tbk prektikum

Upload: irwan-choa-sansans

Post on 05-Mar-2016

250 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

teknologi bahan kontruksi

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI

Disusun oleh :

KELOMPOK 22Affan Syanif Alfaridi Menik(21010111110181)Dyah Istya Irmastuti

(21010111140197)Setyadara Yuvita

(21010111140198)Reza Maulana

(21010111140205)Bagus Trihadi

(21010111140209)Dewi Wahyuningsih

(21010111140232)Dinar Nur S.

(21010111140234)Prahasdipta Bayu Adhi K.(21010111140237)Randika Luqman Hakim

(21010111140239)Putra Aditama

(21010111140243)JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2011LEMBAR PENGESAHAN

Dengan ini menerangkan bahwa mahasiswa dibawah ini :1. Affan Syanif Alfaridi Menik(21010111110181)

2. Dyah Istya Irmastuti

(21010111140197)

3. Setyadara Yuvita

(21010111140198)

4. Reza Maulana

(21010111140205)

5. Bagus Trihadi

(21010111140209)

6. Dewi Wahyuningsih

(21010111140232)

7. Dinar Nur S.

(21010111140234)

8. Prahasdipta Bayu Adhi K.(21010111140237)

9. Randika Luqman Hakim

(21010111140239)

10. Putra Aditama

(21010111140243)

Telah menyelesaikan laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Telah diperiksa serta disahkan pada :

Hari

:

Tanggal :

Mengetahui,

Asisten

Teknologi Bahan Konstruksi

Ir. Parang Sabdono, M.Eng

NIP. 19620516 199001 1001KATA PENGANTARKami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat serta karunia yang dilimpahkan kepada kami sehingga Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah Teknologi Bahan Konstruksi yang harus dilaksanakan oleh setiap mahasiswa untuk dapat mengikuti ujian mata kuliah Teknologi Bahan Konstruksi.

Dalam setiap proses penyelesaian laporan ini kami telah menerima bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu kami selaku praktikan dari kelompok X ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Ir. Han Ay Lie, M.Eng selaku Ketua Laboratorium Bahan Bangunan.

2. Bapak Ir. Parang Sabdono, M.Eng selaku Asisten Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

3. Bapak Pardi selaku laboran yang telah banyak membimbing kami dalam pelaksanaan praktikum Teknologi Bahan Konstruksi ini

4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan Praktikum Teknologi Bahan Kontruksi.

Kami menyadari bahwa laporan yang kami buat masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan, sehingga untuk penyusunan laporan berikutnya dapat menjadi lebih baik.

Akhir kata, kami berharap agar laporan yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi penyusun pada khususnya dan pembaca pada umumnya serta kemajuan bagi almamater kita tercinta.

Semarang, Nopember 2011 Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman Juduli

LembarPengesahanii

Kata Pengantar iii

Daftar Isi ivBAB I

: Pemeriksaan Semen Portland

I-A : Berat Jenis Semen

I-B : Uji Konsistensi Normal dan Waktu Pengikatan Awal

BAB II : Pemeriksaan Agregat Halus

II-A : Kandungan Lumpur dan Kotoran Organis Agragat Halus

II-B : Analisa Saringan Agregat Halus

II-C : Kadar Air Agregat Halus

II-D : Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus

BAB III: Pemeriksaan Agregat Kasar

III-A : Kandungan Lumpur

III-B : Analisa Saringan Agregat Kasar

III-C : Keausan Agregat Kasar

III-D : Kadar Air Agregat Kasar

III-E : Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar

III-F : Impact Test

BAB IV: Pemeriksaan Beton

IV-A : Kuat Tekan Mortar Beton

IV-B : Percobaan FAS, Nilai Slump dan Kuat Tekan Kokoh Beton

IV-C : Percobaan Kuat Tekan Beton dengan Hammer Test

BAB IX: Pemeriksaan Baja

IX : Pengujian Tarik Baja

Daftar Pustaka.......................................................................................PERCOBAAN I-APEMERIKSAAN SEMEN PORTLAND

A. MAKSUD DAN TUJUAN

1.Menerangkan prosedur pemeriksaan berat jenis semen

2.Menggunakan peralatan pemeriksaan berat jenis semen

3.Menentukan berat jenis semen

B.ALAT DAN BAHAN

1.Timbangan

2. Le Chatelier Flash

3. Termometer

4. Gelas ukur

5. Corong kaca

6. Semen portland Gresik

7. Kerosin bebas air

8. Air dengan suhu 20(C

C.PROSEDUR PELAKSANAAN PERCOBAAN

1. Pertama mengisi botol Le Chatelier dengan kerosin sampai pada skala 1 untuk percobaan pertama dan 18 untuk percobaan kedua.

2. Memasukkan botol kedalam gelas ukur yang berisi air dengan suhu 20(C , bila kerosin turun maka harus ditambah sampai skala tetap pada keadaan semula.

