lutfan lbm 1 kgd

Upload: wahyu-aji

Post on 18-Jan-2016

169 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

kgd

TRANSCRIPT

SUMBATAN JALAN NAFASSTEP 1

AVPU :pemeriksaan untk menilai kesedaran pada keadaan kegawatdaruratan

A : alert (kesadaran)

V; respon to verbal

P : respon to pain

U : unresponsive

Definitive air way : penanganan sumbatan jalan nafas yg sudah tidak dapat menggunakan penanganan manual (

surgical : cricotiroidektomi, trakeostomi

non surgical : ETT, NTT

Saturasi : Ketersediaan O2 dalam darah normal : 95-100% ( pakai blood gas

SpO2 : tekanan O2 dalam darah normal : 80-100 mmhg (saling berbanding lurus ) ( penghitungan indirect ( pulse oximetri

Triple air way manuver : pengelolaan jalan nafas dengan cara sederhana pada pasien tidak sadar, sering tersumbat karna lidah epiglotis, chinlift, jaw thrust,head tilt,

Bila ada cedera pada leher ( jaw thrust (untuk menahan pergerakan rahang)

Oropharingeal air way : alat bantu nafas yg dipakai untuk pasien tidak sadar u/ menahan agar lidah tidak menutupi saluran nafas

Primary survey bedanya sama BHD: sebuah tindakan untuk pada saluran nafas, bantuan nafas , sirkulasi dan defibrilasi, A (air ways),B(breathing)C (CIRCULATION) D(defibrililasi disability( AVPU) E(EXPOSURE)

Pulse oximetri : memonitor saturasi hb pada pengikatan oksigen normal : > 95 % ( px. secara cepat

Glasgow Coma Scale ( GCS )Cara Pemeriksaan Derajat

a. Membuka Mata

Spontan 4

Dengan diajak bicara 3

Dengan rangsang nyeri 2

Tidak membuka mata 1

b. Respons verbal Sadar dan orientasi ada 5

Berbicara tanpa kacau 4

Berkata tanpa arti 3

Hanya mengerang 2

Tidak ada suara 1

c. Respon motorik Sesuai perintah 6

Terhadap rangsang nyeri :

Timbul gerakan normal 5

Fleksi cepat dan abduksi bahu 4

Fleksi lengan dengan adduksi bahu 3

Ekstensi lengan, adduksi, endorotasi

bahu, pronasi lengan bawah 2

Tidak ada gerakan 1Nilai tertinggi scala coma Glasgow : 4+5+6 = 13

Nilai terendah : 1 +1 +1 = 3

Scoring : 15 = composmentis

3 = coma

( Sumber : Buku Panduan Gawat Darurat, Jilid 1, FKUI )

MANUVER CHIN LIFT, HEAD TILT, JAW TRUSTTilt Head, Lift Chin, Check Breathing.

INCLUDEPICTURE "http://www.toadspad.net/ems/graphics/cpr-head-tilt.jpg" \* MERGEFORMATINET

Opening the airway.Top: Airway obstruction produced by the tongue and the epiglottis.Bottom: Relief by head-tilt/chin-lift.

Head-tilt/chin-lift maneuver. Perpendicular line reflects proper neck extension, i.e., a line along the edge of the jaw bone should be perpendicular to the surface on which the victim is lying.

Jaw-thrust maneuver

Sumber : http://www.toadspad.net/ems/cpr-head-tilt.htmlANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEMPERNAPASAN

STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM RESPIRASIRespirasi adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O) yang dibutuhkan tubuh untuk metabolisme seldan karbondioksida (CO) yang dihasilkan dari metabolisme tersebut dikeluarkan dari tubuh melalui paru.

STRUKTUR SISTEM RESPIRASI

Sistem respirasi terdiri dari:

1. Saluran nafas bagian atas

Pada bagian ini udara yang masuk ke tubuh dihangatkan, disarung dandilembabkan

2. Saluran nafas bagian bawah

Bagian ini menghantarkan udara yang masuk dari saluran bagian atas kealveoli3. Alveoli

terjadi pertukaran gas anatara O2 dan CO2

4. Sirkulasi paruPembuluh daraharterimenuju paru, sedangkan pembuluh darahvenameninggalkan paru.5. Paru

terdiri dari :

a.Saluran nafas bagian bawah

b.Alveoli

c.Sirkulasi paru

6. Rongga Pleura

Terbentuk dari dua selaputserosa,yang meluputi dinding dalam ronggadada yang disebutpleura parietalis, dan yang meliputi paru ataupleuraveseralis7. Rongga dan dinding dada

Merupakan pompamuskuloskeletalyang mengatur pertukaran gas dalamproses respirasi

Saluran Nafas Bagian Atasa.Rongga hidung

Udara yang dihirup melalui hidung akan mengalamitiga hal :

-Dihangatkan

-Disaring

-Dan dilembabkan

Yang merupakan fungsi utama dari selaput lendir respirasi ( terdiri dari :Psedostrafied ciliated columnar epiteliumyang berfungsi menggerakkan partikel partikel halus kearah faring sedangkan partikel yang besar akan disaring oleh bulu hidung,sel golbetdan kelenjar serous yang berfungsi melembabkan udara yang masuk,pembuluh darah yang berfungsi menghangatkan udara). Ketiga hal tersebut dibantu denganconcha. Kemudian udara akan diteruskan ke

b.Nasofaring(terdapatpharyngeal tonsildanTuba Eustachius)

c.Orofaring(merupakan pertemuan rongga mulut dengan faring,terdapat pangkal lidah)

d.Laringofaring(terjadi persilangan antara aliran udara dan aliran makanan)

