laporan praktek belajar lapangan

28
DI KELURAHAN URUNG KOMPAS KECAMATAN RANTAU SELATAN KABUPATEN LABUHANBATU AKADEMI KEBIDANAN IKA BINA LABUHANBATU TAHUN 2015

Upload: nurma-diana-poetrisst

Post on 27-Jan-2016

45 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Contoh Laporan Praktek Belajar Lapangan untuk Tingkat III Semester Vi D III Kebidanan

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktek Belajar Lapangan

DI KELURAHAN URUNG KOMPAS

KECAMATAN RANTAU SELATAN

KABUPATEN LABUHANBATU

AKADEMI KEBIDANAN IKA BINA

LABUHANBATU

TAHUN 2015

Page 2: Laporan Praktek Belajar Lapangan

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN ( PBL ) DI KELURAHAN URUNG KOMPAS KECAMATAN RANTAU SELATAN

KABUPATEN LABUHANBATUTAHUN 2015

DOSEN PEMBIMBING :

RANI DARMA SAKTI TANJUNG,SST,M.KES

DIKETAHUIDIREKTUR AKBID IKA BINA LABUHANBATU

RANI DARMA SAKTI TANJUNG,SST,M.KES

Page 3: Laporan Praktek Belajar Lapangan

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas Rahmat dan Hidayah-Nya

sehingga dapat menyelesaikan laporan belajar lapangan (PBL) di Kelurahan Urung

Kompas Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu.

Kegiatan Praktek Belajar Lapangan (PBL) ini merupakan salah satu kegiatan

yang dilakukan mahasiswa Akademi Kebidanan Ika Bina Labuhanbatu pada semester

genap, sebagai aplikasi dan penerapan ilmu yang nyata terhadap masyarakat yang

diperoleh dari pendidikan Akademi Kebidanan Ika Bina Labuhanbatu.

Dalam penyusunan laporan praktek belajar lapangan ini, banyak terdapat

kekurangan, baik dari segi isi maupun tehnik penyusunan. Untuk itu diharapkan kritik

dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan laporan ini selanjutnya.

Terima kasih kami ucapkan kepada pihak-pihak yang banyak membantu dalam

proses pembuatan laporan ini. Apabila terdapat kesalahan kami mohon maaf dan

semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Penulis

Rantauprapat, September

2015

Page 4: Laporan Praktek Belajar Lapangan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan adalah impian semua penduduk di muka bumi, tidak terkecuali

Indonesia. Indonesia bahkan telah dua kali mencanangkan program Indonesia Sehat.

Yang pertama pada 2010, dimana indikator untuk menuju ke arah Indonesia sehat

masih belum terpenuhi dan kemudian diperbaharui menjadi Indonesia sehat 2015

(Andri,2012).

Gambaran masyarakat Indonesia Sehat 2015 di masa depan yang ingin dicapai

melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai

oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki

kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan

merata, serta memiliki derajat yang setingi-tingginya di seluruh Republik Indonesia.

Tepatnya pada Tahun 2000, para pemimpin dunia bertemu di New York dan

menandatangani “Deklarasi Milenium” yang berisi komitmen untuk mempercepat

pembangunan manusia dan pemberantasan kemiskinan. Komitmen tersebut

diterjemahkan menjadi beberapa tujuan dan target yang dikenal dengan Milennium

Development Goals (MDGs). Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan

pembangunan asyarakat pada tahun 2015.

Pencapaian sasaran MDGs menjadi salah satu prioritas utama bangsa Indonesia.

Pencapaian tujuan dan target tersebut bukanlah semata-mata tugas pemerintah tetapi

merupakan tugas seluruh komponen bangsa (Bappenas,2008).

Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals) adalah untuk

mengurangi lebih dari separuh orang – orang yang menderita akibat kelaparan,

menjamin kesenjangan semua anak untuk menyelesaikan pendidikan dasarnya,

mengentaskan kesenjangan gender pada semua tingkta pendidikan, mengurangi

kematian anak balita hingga 2/3, dan mengurangi hingga separuh jumlah orang yang

tidak memiliki akses air bersih pada tahun 2015.

