(draft) laporan tahunan pusat penelitian dan...

147
(DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Tahun 2019 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2020

Upload: others

Post on 28-Jun-2020

23 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

i

(DRAFT) Laporan Tahunan

Pusat Penelitian dan

Pengembangan Perkebunan

Tahun 2019

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN 2020

Page 2: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

ii

TIM PENYUSUN

LAPORAN TAHUNAN

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan TA 2019

PENANGGUNG JAWAB Kepala Puslitbang Perkebunan

KETUA TIM PENYUSUN Rustan Massinai

ANGGOTA

Elna Karmawati

Deciyanto Soetopo

I Ketut Ardana

1. f. Dr. lna Karmawati (Ketua Kelti Analisis Kebijakan)

REDAKSI PELAKSANA

Jumari

Wisnhu Novianto

Esih Sukaesih

Disain sampul dan tata letak Agus Budiharto

Sumber Dana DIPA Puslitbang Perkebunan TA 2019

Diterbitkan oleh PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN Jalan Tentara Pelajar No. 1 Bogor 16111 – Indonesia

Telp. (0251) 8313083. Faks. (0251) 8336194 e-mail: [email protected]

website: http://perkebunan.litbang.pertanian.go.id

ISBN : 978-979-8451-91-1

Page 3: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

i

KATA PENGANTAR

Laporan Tahunan Puslitbang Perkebunan tahun anggaran 2019 merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi serta pengelolaan anggaran tahun 2019 yang

didasarkan pada perencanaan strategis Kementerian Pertanian dan program Badan Litbang Pertanian dengan visi “Menjadi lembaga penelitian terkemuka penghasil teknologi dan

inovasi perkebunan untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan dan kesejahteraan petani”.

Laporan Tahunan ini menyajikan berbagai informasi penting tentang Kinerja Puslitbang Perkebunan tahun 2019, sesuai Indikator Kinerja Utama (IKU) yang

ditetapkan melalui Perjanjian Kinerja tahun 2019. Puslitbang Perkebunan pada tahun 2019, telah menghasilkan beberapa varietas

unggul baru, teknologi peningkatan produksi, teknologi diversifikasi dan peningkatan nilai tambah/ produk olahan, koleksi plasma nutfah, produksi benih sumber, rekomendasi kebijakan, serta pengembangan dan diseminasi informasi

perkebunan.

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karuniaNya sehingga Laporan Tahunan Puslitbang Perkebunan tahun anggaran

2019 dapat diselesaikan. Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan berkontribusi dalam penyusunan dan penerbitan Laporan Tahunan 2019, kami sampaikan terima kasih.

Bogor, Maret 2020 Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan

Perkebunan,

Ir. Syafaruddin, Ph.D

NIP. 19640827 199303 1 001

Page 4: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................. iii

DAFTAR ISI ..................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. vii

RINGKASAN ...................................................................................... xii

SUMMARY ....................................................................................... xv

I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

II VARIETAS UNGGUL ..................................................................... 4

III TEKNOLOGI PENINGKATAN PRODUKSI ....................................... 31

IV TEKNOLOGI DIVERSIFIKASI DAN PENINGKATAN NILAI TAMBAH/

PRODUK OLAHAN .....................................................................

51

V PLASMA NUTFAH ......................................................................... 54

VI BENIH SUMBER ........................................................................... 76

VII REKOMENDASI KEBIJAKAN ......................................................... 87

VIII PENGEMBANGAN DAN DISEMINASI INFORMASI PERKEBUNAN........

IX SUMBERDAYA PENELITIAN ...........................................................

9.1. Sumberdaya Manusia ..........................................................

9.2. Sumberdaya Sarana dan Prasarana.......................................

9.3. Tata Kelola..........................................................................

9.4. Sumberdaya Keuangan .......................................................

92

116

116

118

119

120

X PENUTUP ..................................................................................... 127

Page 5: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Uraian Halaman

1. Perlakuan perakitan komponen Teknologi Balittas…......... 36

2. Paket teknologi budidaya yang diintroduksikan pada

tanaman tebu PC.......................................................... 38

3. Hasil analisa kualitas gula merah cetak........................... 41

4. Hasil analisa kualitas gula tanjung.................................. 41

5. Kadar Proksimat Gula Merah………………………………………. 42

6. Rataan konsumsi hama pakan buatan ekstrak cair daun

kelapa muda dan tepung daun kelapa muda................... 44

7. Daya hambat beberapa asap cair terhadap pertumbuhan P. Palmivora………………................................................ 47

8. Koleksi Sumber Daya Genetik Tanaman Perkebunan 2018-2019…………........................................................ 54

9. Rata-rata kadar air benih plasma nutfah hasil monitoring

tahun 2019…………………............................................... 62

10. Persentase daya berkecambah benih plasma nutfah hasil monitoring tahun 2019 .....…………….............................. 63

11. Capaian benih sumber tanaman perkebunan 20159……..... 76

12. Target dan Realisasi Produksi benih Perkebunan APBN-P.. 76

13. Penyebaran Benih Kelapa, tahun 2019……….................... 81

14. Penyebaran Benih Kopi, kakao dan karet tahun 2019........ 86

15. Rekapitulasi KTI Nasional dan Internasional lingkup

Puslitbang Perkebunan Tahun 2019................................ 93

16. Pengelompokkan Kerjasama.......................................... 109

17. Data pengembangan lisensi kerjasama 2019.................. 114

18. Keragaan Pegawai Lingkup Puslitbang Perkebunan Menurut Pendidikan Pada Tahun 2019......................... 116

19. Jumlah Pegawai Lingkup Puslitbang Perkebunan

Berdasarkan Jabatannya Pada Tahun 2019..................... 117

20. Keragaan Peneliti berdasarkan Kepakaran/bidang ilmu

lingkup Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

2019…………………………………………………………………………

118

Page 6: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Uraian Halaman

21.

22.

Realisasi Anggaran Lingkup Puslitbang Perkebunan

berdasarkan Sasaran Output Utama TA 2019…………………

Target dan realisasi PNBP lingkup Puslitbang Perkebunan

TA 2019……………………………………………………………………

125

126

Page 7: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar Uraian Halaman

1. Penampakan pertanaman dan daun Zeyna Agribun 01……… 4

2. Penampakan pertanaman dan daun Zeyna Agribun 02……….. 5

3. Kayumanis Burmanii Koerintji............................................. 5

4. Pembungaan dan bunga masak petik cengkeh Siantan

Agribun………………………………………………………………………… 6

5. Penampilan pala Tiangau agribun : buah kering, buah basah, fuli dan daun …………………................................................. 7

6. Tembakau Cerutu Besuki No - H382 T2 Agribun……………….. 7

7. Tembakau Cerutu Besuki No - H382 T3 Agribun ................ 8

8. Tembakau Cerutu Besuki No - H382 T3 Agribun……………….. 8

9. Tembakau Cerutu Besuki No - H382 T6 Agribun.................. 9

10. Tembakau Cerutu Besuki No - H382 TB Agribun................... 9

11. Tembakau Kasturi Jember - BEI 302 S…………………………….. 10

12. Tembakau Kasturi - BEI 302…………………………………………… 10

13. Tembakau Purwodadi - BEI 103S....................................... 11

14. Tembakau Purwodadi - BEI 103……………………………………… 11

15. Tembakau Purwodadi - BEI 204S……………………………………. 12

16. Tembakau Purwodadi - BEI 204………………………………........ 12

17. Tembakau Lokal Paiton 3……………………………………………….. 13

18. Tembakau Lokal Paiton 4……………………………………………….. 13

19. Tembakau Lokal Paiton 5……….......................................... 14 20. Tembakau Kasturi BEI 301S9………………………………………….. 14

21. Tembakau kasturi BEI 301………………………………………………. 15 22. Tembakau Aromatik BEI 101S…………………………………………. 15 23. Tembakau Aromatik BEI 101…………………………................... 16

24. Abaka-Hote Abakatas 1…………………………………………………… 16 25. Abaka-Hote Abakatas 2…………………………………………………… 17

26. Abaka-Hote Abakatas 3…………………………………………………… 17 27. Abaka-Rote EH ……………………………………………………………… 18 28. Abaka-Rote EMT……………………………………………………………. 18

29. Abaka-Rote EM…………………………………………………………….... 19 30. Abaka-Rote BHJ…………………………………………………………….. 19 31. (A) Akar tanaman dewasa, (B) Batang (C) Akar kecambah

dan (D) Buah muda kelapa Dalam Cungap Merah………………. 20 32. Populasi Kelapa Dalam Nui Sua……………………………………….. 20 33. Populasi Kelapa Dalam Zabak………………………………………….. 21

34. Populasi Kelapa Dalam Gambut……………………………………….. 21

35. Populasi kelapa Hibrida Hengniu……………………………………… 21

Page 8: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

vi

Gambar Uraian Halaman

36. Keragaan VUB klon kopi Besemah 1………………………………… 22

37. Keragaan VUB klon kopi Besemah 2………………………………… 23

38. Keragaan VUB klon kopi Besemah 3………………………………… 24

39. Keragaan VUB klon kopi Besemah 4………………………………… 25

40. Keragaan VUB teh PGL 1………………………………………………… 26

41. Keragaan VUB teh PGL 3………………………………………………… 27

42. Keragaan VUB teh PGL 4………………………………………………… 27 43. Keragaan VUB teh PGL 10……………………………………………….. 28

44. Keragaan VUB teh PGL 11……………………………………………….. 29

45. Keragaan VUB teh PGL 12……………………………………………….. 29 46. Keragaan VUB teh PGL 15……………………………………………….. 30 47. Performansi pertumbuhan tanaman lada pada berbagai

perlakuan hara dan jumlah tunas yang dipelihara. A dan B pada tiang panjat mati: C dan D pada tiang panjat hidup pada umur 12 bulan………………………………………………………. 32

48. Benih pala hasil sambung yang telah disungkup masal (kiri) dan individu (kanan) sebelum pemisahan………………………… 33

49. Kolonisasi Aspergillus flavus pada biji pala batok yang dicoating (kiri) dan tanpa coating (kanan)…………………………. 34

50. Aplikasi pembenah tanah di Asembagus (tebu BL RC-1,6 bulan)

(kiri) Paket pupuk organik+anorganik di Asembagus (tebu BL RC-1, 7 bulan) (kanan)…………………………………………………………………….. 35

51. Pupuk Si cair dan Si granul, serta efektivitasnya pada tanaman

tebu……………………………………………………………………………….. 35 52. a). Vermikompos, b). Efektifitas vermikompos pada tanaman

tebu………………………………………………………………………………. 36

53. Perlakuan benih dengan HWT, Juring Ganda, Pias Trichogramma dan Ranting bambu untuk hinggap burung….

37

54. Keragaan tanaman tebu umur 4 bst (November 2019)………… 39

55. (a) Proses pencetakan gula merah dan (b) Gula tanjung……. 40 56. Kemasan Gula merah (a) Kemasan Box untuk gula merah

cetak (b) Kemasan sachet untuk gula tanjung (8 g) (c)

Kemasan pouch untuk gula tanjung (250 g)........................ 42 57. Gejala serangan penyakit busuk pucuk kelapa di pembenihan 43 58. Pakan buatan dari ekstrak cair daun kelapa muda (a), pakan

buatan dari tepung daun kelapa muda (b)……………………….. 44 59. Populasi kelapa Dalam Mapanget……………………………………. 45 60. Proses pirolisis debu sabut kelapa untuk produksi asap cair

(kiri), proses redistilasi asap cair (kanan)……………………….. 46 61. Asap cair dari debu sabut kelapa setelah di redistilasi (kiri),

pengujian asap cair sebagai bioinsektisida pada nyamuk

(kanan)………………………………………………………………………… 47

Page 9: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

vii

Gambar Uraian Halaman

62. Penyiapan fungisida asap cair untuk mengendalikan penyakit busuk buah kakao………………………………………………………….. 48

63. Pengaruh perlakuan fungisida asap cair dari tempurung

kelapa terhadap pertumbuhan Phytophthora palmivora penyebab busuk buah kakao……………………………………………

48

64. Aplikasi penyarungan dan penyemprotan pestisida nabati

pada buah kakao di lapang……………………………………………… 49 65. Kegiatan pemberian amelioran biochar (kiri), pupuk hayati

berbahan pembawa molase (kanan)………………………………… 50

66. Proses ekstraksi biji kakao……………………………………………… 50 67. Daging kelapa kopyor (a), proses coating (b), selesai proses

dikeringkan (c), pengemasan secara vacuum (d) dan

penyimpanan dalam freezer (e)……………………………………….. 52 68. a. Yogurt skim kelapa untuk bahan uji; b. pengambilan

sampel sekum…….…………………………………………………………. 53 69. Plasma Nutfah abaka di KP. Karangploso dan Cubanrondo… 58

70. Plasma Nutfah Agave di KP Kalipare. (1) Klon dengan tingkat

investasi hama mites/tungau >80% (I-8); (2) Klon dengan tingkat investasi mites/tungau pada daun ±20% (II-14)……

58

71. Plasma nutfah rami di Kebun Cubanrondo……………………….. 59

72. Kegiatan selfing dan pertumbuhan tanaman umur 65 HST… 60 73. Kegiatan seleksi tipe simpang (Atas) dan foto penampilan

beberapa nomor aksesi Yute (Kiri Bawah), Rosela Serat

(Tengah Bawah), Rosela Minuman (Kanan Bawah)……………. 61 74. Kegiatan rejuvinasi plasma nutfah tembakau di KP.

Sumberrejo, dan pengerodongan tanaman terpilih……………. 61

75. Keragaman plasma nutfah tembakau yang tercermin dari gambar tanaman utuh masing-masing aksesi……………………… 62

76. (a) Pengujian daya berkecambah benih dan (b) pengamatan

daya berkecambah benih……………………………………………….. 63 77. Tampilan database plasma nutfah kapas…………………………. 64

78. Representasi konsentrasi DNA dari 48 aksesi tebu. M= Universal DNA Ladder……………………………………………………. 64

79. Representasi konsentrasi DNA dari 38 aksesi wijen. M=

Universal DNA Ladder…………………………………………………….. 65 80. Representasi keragaan amplifikasi PCR dari primer I4, dan I10

pada plasma nutfah tebu…………………………………………………… 65

81. Representasi keragaan amplifikasi PCR dari primer T21, dan T22 pada plasma nutfah wijen…………………………………………...

65

82. Koleksi Kelapa................................................................... 66

83. Koleksi Sagu...................................................................... 69 84. Koleksi Aren....................................................................... 67 85. Koleksi Pinang………………………………………………………………... 67

86.

Koleksi Sawit asal Kamerun dan Anggola.............................

68

Page 10: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

viii

Gambar Uraian Halaman

87. Koleksi plasma nutfah kopi Robusta di KP. Pakuwon…………. 69 88. Keragaan tanaman koleksi plasma nutfah kopi Arabika di KP.

Gunung Putri…………………………………………………………………. 69

89. Keragaan warna buah koleksi plasma nutfah kopi Arabika di KP.Gunung Putri................................................................ 70

90. Koleksi plasma nutfah kakao di KP. Pakuwon……………………. 70

91. Koleksi plasma nutfah teh di KP. Gunung Putri..................... 71 92. Koleksi plasma nutfah teh di KP. Pakuwon…………………………. 71 93. Kegiatan eksplorasi plasma nutfah kemiri sunan untuk sifat

angka iodine di Kabupaten Majalengka……………………………… 72 94. a.) Pertumbuhan setek jarak pagar di lokasi pembibitan

b.) Bibit jarak pagar yang masih hidup ditandai dengan

pertumbuhan daun yang cukup baik………………………………… 72 95. (a) Bentuk daun makadamia Australia D3 F1 AUS

(b) Hawai B17 HWI………………………………………………………… 73 96. Keragaan bentuk buah dan biji makadamia……………………….. 73 97. Deskripsi daun tua, daun muda, kuncup bunga, biji, dan

buah makadamia aksesi Australia…………………………………….. 73 98. Pemeliharaan tanaman karet di KP. Cahaya Negeri……………. 74 99. Pemeliharaan tanaman karet di KP. Pakuwon……………………. 74

100. (a) Perundukan tanaman karet (b) Kegiatan pengamatan tanaman karet………………………………………………………………. 75

101. Tampilan depan data pasport plasma nutfah Balittri…………. 75

102. Pertumbuhan benih lada umur 3 bulan setelan di tanam…… 77 103. Produksi Benih Kopi di Nusa Tenggara Timur…………………… 77 104. Produksi Benih Kopi di TTP Kopi Kertasari Bandung………….. 78

105. Benih tumbuh G1 umur 30 HST......................................... 79 106. Kondisi pertanaman tebu G1 dan G2 pada umur 5-6 bulan

setelah tanam……………………………………………………………….. 79 107. Benih kelapa umur 2 bulan setelah di benihkan………………….. 80 108. Benih kopi arabika varietas Sigarar Utang bersertifikat………. 82

109. Distribusi benih ke lokasi calon petani calon lokasi (CPCL)….. 82 110. Sortasi benih kakao untuk didistribusikan………………………….. 83 111. Pengangkutan benih kakao ke lokasi CP/CL………………………. 83

112. Tahapan kegiatan produksi benih tanaman karet………………. 84 113. Benih hasil okulasi siap salur dari kegiatan sertifikasi………….. 85 114. Proses muat benih karet tersertifikasi pada truk sesuai

permintaan Dinas Perkebunan yang memiliki daftar CPCL…… 85 115. Pameran Produk Inovasi Perkebunan di Indonesia Agrofood

Expo…………………………………………………………………………….. 94

116. Pameran Produk Inovasi Unggulan Hasil Penelitian di AIF….. 97

Page 11: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

ix

Gambar Uraian Halaman

117. Pembukaan Hari jadi Kota Tanjung Pandan ke 181 dan Wakil Gubernur Bangka Belitung akan meresmikan pembukaan Belitung Expo 2019………………………………………………………… 98

118. Wakil Bupati Kab. Belitung (Isyak Meirobie), bersama Kepala BPTP Bangka Belitung Dr. Ir. Wahyu Wibawa, MP . dan Tim Belitung Expo………………………………………………………………… 99

119. Internasional Coconut Festival di Karangasem, Bali…………… 101 120. HPS Ke-39 dan Peran Teknologi Inovatif Balitbangtan………. 103 121. Perayaan Hari Perkebunan ke-62……………………………………. 105

122. Grafik Update Website Puslitbang Perkebunan per semester tahun 2019…………………………………………………………………… 106

123. Grafik penunjung Website Puslitbang Perkebunan tahun

2019…………………………………………………………………………….. 107 124. Top 10 negara pengunjung website Puslitbangbun tahun

2019…………………………………………………………………………….. 107 125. Top 10 File yang di-downloads oleh pengunjung website

Puslitbangbun tahun 2019………………………………………………. 108

126. Top 10 kata kunci pencarian oleh pengunjung website Puslitbangbun tahun 2019………………………………………………. 108

127. Peta kerjasama Puslitbang Perkebunan Tahun 2019………….. 115

128. Alokasi anggaran lingkup Puslitbang Perkebunan berdasarkan jenis Belanja TA 2019…………………………………… 120

129. Alokasi anggaran lingkup Puslitbang Perkebunan

Berdasarkan Satker TA 2019…………………………………………… 121 130. Alokasi anggaran lingkup Puslitbang Perkebunan

Berdasarkan Output Diluar Anggaran Dukungan Manajemen

Litbang TA 2019…………………………………………………………….. 121 131. Persentasi Realisasi Anggaran Puslitbang Perkebunan TA

2015-2019……………………………………………………………………. 122

132. Realisasi Anggaran Lingkup Puslitbang Perkebunan Berdasarkan Satker TA 2019……………………………………………. 123

133. Realisasi Anggaran UK/UPT TA 2019……………………………….. 123 134. Realisasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja TA 2019…….. 124

Page 12: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

x

RINGKASAN

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan sebagai salah satu Unit kerja

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian memiliki tugas dan fungsi sebagai

penghasil teknologi dan rekomendasi kebijakan khususnya dibidang perkebunan.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan selalu mendukung visi

Kementerian Pertanian dan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian serta

terus berupaya untuk menghasilkan teknologi perkebunan yang mudah

diterapkan, efektif, efisien dan berdaya saing. Kegiatan penelitian dan

pengembangan selama tahun 2019 telah menghasilkan banyak teknologi inovatif

yang terkait dengan upaya peningkatan biodiversitas dan jumlah bahan tanaman,

produktivitas dan mutu tanaman perkebunan, teknologi pengolahan hasil, benih

sumber, dan sintesis kebijakan.

VARIETAS UNGGUL

Sampai dengan akhir Tahun Anggaran (TA) 2019 Puslitbang Perkebunan telah

berhasil melepas 46 varietas unggul baru tanaman perkebunan yang terdiri dari1

varietas kelapa, 2 varietas kopi, 2 varietas lada, 2 varietas serai wangi, dan 4

varietas tembakau : Kayumanis (3 varietas), Cengkeh (1 varietas), Pala (1

varietas), Tembakau (18 varietas), Abaca (7 varietas), Kelapa (5 varietas), Kopi (4

varietas) Teh (7 varietas).

TEKNOLOGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN PERKEBUNAN

Hasil-hasil penelitian teknologi peningkatan produktivitas tanaman perkebunan

selama TA 2019 yang telah dihasilkan sebanyak 17 teknologi terdiri atas komoditas

Tebu (3 teknologi); Kopi (2 teknologi); Kakao (1 teknologi); Lada (2 teknologi);

Jahe (1 teknologi); Jambu mete (1 teknologi); Kemiri Sunan (3 teknologi); Karet

(1 teknologi); Sorgum Manis (1 teknologi) dan Kelapa (2 teknologi). Teknologi-

teknologi yang sudah dihasilkan tersebut mencakup komponen-komponen

teknologi pemupukan, teknologi pemanfaatan mikroba, teknologi budidaya

tanaman, teknologi pengendalian hama dan penyakit, dan teknologi pengolahan.

TEKNOLOGI DIVERSIFIKASI DAN PENINGKATAN NILAI TAMBAH/ PRODUK OLAHAN

Puslitbang Perkebunan Tahun Anggaran (TA) 2019 telah menghasilkan teknologi

diversifikasi dan peningkatan nilai tambah/produk olahan tanaman perkebunan

sebanyak 2 produk yaitu untuk komoditas Kelapa (2 teknologi).Teknologi yang

Page 13: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

xi

dihasilkan adalah berupa Pengaruh aplikasi edible coating bioselulosa nata de coco

terhadap karakteristik daging kelapa kopyor dan Pengujian sifat fungsional yogurt

dari skim kelapa.

PLASMA NUTFAH TANAMAN PERKEBUNAN

Untuk mendukung kegiatan pemuliaan tanaman, diperlukan materi genetik

tanaman perkebunan. Sampai dengan Tahun Anggaran (TA) 2019 Puslitbang

Perkebunan telah memiliki sebanyak 11.474 aksesi yang terdiri dari 4.021 aksesi

tanaman rempah dan obat, 6.063 aksesi tanaman pemanis dan serat, 296 aksesi

tanaman palma,dan 1.094 aksesi tanaman penyegar dan industri lainnya.

BENIH SUMBER TANAMAN PERKEBUNAN

Produksi benih sumber tanaman perkebunan dicapai melalui kegiatan pengelolaan

UPBS, dengan output berupa benihsumber : (1) tanaman rempah dan obat

meliputi lada (255.000 stek/polybag); (2) tanaman pemanis dan serat berupa tebu

(1.667.044 /mata); (3) tanaman kelapa (250.000/butir); dan (4) tanaman industri

dan penyegar berupa kopi arabika (350.000/pohon); Kakao (24.000/benih); dan

karet (126.216 batang).

REKOMENDASI KEBIJAKAN

Kinerja rekomendasi kebijakan dicapai melalui kegiatan analisa kebijakan. Selama

TA 2019 telah terealisasi sebanyak 4 (empat) rekomendasi kebijakan yaitu: (1)

Meningkatkan Nilai Tambah dan Daya Saing Tebu Indonesia; (2) Pengembangan

Komoditas Perkebunan di Lahan Rawa; (3) Integritas Kelapa Sawit dan Tanaman

Pangan Mendukung Program Peremajaan Menuju Perkebunan Berkelanjutan; (4)

Mengoptimalkan Kinerja Sistem Komoditas untuk Mendorong Kebangkitan Vanili.

PENGEMBANGAN DAN DISEMINASI INFORMASI PERKEBUNAN

Adopsi teknologi oleh pengguna/petani telah dirintis percepatan penyampaian

inovasi hasil penelitian melalui diseminasi dan publikasi hasil penelitian serta

kerjasama penelitian dengan mitra kerja swasta, pemerintah, dan perguruan

tinggi.

Page 14: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

xii

SUMBERDAYA KEUANGAN

Pagu anggaran UK/UPT lingkup Puslitbang Perkebunan Tahun 2019 sebesar Rp.

124.570.394.000,-. Berdasarkan jenis belanja, realisasi belanja pegawai, belanja

barang dan belanja modal per 31 Desember 2019 berturut-turut mencapai

96,39%; 97,93%; 99,38%, dan 97,85%. Realisasi untuk semua jenis belanja

mencapai angka diatas 95% menunjukkan bahwa penyerapan anggaran telah

melebihi target yang telah ditetapkan, dan pelaksanaan kegiatan berjalan lancar.

Realisasi PNBP di Puslitbang Perkebunan (116,45%), Balittro (105,82%), Balittas

(100,19%), Balitpalma 102,13%, dan Balittri, 94,90%. Realisasi PNBP di lingkup

Puslitbang Perkebunan TA.2019 dapat tercapai melebihi target yang telah

ditentukan yaitu Rp. 5.815.227.609,- (116,45%) dari target Rp. 4.993.690.648,-.

Page 15: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

xiii

SUMMARY

Indonesian Center for Estate crops Research and Development (ICERD) as one of

the centers of the Indonesian Agency for Agricultural Research and Development

(IAARD) has the task and functions as a provider of technology and policy

recommendations, especially in estate crops. ICERD always support the vision of

Ministry of Agriculture and the Indonesian Agency for Agricultural Research and

Development, as well as continually strive to produce a competitive, effective and

efficient estate crops technology that easy to be applied. There were quite a lot

of innovative technologies research resulted during 2019 related to the

improvement of biodiversity, plant materials, quality and productivity of estate

crops, processing quality, seed sources, and policy synthesis.

HIGH YIELDING VARIETIES

Up to the end of 2019, ICERD released 46 new high yielding varieties of estate

crops, namely Kayumanis (3 varieties), Cloves (1 variety), Nutmeg (1 variety),

Tobacco (18 varieties), Abaca ( 7 varieties), Coconut (5 varieties), Coffee (4

varieties) Tea (7 varieties).

PRODUCTIVITY IMPROVEMENT TECHNOLOGY OF ESTATE CROPS

The results of technology research in increasing the productivity of plantation crops

during FY 2019 that have been produced as many as 17 technologies consisting

of sugar cane commodities (3 technologies); Coffee (2 technologies); Cocoa (1

technology); Pepper (2 technologies); Ginger (1 technology); Cashew (1

technology); Kemiri Sunan (3 technologies); Rubber (1 technology); Sweet

Sorghum (1 technology) and Coconut (2 technology). The technologies that have

been produced include the components of fertilization technology, microbial

utilization technology, plant cultivation technology, pest and disease control

technology, and processing technology.

Page 16: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

xiv

DIVERSIFICATION TECHNOLOGY AND ADDED VALUE ENHANCEMENT/

PROCCESSING PRODUCT

Plantation Research Center for Fiscal Year (TA) 2019 has produced diversification

technology and increased added value / processed plantation products by 2

products, namely for Coconut commodities (2 technologies). kopyor and Testing

the functional properties of yogurt from coconut skim.

ESTATE CROPS GERMPLASM

To support plant breeding activities, the genetic material of estate crops is

neccessary. Up to 2019, the ICERD had collected as many as 11, 474 accessions

consisting of 4,021 accessions of spices and medicinal plants, 6,063 accessions of

sweetener and fiber plants, 296 accessions of palm plants, and 1,094 accessions

of refresher plants and other industries.

SEED SOURCE OF ESTATE CROPS

The production of estate crops seed source is achieved through UPBS management

activities by the output of: (1) spices and medicinal plants including pepper

(255,000 cuttings / polybags); (2) sweetener and fiber plants in the form of sugar

cane (1,667,044 / eye); (3) coconut plants (250,000 / item); and (4) industrial

plants and refiners in the form of arabica coffee (350,000 / tree); Cocoa (24,000

/ seed); and rubber (126,216 sticks).

POLICY RECOMMENDATION

The performance of policy recommendation was achieved by policy analisys

activity. During FY 2019, 4 (four) policy recommendations were realized, namely:

(1) Increasing the Value Added and Competitiveness of Indonesian Sugar Cane;

(2) Development of Plantation Commodities in Swamp Land; (3) Integrity of Palm

Oil and Food Crops Supports Rejuvenation Programs Towards Sustainable

Plantation; (4) Optimizing Commodity System Performance to Encourage Vanilla

Awakening.

DEVELOPMENT AND DISSEMINATION OF ESTATE INFORMATION

For technology adoption by the user/farmer, the acceleration of delivery of

innovation had been initiated through dissemination results and the publication of

results, and research collaboration with private partners, government, and

universities.

Page 17: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

xv

FINANCIAL RESOURCES

The UK / UPT budget ceiling for the 2019 Center for Plantation Research and

Development is Rp. 124,570,394,000. Based on the type of expenditure, the

realization of employee expenditure, goods expenditure and capital expenditure

as of December 31, 2019 respectively reached 96.39%; 97.93%; 99.38% and

97.85%. Realization for all types of expenditure reached above 95% shows that

the budget absorption has exceeded the target set, and the implementation of

activities runs smoothly.

Realization of PNBP in Plantation Research and Development (116.45%), Balittro

(105.82%), Balittas (100.19%), Balitpalma 102.13%, and Balittri, 94.90%. The

realization of PNBP within the scope of the TA.2019 Plantation Research and

Development can be achieved beyond the determined target of Rp. 5,815,227,609

(116.45%) of the target of Rp. 4,993,690,648, -.

