makalah etika komunikasi

Upload: herihermawan93

Post on 02-Mar-2016

165 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Makalah etika dan filsafat komunikasi. 4/11/2012MAKALAH ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI

Disusun olehHeri Hermawan (12530034)Prodi : JurnalistikDosen Pembimbing:Fakultas Dakwah dan komunikasiInstitut Agama Islam Negeri Pelembang2013

Daftar IsiBab IPendahuluan Latar belakang. Rumusan masalah Tujuan penulisan..Bab IIPembahasan

Bab IIPenutup. Kesimpulan... Saran.DaftarPustaka..

Bab IPendahuluanI.I Latar BelakangIstilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. Dalam komunikasi yang melibatkan dua orang, komunikasi berlangsung apabila adanya kesamaan makna. (Effendy, 2004 : 9).Komunikasi juga dapat berarti adanya kesamaan makna antara komunikator dan komunikan dengan tujuan mengubah sikap, opini, atau pandangan/prilaku orang lain tentang pesan yang disampaikan. Walaupun demikian tidak semua pesan yang disampaikan itu sesuai dengan apa yang diharapkan dan bahkan ada kesalahan maksud dalam penerimaan pesan tersebut, untuk itu diperlukan suatu komunikasi yang efektif. segala daya dan usaha bahkan tipu daya agar pihak penerima tersebut (komunikan) mengenal, mengerti , memahami dan menerima ideologinya lewat pesanpesan yang disampaikan (Purwasito, 2003 :195).Komunikasi pada umumnya diartikan sebagai hubungan atau kegiatan yang ada kaitannya dengan masalah hubungan, ada pula yang mengartikan saling tukar-menukar pikiran dan pendapat.Gode (dalam Wiryanto, 2004: 6) memberikan pengertian mengenai komunikasi sebagai suatu proses yang membuat kebersamaan bagi dua atau lebih yang semula dimonopoli oleh satu atau beberapa orang.Raymond S. Ross (dalam Wiryanto, 2004: 6) mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses menyortir, memilih dan mengirim simbol-simbol sedemikian rupa, sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respon dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksud oleh sang komunikator. Komunikasi juga dapat berarti adanya kesamaan makna antara komunikator dan komunikan dengan tujuan mengubah sikap, opini atau pandangan/perilaku orang lain tentang pesan yang disampaikan. Walaupun demikian tidak semua pesan yang disampaikan itu sesuai dengan apa yang diharapkan dan bahkan ada kesalahan dalam penerimaan pesan tersebut, untuk itu diperlukan suatu komunikasi yang efektif.Menurut Effendy (1992) komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang menimbulkan efek tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh si penyampai. Efek yang ditimbulkan oleh komunikasi dapat diklarifikasikan pada :1. Efek Kognitif, yaitu bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, diperpsepsi oleh komunikan atau yang berkaitan dengan pikiran dan nalar/ratio. Dengan kata lain, pesan yang disampaikan ditujukan kepada pikiran komunikasi.2. Efek afektif, yaitu bila ada perubahan pada apa yang dirasakan atau yang berhubungan dengan perasaan. Dengan kata lain, tujuan komunikator bukan saja agar komunikan tahu tapi juga tergerak hatinya.3. Efek konatif, yaitu perilaku yang nyata yang meliputi polapola tindakan, kegiatan kebiasaan atau dapat juga dikatakan menimbulkan itikad baik untuk berprilaku tertentu dalam arti kita melakukan suatu tindakan atau kegiatan yang bersifat fisik (jasmaniah).I.II Rumusan Masalah1. Apa yang di maksud dengan teori komunikasi behaviorisme, teori humanisme, teori informasi atau matematis, teori agenda-editing, dan teori user and gratification?2. Bagaimana contoh kasus dari masing masing teori komunikasi di atas?

