laporan skill lapangan eptm

32
LAPORAN SKILL LAPANGAN IKTM-EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR PENGUKURAN TEKANAN DARAH DAN KADAR GULA DARAH DALAM TUBUH Oleh : Azahra Aisyadilla A. I1A110004 (Kelompok 2) PROGRAM STUDI KESEHAN MASYARAKAT

Upload: azahra-aisyadilla-a

Post on 04-Aug-2015

67 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Skill Lapangan Eptm

LAPORAN SKILL LAPANGAN

IKTM-EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR

PENGUKURAN TEKANAN DARAH DAN KADAR GULA

DARAH DALAM TUBUH

Oleh :

Azahra Aisyadilla A. I1A110004 (Kelompok 2)

PROGRAM STUDI KESEHAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVRSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2012

Page 2: Laporan Skill Lapangan Eptm

LAPORAN SKILL LAPANGAN

IKTM-EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR

Disusun Oleh :

Azahra Aisyadilla A. I1A110004 (Kelompok 2)

Telah disahkan dan diterima dengan baik oleh :

Banjarbaru,…………….2012

Koordinator IKMT-EPTM Tutor,

PSKM FK-UNLAM

Frieda Ani Noor, SKM, M.Kes Ayu Riana Sari A, SKM

NIP. NIP.

Page 3: Laporan Skill Lapangan Eptm

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL..................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN................................................................. ii

DAFTAR ISI ........................................................................................... iii

DAFTAR TABEL.................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................... 1

B. Tujuan Kegiatan.................................................................. 2

C. Manfaat Kegiatan................................................................ 3

BAB II METODOLOGI

A. Objek Kegiatan................................................................... 4

B. Instrumen Kegiatan............................................................. 4

C. Prosedur Kegiatan............................................................... 4

D. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data ...................... 6

E. Waktu dan Tempat Kegiatan............................................... 6

BAB III PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan dan Pengukuran.................................... 7

B. Analisis............................................................................... 7

C. Solusi dan Rekomendasi .................................................... 14

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................... 16

B. Saran................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 4: Laporan Skill Lapangan Eptm

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.1. Level Tekanan Darah Dewasa...……………………………. 7

Tabel 3.2. Kriteria Penegakan Diagnosis Diabetes Mellitus…………… 9

Tabel 3.3. Rumus Angka Kecukupan Gizi……………………………... 11

Tabel 3.4. Rumus Nilai BMR…………………………………………... 12

Tabel 3.5. Daftar Menu Makan yang Dianjurkan………………………. 13

Tabel 3.6. Hasil Persebaran Penyakit Hipertensi dan DM di Kalangan

Dosen dan Staff Administrasi……………………………….. 14

Page 5: Laporan Skill Lapangan Eptm

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi dan Diabetes Mellitus merupakan masalah kesehatan global

yang memerlukan penanggulangan yang baik. Hipertensi merupakan penyakit

yang terjadi akibat peningkatan tekanan darah, seseorang dikatakan hipertensi

apabila memiliki tekanan darah > 140/90 mmHg (1).

Beberapa pasien yang menderita hipertensi mengeluh sakit kepala,

pusing, lemas, sesak nafas, kelelahan, mual, muntah, epistaktis, kesadaran

menurun, kelemahan otot atau perubahan mental. Keadaan ini memerlukan

pemantauan secara berkesinambungan oleh keluarga maupun petugas

kesehatan untuk meminimalkan komplikasi yang dapat terjadi akibat

hipertensi yang tidak terkontrol. Data World Hypertention League Brochure

(2003) menunjukkan bahwa penderita hipertensi di dunia lebih dari 1,5 miliar

jiwa, penggunaan garam yang berlebih menjadi faktor utama dalam

meningkatkan tekanan darah, berdasarkan laporan dari University of Aucland

New Zealand menunjukkan lebih dari 80% penyakit hipertensi terjadi di

Negara berkembang termasuk Indonesia (1).

Hipertensi sering merupakan kondisi asimptomatik. Penemuan kasus

secara dini akan sangat membantu dalam tindakan penatalaksanaan dan

sebagai upaya untuk mencegah kerusakan/kecacatan lebih lanjut. Salah satu

cara yang paling tepat untuk dapat menegakkan diagnosa hipertensi adalah

dengan melakukan pengukuran tekanan darah, baik secara langsung maupun

tidak langsung (1).

