magang

Upload: azhar-amir

Post on 02-Nov-2015

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pelatihan

TRANSCRIPT

  • Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri i

    1

    Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagakerjaan

    Badan Penelitian, Pengembangan dan Informasi

    Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI

    Penulis : Drs. Mahmud Alkhadar

    Beni Teguh Gunawan, S.Si

    Japar Malik, SE, M.Si

    Editor :

    Design/Layout : Hayadi

  • ii Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri

  • Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri iii

    PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA PASCA MAGANG

    DI LUAR NEGERI

  • iv Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri

    2

    Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta

    Pasal 2

    1. Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak

    Ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan

    perundang-undangan yang berlaku.

    Ketentuan Pidana

    Pasal 72

    1. Barangsiapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatansebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit

    Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.

    5.000.000.000,00 (lima Miliar rupiah).

    2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama

    5 tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

  • Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri v

    PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA PASCA MAGANG

    DI LUAR NEGERI

  • vi Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri

  • Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri vii

    KATA PENGANTAR

    Dengan mengucapkan puji syukur yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT dimana kami tim penelitian Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri dapat menyelesaikan tugas dan kewajiban atas kepercayaan yang diberikan kepada kami selaku tim peneliti Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagakerjaan, Balitfo, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI.

    Doa dan harapan dari hasil penelitian ini bisa bermanfaat bagi pengambil keputusan khususnya program pemagangan di luar negeri serta bagi peserta pemagangan yang telah selesai dan kembali ke pangkuan ibu pertiwi. Dengan modal dasar yang telah mereka peroleh berupa :1. Sikap mental;2. Pengalaman dan keterampilan yang tinggi;3. Penghasilan yang cukup besar,

    serta 4 pilar berupa :1. Uang jaminan sebesar 600.0002. Diarahkan untuk usaha mandiri dan bekerja di perusahaan3. Membantu pelatihan usaha mandiri4. Forum komunikasi

    diharapkan mampu memberikan pengaruh positif bagi diri sendiri maupun lingkungan mereka.

    Dengan selesainya kegiatan Penelitian Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri tersebut tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada yang terhormat ;1. Bapak Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI yang

    telah memfasilitasi adanya kegiatan penelitian tersebut;2. Bapak Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan

    Produktivitas yang telah banyak mengilhami terpilihnya kegiatan penelitian tersebut

    3. Bapak Kepala Badan Penelitian Pengembangan dan Informasi yang selalu mendorong dan memfasilitasi cepat terselesaikannya kegiatan penelitian tersebut

    4. Ibu Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagakerjaan dengan kesabaran dan sentuhan-

  • viii Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri

    sentuhan yang menghangatkan sehingga tim merasa terpanggil untuk meyelesaikan kegiatan tersebut.

    5. Bapak Direktur Bina Pemagangan beserta staf yang selalu member arahan dan bantuan teknis terhadap kelancaran kegiatan penelitian tersebut;

    6. Handai taulan peneliti Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagakerjaan yang banyak membantu substansi dari judul penelitian tersebut diatas;

    7. Bapak/Ibu Kepala Dinas Tenaga Kerja di daerah khususnya Sumatera Utara, Jawa tengah, Jawa Timur, Jawa Barat dan DI Yogyakarta yang telah membantu informasi baikkeberadaan responden maupun data-data yang kami perlukan;

    8. Segenap tim yang telah bersama-sama dalam suka dan duka demi terselesaikannya kegiatan penelitian tersebut

    9. Bapak pejabat structural dan Pejabat Pembuat Komitmen yang telah banyak membantu memfasilitasi kelancaran kegiatan tersebut diatas;

    Demikian sepatah kata sambutan yang bisa kami berikan dan atas kekurangan dan kesalahan dari hasil penelitian Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri kami atas nama tim mohon maaf sebesar-besarnya.

    Tim Peneliti

  • Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri ix

    ABSTRAK

    Pemagangan merupakan salah satu usaha pemerintah dalam usaha untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja agar siap turun ke dunia kerja. Kerjasama pemagangan luar negeri telah dilakukan dengan beberapa negara sahabat, salah satunya dengan Jepang melalui beberapa jalur diantaranya IM Japan. Proses seleksi yang ketat dan dunia kerja yang disiplin selama di Jepang telah melahirkan tenaga kerja yang terampil dan berdisiplin tinggi sepulangnya ke tanah air, beberapa modal dasar peserta eks magang adalah (1) Sikap mental; (2) Pengalaman dan keterampilan yang tinggi; dan (3) Penghasilan yang cukup besar. Serta 4 pilar adalah (1) Uang jaminan sebesar 600.000; (2) Diarahkan untuk usaha mandiri dan bekerja di perusahaan; (3) membantu pelatihan usaha mandiri; dan (4) Forum komunikasi. Keunggulankeunggulan tersebut perlu difasilitasi dan pendampingan dari pemerintah untuk membimbing dan mengarahkan baik kearah usaha mandiri maupun menjadi pekerja.

    Kata kunci : pendayagunaan, pemagangan, luar negeri

  • x Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri

    ABSTRACT

    Apprenticeship is one of the government's efforts in trying to improve the competence of workers to be ready to get down to the society. Cooperation internship abroad have done between Indonesia and some friendly countries, one with Japan through multiple pathways including IM Japan. The tight selection process and discipline in Japan makes a skilled workforce and highly disciplined upon return to their homeland, some of the basic capital of the former intern participants are (1) the mental attitude, (2) experience and high skills, and (3) sizeable income. As well as the four pillars are (1) A deposit of 600,000 yen, (2) Geared for independent business and working in the company, (3) self-help training efforts, and (4) communication forums. These advantages need to be facilitated and the assistance from the government to guide and direct the efforts towards both independently as well as a worker.

    Keywords: empowering, apprenticeship, foreign

  • Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri xi

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR................................................................ viiABSTRAK................................................................................. ixDAFTAR ISI .............................................................................. xiDAFTAR TABEL...................................................................... xiiBAB I PENDAHULUAN ............................................................. 1

    I. Latar Belakang.................................................................. 1II. Tujuan Penelitian .............................................................. 5III. Konsep dan Definisi .......................................................... 5IV. Metodologi Penelitian........................................................ 6V. Alur Pikir ........................................................................... 9VI Aspek-Aspek Yang Diteliti................................................. 9

    BAB II KEBIJAKAN, PENYELENGGARAAN DAN MANFAATPEMAGANGAN DI JEPANG........................................ 11

    Kebijakan Pemagangan Luar Negeri.................................... 11BAB III HASIL-HASIL TEMUAN LAPANGAN DATA PRIMER 37

    I. Kondisi Peserta Magang Sebelum, Selama dan Pasca Pemagangan ........................................................ 37

    II. Potensi dan Peluang Kesempatan Kerja di Lingkungan Sekitarnya .................................................... 50

    III. Hambatan dan Tantangan untuk Mendapatkan Jenis Pekerjaan............................................................... 51

    BAB IV PEMAGANGAN DI JEPANG DAN PEMANFAATANHASIL PASCA MAGANG............................................ 56

    I. Tingkat Pencapaian Program Pemagangan...................... 56II.Tingkat Pemanfaatan Pengalaman dan

    Penghargaan................................................................... 64III.Pengembangan Program Pembinaan Pasca

    Pemagangan. .................................................................. 69IV. Tindak Lanjut Yang Perlu Dikembangkan. ...................... 75

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................ 78I. Kesimpulan...................................................................... 78II. Saran............................................................................... 79

    DAFTAR PUSTAKA................................................................. 81LAMPIRAN .............................................................................. 83

  • xii Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Penempatan Peserta Pemagangan di Luar NegeriTahun 2009 2012 ................................................................3

    Tabel 1.2 Data Kepulangan Peserta Pemagangan di Luar Negeri Tahun 2009 2012 .....................................................3

    Tabel 3.1 Distribusi Responden Berdasarkan Provinsi ................38Tabel 3.2 Distribusi Usia Responden Berdasarkan Daerah .........39Tabel 3.3 Distribusi Usia Orang Tua Responden.........................39Tabel 3.4 Pekerjaan Orang Tua Responden ...............................40Tabel 3.5 Status Perkawinan Responden....................................41Tabel 3.4 Pendapatan Peserta Sebelum Magang .......................43Tabel 3.5 Hambatan dalam mendapatkan pelatihan....................52Tabel 3.6 Alasan Kegagalan........................................................54Tabel 3.7 Modal Awal ..................................................................54Tabel 4.1 Eks Peserta Magang Menurut Kegiatan Sebelum

    dan Sesudah Magang...........................................................59Tabel 4.2 Eks Peserta Magang Menurut Keadaan Usaha

    Sebelum Magang Dan Alasan Menjadi Peserta Magang. ...............................................................................60

    Tabel 4.3 Eks Peserta Magang Menurut Pendapatan Sebelum dan Sesudah Magang............................................63

    Tabel 4.4 Eks Peserta Magang Menurut Alasan Kegagalan/Pasang Surut Usahanya.....................................64

    Tabel Eks Peserta Magang Yang Berwira Usaha MenurutJumlah Pekerja Yang Diserap ..............................................66

    Tabel 4.3 Tabel Usaha Peserta Eks Magang ..............................74

  • Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri xiii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1 Alur Pikir Program Pemagangan Luar Negeri ..................9Gambar 3.1 Pendidikan Peserta Magang ............................... 41Gambar 3.2 Motivasi Peserta mengikuti Program Magang ..... 43Gambar 3.3 Keadaan Usaha Peserta Sebelum Magang ........ 44Gambar 3.4 Pekerjaan yang Diinginkan.................................. 45Gambar 3.5 Penggunaan Hasil Magang............................... 46Gambar 3.6 Masa Tunggu Peserta Magang ........................... 48Gambar 3.7 Bentuk perhatian yang diinginkan ....................... 48Gambar 3.8 Pelatihan yang telah didapatkan ......................... 49Gambar 3.9 Jenis Usaha Peserta Eks Magang ...................... 53

  • xiv Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri

  • Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I. Latar Belakang

    Permasalahan utama ketenagakerjaan di Indonesia adalah jumlah dan tingkat pengangguran yang masih relatif tinggi, serta kualitas dan produktivitas tenaga kerja yang masih relatif.

    Menurut data Sakernas BPS Agustus 2011 jumlah pengangguran terbuka di Indonesia mencapai 7.700.086 orang atau 5,56% dari total angkatan kerja Indonesia yang jumlahnya 117.370.542 orang. Walaupun usaha pemerintah untuk menurunkan tingkat pengangguran terbuka dari tahun ke tahun sudah menunjukan penurunan, namun angka tingkat pengganguran tersebut masih di atas angka tingkat pengangguran alami, yaitu sekitar 4 persen. Pengangguran tersebut sebetulnya berkeinginan untuk bekerja dan ikut menghasilkan barang dan atau jasa guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Namun tidak adanya kesempatan

  • 2 Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri

    kerja, maka mereka terpaksa menganggur. Disamping dari tenaga kerja yang bekerja, jumlah setengah penganggur yang ingin mendapatkan pekerjaan lebih baik juga tidak sedikit. Setengah penganggur atau penduduk yang bekerja kurang dari 35 jam/minggu dan masih berkeinginan untuk pindah kerja mencapai mencapai 13.524.054 orang atau 11,52%. Namun demikian bila dibandingkan dengan tahun 2010 pada bula yang sama, jumlah setengah penganggur tersebut telah mengalami penurunan yang signifikan yaitu 1.652.503 orang atau turun 10,89 persen. Mereka yang bekerja sebegai setengah penganggur tersebut, produktifitasnya juga relatif karena tidak dapat bekerja secara penuh dan motivasinya pun tidak sebagai mereka yang sudah tidak mencari pekerjaan lagi.