I.III Tujuan Penulisan1. Mengetahui 5 macam teori komunikasi dan maksud dari masing masing teori2. Mempelajari berbagai kasus dari masing-masing teori komunikasi di atas

Bab IIPembahasanII.I Macam-Macam Teori Komunikasi1. Teori BehaviorismeA. Pemerolehan Bahasa PertamaAda tiga pandangan utama tentang pemerolehan bahasa pertama. Pandangan pertama yakni teori Behaviorisme yang menyatakan bahwa anak dilahirkan sebagai tabula rasa, papan bersih yang tidak tahu dunia ataupun bahasa dan anak-anak dibentuk oleh lingkungan. Menurut aliran ini pemerolehan bahasa ialah pemerolehan kebiasaan (habits). Pandangan kedua ialah pandangan Nativis yang berpendapat bahwa anak dilahirkan dengan membawa kemampuan berbahasa dengan dimilikinya Alat Pemerolehan Bahasa (Language Acquisition Device atau disingkat LAD). Pandangan ketiga ialah pandangan kognitif yang beranggapan bahwa anak dilahirkan dengan kemampuan berpikir dan di dalamnya termasuk kemampuan berbahasa, dan kemampuan ini berkembang karena adanya interaksi dengan orang dan dunia sekitarnya. B. Pandangan Behaviorisme Terhadap Pemerolehan Bahasa PertamaMenurut pandangan kaum Behaviorisme bahasa adalah bagian penting dari keseluruhan tingkah laku manusia. Kaum Behaviorisme ini menamakan bahasa sebagai perilaku verbal (verbal behavior). Untuk membangun teori tentang pemerolehan bahasa, para pakar aliran ini memusatkan perhatian mereka pada aspek-aspek bahasa yang kasat mata, yang teramati, sehingga data mereka adalah ujaran-ujaran tersebut. Teori Behaviorisme terhadap pemerolehan bahasa bersumber pada teori-teori pembelajaran Behavioristic (Behaviorisme Learning Theories). Ada dua teori utama yang dikembangkan oleh para pakar Behaviorisme yakni Classical Conditioning dan Operant Conditioning. Penjelasan berikut ini berdasarkan sumber utama dari Angelis dan Martin (1980) dan Clark (1975).C. Lahirnya BehavirismeTokoh aliran ini adalah John B. Watson (1878 1958) yang di Amerika dikenal sebagai bapak Behaviorisme. Teorinya memumpunkan perhatiannya pada aspek yang dirasakan secara langsung pada perilaku berbahasa serta hubungan antara stimulus dan respons pada dunia sekelilingnya. Menurut teori ini, semua perilaku, termasuk tindak balas (respons) ditimbulkan oleh adanya rangsangan (stimulus). Jika rangsangan telah diamati dan diketahui maka gerak balas pun dapat diprediksikan. Watson juga dengan tegas menolak pengaruh naluri (instinct) dan kesadaran terhadap perilaku. Jadi setiap perilaku dapat dipelajari menurut hubungan stimulus - respons.Behaviorisme lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme dan juga psikoanalisis. Behaviorisme ingin menganalisis hanya perilaku yang nampak saja, yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Belakangan, teori kaum behavioris lebih dikenal dengan nama teori belajar, karena menurut mereka seluruh perilaku manusia kecuali instink adalah hasil belajar. Belajar artinya perubahan perilaku organisme sebagai pengaruh lingkungan. Behaviorisme tidak mau mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional; behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalikan oleh faktorfaktor lingkungan. Dari sinilah timbul konsep manusia mesin (Homo Mechanicus).2. Teori HumanismeTeori ini muncul diilhami oleh perkembangan dalam psikologi yaitu psikologi Humanisme. Sesuai pendapat yang dikemukakan oleh McNeil (1977) In many instances, communicative language programmes have incorporated educational phylosophies based on humanistic psikology or view which in the context of goals for other subject areas has been called the humanistic curriculumTeori humanisme dalam pengajaran bahasa pernah diimplementasikan dalam sebuah kurikulum pengajaran bahasa dengan istilah Humanistic curriculum yang diterapkan di Amerika utara di akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an. Kurikulum ini menekankan pada pembagian pengawasan dan tanggungjawab bersama antar seluruh siswa didik. Humanistic curiculum menekankan pada pola pikir, perasaan dan tingkah laku siswa dengan menghubungkan materi yang diajarkan pada kebutuhan dasar dan kebutuhan hidup siswa. Teori ini menganggap bahwa setiap siswa sebagai objek pembelajaran memiliki alasan yang berbeda dalam mempelajari bahasa.Tujuan utama dari teori ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa agar bisa berkembang di tengah masyarakat. The deepest goal or purpose is to develop the whole persons within a human society. (McNeil,1977)3. Teori Informasi atau matematisSalah satu teori komunikasi klasik yang sangat mempengaruhi teori-teori komunikasi selanjutnya adalah teori informasi atau teori matematis. Teori ini merupakan bentuk penjabaran dari karya Claude Shannon dan Warren Weaver (1949, Weaver. 1949 ), Mathematical Theory of Communication.Teori ini melihat komunikasi sebagai fenomena mekanistis, matematis, dan informatif: komunikasi sebagai transmisi pesan dan bagaimana transmitter menggunakan saluran dan media komunikasi. Ini merupakan salah satu contoh gamblang dari mazhab proses yang mana melihat kode sebagai sarana untuk mengonstruksi pesan dan menerjemahkannya (encoding dan decoding).Teori informasi ini menitikberatkan titik perhatiannya pada sejumlah sinyal yang lewat melalui saluran atau media dalam proses komunikasi. Ini sangat berguna pada pengaplikasian sistem elektrik dewasa ini yang mendesain transmitter, receiver, dan code untuk memudahkan efisiensi informasi.4. Teori Agenda-settingAgenda setting model untuk pertama kali ditampilkan oleh M.E. Mc.Combs dan D.L. Shaw dalam Public Opinion Quarterly terbitan tahun 1972, berjudul The Agenda-Setting Function of Mass Media. Kedua pakar tersebut mengatakan bahwa Jika media memberikan tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting. Tatkala mengadakan studi terhadap pemilihan Presiden Amerika Serikat tahun 1968 1) ditemukan korelasi yang tinggi antara penekanan berita dan bagaimana berita itu dinilai ditingkatkannya oleh para pemilih. Disimpulkan bahwa meningkatnya nilai penting topik tersebut pada khalayak. Mengenai agenda setting Aleksis S.Tan selanjutnya menyimpulkan bahwa media massa mempengaruhi kognisi politil dalam dua cara :a. Media secara efektif menginformasikan peristiwa politik kepada khalayak;b. Media mempengaruhi persepsi khalayak mengenai pentingnya masalah politik.

