laporan tbk ii kel 1sip

Upload: fauzi-ihsan

Post on 13-Jul-2015

353 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 2

BAB I PERENCANAAN CAMPURAN BETON (MIX DESIGN)

A. PENDAHULUAN Tujuan utama mempelajari sifat-sifat dari beton adalah untuk perencanaan dari campuran (mix design), yaitu pemilihan dari bahan-bahan beton yang memadai serta menentukan kuantitas masing-masing bahan untuk menghasilkan beton yang seekonomis mungkin. Apabila tidak tersedia cukup data yang menunjukkan bahwa suatu campuran beton tertentu yang diharapkan dapat menghasilkan mutu beton yang disyaratkan dan atau bahwa deviasi standart rencana yang diusulkan benarbenar akan tercapai dalam pelaksanaan yang sesungguhnya, maka harus diadakan percobaan pendahuluan. Sebagai persiapannya dianjurkan untuk mengadakan dulu percobaan-percobaan di laboratorium. Perencanaan campuran merupakan bagian yang terpenting dari suatu pelaksanaan struktur beton.Sebelum diadakan perencanaan campuran, semua bahan dasar dari semen, pasir, kerikil, atau batu pecah dan air harus diperiksa terlebih dahulu mutunya. Suatu campuran beton harus direncanakan sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat-syarat berikut : a. Campuran yang seekonomis mungkin. Masalah ekonomi berkaitan dengan suatu pelaksanaan pembuatan campuran beton. Dalam pembuatan campuran beton diharapkan mempunyai ruang pori adukan yang minimum, karena makin minimum ruang porinya makin sedikit pasta yang dipergunakan, sehingga kebutuhan juga berkurang. Oleh karena itu yang paling menentukan perencanaan campuran beton adalah bahan atau material.Dengan melihat harga semen yang lebih mahal dari pada harga agregat maka dengan mengurangi kadar semen suatu faktor penting dalam menurunkan biaya pembuatan beton. Hal ini dilakukan dengan cara memakai slump yang rendah sesuai dengan batas yang diizinkan, memakai ukuran butir maksimum agregat dan bila perlu dipakai bahan admixture. Keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan nilai slump yang rendah yaitu dapat mengurangi terjadinya penyusutan beton dan panas hidrasi rendah.Tetapi apabila kadar semen terlalu rendah akan dapat menurunkan kekuatan awal beton.1Kelompok 1

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 2

b. Campuran mudah dikerjakan pada saat masih muda (workabilitas). Dalam desain yang baik campuran harus mudah dikerjakan dalam dipadatkan sesuai peralatan yang tersedia. Kemampuan penyelesaian akhir harus ditingkatkan sehingga segregasi (pemisahan agregat dengan pasta semen) dan bleeding (keluarnya air yang berlebihan) dapat dikurangi. Kebutuhan air untuk workabilitas yang minimun dengan menambah mortar semen sedikit dari pada penambahan banyak air atau agregat halus. c. Memenuhi kekuatan karakteristik yang dikehendaki dan keawetannya. Pada umumnya spesifikasi beton akan memerlukan kekuatan tekan yang minimum. Ini penting untuk menjaga supaya kebutuhan ini tidak bertentangan satu dengan yang lain. Spesifikasi ini juga menghendaki bahwa beton harus persyaratan keawetan yang dikehendaki, seperti perlawanan terhadap

pembekuan dan pencairan atau terhadap serangan bahan kimia pertimbangan ini selanjutnya memberikan batas penentuan untuk faktor air semen atau kadar air semen.

B. PERENCANAAN CAMPURAN ADUKAN BETON Perencanaan campuran atau perbandingan campuran beton yang lebih dikenal sebagai Mix Design merupakan suatu proses yang meliputi dua tahap yang saling berkaitan, yaitu : a. Pemilihan terhadap bahan-bahan yang sesuai untuk pembuatan campuran beton seperti, semen, agregat halus, agregat kasar dan lain-lain. b. Penentuan jumlah relative dari bahan-bahan campuran untuk menghasilkan beton yang baik. Cara SNI 03-2493-1991 adalah cara yangsering digunakan di Indonesia. Dalam penggunaan metode ini ada dua tanggapan dasar, yaitu : a. Mudahnya pengerjaan adukan beton tergantung dari jumlah air bebas dan tidak tergantung dari kadar semen dan faktor air semen. b. Kekuatan beton tergantung dari faktor air semen dan tidak tergantung dari banyaknya air dan kadar semen.

2Kelompok 1

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 2

Data Perencanaan a. Kuat tekan karakteristik (f`c) b. Umur c. Kemungkinan Gagal d. Jenis Pekerjaan e. Keadaan Beton : 25 MPa : 28 hari : 5% : Pondasi Jembatan Terendam : Diluar ruangan (tidak terlindung dari hujan dan terik matahari langsung)

1. Kuat Tekan Karakteristik (f`c) Yaitu kuat tekan yang disyaratkan, kuat tekan beton karakteristik umur 28 hari dan jumlah cacat tidak lebih dari 5 %. Nilai fc = 25 Mpa 2. Deviasi Standar (Sd) Deviasi standar ditetapkan berdasarkan tingkat mutu pengendalian pelaksanaan pencampuran betonnya, makin baik mutu pelaksanaan makin kecil nilai deviasinya. Jika pelaksana tidak mempunyai data pengalaman atau mempunyai pengalaman kurang dari 15 buah benda uji, maka nilai deviasi standar diambil dari tingkat pengendalian mutu pekerjaan pada table di bawah ini. Tabel 1.1 Mutu Pekerjaan Diukur dengan Deviasi Standar Tingkat Pengendalian Mutu Pekerjaan Memuaskan Sangat Baik Baik Cukup Jelek Tanpa Kendali Standar Deviasi (MPa) 2,8 3,5 4,2 5,6 7,0 8,4

