bpd kelompok 6

Upload: rdaisya

Post on 10-Jul-2015

33 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN Banyaknegaramengakuibahwapersoalanpendidikanmerupakanpersoalanyang pelik,namunsemuanyamerasakanbahwapendidikanmerupakantugasnegarayangamat penting.Bangsa yang ingin maju,membangun,dan berusaha memperbaiki keadaan masyarakat dandunia,tentumengatakanbahwapendidikanmerupakankunci,dantanpakunciituusaha mereka akan gagal. Perilakumanusiaindonesiaselamainisudahterjangkitolehviruskeseragaman,dan virusinilahyangmengendalikanperilakumasyarakatdalamberbangsadan bernegara.Kesadarandanpenyadarantentangkeberagaman(pluralisme)bangsasangatjauh darikehidupanmasyarakat.Kekacauandemikekacauanyangmunculdimasyarakatbangsa inididugabermuladariapayangdihasilkanolehduniapendidikan.Pendidikanlahyang sesungguhnya paling besar memberikan kontribusi terhadap kekacauan ini (9Degeng,1999). Freiremengkritik,selamainisekolahtelahmenjadialatpenjinakan,yang memanipulasipesertadidikagarmrekadapatdiperalatuntukmelayanikepentingan kelompokyangberkuasa.DemikianjugadenganpendapatIllich,sekolahsemata-mta dijadikan alat legitimasi sekelompok elite sosial. Tesis Freire yangbermula dari suatu keprihatinan akan praksis pendidikan yang dalam kenyataannya sebagai suatu proses pembenaran akan praktek-praktek penindasan yang sudah terlembaga,dalamkenyataannyajustrusemakindilegitimasilewatmetodedansistem pendidikanyangpaternalistik,pendidikanalabank,denganmenonjolkankontradiksiantara subjek(guru)danobjek(murid)pendidikan,kaumpenindasdantertindas,pendidikanyang instruksionl yang antidialogis (Berybe,2001). Pesertadidikadalahmanusiayangidentitasinsaninyasebagaisubjekberkesadaran perludibeladanditegakkanlewatsistemdanmodelpendidikanyangbersiIat'bebasdan egaliter.Karenaitu,pesertadidikharusdiperlakukandenganamathati-hati.Teori kognitiI/konstruktivistikmenekankanbahwabelajarlebihbanyakditentukankarenaadanya karsaindividu.Penataankondisibukansebagaipenyebabterjadinyabelajar,tetapisekedar memudahkanbelajar.KeaktiIansiswamenjadiunsuramatpentingdalammenentukan kesuksesan belajar.AktiIitas mandiri adalah jaminan untuk mencapai hasil yang sejati. Tantanganduniapendidikankedepanadalahmewujudkanprosesdemokratisasi belajar.Suatu proses pendemokrasian yang mencerminkan bahwa belajar adalah atas prakarsa anak.Demokrasibelajar berisipengakuanhakanakuntukmelakukan tindakanbelajar sesuai dengankarakteristiknya.Salahsatuprasyaratterwujudnyamasyarakatbelajaryang demokratis adalah adanyapengemasanpembelajaranyangberagamdancaramenghapuskan penyeragaman kurikulum,strategi pembelajaran,bahan ajar,dan evaluasi belajar. Untukmengembangkanmanusiaagarmenjadimatangtidakcukupbilaiahanya dilatih,tetapijugaharusdididik.Sedangkanpadapelatihan,yangterutamadibentukadalah tingkah laku lahiriyah.Berbeda dengan pendidikan,yang dibentuk adalah disposisi mental dan emosional(Sindhunata,2001).Mendidikbukanberartisekedarmenjadikananakterampil secarapraktisterhadaplingkungannya,mendidikjugaberartimembantuanakuntukmenjadi dirinya dan peka terhadap lingkungannya. Selainkebebasan,halpentingyangperluadadalamlingkunganbelajaryang demokratisadalahrealness.Realnessbukanhanyaharusdimilikiolehanak,tetapijugaoleh semuaorangyangterlibatdalamprosespembelajaran.Lingkunganbelajaryangbebasdan didasari oleh realnessdari semuapihakyang terlibatdalamprosespembelajaran akandapat menumbuhkansikapdanpersepsiyangpositiIterhadapbelajar.sikapdanpersepsiyang positiI terhadap belajar menjadi modal dasarmemunculkan prakarsa belajar.ini semua sangat penting untuk mengembangkan kemampuan mental yang produktiI. Parapendidik(guru)danparaperancangpendidikansertapengembangprogram-program pembelajaran perlu menyadari akan pentingnya pemahaman terhadap hakikat belajar danpembelajaran.Berbagaiteoribelajardanpembelajaranpentinguntukdimengertidan diterapkansesuaidengankondisidankontekspembelajaranyangdihadapi.Masing-masing teorimemilikikelemahandankelebihan.Pendidik/pengajaryangproIesionalakandapat memilihteorimanayangtepatuntuktujuantertentu,karakteristikuntukmateripelajaran tertentu,dengan ciri-ciri siswa yang dihadapi,dan dengan kondisi lingkungan serta sarana dan prasarana yang tersedia. BAB II TEORI DESKRIPTIF DAN TEORI PRESKRIPTIF A. Tujuan Pembelajaran Setelahmempelajaribabinidiharapkanandamemilikikemampuanuntukmengkaji kedudukanteoribelajardanteoripembelajarandalamkaitannyadenganteorideskriptiIdan teori preskiptiI. Indikator keberhasilan belajar yang diharapkan adalah anda dapat menjelaskan: 1) Pengertian teori deskriptiI dan teori preskiptiI. 2) Proposisi teori deskriptiI dan teori preskiptiI. 3) KedudukanteoribelajardanteoripembelajarandalamteorideskriptiIdanteoriiptiI preskiptiI. B. Uraian Materi 1. Teori Deskriptif dan Teori Preskiptif Bruner(dalamDegeng,1989)mengemukakanbahwateoripembelajaranadalah preskiptiIdanteoribelajaradalahdeskriptiI.PreskiptiIkarenatujuanutamateori pembelajaranadalahmenetapkanmetodepembelajaranyangoptimal,sedangkandeskriptiI karenatujusnutamateoribelajaradalahmenjelaskanprosesbelajar.Hubunganantarateori pembelajaran yang deskriptiI dan preskiptiI dapat dilihat pada diagram 1. TeoripreskiptiIadalahgoaloriented,sedangkandeskriptiIadalahgoalIree (Reigeluth,1983;Degeng,1990).MaksudnyaadalahbahwateoripembelajaranpreskiptiI dimaksudkanuntukmencapaitujuan,sedangkanteoripembelajarandeskriptiIdamaksudkan untukmemberikan hasil. Itulah sebabnya ,variabel yang diamati dalam pengembangan teori-teoripembelajaranyangpreskiptiIadalahmetodeyangoptimaluntukmencapai tujuan.SedangkandalampengembanganteoriteoripembelajranyangdeskriptiI,variabel yang diamati adalah hasil belajr sebagai eIek dari interaksi antara metode dan kondisi. Diagram 1 : Hubungan antara variabel-variabel pembelajaran Dilihat dari diagram tersebut,maka: a. UntukteorideskriptiI,variabelkondisidanmetodeadalahvariabelbebasdan parameter kedua variabel ini berinteraksi untuk menghasilkan eIek pada variabel hasil pembelajaran ,sebagai variabel tergantung. b. Untuk teri preskiptiI ,variabelkondisidanhasilyangdiinginkan ,yangmungkinjuga berinteraksi,danparameterkeduavariabelinidigunakanuntukmenetapkanmetode pembelajaran yang optimal ,sebagai variabel tergantung. HasilpembelajaranyangdiamatidalampengembanganteorimpreskiptiIadalahhasil pembelajaran yang diinginkan (desired outcomes) yang telah ditetapkan lebih dulu,sedangkan dalampengembanganteorideskriptiI,yangdiamatiadalahhasilpembelajaranyang nyata(actual outcomes). Kondisi Pembelajaran Metode Pembelajaran Hasil Pembelajaran 1 2 2.Proposisi Teori Deskriptif dan Teori Preskiptif Proposisi untuk teori deskriptiI menggunakan struktur logisBila.....,maka..... Sedangkan untuk teori preskiptiI:Menggunakan struktur 'Agar.......,lakukan ini(Landa dalam Degeng 1990). Contoh: Teori deskriptif: Bilaisi/materipelajaran(kondisi)diorganisasidenganmenggunakanmodelelaborasi (metode) ,maka perolehan belajar dan retensi (hasil) akan meningkat. Teori preskiptiI: Agarperolehanbelajardanretensi(hasil)meningkat,organisasilahisi/materi pelajaran(kondisi) dengan menggunakan model elaborasi (metode). Perbedaan ini dapat digambarkan sebagai berikut: Diagram 2: Hubungan antara variabel dalam teori pembelajaran deskriptif KONDISI HASIL METODE METODE HASIL KONDISI Diagram 3:Hubungan antara variabel dalam teori pembelajaran preskiptif 3.TeoriBelajardanTeoripembelajarankaitannyadenganTeoriDeskriptifdanTeori Preskiptif Teori belajar deskriptif: Agar retensimeningkat,makakaitkan pengetahuanbaruyangdipelajari pada struktur kognitiI yang telah dimiliki. Teori pembelajaran preskiptif: Agar retensi meningkat,makamulailahpembelajaran denganmenampilkan kerangka isi/materipelajaran,barukemudiansecarabertahapmengelaborasibagian-bagianyangada didalamkerangkaisitersebutdansecaratetapmengaitkansetiaptahapanelaborasipada kerangka isi. Teori belajar deskriptiI: Jikamembuat rangkuman tentang isi buku teks yang dibaca,maka retensi terhadap isi buku teks itu akan lebih baik. Teori belajar preskiptiI: Agardapatmengingatisibukuteksyangdibacasecaralebihbaik,makabacalahisi buku teks itu berulang-ulang dan buatlah rangkumannya. Intinyayaitu:TeoripreskiptiIadalahuntukmencapaitujuan,sedangkanteori deskriptiI adalah buntuk memeriksa hasil. BAB III TEORI BELA1AR BEHAVIORISTIK DANPENERAPANNYA DALAM PEMBELA1ARAN A. Tujuan PembelajaranIndikator keberhasilan belajar jika anda dapat menjelaskan: 1. Pengertian belajar menurut pandangan teori behavioristik. 2. Teori belajar menurut Thorndike. 3. Teori belajar menurut Watson. . Teori belajar menurut Clark Hull 5. Teori belajar menurut Edwin Guthrie 6. Teori belajar menurut Skinner 7. Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran. B. Uraian Materi 1. Pengertian Belajar Menurut Pandangan Teori Behavioristik Menurutteoribehavioristik,belajaradalahperubahantingkahlakusebagai akibatdariadanyainteraksiantarastimulusdanrespon.Dengankatalain,belajar merupakanbentukperubahanyangdialamisiswadalamhalkemampuannyauntuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Seseorangdianggaptelahbelajarsesuatujikaiadapatmenunjukanperubahantingkah lakunya. Menurutteoriiniyangterpentingadalahmasukanatauinputyangberupa stimulusdankeluaranatauoutputyangberuparespons.Dalamcontohdiatas,stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa misalnya daItar perkalian, alat peraga, pedoman kerja, atau cara-cara tertantu untuk membantu belajar siswa, sedangkan respons adalahreaksiterhadapstimulusyangdiberikanolehgurutersebut.Menurutteori behavioristik,apayangterjadidiantarastimulusdanrespondianggaptidakpenting diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran,sebabpengukuranmerupakansuatuhalyangpentinguntukmelihatterjadi tidaknya perubahan tingkah laku tersebut. Faktor lain yang juga dianggap pentingoleh aliran behavioristik adalah Iactor penguatan (reinIorcement). Penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respon.Bilapenguatanditambahkan(positive reinIorcement)maka responakansemakin kuat.Begitujugabilapenguatandikurangi(negativereinIorcement)responpunakan tetapdikuatkan.Misalnya,ketikapesertadidikdiberitugasolehguru,ketikatugasnya ditambahkaniaakansemakingiatbelajarnya.Makapenambahantugastersebut merupakan penguatan positiI (positive reinIorcement) dalam belajar. Tokoh-tokohaliranbehavioristikdiantaranyaadalahThorndike,Watson, Clark Hull, Edwin Guthrire, dan Skiner. 