1) Gerakan Hak-Hak Sipil Afrika-Amerika (1955-1968) mengacu pada gerakan-gerakan di Amerika Serikat yang ditujukan untuk melarang diskriminasi rasial terhadap orang Afrika-Amerika dan memulihkan hak-hak suara mereka.

Sementara itu Manhein dalam pemikirannya tentang konseptualisasi agenda yang potensial untuk memahami proses agenda setting menyatakan bahwa agenda setting meliputitiga agenda, yaitu agenda media, agenda khalayak dan agenda kebijaksanaan. Masing-masing agenda itu mencakup dimensi-dimensi sebagai berikut :1. Agenda Mediaa. Visibility(visibilitas) jumlah dan tingkat menonjolnya beritab. Audience salience Tingkat meninjol bagi khalayak, relevansi isi berita dengan kebutuhan khalayakc. Valence (valensi) menyenangkan atau tidak menyenangkan cara pemberitaan bagi suatu peristiwa.2. Agenda Khalayaka. Familiarity Keakraban, derajat kesadaran khalayak akan topik tertentub. Personal Salience Penonjolan pribadi, relevansi kepentingan dengan ciri pribadic. Favorability Kesenangan, pertimbangan senang atau tidak senang akan topik berita.3. Agenda Kebijaksanaana. Support Dukungan, kegiatan menyenangkan bagi posisi suatu berita tertentub. Likelihood of action Kemungkinan kegiatan, kemungkinan pemerintah melaksanakan apa yang diibaratkanc. Freedom of action Kebebasan bertindak, nilai kegiatan yang mungkin dilakukan pemerintah.5. Teori Uses and gratificationModel ini merupakan pergeseran fokus dari tujuan komunikator ke tujuan komunikan. Model ini menentuka fungsi komunikasi massa dalam melayani khalayak. Pendekatan uses and gratification pertama kali dijelaskan oleh Elihu Katz (1959) dalam suatu artikel2) sebagai reaksinya terhadap pernyataan Bernard Berelson (1959) bahwa penelitian komunikasi tampaknya akan mati. Katz menegaskan bahwa bidang kajian yang sedang sekarat itu adalah studi komunikasi massa sebagai persuasi. Dia menunjukkan bahwa kebanyakan penelitian komunikasi sampai waktu itu diarahkan kepada penyelidikan efek kampanye persuasi pada khalayak.Model uses and gratifications menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukan bagaimana media mngubah sikap dan perilaku khlayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi, peningkatan motivasi bagi kebutuhan yang tertuju kepada terpaan komunikasi massa.Karl Erik Rosengren dalam karyanya yang berjudul Uses and Gratifications: A Paradigm Outlined yang dimuat dalam The Uses Of Mass Communications (Blumer and katz, 1974 : 269) menyajikan paradigm uses and gratifications model yang disertai penjelasan dengan gambar. Butir pertama paradigma tersebut melambangkan infrastruktur biologis dan psikologis yang membventuk landasan semua perilaku sosial manusia. Kebutuhan biologis dan psikologis inilah yang membuat seseorang bertindak dan mereaksi. Mengenai kebutuhan biasanya orang merujuk kepada hierarki kebutuhan (need hierarchy) yang ditampilkan oleh Abraham Maslow (1954). Ie membedakan lima perangkat kebutuhan dasar:2) Artikel katz 1959 tentang teori uses and gratification yang mngatakan tentang (What do the media do to the people?)