    Dengan alasan untuk mengurangi pengangguran dan meningkatkan kompetensi pekerja, pemerintah republik Indonesia dengan pemerintahan Jepang telah menjalin kerja sama selama 20 tahun di bidang ketenagakerjaan yang disebut program pemagangan ke luar negeri. Menurut permenakertrans No. 8/2008 bahwa Pemagangan di luar negeri adalah sebagian dari sistem kelatihan kerja yang diselenggarakan secara utuh dan terpadu di Indonesia dan di Luar negeri oleh lembaga pelatihan kerja atau perusahaan atau instansi pemerintah atau lembaga pendidikan di bawah bimbingan dan pengawasan instruktur dan / atau pekerja yang lebih berpengalaman, dalam proses produksi barang dan atau jasa, dalam rangka menguasai ketrampilan atau keahlian tertentu.

    Program tersebut baik oleh peerintah maupun masyarakat luas telah dianggap berhasil atau bermanfaat untuk mengurangi pengangguran, hal tersebut terlihat tahun demi tahun jumlah peminat dari angkatan kerja yang menjadi

  • Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri 3

    peserta magang semakin meningkat. Dapat di lihat dari dalam tabel di bawah ini :

    Tabel 1.1Penempatan Peserta Pemagangan di Luar Negeri

    Tahun 2009 2012No. Instansi/lembaga

    pengirim2009 2010 2011 2012

    1.2.3.4.5.6.

    IM JapanLPKSPerusahaanLemb.PendidikanJWECShikamachi

    75896329

    139243

    1.065858444

    0250

    1.118811231

    000

    1.0511.601

    119000

    Jumlah 1.916 2.392 2.160 2.771Sumber : Dit. Bina Pemagangan (laporan Capaian Kinerja 2012)

    Tabel 1.2Data Kepulangan Peserta Pemagangan di Luar Negeri

    Tahun 2009 2012Tahun Jumlah

    kepulangan2009 1,5242010 1,4082011 1,4172012 742

    Sumber : Dit. Bina Pemagangan (di olah)

    Para alumni peserta pemagangan sejak tahun 2009 sampai dengan 2012 yang berhasil bekerja maupun berusaha sekembalinya dari luar negeri sebanyak 1.778 orang. Dari tabel 1 tersebut diatas dapat dapat di ketahui bahwa jalur penempatan pemagangan ke Jepang ada sebanyak enam (6) jalur, dimana setiap jalur penempatan memiliki persyaratan

  • 4 Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri

    dan prosedur yang berbeda. Sebagai informasi bahwa dari enam (6) jalur penempatan pemagangan ke Jepang tersebut yang paling populer adalah jalur IM Japan, hal ini di sebabkan disamping melalui jalur tersebut jumlah paling besar juga sudah di laksanakan paling lama (pertama). Oleh karna itu sebagai ruang lingkup penelitian ini di batasi khususnya penempatan pemagangan ke Jepang yang dilaksanakan melalui jalur dan model IM Japan.

    Namun demikian pemerintah khususnya kementerian tenaga kerja dan transmigrasi sampai saat ini belum banyak mengetahui khususnya bagaimana gambaran kualitas dan kuantitas tenaga kerja kita setelah mengikuti pelaksanaan program pemagangan ke luar negeri khususnya Jepang atau yang disebut pasca pemagangan dari jepang perlu disadari, bahwa tujuan pemagangan tersebut mempunyai latar belakang dan hakekat sebagai berikut.1. Merupakan sub sistem pelatihan kerja, dalam rangka

    pembinaan sumber daya manusia.2. Di lakukan melalui jalur alih pengalaman di tempat kerja.3. Guna memenuhi kebutuhan tenaga kerja terampil dan

    kompeten bagi pasar kerja4. Di bawah bimbingan tenaga kerja senior (instruktur)5. Antara peserta dan penyelenggara (perusahan/instansi)

    terikat suatu kontrak / perjanjian pemagangan.6. Program di susun berdasarkan standar kwalifikasi

    ketrampilan atau kebutuhan.7. Cara efektif untuk menyiapkan tenaga kerja terampil dan

    kompeten.8. Mengkarapkan peran aktif dunia usaha.

    Disatu sisi,diharapkan setelah mengikuti program pemagangan tersebut mendapat pengalaman dan penghargaan, namun di sisi lain diharapkan dari proses

  • Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri 5

    pemagangan tersebut dapat diketahui adanya perubahan-perubahan sikap dan mental, pemikiran-pemikiran baru pasca pemagangan yang mempunyai nilai tambahan antara selama bekerja / magang di Jepang dengan pasca pemagangan khususnya jenis pekerjaan serta keterkaitannya atau tindak lanjut terhadap ada tidaknya penyerapan tenaga kerja baru serta kesejahteraan bagi tenaga kerja dan keluarga itu sendiri.

    Untuk mengetahui kondisi dan situasi dari latar belakang dan permasalahan tersebut di atas diperlakukan penelitian pendayagunaan tenaga kerja pasca magang di Luar Negeri, melalui judul penelitian tersebut Pemerintah khususnya kementerian tenaga kerja dan transmigrasi mendapatkan informasi keberadaan dan gambaran tenaga kerja pasca pemagangan tersebut untuk penyempurnaan program-program pemagangan maupun penempatan tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri dimasa-masa kedepan dan selanjutnya.

    II. Tujuan Penelitian

    a)mengetahui jenis-jenis pekerjaan dan jabatan sebelum, selama dan sesudah pemagangan baik langsung dan tidak langsung serta kesesuaiannya

    b)mengetahui nilai tambah pasca magang khususnya terhadap penyerapan dan pendapatan tenaga kerja.

    III. Konsep dan Definisi

    Menurut Permenakertrans No. 8/2008 Tentang Tata Cara Perizinan dan Penyelenggaraan Pemagangan Di Luar Negeri, definisi-definisi yang berhubungan dengan pemagangan yaitu diantaranya :a) Pemagangan di Luar Negeri

  • 6 Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri

    Pemagangan di Luar Negeri adalah bagian dari sistem pelatihan kerja yang diselenggarakan secara utuh dan terpadu di Indonesia dan di Luar Negeri oleh lembaga pelatihan kerja atau perusahaan atau instansi pemerintah atau lembaga pendidikan di bawah bimbingan dan pengawasan instruktur dan/pekerja yang lebih berpengalaman, dalam proses produksi barang dan atau jasa, dalam rangka menguasai ketrampilan atau keahlian tertentu.

    b) PerusahaanPerusahaan adalah setiap bentuk usaha yang

    berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, persekutuan atau badan hukum , baik milik swasta maupun milik negara yang memperkerjakan pekerja/buruhdengan memberi upah atau imbalan dalam bentuk lain.

    Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti dalam kata pendayagunaan adalah Pengusahaan agar mampu mendatangkan hasil dan

    manfaat Pengusahaan (tenaga, dsb.) agar mampu menjalankan

    tugas dengan baik

    IV. Metodologi Penelitian

    a) Arah penelitianMelihat populasi yang ada dari data skunder yang

    bisa dikatagorikan homogen, yaitu tenaga kerja dengan kriteria telah dan kembali mengikuti program pemagangan di luar negeri tanpa melihat tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan serta pendapatan, maka penelitian ini akan menggunakan random sampling, dimana penyebaran peserta pasca magang akan diwakili beberapa daerah,

  • Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri 7

    adapun daerah yang memiliki populasi terbanyak yang akan menjadi daerah sampel penelitian, yaitu :a. Jawa Tengahb. Jawa Timurc. Jawa Baratd. Sumatera Utarae. DI. Yogyakarta

    b) RespondenResponden yang disurvei terdiri atas beberapa

    komponen baik peneyelenggara pemagangan maupun peserta magang sendiri. Berikut adalah berbagai unsur responden :1) Direktorat Pemagangan, Binalattas, sebagai

    penyelenggara dan fasilitator pemagangan luar negeri2) BBPLKLN Cevest Bekasi sebagai tempat pelatihan

    peserta magang3) IM Jepang sebagai organisasi penyelenggara magang

    Jepang4) Dinas Tenaga Kerja masing-masing daerah5) Asosiasi peserta eks magang Jepang6) Perusahaan tempat para peserta eks magang Jepang

    bekerja7) Peserta eks magang Jepang

    c) Teknik Pengumpulan Data1) Data Primer

    Pengumpulan data primer dilakukan ke daerah sampel dimana respondennya adalah 1. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi tingkat

    provinsi.2. Bapeda Tingkat Provinsi dan Kabupaten / Kota3. Asosiasi pekerja pasca magang Luar Negeri

  • 8 Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri

    4. Tenaga Kerja Pasca Magang di Jepang

    Pelaksanaan pengumpulan data primer dilakukan melaui snow ball untuk mendapatkan informasi tersebut, yang dilakukan melaui daftar pertanyaan dan wawancara secara mendalam.

    2) Data SekunderData sekunder diperoleh dari internal

    kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam hal ini adalah unit teknis yang membidangi baik pusat dan daerah serta Asosiasi tenaga kerja pasca magang luar negeri khususnya Jepang.

    d) Analisa Data1) Analisis Kualitatif

    a. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui profil pekerja pasca magang dan model pendayagunaan yang telah dilakukan oleh peserta pasca magang itu sendiri.

    b. Mengetahui persentase jumlah peserta magang dengan pekerjaan yang sesuai selama dan setelah magang. Responden peserta magang dikelompokkan menjadi bekerja dan belum bekerja. Dari jumlah yang bekerja yang selanjutnya akan dikelompokkan kembali menurut pekerjaan mereka sebelum dan sesudah magang. Persentase kesesuaian pekerjaan akan diperoleh dari pekerja yang memiliki pekerjaan yang sama antara selama dan sesudah magang serta jenis-jenis pekerjaan yang dilakukan walupun tidak sesuai dengan pekerjaan dengan pekerjaan selama magang di Jepang.

  • Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri 9

    V. Alur Pikir

    Gambar 1.1 Alur Pikir Program Pemagangan Luar Negeri

    VI. Aspek-Aspek Yang Diteliti

    Dari tujuan tersebut di atas, maka aspek aspek yang teliti adalah sebagai berikut :

    1. Identitas responden pasca magang2. Status social responden sebelum, selama dan sesudah

    pasca magang3. Pengalaman dan penghargaan selama mengikuti

    program pemagangan4. Jenis-jenis dan tempat pekerjaan yang diharapkan

    setelah pasca pemagangan.5. Pengalaman dan penghargaan yang di miliki selama

    magang di jepang

    Bahan dan konsep

    kebijaksanaan

    pemagangan dan TKI luar

    negeri ke depan

    Sebelum Selama Pasca Pemagangan

    Identitas :

    1. Status Pekerjaan :

    -Bekerja

    -Tidak bekerja

    2. Pekerjaan yang

    diinginkan pasca

    magang :

    Wiraswasta dan melanjutkan

    pendidikan

    Pengalaman dan

    penghargaan

    1. Sikap, mental

    dan pemikiran

    baru

    2. Ketrampilan dan

    pelatihan yang

    didapat

    3. Pendapatan

    1. Langsung :

    Alih ketrampilan dan pengalaman

    Jenis-jenis pekerjaan dan jabatan

    Nilai perluasan lapangan kerja dan pendapatan, pendidikan, kesejateraan yang produktif

    2. Tidak langsung

    Jenis pekerjaan dan jabatan Jumlah penyerapan tenaga

    kerja dan pendapatan

  • 10 Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri

    6. Kesulitan dan hambatan untuk mendapatkan pekerjaajn yang di harapkan atau ditingkatkan / dikembangkan

    7. Potensial yang bisa di miliki baik kabupaten/kota dan provinsi yang terjangkau dalam jangkauan saudara

    8. Peluang pasar (jasa dan barang) yang ada yang terjangkau dalam jangkauan saudara

    9. Peluang kebijakan pemerintah pusat dan daerah yang belum dimanfaatkan dan diharapkan

    10. Tingkat daya beli masyarakat terhadap kemungkinan hasil produksi (barang dan jasa) di lingkungan tempat pekerjaan yang di harapkan

    11. Hambatan dan kesulitan terhadap penerapan kebijaksanaan pemerintah pusat dan daerah untuk di wujudkan. (perijinan dan biaya)

    12. Dukungan pemerintah pusat dan daerah yang terkait serta kelompok masyarakat di sekitar yang di harapkan.

  • Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri 11

    BAB II

    KEBIJAKAN, PENYELENGGARAAN DAN MANFAAT

    PEMAGANGAN DI JEPANG

    I. Kebijakan Pemagangan Luar Negeri

    Dasar hukum penyelenggaraan program pemagangan di luar negeri adalah Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan khususnya pasal 25-30 dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor: Per. 08/Men/V/2008 Tentang Tata Cara Perizinan dan Penyelenggaraan Pemagangan di Luar Negeri.