2. Teori Belajar Menurut Thorndike MenurutThorndike,belajaradalahprosesinteraksianatarastimulusdan respon.Stimulusyaituapasajayangdapatmerangsangterjadinyakegiatanbelajar sepertipikiran,perasaan,atauhallain-lainyangdapatditangkapmelaluialatindera. Sedangkan respons yaitu reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang juga dapatberupapikiran,perasaan,ataugerakan/tindakan.DarideIenisibelajartersebut makamenurutThorndikeperubahantingkahlakuakibatdarikegiatanbelajaritudapat berwujudkongkrityaituyangdapatdiamati,atautidakkongkrityaituyangtidakdapat diamati. Teorinya telah banyak memberikan pemikiran dan inspirasi kepada tokoh-tokoh lainyangdatangkemudian.TeoriThirndikeinidisebutjugasebagaialiran Koneksionisme (Connectionism). 3. Teori Belajar Menurut Watson Watsonadalahseorangtokohaliranbehavioristikyangdatangsesudah Thorndike.Menurutnya,belajaradlahprosesinteraksistimulusdanrespon,namun stimulusdan responyangdimaksudharusberbentuktingkahlakuyangdapatdiamati( observabel) dan dapat diukur. Watsonadalahseorangbehaviorismurni,karenakajiannyatentangbelajar disejajarkandenganilmu-ilmulainsepertiIisikaataubiologiyangsangatberorientasi padapengalamanempiriksemata,yaitusejauhdapatdiamatidandapatdiukur. Asumsinyabahwa,hanyadengancarademikianlahmakaakandapatdiramalkan perubahan-perubahan apa yang bakal terjadi setelah seseorang melakukan tindak belajar. .Teori Belajar Menurut Clark Hull ClarkHulljugamenggunakanvariabelhubunganantarastimulusdanrespon untukmenjelaskanpengertiantentangbelajar.Namuniasangatterpengaruholehteori evolusiyangdikembangkanolehCharlesDarwin.BagiHull,sepertihalnayateori evolusi,semuaIungsitingkahlakubermanIaatterutamauntukmenjagakelangsungan hidupmanusia.Olehsebabitu,teoriHullmengatakanbahwakebutuhanbiologisdan pemuasan kebutuhan biologis adalah penting dan menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatanmanusia,sehinggastimulusdalambelajarpunhamperselaludilaitkandengan kebutuhanbiologis,walaupunresponyangakanmunculmungkindapatbermacam-macam bentuknya. 5. Teori Belajar Menurut Edwin Guthrie EdwinGuthrie,iajugamenggunakanvariabelhubunganstimulusdanrespon untukmenjelaskanterjadinyaprosesbelajar.Namuniamengemukakanbahwastimulus tidakharusberhubungandengankebutuhanataupemuasanbiologissebagaimanayang dijelaskanolehClarkdanHull.Iajugamengemukakan,agarresponyangmuncul siIatnyalebihkuatdanbahkanmemetap,makadiperlukanberbagaimacamstimulus yangberhubungandenganrespontersebut.Guthriejugapercayabahwahukuman (punishment) memegang peranan penting dalam proses belajar. . Teori Belajar Menurut Skinner Konsep-konsepyangdikemukanolehskinnertentangbelajarmampu mengunggulikonsep-konseplainyangdilemukakanolehparatokohsebelumnya.Ia mampumenjelaskankonsepbelajarsecarasederhana,namundapatmenunjukkan konsepnya tentang belajar secara lebih komprehensip. Menurut Skinner, hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dalam lingkungannya, yang kemudian akanmenimbulkanperubahantingkahlaku,tidaklahsederhanyangdigambarkanoleh para tokoh sebelumnnya. Pandangan teori belajar behavioristik ini cukup lama dianut oleh para guru dan pendidik.Namundarisemuapendukungteoriini,teoriskinerlahyangpalingbesar pengaruhnya terhadap perkembangan teori belajar behavioristik. Teoribehavioristikbanyakdikritikkarenaseringkalitidakmampu menjelaskansituasibelajaryangkompleks,sebabbanyakvariabelatauhal-halyang berkaitandenganpendidikandanataubelajaryangtidakdapatdiubahmenjadisekedar hubungan stimulus dan respons. Contohnys siswa akan dapat belajar dengan baik setelah diberi stimulus tertentu. Tetapi setelah diberi stimulus lagi yang sama akan bahkan lebih baik,ternyatasiswatersebuttidakmaubelajarlagi.Disinilahpersoalannya,ternyata teori behavioristik tidak mampu menjelaskan alasan-alasan yang mengacaukan hubungan anatara stimulus dan respon ini. Pandanganbehavioristiktidaksempurna,kurangdapatmenjelaskanadanya variasitingkatemosisiswa,walaupunmerekamemilikipengalamanpenguatanyang sama.Pandanganinitidakdapatmenjelaskanmengapaduaanakyangmempunyai kemampuandanpengalamanpenguatanyangrelativesama,ternyataperilakunya terhadapsuatupelajaranberbeda,jugadalammemilihtugassangatberbedatingkat kesulitannya. MenurutGuthriehukumanmemegangperananpentingdalamprosesbelajar. Namun ada beberapa alasan mengapa skinner tidak sependapat dengan Guthrie, yaitu: 1. Pengaruh hukuman terhadap perubahan tingkah laku sangat bersiIat sementara. 2. Dampak psikologis yang burukmungkin akan terkondisi (menjadi bagian dari jiwa si terhukum) bial hukuman berlangsung lama. 3. Hukuman mendorong si terhukum mencari cara lain (meskipun salah dan buruk) agar ia terbebasdarihukuman.Dengankatalain,hukumandapatmendorongsi terhukum melakukanhal-hallainyangkadangkalalebihburukdaripadakesalahanyang diperbuatnya. Skinerlebihpercayakepadaapayangdisebutsebagaipenguatnegative. PenguatnegatiI.PenguatnegatiItidaksamadenganhukuman.Ketidaksamaannya terletakpadabilahukumanharusdiberikan(sebagaistimulus)agarresponyangakan munculberbedadenganresponyangsudahada,sedangkanpenguatnegatiI(sebagai stimulus) harus dikurangi agar respon yang sama menjadi semakin kuat. C. Aplikasi Teori Behavioristik dalam Kegiatan Pembelajaran Aliran psikologi belajar yang sangat besar mempengaruhi arah pengembangan teoridanparktekpendidikandanpembelajaranhinggakiniadalahaliranbehavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Aplikasiteoribehavioristikdalamkegiatanpembelajarantergantungdari beberapahalseperti:tujuanpembelajaran,siIatmateripembelajaran,karekteristik seswa, media dan Iasilitas pembelajaran yang tersedia. Fungsimindataupikiranadalahuntukmenjiplakstrukturpengetahuanyang sudahadamelaluiprosesberpikiryangdapatdianalisisdandipilah,sehinggamakna yangdihasilakndariprosesberpikirsepertiiniditentukanolehkarwkteristikstruktur pengetahuan tersebut. Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada penambahan pengetahuan, sedangkan belajar sebagai aktivitas '2i2etic, Yang menuntut siswa untuk mengungkapkankembalipengetahuanyangsudahdipelajaridalambentuklaporan,kuis, atautes.Pembelajaranmengikutiurutankurikulumsecaraketat,sehinggaaktivitas belajarlebihbanyakdidasarkanpadabukuteks/bukuwajibdenganpenekananpada keterampilanmengungkapkankembaliisibukuteks/bukuwajibtersebut.Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil belajar. EvaluasimenekankanpadaresponpasiI,keterampilansecaraterpisah,dan biasanyamenggunakanpaperandpenciltest.Evaluasihasilbelajarmenuntutsatu jawaban benar. Secaraumum,langkah-langkahpembelajaranyangberpijakpadateori behavioristikyangdikemukakanolehSiciatidanPrasetyaIrawan(2001)dapat digunakan dalam merancang pembelajaran. Langkah-langkah tersebut meliputi : 1. Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran 2. MenganalisislingkungankelasyangadasaatinitermasukmengidentiIikasi pengetshusn awal ( entry behavior) siswa. 3.Menentukan materi pelajaran . Memecahmateripelajaranmenjadibagiankecil-kecil,meliputipokokbahasan,sub pokok bahasan, topic, dsb. 5. Menyajikan materi pelajaran 6. Memberikanstimulus,dapatberupapertanyaanbaiklisanmaupuntertulis,tes/kuis, latihan atau tugas-tugas. 7. Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan siswa 8. Memberikan penguatan/reinIorcement (mungkin penguatan positiI ataupun negative), ataupun hukuman. 9. Memberikan stimulus baru. 10.Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan siswa. 11.Memberikan penguatan lanjutan atau hukuman 12.Demikain seterusnya 13.Evaluasi hasil belajar. BAB IV TEORI BELA1AR KOGNITIF DANPENERAPANNYA DALAM PEMBELA1ARAN A. Tujuan Pembelajaran Indikator keberhasilan jika anda dapat menjelaskan: 1. Pengertian belajar menurut pandangan teori kognitiI 2. Teori perkembangan piaget 3. Teori belajar menurut Bruner . Teori belajar bermakna Ausubel 5. Aplikasi teori kognitiI dalamkegiatan pembelajaran. B. Uraian Materi Teori belajar kognitiI berbeda dengan teori belajar behavioristik. Teori belajar kognitiIlebihmementingkanprosesbelajardaripadahasilbelajarnya.Parapenganut alirankognitiImengatakanbahwabelajartidaksekedarmelibatkanhubunganantara stimulusdan respon.ModelbelajarkognitiImengatakanbahwatingkahlakuseseorang ditentukanolehpersepsisertapemahamannya tentangsituasiyangberhubungandengan tujuanbelajarnya.Belajarmerupakanperubahanpersepsidanpemahamanyangtidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku yang Nampak. Teori kognitiI jugamenekankan bahwa bagian-bagian dari suatu situasi saling berhubungandenganseluruhkontekssituasitersebut.Teoriiniberpandanganbahwa belajarmerupakansuatuprosesinternalyangmencakupingatan,retensi,pengolahan inIormasi,emosi,danaspek-aspekkejiwaanlainnya.BelajarmerupakanaktiIitasyang melibatkanprosesberpikiryangsangatkompleks.Dalampraktekpembelajaran,teori kognitiIantaralaintampakdalamrumusan-rumusanseperti:Tahap-tahap perkembanganyangdikemukakanolehJ.Piaget,dvanceorgani:erolehAusubel, pemahamankonsepolehBruner,HirarkhibelajarolehGagne,Webteachingoleh norman, dan sebagainya. 