lp trauma abdomen

22
LP & ASKEP TRAUMA ABDOMEN LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN TRAUMA ABDOMEN Disusun oleh: Lutfy Nooraini BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam era Modernisasi kemajuan dibidang tekhnologi trasnportasi dan semakin berkembangnya mobilitas manusia berkendaraan di jalan raya, menyebabkan kecelakaan yang terjadi semakin meningkat serta angka kematian semakin tinggi. Salah satu kematian akibat kecelakaan adalah diakibatkan trauma abdomen. Kecelakaan laulintas merupakan penyebab kematian 75 % trauma

Upload: sandhi-okta

Post on 30-Sep-2015

53 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

lp

TRANSCRIPT

LP & ASKEP TRAUMA ABDOMEN

LAPORAN PENDAHULUAN DANASUHAN KEPERAWATAN TRAUMA ABDOMEN

Disusun oleh:

Lutfy Nooraini

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Dalam era Modernisasi kemajuan dibidang tekhnologi trasnportasi dan semakin berkembangnya mobilitas manusia berkendaraan di jalan raya, menyebabkan kecelakaan yang terjadi semakin meningkat serta angka kematian semakin tinggi. Salah satu kematian akibat kecelakaan adalah diakibatkan trauma abdomen. Kecelakaan laulintas merupakan penyebab kematian 75 % trauma tumpul abdomen, sedangkan penyebab lainnya adalah penganiayaan, kecelakaan olahraga dan terjatuh dari tempat ketinggian, sedangkan akibat dari penganiayaan ini disebabkan oleh karena senjata tajam dan peluru. Oleh karena hal tersebut diatas akan mengakibatkan kerusakan dan menimbulkan robekan dari organ organ dalam rongga abdomen atau mengakibatkan penumpukan darah dalam rongga abdomen yang berakibat kematian. Di Rumah Sakit data kejadian trauma abdomen masih cukup tinggi. Dalam kasus ini Waktu adalah nyawa dimana dibutuhkan suatu penanganan yang professional yaitu cepat, tepat, cermat dan akurat, baik di tempat kejadian ( pre hospital ), transportasi sampai tindakan definitif di rumah sakit.Tindakan definitif dengan jalan pembedahan sangatlah penting dilakukan, oleh karena itu dibutuhkan kerja sama antara pasien, keluarga pihak dokter maupun perawat sebagai mitra kerja ataupun merupakan Team Work dalam melaksanakan tindakan pembedahan sekaligus memberikan Asuhan Keperawatan. Perawat merupakan ujung tombak dan berperan aktif dalam memberikan pelayanan membantu klien mengatasi permasalahan yang dirasakan baik dari aspek psikologis maupun aspek fisiologi secara komprehensif. Mengingat kurangnya pengetahuan dan pengertian klien maupun keluarga tentang penyakit atau sebab dan akibat dari trauma dan alasan tindakan therapy pembedahan yang dilakukan, oleh karena itu sangatlah diperlukan informasi yang adequat. Dengan demikian klien dan keluarga akan kooperatif dan tingkat kecemasan berkurang. Berdasarkan alasan yang dikemukakan diatas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul Asuhan Keperawatan Klien Tn.T.dengan masalah keperawatan pre operatif trauma tumpul abdomen di ruang yakud RSUD.H.DAMANHURI BARABAI.

B. TUJUANa) Memahami pengertian, penyebab, klasifikasi, anatomi fisiologi, perjalanan penyakit, Manifestasi klinis, Komplikasi, Pemeriksaan diagnostic, dan pelaksanaan , beserta konsep dasar asuhan keperawatan.b) Menggunakan proses keperawatan sebagai kerangka kerja untuk perawatan pasien penderita trauma abdomenc) Menguraikan prosedur perawatan yang digunakan untuk pasien penderita trauma abdomen