    Dalam ketentuan diatur izin pihak terkait dan mekanisme pelayanan, koordinasi antar instansi berwenang di pusat dengan daerah agar dihasilkan luaran program yang prima sesuai maksud diselenggarakannya program pemagangan di luar negeri.

    a. Persyaratan Pemagangan1) Pendidikan formal berijazah STM, Diploma, Sarjana

    Teknik dengan jurusan : Bangunan, Mekanik, Listrik, Teknik Industri, Mekanisasi Pertanian, Juru gambar

  • 12 Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri

    dan Teknik Kimia, Teknik Komputer dan Teknik Perkapalan.

    2) Berijazah SLTA Umum/Sederajat, Diploma atau Sarjana Non Teknik yang telah mengikuti latihan kerja minimal 220 jam yang dibuktikan dengan sertifikat latihan kerja yang dikeluarkan oleh Balai Latihan Kerja/Loka Latihan Kerja/ Lembaga Latihan Kerja Pemerintah atau Swasta jurusan / bidang keterampilan jurusan Bangunan, Mekanik, listrik, Teknik Industri, Mekanisasi Pertanian, Juru Gambar dan Tenik Kimia, Teknik Komputer dan Teknik Perkapalan, atau keterangan pengalaman pernah bekerja minimal 6 (enam) bulan di bidang teknik.

    3) Laki-laki : Umur pada saat pendaftaran minimal 20 tahun, dan maksimal 26 tahun.

    4) Surat Rekomendasi Kelurahan.5) Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK).6) Berbadan sehat untuk mengikuti test fisik program

    pemagangan ke Jepang dengan surat keterangan dari Dokter Pemerintah atau Puskesmas.

    7) Fisik tidak : Cacat, Bertato atau bekas Tato, Tindik/ bekas Tindik, bekas Patah Tulang, Tuli, Hernia, Penyakit Kulit, Kaki Semper, Kaki O, Kaki X, Disfungsi Organ Tubuh, Buta Warna, Berkacamata Kontak Lensa, Silindris, bekas operasi (bekas kecelakaan, luka bakar, usus buntu, karena penyakit), Estetika (Penampilan Fisik).

    8) Tinggi badan Minimal 160 cm.9) Berat badan minimal 50 kg.10) Pada saat mendaftar menunjukkan berkas asli antara

    lain : KTP, KK, Kartu Kuning (AK1), Akte Kelahiran, Ijazah dari SD sampai terakhir.

  • Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri 13

    11) Bagi lulusan SLTA Umum (lulusan non teknik), diperlukan Sertifikat Latihan Kerja minimal 220 jam latihan atau keterangan pengalaman pernah bekerja minimal 6 6 bulan di bidang teknik.

    12) Surat Kterangan Dokter (Asli) yang menyatakan sanggup mengikuti rekruitmen/seleksi.

    13) Surat ijin orang tua/wali/istri bermterial secukupnya untuk mengikuti program magang di Jepang.

    14) Pas Photo terbaru dan berwarna ukuran 4 x 6 = 6 lembar dan ukuran 3x4 4 lembar.

    15) Surat Lamaran bermaterai secukupnya.16) Pernyataan bermaterai secukupnya bahwa bersedia

    dan sanggup mengikuti program pemagangan di perusahaan kecil dan menegah di Jepang selama 3 tahun.

    17) Pada saat test wawancara diwajibkan membawa dokumen asli antara lain : ijazah /STTB ; SD, SMP, SMA, STM, dan S1 bagi sarjana, Raport STM/SMA, sertifikat pelatihan kerja/Keterangan Pernah Bekerja (bagi lulusan non teknik), Akte Kelahiran, KTP, KK (bagi yang tidak tinggal dengan orang dilampikan Kartu Keluarga orang tua) dan formulir isian Form. 3 serta pas photo terbaru ukuran 3x4 sebanyak 2 lembar.

    18) Sanggup mempersiapkan biaya untuk kepentingan peserta sendiri, yang meliputi :

    Transportasi, Akomondasi dan Konsumsi Biaya hidup selama proses seleksi Biaya medical check up Biaya hidup saat pelatihan tahap I di daerah (2

    bulan) Transportasi ke lokasi pelatiha tahap II di pusat

    (B2PPLKLN Cevest Bekasi).

  • 14 Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri

    Biaya pembuatan pasport, airport tax, visa, dan uang bekalawal minimal 10 ribu yen

    19) Bersedia dipulngkan di daerah asal peserta dengan menanggung biaya transportasi sendiri apabila dinyatakan tidak lulus selama mengikuti pra pelatihan pemberangkatan di B2PPLKLN Cevest Bekasi, serta pada saat pemeriksaankesehatan II dan bila dinyatakan sakit/mengidap penyakit.

    20) Lulus seleksi/test administrasi, fisik, wawancara dan medical check up.

    b. Prosedur Pelaksanaan Penempatan PemaganganUntuk dapat bisa ikut penempatan pemagangan

    khususnya di Jepang harus mengikuti proses seleksi pertahapan yang sudah ditetapkan, setiap peserta untuk dapat mengikuti tahap ke (II) harus lulus seleksi tahap pertama (I), dan selanjutnya untuk dapat mengikuti tahap ke (III) harus lulus atau memenuhi persyaratan dari tahap ke Dua (II), demikian selanjutnya sampai tahap terakhir dimana proses pemagangan yang pelaksanaannya di tempat pemisahan Negara Jepang.

    Adapun pertahapan yang harus diikuti calon peserta magang adalah sebagai berikut :1) Pelatihan.

    Sebelum mengikuti tahap rekruitmen atau seleksi, calon peserta magang bisa melakukan pembelajaran pelatihan, dimana proses pembelajaran pelatihan teori dapat dilakukan melalui lembaga-lembaga pelatihan maupun pelatihan yang di perusahaan yang ada di wilayah Indonesia, sedangkan praktek pemagangan itu sendiri diselenggarakan di perusahaan yang ada di daerah wilayah negara Jepang.

  • Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri 15

    2) Persiapan di Indonesia.Proses rekruitmen atau seleksi tahap pertama

    (I) dilaksanakan di daerah-daerah yang ditunjuk diseluruh wilayah Indonesia, adapun proses rekruitmen atau seleksi tersebut dilaksanakan selama Dua (2) bulan, bagi peserta yang lulus tahap seleksi tersebut harus mengikuti tahap pelatihan pra pemberangkatan tahap ke dua (II) yang pelaksanaannya dilakukan di pusat atau Cevest Bekasi.

    3) Persiapan Pelatihan yang dilakukan di Jepang.Setelah calon peserta pemagangan yang telah

    lulus seleksi persiapan dan persyaratan yang dilakukan di kantor pusat Cevest Bekasi calon peserta magang harus mengikuti proses seleksi pelatihan dan persayaratan yang dilakukan di training Center selama satu (I) bulan pelatihan tersebut dilakukan disamping memperdalam pengetahuan dan yang lebih penting adalah melakukan penyesuaian terhadap baik dari sisi iklim dan cuaca serta sosial budaya, ethos kerja yang ada di wilayah Jepang.

    4) Penempatan Pemagangan.Setelah mengikuti pendalaman materi dan

    penyesuaian baik cara dan ethos kerja selama satu (I) bulan di training Center maka calon peserta magang harus lulus seleksi yang dipersyaratkan, untuk dapat ditempatkan diperusahaan-perusahaan Jepang untuk pelaksanaan pemagangan yang dituangkan dalam bentuk pelaksanaan pemagangan selama dua (II) tahun dan dapat diperpanjang menjadi atau diperpanjang lagi selama satu (I) tahun.

  • 16 Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri

    c. Perjanjian PemaganganUntuk melakukan kesepakatan hubungan kerja

    dalam pemagangan khususnya di Jepang, maka sekurang-kurangnya antara peserta magang dengan penyelenggara pemagangan di tempat perusahaan membuat perjanjian pemagangan yang sekurang-kurangnya berisi sebagai berikut :1) Hak dan Kewajiban penyelenggaraan program

    pemagangan2) Hak dan Kewajiban peserta pemagangan3) Bidang kejurusan4) Jangka Waktu.

    Adapun hak dan kewajiban antara peserta pemagangan dengan penyelenggara pemagangan dapat disampaikan sebagai berikut :

    1) Hak Peserta Pemagangana. Mendapatkan uang saku dan transport sesuai

    dengan perjanjian antara peserta pemagangan dengan penyelenggara pemagangan;

    b. Mendapatkan perlindungan asuransi kecelakaan, kesehatan, dan kematian yang preminya ditanggung oleh penyelenggara pemagangan;

    c. Mendapatkan fasilitas keselamatan dan kesehatan kerja selama mengikuti magang;

    d. Mengikuti uji kompetensi untuk mendapatkan paengakuan kualifikasi kompetensi;

    e. Mendapatkan sertifikat apabila telah menyelesaikan program pemagangan.

  • Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri 17

    2) Hak Penyelenggara Pemagangana. Hasi kerja/jasa peserta pemaganganb. Mengevaluasi peserta pemaganganc. Memberhentikan peserta pemagangan yang

    melanggar perjanjian pemagangan.3) Kewajiban Penyelenggara Pemagangan

    a. Menyediakan uang saku dan transport sesuai dengan perjanjian antara peserta pemagangan dengan penyelenggara pemagangan,

    b. Menyediakan fasilitas pelatihan,c. Menyediakan instruktur dan tenaga kepelatihan,d. Menyediakan fasilitas keselamatan dan

    kesehatan kerja selama mengikuti magang,e. Menyediakan perlindungan asuransi

    kecelakaan, kesehatan, kematian yang premnya ditanggung oleh lembaga penyelenggara yang besarnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku di negara tempat dilaksnakannya pemagangan,

    f. Mengikuti peserta pemagangan dalam uji kompetensi untuk mendapatkan pengakuan kualifikasi kompetensi,

    g. Memberi sertifikat kepada peserta pemagangan yang telah menyelesaikan program pemagangan,

    h. Menjamin penyelenggara pemagangan tidak melanggar norma kesusilaan,

    i. Menyelesaikan permasalahan yang dialami oleh peserta pemagangan selama berada di negara tempat magang,

    j. Memulangkan peserta pemagangan baik yang telah selesai mengikuti program magang

  • 18 Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri

    maupun yang melanggar perjanjian pemagangan.