3. Setelah suhu cairan dalam botol sama dengan suhu yang ditetapkan pada botol, baca skala pada botol ( V1 ).

4. Selanjutnya memasukkan semen sebanyak 64 gram sedikit demi sedikit ke dalam botol, hindari penempelan semen pada dinding dalam botol diatas cairan, sedang untuk skala 18 kita pakai semen sebanyak 15 gram.

5. Setelah semua benda uji dimasukkan, botol diputar dengan posisi miring secara perlahan-lahan sampai gelombang udara tidak timbul lagi pada permukaan cairan.

6. Selanjutnya mengulangi langkah mulai dari langkah no. 3, setelah suhu cairan dalam botol sama dengan suhu yang ditetapkan pada botol, baca skala pada botol ( V2 ).

D.HASIL PERCOBAAN

1.Dari percobaan dihasilkan

a.Bahan percobaan Skala 1

Berat Semen Gresik:64gram

Suhu Air:20(C

Suhu ruangan:31(C

Pembacaan Skala I ( V1 ): 1ml

Pembacaan Skala II ( V2 ):22,1ml

b.Bahan Percobaan Skala 18

Berat Semen Gresik:15gram

Suhu Air:20(C

Suhu ruangan:31(C

Pembacaan Skala I ( V1 ): 18ml

Pembacaan Skala II ( V2 ):22,7ml

2.Perhitungan

x 1

dimana: : Berat jenis Semen

m : Berat semen

V1 : Pembacaan pertama skala 1 pada botol

V2 : Pembacaan pertama skala 2 pada botol

a.Percobaan Skala 1

x 1

x 1

gr/ml

b.Percobaan Skala 18

x 1

x 1

gr/ml

c.Selisih Percobaan Antara Skala 1 dan Skala 18

= 3,191 3,033= 0,079 gr/ml

d.Berat Jenis Rata-Rata

= = 3,112 gr/mlE.SYARAT DAN KETENTUAN

1.Berdasarkan SNI 15-2531-1991 berat jenis semen portland yang disyaratkan berkisar 3,05 gr/ml 3,25 gr/ml.

2.Berdasarkan ASTM C-188 berat jenis semen portland yang disyaratkan berkisar 3,15 gr/ml.F.KESIMPULAN

Melihat hasil pecobaan yang ada, berat jenis semen rata-rata yaitu sebesar 3,112 gr/ml telah memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Standar Nasional Indonesia (SNI). G.SARAN

Masukkan semen dengan menggunakan corong kaca atau sedotan, sehingga semen tidak menempel pada dinding botol Le Chatelier Flash.H. LAMPIRAN

1. Data analisa berat jenis semen dan kekekalan bentuk

2. Gambar Botol Le Chatelier dengan corong

3. Gambar Cad Botol Le Chatelier dengan corong

4. Gambar Cad Timbangan

I. DAFTAR PUSTAKA

SNI 15-2531-1991

ASTM C-188

Mulyono, Tri.2004. Teknologi Beton. Jogjakarta: Andi Offset

PERCOBAAN I - BUJI KONSISTENSI NORMAL

DAN

WAKTU PENGIKATAN AWAL SEMEN

A. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Menerangkan prosedur pelaksanaan percobaan

2. Menentukan presentase air yang dibutuhkan untuk mencapai konsistensi normal semen

3. Menentukan waktu pengikatan awal semenB. ALAT DAN BAHAN

1. Timbangan

2. Termometer

3. Mangkuk porselin dan penumbuk

4. Cincin ebonit

5. Gelas ukur 100 cc

6. Alat Vicat , lengkap dengan peralatan jarumnya

7. Plat kaca ukuran 15 x 15 x 0,5 cm

8. Sendok pengaduk

9. Stop watch

10. Semen portland Tiga Roda11. Air (standart air PAM)

12. Minyak / pelumasC. PROSEDUR PELAKSANAAN PERCOBAAN

1. Percobaan Konsistensi Normal Semen

a. Memeriksa dan menyetel peralatan yang diperlukan.

b. Menyetel alat vicat agar benar pembacaannya, yaitu jika jarum mengenai bibir atas cincin ebonit, maka petunjuk harus disetel dan di strip hingga menunjukkan posisi 0 mm.

c. Meminyaki bagian dalam cincin ebonit dan meletakkan cincin diatas plat kaca dengan diameter kecil diatas dan diameter besar dibawah.

d. Menimbang semen 300 gram.

e. Semen diletakkan ke dalam mangkuk porselen dan campur dengan sejumlah air sebanyak x % dan berat semen (air diukur dengan gelas ukur 100 cc).

f. Semen kemudian diaduk dengan air tersebut selama 3 menit, sehingga diperoleh campuran yang plastis. Tuangkan jenangan kedalam cincin sampai penuh.

g. Cincin ebonit yang sudah terisi jenangan semen diketuk-ketuk dengan perlahan - lahan untuk menghilangkan rongga udara yang terdapat dalam jenangan semen.

