laptut kelompok 6

37
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan semua petunjuk dan bimbingannya sehingga laporan tutorial skenario 1 pada blok IX ini bisa terselesaikan. Kami mengucapkan terima kasih secara khusus kepada dr. Arfi Syamsun, Msi. Med, Sp.F atas bimbingan beliau pada kami dalam melaksanakan diskusi. Kami juga mengucapkan terima kasih para pakar serta teman-teman yang membantu kami dalam proses tutorial ini. Kami sadar, bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Untuk itu, kami mohon kritik serta saran yang membangun, agar dapat memperbaiki kesalahan tersebut pada kesempatan lain. Akhir kata, Kami berharap laporan ini dapat memberi informasi yang berguna serta bermanfaat bagi pembaca. Mataram, 8 Desember 2012 1

Upload: sani-solihatul-fitri

Post on 12-Jan-2016

246 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

tutor 5

TRANSCRIPT

Page 1: laptut kelompok 6

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

semua petunjuk dan bimbingannya sehingga laporan tutorial skenario 1 pada blok

IX ini bisa terselesaikan.

Kami mengucapkan terima kasih secara khusus kepada dr. Arfi

Syamsun, Msi. Med, Sp.F atas bimbingan beliau pada kami dalam

melaksanakan diskusi. Kami juga mengucapkan terima kasih para pakar serta

teman-teman yang membantu kami dalam proses tutorial ini.

Kami sadar, bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak terdapat

kesalahan dan kekurangan. Untuk itu, kami mohon kritik serta saran yang

membangun, agar dapat memperbaiki kesalahan tersebut pada kesempatan lain.

Akhir kata, Kami berharap laporan ini dapat memberi informasi yang berguna

serta bermanfaat bagi pembaca.

Mataram, 8 Desember 2012

1

Page 2: laptut kelompok 6

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………......………..........…………. 1

Daftar Isi………………………………………………….....………………… 2

BAB I PENDAHULUAN

Skenario………………………………………………………....…………………..

.......3

Mind Map…………………………………………………………....……………...

.......4

Learning Objectives…………………………………………………...……………

.......5

BAB II PEMBAHASAN

Anatomi Sistem Reproduksi Pria…………………………………....……………...

.......6

Histologi Sistem Reproduksi Pria…………………………………...……………...

.......8

Spermatogenesis………………………………………………………...…………..

.......11

Oogenesis…………………………………………………………...………………

.......14

Siklus Seksual.....................…………………………………………...……………

.......20

Kriptorkidisme…………………………………………………………...…………

.......23

2

Page 3: laptut kelompok 6

BAB III PENUTUP

Kesimpulan..............................................................................................................

.......25

Daftar Pustaka………………………………………..…………………… 26

BAB IPENDAHULUAN

SKENARIO I

HARAP – HARAP CEMASPasangan pengantin yang baru saja menikah 8 bulan yang lalu datang ke

dokter karena merasa haidnya terlambat 28 hari. Pengantin wanita mengaku semasa hidupnya memiliki siklus haid yang teratur berkisar 28 hari hari sekali. Pasangan pengantin ini memiliki tempat kerja yang jauh dari tempat tinggalnya dan memiliki aktifitas samapi dengan sore hari sehingga mereka awalnya khawatir terjadi gangguan pada sistem reproduksi mereka yang akan berpengaruh pada proses spermatogenesis maupun proses ovulasi akibat aktifitas mereka sehari-hari. Pada pemeriksaan dokter tidak ditemukan adanya kelainan. Kemudian sang istri diminta untuk periksa urine dan hasil pemeriksaan urin menunjukkan hCG test positif. Pasangan itu sangat bahagia mendengar berita tersebut, dan tidak sabar untuk menunggu kelahiran anak pertama mereka.

3

Page 4: laptut kelompok 6

Mind Map

4

System reproduksi

histologi

oogenesis

kehamilan

anatomi fisiologi

spermatogenesis

gangguan

fertilisasi

gametogenesis

embriologi Tes kehamilan

Siklus ovarian

Page 5: laptut kelompok 6

LEARNING OBJECTIVES

1. Siklus haid

2. Perkembangan embrionik

3. Test kehamilan

4. Gangguan sistem reproduksi dalam hal fertilisasi

5. Perkembangan jenis kelamin

5

Page 6: laptut kelompok 6

BAB II

PEMBAHASAN

Anatomi Organ Reproduksi Pria

Organ reproduksi pria dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu organ reproduksi

internal dan organ reproduksi eksternal.

