makalah gametogenisis

25
MAKALAH GAMETOGENESIS Disusun sebagai salah satu tugas Genetika Tanaman Semester I Oleh : 1. M. SAIFULLAH (105040201111096) 2. ISNAINY DINUL M (105040201111097) 3. MOH. DAVID ARDIANTO UTOMO (105040201111101) 4. DANNYAR REZKY SETYA ADJI (105040201111098) 5. PRIHANTI PANDITIA K (105040201111095)

Upload: fahmiganteng

Post on 20-Jun-2015

1.874 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah gametogenisis

MAKALAH

GAMETOGENESIS

Disusun sebagai salah satu tugas Genetika Tanaman

Semester I

Oleh :

1. M. SAIFULLAH (105040201111096)

2. ISNAINY DINUL M (105040201111097)

3. MOH. DAVID ARDIANTO UTOMO (105040201111101)

4. DANNYAR REZKY SETYA ADJI (105040201111098)

5. PRIHANTI PANDITIA K (105040201111095)

6. YUNI MARYATI (105040201111100)

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2010

Page 2: Makalah gametogenisis

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmad,

taufiq dan hidayah-Nya sehingga makalah mekanisme sel dapat terselesaikan dengan sebaik-

baiknya, walaupun masih terdapat kesalahan dan kekurangan.

Untuk itu dengan rendah hati kami mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Sri Seltari Purnama Ningsih, selaku Pengajar Mata Kuliah Genetika Tanaman.

2. Dan semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Akhirnya dengan

kerendahan hati, penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya

dan pembaca pada umumnya dan kami ucapkan terima kasih.

Malang,2 September 2010

Penulis

Page 3: Makalah gametogenisis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Reproduksi atau perkembangan merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Dengan

reproduksi makhluk hidup dapat mempertahankan kelangsungan jenisnya ( spesies)

sehngga tidak punah. Reproduksi pada tumbuahan berlangsung secara vegetatif (aseksual

atau tidak kawin), generatif (seksual atau kawin), dan metagenesis (vegetatif dan

generatif secara bergantian).

Seksual pada tumbuhan terjadi pada gimnospermae (tumbuhan biji terbuka) dan

agiospermae (tumbuhan berbiji tertutup). Reproduksi aseksual pada tumbuhan dibedakan

menjadi gametogenesis, penyerbukan (polinisasi) dan pembuahan (fertilisasi).

Gametogenesis adalah peristiwa pembentukan gamet (sel kelamin). Pembentukan

spermatozoid disebut dengan spermatogenesis, sedangkan ovum disebut dengan

oogenesis.

Metagenesis adalah siklus hidup tumbuhan memperlihatkan suatu pergiliran

tumbuhan. Siklus hidup tumbuhan terdiri dari fase gametofit dan fase sporofit. Fase

gametofit atau fase generatif adalah tahap menghasilkan gamet haploid. Fase sporofit

atau fase vegetatif adalah tahap mengahasilkan spora.

Gametofit menghasilkan gamet haploid yang menyatu membentuk zigot. Zigot

berkembang menjadi spora diploid. Pembelahan sporofit, menghasilkan spora yang

menghasilkan generasi gametofit berikutnya.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa yang dimaksud gametogenesis?

1.2.2 Bagaimana proses pembentukan gamet (sel kelamin)?

1.2.3 Apa yang dimaksud dengan metagenesis (siklus hidup tanaman)?

1.2.4 Bagaimana proses atau tahap-tahap metagenesis pada lumut dan tumbuhan paku?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui dan memahami pengertian gametogenesis.

1.3.2 Mengetahui dan memahami proses atau tahap-tahap gametogenesis.

1.3.3 Mengetahui dan memahami pengertian metagenesis.

1.3.4 Mengetahui dan memahami proses atau tahap-tahap metagenesis pada Bryophyta

dan Pterydophyta.

Page 4: Makalah gametogenisis

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Gametogenesis

Gametogenesis adalah proses diploid dan haploid yang mengalami pembelahan sel dan

diferensiasi untuk membentuk gamet haploid dewasa. Tergantung dari siklus hidup biologis

organisme, gametogenesis dapat terjadi pada pembelahan meiosis gametosit diploid menjadi

berbagai gamet atau pada pembelahan mitosis sel gametogen haploid. Contohnya, tanaman

menghasilkan gamet melalui mitosis pada gametofit. Gametofit tumbuh dari spora haploid

setelah meiosis spora.