Page 18: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Page 19: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

1

I. PENDAHULUAN

Komoditas perkebunan memiliki kontribusi besar dalam pembangunan ekonomi

dengan perannya sebagai penyumbang devisa negara, penyedia lapangan kerja,

peningkatan kesejahteraan petani dan pertumbuhan ekonomi nasional. Agar

kontribusi tersebut dapat dipertahankan dan bahkan ditingkatkan, pembangunan

usaha perkebunan harus selalu didukung oleh IPTEK melalui pengembangan

teknologi dan inovasi untuk menghadapi permasalahan dan tantangan pertanian

kedepan.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan sebagai salah satu Unit kerja

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian memiliki tugas dan fungsi sebagai

penghasil teknologi dan kebijakan khususnya dibidang perkebunan. Pusat

Penelitian dan Pengembangan Perkebunan selalu mendukung visi Kementerian

Pertanian dan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian serta terus berupaya

untuk menghasilkan inovasi teknologi perkebunan yang mudah diterapkan, efektif,

efisien dan berdaya saing.

Mengacu pada sasaran strategis Renstra Puslitbang Perkebunan 2015-2019 dan

sebagai basis dalam proses perencanaan kegiatan, kegiatan penelitian dan

pengembangan selama tahun 2019 telah menghasilkan banyak inovasi teknologi

yang terkait dengan upaya peningkatan produktivitas dan mutu hasil tanaman

perkebunan serta hasil sintesis kebijakan.

Puslitbang perkebunan tahun 2015-2019 fokus pada upaya mendukung dua

program strategis Kementerian Pertanian yaitu : (1) pencapaian swasembada

gula, (2) nilai tambah, (3) daya saing, dan (4) menghadapi kampanye negatif yang

berkaitan dengan lingkungan dan kesehatan. Kegiatan yang sudah dilakukan

meliputi, perakitan varietas unggul baru tebu dan komoditas perkebunan lainnya,

penyediaan benih sumber tebu hasil kultur jaringan dan benih sumber tanaman

perkebunan lainnya, penelitian peningkatan produktivitas tebu, peningkatan

produktivitas dan diversifikasi komoditas perkebunan lainnya melalui perakitan

teknologi budidaya pendukung serta Good Agricultural Practice (GAP) untuk

memenuhi standar kualitas produk olahan komoditas perkebunan. Sesuai dengan

perubahan lingkungan strategis, Puslitbang perkebunan juga berupaya

mengembangkan berbagai komoditas dan teknologi bioenergi.

Page 20: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

2

Pada Tahun anggaran 2019 telah dihasilkan 1.198.188 mata benih G2 untuk

mendukung upaya pencapaian swasembada gula. Upaya peningkatan

produktivitas tebu dan komoditas perkebunan lainnya, melalui perakitan varietas

unggul telah dihasilkan 46 VUB, yang terdiri dari: Kayumanis (3 varietas),

Cengkeh (1 varietas), Pala (1 varietas), Tembakau (18 varietas), Abaca (7 varietas),

Kelapa (5 varietas), Kopi (4 varietas) Teh (7 varietas). Selain itu, juga dihasilkan

17 teknologi peningkatan produksi komoditas lada, pala, tebu, kelapa, dan kakao.

Kegiatan litbang untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing komoditas

perkebunan telah menghasilkan 4 produk olahan yaitu: Biofungisida dengan

bahan aktif Trichoderma untuk pengendalian penyakit jamur akar putih (JAP) pada

karet, Teknologi pembuatan VCO dari kopra putih dengan metode kering, Proses

Pengolahan Gula Merah Tebu, dan Teknik Pembuatan Vermikompos Bermutu

Tinggi.

Telah menghasilkan 17 teknologi proses, yaitu Teknologi fertigasi statis untuk

meningkatkan efisiensi pengelolaan hara pada kebun induk lada, Perbaikan

teknologi sambung pucuk tanaman pala melalui optimalisasi lingkungan tumbuh,

Teknologi coating biji pala untuk meminimalkan cemaran aflatoksin, Teknologi

pemupukan organik + anorganik untuk tebu, Teknologi pemupukan si pada

tanaman tebu, Teknologi vermikompos pada tanaman tebu, Rakitan teknologi

pengendalian hama dan penyakit penting tanaman tebu yang efektif, Akselerasi

paket teknologi budidaya varietas unggul baru tebu PC, Pengembangan produk

gula merah (pengujian mutu gula merah sesuai SNI dan pembuatan kemasan),

ketahanan beberapa kultivar kelapa terhadap penyakit busuk pucuk

(phytophthora palmivora), Pengembangan pakan buatan untuk hama B.

longissima sebagai inang parasitoid untuk peningkatan ketersediaan inang untuk

diparasitasi T. Brontispae, Pemupukan organik untuk peningkatan produktivitas

tanaman kelapa rakyat, karakterisasi asap cair dari debu sabut kelapa dan

pemanfaatannya sebagai bioinsektisida, Teknologi pengendalian penyakit busuk

buah pada kakao dengan fungisida nabati berbahan asap cair, Teknologi

pengendalian hama penggerek buah kakao (Pbk) dengan penyarungan buah

dan pestisida nabati, Teknologi peningkatan produktivitas kakao di lahan kering

masam melalui aplikasi pupuk hayati dan amelioran, Optimalisasi ekstraksi

senyawa fungsional pada biji kakao, dan 2 teknologi diversifikasi produk, yaitu

Pengaruh aplikasi edible coating bioselulosa nata de coco terhadap karakteristik

daging kelapa kopyor dan Pengujian sifat fungsional yogurt dari skim kelapa.

Page 21: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

3

Agar inovasi teknologi dan kelembagaan pertanian dapat segera menyentuh

masyarakat maka diseminasi teknologi merupakan suatu keharusan dengan

memanfaatkan berbagai saluran dan media yang tepat dan efektif. Umpan balik

diseminasi teknologi dari masyarakat berperan penting sebagai acuan dalam

perencanaan penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan teknologi yang

lebih sesuai dengan kebutuhan para penggunanya.

Dalam upaya peningkatan efektivitas dan efisiensi kinerja, Balitbangtan

merestrukturisasi program penelitian dan pengembangan pertanian, yakni

program strategis Kementerian Pertanian, penelitian dasar (basic research), yaitu

penelitian untuk menciptakan teknologi unggul dan inovasi, dan penelitian adaptif

(adaptive research) untuk pematangan teknologi yang siap dilepas. Program

penelitian dan pengembangan mendukung Agenda Riset Nasional (ARN)

merupakan bentuk kemitraan dan kerja sama dengan berbagai lembaga penelitian

nasional (Kemenristek Dikti, LAPAN, LIPI, PT dll) dan internasional. Pembenahan

organisasi dan peningkatan kemampuan sumber daya penelitian dan tenaga

penunjang terus diupayakan untuk meningkatkan produktivitas kinerja.

Page 22: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

4

II. BAB II

. VARIETAS UNGGULL

Varietas unggul merupakan hasil penelitian yang mempunyai daya ungkit

peningkatan produktivitas tanaman atau mempunyai sifat keunggulan

dibandingkan varietas yang terdahulu. Selama

Puslitbang Perkebunan pada TA 2014Sampai dengan akhir TA 20159, Puslitbang

Perkebubunan telah melepas 1146 varietas unggul baru tanaman perkebunan

yang terdiri dari1 varietas kelapa, 2 varietas kopi, 2 varietas lada, 2 varietas serai

wangi, dan 4 varietas tembakau : Kayumanis (3 varietas), Cengkeh (1 varietas),

Pala (1 varietas), Tembakau (18 varietas), Abaca (7 varietas), Kelapa (5 varietas),

Kopi (4 varietas) Teh (7 varietas). Varietas unggul yang telah dilepas pada TA

2015 beserta keunggulannya adalah sebagai berikut:

KAYUMANIS

1. Kayumanis Ceylon Zeyna Agribun 01

Kayumanis Ceylon memiliki aroma yang wangi dan lembut serta tidak

mengandung kumarin, yaitu senyawa tanaman yang memiliki sifat

antikoagulan, karsinogenik, dan hepatotoksik yang kuat. Hal ini sangat

penting mengingat kayumanis dimanfaatkan sebagai flavor pada makanan

dan minuman, bahan pewangi parfum dan digunakan sebagai obat antara

lain sebagai antioksidan, anti-inflamasi, antimikroba, mengatasi diabetes

mellitus dan hipertensi, meningkatkan fungsi kognitif dan mengurangi risiko

kanker kolon, mengurangi Kolesterol LDL dan meningkatkan HDL,

pencegahan dan perawatan karies gigi, anti penuaan kulit. Varietas

kayumanis Ceylon Zeyna Agribun 01, dilepas sebagai varietas unggul

berproduksi dan mutu tinggi dengan protensi produksi kulit kering 3,51

kg/pohon (setara 3,12 ton/ha, populasi 890 pohon), Sinnamaldehid kulit

(62,57 %), Kadar minyak atsiri kulit 0,84%, Kadar minyak atsiri daun 0,83%,

Kadar eugenol daun 91,59%, untuk penanaman di dataran rendah sampai

menengah, beriklim basah.

Commented [RSH1]: Sebaiknyadisusunmenurutabjab

Formatted: Space Before: 12 pt

Formatted: Font: Not Bold, Font color: Text 1

Formatted: Body Text 2, Space Before: 12 pt, Line spacing:

Multiple 1,15 li

Formatted: Space Before: 6 pt, Don't add space between

paragraphs of the same style, Line spacing: Multiple 1,15 li

Page 23: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

5

Gambar 1. Penampakan pertanaman dan daun Zeyna Agribun 01

2. Kayumanis Ceylon Zeyna Agribun 02

Dilepas sebagai varietas unggul berproduksi dan mutu tinggi dengan potensi

produksi daun segar (18,05 kg/pohon, setara dengan 16.064,50 ton/ha,

populasi 890 pohon/ha), Kandungan eugenol daun tinggi (91,28%), Kadar

minyak atsiri daun 0,66%, Produksi kulit kering 2,30 kg/pohon (setara dengan

2,04 ton/ha, populasi 890 pohon/ha), Sinnamaldehid kulit (48,73%), untuk

penanaman di dataran rendah sampai menengah, beriklim basah.

Gambar 2. Penampakan pertanaman dan daun Zeyna Agribun 02

3. Kayumanis Burmani Koerintji

Kayumanis burmanii banyak dimanfaatkan sebagai rempah, minyak atsiri

dan oleoresin. Keunggulan kayumanis Koerintji yaitu memiliki produksi kulit

126.25-201.51 kg basah/pohon, setara dengan produksi kulit kering sekitar

25,41 – 39,98 kg kg/pohon. Ketebalan kulit kayumanis yaitu 3.65-6.65 mm.

Keunggulan lainnya yaitu memiliki mutu kulit kayu yang baik dengan kadar

minyak atsiri sekitar 1.29-3.57 % dan kadar sinamaldehid 91.88-94.19%,

(standar sinamaldehid SNI 50%). Karakteristik mutu tersebut disukai oleh

Page 24: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

6

negara-negara pengimpor kayumanis. Kayumanis tersebut merupakan

kayumanis terbaik di Provinsi Jambi dan telah menyebar ke berbagai daerah

di Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Barat.

Gambar 3. Kayumanis Burmanii Koerintji

4. Cengkeh Siantan Agribun

Sampai saat ini baru empat varietas yang telah dilepas yaitu Zanzibar Karo,

Zanzibar Gorontalo, AFO dan Tuni Bursel yang dilepas tahun 2013. Varietas

cengkeh Siantan Agribun, tergolong cengkeh tipe Siputih. Keunggulannya

adalah produksi bunga segar rata rata 111,42 ± 12,39 kg setara dengan

44,57 ± 4,96 kg bunga kering per pohon per tahun panen pada usia lebih

muda dibanding varietas yang telah dilepas sebelumnya. Produksi rata-rata

bunga cengkeh segar varietas Zanzibar Karo 47 kg, AFO 103 kg, Zanzibar

Gorontalo 133,46 kg, dan Tuni Bursel 143,80 kg. ukuran bunga Siantan

Agribun adalah 0,41 ± 0,02 g (lebih besar dari cengkeh Zanzibar), kadar

minyak atsiri 17,05 ± 1,59 %, total eugenol 77,45 ± 3,14 %, kadar true

eugneol 74,66 ± 1,79 %, kadar ß-caryophyllen 20,26 ± 2,38 % , humulene

2,12 ± 0,33 % eugenil acetate %.

Page 25: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

7

Gambar 4. Pembungaan dan bunga masak petik cengkeh Siantan Agribun

5. Pala Tiangau Agribun

Pala Tiangau Agribun merupakan pala yang berasal dari Pulau Siantan,

Kepulauan Riau. Pala Tiangau agribun memiliki bentuk buah yang mirip

dengan pal abanda namun ukuran buah dan biji yang lebih besar dan

punggung biji menggembung. Potensi pala tiangau agribun mencapai 11.064

butir/pohon/tahun. Berat buah, biji, fully pala Tiangau Agribun masing-

masing sebesar 64.32 gram/butir, 10.78 gram/butir dan 1.93 gram/butir.

Kadar minyak atsiri dan myristicin biji Tiangau Agribun mencapai 13.12% dan

37.38% lebih besar bila dibandingkan dengan varietas sebelumnya.

Page 26: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

8

Gambar 5. Penampilan pala Tiangau agribun : buah kering, buah basah, fuli dan daun

TEMBAKAU

6. Tembakau cerutu Besuki NO - H382 T2 Agribun Tembakau cerutu Besuki NO H382 T2 Agribun memiliki Tipe Varietas Galur

murni, Tinggi tanaman (cm) 239,45 ± 14,79, Umur Berbunga (hst) 70,71 ±

2,8, Jumlah daun (helai) 34 ± 1, Panjang daun ke 5 (cm) 50,61 ± 3,49 Lebar

daun ke 5 (cm) 31,45 ± 6,71, Panjang daun ke 10 (cm) 55,94 ± 2,98, Lebar

daun ke 10 (cm) 30,34 ± 2,44, Produktivitas krosok/ha (ton), 1,38, Persen

Dek-Om (%) 62,88, Indeks tanaman 71,33, Kadar nikotin (%) 1,09 – 1,29

Ketahanan terhadap Ralstonia solanacearum : Tahan, dan Phytophtora

nicotianae : Rentan. Pemilik Varietas : Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan

Serat.

Gambar 6. Tembakau Cerutu Besuki No - H382 T2 Agribun

7. Tembakau cerutu Besuki NO - H382 T3 Agribun

Tembakau cerutu Besuki NO H382 T3 Agribun memiliki Tipe Varietas Galur

murni, Tinggi tanaman (cm) 249,79 ± 15,82, Umur Berbunga (hst) 69,49 ±

2,51, Jumlah daun (helai) 34 ± 2, Panjang daun ke 5 (cm) 50,56 ± 3,49

Lebar daun ke 5 (cm) 31,45 ± 6,71, Panjang daun ke 10 (cm) 55,94 ± 2,98,

Lebar daun ke 10 (cm) 33,53 ± 3,21, Produktivitas krosok/ha (ton), 1,34,

Persen Dek-Om (%) 61,43, Indeks tanaman 58,96, Kadar nikotin (%) 1,11 –

Page 27: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

9

1,28 Ketahanan terhadap Ralstonia solanacearum : Rentan, dan Phytophtora

nicotianae : Moderat Tahan. Pemilik Varietas : Balai Penelitian Tanaman

Pemanis dan Serat.

Gambar 7. Tembakau Cerutu Besuki No - H382 T3 Agribun

8. Tembakau cerutu Besuki NO - H382 T4 Agribun

Tembakau cerutu Besuki NO H382 T4 Agribun memiliki Tipe Varietas Galur

murni, Tinggi tanaman (cm) 269,87 ± 8,26, Umur Berbunga (hst) 68,44 ±

3,01, Jumlah daun (helai) 34 ± 1, Panjang daun ke 5 (cm) 51 ± 3,85 Lebar

daun ke 5 (cm) 30,63 ± 2,79 Produktivitas krosok/ha (ton) 1,38, Persen Dek-

Om (%) 62,22, Indeks tanaman 56,89, Kadar nikotin (%) 1,14 - 1,24

Ketahanan terhadap Ralstonia solanacearum : Tahan, Phytophtora nicotianae :

Rentan. Pemilik Varietas : Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat.

Gambar 8. Tembakau Cerutu Besuki No - H382 T3 Agribun

9. Tembakau cerutu Besuki NO - H382 T6 Agribun

Tembakau cerutu Besuki NO H382 T4 Agribun memiliki Tipe Varietas Galur

murni, Tinggi tanaman (cm) 242,82 ± 10,92, Umur Berbunga (hst) 68,74 ±

3,48, Panjang daun ke 5 (cm) 49,9 ± 4,26, Lebar daun ke 5 (cm) 29,4 ± 3,24,

Panjang daun ke 10 (cm) 55,43 ± 3,73, Lebar daun ke 10 (cm) 32,65 ± 3,11,

Produktivitas krosok/ha (ton) 1,34, Persen Dek-Om (%) 60,81, Indeks

tanaman 63,31, Kadar nikotin (%) 1,18 – 1,45, Ketahanan terhadap Ralstonia

Page 28: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

10

solanacearum : Moderat Tahan, Phytophtora nicotianae : Rentan. Pemilik

Varietas : Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat.

Gambar 9. Tembakau Cerutu Besuki No - H382 T6 Agribun

10. Tembakau cerutu Besuki NO - H382 TB Agribun

Tembakau cerutu Besuki NO H382 T4 Agribun memiliki Nama asal H382 2236

09, Tipe Varietas Galur murni, Tinggi tanaman (cm) 247,1 ± 12,86, Umur

Berbunga (hst) 72,39 ± 3,42, Jumlah daun (helai) 34 ± 1,6, Panjang daun ke

5 (cm) 50,08 ± 2,74, Lebar daun ke 5 (cm) 31,31 ± 3,04, Panjang daun ke

10 (cm) 54,16 ± 2,89, Lebar daun ke 10 (cm) 33,88 ± 3,33, Produktivitas

krosok/ha (ton) 1,36, Persen Dek-Om (%) 56,9, Indeks tanaman 53,78,

Kadar nikotin (%) 1,07 – 1,38, Ketahanan terhadap Ralstonia solanacearum :

Tahan, Phytophtora nicotianae : Moderat Tahan. Pemilik Varietas : Balai

Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat.

Gambar 10. Tembakau Cerutu Besuki No - H382 TB Agribun

11. Tembakau Kasturi Jember - BEI 302 S

No. Aksesi / Lapang KKS006.208.293.ST/Dark J, Nama Varietas : BEI 302

S, Tipe Varietas : Galur Murni Mandul Jantan, Tipe Tembakau : Kasturi,

Tinggi tanaman (cm) : 98,2 + 4,9, Jumlah daun : 26,9 + 1,4 helai/pohon,

Panjang daun (cm) : 55,2 + 4,4, Lebar daun (cm) : 33,3 + 7,2,

Nisbah/Indek daun : 0,60, Umur Berbunga 50 % : 59,6 + 4,5 hari,

Hasil per ha : 2.036,2 + 323,4 kg/ha, Indek mutu : 76,2 + 16,48, Indeks

Page 29: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

11

tanaman : 156,0 + 40,69, Kadar nikotin : 4,24 + 1,06 %, Layu

Phytophtora : sangat rentan, Layu bakteri : Rentan, CMV : Rentan,

Pemilik varietas : PT. Benih Emas Indonesia.

Gambar 11. Tembakau Kasturi Jember - BEI 302 S

12. Tembakau Kasturi - BEI 302

No. Aksesi / Lapang KKS006.693 / Dark K, Nama Varietas : BEI 302, Tipe

Varietas : Galur Murni, Tipe Tembakau : Kasturi, Tinggi tanaman (cm) :

91,3 + 6,3, Jumlah daun : 27,8 + 1,1 helai/pohon, Panjang daun (cm) :

56,3 + 3,8, Lebar daun (cm) : 29,1 + 2,4, Nisbah/Indek daun : 0,52, Umur

Berbunga 50 % : 63,9 + 1,3 hari, Hasil per ha : 1.860,2 + 352,9 kg/ha,

Indek mutu : 69,9 +18,89, Indeks tanaman : 129,5 + 40,04, Kadar nikotin :

3,75 + 0,72 %, Layu Phytophtora : sangat rentan, Layu bakteri : Rentan,

CMV : Rentan, Pemilik varietas : PT. Benih Emas Indonesia.

Gambar 12. Tembakau Kasturi - BEI 302

13. Tembakau Purwodadi - BEI 103S

No. Aksesi / Varietas : I / BEI 103, Tipe Varietas : Galur Murni, Tinggi

tanaman (cm) : 155,71 ± 17,44 Jumlah daun : 37,41 ± 5,22, Panjang

daun (cm) : 44,64 ± 6,48, Lebar daun (cm) : 24,46 ± 6,18, Nisbah/Indek

daun : 1,82, Umur Berbunga 50 % (hari) : 75,07 ± 6,26, Potensil hasil per

ha : 1.93 ± 0,35 ton/ha, Indek mutu : 85,99 ± 4,42, Indeks tanaman :

Page 30: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

12

166,25 ± 32,23, Kadar nikotin : 1,12 ± 0,41, Layu Phytophtora : Tahan,

Layu bakteri :Tahan, Pemilik varietas : PT. Benih Emas Indonesia.

Gambar 13. Tembakau Purwodadi - BEI 103S

14. Tembakau Purwodadi - BEI 103

No. Aksesi / Varietas : H / BEI 103, Tipe Varietas : Galur Murni, Tinggi

tanaman (cm) : 150,94 ± 24,60 Jumlah daun : 35,51 ± 4,87, Panjang

daun (cm) : 44,18 ± 7,39, Lebar daun (cm) : 23,04 ± 3,70, Nisbah/Indek

daun : 1,92, Umur Berbunga 50 % (hari) : 74,31 ± 3,21, Potensil hasil per

ha : 1,74 ± 0,36 ton/ha, Indek mutu : 82,18 ± 6,65 ± 4,42, Indeks

tanaman : 141,95 ± 29,35, Kadar nikotin : 1,11 ± 0,41, Layu Phytophtora:

Tahan, Layu bakteri :Tahan, Pemilik varietas : PT. Benih Emas Indonesia.

Gambar 14. Tembakau Purwodadi - BEI 103

15. Tembakau Purwodadi - BEI 204S

No. Aksesi / Varietas : J/ BEI 204S, Tipe Varietas : Galur Murni, Tinggi

tanaman (cm) : 150,75 ± 24,94 Jumlah daun : 26,91 ± 6,89, Panjang

daun (cm) : 39,46 ± 6,66, Lebar daun (cm) : 23,64 ± 7,26, Nisbah/Indek

daun : 1,67, Umur Berbunga 50 % (hari) : 67,98 ± 3,66, Potensil hasil

per ha : 1.26 ± 0,22 ton/ha, Indek mutu : 92,08 ± 3,18 , Indeks

tanaman : 115,86 ± 22,24, Kadar nikotin : 2,11 ± 0,40, Layu

Page 31: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

13

Phytophtora : Tahan, Layu bakteri :Tahan, Pemilik varietas : PT. Benih

Emas Indonesia.

Gambar 15. Tembakau Purwodadi - BEI 204S

16. Tembakau Purwodadi - BEI 204

No. Aksesi / Varietas : K/ BEI 204, Tipe Varietas : Galur Murni, Tinggi

tanaman (cm) : 150,94 ± 24,60 Jumlah daun : 35,51 ± 4,87, Panjang

daun (cm) : 44,18 ± 7,39, Lebar daun (cm) : 23,04 ± 3,70, Nisbah/Indek

daun : 1,92, Umur Berbunga 50 % (hari) : 74,31 ± 3,21, Potensil hasil per

ha : 1.37 ± 0,9 ton/ha, Indek mutu : 85,50 ± 12,73 , Indeks tanaman :

106,26 ± 23,86, Kadar nikotin : 2,15 ± 0,52, Layu Phytophtora : Tahan,

Layu bakteri :Tahan, Pemilik varietas : PT. Benih Emas Indonesia.

Gambar 16. Tembakau Purwodadi - BEI 204 17. Tembakau Lokal Paiton 3

No. Aksesi / Varietas : Serongsong Besuk 2/ Paiton 3, Tipe Varietas : Galur

Murni, Tinggi tanaman (cm) : 181,65 ± 20,10, Jumlah daun (helai/pohon) :

24,83 ± 4,52, Panjang daun (cm) : 46,49 ± 5,08, Lebar daun (cm) : 21,07 ±

2,80, Nisbah/Indek daun : 2,21, Umur Berbunga 50 % (hari) : 60,21 ± 4,57,

Panjang bunga (mm) : Sedang (4,9) Potensil hasil per ha : 1.33 ± 0,43

ton/ha, Indek mutu : 82,30 ± 3,18 , Indeks tanaman : 112,04 ± 43,17, Kadar

Page 32: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

14

nikotin : 2,17 ± 0,38, Layu Phytophtora : Tahan, Layu bakteri :Tahan, Pemilik

varietas : Pemerintah Kabupaten Probolinggo.

Gambar 17. Tembakau Lokal Paiton 3

18. Tembakau Lokal Paiton 4

No. Aksesi / Varietas : Serongsong Super 8/ Paiton 4, Tipe Varietas : Galur

Murni, Tinggi tanaman (cm) : 179,11 ± 24,35, Jumlah daun (helai/pohon) :

20,91 ± 3,04, Panjang daun (cm) : 52,70 ± 6,29, Lebar daun (cm) : 27,08 ±

3,07, Nisbah/Indek daun : 1,95, Umur Berbunga 50 % (hari) : 62,19 ± 6,61,

Potensi hasil per ha : 1.48 ± 0,55 ton/ha, Indek mutu : 81,65 ± 7,85, Indeks

tanaman : 123,38 ± 49,69, Kadar nikotin : 2,16 ± 0,10, Layu Phytophtora :

Tahan, Layu bakteri :Tahan, Pemilik varietas : Pemerintah Kabupaten

Probolinggo.

Gambar 18. Tembakau Lokal Paiton 4 19. Tembakau Lokal Paiton 5

No. Aksesi / Varietas : Samporis 7/ Paiton 5, Tipe Varietas : Galur Murni,

Tinggi tanaman (cm) : 193,72 ± 19,54, Jumlah daun (helai/pohon) : 23,48

± 2,84, Panjang daun (cm) : 52,70 ± 6,29, Lebar daun (cm) : 27,08 ± 3,07,

Nisbah/Indek daun : 2,02, Umur Berbunga 50 % (hari) : 62,09 ± 6,87, Potensi

hasil per ha : 1.40 ± 0,39 ton/ha, Indek mutu : 81,90 ± 10,37, Indeks

tanaman : 137,81 ± 18,69, Kadar nikotin : 2,55 ± 0,10, Layu Phytophtora :

Page 33: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

15

Tahan, Layu bakteri :Tahan, Pemilik varietas : Pemerintah Kabupaten

Probolinggo.

Gambar 19. Tembakau Lokal Paiton 5

20. Tembakau Kasturi BEI 301S9

Kode Aksesi / Lapang : KKS009.2006.171.ST / Dark A, Nama Varietas :

BEI 301 S, Tipe Varietas : Kasturi, Tinggi tanaman (cm) : 126,6 cm + 12,51,

Jumlah daun (helai/pohon) : 25,0 ± 1,80, Panjang daun (cm) : 53,8 ± 5,82,

Lebar daun (cm) : 29,8 ± 2,87, Nisbah/Indek daun : 1,82, Umur Berbunga

50 % (hari) : 57,60 ± 3,15 hari, Potensi hasil per ha : 1.724 ± 458,5 kg/ha,

Indek mutu : 82,37 ± 45,55, Indeks tanaman : 82,37 ± 45,55 Kadar nikotin :

3,80 ± 0,81, Layu Phytophtora : Tahan, Layu bakteri :Tahan, CMV : Rentan,

Pemilik varietas : PT. Benih Emas Indonesia.

Gambar 20. Tembakau Kasturi BEI 301S9

21. Tembakau Kasturi BEI 301

Kode Aksesi / Lapang : KKS009.2006.171./ Dark B, Nama Varietas : BEI

301 , Tipe : Kasturi, Tinggi tanaman (cm) : 130,3 + 9,84, Jumlah daun

(helai/pohon) : 24,8 + 1,45, Panjang daun (cm) : 55,2 + 4,55, Lebar daun

(cm) : 30,3 + 3,12, Nisbah/Indek daun : 1,92, Umur Berbunga 50 % (hari) :

57,5 ± 2,49 hari, Potensi hasil per ha : 1.615,7 + 553,3 kg/ha, Indek mutu :

42,46 + 16,0, Indeks tanaman : 73,24 + 45,47, Kadar nikotin : 3,85 ± 0,75,

Page 34: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

16

Layu Phytophtora : Tahan, Layu bakteri :Tahan, CMV : Rentan, Pemilik

varietas : PT. Benih Emas Indonesia.

Gambar 21. Tembakau kasturi BEI 301

22. Tembakau Aromatik BEI 101S

Kode Aksesi / Lapang : KKS009.2006.171./ Dark B, Nama Varietas : BEI

301 , Tipe : Kasturi, Tinggi tanaman (cm) : 130,3 + 9,84, Jumlah daun

(helai/pohon) : 24,8 + 1,45, Panjang daun (cm) : 55,2 + 4,55, Lebar daun

(cm) : 30,3 + 3,12, Nisbah/Indek daun : 1,92, Umur Berbunga 50 % (hari) :

57,5 ± 2,49 hari, Potensi hasil per ha : 1.615,7 + 553,3 kg/ha, Indek mutu :

42,46 + 16,0, Indeks tanaman : 73,24 + 45,47, Kadar nikotin : 3,85 ± 0,75,

Layu Phytophtora : Tahan, Layu bakteri :Tahan, CMV : Rentan, Pemilik

varietas : PT. Benih Emas Indonesia.