A. Organ Reproduksi Internal Pria

1. Testis

Testis merupakan organ reproduksi pria primer. Testis berperan dalam

spermatogenesis. Organ ini berbentuk oval dengan panjang 4 cm dan

diameter 2,5 cm. Bagian anterior dan lateral testis dilapisi oleh tunica

vaginalis. Pada bagian dalam testis terdapat septa yang membagi testis

menjadi 250 hingga 300 lobus, pada setiap lobusnya terdapat satu hingga

tiga tubulus seminiferus. Dalam tubulus seminiferus terdapat sel

interstisial atau sel Leydic yang berperan dalam produksi hormone

testosterone. Tubulus seminiferus juga memiliki lumen yang menyempit

yang tersusun dari epitel germinal yang terdiri dari beberapa lapis sel

germinal dan sedikit sel sustentakular atau sel Sertoli yang berperan

dalam sekresi hormone inhibin yang akan meregulasi jumlah sperma

6

Page 7: laptut kelompok 6

yang akan diproduksi. Tubulus seminiferus akan berlanjut menjadi rete

testis.

Setiap testis disuplai oleh arteri testicularis yang memiliki tekanan

yang sangat rendah. Konsentrasi oksigen pada arteri ini juga sangat

rendah. Hal ini menyebabkan sperma memiliki mitokondria yang besar

sehingga memungkinkan testis untuk bertahan pada lingkungan hipoksia

pada organ reproduksi wanita.

2. Duktus Spermatikus

Setelah dari testis, sperma akan lanjut berjalan untuk mencapai urethra

melalui serangkaian duktus.

a. Duktus eferen. Pada bagian posterior testis terdapat sekitar 12

duktus eferen kecil yang akan membawa sperma ke epididimis. Di

dalam duktus eferen tedapat sel bersilia yang akan membantu

menggerakkan sperma sampai ke epididimis.

b. Duktus epididimis. Epididimis merupakan tempat pematangan dan

penyimpanan sperma. Epididimis terletak pada bagian posterior

testis. Epididimis terbagi menjadi tiga bagian yaitu, caput, corpus

dan cauda. Selain sebagai tempat pematangan dan penyimpanan,

epididimis juga berperan dalam mereabsorpsi 90% cairan yang

dihasilkan oleh testis dan epididimis juga mendisitegrasi dan

mereabsorpsi sperma yang tidak diejakulasikan.

7

Page 8: laptut kelompok 6

c. Duktus (vas) deferens. Vas deferens merupakan lanjutan dari

epididimis. Pada bagian terminalnya terdapat pelebaran yang disebut

ampula terminal yang akan bergabung dengan vesika seminalis.

d. Duktus ejakulatorius. Duktus ini merupakan pertemuan vas

deferens dengan vesika seminalis. Panjang duktus ejakulatorius

adalah sekitar 2 cm, yang mana akan melewati kelenjar prostat dan

akan berlanjut ke uretra.

3. Kelenjar Aksesorius

a. Vesika seminalis. Vesika seminalis merupakan sepasang kelenjar

yang terdapat pada posterior vesika urinaria. Vesika seminalis

memproduksi sekitar 50-60 % dari total volume cairan semen.

b. Kelenjar prostat. Kelenjar prostat mensekresi cairan seperti susu

yang merupakan 30% komposisi semen.

c. Kelenjar bulbouretral. Kelenjar ini berwarna kecoklatan dengan

bentuk sferis dan diameter sekitar 1 cm. Kelenjar ini berperan dalam

mensekresi cairan yang licin yang berperan sebagai lubrikan saat

koitus.

B. Organ Reproduksi Eksternal Pria

1. Skrotum

Skrotum adalah kantong longgar yang tersusun dari kulit dan otot

polos yang melindungi testis dan epididimis dari cedera fisik dan

merupakan pengatur suhu testis.

2. Penis

Penis terdiri jaringan erektil dan dilalui uretra. Ujung penis disebut

glans yang juga mengandung jaringan erektil. Penis berfungsi saat

penetrasi.