2. Teori Perkembangan Piaget PiagetadalahseorangtokohpsikologikognitiIyangbesarpengaruhnyaterhadap perkembanganpemikiranparapakarkognitiIlainnya.MenurutPiaget,perkembangan kognitiImerupakansuatuprosesyangdidasarkanatasmekanismebiologisperkembangan sisitemsyaraI.Denganmakinbertambahnyaumurseseorang,makamakinkomplekslah susunanselsyaraInyadanmakinmeningkatpulakemampuannya.Piagettidakmelihat perkembangankognitiIsebagaisesuatuyangdapatdideIenisikansecarakuantitatiI.Ia menyimpulkan bahwa daya piker atau kekuatan mental anak yang berbeda usia akan berbeda pula secara kualitatiI. Prosesadaptasimempunyaiduabentukdanterjadisecarasimultan,yaituasimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses perubahan apa yang dipahami sesuai dengan struktur kognitiIyangadasekarang,sementaraakomodasiadalahprosesperubahanstrukturkognitiI sehingga dapat dipahami. AsimilasidanakomodasiakanterjadiapabilaseseorangmengalamikonIlikkognitiI atau suatuketidakseimbangan antara apayang telahdiketahuidenganapayangdilihatatau dialaminya sekarang.Menurutpiaget,prosesbelajar akanterjadijikamengikuti tahap-tahap asimilasi, akomodasi, dan eukuilibrasi (penyeimbangan). Agarseseorangdapatterusmengembangkandanmenambahpengetahuannya sekaligusmenjagastabilitasmentaldalamdirinya,makadiperlukanprosespenyeimbangan. Prosespenyeimbanganyaitumenyeimbangkanantaralingkunganluardenganstruktur kognitiIyang adadalamdirinya. Prosesinilahyangdisebutprosesekuilibrasi. Tanpa proses ekuilibrasi,perkembangankognitiIseseorangakanmengalamigangguandantidakteratur (disorganized). Menurutpiaget,prosesbelajarseseorangakanmengikutipoladantahap-tahap perkembangansesuaidenganumurnya.Poladantahap-tahapinibersiIathirakhis,artinya harusdilaluiberdasarkanurutantertentudanseseorangtidakdapatbelajarsesuatuyang beradadiluartahapkognitiInya.Piagetmembagitahap-tahapperkembangankognitiI menjadi empat yaitu: a. Tahap sensorimotor (umur 0-2 tahun) Pertumbuhankemempuananaktampakdarikegiatanmotorikdanpersepsinyayang sederhana. Ciripokokperkembangannyaberdasarkan tindakan,dandilakukanlangkahdemi langkah. Kemampuan yang dimilikinya antara lain: 1. Melihat dirinya sendiri sebagai mahluk yang berbeda dengan objek di sekitarnya. 2. Mencari rangsangan melalui sinar lampu dan suara 3. Suka memperhatikan sesuatu lebih lama . MendeIinisikan sesuatu dengan memanipulasinya 5. Memperhatikan objek sebagai hal yang tetap, lalu ingin merubah tempatnya. b. Tahap praoperasional (umur 2-7/8 tahun) Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah pada penggunaan symbol atau bahasatanda,danmulaiberkembangnyakonsep-konsepintuitiI.Tahapinidibagi menjadi dua, yaitu praoperasional dan intuituI. Praoperasional(umur2-tahun),anaktelahmampumenggunakanbahasa dalammenggembangkankonsepnya,walaupunmasihsangat sederhana. Makasering terjadi kesalahan dalam memahami objek. Karekteristik tahap ini adalah: $elf counter nya sangat menonjol 2 DapatmengklasiIikasikanobjekpadatingkatdasarsecaratunggaldan mencolok 3 Tidak mampu memusatkan perhatian pada objek-objek yang berbeda. 4 Mampumenggumpulkanbarang-barangmenurutkriteria,termasuk kriteria yang benar. 5 Dapatmenyusunbenda-bendasecaraberderet,tetapitidakdapat menjelaskan perbedaan antara deretan. TahapintuitiI(umur-7atau8tahun),anaktelahdapatmemperoleh pengetahuanberdasarkanpadakesanyangagakabstraks.Karekteristik tahap ini adalah: 1. Anakdapatmembentukkelas-kelasataukategoriobjek,tetapikurang disadarinya. 2. Anakmulaimengetahuihubungansecaralogisterhadaphal-halyang lebih kompleks 3. Anak dapat melakukan sesuatu terhadap sejumlah ide. . Anakmampumemperolehprinsip-prinsipsecarabenar.Diamengerti terhadapsejumlahobjekyangteraturdancaramengelompokkannya. Anakkekekalanmasapadausia5tahun,kekekalanberatpadausia6 tahun,dankekekalanvolumepadausia7tahun.Anakmemehami bahwajumlahobjekadalahtetapsamameskipunobjekitu dikelompokkan dengan cara yang berbeda. c. Tahap operasional konkret (umur 7 atau 8-11 atau 12 tahun) Ciripokokperkembanganpadatahapiniadalahanaksudahmulaimenggunakan aturan-aturanyangjelasdanlogis,danditandaiadanyareversibledankekekalan. Anak telah memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersiIat konkrit. Operation adalah suatu tipe tindakan untuk memanipulasi objek atau gambaran yang da didalam dirinya. Untukmenghindariketerbatasanberpikiranakperludiberigambarankonkret, sehingga iamampumenelaah persolaan. Sungguhpun demikian anak usia 7-12 tahun masih memiliki masalah mengenai berpikir abstrak. d. Tahap operasional Iormal (umur 11/12-18 tahun) Ciripokokperkembanganpadatahapiniadalahanaksudahmampuberpikirabstrak danlogisdenganmenggunakanpolaberpikir 'kemungkinan. Modelberpikirilmiah misalnyadengan tipehipotecho-de-ductive dan inductivesudahmulaidimiliki anak, dengan kemampun menarik kesimpulan, menaIsirkan dan menggembangkan hipotesa. Pada tahap ini kondisi berpikir anak sudah dapat: 1. Bekerja secara eIektiI dan sisitematis 2. Menganalisissecarakombinasi.Dengandemikiantelahdiberikandua kemungkinanpenyebabnya,misalnyaC1danC2menghasilkanR,anakdapat merumuskan beberapa kemungkinan. 3. Berpikirsecaraproporsional,yaknimenentukanmacam-macamproporsinal tentang C1,C2, dan R misalnya. . Menarikgeneralisasi secaramendasarpada satumacamisi. Pada tahapinimula-mulaPiagetpercayabahwasebagianremajamencapaifor2aloperationspaling lambat pada usia 15 tahun. Tetapi berdasarkan penelitian maupin studi selanjutnya menemukanbahwabanyaksiswabahkanmahasiswawalaupunusianyatelah melampui, belum dapat melakukan for2al-operations. Prosesbelajaryangdialamiseseoranganakpadatahapsensorimotortentuakan berbeda denganprosesbelajaryangdialamiolehseoranganakpada tahapoperasional konkret, bahkan dengan mereka yang sudah berada pada tahap operasional Iormal. 3. Teori Belajar Menurut Bruner JeromeBruner(1966)adalahseorangpengikutsetiateorikognitiI,khususnyadalam studiperkembanaganIungsikognitiI.IamenandaiperkembangankognitiImanusiasebagai berikut: a. Perkembangan intelektual ditandai dengan adanya kemajuan dalam menanggapi suatu rangsangan. b. Peningkatanpengetahuantergantungpadaperkembangansistempenyimpanan inIormasisecara realis. c. Perkembanganintelektualmeliputiperkembangankemampuanberbicarapadadiri sendiriataupadaoranglainmelaluikata-kataataulambangtentangapayangakan dilakukan. Hal ini berhubungan dengan kepercayaan pada diri sendiri. d. Interaksisecarasistematisantarapembimbing,guruatauorangtuadengananak diperlukan bagi perkembangankognitiInya. e. BahasaadalahkunciperkembangankognitiI,karenabahasamerupakanalat komunikasiantaramanusia.Untukmemahamikonsep-konsepyangadadiperlukan bahasa.Bahasadiperlukanuntukmengkomunikasikansuatukonsepkepadaorang lain. I. PerkembangankognitiIditandaidengankecakapanuntukmengemukakanbeberapa alternative secara simultan,memilih tindakanyang tepat, dapatmemberikan prioritas yang berurutan dalam berbagai situasi. JikaPiagetmenyatakanbahwaperkembangankognitiIsangatbrpengaruh terhadapperkembanganbahasaseseorang,makaBrunermenyatakanbahwa perkembanganbahasabesarpengaruhnyaterhadapperkembangankognitiI.Menurut Brumer,perkembangankognitiIseseorangdapatditingaktkandengancaramenyusun materi pelajaran dan menyajikannya sesuai dengan tahap perkembangan orang tersebut. Brunermemandangbahwasuatukonsepmemliki5unsurdanseseorang dikatakan memahami suatu konsep apabila ia mengetahui semua unsure dari konsep itu, meliputi: 1. Nama 2. Contoh-contoh baik yang positiI meupun yang negative 3. Karekteristik, baik yang pokok maupun tidak . Rentangan karekteristik 5. Kaidah 5. Teori Belajar Bermakna Ausubel Teori-teori belajar yang ada selama ini masih banyak menekankan pada belajar asosiatiIataubelajarmenghaIal.TeorikognitiIbanyakmemusatkanperhatiannyapada konsepsibahwaperolehandanretensipengetahuanbarumerupakanIungsidaristruktur kognitiIyangdimilikisiswa.Yangpalingawalmengemukakankonsepsiinidalah Ausubel. Dikatakanbahwapengetahuandioraganisasidalamingatanseseorangdalam strukturhirarkhisiniberatebahwapengetahuanyanglebihumum,inklusiI,danabstrak membawahipengetahuanyanglebihspeksiIikdankonkret.Gagasannyamengenaicara mengurutkanmateri pelajaran dari umumke khusus,dari keseluruhan ke rinci yang sering disebut sebagai subsumptive sequence menjadikan belajar lebih bermakna bagi siswa dvanceorgani:ersyangjugadikembangkanolehausubelmerupakan penerapan konsepsi tentang struktur kognitiI di dalam merancang pembelajaran pengunaan advanceorganizerssebagaikerangkaisiakandapatmeningkatkankemampuansiswa dalammempalajariinIormasibaru,karenamerupakankerangkadalambentukabstraksi atau ringkasan konsep-konsep dasar tentang apa yang dipelajari, dan hubungannya dengan materi yang telah ada dalam struktur kognitiI siswa. Berdasarkan pada konsepsi organisasi seperti yang dikemukakan oleh Ausubel tersebut,dikembangkanlaholehparapakarteorikognitiIsuatumodelyanglebihekspilit yangdisebutdenganschemata.SkemataberIungsiuntukmengintegrasikanunsure-unsur pengetahuanyangterpisah-pisah,atausebagaitempatuntukmengkaitkanpengetahuan baru atau dapat diaktakan bahwa schemata memiliki Iungsi ganda, yaitu: 1. Sebagaiskemayangmenggambarkanataumemprentasikanorganisasi pengetahuan. Seseorangyang ahlidalamsuatubidangtertentuakandapat digambarkan dalam schemata yang dimilikinya. 2. Sebagaikerangkaatautempatuntukmengkaitkanataumencatolkan pengetahuan baru. C. Aplikasi Teori Kognitif dalam Kegiatan Pembelajaran HakekatbelajarmenurutteorikognitiIdijelaskansebagaisuatuaktiIitasbelajar yangberkaitandenagnpenataaninIormasi,reorganisasiperceptual,danprosesinternal. Kegiatan pembelajarannya mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. Siswabukansebagaiorangdewasayangmudadalamprosesberpikirnya. Mereka mengalami perkembangan kognitiI melalui tahap-tahap tertentu. 2. Anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar akan dapat belajar dengan vaik, terutama jika menggunakan benda-benda kongkrit. 