Gambar 22. Tembakau Aromatik BEI 101S

23. Tembakau Aromatik BEI 101

Kode Aksesi / Varietas : B. RMD008.2008.018 / BEI 101, Tipe : Aromatik,

Tinggi tanaman (cm) : 91,75 ± 2,78, Jumlah daun (helai/pohon) : 18,29 ±

0,81, Panjang daun (cm) : 37,40 ± 2,06, Lebar daun (cm) : 20,79 ± 1,21,

Nisbah/Indek daun : 1,80, Umur Berbunga 50 % (hari) : 54,92 ± 2,03 Potensi

hasil per ha : 1.135 kg/ha, Indek mutu : 93,58 ± 4,89, Indeks tanaman :

91,86 ± 2,04, Kadar nikotin : 3,19 ± 0,56, Layu Phytophtora : Tahan, Layu

Page 35: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

17

bakteri :Tahan, Pemilik varietas : PT. Benih Emas Indonesia.

Gambar 23. Tembakau Aromatik BEI 101 ABAKA

24. Abaka-Hote Abakatas 1

Abaka-Hote Abakatas 1 memiliki jenis tanaman Abaka (Musa textilis NEE.) ,

Nama lokal Abaka, Hote, Rote, Tipe Varietas klon, Panjang batang (cm)

228,850 – 294,108, Lingkar batang bawah (cm) 42,508 – 41,233, Lingkar

batang atas (cm) 25,417 – 28,158, Jumlah batang per rumpun (btg/rpn)

6,749 – 11,725, Bobot batang segar (kg/btg) 15,33 – 25,52, Produksi serat

(kg/btg) 0,73 – 1,22, Produktivitas serat (kg/ha/tahun) 2.098 – 5.010,

Kekuatan serat (g/tex) 36,71-57,25, Ketahanan terhadap layu Fusarium :

Sangat rentan, Pemilik Varietas : Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan

Serat.

Gambar 24. Abaka-Hote Abakatas 1

25. Abaka-Hote Abakatas 2 Abaka-Hote Abakatas 2 memiliki jenis tanaman Abaka (Musa textilis NEE.) ,

Nama klon Balitta UB 6, Tipe Varietas klon, Panjang batang (cm) 236,783 –

330,017, Lingkar batang bawah (cm) 42,608 – 45,700, Lingkar batang atas

(cm) 26,983 – 27,250, Jumlah batang per rumpun (btg/rpn) 7,242 – 13,061,

Bobot batang segar (kg/btg) 18,76 – 29,80, Produksi serat (kg/btg) 0,73 –

Page 36: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

18

1,15, Produktivitas serat (kg/ha/tahun) 1.766 – 5.052, Kekuatan serat (g/tex)

27,59-39,03, Ketahanan terhadap layu Fusarium : Sangat rentan, Pemilik

Varietas : Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat

Gambar 25. Abaka-Hote Abakatas 2

26. Abaka-Hote Abakatas 3

Abaka-Hote Abakatas 2 memiliki jenis tanaman Abaka (Musa textilis NEE.) ,

Nama lokal pisang serat Abaka, Hote, Rote, Tipe Varietas klon, Panjang

batang (cm) 221,017 – 312,167, Lingkar batang bawah (cm) 43,425 – 46,933,

Lingkar batang atas (cm23,833 – 28,008, Jumlah batang per rumpun

(btg/rpn) 7,307 – 12,525, Bobot batang segar (kg/btg) 21,56 – 38,18,

Produksi serat (kg/btg) 0,73 – 1,3, Produktivitas serat (kg/ha/tahun) 1.636 –

4.148, Kekuatan serat (g/tex) 33,80-49,83, Ketahanan terhadap layu

Fusarium : Sangat rentan, Pemilik Varietas : Balai Penelitian Tanaman

Pemanis dan Serat

Gambar 26. Abaka-Hote Abakatas 3

27. Abaka ROTE EH

Abaka-Rote EH Produksi serat (kg/ha/tahun) : 6.235,56, Bobot batang

segar (kg/ha/th) : 154.363,33, Rendemen serat (%) : 3,78, Panjang

batang (cm) 382,69, Lingkar batang (cm) 72,61, Jumlah anakan (tan/rpn)

: 8,27, Kekuatan serat (g/tex) : 39,28, Pemilik Varietas : Pemerintah

Kabupaten Talaud.

Page 37: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

19

Gambar 27. Abaka-Rote EH

28. Abaka ROTE EMT

Abaka-Rote EMT Produksi serat kering (kg/ha/tahun) : 5.904,70, Bobot

batang segar (kg/ha/th) : 143.366,67, Rendemen serat (%) : 4,17,

Panjang batang (cm) 357,26, Lingkar batang (cm) 60,06, Jumlah anakan

(tan/rpn) : 8,27, Kekuatan serat (g/tex) : 44,15, Pemilik Varietas :

Pemerintah Kabupaten Talaud.

Gambar 28. Abaka-Rote EMT

29. Abaka ROTE EM

Abaka-Rote EM Produksi serat kering (kg/ha/tahun) : 5.661,87, Bobot

batang segar (kg/ha/th) : 148.890,00, Rendemen serat (%) : 3,79,

Panjang batang (cm) 352,61, Lingkar batang (cm) 64,71, Jumlah anakan

(tan/rpn) : 14,40, Kekuatan serat (g/tex) : 37,80, Pemilik Varietas :

Pemerintah Kabupaten Talaud.

Page 38: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

20

Gambar 29. Abaka-Rote EM

30. Abaka ROTE BHJ

Abaka-Rote EM Produksi serat kering (kg/ha/tahun) : 4.366,78, Bobot

batang segar (kg/ha/th) : 111.220,00, Rendemen serat (%) : 3,94,

Panjang batang (cm) 301,28, Lingkar batang (cm) 45,20, Jumlah anakan

(tan/rpn) : 15,15, Kekuatan serat (g/tex) : 39,34, Pemilik Varietas :

Pemerintah Kabupaten Talaud.

Gambar 30. Abaka-Rote BHJ

KELAPA

31. Kelapa Dalam Cungap Merah Sebagai Varietas Unggul

Varietas unggul dengan spesifikasi Akar, batang dan buah berwarna merah

muda. Keunggulan sabut dan air buah mengandung anti oksidan tinggi

seperti beta karoten dan anthosianin pada sabut serta anthosianin pada air

buah. Kegunaan sebagai bahan baku makanan yang mempunyai anti oksidan

tinggi dan sebagai sumber benih untuk pengembangan kelapa.

A B C D

Page 39: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

21

Gambar 31. (A) Akar tanaman dewasa, (B) Batang (C) Akar kecambah dan (D) Buah muda kelapa Dalam Cungap Merah

32. Kelapa Dalam Varietas NUI SUA Varietas unggul baru berasal dari Kabupaten Sula, Provinsi Maluku Utara

dengan spesifikasi keunggulan produksi tinggi (3,8-4,0 ton/ha/tahun) dan

adaptif pada curah hujan rendah dengan bulan kering 5 – 9 bulan berturut-

turut. Kegunaan sebagai sumber benih untuk pengembangan kelapa di lahan

kering iklim kering dan sebagai bahan baku industri pangan maupun non

pangan.

Gambar 32. Populasi Kelapa Kelapa Dalam Nui Sua 33. Kelapa Dalam Varietas Zabak

Varietas unggul baru berasal dari Provinsi Jambi dengan spesifikasi produksi

tinggi, kadar minyak dan protein tinggi serta adaptif pada lahan pasang surut.

Kegunaan sebagai sumber benih untuk pengembangan kelapa di lahan

pasang surut dan sebagai bahan baku industri kelapa parut kering, santan,

tepung kelapa dan VCO.

Gambar 33. Populasi Kelapa Dalam Zabak

Page 40: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

22

34. Kelapa Dalam Varietas Gambut

Varietas unggul baru berasal dari Provinsi Jambi dengan spesifikasi produksi

tinggi, kadar minyak dan protein tinggi serta adaptif pada lahan pasang surut.

Kegunaan sebagai sumber benih untuk pengembangan kelapa di lahan

pasang surut dan sebagai bahan baku industri kelapa parut kering, santan,

tepung kelapa dan VCO.

Gambar 34. Populasi Kelapa Dalam Gambut

35. Kelapa Hibrida HENGNIU Varietas unggul baru ini berasal dari Balit Palma Manado dengan keunggulan

batang pendek (tidak cepat tinggi), jarak antar bekas daun cukup rapat, cepat

berbuah ( <3 tahun mulai berbunga) dan kadar minyak 62% dan asam laurat

46,46% serta spesifik lahan kering iklim basah. Kegunaan sebagai sumber

benih untuk pengembangan kelapa di lahan kering iklim basah dan sebagai

bahan baku industri kelapa parut kering, santan, tepung kelapa dan VCO.

Gambar 35. Populasi kelapa Hibrida Hengniu

K O P I

36. Klon Kopi Besemah 1

Klon kopi Besemah 1 merupakan hasil seleksi pohon induk di Batu Belighe,

Kelurahan Gunung Dempo, Kecamatan Pagar Alam Selatan. Karakter

pertumbuhannya menyamping (horisontal) karena berasal dari hasil sambung

tunas plagiotrop pada batang bawah tanaman tua/tidak produktif.

Page 41: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

23

Percabangan utama kaku melebar dengan percabangan sekunder aktif (tipe

kipas). Klon kopi Besemah 1 mempunyai keunggulan potensi daya hasil 2,60

ton/ha dan tergolong fine Robusta (81,25) dengan karakter spicy, nutty,

astringer. Umur ekonomis klon kopi Besemah 1 dapat mencapai 30 tahun dan

rekomendasi penanaman dilakukan secara poliklonal. Sedangkan untuk gejala

penyakit karat daun dan gejala serangan hama PBKo termasuk ringan. Klon

kopi Besemah 1 adaptif di dataran tinggi (> 700 m dpl) dengan tipe iklim A

atau B (Schmidth and Ferguson).

Gambar 36. Keragaan VUB klon kopi Besemah 1

37. Klon Kopi Besemah 2

Klon kopi Besemah 2 merupakan hasil seleksi pohon induk di Dempo Karya,

Kelurahan Pagar Wangi, Kecamatan Dempo Utara. Karakter pertumbuhannya

menyamping (horisontal) karena berasal dari hasil sambung tunas plagiotrop

pada batang bawah. Percabangan utama lentur menjuntai dengan

percabangan sekunder kurang aktif (tipe payung). Klon kopi Besemah 2

Page 42: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

24

mempunyai keunggulan potensi daya hasil 3,85 ton/ha dengan populasi 3000

tanaman dan tergolong fine Robusta (83,00) dengan karakter spicy, nutty,

brown sugar. Umur ekonomis klon kopi Besemah 2 dapat mencapai 30 tahun

dan rekomendasi penanaman dilakukan secara poliklonal. Sedangkan untuk

gejala penyakit karat daun dan gejala serangan hama PBKo termasuk ringan.

Klon kopi Besemah 2 adaptif di dataran tinggi (> 700 m dpl) dengan tipe iklim

A atau B (Schmidth and Ferguson).

Gambar 37. Keragaan VUB klon kopi Besemah 2

38. Klon Kopi Besemah 3

Klon kopi Besemah 3 merupakan hasil seleksi pohon induk di Gunung Agung

Tengah, Kelurahan Agung Lawang, Kecamatan Dempo Utara. Karakter

pertumbuhannya menyamping (horisontal) karena berasal dari hasil sambung

tunas plagiotrop pada batang bawah tanaman tua/tidak produktif.

Page 43: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

25

Percabangan tegak mendatar dengan percabangan sekunder kurang aktif.

Klon kopi Besemah 3 mempunyai keunggulan potensi daya hasil 2,41 ton/ha

(dengan populasi 1.600 tanaman) dan tergolong fine Robusta (82,25) dengan

karakter spicy, nutty. Umur ekonomis klon kopi Besemah 3 dapat mencapai

30 tahun dan rekomendasi penanaman dilakukan secara poliklonal.

Sedangkan untuk gejala penyakit karat daun dan gejala serangan hama PBKo

termasuk ringan. Klon kopi Besemah 3 adaptif di dataran tinggi (> 700 m dpl)

dengan tipe iklim A atau B (Schmidth and Ferguson).

Gambar 38. Keragaan VUB klon kopi Besemah 3

39. Klon Kopi Besemah 4

Klon kopi Besemah 4 merupakan hasil seleksi pohon induk di Temiang,

Kelurahan Gunung Agung Lawang, Kecamatan Dempo Utara. Karakter

pertumbuhannya menyamping (horisontal) karena berasal dari hasil sambung

tunas plagiotrop pada batang bawah tanaman tua/tidak produktif.

Page 44: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

26

Percabangan utama agak lentur dengan percabangan sekunder kurang aktif

(tipe payung). Klon kopi Besemah 4 mempunyai keunggulan potensi daya

hasil 2,25 ton/ha (dengan populasi 1.600 tanaman) dan tergolong fine

Robusta (81,50) dengan karakter greenish-grassy, low flavour. Umur

ekonomis klon kopi Besemah 4 dapat mencapai 30 tahun dan rekomendasi

penanaman dilakukan secara poliklonal. Sedangkan untuk gejala penyakit

karat daun dan gejala serangan hama PBKo termasuk ringan. Klon kopi

Besemah 4 adaptif di dataran tinggi (> 700 m dpl) dengan tipe iklim A atau B

(Schmidth and Ferguson).

Gambar 39. Keragaan VUB klon kopi Besemah 4

T E H

40. Teh PGL 1

Teh PGL 1 memiliki keunggulan potensi daya hasil tinggi 3,62 t/ha/th; citarasa

seduhan baik, kadar polifenol tinggi (16,70%), aktivitas antioksidan sangat

kuat. Bentuk daun teh PGL 1 elliptical memanjang, tepi daun bergerigi teratur

Page 45: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

27

(denticulate), ujung daun bertugi (aristate), warna pucuk p+1 hijau

kekuningan, warna daun tua hijau tua, dan permukaan daun bergelombang.

Gambar 40. Keragaan VUB teh PGL 1

41. Teh PGL 3

Teh PGL 3 memliki keunggulan potensi daya hasil tinggi 3,89 t/ha/th, citarasa

seduhan baik, kadar polifenol tinggi (17,90%), aktivitas antioksidan sangat

kuat. Bentuk daun teh PGL 3 elliptical, tepi daun bergerigi halus (serrulate),

ujung daun acute, warna pucuk p+1 hijau kekuningan, warna daun tua hijau

tua, permukaan daun agak bergelombang.

Page 46: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

28

Gambar 41. Keragaan VUB teh PGL 3

42. Teh PGL 4

PGL 4 memiliki potensi daya hasil tinggi 3,67 t/ha/th, citarasa seduhan baik,

kadar polifenol tinggi (17,80%), aktivitas antioksidan sangat kuat, toleran

curah hujan tinggi. Bentuk daun teh PGL 4 elliptical, tepi daun bergerigi halus

(serrulate), ujung daun bertugi (aristate), warna pucuk p+1 hijau

kekuningan, warna daun tua hijau tua, permukaan daun agak bergelombang.

Gambar 42. Keragaan VUB teh PGL 4

Page 47: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

29

43. Teh PGL 10

PGL 10 memiliki keunggulan potensi daya hasil tinggi 3,82 t/ha/th, citarasa

seduhan baik, kadar polifenol tinggi (17,90%), aktivitas antioksidan sangat

kuat, toleran curah hujan rendah sekaligus curah hujan tinggi. Bentuk daun

teh PGL 10 oval, tepi daun bergerigi halus (serrulate), ujung daun acute,

warna pucuk p+1 hijau kekuningan, warna daun tua hijau tua, permukaan

daun agak bergelombang.

Gambar 43. Keragaan VUB teh PGL 10

44. Teh PGL 11

PGL 11 memiliki keunggulan Potensi daya hasil tinggi 3,56 t/ha/th, citarasa

seduhan baik, kadar polifenol tinggi (18%), aktivitas antioksidan sangat kuat,

toleran curah hujan tinggi. Bentuk daun teh PGL 11 elliptical memanjang, tepi

daun bergerigi halus (serrulate), ujung daun accuminate, warna pucuk p+1

hijau, warna daun tua hijau tua, permukaan daun agak bergelombang.

Page 48: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

30

Gambar 44. Keragaan VUB teh PGL 11

45. Teh PGL 12

PGL 12 memiliki keunggulan Potensi daya hasil tinggi 3,94 t/ha/th, citarasa seduhan baik, kadar polifenol tinggi (17,50%), aktivitas antioksidan sangat kuat, toleran curah hujan tinggi. Bentuk daun teh PGL 12 elliptical, tepi daun

bergerigi halus (serrulate), ujung daun acute, warna pucuk p+1 hijau kekuningan, warna daun tua hijau tua, permukaan daun agak bergelombang.

Gambar 45. Keragaan VUB teh PGL 12

Page 49: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

31

46. Teh PGL 15

PGL 15 memiliki keunggulan Potensi daya hasil tinggi 3,87 t/ha/th, citarasa

seduhan baik, kadar polifenol tinggi (18,30%), aktivitas antioksidan sangat

kuat, toleran curah hujan rendah sekaligus curah hujan tinggi. Bentuk daun

teh PGL 15 elliptical, tepi daun bergerigi halus (serrulate), ujung daun acute,

warna pucuk p+1 hijau kekuningan, warna daun tua hijau tua, permukaan

daun agak bergelombang.

Gambar 46. Keragaan VUB teh PGL 15

Page 50: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

32

III. TEKNOLOGI PENINGKATAN PRODUKSI

Menghadapi permasalahan di bidang pertanian berupa penurunan produktivitas

tanaman, serta serangan hama dan penyakit memerlukan teknologi budidaya yang

tepat yang dapat meningkatkan produktivitas. Teknologi budidaya perkebunan

mencakup perbenihan, pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit

tanaman. Teknologi budidaya tanaman perkebunan yang dihasilkan selama TA

2019 adalah sebagai berikut:

1. Teknologi Fertigasi Statis untuk Meningkatkan Efisiensi

Pengelolaan Hara Pada Kebun Induk Lada

Permasalahan utama dalam memproduksi benih/setek adalah terbatasnya

kebun induk/kebun benih lada yang mampu menghasilkan benih bermutu

secara berkelanjutan. Pengaturan komposisi hara NPK dan pemberian air

pada setiap periode pertumbuhan (pertumbuhan awal, sebelum pemangkasan

dan setelah pemangkasan) dengan teknik fertigasi merupakan salah satu

upaya untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif sehingga dapat

meningkatkan produksi dan mutu setek. Teknologi fertigasi statis bertujuan

untuk mendapatkan dosis pemberian hara dan jumlah tunas terbaik yang

dapat meningkatkan efisiensi pengelolaan hara dan produksi benih lada

bermutu. Hasil yang diperoleh (1) Pemberian hara dengan dosis 50% dari

rekomendasi dan dilakukan dengan fertigasi statis sudah meningkatkan:

pertumbuhan tanaman lada (tinggi tanaman, jumlah daun, diameter sulur),

Produksi setek lada (diameter sulur, jumlah setek 1 buku, setek lada perdu),

kandungan klorofil daun, mutu benih (daya tumbuh, tinggi tunas) dibanding

dengan control (SOP). (2) Peningkatan jumlah tunas yang dipelihara sampai

6 tunas: meningkatkan produksi setek 1 cabang, dengan mutu setek (daya

tumbuh, diameter sulur) yang tetap tinggi. (3) Jenis tiang panjat mati lebih

baik dibanding dengan tiang panjat hidup: menghasilkan pertumbuhan

tanaman: tinggi tanaman sekitar (37% – 66%), jumlah daun sekitar (72.30 -

73.52%), diameter sulur sekitar (30.13% - 51.63, dan produksi setek lada 1

buku sekitar (32.17% – 140%) lebih tinggi dibanding tiang panjat hidup.

Page 51: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

33

Gambar 47. Performansi pertumbuhan tanaman lada pada berbagai perlakuan hara dan jumlah tunas yang dipelihara. A dan B pada tiang panjat mati: C dan D pada tiang panjat hidup pada umur 12 bulan.

2. Perbaikan Teknologi Sambung Pucuk Tanaman Pala Melalui Optimalisasi Lingkungan Tumbuh

Salah satu kendala dalam pengembangan pala (Myristica sp.) adalah

ketersediaan bahan tanaman yang telah diketahui jenis kelaminnya. Sampai

saat ini belum ada metode yang dapat mengetahui jenis kelamin pala pada

fase biji dan benih. Salah satu upaya untuk memecahkan masalah tersebut

adalah melalui sambung pucuk dengan metode epicotyl grafting. Namun

masih terkendala oleh tingkat kematian benih yang relatif tinggi setelah

pemisahan dari sungkup individu akibat lingkungan tumbuh/iklim mikro yang

tidak optimal. Diperlukan perbaikan teknologi untuk mengoptimalkan

lingkungan tumbuh (cara penyungkupan, pengaturan iklim mikro dan media

tanam) untuk meningkatkan keberhasilan dan daya tumbuh benih pala hasil

penyambungan sampai siap tanam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1)

Tingkat keberhasilan penyambungan sebelum pemisahan tertinggi diperoleh

dengan penggunaan entres asal Bogor yang disungkup masal tanpa dikabut

dan dengan dikabut masing-masing sebesar 85,71 % dan 82,74 %, 2) Tingkat

keberhasilan penyambungan setelah pemisahan diperoleh dengan

penggunaan entres asal Bogor yang disungkup masal tanpa dikabut dan

dengan dikabut masing-masing sebesar 83,33% dan 79,76%, 3)

A B

C D

Page 52: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

34

Penyambungan pala secara epicotyl grafting dapat disungkup secara masal

baik tanpa pengkabutan maupun dengan pengkabutan, dan 4) Media tanam

yang terbaik dan efisien terhadap pertumbuhan benih pala hasil sambung

pada umur 16 bulan adalah campuran tanah dengan kompos limbah

penyulingan pala dengan perbandingan 4:1.

Gambar 48. Benih pala hasil sambung yang telah disungkup masal (kiri) dan individu (kanan) sebelum pemisahan

3. Teknologi Coating Biji Pala Untuk Meminimalkan Cemaran Aflatoksin

Cemaran aflatoksin yang disebabkan oleh Aspergillus flavus pada biji pala

telah menjadi kendala ekspor yang sangat serius. Penelitian bertujuan untuk

mendapatkan satu formula coating yang efektif untuk menekan pencemaran

A. flavus pada biji pala. Beberapa kegiatan percobaan dilakukan di

laboratorium, antara lain (a) pembuatan formula coating mengandung bahan

aktif potasium sorbat, propil paraben, dan minyak cengkeh, (b) coating biji

pala dengan formula kemudian diinokulasi dengan Aspergillus flavus, (c)

kegiatan pra-coating dengan merendam biji pala batok di dalam larutan NaOH

0,04% atau air, (d) analisis kadar aflatoksin di dalam biji pala yang sudah

dicoating, serta (e) analisis senyawa kimia yang ada di dalam air rendaman

biji pala. Hasil utama penelitian adalah (a) telah dibuat formula coating GM

yang mengandung bahan aktif propil paraben, potasium sorbat, dan minyak

cengkeh, (b) perlakuan coating dapat menekan kolonisasi jamur A. flavus

pada permukaan biji pala yang dicoating, (c) kandungan aflatoksin B1 dan

aflatoksin total dalam biji pala yang dicoating dengan formula (2,74-4,22

µg/kg biji), jauh lebih di bawah kadar aflatoksin pada biji yang tidak

diperlakukan (342,84-471,69 µg/kg biji), (e) permukaan biji pala

mengandung nutrisi, seperti proten dan karbohidrat, yang dapat meragsang

tumbuhnya jamur, termasuk A. flavus, dan (f) residu bahan aktif formula

coating, terutama popil paraben dan potassium sorbat masih di dalam biji

Page 53: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

35

pala kupas masih di bawah stadar minimal yang ditetapkan oleh Badan POM.

Oleh karena itu, perlakuan perendaman dengan larutan KOH 0,04% atau air

diikuti dengan perlakuan formula coating dapat dianjurkan untuk

meminimalkan kontaminasi aflatoksin pada biji pala. Salah satu permasalahan

utama yang dihadapi adalah stabiltas formula coating masih perlu diperbaiki.

Perlakuan coating Tanpa perlakuan coating Gambar 49. Kolonisasi Aspergillus flavus pada biji pala batok yang dicoating

(kiri) dan tanpa coating (kanan)

4. Teknologi Pemupukan Organik+Anorganik Untuk Tebu

Aplikasi bahan pembenah tanah di Entisol Asembagus, potensi hasil hablur

tebu RC-1 varietas BL yang mencapai >10 t/ha dicapai pada perlakuan

kombinasi abu ketel 5 t/ha + blotong 5 t/ha (Gambar 27, kiri). Di Alfisol Pati,

kombinasi blotong 5 t/ha + biochar 5 t/ha dapat menghasilkan potensi hablur

tertinggi pada tebu PC varietas PSDK 923, yakni 7,45 t/ha. Di Entisol

Asembagus, aplikasi pupuk organik blotong 10 t/ha yang dikombinasikan

dengan pupuk anorganik 270 kg N + 90 kg P2O5 + 90 kg K2O/ha pada tebu

RC-1 varietas BL menghasilkan potensi produksi dan potensi hablur tertinggi,

yakni 135 t/ha dan 11,88 t/ha (Gambar 27, kanan). Di Alfisol Pati pada tebu

PC varietas PSDK 923, potensi produksi tebu dan potensi hablur tertinggi

dicapai pada aplikasi petroganik 10 t/ha ditambah 180 kg N + 60 kg P2O5 +

60 kg K2O/ha, yakni 92,86 t/ha dan 9,20 t/ha. Dari 3 masa kepras tebu yang

dilakukan oleh petani (4 kali, 6 kali, 8 kali), teknologi rawat ratoon dengan

aplikasi biomassa Crotalaria juncea 10 t/ha menghasilkan potensi hablur

tertinggi baik pada RC-4, RC-6, maupun RC-8, yakni 10,22 t/ha, 9,66 t/ha dan

8,52 t/ha. Disarankan aplikasi bahan organik dilakukan setiap tahun/musim,

agar bahan organik tanah meningkat dan kesuburan/kualitas tanah

meningkat untuk mendukung pertumbuhan tebu yang baik dan mencapai

hasil tinggi.

Page 54: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

36

Gambar 50. Aplikasi pembenah tanah di Asembagus (tebu BL RC-1,6 bulan) (kiri)

Paket pupuk organik+anorganik di Asembagus (tebu BL RC-1, 7 bulan)

(kanan)

5. Teknologi Pemupukan Si pada Tanaman Tebu.

Pupuk Si dalam bentuk cair dan granul dapat meningkatkan pertumbuhan

tebu, yaitu tinggi tanaman, panjang batang dan diameter batang tebu.

Pemberian pupuk Si granul dengan dosis 200 kg/ha menghasilkan tebu

dengan rendemen tertinggi 11,32% dan produksi hablur gula tertinggi

sebanyak 17,04 ton/ha.

Gambar 51. Pupuk Si cair dan Si granul, serta efektivitasnya pada tanaman tebu

6. Teknologi vermikompos pada Tanaman Tebu

Pemberian vermikompos 10 ton per ha dapat meningkatkan tinggi tanaman,

panjang batang, jumlah ruas, dan diameter batang tebu. Pada perlakuan

pemberian vermikompos 10 ton/ha, penurunan dosis pupuk anorganik hingga

25 % tidak mengakibatkan penurunan pertumbuhan.

Page 55: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

37

a b

Gambar 52. a). Vermikompos, b). Efektifitas vermikompos pada tanaman tebu

7. Rakitan Teknologi Pengendalian Hama dan Penyakit Penting

Tanaman Tebu Yang Efektif

Rakitan teknologi pengendalian hama dan penyakit penting tanaman tebu yang efektif dibanding teknologi petani.

Tabel.1 Perlakuan perakitan komponen Teknologi Balittas (TB).

No. Rakitan Teknologi Pengendalian Hama dan Penyakit

1. Penggunaan varietas toleran penyakit luka api (BL)

2. Benih diperlakukan dengan Hot Water Treatment (HWT) dan perendaman di larutan fungisida (Antracol)

3. Juring ganda 150/70cm, benih ganda (populasi 160 ribu, pupuk ganda (Phonska 8,4 ku/ha dan ZA 7 ku/ha)

4. Penanaman Crotalaria 2 baris di antara baris tebu dipanen sebelum berbunga, biomassa ditutupkan di permukaan tanah (sekitar 16 ton

basah/ha)

5. Pelepasan parasitoid telur Trichogramma chilonus, dosis 50 pias @ 2000 butir telur/ha, dilepas setiap minggu umur tanaman 1-4 bulan

6. Pengendalian mekanis antara lain memotong dengan pisau pucuk tanaman yang terserang (roges), sanitasi tanaman yang terserang

7. Pemasangan carang bambu (10 carang/ha) untuk hinggap burung pemakan ulat

Page 56: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

38

Gambar 53. Perlakuan benih dengan HWT, Juring Ganda, Pias Trichogramma

dan Ranting bambu untuk hinggap burung

Teknologi pengendalian hama dan penyakit pada tanaman tebu di daerah

serangan penyakit luka api dapat meningkatkan pertumbuhan agronomi dan

produksi. Serangan penggerek batang dan pucuk juga lebih rendah, namun

dari sisi penyakit ternyata tingkat serangannya lebih tinggi, meskipun tidak

berdampak terhadap penurunan produksi. Teknologi ini diperkirakan dapat

mengurangi kehilangan hasil gula terutama serangan hama dari 15-20%

menjadi <10%, mengurangi biaya pengendalian hama serta meningkatkan

pendapatan petani >20%.