Page 5: Laporan Praktek Belajar Lapangan

Target dalam program MDGs yaitu membasmi kemiskinan dan kelaparan. Mencapai

pendidikan dasar, mempromosikan persamaan gender, menurunkan Angka Kematian

Bayi (AKB), memperbaiki kesehatan ibu hamil, memberantas HIV/AIDS, amalria dan

penyakit lain, menjamin kelayakan lingkubgan dan membangun perserikatan global

untuk pembangungan (development).

Angka Kematian Bayi di Sumatera Utara menunjukkan penurunan dari 46 pada

tahun 2004 menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2007, namun masih

diperlukan perhatian dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara untuk mencapai target

MDGs sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup pada kematian anak di Sumatera Utara,

mencerminkan adanya perbedaan akses atas pelayanan kesehatan, terutama di

daerah-daerah miskin dan terpencil. Prioritas Pemerintah Sumatera Utara ke depan

adalah memperkuat sistem kesehatan dan meningkatkan akses pada pelayanan

kesehatan terutama bagi masyarakat miskin, daerah tertinggal dan daerah terpencil.

Kebidanan komunitas merupakan pelayanan kebidanan profesional yang ditujukan

kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dengan upaya

mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit, peningkatan

kesehatan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan

melibatkan klien sebagai mitra dalam pelayanan perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi pelayanan kebidanan.

Unsur – unsur yang tercakup di dalam kebidanan komunitas adalah tenaga

kesehatan khususnya bidan, pelayanan kebidanan, sasaran pelayanan kesehatan,

lingkungan, pengetahuan serta teknologi.

Sasaran dalam pelayanan kebidanan komunitas yaitu masyarakat umumnya dan

khususnya ibu dan anak balita. Masyarakat adalah sekelompok manusia yang telah

hidup dan bekerja sama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan

menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas – batas yang

telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat merupakan keompok individu yang saling

berinteraksi, saling tergantung bekerja sama untuk mencapai tujuan.

Page 6: Laporan Praktek Belajar Lapangan

Masalah kesehatan masyarakat dapat bermula dari perilaku individu, keluarga

ataupun prilaku – prilaku kelompok dalam banyak hal. Tenaga kesehatan harus

meningkatkan ilmu pengetahuan agar tercipta masyarakat yang sejahtera, sehingga

tercapai tujuan pembangunan MDGs yaitu menurunkan angka kematian ibu dan anak.

Asuhan Kebidanan Komunitas adalah bentuk pelayan / asuhan langsung berfokus

pada kebutuhan dasar komunitas, yang berkaitan dengan kebiasaan atau pola prilaku

masyarakat yang tidak sehat. Asuhan kebidanan komunitas juga merupakan bagian

integral dari sistem pelayanan kesehatan, khususnya dalam pelayanan kesehatan ibu,

anak dan Keluarga Berencana.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Melaksanakan praktek belajar lapangan (PBL) mahasiswa diharapkan mampu

melaksanakan pembinaan kesehatan masyarakat dan menerapkan manajemen

asuhan kebidanan tingkat masyarakat di Kelurahan Urung Kompas Kecamatan

Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu.

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Mampu melaksanakan pengkajian pengumpulan data, pengolahan data,

analisa data, perumusan masalah dan prioritas masalah.

b. Mampu menyusun perencanaan penanggulangan masalah kesehatan

masyarakat.

c. Mampu melaksanakan pembinaan kesehatan tingkat masyarakat

d. Mampu melaksanakan penilaian/evaluasi, khususnya pembinaan kesehatan

masyarakat.

Page 7: Laporan Praktek Belajar Lapangan

1.3 Manfaat

a. Bagi Masyarakat

Masyarakat dapat mengenal masalah kesehatan yang terjadi dan mampu

menanggulanginya secara mandiri.

b. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa mampu menerapkan kebidanan komunitas terhadap situasi nyata di

masyarakat.

c. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan dalam proses belajar

mengajar dalam bidang kebidanan komunitas secara nyata di tingkat

masyarakat.

1.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup praktek belajar lapangan (PBL) di desa adalah sebagai berikut :

a. Kesehatan Ibu Hamil

b. Kesehatan Ibu bersalin

c. Kesehatan ibu nifas

d. Kesehatan ibu menyusui

e. Kesehatan ibu dan balita

f. Kesehatan remaja (10-20 tahun )

g. Kesehatan ibu menopause

h. Kesehatan lansia

1.5 Waktu

Waktu praktek belajar lapangan (PBL) dimulai dari tanggal ...............