    4) Kewajiban Peserta Pemagangana. Mentaati perjanjian pemagangan,b. Mentaati peraturan yang berlaku di LPK swasta

    dan /atau perusahaan,c. Mentaati peraturan perundang-undangan yang

    berlaku di negara tempat magang.d. Peluang Jenis Jenis Pekerjaan Pemagangan di

    JepangPerlu untuk dimengerti dan dipahami terhadap jenis-

    jenis pekerjaan yang dibutuhkan dari pemagangan di Jepang tersebut, sangat penting bagi calon peserta pemagangan dengan mengetahui jenis-jenis pekerjaan yang ada dalam pemagangan tersebut dapat dipersiapkan pelatihan-pelatihan baik teori maupun praktek agar memudahkan seleksi rekruitmen calon peserta magang itu sendiri. Adapun jenis-jenis pekerjaan yang ditawarkan melalui pemagangan tersebut adalah sebagai berikut :

    1) Pembuatan Box Untuk KemasanPembuatan Box Untuk Kemasan adalah jenis

    kerja membuat kemasan kotak kardus untuk segala jenis barang terutama barang elektronika

    2) Pengerjaan BatuPengerjaan Batu adalah pekerjaan membuat

    produk batu seperti monumen batu, batu nisan, lentera batu, patung batu, dan sebagainya.

  • Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri 19

    3) Pencetakan OffsetPencetakan Offset adalah pekerjaan mencetak

    yang meliputi penempatan pelat cetak, penyetelan tabung tekan, pengaturan larutan pelembab, pengaturan pengeluaran tinta, dan sebagainya.

    4) Penjilidan Untuk Keperluan KantorPenjilidan Untuk Keperluan Kantor adalah

    pekerjaan menjilid buku tulis, buku agenda, bon, buku kas.

    5) Penjilidan MajalahPenjilidan Majalah adalah pekerjaan menjilid

    terbitan sederhana yang diterbitkan secara rutin, seperti majalah mingguan, sepuluh harian, atau bulanan.

    6) Penjilidan BukuPenjilidan Buku adalah pekerjaan menjilid buku.

    7) Pembuatan Panel PintuPembuatan Panel Pintu/Jendela Kayu dengan

    tangan adalah pekerjaan membuat pintu, pintu kaca, pintu geser berkerangka kayu shoji/fusuma, dan sebagainya.

    8) Pengemasan Bidang IndustriPengemasan Bidang Industri adalah pekerjaan

    meliputi pengerjaan pendahuluan sebelum mengemas barang, pengemasan tiap barang, pengemasan dalam, pengemasan luar, pembuatan wadah, dan sebagainya.

  • 20 Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri

    Pengemasan bidang perdagangan yang bertujuan untuk penjualan tidak termasuk dalam jenis pekerjaan ini.

    9) Pencetakan Laminasi.Pencetakan Laminasi tumpuk Tangan adalah

    pekerjaan membuat produk cetak laminasi FRP dalam suhu dan tekanan normal, dengan cara menumpuk bantalan serat kaca (bahan penguat untuk pola dasar produk) melaui pekerjaan tangan, dan mencetaknya setelah meresapkan poliester tak jenuh (bahan perekat).Produk utamanya adalah bak mandi, bak air, serta komponen kapal/perahu, pesawat terbang dan mobil.

    10) Pembuatan Mebel Dengan TanganPembuatan Mebel Dengan Tangan adalah

    pekerjaan membuat berbagai jenis mebel melalui pekerjaan tangan dengan menggunakan perkakas tangan .

    11) Pengelasan ManualPengelasan manual adalah pekerjaan membuat

    suatu struktur barang dengan cara memotong dan mengikir bahan baja, merakit komponen-komponen hasil pengerjaan tersebut, lalu melakukan pengelasan akhir dengan menggunakan mesin las busur listrik manual.

    12) Pengelasan Semiotomatis.Pengelasan Semiotomatis adalah pekerjaan

    membuat suatu struktur barang dengan cara memotong dan mengikir bahan baja, merakit komponen-komponen hasil pengerjaan tersebut, lalu melakukan pengelasan

  • Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri 21

    akhir dengan menggunakan mesin las busur listrik semiotomatis.

    13) Pencetakan Inflasi.Pencetakan Inflasi adalah pekerjaan membuat

    film tipis secara berkesinambungan dari bahan seperti polietina, dengan menggunakan mesin pencetak inflasi. Produk Utamanya adalah kantong plastik dan sebagainya.

    14) Percetakan Injeksi.Percetakan Injeksi adalah pekerjaan membuat

    produk dengan cara melebur resin termoplastik (polistirena, polipropelina, polikarbonat, poliamida, dsb) dan menginjeksikannya ke dalam cetakan logam, lalu membekukannya.

    15) Pencetakan bentuk plastikPencetakan Tekan adalah pekerjaan membuat

    produk tahan panas dengan cara mengisikan serbuk resin termoset (venol, urea, resin melamin dsb) kedalam cetakan logam lalu memanaskan sekaligus menekannya. Produk utamanya adalah gelas, mangkok, piring makan dsb

    16) Operator PermintalanPenenunan adalah pekerjaan membuat tenunan

    yang sesuai standard, dari jenis bahan pintalan dan filament dengan cara menggunakan benang lungsin serta benang pakan yang disediakan dalam tahap persiapan, memisahkan benang lungsin dengan

  • 22 Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri

    pemisah lungsin supaya dapat menhasilkan struktur yang telah ditentukan, kemudian menyisipkan pakan dan merapatkannya dengan pengayun supaya kerapatan pakannya menjadi seperti yang telah ditetapkan.

    17) Pencelupan BenangPencelupan benang adalah pekerjaan mewarnai

    benang melalui proses pencocokan warna, penentuan kadar air celup dan pasta pewarna, dan pencelupan benang di bak pencelup dalam bentuk gulungan.

    18) Operator Penggulungan BenangPenggulungan benang adalah pekerjaan

    menggulung benang dari bahan serat alami/buatan supaya menjadi kemasan (chees/chone) dengan cara menyambung beberapa gelendong benang pintal sehingga menjadi seutas benang yang panjang.

    19) Operator Mesin TekstilPemintalan halus adalah pekerjaan memintal

    benang tunggal dari bahan serat alami atau buatan dengan cara meregang benang kasar (jalinan serat) hasil proses pendahuluan pemintalan (tahap persiapan dalam pemintalan benang halus) sampai tebalnya mencapai ketebalan yang ditentukan, kemudian memilinnya, lalu menggeledongnya.

    20) Pembuatan Produk Kain TerpalPembuatan produk kain terpal adalah pekerjaan

    menjahit layar kapal / produk samping dari kain terpal seperti tenda dekorasi (untuk took/hotel), tenda

  • Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri 23

    pertemuan / konstruksi, kain lembaran terpal (untuk konstruksi / truk / bencana alam) dan tenda untuk gudang.

    21) Pemeliharaan MesinPemeliharaan mesin adalah pekerjaan mencegah

    kerusakan atau degradasi pada berbagai jenis mesin yang dipasang di lini produksi, serta menjaga supaya pengoperasian mesin tetap normal, dengan memperhatikan rencana pemeliharaan secara keseluruhan.

    Pekerjaan ini dilakukan oleh perusahaan-perusahaan bidang manufacturing berbagai mesin dan perusahaan terkait. Pekerjaan utamanya adalah upaya-upaya pemeliharaan mesin bagi pihak pemakai seperti, pembongkaran, perbaikan, penyetelan, perakitan dan penyelidikan berikut pemecahan masalah.

    Sebagai contoh jenis kerja yang utama adalah pemeliharaan serta pengontrolan lini produksi pabrik besi, escalator/lift (termasuk pemeriksaan berkala) dan mesin foto copy (termasuk pemeliharaan berkala). Selain itu, ada pula perusahaan yang bergerak dibidang lain, yang bukan manufacturing mesin, memiliki sendiri bagian pemeliharaan dan pengontrolan dengan jumlah yang tetap.

    22) Proses Pengerasan AlluminiumPelaksanaan anodisasi adalah perlakuan

    terhadap permukaan alluminium dengan cara membuat lapisan oksida, supaya ketahanan korosinya meningkat. Metode perlakuan ini diterapkan terutama pada

  • 24 Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri

    permukaan ceret, wadah bekal makanan, dan bahan bangunan. Akhir-akhir ini, mulai digunakan juga untuk tembok samping gedung bertingkat, kusen dan sebagainya, dan variasi warnanya pun telah bertambah.

    23) Perakitan Pengontrol Saklar.Perakitan pengontrol saklar adalah pekerjaan

    merakit penyela rangkaian, kontak, mekanisme penyambungan dengan hubungan, peredam kejutan, dan sebagainya yang umum untuk perangkat-perangkat seperti pemutus rangkaian, saklar lepas hubungan, dan perangkat pengontrol yang merupakan komponen pengontrol saklar. Produk utamanya berupa berbagai jenis pengontrol saklar, mulai dari yang besar hingga yang kecil.

    24) Perakitan Panel Distribusi Dan KontrolPerakitan panel distribusi dan control adalah

    pekerjaan merakit panel distribusi dan panel control. Ruang lingkup pekerjaan ini cukup luas, dari yang sederhana untuk rumah tangga sampai yang besar dan lagi untuk pabrik.

    25) Perakitan Mesin Listrik PutarPerakitan mesin listrik putar adalah pekerjaan

    merakit motor di perusahaan pembuat alat listrik berat, terutama produk atas pesanan khusus atau produk tunggal.

  • Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri 25

    26) Penempaan BesiBerdasarkan cara penempaannya, penempaan

    logam dapat dibagi dua seperti dibawah ini. Hasil tempaan terutama digunakan sebagai komponen dasar dalam segala bidang industry, seperti kapal, gerbong kereta, pesawat terbang dan lain sebagainya.

    27) Penempaan Dengan PaluPenempaan dengan palu adalah pekerjaan

    membuat komponen dasar suatu produk dengan cara memenaskan batangan / ingot baja ditanur gas atau tanur frekuensi tinggi dan menempanya dengan palu.

    28) Penempaan Dengan Mesin PressPenempaan dengan mesin press adalah

    pekerjaan membuat komponen dasar suatu produk dengan cara memanaskan bahan baja ditanur gas atau tanur frekuensi tinggi, menaruknya hingga memenuhi rongga cetakan logam, dan menekannya dengan mesin press.

    29) Pekerjaan Akhir Perakitan MesinPekerjaan akhir perakitan mesin adalah

    pekerjaan membuat komponen untuk perakitan yang sangat akurat (komponen hasil pengerjaan mesin), menggunakan kikir, pengikis dan mesin bor.

    30) Pengerjaan Akhir Cetakan LogamPengerjaan akhir cetakan logam adalah

    pekerjaan membuat cetakan logam yang memiliki

  • 26 Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri

    keakuratan tinggi, melalui penyelesaian tangan dengan menggunakan pahat baja, kikir, pengikis dan sebagainya. Karena tingkat keakuratannya terbatas jika dikerjakan hanya dengan mesin, maka diadakan penyelesaian yang akurat oleh tangan manusia.

    31) Pengerjaan Akhir PerkakasPengerjaan akhir perkakas adalah pekerjaan

    membuat perkakas yang memiliki keakuratan tinggi dengan menggunakan kikir, mesin bor, micrometer dan sebagainya. Produk utamanya adalah berbagai jenis alat, pisau/pemotong dan sebagainya yang digunakan dalam pengerjaan produk.

    32) Pengecoran Metode Ruang DinginPengecoran Metode Ruang Dingin adalah

    pekerjaan membuat produk dalam jumlah besar dengan cara melebur paduan alluminium, menyuntikannya kedalam cetakan logam yang memiliki keakuratan tinggi, dan member tekanan pada logam cair tersebut dengan mesin cor tekan. Produksi utamanya adalah kamera, barang elektrik untuk keperluan rumah tangga, mesin hitung, alat ukur, suku cadang mobil dan lain sebagainya.

