Nabi menyatakan artinya:

Hakim apabila berijtihad kemudian dapat mencapai kebenaran, maka ia mendapat dua pahala. Apabila ia berijtihad kemudian tidak mencapai kebenaran, maka ia mendapat satu pahala. (HR. Bukhari dan Muslim).

Mengingat masalah yang dihadapi umat semakin komplek dan menyangkut berbagai aspek kehidupan, maka ijtihad sekarang ini tidak bisa dilakukan hanya oleh ahli agama saja, tetapi membutuhkan keterlibatan ahli-ahli ilmu pengetahuan lainnya. Misalnya untuk menetapkan hukum donor mata, proses ijtihad harus melibatkan ahli kedokteran, psikolog, sosiolog dan berbagai ilmuwan yang terkait lainnya sehingga keputusan hukum benar-benar dapata ditetapkan berdasarkan pertimbangan yang matang.

Ijtihad dapat dilakukan secara perorangan juga secara kelompok. Ijtihad yang dilakurang oleh perorangan disebut ijtihad fardhi sedangkan ijtihad yang dilakukan oleh kelompok disebut ijtihad jamai. Ijtihad jamai dalam berbagai bentuknya dapat disebut ijma.

Metoda yang umumnya digunakan dalam berijtihad antara lain:Qiyas, yaitu mengukurkan hukum sesuatu objek hukum dengan hukum yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya hukum zakat padi diukurkan dengan hukum zakat gandum, karena keduanya memiliki sifat dan kegunaan yang sama, yaitu sebagai makanan pokok.Ijma, yaitu kesepakatan para ulama dalam berijtihad atas suatu hukum Islam yang belum jelas dalam Al Quran dan tidak didapati dalam Al Hadist.Firman Allah swt Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan Rasul-Nya, serta ulilamri di antara kamu. Yang dimaksudkan Ulila mri dalam ayat tersebut mencakup dua pengertian: Ulil amri urusan duniawi, ia adalah penguasa Ulil amri urusan agama, ia adalah para ulama

KERANGKA DASAR AJARAN ISLAM

Secara garis besar, ajaran Agama Islam mengandung tiga hal pokok, yaitu aspek keyakinan (credial, credo), aspek ritual dan aspek prilaku (behavioral). Aspek ajaran Islam yang berkaitan dengan keyakinan disebut aqidah atau keimanan, sedangkan aspek ritual, norma atau hukum disebut syariah. Adapun aspek yang berkaitan dengan prilaku disebut akhlak.

A. Aqidah,Syariat, dan Akhlak

Aspek keyakinan disebut aqidah, yaitu suatu ikatan seseorang dengan Tuhan yang diyakininya. Aqidah berasal dari bahasa Arab yang berarti ikatan atau suatu yang mengikat. Aqidah islam adalah tauhid, yakni meyakini keesaan Tuhan baik dalam Dzat maupun Sifat-Nya. Keesaan Allah dalam islam didasarkan pada firman Allah sendiri; bukan hasil pikiran manusia sendiri, sebagaimana firman Allah SWT yang artinya:

Katakanlah (Muhammad): Dia-lah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia. (QS.Al-Ikhlas:1-4).

Secara harfiah tauhid berarti mempersekutukan, berasal dari kata wahid yang artinya satu. Adapun secara istilah tauhid adalah keyakinan tentang keesaan Allah SWT dalam rububiyah-Nya, mengikhlaskan ibadah hanya kepada-Nya serta menetapkan nama-nama dan sifat-sifat kesempurnaan bagi-Nya. Tauhid dapat dimaknai juga upaya mengesakan Allah dengan beribadah kepadanya semata.

Pembagian Tauhid

Tauhid Rububiyah

Yaitu mentauhidkan Allah dalam perbuatan-Nya, seperti mencipta, menguasai, memberikan rizki, mengurusi makhluk, dll yang semuanya hanya Allah semata yang mampu. Dan semua orang meyakini adanya Rabb yang menciptakan, menguasai, dll.

Tauhid Uluhiyah

Tauhid uluhiyah adalah mengesakan Allah dengan perbuatan para hamba berdasarkan niat taqarrub (mendekatkan diri) dengan hal yang disyariatkan seperti doa, nadzar, qurban, roja (pengharapan), takut, tawakkal, raghbah (senang), rahbah (takut), dan inabah (kembali/taubat).

