laporan tahunan pusat penelitian dan pengembangan...

118
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan i Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Tahun 2017 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2018

Upload: votu

Post on 01-May-2019

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan i

Laporan Tahunan

Pusat Penelitian dan

Pengembangan Perkebunan

Tahun 2017

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN 2018

Page 2: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan ii

TIM PENYUSUN

LAPORAN TAHUNAN

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan TA 2017

PENANGGUNG JAWAB Kepala Puslitbang Perkebunan

KETUA TIM PENYUSUN Rustan Massinai

ANGGOTA

Elna Karmawati

Deciyanto Soetopo

I Ketut Ardana

Jelfina Canstansye Alouw

Yusniarti

1. f. Dr. lna Karmawati (Ketua Kelti Analisis Kebijakan) REDAKSI PELAKSANA

Jumari

Wisnhu Novianto

Disain sampul dan tata letak Agus Budiharto

Sumber Dana DIPA Puslitbang Perkebunan TA 2018

Diterbitkan oleh PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN

Jalan Tentara Pelajar No. 1 Bogor 16111 – Indonesia Telp. (0251) 8313083. Faks. (0251) 8336194 e-mail: [email protected]

website: http://perkebunan.litbang.pertanian.go.id

ISBN : 978-979-8451-91-1

Page 3: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karuniaNya sehingga Laporan Tahunan Puslitbang Perkebunan tahun anggaran 2017 dapat diselesaikan.

Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi serta pengelolaan anggaran yang didasarkan pada perencanaan strategis yang telah

ditetapkan oleh Puslitbang Perkebunan. Dalam laporan ini digambarkan tingkat kinerja Puslitbang Perkebunan selama

periode Renstra capaian 2015-2019 berdasarkan tingkat pencapaian sasaran yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Melalui visi “Menjadi lembaga penelitian terkemuka penghasil teknologi

dan inovasi perkebunan untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan dan kesejahteraan petani”, Puslitbang Perkebunan diharapkan dapat menghasilkan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang perkebunan

yang dapat melahirkan produk transformasi inovasi perkebunan Indonesia berdaya saing tinggi, dari berbasis sumber daya alam menjadi daya saing yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi. Inovasi perkebunan yang dihasilkan

diharapkan dapat memecahkan permasalahan tersedianya benih unggul, teknologi pendukung dan peningkatan daya saing. Untuk itu, Puslitbang Perkebunan telah melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan guna

menjawab permasalahan tersebut. Mengingat banyaknya jenis komoditas perkebunan dan kompleknya permasalahan yang ada, kami menyadari bahwa hasil penelitian pengembangan yang telah dicapai saat ini belum dapat

memenuhi kebutuhan semua pengguna. Namun demikian, Puslitbang Perkebunan terus berupaya untuk mewujudkan visinya.

Laporan Tahunan ini menyajikan berbagai informasi penting tentang Kinerja

Puslitbang Perkebunan tahun 2017, berupa inovasi teknologi, kegiatan penelitian, pengembangan, diseminasi teknologi dan informasi perkebunan serta kegiatan

penunjang lainnya. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan di waktu yang akan datang.

Ucapan terimakasih dan penghargaan kami sampaikan kepada semua pihak yang

telah berpartisipasi dan berkontribusi dalam pencapaian kinerja Puslitbang Perkebunan.

Bogor, Maret 2018

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan,

Dr. Fadjry Djufry

NIP.19690314 199403 1 001

Page 4: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iv

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................ iii

DAFTAR ISI .................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ................................................................................ v

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. vi

RINGKASAN ...................................................................................... x

SUMMARY ....................................................................................... xiii

I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

II VARIETAS UNGGUL ..................................................................... 3

III TEKNOLOGI PENINGKATAN PRODUKSI ....................................... 15

IV TEKNOLOGI DIVERSIFIKASI DANPENINGKATAN NILAI TAMBAH/

PRODUK OLAHAN ....................................................................

26

V PLASMA NUTFAH ...................................................................... 31

VI BENIH SUMBER ......................................................................... 44

VII REKOMENDASI KEBIJAKAN ....................................................... 57

VIII PENGEMBANGAN DAN DISEMINASI INFORMASI PERKEBUNAN......

IX SUMBERDAYA PENELITIAN .........................................................

9.1. Sumberdaya Manusia .......................................................

9.2. Sumberdaya Sarana dan Prasarana....................................

9.3. Tata Kelola.......................................................................

9.4. Sumberdaya Keuangan ....................................................

59

93

93

95

95

96

X PENUTUP .................................................................................. 101

Page 5: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan v

DAFTAR TABEL

Tabel Uraian Halaman

1. Koleksi Plasma Nutfah Tanaman Perkebunan 2016 ........ 31

2. Capaian Benih Sumber Tanaman Perkebunan 2017

................................................................................... 44

3. Target dan Realisasi Produk Benih Perkebunan APBN-P ................................................................................... 44

4. Kesiapan Benih Perkebunan APBN-P 2017 untuk Didistribusikan ............................................................ 45

5. Sebaran VUB DMT ....................................................... 54

6. Sebaran VUB Kapas ..................................................... 54

7. Sebaran VUB Tembakau .............................................. 55

8. Sebaran VUB Lada ....................................................... 55

9. Sebaran VUB Seraiwangi .............................................. 56

10. Rekapitulasi KTI Nasional dan Internasional lingkup

Puslitbang Perkebunan Tahun 2017 ............................. 60

11. Kerjasama dengan Pemda, Swasta dan Perguruan Tinggi ......................................................................... 80

12. Data base kerjasama lisensi lingkup Puslitbang Perkebunan ................................................................ 81

13. Jumlah HKI dan Alih Teknologi Lingkup Puslitbangbun

s.d 2017 ..................................................................... 82

14. Jumlah Pegawai Lingkup Puslitbang Perkebunan Menurut Pendidikan pada Tahun 2017 .......................... 93

15. Jumlah Pegawai Lingkup Puslitbang Perkebunan Berdasarkan Jabatannya pada Tahun 2017 ................... 94

16. Keragaan Peneliti Berdasarkan Kepakaran/bidang ilmu

lingkup Puslitbang Perkebunan 2017 ............................. 94

17. Alokasi anggaran lingkup Puslitbang Perkebunan

berdasarkan jenis Belanja TA 2017 .............................. 96

18. Alokasi Pagu anggaran lingkup Puslitbang Perkebunan TA 2017 ..................................................................... 97

19. Alokasi anggaran lingkup Puslitbang Perkebunan berdasarkan Output (diluar Layanan Perkantoran) TA 2017 .......................................................................... 97

Page 6: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Uraian Halaman

1. Keragaan Tebu varietas baru AAS, AMS, ASA dan CMB

Agribun ........................................................................... 5

2. VUB Kelapa Bido Morotai .................................................. 5

3. VUB Kelapa Dalam Lampanah ........................................... 6

4. VUB Kelapa Dalam Selayar ............................................... 7

5. VUB Kelapa Dalam Babasal ............................................... 7

6. VUB Sagu Bestari ............................................................. 8

7. VUB Kanesia 21 Agribun ................................................... 9

8. VUB Kanesia 22 Agribun ................................................... 10

9. VUB Kanesia 23 Agribun ................................................... 11

10. Keragaan VUB Teh Tambi 1 dan Tambi 2 ........................... 12

11. Keragaan VUB Kemloko 4, 5 dan 6 Agribun ........................ 13

12. Keragaan VUB Tembakau GF 318,GL 26H, dan NC 471 ....... 14

13. Keragaan VUB Gagang Sidi ............................................... 14

14. Keragaan tebu varietas PSDK 923 A. di Entisol Asembagus-Situbondo, B. Inseptisol Bangkalan-Madura, C. Vertisol

Sumberrejo-Bojonegoro dan D. Alfisol Muktiharjo-Pati ................................................................................. 17

15. Perlakuan benih tebu, A Ruas/mata tebu, B Perendaman air

mengalir 5-48 jam, C Proses HWT 50oC, 2 jam dengan waterbath, D HWT 45oC tanpa perendaman, E HWT 45oC tanpa perendaman dan F Budset direndam dalam air

mengalir 48 jam+HWT 50oC selama 2 jam ......................... 18

16. Pembuatan Asap Cair Untuk Pengendalian Hama pBKo ....... 20

17. Pembuatan lubang resapan biopori dan pemberian bahan

organik ........................................................................... 24

18. Pengamatan karakter vegetatif berat tandan segar dan tinggi

batang ...................................................................................... 25

19. Perbedaan tanaman tebu yang ditanami C. Juncea dan yang tidak C. Juncea ditanami pada umur 3 bulan setelah

kepras ............................................................................. 27

20. Mini Ginery Kapas Type Gtas-2 ........................................ 28 21. Pupuk hayati Pakuwon Biofertilizer ................................... 29

22. Formulasi endofit (A), formulasi Trichoderma (B) dan aplikasi formulasi pada benih lada (c) ................................ 30

23. Plasma Nutfah tanaman kelapa sawit di KP. Sitiung ............ 33

24. Plasma Nutfah tanaman kelapa di KP. Kima Atas ................ 33 25. Koleksi plasma nutfah abaka di kebun Cobanrondo ............ 35 26. Plasma nutfah abaka yang terserang oleh penyakit busuk

akar di Kebun Cobanrondo ............................................... 35

Page 7: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan vii

Gambar Uraian Halaman

27. Plasma Nutfah abaka yang terserang oleh penyakit bunchytop dan pemotongan batang terhadap tanaman yang terserang di Kebun Cobanrondo pada tahun 2017 ...... 35

28. Pohon filogenetika berdasarkan marka DNA asal dna genom dari 10 aksesi tebu. Nilai yang tertera pada sumbu X adalah nilai skala yang mewakili kesamaan genetik (%). Analisis

bootstrap dilakukan dengan 100 ulangan ........................... 36 29. Representasi hasil amplifikasi DNA plasma nutfah tebu yang

menghasilkan pita-pita DNA polimorfik pada primer I2 dan I11.

M=1 Kb DNA Ladder; 1-12=DNA aksesi tebu hasil eksplorasi Merauke .................................................................................... 36

30. Sebagian koleksi plasma nutfah kopi Arabika di KP Gunung Putri ... 37

31. Sebagian koleksi plasma nutfah kopi Robusta di KP Pakuwon ........ 38 32. Koleksi plasma nutfah kakao hasil eksplorasi (a), hibrida (b), dan

nomor harapan yang sedang dievaluasi (c) di KP Pakuwon ........... 38

33. Sebagian koleksi plasma nutfah teh C. sinensis (a, b, c, d) dan C. assamica(e, f, g, h) di KP Gunung Putri ...................................... 39

34. Tampilan depan data passport plasma nutfah kakao .................... 40

35. Program software database TRO ................................................ 42

36. Database koleksi plasma nutfah Kebun Percobaan Lingkup Balittro 42 37. Atas : a. Induksi kalus, b. Induksi tunas, bawah : c. induksi

perakaran, d. aklimatisasi Kultur jaringan tebu untuk memproduksi

benih G0 .............................................................. 46 38. Searah jarum jam dari kiri atas pertumbuhan tanaman tebu G1

var Cening, PSDK, PA 028, BL umur 4 bulan, PS 862, BL EMS 2, PS RAD 14, PS RAD 15, dan PS RAD 21 berumur 1 bulan di KP.

Karangploso .............................................................................. 47 39. Tanaman kebun G2 var BL dan PS 862 umur 3 dan 4 bulan di KP.

Asembagus (atas), PS 86 umur 3 dan 2 bulan di KP. Karangploso

(bawah) .................................................................................... 47

40. Benih Tebu G2 varietas BL di Muktiharjo ..................................... 48

41. Benih Kakao Hybrida F1 di KP Pakuwon ....................................... 48

42. Benih karet ................................................................................ 49

43. Benih Kopi Arabika ..................................................................... 49

44. Benih Kopi Robusta di KP Pakuwon ............................................. 50 45. Benih Lada ................................................................................ 50 46. Benih Pala Var. Ternate dan Banda KP Cicurug- Balittro ............... 51

47. Benih Jambu mete ..................................................................... 51 48. Benih Kelapa Dalam ................................................................... 52

49. Benih Kelapa Genjah Kopyor Pati ................................................ 51 50. Benih Kurma di Balitpalma Manado ............................................. 53 51. Pameran Hari Lanjut Usia Kota Bogor ......................................... 61

52. Kegiatan Dua Abad Kebun Raya Bogor dan Desiminasi IPTEK ....... 61 53. Event Pekan Poros Maritim Berbasis Rempah di Semarang ........... 62 54. kegiatan Agro Inovasi Fair (AIF) ................................................. 63

Page 8: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan viii

Gambar Uraian Halaman

55. Kegiatan Soft launching dan Open House Musium Tanah .............. 63 56. Kegiatan Pusat unggulan Iptek ................................................... 64 57. Pameran Pertemuan Teknis dan Sosialisasi Hasil Penelitian 2017 di

PG Jatiroto ................................................................................ 65 58. Pameran open house BPTP Jawa Timur menyongsong tahun

perbenihan 2018 ....................................................................... 66

59. a. Pengunjung memasuki gerbang stand dan area pameran, b. Seminar dan diskusi (SEEDS) Perbenihan Nasional 2017, c-f. Antusian pengunjung dalam pameran, Seminar dan expo di

Politeknik Jember....................................................................... 68

60. Keragaan tanaman tebu di Kebun Susuhbango, wilayah PG Ngadirejo umur 7,5 bulan setelah tanam (bst) (Desember 2017) ....................................................................................... 69

61. Keragaan tanaman bunga matahari yang menjadi pembatas pada komplek Gelar Teknologi pada Penas XV di Aceh ......................... 70

62. Keragaan demplot varietas unggul dan calon varietas baru tebu

pada acara PENAS XV di Aceh tahun 2017 ................................... 71 63. Penandatanganan MoU antara Direktoprat Jenderal Industri Kecil

dan Menengah - Kementerian Perindustrian, Direktorat Jenderal

Perkebunan dan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian – Kementerian Pertanian, dan Pemerintah Daerah Kab. Timor Tengah Selatan ......................................................................... 73

64. Perkembangan tanaman kapas varietas Kanesia 16, Kanesia 17, Kanesia 18, Kanesia 19, dan Kanesia 20 dengan pembanding Kanesia 10 di Matekko, Bulukumba, Sulawesi Selatan 2017 .......... 74

65. Prosesing serat agave untuk menjadi bahan poles ....................... 75 66. Sumber Berita Website .............................................................. 83 67. Kontribusi Website Puslitbangbun Tahun 2017 ............................ 84

68. Halaman Muka Website Baru ...................................................... 86 69. Media Sosial Facebook ............................................................... 87 70. Media Sosial Twetter .................................................................. 87

71. Media Sosial Instagram .............................................................. 88 72. Kunjungan Mahasiswa dalam rangka Studi Banding ..................... 89 73. Delegasi The International Center for Tropical Agriculture (CIAT) .. 89

74. Proses Editing Reportase Seminar Nasional PERAGI ..................... 89 75. Proses Editing Profil Puslitbang Perkebunan versi Bahasa Inggris .. 90 76. Proses Editing Video : Lawan Wereng dengan Bio-protector ......... 90

77. Materi Tayang : Wisata Edukasi di Agro Inovasi Fair 2017 ............ 90 78. Kabar Agoinovasi - Dharma Wanita Persatuan Balitbangtan Peduli

Kanker ...................................................................................... 91

79. Proses Editing Video Launching Aplikasi Sistem Informasi

Pemantauan Tanaman Pertanian (SIMANTAP) .......................... 91 80. Materi Tayang Video Geliat Jagung Nasa 29 di Nusa Tenggara ..... 91

81. Materi Tayang Video Perbenihan Kelapa Unggul di Manado .......... 92 82. Proses editing video Produksi Benih Unggul Kakao di Sukabumi .... 92

83. Realisasi Anggaran Lingkup Puslitbang Perkebunan Berdasarkan Satker TA 2017 (Juta Rupiah) ..................................................... 98

Page 9: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan ix

Gambar Uraian Halaman

84. Realisasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja TA 2017 ( Juta Rupiah) ..................................................................................... 99

85. Target dan Realisasi PNBP Fungsional lingkup Puslitbang

Perkebunan TA 2017 .................................................................. 100

Page 10: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan x

RINGKASAN

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan sebagai salah satu Unit

kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian memiliki tugas dan fungsi

sebagai penghasil teknologi dan rekomendasi kebijakan khususnya dibidang

perkebunan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan selalu mendukung

visi Kementerian Pertanian dan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

serta terus berupaya untuk menghasilkan teknologi perkebunan yang mudah

diterapkan, efektif, efisien dan berdaya saing. Kegiatan penelitian dan

pengembangan selama tahun 2017 telah menghasilkan banyak teknologi inovatif

yang terkait dengan upaya peningkatan biodiversitas dan jumlah bahan

tanaman, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan, teknologi pengolahan

hasil, benih sumber, dan sintesis kebijakan.

VARIETAS UNGGUL

Sampai dengan akhir Tahun Anggaran (TA) 2017 Puslitbang Perkebunan

telah berhasil melepas 21 varietas unggul baru tanaman perkebunan, yaitu :

Tebu (4 Varietas), Kelapa (4 varietas), Sagu (1 varietas), Kapas (3 varietas),

Tembakau (7 Varietas) dan Teh (2 varietas).

TEKNOLOGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN PERKEBUNAN

Hasil-hasil penelitian teknologi peningkatan produktivitas tanaman

perkebunan selama TA 2017 yang telah dihasilkan sebanyak 17 teknologi terdiri

atas komoditas Tebu (3 teknologi); Kopi (2 teknologi); Kakao (1 teknologi); Lada

(2 teknologi); Jahe (1 teknologi); Jambu mete (1 teknologi); Kemiri Sunan (3

teknologi); Karet (1 teknologi); Sorgum Manis (1 teknologi) dan Kelapa (2

teknologi). Teknologi-teknologi yang sudah dihasilkan tersebut mencakup

komponen-komponen teknologi pemupukan, teknologi pemanfaatan mikroba,

teknologi budidaya tanaman, teknologi pengendalian hama dan penyakit, dan

teknologi pengolahan.

TEKNOLOGI DIVERSIFIKASI DAN PENINGKATAN NILAI TAMBAH/

PRODUK OLAHAN

Puslitbang Perkebunan Tahun Anggaran (TA) 2017 telah menghasilkan

teknologi diversifikasi dan peningkatan nilai tambah/produk olahan tanaman

perkebunan sebanyak 7 produk yaitu untuk komoditas Tebu (1 teknologi);

Kelapa (2 teknologi); Kapas (1 teknologi/alat); Kopi (1 formula); Lada (1

Page 11: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan xi

formula) dan Wereng coklat (1 formula). Teknologi yang dihasilkan adalah

berupa formula pupuk, formula insektisida yang ramah lingkungan, dan formula

Tricoderma dan alat pemisah biji kapas.

PLASMA NUTFAH TANAMAN PERKEBUNAN

Untuk mendukung kegiatan pemuliaan tanaman, diperlukan materi genetik

tanaman perkebunan. Sampai dengan Tahun Anggaran (TA) 2017 Puslitbang

Perkebunan telah memiliki sebanyak 13.460 aksesi yang terdiri dari 363 aksesi

tanaman palma, 6.440 aksesi tanaman rempah dan obat, 639 aksesi tanaman

penyegar dan industri lainnya, serta 6.018 aksesi tanaman pemanis dan serat.

BENIH SUMBER TANAMAN PERKEBUNAN

Produksi benih sumber tanaman perkebunan dicapai melalui kegiatan

pengelolaan UPBS, dengan output berupa benihsumber : (1) tanaman rempah

dan obat meliputi lada (255.000 stek/polybag); jambu mete (218.000 pohon);

pala (141.551 pohon); Kayumanis (2.000 pohon); dan cengkeh (188.300 pohon).

(2) tanaman industri dan penyegar berupa kakao (611.915 polybag); kopi

robusta (82.110 pohon); Kopi Arabika (705.365 pohon); dan karet (234.000

pohon). (3) tanaman pemanis dan serat berupa tebu (5.900.000 budset G1 dan

G2); (4) tanaman kelapa (611.310 butir/pohon); Kelapa kopyor (190

benih/pohon mencakup benih tanaman kelapa yang dihasilkan di KP. Mapanget,

KP. Paniki, dan KP. Kima Atas dan Kurma (375 pohon).

REKOMENDASI KEBIJAKAN

Kinerja rekomendasi kebijakan dicapai melalui kegiatan analisa kebijakan.

Selama TA 2017 telah terealisasi sebanyak 6 (enam) rekomendasi kebijakan

yaitu: (1) Kebijakan memasyarakatkan Pestisida Alami; (2) Penanganan

Aflatoksin pada Pala untuk pemenuhan syarat Ekspor; (3) Pengembangan Tebu

di wilayah non Pabrik Gula; (4) Implementasi Sistem Beli Putus Tebu; (5)

Inovasi Perbenihan mendukung gerakan Peremajaan Kelapa dan (6) Percepatan

Diseminasi Teknologi Pengembangan Lada.

PENGEMBANGAN DAN DISEMINASI INFORMASI PERKEBUNAN

Adopsi teknologi oleh pengguna/petani telah dirintis percepatan

penyampaian inovasi hasil penelitian melalui diseminasi dan publikasi hasil

penelitian serta kerjasama penelitian dengan mitra kerja swasta, pemerintah,

dan perguruan tinggi.

Page 12: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan xii

SUMBERDAYA KEUANGAN

Pagu anggaran UK/UPT lingkup Puslitbang Perkebunan Tahun 2017

sebesar Rp. 148.126.346.000,-. Pada akhir tahun diterbitkan kebijakan save

blocking (blokir) anggaran sebesar Rp.2.800.000.000,- sehingga pagu anggaran

riil Puslitbang Perkebunan Rp. 141.326.346.000,-. Berdasarkan jenis belanja,

realisasi belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal per 31 Desember

2016 berturut-turut mencapai 99,12%; 97,76%; dan 95,61. Realisasi untuk

semua jenis belanja mencapai angka diatas 95% menunjukkan bahwa

penyerapan anggaran telah melebihi target yang telah ditetapkan, dan

pelaksanaan kegiatan berjalan lancar.

Realisasi PNBP di Puslitbang Perkebunan (1,79%), Balittro (113,86%),

Balittri, 67,90%, Balitpalma 97,67%, dan Balittas (124,12%), Puslitbang

Perkebunan,Balittri dan Balitpalma tidak mencapai target yang telah ditentukan.

Realisasi PNBP di Puslitbang Perkebunan hanya mencapai 1,7% karena target

yang terlalu tinggi sementara sumber PNBP di Puslitbang Perkebunan hanya

bersumber dari sewa mess, sementara Balittri dan Balit Palma dampak dari

musim kemarau tahun 2015 sehingga produksi turun di tahun 2016-2017.

Page 13: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan xiii

SUMMARY

Indonesian Center for Estate crops Research and Development (ICERD) as

one of the centers of the Indonesian Agency for Agricultural Research and

Development (IAARD) has the task and functions as a provider of technology

and policy recommendations, especially in estate crops. ICERD always support

the vision of Ministry of Agriculture and the Indonesian Agency for Agricultural

Research and Development, as well as continually strive to produce a

competitive, effective and efficient estate crops technology that easy to be

applied. There were quite a lot of innovative technologies research resulted

during 2017 related to the improvement of biodiversity, plant materials, quality

and productivity of estate crops, processing quality, seed sources, and policy

synthesis.

HIGH YIELDING VARIETIES

Up to the end of 2017, ICERD released 21 new high yielding varieties of

estate crops, namely Sugar cane (4 variety); Coconut (4 varieties); Sago (1

variety); Cotton (3 varieties); Tobaco (7 varieties) and Tea (2 varieties).

PRODUCTIVITY IMPROVEMENT TECHNOLOGY OF ESTATE CROPS

As much as 17 improvement technologies had been produced by ICERD i.e

Sugar cane (3 technologies); Coffee (2 technologies); Cocoa (1 technology);

Pepper (2 technologies); Ginger (1 technology); Cashew (1 technology); Rubber

(1 technology); Oil Pecan (3 teknologies); Sweet sorghum (1 teknology) and

Coconut (2 technologies). Those resulted technologies mentioned above includes

technologies components of fertilization, microbial utilization, cultivation tech,

pests and diseases control, and processing technology.