    33) Pengecoran Metode Ruang PanasPengecoran Metode Ruang Panas adalah

    pekerjaan membuat produk dalam jumlah besar, dengan cara melebur paduan seng, menyuntikannya kedalam cetakan logam yang memiliki keakuratan tinggi, dan memberi tekanan dengan mesin cor tekan. Produk

  • Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri 27

    utamanya adalah mainan, alat pancing, komponen mesin dan sebagainya.

    34) Perakitan ElektronikaPerakitan elektronika adalah pekerjaan merakit

    komponen untuk mesin dan alat elektronik, tidak terbatas pada yang tertentu saja tetapi segala mesin dan perangkat yang dilengkapi rangkaian elektronik didalannya seperti perangkat komunikasi kawat/radio, instrument pengukur untuk bidang industry, kalkulator meja, pesawat televise dan sebagainya. Produk utamanya adalah mencakup segala mesin dan perlengkapan yang dilengkapi rangkaian elektronik didalamnya.

    35) Penginspeksian Mesin.Penginspeksian mesin adalah pekerjaan

    mengukur/memeriksa keakuratan komponen mesin dan keakuratan beroperasinya suatu mekanisme gerak pada setiap tahapan di lokasi produksi, melakukan pengukuran presisi di ruang termostatik dan sebagainya. Sebagai contoh adalah pengukuran/pemeriksaan pada lini produksi roda gigi atau poros dan pembuatan perakitan mesin bubut dan frais.

    36) Pengerjaan Plat Dengan MesinPengerjaan plat dengan mesin adalah pekerjaan

    membuat produk dari lembaran logammelalui proses pembengkokan, penimbulan dengan tumbukan dan sebagainya dengan menggunakan mesin pengolah pelat seperti rem pres (press brake) atau mesin potong. Produksi utamanya adalah berbagai benda logam

  • 28 Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri

    seperti meja, lemari dan saluran untuk system pengaturan udara.

    37) Pelapisan TimahPelapisan timah adalah pekerjaan melekatkan

    lapisan timah pada permukaan logam dan sebagainya secara elektris. Produk utamanya adalah benda yang harus dihindarkan dari korosi seperti tulangan baja pada menara besi, rangka jembatan, komponen yang dipasang di tiang listrik dan sebagainya.

    38) Pelapisan ElektrisPelapisan elektris adalah pekerjaan melekatkan

    lapisan logam pada permukaan logam lain secara teknis. Sebagai produksi utamanya selain stik golf yang dilapisi kromium/nikel, adapula berbagai jenis barang perhiasan yang dilapisi emas/perak.

    39) Pengecoran BesiPengecoran besi adalah pekerjaan membuat

    coran dengan cara melebur besi cord an menuangkannya kedalam cetakan pasir diantara produk utamanya, yang paling banyak adalah berbagai komponen mesin perkakas dan selain itu ada juga katup, pipa, roda gigi dsb

    40) Pengecoran Paduan TembagaPengecoran paduan tembaga adalah pekerjaan

    membuat coran dengan cara melebur paduan tembaga (perunggu) dan menuangkannya kedalam cetakan logam. Produk utamanya berupa benda yang tidak boleh

  • Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri 29

    berkarat serta harus tahan terhadap bahan kimia, contohnya kran katup saluran air / fasilitas pencucian.

    41) Pengecoran Paduan Logam RinganPengecoran paduan logam ringan adalah

    pekerjaan membuat coran dengan melebur paduan logam ringan seperti aluminium dan mengisikannya kedalam cetakan logam dengan member tekanan. Produk utamanya banyak yang berbentuk relative rumit sperti blok mesin mobil.

    42) Pengecatan Semprot.Pengecatan semprot adalah pekerjaan menyetel

    peralatan cat dan mengecat dengan menggunakan peralatan tersebut, tidak termasuk persiapan permukaan benda kerja.

    43) Pengecatan LogamPengecatan logam adalah pekerjaan mengecat

    produk logam seperti mebel dari besi, mesin, mobil, kapal, mainan logam dan sebagainya

    44) Pengepresan LogamPengepresan logam adalah pekerjaan mencetak

    dengan cara menekan lembaran baja dengan mesin pres. Produksinya utamanya beraneka ragam bentuk dari yang kasar seperti atap/pintu mobil sampai yang kecil seperti kompoinen arloji/kamera.

    45) Pengerjaan Dengan Mesin FraisPengerjaan dengan mesin frais adalah pekerjaan

    memahat bahan baja dengan pahat frais seperti

  • 30 Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri

    pemahatan permukaan, bagian ujung, alur, ulir, roda gigi dan bidang-bidang lengkung. Produksi utamanya adalah komponen berbagai mesin dan lain sebagainya.

    46) Pengerjaan Mesin Bubut EnginePengerjaan mesin bubut engine adalah

    pekerjaan membuat skrup, poros bertingkat dsb. Dengan memahat batang baja. Produksi utamanya adalah berbagai komponen mesin, beragam baut, mur, poros dsb.

    47) Pemasangan UbinPemasangan ubin adalah pekerjaan memasang

    ubin terutama dari keramik, keramik batu, dan tembikar, tidak termasuk ubin aspal dan ubin plastic.

    48) Pemasangan Daun JendelaPemasangan kusen untuk gedung bertingkat

    adalah pekerjaan memasang kusen produk pabrik pada gedung bertingkat berdasarkan gambar produksi, gambar kerja, gambar bagian dll

    49) Penyelesaian Akhir Tata RuangPenyelesaian papan adalah pekerjaan akhir

    dengan memasang berbagai jenis papan padarangka baja atau langit-langit dinding memekai sekrup, kokot pemaut dll sesuai dengan tujuan penggunanya.

    50) Penyelesaian Lantai KarpetPenyelesaian lantai karpet adalah pekerjaan

    melapisi lantai/tangga dengan karpet.

  • Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri 31

    51) Pengeboran Sumur Metode Putar.Pengeboran sumur metode putar adalah

    pekerjaan pengeboran sumur sperti sumur air, sumur observasi, atau sumur sumber air panas yang relative dalam secara berkesinambungan

    52) Pengeboran Sumur Metode TumbukPengeboran sumur metode tumbuk adalah

    pekerjaan pengeboran sumur sperti sumur air, sumur observasi, atau sumur sumber air panas yang relative dangkal secara berselang.

    53) Pemasangan Instalasi Kedap Air.Pengerjaan kedap air dengan menggunakan

    perapat adalah dengan penutupan terhadap bagian bangunan seperti sekeliling kusen, kaca dan PC (beton pracetak) supaya kedap air/udara atau anti debu dengan cara mengisikan bahan perapat pada celah-celah bagian sambungannya.

    54) Penyaluran Beton Dengan TekananPenyaluran beton dengan tekanan adalah

    pekerjaan pada pengecoran beton untuk kontruksi bangunan/sipil, yang mengecor beton dengan cara menyalurkan adukan melalui pipa saluran dari mobil molen beton ketempat yang akan di cor, engan menggunakan tenaga pompa.

    55) Pekerjaan Pelat Untuk Saluran.Pekerjaan pelat untuk saluran adalah pekerjaan

    membuat saluran dan sarana terkait untuk fasilitas

  • 32 Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri

    bangunan dengan cara mengolah pelat (lembaran logam), serta memasangkannya. Contoh produksi utamanya adalah saluran AC, yang berfungsi sebagai pengalir udara (pada umumnya udara yang didinginkan atau dipanaskan untuk mengatur suhu) melalui pipa yang terbuat dari lembaran logam disebut duct.

    56) Pekerjaan Plesteran.Pekerjaan plesteran adalah pekerjaan melapisi

    dinding bangunan (rumah), meliputi persiapan permukaan dan pelapis dinding (dengan tanah lumpur, mortar, plester, stuko, dsb).

    57) Pemasangan Atap GentingPemasangan Genting adalah memasang genting

    pada atap bangunan kayu seperti rumah, kuil, dsb.58) Pengerukan

    Pengerukan adalah pekerjaan megeruk tanah/pasir/batu di lapangan kontruksi persiapan lahan, terutama dengan menggunakan ekskavator hidraulis (back hoe).

    59) Pengecatan BangunanPengecatan bangunan adalah pekerjaan

    mengecat bagian kayu, logam, beton, dan sebagaiannya pada bangunan.

    60) Pemipaan Instalasi/pabrikPemipaan Instalasi/pabrik adalah pekerjaan

    melaksanakan pemasangan pipa instalasi untuk fasilitas pabrik (fasilitas untuk produksi minyak bumi serta produk

  • Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri 33

    dari minyak bumi, produksi gas, makanan, obat-obatan serta produk kimia, pembangkit tenaga listrik dengan tenaga uap dsb, tidak termasuk pemipaan untuk kapal, mobil, dan pipa bawah tanah seperti saluran utama air minum atau gas.

    61) Pemipaan Bangunan.Pemipaan Bangunan adalah pekerjaan

    memasang pipa yang berkaitan dengan fasilitas bangunan seperti pengatur udara (AC, ventilasi dsb). Dan penyediaan/pembuangan air, tidak termasuk pemipaan untuk kapal, mobil, dan pipa bawah tanah seperti saluran utama air minum atau saluran gas.

    62) Pekerjaan Tukang Kayu.Pekerjaan Tukang Kayu adalah pekerjaan

    membangun rumah kayu biasa, termasuk pekerjaan serta perakitan kerangka kayu, perakitan bagian lantai, penyelesaian eksterior serta interior, penyelesaian struktur kayu pada bagian bukan bangunan, dsb.

    63) Mendirikan perancah bangunan.Mendirikan perancah bangunan adalah pekerjaan

    kontruksi sementara, terutama ditempat tinggi, yang meliputi perakitan / pembongkaran kontruksi sementara, penggalian atau penahan tanah, pekerjaan pondasi/kerangka/beton, pembongkaran/pemindahan kontruksi jadi, dan sebagaiannya.

    64) Pemasangan papan untuk betonPemasangan acuan (Bekisting) adalah pekerjaan

    memasang acuan dari kayu/ logam untuk membentuk kerangka beton suatu bangunan yang berstruktur RC

  • 34 Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri

    (beton bertulang) atau SRC (beton bertulang dengan kerangka baja).

    65) Pemasangan Rangka Beton Bangunan.Perakitan tulang baja adalah pekerjaan merakit

    bagian-bagian bangunan beton bertulang seperti tiang, balok dsb dengan tulangan baja. Ruang lingkup pekerjaan ini cukup luas ; bukan hanya bangunan bertingkat, tetapi juga pekerjaan teknik sipil untuk sarana kereta super ekpres Shinkansen, jembatan, terowongna, kereta bawah tanah, dan lain sebagainya.

    66) Pandai Besi.Pekerjaan kontruksi baja adalah struktur baja

    dengan cara melakukan penggarisan, pemotongan, pelubangan, pembengkokan, pengelasan, dsb. Lalu merakit hasil pekerjaan tersebut. Struktur ini terutama digunakan dalam kontruksi tangki air atau gas, tulangan baja untuk jembatan atau gedung bertingakat , fasilitas pabrik dan sebagainya.

    e. Perspektif Modal Dasar Pasca PemaganganMempelajari dan mencermati dari kebijaksanaan dan

    aplikasi yang dilaksanakan serta dari hasil monitoring dan evaluasi yang ada, maka dapat dirumuskan perspektif dari manfaat yang didapatkan selama mengikuti proses pemagangan di Jepang, adapun dari hasil yang di dapatkan tersebut bisa dijadikan sebagai modal dasar pasca magang menuju masa depan yang lebih baik khususnya dibidang kesempatan kerja, adapun dari hasil yang didapatkan sebagai modal dasar pasca magang tersebut adalah sebagai berikut :

  • Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri 35

    1) Peserta magang karena pengalaman dan penghargaan yang didapatkan dari pemberi kerja merasa lebih percaya diri.

    2) Peserta magang melalui jenis pekerjaan yang dilakukanmerasa memiliki ketrampilan yang lebih baik.