BAB IIKONSEP DASAR

A. ANATOMI DAN FISIOLOGIAbdomen ialah rongga terbesar dalam tubuh. Bentuk lonjong dan meluas dari atas diafragma sampai pelvis dibawah. Rongga abdomen dilukiskan menjadi dua bagian abdomen yang sebenarnya, yaitu rongga sebelah atas dan yang lebih besar, dan pelvis yaitu rongga sebelah bawah dan kecil.Batasan batasan abdomen. Di atas, diafragma, Di bawah, pintu masuk panggul dari panggul besar. Di depan dan kedua sisi, otot otot abdominal, tulang tulang illiaka dan iga iga sebelah bawah. Di belakang, tulang punggung, dan otot psoas dan quadratrus lumborum.Isi Abdomen. Sebagaian besar dari saluran pencernaan, yaitu lambung, usus halus, dan usus besar. Hati menempati bagian atas, terletak di bawah diafragma, dan menutupi lambung dan bagian pertama usus halus. Kandung empedu terletak dibawah hati. Pankreas terletak dibelakang lambung, dan limpa terletak dibagian ujung pancreas. Ginjal dan kelenjar suprarenal berada diatas dinding posterior abdomen. Ureter berjalan melalui abdomen dari ginjal. Aorta abdominalis, vena kava inferior, reseptakulum khili dan sebagaian dari saluran torasika terletak didalam abdomen.Pembuluh limfe dan kelenjar limfe, urat saraf, peritoneum dan lemak juga dijumpai dalam rongga ini.

B. DEFINISITrauma adalah cedera/rudapaksa atau kerugian psikologis atau emosional (Dorland, 2002).Trauma abdomen adalah pukulan / benturan langsung pada rongga abdomen yang mengakibatkan cidera tekanan/tindasan pada isi rongga abdomen, terutama organ padat (hati, pancreas, ginjal, limpa) atau berongga (lambung, usus halus, usus besar, pembuluh pembuluh darah abdominal) dan mengakibatkan ruptur abdomen. (Temuh Ilmiah Perawat Bedah Indonesia, 13 Juli 2000).Trauma abdomen adalah cedera pada abdomen, dapat berupa trauma tumpul dan tembus serta trauma yang disengaja atau tidak disengaja (Smeltzer, 2001).Trauma perut merupakan luka pada isi rongga perut dapat terjadi dengan atau tanpa tembusnya dinding perut dimana pada penanganan/penatalaksanaan lebih bersifat kedaruratan dapat pula dilakukan tindakan laparatomi (FKUI, 1995).Trauma Abdomen adalah terjadinya atau kerusakan pada organ abdomen yang dapat menyebabkan perubahan fisiologi sehingga terjadi gangguan metabolisme, kelainan imonologi dan gangguan faal berbagai organ (Sjamsuhidayat, 1997).

C. ETIOLOGI / FAKTOR PENYEBABKecelakaan lalu lintas, penganiayaan, kecelakaan olahraga dan terjatuh dari ketinggian.Menurut sjamsuhidayat, penyebab trauma abdomen adalah, sebagai berikut :1. Penyebab trauma penetrasi Luka akibat terkena tembakan Luka akibat tikaman benda tajam Luka akibat tusukan2. Penyebab trauma non-penetrasi Terkena kompresi atau tekanan dari luar tubuh Hancur (tertabrak mobil) Terjepit sabuk pengaman karna terlalu menekan perut Cidera akselerasi / deserasi karena kecelakaan olah ragaKLASIFIKASITrauma pada dinding abdomen terdiri dari :1. Kontusio dinding abdomen Disebabkan trauma non-penetrasi. Kontusio dinding abdomen tidak terdapat cedera intra abdomen, kemungkinan terjadi eksimosis atau penimbunan darah dalam jaringan lunak dan masa darah dapat menyerupai tumor.2. LaserasiJika terdapat luka pada dinding abdomen yang menembus rongga abdomen harus di eksplorasi. Atau terjadi karena trauma penetrasi.Trauma Abdomen adalah terjadinya atau kerusakan pada organ abdomen yang dapat menyebabkan perubahan fisiologi sehingga terjadi gangguan metabolisme, kelainan imonologi dan gangguan faal berbagai organ.Trauma abdomen pada isi abdomen, menurut Suddarth & Brunner (2002) terdiri dari:1. Perforasi organ viseral intraperitoneumCedera pada isi abdomen mungkin di sertai oleh bukti adanya cedera pada dinding abdomen.2. Luka tusuk (trauma penetrasi) pada abdomenLuka tusuk pada abdomen dapat menguji kemampuan diagnostik ahli bedah.3. Cedera thorak abdomenSetiap luka pada thoraks yang mungkin menembus sayap kiri diafragma, atau sayap kanan dan hati harus dieksplorasi