3Kelompok 1

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 2

Jika pelaksana mempunyai data pengalaman pembuatan beton serupa minimum 30 buah silinder yang diuji kuat tekan rata-ratanya pada umur 28 hari, maka jumlah data dikoreksi terhadap nilai deviasi standar dengan suatu faktor pengali. Rumus: Dimana: x n Sd =

( x x )n 1

2

= tegangan untuk benda uji = jumlah data

Tabel 1.2 Faktor pengali Deviasi Standar Bila Data Hasil Uji yang Tersedia Kurang dari 30 Jumlah Data Faktor Pengali 30 1,0 25 1,03 20 1,08 15 1,16 < 15 0

Karena tidak mempunyai data pengalaman diambil Sd = 7 Mpa.

3. Nilai Tambah Margin (M) Nilai tambah margin yang tergantung dari hasil kali deviasi Standar dimana faktor k tergantung dari banyaknya cacat dan jumlah benda uji. M = 1,64 .Sd

Dimana:

M = Nilai tambah Sd = Standar Deviasi k = Konstanta Kegagalan 5 % = 1,64

Rumus di atas berlaku jika pelaksana

mempunyai data pengalaman

pembuatan beton yang diuji kuat tekannya pada umur 28 hari. Jika tidak mempunyai data pengalaman pembuatan beton atau mempunyai pengalaman kurang dari 15 benda uji, nilai M langsung diambil 12 MPa. Karena tidak mempunyai data pengalaman diambil M = 12 Mpa.4Kelompok 1

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 2

4. Kuat Tekan Rata-rata (f`cr)

f`cr= f`c + M

Dimana:

f`cr f`c

= Kekuatan tekan rata-rata (MPa) = Kekuatan tekan karakteristik (MPa) = 25 + 12 = 37 MPa

Maka

f`cr

5. Menetapkan Jenis Semen Menurut SNI 003-81 semen Portland dibagi menjadi lima jenis: Jenis I : Semen untuk penggunaan umum, tidak memerlukan persyaratan khusus Jenis II : Semen untuk beton tahan sulfat dan mempunyai panas hidrasi sedang Jenis III : Semen untuk beton dengan kekuatan awal tinggi (cepat mengeras) Jenis IV : Semen untuk beton yang memerlukan panas hidrasi rendah Jenis V : Semen untuk beton yang sangat tahan terhadap sulfat Semen yang digunakan ,semen Gresik termasuk semen Tipe 1.

6. Jenis Agregat Tentukan jenis agregat kasar dan agregat halus.Adapun jenis agregat dibedakan menjadi dua yaitu agregat alami (tak dipecah) dan batu pecah. Jenis agregat halus dan kasar adalah pasir alami dan batu pecah.

5Kelompok 1

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 2

7. Faktor Air Semen Faktor air semen rencana diperoleh dari ketiga cara, yaitu: Cara Pertama Grafik 1.1 Hubungan FAS dan Kuat Tekan Silinder Beton70

Semen Tipe I, II, V60

Kuat Tekan Silinder Beton (MPa)

Semen Tipe III

50

91 hari 28 hari

40

3730

7 hari20

3 hari10

0 0.3 0.4

0,46

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

1

Faktor Air-Semen

Untuk f`cr = 37 MPa dan Umur 28 hari dan Jenis semen Tipe I maka, Faktor air semen didapat sebesar 0,46

Cara Kedua Tentukan nilai kuat tekan pada umur 28 hari dengan menggunakan Tabel 1.3, sesuai dengan semen dan agregat yang akan dipakai. Lihat Grafik 1.2 untuk benda uji berbentuk kubus. Tarik garis tegak lurus ke atas melalui faktor air semen 0,5 sampai memotong kurva kuat tekan yang ditentukan pada sub butir 2 di atas. Tarik garis mendatar melalui nilai kuat tekan yang ditargetkan sampai memotong kurva yang ditentukan pada sub butir 3 di atas. Tarik garis tegak lurus ke bawah melalui titik potong tersebut untuk mendapatkan faktor air semen yang diperlukan.

6Kelompok 1

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 2

Tabel 1.3 Perkiraan Kuat Tekan Beton (MPa) Dengan FAS 0,5 Jenis Agregat Kasar Kuat Tekan (MPa) Pada Umur 3 Hari 17 19 21 25 7 Hari 23 27 28 33 28 Hari 91 Hari 33 37 38 44 40 45 44 48

Jenis Semen

Semen Portland Alami (Tipe I, II, III) Batu Pecah

Semen Portland Alami (Tipe III) Batu Pecah

Untuk Umur 28 Hari , Jenis Semen Tipe I didapat Kuat Tekan 37 MPa.