HISTOLOGI SISTEM REPRODUKSI PRIA

TESTIS

Sebuah simpai jaringan ikat tebal, yaitu tunika albuginea, mengelilingi setiap testis. Di posterior, jaringan ikat meluas ke dalam setiap testis dan membentuk mediastinum testis. Septa jaringan ikat tipis mediastinum testis

8

Page 9: laptut kelompok 6

membagi setiap testis ke dalam sekitar 250 kompartemen atau lobuli testis yang masing-masing mengandung 1-4 tubulus seminiferus. Setiap tubulus dilapisi oleh epitel germinal berlapis, mengandung sel-sel spermatogenik (germinal) yang berproliferasi dan sel penyokong (sustentakular) atau sel Sertoli yang tidak berprolifersi. Sel-sel spermatogenik menjadi matang dan diubah menjadi sperma matang di tubulus ini. Setiap tubulus dikelilingi oleh fibroblas, sel mirip-otot, saraf pembuluh darah, dan pembuluh limfatik. Di anata tubuli seminiferi terdapat kelompok sel epteloid, yaitu sel interstitial (sel Leydig) yang menghasilkan testosteron. Karena bermigrasi ke arah skrotum, setiap testis membawa serta suatu kantungserosa, yakni tunika vaginalis, yang bersal dari peritonium

Tubulus Seminiferus

Tubulus ini berkelok-kelok dan berawal sebagai suatu saluran buntu. Di

ujung setiap loulus, lumennya menyempit dan berlanjut ke dalam ruas

pendek yang dikenal sebgaia tubulus rektus, yang menghubungkan

tubulus seminiferus dengan labirin saluran berlapis epitel yang

beranastomosis, yaitu rete testis. Kira-kira 10-20 duktuli eferentes

menghubungkan rete testis dengan bagian sefalik epididmis.

Epitel: Pseudostratified dan terdiri dari 2 jenis sel:

Sel-sel yang membentuk garis keturunan spermatogenik yang tersebar dalam

4-8 lapisan.

9

Page 10: laptut kelompok 6

SALURAN KELUAR GENITALIA

Saluran keluar genitalia yang mengangkut spermatozoa yang dihasilkan di testis sampai meatus penis adalaha duktus epididimis, duktus deferens, dan uretra.

Duktus epididimis adalah saluran tunggal yang sangat berkelok. Duktus ini dilapisi epitel bertingkat silindris bersilia yang terdiri dari sel-sel basal berbentuk bulat dan sel silindris. Sel-sel ini ditunjang oleh lamina basalis yang dikelilingi otot polos dengan kontraksi peristaltik yang membantu mendorong sperma di sepanjang saluran, dan dikelilingi oleh jaringan ikat longgar dengan banyak kapiler darah. Permukaan sel epitel dukutus ditutupi oleh stereosilia.

Dari epididimis keluar duktus deferens, yaitu suatu saluran berdinding otot tebal, yang mencurahkan isinya ke dalm uretra pars prostatica. Duktus deferens ditandai dengan lumen yang sempit dan otot polos tebal. Banyaknya otot polos menghasilkan kontraksi yang kuat ikut serta menyemprotkan spermatozoa keluar selama ejakulasi.

Sebelum memasuki prostat, duktus deferens melebar, membentuk ampula. Pada bagian akhir ampula, vesikula seminalis bergabung menjadi duktus. Dari tempat ini, duktus deferens kemudian memasuki prostat, dan bermuara ke dalam uretra pars prostatica. Segmen yang memasuki prostat disebut duktus ejakulatorius.

KELENJAR GENITALIA TAMBAHAN

Berfungsi untuk menghasilkan sekret yang diperlukan untuk fungsi reproduksi pria, yang meliputi vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar bulbouretra.

a) Vesikula seminalis terdiri atas 2 tabung panjang ± 25 cm yang sangat berkelok. Mukosa seminalis melipat-lipat, dan dilapisi epitel bertingkat silindris yang mengandung banyak granula sekretoris. Kelenjar ini merupakan kelenjar yang menghasilkan sekret kuning kental yang mengadung substansi penggiat-spermatozoa seperti fruktosa, sitrat, inositi, prostaglandin, dan berbagai protein. Karbohidrat yang diproduksi untuk pergerakan sperma.

b) Prostat merupakan suatu kumpulan 30-50 kelenjar tubuloalveolar (dibentuk oleh epitel bertingkat silindris atau kuboid) yang bercabang. Kelenjar prostat menghasilkn cairan prostat dan menyimpannya untuk dikeluarkan

10

Page 11: laptut kelompok 6

saat ejakulasi. Duktusnya bermuara ke dalam uretra pars prostatica, yang menembus prostat. Prostat memiliki 3 zona berbeda:

Zona sentral, meliputi 25% volume kelenjar

Zona perifer, meliputi 70% volume kelenjar dan merupakan predileksi

timbulnya kanker prostat

Zona prostat, tempat asal sebagian besar hiperplasia prostat jinak.

c) Kelenjar bulbouretra (kelenjar Cowper) terletak di sebelah proksimal dari uretra pars membranasea dan ebrmuara ke dalam uretra ini. Mukus yang disekresikan berupa lendir bening dan berfungsi sebagai pelumas.