Gametogenesis meliputi spermatogenesis dan oogenesis. spermatogenesis merupakan

pembentukan sel kelamin jantan (inti sel sperma), oogenesis merupakan pembentukan sel

kelamin betina (inti sel telur/ovum). Gametogenesis melibatkan proses pembelahan sel mitosis

dan meiosis.

Proses pembentukan gamet atau sel kelamin disebut gametogenesis, ada dua jenis proses

pembelahan sel yaitu mitosis dan meiosis. Bila ada sel tubuh kita yang rusak maka akan terjadi

proses penggatian sel baru melalui proses pembelahan mitosis seperti yang telah kita ketahui

bersama bahwa mitosis menghasilkan sel baru yang jumlah kromosomnya sama persis dengan

sel induk yang bersifat diploid (2n) yaitu 23 pasang atau 46 kromosom, sedangkan meiosis

jumlah kromosom pada sel baru hanya bersifat haploid (n). gametogenesis ada 2, yaitu

spermatogenesis dan oogenesis.

Seperti hewan dan manusia, tumbuhan juga membentuk gamet untuk jenisnya pada

tumbuhan berbiji, gamet jantan dibentuk dalam gametofit jantan, yaitu kepala sari.

2.2 Proses pembentukan gamet (sel kelamin)

Proses pembentukan gemet pada tingkat tinggi

1. Mikrosporogenesis

Mikrosporogenesis adalah pembentukan gamet di dalam organ jantan bunga yang menghasilkan

serbuk sari. Dalam kepala sari (anther) terdapat empat mikrosporangium. Setiap

mikrosporangium mengandung mikrosporosit (diploid). Mikrosporosit ini mengalami

pembelahan meiosis I dan meiosis II. Pembelahan meiosis ini menghasilkan empat mikrospora

haploid dan berkelompok menjadi satu yang disebut tetrad. Inti sel setiap mikrospora mengalami

pembelahan inti (kariokinesis) sehingga menghasilkan 2 nukleus haploid, yaitu nukleus saluran

Page 5: Makalah gametogenisis

serbuk sari dan nukleus generatif. Setelah serbuk sari terbentuk, nukleus generatif mengalami

pembelahan mitosis menghasilkan dua nukleus sperma, tetapi tidak diikuti sitokinesis. Jadi, satu

serbuk sari yang masak mempunyai tiga nukleus haploid, yaitu satu nukleus vegetatif (saluran

serbuk sari) dan dua nukleus generatif (sperma).

Secara lengkap proses mikrosporogenesis adalah sebagai berikut:

Pembelahan meiosis menghasilkan empat mikrospora haploid dan berkelompok menjadi

satu yang disebut tetrad. Inti sel setiap mikrospora mengalami pembelahan inti

(kariokinesis) sehingga menghasilkan 2 nukleus haploid, yaitu nukleus saluran serbuk

sari dan nukleus generatif.Terbentuk dinding pemisah yang memisahkan tiap-tiap nukleus

sehingga terbentuk empat sel mikrospora itu disebut tetrad.

Tiap-tiap sel mikrospora memisahkan diri namun tetap berada di dalam

mikrosporangium.

Inti dari sel mikrospora kemudian mengalami pembelahan. Pembelahan ini disebut

kariokinesis sehingga tiap-tiap sel mikrospora mempunyai dua inti. Satu inti disebut inti

sel tabung (inti vegetatif) dan inti lainnya disebut inti generatif.

Sel mikrospora tumbuh menjadi serbuk sari dan sel vegetatif membentuk buluh serbuk

sari.

Sel generatif dalam buluh serbuk sari membelah lagi namun tidak terjadi sitokinesis. Sari

satu inti generatif membetnuk dua inti generatif yang masing-masing haploid. Kedua

intio generatif terbentuk dua inti generatif sperma.dengan demikian di dalam buluh

serbuk sari terkandung tiga inti yaitu satu inti vegetatif (inti sel tabung) dan dua inti

generatif (inti sperma). Pada saat itu sel mikrospora tumbuh menjadi serbuk sari.

2. Megasporogenesis

Megasporogenesis adalah pembentukan gamet betina di dalam bakal buah atau ovarium. Di dalam satu ovari (bakal buah) terdapat sel induk megaspora (megasporosit). Sel induk megaspora yang bersifat diploid akan bermeiosis menghasilkan  empat sel haploid (tetrad). Dari keempat sel tersebut hanya satu yang hidup menjadi sel megaspora. Sel megaspora ini, kemudian mengalami serangkaian mitosis menghasilkan delapan inti haploid. Delapan inti ini berada di dalam satu sel besar bernama kantung embrio (kandung lembaga muda) yang dilingkupi oleh kulit dan bagian ujungnya terdapat sebuah lubang kecil yang disebut mikrofil.