Grafik 1.2. Hubungan Antara Kekuatan Tekan Beton dan Faktor Air Semen untuk umur 28 Hari dan fc` = 37 Mpa80

70

K uat Tekan Rata-Rata (Mpa)

60

50

40

3730

20

10

0 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60 0,70 0,80 0,90 1,00

F aktor Air-Semen

Faktor air-semen didapatkan dari grafik untuk Umur 28 Hari dan Kuat Tekan 37 MPa, sebesar 0,487Kelompok 1

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 2

8. Faktor Air Semen Maksimum Nilai faktor air semen dengan melihat persyaratan untuk berbagai pembetonan dan lengkungan khusus, beton yang berhubungan dengan airtanah mengandung sulfat, dan untuk beton bertulang terendam air. Ketiga hal tersebut terlihat dari tabel berikut ini.

Tabel 1.4 Persyaratan Faktor Air-Semen maksimum untuk Berbagai Pembetonan dan Lingkungan Khusus FAS Uraian Maksimum. 1. Beton di dalam ruang bangunan a. Keadaan keliling non korosif b. Keadaan keliling korosif disebabkan 0,60 0,52

kondensasi atau uap-uap korosif 2. Beton di luar ruang bangunan a. Tak terlindung hujan dan terik matahari langsung b. Terlindung hujan dan terik matahari langsung 3. Beton yang masuk kedalam tanah a. Mengalami keadaan basah dan kering bergantian b. Mendapat pengaruh sulfat alkali dari tanah atau lihat tabel 1.6 air tanah 4. Beton yang kontinu berhubungan dengan air lihat tabel 1.5 0,55 0,60 0,55

8Kelompok 1

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 2

Tabel 1.5 Faktor Air Semen untuk Beton Bertulang dalam Air Berhubungan dengan Air Tawar Air Payau Tipe Semen Semua Tipe I IV Tipe I + Pozolan(15-40)% atau S.P.Pozolan Tipe II atau V Air Laut Tipe II atau V 0,50 0,45 Faktor Air Semen 0,50 0,45

Tabel 1.6 Faktor Air Semen untuk Beton Bertulang dalam Air Konsentrasi Sulfat (SO3) Dalam Tanah SO3 Total SO3 % (g/l) air : tanah =2 : 1 < 0,2 < 1,0 < 0,3 Tipe I, dengan atau tanpa Pozolan (15-40)% 0,2 0,5 1,0 1,9 0,3 1,2 Tipe I tanpa Pozolan Tipe I + Pozolan(1540)% atau S.P.Pozolan Tipe II atau V 0,5 1,0 1,9 3,1 1,2 2,5 Tipe I + Pozolan(1540)% atau S.P.Pozolan Tipe II atau V 1,0 2,0 > 2,0 3,1 5,6 > 5,6 2,5 5,0 > 5,0 Tipe II atau V Tipe II atau V dan Lapisan Pelindung 0,45 0,45 0,45 0,55 0,45 0,50 0,55 0,50 dlm SO3 Dalam Air Tanah (g/l) Jenis Semen FAS Maksimum

campuran

9Kelompok 1

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 2

Untuk Beton di luar ruangan dan tidak terlindung dari hujan dan matahari, Nilaifas maksimum sebesar 0,50

9. Faktor Air Semen Yang Digunakan Nilai fas yang digunakan adalah nilai terendah dari nilai fas rencana dan fas maksimum. Maka faktor air-semen yang digunakan 0,46.

10. Nilai Slump Beton Nilai slump beton yang akan digunakan untuk memeriksa kekentalan suatu adukan beton. Nilai slump juga dapat ditentukan sebelumnya, tetapi bila tidak ditentukan nilai slump dapat diperoleh dari Tabel 1.7.

Untuk penggunaan pondasi terendam dari table 1.7 diambil nilai slump sebesar 5 - 12,5 cm. Tabel 1.7 Penetapan Nilai Slump Slump (cm) Uraian Max Dinding plat pondasi telapak bertulang Pondasi telapak tidak bertulang, kaison, dan konstruksi bawah tanah 3 4 5 Plat, balok, kolom, dan dinding Pengerasan jalan Pembetonan missal 15,0 7,5 7,5 7,5 5,0 2,5 12,5 9,0 Min 5,0 2,5

No 1 2

10Kelompok 1

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 2

11. Ukuran Maksimum Agregat Penetapan butir maksimum diperoleh melalui pengayakan, dan tidak boleh melebihi ketentuan-ketentuan berikut ini: kali jarak bersih minimum antar tulangan atau berkas baja tulangan atau tandon prategang atau selongsong.1 1

/3 kali tebal plat /5 jarak terkecil antara bidang samping cetakan

Untuk penetapan butir maksimum dapat menggunakan diameter maksimum 40 mm Dari Analisa saringan didapatkan ukuran maksimum agregat 40 mm 12. Kebutuhan Air Kebutuhan air ditentukan sebagai berikut: Agregat tak dipecah dan dipecah (Jenis agregat sama) dipergunakan tabel 1.8 Agregat campuran (Jenis agregat berbeda) dihitung menurut: A =2/3 Ah + 1/3 A Dimana: A Ah Ak = kebutuhan air = perkiraan jumlah air untuk agregat halus = perkiraan jumlah air agregat kasar pada tabel 1.8

Tabel 1.8 Penentuan Kebutuhan Air Per Meter Kubik Beton (liter) Ukuran Max Agregat (mm) 10 Slump (mm) 0 10 150 180 135 170 115 155 10 - 30 30 - 60 60 - 180 180 205 160 190 140 175 205 230 180 210 160 190 225 250 190 225 175 205

Jenis Agregat Alami Batu Pecah Alami Batu Pecah Alami Batu Pecah

20

40

Karena Jenis agregat sama, dari tabel didapat kebutuhan air 205 lt/m3.