PENIS

Penis terdiri atas jaringan erektil, yaitu sepasang korpus kavernosum penis di bagian dorsal dan sebuah korpus spongiosum penis di ventral yang meluas ke distal sebagai glans penis. Uretra pars spongiosum berjalan di tengah korpus spongiosum. Setiap badan erektil dikelilingi oleh jaringan ikat padat, yaitu tunika albuginea. Jaringane rektil terdiri atas ruang- ruang vaskular tidak teratur dilapisi endotel vaskular. Trebekula antara ruang ini mengandung serat kolagen an elastin dan otot polos. Darah memasuki ruang-ruang vaskular melalui arteri dorsalis dan arteri profunda penis dan diangkut pergi oleh vena yang berbeda.

SPERMATOGENESIS

Di dalam testis terkemas tubulus seminiferosa penghasil sperma dengan

panjang sekitar 250 meter. Di dalam tubulus ini terdapat dua jenis sel penting : (1)

11

Page 12: laptut kelompok 6

sel germinativum, yang sebagian besar berada dalam tahap perkembangan sperma,

dan (2) sel sertoli, yang sangat penting dalam menunjang spermatogenesis.

Spermatogenesis adalah suatu proses kompleks berikut : sel germinativum

primordial yang relatif tidak berdiferensiasi, spermatogonia (yang masing-masing

mengandung komplemen diploid 46 kromosom), berproliferasi dan diubah

menjadi spermatozoa (sperma) yg sangat khusus dan dapat bergerak, dan masing-

masing membawa set haploid 23 kromosom yang terdistribusi secara acak.

Pemeriksaan mikroskopik tubulus seminiferosa memperlihatkan adanya

lapisan-lapisan sel germinativum sesuai kemajuan perkembangan sperma, dimulai

dari yang paling kurang berkembang di lapisan luar ke bagian dalam melalui

berbagai tahap pembelahan ke lumen, tempat sperma yang telah berdiferensiasi

sempurna siap untuk keluar testis. Spermatogenesis memerlukan waktu 64 hari

dari spermatogonia menjadi sperma matang. Setipa hari beberapa ratus juta

sperma mencapai kematangan. Spermatogenesis mencakup tiga tahapan utama :

prliferasi mitotik; meiosis; dan pengemasan.

Proliferasi mitotik

Spermatogonia yang terletak di lapisan palig luar tubulus secara terus menerus

membelah dengan cara mitosis, dengan semua sel baru membawa 46 kromosom

yang identik dengan sel induk. Proliferasi ini menghasilkan kontinu sel-sel

germinativum baru. Setelah pembelahan mitosis spermatogonia, salah satu sel

anak tetap berada di tepi luar tubulus sebagai spermatogonium yang tidak

berdiferensiasi, dengan demikian mempertahankan lapisan sel germinativum.

Sementara itu, sel-sel anak lainnya mulai bergerak ke arah lumen sementara

mengalami berbagai tahapan yang diperlukan untuk membentuk sperma, yang

akan dikeluarkan dari lumen. Pada manusia, sel anak yang menghasilkan sperma

membelah diri secara mitosis dua kali untuk membentuk 4 spermatosit primer

yang identik. Setelah pembelahan mitosis yang terakhir, spermatosit primer

masuk ke fase istirahat selama kromosom mengalami duplikasi dan untai-untai

ganda tetap bersatu sebagai persiapan untuk pembelahan meiosis pertama.