3. Keterlibatan siswa secara aktiI dalam belajar amat dipentingkan, karena hanya denganmengaktiIkansiswamakaprosesasimilasidanakomodasi pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik. . Untukmenarikminatdanmeningkatkanretensibelajarperlumengkaitkan pengalamanatauinIormasibarudenganstrukturkognitiIyangtelahdimiliki si belajar. 5. Pemahaman dan retensi akanmeningkat jika materi pelajaran disusun dengan menggunakan pola atau logika tertentu, dari sederhana ke kompleks, 6. BelajarmemahamiakanlebihbermaknadaripadabelajarmenghaIal.Agar bermakna,inIormasibaruharusdisesuaikandandihubungkandengan pengetahuanyangtelahdimilikisiswa.Tugasguruadalahmenunjukkan hubungan antara apayangsedangdipelajaridenganapayang telahdiketahui siswa. 7. Adanya perbedaan individual pada diri siswa perlu diperhatikan, karena Iactor inisangatmempengaruhikeberhasilanbelajarsisiwa.Perbedaantersebut misalnyapadamotivasi,persepsi,kemampuanberpikir,pengetahuanawal, dan sebagainya. Langkah-langkah pembelajaran menurut Piaget: 1. Menentukan tujuan pembelajaran 2. Memilih materi pelajaran 3. Menentukan topic-topik yang dapat dipelajari siswa secara aktiI. . Menentukan kegiatan belajar yang sesuai untuk topic-topik tersebut, misalnya penelitian, memecahkan masalah, diskusi, simulasi, dan sebagainya. 5. Mengembangkan metode pembelajaran untuk merangsang kreatiIitas dan cara berpikir siswa. 6. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa. Langkah-langkah pembelajaran menurut Bruner: 1. Menentukan tujuan pembelajaran 2. MelakukanidentiIikasikarakteristiksiswa(kemampuanawal,minat,gaya belajar, dan sebagainya) 3. Memilih materi pelajaran . Menentukantopik-topikyangdapatdipelajarisiswasecarainduktiI(dari contoh-contoh ke generalisasi) 5. Menggembangkanbahan-bahanbelajaryangberupacontoh-contoh,ilustrasi, tugas, dan sebagainya untuk dipelajari siswa. 6. Mengaturtopik-topikpelajarandariyangsederhanakekompleks,dariyang kongkret ke abstrak, atau dari tahap enaktiI,ikonik, sampai simbolik. 7. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa. Langka-langkah pembelajaran menurut Ausubel: 1. Menentukan tujuan pembelajaran 2. MelakukanidentiIikasikarakteristiksiswa(kemampuanawal,minat,gaya belajar, dan sebagainya) 3. Memilihmateri pelajaran sesuaidengankarekteristik siswadanmengaturnya dalam bentuk konsep-konsep inti. . Menentukantopik-topikdanmenampilkannyadalambentukadvance organi:er yang akan dipelajari siswa. 5. Mempelajarikonsep-konsepintitersebut,danmenerapkannyadalambentuk nyata/konkret. 6. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa. BAB V TEORI BELA1AR KONSTRUKTIVISTIK DANPENERAPANNYA DALAM PEMBELA1ARAN Pada bagian ini dikaji tentang pandangan konstruktivistik terhadap proses belajardan aplikasinya dalam kegiatan pembelajaran.A. Tujuan Pembelajaran Setelahmempelajaribabinidiharapkanandamemilikikemampuanuntukmengkaji hakekatbelajarmenurutteorikonstruktivistikdanmenerapkannyadalamkegiatan pembelajaran. Sedangkan indikator keberhasilan belajar, jika anda dapat menjelaskan: 1) Karakteristik manusia masa depan yang diharapkan. 2) Konstruksi pengetahuan. 3) Proses belajar menurut teori konstruktivistik. ) Perbandingan pembelajaran tradisional (behavioristik) dan pembelajaran konstruktivistik. B. Uraian Materi 1. Karakteristik Manusia Masa Depan yang Diharapkan Upayamembangunsumberdayamanusiaditentukanolehkarakteristikmanusiadan masyarakatmasadepanyangdikehendaki.Karakteristikmanusiamasadepanyang dikehendakitersebutadalahmanusia-manusiayangmemilikikepekaan,kemandirian, tanggungjawabterhadapresikodalampengambilankeputusan,mengembangkansegenap aspekpotensimelaluiprosesbelajaryangterusmenerusuntukmenemukandirisendiridan menjadidirisendiriyaitusuatuproses.(to)learntobeMampumelakukankolaborasi dalammemecahkanmasalahyangluasdankompleksbagikelestariandankejayaan bangsanya (Raka Joni, 1990). Kepekaan,berartiketajamanbaikdalamartikemampuanberpikirnya,maupun kemudah tersentuhanhatinuranididalammelihatdanmerasakan segala sesuatu,mulaidari kepentingan orang lain sampai dengan kelestarian lingkungan yang merupakan gubahan Sang Pencipta.Kemandirian,berartikemampuanmenilaiprosesdanhasilberpikirsendiridi sampingpeosesdanhasilberpikiroranglain,sertakeberanianbertindaksesuaidenganapa yangdianggapnyabenardanperlu.Tanggungjawab,berartikesediaanuntukmenerima segalakonsekuensikeputusansertatindakansendiri.Kolaborasi,berartidisampingmampu berbuatyangterbaikbagidirinyasendiri,individudengancirri-ciridiatasjugamampu berkerja sama dengan individu lainnya dalam meningkatkan mutu kehidupan bersama. Penerapanajarantutwurihandayanimerupakanwujudnyatayangbermaknabagi manusia masa kini dalam rangka menjemput masa depan. . Konstruksi Pengetahuan Apapengetahuanitu?Menurutpendekatankonstruktivistik,pengetahuanbukanlah kumpulanIaktadarisuatukenyataanyangsedangdipelajari,melainkansebagaikontruksi kognitiIseseorangterhadapobjek,pengalaman,maupunlingkungannya.Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada dan tersedia dan sementara oranglain tinggal menerimanya. Pengetahuanadalahsebagaisuatupembentukanyangterus-menerusolehseseorangyang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-pemahaman baru. Pengetahuanbukanlahsuatubarangyangdapatdipindahkandaripikiranseseorang yangtelahmempunyaipengetahuankepadaIikiranoranglainyangbelummemiliki pengetahuantersebut.Bilagurubermaksuduntukmenstransperkonsep,ide,dan pengetahuannyatentangsesuatukepadasiswa,penstransIeranituakandiinterpretasikandan dikonstruksikan oleh siswa sendiri melalui pengalaman dan pengetahuan mereka sendiri. Prosesmengkonstruksipengetahuan.Manusiadapatmengetahuisesuatudengan menggunakan indranya. Melalui interaksinya dengan objek dan lingkungan, misalnya dengan melihat,mendengar,menjamah,membau,ataumerasakan,seseorangdapatmengetahui sesuatu. VonGalserIeld(dalampaul,S.,1996)mengemukakanbahwaadabeberapa kemampuanyangdiperlukandalamprosesmengkonstruksipengetahuan,yaitu;1) kemampuanmengingatdanmengungkapkankembalipengalaman,2)kemampuan membandingkandanmengambilkeputusanakankesamaandanperbedaan,dan3) kemampuan untuk akan lebih menyukai suatu pengalaman yang satu dari pada lainnya. Faktor-Iaktoryangjugamempengaruhiprosesmengkonstruksipengetahuanadalah konstruksi pengetahuan seseorang yang telah ada, domain pengalaman,dan jaringan struktur kognitiIyangdimilikinya.Prosesdanhasilkonstruksipengetahuanyangtelahdimiliki seseorang akan menjadi pembatas konstruksi pengetahuan yang akan datang.. Proses Belajar Menurut 1eori Konstruktivistik Prosesbelajarkonstruktivistik.Secarakonseptual,prosesbelajarjikadipandang dari pendekatan kognitiI, bukan sebagai perolehan inIormasi yang berlangsung satu arah dari luarkedalamdirisiswa,melainkansebagaipemberianmaknaolehsiswakepada pengalamannyamelaluiprosesasimilasidanakomodasiyangbermuarapadapemutahkiran strukturkognitiInya.Kegiatanbelajarlebihdipandangdarisegiprosesnyadaripadasegi perolehanpengetahuandariIakta-Iaktayangterlepas-lepas.Prosestersebutberupa constructing and restructuring ofknowledgeand skills (sche2ata)within the individual ina co2plexnetworkofincreasingconceptualconsistency.pemberianmaknaterhadap objekdanpengalamanolehindividutersebuttidakdilakukansecarasendiri-sendirioleh siswa,melainkanmelaluiinteraksidalamjaringansosialyangunik,yangterbentukbaik dalam budaya kelas maupun diluar kelas. Peranan siswa (Si-belajar). Menurut pandangan konstruktivistik,belajar merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan. Paradigmakonstruktivistikmemandangsiswasebagaipribadiyangsudahmemiliki kemampuanawalsebelummempelajarisesuatu.Olehsebabitumeskipunkemampuanawal tersebutmasihsangat sederhana atau tidaksesuai denganpendapatguru, sebaiknyaditerima dan dijadikan dasar pembelajaran dan pembimbingan. Peranan guru. Dalam belajar konstruktivistik guru atau pendidik berperan membantu agarprosespengkonstruksianpengetahuanolehsiswaberjalanlancer.Gurutidak menstransIerpengetahuanyangtelahdimilikinya,melainkanmembantusiswauntuk membentuk pengetahuannya sendiri. Peranan kunci guru dalam interaksi pendidikan adalah pengendalian, yang meliputi; 1) Menumbuhkankemandiriandenganmenyediakankesempatanuntukmengambil keputusan dan bertindak. 2) Menumbuhkankemampuanmengambilkeputusandanbertindak,denganmeningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa. 3) Menyediakansistemdukunganyangmemberikankemudahanbelajaragarsiswa mempunyai peluang optimal untuk berlatih. Seranabelajar.Pendekatankonstruktivistikmenekankanbahwaperananutama dalam kegiatan belajar adalah aktiIitas siswa dalammengkonstruksipengetahuannya sendiri. Segalasesuatusepertibahan,media,peralatan,lingkungan,danIasilitaslainnyadisediakan untuk membantu pembentukan tersebut. Evaluasibelajar.Pandangankonstruktivistikmengemukakanbahwalingkungan belajar sangatmendukungmunculnyaberbagaipandangandaninterpretasi terhadap realitas, konstruksi pengetahuan,serta aktivitas-aktivitaslainyangdidasarkan padapengalaman.Hal inimemunculkanpemikiranterhadapusahamengevaluasibelajarkonstruktivistik.Ada perbedaanpenerapanevaluasibelajarantarapandanganbehavioristik(tradisional)yang obyektiIisdankonstruktivistik.Pembelajaranyangdiprogramkandandidesainbanyak mengacupadaobyektiIis,sedangkanpiagetiandantugas-tugasbelajardiscoverlebih mengarahpadakonstruktivistik.ObyektiIismengakuiadanyareabilitaspengetahuan,bahwa pengetahuanadalahobyektiI,pasti,dantetap,tidakberubah.Pengetahuantelahterstruktur denganrapi.Gurubertugasuntukmenyampaikanpengetahuantersebut.Realitasduniadan strukturnyadapatdianalisisdandiuraikan,danpemahamanseseorangakandihasilkanoleh proses-proseseksternaldaristrukturdunianyatatersebut,sehinggabelajarmerupakan asimilasiobjek-objeknyata.Tujuanparaperancangdanguru-gurutradisionaladalah menginterpretasikan kejadian-kejadian nyata yang akan diberikan kepada para siswanya. Pandangankonstruktivistikmengemukakanbahwarealitasadapadapikiran seseorang.Manusiamengkonstruksidanmenginterpretasikannyaberdasarkan pengalamannya. Teoribelajarkonstriktivistikmengakuibahwasiswaakandapatmenginterpretasikan inIormasikedalamIikirannya,hanyapadakontekspengalamandanpengetahuanmereka sendiri, pada kebutuhan, latar belakang dan minatnya. Evaluasibelajarbehavioristiktradisionallebihdiarahkanpadatujuanbelajar. Sedangkanpandangankonstruktivistikmenggunakangoal-freeevaluation,yaitusuatu konstruksi untuk mengatasi kelemahan evaluasi pada tujuan speseIik. Bentuk-bentukevaluasikonstruktivistikdapatdiarahkanpadatugas-tugasautentik, mengkonstruksipengetahuanyangmenggambarkanprosesberIikiryanglebihtinggiseperti tingkat'penemuanpadataksonomiMerrill,atau'strategikognitiIdariGagne,serta 'sintesis pada taksonomi Bloom. . PerbandinganPembelajaran1radisional(Behavioristik)danPembelajaran konstruktivistik Secararinciperbedaankarakteristikantarapembelajarantradisionalataubehavioristikdan pembelajaran konstruktivistik adalah sebagai berikut. Pembelajaran tradisionalPembelajaran konstrutivistik 1. Kurikulumdisajikandaribagian-bagian menujukeseluruhandenganmenekankan pada keterampilan-keterampilan dasar. 