11Kelompok 1

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 2

13. Kebutuhan Semen Rencana Kadar semen merupakan jumlah semen yang dibutuhkan per m3 beton sesuai faktor air semen yang didapat dari membagi kadar air bebas dengan faktor air semen.Kebutuhan Semen Re ncana ! Kebutuhan Air Faktor Air Semen Re ncana

= 205 / 0,46 = 445,652 Kg Maka Kebutuhan semen rencana 445,652Kg 14. Kebutuhan Semen Minimum Kadar semen minimum ditetapkan lewat tabel antara lain untuk menghindari beton dari kerusakan akibat lingkungan khusus misalnya lingkungan korosif, air payau dan air laut. Tabel 1.9 Kebutuhan Semen Minimum untuk Berbagai Pembetonan dan Lingkungan Khusus Uraian 1. Beton di dalam ruang bangunan a. Keadaan keliling non korosif b. Keadaan keliling korosif disebabkan kondensasi atau uap-uap korosif 2. Beton di luar ruang bangunan a. Tidak terlindung dari hujan dan terik matahari langsung b. Terlindung dari hujan dan terik matahari langsung 3. Beton yang masuk kedalam tanah a. Mengalami keadaan basah dan kering berganti-ganti b. Mendapat pengaruh sulfat alkali dari tanah atau air tanah 4. Beton yang kontinu berhubungan dengan air tawar/ payau / laut Jumlah Semen Minimum Per m3 Beton (kg/m3 ) 275 325

325 275

325 lihat tabel 1.11 lihat tabel 1.10

Dari tabel 1.9 didapatkan kebutuhan semen minimum 325 kg12Kelompok 1

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 2

Tabel 1.10 Kandungan Semen Minimum Beton Bertulang dalam Air Ukuran Agregat Berhubungan dengan Air Tawar Air Payau Tipe Semen 40 Semua Tipe I IV Tipe I + Pozolan(15-40)% atau S.P.Pozolan Tipe II atau V Air Laut Tipe II atau V 290 330 330 370 280 340 (mm) 20 300 380

Tabel 1.11 Kandungan Semen Minimum untuk Beton yang berhubungan dengan Air tanah yang Mengandung Sulfat Konsentrasi Sulfat (SO3) Dalam Tanah SO3 dlm Total SO3 % campuran (g/l) air : tanah =2 : 1 < 0,2 < 1,0 < 0,3 Tipe I, dgn atau tanpa SO3 Dalam Air Tanah (g/l) 40 20 10 350 Jenis Semen Kandungan Semen Minimum (kg/m3) Ukuran Agregat

280 300

Pozolan(15-40)% 0,2 0,5 1,0 1,9 0,3 1,2 Tipe I tanpa Pozolan Tipe I + Pozolan (1540)% atau S.P.Pozolan Tipe II atau V 0,5 1,0 1,9 3,1 1,2 2,5 Tipe I + Pozolan (1540)% atau S.P.Pozolan Tipe II atau V 1,0 2,0 > 2,0 3,1 5,6 > 5,6 2,5 5,0 > 5,0 Tipe II atau V Tipe II atau V dan 290 330 330 370 330 370 380 420 420 250 290 340 380 430 430 290 330 380

Lapisan Pelindung

13Kelompok 1

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 2

15. Kebutuhan Semen yang Dipakai Untuk menetapkan kebutuhan semen, yang dipakai adalah harga terbesar dari kadar semen rencana dan kadar semen minimum. Karena kebutuhan semen rencana lebih besar dari kebutuhan semen minimum, maka kebutuhan semennya 445,652kg

16. Penyesuaian Jumlah Air atau Faktor Air-Semen Tentukan faktor air semen yang disesuaikan jika jumlah semen berubah, maka faktor air semen harus diperhitungkan kembali dengan: Jika akan menurunkan faktor air semen, maka faktor air semen dihitung lagi dengan cara jumlah air dibagi jumlah semen minimum. Jika akan menaikkan jumlah air, maka jumlah semen minimum dikalikan faktor air semen. Karena kebutuhan semen tidak berubah maka tidak perlu penyesuaian, jadi nilai fas 0,46 dan kebutuhan air sebesar 205 Liter/m3 beton

17. Gradasi Agregat Halus Tentukan gradasi agregat halus melalui analisa saringan. Dalam SK-SNI-T15-1990-03 kekasaran pasir dibagi menjadi 4 daerah yaitu: Daerah I Daerah II Daerah III Daerah IV : pasir kasar : pasir agak kasar : pasir agak halus : pasir halus

Pasiryang dipakai termasuk dalam gradasi zona I yang berarti pasir kasar.