    3) Peserta magang melalui penghasilanyang didapatkan merasa optimis untuk mendapatkan kesempatan kerja.

    Dari ketiga rumusan yang didapatkan setelah pasca magang tersebut terbukti sesampai di Indonesia diberikan bekal dan arah untuk kedepan yaitu :1)Penyerahan hak-hak peserta magang antara lain

    pemberian tunjangan usaha mandiri.2)Wawancara dengan perusahaan khususnya pengusaha

    dari Jepang dalam rangka penempatan lulusan.3)Membantu pelatihan usaha mandiri.4)Memfasilitasi pembentukan forum mantan peserta

    magang di daerah Indonesia.Untuk mengetahui aplikasi dan realisasi dari keempat

    pilar tersebut pelaksanaannya melalui pengumpulan data primer yang didapatkan dari lapangan hasil tindak lanjutnya akan dapat dilihat dalam pembahasan selanjutnya baik berupa data maupun permasalahan yang ada.

  • 36 Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri

  • Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri 37

    BAB III

    HASIL-HASIL TEMUAN LAPANGAN DATA PRIMER

    I. Kondisi Peserta Magang Sebelum, Selama dan Pasca Pemagangan

    a. Identitas RespondenPenelitian Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca

    Magang dilakukan di 5 daerah sampel untuk mendukung ketersediaan data primer tenaga kerja pasca magang. Dari 5 daerah sampel diperoleh jumlah responden sebanyak 161 orang. Responden terbesar berasal dari Jawa Barat sebanyak 41 orang atau mencapai 25,5% dari total keseluruhan sampel yang diperoleh. Asosiasi-asosiasi pekerja eks magang memudahkan tim peneliti untuk memperoleh informasi seputar pemagangan.

  • 38 Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri

    Tabel 3.1 Distribusi Responden Berdasarkan ProvinsiProvinsi Persentase

    Sumatera Utara 18.0Jawa Timur 18.0Jawa Barat 25.5DI Yogyakarta 18.6Jawa Tengah 19.9Total 100.0

    Disamping dari asosiasi, tim peneliti juga menelusuri keberadaan responden dari informasi dinas terkait baik secara perorangan maupun ke perusahaan-perusahaan yang mempekerjakan eks magang, minimnya data rinci perorangan menyulitkan tim untuk menelusuri lebih lanjut keberadaan mereka.

    Pola interaksi yang dilakukan antara para pekerja eks magang ini cenderung berkelompok dengan membentuk asosiasi-asosiasi berdasarkan daerahnya masing-masing, selain factor geografis tentu salah satunya sebabnya adalah karena mereka merasa senasib, sehingga memudahkan untuk bertukar pikiran. Selain itu, didukung juga dengan rentang usia yang tidak jauh berbeda antara satu dengan yang lain. Eks magang berusia antara 21 hingga 45 tahun. Pengelompokan usia terbesar ada pada 36-40 tahun yang mencapai 46 responden atau sebanyak 28,57%. Jumlah terbesar kedua ada pada usia 26-30 tahun sebanyak 24,22% dan terkecil ada pada rentang usia 41-45 tahun yaitu sebanyak 11,80%.

  • Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri 39

    Tabel 3.2 Distribusi Usia Responden Berdasarkan Daerah

    Provinsi Sampel

    Usia sekarangTotal

    21-25 26-30 31-35 36-40 41-45Sumut 8 11 2 6 2 29Jatim 0 7 4 13 5 29Jabar 5 7 8 16 5 41Yogyakarta 4 14 8 4 0 30Jateng 7 0 11 7 7 32Total 24 39 33 46 19 161

    Komposisi usia ini sekilas cukup relevan dengan sebaran usia orang tua dari peserta eks magang yang sebagian besar berada di atas 55 tahun, dan menurut datahasil survey ternyata ada sebanyak 2,5% yang berusia antara 41-45 tahun, yang berarti mereka telah memiliki anak pada usia 20 tahun atau bahkan mungkin lebih muda lagi.

    Tabel 3.3 Distribusi Usia Orang Tua Responden

    Usia Persentase

    41-45 2.5

    46-50 9.9

    51-55 13.7

    >55 72.0

    Total 98.1

    Missing 1.9

    Total 100.0

    Pekerjaan di sektor pertanian/nelayan masih menjadi sector mayoritas yang menjadi mata pencaharian

  • 40 Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri

    orang tua responden untuk pekerjaan yang terdefinisi dalam kuesioner. Dari daftar pekerjaan orang tua dapat dilihat bahwa pola pikir sebagian besar orang tua peserta eks magang cukup terbuka dengan memberikan peluang bagi anak-anak mereka untuk mendapatkan pendidikanyang lebih baik atau mungkin paling tidak berbeda dari mereka.

    Tabel 3.4 Pekerjaan Orang Tua Responden

    Pekerjaan Persentase

    Bertani/Nelayan 34.2Berdagang 6.2PNS/TNI/Polisi 5.0Swasta/Pekerja 14.3Lainnya 40.3Total 93.2System 6.8Total 100.0

    Selain dari sudut pandang pekerjaan orang tua, hal ini juga dapat tercermin dari pendidikan peserta eksmagang. Sebagaimana seperti yang dipersyaratkan bahwa syarat pendidikan minimal untuk peserta magang luar negeri adalah SMA. Survey diperoleh data bahwa ada sebanyak 6,8% dari pendidikan peserta eks magang adalah S1/S2, dan sebanyak 9,9% adalah lulusan D3.

  • Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri 41

    Gambar 3.1 Pendidikan Peserta Magang

    Dilihat dari sebaran usia para tenaga kerja eksmagang memang sebagian besar (60,86%) telah berusia >31 tahun, jika ditinjau dari status perkawinan responden memang sebagian besar (73,9%) telah menikah dan bahkan sebanyak 1,2% merupakan duda, sedangkan 24,8% sisanya masih melajang.

    Tabel 3.5 Status Perkawinan RespondenStatus

    PerkawinanPersentase

    Lajang 24.8Kawin 73.9Duda 1.2Total 100.0

  • 42 Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri

    b. KondisiMagang luar negeri menjadi salah satu program

    primadona dari pemerintah dalam menyiapkan tenaga kerja yang siap terjun ke dunia kerja. Apalagi dengan adanya program magang ini, selain pengalaman para pesertanya juga akan memperoleh imbalan yang cukup menjanjikan. Tentu ada beberapa alasan dari para peserta magang luar negeri sebelum memutuskan untuk mengikuti program ini.

    Dari hasil survei dapat menjaring peserta eksmagang sebanyak 46,6% yang termotivasi untuk mengikuti program magang ke luar negeri karena untuk memperoleh pengalaman. Pengalaman menjadi alasan terbesar mereka untuk lebih besar daripada motivasi mereka untuk mendapatkan penghasilan. Sedangkan sebanyak 43,5% tidak membantah bahwa alasan keikutsertaan mereka untuk memperoleh pendapatan. Menurut Direktorat Pemagangan peserta eks magang selain mendapatkan gaji bulanan dan lembur juga akan mendapatkan pesangon sebesar 600.000 yang akan diserahkan pada saat mereka sudah kembali ke tanah air.

    Alasan adanya masalah pribadi di dalam negeri dan ingin mencari jalan keluar dari kesulitan juga mendasari keinginan mereka untuk mengikuti program magang luarnegeri menyumbang sebanyak 9,9%. Cukup mengejutkan karena pendapatan bukanlah factor utama yang mendasari keikutsertaan mereka, karena pada kenyataannya ada sebanyak 28,30% dari peserta eks magang yang memperoleh pendapatan kurang dari Rp. 500.000 per bulan atau bahkan 72,64% yang memperoleh pendapatan kurang dari Rp. 1.000.000 per bulan sebelum berangkat magang.

  • Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri 43

    Gambar 3.2 Motivasi Peserta mengikuti Program Magang

    Tabel 3.4 Pendapatan Peserta Sebelum MagangPendapatan Per

    BulanPersentase

    5.000.000 1.2

    Total 65.8

    Missing 34.2

    Total 100.0

  • 44 Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri

    Dari pendapatan per bulan dapat disimpulkan bahwa keadaan usaha yang mereka jalankan belum stabil atau belum menemukan pekerjaan yang dianggap tepat. Meskipun tidak sedikit pula yang telah memperoleh pendapatan yang tergolong besar namun masih saja berkeinginan untuk berangkat.

    Meskipun subyektivitas responden tentang keadaan pribadi mereka juga dapat tidak serta merta menjadi tolok ukur kesejahteraanya, tapi paling tidak sebanyak 23% yang menurut mereka telah mendapatkan pekerjaan yang stabil, selebihnya sebanyak 42,9% pasang surut, 32,3% harus berpindah-pindah pekerjaan.

    Hal ini artinya sesuai dengan apa yang mereka ungkapkan pada Gambar 3.2 bahwa pendapatan bukanlah alasan mayoritas yang mendasari peserta eks magang tersebut untuk mengikuti program ini.

    Gambar 3.3 Keadaan Usaha Peserta Sebelum Magang

  • Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri 45

    Justru dengan keadaan usaha mereka seperti ini, ada indikasi bahwa alasan peserta magang untuk meperoleh pendapatan merupakan salah satu strategi mereka untuk mendapatkan modal usaha agar usaha mereka menjadi lebih baik ataupun untuk memulai usaha baru.

    Hal ini tergambar dari penjelasan yang mereka berikan, 80,1% dari peserta eks magang menjelaskan bahwa keinginan mereka pada saat pertama kali pulang dari magang adalah untuk mendirikan usaha/wirausaha, dan hanya sebanyak 16,8% yang berharap dapat bekerja di perusahaan-perusahaan dan 3,1% yang memiliki pemikiran lain dan rencana lain, misalnya untuk melanjutkan pendidikan.

    Gambar 3.4 Pekerjaan yang Diinginkan

  • 46 Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri

    Semangat wirausaha yang tinggi ini harusnya dibina dan diarahkan serta didampingi agar tidak tersia-siakan begitu saja. Berbagai hal nyata pun telah mereka lakukan untuk mewujudkan keinginan tersebut. Hasil pendapatan selama magang tidak sedikit yang digunakan untuk investasi dan permodalan, baik untuk memulai usaha baru atau untuk melanjutkan usaha keluarga. Sebanyak 16,1% menggunakan pendapatan selama magang untuk membantu permodalan.

    Memang tidak dapat dipungkiri bahwa keinginan untuk hal-hal yang bersifat konsumtif (24,2%). Dan bagi mereka yang belum menemukan usaha yang tepat cenderung untuk menabung terlebih dahulu (16,8%) dan menginvestasikan pada dengan membeli barang-barang yang dapat menunjang kehidupan mereka di masa mendatang, misalnya untuk perumahan, tanah dan lainnya.

    Gambar 3.5 Penggunaan Hasil Magang

  • Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri 47

    Kesuksesan mereka sangat tergantung kesabaran dan ketekunan dari diri mereka sendiri. Untuk mengawali usaha mereka mengakui membutuhkan pengorbanan yang luar biasa. Jatuh bangun dan pasang surutnya usaha menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari peserta eksmagang yang memutuskan untuk menekuni wirausaha.

    Rata-rata waktu yang dibutuhkan hingga mendapatkan usaha yang stabil adalah 4 tahun, meskipun ada pula yang mengaku sudah bisa stabil pada tahun pertama hingga ketiga. Bagian kecil ini adalah mereka yang telah memiliki rencana usaha sebelum berangkat magang, ataupun yang telah memiliki usaha keluarga, sehingga mereka tinggal meneruskan saja.