h. Permukaan cincin diratakan dengan sendok pengaduk. Plat kaca kemudian diletakkan berikut cincin yang berisi jenangan semen tadi pada alat vicat.

i. Dalam percobaan ini menggunakan jarum yang besar dengan diameter 10 mm, kemudian jarum dilepaskan secara bebas (bila ujung jarum menyentuh atau sudah berada diatas permukaan jenangan dan posisi skala pembaca/jarum penunjuk menunjukkan angka pada posisi nol).

j. Akibat berat sendiri ( berat alat vicat dan jarum = 300 gram) maka jarum akan menembus pasta semen. Catat penurunan pada detik ke 30 setelah jarum dilepaskan.

k. Konsistensi normal didapat pada penurunan 10 mm.l. Percobaan diatas diulang dengan prosentase jumlah air sedemikian rupa sehingga diperoleh nilai konsistensi normal.m. Melukis grafik konsistensi normal dari data yang diperoleh. Prosentase air yang diperlukan sebagai absis dan penurunan jarum (mm) sebagai ordinat.

n. Dari grafik dapat dihitung jumlah air yang diperkirakan untuk mencapai konsistensi normal. Suhu kamar dicatat setiap kali mengadakan pengujian.

2. Percobaan Pengikatan Awal

a. Pertama menyiapkan alat vicat dengan jarum kecil berdiameter 1 mm.

b. Berat pasta semen seperti percobaan diatas (konsistensi normal) dengan menggunakan prosentase air yang sudah didapat dari percobaan konsistensi normal dan posisi jarum skala pembaca distel pada posisi angka nol.

c. Cincin ebonit yang sudah terisi pasta semen tersebut diletakkan pada alat vicat.

d. Jarum vicat dilepaskan pada 15 menit pertama dan dicatat penurunannya.

e. Kemudian jarum vicat dilepaskan pada 15 menit kedua pada titik yang lain dan dicatat penurunannya.

f. Jarak antara tiap titik ( 5 mm dan ( 10 mm dari tepi cincin ebonit.

g. Waktu pengikatan awal dari semen diperoleh jika penurunannya mencapai 25 mm, dilakukan dengan cara membuat grafik sumbu x,y dari pengikatan awal dimana untuk waktu penurunan (menit) dipakai sebagai sumbu x (absis) dan besar penurunan (mm) dipakai sebagai sumbu y (ordinat).Grafik sumbu x/y dari pengikatan awal dimana untuk waktu penurunan (menit) dipakai sebagai sumbu x (absis) dan

h. Setiap menjatuhkan jarum pada 30 detik pertama dicatat penurunan dan suhu kamarnya .

D. HASIL PERCOBAAN

1. Analisa konsistensi normal semen Portland

No. percobaanBerat semen (gr)Air (%)Penurunan jarum (mm)Suhu (0C)Keterangan

1300312031Semen

Tiga Roda

2300301431

3300291031

430028531

2. Analisa pengikatan awal semen Portland

No.Waktu penurunan (menit)Penurunan (mm)Suhu (oC)Keterangan

11539,531SemenTiga Roda

2303831

3453631

4603431

5753231

6902531

71052231

Catatan :

Konsistensi normal= 29 %

Pengikatan awal= 90 menit

E. SYARAT DAN KETENTUAN1. Waktu pengikatan awal menggunakan alat vicat untuk semen tipe I,II,III,IV, dan V adalah antara 45 menit sampai dengan 8 jam (SII.0013-81(ASTM.C-150)).2. Air yang digunakan adalah sebagaimana syarat air minum yaitu tidak berwarna dan berbau.I. PEMBAHASAN

1. Pada percobaan ini volume air yang akan dicampur untuk membuat pasta perlu diperhatikan karena hal ini berpengaruh besar pada hasil percobaan. Dari presentasi air yang digunakan dalam percobaan ini didapat volume air yang akan dipakai. Volume air yang akan digunakan pada percobaan adalah sebagai berikut :

a. 31% x 300= 93 cc

b. 30% x 300=90 cc

c. 29% x 300=87 cc

d. 28% x 300 =84 cc

Dari hasil percobaan dibuat grafik antara prosentase air yang digunakan dengan penurunan jarum yang diperoleh, sehingga dapat diperoleh prosentase air yang digunakan untuk menghasilkan penurunan jarum 10 mm. Penurunan jarum 10 mm merupakan konsistensi normal. Jadi untuk mencapai konsistensi normal diperlukan air dengan prosentase air 29 % dari semen yang digunakan.2. Pengikatan awal

Dari hasil percobaan kita dapat membuat grafik pengikatan awal berupa grafik penurunan. Dari grafik tersebut bisa diperoleh waktu penurunan. Pada waktu 90 menit, terjadi penurunan jarum sebesar 25 mm. G. KESIMPULAN

1. Dari hasil percobaan serta pembahasan diperoleh bahwa konsistensi normal didapat dengan menambahkan air sebanyak 29 % dari berat semen yang digunakan pada suhu 31(C.