14Kelompok 1

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 2

Tabel 1.12 Gradasi Pasir LubangAyakan (mm) 10,0 4,80 2,40 1,20 0,50 0,30 0,15 Daerah I 100 90 - 100 60 - 95 30 - 70 15 - 34 5 - 20 0 10 Persen Lolos Saringan Daerah II 100 90 - 100 75 - 100 55 - 90 35 - 59 8 - 30 0 - 10 Daerah III Daerah IV 100 90 - 100 85 - 100 75 - 100 60 - 79 12 - 40 0 10 100 95 - 100 95 - 100 90 - 100 80 - 100 15 - 50 0 15

18. Prosentasi Agregat Halus Tentukan prosentasi fraksi pasir berdasarkan Grafik 1.380

70

60 Proporsi Pasir (%)

50

140

2 3 4

30

20

10 0.4 0.6 Faktor Air Semen 0.8

Grafik 1.3 Proporsi pasir untuk nilai slump 60 180 mm dan Ukuran Maksimum agregat 40 mm Dari grafik didapatkan prosentasi agregat halus 43%15Kelompok 1

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 2

19. Berat Jenis Relatif Agregat Gabungan Berat jenis relatif agregat ditentukan sebagai berikut: Apabila tidak ada data maka agregat alami (tak dipecah) 2,6 t/m3 dan untuk agregat dipecah 2,7 t/m3. Apabila memiliki data (dari hasil uji) dapat menggunakan rumus: BJ Ag.Gabungan = (% Agr. Halus x BJ Agr. Halus) + (% Agr. Kasar x BJ Agr. Kasar) Prosentasi agregat halus = 43 % Prosentasi agregat kasar = 57 % BJ SSD Agregat halus BJ SSD Agregat kasar BJ Ag.Gabungan = 2,64 = 2,63 = (0,43x 2,64) + (0,57 x 2,63) = 2,63

Maka BJ Agr Gabungan untuk jenis agregat alami adalah 2,63 kg/m3 20. Berat Jenis Beton Tentukan berat jenis beton menurut Grafik sesuai dengan kadar air bebas yang sudah ditentukan dan berat jenis relatif agregat gabungan. Grafik 1.4 Berat Jenis Agregat Gabungan

16Kelompok 1

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 2

Untuk kebutuhan air 205 Liter dan BJ Agr. Gabungan 2,63 Kg/m3 didapat BJ Beton 2370Kg/m3.

21. Menentukan Kebutuhan Pasir dan Kerikil Berat pasir+kerikil = BJ Beton Basah Kebutuhan. Semen Kebutuhan Air = 2370 445,652 205 = 1719,348 Kg/m3

22. Menentukan Kebutuhan Pasir Kebutuhan pasir = (berat pasir+kerikil) x % Agregat Halus = 1719,348x 43 % = 739,320 Kg/m3

23. Menentukan Kebutuhan Kerikil Kebutuhan kerikil = (berat pasir+kerikil) Kebutuhan pasir = 1719,348 739,320 = 980, 028 Kg/m3

Jadi perbandingan berat (SSD) bahan dari pengecoran : a. Semen b. Air c. Agregat Halus = 445,652kg/m3 = 205Liter/m3 = 739,320kg/m3

d. Agregat Kasar= 980, 028kg/m3

24. Koreksi Terhadap Kondisi Bahan Koreksi ini dilakukan minimal sekali sehari, karena pasir dan kerikil dianggap dalam keadaan jenuh kering (SSD), padahal biasanya di lapangan tidak dalam keadaan jenuh kering, maka perhitungan dikoreksi dengan rumus:

17Kelompok 1

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 2

Air

= A

A A2 Ah A1 x B k x C 100 100 Ah A1 x B 100 Ak A2 x C 100

Pasir

= B +

Kerikil

= C +

Dimana: A = Jumlah kebutuhan air (L/m3) B = Jumlah kebutuhan pasir (kg/m3) C = Jumlah kebutuhan kerikil (kg/m3 ) Ah = Kandungan air dalam pasir (%) Ak = Kandungan air dalam kerikil (%) A1 = Kandungan air pada pasir jenuh kering muka (%) A2 = Kandungan air pada kerikil jenuh kering muka (%)

Koreksi terhadap kondisi bahan Bahan (kg/m3) Semen = 445,652 Air Pasir = 205 = 739,320 Absorption (%) 1,84 1,07 Kadar Air (%) 5,1 0,001

Kerikil = 980, 028

Nilai Absorption untuk pasir dan kerikil dari Data absorption agregat dari Laporan Praktikum Bahan dan Struktur I, Analisa Spesific Gravity dan Absorption Agregat kelompokI.

18Kelompok 1

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 2

Nilai kadar air untuk pasir dan kerikil dari Data kadar air agregat dari Laporan Praktikum Bahan dan Struktur I, Pemeriksaan kadar air agregat halus dan kasar, kelompok I

Jadi bahan bahan yang diperlukan: Semen = 445,652kg/m3 Pasir = Ah A1 2,80 2,66 x B= 100 100 = 739,320 1,035 = 738,285 kg/m3 Kerikil = Ak A2 0,29 1,21 x C = 2,68 2,63 100 100 100 = 0,490 kg/m3 Kebutuhan Kerikil = 980, 028 0,490 = 1298,154 kg/m3 Air = 205 + 1,035 + 0,49 = 206,525 Liter/m3 x x 980, 028 x 739,320 = 1,035 kg/m3

Kebutuhan pasir

25. Perhitungan Benda Uji Untuk percobaan ,Volume benda uji : Silinder =1 1 v 3,14 v d 2 v t ! v 3,14 v 0,15 2 v 0,3 ! 0,00530 m3 4 4