a. Phsyological needs (kebutuhan fisiologis).b. Safety needs (kebutuhan keamanan).c. Love needs (kebutuhan cinta).d. Esteem needs (kebutuhan penghargaan).e. Self-actualization needs (kebutuhan aktualisasi diri).Sehubungan dengan hierarki tersebut, kebutuhan yang menarik perhatian para peneliti uses and gratifications adalah kebutuhan cinta, kebutuhan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri. Model Uses and gratifications ini memulai dengan lingkungan sosial (social environment) yang menentukan kebutuhan kita. Lingkungan sosial tersebut meliputi ciri-ciri afiliasi kelompok dan ciri-ciri kepribadian. Kebutuhan individual (individuals needs) dikategorisasikan sebagai cognitive needs, affective needs, personal integrative needs, social integrative needs, dan escapist needs.Penjelasannya adalah sebagai berikut:1) Cognitive needs (kebutuhan kognitif).Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan; juga memuaskan rasa penasaran kita dan dorongan untuk penyelidikan kita.2) Affective needs (kebutuhan afektif).Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan, dan emosional.3) Personal integrative needs (kebutuhan pribadi secara integratif).Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individual. Hal-hal tersebut diperoleh dari hastar akan harga diri.4) Social integrative needs (kebutuhan sosial secara integratif).Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman, dan dunia. Hal-hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk berafiliasi.5) Escapist needs (kebutuhan pelepasan).Kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan, dan hasrat akan keanekaragaman. Sebagai hasil aplikasi di Jepang yang ditampilkan oleh Profesor Ikuo takeuchi, guru besar pada Universitas Tokyo yang juga menjadi Direktur Institute of journalism and Communication Studies.II.II Studi Kasus 1. Teori BehaviorismeImplikasi Behaviorisme dalam Kasus PembelajaranDalam behaviorisme, seorang guru selaku pengajar dan pengawas jalannya pembelajaran memiliki kemiripan dengan seorang peneliti yang akan meneliti objek penelitiannya. Dimana seorang peneliti akan mengambil jarak atau distansi penuh dengan objeknya, bersikap netralitas, memanipulasi, merumuskan hukum hukum, bebas kepentingan, universal dan instrumental terhadap objeknya. Dalam hal ini guru juga berlaku hal yang sama terhadap siswa siswi didiknya. Penulis mengambil contoh kasus dalam pembelajaran musik yang menggunakan pendekatan teori behaviorisme.Ketika seorang guru ingin mengajarkan bagaimana mengajarkan tanggan nada kepada muridnya, ia akan mengamati terlebih dahulu bagaimana keadaan fisik jari murid muridnya dan kemampuan dasar yang dimiliki oleh tiap murid dengan sikap berjarak. Guru akan berfikir ia sebagai subjek dan murid murid adalah sebagai objek. fakta netral harus dimiliki oleh sang guru dalam menghadapi muridnya. Sebuah pemikiran yang bersih dari unsur- unsur subjektifnya. Ditahap ini materi materi pembelajaran akan diberikan sebagai bentuk stimulus dari guru terhadap muridnya. Guru akan menjelaskan dan mencotohkan tentang bagaimana musik rangkaian sebab akibat dalam pengajaran akan didapatkan sebagai hasil. Rangkaian sebab (pemberian stimulus) akibat ini akan menghasilkan sebuah respon dari murid dimana respon ini akan membentuk sebuah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pembelajaran. teori teori tersebut akan dipraktekkan secara instrumental dan universal di kelas kelas selanjutnya.Kasus singkat diatas adalah contoh dari sebuah pengajaran di kelas dengan penerapan teori behaviorisme. Guru memberikan sebuah stimulus berupa materi materi pengajaran dan mengharapkan akan mendapatkan sebuah respon yang berupa perubahan tingkah laku dari murid muridnya. Perubahan tingkah laku dalam bentuk dari ketidaktahuan dan ketidakmampuan untuk mempraktekkan pelajaran yang diberikan berubah menjadi mampu untuk mempraktekkannya. Guru tidak melihat bagaimana proses murid murid mencerna materi pengajaran, guru hanya melihat bagaimana hasil akhir yang diperoleh. Reinforcement positive atau negative yang akan diberikan tergantung dari bagaimana perubahan tingkah laku yang dihasillkan.2. Teori humanismeStudi kasus yang akan di bahas yang menyangkut tentang psikologi humanistikKejadian ini bermula pada saat salah satu anak SMK Negeri 15 mengajukan permohonan untuk diterima di salah satu perusahaan berlevel menengah sebagai karyawan untuk Praktek Kerja Industri ( Prakerin) atau yang lebih di kenal dengan PKL.Pada hari pertama praktek semua berjalan sebagaimana mestinya dan tidak ada kejadian apa pun. Anak PKL itu (sebut saja namanya Jhon, nama samaran) di jelaskan mengenai kegiatan operasional di dalam perusahaan tersebut, seperti membuat surat-menyurat, menyiapkan bahan persentasi dan bentuk gambar desain coreldraw (di sekolahnya Jhon mengambil jurusan desain) yang sudah dia pelajari di sekolah. Ketika suatu hari, pada minggu pertama PKL, Jhon diminta oleh pembimbingnya untuk mengambil stempel di meja admin (admin tidak ada) untuk menstempel seluruh berkas yang akan di tanda tangani oleh direktur, Jhon pun mencari stempel di meja dan di laci admin kebetulan di atas meja admin itu terdapat sebuah kamera.Pada hari berikutnya ketika kamera akan digunakan, kamera tidak ada di tempat (meja admin) dan semua karyawan ditanya tetapi tidak ada yang tau.Singkat cerita salah satu karyawan yang terakhir memegang kamera merasa bingung karena dia dianggap menghilangkan kamera, akhirnya pembimbingnya memutuskan untuk langsung membuka CCTV yang ada di kantor. Pada saat tersebutlah baru diketahui kejadiannya. Terlihat jelas di layar pada saat si Jhon mengambil kamera dan memasukkan ke dalam saku celana pada saat dia disuruh oleh pembimbingnya mengambil stempel di meja admin. Ketika ditanya, Jhon sempat membela diri dan tidak mengakui bahwa dia yang telah mengambil kamera tersebut dan menyangkal apa yang ada di layar itu, dia mengatakan bahwa dia sedang tidak memasukkan kamera ke dalam sakunya akan tetapi memasukkan barang lain yaitu yang pertama diakuinya adalah HP, yang kedua pulpen dan ketiga dompet. Suasana sempat memanas, dengan berbagai ancaman di lontarkan agar si Jhon mengakui tindakannya akan tetapi si Jhon tetap tidak mau mengakui. Salah satu pemegang top managemen di perusahaan tersebut meminta semuanya untuk pulang pada jam 17.00 dan mengatakan kasus tersebut akan dibawa ke kantor polisi/pihak yang berwajib.Pada jam 18.00 berikutnya, pembimbing Jhon mendapat sms dari Jhon yang isinya memberitahukan bahwa sebenarnya Jhon yang telah mengambil kamera tersebut dan ia juga meminta maaf karena ia hanya berani mengaku lewat pesan singkat (SMS), dia takut untuk langsung mengaku di tempat kejadian. Dan masalah ini pun sudah di laporkan oleh pihak perusahaan kepada pihak sekolah beserta bukti-buktinya seperti video CCTV, sehingga masalah itu pun di tindaklanjuti oleh pihak sekolah terutama konselor sekolah.3. Teori Informasi atau MatematisStudi Kasus Sengketa Informasi PublikSengketa Informasi Publik adala sengketa yang terjadi antara badan publik dan pengguna informasi publik yang berkaitan dengan hak memperoleh dan menggunakan informasi berdasarkan perundang-undangan (pasal 1 angka 5 UU Nomor 14 Tahun 2006 Tentang Keterbukaan Informasi Publik)3). Dalam hal terjadi sengketa informasi publik penyelesaiannya dapat dilakukan dengan mengajukan gugatan melalui Peradilan Umum atau ke Peradilan Tata Usaha Negara dengan terlebih dahulu mengajukan keberatan kepada atasan pejabat pengelola informasi dan dokumentasi serta penyelesaian melalui komisi informasi.Terdapat beberapa alasan atau penyebab mengapa sengketa informasi dapat terjadi.a. Penolakan permintaan IP4) dengan alasan pengecualian;b. Tidak disediakannya informasi publik secara berkala;c. Tidak dianggapinya permintaan IP;d. Permintaan IP tidak ditanggapi sebagaimana diminta;3) http://penelitihukum.org/tag/definisi-sengketa-informasi-publik/diakses pada 4 November 2013 pukul 17.544) Informasi Publik