Sedangkan Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit

degeneratif yang perlu mendapat perhatian karena banyak komplikasi-

komplikasi yang ditimbulkannya dan merupakan penyakit menahun yang akan

diderita seumur hidup. DM juga sering dikenal dengan nama kencing manis

atau penyakit gula. DM merupakan gejala yang timbul pada diri seseorang

Page 6: Laporan Skill Lapangan Eptm

yang disebabkan oleh adanya peningkatan lukosa darah akibat kekurangan

insulin baik absolute maupun relative (2).

Di Indonesia, jumlah penyandang DM semakin tahun semakin

menunjukkan peningkatan yang sangat tinggi. Pada tahun 2000, jumlah

penyandang di Indonesia sebanyak 8,4 juta jiwa dan diperkirakan akan

mencapai 21,3 juta jiwa pada tahun 2030 nanti. Hal tersebut mengakibatkan

Indonesia berada pada peringkat ke empat jumlah penyandang DM di dunia

setelah Amerika serikat, India, dan Cina menurut Reputrawati dalam Hans

(2008) (3).

Tingginya prevalensi di Indonesia, dan perkiraan adanya peningkatan di

tahun-tahun mendatang menyebabkan perlunya antisipasi dan tindakan segera

dalam penatalaksanaan DM. Biaya penanganan DM sangat mahal, diagnosa

dini adalah satu-satunya cara untuk mengendalikan penyakit kronis ini. Oleh

karena itu, langkah awal yang perlu dilakukan yaitu mengukur kadar gula

darah dalam tubuh untuk mendeteksi penyakit tersebut (3).

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka pada kegiatan ini akan

dilakukan bagaimana cara mengukur tekanan darah dan kadar gula darah

dalam tubuh seseorang dan mencegah faktor risiko penyakit serta

mempertahankan agar tekanan darah dan kadar gula darah tersebut tetap

normal.

B. Tujuan Kegiatan

1. Tujuan Umum

Untuk melakukan cara pengukuran tekanan darah dan kadar gula

darah pada responden di kalangan dosen dan staff administrasi.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tekanan darah dan kadar gula darah dalam tubuh

responden.

b. Untuk mengetahui cara diagnosis dini dari penyakit hipertensi dan

DM.

Page 7: Laporan Skill Lapangan Eptm

c. Untuk mengetahui cara mencegah penyakit hipertensi dan DM serta

mempertahankan tekanan darah dan kadar gula darah normal.

d. Untuk mengetahui persebaran penyakit hipertensi dan DM di kalangan

dosen dan staf administrasi Prodi Kesehatan Masyarakat.

C. Manfaat Kegiatan

1. Bagi Peneliti

a. Dapat mengetahui cara pengukuran tekanan darah dan kadar gula

darah dalam tubuh.

b. Dapat menambah pengalaman dan pengetahuan kepada penulis tentang

bagaimana cara mengetahui deteksi dini penyakit melalui tekanan

darah dan kadar gula darah dalam tubuh.

c. Dapat memberikan gambaran dan informasi kepada responden tentang

hasil dari kegiatan pengukuran serta saran terkait masalah.

2. Bagi Responden

Dapat mengetahui tekanan darah dan kadar gula darah dalam tubuh

yang dapat digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui adanya penyakit

hipertensi atau Diabetes Mellitus serta mendapat masukan/saran dalam hal

mencegah dan menanggulangi permasalahan yang muncul dari hasil

pengukuran yang diperoleh.

Page 8: Laporan Skill Lapangan Eptm

BAB II

METODOLOGI

A. Objek Kegiatan

Objek kegiatan yang diambil adalah dari kelompok dosen dan staf

administrasi PSKM FK Unlam. Adapun sampel yang diambil adalah salah

satu dosen PSKM berinisial D yang berjenis kelamin perempuan.