Tauhid Asma dan Sifat

Yaitu keyakinan tentang keesaan Allah swt. Dalam nama dan sifat-Nya (Asmaul Husna) yang terdapat dalam Al-Quran dan Al-Hadist dilengkapi dengan mengimani makna-makna dan hukum-hukumnya.Terdapat hal-hal yang harus diperhatikan dalam tauhid nama dan sifat srbafai berikut:Menetapkan semua nama dan sifat tidak menafikan dan menolaknyaTidak melampau batas dengan menamai atau mensifati Allah di luar yang telah ditetapkan Allah dan Rasul-NyaTidak menyerupakan nama dan dan sifat Allah dengan nama dan sifat makhluk-NyaTidak mencari tau hakekat dan bentuk sifat-sifat AllahBeribadah krpada Allah sesuai dengan tuntutan asma dan sifat-Nya

Ajaran tauhid sangat positif bagi hidup dan kehidupan manusia, sebab tauhid mengandung sifat-sifat berikut:Melepaskan jiwa manusia dari kekacauan dan kegoncangan hidup yang dapat membawanya kedalam kesesatanSebagai sumber dan motivator perbuatan kebijakan dan keutamaanMembimbing umat manusia ke jalan yang benar dan mendorong mengajarkan ibadah penuh ikhlasMembawa manusia kepada keseimbangan dan kesempurnaan lahir dan batin

Aqidah yang menjadi dasar keislaman bukan hanya sekedar pengetahuan atau kepercayaan, tetapi keyakinan atau keimanan yang membawa konsekuensi membentuk tingkah laku dan sifat tertentu

Syariah adalah aturan atau hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam. Hukum islam terdiri dari:Wajib adalah sesuatu yang apabila dilakukan diberi pahala dan apabila ditinggalkan berdosaSunnat adalah sesuatu yang apabila dilakukan berpahala dan apabila ditinggalkan tidak berdosa, tetapi merugi karena tidak bisa mendapatkan pahala sunatHaram adalah sesuatu yang apabila dilakukan berdosa dan apabila ditinggalkan berpahalaMakruh adalah sesuatu yang apabila dilakukan tidak berdosa dan apabila ditinggalkan diberi ganjaranMubah adalah sesuatu yang apabila dilakukan atau ditinggalkan tidak berpahala dan berdosa.

Akhlak adalah aspek perilaku yang tampak pada diri seseorang dalam hubungan dengan dirinya, sesama manusia, dan alam sekitarnya.

Aqidah adalah keyakinan yang mendorong seseorang melaksanakan syariah, apabila syariah telah dilaksanakan berdasarkan aqidah, maka alan tampil perilaku yang disebut akhlak.

Aqidah, akhlak, dan syariat merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Seseorang bisa dikatakan beraqidah jika telah melaksanakan syariat islam dan berperilaku secara islam.

Pembahasan lebih jauh tentang konsep aqidah, syariat, dan akhlak akan disajikan oleh kelompok-kelompok berikutnya

B. Agama Islam dan Ilmu-Ilmu KeislamanAgama Islam sebagai ajaran yang diturunkan oleh Allah kepada manusia tidak hanya dipandang sebagai suatu keyakinan saja, melainkan juga merupakan ajaran yang penuh dengan kandungan ilmu.Setiap aspek ajaran Islam berkembang membentuk ilmu-ilmu tersendiri antara lain:Aspek aqidah melahirkan ilmu kalam (teologi) yang mempelajarai sifat-sifat Allah dan hubungan antara wahyu dan akalAspek ibadah melahirkan ilmu fiqih dan ushul fiqih. Dalam bidang ini terdapat aliran-aliran Malikiyah, Hanafiyah, Syafiiyah, dan Hanbaliyah.Aspek muamalah atau hubungan manusia dengan manusia lahir ilmu-ilmu fiqh muamalah. Dalam bidang ini terdapat aliran-aliran Malikiyah, Hanafiyah, Syafiiyah, dan HanbaliyahAspek akhlak, etika, dan tata cara mendekatkan diri kepada Allah lahir ilmu tasawuf. Dalam bidang ini terdapat aliran Sunni dan syiah.Aspek filsafat yang membahas hakekat manusia, alam dan Tuhan melahirkan filsafat Islam. Dalam bidang ini terdapat aliran tradisional dan liberal. Semua ilmu tersebut di atas pada dasarnya adalah hasil kajian yang mendalam yang semuanya merujuk kepada Alquran dan As-sunnah sebagai landasannya. Kendatipun terdapat berbagai pandangan(aliran) yang berbeda, tetapi tujuannya tetap satu, yaitu mencari keridhaan Allah Swt.