Saluran Nafas Bagian Bawaha.Laring

Terdiri dari tiga struktur yang penting

-Tulang rawankrikoid-Selaput/pita suara

-Epilotis-Glotisb.Trakhea

Merupakan pipa silider dengan panjang 11 cm, berbentuk cincin tulang rawanseperti huruf C. Bagian belakang dihubungkanolehmembran fibroelasticmenempel pada dinding depanusofagus.c.Bronkhi

Merupakan percabangantrakheakanan dan kiri.Tempat percabangan ini disebutcarina.Brochuskanan lebih pendek, lebar dan lebih dekat dengantrachea.Bronchuskanan bercabang menjadi: lobus superior, medius, inferior. Brochuskiri terdiri dari: lobus superiordaninferior

AlveoliTerdiri dari :membran alveolardan ruanginterstisial.Membran alveolar :

-Small alveolar celldenganekstensi ektoplasmikke arah rongga alveoli

-Large alveolar cellmengandunginclusion bodiesyang menghasilkansurfactant.-Anastomosing capillary, merupakan systemvenadanarteriyang saling berhubungan langsung, ini terdiri dari :sel endotel,aliran darah dalam ronggaendotel-Interstitial spacemerupakan ruangan yang dibentuk oleh :endotel kapiler,epitel alveoli, saluranlimfe, jaringankolagen dansedikit serum.

Aliran pertukaran gas

Proses pertukaran gas berlangsung sebagai berikut:alveoli epitel alveolimembrandasarendotel kapilerplasmaeitrosit.

Membransitoplasma eritrositmolekul hemoglobin

OCo

Surfactant

Mengatur hubungan antara cairan dan gas. Dalam keadaan normalsurfactantini akanmenurunkan tekanan permukaanpadawaktu ekspirasi, sehinggakolaps alveolidapat dihindari.

Sirkulasi ParuMengatur aliran darahvena venadariventrikelkanan kearteri pulmonalisdan mengalirkan darah yang bersifatarterialmelauluivena pulmonaliskembali keventrikelkiri.

ParuMerupakanjalinan atau susunanbronhus bronkhiolus,bronkhiolus terminalis,bronkhiolus respiratoty, alveoli, sirkulasiparu, syaraf, sistemlimfatik.Rongga dan Dinding DadaRongga ini terbentuk oleh:

-Otot ototinterkostalis-Otot ototpektoralis mayordanminor-Otot otottrapezius-Otot ototseratus anterior/posterior-Kosta- kosta dan kolumna vertebralis

-Keduahemi diafragmaYang secara aktif mengatur mekanik respirasi.

Gambar 1 Anatomi sistem pernafasan

FUNGSI RESPIRASI DAN NON RESPIRASI DARI PARU

1.Respirasi : pertukaran gas O dan CO

2.Keseimbangan asam basa

3.Keseimbangan cairan

4.Keseimbangan suhutubuh

5.Membantu venous return darah keatriumkanan selama fase inspirasi

6.Endokrin: keseimbangan bahanvaso aktif, histamine, serotonin, ECFdanangiotensin7.Perlindungan terhadap infeksi:makrofagyang akan membunuh bakteri

Mekanisme PernafasanAgar terjadi pertukaran sejumlah gas untuk metabolisme tubuh diperlukan usaha keras pernafasan yang tergantung pada:

1.Tekanan intar-pleural

Dinding dada merupakan suatu kompartemen tertutup melingkupi paru. Dalam keadaan normal paru seakan melekat pada dinding dada, hal ini disebabkan karena ada perbedaan tekanan atau selisih tekananatmosfir( 760 mmHg) dan tekanan intra pleural (755 mmHg). Sewaktu inspirasidiafrgamaberkontraksi, volume rongga dada meningkat, tekananintar pleuraldanintar alveolarturun dibawah tekananatmosfirsehingga udara masuk Sedangkan waktu ekspirasi volum rongga dada mengecil mengakibatkan tekanan intra pleural dan tekanan intra alveolar meningkat diatasatmosfirsehingga udara mengalir keluar.

2.Compliance

Hubungan antara perubahan tekanan dengan perubahan volume dan aliran dikenal sebagaicopliance.Ada dua bentuk compliance:

-Static compliance, perubahan volum paru persatuan perubahan tekanan saluran nafas( airway pressure)sewaktu paru tidak bergerak. Pada orang dewasa muda normal : 100 ml/cm H2O

-Effective Compliance:(tidal volume/peak pressure)selama fase pernafasan. Normal: 50 ml/cm H2O

Compliancedapat menurun karena:

-Pulmonary stiffes: atelektasis,pneumonia, edemaparu,fibrosisparu

-Space occupying prosess:effuse pleura, pneumothorak-Chestwall undistensibility:kifoskoliosis, obesitas, distensi abdomenPenurunancomplianceakan mengabikabtkan meningkatnya usaha/kerja nafas.