B. Instrumen Kegiatan

Dalam kegiatan ini instrument atau peralatan yang digunakan untuk

pengambilan data beserta pendukungnya adalah:

a. Stetoskop, yaitu alat untuk mendengar detak jantung.

b. Spygmomanometer jarum, yaitu alat untuk mengukur tekanan darah dalam

tubuh.

c. Blood Glucose Test Meter, yaitu alat untuk mengukur kadar gula darah

dalam tubuh.

d. Alkohol digunakan untuk sterilisasi.

e. Kapas digunakan untuk mengoleskan alkohol dan membersihkan darah.

f. Lembar isian data dan alat tulis.

g. Kuesioner digunakan untuk mengetahui identitas responden yang meliputi

nama, kondisi kesehatan serta mengetahui aktivitas responden.

C. Prosedur Kegiatan

Prosedur yang dilakukan dalam kegiatan ini melalui tahap-tahap

sebagai berikut:

1. Pengukuran Tekanan Darah

a. Mempersiapkan lembar isian data objek kegiatan dan hasil

pengukuran.

b. Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan untuk pengukuran.

c. Memperkenalkan diri, menyerahkan surat pengantar kegiatan, dan

meminta persetujuan responden.

Page 9: Laporan Skill Lapangan Eptm

d. Mempersilahkan responden untuk menggulung lengan baju dan

mengusahakan responden dalam posisi relaks.

e. Membalutkan manset spygomomanometer dengan kencang dan lembut

pada lengan atas responden.

f. Meraba pembuluh darah arteri radialis pada pergelangan tangan

responden untuk menentukan tekanan maksimal pemompaan tekanan

darah.

g. Menutup skrup spygomomanometer kemudian memompa tekanan

dalam manset sampai denyut radial menghilang. Hilangnya denyutan

menunjukkan bahwa tekanan sistolik darah telah dilampaui dan arteri

brakialis telah ditutup. Manset dikembangkan lagi sebesar 20-30

mmHg di atas titik hilangnya denyutan radial.

h. Mengempiskan manset secara perlahan, dan dilakukan pembacaan

secara auskultasi untuk mengukur tekanan diastolik dan sistolik secara

akurat, serta palpasi yang hanya dapat mengukur tekanan sistolik.

i. Meraba pembuluh darah arteri brakhialis pada lengan atas.

Mengauskultasi tekanan darah, ujung stetoskop yang berbentuk corong

atau diafragma diletakkan pada arteri brakhialis.

j. Memompa manset sampai patokan yang sudah didapat sebelumnya

dan mengempiskan manset dengan kecepatan 2-3 mmHg per detik,

sementara kita mendengar awitan bunyi berdetak , yang menunjukkan

tekanan darah sistolik sampai tekanan dalam manset turun di bawah

tekanan diastolik dan pada titik tersebut bunyi akan menghilang.

k. Setelah hasil diketahui, kita dapat mencatat hasil dan memberitahukan

hasilnya kepada responden.

l. Mempersilahkan responden untuk merapikan lengan bajunya dan

memberikan masukan/saran terhadap hasil yang didapat.

m. Mewawancarai responden untuk pengisian kuesioner.

Page 10: Laporan Skill Lapangan Eptm

2. Pengukuran Kadar Gula Darah

a. Mempersiapkan lembar isian data objek kegiatan dan hasil

pengukuran.

b. Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan untuk pengukuran.

c. Meminta persetujuan responden dan menanyakan jari mana yang

bersedia untuk diperiksa.

d. Mengoleskan alkohol pada jari yang diperiksa, mengurut jari agar

darah terkumpul di ujung jari.

e. Mengeluarkan setetes darah dari jari dengan menggunakan alat tusuk

kemudian memencet jari untuk memperoleh tetesan darah yang

diperlukan.

f. Menanamkan tetesan darah pada celah dari kertas strip yang terpasang

pada Blood Glucose Test Meter. Jangan lupa membersihkan darah

responden yang masih keluar.

g. Membaca hasil dan memberitahukan hasil kepada responden serta

dapat member masukan/saran terhadap hasil yang didapat.

h. Mewawancari responden untuk pengisian kuesioner.

i. Merapikan alat, membuang alat yang telah digunakan (jarum, kapas,

kertas strip).

D. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

Data dalam kegiatan ini merupakan data primer yang diperoleh melalui

pemeriksaan langsung terhadap responden berupa pengukuran tekanan darah

dan kadar gula darah serta dengan metode wawancara dengan menggunakan

kuesioner.