Mikrofil berfungsi sebagai jalan masuk saluran serbuk sari ke dalam kandung lembaga. Tiga nukleus terletak di dekat mikrofil dan dua di antaranya sinergid (mati). Nukleus yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan menjadi ovum (sel telur). Tiga nukleus yang lain terletak di seberang mikrofil yang disebut antipoda, selanjutnya akan mati pula karena degenerasi. Dua nukleus yang terletak di tengah akan bersatu di tengah kandung lembaga menjadi satu nukleus diploid (2n) atau inti kandung lembaga sekunder.

2.3 Metagenesis (siklus hidup tumbuhan)

Page 6: Makalah gametogenisis

3 Genetika tumbuhan merupakan salah satu bagian dari Genetika. Genetika tumbuhan

penting dipelajari karena manusia memerlukan food supply sehingga, melalui genetika

tumbuhan yang menyediakan pengetahuan mengenai dasar-dasar genetic tumbuhan dapat

dikembangkan tanaman yang memiliki sifat yang lebih baik, baik bagi alam maupun bagi

kepentingan manusia.

Dalam genetika tumbuhan, pengetahuan mengenai mitosis dan meiosis tidak bisa

dilupakan. Mitosis didefinisikan sebagai proses pembelahan nucleus yang berasosiasi

dengan pembelahan sel somatic yang menghasilkan sel baru yang identik dengan asalnya

dan memiliki jumlah kromosom yang identik dengan asalnya. Siklus sel terdiri dari

beberapa periode yaitu G1, S (sintesis), G2 (yang merupakan bagian dari interfase) dan

M (mitosis). Mitosis terdiri dari profase, metaphase, anaphase dan telofase. Meiosis

merupakan proses ketika terjadi gametogenesis dan kromosom menjadi haploid. Meiosis

terdiri dari dua siklus yaitu meiosis I dan meiosis II.

4 Tahap-tahapan dalam siklus hidup tumbuhan termasuk proses fertilisasi dan

perkembangan embrio, merupakan hal mendasar dalam pemuliaan tanaman. Siklus hidup

tumbuhan menunjukkan periode yang berselang-seling antara fase haploid dan fase

diploid. Pada tanaman, sel haploid dibentuk melalui meiosis dan disebut ‘spora’.

Tanaman haploid ini membentuk gamet yang disebut gametifit. Tanaman diploid yang

memproduksi spora disebut sporofit.

5 Meiosis menghasilkan dua macam spora. Spora yang diproduksi di anter disebut

mikrospora. Mikrospora dibentuk dari sel khusus yang disebut sel induk mikrospora. Sel

induk mikrospora adalah sel-sel diploid yang membelah membentuk empat mikrospora

yang haploid. Gametofit jantan menjadi matang, setelah inti sel membelah menjadi 2 sel

sperma.

Spora yang dihasilkan ovul disebut megaspore, pada tiap ovul, sel diploid (sel induk

megaspore) mengalami pembelahan meiosis, membentuk empat megaspore yang haploid.

Tiga dari empat megaspore terdisintegrasi sedang satu megaspore menjadi megaspore

yang fungsional. Inti sel dari megaspore fungsional membelah melalui mitosis sebanyak

tiga kali, menghasilkan emapat nukleus.

6 Penyerbukan adalah transfer polen ke daerah reseptif pada pistil. Pistil adalah struktur

yang membawa ovul. Tiap pistil terdiri dari tiga bagian yaitu stigma yang merupakan

daerah reseptif terhadap polen, stilus dan ovary.

7 Polen akan berkecambah setelah mencapai stigma dan membentuk tabung polen. Pada

tumbuhan terjadi fertilisasi ganda. Zigot (sel diploid) terbentuk karena fusi sel telur

dengan sperma. Sel triploid terbentuk karena fusi sperma dengan inti polar yang

membentuk endosperm.

Page 7: Makalah gametogenisis

2.4 proses atau tahap-tahap metagenesis pada Bryophyta dan Pterydophyta.

Bryophyta / Lumut

Karakteristik dan Ciri-ciri :

• Fotosintesis, multiseluler dan eukariotik

• Tak memiliki akar, batang dan daun sejati (talus)

• Tak memiliki pembuluh angkut (xilem dan floem)

• Mengalami pergiliran keturunan (dari gametofit – sporofit)

• Reproduksi seksual dan aseksual (spora)

• Pengangkutan Air, melalui peristiwa Osmosis : Pergerakan air dari konsentrasi tinggi ke

konsenterasi rendah melewati membran semi permeabel.