3.Airway resistance(tahanan saluran nafas)

Rasio dari perubahan tekanan jalan nafas

SIRKULASI PARU

a.Pulmonary blood flowtotal= 5 liter/menit

Ventilasi alveolar= 4 liter/menit

Sehinggaratio ventilasidengan aliran darah dalam keadaan normal = 4/5 = 0,8

b.Tekanan arteri pulmonal = 25/10 mmHg dengan rata-rata = 15 mmHg.

Tekananvena pulmolais= 5 mmHg,mean capilary pressure= 7 mmHg

Sehingga pada keadaan normal terdapat perbedaan 10 mmHg untuk mengalirkandarah dariarteri pulmonaliskevena pulmonalisc.Adanyamean capilary pressuremengakibatkan garam dan air mengalir darironggakapilerke ronggainterstitial,sedangkanosmotic colloid pressureakan menarik garam dan air dari ronggainterstitialkearah ronggakapiler.Kondisi ini dalam keadaan normal selalu seimbang.Peningkatan tekanankapileratau penurunankoloidakan menyebabkan peningkatan akumulasi air dangaramdalamronggainterstitial.

TRANSPOR OKSIGEN

1.Hemoglobin

Oksigen dalam darah diangkut dalam dua bentuk:

-Kelarutan fisik dalamplasma-Ikatan kimiawi denganhemoglobinIkatanhemoglobindengan tergantung padasaturasiO2,jumlahnya dipengaruhi oleh pH darah dan suhu tubuh. Setiap penurunan pH dan kenaikkan suhu tubuh mengakibatkan ikatanhemoglobindan O2menurun.

2. Oksigen content

Jumlah oksigen yang dibawa oleh darah dikenal sebagaioksigen content (Ca O2)-Plasma-Hemoglobin

REGULASI VENTILASI

Kontrol dari pengaturan ventilasi dilakukan oleh sistem syaraf dan kadar/konsentrasi gas-gas yang ada di dalam darah

Pusatrespirasidimedulla oblongatamengatur:

-Rate impulsRespirasi rate-Amplitudo impulsTidal volumePusatinspirasi danekspirasi:posterior medulla oblongata, pusatkemo reseptor:anterior medulla oblongata, pusatapneudanpneumothoraks : pons.Rangsangventilasiterjadi atas : PaCo2, pH darah, PaO2

PEMERIKSAAN FUNGSI PARU

Kegunaan: untuk mendiagnostik adanya : sesak nafas,sianosis,sindrom bronkitisIndikasi klinik:

- Kelainan jalan nafas paru,pleura dan dindingtoraks- Payah jantung kanan dan kiri

- Diagnostik pra bedahtoraksdanabdomen- Penyakit-penyakit neuromuskuler

- Usia lebih dari 55 tahun.

SUMBATAN JALAN NAFAS1. Etiologi

Penyebab sumbatan yg sering kita jumpai adalah dasar lidah, palatum mole, darah atau benda asing yg lain. Dasar lidah sering menyumbat jalan nafas pada penderita koma, karena pada penderita koma otot lidah dan leher lemas sehingga tidak mampu mengangkat dasar lidah dari dinding belakang faring. hal ini sering terjadi bila kepala penderita dalam posisi fleksi.

Benda asing seperti tumpahan atau darah di jalan nafas atas yang tidak dapat ditelan atau dibatukkan oleh penderita yg tidak sadar dapat menyumbat jalan nafas. Penderita yg mendapat anestesi atau tidak, dapat terjadi laringospasme an ini biasanya terjadi oleh karena rangsangan jalan nafas atas pada penderita stupor atau koma yg dangkal.

Sumbatan nafas juga dapat trjdi pad jalan nafas baigian bawh, dan ini terjadi sebagai akibat bronkospasme, sembab mukosa, sekresi mukosa, masuknya isi lambung atau benda asing ke dalam paru.

(Sumber : Buku Penanganan Penderita Gawat Darurat, Prof. DR.dr. I. Riwanto, Sp.BD, FK UNDIP)

Sebab Terjadinya obstruksi :1. Trauma

Trauma dapat disebabkan oleh karena kecelakaan, gantung diri, atau kasus percobaan pembunuhan. Lokasi obstruksi biasanya terjadi di tulang rawan sekitar, misalnya aritenoid, pita suara dll.

2. Benda Asing

Benda Asing tersebut dapat tersangkut pada :

a. Laring

Terjadinya obstruksi pada laring dapat diketahui melalui tanda-tanda sebagai berikut, yakni secara progresif terjadi stridor, dispneu, apneu, digagia, hemopsitis, pernafasan dgn otot-otot nafas tambahan, atau dapat pula terjadi sianosis. Gangguan oleh benda-benda asing ini biasanya terjadi pada anak-anak yg disebabkan oleh berbagai biji-bijian dan tulang ikan tg tdk teratur bentuknya.

b. Saluran nafas

Berdasarkan lokasi benda-benda yg tersangkut dalam saluran nafas maka dibagi atas :

Pada TrakheaBenda asing pada trakhea jauh lebih berbahaya dari pada di dalam bronkhus, karena dapat menimbulkan asfiksia. Benda asing didalam trakea tidak dapat dikeluarkan, karena tersangkut di dalam rima glotis dan akhirnya tersangkut dilaring dan menimbulkan gejala obstruksi laring