e. Tidak di penuhinya permintaan informasi;f. Pengenaan biaya perolehan yang tidak wajar; dan/ataug. Penyampaian informasi melebihi waktu yang di atur dalam UU KIPh. Akses IP yang tidak asimetris(tidak sama)i. dan lain-lain(bisa saja karena permohonan informasi dianggap tidak jelas) Undang-undang 14/2008 sudah diterapkan sejak 1 Mei 2010 dan berjalan diIndonesia. Namun kenyataannya, masih banyak masyarakat yang kesulitan untuk mengakses informasi dari Pemerintah. Negara dianggap masih segan terbuka dalam menyampaikan informasi yang seharusnya bisa dikonsumsi publik.Meskipun saat ini sebagian masyarakat sudah sadar akan dampak pemberlakuan UU itu dapat membuka akses dalam mendapatkan informasi serta sebagai sarana mengawasi kebijakan publik, namun dalam pelaksanaannyabelum banyak yang memanfaatkan secara optimal. Penyebab sulitnya penyerahan informasi dari instansi pemerintah disinyalir karenakurangnya pemahaman para pejabatnya mengenai UU KIP. Masih banyak aparatur negara didaerah yang belum memahami atau bahkan mengetahui bahwa UU KIP telah diberlakukansejak tahun 2010. Sosialisasi UU KIP kepada para pejabat di badan publik penting dilakukankarena dalam pratiknya masih terdapat sejumlah kekeliruan yang terjadi saat memberikaninformasi. Beberapa diantaranya bahkan seperti membuat interpretasi sendiri terhadapperaturanyangberlaku. Takjarangmemberikaninformasi publik padahal informasi yang diminta bukan menjadi domain atau yang dikuasai pemberi informasi. Bahkan tidak sedikityang menyepelekan batas waktu penyampaian informasi publik4 .Hal ini tentunya merugikanmasyarakat yang memiliki hak untukmendapatkan informasiyang mereka butuhkan.Memang ada kalanya, permintaan informasi oleh masyarakat tidak dilayani ataumungkin kurang ditanggapi oleh instansi terkait. Tentunya hal ini dapat memicu timbulnyamasalah atau crash diantara masyarakat dan pemerintah. Berkat UU 14/2008, masyarakatdapat mengajukan sengketa langsung kepada pejabat pengelola informasi dan dokumentasi (PPID) yang dituju untuk mendapatkan informasi. Namun sangat disayangkan bahwa masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui dan tidak memahami hal-hal mengenai sengketainformasi. Karena itu, peneliti mencoba untuk mengupas lebih dalam mengenai sengketainformasi untuk memahami lebih dalam tentang permasalahan ini.