Dalam pelaksanaan ditambah 20% dari jumlah total untuk menjaga dari kemungkinan susut. Jadi material yang diperlukan adalah: Karena 5 sampel = 0,032 m3 Maka bahan yang diperlukan untuk benda uji adalah sebagai berikut : a. Semen b. Air c. Pasir = 0,032 v 445,652 = 14,261 kg = 0,032 v 206,525= 6,609 Liter = 0,032 v 739,320= 23,658 kg = 0,00636 m3 x 5

d. Kerikil= 0,032 v 980, 028 = 31,36 kg19Kelompok 1

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 2

26. Kesimpulan Berdasarkan perhitungan di atas, maka didapat jumlah bahan untuk 5 buah benda uji silinder a. semen = 14,261kg b. Air = 6,609Liter

c. Pasir= 23,658kg d. Kerikil = 31,36kg

20Kelompok 1

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 2

PERENCANAAN CAMPURAN BETON Kelompok :I Uraian Kuat tekan karakteristik Standart Deviasi Margin ( M ) Rencana tegangan rata-rata Type semen Type agregat kasar Type agregat halus Faktor Air Semen Maksimum Faktor Air Semen Rencana Slump Ukuran agregat maks. Kebutuhan air bebas Kadar Semen Rencana Kadar Semen min. Berat jenis gabungan kondisi SSD Berat jenis Beton basah Berat agregat total Susunan butir agregat halus Persen agregat halus Berat agregat halus (setelah dikoreksi) Berat agregat kasar (setelah dikoreksi) Pekerjaan : Pondasi JembatanTerendam Tabel/Grafik Ditetapkan Tabel 4.5.1 PBI 1971 Nilai 25 Mpa pada 28 hari dengan cacat 5 % S diambil = 7 Mpa

SK SNI T-15-1990-03 Margin = 12 Mpa (tidak Ayat 3.3.1 butir 2 dan 3 mempunyai pengalaman) SK SNI T-15-1990-03 15 + 12 = 37 Ayat 3.3.1 butir 1 Semen Portland Tipe I Batu Pecah (Awang Bangkal) Alami (Awang Bangkal) Grafik kuat tekan vs fas 0,5 Grafik kuat tekan vs fas 0,46 Tabel 4.4.1 PBI 1971 5 cm 12,5 cm Data analisa saringan 40 mm Praktikum TBK I SK SNI T-15-1990-03 205 lt 445,652kg/m3 Tabel 3. SK SNI-T-15280 kg/m3 1990-03 2,63 kg/m3 Grafik hub. antara kadar air basah dengan 2370 kg/m3 berat jenis beton 1719,348kg/m3 Data analisa saringan Zona I Praktikum TBK I 43 % 738,285kg/m3 1298,154 kg/m3

21Kelompok 1

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 2

PERENCANAAN JUMLAH BAHAN

Semen (kg) Komposisi rencana Benda uji silinder 5 buah 445,652 14,261 1

Air (liter) 206,525 6,609 0,463

Ag.halus (kg) 738,285 23,658 1,658

Ag.kasar (kg) 1298,154 31,36 2,199

22Kelompok 1

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 2

BAB II PERCOBAAN SLUMP BETON

A. TUJUAN PERCOBAAN Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan nilai slump beton, nilai slump merupakan ukuran kekentalan beton segar. Sehingga akan diketahui apakah sampel yang dibuat telah memenuhi slump yang telah ditentukan pada perhitungan sebelumnya (pada BAB Perencanaan Campuran Beton).

B. PERALATAN 1. Cetakan berupa kerucut terpancung dengan diameter bagian bawah 20 cm, bagian atas 10 cm, dan tinggi 30 cm, bagian atas dan bagian bawah terbuka. 2. Tongkat pemadat dengan diameter 16 mm, panjang 60 cm. 3. Pelat logam dengan permukaan yang kokoh rata dan kedap air (talam). 4. Sendok cekung

C. BAHAN Contoh beton segar secukupnya sesuai dengan kebutuhan.

D. CARA MELAKUKAN a. Cetakan dan pelat dibasahi dengan kain basah b. Cetakan diletakkan diatas pelat c. Mengisi cetakan dengan beton segar sampai penuhdalam 3 lapisan, tiap lapisan berisi kira-kira 1/3 isi cetakan. Setiap lapisan dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali . d. Setelah selesai memadatkan, kemudian ratakan permukaan benda uji dengan tongkat, tunggu selama setengah menit. Dan dalam jangka waktu ini semua kelebihan beton segar di sekitar cetakan harus dibersihkan. e. Kemudian cetakan diangkat perlahan-lahan tegak lurus ke atas. f. Membalikkan cetakan dan meletakkan perlahan-lahan di samping benda uji. g. Mengukur slump yang terjadi dengan menentukan perbedaan tinggi cetakan dengan tinggi rata-rata dari benda uji.

23Kelompok 1

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 2

E. PERHITUNGAN Dari hasil pecobaan diperoleh : Percobaan 1 Penurunan (mm) 110 Sesuai Keterangan dengan slump yang

direncanakan yaitu 50 125 mm

F. KESIMPULAN Slump yang direncanakan sebesar 50 125 mm, sedangkan pada percobaan ini didapat slump 110 mm maka percobaan ini telah memenuhi persyaratan slump yang direncanakan.

\

24Kelompok 1

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 2

B A B III PEMERIKSAAN BERAT ISI BETON DAN BANYAKNYA BETON PER ZAK SEMEN

A. TUJUAN PERCOBAAN Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat isi beton dan

banyaknya beton per zak semen.