E. Waktu dan Tempat Kegiatan

Kegiatan ini dilakukan pada hari Jumat, 11 Mei 2012 di ruangan

kantor PSKM Fakultas Kedokteran UNLAM, Banjarbaru.

Page 11: Laporan Skill Lapangan Eptm

BAB III

PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan dan Pengukuran

Dari hasil pengamatan dan pengukuran responden didapat hasil

tekanan darah 100/60 mmHg dan kadar gula darah 91 mg/dL. Adapun hasil

kuesioner yang diperoleh adalah sebagai berikut:

1. Tinggi badan 158 cm dan berat badan 55 kg.

2. Dalam keluarga responden tidak terdapat riwayat keluarga dengan

hipertensi, DM, ataupun penyakit lain seperti serangan jantung, stroke,

penyakit ginjal.

3. Responden tidak sering melakukan aktivitas fisik seperti olahraga dalam

seminggu dan tidak merokok.

4. Responden mengkonsumsi sayur dan buah serta gula pasir 2-3 sendok

makan (sdm) setiap hari.

B. Analisis

Berdasarkan pengamatan dan pengukuran yang telah dilakukan peneliti

terhadap responden didapatkan hasil pengukuran tekanan darah sebesar

100/60 mmHg yaitu di bawah batas tekanan darah normal 120/80 mmHg yang

berarti tekanan darah responden normal. Batasan tekanan darah bagi orang

dewasa berdasarkan tekanan sistolik dan diastolik seperti pada tabel 3.1.

sebagai berikut (4):

Tabel 3.1. Level Tekanan Darah Dewasa

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)Normal < 120 <80Prehipertensi 120-139 80-89Hipertensi 140 atau lebih 90 atau lebih

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perubahan tekanan darah

terdiri dari faktor risiko yang dapat dihindari dan faktor risiko yang tidak

dapat dihindari. Faktor risiko yang dapat dihindari yaitu obesitas, konsumsi

Page 12: Laporan Skill Lapangan Eptm

garam berlebih, merokok, kopi, dan alkohol. Sedangkan faktor risiko yang

tidak dapat dihindari yaitu faktor genetik (5).

Data yang didapat dari kuesioner menunjukkan bahwa keluarga

responden tidak mempunyai riwayat hipertensi ataupun riwayat penyakit lain

seperti serangan jantung, stroke, penyakit ginjal, dan Diabetes Mellitus.

Tekanan darah dipengaruhi oleh aktivitas fisik dan kegiatan sehari-hari,

dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah saat

beristirahat. Aktivitas kerja responden setiap harinya adalah mengajar yang

termasuk dalam kategori ringan. Shift kerja responden terjadwal dengan jam

kerja yang dimulai dari pagi sampai siang. Responden juga tidak sering

berolahraga dalam seminggu.

Hal terpenting yang mempengaruhi tekanan darah adalah gizi

seimbang dari makanan yang dikonsumsi. Tekanan darah responden yang

normal berhubungan dengan kebiasaan responden yang mengkonsumsi sayur

dan buah setiap hari. Berikut adalah komposisi makanan yang dianjurkan (8):

Asupan garam (Natrium Chlorida) dapat meningkatkan tekanan darah.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa rata-rata penurunan asupan natrium

+ 1,8 gram/hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik 4 mmHg dan

diastolik 2 mmHg pada penderita hipertensi dan penurunan lebih sedikit pada

Page 13: Laporan Skill Lapangan Eptm

individu dengan tekanan darah normal. Respon perubahan asupan garam

terhadap tekanan darah bervariasi diantara individu yang dipengaruhi oleh

faktor genetik dan juga faktor usia. Disarankan asupan garam < 6 gram sehari

atau kurang dari 1 sendok teh penuh (8).