12

Page 13: laptut kelompok 6

Meiosis

Selama meiosis, setiap spermatosit primer (dengan 46 kromosom ganda)

membentuk dua spermatosit sekunder (masing-masing dengan 23 kromosom

ganda) selama pembelahan meiosis pertama, yang ahirnya menghasilkan empat

spermatid (masing-masing dengan 23 kromsom tunggal) sebagai hasil

pembelahan meiosis kedua. Setelah tahapan spermatogenesis ini tidak lagi terjadi

pembelahan sel. setiap spermatid mengalami modifikasi menjadi sebuah

spermatozoa. Karena setiap spermatogonia penghasil sperma secara mitosis

menghasilkan 4 spermatosit primer dan setiap spermatosit primer secara meiosis

menhasilkan 4 spermatid (bakal spermatozoa), rangkaian spermatogenik pada

manusia secara teoritis menghasilkan 16 spermatozoa setiap kali sebuah

spermatogonium memulai proses ini. Namun, biasanya sebagian sel lenyap di

berbagai tahapan perkembangan, sehingga efisiensi produktivitas jarang setinggi

angka tersebut.

Pengemasan

Bahkan setelah meiosis, secara struktural spermatid masih mirip dengan

spermatogonia yang belum berdiferensiasi, kecuali jumlah kromosomnya.

Pembentukan spermatozoa yang dapat bergerak dan bersifat sangat spesifik dari

spermatid memerlukan remodelling ekstensif atau pengemasan (packaging),

unsur-unsur sel, suatu proses yang dikenal sebagai spermiogenesis. Sperma pada

dasarnya adalah sel-sel yag “dilucuti”, dengan sebagian besar sitisol dan organel

yang tidak diperlukan untuk tugas penyaluran informasi genetik sperma ke ovum

disingkirkan. Spermatozoa memiliki 4 bagian: kepala, akrosom, bagian tengah,

dan ekor. Kepala terutama terdiri dari nukleus yang mengandung informasi

genetik sperma. Akrosom, suatu vesikel berisi enzim diujung kepala, digunakan

sebagai “bor enzimatik” untuk menembus ovum. Akrosom dibentuk dari agregasi

vesikel-vesikel yang dihasilkan oleh kompleks golgi/retikulum endoplasma

sebelum organel-organel tersebut dibuang. Mobilitas spermatozoa dihasilkan oleh

ekor, yang terjadi akibat pergeseran relatif mikrotubulus-mikrotubulus

13

Page 14: laptut kelompok 6

konstituennya, dijalankan oleh energi yang dihasilkan oleh mitokondia yang

terkonsentrasi di bagian tengah sperma.

Sampai pematangan sperma tuntas, sel-sel germinativum yang bersala dari

spermatosit tetap bersatu karena dihubungkan oleh jembatan-jembatan sitoplasma.

Hubungan ini, yang terjadi akibat pembelahan sitplasma yang tidak sempura,

memungkinkan pertukaran sitoplasma antara keempat sperma yang berkembang.

Hubungan ini penting, karena kromosom X-lah dan bukan kromosom Y yang

mengandung gen yang mengkode produk-produk sel untuk perkembangan

sperma. Selama meiosis , separuh sperma menerima sebuah X dan separuh

lainnya menerima sebuah Y. Jika tidak ada pertukaran sitoplasma yang

memungkinka semua sel haploid memiliki produk-produk yang dikode oleh

kromosom X sampai perkembangan sperma tuntas, sperma yang mengandung Y

dan menentukan jenis kelamin pria tidak akan mampu berkembang dan bertahan

hidup.

OOGENESIS

Oogenesis merupakan proses pembentukan oosit sekunder. Proses ini sudah

dimulai dari masa 4 bulan prenatal. Pada saat ini terdapat 5 juta oogonia. Pada

14

Page 15: laptut kelompok 6

saat lahir, banyak oogonia yang berdegenerasi, dan pembelahan berhenti untuk

sementara. Pada saat ini sel tersebut disebut oosit primer, yang dikelilingi oleh

struktur yang disebut primoridial folikel. Pada saat pubertas, primordial folikel

berubah menjadi folikel primer dan terjadi pembesaran lapisan tunggal granulose.

Beberapa lapisan granulose terkadang terdeposit pada sekitar oosit primer yang

disebut zona pelucida.

Beberapa folikel primer berlanjut tumbih dan membentuk folikel sekunder. Sel

granulose bermultiplikasi dan membentuk lapisan yang sangat banyak sekitar

oosit. Disekitar sel granulose terbentuk vesikula yang mengandung cairan.

Kemudian folikel skunder berkembang dan terbentuk sel disekitarnya, yaitu theca.

Theca terdapat dua lapisan, theca interna dan theca eksterna.