Page 57: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

39

8. Akselerasi Paket Teknologi Budidaya Varietas Unggul Baru Tebu PC

Paket teknologi budidaya yang diintroduksikan pada tanaman tebu PC di

wilayah PG Trangkil dengan tipologi lahan bertekstur berat (B), dapat diairi

(P) dan memiliki drainase lancar (L) dan tipe iklim D3 menurut Oldeman,

meliputi penerapan juring ganda dengan PKP 70-150 cm, aplikasi pembenah

tanah biochar dan pupuk organik di dasar juringan sebelum tanam,

penanaman 4 VUB tebu dan 1 varietas pembanding, penanaman Crotalaria

juncea, dan aplikasi pupuk anorganik (Tabel 2). Tanam tebu dilakukan pada

masa tanam bulan Juli 2019 (7B). Semua komponen teknologi budidaya telah

diaplikasikan. Teknologi yang terakhir diaplikasikan adalah panen dan

aplikasi Crotalaria juncea bersamaan dengan pemupukan kedua dan

pembumbunan yang dilakukan pada saat hujan sudah mulai turun dan kondisi

tanah cukup lembap. Pengairan diberikan selama musim kemarau. Cuaca

ekstrim pada bulan kemarau 2019 melanda sebagian besar Indonesia

sehingga pertumbuhan tanaman tebu terhambat dan tidak sesuai dengan

umur tanaman.

Tabel 2. Paket teknologi budidaya yang diintroduksikan pada tanaman tebu PC

No. Teknologi Uraian Referensi

1. Varietas Empat varietas unggul baru yaitu

AAS Agribun, AMS Agribun, ASA

Agribun, CMG Agribun, dan satu

varietas pembanding PSJK 922

SK No.162-

165/Kpts/KB.010/

2/2018, Tgl 28 Pebruari

2018

2. Sistem tanam Juring Ganda Benih Ganda (JGBG)

PKP: 70/150 cm, benih bagal 6

bagal/m@2 mata ~ 12 mata/m

Djumali et al., 2016;

3. Pembenah

tanah

Biochar diberikan di dasar juringan

sebelum tanam setara 5 t/ha dan

pupuk organik 5 t/ha

Hariyono, 2016

4. Pupuk hijau Penanaman Crotalaria juncea 2-4

baris diantara juringan pada PKP

lebar (150 cm) saat tanaman tebu

telah berumur 1-1,5 bulan

(bersamaan dengan pemupukan

pertama). Crj dipanen umur 45 hst

kemudian dibenamkan bersamaan

dengan pemupukan kedua dan

pembumbunan.

Hariyono, 2016

5. Dosis pupuk Dosis pupuk untuk JGBG ~ 1,4 x

dosis pupuk standar. Dosis pupuk

standar di wilayah PG Trangkil 8 ku

ZA dan 4 ku Phonska. Dosis pupuk

JGBG = 11,2 ku ZA dan 5,6 ku

Phonska

Djumali et al, 2015

Page 58: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

40

Pertumbuhan tanaman tebu sampai dengan Nopember 2019 telah berumur 4

bst dan melambat akibat ketersediaan air yang terbatas akibat cuaca ekstrim

pada musim kemarau 2019, meskipun curah hujan sudah mulai turun pada

awal Nopember dan belum merata. Jumlah tunas berkisar 9,56-15,63

tunas/m pada 4 VUB tebu dan 16,06 tunas/m juring pada PSJK 922 pada

umur 3 bst dan meningkat menjadi 10,34-15,47 tunas/m juring pada 4 VUB

tebu dan 12,86 tunas/m pada varietas kontrol PSJK 922 pada umur 4 bst.

Jumlah anakan tersebut diharapkan dipertahankan dan bertambah bila curah

hujan merata sampai dengan Desember 2019. Selama cuaca ekstrim musim

kemarau berlangsung mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tunas.

CMG Agribun memiliki jumlah anakan paling sedikit yaitu 10,86 tunas/m.

Keragaan tanaman tebu pada fase pertunasan dapat dilihat pada Gambar 54.

Gambar 54. Keragaan tanaman tebu umur 4 bulan setelah tanam (November

2019)

Kegiatan temu teknologi dilakukan pada tanggal 3 Desember 2019 untuk

mengenalkan teknologi budidaya yang sudah diterapkan dan mengetahui

respons pengguna terhadap teknologi budidaya yang diterapkan. Sementara

pengenalan VUB tebu hanya sampai dengan pertumbuhan awal walaupun

belum menunjukkan kinerja tanaman yang optimal akibat keterbatasan air.

Teknologi pupuk hijau dengan Crotalaria juncea diantara barisan tebu,

mendapat respons dari petani dan pihak PG.Trangkil. Untuk musim

2019/2020 berdasarkan keinginan petani untuk menanam Crotalaria juncea,

pihak manajemen PG. Trangkil memesan benih Crotalaria juncea ke Balittas.

Pada 15 Desember 2019 telah dikirim benih Crotalaria juncea sebanyak 444

kg. Pada acara temu teknologi sekaligus dilakukan gelar produk gula merah

tebu yang dihasilkan oleh Rumah Gula KP. Muktiharjo berupa gula tanjung

dalam kemasan pouch dan sachet serta gula cetak. Koordinasi dan persiapan

Page 59: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

41

temu teknologi sudah dilakukan dengan PG Trangkil Kegiatan temu teknologi

berikutnya akan dilakukan saat tanaman sudah berada pada fase

pemanjangan batang untuk mengetahui respons awal pengguna terhadap

VUB tebu. Penilaian VUB juga akan dilakukan menjelang panen tebu pada

tahun 2020 sebelum panen/tebang dan temu lapang.

9. Pengembangan Produk Gula Merah (Pengujian Mutu Gula Merah

sesuai SNI dan Pembuatan Kemasan).

Kegiatan Akselerasi pengembangan produk gula merah telah menguji SOP

pengolahan gula merah tahun 2018 dan mengidentifikasi masalah terkait

teknologi pengembangan produk gula tebu. Pertama adalah masalah kualitas

gula tebu yang dihasilkan masih perlu disesuaikan dengan parameter yang

terdapat dalam SNI gula merah tebu, diantaranya perlu dilakukan pengujian

mengenai kandungan bahan tambahan pengawet dan cemaran logam agar

produk yang dihasilkan aman dikonsumsi dan tidak membahayakan. Hasil

gula merah dicetak dengan bentuk bulat (koin) dengan cetakan yang terbuat

dari kayu (Gambar 55 a). Sedangkan proses pembuatan gula tanjung

membutuhkan tahapan lebih lanjut yakni pengayakan dan pengeringan.

Produk gula tanjung dapat dilihat pada (Gambar 55 b).

Gambar 55. (a) Proses pencetakan gula merah dan (b) Gula tanjung

Hasil analisa kualitas gula tebu yang dihasilkan menggunakan SOP

Pengolahan gula merah 2018 sudah sesuai dengan SNI gula merah tebu (SNI

01-6237-2000), kecuali kadar air masih lebih tinggi dibanding standar (Tabel

3 dan 4). Selanjutnya perlu perbaikan kualitas produk pada parameter kadar

air yang masih harus diturunkan. Hasil uji kadar proksimat dan nilai kalori

disajikan pada pada Tabel 5. Berdasarkan hasil tersebut gula merah tebu

memiliki nilai kalori yang lebih rendah bila dibandingkan dengan gula kristal

putih (GKP). Hal ini berarti bahwa gula merah tebu lebih aman dikonsumsi

bagi penderita diabetes dan baik untuk diet. Kadar karbohidrat gula merah

tebu juga lebih rendah dari GKP.

Page 60: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

42

Tabel 3. Hasil analisa kualitas gula merah cetak

Tabel 4. Hasil analisa kualitas gula tanjung

Jenis uji Satuan Kadar GulaTanjung

Gula (jumlah sakarosa

dan gula reduksi)

% Min. 80,0 89,69

Sakarosa % Min. 75,0 84,92

Gula reduksi % Maks. 6,0 5,03

Air % Maks. 3,0 5.29

Abu % Maks. 2,0 1.25

Bagian tak larut air % Maks. 1,0 1.33

Zat warna - Yang diijinkan -

Logam-logam berbahaya (Cu, Hg, Pb, As)

- Cu - Hg - Pb

- As

Positif/negatif mg/kg

mg/kg mg/kg mg/kg

Negatif 0.19

0.00 0.82 blm

Pati Positif/negatif Negatif blm

Bentuk Kristal/serbuk Kristal/serbuk serbuk

No. Jenis uji Satuan Persyaratan Gula Cetak

Mutu I Mutu II

1. Keadaan - Bau - Rasa

- Warna - Penampakan

- -

- -

khas khas

coklat muda–tua tidak berjamur

khas khas

coklat muda–tua tidak berjamur

khas khas

coklat tua tidak berjamur

2. Bagian yang tak larut dalam air, b/b

% maks 1,0 maks 5,0 2.07

3. Air, b/b % maks 8,0 maks 10,0 11.70

4. Gula (dihitung sebagai

sakarosa) b/b

% min 65 min 60 83,95

5. Gula pereduksi (dihitung

sebagai glukosa) b/b

% maks 11 maks 14 4,44

6. Bahan tambahan

makanan pengawet - Residu - benzoat

mg/kg mg/kg

maks.20 maks.200

maks. 20 maks. 200

7. Cemaran logam - timbal (Pb) - tembaga (Cu)

- seng (Zn) - timah (Sn) - raksa (Hg)

mg/kg mg/kg

mg/kg mg/kg mg/kg

maks.2,0 maks.2,0

maks.40,0 maks.40,0 maks. 0,03

maks.2,0 maks.2,0

maks.40,0 maks.40,0 maks 0,03

0.00 0.33

1.85 blm 0.00

8. Cemaran arsen mg/kg maks. 1,0 maks. 0,1 blm

Page 61: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

43

Tabel 5. Kadar Proksimat Gula Merah

Jenis Uji Gula Merah

Cetak

Gula Tanjung Gula Kristal Putih*)

Kalori kkal/g 3,530 3,813 4.00

Karbohidrat (%) 65.35±0.83 79.00±0.29 94 g

Lemak (%) 0.14±0.00 0.27±0.00 -

Protein (%) 2.30±0.02 3.72±0.03 -

Sodium (mg/kg) 9.06±0.01 2.26±0.01 - *)Darwin, 2013

Kedua adalah perbaikan tampilan produk, antara lain tampilan gula merah

dengan warna coklat kekuningan dan dengan kemasan yang yang menarik.

Perbaikan kemasan telah dilakukan, yakni dengan membuat 3 varian

kemasan yakni kemasan box (gula merah cetak), kemasan pouch (gula

tanjung ukuran 250 g) dan kemasan sachet (gula tanjung ukuran 8 g).

Kemasan dilengkapi dengan melakukan desain logo dan nama produk. Nama

produk yang dibuat adalah “Dhislegi” yang diambil dari bahasa Jawa “Gendhis

Legi” yang artinya gula yang manis. Gambar 56 memperlihatkan kemasan

produk gula tebu yang telah dibuat.

Gambar 56. Kemasan Gula merah (a) Kemasan Box untuk gula merah cetak (b)

Kemasan sachet untuk gula tanjung (8 g) (c) Kemasan pouch untuk

gula tanjung (250 g). 10. Ketahanan beberapa kultivar kelapa terhadap penyakit busuk pucuk

(Phytophthora palmivora)

Gejala serangan penyakit pucuk terlihat pada daun pucuk dan pangkal batang

tanaman. Gejala awal pada daun ditandai dimana daun mulai layu kemudian

gejala berkembang sampai daun mengering. Gejala serangan berat

menyebabkan seluruh daun mengering dan akhirnya tanaman mati. Apabila

pangkal batang benih dipotong, terlihat pembusukan pada pangkal batang.

(b)

(c) (a)

Page 62: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

44

Kriteria pembusukan pada pangkal batang bervariasi mulai dari busuk ringan

dimana gejala tidak berkembang hingga gejala berat yang ditandai dengan

pembusukan > 75%. Hasil setelah pengujian pada tanaman umur 6 bulan

dan 1 tahun : keparahan penyakit bervariasi pada kelapa Dalam, Genjah dan

Hibrida. Keparahan penyakit tertinggi pada kelapa Genjah dan kelapa Hibrida

dengan serangan penyakit > 20%, untuk serangan penykit terendah pada

kelapa Dlam 14,16%. Serangan penyakit tertinggi pada kelapa Genjah GTT

32,46% dan GMW 31,28%. Pada Kelapa Hibrida tertinggi pada Khina 1 rata-

rata 30,04%, sedangkan pada Dalam tertinggi pada DMT sebesar 21,34%.

Teknologi ini sangat penting bagi pemuliaan tanaman untuk merakit tanaman

resisten terhadap Phytophthora palmivora.

Gambar 57. Gejala serangan penyakit busuk pucuk kelapa di pembenihan

11. Pengembangan pakan buatan untuk hama B. longissima sebagai

inang parasitoid untuk peningkatan ketersediaan inang untuk

diparasitasi T. Brontispae

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pakan buatan berpengaruh nyata

terhadap konsumsi pakan untuk B. longissima sebagai inang parasitoid T.

brontispae, dan peningkatan ketersediaan inang untuk diparasitasi T.

brontispae. Rata – rata konsumsi hama terhadap pakan buatan yang terbuat

Page 63: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

45

dari ekstrak cair daun kelapa pada imago berturut – turut 0.0185%, 0.0194%

dan 0.0241%. Hama lebih menyukai pakan yang terbuat dari ekstrak cair

daun kelapa dibandingkan dengan pakan buatan yang terbuat dari tepung

daun kelapa muda. Hal ini menunjukkan bahwa pakan buatan dari ekstrak

cair daun kelapa lebih sesuai dibandingkan dengan pakan buatan dari tepung

daun kelapa muda (tabel 6).

Tabel 6. Rataan konsumsi hama pakan buatan ekstrak cair daun kelapa

muda dan tepung daun kelapa muda.

Perlakuan Pakan Buatan Instar hama

L1-L2 L3-L4 L5 IMAGO

Tepung Kelapa (A1B1C1) 0,0003 0,0017 0,0029 0,0058

Tepung Kelapa (A1B2C2) 0,0006 0,0024 0,0041 0,0061

Tepung Kelapa (A1B3C3) 0,0008 0,0032 0,0048 0,0072

Ekstrak Cair (A2B1C1) 0,0070 0,0145 0,0162 0,0185

Ekstrak Cair (A2B1C1) 0,0098 0,0157 0,0174 0,0194

Ekstrak Cair (A2B1C1) 0,0136 0,0186 0,0186 0,0241

Perlakuan pakan buatan pada tabel 8 diatas menunjukkan bahwa pakan

buatan dari ekstrak cair daun kelapa muda ternyata berpengaruh pada

konsumsi pakan hama. Hama lebih menyukai pakan buatan yang terbuat dari

ekstrak cair daun kelapa muda dibanding pakan buatan dari tepung daun

kelapa muda. Hal ini menunjukkan bahwa pakan buatan dari ekstrak cair daun

kelapa muda lebih sesuai dibandingkan dengan pakan buatan dari tepung

kelapa muda.

a b

Gambar 58. Pakan buatan dari ekstrak cair daun kelapa muda (a), pakan

buatan dari tepung daun kelapa muda (b).

Page 64: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

46

Keunggulan Pakan buatan sebagai pakan pengganti (janur kelapa) yang

digunakan untuk perbanyakan hama Brontispa longissima di laboratorium,

Mengurangi pengunaan janur kelapa dalam rearing massal hama Brontispa

longissima dan ramah Lingkungan. Kegunaan sebagai Informasi bagi peneliti.

Penyuluh, petani dalam melalukan penelitian perbanyakan hama Brontispa

dilaboratorium menggunakan pakan buatan pengganti janur kelapa. Sehingga

mengurangi ketergantngan menggunakan janur kelapa dalam rearing massal

Brontispa longissima.

12. Pemupukan organik untuk peningkatan produktivitas tanaman

kelapa rakyat

Penelitian ini telah dilaksanakan pada jenis kelapa Dalam Mapanget.

Penelitian ini menguji pupuk organik dengan dosis pupuk organik yang

berbeda yaitu 1) Kontrol (tanpa pemupukan), 2) pupuk NPK Majemuk

sebanyak 4 kg/pohon, 3) 10 kg pupuk organik/pohon, 4) 20 kg pupuk

organik/pohon dan 5) 30 kg pupuk organik/pohon. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa semua perlakuan pemupukan belum memberikan

pengaruh yang nyata terhadapa karakter yang diamati. Namun perlakuan

pemupukan sebanyak 15 kg pupuk organik untuk tanaman kelapa umur lima

tahun sudah mengeluarkan seludang sebanyak 3 tandan. Hal ini

mengindikasikan kemampuan pupuk oragnik sebanyak 15 kg pupuk organik

dapat mempercepat keluarnya seludang. Keunggulan Teknologi budidaya

kelapa yang ramah lingkungan. Kegunaan Dapat meningkatkan produktivitas

tanaman kelapa dengan pupuk organik.

Gambar 59. Populasi kelapa Dalam Mapanget

Page 65: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

47

13. Karakterisasi Asap Cair dari Debu Sabut Kelapa dan

Pemanfaatannya sebagai Bioinsektisida

Asap cair yang digunakan sebagai bioinsektisida dihasilkan dari pirolisis debu

sabut kelapa. Asap cair hasil pirolisis diendapkan untuk mendapatkan fraksi

cairnya (pyroligneous liquor) untuk kemudian dimurnikan melalui proses

redistilasi. Asap cair yang telah diredistilasi berwarna bening kekuningan dan

berbau khas asap. Pengujian asap cair sebagai bioinsektisida dilakukan pada

nyamuk menggunakan alkohol 50% sebagai pelarut dalam campuran

konsentrasi asap cair. Konsentrasi asap cair yang diujikan adalah 25%, 50%,

75%, 100%. Larutan konsentrasi asap cair dimasukkan ke dalam botol

evaporizer, kemudian alat tersebut dimasukkan ke dalam kandang uji.

Berdasarkan sifat dan cara kerjanya, insektisida dapat memberikan efek

pingsan/mati, pengusir (repelan) dan penarik (atraktan). Asap cair

merupakan senyawa yang dapat menguap apabila dipanaskan, cara kerjanya

sebagai bionsektisida melalui sistem pernafasan atau langsung melalui sistem

saraf pusat. Hasil pengujian menunjukan bahwa asap cair sebagai

bioinsektida pada nyamuk memberikan efek pingsan sampai mati untuk

semua konsentrasi asap cair. Keunggulan teknologi dari Penggunaan asap

cair dari debu sabut kelapa sebagai bioinsektisida pada nyamuk Aedes aegypti.

Gambar 60. Proses pirolisis debu sabut kelapa untuk produksi asap cair (kiri),

proses redistilasi asap cair (kanan).

Page 66: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

48

Gambar 61. Asap cair dari debu sabut kelapa setelah di redistilasi (kiri), pengujian

asap cair sebagai bioinsektisida pada nyamuk (kanan).

14. Teknologi Pengendalian Penyakit Busuk Buah pada Kakao dengan

Fungisida Nabati Berbahan Asap Cair

Hasil pengujian di laboratorium menunjukkan bahwa asap cair yang berasal

dari proses pirolisis kulit buah kakao, serbuk gergaji, sekam dan tempurung

kelapa mulai konsentrasi 0,2% mampu menekan pertumbuhan jamur P.

palmivora.

Tabel 7. Daya hambat beberapa asap cair terhadap pertumbuhan P.

Palmivora

Hasil perlakuan lapang menunjukkan bahwa perlakuan fungisida nabati

berbahan aktif asap cair dari tempurung kelapa dapat menurunkan

persentase serangan penyakit busuk buah. Perlakuan konsentrasi asap cair

mulai terlihat berbeda secara signifikan pada pengamatan ke-5 (terakhir)

dimana semua perlakuan berbeda dengan kontrol negatif dan tidak berbeda

nyata dengan kontrol potitif (kimia). Rata-rata persentase serangan penyakit

busuk buah kakao pada pengataman ke-5 pada konsentrasi 1%, 1.5%, 2%

dan 2.5% berturut-turut: 40%, 36,67%, 40% dan 33.33%.

Rata-rata daya hambat (%) pada konsentrasi-

Asap cair 0.10% 0.20% 0.50% 1.00%

Kulit buah kakao 18.83 b 34.90 c 85.39 d 85.39 d

Sekam padi 19.53 b 45.74 c 84.97 d 84.97 d

Serbuk gergaji 10.12 b 23.84 b 38.08 c 84.56 d

Tempurung kelapa 34.15 c 84.15 d 84.15 d 84.15 d

Page 67: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

49

Sementara itu persentase serangan BBK pada kontrol negatif sebesar 53,33%

dan control positif sebesar 33.33%.

Gambar 62. Penyiapan fungisida asap cair untuk mengendalikan penyakit

busuk buah kakao

Gambar 63. Pengaruh perlakuan fungisida asap cair dari tempurung kelapa

terhadap pertumbuhan Phytophthora palmivora penyebab busuk

buah kakao

Page 68: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

50

15. Teknologi Pengendalian Hama Penggerek Buah Kakao (Pbk)

Dengan Penyarungan Buah Dan Pestisida Nabati

Hama Penggerek Buah Kakao (PBK), Conopomorpha cramerella Snell.

(Lepidoptera: Gracillariidae), merupakan hama utama pada tanaman kakao

yang mampu menurunkan produksi sampai 80%. Pengendalian PBK dengan

menggunakan formula pestisida nabati berbahan dasar asap cair

menunjukkan hasil yang cukup baik, berdasarkan hasil penelitian tahun

sebelumnya. Oleh karena itu untuk meningkatkan kinerja formula pestisida

nabati dalam melindungi buah kakao dari serangan penggerek, maka akan

dikombinasikan dengan teknologi penyarungan buah yang telah diadopsi

beberapa petani kakao. Saat ini, penelitian penyarungan dan penyemprotan

formula pestisida nabati sedang berjalan dan akan selesai pada bulan

Desember. Bahan untuk penyarungan adalah plastik biodegradable berasal

dari pati singkong.

Gambar 64. Aplikasi penyarungan dan penyemprotan pestisida nabati pada buah kakao di lapang

16. Teknologi peningkatan produktivitas kakao di lahan kering masam melalui aplikasi pupuk hayati dan amelioran

Hasil penelitian pada tahun 2019, pada kegiatan Aplikasi pupuk hayati dan

amelioran untuk meningkatkan produktivitas kakao di lahan kering

masam adalah: Pemberian pupuk hayati belum memberikan pengaruh

nyata terhadap produksi kakao umur 1 tahun setelah aplikasi jika

dibandingkan tanpa pupuk hayati. Namun demikian, pemberian pupuk hayati

bersama dengan amelioran yaitu perlakuan P. anorganik 50%+Pupuk

kandang 10 kg/tanaman + biochar 2 kg/tanaman + Pupuk hayati Balittri tiap

6 bulan menghasilkan jumlah total buah kakao tertinggi dibandingkan

perlakuan lainnya termasuk P. anorganik 100% tanpa pupuk organik dan

Page 69: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

51

tanpa pupuk hayati. Pengamatan produksi masih perlu dilanjutkan sampai

tahun 2021.

Gambar 65. Kegiatan pemberian amelioran biochar (kiri), pupuk hayati berbahan pembawa molase (kanan)

17. Optimalisasi ekstraksi senyawa fungsional pada biji kakao

Potensi biji kakao sebagai sumber antioksidan dan pewarna alami cukup

besar, mengingat kandungan senyawa fungsionalnya berupa polifenol cukup

tinggi. Metode ekstraksi menggunakan sonikasi dan pelarut polar pada

ekstrak kasar biji kakao yang telah dihilangkan lemaknya dapat menghasilkan

kandungan total poliphenol dan aktivitas antioksidan lebih besar daripada

ekstraksi konvensional. Senyawa flavonoid paling banyak yang teridentifikasi

pada ekstrak biji kakao menggunakan LC/MS yaitu senyawa epikatekin.

Gambar 66. Proses ekstraksi biji kakao

Page 70: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

52

IV. TEKNOLOGI DIVERSIFIKASI dan PENINGKATAN NILAI TAMBAH/

PRODUK OLAHAN

Selama TA 2019 Puslitbang Perkebunan telah menghasilkan Teknologi diversifikasi

dan Peningkatan Nilai Tambah /Produk Olahan tanaman perkebunan. Teknologi

ini berperan penting dalam meningkatkan pendapatan petani dan pengembangan

agribisnis.

1. Pengaruh aplikasi edible coating bioselulosa nata de coco terhadap karakteristik daging kelapa kopyor

Dalam rangka meningkatkan daya simpan daging buah kelapa kopyor,

diperlukan upaya proses pengolahan awal sehingga kualitas produk dapat

dipertahankan. Diawali dengan pengolahan edible coating berbahan baku

nata de coco, kemudian daging buah kelapa kopyor di pasteurisasi lalu di-

coating dengan larutan edible (slurry bioselulosa) hingga menutupi seluruh

lapisan daging kelapa kopyor dan dikeringkan sekitar 40-45 menit pada suhu

40OC. Selanjutnya dikemas secara vacum dan disimpan dalam Freezer selama

3 bulan. Daging kelapa kopyor segar memiliki kadar air 77,51, protein 1,71%,

lemak 9,92%, karbohidrat 10,00%, kadar abu 0,82% dan serat kasar 0,78%.

Memiliki asam lemak rantai medium (ALRM) 46,60% dan asam lemak rantai

panjang 46,34%, di dalamnya terkandung asam lemak omega-9 (asam oleat,

C18:1) 10,21% dan asam lemak omega-6 (asam lemak esensial linoleat,

C18:2 sebesar 2,75%. Nilai organoleptik cenderung menurun dengan

semakin lama penyimpanan pada kontrol, sedangkan yang diaplikasi edible

coating, bertahan normal (biasa) sampai 3 bulan penyimpanan. Selanjutnya

perlakukan kontrol memiliki total miroba yang paling tinggi, meskipun terjadi

penurunan selama penyimpanan, sedangkan yang diaplikasi edible coating

perkembangan mikroba tereduksi menjadi 0 CFU pada akhir penyimpanan (3

bulan). Aplikasi edible coating berbahan baku nata de coco pada daging

kelapa kopyor, kemudian dikemas vacum dan disimpan dalam Freezer serta

dilakukan pengamatan selama 3 bulan, belum pernah dilakukan. Kegunaan

untuk meningkatkan daya simpan daging kelapa kopyor, menambah varian

produk dipasaran sekaligus meningkatkan nilai tambah produk kelapa kopyor.

Page 71: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

53

(a) (b) (c) (d) (e)

Gambar 67. Daging kelapa kopyor (a), proses coating (b), selesai proses dikeringkan (c), pengemasan secara vacuum (d) dan

penyimpanan dalam Freezer (e)

2. Pengujian Sifat Fungsional Yogurt dari Skim Kelapa

Pada penelitian yogurt skim kelapa dipreparasi menggunakan starter dari

kultur murni Lactobacillus bulgaricus. Yogurt dari skim kelapa selanjutnya

digunakan sebagai bahan yang diuji pada hewan coba. Hewan percobaan

yang digunakan adalah tikus jantan umur 2-3 bulan dengan berat sekitar 250

g. Pakan tikus yang digunakan dalam percobaan ini mengacu pada diet basal

tikus, yaitu AIN 93 yang dimodifikasi. Hewan percobaan dimasukkan ke dalam

kandang individual secara tertutup dengan kondisi cahaya terkontrol, ventilasi

udara di dalam kandang cukup, suhu udara pada suhu kamar. Tikus diberi

pakan adaptasi (pakan standar) selama 7 hari. Pada hari ke-7 (setelah masa

adaptasi), tikus dibagi menjadi 2 kelompok masing-masing kelompok terdiri

atas 5 ekor. Kelompok I diberi pakan standar dan kelompok II diberi pakan

yang mengandung yogurt berbahan skim kelapa. Pakan tikus diberikan pada

pagi hari secara ad libitum dan air diberikan secara ad libitum. Kandungan

asam lemak rantai medium dan total BAL diuji pada pada hari ke-1, 7, dan

14. Pengambilan sampel dilakukan pada sekum, yaitu ujung depan usus besar.

Hasil yang diperoleh total BAL hewan coba selama pengujian, yaitu 3,7 x 108

– 4,9 x 109cfu/g dan total SCFA 87,32 – 105,50 mmol/L.

Page 72: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

54

a b

Gambar 68. a. Yogurt skim kelapa untuk bahan uji; b. pengambilan sampel sekum

Keunggulan dari teknologi ini skim kelapa yang dihasilkan sebagai hasil

samping pengolahan Virgin Coconut Oil (VCO) selama ini belum dimanfaatkan

dan dibuang sebagai limbah. Penambahan starter dari kultur murni

Lactobacillus bulgaricus menghasilkan yogurt yang disukai konsumen. Hasil

pengujian pada hewan coba ternyata menunjukkan peningkatan asam lemak

rantai medium dan total BAL selama periode uji. Kegunaan menghasilkan

produk yogurt sebagai minuman kesehatan karena berpengaruh terhadap

kandungan asam lemak rantai medium dan total BAL pada sekum.

Dengan demikian rasio IKU 2 dengan target 100% telah tercapai sebesar

100%, atau berhasil. Hal-hal yang menyebabkan tidak sesuainya target

dengan hasil yang dicapai adalah beberapa kegiatan RPTP merupakan

kegiatan multi years dimana pada tahun 2019 ini belum menghasilkan produk

akhir.

Page 73: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

55

V. PLASMA NUTFAH

Untuk mendukung kegiatan pemuliaan tanaman, diperlukan materi genetik

tanaman perkebunan. Sampai dengan TA 2019, Puslitbang Perkebunan memiliki

koleksi plasma nutfah yang tersebar di Balai-balai komoditas meliputi tanaman

rempah dan obat sebanyak 4.021 aksesi, tanaman pemanis dan serat sebanyak

6.033 aksesi, tanaman palma sebanyak 296 aksesi, dan tanaman penyegar dan

industri lainnya sebanyak 1.094 aksesi, seperti yang disajikan pada Tabel 8.

