laporan skill lapangan eptm
TRANSCRIPT
LAPORAN SKILL LAPANGAN
IKTM-EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR
PENGUKURAN TEKANAN DARAH DAN KADAR GULA
DARAH DALAM TUBUH
Oleh :
Azahra Aisyadilla A. I1A110004 (Kelompok 2)
PROGRAM STUDI KESEHAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVRSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2012
LAPORAN SKILL LAPANGAN
IKTM-EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR
Disusun Oleh :
Azahra Aisyadilla A. I1A110004 (Kelompok 2)
Telah disahkan dan diterima dengan baik oleh :
Banjarbaru,…………….2012
Koordinator IKMT-EPTM Tutor,
PSKM FK-UNLAM
Frieda Ani Noor, SKM, M.Kes Ayu Riana Sari A, SKM
NIP. NIP.
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL..................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................... iii
DAFTAR TABEL.................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................... 1
B. Tujuan Kegiatan.................................................................. 2
C. Manfaat Kegiatan................................................................ 3
BAB II METODOLOGI
A. Objek Kegiatan................................................................... 4
B. Instrumen Kegiatan............................................................. 4
C. Prosedur Kegiatan............................................................... 4
D. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data ...................... 6
E. Waktu dan Tempat Kegiatan............................................... 6
BAB III PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan dan Pengukuran.................................... 7
B. Analisis............................................................................... 7
C. Solusi dan Rekomendasi .................................................... 14
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................... 16
B. Saran................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3.1. Level Tekanan Darah Dewasa...……………………………. 7
Tabel 3.2. Kriteria Penegakan Diagnosis Diabetes Mellitus…………… 9
Tabel 3.3. Rumus Angka Kecukupan Gizi……………………………... 11
Tabel 3.4. Rumus Nilai BMR…………………………………………... 12
Tabel 3.5. Daftar Menu Makan yang Dianjurkan………………………. 13
Tabel 3.6. Hasil Persebaran Penyakit Hipertensi dan DM di Kalangan
Dosen dan Staff Administrasi……………………………….. 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi dan Diabetes Mellitus merupakan masalah kesehatan global
yang memerlukan penanggulangan yang baik. Hipertensi merupakan penyakit
yang terjadi akibat peningkatan tekanan darah, seseorang dikatakan hipertensi
apabila memiliki tekanan darah > 140/90 mmHg (1).
Beberapa pasien yang menderita hipertensi mengeluh sakit kepala,
pusing, lemas, sesak nafas, kelelahan, mual, muntah, epistaktis, kesadaran
menurun, kelemahan otot atau perubahan mental. Keadaan ini memerlukan
pemantauan secara berkesinambungan oleh keluarga maupun petugas
kesehatan untuk meminimalkan komplikasi yang dapat terjadi akibat
hipertensi yang tidak terkontrol. Data World Hypertention League Brochure
(2003) menunjukkan bahwa penderita hipertensi di dunia lebih dari 1,5 miliar
jiwa, penggunaan garam yang berlebih menjadi faktor utama dalam
meningkatkan tekanan darah, berdasarkan laporan dari University of Aucland
New Zealand menunjukkan lebih dari 80% penyakit hipertensi terjadi di
Negara berkembang termasuk Indonesia (1).
Hipertensi sering merupakan kondisi asimptomatik. Penemuan kasus
secara dini akan sangat membantu dalam tindakan penatalaksanaan dan
sebagai upaya untuk mencegah kerusakan/kecacatan lebih lanjut. Salah satu
cara yang paling tepat untuk dapat menegakkan diagnosa hipertensi adalah
dengan melakukan pengukuran tekanan darah, baik secara langsung maupun
tidak langsung (1).
Sedangkan Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit
degeneratif yang perlu mendapat perhatian karena banyak komplikasi-
komplikasi yang ditimbulkannya dan merupakan penyakit menahun yang akan
diderita seumur hidup. DM juga sering dikenal dengan nama kencing manis
atau penyakit gula. DM merupakan gejala yang timbul pada diri seseorang
yang disebabkan oleh adanya peningkatan lukosa darah akibat kekurangan
insulin baik absolute maupun relative (2).
Di Indonesia, jumlah penyandang DM semakin tahun semakin
menunjukkan peningkatan yang sangat tinggi. Pada tahun 2000, jumlah
penyandang di Indonesia sebanyak 8,4 juta jiwa dan diperkirakan akan
mencapai 21,3 juta jiwa pada tahun 2030 nanti. Hal tersebut mengakibatkan
Indonesia berada pada peringkat ke empat jumlah penyandang DM di dunia
setelah Amerika serikat, India, dan Cina menurut Reputrawati dalam Hans
(2008) (3).
Tingginya prevalensi di Indonesia, dan perkiraan adanya peningkatan di
tahun-tahun mendatang menyebabkan perlunya antisipasi dan tindakan segera
dalam penatalaksanaan DM. Biaya penanganan DM sangat mahal, diagnosa
dini adalah satu-satunya cara untuk mengendalikan penyakit kronis ini. Oleh
karena itu, langkah awal yang perlu dilakukan yaitu mengukur kadar gula
darah dalam tubuh untuk mendeteksi penyakit tersebut (3).
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka pada kegiatan ini akan
dilakukan bagaimana cara mengukur tekanan darah dan kadar gula darah
dalam tubuh seseorang dan mencegah faktor risiko penyakit serta
mempertahankan agar tekanan darah dan kadar gula darah tersebut tetap
normal.
B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Untuk melakukan cara pengukuran tekanan darah dan kadar gula
darah pada responden di kalangan dosen dan staff administrasi.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tekanan darah dan kadar gula darah dalam tubuh
responden.
b. Untuk mengetahui cara diagnosis dini dari penyakit hipertensi dan
DM.
c. Untuk mengetahui cara mencegah penyakit hipertensi dan DM serta
mempertahankan tekanan darah dan kadar gula darah normal.
d. Untuk mengetahui persebaran penyakit hipertensi dan DM di kalangan
dosen dan staf administrasi Prodi Kesehatan Masyarakat.
C. Manfaat Kegiatan
1. Bagi Peneliti
a. Dapat mengetahui cara pengukuran tekanan darah dan kadar gula
darah dalam tubuh.
b. Dapat menambah pengalaman dan pengetahuan kepada penulis tentang
bagaimana cara mengetahui deteksi dini penyakit melalui tekanan
darah dan kadar gula darah dalam tubuh.
c. Dapat memberikan gambaran dan informasi kepada responden tentang
hasil dari kegiatan pengukuran serta saran terkait masalah.
2. Bagi Responden
Dapat mengetahui tekanan darah dan kadar gula darah dalam tubuh
yang dapat digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui adanya penyakit
hipertensi atau Diabetes Mellitus serta mendapat masukan/saran dalam hal
mencegah dan menanggulangi permasalahan yang muncul dari hasil
pengukuran yang diperoleh.
BAB II
METODOLOGI
A. Objek Kegiatan
Objek kegiatan yang diambil adalah dari kelompok dosen dan staf
administrasi PSKM FK Unlam. Adapun sampel yang diambil adalah salah
satu dosen PSKM berinisial D yang berjenis kelamin perempuan.
B. Instrumen Kegiatan
Dalam kegiatan ini instrument atau peralatan yang digunakan untuk
pengambilan data beserta pendukungnya adalah:
a. Stetoskop, yaitu alat untuk mendengar detak jantung.
b. Spygmomanometer jarum, yaitu alat untuk mengukur tekanan darah dalam
tubuh.
c. Blood Glucose Test Meter, yaitu alat untuk mengukur kadar gula darah
dalam tubuh.
d. Alkohol digunakan untuk sterilisasi.
e. Kapas digunakan untuk mengoleskan alkohol dan membersihkan darah.
f. Lembar isian data dan alat tulis.
g. Kuesioner digunakan untuk mengetahui identitas responden yang meliputi
nama, kondisi kesehatan serta mengetahui aktivitas responden.
C. Prosedur Kegiatan
Prosedur yang dilakukan dalam kegiatan ini melalui tahap-tahap
sebagai berikut:
1. Pengukuran Tekanan Darah
a. Mempersiapkan lembar isian data objek kegiatan dan hasil
pengukuran.
b. Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan untuk pengukuran.
c. Memperkenalkan diri, menyerahkan surat pengantar kegiatan, dan
meminta persetujuan responden.
d. Mempersilahkan responden untuk menggulung lengan baju dan
mengusahakan responden dalam posisi relaks.
e. Membalutkan manset spygomomanometer dengan kencang dan lembut
pada lengan atas responden.
f. Meraba pembuluh darah arteri radialis pada pergelangan tangan
responden untuk menentukan tekanan maksimal pemompaan tekanan
darah.
g. Menutup skrup spygomomanometer kemudian memompa tekanan
dalam manset sampai denyut radial menghilang. Hilangnya denyutan
menunjukkan bahwa tekanan sistolik darah telah dilampaui dan arteri
brakialis telah ditutup. Manset dikembangkan lagi sebesar 20-30
mmHg di atas titik hilangnya denyutan radial.
h. Mengempiskan manset secara perlahan, dan dilakukan pembacaan
secara auskultasi untuk mengukur tekanan diastolik dan sistolik secara
akurat, serta palpasi yang hanya dapat mengukur tekanan sistolik.
i. Meraba pembuluh darah arteri brakhialis pada lengan atas.
Mengauskultasi tekanan darah, ujung stetoskop yang berbentuk corong
atau diafragma diletakkan pada arteri brakhialis.
j. Memompa manset sampai patokan yang sudah didapat sebelumnya
dan mengempiskan manset dengan kecepatan 2-3 mmHg per detik,
sementara kita mendengar awitan bunyi berdetak , yang menunjukkan
tekanan darah sistolik sampai tekanan dalam manset turun di bawah
tekanan diastolik dan pada titik tersebut bunyi akan menghilang.
k. Setelah hasil diketahui, kita dapat mencatat hasil dan memberitahukan
hasilnya kepada responden.
l. Mempersilahkan responden untuk merapikan lengan bajunya dan
memberikan masukan/saran terhadap hasil yang didapat.
m. Mewawancarai responden untuk pengisian kuesioner.
2. Pengukuran Kadar Gula Darah
a. Mempersiapkan lembar isian data objek kegiatan dan hasil
pengukuran.
b. Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan untuk pengukuran.
c. Meminta persetujuan responden dan menanyakan jari mana yang
bersedia untuk diperiksa.
d. Mengoleskan alkohol pada jari yang diperiksa, mengurut jari agar
darah terkumpul di ujung jari.
e. Mengeluarkan setetes darah dari jari dengan menggunakan alat tusuk
kemudian memencet jari untuk memperoleh tetesan darah yang
diperlukan.
f. Menanamkan tetesan darah pada celah dari kertas strip yang terpasang
pada Blood Glucose Test Meter. Jangan lupa membersihkan darah
responden yang masih keluar.
g. Membaca hasil dan memberitahukan hasil kepada responden serta
dapat member masukan/saran terhadap hasil yang didapat.
h. Mewawancari responden untuk pengisian kuesioner.
i. Merapikan alat, membuang alat yang telah digunakan (jarum, kapas,
kertas strip).
D. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data
Data dalam kegiatan ini merupakan data primer yang diperoleh melalui
pemeriksaan langsung terhadap responden berupa pengukuran tekanan darah
dan kadar gula darah serta dengan metode wawancara dengan menggunakan
kuesioner.
E. Waktu dan Tempat Kegiatan
Kegiatan ini dilakukan pada hari Jumat, 11 Mei 2012 di ruangan
kantor PSKM Fakultas Kedokteran UNLAM, Banjarbaru.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan dan Pengukuran
Dari hasil pengamatan dan pengukuran responden didapat hasil
tekanan darah 100/60 mmHg dan kadar gula darah 91 mg/dL. Adapun hasil
kuesioner yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Tinggi badan 158 cm dan berat badan 55 kg.
2. Dalam keluarga responden tidak terdapat riwayat keluarga dengan
hipertensi, DM, ataupun penyakit lain seperti serangan jantung, stroke,
penyakit ginjal.
3. Responden tidak sering melakukan aktivitas fisik seperti olahraga dalam
seminggu dan tidak merokok.
4. Responden mengkonsumsi sayur dan buah serta gula pasir 2-3 sendok
makan (sdm) setiap hari.
B. Analisis
Berdasarkan pengamatan dan pengukuran yang telah dilakukan peneliti
terhadap responden didapatkan hasil pengukuran tekanan darah sebesar
100/60 mmHg yaitu di bawah batas tekanan darah normal 120/80 mmHg yang
berarti tekanan darah responden normal. Batasan tekanan darah bagi orang
dewasa berdasarkan tekanan sistolik dan diastolik seperti pada tabel 3.1.
sebagai berikut (4):
Tabel 3.1. Level Tekanan Darah Dewasa
Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)Normal < 120 <80Prehipertensi 120-139 80-89Hipertensi 140 atau lebih 90 atau lebih
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perubahan tekanan darah
terdiri dari faktor risiko yang dapat dihindari dan faktor risiko yang tidak
dapat dihindari. Faktor risiko yang dapat dihindari yaitu obesitas, konsumsi
garam berlebih, merokok, kopi, dan alkohol. Sedangkan faktor risiko yang
tidak dapat dihindari yaitu faktor genetik (5).
Data yang didapat dari kuesioner menunjukkan bahwa keluarga
responden tidak mempunyai riwayat hipertensi ataupun riwayat penyakit lain
seperti serangan jantung, stroke, penyakit ginjal, dan Diabetes Mellitus.
Tekanan darah dipengaruhi oleh aktivitas fisik dan kegiatan sehari-hari,
dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah saat
beristirahat. Aktivitas kerja responden setiap harinya adalah mengajar yang
termasuk dalam kategori ringan. Shift kerja responden terjadwal dengan jam
kerja yang dimulai dari pagi sampai siang. Responden juga tidak sering
berolahraga dalam seminggu.
Hal terpenting yang mempengaruhi tekanan darah adalah gizi
seimbang dari makanan yang dikonsumsi. Tekanan darah responden yang
normal berhubungan dengan kebiasaan responden yang mengkonsumsi sayur
dan buah setiap hari. Berikut adalah komposisi makanan yang dianjurkan (8):
Asupan garam (Natrium Chlorida) dapat meningkatkan tekanan darah.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa rata-rata penurunan asupan natrium
+ 1,8 gram/hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik 4 mmHg dan
diastolik 2 mmHg pada penderita hipertensi dan penurunan lebih sedikit pada
individu dengan tekanan darah normal. Respon perubahan asupan garam
terhadap tekanan darah bervariasi diantara individu yang dipengaruhi oleh
faktor genetik dan juga faktor usia. Disarankan asupan garam < 6 gram sehari
atau kurang dari 1 sendok teh penuh (8).
Keadaan pikiran juga berpengaruh terhadap tekanan darah sewaktu
dilakukan pengukuran, begitu juga ukuran tubuh. Apabila mempunyai ukuran
tubuh yang termasuk obesitas memungkinkan terjadinya peningkatan tekanan
darah. Berdasarkan hasil wawancara, diketahui tinggi badan 158 cm dan berat
badan 55 kg sehingga didapat hasil Indeks Massa Tubuh (IMT) responden
adalah 22,08 yang termasuk dalam kategori normal dan tidak berisiko untuk
mengalami peningkatan tekanan darah karena berat badan berlebihan
cenderung memiliki tekanan darah yang lebih tinggi daripada mereka yang
kurus. Hal ini disebabkan karena tubuh orang yang memiliki berat badan
berlebih harus bekerja lebih keras untuk membakar kelebihan kalori yang
mereka konsumsi. Sebagian lainnya karena mereka cenderung mengkonsumsi
garam yang lebih banyak (5).
Dari berbagai penelitian lain juga membuktikan bahwa kenaikan berat
badan memang dapat meningkatkan tekanan darah dan terjadinya hipertensi,
walaupun pada program penurunan berat badan. Penurunan tekanan darah
dapat terjadi sebelum tercapai berat badan yang diinginkan. Penurunan sistolik
dan diastolik rata-rata per kg penurunan berat badan adalah 1,6/1,1 mmHg.
Sehingga dianjurkan untuk selalu menjaga berat badan normal, untuk
menghindari terjadinya hipertensi (8).
Pengukuran kadar gula darah responden menunjukkan hasil sebesar 91
mg/dl (kadar gula darah sewaktu). Berdasarkan tabel 3.2 hasil kadar gula
darah responden termasuk kadar gula darah normal karena kurang dari 140
mg/dL. Kriteria penegakan diagnosis Diabetes Mellitus seperti pada tabel 3.2
sebagai berikut (6) :
Tabel 3.2. Kriteria Penegakan Diagnosis Diabetes Mellitus
Glukosa Plasma Puasa
Glukosa Plasma 2 jam setelah makan
Normal < 100 mg/dl <140 mg/dl
Pra-diabetesIFG atau IGT
100-125 mg/dl-
-140-199 mg/dl
Diabetes > 126 mg/dl > 200mg/dl
Keadaan ini didukung dengan data yang didapat dari kuisioner bahwa
responden tidak mempunyai riwayat keluarga DM dan tidak merokok.
Responden juga mengkonsumsi sayur atau buah dan tidak terlalu banyak
mengkonsumsi gula pasir setiap harinya. Akan tetapi, responden jarang
beraktivitas fisik setiap minggunya. Aktivitas fisik berhubungan dengan
pengeluaran dan pemasukan energi/kalori. Pemasukan energi/kalori yang
berlebihan tanpa diseimbangkan dengan pengeluaran dapat mengakibatkan
kegemukan yang merupakan salah satu faktor risiko DM. Responden juga tidak
termasuk obesitas sesuai dengan perhitungan menggunakan Indeks Massa
Tubuh (IMT). Banyak metode yang dapat dilakukan untuk menentukan kriteria
obesitas pada seseorang, Salah satunya adalah pengukuran Indeks Massa
Tubuh (IMT). IMT dihitung dengan menggunakan rumus (7) :
IMT =Berat badan(kg )Tinggi Badan(m)2
Klasifikasi IMT menurut WHO tahun 2004 yaitu ada 6 kategori. IMT
<18,5 maka dikatakan kurus (underweight) dengan tingkat risiko rendah. IMT
18,5-24,9 dikatakan berat badan normal dengan tingkat risiko rata-rata. IMT
25-29,9 dikatakan berat badan berlebih (overweight) dengan tingkta risiko
meningkat. IMT 30-34,9 dikatakan obesitas kelas 1 dengan tingkat risiko
sedang. IMT 35-39,9 dikatakan obesitas kelas 2 dengan tingkat risiko
berbahaya. Sedangkan IMT ≥ 40,0 dikatakan obesitas kelas 3 (obesitas morbid)
dengan tingkat risiko sangat berbahaya (7).
Perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT) responden, sebagai berikut:
IMT =Berat badan(kg )Tinggi Badan(m)2
IMT = 55
(1,58)2
IMT = 552,49
IMT =22,08
Dari hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa IMT responden
termasuk dalam kategori normal karena berada di antara IMT 18,5-24,9 dan
tidak berisiko mengalami Diabetes Mellitus.
Pola makan sehat bertujuan untuk menurunkan dan mempertahankan
berat badan ideal, sehingga dianjurkan untuk menyeimbangkan asupan kalori
dengan kebutuhan energi total dengan membatasi konsumsi makanan yang
mengandung kalori tinggi dan makanan yang memiliki kandungan gula dan
lemak tinggi. Menu seimbang dapat disusun berdasarkan perhitungan angka
kecukupan gizi (AKG) dan aktivitas responden. AKG setiap individu akan
berbeda sesuai dengan kondisi masing-masing. Untuk mengukur AKG bagi
orang dewasa secara cepat, kebutuhan kalori/energi dapat menggunakan
rumus sebagai berikut (9):
Tabel 3.3. Rumus Angka Kecukupan Gizi
Jenis Kelamin Angka Kecukupan Gizi (Kkal/hari)Ringan Sedang Berat
Laki-laki 1,56 x BMR 1,76 x BMR 2,10 x BMRPerempuan 1,55 x BMR 1,70 x BMR 2,00 x BMR
Prinsip untuk menentukan Angka Kecukupan Energi didasarkan pada
pengeluaran energi dimana komponen Basal Metabolic Rate (BMR)
merupakan komponen utama. Nilai BMR ditentukan oleh berat dan susunan
tubuh serta umur dan jenis kelamin. Secara sederhana nilai BMR dapat
ditaksir berdasarkan rumus regresi linier sebagai berikut (9):
Tabel 3.4. Rumus Nilai BMR
Kelompok Umur (tahun)
BMR (Kkal/hari)Laki-laki Perempuan
0-3 60,9 BB + 54 61,0 BB + 513-10 22,7 BB + 495 22,5 BB + 49910-18 17,5 BB + 651 12,2 BB + 746
18-30 15,3 BB + 679 14,7 BB + 49630-60 11,6 BB + 879 8,7 BB + 829>60 13,5 BB + 487 10,5 BB +596
Contoh menu seimbang untuk mempertahankan tekanan darah normal
dan kadar gula normal pada seorang perempuan berumur 23 tahun, tinggi
badan 158, berat badan 55 kg, tekanan darah 110/60 mmHg, kadar gula darah
91 mg/dL, aktivitas ringan dan IMT 22,08 dapat disusun berdasarkan angka
kecukupan gizi (AKG), perhitungannya dapat dilihat sebagai berikut :
BB Ideal = (TB – 100) – 10% (TB – 100)
= (158 – 100) – 10% (158 – 100)
= 52,2
Jadi, kebutuhan energi perempuan tersebut adalah:
BMR = (14,7 BB) + 496
= (14,7 x 55) + 496
= 1304,5
AKG = 1,55 x BMR
= 1,55 x 1304,5
= 2021,975 Kkal
Total kalori yang dibutuhkan dalam sehari adalah 2021,975 Kkal.
Kebutuhan karbohidrat : 65% x 2021,975 = 1314,28 Kkal = 328,57 gram
Kebutuhan protein : 20% x 2021,975 = 404, 395 Kkal = 101,1 gram
Kebutuhan lemak : 15% x 2021,975 = 303,29 Kkal = 33,69 gram
Berdasarkan perhitungan di atas, menu makan dapat disusun dengan
pembagian makanan sehari yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.5. Daftar Menu Makan yang Dianjurkan
Pembagian Makanan SehariBahan Makanan Berat (gram) URT
Pagi : Nasi Telor ayam/susu skim Tempe/tahu SayuranJam 10.00: Buah
10055/4550100
100
¾ gls1btr/3 sdk mkn1 ptg1 gls
Siang: Nasi Daging/ayam Tempe/tahu Sayuran Buah Minyak untuk menggorengJam 16.00: Buah
Malam: Nasi Ikan Tempe/tahu Sayuran Buah Minyak uttuk menumis
100505010010015
200
100505010015015
1 ptg besar
¾ gls1 ptg1 ptg1 gls1 ptg bsr1 sdm
2 ptg besar
¾ gls1 ptg1 ptg1 gls1½ ptg bsr1 sdm
Sayuran yang boleh dikonsumsi adalah sayuran dengan kandungan
kalori rendah seperti oyong, ketimun, kol, labu air, labu siam, lobak, sawi,
rebung, selada, toge, terong dan tomat (9).
Dari pengamatan dan pengukuran yang dilakukan oleh kelompok,
didapat hasil persebaran penyakit hipertensi dan DM pada responden di
kalangan dosen dan staff administrasi yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.6. Hasil Persebaran Penyakit Hipertensi dan DM di Kalangan Dosen
dan Staff Administrasi
NoInisial Nama
Jenis kelamin
Jenis Pekerjaan
Umur (tahun)
Tekanan darah
(mmHg)
Kadar gula
dalam darah
(mm/dl)1 S Perempuan Administrasi
PSKM35 120/80 107
2 D Perempuan Dosen PSKM 23 110/60 913 I Perempuan Pegawai
perpustakaan54 140/90 102
4 D Perempuan Pegawai perpustakaan
39 100/70 128
5 A Perempuan Dosen PSKM 22 110/70 98
6 N Perempuan Dosen PSKM 27 110/70 927 R Perempuan Pegawai
perpustakaan30 100/70 100
8 R Perempuan Administrasi PSKM
24 110/90 135
9 A Laki-laki Staff PSKM 30 100/80 51
Berdasarkan tabel, dapat dijabarkan responden yang menderita
hipertensi hanya 1 orang (11,1%), prehipertensi 1 orang (11,1%), dan normal
7 orang (77,7%). Sedangkan responden yang menderita DM tidak ada
(100%) karena semua kadar gula responden normal.
C. Solusi dan Rekomendasi
Dari hasil pengukuran tekanan darah dan kadar gula darah responden
diketahui bahwa responden mempunyai tekanan darah normal dan kadar gula
darah normal. Solusi dan rekomendasi yang dapat diberikan untuk mengatasi
tekanan darah rendah yaitu dengan melakukan kegiatan fisik dan olahraga
teratur 2-3 kali seminggu sekurangnya 30 menit setiap kali olahraga atau
setiap hari jalan kaki untuk meningkatkan kebugaran, mencegah kelebihan
berat badan, meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot serta memperlambat
proses menua. Beberapa aktivitas yang penting dilakukan seperti waktu
istirahat atau tidur yang cukup, hiburan dan penyaluran hobi yang seimbang
dengan tugas dan kewajiban (8).
Mempertahankan tekanan darah ideal pada 120/80 mmHg perlu
menjadi perhatian tidak saja bagi penderita hipertensi atau hipotensi
melainkan juga oleh setiap orang. Dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi
alkohol atau bahan makanan yang mengandung alkohol karena dapat
meningkatkan tekanan darah. Disamping itu alkohol juga dapat menyebabkan
kecanduan. Pemeriksaan tekanan darah secara teratur minimal 2 minggu sekali
sangat perlu dilakukan, hal ini dimaksudkan untuk mengontrol tekanan darah
dan mempertahankan tekanan darahnya dalam ambang batas normal. Tekanan
darah tinggi tidak dapat di turunkan hingga normal seperti semula, akan
tetapi pengontrolan ini dimaksudkan hanya untuk mempertahankan tekanan
darahnya agar tidak meningkat (8).
Untuk pengukuran kadar gula darah responden hasilnya menunjukkan
kadar gula darah normal sehingga solusi yang perlu diberikan kepada
responden adalah mempertahankan kadar gula darah tersebut dengan
mengkonsumsi makanan yang seimbang sesuai dengan kebutuhan dan makan
teratur. Dianjurkan juga untuk mendapatkan dan mempertahankan berat
badan ideal (9).
Di antara berbagai opsi di atas, pencegahan yang paling murah dan
paling gampang di antaranya adalah olahraga. Olahraga yang paling aman,
ringan, murah dan mudah adalah berlari-lari (jogging). Waktu yang paling
tepat untuk berolahraga khususnya untuk mencegah diabetes adalah di pagi
hari, sekitar pukul enam sampai pukul Sembilan, karena udara bumi masih
tidak terlalu banyak tercampur oleh polutan (10).
Selain itu, konsumsi kopi dan teh dapat meningkatkan sensitifitas
insulin. Penelitian yang dilakukan oleh Arnlov (2004) tentang konsumsi kopi
pada orang sehat yang tidak menderita diabetes ternyata memperlihatkan hasil
yang menemukan bahwa konsumsi kopi dan teh dapat meningkatkan
sensitifitas insulin. Baik kopi maupun teh mengandung senyawa fenol yang
mempunyai aktivitas antioksidan (11) .
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengukuran dan pembahasan, dapat disimpulkan
bahwa pengukuran tekanan darah secara langsung menunjukkan hasil 100/60
mmHg, sedangkan pengukuran kadar gula darah secara langsung
menunjukkan hasil 91 mg/dL. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa tekanan
darah responden normal dan kadar gula darah responden sesudah makan
normal.
Dari kegiatan pengukuran dan pembahasan yang dilakukan oleh
kelompok juga dapat diketahui persebaran penyakit hipertensi dan DM pada
responden di kalangan dosen dan staff administrasi berjumlah 9 orang dengan
hasil responden yang menderita hipertensi hanya 1 orang (11,1%),
prehipertensi 1 orang (11,1%), dan normal 7 orang (77,7%). Sedangkan
responden yang menderita DM tidak ada (100%) karena semua kadar gula
responden normal.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diajukan beberapa saran
sebagai berikut:
1. Bagi responden dianjurkan untuk memperhatikan konsumsi dan pola
makan untuk mempertahankan tekanan darah dan kadar gula darah normal
serta olahraga yang teratur.
2. Menghindari stress akibat kerja agar tekanan darah tetap normal dengan
istirahat yang teratur.
3. Bagi peneliti disarankan untuk penelitian lebih lanjut perlu meningkatkan
keterampilan dalam pengukuran agar dapat memperoleh hasil yang lebih
maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ratnawati D. Sistem Manajemen informasi keperawatan penggunaan 24-hour ambulatory blood pressure monitor sebagai alat pemantauan tekanan darah
pada perawatan rumah pasien hipertensi untuk memantau ada tidaknya kelainan jantung. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Jakarta, 2011.
2. Darusman. Perbedaan perilaku pasien diabetes mellitus pria dan wanita dalam mematuhi pelaksaan diet. Berita Kedokteran Masyarakat 2009; Vol. 25, No.1.
3. Kusumadewi S. Aplikasi informatika medis untuk penatalaksanaan diabetes mellitus secara terpadu. SNATI 2009; ISSN: 1907-5022.
4. ------------- Pangan, kesehatan, dan hipertensi. UPT Balai Informasi Teknologi LIPI. 2009 ; (online) (http://www.bit.lipi.go.id/index.php, diakses 12 Mei 2012).
5. Fida H. Gambaran tekanan darah sebelum dan sesudah bekerja pada tenaga kerja bongkar muat (TKBM) di Pelabuhan Belawan. Univesitas Sumatera Utara. Skripsi. Medan, 2009.
6. DepKes RI. Pharmaceutical care untuk penyakit diabetes mellitus. Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. 2005.
7. ------------- Faktor – faktor yang berhubungan dengan obesitas lansia di posyandu lansia wilayah kerja Puskesmas PB Selayang II Kecamatan Medan Selayang tahun 2011. Universitas Sumatera Utara.
8. Kurniawan A. Gizi seimbang untuk mencegah hipertensi. Direktorat Gizi Masyarakat, 2002.
9. Lingga N. Pengertian gizi medan; FKM Universitas Sumatera Utara. 2010; (online), (http://www.repository.usu.ac.id, diakses 1 April 2012).
10. Setiawan S, Yoga. Pencegahan kencing manis (diabetes mellitus) dengan lari pagi dan konsumsi pangan yang kaya oksidan. Institut Pertanian Bogor, 2009.
11. Tjekyan, Suryadi RM. Risiko penyakit diabetes mellitus tipe 2 di kalangan peminum kopi di kotamadya Palembang tahun 2006-2007. Makara Kesehatan 2007; Vol. 11, No.2.