Keadaan pikiran juga berpengaruh terhadap tekanan darah sewaktu

dilakukan pengukuran, begitu juga ukuran tubuh. Apabila mempunyai ukuran

tubuh yang termasuk obesitas memungkinkan terjadinya peningkatan tekanan

darah. Berdasarkan hasil wawancara, diketahui tinggi badan 158 cm dan berat

badan 55 kg sehingga didapat hasil Indeks Massa Tubuh (IMT) responden

adalah 22,08 yang termasuk dalam kategori normal dan tidak berisiko untuk

mengalami peningkatan tekanan darah karena berat badan berlebihan

cenderung memiliki tekanan darah yang lebih tinggi daripada mereka yang

kurus. Hal ini disebabkan karena tubuh orang yang memiliki berat badan

berlebih harus bekerja lebih keras untuk membakar kelebihan kalori yang

mereka konsumsi. Sebagian lainnya karena mereka cenderung mengkonsumsi

garam yang lebih banyak (5).

Dari berbagai penelitian lain juga membuktikan bahwa kenaikan berat

badan memang dapat meningkatkan tekanan darah dan terjadinya hipertensi,

walaupun pada program penurunan berat badan. Penurunan tekanan darah

dapat terjadi sebelum tercapai berat badan yang diinginkan. Penurunan sistolik

dan diastolik rata-rata per kg penurunan berat badan adalah 1,6/1,1 mmHg.

Sehingga dianjurkan untuk selalu menjaga berat badan normal, untuk

menghindari terjadinya hipertensi (8).

Pengukuran kadar gula darah responden menunjukkan hasil sebesar 91

mg/dl (kadar gula darah sewaktu). Berdasarkan tabel 3.2 hasil kadar gula

darah responden termasuk kadar gula darah normal karena kurang dari 140

mg/dL. Kriteria penegakan diagnosis Diabetes Mellitus seperti pada tabel 3.2

sebagai berikut (6) :

Tabel 3.2. Kriteria Penegakan Diagnosis Diabetes Mellitus

Glukosa Plasma Puasa

Glukosa Plasma 2 jam setelah makan

Normal < 100 mg/dl <140 mg/dl

Page 14: Laporan Skill Lapangan Eptm

Pra-diabetesIFG atau IGT

100-125 mg/dl-

-140-199 mg/dl

Diabetes > 126 mg/dl > 200mg/dl

Keadaan ini didukung dengan data yang didapat dari kuisioner bahwa

responden tidak mempunyai riwayat keluarga DM dan tidak merokok.

Responden juga mengkonsumsi sayur atau buah dan tidak terlalu banyak

mengkonsumsi gula pasir setiap harinya. Akan tetapi, responden jarang

beraktivitas fisik setiap minggunya. Aktivitas fisik berhubungan dengan

pengeluaran dan pemasukan energi/kalori. Pemasukan energi/kalori yang

berlebihan tanpa diseimbangkan dengan pengeluaran dapat mengakibatkan

kegemukan yang merupakan salah satu faktor risiko DM. Responden juga tidak

termasuk obesitas sesuai dengan perhitungan menggunakan Indeks Massa

Tubuh (IMT). Banyak metode yang dapat dilakukan untuk menentukan kriteria

obesitas pada seseorang, Salah satunya adalah pengukuran Indeks Massa

Tubuh (IMT). IMT dihitung dengan menggunakan rumus (7) :

IMT =Berat badan(kg )Tinggi Badan(m)2

Klasifikasi IMT menurut WHO tahun 2004 yaitu ada 6 kategori. IMT

<18,5 maka dikatakan kurus (underweight) dengan tingkat risiko rendah. IMT

18,5-24,9 dikatakan berat badan normal dengan tingkat risiko rata-rata. IMT

25-29,9 dikatakan berat badan berlebih (overweight) dengan tingkta risiko

meningkat. IMT 30-34,9 dikatakan obesitas kelas 1 dengan tingkat risiko

sedang. IMT 35-39,9 dikatakan obesitas kelas 2 dengan tingkat risiko

berbahaya. Sedangkan IMT ≥ 40,0 dikatakan obesitas kelas 3 (obesitas morbid)

dengan tingkat risiko sangat berbahaya (7).

Perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT) responden, sebagai berikut:

IMT =Berat badan(kg )Tinggi Badan(m)2

Page 15: Laporan Skill Lapangan Eptm

IMT = 55

(1,58)2

IMT = 552,49

IMT =22,08

Dari hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa IMT responden

termasuk dalam kategori normal karena berada di antara IMT 18,5-24,9 dan

tidak berisiko mengalami Diabetes Mellitus.