DIVERSIFICATION TECHNOLOGY AND ADDED VALUE ENHANCEMENT/ PROCCESSING PRODUCT

In 2017 there were 7 formula of diversification technology and processing

product resulted by ICERD comprising Sugar cane (1 technology); Coconut (2

technologies); Cotton (1 technology); Coffee (1 technology); Papper (1

technology) and brownplanthopper (1 formula). The resulting technologies are

fertilizers formula, environmentally friendly pesticide formula, tricoderm formula

and mini cotton seed separator.

Page 14: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan xiv

ESTATE CROPS GERMPLASM

To support plant breeding activities, the genetic material of estate crops is

neccessary. Up to 2017, the ICERD had collected as many as 13, 460 accessions

consisting of 363 accessions palm trees, 6,440 accessions spices and medicinal

plants, 639 plant accessions beverages and industrial crops, as well as the 6,018

accession sweeteners and fiber crops.

SEED SOURCE OF ESTATE CROPS

The production of estate crops seed source is achieved through UPBS

management activities by the output of: (1) spice and medicinal plants include

pepper (255,000 cuttings/polybag); Patchouli (68.420 cuttings); Cashew

(218,000 trees); Nutmeg (141,551 trees); Cinnamon (2,000 trees); and Cloves

(188,300 trees). (2) industrial plants and beverages in the form of cocoa

(611,913 polybag); Robusta coffee (82,110 trees); Arabica coffee (705.365

trees) and rubber (234,000 trees). (3) Sweeteners and fiber crops such as Sugar

cane (5.900.000 budset G1 and G2). (4) Palm tree (611.500 trees); including

coconut seeds produced in KP. Mapanget, KP. Paniki, and KP. Kima Atas and

Dates (375 trees).

POLICY RECOMMENDATION

The performance of policy recommendation was achieved by policy

analisys activity. There were six policy recommendations resulted in 2016 i.e. :

(1) to Socialize Natural PesticidesPolicies; (2) Handling Aflatoxin in Nutmeg to

fulfill Export requirement; (3) Development of Sugar Cane in Non Sugar Factory

Area; (4) Implementation of Buy Cane Sugar Cane System; (5)Seed Innovation

supports the Coconut Rejuvenation movement; and (6) Acceleration of

Technology Dissemination of Pepper Development.

DEVELOPMENT AND DISSEMINATION OF ESTATE INFORMATION

For technology adoption by the user/farmer, the acceleration of delivery of

innovation had been initiated through dissemination results and the publication

of results, and research collaboration with private partners, government, and

universities.

Page 15: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan xv

FINANCIAL RESOURCES

The budget of ICERD including its research institution, at the beginning of

the budget year amounting to Rp. 144.126.346.000, -. At the end of the year

after self blocking policy Rp. 2.800.000.000,- there fare the riil budget of ICERD

was Rp. 141.326.346.000, -. Based on the type of expenditure, the realization of

personnel expenditure, goods expenditure and capital expenditure per December

31, 2016 respectively reached 99.12%; 97.76%; and 95.61. Realization for all

types of shopping reaches above 95% indicates that the budget absorption is

surpassing the set targets, and implementation of the activities running

smoothly. Realization of non-tax revenues in Puslitbang Perkebunan (1.79%);

Balittro (113.86%), Balittri, 67.90%, 97.67% Balit Palma, and Balittas (124.12%)

exceeded the target. Puslitbang Perkebunan, Balittri dan Balit Palma not reach

the set targets. Realization of non-tax revenues in the Puslitbang Perkebunan

only reaches 1.79% since the target is too high while non-tax sources in the

Puslitbang Perkebunan only from guest house, while Balittri and Balit Palma

affected by dry season impact of 2015 so Production fell in 2016 to 2017.

Page 16: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas
Page 17: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 1

I. PENDAHULUAN

Komoditas perkebunan memiliki kontribusi besar dalam pembangunan

ekonomi dengan perannya sebagai penyumbang devisa negara, penyedia

lapangan kerja, peningkatan kesejahteraan petani dan pertumbuhan ekonomi

nasional. Agar kontribusi tersebut dapat dipertahankan dan bahkan ditingkatkan,

pembangunan usaha perkebunan harus selalu didukung oleh IPTEK melalui

pengembangan teknologi dan inovasi untuk menghadapi permasalahan dan

tantangan pertanian kedepan.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan sebagai salah satu Unit

kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian memiliki tugas dan fungsi

sebagai penghasil teknologi dan kebijakan khususnya dibidang perkebunan.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan selalu mendukung visi

Kementerian Pertanian dan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian serta

terus berupaya untuk menghasilkan inovasi teknologi perkebunan yang mudah

diterapkan, efektif, efisien dan berdaya saing.

Mengacu pada sasaran strategis Renstra Puslitbang Perkebunan 2015-

2019 dan sebagai basis dalam proses perencanaan kegiatan, kegiatan penelitian

dan pengembangan selama tahun 2017 telah menghasilkan banyak inovasi

teknologi yang terkait dengan upaya peningkatan produktivitas dan mutu hasil

tanaman perkebunan serta hasil sintesis kebijakan.

Puslitbang perkebunan tahun 2015-2019 fokus pada upaya mendukung

dua program strategis Kementerian Pertanian yaitu : (1) pencapaian

swasembada gula, (2) nilai tambah, (3) daya saing, dan (4) menghadapi

kampanye negatif yang berkaitan dengan lingkungan dan kesehatan. Kegiatan

yang sudah dilakukan meliputi, perakitan varietas unggul baru tebu dan

komoditas perkebunan lainnya, penyediaan benih sumber tebu hasil kultur

jaringan dan benih sumber tanaman perkebunan lainnya, penelitian

peningkatan produktvitas tebu, peningkatan produktivitas dan diversifikasi

komoditas perkebunan lainnya melalui perakitan teknologi budidaya pendukung

serta Good Agricultural Practice (GAP) untuk memenuhi standar kualitas produk

olahan komoditas perkebunan. Sesuai dengan perubahan lingkungan strategis,

Puslitbang perkebunan juga berupaya mengembangkan berbagai komoditas dan

teknologi bioenergi.

Page 18: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 2

Pada Tahun anggaran 2017 telah dihasilkan 1,5 juta benih G2 untuk

mendukung upaya pencapaian swasembada gula. Upaya peningkatan

produktvitas tebu dan komoditas perkebunan lainnya,melalui perakitan

varietas unggul telah dihasilkan 21 VUB, yang terdiri atas 4 varietas tebu, 2

varietas teh, varietas tembakau, varietas kapas, varietas kelapa, dan 1

varietassagu. Selain itu, juga dihasilkan 17 teknologi peningkatan produksi

komoditas tebu, kakao, kopi, lada, jambumete, cengkeh dan kelapa. Kegiatan

litbang untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing komoditas

perkebunan telah menghasilkan 5 produk olahan dan teknologi proses, yaitu

formula pupuk hayati pada tanaman kopi, 2 produk olahan berbahan kelapa,

1 produk olahan berbahan sagu, formula biopestisida untuk mengendalikan

wereng coklat, formula biopestisida untuk mengendalikan uret pada tebu.

Agar inovasi teknologi dan kelembagaan pertanian dapat segera

menyentuh masyarakat maka diseminasi teknologi merupakan suatu keharusan

dengan memanfaatkan berbagai saluran dan media yang tepat dan efektif.

Umpan balik diseminasi teknologi dari masyarakat berperan penting sebagai

acuan dalam perencanaan penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan

teknologi yang lebih sesuai dengan kebutuhan para penggunanya.

Dalam upaya peningkatan efektivitas dan efisiensi kinerja, Balitbangtan

merestrukturisasi program penelitian dan pengembangan pertanian, yakni

program strategis Kementerian Pertanian, penelitian dasar (basic research), yaitu

penelitian untuk menciptakan teknologi unggul dan inovasi, dan penelitian

adaptif (adaptive research) untuk pematangan teknologi yang siap dilepas.

Program penelitian dan pengembangan mendukung Agenda Riset Nasional

(ARN) merupakan bentuk kemitraan dan kerja sama dengan berbagai lembaga

penelitian nasional (Kemenristek Dikti, LAPAN, LIPI, PT dll) dan internasional.

Pembenahan organisasi dan peningkatan kemampuan sumber daya penelitian

dan tenaga penunjang terus diupayakan untuk meningkatkan produktivitas

kinerja.

Page 19: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 3

II. VARIETAS UNGGUL

Varietas Unggul merupakan hasil penelitian yang mempunyai daya

ungkit dalam peningkatan produktivitas tanaman. Selama TA 2017, Puslitbang

Perkebunan telah melepas 21 varietas unggul baru tanaman perkebunan yang

terdiri dari : Tebu (4 varietas), Kapas (3 varietas), Tembakau (7 varietas), Kelapa

(4 varietas), Sagu (1 varietas) dan Teh (2 varietas). Keunggulan dari masing-

masing varietas adalah sebagai berikut :

TEBU

1. AAS Agribun

Varietas ini mempunyai produktivitas yang tinggi, yaitu mencapai 134.6

± 68.95 ton/ha di lahan sawah dan 112.5 ± 33.11 ton/ha untuk lahan tegal.

Rendemen yang diperoleh mencapai 10.05 ± 0,97 % di lahan sawah dan 7.76 ±

0.47 % di lahan tegal. Hablur yang dihasilkan mencapai 13.73 ± 5.87 ton/ha

lahan sawah dan 8.70 ± 2.36 ton/ha di lahan tegal. Klon mutan baru tersebut

juga menghasilkan kadar sabut mencapai 13.10%. Varietas ini cocok untuk

dikembangkan pada lahan spesifik dengan iklim C2 Oldeman, tekstur tanah geluh

(loamy).

2. AMS Agribun

Varietas ini mempunyai produktivitas stabil pada semua lokasi pengujian

dengan produktivitas 132.5 ± 63.34 ton/ha di lahan sawah dan 110.0 ± 57.52

ton/ha di lahan tegal, rendemen 10.03 ± 0.45 % di lahan sawah dan 7.84 ±

0.11% di lahan tegal. Hablur gula yang diperoleh mencapai 13.10 ± 4.82 ton/ha

di lahan sawah dan 8.60 ± 4.31 ton/ha di lahan tegal.

3. ASA Agribun

Varietas ini diperoleh melalui kegiatan perakitan varietas menggunakan

metoda keragaman somaklonal dan induksi mutasi dengan iradiasi sinar gamma.

Melalui kegiatan seleksi, uji daya hasil dan uji mutilokasi diperoleh varietas hasil

perlakuan iradiasi sinar gamma pada populasi sel somatik varietas Bululawang

dengan produktivitas 121.10 ± 42.10 ton/ha di lahan sawah dan 116.63 ± 49.52

ton/ha di lahan tegal. Rendemen di lahan sawah 10.18 ± 0.13 %, sedangkan

untuk lahan tegal 7.16 ± 0.30 % dan hablur gula mencapai 12.25 ± 2.47 ton/ha

di lahan sawah dan 8.37 ± 3.84 ton/ha di lahan tegal. Varietas ini cocok

dikembangkan pada lahan spesifik lokasi dengan iklim C2 Oldeman, tekstur

Page 20: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 4

tanah geluh (loamy) dengan kandungan liat dan pasir seimbang dan pengairan

cukup.

4. CMG Agribun

Varietas ini diperoleh melalui perakitan tebu menggunakan kombinasi

keragaman somaklonal dengan iradiasi sinar gamma pada varietas asal PS 864.

Melalui kegiatan seleksi, uji daya hasil dan uji adaptasi telah diperoleh varietas

yang mempunyai rendemen tinggi dan stabil pada tipe agroekologi C2 dan C3

pada saat terjadi cekaman iklim la nina pada tahun 2016. Produktivitas yang

dihasilkan adalah 102.3 ± 53.97 ton/ha di lahan sawah dan 84.77± 20.02 di

lahan tegal. Rendemen yang diperoleh mencapai 10.68 ± 1.27% di lahan sawah

dan 7.94 ± 0.2% di lahan tegal, sedangkan hablur gula mencapai 10.60 ± 1.75

ton/ha di lahan sawah dan 6.77 ± 2.34 ton/ha di lahan tegal. Kadar sabut dari

klon mutan ini mencapai 14.84%.

AAS Agribun AMS Agribun

Page 21: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 5

ASA Agribun CMG Agribun

Gambar 1. Keragaan Tebu varietas baru AAS, AMS, ASA dan CMB Agribun

KELAPA

5. Kelapa Bido Morotai

Varietas asal Pulau Morotai, Maluku Utara, Provinsi Maluku Utara. Ciri

khasnya berbatang pendek, produksi buah dan nira yang tinggi. Kelapa Bido

lambat bertambah tinggi dibanding kelapa tipe Dalam. Mulai berbuah umur 3

tahun, ukuran buah bulat dan besar (2,5 kg/butir). Varietas ini tumbuh baik di

lahan kering iklim basah dengan tinggi tempat <100 m dpl, curah hujan

>1500 – 2.500 mm per tahun dengan bulan kering < 6 bulan kering dengan

curah hujan 1000-1200 mm/tahun. Kelapa Bido memiliki potensi hasil kopra lebih

dari 4 ton/ha/tahun, dengan berat kopra/butir 320 gr dan kadar minyak 58,34%.

Gambar 2. VUB Kelapa Bido Morotai

Page 22: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 6

6. Kelapa Dalam Lampanah

Varietas kelapa Dalam asli Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh.

Tumbuh di lahan kering iklim basah dengan tinggi tempat < 300 m dpl, curah

hujan >1500 – 2000 mm per tahun dengan bulan kering < 6 bulan kering, mulai

berbunga 5 tahun, panen 6 tahun dan buahnya beragam memiliki lingkar polar

lebih panjang dari lingkar ekuatorial, memiliki 13,35 tandan/pohon, jumlah buah

9,25 butir/tandan atau rata-rata sebanyak 138 butir/pohon/tahun, berat daging

kelapa segar adalah 449 g/butir atau sekitar 224 g kopra/butir dan potensi

produksi kopra 30,97 kg/pohon/tahun atau 3,80 ton kopra/ha/tahun dengan

kadar lemak 66,40, kadar air kopra sekitar 3,42% dan protein sekitar 6,81%.

Total asam lemak jenuh 94,27%, asam lemak jenuh rantai medium 67,21%, dan

kandungan asam laurat 46.50%. Air buahnya memenuhi standar air minum yang

sehat, jumlah bunga betina dan buahnya juga relatif banyak.

Gambar 3. VUB Kelapa Dalam Lampanah

7. Kelapa Dalam Selayar

Varietas unggul Kelapa Dalam Selayar berasal dari Kab. Kepulauan

Selayar memiliki keunggulan buah besar dengan rata-rata jumlah buah/tandan

>9 butir,rata-rata jumlah buah/pohon/tahun 119 butir. Potensi produksi kopra

>3 ton/tahun. Jumlah PIT 1.300 pohon dengan potensi benih 122.200

butir/tahun. Memiliki kadar minyak dan protein tinggi. Daerah pengembangan

lahan kering iklim basah dengan bulan kering <5 bulan berturut-turut dengan air

tanah dangkal.

Page 23: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 7

Gambar 4. VUB Kelapa Dalam Selayar

8. Kelapa Dalam Babasal

Varietas unggul Kelapa Dalam Babasal berasal dari Kab. Banggai.

Varietas ini memiliki keunggulan jumlah buah/tandan >10 butir, jumlah

buah/pohon rata-rata 128 butir, kadar minyak dan protein tinggi, daging buah

tebal. Potensi produksi kopra sekitar 3 ton/ha/tahun. Daerah pengembangan

lahan kering iklim basah dengan curah hujan <6 bulan dengan air tanah dangkal.

Jumlah PIT 1000 pohon dengan potensi benih 106.000 per tahun. Babasal

(Banggai, Belantak dan Saluan) adalah singkatan dari etnis yang ada di

Kab.Banggai.

Gambar 5. VUB Kelapa Dalam Babasal

Page 24: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 8

9. Sagu Bestari

Varietas unggul Sagu Bestari berasal dari Kab. Indragiri Hilir tergolong

dalam sagu yang tidak berduri dengan keunggulan setiap pohon memiliki rata-

rata 495 kg pati sagu atau 255 kg berat kering. Persentase Karbohidrat cukup

tinggi yaitu 84%. Daerah pengembangan iklim basah dan berair.

Gambar 6. VUB Sagu Bestari

KAPAS

10. Kanesia 21 Agribun

Varietas ini moderat toleran terhadap kekeringan, agak tahan terhadap

hama A. biguttula dengan kerapatan bulu daun 421 bulu/cm2 (banyak), tahan

terhadap penyakit S. rolfsi. Potensi produksi bervariasi antara 1951,8 kg –

3533,7 kg kapas berbiji/ha tanpa perlakuan benih dan 1621,7 kg – 3521,0 kg

kapas berbiji/ha dengan perlakuan benih, dengan peningkatan produktivitas 25%

- 35% dibandingkan Kanesia 10. Galur 03008/25 mampu beradaptasi secara luas

pada kondisi dengan perlakuan benih sebelum tanam, berproduktivitas tertinggi

di daerah dengan tipe tanah vertisol/grumosol, curah hujan setahun 2900mm

dengan tipe iklim sedang. Kandungan serat 38,9 %, mutu serat (kehalusan serat

4,9 mikroner, kekuatan serat 28,4 g/tex, panjang serat 28,5 mm, keseragaman

serat 86,6 % dan mulur serat 7,3 %). Mutu serat memenuhi syarat yang

diinginkan industri tekstil.

Page 25: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 9

Gambar 7. VUB Kanesia 21 Agribun

11. Kanesia 22 Agribun

Varietas ini toleran terhadap kekeringan, agak tahan terhadap hama A.

biguttula dengan kerapatan bulu daun 277 bulu/cm2 (sedang). Tahan terhadap

penyakit S. rolfsii, agak tahan terhadap penyakit R. solani. Potensi produksi

bervariasi antara 1921 kg – 2744 kg kapas berbiji/ha tanpa perlakuan benih dan

1635 kg – 3037 kg kapas berbiji/ha dengan perlakuan benih sebelum tanam,

dengan peningkatan produktivitas 18% dibandingkan Kanesia 10. Varietas ini

beradaptasi secara luas dengan perlakuan benih maupun tanpa perlakuan benih.

Kandungan serat 37,8 %, mutu serat (kekuatan serat 30,1 g/tex, kehalusan

serat 4,7 mikroner, panjang serat 28,3 mm, keseragaman serat 87.3 % dan

mulur serat 8.0 %). Mutu serat memenuhi syarat yang diinginkan oleh industri

tekstil.

Page 26: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 10

Gambar 8. VUB Kanesia 22 Agribun

12. Kanesia 23 Agribun

Varietas ini moderat toleran terhadap kekeringan, agak tahan terhadap

A. biguttula, tahan terhadap penyakit S. rolfsii, agak tahan terhadap penyakit R.

solani. Potensi produksi bervariasi antara 2073 kg – 2926 kg kapas berbiji/ha

tanpa perlakuan benih dan 1011 kg - 3627 kg kapas berbiji/ha dengan perlakuan

benih, dengan peningkatan produktivitas 18% - 26% dibandingkan Kanesia 10.

Galur 03017/15 mampu beradaptasi secara luas pada kondisi dengan perlakuan

benih, berproduktivitas tertinggi di daerah dengan tipe tanah vertisol/grumosol,

curah hujan setahun 2900mm dengan tipe iklim sedang. Kandungan serat

40,2 %, mutu serat (kekuatan serat 31,3 g/tex, kehalusan serat 4,8 mikroner,

panjang serat 28,0 mm, keseragaman serat 88,4 % dan mulur serat 7,3 %).

Mutu serat memenuhi syarat yang diinginkan oleh industri tekstil.

Page 27: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 11

Gambar 9. VUB Kanesia 23 Agribun

TEH

13. Teh Tambi 1

Teh Tambi 1 termasuk dalam golongan sinensin. Bentuk batang silindris,

permukaan batang halus, sistem percabangan 36,50°, warna batang

kecokelatan. Panjang ruas tunas/daun 1,96 cm, Bangun daun (circum scriptio)

memanjang (oblongus), panjang daun 6,26± 1,41 cm, lebar daun 2,33±0,61 cm,

luas daun 16,04 cm². Panjang tangkai daun (petiolus) 0,35±0,10 cm, kedudukan

daun (phyllotaxis) 40°, pangkal daun (basis follii) runcing (acutus), tulang daun

(venatio) 6-8 pasang, tepi daun (margofollii) bergerigi (serratus), ujung daun

(apex follii) runcing (acutus). Muka daun bergelombang, warna pucuk p+1 hijau

kecoklatan, warna daun tua adalah hijau tua. Bobot pucuk p+2 adalah

0,45±0,19 g, bobot pucuk p+3 adalah 0,81±0,26 g. Jumlah bulu pada peko

24,50 per mm², jumlah stomata 55,75 per mm². Pertumbuhan tunas setelah

dipangkas cepat, potensi hasil teh kering 2201,70 kg/ha/thn, kandungan

polifenol 4,29%, perakaran baik, agak tahan terhadap Helopeltis, Empoasca sp.,

dan tahan tungau. Agak tahan terhadap penyakit cacar daun. Baik ditanam di

dataran tinggi dengan tipe iklim B.

Page 28: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 12

14. Teh Tambi 2

Termasuk dalam golongan sinensin. Bentuk batang silindris, permukaan

batang halus, sistem percabangan 37,50°, warna batang kecokelatan. Panjang

ruas tunas/daun 2,21 cm, Bangun daun (circum scriptio) memanjang (oblongus),

panjang daun 9,61± 1,26 cm, lebar daun 3,91±0,67 cm, luas daun 21,5 cm².

Panjang tangkai daun (petiolus) 0,37±0,10 cm, kedudukan daun (phyllotaxis)

39°, pangkal daun (basis follii) runcing (acutus), tulang daun (venatio) 6-8

pasang, tepi daun (margofollii) bergerigi (serratus), ujung daun (apex follii)

runcing (acutus). Muka daun bergelombang, warna pucuk p+1 hijau kecoklatan,

warna daun tua adalah hijau tua. Bobot pucuk p+2 adalah 0,68±0,22 g, bobot

pucuk p+3 adalah 1,35±0,23 g. Jumlah bulu pada peko 31,25 per mm², jumlah

stomata 55,43 per mm². Pertumbuhan tunas setelah dipangkas cepat, potensi

hasil teh kering 3289,40 kg/ha/thn, kandungan polifenol 4,55%, perakaran baik,

agak tahan terhadap Helopeltis, Empoasca sp., dan tungau. Agak tahan terhadap

penyakit cacar daun. Baik ditanam di dataran tinggi dengan tipe iklim B.

Gambar 10. Keragaan VUB Teh Tambi 1 dan Tambi 2

TEMBAKAU

15. Kemloko 4 Agribun

Hasil persilangan antara varietas Kemloko 2 dengan Prancak 95. Varietas

ini tahan terhadap penyakit layu bakteri (R. solanacearum), nematoda puru akar

(Meloidogyne spp) dan penyakit lanas (P. nicotianae). Hasil rajangan kering galur

ini meningkat 16,21- 29,43 % dibanding Kemloko 3 menjadi 861-1.061 kg/ha.

Indek tanaman meningkat 10,83- 29,52% dibanding Kemloko 3 menjadi 25,37-

47,84%. Kadar nikotin 3,00-3,54%. Varietas ini direkomendasikan untuk

dikembangkan pada lahan tegal.

Page 29: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 13

16. Kemloko 5 Agribun

Hasil persilangan antara varietas Kemloko 1 dengan varietas K 399.

Varietas ini tahan terhadap penyakit layu bakteri (R. solanacearum), nematoda

puru akar (Meloidogyne spp) dan penyakit lanas (P. nicotianae). Hasil rajangan

kering galur ini meningkat 11,45 – 13,17% dibanding Kemloko 3 menjadi 893-

1.071 kg/ha. Indek tanaman meningkat 14,07 - 16,45% dibanding Kemloko 3

menjadi 29,53 - 42,37%. Kadar nikotin 3,24 - 4,54%. Varietas ini

direkomendasikan untuk dikembangkan pada lahan di lereng gunung Sumbing.