D. PATHOFISIOLOGIBila suatu kekuatan eksternal dibenturkan pada tubuh manusia (akibat kecelakaan lalulintas, penganiayaan, kecelakaan olah raga dan terjatuh dari ketinggian), maka beratnya trauma merupakan hasil dari interaksi antara faktor faktor fisik dari kekuatan tersebut dengan jaringan tubuh. Berat trauma yang terjadi berhubungan dengan kemampuan obyek statis (yang ditubruk) untuk menahan tubuh. Pada tempat benturan karena terjadinya perbedaan pergerakan dari jaringan tubuh yang akan menimbulkan disrupsi jaringan. Hal ini juga karakteristik dari permukaan yang menghentikan tubuh juga penting. Trauma juga tergantung pada elastitisitas dan viskositas dari jaringan tubuh. Elastisitas adalah kemampuan jaringan untuk kembali pada keadaan yang sebelumnya. Viskositas adalah kemampuan jaringan untuk menjaga bentuk aslinya walaupun ada benturan. Toleransi tubuh menahan benturan tergantung pada kedua keadaan tersebut.. Beratnya trauma yang terjadi tergantung kepada seberapa jauh gaya yang ada akan dapat melewati ketahanan jaringan. Komponen lain yang harus dipertimbangkan dalam beratnya trauma adalah posisi tubuh relatif terhadap permukaan benturan. Hal tersebut dapat terjadi cidera organ intra abdominal yang disebabkan beberapa mekanisme : Meningkatnya tekanan intra abdominal yang mendadak dan hebat oleh gaya tekan dari luar seperti benturan setir atau sabuk pengaman yang letaknya tidak benar dapat mengakibatkan terjadinya ruptur dari organ padat maupun organ berongga. Terjepitnya organ intra abdominal antara dinding abdomen anterior dan vertebrae atau struktur tulang dinding thoraks. Terjadi gaya akselerasi deselerasi secara mendadak dapat menyebabkan gaya robek pada organ dan pedikel vaskuler.

Pohon masalah:

Trauma(kecelakaan)Penetrasi & Non-PenetrasiTerjadi perforasi lapisan abdomen(kontusio, laserasi, jejas, hematom)Menekansaraf peritonitisTerjadi perdarahan jar.lunak dan rongga abdomen NyeriMotilitas ususDisfungsi usus Resiko infeksiRefluks usus output cairan berlebih

Gangguan cairan Nutrisi kurang daridan eloktrolit kebutuhan tubuhKelemahan fisikGangguan mobilitas fisik

(Sumber : Mansjoer,2001)

E. MANIFESTASI KLINISKasus trauma abdomen ini bisa menimbulkan manifestasi klinis menurut Sjamsuhidayat (1997), meliputi: nyeri tekan diatas daerah abdomen, distensi abdomen, demam, anorexia, mual dan muntah, takikardi, peningkatan suhu tubuh, nyeri spontan.Pada trauma non-penetrasi (tumpul) biasanya terdapat adanya: Jejas atau ruftur dibagian dalam abdomen Terjadi perdarahan intra abdominal. Apabila trauma terkena usus, mortilisasi usus terganggu sehingga fungsi usus tidak normal dan biasanya akan mengakibatkan peritonitis dengan gejala mual, muntah, dan BAB hitam (melena). Kemungkinan bukti klinis tidak tampak sampai beberapa jam setelah trauma. Cedera serius dapat terjadi walaupun tak terlihat tanda kontusio pada dinding abdomen.Pada trauma penetrasi biasanya terdapat: Terdapat luka robekan pada abdomen. Luka tusuk sampai menembus abdomen. Penanganan yang kurang tepat biasanya memperbanyak perdarahan/memperparah keadaan. Biasanya organ yang terkena penetrasi bisa keluar dari dalam andomen.