• Pengangkutan mineral, melalui difusi : Pergerakan zat terlarut (mineral & ion) dari konsentrasi

tinggi ke konsenterasi rendah.

Pergiliran keturunan

Klasifikasi

Terdiri dari 3 klas yaitu :

1. kelas Hepaticopsida (Hepaticae)

2. kelas Anthocerotopsida (Anthocerotae)

3. kelas Bryopsida (Musci)

HEPATICOPSIDA

Hepaticopsida berasal dari kata “ Hepatica” artinya Hati maka dikenal dengan nama lumut hati.

Ciri – ciri Kelompok Hepaticopsida

Page 8: Makalah gametogenisis

• Gametofit berwarna hijau, pipih, dorsiventral, struktur talus sederhana atau terdifrensiasi atas

batang dan daun-daun, menempel pada tanah dengan menggunakan rizoid

• Sporofit tidak mempunyai sel yang mengandung kloroplas dan didalamnya tidak ada kolumella

• Spora yang berkecambah tidak melalui pembentukan protonema

Perkembangbiakan aseksual

• fragmentasi

• pembentukan kuncup (Gemma) contoh pada Marchantia, Lunularia dan Blasia

• Pembentukan tunas cabang contoh Riccia fluitan, Targionia dan Reboulia

• Pembentukan umbi (tuber) contohnya Petalophyllum, Anthoceros

• Penebalan ujung talus contohnya Anthalamia,

KLASIFIKASI

Ordo Marchantiales

Ciri –ciri :

• Gametofit berupa talus sederhana

• Struktur anatomi talus memperlihatkan difrensiasi jaringan, ada ruang uadara dan poros

• Gametangium letaknya tenggelam didalam talus, arkegonium mempunyai 6 sel saluran leher

• Sporofit terdiri dari kapsul saja atau terdiri dari kaki, seta dan kapsul

Ordo Marchantiales terdiri 6 famili yaitu

• Famili Ricciaceae contohnya Riccia fluitan

• Famili Corsiania contohnya Corsinia

• Famili Targoniaceae contohnya Targonia

• Famili Marchantiaceae contohnya Marchantia

• Famili Monocleaceae contohnya Monoclea

• Famili Monocarpaceae contohnya Monocarpa

Ordo Spaerocarpales

Ciri-ciri :

• Gametofit berupa talus sederhana

• Struktur anatomi talus tidak memperlihatkan difrensiasi jaringan, tidak ada ruang udara dan

poros

• Gametangium diselubungi involukrum, arkegonium mempunyai 6 sel saluran leher

• Sporofit terdiri dari kaki, seta dan kapsul

Contohnya Spaerocarpa

Ordo Jungermanniales

Ciri-ciri :

• Gametofit berupa talus sederhana

Page 9: Makalah gametogenisis

• Arkegonium diselubungi involukrum dan mempunyai 5 sel saluran leher

• Sporofit terdiri dari kapsul saja atau terdiri dari kaki, seta dan kapsul

Subordo Metzgerineae atau Anacrogynae

Memuat golongan yang masih berupa talus sederhana, bentuknya seperti pita dan dorsiventral.

Sporofit terletak disisi dorsal dan diliputi involukrum

• Terdiri 7 famili yaitu :

• Famili Riccardiaceae contohnya Riccardia

• Famili Pelliaceae contohnya Pellia

• Famili Treubiaceae contohnya Treubia

• Famili Fossombroniaceae contohnya Fossombronia

• Famili Pallaviciniaceae contohnya Pallavicinia

• Famili Blasiaceae contohnya Blasias

• Famili Metzgeriaceae contohnya Metzgeria

Subordo Jungermannineae atau Accrogynae

Memuat golongan yang talusnya menyerupai batang dengan daun-daun menyerupai batang

dengan daun tersusun dalam 3 deretan yaitu 2 deretan daun samping (daun lateral) dan satu

deretan daun ventral (amfigastrum). Daun samping tersebut terbagi atas lobus dorsal dan lobus

ventral. Daun yang melindungi aarkegonium disebut periketium atau periantium, sedang daun

yang melindungi anteridium disebut Perigonium. Contoh. Jungermannia, Madontheca

Ordo Calobryales

Cirri-ciri

• Gametangium tidak mempunyai batang dengan daun-daun yang tersusun dalam 3 baris

• Gametangium terbenuk diujung batan, arkegonium mempunyai 4 sel saluran leher

• Sporofit terdiri dari kapsul saja

Contohnya Calobryum, Haplomitrium

Kelas Antheroceropsida / Lumut Tanduk

Ciri – Ciri :