17. Kemloko 6 Agribun

Hasil persilangan antara varietas Kemloko 2 dengan varietas K 399.

Varietas ini tahan terhadap penyakit layu bakteri (R. solanacearum), nematoda

puru akar (Meloidogyne spp) dan Penyakit lanas (P. nicotianae). Hasil rajangan

kering galur ini meningkat 14,46- 48,90 % dibanding Kemloko 3. Indek tanaman

meningkat 9,74 – 15,79% dibanding Kemloko 3. Varietas ini direkomendasikan

untuk dikembangkan pada lahan di lereng gunung Sindoro.

Gambar 11. Keragaan VUB Kemloko 4, 5 dan 6 Agribun

18. Tembakau Virginia Hibrida NTB: GL 26 H

Varietas unggul baru tembakau virginia Hibrida GL26H mempunyai

keunggulan potensi produksi krosok :1,88-2,13 ton/ha, indek mutu 70.28-86,99,

indek tanaman 133,45-178,82%, kadar nikotin 2,11-4,11%, moderat tahan

terhadap jamur P. nicotiana dan Bakteri R. solanacearum.

Page 30: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 14

19. Tembakau Virginia Hibrida NTB: GF 318

Varietas unggul baru tembakau virginia Hibrida GF 318 mempunyai

keunggulan potensiproduksi krosok :1,73-2,03 ton/ha, indek mutu 62,34-85,74%,

indek tanaman 108,02-158,66%, kadar nikotin 2,19-4,21%, moderat tahan

terhadap jamur P. nicotiana dan Bakteri R. solanacearum.

20. Tembakau Virginia Hibrida NTB: NC 471

Varietas unggul baru tembakau virginia Hibrida NC 471 mempunyai

keunggulan potensi produksi krosok : 1,73-1,99 ton/ha, indek mutu 55,37-

78,35%, indek tanaman 95,84-152,03%, kadar nikotin 2,07-4,22%, moderat

tahan terhadap jamur P. nicotiana dan bakteri R. solanacearum.

Gambar 12. Keragaan VUB tembakau GF 318, GL 26H, dan NC 471

21. Tembakau Tulung Agung: Gagang Sidi

Varietas unggul baru tembakau Tulungagung Gagang Rejeb Sidi

mempunyai keunggulan potensi produksi tembakau rajangan kering 0,82-0,95

ton/ha, indek mutu 58,19-75,28, indek tanaman 71,72-86,99, kadar nikotin 3,12-

5,42%, moderat tahan terhadap jamur P. nicotiana dan Bakteri R. solanacearum.

Gambar 13. Keragaan VUB Gagang Sidi

Page 31: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 15

III. TEKNOLOGI PENINGKATAN PRODUKSI

Usahatani dibidang perkebunan menghadapi berbagai permasalahan

berupa penurunan produktivitas tanaman, serta serangan hama dan penyakit

sehingga memerlukan teknologi budidaya yang tepat yang dapat meningkatkan

produktivitas. Teknologi budidaya perkebunan mencakup perbenihan,

pemupukan dan pengendalian hama serta penyakit tanaman. Teknologi budidaya

tanaman perkebunan yang dihasilkan selama TA 2017 adalah sebagai berikut :

1. Protokol perbenihan tebu RC-1

Benih tebu RC-1 dihasilkan dari pertanaman G2. Pemeliharaan yang baik

a.l pemupukan pembumbunan, pengairan, dan PHT. Pemupukan dilakukan dua

kali yakni umur 1 minggu dan 1,5 bulan setelah kepras. Dosis pupuk adalah

180 kg N, 75 kg P2O5 dan 75 kg K2O per Ha. 1/3 dosis pupuk N, 1 dosis pupuk P

dan K diberikan pada saat kepras sebagai pupuk dasar atau paling lambat 1

minggu setelah kepras. Sisa pupuk N diberikan pada umur 1-1,5 bulan setelah

kepras. Pemupukan dilakukan dengan dibuat lubang pupuk dengan jarak 10 cm

dari tanaman. Pembumbunan dilakukan 2 kali setelah pemupukan 1 dan 2.

Pengairan dilakukan apabila saat menjelang pemupukan belum ada hujan.

Adapun pengendalian hama dan penyakit dilakukan sesuai dengan tingkat

serangan.

Benih tebu RC-1 dapat dipanen pada umur 5-8 bulan. Umur panen benih

tebu paling optimal adalah 6-7 bulan, baik secara jumlah mata yang dihasilkan

ataupun daya tumbuh benih. Sementara itu untuk benih yang dipanen pada

umur 8 bulan terdapat beberapa mata yang daya tumbuhnya turun.

Benih yang telah siap ditebang, dan diproses menjadi benih dalam

bentuk bud chips dengan alat bud chiper. Budchip dilakukan HWT dengan suhu

52oC selama 30 menit. Selanjutnya direndam pada larutan fungisida dan atonik

selama 10 menit. Selanjutnya bud chips diperam selama 24 jam. Bud chip

disemai pada media tanah + pasir + kompos dengan perbandingan 2:2:1 selama

satu minggu. Dengan menggunakan metode bud chip pertanaman benih tebu

sampai dengan umur 8 bulan, dapat menghasilkan benih efektif minimal

sebanyak 11 mata (ruas 5-16) dengan daya tumbuh ≥80%. Seleksi dilakukan

terhadap benih yang disemai sebelum dipindah ke media pot tray atau polibag.

Pemindahan benih semai pada pot tray atau polibag ukuran 10x12.5 cm dengan

Page 32: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 16

media seperti pada media persemaian. Benih bud chip dipelihara sampai dengan

umur 2.5-3 bulan atau telah memiliki daun 5-6 daun. Benih bud chip yang telah

memilki daun 5-6 daun siap untuk dilakukan transplanting ke lapang.

Keunggulan:

a. Benih tebu RC-1 tidak dijumpai penyakit Ratoon Stunting Deseases (RSD).

b. Memenuhi SNI benih tebu tahun 2008.

c. Penggunaan benih tebu dari tanaman ratoon cane pertama hasil kultur

jaringan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi perbenihan tebu.

d. Meningkatkan ketersediaan jumlah benih tebu, sehingga dapat menurunkan

harga benih tebu.Teknologi Pupuk Hayati Tebu PC.

e. Formula Pupuk hayati yang bermanfaat sebagai pensubtitusi pupuk kimia

anorganik hingga 25%, sehingga dapat meningkatkan efektifitas pupuk

anorganik.

2. Teknologi pupuk NPK tebu PC

Paket pemupukan terbaik tidak sama pada empat tipologi lahan yang

berbeda.

Pada tanah Inseptisol (tekstur sedang) dan Entisol (tekstur pasir)

direkomendasikan pemupukan 260 N + 180 P2O5 + 180 K2O setara dengan

1.200 kg Phonska + 200 kg Urea per hektar.

Untuk tanah Vertisol (tekstur liat) cukup menggunakan 170 N + 90 P2O5 +

90 K2O setara dengan 600 kg Phonska + 200 kg ZA + 100 kg Urea per

hektar.

Untuk tanah Alfisols (tekstur sedang, kandungan liat agak tinggi), cukup

menggunakan paket perlakuan 135 N + 135 P2O5 + 135 K2O setara dengan

900 kg Phonska per hektar.

Page 33: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 17

Gambar 14. Keragaan tebu varietas PSDK 923 A. di Entisol Asembagus-Situbondo, B. Inceptisol Bangkalan-Madura, C. Vertisol Sumberrejo-Bojonegoro dan D.

Alfisol Muktiharjo-Pati.

3. Pengendalian penyakit tebu melalui benih sehat (Pengendalian

penyakit dengan Hot water Treatment (HWT) dan kultur meristem

pada tanaman tebu)

Pengendalian penyakit tebu melalui benih sehat dilakukan dengan teknik

HWT menggunakan mesin waterbath dengan suhu 50oC selama 2 jam didahului

dengan perendaman ruas/mata tebu dalam air mengalir selama 5-48 jam untuk

mengeliminasi keberadaan bakteri Leifsonia xyli sub sp xyli sebagai penyebab

penyakit RSD (Ratoon Stunting Disease).

A B

C D

Page 34: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 18

A B C

D E F

Gambar 15. Perlakuan benih tebu, A Ruas/mata tebu, B Perendaman air mengalir 5-48 jam, C Proses HWT 50oC, 2 jam dengan Waterbath, D HWT 45oC tanpa perendaman, E HWT 45oC tanpa perendaman dan F Budset direndam dalam

air mengalir 48 jam+HWT 50oC selama 2 jam

4. Teknologi pengendalian VSD dengan metabolit sekunder

Penyakit VSD merupakan penyakit jaringan pembuluh yang sulit untuk

dikendalikan karena C. theobromae mengkolonisasi jaringan pembuluh sehingga

mudah menyebar ke seluruh bagian tanaman dan sulit terjangkau oleh fungisida.

Pengendalian hama dan penyakit pada saat ini yang banyak dilakukan petani

adalah mengunakan pestisida sintetik. Pengunaan pestisida sintetik yang terus

menerus dapat berakibat buruk terhadap lingkungan, kesehatan manusia, dan

memberikan efek residu pada produk kakao yang dihasilkan. Oleh karena itu,

diperlukan pengendalian yang lebih ramah lingkungan, diantaranya adalah

pengunaan metabolit sekunder agens hayati.

Page 35: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 19

Pengendalian menggunakan agens hayati dan metabolit sekunder dapat

menjangkau patogen yang berada dalam jaringan tanaman terutama yang sulit

terjangkau. Hal ini bisa terjadi karena agens hayati dan kandungan di dalam

metabolit sekundernya bisa menghasilkan toksin, antibiotika atau enzim yang

berperan di dalam pengendalian OPT, dan juga hormon yang berperan dalam

pertumbuhan dan produksi tanaman, serta dapat menginduksi ketahanan

tanaman kakao yang terinfeksi VSD.

Teknologi metabolit sekunder agens hayati untuk mengendalikan VSD

pada tanaman kakao menggunakan jamur endofit dari kelompok Trichoderma sp.

diberikan melalui infus akar sebanyak 2 liter/pohon/bulan. Pemberian harus

dibarengi dengan melakukan pemangkasan pohon terserang kemudian

membakarnya, serta melakukan pemupukan sesuai dosis anjuran.

5. Teknologi pengendalian hama PBKo dengan insektisida nabati

Hama penggerek buah kopi (PBKo) Hypothenemus hampei (Coleoptera:

Curculionidae) merupakan salah satu hama utama tanaman kopi. Kerusakan

buah kopi akibat serangan hama PBKo 25,2% - 32%. Kumbang PBKo termasuk

serangga kecil, dengan panjang tubuh imago serangga betina berukuran 1,4 –

1,8 mm, berwarna hitam, memiliki sayap lengkap. Sedangkan serangga jantan

panjangnya 1,2 – 1,6 mm, memiliki sayap tidak lengkap sehingga tidak bisa

terbang dan tetap berada di dalam buah kopi yang diserangnya. Hama PBKo

menyerang buah kopi sejak buah berada di pohon dan dapat terus berkembang

meskipun buah telah jatuh ke tanah bahkan buah telah di simpan dalam gudang.

Salah satu strategi pengelolaan hama yang ramah lingkungan diperlukan

untuk mengurangi dampak negatif penggunaan insektisida kimia yang tidak

bijaksana. Beberapa teknologi pengendalian alternatif yang sudah mulai

dikembangkan antara lain: pengendalian secara biologi dengan menggunakan

musuh alami PBKo, seperti parasitoid dan patogen serangga (entomopathogen)

dan penggunaan asap cair sebagai bahan penolak terhadap hama PBKo.

Teknologi pengendalian hama PBKo dengan insektisida nabati yang

ramah lingkungan yang terbukti efektif adalah:

a. Menggunakan pestisida nabati berbahan aktif asap cair dari tempurung

kelapa bersifat repelent imago antifedansi terhadap imago PBKo, aplikasinya

dengan disemprotkan pada buah kopi.

Page 36: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 20

b. Menggunakan insektisida kontak, yaitu dengan Blastospora jamur

entomopatogen L. lecanii., aplikasinya dengan disemprotkan pada buah

kopi.

Gambar 16. Pembuatan Asap Cair Untuk Pengendalian Hama pBKo

6. Teknologi pemupukan organik dengan pelarut P dan K pada

tanaman kopi Robusta

Penggunaan pupuk buatan serta input lainnya secara terus menerus,

dalam jangka panjang, akan menyebabkan tanah menjadi cepat mengeras,

kurang mampu menyimpan air, dan cepat menjadi asam. Kondisi demikian

menyebabkan kesuburan tanah menurun, yang berdampak buruk terhadap

pertumbuhan dan produksi kopi. Dengan demikian diperlukan teknologi budidaya

yang tepat, efisien dan ramah lingkungan dalam meningkatkan produktivitas dan

mutu kopi.

Alternatif yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas tanah sekaligus

meningkatkan produktivitas kopi Robusta adalah menggunakan teknologi

pemupukan kopi Robusta yang ramah lingkungan. Teknologi pemupukan kopi

Robusta ramah lingkungan, yaitu menggunakan pupuk kandang ayam sebanyak

3 kg/pohon/tahun, pupuk hayati dengan kandungan aspergillus dan bacillus

sebanyak 20 g/pohon/tahun, dan aplikasi pupuk NPK 2 kali per tahun dengan

dosis 50%. Keunggulan yang ditonjolkan dari teknologi pemupukan organik

Page 37: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 21

dengan pelarut P dan K pada tanaman kopi Robusta ini adalah mampu

mengurangi penggunaan pupuk kimia sebesar 50% dengan tetap memiliki

produktivitas yang tinggi.

7. Pemupukan tanaman kemiri sunan

Kemiri Sunan (Reutealistrisperma (Blanco) Airy Shaw) adalah salah satu

tanaman penghasil minyak nabati yang dapat dimanfaatkan sebagai tanaman

konservasi. Penambahan unsur hara pada lahan marginal diperlukan kajian lebih

mendalam melalui aplikasi teknologi pemupukan yang optimal. Penggunaan

pupuk secara rasional dan berimbang diharapkan dapat meningkatkan

pertumbuhan dan produksi tanaman, serta memperbaiki dan mempertahankan

produktivitas lahan.

Pemberian pupuk organik untuk mengimbangi penggunaan pupuk

anorganik yang diaplikasikan dapat berupa pupuk hijau. Salah satu jenis

tanaman pupuk hijau yang dapat digunakan ialah Crotalaria juncea L. Pupuk

hijau yang berasal dari C. juncea terdekomposisi menjadi bahan organik tanah

menghasilkan koloid yang mengandung humus dan berperan memperbaiki sifat-

sifat tanah. C. juncea mempunyai kandungan hara nitrogen cukup tinggi sekitar

3,01%. Pertumbuhan C. juncea relatif cepat sehingga mampu menghasilkan

biomassa dengan cepat pula. Pemberian pupuk hijau (Clotalaria juncea L.)

dengan dosis 5 kg memberikan pertumbuhan yang optimal untuk kemiri sunan

(tinggi tanaman, diameter batang, lebar daun dan jumlah cabang) dengan

kombinasi pupuk anorganik sebanyak 140 gr Urea + 50 gr SP-36 + 120 gr

KCl/pohon.Pola tanam tumpangsari kemiri sunan dengan tanaman sela

8. Pola tanam tumpangsari kemiri sunan dengan tanaman sela

Salah satu kendala utama dalam pengembangan tanaman kemiri sunan

umur produktif lambat (berbuah pada tahun ke 5-6). Dengan mengintegrasikan

tanaman pangan sebagai tanaman sela diantara tanaman kemiri sunan

diharapkan petani masih dapat memperoleh pendapat dari usahatani tanaman

sela sebelum tanaman kemiri sunan menghasilkan. Selain itu pola tanam

tumpangsari dapat mengoptimalkan pemanfaatan lahan, hara dari tanah dan

pemupukan, meningkatkan kesuburan tanah dimana sisa biomas dari tanaman

sela dikembalikan sebagai sumber bahan organik tanah, serta mengurangi resiko

kegagalan usaha tani.

Page 38: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 22

Integrasi tanaman pangan sebagai tanaman sela di bawah tegakan

tanaman kemiri sunan diharapkan dapat mendukung program swasembada

pangan, dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, serta

mewujudkan konservasi lahan dan air secara berkelanjutan.

Pemilihan tanaman sela disesuaikan dengan minat petani, serta

kesesuaian agroekosistem (ketinggian tempat, jenis tanah, ketebalan tanah,

karakteristik hujan). Beberapa tanaman pangan yang dapat dipilih sebagai

tanaman sela pada tegakan tanaman kemiri sunan seperti: jagung, kacang tanah,

dan kacang hijau masing-masing memberikan keuntungan Rp. 5.270.000,- untuk

tanaman sela jagung, Rp. 1.460.000,- untuk tanaman sela kacang tanah, dan Rp.

1.250.000,- untuk tanaman sela kacang hijau.

9. Teknologi pengolahan biodisel berbasis kemiri sunan skala industri

Reaktor biodiesel semi kontinyu dengan menggunakan proses

transesterifikasi dua tahap dapat mengolah sebanyak 1.250 liter bahan baku

minyak nabati dalam 12 jam proses dan mendapatkan rendemen biodiesel

sebear 87.6%. Kualitas biodiesel kemiri sunan yang dihasilkan telah masuk

dalam standar nasional Indonesia (SNI) pada parameter densitas, viskositas,

angka asam, dan angka iodin.

10. Teknologi prossesing bioetanol berbasis sorgum manis

Sementara alat destilator etanol sorgum hasil modifikasi dengan ukuran

diameter kolom 2 inchi dan tinggi kolom 1,75 m menghasilkan etanol lebih tinggi

dari pengujian lainnya yaitu sebanyak 1,830.66 l per 50 liter nira dengan

rendemen etanol 4.19%.

11. Teknologi pengembangan lada dengan berbagai tiang panjat hidup

Tanaman lada perdu terbaik ditunjukkan oleh pemberian pemupukan

NPKMg (12:12:17:2) + 10 % K + pupuk mikro B dan Zn (D4). Perlakuan

pemupukan tersebut dapat meningkatkan jumlah malai bunga sebesar 39,37 %

dibandingkan dengan pemberian pupuk NPKMg (12:12:17:2) saja (D1).Perlakuan

pemupukan yang efisien untuk pertumbuhan lada panjat adalah pemberian

NPKMg (12:12:17:2) (D1). Penanaman tanaman lada dengan pola tanam

cenderung meningkatkan jumlah jenis serangga yang berasosiasi dibanding

dengan pertanaman lada panjat saja. Pemangkasan tanaman serai wangi

cenderung mengurangi jumlah serangga yang berasosiasi pada pertanaman lada

Page 39: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 23

dengan pola tanam sela. Pertumbuhan dan hasil beberapa tiang panjat hidup,

Glirisida sp. merupakan tiang panjat yang resikonya minimal dan jumlah benih

lada per tiang panjat yang dapat dianjurkan adalah 1 atau 2 benih.

12. Pengendalian layu bakteri dan nematoda parasit pada tanaman

jahe melalui penggunaan mikroba endofit

Formula bakteri endofit Bacillus subtilis dan Bacillus cereus efektif

mengendalikan penyakit layu bakteri jahe. Keunggulan dari teknologi ini karena

dapat menekan kejadian layu bakteri pada tanaman jahe, serta menekan

penggunaan pestisida sintetis/kimia pada petani

13. Teknologi pemupukan dosis optimal pupuk NPK untuk tanaman

jambu mete pada pola tanam monokultur dan polikuktur

Dosis pupuk optimal jambu mete berumur 20 tahun menurut adalah

sebagai berikut:

Monokultur (jambu mete): 2.25 kg NPK (1:1:2) + 0.5 kg kiserit/ph/th,

diberikan dalam 2 agihan/th (split dosis), dengan produktivitas yang dicapai

6.1 kg gelond mete/pohon

Polikultur (Jambu mete + Jagung): 1.5 kg NPK (1:1:2)/ph/th, 2 agihan/th

(split dosis), dengan produktivitas 14.0 kg gelond mete/ph/th.

14. Teknologi pengendalian layu bakteri dan nematoda parasit pada

tanaman lada melalui penggunaan mikroba endofit

Trichoderma terformulasi granul untuk mengendalikan penyakit BPB

lada di pembibitan.

Keunggulan : dapat menekan kejadian BPB pada tanaman lada di pembibitan,

serta menekan penggunaan pestisida sintetis/kimia pada petani.

15. Teknologi mitigasi kekeringan pada tanaman karet

Dampak terjadinya perubahan iklim salah satunya yaitu terjadinya

anomali iklim El-Nino, yang menyebabkan kondisi musim kering ekstrim dan

durasi yang semakin panjang sehingga menimbulkan dampak yang signifikan

terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman termasuk karet. Teknologi lubang

resapan biopori yang diisi dengan serasah diharapkan mampu meningkatkan

ketersediaan air secara signifikan, sehingga tanaman karet terhindar dari

kerusakan/kematian dan produksi getah karet dapat berkesinambungan.

Page 40: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 24

Penerapan teknologi lubang resapan biopori dimaksudkan untuk

meningkatkan jumlah dan luas liang poriyang terbentuk ke segala arah di dalam

tanah, sehingga dengan bertambahnya luas liang pori tersebut maka volume

peresapan air kedalam tanah akan semakin meningkat.

Teknologi mitigasi kekeringan pada tanaman karet, yaitu dengan

pembuatan lubang biopori. Lubang biopori dibuat sedalam 1 meter dengan

jumlah lubang biopori terbaik sebanyak 5 lubang untuk TBM dan 4 lubang untuk

TM mampu meningkatkan air tersedia dan diameter batang terbesar pada

tanaman karet.

Gambar 17. Pembuatan lubang resapan biopori dan pemberian bahan organik

16. Multitrap hama Sexava dan Segestes

Modifikasi dari Perangkap hama kelapa Sexava yang sudah di desain

sebelumnya (Hosang, 2008; Hosang dan Alouw 2010) seperti pada Gambar 6.

Perubahan dilakukan pada bagian atas perangkap dengan penambahan kain

jaring untuk mempermudah pengambilan hama yang terperangkap. Selain itu

juga akan mengurangi penggunaan kawat pada setiap perangkap sehingga lebih

sederhana dan efektif untuk pengendalian hama Sexava dan Segestes. Design

perangkap ini telah diuji pada populasi hama Segestes di Kabupaten kepulauan

Page 41: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 25

Moratai dan populasi hama Sexava coriacea di Kabupaten Halmahera Utara,

Provinsi Maluku Utara.

Keunggulan teknologi dari yang sebelumnya adalah mampu menekan

serangan hama Sexava dan Segestes dilapangan hingga 50% danramah

lingkungan.

17. Rekomendasi Pemupukan kelapa sawit TM di lahan mineral

Sitiung-Sumatera Barat.

Kombinasi dan takaran pupuk urea, Phospat, KCL, Glisirite dan Boron pada sawit

rakyat di lahan mineral. Takaran dosis (gram) pemupukan nomor pohon 1

sampai dengan 6 adalah sebagai berikut :

1. Ponska 2.000, urea 750, SP36 0, KCl 250, Kiserit 625

2. Ponska 1.500, urea 550, SP36 0, KCl 0, Kiserit 500

3. Ponska 1.500, urea 750, SP36 0, KCl 1.000, Kiserit 750

4. Ponska 3.000, urea 0, SP36 0, KCl 0, Kiserit 0

5. Ponska 2.000, urea 0, SP36 500, KCl 0, Kiserit 0

6. Ponska 2.000, urea 0, SP36 0, KCl 0, Kiserit 0

Gambar 18. Pengamatan karakter vegetatif berat tandan segar dan tinggi batang

Page 42: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 26

IV. TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS, DIVERSIFIKASI dan

PENINGKATAN NILAI TAMBAH/PRODUK OLAHAN, DAN SARANA

PRODUKSI PERKEBUNAN

Puslitbang Perkebunan selama TA 2017 telah menghasilkan Teknologi

peningkatan kualitas, diversifikasi dan Peningkatan Nilai Tambah/ Produk

Olahan, sarana produksi tanaman perkebunan. Teknologi ini berperan penting

dalam meningkatkan pendapatan petani dan pengembangan agribisnis.Teknologi

peningkatan kualitas, diversifikasi dan Peningkatan Nilai Tambah/ Produk

Olahan, sarana produksi tanaman perkebunan ramah lingkungan yaitu:

1. Masa Simpan minyak kelapa dengan penambahan antioksidan

Minyak kelapa diformulasi dengan penambahan antioksidan vit A dan

tokofer. Keunggulan teknologi dari yang sebelumnya karena

memperpanjang masa simpan produk minyak kelapa dg kualitas sangat

baik, krn tdk ada rancid flavor (bau tengik). Penambahan antioksidan

menghambat oksidasi minyak kelapa. Kegunaannya adalah karena minyak

goreng sehat yang stabil terhadap proses oksidasi.