Pola makan sehat bertujuan untuk menurunkan dan mempertahankan

berat badan ideal, sehingga dianjurkan untuk menyeimbangkan asupan kalori

dengan kebutuhan energi total dengan membatasi konsumsi makanan yang

mengandung kalori tinggi dan makanan yang memiliki kandungan gula dan

lemak tinggi. Menu seimbang dapat disusun berdasarkan perhitungan angka

kecukupan gizi (AKG) dan aktivitas responden. AKG setiap individu akan

berbeda sesuai dengan kondisi masing-masing. Untuk mengukur AKG bagi

orang dewasa secara cepat, kebutuhan kalori/energi dapat menggunakan

rumus sebagai berikut (9):

Tabel 3.3. Rumus Angka Kecukupan Gizi

Jenis Kelamin Angka Kecukupan Gizi (Kkal/hari)Ringan Sedang Berat

Laki-laki 1,56 x BMR 1,76 x BMR 2,10 x BMRPerempuan 1,55 x BMR 1,70 x BMR 2,00 x BMR

Prinsip untuk menentukan Angka Kecukupan Energi didasarkan pada

pengeluaran energi dimana komponen Basal Metabolic Rate (BMR)

merupakan komponen utama. Nilai BMR ditentukan oleh berat dan susunan

tubuh serta umur dan jenis kelamin. Secara sederhana nilai BMR dapat

ditaksir berdasarkan rumus regresi linier sebagai berikut (9):

Tabel 3.4. Rumus Nilai BMR

Kelompok Umur (tahun)

BMR (Kkal/hari)Laki-laki Perempuan

0-3 60,9 BB + 54 61,0 BB + 513-10 22,7 BB + 495 22,5 BB + 49910-18 17,5 BB + 651 12,2 BB + 746

Page 16: Laporan Skill Lapangan Eptm

18-30 15,3 BB + 679 14,7 BB + 49630-60 11,6 BB + 879 8,7 BB + 829>60 13,5 BB + 487 10,5 BB +596

Contoh menu seimbang untuk mempertahankan tekanan darah normal

dan kadar gula normal pada seorang perempuan berumur 23 tahun, tinggi

badan 158, berat badan 55 kg, tekanan darah 110/60 mmHg, kadar gula darah

91 mg/dL, aktivitas ringan dan IMT 22,08 dapat disusun berdasarkan angka

kecukupan gizi (AKG), perhitungannya dapat dilihat sebagai berikut :

BB Ideal = (TB – 100) – 10% (TB – 100)

= (158 – 100) – 10% (158 – 100)

= 52,2

Jadi, kebutuhan energi perempuan tersebut adalah:

BMR = (14,7 BB) + 496

= (14,7 x 55) + 496

= 1304,5

AKG = 1,55 x BMR

= 1,55 x 1304,5

= 2021,975 Kkal

Total kalori yang dibutuhkan dalam sehari adalah 2021,975 Kkal.

Kebutuhan karbohidrat : 65% x 2021,975 = 1314,28 Kkal = 328,57 gram

Kebutuhan protein : 20% x 2021,975 = 404, 395 Kkal = 101,1 gram

Kebutuhan lemak : 15% x 2021,975 = 303,29 Kkal = 33,69 gram

Berdasarkan perhitungan di atas, menu makan dapat disusun dengan

pembagian makanan sehari yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.5. Daftar Menu Makan yang Dianjurkan

Pembagian Makanan SehariBahan Makanan Berat (gram) URT

Pagi : Nasi Telor ayam/susu skim Tempe/tahu SayuranJam 10.00: Buah

10055/4550100

100

¾ gls1btr/3 sdk mkn1 ptg1 gls

Page 17: Laporan Skill Lapangan Eptm

Siang: Nasi Daging/ayam Tempe/tahu Sayuran Buah Minyak untuk menggorengJam 16.00: Buah

Malam: Nasi Ikan Tempe/tahu Sayuran Buah Minyak uttuk menumis

100505010010015

200

100505010015015

1 ptg besar

¾ gls1 ptg1 ptg1 gls1 ptg bsr1 sdm

2 ptg besar

¾ gls1 ptg1 ptg1 gls1½ ptg bsr1 sdm

Sayuran yang boleh dikonsumsi adalah sayuran dengan kandungan

kalori rendah seperti oyong, ketimun, kol, labu air, labu siam, lobak, sawi,

rebung, selada, toge, terong dan tomat (9).