1. Kurikulumdisajikanmulaidari keseluruhanmenujukebagian-bagian, dan lebih mendekatkan pada konsep yang lebih luas. 2. Pembelajaransangattaatpadakurikilum yang telah ditetapkan. 2. Pembelajaranlebihmenghargaipada pemunculanpertanyaandanide-ide siswa. 3. Kegiatankurikulerlebihbanyak mengandalkanpadabukuteksdanbuku kerja. 3. Kegiatankurikulerlebihbanyak mengandalkanpadasumber-sumberdata primer dan manipulasi bahan. . Siswa-siswadipandangsebagai'kertas kosongyangdapatdigoresiinIormasi olehgurupadaumumnyamenggunakan caradidaktikdalammenyampaikan inIormasi kepada siswa. . Siswadipandangsebagaipemikir-pemikiryangdapatmemunculkanteori-teori tentang dirinya. 5. Penilaianhasilbelajarataupengetahuan siswadipandangsebagaibagiandari pembelajaran,danbiasanyadilakukan pada akhir pelajaran dengan cara testing. 5. Pengukuranprosesdanhasilbelajar siswaterjalindidalamkesatuankegiatan pembelajaran,dengancaraguru mengamatihal-halyangsedang dilakukansiswa,sertamelaluitugas-tugaspekerjaan. 6. Siswa-siswabiasanyabekerjasendiri-sendiri,tanpaadagroupprocessdalam belajar. 6. Siswa-siswabanyakbelajardanbekerja didalam group process. BAB VI TEORI BALA1AR HUMANISTIK DANPENERAPANNYA DALAM PEMBELA1ARAN Padabagianinidikajitentangpandanganteorihumanistikterhadapprosesbalajar danaplikasinyadalamkegiatanpembelajaran.Pembahasandiarahkanpadahal-halseperti, pengertianbelajarmenuruthumanistik,pandanganKolb terhadapbelajar, pandanganHoney dan MumIord terhadap belajar, pandangan Habermas terhadap belajar, dan pandangan Bloom dan Krathwohl terhadap belajar. A. Tujuan Pembelajaran Setelahmempelajaribabinidiharapkanandamemilikikemampuanuntukmengkaji hakikat belajar menurut teori humanistik dan penerapannya dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan indikator keberhasilan belajar, jika anda dapat menjelaskan: 1) Pengertian belajar menurut humanistik. 2) Pandangan Klob terhadap belajar. 3) Pandangan Honey dan MumIord terhadap belajar. ) Pandangan Habermas terhadap belajar. 5) Pandangan Bloom dan Krathwohl terhadap belajar. 6) Aplikasi teori humanistic dalam kegiatan pembelajaran. B. Uraian Materi 1. Pengertian Belajar Menurut Humanistik. SelainteoribelajarbehavioristikdanteorikognitiI,teoribelajarhumanisticjuga pentinguntukdipahami.Menurutteorihumanistik,prosesbelajarharusdimulaidan ditunjukkanuntukkepentinganmemanusiakanmanusiaitusendiri.Teoribelajarhumanistik siIatnyalebihabstrakdanlebihmendekatibidangkajianIilsaIat,teorikepribadian,dan psikoterapi, dari pada bidang kajian psikologi belajar. Teori humanistik sangat mementingkan isi yang dipelajari dari pada proses belajar itu sendiri. Dalam pelaksanaanya, teori humanisticini antara lain tampak juga dalam pendekatan belajaryangdikemukakanolehAusubel.Pandangannyatentangbelajarbermaknaatau 'eaningfulLearningyangjugatergolongdalamalirankognitiIini,mengatakanbahwa belajarmerupakanasimilasiyangbermakna.Meteriyangdipelajaridiasimilasikandan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. TeorihumanisticberpendapatbahwateoribelajarapapundapatdimamIaatkan,asal tujuannyauntukmemanusiakanmanusiayaitumencapaiaktualisasidiri,pemahamandiri, serta realisasi diri orang yang belajar, secara optimal. Teori humanistic bersiIat sangat eIektiI. Manusiaadalahmahlukyangkompleks.Banyakahlididalammenyusunteorinya hanya terpukau pada aspek tertentu yang sedang menjadi pusat perhatiannya. Dengandemikianteorihimanistikdenganpandangannyayangeklektikyaitudengan caramemamIaatkanataumerangkumkanberbagaiteoribelajardengantujuanuntuk memanusiakan manusia bukan saja mungkin untuk dilakukan, tetapi justru harus dilakukan. Banyaktokohpenganutaliranhumanistic,diantaranyaadalahKolbyangterkenal dengan'belajarempartahapnya,HoneydanmumIorddenganpembagiantentangmacam-macamsiswa,Hubermasdengan'tigamacamtipebelajarnya,sertaBloomdanKrathwohl yangterkenaldengan'taksonomiBloomnya.Pandanganmasing-masingtokohterhadap belajar dideskripsikan sebagai berikut: 2. Pandangan klob Terhadap Belajar. Kolb seorang ahli penganut aliran humanistik membagi tahap-tahap belajar menjadi , yaitu:a)Tahappengalamankonkret,b)TahappengamatanaktiIdanreIlektik,c)Tahap konseptualisasi, d) Tahap eksprimentasi aktiI. a. Tahap Pengalaman Konkret Padatahappalingawalpadaperistiwabelajaradalahseseorangmampuataudapat mengalamisuatuperistiwaatausuatukejadiansebagaimanaadanya.Iadapatmelihatdan merasakannya, dapat menceritakan peristiwa tersebut sesuai dengan apa yang di alaminya. b. Tahap Pengamatan AktiI dan ReIlektik Tahapkeduadalamperistiwabelajaradalahbahwaseseorangmakinlamaakan semakinmampumelakukanobservasisecaraaktiIterhadapperistiwayangdialaminya.Ia mulai berupaya untuk mencari jawaban dan memikirkan kejadian tersebut. Kemampuaninilahyangterjadidandimilikiseseorangpadatahapkeduadalam proses belajar. c. Tahap Konseptualisasi Tahapketigadalamperistiwabelajaradalahseseorangsudahmulaiberupayauntuk membuatabstraksi,mengembangkansuatuteori,konsep,atauhukumdanprosedurtentang sesuatu yang menjadi objek perhatiannya. d. Tahap Eksprimentasi AktiI TahapterakhirdalamperistiwabelajarmenurutKolbadalahmelakukan eksperimentasi secara aktiI. Pada tahap ini seseorang sudah mampu mengaplikasikan konsep-konsep,teori-teoriatauaturan-aturankedalamsituasinyata.BerIikirdeduktiIbanyak digunakan untuk mempraktekkan dan menguji teori-teori serta konsep-konsep dilapangan. 3. Pandangan Honey dan Mumford Terhadap Belajar. TokohteorihumanistiklainnyaadalahHoneydanMumIord.Pandangannyatentang belajardiilhamiolehpandanganKolbmengenaitahap-tahapbelajardiatas.Honeydan MumIordmenggolong-golongkanorangyangbelajarkedalamempatmacam atau golongan, yaitukelompokaktivis,golonganreIlektor,kelompokteoritisdangolonganpragmatis. Masing-masingkelompokmemilikikarakteristikyangberbedadengankelompoklainnya. Karakteristik yang di maksud adalah: a. kelompok aktivis Orang-orangyangtermasukkedalamkelompokaktivisadalahmerekayangsenang melibatkandiridanberpartisipasiaktiIdalamberbagaikegiatandengantujuanuntuk memperoleh pengalaman-pengalaman baru. b. golongan reIlector Merekayang termasukkedalamkelompok reIlektormempunyaikecendrunganyang berlawanandengabmerekayangtermasukkedakamaktivis.Dalammelakukansuatu tindakan, orang-orang tipe reIlector sangat berhati-hati dan penuh pertimbangan. c. kelompok teoris Lainhalnyadenganorang-orangtipeteoris,merekamemilikikecenderunganyang sangatkritis, sukamenganalisis, selalu berIikir rasionaldenganmenggunakanpenalarannya. Segalasesuatuseringdikembalikankepadateoridankonsep-konsepatauhukum-hukum. Mereka tidak menyukai pendapat atau penilaian yang siIatnya subjektiI. d. kelompok pragmatis Berbeda dengan orang-orang tipe pragmatis, mereka memiliki siIat-siIat yang praktis, tidaksukaberpanjanglebardenganteori-teori,konsep-konsep,dalil-dalil,dansebagainya. Bagimerekayangpentingadalahaspek-aspekpraktis,sesuatuyangnyatadandapat dilaksanakan. . Pandangan Habermas Terhadap Belajar. Tokoh humanis lain adalah hubermas. Menurutnya, belajar baru akan terjadi jika akan interaksiantaraindividudenganlingkungannya.Lingkunganbelajaryangdimaksuddisini adalahlingkunganalammaupunlingkungansosial,sebabantarakeduanyatidakdapat dipisahkan.Denganpandangannyayangdemikian,iamembagitipebelajarmenjaditiga, yaitu; 1) belajar teknis (technical learning), 2) belajar praktis (practical learning), 3) belajar emansipatoris(e2ancipatorlearning).Masing-masingtipememilikicirri-cirisebagai berikut: a. Belajar Teknis (technical learning) Yangdimaksudbelajar teknis adalahbelajarbagaimana seseorangdapatberinteraksi dengan lingkungan alamnya secara benar. b. Belajar Praktis (practical learning) Sedangkanyangdimaksudbelajarpraktisadalahbelajarbagaimanaseseorangdapat berinteraksidenganlingkungansosialnya,yaitudenganorang-orangdisekelilingnyadengan baik.Kegiatanbelajarinilebihmengutamakanterjadinyainteraksiyangharmonisantar sesame manusia. c. Belajar Emansipatoris (e2ancipator learning) Lainhalnyadenganbelajaremansipatoris.Belajaremnsipatorismenekankanupayaagar seseorangmencapai suatupemahamandankesadaranyang tinggi akan terjadinyaperubahan atautransIormasibudayadalamlingkungansosialnya.Denganpengertiandemikianmaka dibituhkanpengetahuandanketerampilansertasikapyangbenaruntukmendukung terjadinya transIormasi cultural tersebut. 