• Gametofit berbentuk lembaran

• Sporofit berbentuk pipa memanjang ke atas, seperti tanduk

• Di dalam “tanduk” dihasilkan spora

• Struktur anatomi talus homogen, tiap sel mengandng satu kloroplas dengan satu pirenoid yang

besar

• sporogonium terdiri atas kaki dan kapsul saja,

• Spora berkecambah tidak membentuk protonema,

• Perkembangbiakan aseksual sama dengan lumut hati

Page 10: Makalah gametogenisis

Terdiri 1 ordo yaitu Ordo Anthocerotales. Contohnya : Anthoceros, Phaeceros, Megaceros dan

Denroceros

Kelas Bryopsida

Merupakan kelas yang paling besar dan paling tinggi tingkatan perkembangannya diantara ketiga

kelas briopyta. Dikenal dengan lumut daun

• Ada yang homotalik dan ada yang heterotalik

• Pada yang homotalik dapat dibedakan atas

a. Paroisis : apabila anteridia dan arkegonia terletak pada cabang yang sama tetapi dalam

kelompk yang berbeda

b. Autosisi : Apabila anteridia dan arkegonia terletak pada cabang yang berbeda

c. Sinoisis : apabila anteridia dan arkegonia terletak pada kelompok dan cabang yang sama

Terdiri atas 3 subklas Yaitu :

• Subclas Spagnobrya=Sphagnidae

Merupakan subclass yang paling primitive dalam klas Bryopsida

Ciri-ciri :

• Protonema berbentuk daun kecil, tiap protonema hanya akan membentuk satu gametopora

• Gametofora terdiri dari batang-batang yang bercabang dengan daun-daun dan gameetofora

tidak mempunyai rizoid

• sporangium mempunyai kaki yang lebar, seta hanya berupa lekukan antara kaki dari kapsul.

Tidak terdapat peristom pada kapsul

• Hanya terdiri 1 Ordo Yaitu Spagnales, 1 Famili yaitu Spagnaceae dan 1 genus yaitu Spagnum

(ada 336 species)

• Subclas Andreaobrya=Andreaeaidea

Cirri –ciri :

• Protonema berbentuk seperti batang atau pita yang bercabang

• daun-daun tersusun spiral rapat dan menutupi batang

• Gametangium terdapat pada ujung cabang tetapi anteridium dan arkegonium terdapat pada

cabang yang berbeda

• sporangium terdiri dari kaki adan kapsul

• hanya terdiri dari 1 ordo saja yaitu ordo Andreaeales dan 1 famili yaitu famili Andreaeaceae

dengna 2 genus yaitu Andreaea dan Neuroloma

• Subclas Eubrya = Bryidea

Merupakan subclass terbesar dari lumut daun dan sering dinamakan lumut sejati

Ciri-ciri :

• Protonema hampir selalu berbentuk benang yang bercabang berwarna hijau. Protonema

Page 11: Makalah gametogenisis

mengeluarkan rizoid yang tidak berwarna

• Gametofora selalu dengan jelas dapat dibedakan antara batang dengan daun-daun

• Sporagium terdiri dari kapsul, kaki dan seta

Berdasarkan cara pertumbuhannya Bryidea dibedakan atas 2 type yaitu

• Yang tumbuh tegak (Ortotrop) =- acrocarpi

• Yang tumbuh mendatar (Plagiatrop)=Pleurocarpi

Penggolongan berdasarkan ada tidak gigi peristome

• Clestocarpi (kapsul spora tidak punya peristom)

• Stegocarpi (kapsu spora punya gigi peristom

No Comments

Read More

7.1 LICHENES

Filed under Uncategorized by gugukz.dreamz on 14-06-2009

• Lichenes (lumut kerak) merupakan gabungan antara fungi dan alga sehingga secara morfologi

dan fisiologi merupakan satu kesatuan.

• Tergolong tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam pembentukan tanah.

• Tumbuhan ini bersifat endolitik karena dapat masuk pada bagian pinggir batu.

• Dalam hidupnya lichenes tidak memerlukan syarat hidup yang tinggi dan tahan terhadap

kekurangan air dalam jangka waktu yang lama.

• Lichen dapat bertahan hidup dalam kondisi yang ekstrim panas, dingin,lembab maupun kering

sehingga kehadirannya tersebar luas dari daerah tropis sampai antartika

• Tidak dapat tumbuh subur di daerahindustri perkotaan karena sensitif terhadap pencemaran

udara terutama dari unsur Fluor (F) dan Sulfur Oksida (SO2). Dengan sifatnya yang demikian

lichen dapat dipakai sebagai bioindikator terhadap pencemaran udara

• Pemanfaatan dalam kehidupan manusia : makanan manusia (Indian, Nepal, India), obat, warna

kain, indikator lakmus, kosmetik, parfum, lotion dan racun hewan.