Dari pengamatan dan pengukuran yang dilakukan oleh kelompok,

didapat hasil persebaran penyakit hipertensi dan DM pada responden di

kalangan dosen dan staff administrasi yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.6. Hasil Persebaran Penyakit Hipertensi dan DM di Kalangan Dosen

dan Staff Administrasi

NoInisial Nama

Jenis kelamin

Jenis Pekerjaan

Umur (tahun)

Tekanan darah

(mmHg)

Kadar gula

dalam darah

(mm/dl)1 S Perempuan Administrasi

PSKM35 120/80 107

2 D Perempuan Dosen PSKM 23 110/60 913 I Perempuan Pegawai

perpustakaan54 140/90 102

4 D Perempuan Pegawai perpustakaan

39 100/70 128

5 A Perempuan Dosen PSKM 22 110/70 98

Page 18: Laporan Skill Lapangan Eptm

6 N Perempuan Dosen PSKM 27 110/70 927 R Perempuan Pegawai

perpustakaan30 100/70 100

8 R Perempuan Administrasi PSKM

24 110/90 135

9 A Laki-laki Staff PSKM 30 100/80 51

Berdasarkan tabel, dapat dijabarkan responden yang menderita

hipertensi hanya 1 orang (11,1%), prehipertensi 1 orang (11,1%), dan normal

7 orang (77,7%). Sedangkan responden yang menderita DM tidak ada

(100%) karena semua kadar gula responden normal.

C. Solusi dan Rekomendasi

Dari hasil pengukuran tekanan darah dan kadar gula darah responden

diketahui bahwa responden mempunyai tekanan darah normal dan kadar gula

darah normal. Solusi dan rekomendasi yang dapat diberikan untuk mengatasi

tekanan darah rendah yaitu dengan melakukan kegiatan fisik dan olahraga

teratur 2-3 kali seminggu sekurangnya 30 menit setiap kali olahraga atau

setiap hari jalan kaki untuk meningkatkan kebugaran, mencegah kelebihan

berat badan, meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot serta memperlambat

proses menua. Beberapa aktivitas yang penting dilakukan seperti waktu

istirahat atau tidur yang cukup, hiburan dan penyaluran hobi yang seimbang

dengan tugas dan kewajiban (8).

Mempertahankan tekanan darah ideal pada 120/80 mmHg perlu

menjadi perhatian tidak saja bagi penderita hipertensi atau hipotensi

melainkan juga oleh setiap orang. Dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi

alkohol atau bahan makanan yang mengandung alkohol karena dapat

meningkatkan tekanan darah. Disamping itu alkohol juga dapat menyebabkan

kecanduan. Pemeriksaan tekanan darah secara teratur minimal 2 minggu sekali

sangat perlu dilakukan, hal ini dimaksudkan untuk mengontrol tekanan darah

dan mempertahankan tekanan darahnya dalam ambang batas normal. Tekanan

darah tinggi tidak dapat di turunkan hingga normal seperti semula, akan

Page 19: Laporan Skill Lapangan Eptm

tetapi pengontrolan ini dimaksudkan hanya untuk mempertahankan tekanan

darahnya agar tidak meningkat (8).

Untuk pengukuran kadar gula darah responden hasilnya menunjukkan

kadar gula darah normal sehingga solusi yang perlu diberikan kepada

responden adalah mempertahankan kadar gula darah tersebut dengan

mengkonsumsi makanan yang seimbang sesuai dengan kebutuhan dan makan

teratur. Dianjurkan juga untuk mendapatkan dan mempertahankan berat

badan ideal (9).

Di antara berbagai opsi di atas, pencegahan yang paling murah dan

paling gampang di antaranya adalah olahraga. Olahraga yang paling aman,

ringan, murah dan mudah adalah berlari-lari (jogging). Waktu yang paling

tepat untuk berolahraga khususnya untuk mencegah diabetes adalah di pagi

hari, sekitar pukul enam sampai pukul Sembilan, karena udara bumi masih

tidak terlalu banyak tercampur oleh polutan (10).