Kegiatan Sumber Daya Genetik (SDG) meliputi eksplorasi, koleksi/konservasi,

karakterisasi, evaluasi, dan rejuvenasi. Kegiatan yang dilakukan disesuaikan

dengan status plasma nutfah. Koleksi yang mulai mengalami gangguan viabilitas,

segera diremajakan melalui kegiatan rejuvenasi, koleksi yang belum lengkap

deskripsinya dikarakterisasi, dan yang memiliki potensi untuk dimanfaatkan,

dievaluasi, komoditas yang masih sedikit.

Tabel 8. Koleksi Sumber Daya Genetik Tanaman Perkebunan 2018-2019

NO KOMODITAS JUMLAH AKSESI PADA

TAHUN

2018 2019

BALITTRO (Tanaman Rempah dan Obat)

1 Cengkeh 325 245

2 Jahe 76 76

3 Jambu mete 221 221

4 Lada 92 91

5 Pala 321 89

6 Kayu manis 274 79

7 Tanaman Rempah, obat dan atsiri lainnya 5.133 3.220

Sub Jumlah *6.442 *4.021

BALITTAS (Tanaman Pemanis dan Serat)

1 Abaca 70 67

2 Agave 25 24

3 Bunga matahari 78 78

4 Jarak kepyar 175 175

5 Jarak pagar 453 453

6 Kapas 841 841

7 Kapok 152 152

8 Kemiri Sunan 60 60

9 Kenaf dan spesies lainnya 1.559 1.559

10 Linum 12 12

11 Rami 83 75

12 Tebu 1.065 1.123

Page 74: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

56

13 Tembakau 1.370 1.370

14 Wijen 75 74

Sub Jumlah 6.018 6.063

BALIT PALMA (Tanaman Palma)

1 Aren 16 11

2 Kelapa 92 47

3 Kelapa sawit 204 204

4 Pinang 39 24

5 Sagu 19 10

Sub Jumlah 370 296

BALITTRI (Tanaman Penyegar dan

Industri)

1 Kakao 245 245

2 Karet 50 50

3 Kopi 289 294

4 Teh 59 59

5 Makadamia - 2

6 Kemiri Sunan - 24

7 Jarak Pagar - 420

Sub Jumlah 643 1.094

Keterangan:

* Untuk koleksi SDG Balittro, jumlah tersebut adalah jumlah populasi yang dipelihara di tujuh Kebun Percobaan.

Kegiatan Sumber Daya Genetik (SDG) yang dilakukan pada TA 2019 meliputi

koleksi/konservasi, karakterisasi, evaluasi dan dokumentasi. Volume kegiatan dan

tingkat pencapaiannya berbeda antar Balai.

TANAMAN REMPAH DAN OBAT

Koleksi Sumber Daya Genetik atau plasma nutfah tanaman rempah dan obat terdiri

dari kelompok tanaman rempah, obat, atsiri dan jambu mete. Total koleksi yang

dimiliki saat ini adalah 4.021 aksesi yang terdiri dari 1.089 spesies di tujuh kebun

percobaan dan rumah kaca. Kegiatan yang dilakukan pada tahun 2019 meliputi

koleksi dan konservasi serta dokumentasi plasma nutfah.

Koleksi dan Konservasi

Sumber Daya Genetik tanaman rempah dan obat dikonservasi secara ek-situ di

lapangan. Untuk mempertahankan kelestarian koleksi, beberapa aksesi

dikonservasi pada beberapa kebun percobaan, sehingga aksesi yang sama ada di

beberapa lokasi. Total koleksi plasma nutfah yang dipelihara di tujuh kebun

percobaan dan rumah kaca berjumlah 7.308 aksesi. Koleksi plasma nutfah tersebar

di kebun-kebun percobaan yaitu di KP. Cikampek sebanyak 5 spesies dengan 228

Page 75: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

57

aksesi, di KP Cimanggu sebanyak 366 spesies dengan 2094 aksesi, di KP. Cibinong

sebanyak 1 spesies dengan 10 aksesi, di KP Cicurug sebanyak 165 spesies dengan

711 aksesi, di KP Sukamulia sebanyak 11 spesies dengan 615 aksesi, di KP Manoko

terdiri dari 223 spesies dengan 479 aksesi, di KP Laing sebanyak 151 spesies

dengan 245 aksesi, di Rumah Kaca terdiri dari 164 spesies dengan 229 aksesi.

Seluruh koleksi berjumlah sebanyak 1.086 spesies.

kegiatan tahun 2019 adalah memelihara dan mempertahankan 1.089 spesies

plasma nutfah Tanaman Rempah dan Obat di tujuh kebun percobaan. Konservasi

plasma nutfah tanaman rempah dan obat di KP. Cimanggu telah dilakukan

terhadap 366 spesies dengan 2094 aksesi. Konservasi dan rejuvenasi koleksi kerja

di kebun percobaan Cicurug adalah 711 aksesi tanaman rempah dan obat. Untuk

KP Sukamulya adalah melakukan pemeliharaan terhadap 11 spesies dengan 615

aksesi. Untuk KP Cikampek, telah dilakukan pemeliharaan koleksi dasar dan koleksi

kerja 26 aksesi jambu mete hasil sambung dan 3 aksesi asam jawa hasil sambung,

koleksi mete hasil persilangan dan hasil eksplorasi. Untuk KP Cibinong memelihara

10 aksesi cabe jawa (Piper retrofractum). Untuk KP Manoko adalah memelihara

koleksi plasma nutfah berjumlah sebanyak 223 spesies dengan 479 aksesi, dan

untuk KP Laing adalah 151 spesies demgan 245 aksesi.

Dokumentasi Plasma Nutfah

Kegiatan dokumentasi plasma nutfah tanaman rempah dan obat sampai bulan

Desember 2019 meliputi pendataan ulang jumlah koleksi plasma nutfah di tujuh

kebun percobaan lingkup Balittro dan rumah kaca. Pendataan ulang bertujuan

untuk mengetahui perubahan data koleksi tanaman yang meliputi jumlah spesies

dan aksesi yang mati, yang bertambah serta perbaikan data nama jenis yang

belum lengkap pada setiap kebun dan rumah kaca. Perubahan koleksi tanaman

yang bertambah atau berkurang pada setiap kebun percobaan dan rumah kaca

dijadikan bahan untuk memperbaiki data koleksi yang berada pada buku induk

plasma nutfah di setiap kebun. Selanjutnya perubahan data tersebut secara

keseluruhan direkam ke dalam system database secara komputerisasi.

Kegiatan dokumentasi tidak hanya mendata jumlah koleksi tanaman yang ada di

lapang, tetapi juga mendata klasifikasi, passport, karakterisasi, deskripsi tanaman

yang sudah dilepas, dan foto-foto tanaman.

Dokumentasi plasma nutfah tanaman rempah dan obat telah merekam dan

memasukan (input) data ke komputer database sebanyak 30.026 data record yang

terdiri dari 4614 data jumlah koleksi, 3.030 data passport, 16.301 data

karakterisasi, 2.850 data klasifikasi, 1.706 data deskripsi, dan 1.525 data foto dari

tujuh kebun percobaan lingkup Balittro.

Page 76: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

58

TANAMAN PEMANIS DAN SERAT

Koleksi Sumber Daya Genetik tanaman pemanis dan serat berjumlah 6.063 aksesi,

yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: (1) kelompok plasma nutfah berupa

benih ortodok dan semi-rekalsitran, dan (2) kelompok plasma nutfah berupa

tanaman di lapangan. Plasma nutfah berupa benih terdiri dari bunga matahari,

jarak kepyar, kapas, kenaf, linum, rosela, wijen, yute, dan tembakau, sedangkan

plasma nutfah berupa tanaman di lapangan terdiri dari abaca, agave, jarak pagar,

kapok, kemiri sunan, rami, dan tebu.

Konservasi, Rejuvinasi, dan Karakterisasi

Pada tahun 2019 dilakukan: (1) Konservasi dan karakterisasi pada koleksi plasma

nutfah berupa tanaman di lapangan, yaitu: (a) 67 aksesi abaka, (b) 24 aksesi

agave, (c) 60 aksesi kemiri sunan, (d) 75 aksesi rami, dan (e) 1103 aksesi tebu.

Juga dilakukan (2) Rejuvinasi, dan karakterisasi dari koleksi plasma nutfah berupa

benih: (a) 50 aksesi kapas, dan (b) 60 aksesi kenaf dan kerabatnya, dan (c) 150

aksesi tembakau.Kegiatan (3) Monitoring pada koleksi plasma nutfah berupa benih

dari: (a) 500 aksesi tembakau, (b) 300 aksesi kapas, (c) 550 aksesi rosela/ kenaf,

rosela, dan yute/ yute, (d) 75 aksesi jarak kepyar, dan (e) 84 aksesi wijen.

Kegiatan (4) Re-grouping plasma nutfah berdasarkan marka molekuler pada: 150

aksesi tebu dan 84 aksesi wijen.

1. Konservasi dan karakterisasi pada koleksi plasma nutfah berupa

tanaman di lapangan

Konservasi pada 67 aksesi plasma nutfah abaka di laksanakan di Kebun

Karangploso dan Cubanrondo. Hasil karakterisasi terhadap sifat komponen

hasil memperlihatkan bahwa sifat tinggi tanaman dan lingkar batang memiliki

keragaman yang sedang dengan nilai KK 42,75% dan 33,07%; sedangkan

sifat jumlah anakan memiliki keragaman yang tinggi dengan nilai KK 76,63%. Tujuh aksesi memiliki nilai rerata lebih tinggi daripada nilai rerata populasi

untuk karakter tinggi tanaman, lingkar batang, dan jumlah anakan. Ketujuh

aksesi tersebut adalah Sangihe 1, Mb-B, Mz.Banjar, Ht.Manado, Linamuan, BI

Manado, dan Ub-1. Linamuan adalah aksesi yang memiliki rerata nilai

tertinggi baik diantara klon maupun nilai rerata populasi untuk seluruh

parameter pengamatan, dan salah satu kandidat untuk dilepas sebagai klon

unggul abaka.

Page 77: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

59

Gambar 69. Plasma Nutfah abaka di KP. Karangploso dan Cubanrondo

Plasma nutfah agave dikonservasi di Kebun Kalipare dan dilakukan duplikasi

di Kebun Karangploso. Peremajaan telah dilakukan pada 10 September 2018,

dan ditanam 4 aksesi. Pertanaman plasma nutfah agave pada tahun 2019

banyak ditemukan investasi hama penghisap daun (Poliphagutarsonemus

latus) dengan tingkat kerusakan 20.8%-92%. Tingkat investasi hama pada

masing-masing aksesi adalah: 48,3% (aksesi 1); 75,1% (aksesi 2); 88,3%

(aksesi 3); 45,5% (aksesi 4); 37,5% (aksesi 5); 92% (aksesi 6); 85,7%

(aksesi 7); 88,6% (aksesi 8); 47,5% (aksesi 9); 63,3% (aksesi 10); 79,7%

(aksesi 11); 21% (aksesi 12); 20,8% (aksesi 13); 21,1% (aksesi 14); 80,2%

(aksesi 15).

Plasma nutfah rami dikonservasi di Kebun Cobanrondo, dan dilakukan

duplikasi di Kebun Karangploso. Peremajaan telah dilakukan pada tahun

2016. Hasil karakterisasi terhadap sifat komponen hasil, aksesi-aksesi rami

menunjukkan plasma nutfah rami memiliki keragaman sedang hingga tinggi

berdasarkan nilai koefisien keragaman (KK). Nilai KK pada sifat tinggi

tanaman, diameter batang dan berat brangkasan 10 tanaman termasuk pada

kriteia sedang, yaitu sebesar 21,13%; 19,45%; dan 29,8% pada masing-

masing karakter; sedangkan pada karakter jumlah batang dengan panjang

Gambar 70. Plasma Nutfah Agave di KP Kalipare. (1) Klon dengan tingkat investasi hama mites/tungau >80% (I-8); (2)

Klon dengan tingkat investasi mites/tungau pada

daun ±20% (II-14).

Page 78: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

60

batang <1 m dan >1 m, berat batang segar 10 tanaman, dan berat serat

kering 10 tanaman memiliki keragaman yang tinggi dengan nilai KK pada

masing-masing karakter sebesar 42,86%; 46,41%; 49,02%; dan 49,02%.

Gambar …. Plasma nutfah rami di Kebun Cubanrondo

Gambar 71. Plasma nutfah rami di Kebun Cubanrondo

Plasma nutfah tebu koleksi Balittas sampai dengan 2019 berjumlah 1123 aksesi.

Sejumlah 724 aksesi tebu dikonservasi di KP. Karangploso, yang terbagi atas:

(1) 45 aksesi adalah varietas tebu yang telah dilepas oleh Menteri Pertanian

hingga tahun 2018, ditanam sebanyak 3 juring dengan panjang 3,5 m; (2)

Sejumlah 254 aksesi adalah duplikasi dari KP. Ngemplak-Pati, dan (3) 425

aksesi hasil penanaman di KP. Karangploso tahun sebelumnya. Sejumlah 679

aksesi tebu tersebut ditanam masing-masing 6 rumpun (1 juring) per-aksesi

dengan panjang 3,5 m. Karakterisasi pada plasma nutfah tebu dilakukan

terhadap nilai brix pada 200 aksesi. Pengamatan dilakukan pada 7, 8, dan 9

bulan menjelang panen. Hasil pengamatan rata-rata nilai brix dari 200 aksesi

pada pengamatan 7, 8, dan 9 bulan menjelang panen adalah sebagai berikut:

16,51; 19,75; dan 20,31. Tiga dari 200 aksesi menghasilkan nilai brix tertinggi

pada masing-masing stadia pengamatan. Ketiga aksesi tersebut adalah aksesi

no.329 (20,83), no 165 (24), no 179 (24,58). Investasi patogen ditemukan

pada pertanaman plasma nutfah tebu di KP. Karangploso pada tahun 2019.

Sejumlah 375 aksesi telah terinfestasi oleh patogen penyebab penyakit mosaik,

patogen Fusarium moniliforme penyebab penyakit pokkahboeng, patogen

Ustilago scitaminea Sydow penyebab penyakit luka api.

2. Rejuvinasi, dan karakterisasi dari koleksi plasma nutfah berupa benih

Karakterisasi pada 50 aksesi kapas dilakukan pada parameter tinggi tanaman,

warna daun dan batang, kerapatan bulu daun, dan bentuk daun. Selain itu juga

dilakukan selfing untuk mempertahankan kemurnian aksesi yang direjuvinasi.

Hasil karakterisasi pada karakter kerapatan bulu daun per cm2 daun kapas

Page 79: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

61

menunjukkan bahwa 24 aksesi kapas memiliki jumlah bulu daun dalam kategori

tidak berbulu/glabrous (<121 helai/cm2), 21 aksesi dalam katagori berbulu

sedikit (121-240 helai/cm2), dan 1 aksesi berbulu sedang (241-360 helai/cm2) .

Pada karakter bentuk daun, umumnya memiliki daun normal yaitu sejumlah 46

aksesi, sedangkan bentuk daun berbadense sejumlah 3 aksesi, dan 1 aksesi

memiliki bentuk daun okra. Pengamatan terhadap investasi hama Amrasca

biguttula di lapangan menggunakan nilai skor kerusakan daun, diperoleh 14

aksesi dengan kategori tidak ada kerusakan (skor < 0.4), 16 aksesi dengan

kategori rusak ringan (skor 0.5-1.4; pinggir daun menguning dan sedikit

keriting), 10 aksesi dengan kategori rusak sedang (skor 1.5-2.4; daun

menguning dan keriting), dan 10 aksesi dengan kategori rusak berat (skor 2.5-

4.0, daun berwarna merah coklat kemudian gugur).

Gambar 72. Kegiatan selfing dan pertumbuhan tanaman umur 65 HST

Aksesi-aksesi plasmanutfah kenaf, rosella, dan yute yang direjuvinasi pada

tahun 2019 berjumlah 60 aksesi yang terdiri dari 22 aksesi kenaf, 14 aksesi

rosela, dan 24 aksesi yute. Pada kegiatan rejuvinasi, dilakukan juga selfing

untuk mempertahankan kemurnian aksesi yang direjuvinasi. Seleksi terhadap

tipe simpang juga dilakukan pada kegiatan rejuvinasi kenaf, rosela, dan jute.

Persentase tipe simpang pada kenaf berkisar antara 1.33%-22.67%. Pada

rosela tidak ditemukannya tipe simpang pada seluruh nomor aksesi yang

ditanam. Terdapat dua sub spesies rosela yang ditanam yaitu Hibiscus

sabdariffa var. sabdariffa atau rosela sebagai produk minuman (teh rosela),

dan Hibiscus sabdariffa var. altisima sebagai produk serat. Pada yute,

persentase tipe simpang berkisar antara 1.33%-5.33%. Dua spesies yute yang

ditanam adalah Corchorus olitorius L dan Corchorus capsularis L.

Page 80: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

62

Gambar 73. Kegiatan seleksi tipe simpang (Atas) dan foto penampilan beberapa nomor aksesi Yute (Kiri Bawah), Rosela Serat (Tengah Bawah),

Rosela Minuman (Kanan Bawah)

Rejuvenasi 150 aksesi plasma nutfah Tembakau pada tahun 2019 dilaksanakan

di KP. Sumberrejo. Pada kegiatan rejuvinasi dilakukan juga dokumentasi atau

pengambilan gambar, untuk melengkapi database plasma nutfah tembakau.

Pengambilan gambar dilakukan terhadap tanaman utuh, daun tengah, dan

bunga. Selain itu, dilakukan juga seleksi terhadap tipe simpang. Rata-rata berat

benih hasil rejuvinasi yang dihasilkan setiap aksesi adalah 60 gram.

Gambar 74. Kegiatan rejuvinasi plasma nutfah tembakau di KP. Sumberrejo, dan

pengerodongan tanaman terpilih.

Page 81: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

63

Gambar 75. Keragaman plasma nutfah tembakau yang tercermin dari gambar

tanaman utuh masing-masing aksesi

3. Monitoring pada koleksi plasma nutfah berupa benih

Monitoring pada koleksi plasma nutfah dilakukan terhadap kadar air dan daya

kecambah benih selama dalam penyimpanan, dengan tujuan untuk menentukan

plasma nutfah yang harus segera direjuvenasi pada tahun berikutnya. Pada tahun

2019, pengujian kadar air benih dilakukan pada 871 aksesi yang terdiri dari 760

aksesi yang disimpan di ruang seed-storage dan 111 aksesi di gudang benih UPBS.

Hasil pengujian kadar air benih plasma nutfah di ruang seed-storage rata-rata

berkisar antara 8,1–9,0 % dan benih di gudang UPBS bervariasi antara 4,4-10,0%

(Tabel 9). Hasil pengujian kadar air benih baik di seed storage maupun di gudang

UPBS masih dalam batas sesuai dengan standar SNI.

Tabel 9. Rata-rata kadar air benih plasma nutfah hasil monitoring tahun 2019

Komoditas

Jumlah contoh

uji

Rata-rata kadar

air benih (%) Standar

SNI Seed

storage

Gudang

UPBS

Seed

storage

Gudang

UPBS

Tembakau 284 29 8.1 5.7 6-7

Kenaf dan sejenisnya 382 27 8.7 7.8 6-8

Kapas 94 44 9.0 10.0 8-10

Wijen - 10 - 4.4 <9

Jarak kepyar - 1 - 5.8 6-8

Jumlah 760 111 25,8 33,7

Page 82: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

64

Monitoring persentase daya berkecambah, dilakukan pada 3295 contoh uji benih

atau 2016 aksesi. Diperoleh persentase daya berkecambah >85% pada sejumlah

1755 contoh uji, daya berkecambah antara 55-84% pada sejumlah 875 contoh

uji, daya berkecambahnya < 54% pada sejumlah 665 contoh uji (Tabel 10).

Tabel 10. Persentase daya berkecambah benih plasma nutfah hasil monitoring

tahun 2019

Komoditas

Total

contoh

uji

Jumlah

aksesi

Variasi daya berkecambah dalam

contoh uji

> 85% 55-84% < 54%

Tembakau 1334 859 644 360 330

Kenaf dan sejenisnya 1324 798 766 271 287

Kapas 591 317 311 237 43

Wijen 10 6 10 0 0

Jarak kepyar 36 36 24 7 5

Total 3295 2016 1755 875 665

(a) (b)

Gambar 76. (a) Pengujian daya berkecambah benih dan (b) pengamatan daya

berkecambah benih

Hasil dari kegiatan karakterisasi plasma nutfah telah didokumentasikan dalam

program Microsoft Access versi KNPN 2004 (database plasma nutfah). Pada tahun

2019, dilakukan entry data pada hasil karakterisasi plasma nutfah kapas, tembakau,

dan tebu. Pada plasma nutfah kapas dilakukan penginputan data sejumlah 11

aksesi, n pada tembakau sejumlah 45 aksesi, dan pada plasma nutfah tebu

sejumlah 348 aksesi. Total komoditas yang diinput kedalam program database

sejumlah 7 komoditas dari 14 komoditas koleksi Balittas, dengan jumlah total

aksesi h 4545. Total jumlah karakter dari 7 komoditas yang sudah diinput ke dalam

database adalah sejumlah 98716 atau 65.84 % dari total karakter morfologi yang

seharusnya terinput ke dalam database.

Page 83: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

65

Gambar 77. Tampilan database plasma nutfah kapas

4. Re-grouping plasma nutfah berdasarkan marka molekuler

Re-grouping plasma nutfah menggunakan metode marka DNA dilakukan untuk

mengurangi duplikasi yang ada dalam koleksi plasma nutfah, sehingga

pengelolaannya dapat menjadi efisien. Rangkaian kegiatan yang dilakukan

pada tahun 2019 adalah, (1). Isolasi DNA dari 100 aksesi tebu dan 84 aksesi

wijen; (2) Seleksi primer yang akan digunakan pada reaksi PCR; (3) Optimasi

amplifikasi PCR, dan (4) Hasil amplifikasi PCR plasma nutfah tebu dan wijen.

Hasil kuantifikasi DNA menggunakan gel elektroforesis menghasilkan rata-rata

konsentrasi DNA berkisar antara 25000 – 30000 ng/100 µl larutan DNA

(Gambar 104 dan105).

Gambar 78. Representasi konsentrasi DNA dari 48 aksesi tebu. M= Universal DNA

Ladder

Page 84: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

66

Gambar 79. Representasi konsentrasi DNA dari 38 aksesi wijen. M= Universal DNA

Ladder

Amplifikasi PCR pada 100 aksesi tebu dilakukan menggunakan primer terseleksi,

yaitu primer I2, I4, I5, I10, sedangkan amplifikasi PCR pada 84 aksesi wijen

menggunakan primer I2, S1, T21, T22.

Gambar 80. Representasi keragaan amplifikasi PCR dari primer I4, dan I10 pad

plasma nutfah tebu.

Gambar 81. Representasi keragaan amplifikasi PCR dari primer T21, dan T22 pada

plasma nutfah wijen.

Pada tahun 2019, kegiatan re-grouping yang dilakukan pada 100 aksesi tebu dan

84 aksesi wijen telah mereduksi duplikasi pada kedua plasma nutfah tersebut rata-

rata sebesar 25 %.

Page 85: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

67

TANAMAN PALMA

Koleksi Sumber Daya Genetik atau plasma nutfah tanaman palma terdiri dari

kelapa, sagu, aren, pinang dan kelapa sawit. Pada tahun 2019, Indikator kinerja

sasaran “tersedianya dan termanfaatkannya plasma nutfah tanaman palma”

dicapai melalui kegiatan Eksplorasi, Konservasi, karaterisasi dan evaluasi Plasma

Nutfah Tanaman Palma.

Koleksi dan Konservasi

Dari kegiatan ini dihasilkan output 363 aksesi tanaman palma yang terkonservasi,

terdiri dari 99 aksesi Kelapa Sawit asal Kamerun dan 105 aksesi kelapa sawit asal

Angola di KP Sitiung, Sumatera Barat, 90 aksesi kelapa di KP. Mapanget, KP. Paniki,

KP. Kima Atas, KP. Kayuwatu dan KP. Pandu, 16 aksesi sagu di KP. Mapanget dan

KP. Kayuwatu, 11 aksesi aren di KP. Kima Atas, KP. Kayuwatu dan KP. Pandu dan

38 aksesi pinang di KP. Kayuwatu.

KELAPA : Jumlah koleksi plasma nutfah di KP Mapanget adalah 45 aksesi telah

ketambahan 2 aksesi ( 1 Genjah dan 1 Dalam) sehingga menjadi 47 aksesi tetapi

atas dasar pertimbangan manfaat dari koleksi yang ada maka telah ditebang 3

aksesi kelapa Dalam sehingga pada tahun 2019. total koleksi plasma nutfah adalah

adalah 90 aksesi yaitu di KP Mapanget 44 aksesi, KP Paniki 8 aksesi, KP Kima Atas

21 aksesi dan KP Pandu 17 aksesi.

Gambar 82. Koleksi Kelapa

SAGU: Koleksi plasma nutfah di KP Kayuwatu berjumlah 16 aksesi tetapi sampai

tahun 2019 tersisa 7 aksesi yang tersisa, sedangkan 9 aksesi lainnya berada di

lokasi yang diduduki oleh masyarakat yang mengaku sebagai pemilik lahan

tersebut dan koleksi sagu tersebut telah rusak serta sebagi telah ditebang. Jadi

total koleksi plasma nutfah sagu sampai tahun 2019 adalah 10 aksesi yaitu 7 aksesi

di KP Kayuwatu dan 3 aksesi di KP Mapanget.

Page 86: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

68

Gambar 83. Koleksi Sagu

Aren : koleksi plasma nutfah aren di KP Kima Atas satu aksesi dan pada tahu 2019

telah ditebang atas dasar manfaat plasma nutfah aren yang ada. Sehingga tahun

2019 jumlah koleksi plasma nutfah aren adalah 11 aksesi di KP Pandu.

Gambar 84. Koleksi Aren

PINANG : Dari total 38 aksesi plasma nutfah pinang di KP Kayuwatu terdapat 14

aksesi yang tidak dapat dirawat dan diamati karena berada di lokasi yang diduduki

oleh masyarakat yang mengaku sebagai pemilik lahan tersebut sehingga total

koleksi plasma nutfah pinang adalah 24 aksesi.

Gambar 85. Koleksi Pinang

Page 87: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

69

SAWIT : Dari total 204 aksesi Sawit di KP Sitiung Sumatera Barat terdiri dari 99

aksesi Kelapa Sawit asal Kamerun dan 105 aksesi kelapa sawit asal Angola semuanya dalam keadaan terawatt dengan baik dan beberapa aksesi asal Kamerun dan Angola telah digunakan dlm penelitian perakitan sawit unggul.

Karakter" menonjol yg digunakan dlm seleksi untuk penelitian perakitan sawit adalah sifat dampi, ukuran buah besar, TBS tinggi, jumlah tandan byk dan cepat berbuah.

Gambar 86. Koleksi Sawit asal Kamerun dan Anggola

TANAMAN PENYEGAR DAN INDUSTRI

Kegiatan pengelolaan sumber daya genetik yang dilakukan di Balittri pada tahun

2019 meliputi koleksi/konservasi (in situ dan eks situ), karakterisasi, dan evaluasi.

Koleksi/Konservasi

Untuk mendukung kegiatan pemuliaan tanaman, terutama pelepasan varietas,

diperlukan materi genetik tanaman industri dan penyegar. Sampai dengan akhir

TA 2019, Balittri telah memiliki sebanyak 1094 aksesi. Kegiatan plasma nutfah

tahun 2019 meliputi kopi, kakao, karet, teh, makadamia, kemiri sunan, jarak pagar,

dan teh yang ada di KP. Pakuwon(duplikat dari KP. Gunung Putri. Jumlah aksesi

plasma nutfah tanaman industri dan penyegar yang terkonservasi dan

terkarakterisasi pada tahun 2019 terdiri atas 294 aksesi kopi, 245 aksesi kakao, 50

aksesi karet, 59 aksesi teh, 2 aksesi makadamia, 24 aksesi kemiri sunan, 420

aksesi jarak pagar, serta 20 aksesi teh yang ada di KP Pakuwon (duplikat dari KP

Gunung Puteri).

Page 88: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

70

Gambar 87. Koleksi plasma nutfah kopi Robusta di KP. Pakuwon

Gambar 88. Keragaan tanaman koleksi plasma nutfah kopi Arabika

di KP. Gunung Putri

Page 89: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

71

Gambar 89. Keragaan warna buah koleksi plasma nutfah kopi Arabika di

KP.Gunung Putri

Gambar 90. Koleksi plasma nutfah kakao di KP. Pakuwon

Page 90: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

72

Gambar 91. Koleksi plasma nutfah teh di KP. Gunung Putri

Gambar 92. Koleksi plasma nutfah teh di KP. Pakuwon

Page 91: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

73

Gambar 93. Kegiatan eksplorasi plasma nutfah kemiri sunan untuk sifat angka iodine di Kabupaten Majalengka

(a) (b)

Gambar 94. a.) Pertumbuhan setek jarak pagar di lokasi pembibitan.

b.) Bibit jarak pagar yang masih hidup ditandai dengan pertumbuhan daun yang cukup baik.

Page 92: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

74

a B

Gambar 95. (a) Bentuk daun makadamia Australia D3 F1 AUS

(b) Hawai B17 HWI

Gambar 96. Keragaan bentuk buah dan biji makadamia

Gambar 97. Deskripsi daun tua, daun muda, kuncup bunga, biji, dan buah

makadamia aksesi Australia

Page 93: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

75

Karakterisasi

Telah dilakukan penanaman klon/varietas teh GMB 7, PS 1, Tambi 1, Tambi 2, dan

TRI 2024 untuk materi persilangan dan 5 varietas kopi Korolla 1, 2, 3, dan 4..

Diperoleh data karakter vegetatif 35 aksesi kopi Robusta, 50 aksesi kakao, 26

aksesi karet, 24 aksesi teh, dan 2 aksesi makadamia serta data pertumbuhan 6

aksesi harapan karet.