5. Pandangan Bloom dan Krathwohl Terhadap Belajar. Selaintokoh-tokohdiatas,BloomdanKrathwohljugatermasukpenganutaliran humanis.Merekalebuhmenekankanperhatiannyapadaapayangmestidikuasaioleh individu(sebagaitujuanbelajar),setelahmelaluiperistiwa-peristiwabelajar.Tujuanbelajar yangdikemukakannyadirangkumkedalamtigakawasanyangdikenaldengansebutan taksonomi Bloom. Secararingkas,ketigakawasandalamtaksonomiBloomtersebutadalahsebagai berikut: a. Domain kognitiI, terdiri atas 6 tingkatan, yaitu: 1) Pengetahuan (mengingat, menghaIal) 2) Pemahaman (menginterpretasikan) 3) Aplikasi (menggunakan konsep untuk memecahkan masalah) ) Analisis (menjabarkan suatu konsep) 5) Sintesis (menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi suatu konsep utuh) 6) Evaluasi (membandingkan nilai-nilai, ide. Metode, dsb.) b. Domain psikomotor, terdiri atas 5 tingkatan, yaitu: 1) Peniruan (menirukan gerak) 2) Penggunaan (menggunakan konsep untuk melakukan gerak) 3) Ketepatan (melakukan gerak dengan benar) ) Perangkaian (melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan benar) 5) Naturalisasi (melakukan gerak secara wajar) c. Domain eIektiI, terdiri atas 5 tingkatan, yaitu: 1) Pengenalan (ingin menerima, sadar akan adanya sesuatu) 2) Merespon (aktiI berpartisipasi) 3) Penghargaan (menerima nilai-nilai, setia kepada nilai-nilai tertentu) ) Pengorganisasian (menghubung-hubungkan nilai-nilai yang dipercayainya) 5) Pengalaman (menjadikan nilai-nilai sebagai bagian dari pola hidupnya) C. Aplikasi Teori Belajar Humanistik Dalam Kegiatan Pembelajaran Teorihumanisticseringdikritikkarenasukarditerapkandalamkonteksyanglebih praktis.TeoriinidianggaplebihdekatdenganbidangIilsaIat,teorikepribadiandan psikoterapidaripadabidangpendidikan,sehinggasukarmenterjemahkannyakedalam langkah-langkahyanglebihkonkretdanpraktis.NamunkarenasiIatnyayangideal,yaitu memanusiakanmanusia,makateorihumanisticmampumemberikanarahterhadapsemua komponen pembelajaran untuk mendukung tercapainya tujuan tersebut. DalamprakteknyateorihumanisticinicenderungmengarahkansiswauntukberIikir induktiI,mementingkanpengalaman,sertamembutuhkanketerlibatansiswasecaraaktiI dalamprosesbelajar.Olehsebabitu,walaupunsecaraeksplisitbelumadapedomanbaku tentanglangkah-langkahpembelajarandenganpendekatanhumanistic,namunpalingtidak langkah-langkahpembelajaranyangdikemukakanolehSuciatidanPrasetyaIrawan(2001) dapat digunakan sebagai acuan. Langkah-langkah yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran. 2. Menentukan materi pelajaran. 3. MengidentiIikasi kemampuan awal (entry behavior) siswa. . MengidentiIikasi topic-topik pelajaran yang memungkinkan siswa secara aktiI melibatkan diri atau mengalami dalam belajar. 5. Merancang Iasilitas belajar seperti lingkungan dan media pembelajaran. 6. Membimbing siswa belajar secara aktiI. 7. Membimbing siswa untuk memahami hakekat makna dari pengalaman belajar. 8. Membimbing siswa membuat konseptualisasi pengalaman belajar. 9. Membimbing siswa dalam mengaplikasikan konsep-konsep baru ke situasi nyata. 10.Mengevaluasi proses dan hasil belajar. BAB VII TEORI BELA1AR SIBERNETIK DANPENERAPANNYA DALAM PEMBELA1ARAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Indikator keberhasilannya adalah : 1. Pengertian belajar menurut teori sibernetik 2. Teori pemrosesan inIormasi 3. Teori belajar menurut Landa . Teori belajar menurut Pask dan Scot 5. Aplikasi teori sibernetik dalam kegiatan pembelajaran B. URAIAN MATERI 1. Pengertian belajar menurut teori sibernetik Menurutteorisibernetik,belajaradalahpengolahaninIormasi.Prosesbelajarmemang pentingdalamteorisiernetik,namunyangpalingpentingadalahsisteminIormasiyangdi proses yang akan dipelajari siswa. InIormasi inilah yang akanmenentukan proses bagaimana belajar berlangsung. 2. Teori Pemrosesan InIormasi Teori ini umumnya berpijak pada tiga asumsi, yaitu : a) BahwaantarastimulusdanresponterdapatsuatuseritahapanpemrosesaninIormasi dimana pada masing masing tahapan dibutuhkan sejumlah waktu tertentu b) Stimulusyangdiprosesmelaluitahapantahapantadiakanmengalamiperubahan bentuk atau isinya. c) Salah satu dari tahapan mempunyai kapasitas yang terbatas. Dari ketiga asumsi tersebut, dikembangkan teori tentang komponen struktur dan pengatur alur pemrosesan inIormasi (proses kontrol). Ketiga komponennya adalah : Sensory Receptor SensoryReceptor(SR)merupakanseltempatpertamakaliindormasiditerimadari luar.DalanSRinIormasiditangkapdalambentukaslinya,inIormasihanyadapatbertahan dalam waktu yang sangat singkat dan mudah terganggu atau bergantian. Working Memory WorkingMemory(WM)diasumsikanmampumenangkapinIormasiyangdiberi perhatian oleh individu. Karakteristik WM adalah : 1. Memiliki kapasitas yang terbatas 2. InIormasi dapat disandi dalam bentuk yang berbeda dari stimulus aslinya Long Term Memory (LTM) Long Term Memory diasumsikan : 1. Berisi semua pengetahuan yang telah dimiliki oleh individu 2. Mempunyai kapasitas tidak terbatas 3. BahwasekaliinIormasidisimpandidalamLTMiatidakakanpernahterhapusatau hilang. Tennyson(1989)mengemukakanbahwaprosespenyimpananinIormasimerupakan prosesmengasimilasikanpengetahuanbarupadapengetahuanyangtelahdimiliki,yang selanjutnya berIungsi sebagai dasar pengetahuan. Ada tujuh komponen strategi teori elaborasi yang dikembangkan oleh Reigeluth dan Stein yang berpijakpada kajian tentang teori pemrosesaninIormasi (Degeng, 1998). Prinsiprinsip yang mendasari model elaborasi meliputi : a. Penyajian kerangka isi pelajaran (epitome) b. Elaborasi secara bertahap c. Bagian terpenting disajikan pertama kali d. Cakupan optimal elaborasi e. Penyajian pensitesis secara bertahap I. Penyajian pensitesis g. Tahapan pemberian rangkupan. ProsespengolahaninIormasidalamingatandimulaidariprosespenyandianinIormasi, diikutidenganpenyimpananinIormasi,dandiakhiridenganmengungkapkankembali inIormasi-inIormasi yang telah disimpan dalam ingatan. 3. Teori Belajar Menurut Landa Menurut Landa, ada duamacam proses berpikir, yaitu proses berpikir algoritmikdan prosesberpikirheuristik.Prosesberpikiralgoratmik,yaituprosesberpikiryangsistematis, tahap demi tahap, linier, konvergen, lurus menuju ke satu target tujuan tertentu. Proses belajar akan berjalan dengan baik jika materi pelajaran yang hendak dipelajari atau masalahyanghendakdipecahkan(inIormasiyangakandipelajari)diketahuiciricirinya. Materipelajarantertentuakanlebihtepatdisajikandalamurutanyangteratur,linier, sekuensial,sedangkanmateripembelajaranlainnyaakanlebihtepatbiladisajikandalam bentuk terbuka dan memberi kebebasan kepada siswa untuk berimajinasi dan berpikir. . Teori Belajar Menurut Pask dan Scott MenurutPaskdanScott,adaduamacamcaraberpikir,yaitucaraberpikirserialisdan caraberpikirwholistataumenyeluruh.Pendekatanserialisyangdikemukakanmemiliki kesamaanalgoratmik.Bedanya,caraberpikirmenyeluruhadalahberpikiryangcenderung melompat ke depan, langsung ke gambaran lengkap semua sistem inIormasi. Teori sebernetik sebagai teori belajar sering sekali dikritik karena lebih menekankan pada sisteminIormasiyangakandipelajari.Teoriinimemandangmanusiasebagaipengolah inormasi,pemikirdanpencipta.Berdasarkanpandangantersebutmakadiamsusikanbahwa manusiamerupakanmahlukyangmampumengolah,menyimpan,danmengorganisasikan inIormasi. Dari model ini dikembangkan prinsip-prinsip belajar seperti : a. Proses mental dalam belajar terIokus pada pengetahuan yang bermakna b. Proses mental tersebut mampu menyandi inIormasi secara bermakna c. Proses mental bermuara pada pengorganisasian dan penganktualisasian inIormasi C. APLIKASITEORIBELAJARSIBERETIKDALAMKEGIATAN PEMBELAJARAN TeoribelajarpengolahaninIormasitermasukdalamlingkupteorikognitiIyang mengemukakan bawa belajar adalah proses internal yang tidak dapat diamati secara langsung dan merupakan perubahan kemampuan yang terikat pada situasi tertentu. MenurutGagne,untukmengurangimuatanmemorikerjabentukpengetahuanyang dipelajaridapatberupa:proposisi,produksi,danmentalimages.TeoriGagnedanBrigss memprediksikan adanya : 1. Kapabilitas belajar 2. Peristiwa pembelajaran 3. Pengorganisasian/urutan pembelajaran Kapabilitas BelajarUnjuk Kerja InIormasi verbalMenyatakan inIormasiKeterampilan intelektual - Diskriminasi - Konsep konkret - Konsep abstrak - Kaidah - Kaidah tingkat lebih tinggi Menggunakansimboluntukberinteraksi dengan lingkungan - Membedakanperangsangyang memiliki dimensi Iisik yg berlainan - MengidentiIikasicontoh-contoh konkret - MenglasiIikasicontoh-contohdengan menggunakanungkapanverbalatau deIinisi - Menunjukan aplikasi suatu kaidah - Mengembangkankaidahbaruuntuk memecah masalah Strategi KognitiIMengembangkancaracarabaruuntuk memecah masalah SikapMemilih perilaku dengan cara tertentu Keterampilan MotorikMelakukangerakantubuhyangluwes, cekatan, serta dengan urutan yg benar. Sembilan tahapandalamperistiwapembelajaranyangdiasumsikan sebagaicaracara eksternal yang berpotensi mendukung proses proses internal dalam kegiatan belajar adalah : Menarik perhatian Memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa Merangsang ingatan pada prasyarat belajar Menyajikan bahan perangsang Memberikan bimbingan belajar Mendorong untuk kerja Memberikan balikan inIormatiI Menilai untuk kerja Meningkatkan retensi dan alih belajar Dalammengorganisasikanpembelajaranperludipertimbangkanadatidaknyaprasyarat belajaruntuksuatukapabilitas,apakahsiswatelahmemilikiprasyaratbelajaryang diperlukan.Pengorganisasianpembelajaranuntukkapabilitasbelajartertentudijelaskan sebagai berikut : 1. Pengorganisasian pembelajaran ranah keterampilan intelektual 2. Pengorganisasian pembelajaran ranah inIormasi verbal 3. Pengorganisasian pembelajaran ranah strategi kognitiI . PenIorganisasian pembelajaran ranah sikap 5. Pengorganisasian pembelajaran ranah ketrampilan motorik Keunggulan strategi pembelajaran yang berpijak pada teori pemrosesan inIormasi adalah : 1. Cara berpikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol 2. Penyajian pengetahuan memenuhi aspek ekonomis 3. Kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkap . Adanya keterarahan seluruh kegiatan belajar kepada tujuan yang ingin dicapai 5. Adanya transIer belajar pada ligkungan kehidupan yang sesungguhnya 6. Kontrol belajar memungkinkan belajar sesuai dengan irama masing masing individu 7. BalikaninIormatiImemberikanramburambuyangjelastentangtingkatunjukkerja yang telah dicapai dibandingkan dengan unjuk kerja yang diharapkan Dengandemikian,aplikasiteorisibernetikdalamkegiatanpembelajaranyang dikemukakanolehsuciatidanPrasetyaIrawan(2001)baikditerapkandenganlangkah langkah sebagai berikut : 1. Menentukan tujuan tujuan pembelajaran 2. Menentukan materi pembelajaran 3. Mengkaji sistem inIormasi yang terkandung dalam materi pembelajaran . Menentukan pendekatan belajar yang sesuai dengan sistem inIormasi tersebut 5. Menyusun materi pembelajaran dalam urutan yang sesuai dengan sistem inIormasinya 6. Menyajikanmateridanmembimbingsiswabelajardenganpolayangsesuaidengan urutan materi pelajaran BAB VIII TEORI BELA1AR REVOLUSI-SOSIOSTRUKTURAL DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELA1ARAN A. Tujuan Pembelajaran Secara khusus indikator hasil belajar yang diharapkan, dapat menjelaskan : 1. Teori belajar Piagetian 2. Teori Belajar Vygotski 3. Aplikasi teori belajar revolusi-sosiokultural dalam kegiatan pembelajaran B. Uraian Materi 1. Teori Belajar Piagetian TeorikognitiIPiagetianyangkemudianberkembangpulaalirankonstruktiI, menekankanbahwabelajarlebihbanyakditentukankarenaadanyakarsaindividu. Penataankondisibukansebagaipenyebabterjadinyabelajarsebagaimana dikemukakan oleh aliran behavioristik, tetapi sekedar memudahkan belajar. KeaktiIan siswamenjadiunsuryangamatpentingdalammenentukankesuksesanbelajar. Aktivitas mandiri adalah jaminan untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Menurut Piaget, perkembangan kognitiI merupakan suatu proses genetik, yaitu proses yang di dasarkan atas mekanisme biologis dalam bentuk perkembangan system syaraI. Makinbertambah umurseseorang,makinkomplekslahsusunanselsyaraInya danmakinmeningkatpulakemampuannya.Kegiatanbelajarterjadiseturutdengan polatahap-tahapperkembangantertentudanumurseseorang.KetikaIndividu berkembangmenujukedewasaan,iaakanmengalamiadaptasibiologisdengan lingkungannyayangakanmenyebabkanadanyaperubahan-perubahankualitatiIdi dalam struktur kognitiInya.Piagetmembagitahap-tahapperkembangankognitiIinimenjadiempattahap yaitu, tahap sensorimotor, tahap praoperasional, tahapoperasional konkret, dan tahap operasional Iormal. TeorikonIlik-sosiokognitiIPiagetinimampuberkembangluasdanmerajai bidang psikologi dan pendidikan. Namun bila di cermati ada beberapa aspek dari teori PiagetyangdipandangdapatmenimbulkanimplikasikontradiktiIpadakegiatan pembelajaranjikadilihatdariperspektiIrevolusi-sosiokulturalsaatini.Dilihatdari locusofcognitivedevelop2entatauasal-usulpengetahuan,Piagetcenderung menganut teori psikogenesis. Artinya pengetahuan berasal dari dalam diri individu. MenurutPiaget,dalamIenomenabelajarlingkungansocialhanyaberIungsi sekunder,sedangkanIactorutamayangmenentukanterjadinyabelajartetappada individuyangbersangkutan.Daniel,TweeddanLehmanmengatakanbahwateori belajarsepertiinilebihmencerminkanideologyindividualismedangayabelajar sokratikyanglazimdikaitkandenganbudayaBaratyangmengunggulkan'self-generatedknowledgeatau'individualisticpursuitofthruthyangdipeloporioleh Sokrates. 2. Teori Belajar Vygotsky Pandangan yangmampumengakomodasi sosiocultural-revolution dalam teori belajardanpembelajarandikemukakanolehLev-Vygotsky.Iamengatakanbahwa jalanpikiranseseorangharusdimengertidarilatarsocialbudayadansejarahnya. Artinyauntukmemahamipikiran seseorangbukandengancaramenelusuriapayang adadibalikotaknyadanpadakedalamanjiwanya,melainkandari asal-usul tindakan sadarnya, dari interaksi social yang dilatari oleh sejarah hidupnya. AtasdasarpemikiranVygosky,MolldanGreenbergmelakukanstudi etnograIidanmenemukanadanyajaringan-jaringanerat,luasdankompleksdidalam dandiantaranyakeluarga-keluarga.Jaringan-jaringan tersebutberkembang atasdasar confian:ayangmembentukkondisisocialsebagaitempatpenyebarandan p|ertukakaranpengetahuan,keterampilan,dannilai-nilaisocialbudaya.Anak-anak memperolehberbagaipengetahuandanketerampilanmelaluiinteraksisosialsehari-hari. MenurutVygotsky,perolehanpengetahuandanperkembangankognitiI seseorang seturut dengan teori sociogenesis. Dimensi kesadaran social bersiIat primer, sedangkandimensiindividualnyabersiIatderivativeataumerupakanturunandan bersiIatskunder.Artinya,pengetahuandanperkembangankognitiIindividuberasal dari sumber-sumber social di luar dirinya.HalinitidakberartibahwaindividubersikappasiIdalamperkembangan kognitiInya,tetapiVygotskyjugamenekankanpentingnyaperanaktiIseseorang dalammengkontruksipengetahuannya.MakateoriVygotskysebenarnyalebihtepat disebutdenganpendekatankonstruktivisme.Maksudnya,perkembangankognitiI seseorangdisampingditentukanolehindividusendirisecaraaktiI,jugaoleh lingkungan social yang aktiI pula. Konsep-konseppentingteorisosiogenesisVygotskytentangperkembangan kognitiIyangsesuaidenganrevolusi-sosiokulturaldalamteoribelajardan pembelajaranadalahhukumgenetictentangperkembangan(geneticlawoI development),zonaperkembanganproksimal(zoneoIproximaldevelopment),dan mediasi. a. Hukum genetic tentang perkembangan (genetic law of development) Menurut Vygotsky, setiap kemampuan seseorang akan tumbuh dan berkembangmelewatiduatataran,yaitutataransocialtempatorang-orang membentuklingkungansosialnya(dapatdikategorikansebagaiinterpsikologisatau intermentalinte), dan tataran psikologis di dalamdiri orangyang bersangkutan (dapat di kategorikan sebagai intrapsikologis atau intramental).Padamulanyaanakberpartisipasidalamkegiatansocialtertentutanpa memahamimaknanya.Pemaknaanataukonstruksipengetahuanbarumunculatau terjadimelaluiprosesinternalisasi.Namuninternalisasiyangdimaksudoleh VygotskybersiIattransIormatiI,yaitumampumemunculkanperubahandan perkembanganyang tidaksekedarberupa transIer ataupengalihan.Makabelajardan berkembang merupakan satu kesatuan yang saling menentukan. b. ona perkembangan proksimal (one of proximal development) Menurutnya perkembangan kemampuan seseorang dapat di bedakan kedalamduatingkat,yaitutingkatperkembanganactualdantingkatperkembangan potensial.Tingkatperkembanganactualtampakdarikemampuanseseoranguntuk menyelesaikan tugas-tugas ataumemecahkan berbagaimasalah secaramandiri. Ini di sebutsebagaikemampuanintramental.Sedangkantingkatperkembanganpotensial tampakdarikemampuanseseoranguntukmenyelesaikantugas-tugasdan memecahkanmasalahketikadibawahbimbinganorangdewasaatauketika berkolaborasidengantemansebayayanglebihkompeten.Inidisebutsebagai kemampuan intermental. ZonaperkembanganproksimaldiartikansebagaiIungsi-Iungsiatau kemampuan-kemampuanyangbelummatangyangmasihberadapadaproses pematangan.UntukmenaIsirkanzonaperkembanganproksimalinidengan menggunakanscaffoldinginterpretation,yaitumemandangzonaperkembangan proksimalsebagaiperancah,sejeniswilayahpenyanggaataubatuloncatanuntuk mencapaitaraIperkembanganyangsemakintinggi.Padazonainiorangdewasadan atau teman sebaya yang lebih kompeten perlu membantu dengan berbagai cara seperti memberikancontoh,Ieedback,menarikkesimpulan,dansebagainyadalamrangka perkembangan kemampuannya. c. Mediasi MenurutVygotsky,kunciutamauntukmemahamiproses-prosessocialdan psikologisadalahtanda-tandaataulambang-lambangyangberIungsisebagai mediator.Tanda-tandaataulambang-lambangtersebutmerupakanprodukdari lingkungansosio-kulturaldimanaseseorangberada.Semuaperbuatanatauproses psikologisyangkhasmanusiawidimediasikandenganpsicvologicaltoolsataualat-alat psikologis berupa bahasa, tanda dan lambing, atau semiotika. Adaduajenismediasi,yaitumediasimetakognitiIdanmediasikognitiI. MediasimetakognitiIadalahpenggunaanalat-alatsemioticyangbertujuanuntuk melakukanselI-regulationatauregulasidiri,meliputiself-planning,self2onitoring, self-checking,danself-evaluating.MediasidenganpengetahuantemetakognitiIini berkembangdalamkomunikasiantarpribadi.MediasikognitiIadalahpenggunaan alat-alatkognitiIuntukmemecahkanmasalahyangberkaitandenganpengetahuan tertentu atau subfect-do2ain proble2. C. Aplikasi Teori Belajar Revolusi-Sosiokultural Dalam Pembelajaran GagasanVygotskymengenaireconstructionofknowledgeinsocialsetting biladiterapkandalamkontekspembelajaran,guruperlumemperhatikanhal-hal berikut. Pada setiap perencanaan dan implementasi pembelajaran perhatian guru harus dipusatkankepadakelompokanakyangtidakdapatmemecahkanmasalahbelajar sendiri, yaitu mereka yang hanya dapat solve proble2s with help.Guruperlumenyediakanberbagaijenistingkatanbantuan(helps)yangdapat memIasilitasianakagarmerekadapatmemecahkanpermasalahanyangdihadapinya. DalamkosakataPsikologiKognitiI,bantuan-bantuaninidikenalsebagaicognitive scaffolding. Bimbinganataubantuandariorangdewasaatautemanyanglebihkompeten sangat eIektiI untikmeningkatkan produktivitas belajar. Kelompok anak yang cannot solve proble2 meskipun telah diberikan bantuan, perlu diturunkanke kelompok yang lebihrendahkesiapanbelajarnyasehinggasetelahditurunkan,merekajugaberada pada:oneofproxi2aldevelop2entnyasendiridan,olehkarenaitu,siap memanIaatkan bantuan atau scaffolding yang di sediakan. Sedangkan kelompok yang telahmampusolveproble2independentlyharusditingkatkantuntutannya,sehingga tidakperlubuang-buangwaktudengantagihanbelajaryangsamabagikelompok anak yang ada di bawahnya. Dengan pengkonsepsian kesiapan belajar demikian, maka pemahaman tentang karakteristik siswa yang berhubungan dengan sosio-kultural dan kemampuan awalnya sebagaipijakandalampembelajaranperludicermatiartikulasinya,sehinggadapat dihasilkanperangkatlunakpembelajaranyangbenar-benarmenantangnamuntetap produktiI dan kreatiI.