Ketika folikel terus berkembang, dan mengandung cairan dalam rongga, yang

disebut antrum, dan folikel tersebut disebut folikel de Graff. Antrum kemudian

terus membesar pada ukuran dan terisi oleh cairan tambahan, dan folikel

membentuk sebuah gumpalan pada permukaan ovarium.

Antrum terus dipenuhi oelh cairan yang dibentuk sel granulose, kemudian oosit

terdorong pada satu sisi folikel dan masuk kedalam masa sel folikel yang disebut

massa cumulus atau oophorus commulus. Sel terdalam dari massa ini menyerupai

mahkota memutar akibat oosit dan disebut korona radiata.

Biasanya, hanya satu folikel de Graff yang mencapai tahap terakhir

perkembangan dan diovulasikan. Folikel lainnya berdegenerasi. Pada folikel

matur, beberapa ssat sebelum ovulasi, oosit primer menyelesaikan meiosis

pertamanya dan membentuk oosit sekunder dan sebuah badan polar. Pembagian

oosit tersebut tidak imbang, dimana badan polar menerima sitoplasma yang lebih

sedikit. Oosit sekunder kemudian melanjutkan tahap meiosis, dmana berhenti

pada fase metaphase 2.

Oosit sekunder kemudian keluar dari folikel dan diovulasikan. Proses maturasi

dari oosit sekunder ini dapat berlanjut jika terjadi fertilisasi. Jika tidak difertilisasi,

oosit sekunder ini akan berdegenerasi dan dikeluarkan dari system.

15

Page 16: laptut kelompok 6

16

Page 17: laptut kelompok 6

17

Page 18: laptut kelompok 6

Hormon yang mempengaruhi gametogenesis

18

Page 19: laptut kelompok 6

Tahap-tahapan Oogenesis :

1. Lapisan endoderm kantong kuning telur (Yolk sac) dari embrio

menyediakan sel geminal primordial yang nantinya akan bermigrasi dan

tinggal pada saluran genitalia wanita, terutama pada ovarium.

2. Sel germinal (oogonia) lalu membelah menjadi divisi-divisi yang terdiri dari

400.000 sel germinal.

3. Sel germinal nantinya akan memasuki meiosis I (beristirahat saat profase)

dan mereka akan dikelilingi lapisan tipis sel folikular untuk membentuk

folikel primordial. Sel germinal pada bagian tengah berisi oosit primer.

4. Divisi meiotik pertama telah selesai dilakukan sebelum ovulasi dan meliputi

divisi yang sama terhadap kromatin, tetapi berbeda untuk sitoplasmanya.

Penyelesaian meiosis I menghasilkan oosit sekunder, dimana nantinya oosit

sekunder ini sebagian besar akan membelah menjadi ootid yang nantinya

berkembang menjadi ovum, sedangkan hasil pembelahan yang lainnya akan

menjadi badan polar I.

5. Kira-kira 20 jam sebelum ovulasi, ovum memasuki tahap meiosis II

(berhenti saat metaphase sampai fertilisasi terjadi). Pada saat fertilisasi

dan meiosis II telah selesai, badan polar II akan dilepaskan. Hasil fertilisasi

ovum oleh sperma disebut juga zigot.

Hormon-hormon yang berperan dalam oogenesis :

1. GnRH

2. LH & FSH

3. Estrogen & progesteron

• FSH hipofisis mestimulasi perkembangan folikel saat pertama siklus

menstruasi.

• Folikel yang berkembang memproduksi estrogen, yang memiliki efek

umpan balik (-) pada produksi FSH.

• Penghentian produksi FSH menstimulasi penghasilan LH yang mengontrol

maturasi akhir folikel, menstimulasi ovulasi, dan mengontrol formasi dan

pemeliharaan korpus luteum.

19

Page 20: laptut kelompok 6

• Korpus luteum memproduksi estrogen dan progesterone.

• Progesteron menginhibisi produksi LH, menyebabkan korpus luteum

berdegenerasi setelah 14 hari terjadinya fertilisasi.

• Jika ovum yang telah terfertilisasi dan berimplan pada uterus, hormone

korionik gonadotropin diproduksi pada plasenta yang sedang berkembang

menggantikan korpus luteum yang berdegenerasi karena ketiadaan LH.