MORFOLOGI SIMBIOTIK

Page 12: Makalah gametogenisis

MORFOLOGI THALUS

a. CRUSTOSE

Bentuk thalus angrata menyerupai kerak (crust). Lichen Crustose yang tumbuh terbenam di

dalam batu hanya bagian tubuh buahnya yang berada di permukaan disebut endolitik, dan yang

tumbuh terbenam pada jaringan tumbuhan disebut endoploidik atau endoploidal. Lichen yang

longgar dan bertepung yang tidak memiliki struktur berlapis, disebut leprose.

Contoh; Diploschistes sp, Graphis scipta, Haematomma puniceum, Acarospora atau Pleopsidium

b. FOLIOSE

a. Lichen foliose memiliki struktur seperti daun yang tersusun oleh lobus-lobus.Lichen ini relatif

lebih longgar melekat pada substratnya.

b. Thallusnya datar, lebar, banyak lekukan seperti daun yang mengkerut berputar. Bagian

permukaan atas dan bawah berbeda.

c. Lichenes ini melekat pada batu, ranting dengan rhizines. Rhizines ini juga berfungsi sebagai

alat untuk mengabsorbsi makanan.

d. Contoh : Xantoria, Physcia, Peltigera, Parmelia dll.

c. SQUAMULOSE

Lichen ini memiliki lobus-lobus seperti sisik, lobus ini disebut squamulus yang biasanya

berukuran kecil dan saling bertindih dansering memiliki struktur tubuh buah yang disebut

podetia.

Contoh: Psora pseudorusselli, Cladonia carneola

Page 13: Makalah gametogenisis

d. FRUTICOSE

Thallusnya berupa semak dan memiliki banyak cabang dengan bentuk seperti pita. Thallus

tumbuh tegak atau menggantung pada batu,daun-daunan atau cabang pohon. Tidak Terdapat

perbedaan antara permukaan atas dan bawah.

Contoh : Usnea, Ramalina dan Cladonia

Soredia. Terdapat pada bagian medulla yang keluar melalui celah kulit. Diameternya sekitar 25

– 100 mμ , sehingga soredia dapat dengan mudah diterbangkan angin dan akan tumbuh pada

kondisi yang sesuai menjadi tumbuhan licenes yang baru. Jadi pembiakan berlangsung dengan

perantaraan soredia. Soredia itu sendiri merupakan kelompok kecil sel-sel gangang yang sedang

membelah dan diselubungi benang-benang miselium menjadi satu badan yang dapat terlepas dari

induknya. Soredia ini terdapat di dalam soralum.

Isidia. berbentuk silinder, bercabang seperti jari tangan dan terdapat pada kulit luar. Diamaternya

0,01 – 0,03 mμ dan tingginya antara 0,5 – 3 mμ. Berdasarkan kemampuannya bergabung dengan

thallus, maka dalam media perkembangbiakan, isidia akan menambah luas permukaan luarnya.

Sebanyak 25 – 30 % dari spesies foliose dan fructicose mempunyai isidia. Proses pembentukan

isidia belum diketahui, tetapi dianggap sebagai faktor genetika.

Lobula. merupakan pertumbuhan lanjutan dari tahllus lichenes yang sering dihasilkan di

sepanjang batas sisi kulit luar. Lobula ini dapat berkembang dengan baik pada jenis foliose,

Genus Anaptycia, Neproma, Parmelia dan Peltigera. Lobula sangat sukar dibedakan dengan

isidia.

Rhizines. merupakan untaian yang menyatu dari hifa yang berwarna kehitam-hitaman yang

muncul dari kulit bagian bawah (korteks bawah) dangan mengikat thallus ke bagian dalam. Ada

dua jenis rhizines yaitu bercabang seperti pada Ctraria, Physcia dan Parmelia dan yang tidak

bercabang terdapat pada Anaptycis dan beberapa Parmelia.

Tomentum. memiliki kepadatan yang kurang dari rhizines dan merupakan lembaran serat dari

rangkaian akar atau untaian yang renggang. Biasanya muncul pada lapisan bawah seperti pada

Collemataceae, Peltigeraceae dan Stictaceae.

Cilia. berbentuk seperti rambut, menyerupai untaian karbon dari hifa yang muncul di sepanjang

sisi kulit. Cilia berhubungan dengan rhizines dan hanya berbeda pada cara tumbuh saja.