2. Waktu pengikatan awal yang diperoleh adalah 90 menit yang berarti memenuhi persyaratan Yayasan Dana Normalisasi Indonesia 1965 N.I-8 dan ASTM C-150 untuk digunakan sebagai bahan bangunan.H. SARAN

1. Saat jarum vicat dilepas, usahakan jangan menyenggol meja tempat alat vicat diletakkan karena akan mempengaruhi penurunan jarum vicat.

2. Air yang digunakan sebaiknya memenuhi standar air minum yaitu jernih, tidak berasa, dan tidak berbau.I. LAMPIRAN

1. Data analisa konsistensi normal dan analisa pengikatan awal semen portland (PC Gresik).

2. Grafik Analisa konsistensi normal semen portland.

3. Grafik Analisa pengikatan awal semen portland.

4. Gambar Alat Vicat5. Gambar Cad Alat Vicat6. Gambar Cad Cincin Ebonit

J. DAFTAR PUSTAKA

SII.0013-81(ASTM.C-150)

NI-8,1965, hal. 11

NI-8,1965, hal. 19

PERCOBAAN II-A

KANDUNGAN LUMPUR DAN KOTORAN ORGANIS

YANG TERKANDUNG DALAM AGREGAT HALUS

A. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Menentukan banyaknya kandungan butir lebih kecil dari 50 micron (lumpur) yang terdapat dalam pasir.

2. Menentukan prosentase zat organis yanng terkandung dalam agregat halus.

B. ALAT DAN BAHAN

1. Timbangan dengan ketelitian 1 gram.

2. Gelas ukur berkapasitas 250 cc, dua buah.

3. Bejana gelas diameter 10 cm, tinggi 20 cm, 1 buah.

4. Pengaduk dari kayu.

5. Cawan.

6. Oven.

7. Pasir kering 2 jenis.

8. NaOH 3 %.

9. Air.

C. PROSEDUR PELAKSANAAN PERCOBAAN

1. Percobaan Kandungan Lumpur dengan cara Kocokan

a. Pasir kering dimasukkan ke dalam gelas ukur sebanyak 130 cc.

b. Menuangkan air ke dalam gelas ukur sampai menyerap setinggi 200cc.

c. Mulut gelas ukur ditutup dengan plastik sampai rapat.

d. Gelas ukur dikocok selama 30 menit.

e. Benda uji tersebut didiamkan selama 5 jam. Maka akan terlihat bahwa material yang berat mengendap di bawah, dan lumpur akan mengendap diatasnya.

f. Tinggi endapan pasir dan lumpur diamati dan dicatat (dalam cc).2. Percobaan Kandungan Lumpur dengan cara Cucian

a. Menimbang pasir kering 200 gram (kering oven).

b. Pasir 100 gram dimasukkan ke dalam bejana gelas diameter 10 cm setinggi 20 cm.

c. Lalu menuangkan air ke dalam bejana gelas sampai pasir jenuh air, dan air mencapai ketinggian 12 cm di atas permukaan pasir.

d. Kemudian diaduk perlahan-lahan sampai keruh, dan didiamkan selama 1 menit.

e. Air dibuang perlahan-lahan dari bejana sampai air tinggal setengahnya (cara menuangnya harus sedemikian rupa sehingga pasir tidak ikut terbuang).

f. Penambahan air bersih diulangi sampai setinggi 12 cm di atas permukaan pasir.

g. Kemudian diaduk perlahan-lahan sampai keruh diamkan selama 1 menit.

h. Air dituang atau dibuang dari bejana sampai air tinggal setengahnya.

i. Pencucian dilakukan berkali kali sehingga air menjadi tetap jernih setelah diaduk.

j. Sisa contoh pasir yang telah dicuci dipanaskan dalam oven sampai kering. Setelah kering dan dingin pasir di timbang dengan teliti.

k. Selisih berat semula dengan berat setelah dicuci adalah bagian yang hilang (kandungan lumpur atau butiran 225>225>300StrukturKetatKontinu

Tabel IV-B. 5. Kelas dan mutu betonTabel perbandingan kekuatan beton pada bermacam-macam variabel ditunjukkan dibawah ini.

Umur beton (hari)3714212890365

PC biasa0,40,650,880,9511,21,33

PC dengan kekuatan awal tinggi0,550,750,900,9511,151,2

Tabel IV-B. 6. Perbandingan kuat beton sesuai umur beton

Tabel diatas dapat menunjukkan perbandingan kuat beton sesuai variabel umur beton (hari) sehingga kita dapat menentukan besar kuat beton pada variabel umur beton tertentu.