B. PERALATAN a. Timbangan dengan ketelitian 0,3 % dari berat contoh. b. Tongkat pemadat, dengan diameter 16 mm, panjang 60 cm, ujungnya

dibulatkan dan sebaiknya dibuat dari baja tahan karat. c. Alat perata. d. Takaran dengan kapasitas dan penggunaannya sebagai berikut : Kapasitas 6 liter Kapasitas 10 liter Kapasitas 14 liter Kapasitas 28 liter : Ukuran maksimum agregat kasar 25 mm : Ukuran maksimum agregat kasar 37,5 mm : Ukuran maksimum agregat kasar 50 mm : Ukuran maksimum agregat kasar 50 mm

Didalam percobaan ini menggunakan agregat ukuran maksimal 40 mm jadi digunakan takaran/bohler dengan kapasitas 28 liter.Hasil pengukuran volume takaran adalah 2832 cm3.

C. BAHAN Contoh beton segar sebanyak-banyaknya dengan kapasitas takaran/bohler. D. CARA MELAKUKAN a. Menimbang dan mencatat berat takaran (W1). b. Mengisi takaran dengan benda uji dalam tiga lapis, dalam tiap lapis dipadatkan dengan 25 kali tusukan secara merata. c. Setelah selesai pemadatan,kemudian mengetuk sisi takaran perlahan-lahan sampai tidak tampak gelembung-gelembung udara. d. Meratakan permukaan pada benda uji dan tentukan beratnya (W2).

25Kelompok 1

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 2

E. HASIL PERCOBAAN - Berat beton segar + bohler - Berat bohler - Volume silinder F. PERHITUNGAN a. Berat Isi Beton : D! W2 W1 V 10430 - 3542 D! 2832 D ! 2,432 gr/cm 3 W2 =10430 gr. W1 V = = 3542 gr. 2832 cm3

b. Banyaknya Beton Per Zak Semen : - Berat jenis beton basah (A) - Kadar semen rencana (B) Berat Beton Per Zak Semen (50 kg) : berat per zak vA B 50 W! v 2370 445,652 W ! 265,9025 kg W! Banyaknya beton per zak semen : W D 265,9025 v 10 3 Y! 2,432 Y! Y ! 0,109 m 3 /zak Banyaknya semen per m3 X! X! 1 Y 1 0,126 = 2370 kg/m3 = 445,652kg/m3

X ! 9,146 zak/m 3

26Kelompok 1

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 2

G. KESIMPULAN Dalam percobaan ini didapat : = 2,432 gr/cm3 =265,9025 kg = 0,109 m3 = 9,146 zak

y Berat isi beton y Berat beton per zak semen y Banyaknya beton per zak semen y Banyaknya semen per m3

27Kelompok 1

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 2

BAB IV PEMERIKSAAN KEKUATAN TEKAN BETON

A. TUJUAN PERCOBAAN Percobaan ini dimaksudkan untuk menentukan kuat tekan beton berbentuk silinder yang dibuat dan dirawat di laboratorium.Kuat tekan adalah beban persatuan luas yang menyebabkan beton hancur.

B. PERALATAN y y Silinder diameter 15 cm, tinggi 30 cm. Tongkat pemadat diameter 16 mm, panjang 60 cm dengan ujung dibulatkan dan terbuat dari baja anti karat. y y y y y Bak pengaduk beton kedap air dengan mesin pengaduk. Timbangan dengan ketelitian 0.3 % dari berat contoh. Mesin tekan, kapasitas sesuai dengan keruntuhan. Satu set alat pemeriksaan slump. Satu set alat pemeriksaan berat isi beton.

C. BAHAN y y y y Air bersih Agregat halus (Pasir Awang Bangkal ) Agregat kasar (Kerikil Awang Bangkal ) Semen Gresik Type I

D. CARA MELAKUKAN a. Pembetonan Beton Segar y Menimbang bahan-bahan tersebut di atas seperti tercantum dalam perencanaan campuran. y Melakukan pengadukan dengan cara anual. yaitu dengan memasukkan agregat kasar dan halus serta semen ke dalam talam besar kemudian mengaduk dengan menggunakan cangkul sampai campuran merata.

28Kelompok 1

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 2

b. Penentuan Slump y y Menentukan nilai slump dengan range slump 60 180 mm. Apabila nilai slump telah memenuhi range 60 180 mm, berarti kekentalan beton segar telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. y Apabila belum memenuhi, maka megulagi pekerjaan pengadukan sampai memenuhi nilai slump yang direncanakan. c. Pencetakan dan Persiapan Benda Uji y Mengolesi cetakan dengan oli agar lebih mudah melepas cetakan pada saat beton kering. y Mengisi cetakan dengan adukan sebanyak tiga lapisan dan memadatkan dengan tusukan 25 kali secara merata. Pada saat melakukan pemadatan lapisan pertama, tongkat pemadat boleh mengenai dasar cetakan. Pada saat pemadatan lapisan kedua serta ketiga tongkat pemadat boleh masuk antara 25.4 mm kedalam lapisan pertama atau bawahnya. Tempatkan cetakan di atas alat penggetar atau gunakan alat penggetar (Vibrator) dan getarkan sampai gelembung dan rongga-rongga udara tidak ada lagi. Meratakan permukaan beton dan menempatkan cetakan di tempat yang lembab, kemudian mendiamkan selama 24 jam. y y Membuka cetakan setelah 24 jam dan mengeluarkan benda uji. Merendam benda uji di dalam bak perendam berisi air yang telah memenuhi syarat untuk perawatan selama waktu yang dikehendaki. d. Persiapan Pengujian y Mengambil benda uji yang akan ditentukan kekuatannya dari bak pertama kemudian menbersihkan dari kotoran yang menempel dengan kain lembab. y Menentukan berat dan ukuran benda uji.

e. Pengujian y y Meletakkan benda uji pada mesin tekan secara sentris Melakukan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur dan mencatat beban maksimum yang terjadi selama pemerikasaan benda uji.