Evaluasi

Kegiatan evaluasi tanaman karet di KP. Pakuwon KP. Cahaya Negeri, dan

tanaman kakao di KP. Cahaya Negeri diawali dengan melakukan

pemeliharaan tanaman yang meliputi pengendalian gulma secara manual

dan kimia, pemeliharaan saluran air, bobokor, dan pemupukan (gambar

21, g22, dan 23).

Gambar 98. Pemeliharaan tanaman karet di KP. Cahaya Negeri

Gambar 99. Pemeliharaan tanaman karet di KP. Pakuwon

Page 94: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

76

Gambar 100. (a) Perundukan tanaman karet (b) Kegiatan pengamatan

tanaman karet

Dokumentasi Data yang didokumentasikan meliputi data passport dan data karakter dari aksesi

plasma nutfah yang telah dikarakterisasi.

Gambar 101. Tampilan depan data pasport plasma nutfah Balittri

Page 95: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

77

BAB VI.

BENIH SUMBER

Benih sumber merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam program pertanian.

Untuk mendukung pengembangan komoditas perkebunan, Puslitbang Perkebunan

menghasilkan benih benih sumber varietas unggul yang dibutuhkan masyarakat

Indikator kinerja sasaran “Benih Sumber” tanaman perkebunan dicapai

ditunjukkan melalui kegiatan Pengelolaan Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS)

pada masing-masing Balit komoditas dan Puslitbangbun. Capaian benih sumber

adalah sebagai berikutHasil pengelolaan selama tahun 20159 disajikan pada Tabel

61011 :

1. Tabel 11. Capaian benih sumber tanaman perkebunan 20159

No Komoditas Satuan Target Realisasi

1 Kelapa Dalam Ton 250 250

2 Tebu G2 Mata 1.000.000 1.198.188

3 Tebu G1 Mata 245.000 468.856

4 Kapas kg 465.00 465.00

5 Kenaf kg 288.25 288.25

6 Rosela kg 99.95 99.95

7

8

Tembakau

Wijen

Kg

Kg

27.63

109.4

27.63

109.4

Selain menghasilkan delapan jenis benih tersebut dalam Penetapan Kinerja, pada

TA 2019, Puslitbang Perkebunan mendapat alokasi anggaran APBN-P untuk

perbenihan tanaman Perkebunan untuk 13 komoditas. Target dan Realisasi benih

APBN-P tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 12. Target dan Realisasi Produksi benih Perkebunan APBN-P

No Komoditas Target Realisasi %

1 Tebu (mata) 1.000.000 1.667.044 167

2 Lada (stek) 57.300 255.000 100

3 Kopi Arabika (pohon) 90.000 350.000 100

4 Kopi Robusta(pohon) 106.000 106.000 100

5 Karet (pohon) 126.216 126.216 100

6 Kakao (pohon) 24.000 24.000 100

7 Kelapa dalam unggul (butir) 250.000 250.000

100

Formatted: Line spacing: Multiple 1,3 li

Formatted: Font: 10 pt, Font color: Text 1, Indonesian, Do

not check spelling or grammar

Formatted: Justified, Space Before: 6 pt, After: 6 pt, Don't

add space between paragraphs of the same style, Line

spacing: Multiple 1,15 li

Formatted: Font: 10 pt, Font color: Text 1, Indonesian, Do

not check spelling or grammar

Formatted: Font: 10 pt, Font color: Text 1, Indonesian, Do

not check spelling or grammar

Formatted: Justified, Space Before: 6 pt, After: 6 pt, Don't

add space between paragraphs of the same style, Line

spacing: Multiple 1,15 li

Formatted: Normal, Left, Space Before: 6 pt, After: 6 pt,

Don't add space between paragraphs of the same style, Line

spacing: Multiple 1,15 li, No bullets or numbering

Page 96: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

78

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan tahun anggaran 2019 telah

dilakukan kegiatan produksi benih yang terdiri dari benih lada, kopi arabika dan

kelapa sebanyak 202.300 pohon tersebar di provinsi Jawa Barat, Nusa Tenggara

Timur dan Sulawesi Selatan.

Gambar 102. Pertumbuhan benih lada umur 3 bulan setelan di tanam

Page 97: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

79

Gambar 103. Produksi Benih Kopi di Nusa Tenggara Timur

Gambar 104. Produksi Benih Kopi di TTP Kopi Kertasari Bandung

Produksi benih sumber Kopi Arabika diproduksi sebanyak 90.000 pohon

ditempatkan didua lokasi yakni : di Bajawa Nusa Tenggara Timur sebanyak 35.000

batang varietas Sigararutang dan di Taman Teknologi Pertanian (TTP) Kopi Cisanti

Kertasari Bandung Jawa Barat sebanyak 55.000 batang varietas Sigararutang,

diperkirakan pada bulan Maret 2020 akan dilakukan proses sertifikasi dan

distribusinya.

Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) Balittas pada tahun anggaran 2019

memproduksi benih sumber tebu (benih G1, dan G2). benih G1 sebanyak 468.856

mata (12 varietas PS 862, PS 864, Cening, BL, PSDK 923, entung, PS MLG, VMC

7616, PS 881, PSJK, PA 028, PA 0218). Benih G2 akan dipoduksi sebanyak

1.198.188 mata (4 varietas varietas Asa Agribun, CMG Agribun, AMS Agribun, dan

AAS Agribun). Teknis pelaksanaan proses produksi benih sumber tebu hingga

diperoleh sertifikasi benih dari BP2MB berjalan lancar dan terealisasi sangat

berhasil dan 167% melebihi target yang telah ditetapkan. Penyaluran benih tebu

ke stakeholder ada kendala, benih tebu yang telah dipesan tidak diambil hingga

kadaluwarsa dan masa berlaku sertifikat habis. Hal ini disebabkan ada

permasalahan administrasi dan teknis yang dihadapi stakeholder. Upaya

komunikasi, koordinasi, dan rapat pertemuan dengan stakeholder sudah dilakukan.

Page 98: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

80

Gambar 105 . Benih tumbuh G1 umur 30 HST.

Gambar 106. Kondisi pertanaman tebu G1 dan G2

pada umur 5-6 bulan setelah tanam.

Distribusi benih dasar dan benih pokok kapas sebanyak 465.00 kg yang berasal

atas 5 varietas kapas seri kanesia 8,10,11,19, dan 21 dengan lokasi penyaluran

Jakarta, Karawang, Bogor, Semarang, Lamongan, Malang, Surabaya, Jember,

Jombang, Kalimantan Tengah dan Bulukumba. Benih kenaf sebanyak 288.25 kg

yang berasal atas 4 varietas kenaf seri kenafindo 1,2, KR 6 dan KR 9 dengan lokasi

penyaluran Bali, Jakarta, Jambi, Bekasi, Bogor, Jepara, Cilacap Semarang,

Jombang, Madiun, Malang, Lawang, Surabaya, dan Sulawesi Barat. Benih Rosela

sebanyak 99,95 kg yang berasal atas 4 varietas Roselindo 1,2,3, dan 4 dengan

lokasi penyaluran Yogyakarta, Bogor, Semarang, Malang, Surabaya, Lawang,

Malang, Singosari, Jombang, Jember, Kalimantan Tengah dan Luwuk Banggai.

Benih Tembakau sebanyak 27,63 kg yang berasal atas 6 varietas Bligon1, kemloko

2, kemloko3, Bojonegoro 1, kasturi 2, Prancak N1 dengan lokasi sebaran

Yogyakarta, Banda Aceh, Bandung Barat, Sumedang, Temanggung, Jawa Tengah,

Malang, Surabaya, Bojonegoro, Pasuruan, Kalimantan Timur dan Kupang. Benih

Wijen sebanyak 109,4 kg yang berasal atas 4 varietas Winas 1, dan 2, SBR 1 dan

4 dengan lokasi penyaluran Bengkulu, Jawa Barat, Bogor, Semarang, Jawa Tengah,

Klaten, Batang, Purbalingga, Sampang, Jombang, Malang, Madiun, Nganjuk,

Prov.Jatim, Surabaya, Mojokerto, Sulawesi Tengah dan Gorontalo.

Page 99: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

81

Gambar 107. Benih kelapa umur 2 bulan setelah di benihkan

Unit pengelola benih sumber Balit Palma pada tahun anggaran 2019 Produksi

benih sumber Kelapa diproduksi sebanyak 55.000 pohon menggunakan varietas

Kelapa Dalam Selayar, lokasi pembibitan kelapa di desa Bontomanai Kecamatan

Rilau Are Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan, pada akhir tahun

anggaran bulan Desember 2019 benih sedang diproses sertifikasi.

Capaian Kinerja Outcome

Bermanfaatnya inovasi perkebunan dapat tercermin dari penyebaran varietas

Unggul yang dihasilkan Puslitbang Perkebunan. Berdasarkan catatan penyebaran

benih di UPBS lingkup Puslitbang Perkebunan, varietas unggul tanaman

perkebunan telah tersebar dibeberapa wilayah.

Unit pengelola benih sumber (UPBS) merupakan unit atau instalasi

UK/UPT yang berfungsi untuk menyiapkan logistik bagi diseminasi dan

pengembangan varietas unggul. UPBS menghasilkan benih varietas unggul yang

diperbanyak secara generatif (dalam bentuk biji), dan yang diperbanyak secara

vegetatif (dalam bentuk setek, rhyzome, anakan, entres, budset, planlet/hasil

kuljar). Berdasarkan komoditasnya, bebarapa sebaran VUB tanaman perkebunan

adalah sebagai berikut:

Page 100: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

82

Tabel 13. Penyebaran Benih Kelapa, tahun 2019.

KOMODITAS JUMLAH

(Butir)

DISTRIBUSI

(Pengguna)

Kelapa DMT 74.340 PT Pipit Citra Perdana, Kaltara

kelapa DTA 780 PT Pipit Citra Perdana, Kaltara

kelapa DPU 5.340 PT Pipit Citra Perdana, Kaltara

Kelapa DBI 1.170 PT Pipit Citra Perdana, Kaltara

Kelapa Hibrida KHINA 4 23.300 PT Pipit Citra Perdana, Kaltara

Kelapa Hibrida KHINA 5 33.674 PT Pipit Citra Perdana, Kaltara

Kelapa DMT 120 Dinas Pertanian Prov. Maluku

Kelapa DTA 720 Dinas Pertanian Prov. Maluku

Kelapa DMT 22.000 BPTP Sulawesi Tenggara

Kelapa GSK 400 BPTP Sulawesi Tenggara

Kelapa GSK 6.500 CV Puncak Mekar Gorontalo

Kelapa GSK 1.150 BPTP Kalimantan Timur

Kelapa DMT 78.0000 Sulawesi Utara

Kelapa DTA 5.000 Sulawesi Utara

Kelapa DPU 6.000 Sulawesi Utara

Kelapa DBI 500 Sulawesi Utara

Kelapa DLP 500 Sulawesi Utara

JUMLAH 289.494

Page 101: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

83

Unit pengelola benih sumber Balittri pada tahun anggaran 2019 Produksi benih

kopi Arabika tahun 2019 ini varietas Sigarar Utang yang berasal dari kebun induk

kopi yang telah ditetapkan oleh instansi berwenang (Gambar 134). Jumlah biji kopi

yang disiapkan adalah 675.000 biji dengan perkiraan daya tumbuh 92%.

Gambar 108. Benih kopi arabika varietas Sigarar Utang bersertifikat

Keberhasilan produksi benih kopi arabika skala besar dalam waktu singkat ini

karena didukung dengan kegiatan pembangunan sarana pendukungnya. Sarana

pendukung yang telah dibangun dalam kegiatan ini adalah: rumah benih yang

menggunakan tiang dari CNP 0.75 dengan atap paranet, tower penampung air

dengan kapasitas besar untuk keperluan pengairan, barak karyawan yang

digunakan untuk berteduh dan beristirahat karyawan, pintu gerbang lokasi

perbenihan, turap penguat untuk mencegah terjadinya longsor dan sarana

pendukung lainnya.

Gambar 109. Distribusi benih ke lokasi calon petani calon lokasi (CPCL)

Page 102: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

84

Benih produksi tahun 2019, dari sebanyak 24.000 benih kakao yang telah

disambung didapatkan benih yang tumbuh sebanyak 20.000 benih. Sertifkasi

benih dibulan Desember, menyatakan dari 20.00 benih yang disertifikasi hanya

lolos sebanyak 5.000 benih. Sisanya sebanyak 14.500 benih belum lolos sertifikasi

dan 500 benih afkir. Dari 5.000 benih yang lolos sertifikasi tersebut, sudah

didistribusikan sebanyak 5.000 benih ke dinas kabupaten Bandung.

Gambar 110. Sortasi benih kakao untuk didistribusikan

Gambar 111. Pengangkutan benih kakao ke lokasi CP/CL

Page 103: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

85

Produksi benih karet hasil kegiatan tahun 2019 adalah stock batang bawah awal

126.216 batang, jumlah benih terokulasi 97.010 benih, benih terpotong 32.844

benih, benih hidup tapi belum terpotong 16.541 benih, saldo benih terokulasi

47.625 benih, benih terdistribusi 6.500 benih, stok benih menunggu siap salur

42.885 benih, stok benih siap salur 0 benih, saldo batang bawah 29.206 benih.

Persentase hasil okulasi terhadap target adalah 138% sedangkan keberhasilan

okulasi yang terpotong dan benih tapi belum terpotong terhadap target 70.000

benih polybag sebesar 70.55%.

Gambar 112. Tahapan kegiatan produksi benih tanaman karet

Page 104: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

86

Gambar 113. Benih hasil okulasi siap salur dari kegiatan sertifikasi

Gambar 114. Proses muat benih karet tersertifikasi pada truk sesuai permintaan

Dinas Perkebunan yang memiliki daftar CPCL

Page 105: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

87

Tabel 14. Penyebaran Benih Kopi, kakao dan karet tahun 2019.

KOMODITAS JUMLAH

(Benih)

DISTRIBUSI

(Pengguna)

Kopi Arabika 20.000 Rejang Lebong Bengkulu

150 Bimtek Garut

6.000 Dinas Pangan Kota Bandung

60.000 Dinas Pertanian Kab. Sukabumi

10.000 Dinas Pangan Kota Bogor

15.000 Dinas Pertanian Kab. Brebes

250.000 PTPN VIII

10.000 Dinas Kehutanan Kab. Cianjur

40.000 Dinas Pertanian Kab. Bandung

12.000 Taman Nasional Gunung Cereme Kab. Majalengka

15.000 Dinas Pertanian Kab. Tegal

10.000 Dinas Pertanian Kab. Subang

40.000 Dinas Pertanian Kab. Bandung

15.000 Dinas Pertanian Kab. Brebes

40.000 Dinas Pertanian Kab. Garut

25.000 Dinas Pertanian Kab.Batang

Kakao 5.000 Kab.Bandung

Karet 26.500 Disbun Jabar

Page 106: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

88

VII. REKOMENDASI KEBIJAKAN

Puslitbang Perkebunan melalui kegiatan “Sintesa Kebijakan” menghasilkan

rekomendasi kebijakan yang dapat dijadikan pertimbangan bagi perumusan

kebijakan bidang perkebunan di tingkat Kementerian Pertanian, baik yang bersifat

antisipasif maupun responsif. Untuk mencapai sasaran kegiatan tersebut sesuai

dengan yang ditetapkan dalam IKU 2019 yaitu tersedianya 2 rekomendasi

kebijakan tanaman perkebunan. Sasaran tersebut telah dicapai seluruhnya yaitu

4 rekomendasi kebijakan tanaman perkebunan dengan perincian sebagai berikut:

1. Meningkatkan Nilai Tambah Dan Daya Saing Tebu Indonesia

Rekomendasi kebijakan ini disusun sebagai penunjang agar agroindustri

berbasis perkebunan dapat berlangsung sesuai dengan harapan, antara lain

adalah:

1. Kebijakan internal Kementan

a. Melakukan revisi untuk sinkronisasi antara visi, misi dan program

lembaga Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan di

Direktorat Jendral Perkebunan.

b. Kementan mengupayakan regulasi tentang tambahan pendapatan

petani dari nilai tambah yang dikembangkan oleh perusahaan pengolah

bahan baku.

c. Kementrian Pertanian mengupayakan keberlanjutan program integrasi

tebu sapi dalam bentuk gerakan.

d. Perlu dikembangkan kebijakan Kementan tentang insentif bagi petani

yang mengembangkan bioindustri berbasis inovasi teknologi tebu

antara lain dalam bentuk fasilitasi akses ke berbagai lembaga yang

terkait dengan penjualan, pembelian sarana prasarana, dan keuangan

(koperasi, bank, perusahaan distributor, dan lain-lain).

e. Kementrian Pertanian memberikan kemudahan kepada pabrik gula

yang ingin melakukan diversifikasi dan mengembangkan bio industri

berbasis tebu dalam bentuk advokasi dan rekomendasi pengembangan

berdasarkan pada kondisi dan potensi kebun.

f. Model agroindustri berbasis tebu di Kalimantan Tengah mendukung

program pengembangan perkebunan berbasis korporasi (2020 - 2024).

2. Kebijakan eksternal Kementan terkait berbagai sektor

a. Menghimbau BPS dan Ditjen Bea Cukai dapat merevisi pengelompokan

produk ekspor perkebunan dengan lebih rinci untuk memudahkan

dalam rencana pengembangannya.

Page 107: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

89

b. Mengusulkan kepada Kemen ESDM (melalui Kemenko) untuk

perubahan Permen ESDM No 27/ 2014 dan 12/2017 tentang

penyediaan/pembelian listrik berbahan bakar limbah tanaman oleh PLN

yang hanya berlaku untuk Perusahaan Pembangkit Listrik menjadi

Perusahaan yang juga menghasilkan listrik dari limbah pengolahannya.

c. Mengusulkan kepada Kementerian yang terkait dengan investasi, untuk

memberikan insentif (pajak, kemudahan fasilitas, kredit dll.) untuk

menarik usaha/ investasi dalam peningkatan nilai tambah dan daya

saing.

d. Menyarankan Kementrian BUMN, Kementrian Perindustrian dan

perdagangan, BKPM, Kementrian ESDM, Otoritas keuangan

mengeluarkan kebijakan yang sinkron agar implementasi bio agro

industri berbasis tebu dapat direalisasikan oleh seluruh pabrik gula.

e. Diperlukan kebijakan pemberian insentif dan akses pemodalan bagi

agro industri yang mengembangkan diversifikasi dan pemanfaatan

limbah pabrik gula.

f. Diperlukan usulan dari Kementrian Pertanian ke Kementrian BUMN

terkait pabrik gula untuk mendorong agar produk petani yang dinilai

sebagai produk jual bukan hanya proses gulanya tetapi juga hasil

samping dan limbahnya selain tetes.

2. Pengembangan Komoditas Perkebunan di Lahan Rawa

Rekomendasi Kebijakan pengembangan komoditas perkebunan di lahan rawa,

dapat ditempuh dengan beberapa langkah yaitu:

1. Penyediaan teknologi perkebunan spesifik lahan rawa

Beberapa jenis tanaman perkebunan dapat beradaptasi sesuai dengan

agroekosistem rawa. Selain kelapa sawit dan karet, komoditas perkebunan

yang dapat dikembangkan antara lain kelapa, kopi, kenaf, jute, lada, tebu.

Teknologi spesifik lahan rawa untuk pengembangan komoditas tersebut:

a. Penggunaan varietas yang toleran lahan rawa digunakan antara lain

varietas tebu PS 5051, kelapa dalam, kopi liberika, kenaf, jute.

b. Optimalisasi tanaman perkebunan yang existing, antara lain rehabilitasi

tanaman tua, penyediaan benih unggul.

c. Teknologi pengelolaan lahan rawa, antara lain: tata kelola air dan lahan

antara lain sistem surjan, penggunaan pupuk dolomit/kapur pertanian.

d. Teknologi budidaya di lahan rawa, antara lain: teknik penanaman tebu

dengan modifikasi juring.

Page 108: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

90

2. Pewilayahan atau zonasi komoditas tanaman perkebunan di lahan rawa.

Pengembangan komoditas tanaman perkebunan di lahan rawa pasang

surut diarahkan ke tipe lahan C dan D untuk menghindari kompetisi

penggunaan lahan dengan tanaman pangan. Jenis tanaman perkebunan

untuk tipe C adalah tebu, kelapa dalam, sawit, kenaf, jute sedangkan

untuk tipe D tanaman perkebunan yang dapat dikembangkan adalah

kelapa dalam, sawit, karet dan kopi. Pengembangan tanaman perkebunan

juga diarahkan pada lahan pekarangan terutama tanaman kelapa, lada,

kopi.

3. Pembangunan/penguatan infrastruktur pendukung, meliputi:

a. Pembuatan saluran untuk irigasi, drainase dan transportasi (saluran

sekunder, tersier dan pintu air).

b. pembuatan akses jalan produksi.

c. pembangunan pabrik pengolahan bahan mentah menjadi setengah jadi

(industri dasar).

4. Pengendalian dampak lingkungan Pengembangan komoditas perkebunan

di lahan rawa perlu didukung dengan kajian amdal antara lain perubahan

agroekosistem hutan dari heterogen menjadi homogen, kerusakan lahan

dengan terangkatnya lapisan pirit ke permukaan tanah, resiko banjir, dan

limbah padat dan cair dari industri dasar.

5. Kebijakan pemerintah tentang Pedoman Serasi perlu mengakomodir

komoditas perkebunan, baik jangka pendek, jangka panjang maupun

jangka menengah.

6. Peraturan Pemerintah sebagai peraturan turunan Undang-undang Sistem

Pertanian Berkelanjutan perlu segera diterbitkan dan diterapkan serta

perlu dibuat aturan turunan khususnya terkait pengembangan tanaman

perkebunan di lahan rawa.

7. Perlu ada Peraturan Daerah (Perda) mengenai tata ruang tanaman

perkebunan di lahan rawa yang sinkron dengan regulasi nasional.

3. Integrasi Kelapa Sawit dan Tanaman Pangan Mendukung Progam

Peremajaan Menuju Perkebunan Berkelanjutan

Implementasi kebijakan peremajaan kelapa sawit terutama integrasi tanaman

sawit dan pangan (Padi, Jagung, Kedelai dan Umbi umbian) menuju program

perkebunan berkelanjutan masih memerlukan beberapa perbaikan, yaitu:

1. Penentuan kriteria umur peremajaan kelapa sawit yang sebelumnya terlalu

lama yaitu 25 tahun bagi tanaman yang tidak berproduksi dengan baik,

sebaiknya penentuan bisa dilakukan pada umur 5 tahun yang didahului

Page 109: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

91

dengan monitoring produksi sawit mulai umur 3 tahun, terutama pada

pertanaman sawit yang berasal dari benih asalan/palsu.

2. Dari 5,8 juta lahan sawit milik rakyat, sekitar 4 juta atau 80% lahan tidak

memiliki legalitas lahan, sehingga menghambat pelaksanaan program

peremajaan sawit. Oleh karena itu perlu pendampingan pada pengurusan

legalitas lahan sawit agar proses bisa lebih cepat, mengingat rumitnya

kelengkapan dokumen yang diperlukan.

3. Pola integrasi kelapa sawit dengan jagung pada TBM 1 dan 2 lebih

menguntungkan dibandingkan tanaman pangan lainnya seperti padi dan

kedelai. Oleh sebab itu pada lahan dan iklim yang sesuai untuk jagung

sebaiknya tidak memilih tanaman pangan lainnya. Kebutuhan benih

jagung dan tanaman pangan lainnya sebaiknya menjadi bagian dalam

paket bantuan dana peremajaan.

4. Pada TBM 3 dan 4 dengan keterbatasan intensitas cahaya matahari

disarankan menggunakan tanaman pangan dari varietas unggul toleran

naungan seperti umbi porang (Amorphopallus onchophillus), ubi jalar

(Ipomoea batatas), padi gogo dan beberapa varietas kedelai toleran

naungan (Dena 1 dan Dena 2) sebagai tanaman sela diantarakelapa sawit.

5. Khusus pada lahan sawit dengan tingkat erosi yang cukup tinggi atau

lahan endemik jamur Ganoderma spp pada TBM 1-4, selain digunakan

penggunaan tanaman pangan sebagai tanaman sela maka perlu

penambahan baris tanaman penutup tanah seperti Crotalaria juncea

6. Mengefektifkan peran kelembagaan petani dengan peningkatan kapasitas

SDM melalui pelatihan, pendampingan, dan pengawalan. Program

demplot peremajaan Ditjen Perkebunan perlu dibangun tersebar di

wilayah sentra peremajaan.

7. Pengaturan dan pelaksanaan program peremajaan dan ISPO perlu

disinergikan dari tingkat pusat sampai ke daerah penerima bantuan

peremajaan.

4. Mengoptimalkan Kinerja Sistem Komoditas untuk Mendorong

Kebangkitan Vanili :

1. Pembangunan kebun induk vanili di daerah pengembangan. Kebun induk

dipersiapkan untuk menghasilkan benih dan bahan tanaman bagi

pengembangan vanili dengan syarat-syarat pengelolaan tertentu. Pada

pengelolaannya dilakukan seleksi terhadap pohon-pohon yang berpotensi

sebagai tanaman-tanaman induk terpilih.

2. Pembinaan penangkar dan sosialisasi sistem sertifikasi benih vanili.

Pembinaan dan sosialisasi sistem sertifikasi benih vanili penangkar

ditujukan untuk meningkatkan kemampuan penangkar atau kelompok

Page 110: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

92

penangkar benih dalam pengelolaan produksi dan pemasaran benih vanili

varietas unggul yang bersertifikat. Sedangkan sosialisasi diharapkan dapat

menunbuhkembangkan penangkar atau produsen benih di daerah yang

kelembagaan penangkar benihnya belum berkembang.

3. Penyusunan Juknis Budidaya sesuai dengan karakteristik varietas

mendukung pengembangan varietas unggul Vania 1, Vania 2, dan Alor.

4. Pembimbingan masyarakat untuk menyusun Dokumen Deskripsi Indikasi

Geografis. penyusunan Dokumen Deskripsi Indikasi Geografis, yaitu suatu

dokumen yang memuat informasi, termasuk reputasi, kualitas, dan

karakteristik barang dan/atau produk yang terkait dengan faktor geografis

dari barang dan/atau produk yang dimohonkan Indikasi Geografisnya.

5. Akselerasi penerapan inovasi teknologi di tingkat penangkar dan petani.

6. Meningkatkan partisipasi petani dan pelaku usaha pada pameran

internasional secara berkala. Fasilitasi keterlibatan petani dan pelaku

usaha lainnya dalam ajang promosi dalam rangka membangun jejaring

dan penggalangan informasi pasar.

7. Pendirian pilot project agroindustri pengolahan vanili berbasis pedesaan

atau kelompok tani. Industri pengolahan bersama diarahkan untuk

penerapan sistem jaminan mutu pada tingkat produksi dan perdagangan,

serta jaminan kepastian penjualan.

8. Revitalisasi kelembagaan petani vanili. Revitalisasi diawali dengan

pemetaan fungsi dan peran lembaga komoditas vanili dan bagaimana

akses petani untuk mendapatkan manfaat dari keberadaan lembaga

tersebut. Pendampingan dipandang perlu untuk dilakukan terhadap

lembaga yang telah ada dalam membangun jejaring dengan para pelaku

pada rantai nilai komoditas vanili.

9. Pengembangan kemitraan petani, pemasar, dan perusahaan dalam

program pengembangan vanili berkelanjutan. Kemitraan dibangun

dengan tujuan untuk meningkatkan efektivitas fungsi pada rantai nilai.

Page 111: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

93

VIII. PENGEMBANGAN DAN DISEMINASI

INFORMASI PERKEBUNAN

Dalam upaya mendukung percepatan hasil penelitian perkebunan ke masyarakat,

Puslitbang Perkebunan melakukan kegiatan diseminasi hasil-hasil penelitian.

Kegiatan diseminasi hasil-hasil penelitian dilakukan melalui berbagai media, atau

yang dikenal dengan system diseminasi multi channel, seperti seminar, ekspo,

laboratorium lapang, pameran, workshop, publikasi ilmiah dan semi popular, serta

kerjasama penelitian dan pengembangan perkebunan.

1. Publikasi Hasil Penelitian

Puslitbang Perkebunan beserta keempat Unit Pelaksana Teknis (Balittro, Balittas,

Balit Palma, dan Balittri,) secara terus menerus melakukan penyebaran informasi

hasil penelitian dan pengembangan perkebunan melalui terbitan berkala dalam

bentuk publikasi ilmiah dan populer. Bentuk diseminasi ini dilakukan baik dalam

bentuk cetakan yang berupa jurnal, buku, booklet, leaflet, sirkuler, maupun

melalui website.

Publikasi ilmiah yang memuat hasil-hasil penelitian terkini dan diterbitkan secara

berkala antara lain Jurnal Littri, Perspektif, Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar,

Buletin Tanaman Rempah dan Obat, Buletin Tanaman Tembakau dan Serat, dan

Buletin Palma. Selain itu Puslitbang Perkebunan juga menerbitkan penerbitan

berkala berisikan informasi ringkas tentang teknologi terkini dalam bentuk Warta

Littri, Infotek Perkebunan, dan Media Komunikasi Perkebunan. Informasi ringkas

tentang budidaya, pengolahan hasil maupun produk-produk hasil penelitian

diterbitkan dalam bentuk leaflet dan booklet.

Jumlah publikasi lingkup Puslitbang Perkebunan yang telah dihasilkan selama TA

2019 untuk penerbitan interen Puslitbang Perkebunan adalah sebanyak 147

terbitan publikasi (berupa jurnal littri 40 judul terdiri dari tahap editing 12, naskah

sedang diproses oleh review 7, 13 naskah masih dipenulis, dan 8 naskah ditolak,

Perspektif 12 naskah sudah terbit Vol.18 No.1 dan No.2, 8 naskah ketersediaan

untuk terbitan berikutnya tahun 2020 Vol. 19, dan 19 naskah yang terdaftar di

Redaksi Perspektif Perkebunan, Warta Litbangtri 27 judul terdiri dari 9 judul terbit

Vol.25 No.1, 9 judul terbit Vol.25 no.2, 9 judul terbit vol. no.3, Infotek Perkebunan

48 judul , leaflet 9 judul dan berita 3). Disamping publikasi tersebut tahun 2019

Page 112: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

94

Puslitbang Perkebunan juga menghasilkan Karya Tulis Ilmiah (KTI) Nasional dan

Internasional. Sebaran KTI tersebut seperti tertera dalam tabel 15 berikut ini.