Pada Bronkhus

Biasanya akan tersangkut pada bronkhus kanan, oleh karena diameternya lebih besar dan formasinya dilapisi oleh sekresi bronkhus sehingga menjadi besar

(Sumber : Buku Agenda Gawat Darurat, Jilid 2, Prof. Dr.. H. Tabrani Rab)

2. Macam

a. Sumbatan Jalan Nafas Total

Bila tidak dikoreksi dalam waktu 5 10 menit dapat mengakibatkan asfiksi ( kombinasi antara hipoksemia dan hipercarbi), henti nafas dan henti jantung.b. Sumbatan jalan Nafas partial

Bila tidak dikoreksi dapat menyebabkan kerusakan otak, sembab otak, sembab paru, kepayahan henti nafas dan henti jantung sekunder.

(Sumber : Buku Penanganan Penderita Gawat Darurat, Prof. DR.dr. I. Riwanto, Sp.BD, FK UNDIP)

Obstruksi yg trjdi dibagi menjadi 3 yaitu :

a. Obstruksi total

Terjadi perubahan yg akut berupa hipoksemia yg menyebabkan terjadinya kegagalan pernafasan secara cepat. Sementara kegagalan pernafasan sendiri menyebabkan terjadinya kegagalan fungsi kardiovaskuler dan menyebabkan pula terjadinya kegagalan SSP dimana penderita kehilangan kesadaran secara cepat diikuti dengan kelemahan motorik bahkan mungkin pula terdapat renjatan (seizure0. Kegagalan fungsi ginjal mengikuti kegagalan fungsi darah dimana terdapat hipoksemia, hiperkapnia, dan lambat laun terjadi asidosis respiratorik dan metabolikb. Fenomena Check Valve

yaitu udara dapat masuk, tetapi tdk keluar. keadaan ini menyebabkan terjadinya empisema paru, bahkan dapat terjadi empisema mediastinum atau empisema subkutan

c. Udara dapat keluar masuk walaupun terjadi penyempitan saluran nafas dari 3 bentuk keadaan ini, Obstruksi total adalah keadaan yg terberat dan memerlukan tindakan yg cepat. dalam keadaan PCO2 tinggi dgn kecepatan pernafasan 30/menit dlm usaha kompensasi maksimal. Di atas keadaan ini, pasien tidak dapat mentoleransi. Bila terjadi hipoksemia, menandakan fase permulaan terjadinya kegagalan pernafasan.

(Sumber : Buku Agenda Gawat Darurat, Jilid 2, Prof. Dr.. H. Tabrani Rab)

3. Tanda dan GejalaBenda Asing di Laring

Stridor, dispneu, apneu, digagia, hemopsitis, pernafasan dengan otot-otot tambahan, dapat pula terjadi sianosis

Benda Asing di Trakhea

Lebih berbahaya daripada didalam bronkhus karena dapat menimbulkan asfiksia. terdengar stridor dan akhirnya trjdi sianosis yg disertai dgn edema

Benda Asing di Bronkhus

Biasanya akan tersangkut pada bronkhus kanan, oleh karena diameternya lebih besar dan formasinya dilapisi oleh sekresi bronkhus sehingga menjadi besar

Benda Asing di Trankeobronkial

Pasien mengalami batuk yg hebat dan bersin-bersin selama beberapa menit. Batuk ini diikuti wheezing (mengi) dan ila tdk terdapat riwayat asma, maka hal ini harus dicurigai sbg benda asing, terutama bila wheezing (mengi) terdapat di unilateral.

Berdasarkan tingkat obstruksi yg trjdi pda saluran nafas dibagi mnjdi 3 bagian, yaitu :

a. Dimana obstruksi yg tjd dpt menganggu ventilasi, maka hanya ditemukan wheezing tanpa ditemukan gangguan pada parenkim paru

b. Bila terjadi obstruksi parsial, maka dapat terjadi check valve phenomen atau empisema paruc. Bila terjadi obstuksi total, maka akan terjadi atelektasis

(Sumber : Buku Agenda Gawat Darurat, Jilid 2, Prof. Dr.. H. Tabrani Rab)

4. PP

a. Radiologi

Berdasarkan pemeriksaan ini bayangan radiologi yg trjdi dpt disebabkan oleh :

Bila benda asing itu bersifat radioopaque, maka bayangan yg trjdi adalah disebabkan oleh benda asing itu sendiri

Bila bayangan yg terjadi disebabkan oleh karena komplikasi, misalnya atelektasis dan empisema maka akan tergantung kepada tipe obstruksi yg terjadi.

b. Pemeriksaan faal paru

Dari pemeriksaan faal paru didapatkan defek obstruktif faal paru, dan ini bergantung kepada lokasi obstruksi yg terjadi. Bila obstrkusi terjadi didaerah laringotrakheal, maka akan terjadi penggunaan dari kecepatan aliran ( flow rate). Bila obstruksi terjadi di suprasternal notch, sedangkan bila trjdi dibawah suprasternal notch, maka akan terjadi pengurangan dari kecepatan aliran ekspresi. berapa jauh obstruksi terjadi, ditentukan pula oleh hasil penilaian FEVt. Makin distal obstruksi, makin besar pula pengaruh nilai FEVt. Sedangkan FEV1 akan lebih kecil pengaruhnya pada obstruksi yg bersifat proksimal.

c. Pemeriksaan analisis gas.