C. Filsafat, Tasawuf, dan Pembaharuan dalam IslamFilsafat

a) Dari segi EtimologiKata filsafat atau dalam bahas Arab sering disebut falsafah berasal dari bahasa Yunani kuno, Philosophy yang bersumber dari dua suku kata yakni philos dan sophia. Philos artinya cinta yang sangat mendalam atau hikmat sedangkan sophia artinya kearifan, kebajikan, ilmu pengetahuan. Dengan demikian secara bahasa filsafat artinya cinta yang sangat mendalam kepada kearifan, kebajikan, atau ilmu pengetahuan

b) Dari segi TerminologiBerikut beberapa penfapat para ahli:Plato seorang filsuf yunani yang termasyhur murid sokrates dan guru aristoteles mengatakan: filsafat adalah pengetahuan tentang segal yang ada (ilmu pengetahuan yang bermenat mencapai kenenaran yang asli).Aristoteles (382 SM_322 SM) mengatakan: filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran, yang didalamnya terkandung ilmu metafisika, logika, retorika, Etika ekomomi, politik dan estetika (filsafat menyelidiki sebab dan asas segala benda).Marcus tullius Cicero (106 SM-43 SM) politikus dan ahli pidato romawi, merumuskan: filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan usaha usaha untuk mencapainya.Al-farabi (wafat 950 M), Filsuf muslim yang terbesar sebelum Ibnu sina, mengatakan: filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.Immanuel Kant (1742-1804), yang sering disebut raksasa piker barat, mengatakan: filsafat itu ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di alamnya tiga persoalan yaitu:Apakah yang dapat kita ketahui? (di jawab oleh metafisika)Apkah yang boleh kita kerjakan? (dijawab oleh etika)Sampai di manakah pengharapan kita? (dijawab oleh antropologi)

Berfilsafat bererti berfikir namun tidak semua berfikir dikatakan berfilsafat. Menurut Sidi Gazalba berfilsafat memiliki 3 ciri utama yaitu:Radikal bermakna berfikir sampai ke akar-akarnya (Radix artinya akar), tidak tanggung-tanggung sampai dengan berbagai konsekwensinya dengan tidak terbelenggu oleh berbagai pemikiran yang sudah diterima umumSistematik artinya berfikir secara teratur dan logis dengan urutan-urutan yang rasional dan dapat dipertanggungjawabkanUniversal artinya berfikir secara menyeluruh tidak pada bagian-bagian khusus yang sifatnya terbatas

Jadi filsafat Islam adalah hasil pemikiran filsuf tentang ajaran ketuhanan, kenabian, manusia, dan alam yang disinari ajaran Islam dalam suatu aturan pemikiran yang logis dan sistematis.

Tasawuf

Pengertian dan Tujuan Tasawuf Secara bahasa tasawuf diartikan sebagai Sufisme (bahasa arab: ) adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihan akhlaq, membangun lahir dan batin, untuk memporoleh kebahagian yang abadi

Tasaquf adalah suatu cabang dari ilmu keislaman yang lebih menekankan pada tujuan pembersihan diri melalui penerapan ajaran-ajaran akhlak secara sistematis dan peresapan nilai-nilai agama secara batiniah.Abdul WafaTaftazani mengatakan bahwa tasawuf adalah gerakan akhlak yang dikembangkan dari akidah-akidah Islam

Tujuan tasawuf adalah keinginan yang kuat untuk merasa dekat dengan Allah. dalam hadist nabi: Dan hambaku terus menerus bertaqarrub/ mendekat kepadaku dengan perbatan-perbuatan baik sehingga aku mencintainya. Siapa yang Aku cintai maka Aku akan menjadikan pendengara, penglihatan,dan tangan baginya.