SIKLUS SEKSUAL

Merupakan peristiwa siklik yang terjadi rata-rata selama 28 hari dan bervariasi

antara 20-45 hari dan diregulasi oleh hubungan umpan balik hipotalamus-

hipofisis-ovarium-uterus. Siklus seksual terdiri dari dua siklus yang berhubungan

antara lain siklus ovarian yaitu siklus yang mencakup peristiwa yang terjadi di

ovarium dan siklus menstruasi yaitu siklus yang mencakup peristiwa di uterus.

A. Siklus Ovarian

1. Fase follicular

Fase yang terjadi dari awal menstruasi (hari 1) sampai ovulasi (hari 14).

Fase ini dibagi menjadi dua yaitu fase menstrual dan fase preovulasi.

a. Fase menstrual (hari 1-5)

Merupakan peristiwa pelepasan cairan menstrual yang terjadi pada hari

1- 5. Fase ini diinisiasi oleh peningkatan sekresi FSH yang mulai

terjadi sejak tiga hari sebelum menstruasi yang akan menstimulasi 20-

25 oosit primer untuk memulai meiosis I. Oosit primer masuk ke

selapis sel follicular squamosa (folikel primordial) kemudian sel ini

akan membesar menjadi sel kuboid yang disebut dengan folikel

primer. Folikel primer bermultiplikasi dan membentuk theca folliculi

yang terbagi menjadi theca eksterna yang akan menjadi kapsul fibrosa

dan theca interna yang menyekresikan androgen yang oleh sel

granulose diubah menjadi estrogen dan kemudian diakumulasikan di

antrum. Pada keadaan ini folikel disebut sebagai folikel sekunder dan

sel yang mengelilinginya disebut dengan sel granulose yang berperan

melapisi oosit dan melindungi folikel. Selain itu, sel granulose juga

20

Page 21: laptut kelompok 6

menyekresi lapisan gel yang disebut zona pellucid antara sel granulose

dan oosit.

b. Fase preovulasi (hari 6-14)

Estrogen yang disekresi pada fase sebelumnya menimbulkan efek

antara lain menurunkan sekresi FSH oleh hipofisis dan membuat

folikel menjadi lebih sensitive terhadap FSH, menstimulasi sel

granulose pada folikelnya sendiri untuk memproduksi estrogen lagi,

dan bersama FSH berperan dalam pematangan folikel untuk

memproduksi reseptor LH yang penting untuk fase selanjutnya. Folikel

yang kurang berkembang dan kurang sensitive akan mengalami atresia

(degenerasi) sedangkan folikel yang berkembang yang ditandai dengan

diameter sekitar 2.5 cm menjadi folikel matur (folikel de graaf).

Dengan matangnya folikel, oosit primer selesai melakukan meiosis I

dan menjadi oosit sekunder dan memulai meiosis II namun berhenti

pada tahap metaphase II.

2. Fase ovulasi (hari 14)

Merupakan peristiwa pelepasan oosit yang terjadi pada hari ke 14 dan

berlangsung hanya sekitar 2-3 menit. Peristiwa ini diinisiasi oleh

peningkatan kadar estrogen yang menstimulasi hipofisis anterior untuk

menyekresi LH dan hipotalamus untuk menyekresi GnRH. GnRH

kemudian menstimulasi hipofisis anterior untuk menyekresi FSH dan LH,

keadaan ini membuat kadar FSH dan LH khususnya sangat meningkat. LH

kemudian menyebabkan peningkatan aliran darah pada folikel yang

menyebabkan membesarnya folikel. Selain itu, LH juga menstimulasi

theca interna untuk menyekresi collagenase yaitu enzim untuk

melemahkan dinding ovarium. Keadaan ini menyebabkan munculnya

stigma pada permukaan ovarium yang diikuti dengan rupturnya folikel

sehingga oosit terdorong keluar lalu terbawa oleh silia menuju tuba fallopi.

3. Fase postovulasi (hari 15-28)

Dibedakan menjadi fase luteal (hari 15-26) dan fase prementruasi (hari 27-

28). Setelah mengeluarkan oosit, folikel yang kolaps dialiri ke antrum,

21

Page 22: laptut kelompok 6

bekuan darah diabsorpsi ke antrum, dan sel granulose serta theca interna

bermultiplkasi dan mengisi antrum. Sel theca interna dipenuhi lipid

berwarna kuning dan disebut sebagai sel lutein. Pada keadaan ini folikel

disebut sebagai corpus luteum. Sel lutein kemudian menyekresi androgen

yang oleh sel granulose diubah menjadi progesterone, sedikit estrogen, dan

inhibin. Inhibin berperan dalam menekan sekresi FSH dan mencegah

perkembangan folikel baru. Progesterone selain disekresikan oleh sel

lutein juga disekresi oleh corpus luteum. Hormone ini kemudian

menstimulasi perkembangan di uterus dan menurunkan sekresi FSH dan

LH. Penurunan kadar LH menyebabkan involusi (atrophy) corpus luteum

yang berlangsung pada hari ke 24-26. Pada hari ke 26 involusi selesai dan

corpus luteum berubah menjadi scar inaktif yang disebut corpus albicans.