Pada fase permulaan obstruksi dapat menimbulkan peningkatan PaCO2 . Kecepatan pernafasan yg 30 kali/menit masih dapat mengkompensasi sehingga tdk terjadi hipoksemia. Akan tetapi pada penyumbatan yg sifatnya proksimal, total perburukan gas dan pH darah terjadi secara cepat.

(Sumber : Buku Agenda Gawat Darurat, Jilid 2, Prof. Dr.. H. Tabrani Rab)

5. Penatalaksanaan

Bila dicurigai ada benda asing dijalan nafas atas, mulut harus dibuka dgn paksa dan mengeluarkan benda asing tersebut.

Ada 3 cara untuk membuka mulut dengan paksa :

a. Gerakan jari menyilang (untuk mandibula yg agak lemas)

Penolong pada verteks atau samping kepala penderita.

Jari telunjuk penolong dimasukkan kedalam sudut mulut penderita dan tekankan jari tersebut pada gigi geligi atasnya. Kemudian tekanlah gigi geligi bawah dengan ibu jari yg menyilang jari telunjuk tadi sehingga mulut secara paksa membuka.

b. Gerak jari dibelakang gigi geligi (untuk mandibula yg kaku)

Masukkan satu jari telunjuk diantara pipi dan gigi geligi penderita dan ganjalkan ujung jari telunjuk tadi dibelakang molar terakhir,

c. Gerak angkat mandibula lidah (untuk mandibula yg sangat lemas)

Ibu jari penolong dimasukkan ke dalam mulut dan faring penderita dan dgn ujung ibu jari penolong dasar lidah diangkat. jari-jari yg lain memegang mandibula tadi pada dagu dan mengangkatnya ke depan (Sumber : Buku Penanganan Penderita Gawat Darurat, Prof. DR.dr. I. Riwanto, Sp.BD, FK UNDIP)

MANUVER HEIMLICH

Perasat Heimlich

A. Pasien Masih dapat Berdiri

Penolong berdiri dibelakang pasien yang sedikit membungkuk. Kepalan tangan kiri penolong diletakkan di epigastrium (bawah processus xiphoideus). Tangan kanan penolong diletakkan diatas kepalan tangan kiri, kemudian kedua tangan menekan perut-dada ke belakang dan keatas. Dengan demikian udara dalam paru akan terdorong ke atas (keluar melalui mulut) sambil mendorng benda asing ke luar faring

B. Pasien Duduk

Penolong berdiri / jongkok dibelakang kursi dengan kepalan tangan diletakkan seperti pada cara menolong pasien yg masih dapat berdiri

C. Pasien Terbaring

Penolong jongkok dgn dengkul dikiri dan kanan pasien. Kepalan tangan kiri diletakkan dibawah processus xiphoideus dan tangan kanan diatasnya. Tekan paru dengan menekan ke bawah-atas sehingga udara dalam paru mendorong benda asing ke luar dari laring. Kepala pasien harus lurus ke depan, supaya benda asing yg keluar tdk tertahan tenggorok.

( Sumber : Buku panduan Gawat Darurat, Jilid 1, FK UI)

benda yg masuk ke trakheobronkhial kecil, digunakan bronkoskop fiberoptik. Bila benda asing telah menyebabkan infeksi disekitar bronkhus , maka perdarahan yg disebabkan oleh pengangkatan benda asing dgn bronkoskop fiberoptik tdk dapat mengatasi perdarahan yg masif ini. Kadang-kadang diperlukan pula penggunaan balon Forgatry dan dengan suction (pengisap) benda asing ini diangkat. Kadang-kadang pecahan benda asing yg kecil dapat keluar melalui lavase bronkhus, karena sulit sdicapai dengan fosep melalui bronkoskopi , terutama bila pecahan benda ini kecil dan banyak. Apabila benda asing ini tidak dapat diangkat dgn bronkosko, maka perlu dipertimbangkan utk melakukan ekstraksi melalui torakotomi, terutama bila benda asing ini besar dan telah menempel akibat infeksi, yg mpy resiko trjdinya perdarahan dan penyumbatan dari infeksi, yg dpt tjd oleh karena tindakan bronkoskopi tersebut. Benda asing dapat menimbulkan infeksi pada bagian distal sumbatan dan dapat menimbulkan sepsis.

(Sumber : Buku Agenda Gawat Darurat, Jilid 2, Prof. Dr.. H. Tabrani Rab)

6. Komplikasi

1. Henti napas

a. Henti napas ditandai dengan tidak adanya gerakan dada dan aliran udara pernapasan dan korban/pasien.

b. Henti nafas, merupakan kasus yang harus dilakukan tindakan Bantuan Hidup Dasar. Henti napas dapat terjadi pada keadaan;

i. Tenggelam

ii. Stroke

iii. Obstruksi jalan napas

iv. Epiglotitis

v. Overdosis obat-obatan.

vi. Tersengat listrik

vii. Infark miokard

viii. Tersambar petir

ix. Koma akibat berbagai macam kasus.

c. Pada awal henti napat oksigen masih dapat masuk kedalam darah untuk beberapa menit dan jantung masih dapat mensirkulasikan darah ke otak dan organ vital lainnya, jika pada keadaan ini diberikan bantuan napas akan sangat bermanfaat agar korban dapat tetap hidup dan mencegah henti jantung.