1.6 Lokasi

Lokasi praktek belajar lapangan (PBL) di Kelurahan Urung Kompas Kecamatan

Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu.

Page 8: Laporan Praktek Belajar Lapangan

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Defenisi Masyarakat

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau saling

berinteraksi. Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi. Kesatuan hidup manusia yang

berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat continue dan

terikat oleh suatu rasa identitas bersama (Kontjaraningrat,1990).

Masyarakat atau komunitas adalah menunjuk pada bagian masyarakat yang

bertempat tinggal di suatu wilayah dengan batas – batas tertentu, dimana yang menjadi

dasarnya dalah interaksi yang lebih besar ari anggota – anggotanya, dibandingkan

dengan penduduk di luar batas wilayahnya.

2.2Tipe – tipe Masyarakat

Menurut Gilin dan Gilin lembaga masyarakat dapat diklarifikasikan sebagai berikut :

a. Dilihat dari Sudut Perkembangannya

1. Cresive Institution

Lembaga masyarakat yang laing primer, merupakan lembaga – lembaga

yang secara tidak sengaja tumbuh dari adat – istiadat masyarakat, misalnya

yang menyangkut : hak milik, perkawinan, agama dan sebagainya.

2. Enacted Institution

Lembaga kemasyarakatan yang sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan

tertentu, misalnya yang menyangkut : lembaga utang piutang, lembaga

perdagangan, pertanian , pendidikan yang kesemuanya berakar kepada

kebiasaan – kebiasaan dalam masyarakat. Pengalaman – pengalaman dalam

melaksanakan kebiasaan – kebiasaan tersebut di sistematisasi, yang

kemudian dituangkan ke dalam lembaga- lembaga yang disahkan oleh

Negara.

Page 9: Laporan Praktek Belajar Lapangan

b. Dilihat dari Sudut Nilai yang Diterima Oleh Masyarakat

1. Basic Institution

Adalah lembaga kemasyarakatan yang sangat penting untuk memelihara dan

mempertahankan tata tertib dalam masyarakat, diantaranya keluarga,

sekolah – sekolah yang dianggap sebagai institusi dasar yang pokok.

2. Subsidiary Institution

Lembaga - lembaga kemasyarakatan yang muncul tetapi dianggap kurang

penting, karena untuk memenuhi kegiatan – kegiatan tertentu saja. Misalnya

pembentukan panitia rekreasi, pelantikan / wisuda bersama dan sabagainya.

c. Dilihat dari Sudut Penerimaan Masyarakat

1. Approved atau Social Sanctioned Institution

Adalah lembaga yang diterima oleh masyarakat seperti sekolah, perusahaan,

koperasi dan sebagainya.

2. Unsanctioned Institution

Adalah lembaga – lembaga masyarakat yang ditolak oleh masyarakat,

walaupun kadang – kadang masyarakat tidak dapat memberantasnya,

misalnya kelompok – kelompok penjahat, pemeras,pelacur, gelandangan dan

pengemis dan lain – lain.

d. Dilihat dari Sudut Penyebarannya

1. General Institution

Adalah lembaga masyarakat didasarkan atas faktor penyebarannya. Misalnya

agama karena dikenal hampir semua masyarakat di dunia.

2. Restricted Institution

Adalah lembaga – lembaga agama yang dianut oelh masyarakat tertentu saja

misalnya Budha banya dianut oleh Muangthai, Vietnam, Kristen Katolik

banyak dianut oleh masyarakat Itali , Prancis , Islam oleh masyarakat Arab

dan sebagainya.

Page 10: Laporan Praktek Belajar Lapangan

e. Dilihat dari Sudut Fungsinya

1. Operative institution

Adalah lembaga yang bertujuan untuk menghimpun pola-pola atau tata cara

yang diperlukan untuk mencapai tujuan lembaha yang bersangkutan seperti

lembaga industri.

2. Regulative Institution

Adalah lembaga yang bertujuan untuk mengawasi adat – istiadat atau tata

kelakuan yang tidak menjadi bagian mutlak daripada lembaga itu sendiri,

misalnya hukum diantaranya kejaksaan , pengadilan dan sebagainya.