Kejadian ini juga menginduksi sekresi GnRH oleh hipotalamus yang

menyebabkan disekresikannya FSH oleh hipofisis dan menginisiasi

perkembangan folikel baru untuk memulai siklus baru.

22

Page 23: laptut kelompok 6

B. Siklus Menstruasi

KRIPTORKIDISME

Kriptorkidisme adalah kegagalan salah satu atau kedua testis untuk

berdesenden ke dalam kantong scrotal dari abdomen pada waktu atau sekitar

waktu kelahiran. Selama perkembangan janin pria, testis berasal dari tonjolan

genital di abdomen. Akan tetapi, kira-kira 3 minggu sampai 1 bulan sebelum

kelahiran bayi, testis turun secara normal melalui kanalis inguinalis ke dalam

skrotum. Kadang-kadang penurunan ini tidak terjadi sama sekali atau terjadi

sebagian, sehingga salah satu atau kedua testis tetap berada di abdomen, kanalis

inguinalis atau di tempat lain sepanjang jalur penurunannya.

Testis yang tetap berada di dalam rongga abdomen sepanjang hidupnya tidak

mempunyai kemampuan untuk membentuk sperma. Epitel tubulus akan

berdegenerasi dan hanya meninggalkan struktur interstisial testis. Muncul

23

Page 24: laptut kelompok 6

anggapan bahwa suhu di dalam rongga abdomen yang hanya beberapa derajat

lebih tinggi dari pada suhu skrotum, sudah cukup untuk menyebabkan degenerasi

epitel tubulus dan akibatnya timbul sterilitas. Meskipun demikian, tindakan

operasi untuk melokalisasi testis yang mengalami kriptorkidisme dari rongga

abdomen ke dalam skrotum sering dilakukan sebelum awal masa seksual dewasa

pada anak pria yang mengalami kegagalan penurunan testis.

Sekresi testosterone oleh janin itu sendiri merupakan stimulus normal yang

menyebabkan testis turun dari dalam skrotum dari abdomen. Karena itu banyak

contoh kriptorkidisme yang disebabkan oleh kelainan pembentukan testis yang

tidak mampu untuk menyekresi cukup testosterone. Tindakan operasi untuk

kriptorkidisme pada pasien ini sepertinya tidak berhasil dengan baik.

24

Page 25: laptut kelompok 6

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Manusia bisa mempertahankan keturunannya dengan melakukan hubungan

seksual. Sistem reproduksi mengontrol perkembangan struktural dan fungsional

yang berbeda antara pria dan wanita, dan sistem ini juga mempengaruhi perilaku

manusia.

Walaupun sistem reproduksi pria dan wanita menunjukkan banyak perbedaan,

mereka juga memperlihatkan beberapa kesamaan diantara keduanya. Beberapa

organ reproduksi pria dan wanita berasal dari struktur-struktur embriologi yang

sama. Sebagai tambahan, beberapa hormone yang sama terdapat pada tubuh pria

dan wanita, walaupun hormon-hormon tersebut bekerja dengan jalan yang

berbeda.

Pada saat proses kehamilan, terdapat perubahan anatomi dan fisiologi yang

menyeluruh dari tubuh si ibu. Mulai dari fertilisasi ovum oleh sperma, terjadi

berbagai tahap perkembangan pada hasil konsepsi tersebut hingga mencapai

dewasa.

25

Page 26: laptut kelompok 6

DAFTAR PUSTAKA

Guyton, Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

Junqueira, LC., Carneiro, J. Histologi Dasar Teks & Atlas. 2007. Jakarta: EGC.

Saladin, K.S., 2006. Anatomy & Physiology: The Unity of Form and Function 4th

ed., New York: McGraw‐Hill Science/Engineering/Math.

Sherwood, L. 2009. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Jakarta: EGC.

26