2. Henti jantung

a. Pada saat terjadi henti jantung, secara langsung akan terjadi henti sirkulasi. Henti sirkulasi ini akan dengan cepat menyebabkan otak dan organ vital akan kekurangan oksigen. Pernapasan yang terganggu (tersengal-sengal) merupakan tanda awal akan terhadinya henti jantung.

Ditandai :

a. tidak sadar, detak jantung

b. tidak teraba denyut nadi arteri besar

c. henti nafas atau gasping

d. pupil melebar

e. death like appearance (pucat, sianotik)

f. gambaran EKG dapat berupa:

i. Fibrilasi ventrikel

ii. Asistol.

iii. Dissosiasi Bektromekanik

b. Bantuan Hidup dasar merupakan bagian dari pengelolaan gawat darurat yang bertujuan :

i. Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya respirasi.

ii. Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan ventilasi dari korban yang mengalami henti jantung atau henti nafas malalui Resusitasi Jantung Paru (RJP)

c. Resusitasi jantung Paru terdiri dari 2 tahap, yaitu

i. Survei Primer (Primary Survey), yang dapat dilakukan oleh setiap orang

ii. Survei sekunder (Secondary survey), yang hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis dan para medis terlatih dan merupkan lanjutan dari survey primer.

SURVEI PRIMER

Difokuskan pada bantuan napas dan bantuan sirkulasi serta defibrilasi. Tindakan survey primer meliputi :

Aairway (jalan nafas)

Bbreathing (bantuan nafas)

Ccirculation (bantuan sirkulasi)

Ddefbrilation (terapi listrik)

Diagnosis henti jantung

1. penderita tidak sadar

2. penderita kelihatan telah meninggal

a. sikap

b. warna kulit

3. tidak ada pernapasan

4. tidak ada denyut nadi di arteri besar.

Sewaktu melakukan kempaan toraks untuk masase jantung mungkin terjadi penyulit yang tidak daipat dihindari. Penyulit yang berupa patah tulang iga atau sternum dan cedera pleura, hati, dan jantung terutama ditemukan pada orang tua.

Jangan berikan tekanan pada lambung Jika terdapat distensi tamburig saat ditaktikan pernapasan

buatan, sebab dapat terjadi alir balik cairan atau isi lambung ke faring yang biasa diaspirasi kejalan napas

Kempaan toraks tidak mungkin jika alas tidur tidak keras

GambarLetak tangan di toraks ketika melakukan kempaan toraks untuk masase jantung. Pangkal tangan diletakkan pada sepertiga kaudal tulang sternum.

Gambar:Kempaan toraks Dilakukan kempaan seluruh toraks sedalam 45 cm, kempaan maksimal akan menghasilkan 40% sirkulasi nomal dalam keadaan istirahat.

A. Jika ada dua penyelamat: Buka jalan napas. Insuflasi dilakukan oleh penyelamat pertama, sedangkan masase jantung (sirkulasi) dilakukan oleh orang kedua, berturutturut dilakukan lima kempaan toraks dan satu insuflasi paru dengun irama kempaan 6080/menit. B. Jika hanya ada satu penyelamat dilakukan berturutturut 10 kempaan dan dua insuflasi. Irama kempaan 6080/meuit dan insuflasi dalam waktu 3 detik,

OBSTRUKSI JALAN NAFAS

Definisi

Etiologi

Edema jalan nafas

Benda asing

Tumor

Trauma daerah laring

Spasme otot larings

Kelumpuhan otot abductor pita suara

Kelainan congenital

(Agus Purwadinanto dan Budi Sampurna. 2000. Kedaruratan Medik Edisi Revisi Pedoman Penatalaksanaan Praktis. Jakarta : Binarupa Aksara)

1. Dasar Lidah

Dasar lidah sering menyumbat jalan nafas pada penderita koma, karena pada penderita koma otot lidah dan leher lemas sehingga tidak mampu mengangkat dasar lidah dari dinding belakang farings.

2. Benda asing

Seperti tumpahan atau darah di jalan nafas atas yang tidak dapat di telan atau dibatukkan oleh penderita yang tidak sadar dapat menyumbat jalan nafas

(Penanganan Penderita gawat darurat, UNDIP)

Klasifikasi

OBSTRUKSI JALAN NAPAS OLEH BENDA ASING

Macam 2:

Sebagian (parsial)

Korban mungkin masih mampu melakukan pernapasan, namun kualitas pernapasan dapat baik atau buruk.

Pada korban dengan pernapasan yang masih baik, korban biasanya masih dapat melakuakan tindakan batuk dengan kuat, usahakan agar korban tetap bisa melakukan batuk dengan kuat sampai benda asing tersebut dapat keluar.

Obstruksi jalan napas partial dengan pernapasan yang buruk harus diperlakukan sebagai obstruksi jalan napas komplit.

Komplit (total)

Korban biasanya tidak dapat berbicara, bernapas, atau batuk.