F. PEMBAHASAN

Menurut hasil percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui hal-hal sebagai berikut :

1. Perbandingan campuran beton

PC : Pasir : Kerikil = 1 : 2,5 : 3 ; dengan perbandingan volume yang digunakan= ( 6 : 15 : 18) kgvolume beton = ( 6 + 15 + 18 ) + (berat air = massa PC ( FAS)

= 39 liter + (6 kg ( 0,6 ) liter

= 0,039 m3 + 0,0036 m3.

= 0,0426 m32. Penggunaan semen/m3 beton = 6 kg ( 0,0426 m

= 140,85 kg/m3 beton

Maka penggunaaan semen telah memenuhi syarat minimum /m3 beton.

3. Penurunan nilai slump rata-rata

Dari data pada percobaan diketahui penurunannya sebesar 7 cm, sehingga memenuhi syarat slump maksimum untuk pengerasan jalan dan pembetonan massal menurut PBI 1971 .

4. Perhitungan standar deviasi melalui hasil pemeriksaan kubus beton

n = jumlah sampel yang digunakan yakni 2(bi(bi ( (bm((bi ( (bm)2Standard deviasi(S)

270,89283,6-6,3556,35540,38640,386S =

= 8,987

(bm = 277,245( = 80,772

Tabel IV-B. 8. Standard deviasi kubus beton

Kekuatan tekan karakteristik ((bk)= (bm ( 1,64 S

= 277,245 (1,64 ( 8,987)

= 262,506 kg/cm2

5. Dari pembahasan di atas dapat diketahui Kokoh kubus beton:

Isi volume pekerjaan kecil (3006. Kokoh tekan beton 28 hari

1. Kubus 1 = = 270,89 kg/cm22. Kubus 2 = = 283,6 kg/cm23. Silinder 1 = = 150,97 kg/cm24. Silinder 2 = = 167,16 kg/cm2G. KESIMPULAN

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, kita dapat mengetahui besar kuat kokoh beton yaitu sebesar 262,506 kg/cm2 sehingga termasuk kelas beton III dengan mutu K>255.

H. SARAN

Untuk membuat beton dengan kualitas yang baik, harus melakukan pencampuran dengan perbandingan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan. Karena perbandingan bahan yang berbeda, akan menghasilkan kekuatan beton yang berbeda pula. Selain itu, perlu dipilih juga bahan-bahan yang memenuhi persyaratan guna menghasilkan beton dengan kualitas baik dan sesuai dengan kebutuhan.

Dalam membuat beton saat dituangkan ke dalam begesting (cetakan) jangan dituangkan seluruhnya karena agregat kasar akan mengendap di bagian bawah. Sebaiknya sedikit demisedikit seperti saat percobaan slump test saat memasukkan campuran beton dilakukan 1/3 bagiannya dulu kemudian dipadatkan.

I.LAMPIRAN

1.Data analisa faktor air semen, Slump Test, dan kuat kokoh beton.

2.Gambar Percobaan Kerucut Abramhs

3Gambar Percobaan Compresion aparatus

4.Gambar Cad Kerucut Abramhs

5.Gambar Cad Percobaan Kerucut Abramhs

PERCOBAAN IV-C

KUAT TEKAN BETON DENGAN HAMMER BETON

A. MAKSUD DAN TUJUAN1. Mengetahui kuat tekan beton pada elemen konstruksi yang sudah jadi.2. Dapat memanfaatkan hasil uji dengan hammer beton, apabila tidak tersedia benda uji atau hasil pengujian benda uji tidak memenuhi syarat.3. Dapat melakukan pengujian dengan menggunakan Hammer.4. Menguasai penentuan kuat tekan beton bedasarkan spesifikasi alat Hammer.B. ALAT DAN BAHAN.1. Benda uji beton, atau elemen beton degan usia minimum 28 hari.2. Hammer beton tipe n atau c.3. Penggaris.4. Alat Tulis, kapur.C. PROSEDUR PELAKSANAAN PERCOBAAN.1. Menentukan daerah pada kontruksi atau elemen kontruksi yang akan diamati dan bagilah daerah tersebut menjadi bidang beukuran 15 cmx15cm.2. Membersihkan daerah 15cmx15cm tersebut dari plesteran dan sisa air semen dan ratakan permukaannya.3. Menembakkan hammer pada daerah seluas 15cmx15cm tersebut dengan memakai alat hammer sejumlah 5 sampai 20 kali tembakan.4. Membaca nilai rebound atau R yang ditunjukan oleh jarum pada hammer untuk setiap pengujian.5. Menentukan sudut yang dibentuk oleh sumbu hammer terhadap garis horizontal(0o dan 90o)6. Dengan menggunakan daftar tabel konversi maka tentukan besarnya kuat tekan elemen beton.D. HASIL PERCOBAAN.Tabel 1 (Sudut Hammer 0o)No.Nilai ReboundFaktor KoreksiNilai Rebound TerkoreksiEkivalensi Nilai Rebound f' c (Mpa)Rata-rata f' c (Mpa)Keterangan Posisi Hammer