2. Peningkatan masa simpan daging kelapa muda dengan

penggunaan edible coating dan coconut chip dengan kemasan

alumunium foil

Daging kelapa muda langsung dipisahkan, kemudian diaplikasi dengan

edible coating, dan dikemas secara vacum sehingga produk terlindungi dari

pengaruh kontaminasi ataupun penguapan kadar air. Edible coating dapat

diolah dari bioselulosa dengan bahan baku air kelapa. Diharapkan setelah

daging kelapa muda dicoating akan memiliki daya simpan lebih lama.

Sampai penyimpanan 3 bulan secara organolepttik masih dapat diterima, ph

masih netral kadar air berkisar 70-80% (segar) dan total mikroba masih

dalam kisaran yang ditetapkan sebagai pangan segar.

Selanjutnya Pengolahan coconut chip yang dilakukan tanpa penambahan

Bahan Makanan Tambahan (BMT) untuk meningkatkan sifat crunchy dan

daya simpan produk. Kalsiumklorida (CaCl2) dapat ditambahkan kedalam

produk untuk memperoleh tekstur yang renyah. Daging buah kelapa

Dalam Mapanget (DMT) umur 9 bulan telah diproses dengan cara diserut

memanjang kemudian direndam dalam CaCl2 konsentrasi 0,5-2,0%,

Page 43: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 27

ditiriskan kemudian direbus dan ditambah gula dan garam dalam

konsentrasi tertentu. Selanjutnya dikeringkan menggunakan oven yang

dilengkapi Blower, lalu dikemas dalam kantong plastik dengan berat sekitar

10-20gr/kemasan, masukkan dalam kemasan aluminium foil dan di seal.

Nilai gizi coconut chip adalah sebagai berikut: kadar air 2,30-2,48%, abu

2,40-2,55%, lemak 37,20-40,15%, protein 4,25-5,42% dan serat kasar

4,98-5,45%. Penambahan CaCl2 pengemasan dengan aluminium foil lebih

mempertahankan kerenyahan coconut chip sampai 6 bulan penyimpanan.

3. Bio Fertilizer untuk peningkatan produksi dan rendemen tebu

Dibandingkan paket dosis petani, penambahan pupuk hayati (penambat N

dan pelarut P) + Pupuk hijau Crotalaria juncea dapat:

a. Mengefisienkan penggunaan pupuk anorganik N dan P sebanyak 25%

b. Meningkatkan kesuburan tanah, yaitu populasi bakteri tanah meningkat

c. Meningkatkan hablur gula sebesar 5 %, yaitu menghasilkan hablur gula

sebanyak 14,41 ton/ha

Gambar 19. Perbedaan Tanaman tebu yang ditanami C. juncea dan yang tidak ditanami C. juncea pada umur 3 bulan setelah kepras

4. Mini Ginery Kapas Type Gtas-2

Alat Mini GineryKapas Type Gtas-2 dipergunakan untuk memisahkan serat

dan biji kapas. Menggunakan penggerak berbahan bakar bensin 5,5 HP

(Horse Power) atau tenaga kuda. Sangat mudah dioperasikan, dan mampu

memisahkan serat dan biji kapas denga nkapasitas 50 – 70 kg/jam.

Keunggulan alat Ginery Kapas Type Gtas-2 ini antara lain :

1) Bodi kuat dari baja terpilih, suku cadang mudah didapat

Page 44: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 28

2) Tidak diperlukan sumber tenaga listrik

3) Pisau pemisah serat berbahan baja

4) Mudah dioperasikan

5) Mudah dipindahkan

Gambar 20. Mini Ginery Kapas Type Gtas-2

5. Formula pupuk organik diperkaya dengan mikroba pelarut P

Pakuwon Bio Fertilizer merupakan biofertilizer yang mengandung terdiri dari

mikrobapemfiksasi N, pelarut hara P dan K, dengan kepadatan populasi 105-

108 per gram dalam bahan pembawa yang sangat efektif untuk

meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas pada tanaman kopi. Pakuwon

Bio Fertilizer ini pada tanaman kopi dapat memacu pembungaan serempak,

merangsang peningkatan buah jadi, meningkatkan jumlah cabang sekunder,

pematangan buah serempak dan membuat sifat fisik tanah menjadi remah

serta mengurangi penggunaan pupuk buatan. Aplikasi saat tanam dengan

menaburkan 25 gram Pakuwon Biofertilizer per lubang tanam yang telah

diberi pupuk organik bersamaan waktunya dengan penanaman benih. Pada

tanaman kopi dewasa diaplikasikan dengan cara menaburkan 50 gram/

pohon/tahun Pakuwon Biofertilizer ke dalam rorak, tempat dimana pupuk

organik diberikan kemudian ditimbun dengant anah (topsoil). Dari hasil

analisis di laboratorium, Pakuwon Biofertilizer mempunyai pH 6,5-8,0%

dengan kandungan C-organik 3,13%; N total 0,13%; P2O5 total 0,04%;

Page 45: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 29

K2O total 0,32%; Mg total 0,36%; total bakteri aerob 2,98 x 109 cfu/g; total

bakteri anaerob 1,62 x 109 cfu/g; serta uji patogenisitas menunjukkan

negatif.

Gambar 21. Pupuk hayati Pakuwon Biofertilizer

6. Formula Trichoderma dan jamur endofit untuk pengendalian

penyakit busuk pangkal batang pada lada.

Jamur endofit dan Trichoderma telah dibuktikan secara in vitro sebagai

musuh alami dari jamur P. capsici yang merupakan penyebab penyakit BPB.

Jamur Trichoderma spp., banyak dijumpai di sekitar perakaran tanaman,

beberapa diantaranya mengkolonisasi permukaan akar dan melepaskan

senyawa yang dapat meningkatkan ketahanan tanaman secara sistemik

terhadap serangan OPT baik secara lokal maupun sistemik. Pada kegiatan

penelitian yang lalu telah diperoleh dua jenis endofit dan Trichoderma dan

telah diformulasi dalam bentuk granul. Bentuk formulasi tersebut

diaplikasikan pada benih lada yang ditanam dalam polybag (media campuran

tanah dan pupuk kandang) (Gambar 21). Uji pendahuluan formulasi endofit

dan Trichoderma yang diaplikasikan pada benih lada ternyata formulasi tidak

mengganggu pertumbuhan dan perkembangan benih lada. Hasil tersebut

sama seperti aplikasi bentuk yang tidak diformulasi. Granul endofit dan

Trichoderma tetap hidup (viable) setelah disimpan selama tiga bulan pada

suhu 14oC.

Page 46: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 30

Gambar 22. Formulasi endofit (A), formulasi Trichoderma (B) dan aplikasi formulasi pada benih lada (c).

7. Formula bio insektisida yang prospektif mengendalikan wereng

coklat

5 formula insektisida hayati yang diuji, yaitu ; Beauveria strain 1; Beauveria

strain 6; Beauveria strain 7; Metarhizium strain Kaltim dan Metarhizium strain

Kalbar. Semua formula dalam bentuk granul/ butiran yang diaplikasikan pada

tanah disekitar tanaman padi 1 gram per rumpun. Insektisida hayati dari

Beauveria dan Metarhizium mampu mengendalikan wereng cokelat, walaupun

daya bunuhnya lambat, yaitu memerlukan waktu 1 minggu setelah

diaplikasikan.

Page 47: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 31

V. PLASMA NUTFAH

Untuk mendukung kegiatan pemuliaan tanaman, diperlukan materi

genetik tanaman perkebunan. Sampai dengan TA 2017, Puslitbang Perkebunan

memiliki koleksi plasma nutfah yang tersebar di Balai-balai komoditas meliputi

tanaman palma sebanyak 363 aksesi, tanaman rempah dan obat sebanyak

6.440 populasi (terdiri dari 1.111 spesies), tanaman penyegar dan industri

lainnya sebanyak 639 aksesi, serta tanaman pemanis dan serat sebanyak 6.018

aksesi seperti yang disajikan pada Tabel 1. Kegiatan Sumber Daya Genetik (SDG)

meliputi eksplorasi, koleksi/konservasi, karakterisasi, evaluasi, dan rejuvenasi.

Kegiatan yang dilakukan disesuaikan dengan status plasma nutfah. Koleksi yang

mulai mengalami gangguan viabilitas, segera diremajakan melalui kegiatan

rejuvenasi, koleksi yang belum lengkap deskripsinya dikarakterisasi, dan yang

memiliki potensi untuk dimanfaatkan, dievaluasi. Komoditas yang masih sedikit

koleksinya, diperkaya melalui kegiatan eksplorasi.

Tabel 1. Koleksi Plasma Nutfah Tanaman Perkebunan 2016

No Komoditas Jumlah aksesi pada tahun

2016 2017

BALITTAS (Tanaman Pemanis dan Serat)

1 Abaca 73 70

2 Agave 24 25

3 Bunga matahari 75 78

4 Jarak kepyar 216 175

5 Jarak pagar 435 453

6 Kapas 841 841

7 Kapok 147 152

8 Kemiri Sunan 54 60

9 Kenaf dan spesies lainnya 1559 1559

10 Linum 16 12

11 Rami 83 83

12 Tebu 1060 1065

13 Tembakau 1370 1370

14 Wijen 75 75

Sub Jumlah 6.030 6.018

Page 48: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 32

No Komoditas Jumlah aksesi pada tahun

2016 2017

BALIT PALMA (Tanaman Palma)

1 Aren 14 14

2 Kelapa 86 88

3 Kelapa sawit 204 204

4 Pinang 38 38

5 Sagu 20 19

Sub Jumlah 362 363

BALITTRI (Tanaman Penyegar dan Industri)

1 Kakao 241 245

2 Karet 50 50

3 Kopi 270 285

4 Teh 65 59

Sub Jumlah 620 639

BALITTRO (Tanaman Rempah dan Obat)

1 Cengkeh 238 325

2 Jahe 76 76

3 Jambu mete 221 221

4 Lada 89 91

5 Pala 355 320

6 Kayu manis 87 274

7 Tanaman Rempah, obat dan

atsiri lainnya

4.399 5.133

Sub Jumlah *5.475 6.440

Keterangan: *Untuk koleksi SDG Balittro, jumlah tersebut adalah jumlah populasi yang dipeliharadi

tujuh Kebun Percobaan.

Kegiatan Sumber Daya Genetik (SDG) yang dilakukan pada TA 2017

meliputi koleksi/konservasi, karakterisasi, evaluasi dan dokumentasi. Volume

kegiatan dan tingkat pencapaiannya berbeda antar Balai.

TANAMAN PALMA

Koleksi plasma nutfah tanaman palma terdiri dari kelapa, sagu, aren,

pinang dan kelapa sawit. Pada tahun 2017, dilakukan pemeliharaan tanaman

koleksi (konservasi), karakterisasi komponen produksi tanaman kelapa, sagu,

aren dan pinang, serta evaluasi nira kelapa, dan evaluasi kelapa dalam hibrida

inter varietas.

Page 49: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 33

Koleksi dan Konservasi

Koleksi tanaman palma terdiri dari 99 aksesi Kelapa Sawit asal Kamerun

dan 105 aksesi kelapa sawit asal Angola di KP Sitiung, Sumatera Barat, 88 aksesi

kelapa di KP. Mapanget, KP. Paniki, KP. Kima Atas, KP. Kayuwatu dan KP. Pandu,

19 aksesi sagu di KP. Mapanget dan KP. Kayuwatu, 14 aksesi aren di KP. Kima

Atas, KP. Kayuwatu dan KP. Pandu dan 38 aksesi pinang di KP. Kayuwatu.

Gambar 23 Plasma Nutfah Tanaman Kelapa Sawit di KP. Sitiung

Gambar 24 Plasma Nutfah Tanaman Kelapa di KP. Kima Atas

Karakterisasi dan Evaluasi

Karakterisasi tanaman palma menunjukkan sejumlah kelapa Dalam

memiliki potensi produksi daging buah cukup tinggi dengan kisaran 385 –587

g/buah. Sejumlah kelapa Genjah menghasilkan nira 656 – 1,090 ml/tandan/hari.

Kelapa kopyor menghasillkan buah kopyor dengan persentase 7 – 37,5%.

Koleksi kelapa sawit memiliki keragaman yang tinggi pada karakter generatifnya

diantaranya buah tanpa inti, buah dengan inti tanpa cangkang, dan buah dengan

1 – 4 biji bercangkang.

Hasil evaluasi kelapa Dalam Hibrida menunjukkan potensi menghasilkan

buah berkisar 10 – 13 tandan/pohon dengan jumlah kelapa 8 – 12 butir/tandan,

dan berat daging buah 412 – 585 g/butir. Hibrida DMT x DTA berpotensi

menghasilkan buah terbanyak yaitu 145 butir kelapa/pohon/tahun, dan hibrida

DMT x DSA menghasilkan kopra tertinggi yaitu 4,35 ton/tahun.

TANAMAN PEMANIS DAN SERAT

Koleksi plasma nutfah tanaman pemanis dan serat dibagi atas kelompok

tanaman semusim, dan kelompok tanaman tahunan. Tanaman semusim terdiri

Page 50: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 34

dari bunga matahari, jarak kepyar, kapas, kenaf, linum, rosela, wijen, yute,

tembakau, dan tebu sedangkan tanaman tahunan terdiri dari abaca, agave,

jarak pagar, kapok, kemiri sunan, rami.

Koleksi, Konservasi dan Rejuvinasi

Pada tahun 2017, koleksi plasma nutfah tanaman semusim terdiri dari78

aksesi bunga matahari, 175 aksesi jarak kepyar, 841 aksesi kapas, 1.559 aksesi

kenaf-rosela-yute, 75 aksesi wijen, dan 1.370 aksesi tembakau.

Koleksi plasma nutfah tanaman tahunan dipelihara melalui konservasi

eksitu di lapangan yang terdiri dari 26 aksesi agave, 74 aksesi abaka dan 50

aksesi hasil mutasi di Kebun Cobanrondo dan sebanyak 22 aksesi (11 aksesi

merupakan duplikasi dari koleksi lama dan 11 aksesi hasil mutasi) di Kebun

Karangploso. 453 aksesi jarak pagar, 60 aksesi kemiri sunan, 83 aksesi rami, 25

Agave dan Koleksi plasma nutfah tebu berjumlah 1.065 aksesi (64 aksesi

dikonservasi di KP Muktiharjo dan KP Ngemplak, sedangkan sisanya, 452 aksesi

dikonservasi di KP Karangploso). Aksesi-aksesi baru yang diperoleh pada tahun

2017, adalah TLH 4, TLH 5, dan TLH 6 dari PG Gorontalo; VMC 71-238 dari Puslit

Djengkol-PTPN X, dan POJ 2878 Agribun Kerinci dari Disbun Provinsi Jambi.

Kelima aksesi tersebut telah ditanam di KP. Karangploso dan terpelihara dengan

baik. Pertumbuhan plasma nutfah abaka di Kebun Cobanrondo pada tahun 2017

kurang optimal,beberapa nomor tanaman mutan terserang penyakit busuk akar

(Gambar 25) dan penyakit Bunchytop.

Rejuvinasi plasma nutfah tanaman semusim dilakukan terhadap 10 dari 78

aksesi bunga matahari dan 15 dari 175 aksesi jarak kepyar. Rejuvenasi

menghasilkan benih-benih baru untuk disimpan sebagai koleksi Sumber Daya

Genetik.

Karakterisasi terhadap karakter morfologi, potensi produksi, dan nilai brix,

dilakukan dalam kegiatan konservasi. Karakterisasi dilakukan pada stadia PC

(plant cane), RC (ratoon cane) ke-1, RC ke-2, dan RC ke-3. Pada tahun 2017,

pertanaman tebu di lapangan ada pada stadia RC ke-2.

Hasil pengukuran keragaan pertumbuhan dari 413 aksesi tebu hasil

eksplorasi (umur 12 bulan) yang ditanam di KP. Ngemplak dan KP. Karangploso,

Karakterisasi terhadap nilai brix dan potensi produktivitas telah dilakukan pada

263 aksesi plasma nutfah tebu. Dari sejumlah aksesi tersebut, diperoleh 64

Page 51: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 35

aksesi (RC-2) yang memiliki nilai brix lebih besar dari 17, dan potensi

produktivitas lebih tinggi dari 60 ton/ha

Gambar 25. Koleksi plasma nutfah abaka

di Kebun Cobanrondo

Gambar 26. Plasma nutfah abaka yang

terserang oleh penyakit busuk akar di Kebun Cobanrondo

Gambar 27. Plasma nutfah abaka yang terserang oleh penyakit bunchytop dan

pemotongan batang terhadap tanaman yang terserang di Kebun Cobanrondo pada tahun 2017.

Pengelompokan/Re-grouping Plasma Nutfah Tebu

Re-grouping atau pengelompokan kembali plasma nutfah dilakukan untuk

mengurangi duplikasi yang ada dalam koleksi plasma nutfah, sehingga

pengelolaannya dapat menjadi efisien. Pada tahun 2017, kegiatan re-grouping

diutamakan pada komoditas tebu, yaitu pada koleksi hasil eksplorasi Papua. Re-

grouping membagi aksesi-aksesi hasil eksplorasi Boven Digul menjadi 5

kelompok (A-E) dengan kesamaan berkisar antara 80 – 85% (Gambar 27).

Aksesi-aksesi lainnya yang diperoleh dari eksplorasi Papua selain Boven Digul

sedang dalam proses analisis.

Page 52: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 36

Coefficient

0.26 0.44 0.63 0.81 1.00

58

111

151

181

209

210

188

199

BL

95

Gambar 28. Pohon filogenetika berdasarkan marka DNA asal dna genom dari 10 aksesi tebu. Nilai yang tertera pada sumbu X adalah nilai skala yang mewakili

kesamaan genetik (%). Analisis bootstrap dilakukan dengan 100 ulangan.

Gambar 29. Representasi hasil amplifikasi DNA plasma nutfah tebu yang menghasilkan

pita-pita DNA polimorfik pada primer I2 dan I11. M=1 Kb DNA Ladder; 1-12=DNA aksesi tebu hasil eksplorasi Merauke.

TANAMAN PENYEGAR DAN INDUSTRI

Kegiatan pengelolaan plasma nutfah yang dilakukan di Balittri pada tahun

2017 meliputi koleksi/konservasi (in situ dan eks situ), karakterisasi, dan

evaluasi.

A

E

D

B

C

Page 53: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 37

Koleksi/Konservasi

Untuk mendukung kegiatan pemuliaan tanaman, terutama pelepasan

varietas, diperlukan materi genetik tanaman industri dan penyegar. Sampai

dengan akhir TA 2017, Balittri telah memiliki sebanyak 639 aksesi. Kegiatan

plasma nutfah tahun 2017 meliputi kopi, kakao, dan karet di KP. Pakuwon, kopi

Arabika dan teh di KP. Gunung Putri. Pada tahun 2017 terjadi penambahan 9

aksesi kakao dan 16 aksesi kopi. Jumlah aksesi plasma nutfah tanaman industri

dan penyegar yang terkonservasi pada tahun 2017 terdiri atas 270 aksesi kopi,

241 aksesi kakao, dan 50 aksesi karet di KP Pakuwon, 59 aksesi teh di KP

Gunung Putri, serta 20 aksesi teh yang ada di KP Pakuwon (duplikat dari KP

Gunung Puteri). Konservasi di kamar kaca telah dilakukan terhadap 20 aksesi

kakao asal Sumatera Barat, 3 aksesi kakao asal Sulawesi Selatan, 6 aksesi kakao

berupa varietas unggul yang telah dilepas yaitu GC7, Sulawesi 1, Sulawesi 2, Sca

6, ICS 13, ICCRI 4 dan 6 aksesi hasil seleksi ketahanan terhadap Phytophthora

palmivora, beberapa aksesi telah ditanam di lapangan.

Gambar 30. Sebagian koleksi plasma nutfah kopi Arabika di KP Gunung Putri

Page 54: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 38

Gambar 31. Sebagian koleksi plasma nutfah kopi Robusta di KP Pakuwon

Gambar 32. Koleksi plasma nutfah kakao hasil eksplorasi (a), hibrida (b), dan nomor

harapan yang sedang dievaluasi (c) di KP Pakuwon

Page 55: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 39

Gambar 33. Sebagian koleksi plasma nutfah teh C. sinensis (a, b, c, d) dan C. assamica(e,

f, g, h) di KP Gunung Putri

Karakterisasi

Karakterisasi tahun 2017 dilakukan terhadap 75 aksesi kopi Robusta, 39

aksesi kakao, 8 aksesi karet, 14 aksesi teh. Kegiatan karakterisasi perlu

dilanjutkan untuk karakter komponen daya hasil dan karakter morfologi lainnya.

Evaluasi

Evaluasi terhadap 14 aksesi teh, menunjukkan klon yang dievaluasi dapat

dikelompokkan menjadi 3, yaitu 1) Klon dengan kadar katekin dibawah 1%

terdapat pada aksesi 11, Sin 27, Jabukita, Sukuy, GMBS 1, dan GMBS 2) Klon

dengan kadar katekin antara 1 – 2% (Sin 28 dan Tambi 2), dan 3) Klon dengan

kadar katekin di atas 2% (GMB 7, Tambi 1, GMB 4, Hibrid, Kiara 8, dan Cin 143).

Dokumentasi

Data yang didokumentasikan meliputi data passport dan data karakter dari

aksesi plasma nutfah yang telah dikarakterisasi (gambar 33).

Page 56: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 40

Gambar 34. Tampilan depan data passport plasma nutfah kakao

TANAMAN REMPAH DAN OBAT

Koleksi plasma nutfah tanaman rempah dan obat terdiri dari kelompok

tanaman rempah, obat, atsiri dan jambu mete. Total koleksi yang dimiliki saat ini

adalah 6.440 aksesi yang terdiri dari 1.111 spesies di tujuh kebun percobaan.

Kegiatan yang dilakukan pada tahun 2017 meliputi koleksi dan konservasi serta

dokumentasi plasma nutfah.

Koleksi dan Konservasi

Sumber Daya Genetik tanaman rempah dan obat dikonservasi secara ek-

situ di lapangan. Untuk mempertahankan kelestarian koleksi, beberapa aksesi

dikonservasi pada beberapa kebun percobaan, sehingga aksesi yang sama ada di

beberapa lokasi. Total koleksi plasma nutfah yang dipelihara di tujuh kebun

percobaan berjumlah 7.308 aksesi. Koleksi plasma nutfah tersebar di kebun-

kebun percobaan yaitu di KP. Cikampek sebanyak 5 spesies dengan 228aksesi,

di KP Cimanggu sebanyak 366 spesies dengan 2083 aksesi, di KP. Cibinong

sebanyak 1 spesies dengan 8 aksesi, di KP Cicurug sebanyak 185 spesies dengan

1.111 aksesi, di KP. Sukamulia sebanyak 13 spesies dengan 934 aksesi, di KP

Manoko terdiri dari 223 spesies dengan 474 aksesi, di KP. Laing sebanyak 140

Page 57: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 41

spesies dengan 2239 aksesi, di Rumah Kaca terdiri dari 178 spesies dengan 231

aksesi. Seluruh koleksi berjumlah sebanyak 1.111 spesies.