Biasanay korban memegang lehernya diantara ibu jari dan jari lainnya.

Saturasi oksigen akan dengan cepat menurun dan otak akan mengalami kekurangan oksigen sehinga menyebabkan kehilangan kesadaran, dan kematian akan cepat terjadi jika tidak diambil tindakan segera.

Sumbatan jalan nafas total bila tidak dikoreksi dalam waktu 5 sampai 10 menit dapat mengakibatkan asfiksi (kombinasi antara hipoksemia dan hiperkarbi), henti nafas dan henti jantung (Penanganan Penderita gawat darurat, UNDIP)

Patofisiologi

Berkurangnya oksigen di dalam tubuh kita akan memberikan suatu keadaan yang disebut hipoksia. Hipoksia ini dikenal dengan istilah sesak napas. Frekuensi napas pada keadaan sesak napas lebih cepat daripada keadaan normal. Oleh karena itu, bila sesak napas ini berlangsung lama maka akan memberikan kelelahan pada otot-otot pernapasan. Kelelahan otot-otot napas akan mengakibatkan terjadinya penumpukan sisa-sisa pembakaran berupa gas CO2. Gas CO2 yang tinggi ini akan mempengaruhi susunan saraf pusat dengan menekan pusat napas yang ada di sana. Keadaan ini dikenal dengan istilah henti napas.

Otot jantung juga membutuhkan oksigen untuk berkontraksi agar darah dapat dipompa keluar dari jantung ke seluruh tubuh. Dengan berhentinya napas maka oksigen tidak ada sama sekali di dalam tubuh sehingga jantung tidak dapat berkontraksi dan akibatnya terjadi keadaan yang disebut henti jantung.Rab,T., Agenda gawat darurat, jilid 2

Manifestasi Klinis

tanda obstruksi sebagian :

a. perasaan tercekik, tersumbat, batuk, stridor inspirasi serta disponi

b. retraksi dinding intercosta dan supraklavikula

terdengar aliran udara yang berisik

Bunyi lengking menandakan adanya laringospasme

Bunyi seperti orang kumur menandakan adanya sumbatan oleh benda asing (Penanganan Penderita gawat darurat, UNDIP)

tanda obstruksi komplet :

a. pasien tidak dapat bernapas, berbicara dan batuk,

b. tampak seperti mencekik (choking)

c. agitasi

d. panik dan nafas tersengal-sengal

e. sianosis

f. hilangnya kesadaran

g. jika tak segera ditangani akan menyebabkan kematian

Diagnosis

Pemeriksan fisik

Keadaan umum

Pasien gelisah

Pucat pasi

Sianosis adalah tanda akhir yang sudah berat

Nafas yang distress

Tekanan darah meningkat

Tekanan darah yang menurun bisa berarti proses lebih berat atau lanjut

Nadi cepat

Nadi yang melambat bisa berarti proses sudah lanjut

Kadang kala disertai keringat dingain terutama didaerah dahi

Keadaan khusus

Keadaan ini terdapat pada :

Sumbatan jalan nafas bagian atas

a. Stidor inspirasi

b. Cekungan di suprasternal

c. Retraksi sela iga

d. Retraksi sub diagfragma

Sumbatan jalan nafas bagian bawah

a. Wheezing ekspirasi

Pemeriksaan penunjang

Analisis gas darah

Secara akurat diagnose gawat nafas adalah berdasarkan atas pemeriksaan gas udara, yaitu PaO2 < 60 mmHG dan PaCO2 > 46 mmHG

Macam gawat nafas:

a. Gagal oksigenasi ( PaO2 menurun, PaCO2 normal atau menurun

b. Gagal ventilasi ( PaO2 menurun, PaCO2 meningkat

c. Kombinasi ( PaO2 menurun,PaCO2 meningkat

Spirometer

Apabila gawat nafas disertai dengan gangguan ventilasi, pemeriksaan dengan spirometer menghasilkan antara lain:

a. Kecepatan nafas: < 8 x/dtk atau > 35 x/dtk

b. Volume tidal: < 5 cc/kg BB

c. Kapasitas vital: < 15 cc/Kg BB

d. Daya inspirasi maksimal: < 25 cm H2O

e. Perbandingan ruang rugi dan volume tidal> 0,6

Foto dada

Apabila gawat nafas disebebkan karena kerusakan paru, pada foto dada akan Nampak kelainan yang mendasarinya, seperti pneumonia, edema paru, pneumothorak dsb. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan obstruksi jalan napas oleh benda asing:

Manuver Heimlich (hentakan subdiafragma-abdomen)

Suatu hentakan yang menyebabkan peningkatan tekanan pada diafragma shg memaksa udara yang ada didlam paru2 untuk keluar dengan cepat sehingga diharapkan dapat mendorong atau mengeluarkan benda asing yang menyumbat jalan napas.

Mungkin dibutuhkan pengulangan hentakan 6-10 kali untuk membersihkan jalan napas.

Penyapuan jari

Penyapuan ini hanya dilakuakn atau digunakan pada orban tidak sadar, dengan muka menghadap keats, buka mulut korban dengan memegang lidah dan rahang diantara ibu jari dan jari2nya, kemuadian mengangkat rahang bawah.