AktualRata-rata 1 Titik

145045,0049,700

45045,0049,70

42042,0044,10

40040,0040,50

44044,0047,9046,22

44044,0047,90

40040,0040,50

45045,0049,70

43043,0046,00

245045,0049,700

47047,0056,60

43043,0046,00

46046,0051,60

47047,0053,6044,43

44044,0047,90

44044,0047,90

46046,0051,60

43043,0046,0046,56

342042,0044,100

44044,0047,90

45045,0049,70

45045,0049,70

45045,0049,7048,57

46046,0051,60

44044,0047,90

44044,0047,90

45045,0049,70

445045,0049,700

44044,0047,9047,03

43043,0046,00

44044,0047,90

44044,0047,90

42042,0044,10

46046,0051,60

42042,0044,10

42042,0044,10

Tabel 2 (Sudut Hammer 90o)

No.Nilai ReboundFaktor KoreksiNilai Rebound TerkoreksiEkivalensi Nilai Rebound f' c (Mpa)Rata-rata f' c (Mpa)Keterangan Posisi Hammer

AktualRata-rata 1 Titik

1352,9037,9037,55-90

372,8239,8240,18

352,9037,9037,55

352,9037,9037,55

372,8239,8240,1838,28

372,8239,8240,18

352,9037,9037,55

362,8638,8638,57

342,9436,9435,19

2352,9037,9037,55-90

352,9037,9037,55

342,9436,9435,19

362,8638,8638,57

372,8239,8240,1838,68

352,9037,9037,55

382,7840,7841,98

382,7840,7841,98

352,9037,9037,5539,92

3372,8239,8240,18-90

362,8638,8638,57

392,7441,7443,66

362,8638,8638,5739,85

362,8638,8638,57

362,8638,8638,57

372,8239,8240,18

372,8239,8240,18

372,8239,8240,18

4372,8239,8240,18-90

392,7441,7443,66

382,7840,7841,98

382,7840,7841,98

392,7441,7443,6642,85

372,8239,8240,18

392,7441,7443,66

392,7441,7443,66

392,7441,7443,66

E. PEMBAHASAN.

Pada data yang kami peroleh dalam percobaan kami dapatkan :

Pada tabel 1, nilai rata-rata = = 46,56 Mpa

Pada tabel 2, nilai rata-rata = = 39,92 Mpa

Nilai rata-rata dari percobaan 1 dan 2 = = 43,24 Mpa

F. SYARAT DAN KETENTUAN.Menurut SNI 03-4269-1996 tentang Metode pengujian Kuat tekan elemen struktur Beton dengan Alat Hammer test tipe N dan NR:

Bahwa dalam pengetestan beton dilapangan membutuhkan hammer test ini karena tidak mungkin membawa contohan beton di lapangan untuk kemudian di bawa ke labolatorium.

Tabel 1 : Nilai kuat tekan dengan Hammer Test

Nilai Rebound (R)Kuat Tekan (Mpa)