Sumber ajaran TasawufAyat-ayat suci Al-QuranPerkehidupan, perilaku, dan perkataan RosullulohPerilaku para sahabatPerilaku para nabi sebelum Muhammad SAW

Awalnya aliran tasawuf murni Islam namun Pada abad ke IV muncul thriqah-thariqah, hingga sebagian penganut tasawuf memasukan ajaran mistik sebagai sumber ajarannya, campuran mistik islam dan mistik asing dan falsafah.Gerakan ini sering melahirkan konsep tasawuf yang menyimpang, seperti ajaran tentang fana dan konsep penyatuan diri dengan Tuhan. Pada zaman Rosulluloh dan para sahabat istilah tasawuf tidak dikenal, namun konsep tersebut ada pada realitas kehidupan pada masa itu. Gerakan tasawuf mulai tumbuh sekitar abad ke 1 hijriah dengan gerakan zuhud yakni mengasingkan diri dari kehidupan dunia.

Istilah tasawuf baru muncul pada awal abad ke 2 hijriyah. istilah ini dirumuskan oleh Ma'ruf al-Kufkhy dan berkembang menjadi ilmu tersendiri yang terpisah dari ilmu fikih. Konsep tersebut dibukukan .Pada abad ke 4 muncul gerakkan-gerakkan tasawuf atau tarekat-tarekat, pengajaran praktek keagamaan ini dirumuskan oleh guru sufi atau juga disebut syaikh, namun muncullah gerakkan tasawuf yang menyimpang.Pada abad ke 5 H. datang imam Al-Ghazali yang brusaha mengembalikan ajaran Tasawuf ke jalan yang benar,Setelah itu muncullah sufi-sufi besar dan ajaran tarekat-tarekat yang muncul dengan ajaran yang selaras dengan tuntunan Al-Quran dan As-sunnah.

Jalan untuk dekat dengan Allah dalam tasawuf para sufi harus melalui stasion-stasion yang disebut maqamat yang terdiri dari:TobatZuhdWaraFaqrSabarTawakalRidhaMahabbahMarifahAlfana wal baqaIttihad

Pelaksanaan tasawuf saat ini tentu saja berbeda dengan masa lalu. Misalnya zuhd tidak lagi menafikan deunia dan menyengsarakan diri, tetapi diambil makna esensialnya yaitu tidak menjadikan dunia sebagai tujuan melainkan alat untuk hidup

3. Pembaharuan dalam Islam

Pembaharuan dalam bahasa arab disebut tajdid atau ishlah. At-Tajdid menurut bahasa, maknanya berkisar pada menghidupkan, membangkitkan dan mengembalikan. Makna-makna ini memberikan gambaran tentang tiga unsur yaitu keberadaan sesuatu kemudian hancur atau hilang kemudian dihidupkan dan dikembalikan. Kata "Tajdid" dimambil dari bahasa Arab yang berkata dasar "Jaddada-Yujaddidu-Tajdiidan" yang artinya memperbarui. Kata ini kemudian dijadikan jargon dalam gerakan pembaruan Islam agar terlepas dari Bid'ah, Takhayyul dan Khurafat. Gerakan ini diilhami dari Gerakan Wahabi di Arab Saudi dan Pemikiran Al-Afghani yang dibuang di Mesir. Gerakan ini kemudian menjadi ruh dalam beberapa Organisasi seperti Sarekat Islam, Muhammadiyyah dan Al-Irsyad juga Persatuan Islam di Jawa. Gerakan ini pula pernah menjadi ruh perjuangan Tuanku Imam Bonjol dalam menggerakkan kaum Paderi. Gerakan ini kemudian mengalami Kanter dari Akademisi Jawa Kejawen yang kemudian menggabungkan diri dalam Budhi Oetomo dan Ulama Jawa yang bergabung dalam Nahdhatul Ulama. Meski gerakan ini kini sudah mulai melemah, namun semangatnya kini terus diwariskan pada generasi berikutnya hingga muncullah Jaringan Islam Liberal yang memiliki visi Tajdid ini meski kemudian ditentang oleh para Tokoh ummat Islam yang aktif dalam Organisasi yang dulunya mengusung ruh Tajdid.

TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA