laporan statistika pencacahan
DESCRIPTION
Laporan Praktikum Alat Deteksi dan Pengukuran Radiasi.TRANSCRIPT
1
STATISTIKA PENCACAHAN RADIASI
I. TUJUAN
1.1 Melakukan pencacahan radiasi.
1.2 Melakukan pengukuran laju cacah.
1.3 Melakukan koreksi perhitungan laju cacah.
1.4 Melakukan pengukuran untuk menentukan efisiensi system pencacahan.
1.5 Menentukan aktivitas suatu sumber yang tidak diketahui (unknown).
II. DASAR TEORI
Radiasi dipancarkan secara acak (random) sehingga pengukuran radiasi berulang
meskipun dilakukan dengan kondisi yang sama akan memperoleh hasil pengukuran yang
berfluktuasi (berbeda-beda). Materi ini akan membahas sifat acak pancaran radiasi tersebut
yang mengikuti distribusi Gauss, cara untuk menghitung ketidakpastian pengukuran serta cara
menyajikan nilai hasil pengukuran, pengujian data distribusi Gauss (chi square test), dan cara
membuang data yang tidak menyimpang.
Sifat Acak (random)
Proses pengukuran, misalnya pengukuran temperatur, panjang atau berat, biasanya
dilakukan secara berulang agar diperoleh hasil pengukuran yang lebih dapat dipercaya.
Distribusi Gauss (Normal)
Sifat acak suatu pengukuran selalu mengikuti suatu distribusi tertentu sebagai contoh
eksperimen uang logam dan dadu di atas mengikuti distribusi binomial. Bila distribusi
binomial tersebut mempunyai probabilitas sangat kecil maka akan berubah menjadi distribusi
Poisson, sedangkan bila distribusi Poisson tersebut menghasilkan nilai ukur yang besar
(beberapa literature menuliskan > 40) maka berubah menjadi distribusi Gauss (Normal). Tiga
jenis distribusi tersebut memang tidak dibahas pada tulisan ini, bagi yang berminat untuk
mempelajari lebih lanjut silahkan membaca literature statistik. Zat radioaktif mempunyai
2
konstanta peluruhan ( ë ) yang sangat kecil, misalnya U-238 adalah 4.88 10 -18 dan aktivitas
sumber biasanya bernilai “sangatbesar” dalam orde Bq (peluruhan per detik), misalnya
aktivitas 1 Ci setara dengan 3.7 x 104 peluruhan per detik. Oleh karena itu pancaran radiasi
mengikuti distribusi Gauss (Normal).
Gambar 1 : distribusi Gauss
Gambar di atas menunjukkan probabilitas nilai ukur yang mungkin dihasilkan oleh
pengukuran berulang terhadap suatu besaran yang mengikuti distribusi Gauss.Terlihat bahwa
nilai ukur yang dihasilkannya dapat bermacam-macam, dengan probabilitas terbesara dalah
terletak padanilai rata-ratanya.
Propagasi Eror (Error Propagation)
Propagasi erora dalah metode untuk menghitung simpangan suatu nilai yang berasal
dari beberapa faktor, misalnya beberapa hasil pengukuran dan data pendukung lainnya.
Ketidak-pastian Pengukuran (Measurements Uncertainty)
3
Ketidak-pastian sebenarnya tidak hanya berasal dari pengukuran saja melainkan
berasal dari semua langkah analisis mulai dari preparasi sampel, factor kesalahan alat,
kesalahan personil, kesalahan metode, dan pengukurannya sendiri. Akan tetapi dalam
pembahasan ini hanya akan dipelajari ketidak-pastian yang berasal dari proses pengukuran dan
factor yang berkaitan langsung dengan pengukuran.
Setiap pengukuran selalu mempunyai kesalahan (eror) oleh karena itu hasil
pengukuran atau kalkulasi yang berdasarkan hasil pengukuran harus ditampilkan dalam bentuk
suatu rentang nilai (bukan nilai tunggal). Rentang nilai tersebut adalah ketidak-pastian suatu
pengukuran. Nilai ukur sebenarnya diduga berada di dalam rentang nilai tersebut.
Chi Square Test
Pengukuran besaran fisis yang bersifat acak secara berulang selalu akan menghasilkan
nilai yang berubah-ubah, sebagai contoh 10 kali pengukuran intensitas radiasi akan
menghasilkan 10 nilai yang berbeda-beda. Hal ini menimbulkan kesulitan untuk mengetahui
bahwa perubahan nilai tersebut memang karena sifat acak dari sumber yang diukur, bukan
disebabkan oleh ”anomali” alat pengukur. Chi square test adalah sebuah metode yang lazim
digunakan untuk menguji apakah sekumpulan data mengikuti distribusi Gauss atau tidak.
III. ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
a. Rangkaian alat detektor Gieger Mueller
3.2 Bahan
a. Sumber radiasi Na-22
b. Sumber radiasi unknown
IV. LANGKAH KERJA
4
4.1 Variasi Waktu
1) Dinyalakan penguat tegangan detektor.
2) Dilakukan pencacahan dengan variasi waktu cacah (20 detik, 40 detik, 60 detik, 80 detik
dan 100 detik).
3) Pencacahan dilakukan sebanyak 8 kali pengulangan dan dilakukan pencacahan latar.
4) Dicatat hasil dan pencacahannya.
4.2 Variasi Jarak
1) Dilakukan pencacahan dengan variasi jarak (2 cm, 4 cm dan 6 cm) sumber radiasi dengan
waktu pencacahan selama 30 detik.
2) Pencacahan dilakukan sebanyak 8 kali pengulangan dan dilakukan pencacahan latar.
3) Dicatat hasil dan pencacahannya.
4.3 Penentuan Sumber Unknown
1) Dilakukan pencacahan dengan waktu cacah masing-masing 20 detik, 40 detik, 60 detik
dan 80 detik.
2) Pencacahan dilakukan sebanyak 1 kali pengulangan dan dilakukan pencacahan latar.
3) Dicatat hasil dan pencacahannya.
V. DATA PERCOBAAN
Sumber : Na-22
5
Aktivitas : 1µCi
Waktu paro : 2,6 tahun
Pembuatan : Oktober 2011
5.1 Pencacahan sumber radiasi Na-22 dengan Variasi Waktu
1. 20 detik
Laju cacah Cacah latar Laju cacah sebenarnya Cacahan/X (cps)
455 16 439 21,95467 12 455 22,75461 10 451 22,55466 12 454 22,70517 20 497 24,85438 14 424 21,20476 17 459 22,95487 16 471 23,55
2. 40 detik
Laju cacah Cacah latar Laju cacah sebenarnya Cacahan/X (cps)
981 36 945 23,63
977 36 941 23,53
905 38 867 21,68
946 40 906 22,65
938 37 901 22,53
979 43 936 23,40
967 37 930 23,25
953 26 927 23,18
3. 60 detik
Laju cacah Cacah latar Laju cacah sebenarnya Cacahan/X (cps)
1432 48 1384 23,071390 45 1345 22,42
6
1407 42 1365 22,751404 55 1349 22,481406 33 1373 22,881457 54 1403 23,381408 45 1363 22,721430 55 1375 22,92
4. 80 detik
Laju cacah Cacah latar Laju cacah sebenarnya Cacahan/X (cps)
1952 53 1899 23,741861 65 1796 22,451914 62 1852 23,151831 63 1768 22,101877 68 1809 22,611801 65 1736 21,701821 67 1754 21,931786 52 1734 21,68
5. 100 detik
Laju cacah Cacah latar Laju Cacah sebenarnya Cacahan/X (cps)
2369 91 2278 22,78
2321 82 2239 22,39
2325 79 2246 22,46
7
2336 65 2271 22,71
2424 68 2356 23,56
2367 89 2278 22,78
2316 72 2244 22,44
2296 70 2226 22,26
5.2 Pencacahan sumber radiasi Na-22 dengan Variasi Jarak
1) 2 cm
Laju cacah Cacah latar Laju Cacah Sebenarnya Cacahan/X (cps)
701 19 682 22,73675 18 657 21,90709 20 689 22,97
8
713 23 690 23,00723 18 705 23,50734 19 715 23,83688 22 666 22,20690 25 665 22,17
2) 4 cm
Laju cacah Cacah latar Laju Cacah Sebenarnya Cacahan/X (cps)
332 29 303 10,10326 30 296 9,87375 32 343 11,43356 34 322 10,73387 20 367 12,23347 19 328 10,93349 23 326 10,87367 23 344 11,47
3) 6 cm
Laju cacah Cacah latar Laju Cacah Sebenarnya Cacahan/X (cps)
250 33 217 7,23225 22 203 6,77229 20 209 6,97265 30 235 7,83230 22 208 6,93
9
242 23 219 7,30258 27 231 7,70245 22 223 7,43
5.3 Penentuan Sumber Unknown
No Laju cacah t (s) Cacah latar Laju cacah sebenarnya Cacahan/X (cps)
1 279 20 17 262 13,10
2 548 40 33 515 12,88
3 852 60 54 798 13,30
4 1124 80 62 1062 13,28
VI. PERHITUNGAN
6.1 Variasi Waktu
a. 20 detik
Rata-rata laju cacah sumber standar = ∑ Xn
=795,96 cps
35=22,74 cps
No X (X−X ) (X−X )2
1 21,95 -0,79 0,6285
2 22,75 0,01 0,0001
10
3 22,55 -0,19 0,0361
4 22,70 -0,04 0,0016
5 24,85 2,11 4,4521
6 21,20 -1,54 2,3716
7 22,95 0,21 0,0441
8 23,55 0,81 0,6561
9 23,63 0,89 0,7921
10 23,53 0,79 0,6241
11 21,68 -1,06 1,1236
12 22,65 -0,09 0,0081
13 22,53 -0,21 0,0441
14 23,40 0,66 0,4356
15 23,25 0,51 0,2601
16 23,18 0,44 0,1936
17 23,07 0,33 0,1089
18 22,42 -0,32 0,1024
19 22,75 0,01 0,0001
20 22,48 -0,26 0,0676
21 22,88 0,14 0,0196
22 23,38 0,64 0,4096
23 22,72 -0,02 0,0004
24 22,92 0,18 0,0324
25 23,74 1,00 1,0000
26 22,45 -0,29 0,0841
11
27 23,15 0,41 0,1681
28 22,10 -0,64 0,4096
29 22,61 -0,13 0,0169
30 21,70 -1,04 1,0816
31 21,93 -0,81 0,6561
32 21,68 -1,06 1,1236
33 22,78 0,04 0,0016
34 22,39 -0,35 0,1225
35 22,46 -0,28 0,0784
Jumlah 17,1550
Data yang diuji
1 22,712 23,563 22,784 22,445 22,26
Standar deviasi σ=√∑ (X−X )2
n−1=√ 17,1550
34=0,71 cps
Jadi, laju cacah sumber standar (22,74 ± 0,71) cps
22,36 cps ¿ X ¿23,45 cps
Pengujian ke-1 : X = 22,71 cps (Valid)
Pengujian ke-2 : X = 23,56 cps (Tidak Valid)
Pengujian ke-3 : X = 22,78 cps (Valid)
Pengujian ke-4 : X = 22,44 cps (Valid)
Pengujian ke-4 : X = 22,26 cps (Tidak Valid)
12
6.2 Variasi Jarak
a. 2 cm
Rata-rata laju cacah sumber standar = ∑ Xn
=137,94 cps
6=22,99 cps
Cacahan/X (cps) (X n−X ) (X n−X )2
22,78 -0,26 0,067622,39 -1,09 1,188122,46 -0,02 0,000422,71 0,01 0,000123,56 0,51 0,260122,78 0,84 0,7056
Jumlah 2,2219
Standar deviasi σ=√∑ (X−X )2
n−1=√ 2,2219
5=0,67cps
Jadi, laju cacah sumber standar (22.99 ± 0,67) cps
22,32 ¿ X ¿23,66
Pengujian ke-1 : X = 22,20 (Tidak Valid)
Pengujian ke-2 : X = 22,17 (Tidak Valid)
b. 4 cm
Rata-rata laju cacah sumber standar = ∑ Xn
=65,29 cps
6=10,88 cps
Cacahan/X (cps) (X n−X ) (X n−X )2
10,10 -0,78 0,60849,87 -1,01 1,020111,43 0,55 0,302510,73 -0,15 0,022512,23 1,35 1,822510,93 0,05 0,0025
Jumlah 3,7785
13
Standar deviasi σ=√∑ (X−X )2
n−1=√ 3,7785
5=0,87 cps
Jadi, laju cacah sumber standar (10,88 ± 0,87) cps
10,01¿ X ¿ 11,75
Pengujian ke-1 : X = 10,87 (Valid)
Pengujian ke-2 : X = 11,47 (Valid)
c. 6 cm
Rata-rata laju cacah sumber standar = ∑ Xn
=43,03 cps
6=7,17 cps
Cacahan/X (cps) (X n−X ) (X n−X )2
7,23 0,06 0,00366,77 -0,4 0,166,97 -0,2 0,047,83 0,66 0,43566,93 -0,24 0,05767,30 0,13 0,0169
Jumlah 0,7137
Standar deviasi σ=√∑ (X−X )2
n−1=√ 0,7137
5=0,38 cps
Jadi, laju cacah sumber standar (7,17 ± 0,38) cps
6,79 ¿ X ¿ 7,55
Pengujian ke-1 : X = 7,70 (Tidak Valid)
Pengujian ke-2 : X = 7,43 (Valid)
6.3 Penentuan Aktivitas Sumber Unknown
Rata-rata laju cacah sumber standar = ∑ Xn
=52,56 cps
4=13,14 cps
Cacahan/X (cps) (X n−X ) (X n−X )2
13,10 -0,04 0,001612,88 -0,26 0,067613,30 0,16 0,025613,28 0,14 0,0196
14
Jumlah 0,1144
Standar deviasi σ=√∑ (X−X )2
n−1=√ 0,7137
5=0,20 cps
Perhitungan aktivitas sumber standar
A=A0. e− λt=1 µCi .e
−0,6932,6 yrs .3,1 yrs
=0,44 µCi
Perhitungan efisiensi detektor
η=laju cacah sumber standaraktivitas sumber standar
=22,74 cps0,44 μCi
= 22,74 cps
0,44.10−6Ci x 3,7. 1010 dpsCi
¿1,4 x10−3 cps/dps
Sehingga nilai laju cacah sumber X adalah = (13,14 ± 0,20) cps
Aktivitas sumber X = laju caca hsumberefisiensidetektor
= 13,14 cps
1,4 x10−3 cpsdps
=9385,71 dps
¿9385,71 dps x 2,703. 10−11Cidps
=2,54. 10−7 Ci=0,254 μCi .
VII. PEMBAHASAN
Proses peluruhan zat radioaktif merupakan suatu proses yang mengikuti mekanika
kuantum sehingga terjadi atau tidak terjadinya peluruhan tidak dapat dipastikan secara
absolute melainkan hanya berdasakan probabilitas saja. Sumber radioaktif merupakan sumber
yang memeiliki pancaran yang diskrit artinya ketika kita mengukur zat radioaktif maka jika di
lakukan pengukuran ulang hasil yang didaptkan tidak sama, oleh karena itu hasil yang didapat
15
akan beragam atau tidak akan sama sehingga digunkan satitika untuk mendapatkan nilai yang
baik.
Pada pengukuran sumber radioaktif dengan sumber standar Na-22 dengan
menggunakan variasi waktu dan jarak. Pada proses tersebut dalam variasi waktu, ada beberapa
data pengujian yang tidak valid, hal ini disebabkan karena detektor yang digunakan
mengalami “dead time”. Karena intensitas radiasi yang dipancarkan oleh suatu sumber bersifat
acak (random) maka terdapat kemungkinan bahwa beberapa radiasi yang mengenai detektor
tidak tercatat, semakin tinggi intensitasnya (laju cacahnya) semakin banyak radiasi yang tidak
tercatat sehingga hasil pengukuran sistem pencacah lebih sedikit dari seharusnya. Hal inilah
yang menyebabkan pada beberapa pengujian yang dilakukan tidak valid. Tetapi dari hasil
tersebut bahwa sistem detektor yang digunakan masih bsia dikatakan dalam keadaan baik
karena dalam pengujian lebih banyak data yang valid.
Dari data percobaan, dapat dilihat (variasi waktu) bahwa laju cacah setiap waktu tidak
berbeda jauh, sehingga lamanya waktu tidak akan berpengaruh terhadap laju cacah sumber
radiasi. Sedangkan untuk variasi jarak, dengan waktu yang sama akan dihasilkan laju cacah
yang berbeda-beda, hal ini disebabkan karena sifat dari radiasi yang memancarkan radiasi ke
segala arah, sehingga jika sumber radiasi jauh dari detektor maka intensitas sumber radiasi
yang diterima oleh detektor akan semakin kecil (lihat gambar dibawah).
DETEKTOR
16
Efisiensi sistem pencacahan pada praktikum ini adalah 1,39 x10−3 cps /dps. Aktivitas
sumber dihitung dengan persamaan A = A0.e-λt dengan A adalah aktivitas sumber saat
praktikum, A0 adalah aktivitasnya saat pembuatan (Oktober 2011) sehingga diketahui aktivitas
sumber standar saat praktikum adalah 0,44 µCi. Aktivitas sumber X yang belum diketahui
dapat dihitung dari laju cacahnya dibagi dengan efisiensi, sehingga didapat aktivitas sumber X
adalah 9385,71dps atau 0,254 µCi.
VIII. KESIMPULAN
1. Pencacahan radiasi pada dasarnya adalah bahwa radiasi bersifat random (acak) dan
diskrit sehingga dilakukan pencacahan radiasi untuk mengetahui nilai laju cacah
dari zat radioaktif.
2. Hasil cacahan akan dipengaruhi oleh jarak sumber radiasi ke detektor.
3. Detektor yang digunakan pada percobaan ini cukup stabil, hal ini dibuktikan
dengan hasil cacahan yang rata-rata valid.
4. Nilai efisiensi untuk alat pencacah adalah 1,39 x10−3 cps /dps.
5. Aktivitas sumber X adalah 0,255 µCi.
DETEKTOR
17
IX. DAFTAR PUSTAKA
Batan, Pusdiklat. 2005. Statistik Pencacahan Radiasi. Jakarta: Batan Diakses pada tanggal 09
November 2014, Pukul 21.00 WIB.
Tim Asisten Praktikum ADPR . 2014. “Petunjuk Praktikum ADPR” . Yogyakarta: STTN-
BATAN
Wardhana, Wisnu Arya. 2007. “Teknologi Nuklir Proteksi Radiasi dan Aplikasinya”.
Yogyakarta: Andi.
Yogyakarta, 11 November 2014
Asisten Praktikan
Sugili Putra, M.Si Muhmmad Gading Permadi