Tabel 15. Rekapitulasi KTI Nasional dan Internasional lingkup Puslitbang

Perkebunan Tahun 2019

No. Unit Kerja Jumlah

Peneliti

KTI

Nasional Internasional

1. Puslitbang Perkebunan 15 36 3

2. Balai Penelitian Tanaman Rempah

dan Obat

61 8 7

3. Balai Penelitian Tanaman Pemanis

dan Serat

52 15 35

4. Balai Penelitian Tanaman Palma 27 20 8

5. Balai Penelitian Tanaman Industri

dan Penyegar

44 12 3

2. Pameran

Pameran merupakan salah satu sarana promosi produk baru maupun produk lama

yang telah dikemas dalam inovasi baru. Pemeran juga dapat berfungsi sebagai

media yang memperkuat citra suatu lembaga, dan mampu menjangkau seluruh

lapisan masyarakat. Melalui pameran dapat diperoleh umpan balik yang

bermanfaat bagi perencanaan kegiatan litbang dimasa mendatang. Pada Tahun

Anggaran 2019 Puslitbang Perkebunan telah ikut berpartisipasi pada berbagai

acara ekspose/pameran. Beberapa produk yang dipamerkan mencakup berbagai

produk olahan hasil inovasi teknologi yang telah dihasilkan oleh Puslitbang

Perkebunan, seperti produk kesehatan (herbal aneka tanaman obat), produk

bioenergi, pestisida nabati, aneka informasi dan produk yang terkait erat dengan

inovasi teknologi dan pemanfaatan sumber daya genetik mendukung ketahanan

pangan, serta publikasi ilmiah dan semi populer yang diterbitkan Puslitbang

Perkebunan.

Page 113: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

95

a. Puslitbang Perkebunan Pamerkan Produk Inovasi Perkebunan di

Indonesia Agrofood Expo 2019

Indonesia Agrofood Expo adalah acara pameran terbesar yang menampilkan

produk hasil pertanian segar maupun olahan yang berasal dari tanaman

pangan, hortikultura, peternakan, perikananan, dan sektor perkebunan. Dalam

upaya memperkenalkan produk-produk unggulan hasil pertanian kepada

masyarakat khususnya pelaku bisnis di bidang pertanian, kegiatan ini

merupakan sarana promosi yang tepat untuk mengembangkan jaringan

informasi kepada khalayak luas.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan merupakan satuan kerja yang

berada di bawah koordinasi Badan Litbang Pertanian dan memiliki mandat

untuk menghasilkan serta mengembangkan inovasi hasil penelitian pada

komoditas unggul perkebunan. Salah satu upaya yang dilakukan untuk

mendukung perannya ialah mendiseminasikan produk hasil penelitian tersebut

melalui acara pameran Indonesia Agrofood Expo 2019 pada tanggal 27 juni s/d

30 Juni 2019 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan.

Gambar 115. Pameran Produk Inovasi Perkebunan di Indonesia Agrofood Expo

Page 114: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

96

Acara berskala internasional ke-19 ini diselenggarakan atas kerjasama

Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan,

Pemerintah Daerah, serta Badan Usaha Milik Negara maupun Pihak swasta

yang turut berpartisipasi. Selain itu beberapa negara seperti Malaysia, Bahrain,

dan Korea Selatan juga diundang untuk memeriahkan kegiatan pameran.

Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Bapak Ir. Dedi Junaedi, M.Sc selaku

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan dari Direktorat Jenderal

Perkebunan Kementerian Pertanian. Dalam sambutannya Dedi memaparkan

pentingnya acara ini berkaitan dengan kebutuhan optimalisasi ketahanan

pangan bersumber dari sektor pertanian yang akan menjadi lubang pangan

dunia di masa yang akan datang. Selain itu ia juga menambahkan bahwa dunia

saat ini tengah memasuki era ekonomi 4.0 yang mengedepankan teknologi di

segala aspek khususnya inovasi teknologi pertanian.

Adapun produk invensi yang dipamerkan oleh Puslitbang Perkebunan antara

lain ialah, produk olahan tanaman obat dari Balai Penelitian Tanaman Rempah

dan Obat (Balittro), Kopi hasil penelitian dengan citarasa khas dari Balai

Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri), Produk makanan hasil

olahan sagu dan kelapa dari Balai Penelitian Tanaman Palma serta Teh rosela

yang merupakan salah satu produk unggulan hasil penelitian dari Balai

Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas). Selain itu pada booth

Puslitbang Perkebunan juga turut disediakan leaflet, brosur hingga buku

mengenai hasil penelitian komoditas perkebunan yang dapat dimanfaatkan

secara gratis untuk para pengunjung pameran.

Indonesia Agrofood Expo 2019 akan diselenggarakan bersamaan dengan

pameran Indonesia Internasional Modern Agriculture Expo 2019, yaitu

pameran mengenai pertanian modern yang meliputi alat dan mesin pertanian,

agro chemical, hydroponic, pembibitan, tekhnologi pengemasan makanan dan

minuman dan industry penunjang lainnya serta Halal Indonesia Expo 2019.

Diharapkan dengan adanya acara ini mampu meningkatkan perhatian serta

antusias masyarakat terhadap dunia pertanian di negara Indonesia.

b. Puslitbang Perkebunan Kembali Pamerkan Produk Inovasi Unggulan

Hasil Penelitian di AIF 2019

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan (Puslitbangbun) bersama Unit

Kerja (UK) / Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian kembali pamerkan produk

inovasi hasil penelitian di Agro Inovasi Fair (AIF) 2019 yang berlangsung

selama dua hari pada tanggal 24 dan 25 Agustus 2019, di Balai Pengelola Alih

Teknologi Pertanian Jl. Salak, Bogor Jawa Barat.

Page 115: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

97

Mengangkat tema, “Membumikan Teknologi Riset Pertanian Indonesia”, AIF

2019 dibuka oleh Kepala Badan Litbang Pertanian, Bapak Dr. Fadjry Djufry

didampingi oleh Sekretaris Badan Litbang Pertanian dan dihadiri oleh para

pejabat eselon 2 dan 3, para Pengusaha Binaan Ballitbangtan serta

masyarakat setempat. Ajang promosi tahunan produk penelitian dan

pengembangan ini telah dimulai sejak tahun 2015 dengan tujuan

mempromosikan inovasi pertanian terbaik dalam negeri sekaligus menggaet

kerjasama dan jejaring bisnis.

Dalam sambutannya Fadjry Djufry menjelaskan bahwa Agro Inovasi Fair

merupakan ajang diseminasi inovasi teknologi hasil dari Balitbangtan,

sekaligus sarana yang sangat bagus dan selalu dinanti oleh para pengusaha

kecil untuk jadikan tempat saling mengenal satu dengan yang lain. Selain itu,

kegiatan ini mampu mengangkat potensi wirausaha, serta memperkenalkan

produk-produk yang dihasilkan untuk dikenal oleh masyarakat secara luas.

Beberapa agenda utama pelaksana agro Inovasi Fair antara lain: “ekspose

teknologi hasil Litbang, klinik agribisnis, bazar, pembagian benih gratis

kepada masyarakat, bimbingan teknis, temu bisnis, dan talkshow”.

Puslitbang Perkebunan dalam kegiatan Agro Inovasi Fair menampilkan

beragam teknologi inovasi mulai dari produk rempah (secang, jati belanda,

kunyit, sabun serai wangi, balsem serai wangi, daun kelor, purwoceng, jati

belanda dan aneka rempah) produk kopi ( kopi pakuwon, kopi rabita pakuwon,

kopi meranti, kopi bisang), kakao (bubuk kakao), dehaf, teh rosela, brown

sugar, gula semut, gula merah, VCO, gula kelapa super, leaflet: jamu ternak,

tanaman BBN, kemiri sunan, varietas unggul tebu baru, starter kopi bisang).

AIF 2019 juga mempromosikan teknologi robotik untuk pertanian, invensi

vaksin, kopi nusantara, varietas unggul tanaman pangan dan beragam produk

olahan yang seluruhnya merupakan hasil riset dari UK/UPT lingkup Badan

Litbang Pertanian. Terdapat juga suguhan informasi mengenai teknik olahan

kue dari tepung pregelatinisasi ubi kayu, olahan umbi, budidaya ayam KUB,

budidaya padi modern, hidroponik, dan edu coffee yang dikemas secara

menarik.

Page 116: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

98

Gambar 116. Pameran Produk Inovasi Unggulan Hasil Penelitian di AIF

Setiap tahunnya, Agro Inovasi Fair Balitbangtan selalu membagikan benih

unggul hasil Litbang baik komoditas buah-buahan, benih sayuran (cabai,

kacang-kacangan, dan komoditas ekonomis lainnya) yang dibagikan gratis

kepada masyarakat. Selain itu, masyarakat juga sangat antusias dengan

adanya Bimbingan teknis (bimtek) yang dilaksanakan dalam kegiatan Agro

Inovasi Fair, hal tesebut terlihat dari peningkatan jumlah peserta bimtek

setiap tahunnya. Dalam kegiatan bimtek tersebut, para Inventor

mempraktekkan teknologi yang dihasilkan secara langsung kepada

peserta, sehingga diharapkan pasca bimtek tersebut, para peserta dapat

mempraktekkan sendiri dan bahkan menjadi inspirasi untuk berwirausaha

kedepan.

Page 117: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

99

c. Peran Aktif Puslitbangbun, Balitbangtan dalam Mendiseminasikan

Teknologi Inovasi diapresiasi oleh Wagub Bangka Belitung

Puncak hari jadi kota Tanjung Pandan ke 181 dilaksanakan di Pantai Wisata

Tanjung Pendam pada hari Senin 1 Juli 2019, yang dirangkaikan dengan

kegiatan “Belitung Expo 2019”, pada tanggal 1-5 Juli 2019. Kegiatan diawali

dengan tarian budaya Kabupaten Belitung, dilanjutkan pembukaan oleh Wakil

Gubenur Bangka Belitung (Drs. Abdul Fattah), yang didampingi oleh Bupati

Kab. Belitung (H. Sahani Saleh), Wakil Bupati (Isyak Meirobie), Ketua DPRD

serta dihadiri oleh para pejabat Pemda Kab. Belitung para Ketua Tim Penggerak

PKK, Sekda Kab. Belitung, Ketua Dharma Wanita serta para undangan.

Gambar 117. Pembukaan Hari jadi Kota Tanjung Pandan ke 181 dan Wakil

Gubernur Bangka Belitung akan meresmikaan pembukaan Belitung Expo 2019

Wakil Gubenur Belitung, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Expo 2019

adalah sarana yang baik sebagai ajang promosi. Beliau sangat mengapresiasi

kegiatan ini, karena dapat menggairahkan, membuka cakrawala para pelaku

usaha, khususnya UKM di Kab. Belitung dalam memamerkan produk unggulan

pada masyarakat, sarana pendidikan dan sebagai penghubung antar pelaku

usaha serta jaringan informasi pelaku usaha/ masyarakat. Wakil gubernur juga

menghimbau kepada seluruh masyarakat Kota Tanjung Pandan untuk menjaga

kebersihan, karena kota yang bersih, rapi, masyarakat yang santun didukung

oleh pariwisata yang menyajikan keindahan alam, akan menarik para

wisatawan/turis untuk datang ke Kab. Belitung” ujar Wakil Gubenur.

Bupati Kab. Belitung dalam sambutannya mengulas sejarah berdirinya Kota

Tanjung Pandan dan proses dilaksanakannya Belitung Expo, yang dimulai pada

tahun 2013-2019. Beliau sangat berbangga karena disetiap tahun

pelaksanaanya semakin semarak dibuktikan dengan meningkatnya peserta

Expo dan antusias masyarakat”, kata Beliau. Acara rutin Belitung Expo 2019

yang digelar oleh Pemerintah Kota Tanjung Pandan memamerkan produk-

Page 118: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

100

produk unggulan, teknologi inovasi, dan pariwisata, diikuti oleh UKM binaan

Dinas Kabupaten Belitung dan dihadiri oleh 104 peserta (40 peserta dari Dinas

Kab. Belitung dan 64 dari Jawa Barat, Sumatera, serta Kementerian).

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian

Pertanian sebagai koordinator, bersama Unit Kerja/Unit Pelaksana Teknis

menampilkan produk hasil pertanian segar maupun olahan yang berasal dari

tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perikananan, dan sektor

perkebunan.

Gambar 118. Wakil Bupati Kab. Belitung (Isyak Meirobie), bersama Kepala BPTP Bangka Belitung Dr. Ir. Wahyu Wibawa, MP . dan Tim Belitung Expo

Produk invensi yang dipamerkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan

Perkebunan (Puslitbangbun), Balitbangtan, Kementan antara lain ialah, produk

olahan tanaman obat dari Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro),

Kopi hasil penelitian dengan citarasa khas dari Balai Penelitian Tanaman

Industri dan Penyegar (Balittri), Produk makanan hasil olahan minyak kelapa

dari Balai Penelitian Tanaman Palma serta Teh Rosela yang merupakan salah

satu produk unggulan hasil penelitian dari Balai Penelitian Tanaman Pemanis

dan Serat (Balittas). Selain itu pada booth Puslitbangbun juga turut disediakan

buku dan leaflet memuat informasi tentang lada, kencur, aren, kopi, nilam,

jahe. kemiri sunan, varietas tebu unggul baru, kelapa sri gemilang, bio diesel

aditif, kelapa puan kalianda, profil puslitbun, varietas unggul tebu baru AAS

agribun. Produk-produk yang dipamerkan antara lain VCO, minyak kelapa, gula

semut, teh rosela, purwoceng, temulawak, jati belanda, jahe merah, aneka

balsem, minyak sereh, kopi, dan kakao.

Wakil Gubenur Bangka Belitung didampingi oleh Bupati Kab. Belitung, Wakil

Bupati Belitung, Ketua DPRD beserta perangkat Pemda setelah meresmikan

Expo Belitung 2019 langsung menuju Booth Balitbangtan, dan diterima

Page 119: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

101

langsung oleh Ibu Kepala Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian (BPATP) Dr.

Ir. Retno Sri Hartati, Mulyandari, M.Si dan Kepala BPTP Bangka Belitung (Dr.

Ir. Wahyu Wibawa, MP). Beliau sangat mengapresiasi Balitbangtan yang telah

ikut berpartisipasi mendukung pelaksanaan Belitung Expo dan tertarik untuk

mengembangkan varietas unggul baru yang dihasilkan oleh Balitbangtan.

d. Puslitbang Perkebunan Turut Menyemarakkan Internasional Coconut

Festival di Karangasem, Bali.

International Coconut Festival (ICF) yang dirangkaikan dengan festival Subak

Karangasem dilaksanakan di Taman Sukasada Ujung Kabupaten Karangasem

Bali pada 14-17 September 2019. Festival dibuka dengan resmi oleh Bupati

Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri, S.Sos., M.A. Bupati Karangasem

menyampaikan tujuan dilakukannya festival ini adalah untuk lebih mendorong

pariwisata berbasis pertanian termasuk kelapa di daerah Bali khususnya di

Kabupaten Karangasem. Acara yang digagas oleh Kabupaten Karangasem

bekerjasama dengan Koalisi kabupaten penghasil kelapa (KOPEK) dihadiri oleh

Menteri Perindustrian dan perdagangan Tanzania, sejumlah tamu lokal maupun

internasional antara lain dari Queensland University, Coconut Research

Institute (CRI), Chinese Academy Tropical Agricultural Science (CATAS),

Puslitbang Perkebunan, Kementerian Pertanian. Kementerian perdagangan,

para pelaku usaha, petani, dan masyarakat umum.

Kegiatan lain yang dilakukan adalah Peresmian Patung Serabut Kelapa,

Pencanangan Taman Mini Kelapa Indonesia (TMKI), Parade Budaya Kelapa

dengan nuansa Bali, Gelar Teknologi/Demplot Kelapa Nusantara, Bonsai Kelapa,

Demplot Aneka Hortikultura dan Tanaman Pangan, Expo/Pameran Kelapa dan

hasil pertanian lainnya, Seminar Kelapa Internasional, Temu Bisnis Kelapa

Internasional, dan Field Trip.

Ketua KOPEK, Bupati Prof. Nelson Pomalingo, dalam sambutannya

menyampaikan terdapat 248 kabupaten yang tergabung dalam KOPEK

sehingga potensi ini berpeluang untuk digunakan sebagai motor penggerak

pengembangan kelapa di Indonesia. Pada kesempatan tersebut, Pomalingo

mengumumkan terpilihnya Ir. Jelfina C. Alouw, MSc, PhD sebagai Direktur

Executive ICC terpilih periode 2020-2023 dan berharap agar kerjsama antara

ICC dan Kopek dapat terjalin dengan baik.

Alouw menyampaikan pentingnya kepastian ketersediaan bahan baku bagi

industri kelapa dan perbaikan rantai supply dari petani ke industri tanpa

memposisikan petani dalam posisi tawar yang lemah. Peningkatan konsumsi

kelapa dan produk kelapa di dalam negeri perlu dilakukan agar harga ditingkat

petani bisa naik, perbaikan mutu produk untuk ekspor dalam rangka menaikkan

devisa Negara perlu didorong, dan promosi kelapa sebagai komoditas yang

Page 120: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

102

sehat untuk dikonsumsi juga perlu diintensifkan kata Alouw mengakhiri

komentarnya disela-sela acara ICF. Pameran diikuti oleh para pelaku usaha

kelapa baik dalam negeri maupun luar negeri, termasuk Balit Palma,

Balitbangtan yang pada acara tersebut menampilkan varietas unggul kelapa

yang baru dilepas, produk kelapa dan teknologi pendukungnya. Semoga ICF ini

tidak hanya sebatas seremonial saja tetapi bisa ditindaklanjuti dengan kegiatan

yang nyata untuk mengembalikan kejayaan kelapa di Indonesia.

Gambar 119. Internasional Coconut Festival di Karangasem, Bali

Page 121: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

103

e. HPS Ke-39 dan Peran Teknologi Inovatif Balitbangtan

Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-39 digelar di Kendari, Sulawesi Tenggara

tanggal pada 2-5 November 2019 mengangkat tema “Teknologi Industri

Pertanian dan Pangan menuju Indonesia Lumbung Pangan Dunia 2045”.

Kegiatan tahunan berkelas internasional ini terselenggara atas kerja sama

Kementerian Pertanian, FAO dan Pemerintah Daerah Sulawesi Tenggara.

Kegiatan dipusatkan di dua lokasi yaitu Kecamatan Angata, Kabupaten Konawe

Selatan dan Tugu MTQ Kota Kendari. Kegiatan Pembukaan HPS, gelar teknologi

dan bimbingan komoditas perkebunan khususnya kakao diselenggarakan di

Kec. Angata, sedangkan pameran inovasi teknologi pertanian yang diikuti oleh

Kementerian Pertanian dan Seluruh Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten

dan Kota seluruh Indonesia, dilaksanakan di Tugu MTQ Kota Kendari.

Kegiatan pembukaan diawali dengan panen buah kakao oleh Menteri Pertanian

Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, SH., MH., MSi., kemudian diikuti dengan

peninjauan lokasi nursery perbenihan kakao dan rumah produksi olahan kakao.

Mentan didampingi oleh para duta besar dari beberapa negara, Gubernur

Sulawesi Tenggara, Gubernur Kalimatan Utara, Gubernur Jambi, Pejabat eselon

I dan II Kementan dan Bupati-Bupati dari berbagai provinsi. Kepala Badan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementan Dr. Fadjry

Djufry yang didampingi pejabat eselon II termasuk Kepala Pusat Penelitian dan

Pengembangan Perkebunan (Puslitbangbun) Ir. Syafaruddin, Ph.D.,

menjelaskan teknologi Balitbangtan yang diaplikasikan pada tanaman kakao di

lokasi GELTEK, yang pada awalnya dalam kondisi tidak terawatt dengan

produktivitas yang rendah. Melalui teknologi inovatif antara lain pemberian

pupuk hayati, perbaikan pengairan, dan pemangkasan serta pengendalian

hama dan penyakit, maka produktivitas kakao bisa meningkat.

Dalam sambutannya, Menteri Pertanian (Mentan) menegaskan pentingnya

pangan sebagai sumber asupan kehidupan manusia, sehingga ketersediaan

dan distribusinya menjadi kewajiban negara dengan memastikan setiap warga

dapat dan mudah dalam mengaksesnya. Indonesia selain mendapatkan bonus

demografi, juga dianugerahkan sebagai negara khatulistiwa, memiliki lahan

yang luas dan strategis untuk berbagai komoditas, sumber air yang melimpah,

sinar matahari yang melimpah dan kearifan lokal yang kuat dan dinamis, ujar

Mentan. Untuk itu, Mentan berharap proses pembangunan dan kemajuan

pertanian tidak hanya menjadi tanggungjawab pemerintah pusat, namun

pemerintah daerah harus mengambil peran aktif dengan melakukan

sinergisitas.

Page 122: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

104

Selanjutnya Mentan akan mendorong pembangunan pertanian pada 5 tahun

kedepan agar bersinergi dengan Kementerian Lembaga lainnya dalam

memperkuat sektor hulu dan hilir (industrialisasi pertanian), sehingga

pendapatan petani semakin meningkat. Pertanian Indonesia kedepan harus

dikelola secara progresif, sehingga mampu menjadi pusat perhatian dunia,

terutama dalam mensupply kebutuhan pangan, imbuh Mentan.

Di kesempatan yang berbeda, Kepala Puslitbangbun berharap, momentum HPS

ke-39 tahun ini dapat menjadi salah satu sarana diseminasi inovasi teknologi

perkebunan yang efektif untuk masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya.

Puslitbangbun sebagai lembaga riset memiliki peran dan posisi strategis dalam

menghasilkan inovasi teknologi perkebunan dalam upaya mendorong

produktivitas hasil dan mutu. Untuk itu, Syafaruddin mendorong seluruh Balai-

Balai penelitian lingkup Puslitbangbun untuk memacu capaian dan hasil

penelitiannya agar dapat dirasakan manfaatnya.

Gambar 120. HPS Ke-39 dan Peran Teknologi Inovatif Balitbangtan

Page 123: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

105

f. Puslitbangbun Ikut Serta dalam Perayaan Hari Perkebunan ke-62.

Badan Litbang Pertanian melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan

Perkebunan (Puslitbangbun) turut serta dalam perayaan Hari Perkebunan

(Haribun) ke-62 yang diselenggarakan oleh Ditjen Perkebunan Kementerian

Pertanian bekerja sama dengan Dinas Provinsi Jawa Timur, di Kampus

Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang, Jawa Timur (10/12).

Mengangkat tema “Mengembalikan Kejayaan Rempah Indonesia dan

Penyediaan Benih Unggul Melalui BUN500”, perayaan ini dirangkai dalam

beberapa kegiatan, diantaranya bakti sosial, pameran/bazar, workshop dewan

komoditi, FGD dan talkshow perkebunan serta penyerahan penghargaan

kepada stakeholder perkebunan berprestasi dari Dirjen Perkebunan Kementan.

Perayaan Haribun ke-62 ini dibuka dengan sambutan dari Menteri Pertanian RI

yang diwakili oleh Dirjen Perkebunan Kementan Dr. Ir. Kasdi Subagyono, M.Sc.

Dihadapan para pejabat eselon I, II dan III lingkup Kementan, perwakilan

pemerintah daerah, pihak swasta dan pemerhati perkebunan serta siswa

Polbangtan, Kasdi menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah

berkontribusi dalam memajukan kejayaan perkebunan di Indonesia, khususnya

kepada pelaku pekebun yang telah ikut berpartisipasi dalam kegiatan hari

perkebunan ke 62 tahun 2019.

Beliau juga menghimbau agar semua pihak mampu mengawal komoditas kopi,

teh, kakao, rempah-rempah, sawit dan hasil perkebunan lainnya sehingga

kedepaan dapat memberi kontribusi nyata bagi bangsa Indonesia. Dalam

kesempatan tersebut Puslitbangbun berperan aktif pada kegiatan pameran

dengan fokus utama mendiseminasikan produk inovasi perkebunan yang telah

dihasilkan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) nya yaitu Balittas, Balittro, Balit

Palma dan Balittri. Adapun produk yang ditampilkan antara lain sabun kelapa,

Virgin Coconut Oil, kopi dan cokelat pakuwon, bio fertilizer, biotri-V, secang fit

minuman herbal, sabun serai wangi dan teh rosela.

Turut hadir pada acara ini Kepala Puslitbangbun Ir. Syafaruddin, Ph.D beserta

jajaran yaitu Kepala UPT lingkup Puslitbangbun. Dalam wawancaranya,

Syafaruddin berharap kegiatan ini dapat dijadikan momentum positif untuk

membangun insan perkebunan serta menciptakan generasi muda baru, yang

sadar teknologi, sebagaimana upaya Puslitbangbun untuk terus menciptakan

inovasi di bidang perkebunan khususnya demi mengembalikan kejayaan

rempah Indonesia di mata dunia.

Berlangsung dari tanggal 10 – 12 Desember 2019, kegiatan ini juga bertujuan

untuk memberikan peluang bisnis, investasi dan pemasaran produk

perkebunan kepada seluruh pihak terkait, sehingga mampu saling bersinergi

mengoptimalkan potensi hasil perkebunan yang terdapat di Indonesia.

Page 124: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

106

Gambar 121. Perayaan Hari Perkebunan ke-62

Page 125: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

107

3. WEBSITE

Kegiatan pengelolaan website Puslitbang Perkebunan bertujuan untuk

menyampaikan informasi perkembangan teknologi komoditas perkebunan. Dari

bulan Januari hingga Desember 2019, Inventarisasi data yaitu kegiatan

mengumpulkan data-data informasi teknologi dan varietas unggul yang

dipublish di website. Data-data yang diperoleh dari UPT lingkup Puslitbang

Perkebunan (Balittro, Balittas, Balit Palma, dan Balittri) tersebut kemudian

diolah untuk disajikan dalam bentuk artikel. Artikel berita pada Website

Puslitbang Perkebunan yang terbagi atas 2 kategori, yaitu (1) Aktivitas

Puslitbangbun, dan (2) Berita Perkebunan.

Updating Data yang dipublish pada website Puslitbang Perkebunan terdiri dari :

(1) Aktivitas Puslitbangbun (info aktual) berupa hasil liputan kegiatan, dan (2)

berita perkebunan berupa info teknologi, artikel hasil penelitian dan review,

berita inovasi teknologi dan varietas unggul, serta publikasi terbitan. Pada

tahun 2019 update berita pada website Puslitbang Perkebunan sebanyak 229

judul artikel. Artinya jika dibandingkan per semester (I dan II), maka pada

semester II (134 judul) mengalami kenaikan dibanding semester I (95 judul).

Gambar 122. Grafik Update Website Puslitbang Perkebunan per semester tahun 2019

0

20

40

60

80

100

Semester I Semester II

45

82

50 52

Grafik Update Berita website Puslitbangbun per Semester tahun 2019

Aktivitas Puslitbangbun Berita Perkebunan

Page 126: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

108

Pengelolaan kontak Pengunjung web site Puslitbang Perkebunan melalui

www.litbang.pertanian.go.id berdasarkan AWSTATS pada tahun 2019 dengan

total pengunjung 318.214, berarti rata-rata pengunjung per hari adalah 872.

sebagaimana pada gambar 123. Sedangkan pengunjung website Puslitbangbun

pada tahun 2019 terbanyak adalah Negara Romania, selanjutnya Amerika Serikat

dan ketiga Indonesia (Gambar 124). Sementara file yang di-downloads oleh

pengunjung website Puslitbangbun tahun 2019 (Gambar 125) dan kata kunci

pencarian oleh pengunjung website Puslitbangbun tahun 2019 (Gambar 126).

Gambar 123. Grafik penunjung Website Puslitbang Perkebunan tahun 2019

Gambar 124. Top 10 negara pengunjung website Puslitbangbun tahun 2019

Page 127: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

109

Gambar 125. Top 10 File yang di-downloads oleh pengunjung website

Puslitbangbun tahun 2019

Gambar 126. Top 10 kata kunci pencarian oleh pengunjung website Puslitbangbun tahun 2019

Page 128: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

110

4. Kerjasama

Selama TA. 2019 telah ditanda-tangani 36 (tiga puluh enam) Naskah Perjanjian Kerjasama. Kerjasama tersebut dikelompokan berdasarkan mitra kerjasama dan komoditas. Tertera pada Tabel 16.

Tabel 16. Pengelompokkan Kerjasama

No Judul Kerjasama Mitra Kerja Komoditas

Pemerintah Swasta

1. Pengembangan Tanaman

Perkebunan dan Bahan Bakar Nabati

PT.