Fokus kegiatan tahun 2017 adalah memelihara dan mempertahankan 574

spesies plasma nutfah Tanaman Rempah dan Obat di tujuh kebun percobaan

dan rumah kaca. Konservasi dan rejuvenasi koleksi kerja di kebun percobaan

Cicurug adalah 15 aksesi jahe putih besar (Zingiber officinale). Untuk KP.

Sukamulya adalah 9 aksesi lada radiasi (Piper ningrum). Untuk KP. Cikampek

adalah 4 aksesi asam jawa (Tamarindus indica), 26 aksesi jambu mete

(Anacardium occidentale) hasil penyambungan, 16 aksesi jambu mete hasil

eksplorasi, 28 aksesi mete hasil penyilangan untuk produksi tinggi, 25 aksesi

jambu mete hasil persilangan untuk pengujian terhadap hama Helopelthis sp.

Untuk KP. Cibinong akan difokuskan untuk 8 aksesi cabe jawa (Piper

retrofractum). Untuk KP. Manoko adalah 19 aksesi mentha (Mentha sp.), 6

aksesi kumis kucing (Othosiphon aristatus), 15 aksesi kapolaga (Amomum

cardamomum), dan untuk KP. Laing adalah 10 aksesi klausena (Klausena

anisata).

Dokumentasi Plasma Nutfah

Dokumentasi plasma nutfah tanaman rempah dan obat telah merekam

dan memasukan (input) data ke komputer database sebanyak 31. 270 data

record yang terdiri dari 7308 data jumlah koleksi, 3.030 data passport, 15.337

data karakterisasi, 2.850 data klasifikasi, 1.345 data deskripsi, dan 1.400 data

foto dari tujuh kebun percobaan lingkup Balittro.Dokumentasi data di kebun

koleksi dilakukan secara manual (database manual), data dan informasi dicatat

dalam bentuk lembaran form atau buku catatan (agenda), dari data base manual

tersebut kemudian di input kedalam program database komputer menggunakan

program/softwareMicrosoft Access, dilakukan penambahan data yang sudah ada

dengan data baru hasil karakterisasi atau evaluasi dari peneliti (Gambar 34)

Page 58: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 42

Gambar 35. Program software database TRO

Pembaruan (update) dan perbaikan (validasi) data koleksi plasma

nutfah

Pembaruan (update) dan perbaikan (validasi) data dilakukan terhadap

data-data yang telah ada. Data yang dimasukkan berupa data pasport, data hasil

karakterisasi dan evaluasi yang disertai dengan foto sehingga memudahkan

pengguna mengenal tanaman dan memanfaatkan aksesi yang diperlukan.

Kegiatan ini dimulai secara bertahap dengan pengumpulan data koleksi, data

pasport, data hasil karakterisasi dan evaluasi yang dilanjutkan dengan

pembuatan deskriptor untuk masing-masing tanaman termasuk foto

dokumentasi (Gambar 35).

Gambar 36. Database koleksi plasma nutfah Kebun Percobaan Lingkup Balittro

Page 59: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 43

Penajaman penggunaan sofware data base

Pengelolaan data plasma nutfah dilakukan dengan menggunakan program

software Microsoft Access yang selalu dilakukan penyempurnaan sesuai dengan

perkembangan informasi dari pengguna. Data yang dimasukkan berupa data

koleksi, data pasport, data karakterisasi dan evaluasi plasma nutfah TOA.

Operator data base plasma nutfah di kebun koleksi yang selalu berganti /tidak

tetap menyebabkan pelaksanaan entry data koleksi dari hasil pengamatan agak

terhambat. Oleh karena itu sosialisasi hasil penyempurnaan dengan tujuan

penajaman penggunaan sofware data base bagi operator harus terus dilakukan

secara berkesinambungan.

Page 60: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 44

VI. BENIH SUMBER

Benih sumber merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam program

pertanian. Untuk mendukung pengembangan komoditas perkebunan, Puslitbang

Perkebunan menghasilkan benih-benih sumber varietas unggul yang dibutuhkan

masyarakat melalui kegiatan Pengelolaan Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS)

pada masing-masing Balit komoditas dan Puslitbangbun. Hasil pengelolaan

selama tahun 2017 disajikan pada Tabel 2 :

Tabel 2. Capaian benih sumber tanaman perkebunan 2017

No Komoditas Satuan Target Realisasi %

1 Kelapa butir 250.000 250.000 100

2 Tebu budset 1.500.000 1.525.000 102

Selain menghasilkan kedua jenis benih tersebut dalam Penetapan Kinerja,

pada triwulan IV TA 2017, Puslitbang Perkebunan mendapat alokasi anggaran

APBN-P untuk perbenihan tanaman Perkebunan untuk 13 komoditas. Target dan

Realisasi benih APBN-P tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Target dan Realisasi Produksi benih Perkebunan APBN-P

No Komoditas (satuan) Target Realisasi %

1 Tebu (budchips) 4.375.000 4.375.000 100

2 Cengkeh (pohon) 213.000 188.300 88

3 Pala (pohon) 144.000 141.551 100

4 Lada (stek) 255.000 255.000 100

5 Jambu Mete (pohon) 153.500 218.000 142

6 Kayu Manis (pohon) 1.800 2.000 111

7 Kopi Arabika (pohon) 657.900 705.365 107

8 Kopi Robusta(pohon) 78.200 82.110 105

9 Karet (pohon) 221.000 223.000 106

10 Kakao (pohon) 561.000 611.915 109

11 Kelapa (butir) 368.000 361310 98

12 Kelapa Kopyor (butir) 250 190 76

13 Kurma (butir) 850 375 44

Saat ini proses produksi benih masih berjalan, mengingat anggaran

APBN-P baru dapat digunakan pada Oktober 2017. Varietas, lokasi dan

perkiraaan waktu benih dapat disalurkan/dipergunakan adalah sebagai berikut:

Page 61: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 45

Tabel 4. Kesiapan benih Perkebunan APBN-P 2017 untuk didistribuasikan

No. Komoditas/ Satuan Lokasi Benih Jumlah Siap Salur

1 TEBU (BUDSET) KP. MUKTIHARJO 1.500.000 Februari - Maret 2018

KENDARI 600.000 Maret - April 2018

KP KARANGPLOSO 320.000 April - Mei 2018

KP. ASEMBAGUS 2.880.000 Maret - April 2018

2 LADA (STEK) Kp. SUKAMULYA 255.000 Mei 2018

3. JAMBU METE (POHON) KP. CIKAMPEK 153.000

Mei 2018

KP. CIMANGGU Mei 2018

4. PALA (POHON) KP. CICURUG 144.000 September 2018

5. KAYUMANIS (POHON) KP. LAING 20.000 September 2018

6. CENGKEH (POHON) KP. MANOKO

188.300

September 2018

KP. LAING September 2018

KP. CIMANGGU September 2018

7. KOPI ROBUSTA (STEK ) BALITTRI 82.110 April - Mei 2018

8. KOPI ARABIKA (POHON) BALITTRI 170.000 Februari - Maret 2018

487.900 April - Mei 2018

9. KARET (POHON) BALITTRI 134.136 Oktober 2018 (Okulasi)

100.126 November 2018 Okulasi)

10. KAKAO (POHON) BALITTRI 611.915 Maret - April 2018

11. KELAPA (BUTIR) SULUT 144.500 Maret 2018

GORONTALO 88.000 Maret 2018

BALI 40.000 Maret 2018

NTB 30.400 Maret 2018

NTT 16.000 Maret 2018

RIAU 8.000 Juni 2018

SULTENG/BUOL 6.000 Maret 2018

LAMPUNG SELATAN 2.240 Mei 2018

12. KELAPA KOPYOR(BUTIR) MAPANGET/KIMA ATAS

190 -

13. KURMA (BUTIR) SULUT/KP. KAYUWATU 375 -

Benih tebu yang dproduksi adalah benih bagal mikro terdiri dari tiga

kelas benih yaitu G0, G1, dan G2. Benih G0 diproduksi di laboratorium kultur

jaringan (Gambar 36). Kelas benih G1 diproduksi sebagai benih tumbuh dengan

menggunakan tray atau polibag. Sedangkan kelas benih G2 diproduksi di lapang

seluas 13 ha. Produksi benih tebu berlangsung hanya dalam rentang waktu 4

Page 62: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 46

bulan, sehingga keluaran benih G0, G1, dan G2 yang dihasilkan siap tanam

ditahun 2018. Khusus untuk benih tebu G2 yang dihasilkan belum cukup umur

sampai akhir tahun anggaran, sehingga belum dilakukan sertifikasi oleh Balai

Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan.

Benih Pala dan cengkeh yang pengadaannya belum mencapai target,

dikarenakan sumber ketersediaan benih, berupa bunga cengkeh dan biji pala

baru panen mulai tersedia pada awal Desember secara bertahap. Namun setelah

melewati tahun anggaran, proses produksi benih masih dilanjutkan hingga

tercapai sesuai targetnya. Sedangkan kurma dan kopyor tidak mencapai target

karena satuan biaya yang tersedia tidak mencukupi untuk memproduksi

sebanyak yang ditargetkan.

Gambar 37. Atas : a. Induksi kalus, b. Induksi tunas, bawah : c. induksi perakaran, d.

aklimatisasi Kultur jaringan tebu untuk memproduksi benih G0

Page 63: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 47

Gambar 38. Searah jarum jam dari kiri atas pertumbuhan tanaman tebu G1 var Cening, PSDK, PA 028, BL umur 4 bulan, PS 862, BL EMS 2, PS RAD 14, PS RAD 15, dan PS RAD 21 berumur 1 bulan di KP. Karangploso.

Gambar 39. Tanaman kebun G2 var BL dan PS 862 umur 3 dan 4 bulan di KP. Asembagus (atas), PS 86 umur 3 dan 2 bulan di KP. Karangploso (bawah).

Page 64: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 48

Gambar 40. Benih Tebu G2 varietas BL di Muktiharjo.

Varietas BL sebanyak 1.500.000 mata siap salur Februari-Maret 2018, di KP

Asembagus (varietas BL sebanyak 2.880.000 mata) siap salur Maret-April 2018,

di KP Karangploso (varietas BL sebanyak 320.000 mata) siap salur April – Mei

2018 (gambar 39).

Gambar 41. Benih Kakao Hybrida Lindak F1 di KP Pakuwon.

Produksi benih sebar kakao yang dicapai pada tahun 2017 sebanyak 611.915

polybag benih kakao hybrida Lindak F1 siap salur bulan Maret – April 2018 di

Kebun Percobaan Pakuwon Sukabumi (gambar 40).

Page 65: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 49

Gambar 42. Benih karet

Sebanyak 223.000 polybag (batang bawah) produksi benih sebar karet dari

221.000 benih yang ditargetkan. Benih yang dihasilkan adalah klon GT1 dan

PB260 di Kebun Percobaan Pakuwon Sukabumi siap okulasi bulan Juni 2018

(gambar 41).

Gambar 43. Benih Kopi Arabika

Produksi benih sebanyak 705.365 polybag benih kopi arabika dari 657.900

benih yang ditargetkan di Kebun Percobaan Pakuwon Sukabumi Varietas

Sigararutang siap salur sebanyak 170.000 benih pada bulan Februari-Maret

2018, dan 487.900 pada bulan April – Mei 2018 (gambar 42).

Page 66: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 50

Gambar 44. Benih Kopi Robusta di KP Pakuwon

Target Produksi benih sebar kopi robusta sebanyak 78.200 polibag hasil stek

berakar terealisasi sebanyak 82.110 di KP Pakuwon dan siap salur pada bulan

Juni 2018 (gambar 43). Benih kopi robusta yang dihasilkan adalah benih klon

unggul BP430, BP239, BP913, BP42, BP534, BP358, BP308, BP939, BP436,

BP409, BP936, BP234, SA237, SA203.

Gambar 45. Benih Lada

Pembibitan sebanyak 255.000 polybag benih lada varietas Petaling 1 sesuai

dengan yang telah ditargetkan siap salur bulan Mei 2018 di KP Sukamulya dan

KP Cibinong (gambar 44).

Page 67: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 51

Gambar 46. Benih Pala Var. Ternate dan Banda KP Cicurug- Balittro.

Benih sebar pala dengan umur berbeda-beda disebabkan oleh masa panen

dengan mutu tinggi dimulai awal Desember 2017 dan dilakukan bertahap

sampai output yang ditargetkan pada akhir Januari 2018 sebanyak 144.000

benih varietas Ternate dan Banda di KP. Cicurug siap salur pada September

2018 (gambar 45).

Gambar 47. Benih Jambu mete

Produksi benih jambu mete dengan varietas Muna dan Flotim 1 berada di dua

lokasi yaitu KP. Cikampek, Karawang dengan total target sejumlah 104.750

polibag serta di KP. Cimanggu Bogor sebanyak 48.250 polibag. Dengan target

153.000 benih siap salur pada Mei 2018 (gambar 46).

Page 68: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 52

Gambar 48. Benih kelapa

Benih Kelapa Dalam sebanyak 150.000 di Balit Palma, Dalam Bali sebanyak

50.000 di Kab Buleleng, Dalam Sikka dan Adonara di NTT sebanyak 20.000

butir, Kelapa Puan Kalianda di lampung sebanyak 2.800 butir, Kelapa ST 1 Buol

sebanyak 7500 butir, Kelapa Dalam Sri Gemilang di Kab Indragiri Hilir Provinsi

Riau sebanyak 10.000 butir, Kelapa Dalam Molowahu Dalam Kramat Dalam

Panua sebanyak 88.000 di Provinsi Gorontalo dan Kelapa Dalam Mastutin di

Sumbawa NTB sebanyak 38.000 butir (gambar 47).

Gambar 49. Benih Kelapa Genjah Kopyor Pati

Produksi benih kelapa genjah Kopyor ditargetkan sejumlah 250 butir tercapai

sejumlah 190 polibag dengan persentase mencapai 76 % untuk didistribusikan pada

tahun 2018 (gambar 48).

Page 69: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 53

Gambar 50. Benih Kurma di Balitpalma Manado

Produksi benih kurma 375 polybag dengan Varietas : barhee, abumen, ajwa,

sultana, lulu, medjool, khalas, fard, sheisi, ghanamy, siap tanam untuk kebun

induk (gambar 49).

Capaian Kinerja Outcome

Bermanfaatnya inovasi perkebunan dapat tercermin dari penyebaran

varietas Unggul yang dihasilkan Puslitbang Perkebunan. Berdasarkan catatan

penyebaran benih di UPBS lingkup Puslitbang Perkebunan, varietas unggul

tanaman perkebunan telah tersebar di beberapa wilayah.

Unit pengelola benih sumber (UPBS) merupakan unit atau instalasi

UK/UPT yang berfungsi untuk menyiapkan logistik bagi diseminasi dan

pengembangan varietas unggul. UPBS menghasilkan benih varietas unggul

yang diperbanyak secara generatif (dalam bentuk biji), dan yang diperbanyak

secara vegetatif (dalam bentuk setek, rhyzome, anakan, entres, budset,

planlet/hasil kuljar).

Berdasarkan komoditasnya, bebarapa sebaran VUB tanaman perkebunan

adalah sebagai berikut:

Page 70: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 54

Tabel 5. Sebaran VUB Kelapa DMT

NO. PROVINSI Jumlah Sebaran (Ha)

2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 Aceh - - - - - 7.000

2 Sumatera Utara

- - - 1.700 - 3.000

3 Jawa Timur - - - - 5.900 - 4 Jawa barat - - - - - 26.000

5 Sulawesi Utara

6.000 - 25.000 81.300 4.100 96.050

6 Sulawesi Tengah

3.000 - - - - -

7 Sulawesi

Tenggara - - - - 3.000 -

8 Kalimantan Tengah

- - - - 1.000 -

9 Kalimantan

Timur 500 - - - 5.000 -

10 Kalimantan Selatan

- - - - 1.560 3.000

11 Kalimantan Utara

- - - - - 87.250

12 Maluku - - 1.000 - - - 13 Papua 126.620 153.150 22.780 6.600 1.600

14 Papua Barat

7.000 6.000 27.500 - 4.000 3.000

JUMLAH 143.120 159.150 76.280 89.600 26.160 225.300

Tabel 6. Sebaran VUB Kapas

NO. PROVINSI Jumlah Sebaran (Ha)

2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 Sumatera

Utara - - - - - 0.10

2 Sumatera Selatan

- - - - - 0.10

3 DKI Jakarta - - - - - 36.00

4 Jawa Tengah 9

9 - -

5 Yogyakarta - 11 79 - - -

6 Jawa Timur 15 26 28 8 51 0.33

7 Bali - 13 - - - -

8 Nusa Tenggara

Barat

11 31 1 - - 1.67

9 Nusa Tenggara

Timur

11 11 79 21 56 7.80

10 Sulawesi Selatan

- 44 - 75 - 2.00

JUMLAH 46 136 187 113 107 48.00

Page 71: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 55

Tabel 7. Sebaran VUB Tembakau

NO. PROVINSI Jumlah Sebaran (Ha)

2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 Nangroe Aceh Darussalam

- - - - - 2.50

2 Sumatera Barat - - - - 30 -

3 Lampung - - - - 200 -

4 Jawa Barat - 60 - - - -

5 Jawa Tengah 247 2.155 44.974 4.270 18.840 19.00

6 Yogyakarta 5 250 300 885 60 -

7 Jawa Timur 6.722 35.830 47.769 63.012 33.078 8.50

8 Bali - - - 20 - -

9 Nusa Tenggara

Barat

- 24 - - - -

10 Nusa Tenggara Timur

- - 630 60 7.656 -

JUMLAH 6.974 38.319 93.673 68.247 59.864 30.00

Tabel 8. Sebaran VUB Lada

NO. PROVINSI Jumlah Sebaran (Ha)

2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 Aceh 1 - - 2 - -

2 Sumatera Utara - - 1 1 4 -

3 Riau - - - - - 8

4 Jambi - 1 - - - -

5 Sumatera Selatan - - 1 - - -

6 Lampung 1 - - 5 - -

7 Jawa Barat - 2 5 10 20 -

8 DKI Jakarta - - - - 0 1

9 Jawa Tengah - 1 2 2 2 1

10 Yogyakarta - - - - - -

11 Jawa Timur - 1 - - - -

12 Sulawesi Tengah - 2 - 3 6 -

13 Sulawesi Selatan - - - 1 4 -

14 Sulawesi Tenggara - 1 - - - 1

15 Kalimantan Tengah 1 - - - - -

16 Kalimantan Barat 2 2 7 4 - 9

17 Kalimantan Timur - - 5 - - 1

18 Kalimantan Selatan - - - 1 1 3

19 Bangka Belitung 1 1 2 1 2 -

20 Kepri - - - - - 1

21 Gorontalo 1 - - - - -

22 Papua Barat - - 1 - - -

JUMLAH 7 11 24 30 40,275 24

Page 72: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 56

Tabel 9. Sebaran VUB Seraiwangi

NO. PROVINSI Jumlah Sebaran (Ha)

2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 Aceh - 1 - - - -

2 Sumatera Utara - - 1 - - -

3 Sumatera Barat 1 - - - - -

4 Bengkulu - 1 2 - - -

5 Jambi - - 2 - - -

6 Sumatera Selatan - - 1 - - 1

7 Lampung - - - - - 1

8 Jawa Barat 1 1 2 5 6 1

9 DKI Jakarta - - - 2 1 1

10 Jawa Tengah 1 - 1 - 1 -

11 Jawa Timur - 1 1 2 2 1

12 Bali - - - - - -

13 Nusa Tenggara Barat - - - 1 3 -

14 Kalimantan Barat - - - 2 2 -

JUMLAH 3 5 10 14 15 5

Page 73: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 57

VII. REKOMENDASI KEBIJAKAN

Puslitbang Perkebunan melalui kegiatan “Sintesa Kebijakan” menghasilkan

rekomendasi kebijakan yang dapat dijadikan pertimbangan bagi perumusan

kebijakan bidang perkebunan di tingkat Kementerian Pertanian, baik yang

bersifat antisipasif maupun responsif.

1. Memasyarakatkan Pestisida Alami

Kebijakan yang diperlukan untuk melengkapi regulasi tentang pestisida, yaitu:

(1) Mendorong dan memfasilitasi secara optimal penelitian, pengembangan

dan pemasyarakatan pestisida alami berbahan dasar dari dalam negeri,

terutama pada wilayah yang mencanangkan pengembangan produk organik.

(2) Pemberian insentif bagi produsen, pengembang dan pengguna pestisida

alami, dan (3) Pemberian kemudahan perijinan usaha pengembangan,

promosi dan pemasaran bagi pengembang pestisida alami dalam negeri.

2. Penanganan aflatoksin pada pala untuk pemenuhan syarat ekspor

Upaya menyelamatkan manfaat ekonomi komoditas pala akibat penolakan

ekspor ke pasar Eropa perlu kebijakan pengaturan kembali (regulasi) baku

mutu dan perbaikan penanganan pasca panen pala di tingkat petani, dengan

langkah: (1) Menyesuaikan batas maksimal aflatoksin dalam Keputusan

Kepala BPOM No. HK.00.06.1.52.4011 tahun 2009 tentang batasan aflatoksin

pada biji pala, (2) Membangun sistem deteksi dini kualitas pala ekspor

terutama untuk tujuan pasar Eropa, (3) Perbaikan penanganan pasca panen

di tingkat petani, (4) Mengefektifkan penyuluhan dan pendampingan

teknologi panen dan pasca panen sesuai Permentan No.

53/Permentan/OT.140/9/2002, (5) Memperluas skala penerapan Panduan

Penanganan Pala hasil dari program TSP II, dan (6) Introduksi teknologi tepat

guna pengeringan pala untuk mencapai kadar air <10% mencegah aflatoksin

3. Pengembangan tebu di wilayah non Pabrik Gula

Untuk mendukung pengembangan tebu di wilayah non pabrik gula dan

pengembangan industri gula merah perlu pemberian insentif bagi unit usaha

yang menghasilkan produk terstandar sesuai SNI 01-6237-2000. Pemberian

bantuan berupa mesin pengolahan gula merah dengan mengalokasikan

anggaran pemerintah melalui Ditjen teknis untuk pengadaan. Peningkatan

Page 74: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 58

fasilitas dan pendanaan untuk mendorong penelitian dan pengembangan

model pengembangan tebu di wilayah non pabrik gula yang berbasis kawasan

4. Implementasi sistem beli putus tebu

Sistem beli putus tebu mendorong perhitungan rendemen dilakukan secara

individu (Analisis rendemen individu). Untuk pengukuran mutu tebu,

pengambilan contoh tebu harus dapat dilakukan secara cepat, cermat, dan

objektif (dapat menggunakan core sampler). Penetapan harga tebu petani

berbasis mutu tebu hasil pengukuran secara objektif. Petani tidak dilibatkan

dengan masalah mutu gula hasil olah di PG dan pemasarannya. Kepemilikian

dan pemasaran gula sepenuhnya menjadi hak PG. Sistem Beli Putus tebu

menjadi alternatif solusi selain sistem bagi hasil antara pabrik gula dan petani.

5. Inovasi perbenihan mendukung gerakan peremajaan kelapa

Untuk mendukung Gerakan Peremajaan kelapa melalui inovasi perbenihan

perlu gerakan peremajaan kelapa tua dan tidak produktif sekitar 468.000 ha,

diikuti pemanfaatan lahan di antara kelapa dengan tanaman pangan

terintegrasi dengan ternak. Peremajaan dengan sistem tebang bertahap,

menggunakan benih varietas unggul pendek cepat berbuah dengan produksi

tinggi, penerapan jarak dan sistem tanam polikultur. Pengaturan kembali

mekanisme penyediaan benih, terutama terkait dengan pengelolaan Blok

Penghasil Tinggi agar lebih operasional untuk mempercepat penyediaan benih

dengan kualitas yang tetap terjamin.