4. Teori Agenda-SettingStudi yang dilakukan Mc Comb dan Shaw menujnukkan bahwa surat kabar dan televisi sama-sama mempengaruhi agenda politik pada khalayak, ternyata suratkabar pada umumnya lebih efektif dalam menata agenda ketimbang televisi.Dalam Pemilihan Presiden AS 1976, Skandal Watergate masih segar di pikiran masyarakat dan Partai Republik kurang populer, ditandai dengan kekalahan Republik di pemilihan-pemilihan Gubernur, Senator, atau Anggota DPR bahkan pemerintah lokal. Ford berhasil memenangkan nominasi Republik untuk melawan kandidat Demokrat, mantan Gubernur Georgia, Jimmy Carter yang dikenal sebagai "outsider" atau "orang luar Washington", yang membawa semangat dan citra bersih di tengah kotornya orang-orang Washington. Ford kalah dalam pemilu dengan memperoleh 48% suara rakyat dan 240 electoral votes (suara perwakilan). Ford pensiun dari politik setelah kepresidenannya resmi berakhir pada 20 Januari 1977.5. Teori Uses gratificationDonohew, Palmgreen, and Rayburn (1987) yang mengeksplorasi bagaimana kebutuhan untuk beraktivasi berkorelasi dengan faktor-faktor sosial dan psikologis yang berdampak pada gratifikasi yang didapatkan oleh pemirsa televisi kabel. Walker and Bellamy (1991) meneliti tentang hubungan antara penggunaan pengendali televise jarak jauh dengan ketertaikan audiesn terhadap program tertentu. Lin (1993) melakukan studi untuk mengetahui jika kepuasaan penggunaan VCR, frekuensi dan durasi penggunaan VCR dan komunikasi antarpersonal tentang VCR berhubungan dengan tiga fungsi VCR yakni hiburan, teknologi pengganti televisi dan utilitas social. Jacobs (1995) menguji hubungan antara karakteristik sosiodemografis khalayak dan kepuasan menonton pada pemirsa televise kabel. Perse dan Dunn (1998) meneliti tentang penggunaan computer dan bagaimana kepemilikan CD-Rom dan fasilitas internet dapat berpenganruh tentang kegunaan komputer. Matthias Rickes, Christian von Criegern, Sven Jckel (2006) meneliti tentang gratifikasi yang didapatkan dari penggunaan situs-situs internet.