Cyphellae. berbentuk rongga bulat yang agak besar serta terdapat pada korteks bawah dan hanya

dijumpai pada genus Sticta. Pseudocyphellae

Pseudocyphellae. Mempunyai ukuran yang lebih kecil dari cyphellae yaitu sekitar 1 mμ dan

terdapat pada korteks bawah spesies Cetraria, Cetralia, Parmelia dan Pasudocyphellaria. Rongga

ini berfungsi sebagai alat pernafasan atau pertukaran udara.

Cephalodia. merupakan pertumbuhan lanjutan dari thallus yang terdiri dari alga-alga yang

berbeda dari inangnya. Pada jenis peltigera aphthosa, cephalodia mulai muncul ketika Nostoc

jatuh pada permukaan thallus dan terjaring oleh hifa cephalodia yang berisikan Nostoc biru

Page 14: Makalah gametogenisis

kehijauan. Jenis ini mampu menyediakan nitrogen thallus seperti Peltigera, Lecanora,

Stereocaulon, Lecidea dan beberapa jenis crustose lain.

PERKEMBANGBIAKAN LICHENES

Secara Vegetatif

1. Fragmentasi

Fragmentasi adalah perkembangbiakan dengan memisahkan bagian tubuh yang telah tua dari

induknya dan kemudian berkembang menjadi individu baru. Bagian-bagian tubuh yang

dipisahkan tersebut dinamakan fragmen. Pada beberapa fruticose lichenes, bagian tubuh yang

lepas tadi, dibawa oleh angin ke batang kayu dan berkembang tumbuhan lichenes yang baru.

Reproduksi vegetatif dengan cara ini merupakan cara yang paling produktif untuk peningkatan

jumlah individu.

2. Isidia

Kadang-kadang isidia lepas dari thallus induknya yang masing-masing mempunyai simbion.

Isidium akan tumbuh menjadi individu baru jika kondisinya sesuai.

3. Soredia

Reproduksi aseksual

• Metode reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan spora yang sepenuhnya bergantung

kepada pasangan jamurnya.

• Spora yang aseksual disebut pycnidiospores. Pycnidiospores itu ukurannya kecil, spora yang

tidak motil, yang diproduksi dalam jumlah yang besar disebut pygnidia.

• Pygnidia ditemukan pada permukaan atas dari thallus yang mempunyai suatu celah kecil yang

terbuka yang disebut Ostiole. Dinding dari pycnidium terdiri dari hifa yang subur dimana jamur

pygnidiospore berada pada ujungnya. Tiap pycnidiospore menghasilkan satu hifa jamur. Jika

bertemu dengan alga yang sesuai terjadi perkembangan menjadi lichenes yang baru.

Secara Seksual

Perkembangan seksual pada lichenes hanya terbatas pada pembiakan jamurnya saja. Jadi yang

mengalami perkembangan secara seksual adalah kelompok jamur yang membangun tubuh

lichenes.

KLASIFIKASI LICHENES

Berdasarkan cendawan yang menyusunnya

A. Ascolichens.

• Cendawan penyusunnya tergolong Pyrenomycetales, maka tubuh buah yang dihasilkan berupa

peritesium. Contoh : Dermatocarpon dan Verrucaria.

• Cendawan penyusunnya tergolong Discomycetes. Lichenes membentuk tubuh buah berupa

apothecium yang berumur panjang. Contoh : Usnea dan Parmelia.

• Dalam Klas Ascolichens ini dibangun juga oleh komponen alga dari famili: Mycophyceae dan

Chlorophyceae yang bentuknya berupa gelatin. Genus dari Mycophyceae adalah : Scytonema,

Page 15: Makalah gametogenisis

Nostoc, Rivularia, Gleocapsa dan lain-lain. Dari Cholophyceae adalah : Protococcus,

Trentopohlia, Cladophora dll.

Klas : Ascolichens

• Ordo : Lecanorales

• Famili : Lichinaceae, Collemataceae, Heppiaceae, Pannariaceae, Coccocarpiaceae,

Perltigeraceae, Stictaceae, Graphidaceae, Thelotremataceae, Asterothyriaceae, Gyalectaceae,

Lecidaeceae, Stereocaulaceae, Cladoniaceae, Umbilicariaceae, Lecanoraceae, Parmeliaceae,

Usneaceae, Physciaceae, Theloshistaceae.