    Ada sebanyak 25% peserta eks magang yang memutuskan untuk menjadi wirausaha yang harus menunggu hingga 5 tahun untuk mendapatkan usaha yang mereka yakini dapat ditekuni. Meskipun dalam perjalanannya mereka tetap ingin menambah usaha baru. Ada sebanyak 41,6% yang menginginkan usaha baru meskipun sebenarnya usaha yang mereka tekuni sudah stabil. Sisanya sebanyak 55,3% menyatakan tidak ingin beralih usaha dan 3,1% menyatakan ragu-ragu.

  • 48 Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri

    Gambar 3.6 Masa Tunggu Peserta Magang

    Gambar 3.7 Bentuk perhatian yang diinginkan

  • Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri 49

    Disini bimbingan dan pendampingan dari pemerintah sangat dibutuhkan, baik dari segi permodalan maupun pelatihan. Hampir keseluruhan responden (99,4%) setuju bahwa pelatihan masih sangat mereka butuhkan, meskipun dari pengakuan mereka, sebanyak 57,8% pernah mendapatkan perhatian dari pemerintah, baik dari pemerintah pusat maupun daerah. Bentuk perhatian yang mereka inginkan umumnya adalah pelatihan, sebanyak 81,9%, bantuan pendampingan sebanyak 7,5% dan bantuan lainnya sebanyak 10,6%.

    Sejauh ini pelatihan kewirausahaan telah menjangkau sebanyak 69,9% dari total peserta eksmagang yang mengaku telah memperoleh perhatian dari pemerintah, dan perhatian dalam bentuk pelatihan lain sebanyak 30,1%

    Gambar 3.8 Pelatihan yang telah didapatkan

  • 50 Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri

    II. Potensi dan Peluang Kesempatan Kerja di Lingkungan Sekitarnya

    Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya bahwa salah satu hakekat magang adalah merupakan sub sistem pelatihan kerja, dalam rangka pembinaan sumber daya manusia yang dilakukan melalui alih jalur pengalaman di tempat kerja. Dari pernyataan tersebut sebenarnya tersirat sebuah anggapan bahwa tujuan magang adalah untuk mempersiapkan tenaga kerja yang siap terjun di pasar kerjakhususnya industri yang sama tentunya untuk kompetensi yang telah mereka dapatkan selama proses magang.

    Akan tetapi dalam perjalanannya tidak menutup kemungkinan bahwa kompetensi yang telah mereka dapatkan dapat diterapkan ke dalam usaha mandiri yang lebih berdampak positif berupa multiplier effect bagi lingkungan sekitar. Paling tidak dari responden diperoleh potensi sebanyak 80,1% yang berniat untuk menerapkan kompetensi yang telah mereka miliki ke arah usaha mandiri.

    Dari berbagai usaha yang telah dilakukan oleh peserta eks magang, data yang telah diperoleh bahwa beberapa diantaranya yang telah terjun ke dalam dunia wirausaha menyatakan bahwa mereka telah mampu membuka lapangan kerja bagi warga sekitarnya.

  • Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri 51

    Gambar 3.9 Jumlah pekerja

    Sebanyak 1,1% dari usaha yang telah mereka tekuni mempekerjakan sebanyak 8 orang, jumlah yang sama telah mempekerjakan sebanyak 3 dan 7 orang. Sedangkan sebanyak 53,9% belum mampu merekrut atau membutuhkan pekerja lain dalam menjalankan usahanya.

    III. Hambatan dan Tantangan untuk Mendapatkan Jenis Pekerjaan

    Tenaga kerja pasca magang ke luar negeri khususnya Jepang telah melewati berbagai tahapan tes meliputi tes fisik, mental hingga kemampuan akademis. Berbagai pelatihan selama di Indonesia pun telah mereka dapatkan untuk semakin memantapkan kondisi dan kemampuan sebelum menjalani program magang. Ditambah lagi dengan kondisi kerja di Jepang yang sangat disiplin dan memerlukan kondisi yang prima.

  • 52 Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri

    Hal ini merupakan salah satu tahapan penting untuk menempa kemampuan mereka dalam mempersiapkan sikap mental dan kedisiplinan. Keunggulan-keunggulan seperti ini diharapkan dibawa hingga mereka tiba di tanah air dan diimplementasikan ke dalam pekerjaan yang selanjutnya akan mereka tekuni.

    Hambatan-hambatan yang mereka temui selama mengembangkan usaha umumnya adalah kurangnya aksesterhadap penyelenggara pelatihan baik pemerintah maupun swasta. Sebanyak 81,9% dari para peserta eks magang ini tidak mengetahui kemana mereka untuk mendapatkan pelatihan, tidak punya waktu untuk mengikuti pelatihan sebanyak 8,8% dan tidak mempunyai biaya untuk mengikuti pelatihan terutama yang diadakan oleh swasta sebanyak 9,4%.

    Tabel 3.5 Hambatan dalam mendapatkan pelatihan

    Hambatan Persentase

    Tidak tahu mendapatkan tempat pelatihan

    81.9

    Tidak punya waktu 8.8Tidak punya biaya (mahal)

    9.4

    Total 100.0

  • Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri 53

    Gambar 3.9 Jenis Usaha Peserta Eks Magang

    Padahal menurut mereka, peluang usaha yang tersedia di sekitar mereka cukup banyak, masalahnya hanya bagaimana mereka bisa mengoptimalkan potensi tersebut menjadi sebuah usaha yang menguntungkan. Ada banyak jenis usaha yang mereka tekuni hingga saat ini, meliputi usaha jasa hingga industri kecil.

    Demikian pula kegagalan yang mereka derita sebanding dengan peluang usaha yang ada di sekitar mereka. Umumnya masalah buruknya manajemen hingga korban penipuan adalah alasan-alasan kegagalan usaha terdahulu.Kurangnya pengetahuan dan pendampingan menjadi alasan utama kegagalan usaha mereka yang menyumbang sebesar (38,64%) dari alasan kegagalan pada umumnya.

  • 54 Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri

    Tabel 3.6 Alasan Kegagalan

    Alasan Kegagalan Persentase

    Korban Penipuan 17.05

    Kurang pengalaman 11.36

    Kurang pengetahuan dan pendampingan

    38.64

    Manajemen buruk 32.95Total 100

    Tabel 3.7 Modal Awal

    Modal awal PersentaseValid 100.000.000 11.4

    Total 85.2

    Missing System 14.8

    Total 100.0

    Selain pelatihan dan pendampingan, sepertinya akses terhadap permodalan juga merupakan salah satu

  • Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri 55

    kelemahan yang dirasakan dalam merintis usaha. Memang ini merupakan masalah klasik bagi wirausahawan baik yang baru merintis maupun pengusaha mapan yang ingin memperluas usahanya. Bantuan modal, pelatihan dan pendampingan dalam menjalankan usaha dirasakan menjadi salah satu kombinasi solusi yang cukup efektif untuk dilakukan pemerintah untuk peserta eks magang terutama yang memilih wirausaha.

  • 56 Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri

    BAB IV

    PEMAGANGAN DI JEPANG

    DAN PEMANFAATAN HASIL PASCA MAGANG

    I. Tingkat Pencapaian Program Pemagangana. Status Pekerjaan/Kegiatan

    Berbagai program Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (angkatan kerja), salah satunya adalah melalui pemagangan ke Jepang. Sebagaimana kita ketahui bahwa pemagangan telah diatur dalam Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan khususnya pasal 21 30. Dan lebih spesifiknya diatur dalam Permenakertrans No:Per.08/MEN/V/2008 tentang Tata Cara Perizinan dan

  • Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri 57

    Penyelenggaraan Pemagangan Di Luar Negeri, serta Memoradum of Understanding (MoU) antara Direktorat Jenderal Binalattas Kemenakertrans R.I. dengan International Manpower Development of Organization Japan (IM Japan) tanggal 16 September 1994 ang diperbaharui dengan amandemen pada tanggal 01 Februari 2010;

    Pemagangan diartikan sebagai bagian dari sistem pelatihan kerja yang diselenggarakan secara terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan dengan bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan pengawasan instruktur atau pekerja yang lebih berpengalaman dalam proses produksi barang dan/atau jasa di perusahaan, dalam rangka menguasai keterampilan atau keahlian tertentu. Sehubungan dengan hal tersebut, Program Magang Jepang merupakan program pemerintah Indonesia (Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi) bekerjasama dengan IMM Japan (IM Japan) dan Yayasan/Lembaga Swasta (non IMM Japan)untuk memberikan kesempatan kepada pemuda Indonesia untuk belajar bekerja di jepang yang berguna untuk meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang nantinya bisa membangun atau menciptakan lapangan kerja sendiri di Indonesia. Ini berarti bahwa tujuan utama program pemagangan di Jepang salah satunya adalah menciptakan wirausaha/pengusaha baru setelah kembali di Indonesia, yang minimal dapat memberdayakan dirinya sendiri maupun orang lain.

    Meskipun demikian, dari 161 responden peserta magang Jepang IMM hanya terdapat 88 orang (sekitar 54,65 %) yang mampu berwirausaha setelah kembali di Indonesia, dan 56 orang (sekitar 27%) sebagai pekerja. Disisi lain, terlihat bahwa diantara mereka masih ada yang menganggur yakni 13 orang (sekitar 7%) dan 4 orang melanjutkan pendidikan (sekolah). Jika dilihat secara rinci,

  • 58 Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri

    menunjukan bahwa secara umum terjadi pergeseran status pekerjaan/kegiatan sebelum dan setelah/sesudah magang di Jepang. Kondisi tersebut dapat terindikasi dari 22 orang yang berwirausaha sebelum magang, meningkat menjadi 88 orang yang berwirausaha setelah magang. Sementara dari 33 orang yang bersekolah sebelum magang terdapat 17 orang (sekitar 50%) sebagai wirausaha dan 13 orang sebagai pekerja, serta hanya 3 orang yang menganggur dan 1 orang bersekolah. Kemudian, dari 20 orang yang menganggur sebelum magang terdapat 14 orang (sekitar 65%) sebagai wirausaha, 4 orang sebagai pekerja, dan 2 orang menganggur. Sedangkan dari 86 orang yang bekerja sebelum magang terdapat 44 orang (sekitar 50%) sebagai wirausaha, 31 orang sebagai pekerja, 5 orang menganggur, dan 3 orang bersekolah (lihat Tabel 4.1). Bagi mereka yang berwirausaha setelah magang, ternyata latar belakang/status pekerjaan orang tuanya sebagian besar sebagai wirausaha baik sebagai petani/nelayan, berdagang maupun lainnya. Hal ini mencerminkan bahwa latar belakang/status pekerjaan orang tuanya cukup memberikan kontribusi terhadap pembentukan seseorang untuk menjadi wirausaha/pengusaha. Kondisi tersebut mencerminkan bahwa tingkat pencapaian program pemagangan belum optimal, meskipun selama melakukan magang di perusahaan Jepang selama 3 tahun mereka mengalami pembentukan budaya kerja secara disiplin yang kuat.

  • Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri 59

    Tabel 4.1Eks Peserta Magang Menurut Kegiatan Sebelum

    dan Sesudah MagangKegiatan sebelum magang

    Kegiatan SekarangTotal

    Menganggur Bekerja Wirausaha Sekolah

    Sekolah 3 13 17 1 33

    Bekerja 5 31 44 3 86

    Wirausaha 3 8 13 0 22

    Menganggur 2 4 14 0 20Total 13 56 88 4 161

    Permasalahannya adalah, apa motivasi para peserta magang pada saat mendaftar. Jika, motivasinya hanya karena ingin memperoleh pengalaman kerja, memperoleh pendapatan/uang saku yang besar dibandingkan dengan upah di Indonesia, tanpa sedikitpun termotivasi ingin menjadi wirausaha/ pengusaha yang sukses, maka akan mengalami banyak kendala dalam merintis usahanya (lihat Tabel 4.2). Karena untuk menjadi wira usaha/pengusaha memerlukan proses dan banyak menghadapi permasalahan yang sangat komplek, seperti permasalahan internal maupun eksternal. Dalam teks kewirausahaan dikenal istilah bagaimana menciptakan dan memanfatkan kesempatan, pertanyaannya bagaimana peserta magang dipersiapkan untuk itu. Disisi lain, beberapa pengalaman peserta magang, selama melaksanakan magang di Jepang tidak ada bedanya sebagaimana layaknya menjadi pekerja di perusahaan-perusahaan industri. Ini berarti selama magang mereka sebatas memperoleh pembekalan berupa budaya kerja disiplin, yang

  • 60 Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri

    dapat membentuk etos kerja dan produktivitas kerja yang tinggi. Sehubungan dengan hal tersebut, nampaknya perolehan budaya kerja disiplin mendapat porsi lebih besar dibandingkan dengan perolehan pengetahuan dan praktek kewirausahaan, sehingga responden pasca pemagangan yang berstatus sebagai pekerja masih cukup tinggi. Dalam tabel berikut juga tidak nampak alasan mengikuti pemagangan di luar negeri untuk bekal usaha ketika kembali di daerah asal.

    Tabel 4.2Eks Peserta Magang Menurut Keadaan Usaha Sebelum Magang

    Dan Alasan Menjadi Peserta Magang.

    Keadaan usahaAlasan ikut program magang

    TotalPengalaman Pendapatan Lainnya

    Stabil 17 12 8 37

    Pasang surut 26 16 2 44

    Pindah-pindah 13 10 3 26

    Lainnya 0 2 1 3

    Total 56 40 14 110

    Selain itu, setelah kembali ke Indonesia, dari 161 orang peserta magang masih terdapat 68 orang yang tidak mendapat perhatian dari pemerintah. Sedangkan diantara mereka yang mendapat perhatian dari pemerintah (sebanyak 93 orang), itupun tidak seluruhnya memperoleh pelatihan kewirausahaan ataupun pendampingan dari pemerintah. Sehingga, untuk merintis usahanya banyak mengalami kendala, yang kemudian berdampak pada usaha yang mereka lakukan mengalami pasang surut atau bahkan berhenti sama sekali.

  • Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri 61

    Mencermati Tabel 4.1 yang menggambarkan status pekerjaan/kegiatan, dapat merefleksikan jabatan/jenis pekerjaan tertentu para peserta magang setelah kembali ke Indonesia. Seperti yang menjadi wirausaha, oleh karena kemungkinan mereka dalam mengelola usahanya dengan dibantu orang lain (pekerja/buruh tidak tetap atau pekerja/buruh tetap), serta mengelola usahanya sendiri tanpa dibantu orang lain, sehingga dapat mencerminkan bahwa jabatan/jenis pekerjaan mereka adalah sebagai pimpinan/professional. Sedangkan mereka yang berstatus sebagai pekerja, berbagai kemungkinan menjabat sebagai tenaga administrasi, teknisi, produksi, operator mesin produksi dsb. Memperhatikan hal tersebut, menunjukkan adanya pergeseran jabatan seseorang sebelum dan sesudah mengikuti magang di Jepang. Kondisi tersebut salah satunya terindikasi dari 20 orang yang menganggur sebelum magang bergeser sebagai tenaga administrasi, teknisi, produksi, operator mesin produksi dsb sebanyak 4 orang dan pimpinan/professional sebanyak 14 orang. Selain itu, dari 33 orang yang bersekolah sebelum magang bergeser sebagai tenaga administrasi, teknisi, produksi, operator mesin produksi dsb sebanyak 13 orang dan pimpinan/ professional sebanyak 17 orang. Kondisi tersebut mencerminkan bahwa tingkat pencapaian program pemagangan belum optimal, karena dari 20 orang yang menganggur sebelum magang masih terdapat 2 orang yang tetap sebagai penganggur, sedangkan dari 33 orang yang berstatus sekolah sebelumnya terdapat 3 orang yang menganggur dan tetap bersekolah 1 orang.

    Baik dilihat menurut status pekerjaan/ kegiatan maupun jabatan/jenis pekerjaan setelah magang, salah satu keterkaitannya adalah pendapatan. Sebagaimana terlihat pada Tabel 4.3 secara umum mencerminkan bahwa

  • 62 Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri

    pendapatan setelah magang mengalami peningkatan, meskipun sebagian diantara mereka pendapatannya tetap dan bahkan ada yang menurun. Dari 34 orang sebelum magang dengan pendapatan kurang dari Rp. 500.000,-, setelah magang terdapat 33 orang pendapatannya mengalami peningkatan bahkan sebagian diantara mereka mencapai Rp. 5.000.000,- lebih, dan hanya 1 orang yang pendapatannya tetap. Disisi lain terlihat bahwa dari 6 orang sebelum magang pendapatannya mencapai antara Rp. 4.500.000 Rp. 5.000.000,- , setelah magang terdapat 1 orang yang pendapatannya mengalami penurunan menjadi kurang dari Rp. 500.000,-. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa usaha yang mereka lakukan setelah magang mengalami pasang surut (berfluktuasi) atau bahkan mengalami kegagalan dalam merintis usahanya dengan berbagai alasan (Tabel 4.2).

  • Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri 63

    Tabel 4.3Eks Peserta Magang Menurut Pendapatan Sebelum

    dan Sesudah Magang

    5.000.000

    5.000.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2

    Total 2 17 13 16 4 11 1 11 5 8 20 108

    Pendapatan Setelah MagangTotalPendapatan Sebelum Magang

    Adapun penyebab kondisi usaha yang pasang surut, sebagaimana terlihat pada tabel 4.4 sebagian besar (50,0%) dengan alasan kurangnya pengetahuan/pengalaman dan pendampingan, kemudian secara ber urutan diikuti 32,95% karena pengelolaan/ manajemen yang buruk, dan 17,05% karena kurang hati-hati.

  • 64 Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri

    Tabel 4.4Eks Peserta Magang Menurut Alasan Kegagalan/Pasang

    Surut UsahanyaAlasan Kegagalan Frequency Percent

    Korban penipuan/kurang hati-hatiKurang pengalamanKurang pengetahuan dan pendampinganManajemen buruk

    1510

    3429

    17.0511.38

    38.6432.95

    Jumlah 88 100

    II. Tingkat Pemanfaatan Pengalaman dan Penghargaana. Penyerapan Tenaga Kerja

    Program pemagangan ke Jepang merupakan program yang dilaksanakan selama 3 tahun yang diadakan oleh IMM Japan bertujuan Pelatihan sambil kerja untuk mempersiapkan tenaga kerja yang terampil, kompeten dan produktif untuk dapat dikembangkan setelah kembali ke Indonesia. Peserta magang yang kembali ke Indonesia bisa menjadi multiplier efek yang bermanfaat bagi lingkungan dan dapat disebarkan untuk memajukan pencerahan kepada peganggur usia muda agar memiliki etos kerja. Multiplier effect dari program pemagangan Jepang adalah memberikan kontribusi terhadap pengurangan pengangguran, dan lebih lagi apabila setelah kepulangan dari Jepang, para mantan peserta magang diharapkan mampu membuka usaha atau menciptakan kesempatan kerja minimal bagi dirinya sendiri, serta dapat menyerap banyak tenaga kerja lainnya.

    Pada dasarnya multiplier effect program pemagangan tersebut secara umum diharapkan akan mengurangi penganggur atau memperluas kesempatan kerja. Disatu sisi, peserta yang mampu

  • Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri 65

    berwirausaha/berusaha, dengan modal usaha yang sangat bervariasi antara kurang dari Rp. 10.000.000,- sampai dengan lebih dari Rp. 100.000.000,-, minimal akan memberi kesempatan kerja bagi dirinya sendiri, atau bahkan dapat menyerap/ mempekerjakan orang lain. Sedangkan disisi lain, bagi mereka yang tidak mampu berwirausaha, mereka dapat bekerja atau menjadi pekerja pada berbagai lapangan usaha seperti di sektor pertanian, industri pengolahan, jasa, dan sebagainya. Bagi mereka yang mampu membuka wirausaha/usaha, sebagaimana terlihat pada Tabel 4.5 berikut menunjukan bahwa dari 88 orang, mayoritas (53,9%) masih berusaha sendiri tanpa dibantu orang lain (pekerja). Meskipun diantara mereka dalam menjalankan usahanya mampu mempekerjakan/menyerap orang lain sebagai pekerja, akan tetapi tingkat penyerapannya masih sangat kecil. Penyerapan pekerja antara 1- 5 orang masih cukup besar yakni sebanyak 44,7%, sedangkan yang menyerap pekerja antara lebih dari 5 8 orang hanya 2,2%. Kondisi tersebut mencerminkan bahwa skala usaha yang mereka lakukan masih tergolong/termasuk kategori usaha rumah tangga (mikro) dan usaha skala kecil. Berbagai jenis usaha yang mereka lakukan meliputi agro bisnis, angkutan, perbengkelan (bubut, las, sepeda motor), budidaya jamur/gurame, ekspedisi, pendidikan/LPK, fotocopy, kerajinan tangan, laundry, penyewaan alat pesta, pertanian/peternakan (bebek), recycle plastic, rental (mobil, PS), studio foto, toko (sembako, alat tulis kantor, olah raga), warnet, dan sebagainya. Oleh karena keterbatasan pengetahuan dan pengalamannya, maka untuk mengembangkan usaha mereka agar bergeser menjadi usaha skala menengah atau besar, dukungan/perhatian dari berbagai pihak yang terkait memegang peranan yang sangat penting. Seperti Kementerian Tenaga Kerja dan

  • 66 Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri

    Transmigrasi, Kementerian Koperasi dan UMKM, Kementerian Perindustrian, Lembaga Keuangan (Perbankan), untuk melakukan pendampingan sesuai dengan kapasitas masing-masing.

    Tabel 4.5Eks Peserta Magang Yang

    Berwira Usaha MenurutJumlah Pekerja Yang Diserap

    Jumlah Pekerja

    Frekuensi Persentase

    0 47 53.91 22 24.72 12 13.53 1 1.15 4 4.57 1 1.18 1 1.1

    Total 88 100.0

    Multiplier efek dari program magang tersebut, secara keseluruhan merupakan kegiatan/aktivitas yang memiliki nilai ekonomi dan sosial yang berdampak luas baik pada skala mikro maupun makro. Skala mikro, mereka yang bersangkutan dengan aktivitas yang dilakukan akan memperoleh peningkatan penghasilan atau pendapatan (income) yang dapat dibelanjakan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, seperti untuk konsumsi, perumahan, sandang, pendidikan, kesehatan, sosial dan sebagainya. Selain itu, selama magang mereka juga memperoleh penghasilan sekitar 8 10 juta rupiah per bulan, dan setelah selesai program pemagangan

  • Pendayagunaan Tenaga Kerja Pasca Magang di Luar Negeri 67

    memperoleh sertifikat kompetensi kerja dan uang bantuan permodalan. Setiap peserta magang memperoleh sertifikat kompetensi dan dana mandiri sebesar 600 ribu yen (Rp. 60 juta) setelah menyelesaikan program magang selama tiga tahun. Sedangkan skala makro, aktivitas yang mereka lakukan akan memberikan kontribusi terhadap perekonomian regional/nasional seperti produk domestik regional bruto (PDRB), produk domestik bruto (PDB), pertumbuhan ekonomi, pendapatan perkapita (income perkapita), dan sebagainya.

    b. KesejahteraanKesejahteraan dalam program pemagangan di

    Jepang, dapat diartikan kesejahteraan selama mengikuti magang dan setelah selesai magang (pasca magang). Pemagangan adalah bagian dari sistem pelatihan kerja yang diselenggarakan secara terpad