Menurut (Hudak & Gallo, 2001) tanda dan gejala trauma abdomen, yaitu :1. NyeriNyeri dapat terjadi mulai dari nyeri sedang sampai yang berat. Nyeri dapat timbul di bagian yang luka atau tersebar. Terdapat nyeri saat ditekan dan nyeri lepas.2. Darah dan cairanAdanya penumpukan darah atau cairan dirongga peritonium yang disebabkan oleh iritasi.3. Cairan atau udara dibawah diafragmaNyeri disebelah kiri yang disebabkan oleh perdarahan limpa.Tanda ini ada saat pasien dalam posisi rekumben.4. Mual dan muntah5. Penurunan kesadaran (malaise, letargi, gelisah)Yang disebabkan oleh kehilangan darah dan tanda-tanda awal shock hemoragi.

F. KOMPLIKASISegera : hemoragi, syok, dan cedera.Lambat : infeksi (Smeltzer, 2001).

G. PENATALAKSANAANPEMERIKSAAN DIAGNOSTIK1. Foto thoraksUntuk melihat adanya trauma pada thorak.2. Pemeriksaan darah rutinPemeriksaan Hb diperlukan untukbase-line databila terjadi perdarahan terus menerus. Demikian pula dengan pemeriksaan hematokrit. Pemeriksaan leukosit yang melebihi 20.000/mm tanpa terdapatnya infeksi menunjukkan adanya perdarahan cukup banyak kemungkinan ruptura lienalis. Serum amilase yang meninggi menunjukkan kemungkinan adanya trauma pankreas atau perforasi usus halus. Kenaikan transaminase menunjukkan kemungkinan trauma pada hepar.3. Plain abdomen foto tegakMemperlihatkan udara bebas dalam rongga peritoneum, udara bebas retroperineal dekat duodenum, corpus alineum dan perubahan gambaran usus.4. Pemeriksaan urine rutinMenunjukkan adanya trauma pada saluran kemih bila dijumpai hematuri. Urine yang jernih belum dapat menyingkirkan adanya trauma pada saluran urogenital.5. VP (Intravenous Pyelogram)Karena alasan biaya biasanya hanya dimintakan bila ada persangkaan trauma pada ginjal.6. Diagnostik Peritoneal Lavage (DPL)Dapat membantu menemukan adanya darah atau cairan usus dalam rongga perut. Hasilnya dapat amat membantu. Tetapi DPL ini hanya alat diagnostik. Bila ada keraguan, kerjakan laparatomi (gold standard).1) Indikasi untuk melakukan DPL adalah sebagai berikut : Nyeri abdomen yang tidak bisa diterangkan sebabnya Trauma pada bagian bawah dari dada Hipotensi, hematokrit turun tanpa alasan yang jelas Pasien cedera abdominal dengan gangguan kesadaran (obat, alkohol, cedera otak) Pasien cedera abdominal dan cedera medula spinalis (sumsum tulang belakang) Patah tulang pelvis2) Kontra indikasi relatif melakukan DPL adalah sebagai berikut : Hamil Pernah operasi abdominal Operator tidak berpengalaman Bila hasilnya tidak akan merubah penatalaksanaan7. Ultrasonografi dan CT ScanSebagai pemeriksaan tambahan pada penderita yang belum dioperasi dan disangsikan adanya trauma pada hepar dan retroperitoneum.Penatalaksanaan Medis :1) Abdominal paracentesisMenentukan adanya perdarahan dalam rongga peritonium, merupakan indikasi untuk laparotomi.2) Pemeriksaan laparoskopiMengetahui secara langsung penyebab abdomen akut.3) Pemasangan NGTMemeriksa cairan yang keluar dari lambung pada trauma abdomen.4) Pemberian antibiotikMencegah infeksi.5) LaparotomiPenatalaksanaan keperawatan:1) Mulai prosedur resusitasi (memperbaiki jalan napas, pernapasan, sirkulasi) sesuai indikasi.2) Pertahankan pasien pada brankar atau tandu papan ; gerakkan dapat menyebabkan fragmentasi bekuan pada pada pembuluh darah besar dan menimbulkan hemoragi masif.a) Pastikan kepatenan jalan napas dan kestabilan pernapasan serta sistem saraf.b) Jika pasien koma, bebat leher sampai setelah sinar x leher didapatkan.c) Gunting baju dari luka.d) Hitung jumlah luka.e) Tentukan lokasi luka masuk dan keluar.3) Kaji tanda dan gejala hemoragi. 4) Kontrol perdarahan dan pertahanan volume darah sampai pembedahan dilakukan.5) Aspirasi lambung dengan selang nasogastrik. Prosedur ini membantu mendeteksi luka lambung, mengurangi kontaminasi terhadap rongga peritonium, dan mencegah komplikasi paru karena aspirasi.6) Tutupi visera abdomen yang keluar dengan balutan steril, balutan salin basah untuk mencegah kekeringan visera.7) Pasang kateter uretra menetap untuk mendapatkan kepastian adanya hematuria dan pantau haluaran urine.8) Siapkan pasien untuk pembedahan jika terdapat bukti adanya syok, kehilangan darah, adanya udara bebas dibawah diafragma, eviserasi, atau hematuria.