Selain itu, konsumsi kopi dan teh dapat meningkatkan sensitifitas

insulin. Penelitian yang dilakukan oleh Arnlov (2004) tentang konsumsi kopi

pada orang sehat yang tidak menderita diabetes ternyata memperlihatkan hasil

yang menemukan bahwa konsumsi kopi dan teh dapat meningkatkan

sensitifitas insulin. Baik kopi maupun teh mengandung senyawa fenol yang

mempunyai aktivitas antioksidan (11) .

BAB IV

PENUTUP

Page 20: Laporan Skill Lapangan Eptm

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengukuran dan pembahasan, dapat disimpulkan

bahwa pengukuran tekanan darah secara langsung menunjukkan hasil 100/60

mmHg, sedangkan pengukuran kadar gula darah secara langsung

menunjukkan hasil 91 mg/dL. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa tekanan

darah responden normal dan kadar gula darah responden sesudah makan

normal.

Dari kegiatan pengukuran dan pembahasan yang dilakukan oleh

kelompok juga dapat diketahui persebaran penyakit hipertensi dan DM pada

responden di kalangan dosen dan staff administrasi berjumlah 9 orang dengan

hasil responden yang menderita hipertensi hanya 1 orang (11,1%),

prehipertensi 1 orang (11,1%), dan normal 7 orang (77,7%). Sedangkan

responden yang menderita DM tidak ada (100%) karena semua kadar gula

responden normal.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diajukan beberapa saran

sebagai berikut:

1. Bagi responden dianjurkan untuk memperhatikan konsumsi dan pola

makan untuk mempertahankan tekanan darah dan kadar gula darah normal

serta olahraga yang teratur.

2. Menghindari stress akibat kerja agar tekanan darah tetap normal dengan

istirahat yang teratur.

3. Bagi peneliti disarankan untuk penelitian lebih lanjut perlu meningkatkan

keterampilan dalam pengukuran agar dapat memperoleh hasil yang lebih

maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ratnawati D. Sistem Manajemen informasi keperawatan penggunaan 24-hour ambulatory blood pressure monitor sebagai alat pemantauan tekanan darah

Page 21: Laporan Skill Lapangan Eptm

pada perawatan rumah pasien hipertensi untuk memantau ada tidaknya kelainan jantung. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Jakarta, 2011.

2. Darusman. Perbedaan perilaku pasien diabetes mellitus pria dan wanita dalam mematuhi pelaksaan diet. Berita Kedokteran Masyarakat 2009; Vol. 25, No.1.

3. Kusumadewi S. Aplikasi informatika medis untuk penatalaksanaan diabetes mellitus secara terpadu. SNATI 2009; ISSN: 1907-5022.

4. ------------- Pangan, kesehatan, dan hipertensi. UPT Balai Informasi Teknologi LIPI. 2009 ; (online) (http://www.bit.lipi.go.id/index.php, diakses 12 Mei 2012).

5. Fida H. Gambaran tekanan darah sebelum dan sesudah bekerja pada tenaga kerja bongkar muat (TKBM) di Pelabuhan Belawan. Univesitas Sumatera Utara. Skripsi. Medan, 2009.

6. DepKes RI. Pharmaceutical care untuk penyakit diabetes mellitus. Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. 2005.

7. ------------- Faktor – faktor yang berhubungan dengan obesitas lansia di posyandu lansia wilayah kerja Puskesmas PB Selayang II Kecamatan Medan Selayang tahun 2011. Universitas Sumatera Utara.

8. Kurniawan A. Gizi seimbang untuk mencegah hipertensi. Direktorat Gizi Masyarakat, 2002.

9. Lingga N. Pengertian gizi medan; FKM Universitas Sumatera Utara. 2010; (online), (http://www.repository.usu.ac.id, diakses 1 April 2012).

10. Setiawan S, Yoga. Pencegahan kencing manis (diabetes mellitus) dengan lari pagi dan konsumsi pangan yang kaya oksidan. Institut Pertanian Bogor, 2009.

11. Tjekyan, Suryadi RM. Risiko penyakit diabetes mellitus tipe 2 di kalangan peminum kopi di kotamadya Palembang tahun 2006-2007. Makara Kesehatan 2007; Vol. 11, No.2.