Tindakan ini akan menjauhkan lidah dengan kerongkongan serta menjauhkan benda asing yang mungkin menyangkut ditempat tersebut. Masukkan jari telunjuk tangan dan tangan lain

Prognosis

SYOK

Definisi

Syok didefinisikan sebagai perfusi jaringan yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolic sel, biasanya sebagai akibat dari tekanan darah yang rendah.

(Michael Jay Bresler dan George L. Sternbach. 2007. Manual Kedokteran Darurat Edisi 6 Jakarta : EGC)

Tanda-tanda

Tanda tanda yang kurang spesifik

a. Cemas

b. Gelisah

c. Perasaan ingin mati

d. Mual

e. Capek

f. Lemah

g. Haus

Temuan objektif

a. Takikardi

b. Kulit yang dingin, pucat, dan lembab karena pengisian kapiler terlambat

c. Tekanan nadi kecil

d. Tekanan daran menurun

e. Status mental berubah, takipnea, dilatasi pupil

f. Keluaran urine menurun

(Michael Jay Bresler dan George L. Sternbach. 2007. Manual Kedokteran Darurat Edisi 6 Jakarta : EGC)

Klasifikasi

a. syok hipovolemik

disebabkan karena berkurangnya cairan intra vascular, baik karena perdarahan (syok hemorragik) ataupu bukan (non hemorragik)

b. syok kardiogenik

disebabkan karena adanya ganguan pada jantung shg fxnya untuk memompa cairan didalam pembuluh darah tidak berjalan baik. Akibatnya jaringan organ akan kekurangan oksigen.

c. syok distributive

syok akibat gangguan penyebaran cairan intravaskuler.

d. syok obtruktive

syok akibat terganggunya aliran darah yang balik atau kembali ke jantung akibat obstruksi.

MANAGEMENT AIR WAY

a. Anatomi

b. Fisiologi

c. Managemen

a. Lihat sekitar korban ada bahaya, singkirkan dan bawa korban ke tempat yang aman dan tenang

b. Periksa apakah korban atau pasien sadar : dengan panggil pasien misalnya : "Pak bangun pak ??? Baik-baik sajakah ??? sambil sentuh pundak/bahu pasien kalau dia tidak sadar. Kalau yakin pasien mengalami penurunan kesadaran, terus ke 3.c. Minta bantuan teman atau telepon no darurat 118/112 (di Indonesia banyak banget), kalau Kuwait cukup 777 (pasti ambulance, polisi dan pemadam kebakaran akan datang kompak), atau di Negara lain Amerika Serikat misalnya 911.

Lantas kita Lakukan Prinsip ABC !!!!A (Airway) Jalan napas B (Breathing) Napasnya C (Circulation) Denyut nadi

Apa yang dilakukan di A - AIRWAY ???Periksa jalan napas korban dengan cara :Membuka mulut korban dengan 2 jari, lihat apakah ada benda asing, lidah yang drop atau darah. Kemudian taruh tangan penolong diatas jidat dan bawah dagu korban dan dongakkan kepalanya, ekstensi - (Head tilt chin lift), kalau kita curiga ada fraktur servikal maka pakai model jaw trust. Dan buka jalan napas

Selanjutnya B BREATHING ???Cek napas korban selama 10 detik dengan : Look Feel Listen (Letakkan pipi penolong di depan mulut korban, sambil rasakan dan lihat ke arah dada pasien apakah naik turun (ekspansinya ada).Kalau tidak ada napas berikan mouth to mouth ventilation dengan cara tutup hidung korban dan berikan napas dua kali dengan jarak antaranya 5 detik, lakukan sampai terlihat rongga dada pasien ekspansi/naik. Ingat posisi pasien masih ekstensi (head till chin lift). Setelah itu kita periksa denyut nadi di arteri karotis sebelah kanan kiri dekat jakun ( 2- 3 jari) selama 10 detik rasakan.

Setelah itu C CIRCULATION ???Kalau ada denyut nadi, korban hanya henti napas maka lanjutkan Pulmonary Recusitation dengan berikan napas mulut ke mulut sampai 1 menit (berarti 12 kali), sampai napas OK (satu siklus).

Kalau denyut nadi tidak ada maka lakukan kompresi jantung (CPR-cardiac pulmonary resucitation) dengan letakkan ujung telapak tangan di kunci dengan telapak tangan yang lain di tulang dada (sternum) bisa sejajar/segaris antara puting payudara atau 3 jari diatas tulang muda di bawah sternum (prosessus xypoid), letakkan kedua bahu anda sejajar dan lakukan kompresi jantung.

Kompresi dilakukan dengan kedalaman 4 5 cm dengan 30 kompresi (dulu 15, yang terbaru 30 kompresi). Mau 1 atau 2 penolong semua 30 kompresi per siklus. Ini dilakukan selama 4 siklus (kurang lebih 1 menit menjadi 100 kompresi).

Di Inggris sendiri setelah 30 kompresi tidak dilakukan ventilasi (2 bantuan napas mulut mulut), sedang di AS tetap , 30 kompresi : 2 Ventilasi.

Setelah 4 siklus tadi, cek kembali denyut nadi karotis sampai bantuan Ambulance datang, atau ada respon pasien, atau pasien terlihat mati biologis tanda-tanda rigor mortis.