6. Percepatan Diseminasi Teknologi Pengembangan Lada

Untuk meningkatkan produkivitas dan ekspor lada diperlukan perbaikan

dengan mendorong petani untuk melakukan diversifikasi produk lada,

mendorong Pemda mengatur pengembangan tanaman karet dan kelapa sawit

agar tidak mengganggu areal lada, mengembangkan resi gudang untuk

mengatasi gejala fluktuasi harga, melakukan intensifikasi untuk meningkatkan

produktivitas, melakukan penelitian lanjutan untuk memperoleh varietas

unggul berproduktifitas tinggi dan tahan hama dan penyakit.

Page 75: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 59

VIII. PENGEMBANGAN DAN DISEMINASI

INFORMASI PERKEBUNAN

Dalam upaya percepatan hasil penelitian perkebunan ke masyarakat,

Puslitbang Perkebunan melakukan kegiatan diseminasi hasil-hasil penelitian.

Kegiatan diseminasi hasil-hasil penelitian dilakukan melalui berbagai media, atau

yang dikenal dengan system diseminasi multi channel, seperti seminar, ekspo,

laboratorium lapang, pameran, workshop, publikasi ilmiah dan semi popular,

serta kerjasama penelitian dan pengembangan perkebunan.

9.1. Publikasi Hasil Penelitian

Puslitbang Perkebunan beserta keempat Unit Pelaksana Teknis (Balittro,

Balittri, Balittas, Balit Palma) secara terus menerus melakukan penyebaran

informasi hasil penelitian dan pengembangan perkebunan melalui terbitan

berkala dalam bentuk publikasi ilmiah, populer dan semi populer. Bentuk

diseminasi ini dilakukan baik dalam bentuk cetakan yang berupa jurnal, buku,

booklet, leaflet, sirkuler, maupun melalui website, dan media sosial.

Publikasi ilmiah yang memuat hasil-hasil penelitian terkini dan diterbitkan

secara berkala antara lain Jurnal Littri, Perspektif, Jurnal Tanaman Industri dan

Penyegar, Buletin Tanaman Tembakau dan Serat, Buletin Tanaman Rempah dan

Obat, dan Buletin Palma. Selain itu Puslitbang Perkebunan juga menerbitkan

penerbitan berkala berisikan informasi ringkas tentang teknologi terkini dalam

bentuk Warta Littri, Infotek Perkebunan, dan Media Komunikasi Perkebunan.

Informasi ringkas tentang budidaya, pengolahan hasil maupun produk-produk

hasil penelitian diterbitkan dalam bentuk leaflet dan booklet.

Jumlah publikasi lingkup Puslitbang Perkebunan yang telah dihasilkan

selama TA 2017 untuk penerbitan internal Puslitbang Perkebunan sebanyak 37,

yaitu jurnal, buku, sirkuler, booklet, leaflet dan Website serta media sosial.

Disamping publikasi tersebut tahun 2017 Puslitbang Perkebunan juga

menghasilkan Karya Tulis Ilmiah (KTI) Nasional dan Internasional. Sebaran KTI

tersebut seperti tertera dalam tabel 10 berikut ini.

Page 76: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 60

Tabel 10.Rekapitulasi KTI Nasional dan Internasional lingkup Puslitbang

Perkebunan Tahun 2017

9.2. Pameran

Pameran merupakan salah satu sarana promosi produk baru maupun

produk lama yang telah dikemas dalam inovasi baru. Pemeran juga dapat

berfungsi sebagai media yang memperkuat citra suatu lembaga, dan mampu

menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Melalui pameran dapat diperoleh

umpan balik yang bermanfaat bagi perencanaan kegiatan litbang dimasa

mendatang. Pada Tahun Anggaran 2017 Puslitbang Perkebunan telah ikut

berpartisipasi pada berbagai acara ekspose/pameran. Beberapa produk yang

dipamerkan mencakup berbagai produk olahan hasil inovasi teknologi yang telah

dihasilkan oleh Puslitbang Perkebunan, seperti produk kesehatan (herbal aneka

tanaman obat), produk bioenergi, pestisida nabati, aneka informasi dan produk

yang terkait erat dengan inovasi teknologi dan pemanfaatan sumber daya

genetik mendukung ketahanan pangan, serta publikasi ilmiah, populer dan semi

populer yang diterbitkan Puslitbang Perkebunan.

a. Gebyar Hari Lanjut Usia Kota Bogor (5 Agustus 2017)

Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) ikut berpartisipasi

dengan mengisi stand pameran dalam acara Perayaan Hari Lanjut Usia Nasional

(HLUN) 2017, dengan menampilkan berbagai produk-produk herbal, minuman

kesehatan dan minyak atsiri yang berguna untuk kesehatan khususnya Lansia.

Kegiatan ini berlangsung di Lapangan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

Bioteknologi dan Sumber daya Genetik Pertanian (BB Biogen) dan dihadiri oleh

Walikota Bogor Dr. Bima Arya, Kepala Dinas Sosial M. Azrin, Para Camat dan

Lurah se Kecamatan Bogor Barat.

No. Unit Kerja Jumlah

Peneliti

KTI

Nasional Internasional

1. Puslitbang Perkebunan 16 24 0

2. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat 65 17 7

3. Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat 52 42 4

4. Balai Penelitian Tanaman Palma 29 27 5

5. Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar 46 17 4

Page 77: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 61

Gambar 51. Pameran Hari Lanjut Usia Kota Bogor

b. Pameran Dua Abad Kebun Raya Bogor dan Desiminasi IPTEK

(18-21 Mei 2017)

Dalam rangka Dua Abad Kebun Raya Bogor dan dalam rangka

Diseminasi IPTEK Hari jadi LIPI ke – 50, Puslitbang Perkebunan (Balitrro dan

Balittri) berpatisipasi dalam pameran tersebut yang mengangkat tema Plants and

People in harmony. Acara yang berlangsung mulai tanggal 18 – 21 Mei 2017

diikuti oleh berbagai kalangan dari LIPI sendiri, Pusat Unggulan IPTEK non LIPI,

YRKI, Kementerian PUPR, Kementerian Pertanian, Kementerian Lingkungan

Hidup dan Kehutanan, Kementerian Pariwisata, Perguruan tinggi LSM,

Perusahaan, Komunitas dan Sponsorship.

Gambar 52. Kegiatan Dua Abad Kebun Raya Bogor dan Desiminasi IPTEK

Page 78: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 62

c. Pekan Poros Maritim Berbasis Rempah di Semarang (16-19

November 2017)

Event Pekan Poros Maritim Berbasis Rempah diselenggarakan mulai 16

hingga 19 November 2017 di Lawang Sewu, Semarang Jawa Tengah. Kegitan

tersebut diisi dengan rangkaian kegiatan, yaitu seminar, pameran produk

rempah, pameran pemerintah daerah penghasil rempah dan pameran karya seni

history repeats itself karya Titarubi. Hadir dalam acara tersebut sebagai

narasumber Executive Director, International pepper Community (Indonesia,

Malaysia, Vietnam, Srilangka, India) perupa titarubi Chef Ragil Imam Wibowo,

Dewan Pimpinan nasional Petani, Pelaku usaha, asosiasi dan para pejabat

pemerintah kementerian Koordinator bidang kemaritiman Republik Indonesia,

kementerian Koordinator bidang pembangunan manusia dan kebudayaan,

Kementerian Pertanian, BAPPENAS, Balittro, dan LIPI.

Gambar 53. Event Pekan Poros Maritim Berbasis Rempah di Semarang

d. Agro Inovasi Fair 2017 (22-26 November 2017)

Kementerian Pertanian melalui Balitbang Kementan kembali mengadakan

kegiatan “Agro Inovasi Fair” (AIF) dengan Tema: BANGKITKAN GENERASI

MUDA TINGKATKAN NILAI TAMBAH DAN DAYA SAING PERTANIAN,

pada tanggal 22-26 November 2017 bertempat di Mall Botani Square, Bogor.

Acara ini merupakan ajang untuk mempromosikan teknologi pertanian dan IPTEK

terkini. Expose teknologi pertanian memamerkan benih, pupuk hayati,

Page 79: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 63

biopestisida, alat mesin pertanian, teknologi pertanian perkotaan, hingga

beragam produk olahan. Pembukaan pameran secara resmi oleh Menteri

Pertanian tanggal 25 Nopember 2017.

Gambar 54. kegiatan Agro Inovasi Fair (AIF)

e. Soft Launching Museum Tanah – Bogor (5-7 Desember 2017)

Gambar 55. Kegiatan Soft launching dan Open House Musium Tanah

Page 80: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 64

f. Deklarasi Pusat Unggulan Iptek (13-14 Desember 2017)

Gambar 56. Kegiatan Pusat unggulan Iptek

g. Pameran Pertemuan Teknis dan Sosialisasi Hasil Penelitian

Pameran Pertemuan Teknis dan Sosialisasi Hasil Penelitian

diselenggarakan pada tanggal 22–24 Mei 2017 di PG Jatiroto, oleh PT

Perkebunan Nusantara XI.

Pameran dibuka oleh manager penelitian dan Quality Control PG Jatiroto,

Bapak Sugondo, dan diikuti oleh P3GI, PT Petrokimia, LPP Yogyakarta, PT Kujang,

PT Saraswanti Anugrah Makmur, Balittas, PG Jatiroto, dan Puslit Sukosari. Dalam

Kesempatan tersebut, Balittas menyajikan materi pameran berupa: Poster (1.

Kandidat Varietas Unggul Baru Tebu (MLG 52 dan MLG 55), 2. Klon-klon

Rendemen Tinggi, 3. Budidaya Tebu Juring Ganda, 4. Proses Bibit Budchip, 5.

Mesin Budchip Tebu, 6. Kemiri Sunan, 7. Varietas Unggul Wijen, 8. Roselindo;

Buku dan CD Bunga Rampai Tebu, buku saku varietas Leaflet : 1. Budchips, 2.

Teknologi Produksi Benih Tebu, 3. Sistem Tanam Tebu Juring Ganda, 4.

Pengendalian Serangga Hama pada Tanaman Tebu, 5. Pengelolaan Bahan

Organik pada Tebu, 6. Tebang Muat Angkut Tebu, 7. Profil Balittas, 8. OrgaNeem,

9. Varietas Wijen Unggul Baru; Alat : Budchipper dan Tray; Contoh produk : 1.

Minyak Kemiri Sunan & Biodiesel, 2. Minyak Wijen, 3. Parfum tembakau, 4.

Biochar, 5. Biji Mimba, 6. Serbuk Biji Mimba, 7. Pestisida organik OrgaNeem;

Benih: Wijen- Winas 1, Winas 2, dan Sbr 1, Rosela Herbal (Roselindo 1, 3, dan

4).

Page 81: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 65

Kesan pengunjung:

Dalam waktu yang relative singkat Balittas membuat terobosan akan

melepas varietas unggul baru tebu.

Budchipper Balittas mempunyai beberapa keunggulan

Secara Khusus Direktur PTPN XI, Ir. Cholidi, mengunjungi stand Balittas

dan mengutarakan akan adanya kerjasama dalam pembudidayaan tebu.

Beliau juga tertarik mengenai Biochar dan Parfum Tembakau.

Gambar 57. Pameran Pertemuan Teknis dan Sosialisasi Hasil Penelitian 2017 di PG Jatiroto

h. Pameran dalam rangka Open House BPTP Jawa Timur

Acara open house diselenggarakan di BPTP Jawa Timur Karangploso

dalam rangka menyongsong tahun perbenihan 2018 dilaksanakan pada tanggal

7–8 November 2017. Kegiatan dihadiri oleh beberapa intansi UK/UPT di lingkup

Kementerian Pertanian di Jawa Timur, Gubernur Jawa Timur, dan Bupati Malang,

Dinas Pertanian/Perkebunan se Jawa Timur, Petani pemerhati tanaman sumber

daya genetic (SDG) Jawa Timur, Mitra kerja swasta. Open house dibuka oleh

Kepala Badan Litbang Pertanian yang diwakili oleh Ir. Mastur, MSi. PhD (Kepala

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya

Genetik).

Page 82: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 66

Rangkaian kegiatan open house di BPTP Jatim diantaranya :

1. Temu Nasional inovasi pengelolaan dan festival sumber daya genetic

(SDG) lokal

2. Pameran inovasi teknologi

3. Pelatihan inovasi teknologi terpadu

4. Outbound dan studi banding

Setelah membuka acara open house perbenihan acara dilanjutkan

dengan kunjungan ke stand pameran. Materi yang ditampilkan Balittas berupa:

1) contoh tanaman tebu cening dan PS, 2) back drop Budchiper dan Roselindo,

3) contoh produk: sabun padat dan transparan dari minyak biji kapuk dan

minyak biji kapas, rosella merah celup, rosella merah siap minum, organeem,

pesnab asap cair tembakau, parfum dari minyak tembakau, Ha-NPV, Sl-NPV, 4)

publikasi berupa leaflet dan buku.

Pengunjung terdiri atas peserta temu nasional, mahasiswa, siswa, petani,

dinas, dan peneliti. Beberapa pengunjung menanyakan varietas tebu yang sudah

dihasilkan oleh Balittas serta kegunaan alat budchiper serta keunggulan sistem

tanam budchip dan bagal. Pengunjung selain menanyakan seputar pertebuan

juga menanyakan pesnab organeem dan asap cair tembakau.

Gambar 58. Pameran open house BPTP Jawa Timur menyongsong tahun perbenihan 2018

ar 3. Suasana pameran di BPTP Jawa Timur

Page 83: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 67

i. Pameran pada Seminar, Expo, dan Diskusi (SEEDS) Perbenihan

Nasional 2017 di Politeknik Negeri Jember

Benih merupakan salah satu pilar penting dalam diskursus kedaulatan

pangan dan menjadi faktor pembawa perubahan (agent of change) teknologi

dalam bidang pertanian. Salah satu aspek penentu utama keberhasilan dalam

peningkatan produksi pertanian adalah penggunaan benih yang bermutu.

Bidang perbenihan tanaman banyak mendukung keberhasilan

pembangunan pertanian di Indonesia. Oleh sebab itu Indonesia perlu berdaulat

benih untuk mencapai keberhasilan tersebut, sebab sebagian besar benih yang

tersebar di Indonesia masih dikuasai oleh Perusahaan asing. Saat ini Indonesia

butuh perusahaan multinasional dalam negeri yang mampu memenuhi

kebutuhan benih Indonesia, yang tujuannya agar Indonesia mampu mandiri dan

Berdaulat Benih.

Di Indonesia sebenarnya telah banyak lembaga pemerintah yang

bergerak dalam bidang perbenihan. Namun peran pemerintah terhadap

masyarakat khususnya petani belum optimal. Oleh sebab itu perlu adanya upaya

khusus untuk meningkatkan kedaulatan perbenihan, yang tujuannya untuk

mencapai swasembada pangan dan terwujudnya Nawacita Presiden dalam

rangka meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia.

Seminar, Expo dan Diskusi (SEEDS) Perbenihan Nasional 2017 dengan

Tema “Peran Kedaulatan Benih Untuk Mendukung Nawacita Presiden”.

Kegiatan dipelopori oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Produksi Pertanian

Politeknik Negeri Jember, bertujuan untuk memberikan edukasi, informasi

sekaligus menjadi forum diskusi untuk meningkatkan kedaulatan perbenihan

nasional dan mendukung Nawacita Presiden melalui diskusi bersama petani,

akademisi, perusahaan benih, dan pemerintah sehingga dapat mencapai

kedaulatan benih Indonesia yang mampu mewujudkan kesejahteraan petani.

Dalam seminar ini telah diadakan diskusi membahas permasalahan dan

penyelesaiannya dalam dunia pertanian khususnya perbenihan. Selain itu

Seminar ini menjadi wadah untuk monitoring perkembangan Nawacita Presiden

agar didapatkan sebuah Informasi tetang perkembangan pertanian di Indonesia.

Dalam acara tersebut BALITTAS berpatisipasi menggelar pameran

komoditas perkebunan antara lain: kenaf (Hisbiscus cannabinus) (benih dan

produk diversifikasi), roselindo (minuman herbal yang baik untuk kesehatan),

Page 84: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 68

wijen (benih dan minyak wijen), tebu (teknik pembibitan tebu mata tunas

(Budchips) yang efisien tempat, transportasi, juga keseragaman bibit terjamin).

Arahan kepala Balitbangtan agar Balittas kedepan menampilkan varietas tebu

yang berpotensi rendemen 14% yang sekarang sedang diuji multilokasi.

Gambar 59. a. Pengunjung memasuki gerbang stand dan area pameran, b. Seminar dan diskusi (SEEDS) Perbenihan Nasional 2017, c-f. Antusian pengunjung dalam pameran, Seminar dan expo di Politeknik Jember.

a

a

a

b

a

a

a

c

a

a

a

d

a

a

a

e

a

a

a

f

a

a

a

Page 85: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 69

9.3. Dukungan Pengembangan Komoditas Strategis Perkebunan

a. Dukungan terhadap Program Pengembangan Tebu T200

Program Tebu T200 adalah suatu program untuk mencapai produktivitas

tebu 200 ton/ha yang dicanangkan oleh PTPN X. Untuk mencapai produktivitas

tersebut, maka target parameter usahatani (pusut) yang harus dicapai adalah

jumlah batang 12 batang per meter juring, tinggi batang 4 m, dan bobot batang

0,5 kg per meter dengan asumsi panjang juring 7,400 m. Pada program ini,

Balittas berpatisipasi aktif dengan ikut serta melakukan pengamatan terhadap

dinamika pertumbuhan secara berkala dan memberikan saran perbaikan agar

target pusut bisa tercapai.

Program T200 ini dilaksanakan pada lahan Tebu Rakyat (TR) dan Tebu

Sendiri (TS) di wilayah kerja PTPN X. Tiga wilayah yang dipilih (1) Wilayah Delta

(Sidoarjo) adalah kebun demoplot PG. Kremboong dan PG. Watoetoelis, (2)

Wilayah Tebuireng (Jombang) kebun demoplot PG. Tjoekir dan PG. Lestari dan

(3) Wilayah Dhoho (Kediri) kebun demoplot PG. Meritjan dan PG. Pesantren

Baru.

Gambar 60. Keragaan tanaman tebu di Kebun Susuhbango, wilayah PG Ngadirejo umur 7,5 bulan setelah tanam (bst) (Desember 2017)

Page 86: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 70

b. Pekan Nasional Petani Nelayan (PENAS) XV di Aceh

Kegiatan Pekan Nasional Petani Nelayan (PENAS) XV tahun 2017 telah

dilaksanakan di Aceh yang dipusatkan di Stadion Harapan Bangsa, Lhoong Raya,

Banda Aceh. Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo menghadiri serta

membuka Penas pada Sabtu tanggal 6 Mei 2017 yang dihadiri sekitar 35.000

orang.

Gelar teknologi dan temu teknologi pada PENAS XV 2017 mengangkat

tema teknologi pertanian lahan kering berbasis bioindustri untuk kemandirian

pangan dan energi bagi kesejahteraan petani. Pada acara Penas di Aceh ini

Balittas menampilkan komoditas bunga matahari dan tebu. Kegiatan ini

dilaksanakan dalam kerangka kerjasama dengan BPTP Aceh sejak bulan Januari

2017. Untuk tanaman tebu, Balittas menampilkan gelar teknologi varietas unggul

nasional yang terdiri atas varietas BL, VMC, PA 028, PSDK serta varietas unggul

lokal tebu Kerinci (POJ Agribun Kerinci) untuk produksi gula merah. Disamping

itu, ditampilkan pula banner kandidat varietas unggul yang akan dilepas tahun

2018, yakni MLG 52 dan MLG 55 serta 5 sampel klon tanaman terpilih hasil

perlakuan mutagen fisik dan kimia dikombinasi dengan perlakuan kultur invitro,

sebagai hasil Penelitian Puslitbang Perkebunan.

Gambar 61. Keragaan tanaman bunga matahari yang menjadi pembatas pada komplek

Gelar Teknologi pada Penas XV di Aceh.

Page 87: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 71

Gambar 62. Keragaan demplot varietas unggul dan calon varietas baru tebu pada acara

PENAS XV di Aceh tahun 2017.

c. Koordinasi Rencana Pengembangan Kapas Nasional Tahun 2018

Pengembangan kapas tetap mendapatkan porsi dalam penganggaran di

Direktorat Jenderal Perkebunan, meskipun luasnya tidak terlalu besar, untuk itu

telah dilakukan koordinasi rencana pengembangan kapas tahun 2018. Balittas

diminta komitmennya untuk mengawal program pengembangan kapas nasional,

termasuk pembangunan kebun benih sebar. Pada tahun 2018, rencana alokasi

luas areal kapas adalah 500 ha yang tersebar di tujuh propinsi, yaitu Bali (250

ha), NTB (600 ha), NTT (100 ha), Sulawesi Selatan (3.600 ha), Jawa Timur (300

ha), Jawa Tengah (50 ha), dan DI Yogyakarta (100 ha).

Terkait dengan pengembangan komoditas kapas 2018, beberapa hal

yang telah ditekankan oleh Direktur Tanaman Semusim dan Rempah Perkebunan

adalah sebagai berikut : 1). Harus dilakukan pemilihan lokasi dengan baik. Areal

diharapkan tidak terpencar-pencar atau dengan kata lain harus berupa kompleks

hamparan minimal 5 ha yang datar dan tidak berlereng. Diharapkan juga lahan

terpilih dekat dengan sarana pengairan; 2). CP/CL harus dipilih yang potensial

yaitu yang rekaman produktivitasnya tinggi.

Pada tahun 2018, akan diberikan bantuan pompa air yang ditujukan

untuk meningkatkan produktivitas. Untuk provinsi Sulawesi Selatan, 10% dari

arealnya akan mendapatkan bantuan pompa air yang teridiri dari 180 ha areal

kebun benih sebar dan 180 ha pengembangan biasa. Disamping itu akan

Page 88: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 72

dihidupkan kembali Kelembagaan Perbenihan Kapas, dengan memberikan

pelatihan jangka pendek untuk pelaku benih dan pengawalan dan pembinaan

petani penangkar benih Oleh Balittas. Pembangunan kebun benih sebar akan

diserahkan kepada PT. Sulawesi Cotton Industri untuk areal pengembangan di

provinsi-provinsi Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara

Timur yang membutuhkan areal kebun benih sebar seluas 172 ha. Sedangkan

untuk areal pengembangan di provinsi-provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah,

Daerah Istimewa Yogyakarta dan Bali maka pembangunan kebun benih sebarnya

akan diserahkan kepada PT PR Sukun yang membutuhkan areal seluas sekitar 30

ha.

d. Penandatanganan MOU Penyediaan Serat Kapas

Kain tenun tradisional Buna merupakan salah satu kain tenun yang

berasal dari budaya masyarakat di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).

Budaya menenun motif Buna pesat perkembangannya, sehigga mendapat

perhatian khusus dari Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah (Ditjen

IKM), Kementerian Perindustrian sesuai visi dan misinya (Direktur IKM Kimia,

Sandang, Aneka dan Kerajinan, 2016). Oleh karena itu, pada tanggal 13 Juni

2017 telah dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman atau MoU antara

Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah - Kementerian Perindustrian,

Direktorat Jenderal Perkebunan dan Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian - Kementerian Pertanian, dan Pemerintah Daerah Kab. Timor Tengah

Selatan. Adapun Ruang lingkup MoU tersebut meliputi: a) Fasilitasi penyediaan

lahan; b) Fasilitasi penyediaan sarana produksi bagi petani kapas dan IKM tenun;

3) Pemberdayaan dan penguatan kelembagaan petani dan penangkar benih

kapas serta IKM tenun; dan 4) Penelitian dan pengembangan tanaman kapas.

Badan Litbang Pertanian sebagai pihak ketiga memiliki tugas dan tanggung

jawab: 1) Pemberdayaan dan penguatan kelembagaan penangkar benih kapas;

2) Penelitian dan pengembangan tanaman kapas. Kegiatan Badan Litbang

Pertanian di Kab. Timor Tengah Selatan tersebut dibiayai dari mata anggaran

KP4S yang menjadi tanggungjawab Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan

Serat.