20.009.90

21.0011.10

22.0012.40

23.0013.60

24.0014.90

25.0016.30

26.0017.70

27.0019.10

28.0020.60

29.0022.10

30.0023.60

31.0025.20

32.0026.90

33.0028.50

34.0030.10

35 .0031.80

36.0033.50

37.0035.30

38.0037.80

39.0038.70

40.0040.50

41.0042.40

42.0044.10

43.0046.00

44.0047.90

45.0049.70

46.0051.60

47.0053.50

48.0055.40

49.0057.30

50.0059.20

51.0061.10

52.0063.10

53.0065.00

54.0067.00

55.0068.90

Tabel 2 : Faktor koreksi pembacaan hammer testNilai Rebound

(R)Faktor Koreksi Pada Sudut

HorisontalVertikal

+90+45+45+90

102,4003,200

112,4103,220

122,4203,240

132,4303,260

142,4403,280

152,4503,300

162,4603,320

172,4703,340

182,4803,360

192,4903,380

20-5,4000-3,50002,5003,400

21-5,3300-3,46002,4803,370

22-5,2600-3,42002,4603,40

23-5,1900-3,38002,4403,310

24-5,1200-3,34002,4203,280

25-5,0500-3,30002,4003,250

26-4,9800-3,26002,3803,220

27-4,9100-3,22002,3603,1990

28-4,8400-3,18002,3403,160

29-4,7700-3,14002,3203,130

30-4,7000-3,10002,3003,100

31-4,6200-3,05002,2703,060

32-4,5400-3,00002,2403,020

33-4,4600-2,95002,2102,980

34-4,3800-2,90002,1802,940

35-4,3000-2,85002,1502,900

36-4,2200-2,80002,1202,860

37-4,1400-2,75002,0902,820

38-4,0600-2,70002,0602,780

39-3,9800-2,65002,0302,740

40-3,9000-2,60002,0002,700

41-3,8200-2,55001,9602,650

42-3,7400-2,50001,9172,600

43-3,6600-2,45001,8582,550

44-3,5800-2,40001,7832,500

45-3,5000-2,35001,6922,450

46-3,4200-2,30001,5852,400

47-3,3400-2,25001,4622,350

48-3,2600-2,20001,3232,300

49-3,1800-2,15001,1682,250

50-3,1000-2,10001,6002,200

51-3,0200-2,05001,5702,150

52-2,9400-2,00001,4102,100

53-2,8600-1,95001,2502,050

54-2,7800-1,90001,0902,000

55-2,7000-1,85000,9301,950

56-2,6200-1,80000,7701,900

57-2,5400-1,75000,6101,850

58-2,4600-1,70000,4501,800

59-2,3800-1,65000,2901,750

60-2,3000-1,60001,3001,700

G. KESIMPULAN

Nilai dari pembacaan alat skala Hammer test dapat kita lihat dalam tabel di atas, sehingga kita dapat mengetahui nilai kekuatan beton dengan satuan Mpa.

Dari data yang kami dapat, beton ini memiliki kuat tekan rata-rata 61,58 Mpa pada tabel pertama dan 48,21Mpa pada tabel kedua.

H. SARAN

Sebelum melakukan pengetestan terhadap beton, kita harus membuat tanda pada setiap titiknya dan juga menentukan jarak setiap titiknya, sehingga dalam pengetestan kita. Nilai dari pembacaan skala hammer test dapat kita lihat dalam tabel, sehingga kita mengetahui nilai kuat tekan dalam satuan Mpa.

Dalam pengetestan beton di dapat data yang bervariasi, itu dikarenakan beberapa faktor yakni :

1. FAS

2. Sifat dari Agregat (gradasi, bentuk, ukuran maksimum agregat )

3. Cara pengujian ( pencampuran, pengangkutan, penuangan, pemadatan, perawatan)4. Waktu / Umur Beton (menurut PBI 1971 N.I-2 waktu pengetestan beton yang baik 28 hari sedangkan kami hanya pada hari ke 5 ).

5. Jenis / kwalitas dari semen.

I. LAMPIRAN

1.Data Pengujian Beton dengan Hammer Tes

2.Gambar Alat Hammer Test

3.Gambar Cad Alat Hammer Test

4.Gambar Balok dan Titik-Titik Uji

Gambar Bagian Bagian Hammer Beton

Gambar Contoh Grafik Data Hasil Pengujian Hammer Test Pada Beton

BAB IX

PEMERIKSAAN BAJA

PENGUJIAN KUAT TARIK BAJAA.MAKSUD DAN TUJUAN

1.Menentukan tegangan leleh2.Menentukan kekuatan tarik baja beton

Kekuatan tarik baja beton adalah gaya tarik tiap satuan luas penampang yang menyebabkan baja beton putus.

B.ALAT DAN BAHAN B.1 ALAT

Timbangan

Penggaris Kaliper Selotip / isolasi

Mesin uji tarik mesin uji tarik dapat menarik batang percobaan dengan kecepatan merata dan dapat diatur, sehingga kecepatan naiknya tegangan tidak melebihi 1 kg/mm2 tiap detik ketelitian pembacaan sebaiknya sampai 1/10 kali beban maksimum menurut skala penunjuk beban pada mesin uji tarik.

B.2 BAHANBaja deform atau baja polos

C.PROSEDUR PELAKSANAAN PERCOBAAN

a. Batang baja diukur (sekitar 300-400 mm) dan ditimbang.

b.Tetapkan panjang ukur, l0 = 10 x dec.Tandai batang baja yang telah ditimbang dan diukur pada kedua ujungnya dengan selotip, sedemikian hingga l0 tepat sama dengan 10 kali diameternya.

d.Jepit batang baja yang telah disiapkan tersebut tepat pada bagian yang telah ditandai pada kedua ujungnya.

e.Bebani (tarik) batang baja yang telah dijepit dan kemudian catat beban yang mengakibatkan batang tersebut leleh atau putus. (Biasanya pada alat mesin uji tarik telah dilengkapi dengan alat pembuat grafik hubungan antara beban dengan perpanjangan berdasarkan skala tertentu).