2.3 Ciri – ciri Masyarakat

Dilihat dari struktur sosial dan kebudayaan masyarakat Indonesia dibagi dalam 3

kategori dengan ciri – ciri sebagai berikut :

1. Masyarakat Desa

a. Hubungan keluarga dan masyarakat sangat kuat

b. Hubungan didasarkan kepada adat – istiadat yang kua sebagai organisasi

sosial

c. Percaya pada kekuatan – kekuatan gaib

d. Tingkat buta huruf relative tinggi

e. Berlaku hukum tidak tertulis yang intinya diketahui dan dipahami oleh setiap

orang.

f. Tidak ada lembaga pendidikan khusus di bidang tehnologi dan keterampilan

diwariskan orangtua langsung kepada keturunannya.

g. Sistem ekonomi sebagian besar ditujukan untuk memenuhi kebutuhan

keluarga dan sebagian kecil dijual di pasaran untuk memenuhi kebutuhan

lainnya dan uang berperan sangat terbatas.

h. Semangat gotong – royong dalam bidang sosial dan ekonomi sangat kuat.

Page 11: Laporan Praktek Belajar Lapangan

2. Masyarakat Madya

a. Hubungan keluarga masih sangat kuat dan hubungan kemasyarakatan

mulai mengendur.

b. Aat – istiadat masih dihormati dan sikap masyarakat mulai terbuka dari

pengaruh luar.

c. Timbul rasionalitas pada cara berfikir, sehigga kepercayaan terhadap

kekuatan gaib mulai berkurang dan akan timbul kembali apabila telah

kehabisan akal.

d. Timbul lembaga pendidikan formal dalam masyarakat terutama pendidikan

dasar dan menengah.

e. Tingkat buta huruf mulai menurun

f. Hukum tertulis mulai mendamoingi hukum tidak tertulis

g. Ekonomi masyarakat lebih banyak mengarah kepada produksi pasaran,

sehingga menimbulkan lebih banyak deferensisasi dalam struktur

masyarakat karenanya uang semakin meningkat penggunaannya.

h. Gotong – royong tradisional tinggal untuk keperluan sosial dikalangan

keluarga dan tetangga. Dan kegiatan – kegiatan umum lainnya di dasarkan

upah.

2.4 Tahapan Pelaksanaan Masyarakat Pada Tingkat Masyarakat Desa

2.4.1 Pengkajian

Adalah sekumpulan tindakan yang digunakan untuk mengukur keadaan

klien (keluarga) dengan memakai norma – norma kesehatan kelaurga

maupun sosial, yang merupakan sistem yang terintegrasi dan kesanggupan

keluarga untuk mengatasinya. Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian

adalah :

1. Pengumpulan Data

Adalah langkah awal untuk menentukan masalah dan kebutuhan

kelompok akan pelayanan kesehatan.

Page 12: Laporan Praktek Belajar Lapangan

a. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari kepala desa, sekretaris desa dan kepala

dusun. Data tersebut meliputi :

Lokasi daerah binaan

Keadaan geografi

Luas wilayah

b. Data Primer

Data yang diperoleh secara langsung dari kepala keluarga melalui

wawancara langsung, seperti :

Tingkat pendidikan

Pekerjaan

Tingkat ekonomi

Kebudayaan dan kebiasaan

c. Data kesehatan

Data yang diperoleh dari petugas kesehatan desa, seperti bidan

desa dan petugas puskesmas desa. Data tersebut berupa :

Kesehatan ibu dan anak

Keadaan gizi masyarakat

Keluarga berencana

Imunisasi

Penyakit – penyakit yng diderita

d. Keadaan kesehatan lingkungan

Dapat dilihat langsung melalui pengamatan pada saat melakukan

wawancara kepada masyarakat, seperti :

Perumahan

Sumber air bersih

Tempat pemuangan sampah sekunder primer

Pembuangan air kotor

Jamban

Page 13: Laporan Praktek Belajar Lapangan

2. Pengolahan Data

Adalah merupakan suatu kegiatan untuk mengolah data yang

dikumpulkan, setelah itu data diteliti kembali. Apabila terdapat data yang

kurang lengkap, maka dilengkapi kembali. Setelah data terkumpul

kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data, dengan langkah –

langkah sebagai berikut :

a. Klasifikasi data

b. Melakukan perhitungan dari setiap item dengan cara telly

c. Tabulasi data

d. Interpretasi data

3. Analisa Data

Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan

menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki

sehingga dapat diketahui kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh

masyarakat.