BAB IX TEURI KECERDASAN CANDA DAN PENERAPAN DALAM KECIATAN PEMBELA)ARAN

Padababinidikajitentangteorikcerdasanganda(2ultipleintelligences)dan bagaimanamengembangkannyadalamkegiatanpembelajaran.Pembahasandiarahkanpada hal-halseperti,pentingnyamengembangkanketerampilanhidup,kajiantentengteori kecerdasan ganda, criteria keabsahan munculnya teori kecerdasan, strategi dasar pembeljaran kecerdasan ganda, serta pembelajaaran ganda. A. Tujuan Pembelajaran Setelahmempelajaribabinidiharapkanandamemilikikemampuanuntukmengkaji teorikecerdasangandadanmengembangkankecerdasangandatersebutdalamkegiaan pembelajaran. Indicator keberhasilan belajar yang diharapkan dapat anda kuasai adalah menjelaskan: 1. Pentingnya Mengembangkan Keterampilan Hidup Prosespendidikandanpembelajaranpadamasyarakatpertanianmasihterpusatpada guru.Sedangkanpadamasyarakatindustripembelajaranbergeserberpusatpada kurikulum.PadamasyarakatinIormasi,prosespembelajaranberpusatpadasiswaatau peserta didik dan hasil belajarnyapun banyak ditentukan oleh komunikasi interaktiI. Pola pendidikanmasalbagibanyakorangyangselamainidilakukanberubahmenjadi individuali:edinstructionforthe2assesGuruataupendidikdituntutuntukmenguasai keterampilan-keterampilanmembelajarkansiswanyaagaranak-anakmenguasai keteramilan-keterampilan dasar kemudian berkembang menjadi keteramilan-keterampilan yang lebih tinggi sebagai alat kehidupannya. . 1eori Kecerdasan Canda Yaituteorimenghilangkananggapanyangadaselamainitentangkecerddasanmanusia olehHowardGardner.Tidakadasatuanmanusiakegitanmanusiayanghanyasatu macamkecrdasan,melainkanseluruhkecerdasanyangslamainidianggapada7macam kecerdasan,danpadabukuyangmutakhirditambahkanlagi3macamkecerdasanyang bekerja sama sebagai satu kesatuanyang utuh dan terpadu dimana keterpaduannya tentu sajaberbeda-bedapadamasing-masingorangpadamasing-masingbudaya.Kecerdasan yangpalingmenonjolakanmengontrolkecerdasan-kecerdasanlainnyadalam memecahkanmasalah.Pokok-pokokpikiranyangdikemukakanGardneradalah;a) manusiamempunyaikemampuanmeningkatkandanmemperkuatkecerdasannya,b) kecerdasanselaindapatberubahdapatpuladiajarkankepadaoranglain.c)kecerdasan merupakanrealitasmajemukyangmunculdibagian-bagianyangberbedapadasystem otakataupikiranmanusia,d)kecerdasanmerupakankesatuanyangutuh,artinya,dalam memecahkanmasalahatautugasertentu,seluruhmacamkecerdasanmanusiabekerja sama,kompakdanterpadu.Kecerdasanadalahsuatukemampuanuntukmemecahkan masalahataumenghasilkansesuatuyangdibutuhkandidalamlatarbudayatertentu. Berikut kesepuluh kecerdasan tersebut, yaitu: a.Kecerdasanverbal/bahasa(verbal/linguisticintelligence).Kecerdasaninidapat diperkuat dengan kegiatan-kegiatan berbahasa baik lisan atau tulisan. b. kecerdasan logika/matematik (logical2athe2atical intelligence) c.kecerdasanvisualatauruang(visual/spatialintelligence)yangberkaitandengan misalnya seni rupa, navigasi, kemampuan pandang ruang, arsitektur, permainan catur. d.kecerdasantubuh/geraktubuh(body/kinestheticintelligenc)Kecerdasantubuhyang mengendalikan kegiatan tubuh untuk menyatakan perasaan. e. kecerdasan musical/ritmik (2usical/rhyth2ic intelligence) f.kecerdasaninterpersonal(interpersonalintelligence)yangberhubungandengan kemampuanbekerjasamadanberkomunikasibaikverbalataupunnonverbaldengan orang lain. g. kecerdasaninterpersonal (interpersonal intelligence) Kecerdsan yangmengendalikan pemahamanterhadapaspekinternaldiriseperti,perasaan,prosesberpikir,reIleksidiri, intuisi, dan spiritual. h. kecerdasan naturalis (naturalistical intelligence) yang banyak dimiliki oleh para pakar lingkungan. i. kecerdasan spiritual (spiritualist intelligence) yang banyak dimiliki oleh rohaniawan. j.kecerdasaneksistensial(exsistensialistintelligence)yangbanyakdimilikiolehpara IilusuI. . Kriteria KeabsahanMunculnya 1eori Kecerdasan a) Memiliki dasar biologis. kecenderungan untuk mengetahui dan memecahkan masalah merupakan siIat dasar biologis/Iisiolois manusia. b) BersiIat universal bagi spesies manusia. setiap cara untuk memahami sesuatu selalu adapada setiap budaya, tidak perduli kondisi sosio-ekonomi dan pendidikannya. c) Nilai budaya suatu keterampilan. cara untuk memahami sesuatu didukung oleh budaya manusia dan merupakan hal yang harus diteruskan kepada generasi penerus. d) Memiliki basis neurologi. setiap kecerdasan memiliki bagian tertentu pada otak sebagai pusat kerjanya, dan yang dapat diaktiIkan atau dipicu oleh inIormasi eksternal maupun internal. e) Dapat dinyatakan dalam bentuk simbol. setiap kecerdasan dapat dinyatakan dalam bentuk symbol atau tanda-tanda tertentu. . $trategi Dasar Pembelajaran Kecerdasan Canda. Ada beberapa strategi dasar dalam kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan kecerdasan ganda, yaitu: a) Membangunkan/memicu kecerdasan, yaitu upaya untuk mengaktiIkan indera dan menghidupkan kerja otak. b) Memperkuat kecerdasan, yaitu dengan cara memberi latihan dan memperkuat kemampuan membangun kecerdasan. c) Mengajarkan dengan/untuk kecerdasan, yaitu upaya-upaya mengembangkan struktur pelajaran yanag mengacu pada pegunaan kecerdasan ganda. d) MentransIer kecerdasan, yaitu usaha untuk memanIaatkan berbagai cara yang telah dilatihkan di kelas untuk memahami realitas diluar kelas atau pada lingkungan nyata. B. Mengembangkan Kecerdasan Ganda dalam Kegiatan Pembelajaran Kecerdasan ganda sebenarnya merupakan teori yang bersiIat IilosoIis. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam teori kecerdasan ganda, yaitu:a) Setiap orang memiliki semua kecerdasan-kecerdasan itu; b) Banyakorangdapatmengembangkanmasing-masingkecerdasannyasampaike tingkat yang optimal; c) Kecerdasan biasanya bekerja bersama-sama dengan cara yang unik; dan d) Ada banyak cara untuk menjadi cerdas. TeorikecerdasangandamerupakanmodelkognitiIyangmenjelaskanbagaimana individu-individumenggunakankecerdasannyauntukmemecahkanmasalahdan bagaimanahasilnya. C. RangkumanKeterampilanbukanhanya sekedarketerampilanbekerjaapalagiketerampilanuntuk keterampilanitusendiri.Keterampilandalammaknanyayangluasdiartikansebagai keterampilandemikehidupandanpenghidupanyangbermartabatdansejahteralahirdan batin.Keterampilan-keterampilanyangbersiIatkejujuran,intelektual, social,danmanagerial, sertaketerampilan-keterampilanyangberhubungandengantuntutanpasaryangbervariasi sesuaidenganperubahan-perubahanyangterjadidalammasyarakat,perludilatihkanpada anak. Strategipembelajarankecerdasangandabertujuanagarsemuapotensianakdapat berkembang. Strategi dasar pembelajarannya dimulai dengan (1) membangunkan kecerdasan, (2)memperkuatkecerdasan,(3)mengajarkandengan/untukkecerdasan,()mentransIer kecerdasan. BAB X PENUTUP

Perubahan-perubahanbarudalamkehidupanbermasyarakatdieraglobaldewasaini yangditandaiolehmaraknyaberbagaiproblemsocialadalahbersumberdarilemahnya sumberdayamanusiadan/ataumodalsocialyangadapadamasyarakat.Dalamupaya mengatasimasalah-masalahtersebut,bidangpendidikanakandapatmenguatkankembali sumber-sumberdayamanusia/sumberdayasocialdalamrangkamenghadapiperubahan-perubahan tersebut. Pembahasnbabperbabpadabukuinimenunjukkanperluadanyaperubahan-perubahancarapandangdalamduniapendidikanagarpendidikansesuaidengantuntutan perkembangan dan kebutuhan masyarakat serta perubahan dunia. Masing-masingteoribelajardanpembelajaranyangdibahasdalamsetipbabpada bukuinimemilikikeunggulandisampingkekurangannya.Diharapkandalamupaya menerapkan teori-teoritersebutdalampraktek-praktekpembelajaran,pembacadapatdengan bijaksanamemadukanataumemilihteoriyangpalingsesuaidengantujuandanmateri belajar,karakteristikpesertabelajaryangdihadapi,sertakonteksdimanakegiatanbelajar berlangsung.Disampingitu,konseppendidikanyangmembebaskandankritisperlu dijadikan acuan. Pandangan tentang konsep pendidikan yangmembebaskan dan kritis ini akan tampak padapergeseranpendidikandaripendidikanynaglebihmenekankanpadaaspekkognitiI menujukepadaseluruhaspekpotensimanusiasecarautuh.Pembelajaranlebihmenekankan aktivitas siswa daripada aktivitas guru.