29Kelompok 1

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 2

E. PERHITUNGAN Rumus kekuatan tekan beton : W ! Dimana : P AP kg/cm2 A

= beban maksimum (kg) = Luas penampang benda uji (cm2 )

Tabel 4.1 Pemeriksaan Kuat Tekan Beton Tanggal No Buat Test 03-05-11 03-05-11 03-05-11 03-05-11 03-05-11 Umur Berat (Hari) (gram) 28 28 28 28 28 12700 12690 12600 12800 12800 Luas (cm ) 176,715 176,715 176,715 176,715 176,7152

Beban Max (Kg) 51000 46000 39500 36500 36000

Kode

Faktor Umur 1 1 1 1 1

Tekanan (Kg/cm2 ) Hari Test 288,600 260,306 223,524 206,547 203,718 28 Hari 288,600 260,306 223,524 206,547 203,718

1 05-04-11 2 05-04-11 3 05-04-11 4 05-04-11 5 05-04-11

1 2 3 4 5

f`c (MPa) 28,8600 26,0306 22,3524 20,6547 20,3718 = 118,2695

f`cr =

7f `c ! 23,6539 5

(f`c f`cr)2 27,103 5,653 1,694 8,995 10,772 = 54,217

23,6539 23,6539 23,6539 23,6539 23,6539

S=

7 f `c f `cr = N 12

54,217 = 3,682 MPa 5 1

Mutu beton tersebut dianggap memenuhi syarat apabila : 1. Rata-rata dua buah benda uji tidak boleh < 0,85 f`c f`cr2 = f`cr2 =28,8600 26,360 ! 27,610 MPa 2

26,0306 22,3524 ! 24,1915 MPa 230

Kelompok 1

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 2

f`cr2 = f`cr2 =

22,3524 20,6547 ! 21,50355 MPa 220,6547 20,3718 ! 20,51325 MPa 2

0,85f`c = 0,85 x 25 = 21,25 MPa 27,6100 MPa > 21,25MPa 24,1915 MPa > 21,25 MPa 21,5035 MPa > 21,25 MPa 20,5133 MPa < 21,25 MPa Memenuhi, karena ada 3 sampel yang lebih besar dari 0,85 f`c

2. Tidak boleh nilai rata-rata dari empat hasil pemeriksaan benda uji kurang dari f`c + 0,82Sr f`c + 0,82 Sr = 25 + (0,82 x 7) = 30,74 MPa f`cr 4=27,610 24,1915 21,5035 20,5133 4Tidak memenuhi

= 23,4547> 30,74 MPa

3. Berdasarkan standart deviasi f`c = f`cr 1,64 S f`c = 28,5205 (1,64 x 1,173) f`c = 23,6539 MPa < 25 MPaTidak Memenuhi

Sebenarnya untuk persyaratan pada no 3 ini tidak dapat dipakai karena jumlah sample (benda uji) yang diperlukan untuk persyaratan ini adalah minimal berjumlah 15 buah, sedangkan pada percobaan ini cuma 5 buah benda uji.

4. Berdasarkan nilai tambah margin f`cr = f`c + M f`c = f`cr M f`c = 23,6539 12 f`c = 16,5205 MPa < 25 MPaTidak Memenuhi

5. Selisih antara nilai tertinggi dan terendah diantara empat hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut tidak boleh lebih besar dari 4,3 Sr31Kelompok 1

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 2

27,610020,3718 < 4,3 x 7 7,2382 MPa < 30,1 MPaMemenuhi

6. Mengontrol Mutu beton dengan cara menghitung mutu beton rata-rata untuk seluruh jumlah sample f`cr = f `cr 118,2695 = = 23,569 Mpa n 5

Ternyata nilai harga mutu beton rata-rata dari 5 buah sampel adalah lebih besar dari mutu beton yang direncanakan, yaitu F`cr = 28,5205 MPa > f`c = 25 MPa

F. KESIMPULAN 1. Berdasarkan perhitungan diatas maka dapat dikatakan bahwa mutu beton yang direncanakan telah memenuhi syarat . Namun masih ada 1 persyaratan yang belum dapat terpenuhi. Hal ini terjadi karena proses perendaman sampel yang tidak sempurna. 2. Untuk persyaratan yang berdasarkan standar deviasi sebaiknya dalam percobaan ini membuat benda uji minimal 15 buah sehingga rumus standar deviasi dapat dipergunakan. 3. Pengontrolan kekuatan mutu beton berdasarkan syarat : y y F`cr rata-rata dua buah benda uji tidak boleh < 0,85 f`cr Tidak boleh nilai f`cr rata-rata empat hasil pemeriksaan benda uji kurang dari ( f`cr + 0,82 Sr ) Ternyata ada persyaratan yang terpenuhi dan tidak terpenuhi.Adapun factor penyebabnya adalah sama seperti poin 1. 4. Bila ditinjau dari kuat mutu beton rata-rata untuk keseluruhan sampel tidak memenuhi syarat adukan beton untuk mencapai nilai f`c = 25 MPa

32Kelompok 1