Pedoman analisa data adalah sebagai berikut :

a. Menyusun kategorisasi data secara sistematis dan logis

b. Identifikasi kesenjangan data

c. Menyusun pola alternative pemecahan masalah

d. Menerapkan teori, mode kerangka kerja, norma dan standart yang

kemudian dibandingkan dengan data dan kesenjangan yang

ditentukan.

e. Identifikasi kemampuan dan sumber daya masyarakat yang dapat

menunjang perawatan kesehatan masyarakat

f. Membuat hubungan sebab akibat antara data dengan masalah yang

diambil.

Cara analisa data adalah sebagai berikut :

Page 14: Laporan Praktek Belajar Lapangan

Validasi data dengan cara meneliti kembali data yang terkumpul

Mengklarifikasi data

Dibandingkan dengan standart dan kriteria

Membuat kesimpulan tentang kesenjangan masalah yang ditemukan.

4. Menetapkan masalah dan skala prioritas

Berdasarkan analisa dapat diketahui masalah kesehatan yang dihadapi oleh

masyarakat dan semua masalah tersebut tidak mungkin dapat diatasi sekaligus.

Oleh karena itu diperlukan prioritas masalah.

a. Menetapkan masalah

Menetapkan masalah kesehatan masyarakat berdasarkan :

Masalah yang ditetapkan dari data umum

Contoh : keadaan kesehatan lingkungan yang kotor atau kurang

memenuhi kesehatan.

Masalah yang di analisa dari hasil kesenjangan pelayanan kesehatan

Contoh : rendahnya cakupan keluarga berencana

Berikut contoh menganalisa data kesehatan msyarakat di suatu daerah binaan.

Analisa Data di ...................

No Data Masalah Penyebab

b. Menetapkan skala prioritas

Page 15: Laporan Praktek Belajar Lapangan

Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk menentukan tindakan yang

lebih dahulu ditanggulangi karena dianggap mengancam kehidupan masyarakat

secara keseluruhan.

Kriteria skala prioritas

1. Perhatian masyarakat yang meliputi pengetahuan , sikap, keterlibatan

emosi masyrakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapi dan

urgensinya untuk ditanggulangi.

2. Prevalensi yang menunjukkan jumlah kasus (masalah) yang

ditemukan pada saat tertentu.

3. Beratnya masalah, adalah seberapa jauh masalah tersebut dapat

menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat.

4. Kemungkinan masalah untuk dikelola dengan cara

mempertimbangkan berbagai alternatif dalam cara – cara

pengelolaan masalah yang menyangkut biaya, sumber daya yang

tersedia, sarana dan prasarana yag ada serta kesulitan yang mungkin

timbul dalam proses pelaksanaan dan cara – cara yang dipilih.

Berikut adalah salah satu contoh perhitungan dalam menentukan kala

prioritas kesehatan masyarakat di suatu daerah binaan.

Prioritas Masalah Kesehatan di ..........................................

MasalahPerhatian

Masyarakat

Poin

Prevalensi

Tingkat

Bahaya

Kemungkinan

Untuk

Dikelola

Nilai

Total

Maal Nutrisi +++(3) +++(3) ++++(4) +++(3) 108

ANC yang kurang

baik+++(3) ++(2) ++++(4) ++(2) 48

Imunisasi ++(2) +++(3) ++++(4) ++(2) 38

Penyakit Penyakit

1. GED ++++(4) +++(3) ++++(4) +++(3) 148

Page 16: Laporan Praktek Belajar Lapangan

2. TBC

3. Pneumonia

4. Kulit

+++(3)

+++(3)

+++(3)

++(2)

++(2)

++(2)

++++(4)

+++(3)

+++(3)

++++(4)

+++(3)

++(2)

96

72

32

Cara Perhitungan :

a. Nilai total didapatkan dengan mengalihkan semua nilai masing – masing kriteria,

contoh : kulit 3 x 2 x 3 x 2 = 32

b. Bobot yang tertinggi menjadi prioritas pertama dala, penanggulangan masalah

5. Menetapkan perencanaan asuhan kesehatan masyarakat

a. Tetapkan tujuan yang akan dicapai berdasarkan masalah atau prioritas

masalah yang ditetapkan.

b. Tetapkan sasaran dan target kegiatan yang akan dicapai dari setiap

permasalahan yang akan ditanggulangi dan dibandingkan dengan target

daerah atau nasional. Sasaran kegiatan dapat meliputi :

Keluarga rawan (keluarga resiko tinggi)

Kelompok khusus (bumil, bulin, bufas, buteki, PUS, bayi dan balita )

Kelompok – kelompok masyarakat tertentu atau masyarakat secara

keseluruhan.