Tariklah benda uji dengan kecepatan tarik 1 kg/mm2 tiap detik dan amati kenaikan beban dan kenaikan panjang yang terjadi sampai benda uji putus.f.Batang baja yang putus disambung dan diukur panjangnya sebagai panjang setelah putus (l1).NODimensi Pengujian (mm)Lo (mm)Lu (mm)Perpanjangan (%)Fyield (kN)Fmax (kN)yield (N/mm2)max (N/mm2)

1 1211,253545,45%40,561407,273613,425

D.HASIL PERCOBAANKeterangan1 N/mm2 = 1 Mpa ekivalen dengan 10 kg/cm2

Lo = panjang mula-mula ; Lu = panjang akhir pengujian

Fyield = gaya leleh ; Fmax = gaya ultimate ; yield = tegangan leleh; max = tegangan ultimateE .SYARAT DAN KETENTUAN

Mutu menurut N.I.-2MutuSebutanTegangan leleh karakteristik ( au) atau tegangan karakteristik yang memberikan regangan tetap 0,2% ( 0,2) (kg/cm2)

U 22Baja Lunak2200

U 24Baja Lunak2400

U 32Baja Sedang3200

U 39Baja Keras3900

U 48Baja Keras4800

F.PEMBAHASAN

Perpanjangan = = 45,45 %A = = = 99,442 mm2yiel d = = 407,273 N/mm2ultimate = = 613,423 N/mm2G. KESIMPULAN

Dari pengujian uji tarik baja beton dengan diameter 11,25 mm, didapatkan hasil :

yield = 407,273 N/mm2 = 4072,73 kg/cm2 ultimate = 613,423 N/mm2 = 6134,23 kg/cm2Dari hasil tersebut, diketahui bahwa baja tersebut termasuk dalam baja keras mutu

U 39 menurut N.I. 2, karena memiliki tegangan leleh sebesar 4072,73 kg/cm2.H.SARAN

1.Dalam percobaan sebaiknya dilakukan jangan hanya sekali saja, agar keakuratan data dapat diperoleh.2.Baja sebaiknya jangan diletakkan di sembarang tempat/ disimpan di tempat tertentu. Agar tidak mengalami kerusakan.

I.LAMPIRAN

Rumus Perhitungan Kekuatan Tarik Baja

Data analisa pengujian tarik baja

Grafik pengujian tarik baja

Gambar Pengujian tarik Baja

Gambar jenis-jenis baja

Gambar Cad Baja Gambar Cad KaliperJ.DAFTAR PUSTAKA

N.I.-2Rumus Perhitungande = 12,74 BA =

y =

ult =

=

Keterangan B= berat batang per satuan panjang (gram/mm)

de= diameter efektif batang baja tulangan (mm)

A= luas penampang batang baja tulangan (mm2)

Py= beban leleh (kgf)

Pult= beban maksimum (kgf)

g= percepatan gravitasi (10 m/s2)

y= tegangan leleh (Mpa)

ult= tegangan tarik (Mpa)

= regangan (%)

l0= panjang ukur batang baja (mm)

l1= panjang setelah putus batang baja tulangan (mm)

Gambar Uji Tarik Baja

Gambar Mortar

Gambar Cetakan Mortar

Gambar Percobaan Kerucut Abramhs

Gambar Percobaan Compresion aparatus

Gambar Alat Hammer Test

EMBED CorelPhotoPaint.Image.8

Gambar. Botol Le Chatelier

Gambar. Corong

Gambar Alat Vicat

Gambar Cad Botol Le Chatelier

Timbangan

Alat Timbangan

Gambar Kerucut Terpancung

Desikator

Alat Timbangan

Alat Timbangan

Alat Timbangan

Alat Timbangan

Gambar Los Angeles Abrassion Machine

Alat Timbangan

Desikator

Gambar Pengujian Kuat Tarik Baja Polos Dengan Mesin Uji Tarik (awal)

Gambar Pengujian Kuat Tarik Baja Polos Dengan Mesin Uji Tarik (akhir)

JENIS JENIS BAJA SEBAGAI BENDA UJI

JENIS JENIS BAJA YANG TELAH MENGALAMI UJI TARIK

KALIPER

_1071363687.unknown

_1071368663.unknown

_1071372102.unknown

_1071422157.unknown

_1114897923.unknown

_1240256548.unknown

_1244865952.unknown

_1385534155.unknown

_1240311204.unknown

_1212311938.unknown

_1239704970.unknown

_1114939624.unknown

_1071423001.unknown

_1071426470.unknown

_1071426525.unknown

_1071426566.unknown

_1071423010.unknown

_1071422955.unknown

_1071381349.unknown

_1071381443.unknown

_1071382108.unknown

_1071382148.unknown

_1071382174.unknown

_1071381502.unknown

_1071381404.unknown

_1071373053.unknown

_1071377440.unknown

_1071372518.unknown

_1071370619.unknown

_1071371683.unknown

_1071372032.unknown

_1071371629.unknown

_1071370318.unknown

_1071370582.unknown

_1071369281.unknown

_1071365554.unknown

_1071367747.unknown

_1071367942.unknown

_1071367996.unknown

_1071367815.unknown

_1071365607.unknown

_1071365682.unknown

_1071367678.unknown

_1071365590.unknown

_1071364582.unknown

_1071364724.unknown

_1071364424.unknown

_1071361798.unknown

_1071363595.unknown

_1071363619.unknown

_1071363551.unknown

_1071361634.unknown

_1071361698.unknown

_1069603183.unknown

_1071361603.unknown

_1067069529.unknown

_1022384963.bin