BAB IIIKONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian 1. Aktifitas/istirahatData Subyektif : Pusing, sakit kepala, nyeri, mulas,Data Obyektif : Perubahan kesadaran, masalah dalam keseim Bangan cedera (trauma)2. SirkulasiData Obyektif: kecepatan (bradipneu, takhipneu), polanapas(hipoventilasi, hiperventilasi, dll).3. Integritas egoData Subyektif : Perubahan tingkah laku/ kepribadian (tenang atau dramatis)Data Obyektif : Cemas, Bingung, Depresi.4. EliminasiData Subyektif : Inkontinensia kandung kemih/usus atau mengalami gangguan fungsi.5. Makanan dan cairanData Subyektif : Mual, muntah, dan mengalami perubahan Selera makan.Data Obyektif : Mengalami distensi abdomen.6. Neurosensori.Data Subyektif : Kehilangan kesadaran sementara, vertigoData Obyektif : Perubahan kesadaran bisa sampai koma, perubahan status mental,Kesulitan dalam menentukan posisi tubuh.7. Nyeri dan kenyamananData Subyektif : Sakit pada abdomen dengan intensitas dan lokasi yang berbeda, biasanya lama.Data Obyektif : Wajah meringis, gelisah, merintih.8. PernafasanData Subyektif : Perubahan pola nafas.9. KeamananData Subyektif : Trauma baru/ trauma karena kecelakaan.Data Obyektif : Dislokasi gangguan kognitif.Gangguan rentang gerak.

B. Diagnosa Keperawatan a. Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan perdarahanb. Nyeri berhubungan dengan adanya trauma abdomen atau luka penetrasi abdomen.c. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan pembedahan, tidak adekuatnya pertahanan tubuhd. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi dan perubahan status kesehatane. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan fisik

C. Perencanaana) Defisit Volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan perdarahanTujuan: Terjadi keseimbangan volume cairan.K.H : Kebutuhan cairan terpenuhiIntervensi :1. Kaji tanda-tanda vitalR/ untuk mengidentifikasi defisit volume cairan2. Pantau cairan parenteral dengan elektrolit, antibiotik dan vitaminR/ mengidentifikasi keadaan perdarahan3. Kaji tetesan infusR/ awasi tetesan untuk mengidentifikasi kebutuhan cairan.4. Kolaborasi : Berikan cairan parenteral sesuai indikasi.R/ cara parenteral membantu memenuhi kebutuhan nuitrisi tubuh.5. Tranfusi darahR/ menggantikan darah yang keluar.

b) Nyeri berhubungan dengan adanya trauma abdomen atau luka penetrasi abdomen.Tujuan: Nyeri teratasiK.H : Nyeri berkurang atau hilang.Intervensi:1. Kaji karakteristik nyeriR/ mengetahui tingkat nyeri klien.2. Beri posisi semi fowler.R/ mengurngi kontraksi abdomen3. Anjurkan tehnik manajemen nyeri seperti distraksiR/ membantu mengurangi rasa nyeri dengan mengalihkan perhatian4. Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi.R/ analgetik membantu mengurangi rasa nyeri.5. Managemant lingkungan yang nyamanR/ lingkungan yang nyaman dapat memberikan rasa nyaman klien

c) Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan pembedahan, tidak adekuatnya pertahanan tubuh.Tujuan: Tidak terjadi infeksi K.H : tidak ada tanda-tanda infeksiIntervensi:1.Kaji tanda-tanda infeksi R/ mengidentifikasi adanya resiko infeksi lebih dini.2.Kaji keadaan luka R/ keadaan luka yang diketahui lebih awal dapat mengurangi resiko infeksi.3.Kaji tanda-tanda vital R/ suhu tubuh naik dapat di indikasikan adanya proses infeksi.4.Perawatan luka dengan prinsip sterilisasi R/ teknik aseptik dapat menurunkan resiko infeksi nosokomial5.Kolaborasi pemberian antibiotik R/ antibiotik mencegah adanya infeksi bakteri dari luar

d) Ansietas berhubungan dengan krisis situasi dan perubahan status kesehatanTujuan: Ansietas teratasi K.H : Klien tampak rileksIntervensi:1.Kaji perilaku koping baru dan anjurkan penggunaan ketrampilan yang berhasil pada waktu laluR/ koping yang baik akan mengurangi ansietas klien.2.Dorong dan sediakan waktu untuk mengungkapkan ansietas dan rasa takut dan berikan penangananR/ mengetahui ansietas, rasa takut klien bisa mengidentifikasi masalah dan untuk memberikan penjelasan kepada klien.3.Jelaskan prosedur dan tindakan dan beri penguatan penjelasan mengenai penyakitR/ apabila klien tahu tentang prosedur dan tindakan yang akan dilakukan, klien mengerti dan diharapkan ansietas berkurang4.Pertahankan lingkungan yang tenang dan tanpa stresR/ lingkungan yang nyaman dapat membuat klien nyaman dalam menghadapi situasi5.Dorong dan dukungan orang terdekat R/ memotifasi klien

e) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan fisik Tujuan: Dapat bergerak bebas K.H: Mempertahankan mobilitas optimal Intervensi :1.Kaji kemampuan pasien untuk bergerak R/ identifikasi kemampuan klien dalam mobilisasi2.Dekatkan peralatan yang dibutuhkan pasien R/ meminimalisir pergerakan kien3.Berikan latihan gerak aktif pasif R/ melatih otot-otot klien4.Bantu kebutuhan pasien R/ membantu dalam mengatasi kebutuhan dasar klien5.Kolaborasi dengan ahli fisioterapi. R/ terapi fisioterapi dapat memulihkan kondisi klienBAB IVPENUTUP

1. KesimpulanTrauma tumpul abdomen adalah pukulan / benturan langsung pada rongga abdomen yang mengakibatkan cidera tekanan/tindasan pada isi rongga abdomen, terutama organ padat (hati, pancreas, ginjal, limpa) atau berongga (lambung, usus halus, usus besar, pembuluh pembuluh darah abdominal) dan mengakibatkan ruptur abdomen. Trauma abdomen disebabkan oleh Kecelakaan lalu lintas, penganiayaan, kecelakaan olahraga dan terjatuh dari ketinggian.

2. SaranBanyak faktor yang bisa menyebabkan terjadinya trauma abdomen, faktor tertinggi biasanyadisebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, kemudian karena penganiayaan, kecelakaan olahraga dan jatuh dari ketinggian. Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak dikehendaki, hendaknya kita harus selalu berhati-hati dalam melakukan aktivitas, agar terhindar dari bahaya trauma maupun cedera.

DAFTAR PUSTAKA

Brooker, Christine. 2001. Kamus Saku Keperawatan Ed.31. Jakarta: EGCCarpenito, 1998 Buku saku: Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis, Edisi 6. Jakarta: EGCDoenges. 2000.Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk perencanaan dan Pendokumentasian perawatan pasien, Edisi 3. Jakarta: EGCFKUI. 1995. Kumpulan Kuliah Ilmu bedah. Jakarta: Binarupa Aksara Hudak & Gallo. 2001. Keperawatan Kritis : Pendekatan Holistik. Jakarta : EGCMansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1.FKUI : Media AesculapiusSjamsuhidayat. 1998. Buku Ajar Bedah. Jakarta : EGCSmeltzer, Suzanne C. 2001. Keperawatan Medikal-Bedah Brunner and Suddarth Ed.8 Vol.3. : Jakarta: EGC.Suddarth & Brunner. 2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : EGCTraining. 2009. Primarytraumacare.(http ://www.primarytraumacare.org/ ptcman/training/ppd/ptc_indo.pdf/ 10, 17, 2009, 13.10 1m, diakses: 12 september 2011)