Bab IIIPenutupIII.I Kesimpulan

III.II Saran

Daftar PustakaKristianty, Theresia. 2006. Pandangan-Pandangan Teoritis Kaum Behaviorisme tentang Bahasa Pertama. Jakarta: Universitas Negeri JakartaWahyudin, Dinn, dkk. Teori-Teori Komunikasi pada Tahap Awal. Pdf file. (diakses 4 November 2013 pada 18.44 WIB)Anonim. 2013. id.wikipedia.org/wiki/Gerald_ford. (diakses 4 November 2013 pada 18.44 WIB)Anonim. 2013. id.wikipedia.org/wiki/Gerakan-Hak-Hak_Sipil_Afrika-Amerika.(1955-1968). (diakses 4 November 2013 pada 19.00)Prabadipta, Herda.2013. Keterbukaan Informasi Publik di Jawa Timur (Studi Kasus Sengketa Informasi Publik). Jawa timur: Academia.eduAbidin, Handa S.2012. Penelitihukum.org/tag/definisi-sengketa-Informasi-Publik/. (diakses 4 November 2013 pada 19.00 WIB)Hk, Nhunu.2012. nhunu13.blogspot.com/2012/11/teori-humanistik-19.html. (diakses 4 November 2013 pada 19.00)Anonim. 2010. meopinion.wordpress.com/2010/09/27/teori-uses-and-gratifications. (diakses pada 4 November 2013 pada 19.09 WIB)Anonim.2010. Filsafat.kompasiana.com/2010/10/12/teori-teori-behaviorisme-dan-implikasinya-287125.html. (diakses 4 November 2013 pada 19.09 WIB)Anonim . 2010. reniekurniati.blogspot.com/2010/11/macam-macam-teori-komunikasi.html. (diakses 4 November 2013 19.09 WIB)

Heri Hermawan-IAIN Raden Fatah Palembang