• Ordo : Sphariales

• Famili : Pyrenulaceae, Strigulaceae, Verrucariaceae

• Ordo : Caliciales

• Famili : Caliciaceae, Cypheliaceae, Sphaephoraceae

• Ordo : Myrangiales

• Famili : Arthoniaceae, Myrangiaceae

• Ordo : Pleosporales

• Famili : Arthopyreniaceae

• Ordo : Hysteriales

• Famili : Lecanactidaceae, Opegraphaceae, Rocellaceae

B. Basidiolichenes

Berasal dari jamur Basidiomycetes dan alga Mycophyceae. Basidiomycetes yaitu dari famili :

Thelephoraceae, dengan tiga genus Cora, Corella dan Dyctionema. Mycophyceae berupa filamen

yaitu : Scytonema dan tidak berbentuk filamen yaitu Chrococcus.

• Famili : Herpothallaceae, Coraceae, Dictyonamataceae, Thelolomataceae.

C. Lichen Imperfect

Deutromycetes fungi, steril. Contoh : Cystocoleus, Lepraria, Leprocanlon, Normandia, dll.

• Genus : Cystocoleus, Lepraria, Lichenothrix, Racodium.

Berdasarkan alga yang menyusun thalus

A. Homoimerus

Sel alga dan hifa jamur tersebar merat pada thallus. Komponen alga mendominasi dengan bentuk

seperti gelatin, termasuk dalam Mycophyceae. Contoh : Ephebe, Collema

B. Heteromerous

Sel alga terbentuk terbatas pada bagian atas thallus dan komponen jamur menyebabkan

terbentuknya thallus, alga tidak berupa gelatin Chlorophyceae. Contoh : Parmelia

Page 16: Makalah gametogenisis

7.2 PTERYDOPHYTA

Ciri-Ciri Pteridophyta

a. Memiliki jaringan pengangkut (xilem dan floem)

b. Secara umum telah dapat dibedakan akar, batang dan daunnya.

c. Alat reproduksi aseksual berupa spora

d. Spora dihasilkan oleh sporofil (daun fertil)

e. Mengalami metagenesis (Fase sporofit lebih dominan dari fase gametofit)

Reproduksi dan Metagenesis Pteridophyta

Skema Siklus Hidup Pteridophyta

Page 17: Makalah gametogenisis

Klasifikasi

1. Pteridopsida

Ciri-Ciri Pteridopsida

a. Telah dapat dibedakan akar, batang dan daunnya

b. Spora dihasilkan pada sporofil, terutama di bawah daunnya

c. Daun mudanya tumbuh menggulung (circinatus)

d. Contoh : Pteris, Adiantum cuneatum, Semanggi (Marsilea sp) dll

2. Lycopsida

Ciri-Ciri Lycopsida

a. Memiliki daun yang berukuran kecil (mikrofil)

b. Spora dihasilkan oleh strobilus (kumpulan sporofil yang berbentuk kerucut)

c. Pada selaginella, jenis spora yang dihasilkan ada 2 macam, yaitu mikrospora dan megaspora

d. Mikrospora akan berkembang menjadi gametofit jantan, sedang megaspora akan berkembang

menjadi gametofit betina

3. Sphenopsida

Ciri-Ciri Sphenopsida / Paku Ekor Kuda

a. Hidup di daerah sub tropis, terutama di rawa

b. Memiliki daun mikrofil

c. Spora dihasilkan oleh strobilus

d. Batang keras dan berongga, mengandung silika

e. Contoh : Equisetum palustre

Page 18: Makalah gametogenisis

4. Psilopsida / Paku Purba

Ciri-Ciri Psilopsida / Paku Purba

a. Daun mikrofil

b. Batang bercabang dikotom, dan berfungsi dalam fotosintesis

c. Pada ruas-ruas batang dihasilkan sporangium

d. Spora dihasilkan oleh sporangium

Page 19: Makalah gametogenisis

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Gametogenesis adalah proses diploid dan haploid yang mengalami pembelahan sel dan

diferensiasi untuk membentuk gamet haploid dewasa. Tergantung dari siklus hidup biologis

organisme, gametogenesis dapat terjadi pada pembelahan meiosis gametosit diploid menjadi

berbagai gamet atau pada pembelahan mitosis sel gametogen haploid. Contohnya, tanaman

menghasilkan gamet melalui mitosis pada gametofit. Gametofit tumbuh dari spora haploid

setelah meiosis spora.

Pada gametogenesis pada tumbuhan terjadi pembentukan sel jantan (mikrospora) dan sel

betina (megaspora). Mikrosporogenesis adalah pembentukan gamet di dalam organ jantan bunga

yang menghasilkan serbuk sari. Megasporogenesis adalah pembentukan gamet betina di dalam

bakal buah atau ovarium.