Perkebunan Nusantara VIII

Kopi, Kakao,

Karet, Teh dan Tanaman Penghasil Bahan

Bakar Nabati (BBN)

2. Penelitian dan Pengembangan Produksi Enzim Pektinase dengan

Menggunakan Limbah Kakao

LIPI Kakao

3. Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Pemda Sumba Barat Daya NTT

Kopi, Kakao dan Tebu

4. Kerjasama Bidang

Penelitian, Pendidikan, dan Pelatihan

FAPERTA

UNTIRTA

Kopi, Aren,

Kelapa Sawit, Kelapa, Kakao, Karet, Lada,

Cengkeh dan Pala

5. Kerjasama Bidang Penelitian, Pendidikan, dan Pelatihan

FAPERTA UNPAD

Kelapa Sawit, Kelapa, Kakao, Kopi, Teh,

Karet, dan Minyak Atsiri

6. Kerjasama Bidang Penelitian, Pendidikan, dan Pelatihan

FAPERTA UIR Pekanbaru

Kelapa Sawit, Kakao, dan Minyak Atsiri

7. Kerjasama Bidang

Penelitian, Pendidikan, dan Pelatihan

Politeknik

Negeri Jember

Kelapa Sawit,

Kakao dan Minyak Atsiri

8. Aplikasi Teknik Nuklir Dalam Penelitian Tanaman

Perkebunan

BATAN Kopi, Aren, Kelapa Sawit,

Kelapa, Kakao, Karet, Lada, Cengkeh dan

Pala

Page 129: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

111

No Judul Kerjasama Mitra Kerja Komoditas

Pemerintah Swasta

9. Kerjasama Bidang

Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

FAPERTA IPB

10. Kerjasama Bidang Penelitian, Pendidikan, dan

Pelatihan

FTIP UNPAD Kelapa Sawit, Kakao, Kelapa,

Kopi, Teh, Karet dan Minyak Atsiri

11. Draft Perjanjian lisensi rahasia dagang ramuan

demam berdarah dengue DEHAF

PT. Soho Industri

Pharmasi

Tanaman Obat

12. Perjanjian Lisensi Komposisi Formula Pestisida Nabati

PT. Soho Industri Pharmasi

Tanaman Obat

13. Perjanjian Lisensi Komposisi Formula

Pestisida Nabati

PT. Bio Industri

Nusantara

Serai wangi

14. Perjanjian Lisensi

Komposisi Formula Pestisida Nabati

PT. Pemalang

Agro Wangi

Serai wangi

15. Perjanjian Lisensi Formula Nano Biopestisida

Berbahan Utama Minyak Serai Wangi

CV Pelangi Harum

Nusantara

Serai wangi

16. Kerjasama Produksi dan Pengedar Benih

CV. Eka Pradnya

Vanili

17. Kerjasama Produksi dan Pengedar Benih Seraiwangi

UD. Abhimayu Serai wangi

18. Kerjasama Produksi & Pengedar tanaman

Rempah, Obat dan Atsiri

PT. Smartz Agro Lestari

Tanaman Rempah dan

Obat

19. Kerjasama Penyediaan

Benih Sumber Tanman Lada

BPTP Kalimantan

Barat

Lada

20. Penelitian dan pengembangan Tanaman

Cengkeh TAHUN KE 3

PT. HM SAMPOERNA

Tbk

Cengkeh

Page 130: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

112

No Judul Kerjasama Mitra Kerja Komoditas

Pemerintah Swasta

21. Persiapan Pelepasan

Varietas Pohon Induk Terpilih Cengkeh dan Persiapan Penetapan Blok

Penghasil Tinggi Pala Kabupaten Banggai Kepulauan Provinsi

Sulawesi Tengah

Dinas Pertanian

Kabupaten Banggai kepulauan Provinsi Sulawesi Tengah

Cengkeh dan

Pala

22. Pemanfaatan Repository Ilmiah sebagai

penyimpanan data Penelitian

Pusat Data dan Dokumentasi Ilmiah

(PDDI) LIPI

Penyimpanan Data

23. Pengujian Efektifitas Pupuk An Organik Fungsional

Silika Merek Bubble Tab

PT. Behn Meyer

AgriCare

Pupuk

24. Addendum Pengujian Efektifitas Pupuk AN Organik Fungsional Silika

Merek Bubble Tab

25. Pelepasan Varietas Pohon Induk Terpilih Cengkeh

dan Pala Kabupaten Kepulauan Anambas Provinsi Kepulauan Riau

Kepulauan Anambas Provinsi Kepulauan

Riau

Cengkeh dan Pala

26. Pengembangan Produk PGPR untuk mengendalikan penyakit

busuk pangkal batang dan meningkatkan pertumbuhan Tanaman Lada

Pusat Penelitian Biologi LIPI

Lada

27. Kerjasama Program

Pendidikan, Penelitian, Pelatihan Dan Diseminasi Inovasi Teknologi

Tanaman Rempah Dan Obat

Fakultas MIPA

Universitas Al-Ghifari

Tanaman

Rempah dan Obat

28. Perjanjian Kerjasama Praktek Kerja Lapang antara Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) YAPAN Yayasan Pendidikan Adicita Nirmala (YAPAN) dengan

Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar

Sekolah

Menengah

Kejuruan (SMK)

YAPAN Yayasan

Pendidikan

Adicita Nirmala

(YAPAN)

Page 131: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

113

No Judul Kerjasama Mitra Kerja Komoditas

Pemerintah Swasta

29. Technical Arrangement

antara PT. Bio Konversi Indonesia dengan Balai Penelitian Tanaman

Industri dan Penyegar Tentang Kerjasama Pengujian Pupuk Hayati

Bio Konversi Pada Benih Kakao, Kopi, dan Karet

PT. Bio Konversi

Indonesia Kopi, Kakao,

Karet

30. Perjanjian Kerja Sama antara Balai Penelitian Tanaman Industri dan

Penyegar dengan Pusat Penelitian Kimia Kedeputian Bidang Ilmu

Pengetahuan Teknik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

(LIPI) tentang Penelitian dan pengembangan produksi bioetanol generasi

kedua dari limbah tanaman industri dan penyegar

Pusat Penelitian Kimia Kedeputian Bidang Ilmu

Pengetahuan Teknik Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia (LIPI)

Kemiri Sunan, Kakao, Kopi

31. Surat Perjanjian kerjasama antara Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

Kalimantan Barat dengan Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar

tentang produksi benih kopi

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan

Barat

Kopi

32. Kerangka Acuan Kerja (KAK) antara Balai Penelitian Tanaman

Industri dan Penyegar dengan Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR),

Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN)

Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR), Badan

Tenaga Nuklir Nasional (BATAN)

Kemiri Sunan

Page 132: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

114

No Judul Kerjasama Mitra Kerja Komoditas

Pemerintah Swasta

33.

Penelitian dan

Pengembangan Inovasi Perkebunan Di Kota Padang

Dinas Pertanian,

Pemerintah Kota Padang

Kelapa

34. Kerjasama di Bidang Pengabdian Masyarakat

dan Mahasiswa

Program Teknologi Hasil Pertanian,

Fakultas Pertanian Universitas Teknologi Sulawesi Utara

Kelapa, Sawit, Sagu, Aren,

Pinang, Lontar, Gewang, Nipah

35.

Magang Penelitian dan Pengembangan dan Palma lain Mendukung

Perekonomian Kabupaten Banyumas

Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan, Kabupaten

Banyumas

Kelapa

36. Meningkatkan dan Memantapkan Kualitas

Pembinaan SMK Pertanian Pembangunan Provinsi Maluku

SMK Pertanian Pembangunan

Provinsi Maluku

Kelapa, Sawit, Sagu, Aren,

Pinang, Lontar, Gewang, Nipah

Page 133: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

115

Tabel. 17. Data pengembangan lisensi kerjasama 2019

No Mitra Kerjasama dan Lokasi

Verifikasi

Tim Verifikasi

1.

PT Global Agrotek Nusantara-Kenaf KR 15

Kabid KSPHP

Puslitbangbun, Kasie

Jaslit Balittas, Tim

BPATP

2.

PT. Pemalang Agro Wangi-BioProtektor

Kabid KSPHP

Puslitbangbun, Kasie

Jaslit Balittas, Tim

BPATP

3.

PT. Sainindo Kurniasejati- Decomposer

Orligno

Kabid KSPHP

Puslitbangbun, Tim

BPATP

4.

PT. SOHO Global Health- DEHAF

(RamuanDemamBerdarah)

Kabid KSPHP

Puslitbangbun, Kasie

Jaslit Balittro, Tim

BPATP

5.

CV Pelangi Harum Nusantara-Nano

Kabid KSPHP

Puslitbangbun, Kasie

Jaslit Balittro, Tim

BPATP

Page 134: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

116

Gambar 127. Peta kerjasama Puslitbang Perkebunan Tahun 2019

Page 135: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

117

IX. SUMBERDAYA PENELITIAN

9.1. Sumberdaya Manusia

Kompetensi merupakan persyaratan mutlak bagi SDM Balitbangtan untuk

menjamin terselenggaranya kegiatan penelitian dan pengembangan yang

berkualitas. Puslitbang Perkebunan memberikan prioritas tinggi terhadap

peningkatan kualitas SDM dalam upaya menjamin tersedianya tenaga handal

dalam melaksanakan program penelitian pertanian. Keragaan sumber daya

manusia Puslitbang Perkebunan pada tahun 2019, disajikan pada Tabel 18. dan

Tabel 18.

Tabel 18. Keragaan Pegawai Lingkup Puslitbang Perkebunan Menurut Pendidikan

Pada Tahun 2019

Unit Kerja S3 S2 S1 SM/D3 D2 D1 < SLTA Jumlah

Kantor Pusat 13 2 18 5 0 1 28 67

Balittro 18 20 48 9 2 0 120 217

Balittas 12 27 43 9 0 0 58 149

Balit Palma 7 15 13 6 1 0 43 85

Balittri 10 21 21 4 0 0 37 93

Jumlah 60 85 143 33 3 1 286 611

Sampai dengan 31 Desember tahun 2019 Puslitbang Perkebunan didukung oleh

611 pegawai yang terdiri dari 60 orang S3, 85 orang S2, dan 143 orang S1, 33

orang SM/D3, 3 orang D2, 1 orang D1, serta 286 orang SLTA ke bawah.

Berdasarkan jabatannya sumber daya manusia di lingkungan Puslitbang

Perkebunan diklasifikasikan menjadi 8 (delapan) yaitu: (1) Peneliti, (2) Teknisi

Litkayasa, (3) Pustakawan, (4) Pranata Komputer, (5) Arsiparis, (6) Pranata Humas,

(7) Analisis Kepegawaian, dan (8) Fungsional Umum.

Page 136: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

118

Tabel 19. Jumlah Pegawai Lingkup Puslitbang Perkebunan Berdasarkan

Jabatannya Pada Tahun 2019

Unit Kerja

Peneliti

Tek. Lit -kayasa

Pusta -kawan

Pranata

Kompu -ter

Arsi -paris

Pranata humas

Ana-lisis Kepe -

gawaian

fungsional umum

Jumlah

Kantor Pusat 15 - 1 1 3 - 2 45 67

Balittro 61 48 1 - 1 1 - 105 217

Balittas 52 28 1 - 2 1 1 64 149

Balit Palma 27 10 - - - - - 48 85

Balittri 44 20 1 - 1 1 1 25 93

Jumlah 199 106 4 1 7 2 4 287 611

Komposisi tenaga fungsional umum berjumlah 287 orang, jumlah tersebut cukup

besar dibandingkan dengan jumlah tenaga fungsional tertentu lingkup Pusat

Penelitian dan Pengembangan Perkebunan (peneliti, teknisi litkayasa dan

fungsional lainnya). Seyogyanya tenaga fungsional terutama peneliti sebagai

motor penggerak untuk mencapai tujuan organisasi, lebih besar dibandingkan

dengan tenaga penunjangnya sehingga perencanaan SDM sebaiknya

mempertimbangkan komposisi tersebut.

Keragaan peneliti berdasarkan bidang kepakaran/bidang ilmu lingkup Pusat

Penelitian dan Pengembangan Perkebunan TA 2019 disajikan pada Tabel 20.

Bidang keahlian yang terbanyak di lingkup Puslitbang Perkebunan adalah

Pemuliaan dan genetika tanaman (45) dan budidaya tanaman (43), disusul oleh

hama dan penyakit tanaman (42), tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan

(30), teknologi pasca panen (14), ekonomi pertanian (8), fisiologi tanaman (8).

Bidang kepakaran yang paling sedikit adalah sistem usahatani pertanian (4),

Teknologi mekanisasi pertanian (2) serta kultur sel jaringan organ (2), Pengelolaan

lahan, air, dan iklim dan rekayasa genetika tanaman (masing-masing 1). Kedepan

pengusulan sekolah (S2 dan S3) pada masa yang akan datang seharusnya

mengikuti bidang kepakaran yang diperlukan di masing-masing Balai Penelitian.

Page 137: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

119

Tabel 20. Keragaan Peneliti berdasarkan Kepakaran/bidang ilmu lingkup

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 2019

No Bidang Keahlian Kantor

Pusat

Balittro Balittas Balit

Palma

Balittri JUMLAH

1. Budidaya Tanaman 2 13 15 5 8 43

2. Ekonomi Pertanian 3 2 2 - 1 8

3. Fisiologi Tanaman - 3 4 - 1 8

4. Hama dan Penyakit Tanaman 5 17 12 5 3 42

5. Pemuliaan dan Genetika Tanaman 3 13 16 10 3 45

6. Teknologi Pasca Panen 1 2 3 5 3 14

7. Teknologi Pertanian dan Mekanisasi 1 - 1 - - 2

8. Sistem Usaha Pertanian - 1 - 1 2 4

9. Tan. Pangan, Hortikultura dan

Perkebunan

1 11 - - 18 30

10. Ilmu Pangan - - - 1 - 1

11.

12.

13.

Kultur Sel Jaringan Organ Tanaman

Pengelolaan Lahan, Air dan Iklim

Rekayasa Genetika Tanaman

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

2

1

1

2

1

1

Jumlah 16 62 56 26 42 201

9.2. Sumberdaya Sarana dan Prasarana

Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya, Puslitbang

Perkebunan didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai. Sarana yang

digunakan untuk melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai lembaga penelitian

adalah Kebun Percobaan, Laboratorium, dan Rumah Kaca.

Puslitbangbun mempunyai 25 Laboratorium. Empat laboratorium sudah

terakreditasi. Selain itu, Puslitbang Perkebunan memiliki Kebun percobaan yang

tersebar di 18 lokasi dengan total luasan 786,33 ha. Dari ke 18 kebun percobaan

tersebut, terdapat satu KP dengan status pinjam pakai dengan Propinsi Sulut yaitu

KP Paniki (Balit Palma) dan tiga kebun pinjam pakai dengan Perhutani, yaitu KP

Cikampek (Balittro) dan KP Kalipare dan KP. Coban Rondo (Balittas). Status

kepemilikan KP lingkup Puslitbangbun sudah sertifikat semua kecuali KP yang

pinjam pakai. Puslitbangbun juga mempunyai 42 Rumah Kaca (Masing-masing 10

RK di Kantor Pusat, Balitro 15, Balittas 5, Balit Palma 4, dan 8 RK di Balittri).

Page 138: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

120

9.3. Tata Kelola

Implementasi reformasi perencanaan dan penganggaran sebagai manifestasi

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003

tentang Keuangan Negara mengisyaratkan bahwa penyusunan strategi

pembangunan mempertimbangkan kerangka pendanaan yang menjamin

konsistensi antara perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan. Penyusunan

kebijakan, rencana program dan kegiatan harus mengedepankan semangat yang

berpijak pada sistem perencanaan dan penganggaran yang terintegrasi perspektif

jangka menengah dan berbasis kinerja yang mencakup 3 (tiga) aspek berupa: (1)

unified budgeting, (2)performance based budgeting, dan (3) medium term

expenditure frame work.

Untuk menjamin tercapainya good governance di UK/UPT lingkup Puslitbang

Perkebunan, pelaksanaan program dan anggaran dikawal dengan penerapan

Sistem Pengendalian Intern (SPI) di setiap UK/UPT. Langkah-langkah operasional

penerapan SPI, yaitu: (1) Pembentukan Tim Satuan Pelaksana Pengendalian

Intern (Tim Satlak PI), (2) Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis

Pelaksanaan SPI (3) Pelaksanaan Penilaian Pelaksanaan SPI, dan (4) Penyusunan

Laporan Pelaksanaan SPI.

Untuk menjamin kelancaran dan tercapainya target pelaksanaan program dan

anggaran Puslitbang Perkebunan dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala

dan terus menerus. Monitoring ditujukan untuk memantau proses pelaksanaan

dan kemajuan yang telah dicapai dari setiap program yang dituangkan di dalam

Renstra beserta turunannya (RKT, PK). Evaluasi dilaksanakan sebagai upaya

perbaikan terhadap perencanaan, penilaian dan pengawasan terhadap pelaksanan

kegiatan agar berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan memanfaatkan

sumberdaya secara efektif dan efisien. Dokumen pelaksanaan monev dituangkan

dalam LAKIN, PMK 214 dan Laporan Pelaksanaan Monev. Langkah-langkah

operasional program Monev 2015-2019 mencakup: (1) Menyiapkan Pedoman

Umum, Petunjuk Pelaksanaan (Juklak), dan Petunjuk Teknis (Juknis) Monev yang

disusun secara berjenjang sampai tingkat UPT, (2) Melaksanakan monev secara

reguler dan berjenjang, dan (3) Mengevaluasi capaian sasaran Renstra setiap

tahun. Selain itu untuk mengukur Indikator Kinerja Utama (IKU), Puslitbang

Perkebunan mengharuskan setiap UK/UPT menyusun Laporan Pencapaian IKU

Page 139: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

121

yang berisi uraian kegiatan utama serta target dan realisasi pencapaian sasaran

secara reguler pada setiap triwulan.

9.4. Sumber Daya Keuangan

Pagu Anggaran Puslitbang Perkebunan beserta Unit Pelaksana Teknis (Balittro,

Balittas, Balit Palma dan Balittri) pada 31 Desember 2019 sebesar Rp.

124.570.394.000,-

Alokasi anggaran per jenis belanja, satker dan output pada TA 2019 disajikan pada

gambar 128, dan 129 berikut ini:

Gambar 128. Alokasi anggaran lingkup Puslitbang Perkebunan berdasarkan jenis Belanja TA 2019

Pegawai; 51.241.109

Barang Ops; 16.143.052

Barang Non; 44.705.109

Modal; 12.481.124

PAGU JENIS BELANJA TH 2019

Page 140: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

122

Gambar 129. Alokasi anggaran lingkup Puslitbang Perkebunan Berdasarkan

Satker TA 2019

Gambar 130. Alokasi Anggaran Lingkup Puslitbang Perkebunan Berdasarkan Output Diluar Anggaran Dukungan Manajemen Litbang TA 2019

Page 141: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

123

Realisasi Keuangan Puslitbang Perkebunan per 31 Desember 2019 sebesar Rp.

123.164.537.199,- (98.87%). Realisasi anggaran pada tahun 2019 mengalami

kenaikan dibandingkan periode yang sama pada tahun anggaran 2018 yang

mencapai 97,88%.

Pagu dan realisasi keuangan Puslitbang Perkebunan selama periode 5 tahun

terakhir ditunjukkan dalam gambar 131.

Gambar 131. Persentase Realisasi Anggaran Puslitbang Perkebunan TA 2015-2019

Serapan anggaran dari TA 2015 sampai dengan TA 2019 menunjukkan

peningkatan, TA 2016 menurun sedikit dari 98,39% pada tahun 2015 menjadi

97,69% pada TA 2016 dan menurun kembali menjadi 96,10 pada TA 2017. Namun

mengalami kenaikan di TA 2018 menjadi 97,88, hal ini menunjukkan kinerja

keuangan yang baik, karena masih diatas 95%.

Page 142: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

124

Realisasi anggaran berdasarkan satker pada TA. 2019 disajikan dalam Gambar 132

dan 133 berikut:

Gambar 132. Realisasi Anggaran Lingkup Puslitbang Perkebunan Berdasarkan Satker

TA 2019

Gambar 133. Realisasi Anggaran UK/UPT TA 2019

Puslitbangbun; 31.544.171

Balittro; 28.142.335Balittas;

21.494.185

Balit Palma; 14.651.274

Balittri; 27.332.572

Page 143: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

125

Realisasi keuangan berdasarkan UK/UPT pada TA 2019, berturut-turut dari satker

Puslitbang Perkebunan, Balittro, Balittri, Balittas dan Balit Palma adalah:99,54%,

99,03%, 97.99%, 97,70% dan 99,29%. Realisasi keuangan tersebut cukup bagus

(diatas 97%).

Berdasarkan jenis belanja, realisasi belanja pegawai, barang operasional, barang

non operasional dan modal per 31 Desember 2019 berturut-turut mencapai

96,39%; 97,93%; 99,38% dan 97,85% (Gambar 134). Realisasi anggaran

pegawai, belanja barang dan modal yang diatas 95% menunjukkan bahwa

penyerapan anggaran sudah bagus, dan pelaksanaan kegiatan sudah berjalan

dengan lancar.

Gambar 134. Realisasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja TA 2019

Page 144: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

126

Realisasi anggaran lingkup Puslitbang Perkebunan berdasarkan output utama

sampai dengan akhir tahun anggaran 2019 adalah sebagai berikut:

Tabel 21. Realisasi Anggaran Lingkup Puslitbang Perkebunan berdasarkan Sasaran Output Utama TA 2019

Sampai dengan 31 Desember 2019, Realisasi Keuangan berdasarkan

kegiatan/output utamanya (Tabel 21) adalah sebagai berikut: varietas unggul mencapai 99,55%, teknologi tanaman perkebunan 99,25%, Benih unggul tebu mencapai 99,39%, taman sains pertanian 99,38%, rekomendasi kebijakan

mencapai 98,31%, diseminasi mencapai 98,82%, taman teknologi pertanian mencapai 99,37%, layanan manajemen 99,23% dan layanan perkantoran mencapai 98,98%. Realisasi keuangan seluruh output kegiatan diatas sudah

mencapai 98,98%, menunjukkan kinerja keuangan yang baik.

Pagu

(Rp.) (Rp.) ( % )

1 2 3 4 5

Program : Penciptaan Teknologi dan Inovasi Pertanian Bio-Industri Berkelanjutan

Kegiatan : Penelitian dan Pengembangan Tanaman Perkebunan

A. Puslitbangbun 124.570.394.000 123.085.664.762 98,81

1 Varietas Unggul Tanaman Perkebunan 1.954.900.000 1.946.148.919 99,55

2 Teknologi Tanaman Perkebunan 3.739.804.000 3.711.588.727 99,25

3Benih Unggul Tebu Mendukung

Kemandirian Benih 886.500.000 881.097.672 99,39

4 Taman Sains Pertanian 4.000.000.000 3.975.207.435 99,38

5 Rekomendasi Kebijakan Perkebunan 500.000.000 491.542.720 98,31

6Diseminasi Inovasi Teknologi Komoditas

Tanaman Perkebunan 6.238.450.000 6.165.030.532 98,82

7 Plasma Nutfah Tanaman Perkebunan1.533.075.000 1.529.697.105

99,78

8 Taman Teknologi Pertanian 6.000.000.000 5.962.081.941 99,37

9Benih Komoditas perkebunan non

strategis 6.383.060.000 6.335.564.814 99,26

10 Jejaring kerjasama litbang perkebunan 1.667.940.000 1.619.146.394 97,07

11Model Inovasi perbenihan untuk

pengembangan benih VUB 6.784.791.000 6.779.181.197 99,92

12 Varietas Unggul Tebu 720.000.000 716.123.670 99,46

13 Teknologi Produksi Tebu 680.000.000 671.731.270 98,78

14 Layanan humas litbang perkebunan 250.000.000 246.481.975 98,59

15 Layanan Sarana dan Prasarana Internal 7.478.364.000 7.054.990.624 94,34

16 Layanan dukungan manajemen satker 8.369.349.000 8.305.245.112 99,23

17 Layanan Perkantoran 67.384.161.000 66.694.804.655 98,98

NO Kegiatan Utama

Anggaran

Realisasi

Page 145: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

127

3.2.2. Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Puslitbang Perkebunan berdasarkan peraturan yang berlaku mengumpulkan dan

menyetorkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Secara umum target yang

ditetapkan pada tahun 2019 dapat terlampaui tercapai 116,45%.

Adapun Realisasi Penerimaan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) sampai dengan 31 Desember 2019 antara lain Penerimaan Umum sebesar Rp.

815.175.404,- (234,20%) dan Penerimaan Fungsional Rp. 5.000.052.205,- (107,63%). Total penerimaan PNBP lingkup Puslitbang Perkebunan sebesar Rp. 5.815.227.609,- (116,45%) dari target Rp. 4.993.690.648,-

Tabel 22. Target dan realisasi PNBP lingkup Puslitbang Perkebunan TA 2019

Penerimaan

Umum

Penerimaan

Fungsional Penerimaan

Umum%

Penerimaan

Fungsional %

PUSLITBANG PERKEBUNAN 4.500.000 7.000.000 89.082.305 1.979,61 286.766.545 4.096,66

BALITTRO 9.500.000 1.194.053.000 262.547.781 2.763,66 1.263.542.660 105,82

BALITTAS 324.368.648 1.805.840.000 324.368.648 100,00 1.809.199.600 100,19

BALIT PALMA 1.200.000 1.180.342.000 14.718.000 1.226,50 1.205.542.000 102,13

BALITTRI 8.500.000 458.387.000 124.458.670 1.464,22 435.001.400 94,90

TOTAL 348.068.648 4.645.622.000 815.175.404 234,20 5.000.052.205 107,63

Target Realisasi

Satker

Page 146: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

128

BAB X

P E N U T U P

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan sebagai penghasil teknologi dan

kebijakan khususnya dibidang perkebunan telah menghasilkan cukup banyak

inovasi teknologi di bidang perkebunan antara lain dalam peningkatan

biodiversitas dan jumlah bahan tanaman, produktivitas dan mutu tanaman

perkebunan, produk dan teknologi pengolahan hasil tanaman perkebunan serta

sintesis kebijakan.

Berbagai inovasi teknologi yang telah dihasilkan Puslitbang Perkebunan selama

tahun 2019 dengan sasaran mendukung pemenuhan kebutuhan benih unggul,

teknologi budidaya dan peningkatan nilai tambah tanaman perkebunan bertujuan

untuk (1) menghasilkan dan tersedianya varietas unggul, (2) menghasilkan

teknologi produktivitas tanaman perkebunan, (3) menghasilkan teknologi

diversifikasi dan peningkatan nilai tambah produk olahan, (4) menghasilkan benih

sumber dan plasma nutfah tanaman perkebunan, (5) Menghasilkan rekomendasi

kebijakan pengembangan tanaman perkebunan, (6) menghasilkan pengembangan

dan diseminasi informasi perkebunan dan (7) pengelolaan sumberdaya keuangan.

Capaian hasil varietas unggul yang telah dilepas pada akhir tahun 2019 sebanyak

46 varietas tanaman perkebunan meliputi tanaman: Kayumanis, Cengkeh, Pala,

Tembakau, Abaca, Kelapa, Kopi dan Teh. Capaian dari hasil penelitian teknologi

peningkatan produktivitas tanaman perkebunan yang telah dihasilkan pada tahun

2019 sebanyak 17 teknologi baru yang meliputi 10 komoditas yaitu tebu, kopi,

kakao, lada, Jahe, jambu mete, kemiri sunan, karet, sorgum manis, dan kelapa.

Teknologi yang telah dihasilkan adalah terkait formulasi teknologi pemupukan,

pemanfaatan mikroba, perbanyakan tanaman, pengendalian hama-penyakit, dan

teknologi pengolahan. Teknologi diversifikasi dan peningkatan nilai tambah produk

olahan sepanjang tahun 2019 telah menghasilkan sebanyak 2 formulasi untuk

komodita kelapa, serta teknologi yang dihasilkan berupa Pengaruh aplikasi edible

coating bioselulosa nata de coco terhadap karakteristik daging kelapa kopyor dan

Pengujian sifat fungsional yogurt dari skim kelapa.

Page 147: (DRAFT) Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Laporan Tahunan 2019

129

Upaya pemuliaan tanaman perkebunan diperlukan materi genetik dan pada tahun

2019 Puslitbang Perkebunan telah memiliki koleksi aksesi sebanyak 11.474 yang

terdiri atas 4.021 aksesi tanaman rempah dan obat, 6.063 aksesi tanaman pemanis

dan serat, 296 aksesi tanaman palma, serta 1.094 aksesi tanaman penyegar dan

industry lainnya. Pencapaian benih sumber dihasilkan melalui kegiatan Unit

Penyediaan Benih Sumber (UPBS) yang meliputi benih sumber tanaman rempah,

tanaman pemanis dan serat, tanaman palma, dan tanaman industri dan penyegar.

Hasil rekomendasi kebijakan yang telah dilakukan sebanyak 4 rekomendasi yang

terkait dengan meningkatkan nilai tambah dan daya saing tebu Indonesia,

Pengembangan Komoditas Perkebunan di Lahan Rawa, Integritas Kelapa Sawit

dan Tanaman Pangan Mendukung Program Peremajaan Menuju Perkebunan

Berkelanjutan, dan Mengoptimalkan Kinerja Sistem Komoditas untuk Mendorong

Kebangkitan Vanili.

Untuk adopsi teknologi oleh pengguna-petani telah dirintis percepatan

penyampaian inovasi hasil penelitian melalui diseminasi dan publikasi hasil

penelitian serta kerjasama penelitian dengan mitra kerja swasta, pemerintah, dan

perguruan tinggi. Selanjutnya pengelolaan dan alokasi pagu anggaran yang

dialokasikan untuk kegiatan penelitian dan pengembangan untuk satker lingkup

Puslitbang Perkebunan telah direalisasikan dengan baik berdasarkan program dan

kegiatan yang ditetapkan. Progres dan realisasi anggaran semua jenis belanja

terserap mencapai lebih dari 95% (97,69%), hal ini menunjukkan, bahwa

sepanjang tahun 2019 penyerapan anggaran berjalan sangat baik dan

pelaksanaan kegiatan sudah berjalan sebagaimana mestinya.

Upaya memaksimalkan capaian dari target- output yang telah ditetapkan pada

renstra yang mengacu pada indikator kinerja utama (IKU) secara keseluruhan

sepanjang tahun 2019 telah tercapai walaupun masih terdapat beberapa IKU yang

belum sesuai terget sebagai akibat kendala teknis dan non teknis, namun secara

keseluruhan program/kegiatan lingkup Puslitbang Perkebuanan hasilnya sesuai

dengan yang tetapkan dan masih memerlukan evaluasi dan perencanan yang

tepat dalam upaya mencapai target semestinya.