Lembaga – lembaga masyarakat (panti, sekolah, perusahaan, dan

lembaga – lembaga swadaya masyarakat termasuk posyandu dan

sebagainya).

c. Tetapkan mekanisme pelaksanaan kegiatan dari tipe kegiatan yang

dilaksanakan meliputi :

Tenaga pengelola dan pelaksana

Pola atau bentuk kerja sama lintas sektoral dan program dari instansi

terkait

Sumber daya penduduk : biaya, sarana dan prasarana yang ada.

Lokasi pembinaan

Page 17: Laporan Praktek Belajar Lapangan

Waktu atau jadwal kegiatan

d. Menyusun perencanaan kegiatan mingguan, bulanan, tahunan

e. Menetapkan kriteria dan standart untuk mencapai tujuan.

2.4.2 Perencanaan

Perencanaan adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan untuk

dilaksanakn dan memecahkan masalah kesehatan masyarakat yang telah

diidentifikasi. Perencanaan asuhan kesehatan masyarakat disusun

berdasarkan diagnosa yang telah ditetapkan. Rencana kegiatan yang

disusun mencakup.

I. Merumuskan tujuan kegiatan yang akan dicapai

II. Rencana tindakan kegiatan yang akan dilaksanakan

III. Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan

Kritreia rumusan tujuan :

1. Berfokus pada masyarakat

2. Jelas dan singkat

3. Dapat diukur dan di observasi

4. Realistik

5. Waktu relatif dibatasi

6. Melibatkan peran serta masyarakat

Page 18: Laporan Praktek Belajar Lapangan

Rencana Tindakan

Langkah dalam perencanaan kesehatan masyarakat :

1. Identifikasi alternatif tindakan

2. Tetapkan teknik dan prosedur yang digunakan

3. Libatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perencanaan

( musyawarah masyarakt desa, loka karya mini)

4. Pertimbangka sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia

5. Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuha yan

sangat dirasakan masyarakat

6. Mengarah pada tujuan yang akan dicapai

7. Tindakan harus bersifat realistis

8. Disusun secara berurutan

Kriteria dalam Perencanaan :

1. Memakai kata kerja yang tepat

2. Dapat dimodifikasikan

3. Bersifat spesifik

a. Siapa yang akan melakukan

b. Apa yang dilakukan

c. Dimana dilakukakan

d. Kapan dilakukan

e. Bagaimana dilakukan

f. Frekuensi melakukan

2.4.3 Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan yang telah

Disusun.

Prinsip – prinsip dalam pelaksanaan :

1. Berdasarkan respon masyarakat

Page 19: Laporan Praktek Belajar Lapangan

2. Disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia pada masyarakat

3. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pemeliharaan diri sendiri serta

lingkungannya.

4. Bekerja sama dengan profesi lain

5. Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit

6. Mempertimbangkan kebutuhan kesehatan dan perawatan masyarakat secara

esensial.

7. Memperhatikan perubahan lingkungan masyarakat

8. Melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan

tindakan.

2.4.4 Penilaian

Penilaian adalah merupakan tahap yang menentukan apakah tujuan

tercapai. Penilaian selalau berkaitan dengan tujuan. Apabila dalam penilaian

tujuan tidak tercapai maka perlu dicari penyebabnya.

Kegiatan yang dilakukan dalam penilaian adalah :

a. Membandingkan hasil kegiatan yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah

ditetapkan.

b. Menilai efektifitas proses kegiatan mulai dari tahap pengkajian sampai dengan

pelaksanaan.

c. Hasil kegiatan digunakan sebagai bahan perencanaan selanjutnya apabila

masalah belum teratasi.

Kegunaan penilaian :

a. Untuk menentukan perkembangan kegiatan kesehatan masyarakat yang

diberikan.

b. Untuk menilai hasil guna, daya guna, dan produktifitas asuhan kegiatan yang

diberikan.

c. Menilai pelaksanaan asuhan kegiatan sebagai umpan balik untuk memperbaiki

atau menyusun siklus baru dalam proses kegiatan.

Page 20: Laporan Praktek Belajar Lapangan

BAB III

GAMBARAN UMUM WILAYAH