Page 89: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 73

Gambar 63. Penandatanganan MoU antara Direktoprat Jenderal Industri Kecil dan

Menengah - Kementerian Perindustrian, Direktorat Jenderal Perkebunan dan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian – Kementerian Pertanian, dan Pemerintah Daerah Kab. Timor Tengah Selatan.

e. Demplot Varietas Baru Kapas di Bulukumba, Sulawesi Selatan

Dalam upaya memperkenalkan varietas unggul baru kapas, maka pada

tahun 2017 telah dilakukan demplot 5 varietas unggul baru, yaitu Kanesia 16,

Kanesia 17, Kanesia 18, Kanesia 19, dan Kanesia 20. Demplot dilaksanakan di

kebun milik PT. Sulawesi Cotton Industri (SCI) di Matekko, Bulukumba Sulawesi

Selatan seluas satu hektar.

KANESIA 16 KANESIA 17

Page 90: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 74

KANESIA 18 KANESIA 19

KANESIA 20 KANESIA 10

Gambar 64. Perkembangan tanaman kapas varietas Kanesia 16, Kanesia 17, Kanesia 18,

Kanesia 19, dan Kanesia 20 dengan pembanding Kanesia 10 di Matekko, Bulukumba, Sulawesi Selatan 2017.

f. Koordinasi Pengembangan Agave

Rapat koordinasi kerjasama penelitian sisal yang dilakukan di Kantor PT.

Sumbawa Bangkit Sejahtera (PT. SBS) Jl. Opak no. 16 Surabaya dihadiri oleh tim

Peneliti Balittas yang terdiri atas : Ir. Emy Sulistyowati, Mag., PhD. (Kepala

Balittas), Ir. Untung Setyo Budi, MP., Prof. Ir. Nurindah, PhD., dan Dr. Marjani,

MP. dengan Direktur Utama PT SBS dan Staf. Tujuan pertemuan ini adalah agar

dalam kegiatan kerjasama ke depan lebih terarah, sehingga kegiatan penelitian

untuk mendapatkan varietas unggul baru Agave sp. ke depan lebih lancar. Dalam

rakor tersebut dilaporkan bahwa kegiatan ”Observasi dan pelepasan varietas

sisal H11648” telah selesai dan telah dilakukan sidang Pelepasan Varietas di

Lampung pada tanggal 7 November 2016, dan varietas tersebut telah disahkan

oleh Menteri Pertanian menjadi Varietas Unggul Nasional dengan nama H11648.

SK (asli) Varietas Sisal H11648 telah diserahkan melalui Sekeretaris PT SBS pada

tanggal 17 Maret 2017.

Page 91: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 75

Kegiatan kerjasama PT. SBS dan Balittas yang masih berlangsung hingga

tahun 2019 adalah ”Uji multilokasi klon-klon Unggul Agave sp. koleksi Balittas”,

dan dilajutkan pada tahap II sampai mendapatkan varietas baru untuk

mendampingi varietas sisal H11648 asal China. Untuk mendukung pelepasan

varietas sisal baru tersebut, masih diperlukan dukungan data ketahanan klon

terhadap hama dan penyakit, kualitas serat serta metoda pembibitan secara

kultur jaringan yang cepat dan aman.

Bersama direktur PT SBS Serat Agave yang belum disisir

Serat agave telah disisir dan menuju ke mesim pemintalan

Pemintalan serat agave menghasilkan benang serat agave

Benang serat agave ditenun menggunakan mesin tenun untuk produksi kain yang

dimodifikasi.

Hasil tenunan serat agave sebagai bahan poles siap dipasarkan.

Gambar 65. Prosesing serat agave untuk menjadi bahan poles.

Page 92: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 76

9.4. Kerjasama Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Dalam upaya penerapan hasil penelitian dan pengembangan perkebunan,

kerjasama penelitian dan pengembangan perkebunan dengan mitra sangat

penting sekaligus berperan mendekatkan hasil litbang perkebunan dengan

masyarakat langsung. Kegiatan kerjasama Pusat Penelitian dan Pengembangan

Perkebunan pada tahun 2017 dengan meninjaklanjuti nota kesepahaman yang

sudah ada dan melakukan rintisan kerjasama baru.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan sampai dengan

Desember tahun 2017 telah menindaklanjuti 6 (enam) Naskah Perjanjian

Kerjasama yaitu :

1. Penandatanganan Perjanjian Kerjasama tentang Kemitraan Bidang

Penelitian, Pendidikan dan Pelatihan, Nomor : 324/KL.220/H.4/04/2017;

Nomor : 34.5/01/FIPHAL-K/IV/2017, antara Puslitbang Perkebunan dan

Fakultas Ilmu Pangan Halal, Universitas Djuanda. Jangka waktu perjanjian

adalah 3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal 17 April 2017 sampai dengan

17 April 2020. Tujuan kerjasama adalah : (a) menjalin hubungan kerjasama

antara institusi dan lembaga penelitian; (b) saling membantu dalam bidang

penelitian, pendidikan dan pelatihan, serta; (c) Pengabdian kepada

masyarakat secara bersama-sama.

2. Penandatanganan Perjanjian Kerjasama tentang Penyediaan Bibit Cabai dan

Pendampingan Inovasi Teknologi Pertanian, Nomor: 61/LB.410/I.1/01/2014,

antara Puslitbang Perkebunan dan Persit Kodim 0607/Kota Sukabumi.

Jangka waktu perjanjian adalah 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal 13

Maret 2017 sampai dengan 13 Maret 2018. Tujuan kerjasama adalah :

Meningkatkan kualitas dan kuantitas pangan serta gizi keluarga melalui

penyediaan bibit cabai untuk optimalisasi pemanfaatan pekarangan.

3. Penandatanganan Perjanjian Kerjasama tentang Penyediaan Bibit Cabai dan

Pendampingan Teknologi Pertanian Kabupaten Sukabumi Nomor: B- /

Kd.10.2/PP.00.7/2017, antara Puslitbang Perkebunan dan Kantor

Kementerian Agama Kabupaten Sukabumi. Jangka waktu perjanjian adalah

Page 93: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 77

3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal 22 Januari 2014 sampai dengan 22

Januari 2017. Tujuan kerjasama adalah : Meningkatkan kualitas dan

kuantitas pangan serta gizi keluarga melalui bantuan penyediaan bibit cabai.

4. Penandatanganan Perjanjian Kerjasama tentang Penelitian dan

Pengembangan Tanaman Rempah dan Obat Nomor: HSS/SHW/V/2017 dan

No. 603/HK.220/H.4.3/06/2017, antara Balai Penelitian Tanaman Rempah

dan Obat dengan PT. Herbal Sehat Sejahtera. Jangka waktu perjanjian

adalah 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal 25 September 2017 sampai

dengan 25 September 2022. Tujuan kerjasama adalah : Melaksanakan

diseminasi inovasi teknologi Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat.

5. Penandatanganan Perjanjian Kerjasama tentang Penelitian dan

Pengembangan Tanaman Cengkeh Nomor: 05664/HMS/CLV/9/2017 dan No.

938/HK.220/H.4.3/09/2017, antara Balai Penelitian Tanaman Rempah dan

Obat dengan PT. HM. Sampoerna Tbk. Jangka waktu perjanjian adalah 7

(tujuh) bulan terhitung sejak tanggal 26 Mei 2017 sampai dengan 31

Desember 2017. Tujuan kerjasama adalah : melaksanakan Program

Penelitian termasuk merakit teknologi budidaya cengkeh secara

berkelanjutan.

6. Penandatanganan Perjanjian Kerjasama tentang Pengembangan Tanaman

Industri dan Penyegar di Kabupaten WONOSOBO, antara Balai Penelitian

Tanaman Industri dan Penyegar dengan Dinas Pangan, Pertanian dan

perikanan Kabupaten Wonosobo. Jangka waktu perjanjian adalah 7 (tujuh)

bulan terhitung sejak tanggal 26 Mei 2017 sampai dengan 31 Desember

2017. Tujuan kerjasama adalah : melaksanakan Program Penelitian

termasuk merakit teknologi budidaya cengkeh secara berkelanjutan.

Tindak lanjut telah dilakukan pada Nota Kesepahaman dengan

Pemerintah Daerah, yaitu :

Page 94: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 78

1. Tindak Lanjut Kerjasama Percepatan Pendayagunaan Teknologi

Mendukung Pengembangan Lada di Kabupaten Sumedang.

Lada merupakan komoditas yang dikembangkan di Kabupaten

Sumedang. Luas areal lada di Kab. Sumedang yaitu 442 Ha dengan produksi

sebesar 164,69 ton pada tahun 2014 (BPS, 2015). Areal lada tersebar pada 21

kecamatan dari 26 kecamatan yang ada di Kabupaten Sumedang. Luas areal

lada terbesar di Kecamatan Surian seluas 93 Ha, kecamatan Buahdua seluas 83

Ha, sedangkan pada kecamatan lain berkisar pada 2-29 ha. Produktivitas lada di

Kabupaten Sumedang hanya sebesar 511 kg/ha. Pengembangan lada terus

dilakukan secara berkesinambungan untuk terus meningkatkan daya saing,

termasuk di daerah non sentra produksi. Salah satu bentuk pengembangan

adalah melalui model agroforestry, yang salah satunya diterapkan oleh Kesatuan

Pemangkuan Hutan (KPH) Perhutani Kab.Sumedang yang telah merubah pola

pengelolaan hutan, dari produksi kayu ke hasil hutan bukan kayu (HHBK).

Dengan menggandeng Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dilakukan

upaya untuk mengoptimalkan HHBK melalui pengembangan komoditas tanaman

ekspor. Pengembangan lada di Kabupaten Sumedang melibatkan: lembaga

penelitian, lembaga penyuluhan, pemerintah daerah, kelompok tani dan

Perhutani. Pengembangan diawali dengan dibukanya pemanfaatan lahan

Perhutani oleh kelompok tani. Peran lembaga penelitian masih sangat terbatas.

Penyuluhan dilakukan tidak secara spesifik komoditas lada dan masih pada ruang

lingkup materi yang terbatas. Selain itu belum tersedia kebijakan dan

kelembagaan untuk mendorong penerapan inovasi teknologi lada dari hulu

sampai ke hilir.

Dalam rangka percepatan penggunaan teknologi hasil pertanian kepada

pengguna, maka Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan bersama Balai

Penelitian tanaman Rempah dan Obat (Balittro) mengadakan bimbingan teknis

kepada petani pengguna untuk komoditas lada sebagai komoditas strategis

berdaya saing ekspor di di desa Wargaluyu, Kecamatan Tanjungmedar,

Kabupaten Sumedang (4/5/2017). Kegiatan dihadiri oleh petani lada sebanyak

26 orang, petugas lapang, dinas perkebunan, serta aparat desa. Bimbingan

teknis meliputi pemaparan materi budidaya lada, penanganan OPT tanaman lada,

dan kunjungan lapang ke kebun percontohan lada milik petani setempat. Materi

budidaya lada dan penanganan OPT disampaikan oleh Dr. Sukamto, M.Agr.Sc

Page 95: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 79

dari Balittro. Perwakilan dari pihak Dinas Kabupaten Sumedang diwakili oleh Drs.

Dudi Haryadi selaku kasub bagian tanaman perkebunan. Kegiatan dilanjutkan

diskusi lapang dan kunjungan ke kebun lokasi milik petani. Pada kegiatan

tersebut juga dilakukan kegiatan penyaluran benih lada varietas unggul Ciinten

dari Balittro, Puslitbangbun. Rencananya, benih tersebut akan digunakan sebagai

pembangunan kebun induk benih untuk daerah kecamatan Tanjungmedar. Akan

tetapi dari pihak Dinas belum menentukan lokasi tepatnya dimana kebun induk

akan dibangun apakah berada di kelompok tani setempat atau diatas lahan milik

UPTD Kabupaten Sumedang. Bimbingan teknis ini merupakan tindak lanjut

kerjasama percepatan pendayagunaan teknologi mendukung pengembangan

lada di Sumedang, berdasarkan nota kesepahaman No.

424/HK.220/I.4.3/04/2015 dan No. 522/704/Dishutbun/2015, tanggal 29 April

2015 antara Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) dengan Dinas

Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Sumedang. Kerjasama bertujuan untuk

mengoptimalkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi lembaga penelitian melalui

kegiatan diseminasi, kerjasama dan meningkatkan peran serta mitra dalam

pendampingan penangkaran benih tanaman lada.

2. Rintisan Kerjasama Percepatan Pendayagunaan Teknologi

Mendukung Pengembangan Kopi di Kabupaten Sumedang dan di

Kabupaten Bandung Barat

Sektor pertanian di Jawa Barat khususnya Kabupaten Sumedang dan

Bandung Barat berpotensi besar mendorong peningkatan kesejahteraan petani

lokal.Salah satu komoditas potensial untuk dikembangkan adalah kopi. Kondisi

yang terjadi saat ini, pengembangan kopi di Kab. Sumedang dan Bandung Barat

masih dihadapkan pada berbagai permasalahan. Produksi kopinya dalam setahun

rata-rata sebesar 300 ton, dengan produktivitas yang masih rendah. Dari sisi

pemasaran diketahui bahwa 95% produksi kopi Sumedang dan Bandung Barat

dijual petani secara gelondongan ke luar daerah hingga mancanegara dengan

harga Rp 6.500/ kg.

Dalam rangka percepatan penggunaan teknologi pertanian melalui

kegiatan Rintisan Kerjasama telah dilakukan kegiatan Bimbingan Teknis oleh

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan di Sumedang dan Bandung

Barat. Tujuan kegiatan merupakan rintisan kerjasama dalam pendayagunaan

hasil penelitian bagi pengembangan komoditas perkebunan. Kegiatan dilakukan

dalam bentuk bimbingan teknis yang bertujuan untuk meningkatkan adopsi

Page 96: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 80

teknologi di tingkat petani. Bimbingan Teknis oleh Pusat Penelitian dan

Pengembangan Perkebunan di Kabupaten Bandung Barat tanggal 18 Juli 2017.

Kegiatan bimbingan teknis yang dilaksanakan di Kampung Cibeber Desa

Mekarwangi, Kecamatan Sindangkerta Kabupaten Bandung Barat dihadiri oleh 32

orang petani, 4 orang dari Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Bandung,

penyuluh, dan petugas lapang sedang Kegiatan bimbingan teknis di Kabupaten

Sumedang dilaksanakan pada tanggal 19 Juli 2017 di kelompok tani Maju Mekar,

Dusun Citungku, Desa Nagarawangi, Kecamatan Rancakalong, Kabupaten

Sumedang yang dihadiri oleh 30 orang petani, 4 orang dari Dinas Pertanian dan

Ketahanan Pangan, Sumedang, penyuluh dan petugas lapang. Materi bimbingan

teknis disampaikan oleh Ir. Handi Supriadi, peneliti dari Balai Penelitian Tanaman

Industri dan Penyegar (Balittri), terdiri dari pemaparan materi budidaya kopi dan

kunjungan lapang ke kebun kopi milik petani setempat.

Pemerintah Kabupaten Sumedang sangat berharap adanya

pendampingan dari Badan Litbang Pertanian untuk pengembangan komoditas

perkebunan di wilayahnya. Untuk komoditas lada dan kopi Distan sangat

berharap agar dapat dilepas varietas unggul lokal, selain perbaikan sistem

perbenihan dan budidaya kopi. Kegiatan bimbingan teknis dan tinjauan lapang

dilaksanakan sebagai bentuk diseminasi teknologi pengembangan kopi kepada

petani, serta sebagai upaya melakukan rintisan kerjasama dengan pemerintah

daerah. Rintisan kerjasama bertujuan untuk mendukung pengembangan

perkebunan oleh pemerintah daerah menuju peningkatan kesejahteraan petani.

Selama TA. 2017 telah ditandatangani 19 (sembilan belas) perjanjian

kerjasama. Dari 19 kerjasama tersebut 6 (enam) kerjasama dilakukan dengan

Pemerintah daerah dan swasta, sedang 13 (tiga belas) kerjasama dilakukan

secara internal dengan beberapa satker lingkup Balitbangtan.

Tabel 11. Kerjasama dengan Pemda, Swasta dan Perguruan Tinggi

No. Judul Kerjasama Mitra Kerja Komoditas

Pemerintah Swasta

1. Kemitraan Bidang Penelitian, Pendidikan dan Latihan

Universitas Djuanda

Penelitian dan Diklat

2. Penyediaan Bibit Cabai dan Pendampingan Inovasi Teknologi Pertanian

Persit Kodim 0607/Kota Sukabumi

-

Cabai

3. Penyediaan Bibit Cabai dan Pendampingan Inovasi Teknologi Pertanian

Kementerian Agama Kab. Sukabumi

-

Cabai

Page 97: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 81

No. Judul Kerjasama Mitra Kerja Komoditas

Pemerintah Swasta

4. Penelitian dan Pengembangan Tanaman Rempah dan Obat

-

PT. Herbal Sehat Sejahtera

Tanaman Rempah dan Obat

5. Penelitian dan Pengembangan Tanaman Cengkeh

-

PT. HM. Sampoerna Tbk

Cengkeh

6. Pengembangan Tanaman Industri dan Penyegar di Kabupaten Wonosobo

Pemda Kab. Wonosobo

- Tanaman Industri dan penyegar

3. Kerjasama Lisensi lingkup Puslitbang Perkebunan

Tabel 12. Data base kerjasama lisensi lingkup Puslitbang Perkebunan

Dari database kerjasama lingkup Puslitbang Perkebunan yang terlihat

mengalami progres pengembangan adalah untuk kerjasama pengembangan ramuan

demam berdarah DEHAF yang sudah berkembang dipasaran melalui jaringan apotik

Kimia Farma. Kerjasama pengembangan Green 200 EC dan Decomposer Orligano

yang dalam pengelolaan Puslitbang Perkebunan belum mengalami progres yang

dilakukan mitra (PT Sainindo Kurnia Sejati) karena tidak ada upaya mitra dalam

No. Teknologi Mitra Kerja Masa

Perjanji

an

Jenis Perjanjian

Tahun Mulai

Tahun Berakhir

Royalti

1 Bio-FOB dan

Komponennya

CV. Meori

Agro

10 Tahun Lisensi Paten 9/16/2005 16/09/2015 2,50%

2 Kenaf Varietas KR 15 PT Global Agrotek Nusantara

18 tahun Lisensi (E) 6/8/2009 6/8/2027 10,00%

3 Biopestisida SlNPV PT Probio 5 tahun Lisensi (E) 11/29/2010 12/11/2015 5,00%

4 Biopestisida HaNPV PT Probio 5 tahun Lisensi (E) 11/29/2010 12/11/2015 5,00%

5 BBM Bioaditif PT. Sinergi Alam Bersama

10 tahun Rahasia Dagang

31/3/2011 31/3/2021 5,00%

6 Pestisida Nabati

Smartz Plus

PT. Sapa

Berkah Persada

3 tahun Kerjasama

Pengemasan dan Pemasaran

14/10/2011 14/10/2014 0%

7 Green 200 EC PT. Sainindo Kurniasejati

10 tahun Rahasia Dagang

15/06/2012 15/06/2017 2,50%

8 Decomposer Orligno PT. Sainindo Kurniasejati

10 tahun Rahasia Dagang

27/06/2012 27/06/2022 2,50%

9 Atraktan PT. Sainindo Kurniasejati

5 tahun Rahasia Dagang

28/08/2012 28/08/2017 2,50%

10 Lem Perangkap Lalat Buah

PT. Sainindo Kurniasejati

5 tahun Rahasia Dagang

28/08/2012 28/08/2017 2,50%

11 Insektisida Cair

Biotris

PT. Berdikari

(Persero) 5 tahun

Lisensi 9/2/2012 9/2/2017

12 Ramuan Demam

Berdarah Dengue ( DEHAF)

PT. Soho

Industri Pharmasi

5 tahun Rahasia

Dagang

10/01/2014 10/01/2019 2,00%

Page 98: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 82

memproduksi maupun memasarkan teknologi tersebut. Produksi BBM Bioadiktif

masih terkendala jaringan pasar dan masih perlu upaya riset lanjutan untuk

memfinalkan formula. Kerja sama lisensi Kenaf varietas KR 15 selama 2 tahun

terakhir tidak terlihat progres pengembangan oleh mitra. Saat ini mitra lebih fokus

dalam mengembangkan varietas lain, disamping itu ada indikasi tidak transparannya

mitra dalam menyampaikan informasi pengembangan, sehingga perjanjian dengan

mitra perlu ditinjau ulang.

Tabel 13. Jumlah HKI dan Alih Teknologi Lingkup Puslitbangbun s.d 2017

4. WEBSITE

Kegiatan pengelolaan website Puslitbang Perkebunan bertujuan untuk

menyampaikan informasi perkembangan teknologi komoditas perkebunan.

Hingga Desember 2017, telah diunggah sebanyak 210 berita di website

Puslitbang Perkebunan berupa inovasi teknologi perkebunan, publikasi dan

No. Teknologi UK/UPT Mitra Kerja Masa

Perjanjian Tahun Mulai Tahun Berakhir Keterangan Status Royalty

1. Bio-FOB dan Komponennya

Balitro CV. Meori Agro 10 Tahun 9/16/2005 16/09/2015 Pemutusan Perjanjian

-

2. Ramuan Demam Berdarah Dengue (DEHAF)

Balitro PT. Soho Industri Pharmasi

5 Tahun 03/09/07 03/09/12 Habis masa perjanjian

-

3. Kenaf Varietas KR 15 Balittas PT Global Agrotek Nusantara

18 tahun 6/8/2009 6/8/2027 Aktif sudah menghasilkan royalti

4. Biopestisida SlNPV Balittas PT Probio 5 tahun 11/29/2010 12/11/2015 Aktif Terkendala masalah pengurusan izin edar

5. Biopestisida HaNPV Balittas PT Probio 5 tahun 11/29/2010 12/11/2015 Aktif Terkendala masalah pengurusan izin edar

6. BBM Bioaditif Balitro PT. Sinergi Alam Bersama

10 tahun 31/3/2011 31/3/2021 Aktif sudah menghasilkan royalti

7. Pestisida Nabati Smartz Plus

Balitro PT. Sapa Berkah Persada

3 Tahun 14/10/2011 14/10/2014 Habis masa perjanjian

-

8. Insektisida Cair Biotris Balittri PT. Berdikari (Persero)

5 Tahun 9/2/2012 9/2/2017 Pemutusan Perjanjian

-

9. Green 200 EC Pulitbangbun PT. Sainindo Kurniasejati

10 Tahun 15/06/2012 15/06/2017 Aktif Kendala teknis

10. Decomposer Orligno Pulitbangbun PT. Sainindo Kurniasejati

10 Tahun 27/06/2012 27/06/2022 Aktif Kendala teknis

11. Atraktan Balitro PT. Sainindo Kurniasejati

5 tahun 28/08/2012 28/08/2017 Aktif sudah menghasilkan royalti

12. Lem Perangkap Lalat Buah

Balitro PT. Sainindo Kurniasejati

5 tahun 28/08/2012 28/08/2017 Aktif sudah menghasilkan royalti

13. Ramuan Demam Berdarah Dengue ( DEHAF)

Balitro PT. Soho Industri Pharmasi

5 Tahun 1/10/2014 1/10/2019 Aktif sudah menghasilkan royalti

Page 99: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 83

diseminasi hasil penelitian dan pengembangan perkebunan serta even terkait

dengan komoditas perkebunan. Materi berita berasal dari UPT lingkup Puslitbang

Perkebunan (Balittro, Balittri, Balittas dan Balitpalma), publikasi ilmiah (Jurnal

Littri dan Perspektif Perkebunan), publikasi populer dan semi populer Puslitbang

Perkebunan (Warta dan Infotek Perkebunan), serta berita populer yang diramu

oleh admin website Puslitbang Perkebunan. Selain mengunggah berita di website

Puslitbang Perkebunan, pengelola website Puslitbang Perkebunan juga

mengirimkan sebanyak 23 materi berita inovasi teknologi perkebunan ke bagian

Pengelolaan Data dan Informasi balitbangtan untuk dipunggah di website Badan

Litbang Pertanian.

Gambar 66. Sumber Berita Website

Page 100: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 84

Gambar 67. Kontribusi Website Puslitbangbun Tahun 2017

Puslitbang Perkebunan malakukan upgrade tampilan website menjadi

lebih elegan dan komunikatif mengikuti perkembangan dunia informasi dan

komunikasi publik melalui internet (Gambar 67). Selain itu, juga dilakukan

pembuatan aplikasi untuk mengakses situs website Puslitbang Perkebunan

melalui Android untuk mempecepat dan memperluas kemudahan masyarakat

dalam memperoleh informasi terkait dengan hasil-hasil litbang perkebunan.

Page 101: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 85

Page 102: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 86

Gambar 68. Halaman Muka Website Baru

Page 103: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 87

Gambar 69. Media Sosial Facebook

Gambar 70. Media Sosial Twetter

Page 104: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 88

Gambar 71. Media Sosial Instagram

9.5. Pelaksanaan Kegiatan Rumah Produksi

Rumah produksi atau biasa disebut “Production house” (PH) adalah unit

kegiatan pada sub-bidang Pendayagunaan dan Diseminasi Hasil Penelitian

(PDHP), yang bertanggung jawab pada pembuatan rekaman video, rekaman

acara siaran, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, untuk

keperluan diseminasi hasil penelitian, sasarannya baik secara langsung maupun

melalui broadcasting. PH juga mengelola informasi gerak atau statis dimana

informasi yg didapat bersumber dari manusia ataupun peristiwa yg ada.

Kegiatan PH dimulai dari perencanaan, shooting, editing sampai dengan

produksi bahan tayang untuk disiarkan secara langsung saat kegiatan rapat kerja,

pameran ataupun melalui media sosial. Pada tahun 2017, beberapa kegiatan

yang didokumentasikan baik foto maupun video yang diproduksi antara lain :

1. Dokumentasi kegiatan lingkup Puslitbang Perkebunan, antara lain :

- Kegiatan Kunjungan Mahasiswa dalam rangka Studi Banding

Page 105: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 89

Gambar 72. Kunjungan Mahasiswa dalam rangka Studi Banding

- Kunjungan delegasi The International Center for Tropical Agriculture

(CIAT)

Gambar 73. Delegasi The International Center for Tropical Agriculture (CIAT)

2. Pembuatan Bahan Tayang untuk Seminar Nasional PERAGI

Gambar 74. Proses Editing Reportase Seminar Nasional PERAGI

Page 106: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 90

3. Pembuatan Bahan Tayang Profil Puslitbang Perkebunan versi Bahasa Inggris

Gambar 75. Proses Editing Profil Puslitbang Perkebunan versi Bahasa Inggris

4. Pembuatan Video : Lawan Wereng dengan Bio-protector

Gambar 76. Proses Editing Video : Lawan Wereng dengan Bio-protector

5. Pembuatan video : Wisata Edukasi di Agro Inovasi Fair 2017

Gambar 77. Materi Tayang : Wisata Edukasi di Agro Inovasi Fair 2017

Page 107: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 91

6. Pembuatan video : Kabar Agoinovasi - Dharma Wanita Persatuan Balitbangtan

Peduli Kanker

Gambar 78. Kabar Agoinovasi - Dharma Wanita Persatuan Balitbangtan Peduli Kanker

7. Pembuatan video : Launching Aplikasi Sistem Informasi Pemantauan

Tanaman Pertanian (SIMANTAP)

Gambar 79. Proses Editing Video Launching Aplikasi Sistem Informasi

Pemantauan Tanaman Pertanian (SIMANTAP)

8. Pembuatan video: Geliat Jagung Nasa 29 di Nusa Tenggara

Gambar 80. Materi Tayang Video Geliat Jagung Nasa 29 di Nusa Tenggara

Page 108: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 92

9. Pembuatan video: Perbenihan Kelapa Unggul di Balitpalma Manado

Gambar 81. Materi Tayang Video Perbenihan Kelapa Unggul di Manado

10. Pembuatan Video : Produksi Benih Unggul Kakao di Sukabumi

Gambar 82. Proses editing video Produksi Benih Unggul Kakao di Sukabumi

Page 109: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 93

IX. SUMBERDAYA PENELITIAN

9.1. Sumber Daya Manusia

Kompetensi merupakan persyaratan mutlak bagi SDM Balitbangtan untuk

menjamin terselenggaranya kegiatan penelitian dan pengembangan yang

berkualitas. Puslitbang Perkebunan memberikan prioritas tinggi terhadap

peningkatan kualitas SDM dalam upaya menjamin tersedianya tenaga handal

dalam melaksanakan program penelitian pertanian. Keragaan sumber daya

manusia Puslitbang Perkebunan pada tahun 2017, disajikan pada Tabel 16 dan

Tabel 17.

Sampai dengan TA 2017 Puslitbang Perkebunan didukung oleh 673

pegawai yang terdiri dari 62 orang S3, 77 orang S2 dan 171 orang S1, 26

orang SM/D3, 6 orang D2, 2 orang D1 serta 329 orang SLTA kebawah.

Berdasarkan jabatannya sumber daya manusia di lingkungan Puslitbang

Perkebunan diklasifikasikan menjadi 8 (delapan) yaitu: (1) Peneliti, (2) Teknisi

Litkayasa, (3) Pustakawan, (4) Pranata Komputer, (5) Arsiparis, (6) Pranata

Humas, (7) Analisis Kepegawaian, dan (8) Fungsional Umum.

Komposisi tenaga fungsional umum berjumlah 343 orang. Jumlah

tersebut cukup besar dibandingkan dengan jumlah tenaga fungsional tertentu

lingkup Puslitbang Perkebunan (peneliti, teknisi litkayasa dan fungsional lainnya).

Seyogyanya tenaga fungsional terutama peneliti sebagai motor penggerak untuk

mencapai tujuan organisasi, lebih besar dibandingkan dengan tenaga

penunjangnya sehingga perencanaan SDM sebaiknya mempertimbangkan

komposisi tersebut.

Tabel 14. Jumlah Pegawai Lingkup Puslitbang Perkebunan Menurut Pendidikan Pada Tahun 2017

Unit Kerja Peneliti

Tek.

Lit-

kaya

sa

Pusta-

kawan

Pra-

nata

Kompu-

ter

Arsi-

paris

Pra-

nata

hu-

mas

Ana-lisis

Kepe-

gawai-an

fungsio

nal

umum

Jumlah

Kantor Pusat 16 - 3 1 3 - 2 50 75

Balittro 65 51 1 - 1 1 - 129 248

Balittas 52 24 1 - 2 1 1 81 162

Balit Palma 29 8 - - - - - 54 91

Balittri 46 18 1 1 1 1 29 97

Jumlah 208 101 6 1 7 2 4 343 673

Page 110: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 94

Tabel 15. Jumlah Pegawai Lingkup Puslitbang Perkebunan Berdasarkan

Jabatannya Pada Tahun 2017

Unit Kerja S3 S2 S1 SM/D3 D2 D1 < SLTA Jumlah

Kantor Pusat 14 1 19 5 2 1 33 75

Balittro 20 18 56 11 2 - 141 248

Balittas 12 26 50 6 - - 68 162

Balit Palma 8 14 19 - 2 - 47 91

Balittri 8 18 27 4 - 1 40 97

Jumlah 62 77 171 26 6 2 329 673

Keragaan peneliti berdasarkan bidang kepakaran/bidang ilmu lingkup

Puslitbang Perkebunan TA 2017 disajikan pada Tabel 15. Bidang keahlian yang

terbanyak di lingkup Puslitbang Perkebunan adalah budidaya tanaman (54) dan

pemuliaan dan genetika tanaman (54), disusul oleh hama dan penyakit tanaman

(52), teknologi pasca panen (17), ekonomi pertanian (11) dan fisiologi tanaman

(7). Bidang kepakaran yang paling sedikit adalah sistem usahatani pertanian (3),

mektan (2) serta Hidrologi dan Konservasi Tanah dan Bioteknologi

Pertanian(masing-masing 1). Kedepan pengusulan sekolah (S2 dan S3) pada

masa yang akan datang hendaknya mengikuti bidang kepakaran yang diperlukan

di masing-masing Balai Penelitian.

Tabel 16. Keragaan Peneliti berdasarkan Kepakaran/bidang ilmu lingkup

Puslitbang Perkebunan 2017

No Bidang Keahlian Kantor Pusat

Balittro Balittas Balit

Palma Balittri JML

1 Budidaya Tanaman 2 19 13 7 13 54

2 Ekonomi Pertanian 3 3 2 1 2 11

3 Fisiologi Tanaman - 3 2 - 2 7

4 Hama dan Penyakit Tanaman 6 21 12 6 7 52

5 Pemuliaan dan Genetika Tanaman 4 14 17 9 10 54

6 Teknologi Pasca Panen - 4 5 5 3 17

7 Teknologi Pertanian dan Mekanisasi 1 - 1 - - 2

8 Sistem Usaha Pertanian - 1 - 1 1 3

9 Ekonomi Sumber Daya - - - - - 0

10 Tan. Pangan, Hortikultura dan

Perkebunan - - - - - 0

11 Hidrologi dan Konservasi Tanah - - - - 1 1

12 Bioteknologi Pertanian - - - - 1 1

13 Kimia Analis - - - - - 0

Jumlah 16 65 52 29 40 202

Page 111: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 95

9.2. Sumberdaya Sarana dan Prasarana

Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya, Puslitbang

Perkebunan didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai. Sarana yang

digunakan untuk melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai lembaga penelitian

adalah Kebun Percobaan, Laboratorium, dan Rumah Kaca.

Puslitbangbun mempunyai 26 Laboratorium. Dua laboratorium sudah

terakreditasi. Selain itu, Puslitbang Perkebunan memiliki Kebun percobaan yang

tersebar di 18 lokasi dengan total luasan 821,72 ha. Dari ke 18 kebun percobaan

tersebut, terdapat satu KP dengan status pinjam pakai dengan Propinsi Sulut

yaitu KP Paniki (Balit Palma) dan tiga kebun pinjam pakai dengan Perhutani,

yaitu KP Cikampek (Balittro) dan KP Kalipare dan KP. Coban Rondo (Balittas).

Status kepemilikan KP lingkup Puslitbangbun sudah sertifikat semua kecuali KP

yang pinjam pakai. Puslitbangbun juga mempunyai 37 Rumah Kaca (Masing-

masing 15 RK di Balitro, Balittas 7,Balit Palma 3, dan 12 RK di Balitri).

9.3. Tata Kelola

Implementasi reformasi perencanaan dan penganggaran sebagai

manifestasi Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003

tentang Keuangan Negara mengisyaratkan bahwa penyusunan strategi

pembangunan mempertimbangkan kerangka pendanaan yang menjamin

konsistensi antara perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan. Penyusunan

kebijakan, rencana program dan kegiatan harus mengedepankan semangat yang

berpijak pada sistem perencanaan dan penganggaran yang terintegrasi

perspektif jangka menengah dan berbasis kinerja yang mencakup 3 (tiga) aspek

berupa:(1) unified budgeting, (2)performance based budgeting, dan (3) medium

term expenditure frame work.

Untuk menjamin tercapainya good governance di UK/UPT lingkup

Puslitbang Perkebunan, pelaksanaan program dan anggaran dikawal dengan

penerapan Sistem Pengendalian Intern (SPI) di setiap UK/UPT. Langkah-langkah

operasional penerapan SPI, yaitu: (1) Pembentukan Tim Satuan Pelaksana

Pengendalian Intern (Tim Satlak PI), (2) Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan dan

Petunjuk Teknis Pelaksanaan SPI (3) Pelaksanaan Penilaian Pelaksanaan SPI,

dan (4) Penyusunan Laporan Pelaksanaan SPI.

Page 112: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 96

Untuk menjamin kelancaran dan tercapainya target pelaksanaan

program dan anggaran Puslitbang Perkebunan dilakukan monitoring dan evaluasi

secara berkala dan terus menerus. Monitoring ditujukan untuk memantau proses

pelaksanaan dan kemajuan yang telah dicapai dari setiap program yang

dituangkan di dalam Renstra beserta turunannya (RKT, PK). Evaluasi

dilaksanakan sebagai upaya perbaikan terhadap perencanaan, penilaian dan

pengawasan terhadap pelaksanan kegiatan agar berjalan sesuai dengan tujuan

yang ingin dicapai dan memanfaatkan sumberdaya secara efektif dan efisien.

Dokumen pelaksanaan monev dituangkan dalam LAKIN, PMK 249 dan Laporan

Pelaksanaan Monev. Langkah-langkah operasional program Monev 2015-2019

mencakup: (1) Menyiapkan Pedoman Umum, Petunjuk Pelaksanaan (Juklak), dan

Petunjuk Teknis (Juknis) Monev yang disusun secara berjenjang sampai tingkat

UPT, (2) Melaksanakan monev secara reguler dan berjenjang, dan (3)

Mengevaluasi capaian sasaran Renstra setiap tahun. Selain itu untuk mengukur

Indikator Kinerja Utama (IKU), Puslitbang Perkebunan mengharuskan setiap

UK/UPT menyusun Laporan Pencapaian IKU yang berisi uraian kegiatan utama

serta target dan realisasi pencapaian sasaran secara reguler pada setiap triwulan.

9.4. Sumber Daya Keuangan

Pagu Anggaran Puslitbang Perkebunan beserta Unit Pelaksana Teknis

(Balittro, Balittas, Balit Palma dan Balittri) pada 31 Desember 2017 sebesar Rp.

148.608.462.000,-.Dari sejumlah anggaran tersebut, terdapat anggaran yang

diblokir sebesar Rp. 2.800.000.000,-, sehingga pagu anggaran riil (tanpa

anggaran yang diblokir) sebesar Rp 141.326.346.000,-.

Alokasi anggaran Jenis Belanja, satker dan output pada TA 2017

disajikan pada tabel berikut:

Tabel 17. Alokasi anggaran lingkup Puslitbang Perkebunan berdasarkan jenis Belanja TA 2017

No. JENIS BELANJA PAGU PER BELANJA %

1. Belanja Pegawai 55.423.339 37,29

2. Belanja Operasional 15.300.000 10,30

3. Belanja Non Operasional 45.269.792 30,46

4. Belanja Modal 32.615.331 21,95

148.608.462 100,00

Page 113: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 97

Tabel 18. Alokasi Pagu anggaran lingkup Puslitbang Perkebunan TA 2017

ALOKASI PAGU ANGGARAN 2017 dalam %

PUSLIT 16,11

BALITTRO 28,21

BALITTAS 19,01

BALIT PALMA 17,33

BALITTRI 19,34

100,00

Tabel 19. Alokasi anggaran lingkup Puslitbang Perkebunan berdasarkan Output

(diluar Layanan Perkantoran) TA 2017

KEGIATAN % PAGU ANGGARAN REALISASI

Dukungan Managemen 95,17 108.976.886.000 103.708.249.427

VUB+PN 98,30 2.530.450.000 2.487.471.056

Tek. Budidaya 98,77 3.384.060.000 3.342.595.974

Produk Olahan 98,14 338.240.000 331.940.981

Rumusan Kebijakan 99,39 376.000.000 373.724.500

Produksi Benih 99,05 25.680.980.000 25.436.617.520

Benih Sumber 99,99 205.000.000 204.970.773

T S P 99,10 2.400.000.000 2.378.382.851

Bioindustri 98,90 1.210.000.000 1.196.665.700

Diseminasi 95,88 3.506.846.000 3.362.474.635

96,11 148.608.462.000 142.823.093.417

Realisasi Keuangan Puslitbang Perkebunan per 31 Desember 2017

sebesar Rp. 142.823.093.417,- yang berarti mencapai 96,11%. Realisasi

anggaran pada tahun 2017 ini lebih rendah dibandingkan periode yang sama

pada tahun anggaran yang lalu. Namun demikian realisasi anggaran TA 2017

masih menunjukkan kinerja keuangan yang baik, karena masih diatas 95%.

Realisasi anggaran berdasarkan satker disajikan dalam Gambar 85 berikut:

Page 114: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 98

Gambar 83. Realisasi Anggaran Lingkup Puslitbang Perkebunan Berdasarkan Satker TA 2017 (Juta Rupiah)

Realisasi keuangan berdasarkan satker pada TA 2017, berturut-turut dari

satker Puslitbang Perkebunan, Balittro, Balittri, Balittas dan Balit Palma adalah :

97,05%, 95,49%, 94,83%, 94,80% dan 98,64 (Gambar 85). Realisasi keuangan

tersebut cukup bagus (diatas 95%).

Berdasarkan jenis belanja, realisasi belanja pegawai, belanja

operasional, belanja barang dan modal per 31 Desember 2017 berturut-turut

mencapai 94,66%; 93,62%; 98,86%, dan 95,93% (Gambar 86). Realisasi

anggaran pegawai dan barang dan modal yang diatas 95% menunjukkan bahwa

penyerapan anggaran sudah bagus, dan menunjukkan juga pelaksanaan

kegiatan sudah berjalan dengan lancar.

PUSLIT BALITTRO BALITTASBALIT

PALMABALITTRI Total

Pagu 23.944.078 41.915.425 28.250.653 25.753.720 28.744.586 148.608.462

Realisasi 23.238.836 40.026.323 26.790.482 24.413.809 28.353.643 142.823.093

% 97,05 95,49 94,83 94,80 98,64 96,11

92,00

93,00

94,00

95,00

96,00

97,00

98,00

99,00

0

20.000.000

40.000.000

60.000.000

80.000.000

100.000.000

120.000.000

140.000.000

160.000.000Pagu Realisasi %

Page 115: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 99

Gambar 84. Realisasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja TA 2017 ( Juta Rupiah)

Berdasarkan kontrak kinerja Puslitbang Perkebunan dengan Badan

Litbang Pertanian, ada 8 kegiatan utama di Puslitbang Perkebunan, yaitu

kegiatan perakitan varietas unggul baru, teknologi budidaya, teknologi

diversifikasi/ produk olahan, pengelolaan benih sumber, rumusan kebijakan

tanaman perkebunan, diiseminasi melalui publikasi, dan kerjasama penelitian.

Realisasi anggaran lingkup Puslitbang Perkebunan berdasarkan output utama

sampai dengan akhir tahun anggaran 2016 adalah sebagai berikut:

Dari sisi pendapatan, Puslitbang Perkebunan menghasilkan penerimaan

dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Target dan realisasi PNBP

Fungsional Puslitbang Perkebunan selama Tahun Anggaran 2017 adalah

sebagaimana disajikan pada Gambar berikut.

94,66

93,62

98,86

95,93

96,11

90,00

91,00

92,00

93,00

94,00

95,00

96,00

97,00

98,00

99,00

100,00

0

20.000.000

40.000.000

60.000.000

80.000.000

100.000.000

120.000.000

140.000.000

160.000.000

Bel. Pegawai Bel.Operasional

Bel. NonOperasional

Bel. Modal Total

Page 116: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 100

Gambar 85. Target dan Realisasi PNBP Fungsional lingkup Puslitbang Perkebunan TA 2017

Capaian Realisasi PNBP Puslitbang Perkebunan, Balittro, Balittas,

Balitpalma dan Balittri berturut turut adalah 1,79%, 113,86 %, 124,12%,

97,67%, dan 67,90%. Tidak tercapainya target PNBP di Balittri dikarenakan

target yang tidak realistis/terlalu tinggi dibandingkan kemampuannya.

120,00 107,44 111,11

125,00

75,00

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

140,00

0

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

1400000

Puslit Balittro Balittas Balit Palma Balittri

PNBP 2017

Target Realisasi Persen

Page 117: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 101

X. P E N U T U P

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan sebagai penghasil

teknologi dan kebijakan khususnya dibidang perkebunan telah menghasilkan

cukup banyak inovasi teknologi di bidang perkebunan antara lain dalam

peningkatan biodiversitas dan jumlah bahan tanaman, produktivitas dan mutu

tanaman perkebunan, produk dan teknologi pengolahan hasil tanaman

perkebunan serta sintesis kebijakan.

Berbagai inovasi teknologi yang telah dihasilkan Puslitbang Perkebunan

selama tahun 2017 dengan sasaran mendukung pemenuhan kebutuhan benih

unggul, teknologi budidaya dan peningkatan nilai tambah tanaman perkebunan

bertujuan untuk (1) menghasilkan dan tersedianya varietas unggul, (2)

menghasilkan teknologi produktivitas tanaman perkebunan, (3) menghasilkan

teknologi diversifikasi dan peningkatan nilai tambah produk olahan, (4)

menghasilkan benih sumber dan plasma nutfah tanaman perkebunan, (5)

Menghasilkan rekomendasi kebijakan pengembangan tanaman perkebunan, (6)

menghasilkan pengembangan dan diseminasi informasi perkebunan dan (7)

pengelolaan sumberdaya keuangan.

Capaian hasil varietas unggul yang telah dilepas pada akhir tahun 2017

sebanyak 21 varietas tanaman perkebunan meliputi tanaman: tebu, kenaf, jarak

pagar, sisal, kelapa, pala, serai dapur, temu lawak dan kakao. Capaian dari hasil

penelitian teknologi peningkatan produktivitas tanaman perkebunan yang telah

dihasilkan pada tahun 2017 sebanyak 19 teknologi baru yang meliputi 8

komoditas yaitu tebu, kopi, kakao, lada, pala, jambu mete, cengkeh dan kelapa.

Teknologi yang telah dihasilkan adalah terkait formulasi teknologi pemupukan,

pemanfaatan mikroba, perbanyakan tanaman, pengendalian hama-penyakit, dan

teknologi pengolahan. Teknologi diversifikasi dan peningkatan nilai tambah

produk olahan sepanjang tahun 2017 telah menghasilkan sebanyak 7 formulasi

untuk komodita tebu, kelapa, sagu, karet dan coklat serta teknologi yang

dihasilkan berupa formulasi pupuk, formulasi pestisida ramah lingkungan,

formulasi hidrolis serta biodegradable.

Upaya pemuliaan tanaman perkebunan diperlukan materi genetik dan

pada tahun 2017 Puslitbang Perkebunan telah memiliki koleksi aksesi sebanyak

12.468 yang terdiri atas 362 kasesi tanaman palma, 5.475 aksesi tanaman

Page 118: Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan …perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/10/...Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Laporan Tahunan 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 102

rempah dan obat, 602 aksesi tanaman penyegar dan industri, serta 6.030 aksesi

tanaman pemanis dan serat. Pencapaian benih sumber dihasilkan melalui

kegiatan Unit Penyediaan Benih Sumber (UPBS) yang meliputi benih sumber

tanaman rempah, tanaman industri dan penyegar, tanaman pemanis dan serat

dan tanaman kelapa.

Hasil rekomendasi kebijakan yang telah dilakukan sebanyak 6

rekomendasi yang terkait dengan studi dampak teknologi unggulan, percepatan

adopsi sistem tanam juring ganda tebu, akselerasi swasembada gula,

pengembangan bioindustri tanam BBN, up date neraca gula dan dukungan

fasilitas bagi percepatan adopsi teknologi juring ganda. Untuk adopsi teknologi

oleh pengguna-petani telah dirintis percepatan penyampaian inovasi hasil

penelitian melalui diseminasi dan publikasi hasil penelitian serta kerjasama

penelitian dengan mitra kerja swasta, pemerintah, dan perguruan tinggi.

Selanjutnya pengelolaan dan alokasi pagu anggaran yang dialokasikan untuk

kegiatan penelitian dan pengembangan untuk satker lingkup Puslitbang

Perkebunan telah direalisasikan dengan baik berdasarkan program dan kegiatan

yang ditetapkan. Progres dan realisasi anggaran semua jenis belanjaterserap

mencapai lebih dari 95% (97,69%), hal ini menunjukkan, bahwa sepanjang

tahun 2017 penyerapan anggaran berjalan bagus danpelaksanaan kegiatan

sudah berjalan sebagaimana mestinya.

Upaya memaksimalkan capaian dari target- output yang telah ditetapkan

pada renstra yang mengacu pada indikator kinerja utama (IKU) secara

keselutuhan sepanjang tahun 2017 telah tercapai walaupun masih terdapat

beberapa IKU yang belum sesuai terget sebagai akibat kendala teknis dan non

teknis, namun secara keseluruhan program/kegiatan lingkup Puslitbang

Perkebuanan hasilnya sesuai dengan yang tetapkan dan masih memerlukan

evaluasi dan perencanan yang tepat dalam upaya mencapai target semestinya.